prosedur pemeriksaan radiografi sinus paranasal 1

11
Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal Menurut Bontrager (2010) teknik radiografi sinus paranasal adalah teknik penggambaran sinus dengan menggunakan sinar–x untuk memperoleh radiograf guna membantu menegakkan diagnosa. a. Patologi pemeriksaan radiografi sinus paranasal Patologi yang sering terjadi sehingga dilakukkannya pemeriksaan radiograf sinus paranasal adalah Ssinusitis, osteomalitis dan sinus polip b. Persiapan alat dan bahan, meliputi : Alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah pesawat sinar-X, kaset dan film ukuran 18 x 24 cm, marker R dan L dan plester, apron, ID camera, grid dan alat prossesing film. Penggunaan identitas pada radiograf dengan marker meliputi informasi tanggal pemeriksaan, nama atau nomor pasien, kanan atau kiri dan instiusi. c. Persiapan Pasien Persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan radiografi sinus paranasal antara lain melepaskan benda-benda logam,plastik atau benda lain yang terdapat dikepala. Pengambilan radiograf dengan pasien berdiri atau tiduran. d. Teknik Radiografi sinus paranasal (Standar) 1) Proyeksi lateral

Upload: widhi-astuti

Post on 29-Dec-2015

264 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal 1

Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal

Menurut Bontrager (2010) teknik radiografi sinus paranasal adalah teknik

penggambaran sinus dengan menggunakan  sinar–x untuk memperoleh radiograf

guna membantu menegakkan diagnosa.

a. Patologi pemeriksaan radiografi sinus paranasal

Patologi yang sering terjadi sehingga dilakukkannya pemeriksaan

radiograf sinus paranasal adalah Ssinusitis, osteomalitis dan sinus polip 

b. Persiapan alat dan bahan, meliputi :

Alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah pesawat sinar-X, kaset dan

film ukuran 18 x 24 cm, marker R dan L dan plester, apron, ID camera,

grid dan alat prossesing film. Penggunaan identitas pada radiograf dengan

marker meliputi informasi tanggal pemeriksaan, nama atau nomor pasien,

kanan atau kiri dan instiusi.

c. Persiapan Pasien

Persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan radiografi sinus

paranasal antara lain melepaskan benda-benda logam,plastik atau benda

lain yang terdapat dikepala. Pengambilan radiograf dengan pasien berdiri

atau tiduran.

d. Teknik Radiografi sinus paranasal (Standar)

1)  Proyeksi lateral

Menurut Bontrager (2010), tujuan dilakukannya proyeksi lateral adalah

untuk menampakkan patologi sinusitis, osteomilitis dan polip. Teknik

pemeriksaan proyeksi lateral:

a)     Posisi pasien

Atur pasien posisi berdiri

b)     Posisi objek:

(1) Letakkan lateral kepala yang sakit dekat dengan kaset

Page 2: Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal 1

(2) Atur kepala hingga benar-benar pada posisi lateral (MSP sejajar

kaset)

(3) IPL tegak lurus kaset

(4) Atur dagu hingga IOML tegak lurus terhadap samping depan

kaset 

c)     Sinar pusat:

(1) Arah sinar tegak lurus horizontal terhadap kaset

(2) Titik bidik tegak lurus terhadap kaset diantara outer canthus

dan EAM

(3) Minumin SID 100 cm

d)    Kolimasi   

Pada semua rongga sinus

e)    Pernafasan :

Pasien tahan nafas selama ekposi berlangsung

f)     Kriteria radiograf : Tampak sinus maksillaris,sinus spenoid, sinus

frontal dan sinus ethimoid tampak secara lateral (gambar 2.16).  

Proyeksi Lateral

Page 3: Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal 1

Radiograf Proyeksi Leteral

2)  Proyeksi PA (Cadwell method)

Menurut Bontrager (2010), tujuan dilakukannya proyeksi PA (Cadwell

method) adalah untuk menampakkan patologi adalah sinusitis, osteomilitis

dan polip. Teknik pemeriksaan proyeksi lateral:

a)     Posisi pasien

  Atur pasien dalam keadaan erect

b)     Posisi objek:

(1) Letakkan hidung dan dahi pasien menempel pada kaset, atau ekstensikan

kepala hingga OML membentuk sudut 150 dari kaset

(2) MSP tegak lurus kaset

c)     Sinar pusat:

(1) Atur arah sinar horizontal, sejajar dengan kaset

(2) Titik bidik keluar nasion

(3) Minimum SID 100 cm

d)    Kolimasi   

  Pada semua rongga sinus

e)     Pernafasan

Page 4: Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal 1

  Pasien tahan nafas selama pemeriksaan berlangsung

f)    Kriteria radiograf : Tampak sinus frontal diatas sutura frontonasal, cairan

anterior etmoid tergambarkan secara lateral terhadap tulang nasal langsung

dibawah sinus frontal. (gambar 2.18)

