prosedur pembiayaan ba’i bitsaman ajil (bba) pada...

112
PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan Kepada STAIN Salatiga Untuk memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi Strata DIII Perbankan Syariah Disusun Oleh : Nama : Ardhi Kusuma Wardana Nim : 20108043 JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011

Upload: others

Post on 14-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA)

PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS)

BMT RAMA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada STAIN Salatiga

Untuk memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Studi Strata DIII Perbankan Syariah

Disusun Oleh :

Nama : Ardhi Kusuma Wardana

Nim : 20108043

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2011

Page 2: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman
Page 3: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA)

PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS)

BMT RAMA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada STAIN Salatiga

Untuk memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Studi Strata DIII Perbankan Syariah

Disusun Oleh :

Nama : Ardhi Kusuma Wardana

Nim : 20108043

PROGRAM STUDI

PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2011

Page 4: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 2 (dua) eksemplar Salatiga,11 Agustus 2011

Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

Di _

Salalatiga

Asslamu’alaikum Wr. Wb

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka

tugas akhir saudara :

Nama : Ardhi Kusuma Wardana

NIM : 20108043

Judul : Prosedur Pembiayaan Ba’i Bisaman Ajil (BBA) Pada Koperasi Simpan

Pinjam Syarih (KSPS) BMT RAMA Salatiga.”

Dapat diajukan dalam sidang munaqasyah.

Demikian untuk dijadikan periksa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing Tugas Akhir

Mochlasin, M.A

NIP. 19710923 200604 1 002

Page 5: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

TUGAS AKHIR

PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA)

PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS)

BAITUL MAAL WATAMWIL (BMT) RAMA SALATIGA

DISUSUN OLEH

ARDHI KUSUMA WARDANA

NIM : 20108043

Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 22 Agustus

2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sebutan A.Md.E.Sy (Ahli Madya Ekonomi Syariah)

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd ( )

Sekertaris Penguji : Benny Ridwan,M.Hum ( )

Penguji I : Drs.H.Alfred L.,M.Si ( )

Penguji II : Ilyas Muhmi ( )

Penguji III : Mochlasin, M.Ag ( )

Salatiga, 22 agustus 2011

Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag

NIP.19580827 198303 1 002

Page 6: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

- TIDAK ADA DAYA DAN UPAYA KECUALI DARI ALLAH.

- JIKA ALLAH BERKEHENDAK JADI MAKA JADILAH.

PERSEMBAHAN terimakasih

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia rahmat beserta hidayah-Nya tugas akhir ini saya persembahakan:

1. Kedua Ortuku, Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa dan kasih sayang. 2. Eyang dan Simbah terimakasih cucunya selalu di doakan. 3. Keluarga besarku yang selalu memberikan motifasi dan dukungan selama masa

kuliyahku. 4. De2k ku sayang yang memberikan semuanya. 5. Para sahabatku yang ada dikala suka maupun duka kita saling membantu. 6. Irfani terimakasih yang dengan ikhlas hampir selama 2 tahun menjadi

tumpangan berangkat dan pulang kuliyah. 7. Seluruh staf dan jajaran KSPS BMT Rama Salatiga, terima kasih atas semua

bantuanya. 8. Teman – teman Diploma III angkatan 2008 Perbankan Syariah. 9. Pihak-pihak yang telah mendoakan dan membantu.

Page 7: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

ABSTRAK

ARDHI KUSUMA WARDANA (20108043) PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I

BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAM PINJAM SYARIAH

(KSPS) BMT RAMA SALATIGA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana alur dan sistem

realisasi pembiayaan yang telah dilakukan pada KSPS BMT RAMA Salatiga,serta

untuk mengetahui kelebihan dari pembiayaanya.Permasalahan dalam penelitian

ini adalah bagaimana melakukan prinsip kehati-hatian dalam merealisir calon

nasabah pembiayaan, guna menanggulangi permasalahan yang akan menimbulkan

kredit macet. Maka dari upaya mengurangi resiko kredit macet di perlukan

berbagai langkah pemberian penbiayaan; di molai dari pengajuan permohonan

pembiayaan syarat-syarat administrasi, surve oleh petugas lapangan, kemudian

dikomitekan dengan manajer, proses pencairan pembiayaan. Dari pengamatan di

KSPS BMT RAMA Salatiga pembiayaan yang paling efektif diterapkan dengan

kategori nasabah kebanyakan adalah menggunakan produk Ba’i Bitsaman

Ajil.Simpulan dari penelitian ini bahwa produk Ba’i Bitsaman Ajil sangat cocok

dengan kriteria nasabah kebanyakan dan diterapkan dalam pembiayaan di KSPS

BMT RAMA, maka prosedur-prosedur dalam merealisir pembiayan faktor

penting guna meminimalkan penyebap kredit macet.

Page 8: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan berkah rahmat serta hidayah-Nya dan semata-mata karena kehendak-

Nya penyusunan naskah tugas akhir ini dapat terselesaikan. Hal ini merupakan

karunia dan kebahagiaan yang tiada tara karena dengan kuasa-Nya penulis dapat

memenuhi salah satu gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah.

Banyak tantangan,hambatan, dan kesulitan yang kerap dihadapi penulis

setiap saat baik dalam masa persiapan, pelaksanaan, terlebih pada saat

penyusunan penulisan tugas akhir ini. Akan tetapi berkat bantuan, motifasi serta

bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung

akhirnya penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Berkenaan dengan penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa

banyak pihak yang yang membantu dalam penyelesaianya, maka dari itu penulis

menyampaikan banyak terimakasih kepada :

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Drs.Mubasirun,M.Ag selaku ketua jurusan Syariah.

3. Abdul Azis NP., M.M selaku Ketua Program Studi Diploma III Perbankan

Syariah.

4. Bapak Moclasin, M.Ag selaku Dosen pembimbing saya yang telah

memberikan banyak pengarahan, bimbingan, keikhlasan dalam penyelesaian

penulisan tugas akhir ini.

Page 9: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

5. Faqih Nabhan, MM beserta Istri selaku manajer tempat magang yang

memberikan data sebagai bahan penulisan tugas akhir saya.

6. Semua staf KSPS BMT RAMA Salatiga, yang telah banyak menurunkan

ilmunya kepada saya.

7. Bapak dan Ibu dosen DII Perbankan Syariah yang mengampu saya selama

masa perkuliyahan.

8. Kedua Ortuku dan Keluarga besarku yang selelu memberikan doa restu serta

kasih sayang dan motifasi.

9. De2ku sayang yang memberikan semuanya.

10. Tak luput juga para sahabatku yang senasip seperjuangan, semua mahasiswa

DII Perbankan Syariah 2008.

11. Serta pihak-pihak lain yang membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.

Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan tugas akhir

ini penyusun menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan, oleh karena itu

penyusun mengharap saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi

penulisan yang mendatang.

Akhirnya penulisan tugas akhir ini terselesaikan semoga bermanfaat bagi

penulis sendiri serta untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Salatiga , Agustus 2011

Penulis

Page 10: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….…………..

HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... iv

ABSTRAK ……………………………………………………………………… v

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..... vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………….. 5

C. Tujuan ……………………………………………………… 5

D. Kegunaan ………………………………………………….. 6

E. Telaah Pustaka ……………………………………………... 6

F. Metode Penelitian …………………….................................. 9

G. Sistematika Penelitian …………………………….………. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pembiayaan ………………………………..….. 13

Page 11: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

B. Jenis Pembiayaan …………………………………………. 18

C. Prinsip Pembiayaan …………………………………….…. 20

D. Piutang Murabahah ……………………………………….. 23

E. Pengetahuan Ba’I Bisaman ajil …………………………… 26

BAB III LAPORAN OBJEK

A. Gambaran Umum KSPS BMT RAMA Salatiga …..……… 26

B. Sejarah Berdirinya KSPS BMT RAMA Salatiga …..……... 28

C. Lokasi KSPS BMT RAMA Salatiga …………………...…. 31

D. Tujuan KSPS BMT RAMA Salatiga ……………………... 31

E. Struktur Organisasi ……………………………………….... 32

F. Produk- produk KSPS BMT RAMA ……………………... 37

G. Ketentuan Simpanan Berjangka Mudharabah ………,,,,,,… 50

BAB IV ANALISIS

A. Prosedur Pembiayaan Murabahah BBA ………………..…. 78

B. Strategi Pembiayaan Pada KSPS BMT RAMA Salatiga ..… 83

C. Penanganan Pembiayaan Bermasalah KSPS BMT RAMA

Salatiga …………………………………………………….. 85

D. Cara Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah KSPS BMT

RAMA Salatiga …………………………………………… 86

E. Sangsi dan Denda …………………………………...…….. 93

Page 12: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………….. 93

B. Saran ……………………………………………………… 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 13: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit atau bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Sedangkan Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip syariah. Jika Perbankan Syariah adalah segala

sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah

menyangkut kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. Salah satu bank yang menggunakan prinsip

syariah adalah BMI Bank Muamalat Indonesia. BMI disinyalir merupakan

bank syariah pertama yang berdiri di Indonesia, sloganya BMI adalah

“pertama murni syariah”. (UU NO 21 Tahun 2008)

Islam sebagai sistem hidup (way of life), di dalamnya dibagi menjadi

tiga komponen penting, yakni akidah, syariah, dan akhlaq. Dua komponen

akidah dan akhlaq bersifat konstan, yakni tidak mengalami perubahan apa pun

dengan berbedanya waktu dan tempat. Lain hal dengan syariah, komponen

satu ini senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban

umat, yang berbeda-beda sesuai dengan masa rasul masing-masing (Syafi’I

Antonio, 2001: 4).

Page 14: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

Hal ini diungkapkan dalam surat Al-Maa’idah 48,

Ï9e@ ä3Ï9 $oYù=yèy_ öNä3ZÏB Zptã÷ŽÅ° %[̀$yg÷YÏBur 4 ... “… untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan

jalan…”

Manajemen Bank Syariah tidak banyak berbeda dengan

manajemen Bank Konvensional, namun adanya landasan Syariah serta

dengan Peraturan Pemerintah tentang Bank syariah dalam UU NO 21

Tahun 2008 tentang perbankan syariah tentu saja organisasi dan sistemnya

berbeda dengan Bank Konvensional. Didalam Bank Syariah terdapat

Dewan Syariah Nasional (DSN) yang bertugas mengawasi dan

mengarahkan lembaga-lembaga keuangan syariah untuk mendorong

penerapan prinsip syariah. Selain itu DSN juga berkewajiban memberikan

teguran terhadap lembaga-lembaga keuangan syariah yang melakukan

kesalahan/ menyimpang dari prinsip syariah. ( BI Petunjuk Pelaksanaan

Kantor Bank Syariah, 1999:22 ).

Pada perekonomian di Indonesia saat ini banyak sekali tingkat

penghasilan masyarakat yang tidak berimbang dengan angka kebutuhan

kehidupannya. Dengan kata lain ialah masih belum tercukupinya

penghasilan yang diperoleh masyarakat dengan kebutuhan hidupnya.

Maka dari itu para ahli ekonomi, perintah serta pengusaha perbankan

mencarikan solusi untuk mengentaskan angka kemiskinan di negeri

“gemah ripah loh jinawi” salah satunya adalah melalui kredit yang di

Page 15: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

kucurkan oleh industri perbankan guna mendongkrak ekonomi

masyarakat.

Dengan negara yang mayoritas penduduknya menganut agama

Islam Indonesia merupakan wadah yang cukup potensial guna

mengembangkan perekonomian Islam menggunakan prinsip syariah. Salah

satu lembaga keuangan Syariah yang ada adalah Baitul Mall Watamwil

(BMT) yang mengandung dua artian baitul mall dan baitul tamwil. Baitul

Mall mempunyai arti Rumah Harta sedangkan Baitul Tamwil yang berarti

Rumah Pembiayaan. Yang dapat dijabarkan sebagai rumah harta lembaga

ini dapat mengelola dana yang berasal dari zakat, infaq, dan sodaqoh,

sebagai rumah pembiayaan diwujudkan dengan transaksi-transaksi

keuangan yang memiliki konsep Qordul hasan ( pinjaman kebijakan) yang

diambil dari dana ZIS.

Kehadiran BMT dalam dunia pemberdayaan masyarakat melalui

sistem simpan pinjam syariah dimaksudkan untuk mejadi alternatif dalam

jasa keuangan. Karena secara nama BMT telah melekat ciri sosial dan

bisnis. Salah satu produk pembiayaan yang dikeluarkan BMT RAMA

adalah BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) dan yang telah menjadi produk

pembiayaan andalan pada kebanyakan BMT. BMT RAMA bertujuan

untuk mewujudkan keluarga dan masyarakat disekitar BMT yang selamat,

damai dan sejahtera. Bukan semata-mata mencari keuntungan dan

penumpukan modal pada segolongan orang kaya saja, tetapi lebih

berorientasi pada pendistribusian laba yang merata dan adil, sesuai dengan

Page 16: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

prinsip ekonomi islam. Dalam rangka mencapai tujuan dan agar

peranannya berjalan dengan maksimal, BMT RAMA berfungsi sebagai

lembaga yang mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi,

mendorong dan mengembangkan potensi serta kemampuan potensi

ekonomi anggota dan masyarakat daerah kerjanya.

Dengan berbekal modal awal, pengelola membuka kantor dan

menjalankan BMT RAMA, meningkatkan simpanan masyarakat dan

memberikan pembiayaan pada usaha mikro. Pembiayaan dengan

menggunakan bagi hasil sesuai dengan akad. Dari bagi hasil ini pengelola

membayar pula bagi hasil kepada penyimpan dana, diusahakan lebih besar

sedikit dibanding dengan bunga pada bank konvensional. Dengan

memberikan bagi hasil kepada para penabung dan penjelasan yang tepat

tentang visi, misi, tujuan dan usaha BMT RAMA kekayaan BMT RAMA

akan semakin bertambah diimbangi dengan pembiayaan pada usaha mikro

semakin banyak dan lancar. Kegiatan utama dari BMT adalah

mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada

masyarakat. Agar penyaluran dana berjalan dengan lancar sesuai dengan

tujuan maka dibuatlah prosedur realisasi pembiayaan sesuai SOP (Stadart

Operational Procedure).

Dari uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

maka saya mengambil judul Tugas Akhir (TA) “PROSEDUR

PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI

SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA”

Page 17: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pejabaran yang di kemukakan dalam latar belakang

masalah, maka dapat menimbulkan rumusan masalah yang akan penulis

bahas adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) pada BMT

RAMA Salatiga?

2. Faktor apakah yang menjadi penyebab terjadinya masalah dalam

pembiayaan Ba’i Bisaman Ajil (BBA) di BMT RAMA salatiga?

3. Bagaimana strategi penanganan pembiayaan produk Ba’i Bisaman Ajil

(BBA) yang bermasalah ?

4. Apa kelebihan produk Ba;i Bisaman Ajil (BBA) ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dituliskan dalam

rumusan masalah maka tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) di

KSPS BMT RAMA Salatiga.

2. Untuk mengetahui Faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah

pembiayaan BBA di KSPS BMT RAMA Salatiga.

3. Untuk mengetahui strategi penanganan pembiayaan Ba’i Bisaman Ajill

(BBA) yang bermasalah.

4. Untuk mengetahui keuntungan produk Ba’i Bisaman Ajil (BBA)

Page 18: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

D. Kegunaan.

1. Bagi Penulis

a) Dengan dibuatnya tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan

pemahaman tentang Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) khususnya di BMT

RAMA Salatiga .

b) Mempraktekan teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan.

c) Untuk melengkapi dan memenuhi syarat kelulusan program D3

Perbankan Syariah.

2. Bagi STAIN Salatiga

a) Memberikan kontribusi keilmuan sehingga dapat dijadikan

tambahan referensi perpustakaan STAIN salatiga.

b) Penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi akademik

untuk STAIN mengenai BBA kususnya pada BMT RAMA

salatiga.

3. Bagi BMT RAMA Salatiga

Diharapkan penelitian ini dapat memberika solusi atas persoalan

mengenai produk bank syari’ah khususnya pembiayaan BBA pada

KSPS BMT RAMA Salatiga.

E. Telaah Pustaka

Menurut Luki Wijanarko pada TA tahun 2009 yang berjudul

“Pembiayaan BBA” Bai’tsaman Bin ajil” di BMT Al Mu’awanah

Beringin tahun 2008-2009” yang membahas tentang pengalokasian dana

Page 19: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

BMT melalui pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Ba’i Bitsaman Ajil

(BBA). Aspek yamg mendasari di antaranya adalah aspek kuantitatif

gambaran tentang keadaan pembiayaan BBA di BMT Al Mu’awadah

beringin yang sangat selektif dalam pemilihan pemberian kredit guna

menghindari resiko kredit macet pada BMT itu.

Menurut Ida Fatmawati pada TA tahun 2005 yang berjudul “

Tinjauan Pembiayaan BBA Dalam Kaitanya Dengan Pendapatan BMT

Mujahirin Salatiga” yang menuliskan tentang aplikasi pembiayaan BBA

perhitungan bagi hasil BBA yang didapatkan dari menaikan harga barang

yang dijual dan selisih itulah yang diambil menjadi keuntungan bagi BMT

Mujahirin. Apabila pembiayaan BBA pada BMT Mujahirin Salatiga telah

benar-benar memakai prinsip syariah dan dapat dimaksimalkan maka

pendapatan BMT meningkat serta diikuti peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Menurut Burhanudin dalam buku terbitan tahun 2008 yang bejudul

“Hukum Perbankan Syariah Indonesia”, menuliskan beberapa langkah

yang bisa ditempuh dalam menyelesaikan persengketaan dalam perbankan

syariah, langkah Pertama adalah dengan cara musyawarah dan negosiasi

(syu,ura) atau koalisi (islah). Hal inilah merupakan langkah pertama yang

harus ditempuh, karena perbankan Syariah merupakan lembaga syariah

menerapkan prinsip kemitraan, sehingga persoalan penyelesaiannya

menpertimbangkan hubungan sosial. Apabila dalam musyawarah tidak

terjadi kesepakatan maka Bank dapat menggunakan jalur lain.

Page 20: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

Halaman 15 dalam buku Dasar-dasar Akuntansi Bank Syariah,

dijelaskan bahwa dalam Al-quran surat Al-Baqarah ayat 282, disebutkan

perintah Allah untuk melakukan pencatatan dalam setiap kegiatan

muamalah. Muamalah dalam hal ini meliputi kegiatan kerjasama usaha,

jual beli, hutang piutang, sewa menyewa dan sebagainya. Dalam ayat

tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah telah mengajarkan kepada umat

manusia untuk melakukan kegiatan pencatatan dalam kegiatan (transaksi).

Kegiatan pencatatan ini pada masa sekarang tidak lain adalah kegiatan

jurnal dalam siklus akuntansi. Perintah Allah untuk memenuhi panggilan

apabila diminta untuk bersaksi dapat ditafsirkan sebagai bentuk pelaporan.

Apabila diperhatikan maka ayat tersebut telah mengajarkan untuk

melakukan seluruh kegiatan siklus akuntansi mulai transaksi sampai

dengan pelaporan keuangan (Nabhan, 2008: 15).

Menurt Abdul Ghofur pada TA tahun 2010 yang berjudul

”Penanganan Pembiayaan Bermasalah di KSU Bisama Klumpit Salatiga ”

membahas tentang faktor penyebab pembiayaan bermasalah di KSU

bisama yang terjadi karena lemahnya pengamatan dan petugas marketing

yang merangkap pembiayaan dan penagihan, serta kelalaian dalam

penganalisaan calon kreditur. Maka yang terjadi dalam KSU Bisama

Klumpit adalah ketidakmampuan nasabah dalam membayar hutang. Dan

yang dilakukan KSU Bisama dalam menangani hal tersebut menggunakan

strategi receduling, reconditioning, restructuring, dan kombinasi.

Sedangkan pembiayaan yang macet akan disita jaminannya.

Page 21: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

Menurut UUD No21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada

Bab 1 Ketentuan umum pasal 1 ayat 12 dalam Undang-Undang ini yang

dimaksud dengan Prinsip Syariah adalah prinsip hukum islam dalam

kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga

yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.

Sedangkan pada Bab 1 Ketentuan umum pasal 1 ayat 25 dalam Undang-

Undang yang dimaksud dengan Pembiayaan adalah penyediaan dana atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bi’tamlik.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan

istishna.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

F. Metode Penelitian

1. Penelitian.

Tipe penelitian penulisan TA (Tugas Akhir) ini adalah Deskriptif.

Maksud Deskriptif adalah penulisan yang menyajikan analisis

mengenai suatu objek dan menggambarkan secara sistematis dan

akurat mengenai bidang tertentu.

Page 22: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

2. Jenis Pola yang Digunakan

Data yang digunakan dalam Penulisan ini adalah data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer

Data yang didapatkan penulis dari observasi yang dilakukan secara

langsung terhadap sumbernya.

b. Data Sekunder

Data sekunder didapat dari dokumen atau buku-buku dan

sejenisnya yang terkait dengan topik penelitian penulis.

3. Teknik Pengunpulan Data

a. Observasi Langsung

Abservasi langung dilakukan dengan memberikan gambaran utuh

tentang keadaan KSPS BMT RAMA Salatiga.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung dengan

manajer KSPS BMT RAMA Salatiga untuk mendapatkan

informasi yang akurat mengenai produk Ba’i Bitsaman Ajil. pada

bank tersebut.

c. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan media alat dokumenter, baik yang

berupa catatan maupun media dokumenter elektronik (camera,

camcorder) yang dimiliki KSPS BMT RAMA Salatiga.

Page 23: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

G. Sistematika Penelitian

BAB I : Pendahuluan

Bab ini terdiri dari: Latarbelakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penulisa tugas akhir, telaah

pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Dalam bab ini penulis mengemukakan pengertian

pembiayaan dan pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil ,

keunggulan produk tersebut.

BAB III : Laporan Objek

Gambaran Umum KSPS BMT RAMA Salatiga

Dalam bab ini penulis mengambarkan secara umum tentang

objek penelitian antara lain: sejarah perkembangan KSPS

BMT RAMA salatiga, Usaha, visi dan misi bank, tujuan

didirikan KSPS BMT RAMA salatiga, struktur organisasi,

usaha yang dijalankan dan serta data tentang perkembangan

simpanan dan pembiayaan.

Page 24: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

BAB IV : Analisa

Dalam bab analisis ini terdiri dari : strategi pemasan produk

Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) , prosedur dan penanganan

permasalahan yang timbul.

BABV : Penutup

Yang berisi tentang kesimpulan, kritik dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 25: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pembiayaan

Berdasarkan UU NO 21 Tahun 2008. Yang di maksut dengan

pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan

dengan itu berupa :

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. Transaksi sewa menyewa dalambentuk ijarah sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiyah bitamlik.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam dan

istisna.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan

e. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi

jasa.