Posisi PA ( Caldwell Method) sinar pusat horizontal, OML 150 terhadap kaset,

jika tidak dapat tegak lurus buky dapat dimiringkan 150

Radiograf Proyeksi PA ( Caldwell Methode)

Page 5: Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal 1

3)   Proyeksi parietoacanthial (waters methode close mouth)

      Menurut Bontrager (2010), tujuan dilakukannya proyeksi parietoacanthial (waters

methode close mouth) adalah untuk menampakkan patologi sinusitis, osteomilitis

dan polip. Teknik pemeriksaan proyeksi parietoacanthial (waters method close

mouth):

a)     Posisi pasien

Atur pasien dalam posisi erect

b)     Posisi objek:

(1) Ekstensikan leher, letakkan dagu dan hidung pada permukaan kaset.

(2) Atur kepala hingga MML (mento meatal line) tegak lurus kaset, sehingga OML

akan membentuk sudut 370 dari kaset.

(3) MSP tegak lurus terhadap grid

c)     Sinar pusat:

(1) Atur arah sinar horizontal tegak lurus pertengahan kaset keluar dari acanthion

(2) Minimum SID 100 cm

d)     Kolimasi   

Pada semua rongga sinus

e)     Pernafasan

Pasien tahan nafas selama eskpos berlangsung

     Kriteria radiograf : Sinus maksillaris tampak tidak super posisi dengan

prosesus alveolar dan petrous ridges.Inferior orbital rim tampak Sinus frontal

tampak oblique (gambar 2.20) 

Proyeksi parietoachantial (waters method close mouth)

Page 6: Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal 1

Radiografi Proyeksi parietoachantial (waters method close mouth)

e.      Teknik Radiografi sinus paranasal (Khusus)

1)      Proyeksi parietoacanthial (waters method open mouth)

Menurut Bontrager (2010), tujuan dilakukannya proyeksi  parietoacanthial

(waters method open mouth)  untuk menampakkan patologi sinusitis,

osteomilitis dan polip. Teknik pemeriksaan proyeksi parietoacanthial

(waters method open mouth):

a)     Posisi Pasien

Atur pasien dalam posisi erect dan membuka mulut                    

b)     Posisi Objek :

(1) Ekstensikan leher, istirahatkan dagu di meja pemeriksaan

(2) Atur kepala sehingga OML membentuk sudut 370 terhadap kaset (MML akan

tegak lurus dengan mulut yang terbuka)

(3) MSP tegak lurus terhadap grid

c)     Sinar pusat :

(1) Arah sinar tegak lurus horizontal terhadap kaset

(2) Titik bidik pada pertengahan kaset keluar menuju acanthion

(3) Minimum SID 100 cm

Page 7: Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal 1

d)     Kolimasi     

Pada semua rongga sinus

e)     Pernafasan

Pasien tahan nafas selama pemeriksaan berlangsung

f)   Kriteria radiograf : Sinus maksillaris tampak tidak super posisi dengan

prosesus alveolar dan petrous ridges, Inferior orbital rim tampak, Sinus

frontal tampak oblique dan tampak sinus spenoid dengan membuka mulut

(gambar 2.22).

Proyeksi parietoachantial (waters method open mouth)

Radiografi proyeksi parietoachantial (waters method open mouth)

Page 8: Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal 1

2)     Proyeksi Submentovertex (SMV)

Menurut Bontrager (2010), tujuan dilakukannya proyeksi  Submentovertex

(SMV) adalah untuk menampakkan patologi sinusitis, osteomilitis dan polip.

teknik pemeriksaan proyeksi Submentovertex (SMV). 

a)     Posisi Pasien

Atur pasien dalam keadaan erect (berdiri), jika memungkinkan untuk

menampakkan batas ketinggian cairan.

b)     Posisi Objek:

(1) MSP tegak lurus kaset

(2) Tengadahkan  Dagu, hyperextensikan leher jika memungkinkan hingga IOML

paralel kaset. Puncak kepala menempel pada kaset.

c)     Sinar pusat :

(1)    Arah sinar tegak lurus IOML

(2)    Titik bidik jatuh di pertengahan sudut mandibular

(3)    Minimum SID 100 cm

d)     Kolimasi   

Pada semua rongga sinus

e)     Pernafasan

Pasien tahan nafas selama eksposi berlngsung

f)      Kriteria radiograf : Tampak sinus sphenoid, ethmoid, maksillaris dan fossa

nasal (gambar 2.24)

Proyeksi submentoverteks

Page 9: Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal 1

Radiografi proyeksi submentovertex