Berdasarkan keputusan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau

UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai dan/atau diberi

fasilitas dana untuk mengembangkan dana tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan upah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

Menurut UU NO 7 tahun 1992, yang dimaksut pembiayaan adalah

: penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu

berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

Page 26: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga,

imbalan atau pembagian hasil.

Pengertian pembiayan menurut Jhonson adalah kemampuan untuk

memperoleh barang atau jasa dengan memberikan janji akan

membayarkan sejumlah uang seketika diminta pembayarannya atau suatu

hari tertentu dikemudian hari (R. Latumaerissa, julius,1994:44)

Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah

kepada masyaarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang

telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana

(Muhammad, 2011:10)

Sedangkan PP NO 9 1995 tentang pelaksanaan simpan pinjam oleh

koperasi, pengertian pinjaman adalah : “ penyediaan uang atau tagihan

atau yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau

kesepakakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang

mewajibkkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan disertai pembayaran sejumlah imbalan.”

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau

kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota,

koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerima pembiayaan

itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak KSPS

BMT RAMA sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil

Page 27: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan

dana pembiayaan tersebut. (SOP KSPS BMT RAMA, 43 - 44)

Didalam lembaga keuangan terdapat dua aktivitas inti yaitu

pendanaan dan pembiayaan. Pendanaan merupakan aktivitas

pengumpulandana dari masyarakat, dapat berupa tabungan, investasi,

deposito. Sedangkan pembiayaan merupakan aktivitas penyaluran dana

kepada masyarakat. Pada lembaga keuangan pembiayaan merupakan

aktivitas utama karena dari pembiayaan yang berhasil disalurkan lembaga

keungan tersebut memperoleh pendapatan.

Adapun pembiayaan/ penyaluran dana dan pendanaan pada

lembaga keuangan baik Bank, Lembaga Keuangan, Koperasi,dll dapat

melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah

adalah : Prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa

yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenagan dalam

penetapan fatwa dibidang syariah. (UU NO 21 Tahun 2008: BAB 1)

Dewasa ini pengertian pemberian kredit disamping dengan istilah

pinjaman oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah istilah

pembiayaan yang digunakan oleh bank berdasarkan prinsip syariah. Dalam

bahasa sehari-hari kata kredi dapat diartikan memperoleh barang dengan

cara membayar dengan dicicil atau diangsur. Bisa juga memperoleh

pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari dengan

Page 28: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

cara mengangsur sesuai dengan perjanjian.(Muhammad Ridwan,

2004:163).

Dari semua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

kredit atau pembiayaan adalah : diperolehnya uang atau barang dan jasa

yang dapat di ukur dengan uang dengan suatu akad perjanjian

pengembaliannya dapat dilakukan di kemudian hari baik langsung dilunasi

atau dengan cara mengangasur atau sesuai pejanjian, dan biasanya

pengembalian tersebut disertai dengan sejumlah imbalan sesuai

kesepakatan.

Syariah bersifat komprehensif, yakni merangkum seluruh aspek

kehidupan, baik ibadah maupun muamalah. Di dalam muamalah inilah

sistem perekonomian umat muslim diatur melalui sebuah lembaga

keuangan. Menurut Kasmir, definisi lembaga keuangan adalah setiap

perusahaan yang bergerak dibidang keuangan di mana kegiatannya baik

hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-

duanya, menghimpun dan menyalurkan dana. Dalam Islam, sebuah

lembaga keuangan harus dilaksanakan sesuai syariah yang pada prinsipnya

bebas dari riba, karena riba haram hukumnya.

Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Baqarah (2) : 279

bÎ*sù öN©9 (#qè=yèøÿs? (#qçRsŒù'sù 5> ö�ys Î/ z̀ÏiB «! $# ¾Ï&Î!qß™ u‘ur ( bÎ)ur óOçFö6è? öNà6 n=sù â

¨ râäâ‘ öNà6 Ï9ºuqøBr& Ÿw šcq ßJÎ=ôàs? Ÿw ur šcq ßJn=ôàè? ÇËÐÒÈ

Page 29: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

Yang artinya :

“maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka

ketahuilah, bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika

kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;

kamu tidak menganiayanya dan tidak (pula) dianiaya”

Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro

syariah yang sudah tak asing lagi bagi kita. BMT sebagai mitra paling

dekat dengan para pengusaha kecil dan menengah, karena memang

keberadaannya adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka, agar lebih

memahami BMT perlu diketahui definisi dari BMT itu sendiri. Baitul

Maal Wattamwil terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut

tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan

penyaluran yang non-profit, sedangkan baitut tamwil sebagai usaha

pengumpulan dan penyaluran dana komersial (Sudarsono. 2003:96).

Munculnya lembaga keuangan mikro seperti halnya BMT ini karena

operasionalisasi bank-bank syariah kurang menjangkau usaha masyarakat

kecil dan menengah. Dengan adanya BMT, diharapkan dapat menjamah

perekonomian mikro dan melakukan pendanaan yang berdasarkan prinsip

syariah sehingga dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat

kecil.

Page 30: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

B. Jenis – Jenis Pembiayaan

1. Jenis pembiayaan berdasarkan kesepakatan atau akadnya.

a. Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah merupakan akad kerjasama pembiayaan modal kerja

yang diberikan pihak pertama atau BMT kepada anggota atau calon

anggota di mana pengelola usaha (mudharib) sepenuhnya

diserahkan kepada anggota atau calon anggota tersebut. Dari

pembiayaan ini BMT akan memperoleh bagi hasil sesuai

kesepakatan.

b. Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau

lebih dalam suatu usaha tertentu dimana masing-masing

memberikan konstribusi dana berdasarkan atas kesepakatan

bersama. Pembagian keuntungan berdasarkan konstribusi masing-

masing sesuai kesepakatan.

c. Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah akad penyediaan barang modal beardasarkan

sistem jual beli, dimana BANK/BMT menyediakan barang modal

yang telah dibeli kemudian menjualnya kembali kepada nasabah

dengan mengambil keuntungan tertentu yang ditetapkan (profit

margin) sesuai dengan yang telah disepakati.

Page 31: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

d. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)

Merupakan pembiayaan untuk pembelian barang atau alat usaha.

Pada pembiayaan ini terjadi kesepakatan bahwa anggota atau calon

anggota bersedia membeli barang yang dibeli oleh BMT dengan

harga jual berasal dari harga pokok ditambah margin keuntungan

(mark up).

e. Pembiayaan Qardul Hasan

Merupakan pembiayaan yang diberikan BMT kepada anggota atau

calon anggota yang kurang mampu. Anggota atau calon anggota

tidak diwajibkan memberikan bagi hasil atau keuntungan akan

tetapi hanya diwajibkan mengembalikan pokok pembiayaannya

saja.

f. Pembiayaan Ijarah

Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau calon

anggota untuk menyewa suatu barang atau tempat usaha. Cara

melunasinya dapat secara angsuran atau pada saat jatuh tempo.

2. Jenis pembiayaan berdasarkan dari kegunaannya

a. Pembiayaan Modal Kerja

Jenis pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan seseorang dalam meningkatkan produksi baik secara

kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi, maupun kualitatif yaitu

meningkatkan kulitas mutu dan hasil produksi umtuk keperluan

Page 32: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

perdagangan atau meningkatkan utility of place dari suatu barang

(M. Syafi’i Antonio, 2003:160).

b. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan investasi adalah pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan barang-barabg modal (capital goods) serta fasilitas-

fasilitas yang erat kaitannya (M. Syafi;i Antonio, 2003:161).

3. Jenis Pembiayaan berdasarkan dari tujuannya

a. Pembiayaam Produktif

Pembiayaan Produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk

meningkatkan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun

investasi (Antonio, 2003:160)

b. Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sendiri (Antonio, 2003:160).

C. Prinsip Pembiayaan

Guna mempermudah dalam menganalisa pencairan pembiayaan

untuk mengurangi resiko yang mungkin akan ditimbulkan di kemudian

hari, maka dalam merealisir pembiayaan menggunakan pinsip 5C dan 7P.

Page 33: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

1. Prinsip 5C adalah : character, capacity, capital, colateral,condition.

a. Character

adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini adalah calon

debitur. Pengetahuan character calon debitur ini dimaksutkan agar

meyakinkan lembaga keuangan Bank/Bmt setelah mengetahui

watak (perilaku baik/buruk) orang yang akan diberikan

pembiayaan.

b. Capacity

Digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar

kredit/pembiayaan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan nasabah

dalam mengelola usahanya sehingga lembaga keuangan bank/bmt

bisa menilai kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjaman.

c. Capital

Mengetahui sumber pendapatan yang dimiliki oleh nasabah.

Karena lembaga keuangan tidak bersedia memberikan

pembiayaan/kredit suatu usaha yang belum berjalan atau belum

beroperasi.

d. Colateral

Merupakan jaminan yang diberikan nasabah baik berupa fisik

maupun non fisik. Nilai suatu jaminan seharusnya melebihi jumlah

kredit yang diajukan. Jaminan juga perlu diteliti keabsahannya

sehingga jika terjadi suatu masalah (kredit macet) barang jaminan

Page 34: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

dapat digunakan bank/bmt untuk mengatasi kerugian yang

ditimbulkan.

e. Condition

Yaitu kondisi ekonomi sekarang atau dimasa yang akan datang

berkaitan dengan prospek usaha dari nasabah. Berkaitan dengan hal

ini bank/bmt tidak mungkin merealisir pembiayaan terhadap suatu

usaha yang akan mengalami gulung tikar (pailit).

2. Prinsip 7P meliputi : personality, party, perpose, prospect, payment,

profitability, protection (Kasmir, 2008: 119-120)

a. Personality

Mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam

menghadapi masalah.

b. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah berdasarkan modal, loyalitas

serta karakternya. Sehingga nasabah dapat di golongkan ke

golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang

berbeda pula dari bank.

c. Perpose

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

pembiayaan/kredit, termasuk kredit yang diinginkan nasabah.

Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah tujuan

untuk konsumtif atau untuk produktif atau untuk tujuan

perdagangan.

Page 35: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

d. Prospect

Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai

prospek atau sebaliknya.

e. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit

yang telah diambil atau dari sumbermana saja dana pengembalian

kredit diperoleh. Semakin banyak sumber penghasilan

D. Piutang Murabahah

Muraarabah adalah jual beli barang pada harga asal (harga

perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh

kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Karakteristiknya adalah penjual

harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli dan menentukan suatu

tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat

secara lumpsum ataupun secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran

secara angsuran ini disebut dengan Bai’ Bitsaman Ajil.

a. Rukun Murabahah

1) Pihak yang berkad :

a) Penjual

Page 36: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

b) Pembeli

2) Obyek yang diakadkan :

a) Barang yang diperjualbelikan

b) Harga

3) Sighat/Akad :

a) Serah (ijab)

b) Terima (qabul)

b. Syarat Murabahah

1) Pihak yang berakad :

a) Suatu keabsahan suatu perjanjian (akad) para pihak harus

cakap hukum.

b) Sukarela dan tidak di bawah tekanan (terpaksa/dipaksa).

2) Obyek yang diperjualbelikan :

a) Barang yang diperjualbelikan tidak termasuk barang yang

dilarang (haram), dan bermanfaat serta tidak

menyembunyikan adanya cacat barang.

b) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad.

Page 37: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

c) Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual dan

yang diterima pembeli.

d) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan.

3) Sighat :

a) Harus jelas secara spesifikasi (siapa) para pihak yang

berakad.

b) Antara ijab qabul harus selaras dan transparan baik dalam

spesifikasi barang (penjelasan fisik barang) maupun harga

yang disepakati (memberitahu biaya modal kepada

pembeli).

c) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan

keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang.

c. Tata Cara Penyelenggaran Produk Murabahah

Dari pengertian di atas, maka dapat mengimplementasi

pada produk pemyaluran dana, yakni untuk penjual barang-barang

investasi dengan kontrak jangka pendek dengan sekali akad. Model

ini paling banyak dipergunakan dalam oleh karena setting

administrasinya yang sederhana. (Di dalam lembaga keuangan

konvensional layanan ini dikenal dengan istilah kredit investasi).

Di dalam praktek kita jumpai menggunakan sistem murabahah ini

untuk kebutuhan modal kerja. Sehingga konsekuensinya

Page 38: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

diketemukan beberapa akad murabahah yang diperpanjang bahkan

sampai menjadi berkepanjangan/berkelanjutan (evergreen) karena

sifat dari modal kerja sendiri yang merupakan kebutuhan rutin

dalam kegiatan usaha.

E. Pengetahuan dan Keunggulan pembiayaan Ba’i Bisaman Ajil (BBA)

Transaksi jual beli dengan model ba’i bitsaman ‘ajil (BBA)

legitimasi hukumnya kuat, karena secara jelas disebutkan dalam hadits

riwayat Ibnu Majah dari Shalih bin Syuhaib. Ba’i bitsaman ajil merupakan

salah satu model transaksi jual-beli dimana harganya ditangguhkan

sedangkan barangnya diserahkan secara tunai. Dalam hal ini, ada satu

pihak yang haknya belum ditunaikan yaitu pihak penjual yang prinsipnya

berhak untuk menerima uang pembayaran belum diserahkan oleh pihak

pembeli. Sedang, pihak penjual telah melaksanakan kewajibannya dengan

menyerahkan barangnya ke pembeli. BBA mengandung unsur tolong

menolong (ta’awun) karena pihak penjual telah memberikan pertolongan

kepada pihak pembeli dengan menyerahkan barangnya walau-pun

pembayarannya masih ditangguhkan. Dato' Abdul Halim Ismail (pakar

ekonomi Islam Dari malaysia) menjustifikasikan penggunaan BBA

berdasarkan ayat 282 Surah Al-Baqarah yang bermaksud: "Wahai orang

yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk

tempoh yang telah ditentukan, hendaklah kamu

menulisnya."(www.wikipedia.com).

Page 39: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

Akad yang mengacu pada prinsip jual-beli mengharuskan adanya

penjual, pembeli, barang yang diperjualbelikan dan harga. Akad jual-beli

memberikan kesempatan kepada para pihak yang melakukan transaksi

untuk melakukan tawar menawar. Dalam hal ini, bank syariah sebagai

penjual dan nasabah sebagai pembeli. Proses transaksi jual-beli

memberikan peluang kepada bank syariah dan nasabah untuk melakukan

tawar menawar atas harga yang disepakati. Model transaksi jual-beli yang

biasa dilakukan oleh bank syariah diantaranya adalah Ba’i Bitsaman Ajil,

Murabahah, Salam dan Istishna’.

Adapun model transaksi jual-beli murabahah pada dasarnya

merupakan pengembangan dari model jual-beli BBA. Perbedaanya terletak

pada proses pembayarannya saja. Pada transaksi BBA proses

pembayarannya dilaksanakan tetkala jatuh tempo tanpa ada cicilan atau

uang muka (urbun).

Contoh : transaksi jual beli BBA terjadi pada tanggal 1 Mei 2006

sedangkan pembayarannya dilakukan pada tanggal 30 Mei 2006.

Dalam hal ini, penyerahan barangnya dilaksanakan tanggal 1 Mei

sedang pembayarannya ditangguhkan sampai tanggal 30 Mei 2006.

Jual-beli murabahah memberikan fasilitas cicilan kepada pembeli dalam

pembayarannya sampai jangka waktu yang ditentukan.

Kaedah pembiayaan BBA merupakan produk utama pembiayaan

BMT juga merupakan produk utama perbankan Islam di indonesia. Di

Indonesia dianggarkan hampir 70 peratus pembiayaan Islam diberikan

Page 40: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

mengikut konsep BBA. Implikasi penghakiman ini dijangka akan

menyebabkan bank dan institusi keuangan Islam mengkaji semula segala

perjanjian pembiayaan berasaskan BBA yang dibuat dengan pelanggan.

Malahan dalam perkumpulan ketua-ketua eksekutif perbankan Islam pada

8 September 2008 menasihati mereka agar melihat semula penggunaan

BBA.

Pada intinya keunggulan pembiayaan menggunakan akad Ba’i

Bitsaman Ajil adalah :

1. Merupakan akad jual beli pengembangan dari Murabahah.

2. Jual beli dengan cara pembayarannya diangsur.

3. Di gunakan hampir di setiap pembiayaan pada lembaga keuangan

Islam, kerena nasah diwajibkan melunasi.

4. Ada unsur tolong menolong.

Page 41: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

BAB III

LAPORAN OBYEK

A. Gambaran Umum KSPS BMT RAMA Salatiga

Koperasi simpan pinjam RAMA adalah lembaga keuamgan mikro

dengan badan hukum koperasi simpanpinjam syariah yang beroperasi

dengan prinsip syariah secara operasional lembaga telah berjalan sejak

tahun 2005. Pengesahan akta pendirian koperasi telah diperoleh dengan

status koperasi simpan pinjam syariah nomor 518/03/BH/XVI/2007.

Ketetapan badan hukum ini semakin meyakinkan BMT RAMA untuk

menimgkatkan kinerja operasionol dan keuangan sebagai perwujudan

peran di tengah-tengah masyarakat. Sebagai lembaga keuangan mikro

KSPS RAMA senantiasa berusaha memberikan penguatan modal dengan

cara menyalurkan dana kepada anggota dan calon anggota yang potensial

dan dapat diandalkan.

Persyaratan dan uji kelayakan senantiasa dilakukan pengkajian secara

teliti dan penuh tanggung jawab sehingga pembiayaan dan pendanaan

yang dilakukan benar-benar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.

Sistem dan prosedur operasional pembiayaam dibangun secara profesional

sehingga dapat diyakinkan bahwa setiap pembiayaan dan pendanaan telah

melalui standar kinerja yang handal.

Page 42: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

Kelahiran BMT sangat menunjang sistem perekonomian pada

masyarakat Islam lapisan bawah dan menengah karena di samping sebagai

lembaga keuangan Islam, BMT juga memberikan pengetahuan-

pengetahuan agama pada masyarakat yang tergolong mempunyai

pemahaman agama yang rendah. Istilah baitul mal (BM) sudah ada sejak

zaman Rasulullah, meskipun saat itu belum terbentuk lembaga yang

mandiri dan terpisah. Baitul mal baru muncul sebagai lembaga tersendiri

pada masa Khalifah Umar bin Khattab atas usulan seorang ahli fiqh, yaitu

Walid bin Hisyam. Dengan demikian fungsi BMT sebagai lembaga

ekonomi sosial keagamaan betul-betul terasa dan nyata hasilnya. Lahirnya

BMT di antaranya dilatarbelakangi oleh beberapa alasan sebagai berikut :

a. Agar masyarakat terhindar dari pengaruh sistem ekonomi kapitalis dan

sosialis yang hanya memberikan keuntungan bagi mereka yang

mempunyai modal banyak.

b. Melakukan pembinaan dan pendanaan pada masyarakat menengah ke

bawah secara intensif dan berkelanjutan.

c. Agar masyarakat terhindar dari rentenir-rentenir yang memberikan

pinjaman modal dengan sistem bunga yang sangat tidak manusiawi.

d. Agar ada alokasi dana yang merata pada masyarakat, yang fungsinya

untuk menciptakan keadilan sosial (Sumiyanto, 2008: 23).

Karena di kota Salatiga ini terutama di tengah perkotaan mayoritas

penduduknya adalah non Muslim. Dapat dilihat dari sektor perekonomian

centra ekonomi kota salatiga ini terletak di jalan Jendral Sudirman yang

Page 43: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

didominasi oleh etnis keturunan tiong hoa. Melihat kondisi tersebut para

cendikawan beserta pengusaha muslim tergugah untuk membangkitkan

usaha kaum muslim dengan didirikannya lembaga keuangan berbasis

syariah, diharapkan pengusaha muslim dapat mengikuti persaingan/

kompetisi ekonomi di salatiga. Maka dari itu dengan berdirinya KSPS

BMT RAMA di jantung kota Salatiga diharapkan tujuan untuk membantu

meningkatkan taraf hidup masyarakat kota Salatiga, terutama bagi anggota

koperasi BMT RAMA yang mayoritas anggotanya adalah muslim.

B. Sejarah Berdirinya KSPS BMT RAMA Salatiga

Awal mula berdirinya KSPS BMT RAMA Salatiga kurang

lebihnya pada akhir tahun 2001 yang didirikan dibawah naungan Yayasan

Al-Mutaqien. Yang menjadi pemrakarsa berdirinya BMT RAMA adalah

Bapak H. Zahroni dia adalah pengusaha muslim yang sukses pemilik

TOKO EMAS IRAMA Salatiga. Sebelum berbadan hukum KSPS, BMT

RAMA yang baru lahir bagaikan seorang bayi lembaga ini tidak terlepas

dari berbagai ujian jatuh bangun bahkan hampir gulung tikar. Dulunya

kantor BMT RAMA yang kecil dan terpencil di pojokan masjid AL-

Mutaqien apa bila dilihat sangatlah berbeda dengan sekarang, hampir

seluruh lantai bawah masjid AL-Mutaqien telah menjadi kantor dari KSPS

BMT RAMA sekarang kantornya terlihat megah dan besar.

Awal kebangkitan KSPS BMT RAMA Salatiga diawali pada 31

Januari tahun 2007 dengan perubahan manajemen dan susunan

kepengurusan, serta telah terdaftar di Departemen Koperasi dengan

Page 44: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

terbitnya SK Badan Hukum nomor : 518/03/BH/XVI.31/1/2007. Yang

sebelumya dengan nama “BMT RAMA” kini telah memiliki badan hukum

berganti nama dengan “KSPS BMT RAMA”. Dengan telah terbitnya

badan hukum ini maka dapat mempengaruhi keseriusan manajemen serta

lebih meyakinkan nasabah dan calon nasabah untuk memakai jasa layanan

di KSPS BMT RAMA Salatiga.

Sejarah perubahan manajemen dilakukan pada tanggal 1 Oktober

2007 dengan dilakukan serah terima pengelolaan KSPS BMT RAMA oleh

Bapak H Zahroni kepada pengurus KSPS BMT RAMA Bapak Drs.

Sutrisna M.P.d. Dan pada tanggal yang sama juga dilakukan pengangkatan

manajer dengan surat perintah nomor : P.02/RAMA/X/2007.

Pengangkatan manajer untuk mejalankan operasional KSPS BMT RAMA

oleh Bapak Faqih Nabhan, MM. Beliau adalah dosen akuntansi di Sekolah

Tingga Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Setelah terjadi perubahan manajemen dan kepengurusan KSPS

BMT RAMA sejak tahun 2007 perkembangannya dirasa cukup signifikan.

Berdirinya BMT RAMA diawali dengan berkumpulnya 20 orang yang

terdiri dari pengurus, calon anggota, dan masyarakat. Dan dengan modal

awal sebesar Rp 20.000.000.000,- berdirinya BMT RAMA sebagai bentuk

alternatif lembaga keuangan untuk masyarakat, pengusaha kecil dan

menengah untuk mengatasi kesulitan dalam pengembangan usaha melaui

pemberian penbiayaan yang berdasarkan prinsip syariah.

Page 45: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

KSPS BMT RAMA dalam beroperasi menggunakan prisip syariah

sehingga tidak memakai sistim bunga melaikan dengan sistim bagi hasil.

Sehingga BMT juga berhak untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan

syariah dan amanah. Visi KSPS BMT RAMA adalah untuk menjadi

lembaga yang mandiri dalam rangka mengantarkan yang di ridhai oleh

Allah SWT, sedangkan Misinya adalah membentuk lembaga yang

profesional,amanah,jujur dan adil untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat luas, khususnya dalam sumberdaya ekonomi umat.

1. Sistem kerja yang dimiliki oleh KSPS BMT RAMA Salatiga adalah

sebagai berikut :

a. KSPS BMT RAMA dikelola dengan manajemen profesional dan

Islami.

b. Dikelola dengan sistem syariah.

c. Memakai administrasi, pembukuan, dan prosedur Perbankan

Syariah.

d. Aktif menjemput bola, beranjang sana dan berprakarsa.

e. Pengelola dipilih dari pribadi yang berbudi tinggi, jujur, amanah

dan terlatih.

2. Landasan Moril KSPS BMT RAMA

a. Riba bersifat menindas dan dapat menyerang dan dapat

menggunakan sistem pemerasan.

b. Riba memindahkan harta dari yang miskin ke yang kaya serta

dapat menanbah jurang pemisah di antara keduanya.

Page 46: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

c. Riba menciptakan suatu kelas yang menganggur, namun menerima

pendapatan dari penumpukan harta kekayaan.

C. Lokasi KSPS BMT RAMA Salatiga

Letak kantor KSPS BMT RAMA Salatiga terletak di tempat yang

strategis dan dijantung kota Salatiga, tepatnya di Jalan Jendral Sudirman

No 21 A Salatiga. Tepat ditengah pasar antara ruko Tamansari dan

pasaraya II, bangunan KSPS BMT RAMA berada di lantai satu Masjid

AL-Mutaqien yamg menghadap ke timur. Di depan kantor KSPS BMT

RAMA adalah akses jalan yang menghubungkan Shoping Center (dalam

kawasan ruko tamansari) dan Pasar Raya II Salatiga. Dengan lay out

bangunan depan full kaca bagaikan di Bank yang besar agar dapat menarik

orang yang lewat disana.

Terdapat di tempat yang strategis telah menjadi satu keuntungan

tersendiri karena tanpa melakukan pemasaran telah banyak nasabah yang

mengunjungi kantor KSPS BMT RAMA. Para pengunjung yang datang

biasanya melakukan konsultasi pembiayaan, mendaftarkan anggota, dan

transaksi yang lain. Demikian gambaran letak KSPS BMT RAMA

Salatiga, sekiranya pembaca penasaran silahkan berkunjung langsung

kesana.

D. Tujuan KSPS BMT RAMA

1. Menggapai mardlotillah

2. Menciptakan lembaga keuangan rakyat berdasarkan syariah Islam

sebagai sarana peningkatan kehidupan sosial ekonomi umat.

Page 47: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

3. Membebaskan umat khususnya para pengusaha kecil dan mikro dari

kesejahteraan bunga dan rentenir.

4. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menabung.

E. Struktur Organisasi

rara`

------------------ --------------------

Keterangan :

---------------------------- : garis konsultatif

: garis

Sumber : Dokumentasi KSPS BMT RAMA

Rapat Anggota Tahunan

Pengurus Pengawas

Syariah

Pengawas

Manajemen

Manajer

Account

officer

Akuntansi

Pendanaan Pembiayaan Teller Administrasi

Page 48: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

Fungsi dan tugas tiap-tiap bagian dapat di uraikan sebagai berikut :

a. Rapat Anggota Tahunan

Rapat anggota adalah lembaga tertinggi BMT yang wajib dihadiri

oleh setiap anggota. Pelaksanaannya diatur dalam AD-ART. Rapat ini

dilakukan minimal setahun sekali. Anggota diambil secara musyawarah

untuk mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari

anggota yang memiliki hak suara yang hadir dalam rapat, pengesahan atau

perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi,

pemilihan, pengangkatan dan sekaligus pemberhentian pengurus dan

pengawasbaik pengawas syariah maupun manajemen, penetapan visi misi

organisasi.

b. Pengawas Syariah

Pengawas syariah bertugas memberikan masukan kepada pengurus

untuk memajukan BMT baik diminta atau tidak dan sebagai wakil dari

anggota untuk melaksanakan hasil keputusan musyawarah tahunan.

Amanah ini nantinya akan dipertanggung jawabkan kepada anggota pada

tahun berikutnya.

c. Pengurus

Pengurus adalah mandataris dari seluruh anggota yang

bertanggung jawab penuh pada pelaksanaan progran pencapaian tujuan

BMT. Selain itu pengurus bertanggung jawab melak sanakan keputusan

rapat anggota, mengajukan rancangan recana kerja dan anggran

pendapatan/belanja BMT, menyelenggarakan rapat anggota,

Page 49: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

mempertanggung jawabkan laporan keuangan serta memantau dan

mensupervisi pelaksanaan kegiatan BMT.

d. Manajer

1) Memimpin jalannya BMT sesuai dengan tujuan dan kebijakan umum

yang digariskan pengurus.

2) Membuat recana kerja secara periodik (berkala), meliputi :

a) Rencana pemasaran.

b) Rencana pembiayaan.

c) Rencana biaya operasional.

d) Rencana keuangan.

3) Membuat kebijakan khusus sesuai dengan kebijakan umum yang di

gariskan oleh pengurus.

4) Membuat laporan secara periodik (berkala) kepada pengurus yang

antara lain berupa :

a) Laporan perubahan baru.

b) Laporan perkembangan perubahan.

c) Laporan keuangan.

e. Pengelola

Pengelola adalah tenaga profesional yang melak sanakan kegiatan

operasional program keja yang mejadi tanggung jawab pengurus. Yang

dapat dipilih menjadi pengelola BMT adalah mereka yang memenuhi

syarat sebagai berikut :

Page 50: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

1) Memiliki sifat jujur, aktif, terampil, berdedikasi terhadap BMT,

proaktif,sabar, dan istiqomah.

2) Mempunyai potensi untuk berprakarsa, belajar dan trampil

mengoperasikan program kerja untuk mencapai tujuan BMT.

3) Memiliki wawasan keagamaan dan pergaulan sosial yang memadai

untuk mempu mengaplikasikan konsep sistem syariah dalam

mengoperasikan BMT dan perkembangan SDM anggota BMT.

Pengelola terkait dengan kontrak kerja dan bertanggung jawab

sepenuhnya kepada pengurus. Dengan tujuan tersebut pengelola

berhak mendapat imbalan dan bonus sesuai dengan kemampuan dan

perkembangan BMT.

Berkaitan dengan keterbatasan jumlah karyawan KSPS BMT

RAMA maka ada beberapa bagian yang dirangkap. Misalnya bagian teller

juga merangkap Acounting dan Administrasi, manajer pembiayaan juga

merangkap menjadi surveyor, melakukan pembinaan, dan terkadang juga

melayani pembayaran angusan. Di KSPS BMT RAMA sebutan karyawan

untuk yang bekerja di luar kantor disebut PL (Pekerja Lapangan ) yaitu

bagian surveyor dan penarikan tabungan.

Para pekerja lapangan inilah yang menjadi marketing di KSPS

BMT RAMA. Dan para pekeja lapangan/PL ini suatu saat jika diperlukan

dan diperintahkan oleh majer operasional untuk melakukan pembinaan

anggota yang bermasalah harus bersedia. Demikan kiranya gambaran tim

yang bekerja di KSPS BMT RAMA Salatiga.

Page 51: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

Agar KSPS BMT RAMA ini senantiasa sehat dan berkembang

tetap diperlukan pembinaan dan pengawasan. Maksut dari pembinaan ini

adalah : semua usaha mengarahkan pengelolaan BMT yang dilaksanakan

dengan tujuan, fungsi dan prinsip BMT dengan prinsip Bilhikmah wal

mau’izatil hasanah. Sedangkan pengawasan adalah kegiatan pemantauan

dan pengawasan BMT yang dilakukan oleh pengurusan BMT dibawah

binaan PINBUK. Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung

Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( PINBUK ). Pusat Inkubasi Bisnis

Usaha Kecil (PINBUK) sebagai lembaga primer karena mengembangkan

misi yang lebih luas, yakni menetapkan usaha kecil. Dalam praktiknya

Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( PINBUK ) menetapkan BMT, dan

pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil.

PINBUK adalah badan kerja dari Yayasan Inkubasi Bisnis Usaha

Kecil (YINBUK) untuk menumbukan, membina, mengembangkan dan

mengawasi BMT. YINBUK ini didirikan oleh ketua umum ICMI,ketua

umum MUI dan direktur utama BMI (Bank Muamalat Indonesia) pada

tanggal 13 Maret 1995. Kepengurusan PINBUK ini dibentuk di Pusat, Dati

I, Dati II, sesuai dengan hirarkinya, dan sesuai dengan prinsip gerakan

kemandirian pembentukan ini dalam rangka pembinaan dan pengawasan

BMT yang telah beroperasi di seluruh penjuru Indonesia.

Page 52: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

F. Produk-produk KSPS BMT RAMA

Produk Simpanan :

1. Tabungan Wadiah (Sirela)

a. Yang dapat menjadi penabung Tabungan Wadiah Sirela adalah

anggota maupun calon anggota.

b. Akad yang digunakan dalam produk Tabungan Wadiah Sirela

adalah Wadiah Yad Dhamanah atas pengelolaan dana tersebut,

pihak KSPS BMT RAMA dapat memberikan bonus kepada

pemilik dana yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijakan,

tetapi tidak diperjanjikan di awal kepada pemilik dana.

c. Bonus yang diberikan kepada pemilik dana adalah mengambil

porsi pendapatan yang diperoleh KSPS BMT RAMA dan

diperlakukan sebagai biaya operasional.

d. Setoran dan penarikan Tabungan Wadiah Sirela dapat dilakukan

setiap saat jam kerja.

e. Mitra usaha yang membuka rekening Tabungan Wadiah Sirela

akan memperoleh buku tabungan sebagai tanda bukti transaksinya.

f. Persyaratan pembukaan rekening Tabungan Wadiah Sirela :

1) Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan dan mengisi

kartu spesimen contoh tanda tangan.

Page 53: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

2) Membawa KTP asli dan fotocopy.

3) Setoran awal minimal Rp.20.000,- dan setoran selanjutnya

minimal Rp.5.000,-.

g. Biaya-biaya :

1) Setiap bulan tidak dikenakan biaya administrasi.

2) Ada permintaan pengganti buku atau penerbitan buku tabungan

baru dikarenakan hilang atau habis, dikenakan biaya Rp.5.000,-

3) Limit saldo minimal Rp.10.000,-.

4) Atas bonus yang diperoleh penabung tidak dikenakan biaya

pajak.

h. Form yang digunakan pada produk Tabungan Wadiah Sirela :

1) Form pembukaan tabungan dan kartu spesimen

2) Slip setoran

3) Slip penarikan

4) Buku tabungan

i. Proses administrasi Tabungan Wadiah Sirela sperti proses

pembukaan, penutupan, penerbitan buku Tabungan Wadiah Sirela,

buku hilang dan keluhan dari mitra usaha ditangani langsung oleh

Seksi Layanan Usaha.

Page 54: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

j. Sedangkan proses setoran dan pengambilan Tabungan Wadiah

Sirela ditangani oleh Teller.

k. Pengambilan tabungan yang dilayani PL (Petugas Lapangan) harus

di koordinasikan dahulu oleh Teller untuk menghindari saldo yang

limit sesuai ketentuan BMT RAMA, yaitu saldo minimal

Rp.10.000,- dan saldo yang diblokir oleh karena sebagai jaminan

pembiayaan di BMT RAMA.

l. Tanda tangan yang tercantum dalam spesimen adalah tanda tangan

dari penabung dan penabung dapat menerbitkan surat kuasa

penarikan Tabungan Wadiah Sirela kepada pihak lain.

m. Teller diberikan batasan/limit atas proses pengambilan Tabungan

Wadiah Sirela, besarnya limit ini ditentukan oleh Manajer KSPS

BMT RAMA.

2. Simpanan Berjangka Mudharabah (Deposito)

Yang dimaksud simpanan berjangka (deposito) adalah

simpanan berjangka dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan

anggotanya kepada KSPS BMT RAMA dengan jangka waktu

tertentu antara waktu penyetoran dan waktu penarikan kembali

oleh deposan. Bagi KSPS BMT RAMA dana yang diperoleh dari

simpanan berjangka ini harus diperlakukan secara produktif dalam

bentuk pembiayaan kepada anggota, calon anggota dan koperasi

lain dan anggotanya secara profesional. Penempatan dana pihak

Page 55: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

ketiga ke dalam simpanan berjangka ini akan memperoleh

pendapatan bagi hasil, di mana besarnya nisbah bagi hasil

ditentukan di muka ketika pembukaan aplikasi simpanan berjangka

dilakukan dan dapat berubah nisbahnya sewaktu-waktu sesuai

pendapatan BMT RAMA.

Kebijakan, ketentuan, dan tata cara yang harus dipatuhi oleh

pihak pengelola simpanan berjangka KSPS BMT RAMA adalah

sebagai berikut :

1) Simpanan berjangaka yang diterima dari perorangan atau

Badan Usaha Koperasi (KJKS dan koperasi yang memiliki

KJKS) untuk ditempatkan simpanan berjangka, dibukukan ke

dalam perkiraan Buku Besar Simpanan berjangka dengan buku

pembantu sesuai jenis/produk simpanan berjangka masinag-

masing.

2) Besarnya simpanan berjangka yang dapat diproses oleh KSPS

BMT RAMA ditetapkan sebesar jumlah minimal yang akan

ditetapkan oleh pengurus/manajer KSPS BMT RAMA.

3) Jangka waktu simpanan berjangka ditetapkan dalam jangka

waktu 1,3,6, dan 12 bulan setoran minimal Rp.1.000.000,- (satu

juta rupiah) dengan masing-masing nisbah bagi hasil yang akan

ditetapkan tersendiri surat edaran pengurus/manajer KSPS

BMT RAMA

Page 56: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

4) Simpanan berjangka hanya dikeluarkan apabila anggota sudah

menyetujui/manandatangani suatu perjanjian (akad) yang

menyebutkan tanggal jatuh temponya/jangka waktu

pemberitahuan penarikan, nisbah bagi hasil, jumlah simpanan

berjangka, pembukuan jumlah produk setelah jatuh tempo, dan

sebagainya termasuk syarat-syarat yang harus dipenuhi anggota

apabila menempatkan dananya untuk simpanan berjangka pada

KSPS BMT RAMA.

5) Perjanjian ditandatangani anggota pada waktu menempatkan

dananya pada simpanan berjangka. Akan tetapi apabila hal itu

tidak memungkinkan karena permohonan simpanan berjangka

dilakukan melalui telepon, surat, dan sebagainya maka

simpanan berjangka dapat dikeluarkan setelah dana untuk

pembukaan tersebut telah diterima secara efektif.

6) Karyawan yang berwenang menerima permohonan simpanan

berjangka melalui telepon, surat harus tetap mengisi dan

melengkapi dengan perjanjian untuk setiap simpanan berjangka

yang dikeluarkan. Perjanjian harus memberikan data yang

terinci tentang ketentuan-ketentua/syarat-syarat simpanan

berjangka yang akan dibukukan dan diketahui/ditandatangani

oleh manajer KSPS BMT RAMA. Selanjutnya harus

ditandatangani oleh anggota pada saat yang telah ditentukan.

Page 57: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

7) Setiap simpanan berjangka dituangkan ke dalam sertifikat

simpanan berjangka yang mempunyai nomor urut. Sertifikat

yang belum digunakan dikontrol sama dengan pengontrolan

atas formulir khusus, yakni surat-surat berharga untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

8) Bagi hasil simpanan berjangka dihitung berdasarkan

perhitungan distribusi bagi hasil dan akan dibayar setiap akhir

bulan.

9) Simpanan berjangka hanya bisa diambil pada saat telah jatuh

tempo sesuai perjanjian, untuk simpanan berjangka yang telah

jatuh tempo (tidak diperpanjang secara otomatis dan tidak ada

kesepakatan untuk dipindahkan ke rekening simpanan) akan

dipindahkan keperkiraan titipan simpanan berjangka jatuh

tempo.

10) Ketentuan untuk pencairan simpanan berjangka sebelum jatuh

tempo, ditetapkan antara lain :

a. Pada prinsipnya sebelum jatuh tempo, bilyet sertifikat

simpanan berjangka tidak dapat dicairkan.

b. Apabila ada desakan dari pemilik bilyet sertifikst simpanan

berjangka, maka harus sepengetahuan dan atas persetujuan

manajer KSPS BMT RAMA dengan ketentuan sebagai

berikut :

Page 58: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

1) Tidak mendapatkan bagi hasil pada bulan pengambilan

simpanan berjangka.

2) Mendapatkan beban biaya administrasi sebesar 0,5%

dari nilai nominal simpanan berjangka.

3. Investasi simpanan masa depan (Simapan)

a. Yang dapat menjadi penabung Investasi Wadiah Simapan adalah

anggota maupun calon anggota.

b. Akad yang digunakan dalam produk Investasi Wadiah Simapan

adalah Wadiah Yad Dhamanah atas pengelolaan dana tersebut,

pihak KSPS BMT RAMA dapat memberikan bonus kepada

pemilik dana yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijakan,

tetapi tidak diperjanjikan di awal kepada pemilik dana.

c. Bonus yang diberikan kepada pemilik dana adalah mengambil

porsi pendapatan yang diperoleh KSPS BMT RAMA dan

dperlakukan sebagai biaya operasional.

d. Setoran dan penarikan Investasi Wadiah Simapan dapat dilakukan

setiap pada jam kerja.

e. Mitra usaha yang membuka rekening Investasi Wadiah Simapan

akan memperoleh buku tabungan sebagai tanda bukti transaksinya.

f. Persyaratan pembukaan rekening Investasi Wadiah Simapan :

Page 59: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

1) Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan dan mengisi

kartu spesimen contoh tanda tangan.

2) Membawa KTP asli dan fotocopy.

3) Setoran awal minimal Rp.20.000,- dan setoran selanjutnya

Rp.5.000,-.

g. Biaya-biaya :

1) Setiap bulan tidak dikenakan biaya administrasi.

2) Apabila ada permintaan penggantian buku atau penerbitan buku

tabungan baru dikarenakan hilang atau habis, dikenakan biaya

Rp.5.000,-.

3) Limit saldo minimal Rp.10.000,-.

4) Atas bonus yang diperoleh penabung tidak dikenakan biaya

pajak.

h. Form yang digunakan pada produk Investasi Wadiah :

1) Form pembukaan buku tabungan dan kartu spesimen

2) Slip setoran

3) Slip penarikan

4) Buku tabungan

Page 60: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

i. Proses administrasi Investasi Wadiah Simapan sperti proses

pembukaan, penutupan, penerbitan buku Investasi Wadiah

Simapan, buku hilang dan keluhan dari mitra usaha ditangani

langsung oleh Seksi Layanan Mitra Usaha.

j. Sedangkan proses setoran dan pengambilan Investasi Wadiah

Simapan ditandatangani oleh Teller.

k. Pengambilan tabungan yang dilayani PL(Petugas Lapangan) harus

dikoordinasikan dahulu oleh Teller untuk menghindari saldo yang

limit sesuai ketentuan BMT RAMA, yaiti saldo minimal

Rp.10.000,- dan saldo yang diblokir oleh karena sebagai jaminan

pembiayaan di BMT RAMA.

l. Tanda tangan yang tercantum dalam spesimen adalah tanda tangan

dari penabung dan penabung dapat menerbitkan surat kuasa

panarikan Investasi Wadiah Simapan kepada pihak lain.

m. Teller diberikan batasan/limit atas proses pengambilan Investasi

Wadiah Simapan, besarnya limit ini ditentukan oleh Manajer KSPS

BMT RAMA.

4. Ketentuan Investasi Mudharabah (Siasat)

a. Yang dapat menjadi penabung Investasi Mudharabah Siasat adalah

Anggota dan calon anggota.

Page 61: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

b. Investasi Mudharabah Siasat manggunakan akad mudharabah,

sehingga atas dana Investasi Mudharabah Siasat ini, Anggota

selaku Shahibul maal (pemilik dana) berhak mendapatkan bagi

hasil dari KSPS BMT RAMA (selaku mudharib) di mana proporsi

nisbah bagi hasil ditentukan dari manajer BMT RAMA yang

nisbah/bagi hasilnya bisa berubah-ubah disesuaikan dengan

pendapatan BMT RAMA.

c. Pembayaran bagi hasil Investasi Mudharabah Siasat diberikan

setiap bulan, secara langsung menambah saldo rekening tabungan

tersebut akan diambil.

d. Jangka waktu Investasi Mudharabah Siasat dibatasi sampai dana

tersebut oleh akan digunakan oleh Anggota.

e. Investasi Mudharabah Siasat tidak bisa ditarik kecuali pada jangka

waktu sesuai perjanjian atau dalam keadaan yang sangat mendesak

(darurat)

f. Mitra usaha yang membuka rekening investasi mudharabah Siasat

akan memperoleh buku tabungan sebagai tanda bukti transaksinya.

g. Persyaratan pembukaan rekening investasi mudaharabah Siasat :

1) Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan dan mengisi

kartu spesimen contoh tanda tangan.

2) Membawa KTP asli dan Fotocopy

Page 62: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

3) Setoran awal minimal Rp.1.000.000,- dan setoran selanjutnya

minimal Rp.1.000.000,-.

h. Biaya-biaya :

1) Setiap bulan tidak dikenakan biaya administrasi.

2) Apabila ada permintaan pengganti buku atau penerbitan buku

tabungan baru dikarenakan hilang atau habis, dikenakan biaya

Rp.5.000,-.

3) Biaya penutupan rekening sebesar Rp.10.000,-

i. Form yang digunakan pada produk Investasi Mudharabah Siasat :

1) Form pembukaan tabungan dan kartu spesimen

2) Slip setoran

3) Slip penarikan

4) Buku tabungan

j. Proses administrasi Investasi Mudharabah Siasat seperti proses

Pembukaan, penutupan, penerbitan buku Investasi Mudharabah

Siasat, buku hilang dan keluhan dari mitra usaha ditangani

langsung oleh Seksi Layanan Mitra Usaha.

k. Sedangkan proses setoran dan pengambilan Investasi Mudharah

Siasat ditangani oleh teller.

Page 63: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

l. Tanda tangan yang tercantum dalam spesimen adalah tanda tangan

dari penabung dan penabung dapat menerbitkan surat kuasa

penarikan investasi mudharabah Siasat kepada pihak lain.

m. Teller diberikan batasan/limit atas proses pengambilan investasi

mudharabah Siasat, besarnya limit ini ditentukan oleh Manajer

KSPS BMT RAMA yaitu Rp.10.000,-.

5. Ketentuan Investasi Mudharabah (Simprestasi)

a. Yang dapat menjadi penabung investasi mudharabah Siasat adalah

Anggota dan calon anggota.

b. Investasi Mudharabah Simprestasi menggunakan akad

Mudharabah, sehingga atas dana investasi mudharabah

Simprestasi ini, Anggota selaku Shahibul maal (pemilik dana)

berhak mendapatkan bagi hasil dari KSPS BMT RAMA (selaku

Mudharib) di mana proporsi nisbah bagi hasil ditentukan dari

manajer BMT RAMA yang nisbah/bagi hasilnya bisa berubah-

ubah disesuaikan dengan pendapatan BMT RAMA .

c. Pembayaran bagi hasil Investasi Mudharabah Simprestasi

diberikan setiap bulan, secara langsung menambah saldo rekening

tabungan tersebut akan diambil.

d. Jangka waktu Investasi Mudharabah Simprestasi dibatasi sampai

dana tersebut oleh akan digunakan oleh Anggota.

Page 64: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

e. Investasi Mudharabah Simprestasi tidak bisa ditarik kecuali pada

jangka waktu sesuai perjanjian atau dalam keadaan yang sangat

mendesak (darurat).

f. Mitra usaha yang membuka rekening investasi mudharabah

Simprestasi akan memperoleh buku tabungan sebagai tanda bukti

transaksinya.

g. Persyaratan pembukaan investasi mudharabah simprestasi :

1) Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan dan mengisi

kartu spesimen contoh tanda tangan.

2) Membawa KTP asli dan fotocopy

3) Setoran awal minimal Rp.20.000,- dan setoran selanjutnya

minimal Rp.20.000,-

h. Biaya-biaya :

1) Setiap bulan tidak dikenakan biaya administrasi.

2) Apabila ada permintaan penggantian buku atau penerbitan buku

tabungan baru dikarenakan habis atau hilang, dikenakan biaya

Rp.5.000,-.

3) Biaya penutupan rekening sebesar Rp.10.000,-

i. Form yang digunakan pada produk investasi mudharabah

simprestasi :

Page 65: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

1) Form pembukaan tabungan dan kartu spesimen

2) Slip setoran

3) Slip penarikan

4) Buku tabungan

j. Proses administrasi investasi mudharabah Simprestasi seperti

proses Pembukaan, penutupan, penerbitan buku investasi

mudharabah Siasat, buku hilang dan keluhan dari mitra usaha

ditangani langsung oleh Seksi Layanan Mitrausaha.

k. Sedangakan proses setoran dan pengambilan investasi mudharabah

Simprestasi ditandatangani oleh Teller.

l. Tanda tangan yang tercantum dalam spesimen adalah tanda tangan

dari penabung dan penabung dapat menerbitkan surat kuasa

penarikan investasi mudharabah Simprestasi kepada pihak lain.

m. Teller diberikan batasan/limit atas proses pengambilan investasi

mudharabah simprestasi, besarnya limit ini ditentukan oleh

Manajer KSPS BMT RAMA yaitu Rp.10.000,

6. Ketentuan Simpanan Berjangka Mudharabah

a. Simpanan berjangka menggunakan akad mudharabah mutlaqah,

dimana atas dana simpanan berjangka dari mitra usaha selaku

shahibul maal berhak mendapatkan bagi hasil dari KSPS BMT

Page 66: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

RAMA selaku mudharib dimana proporsi nisbah bagi hasilnya

disesuaikan dengan produk jangka waktu simpanan berjangka yang

diambil.

b. Jangka waktu dengan proporsi nisbah bagi hasil yang ditentukan

BMT RAMA dan setiap produk berbeda nisbah bagi hasilnya dan

dapat berubah-ubah sewaktu-waktu sesuai pendapatan BMT

RAMA :

1) Produk 1 bulan : ……………% Shahibul maal,………..%

Mudharab

2) Produk 3 bulan : …………..% Shahibul maal, ……..…%

Mudharab

3) Produk 6 bulan : …….…….% Shahibul maal, ………...%

Mudharab

4) Produk 12 bulan : …….…….% Shahibul maal, ……………%

Mudharab

c. Penarikan simpanan berjangka tidak bisa dilakukan setiap saat

tetapi berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati.

d. Bagi hasil diberikan setiap bulan dimana pembayarannya bisa

dilakukan secara tunai maupun secara pindah buku ke rekening

atas nama Mitra Usaha yang bersangkutan.

Page 67: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

e. Perhitungan bagi hasil Muhdarabah untuk produk ini menggunakan

metode Revenue Sharing atau bagi pendapatan, dimana bagi hasil

dihitung dari total pendapatan atas pengelolaan dana mudharabah

tersebut.

f. Simpana berjangka dapat digunakan sebagai jaminan.

g. Si pemilik rekening memperoleh bilyet/sertifikat simpana

berjangka dan yang berwenang untuk menandatangani

bilyet/sertifikat tersebut adalah Manajer KSPS BMT RAMA

Kabag Operasional/Head.

h. Pencarian simpanan berjangka hanya dapat dilakukan pada saat

jatuh tempo dan mitra usaha harus membawa bilyet simpanan asli

siasat akan melakukan pencairan.

i. Bila ada pemilik rekening simpanan berjangka yang ingin

mencairkan rekeningnya sebelum jatuh tempo(untuk kondisi

tertentu misalnya untuk kebutuhan yang sangat mendesak) maka

dapat dicairkan dan dikenakan biaya administrasi.

j. Yang bisa menjadi pemilik rekening simpanan berjangka bisa

perorangan maupun dalam bentuk lembaga dengan persyaratan

sebagai berikut :

1) Mengisi formulir permohonan pembukaan rekening simpanan

berjangka.

Page 68: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

2) Mengisi kartu spesimen

3) Membawa KTP asli dan fotocpy

4) Jumlah simpanan minimal Rp.1.000.000,-

k. Simpanan berjangka yang diterima dari perorangan atau badan

usaha untuk ditempatkan di dalam simpanan berjangka, dibukukan

di dalam perkiraan buku besar simpanan berjangka dengan buku

pembantu sesuai jenis/produk simpanan berjangka masing-masing.

l. Simpanan berjangka hanya dikeluarkan apabila calon penyimpan

sudah menyetujui/mendatangani suatu kontrak yang menyebutkan

tanggal jatuh temponya/jangka waktu pemberitahuan penarikan,

nisbah bagi hasil, jumlah simpanan berjangka, pembukuan jumlah

pokok/principal setelah jatuh tempo, cara-cara pembayaran bagi

hasil dan sebagainya termasuk syarata-syarat yang harus dipenuhi

penyimpan apabila menempatkan dananya untuk simpanan

berjangka pada KSPS BMT RAMA.

m. Kontrak ditandatangani penyimpan pada waktu menempatkan

dananya pada simpanan berjangka, akan tetapi apabila hal itu tidak

memungkinkan karena permohonan simpanan berjangka dilakukan

melalui telephone, telex, surat, dan sebagainya maka simpanan

berjangka dapat dikeluarkan setelah dana untuk pembukaan

tersebut telah diterima secara efektif.

Page 69: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

n. Karyawan yang berwenang menerima permohonan simpanan

berjangka melalui telepon, telex, dan sebaginya harus tetap mengisi

dan melengkapi dengan kontrak untuk setiap simpanan berjangka

yang dikeluarkan. Kontrak harus harus memberikan data yang

terinci tentang ketentuan-ketentuan syarat-syarat simpanan

berjangka yang akan dibukukan dan diparaf/diketahui oleh pejabat

yang berwenang. Selanjutnya harus ditandatangani oleh si pemilik

rekening/penyimpan pada saat yang telah ditentukan/diperjanjikan.

o. Penarikan simpanan berjangka hanya bisa di ambil oleh penyimpan

yang atas namanya tertera pada bilyet/sertifikat simpanan

berjangka BMT RAMA atau diwakilkan dengan membawa

bilyet/setifikat asli, KTP asli pemilik bilyet/sertifikat dan KTP asli

simpanan berjangka serta surat kuasa pemilik bilyet/sertifikat yang

bermaterai dan bertandatangan pemilik bilyet/sertifikat.

A. JENIS LAYANAN PENYALURAN DANA

Ketentuan Umum

a. KSPS menyediakan layanan pembiayaan dalam bentuk-bentuk

sebagai berikut :

1) Pembiayaan Mudharabah

2) Pembiayaan Musyarakah

3) Piutang Murabahah

Page 70: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

4) Piutang Salam

5) Piutang Istishna

6) Piutang Ijarah

7) Qardh

8) Ar Rahn

1) Pembiayaan Mudharabah

Mudhrabah adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara

pihak pemilik dana (shahibul mall) sebagai pihak yang

menyediakan modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola

modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan

akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan di muka

dari kedua belah pihak. Sedangkan kerugian (jika ada) akan

ditanggung pemilik modal kecuali jika ditemukan jika ada

kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola dana (mudharib),

seperti penyelewengan, kecurangan, penyalahgunaan dana.

a. Rukun mudharabah :

1) Pihak yang berakad:

a) Pemilik modal (shahibul maal)

b) Pengelola modal (mudharib)

Page 71: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

2) Obyek yang diakadkan :

a) Modal

b) Kegiatan usaha/kerja

c) Keuntungan

3) Sighot/Akad :

a) Serah

b) Terima

b. Syarat Mudharabah :

1) Pihak yang berakad kedua belah pihak harus mempunyai

kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama mudharabah.

2) Obyek yang diakadkan :

a) Harus dinyatakan dalam jumlah/nominal yang jelas.

b) Jenis pekerjaan yang dibiayai, dan jangka waktu kerjasama

pengelolaan dananya.

c) Nisbah (porsi) pembagian keuntungan telah disepakati

bersama dan ditentukan tata cara pembayarannya.

3) Sighot/akad :

a) Pihak-pihak yang berakad harus jelas dan disebutkan

Page 72: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

b) Materi akad yang berkaitan dengan modal, kegiatan

usaha/kerja dan nisbah telah disepakati bersama saat

perjanjian (akad).

c) Resiko usaha yang timbul dari proses kerjasama ini harus

diperjelas saat ijab qabul, yakni bila terjadi kerugian usaha

maka akan ditanggung oleh pemilik modal dan pengelola tidak

mendapatkan keuntungan dari usaha yang telah dilakukan.

d) Untuk memperkecil resiko terjadinya kerugian usaha, pemilik

modal dapat menyertakan persyaratan kepada pengelola dalam

menjalankan usahanya dan harus disepakati secara bersama.

c. Akad kerjasama Mudharabah dibedakan dalam 2 jenis :

1) Mudharabah Mutlaqah, akad ini adalah perjanjian mudharabah

yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak

terikat), misalnya dalam ijab si pemilik modal tidak

mensyaratkan kegiatan usaha apa yang harus dilakukan dan

ketentuan-ketentuan lainnya yang pada intinya memberikan

kebebasan kepada pengelola dana untuk melakukan pengelolaan

investasinya.

2) Mudharabah Muqayyadah, akad ini mencantumkan persyaratan-

persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh si

Page 73: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

pengelola dana yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara

usaha, dan obyek investasinya (investasi yang terikat).

Sebagai contoh pengelola dana dipersyaratkan dalam kerjasama

untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Tidak mencampurkan dana mudharabah yang diterima dengan

dana lainnya.

b) Tidak melakukan investasi pada kegiatan usaha yang bersifat

sistem jual beli cicilan tanpa adanya penjamin dan atau tanpa

jaminan.

c) Slip pengelola dana harus melakukan sendiri kegiatan

usahanya dan tidak diwakilkan kepada pihak ketiga.

d. Tata Cara penyelenggaraan produk mudharabah :

Pihak pengelola sebagai pemilik proyek dapat mengajukan

permohonan pembiayaan kepada KSPS BMT RAMA. Kebutuhan

dana tersebut dapat digunakan untuk pembiayaan yang bersifat

modal kerja dan atau investasi.

2) Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan anggota (syirkah), adalah suatu bentuk akad

kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk

menyertakan modalnya dalam suatu usaha, dimana masing-masing

Page 74: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan

manajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi menurut proporsi

penyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan bersama.

Musyrakah dapat diartikan pula sebagai pencampuran dana untuk

tujuan pembagian keuntungan.

a. Rukun musyarakah :

1) Pihak yang berakad (para mitra)

2) Obyek yang diakadkan :

a) Modal

b) Kegiatan usaha/kerja

c) Keuntungan

3) Sighat :

a) Serah

b) Terima

b. Syarat musyarakah :

1) Pihak yang berakad :

a) Para pihak yang melakukan akad musyarakah harus dalam

kondisi cakap hukum

Page 75: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

b) Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan

perwakilan

2) Obyek yang diakadkan :

a) Modal diberikan dalam bentuk uang tunai

b) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan musyarakah adalah

sebuah hukum dasar, dan tidak diperkenankan bagi salah

satu dari mereka untuk mencantumkan ketidakikutsertaan

mitra lainnya, namun demikian terhadap kesamaan kerja

bukanlah syarat utama. Dibolehkan seorang mitra

melaksanakan porsi pekerjaan yang lebih besar dan banyak

dibandingkan dengan mitra lainnya, sehingga dalam hal ini

mitra tersebut dapat mensyaratkan bagian keuntungan

tambahan bagi dirinya.

3) Sighat

a) Berbentuk pengucapan yang menunjukkan tujuan

b) Akad dianggap sah jika diucapkan secara verbal, atau

dilakukan secara tertulis dan disaksikan.

c. Tata cara penyelenggaraan produk Musyarakah

Dari jenis atau variasi produk musyarakah, syirkah Al Inan

yang paling tepat untuk diimplementasikan ke dalam produk

Page 76: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

pembiayaan KSPS BMT RAMA. Syirkah Al Inan ini biasanya

diperuntukkan untuk pembiayaan proyek diman mitra dan KSPS

BMT RAMA sama-sama menyediakan modal untuk membiayai

proyek tersebut. Setelah proyek selesai mitra mengembalikan

dana tersebut berikut bagi hasil telah disepakati bersama.

3) Piutang Murabahah

Mudharabah adalah jual beli barang pada harga asal (harga

perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati

oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Karakteristiknya

adalah penjual harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli

dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama,

dapat secara lumpsum ataupun secara angsuran. Murabahah

dengan pembayaran secara angsuran ini disebut dengan Bai’

Bitsaman Ajil.

d. Rukun Murabahah

4) Pihak yang berkad :

c) Penjual

d) Pembeli

5) Obyek yang diakadkan :

Page 77: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

c) Barang yang diperjualbelikan

d) Harga

6) Sighat/Akad :

c) Serah (ijab)

d) Terima (qabul)

e. Syarat Murabahah

4) Pihak yang berakad :

c) Suatu keabsahan suatu perjanjian (akad) para pihak harus

cakap hukum.

d) Sukarela dan tidak di bawah tekanan (terpaksa/dipaksa).

5) Obyek yang diperjualbelikan :

e) Barang yang diperjualbelikan tidak termasuk barang yang

dilarang (haram), dan bermanfaat serta tidak

menyembunyikan adanya cacat barang.

f) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad.

g) Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual dan

yang diterima pembeli.

h) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan.

Page 78: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

6) Sighat :

d) Harus jelas secara spesifikasi (siapa) para pihak yang

berakad.

e) Antara ijab qabul harus selaras dan transparan baik dalam

spesifikasi barang (penjelasan fisik barang) maupun harga

yang disepakati (memberitahu biaya modal kepada

pembeli).

f) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan

keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang.

f. Tata Cara Penyelenggaran Produk Murabahah

Dari pengertian di atas, maka KSPS BMT RAMA dapat

mengimplementasi pada produk pemyaluran dana, yakni untuk

penjual barang-barang investasi dengan kontrak jangka pendek

dengan sekali akad. Model ini paling banyak dipergunakan dalam

KSPS BMT RAMA oleh karena setting administrasinya yang

sederhana. (Di dalam lembaga keuangan konvensional layanan ini

dikenal dengan istilah kredit investasi). Di dalam praktek kita

jumpai KSPS BMT RAMA menggunakan sistem murabahah ini

untuk kebutuhan modal kerja. Sehingga konsekuensinya

diketemukan beberapa akad murabahah yang diperpanjang bahkan

sampai menjadi berkepanjangan/berkelanjutan (evergreen) karena

Page 79: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

sifat dari modal kerja sendiri yang merupakan kebutuhan rutin

dalam kegiatan usaha.

4) Piutang Salam

Salam (salaf) adalah akad pembelian (jual-beli) yang

dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan pembelian

terlebih dahulu atas barang yang dipesan/diinginkan dan

melakukan pembayaran di muka atas barang tersebut, baik dengan

cara pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mencicil, yang

keduanya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum

barang yang dipesan/diinginkan diterima kemudian. (Penghantar

barang/delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).

a. Rukun Salam :

1) Pihak yang berakad :

a) Pembeli/pemesan

b) Penjual

2) Obyek yang diakadkan :

a) Barang yang diperjualbelikan

b) Harga/modal salam

Page 80: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

3) Sighat/Akad :

a) Serah

b) Terima

b. Syarat Salam :

1) Pihak yang berakad :

a) Harus cakap hukum

b) Sukarela (ridha) dan tidak dalam keadaan

dipaksa/terpaksa/berada di bawah tekanan

2) Obyek yang diakadkan :

a) Barang yang diperjualbelikan :

(1) Tidak termsuk barang yang diharamkan (dilarang)

(2) Spesifikasi barang harus dapat diidentifikasi, a.l.

jenis,type, kualitas, wana, dan sifat lainnya

(3) Ukuran barang dapat diidentifikasi sesuai dengan alat

ukurannya a.l. timbangan, takaran, berat, panjang dan

lainnya.

(4) Harus berupa barang yang berwujud agar dapat diakui

sebagai hutang

(5) Boleh menentukan tanggal dan tempat pengiriman

Page 81: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

b) Harga/modal saham

(1) Jumlah harga (modal) yang disepakati harus jelas

(2) Kesepakatan mengenai pembayaran modal harus

diserahkan pada saat akad dengan cara tunai

c) Pembayaran salam

(1) Pembayaran oleh pembeli tidak diperbolehkan dengan

cara hutang, karena akan menimbulkan akad jual beli

hutang dengan hutang, atau

(2) Pembayaran tidak diperbolehkan dengan cara

kompensasi berupa pembebasan hutang si penjual

kepada pembeli, karena bisa menimbulkan praktek riba

d) Sighat/Akad :

(1) Harus jelas dan disebutkan dengan siapa berakad

(2) Proses ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dalam

spesifikasi barang maupun harga yang telah disepakati

(3) Akad tidak mengandung sifat menggantungkan

keabsahan transaksi pada peristiwa/kejadian yang akan

datang

Page 82: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

c. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Salam

Dipergunakan untuk membiayai produk (terutama)

pertanian dengan jengka waktu pendek ( kurang atau sama dengan

6 bulan), namun di dalam praktek terhadap barang-barang yang

mempunyai spesifikasi jelas (kuantitas dan kualitas) dapat juga

dibiayai produk salam ini, seperti produk garmen (pembuatan

pakaian jadi)

d. Salam Pararel

Salam pararel berarti melaksanakan 2 transaksi salam yang

berbeda kepada para pihak yang bertransaksi.

5) Piutang Istishna

Istishna adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk

suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli

dalam suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat

(produsen) yang juga sekaligus menyediakan kebutuhan barang

baku bahannya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan, akad ini

menjadi akad ujrah (upah).

a. Rukun Istishna

1) Para pihak yang berakad

a) Pembuat/penjual/produsen

Page 83: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

b) Pemesan/pembeli

2) Obyek yang diakadkan

a) Barang/proyek yang dipesan dengan kriteria yang jelas

b) Kesepakatan atas harga jual

3) Sighat

a) Serah

b) Terima

b. Syarat Istishna

1) Para pihak yang melakukan akad istishna harus dalam kondisi

cakap hukum.

2) Obyek yang dipesan jelas spesifikasinya, yakni a.l. penjelasan

jenis acam, ukuran, dan sifat barang, serta barang tersebut

merupakan barang yang biasa berlaku pada hubungan antar

manusia.

3) Pembuat (produsen) mampu memenuhi persyaratn pesanan.

4) Harga jual ditetapkan sebesar harga pemesanan ditambah

keuntungan.

5) Harga jual tetap selama jangka waktu pemesanan.

6) Jangka waktu pembuatan disepakati bersama.

Page 84: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

c. Tata Cara Penyelenggaran Produk Istishna

Produk Istishna dapat diimplementasikan untuk transaksi

jual beli yang prosesnya dilakukan dengan cara pemesanan barang

terlebih dahulu (pembemli menugasi penjual untuk membuat

barang sesuai spesifikasi tertentu,sepert pada proyek kontruksi) dan

pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan, atau di tangguhkan

dalam jangka waktu tertentu.

d. Istishna Pararel

Jika KSPS BMT RAMA bertindak sebagai penjual

kemudian memesan kepada pihak lain (subkontraktor) untuk

menyediakan barang pesanan dengan cara Istishna, maka hal ini

disebut dengan Istishna Pararel.

6) Ijaroh

Ijaroh adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan

sebuah assets sebagai ganti pembayaran. Pengartian sewa (ijaroh)

adala sewa atas manfaat atas dari sebuah assets sedangkan sewa

beli (ijarih wan iqtina) atau disebut juga Ijarih Mutahiyya Bitamliq

adalah sewa yang diakhiri dengan pemindahan kepemilkikan.

a. Rukun Ijaroh

1. Pihak yang berakad

Page 85: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

a) Penyewa

b) Pemilik barang yang disewa

2. Obyek yang diakadkan

a) Obyek yang disewakan

b) Harga sewa yang disepakati kedua belah pihak

3. Sighat

a) Serah

b) terima

b. Syarat Ijaroh

1. Para pihak yang berakad

a) Para pihak yang berakad harus dalam kondisi cakap hukum

b) Sukarela (ridha) dan tidak dalam keadaan

dipaksa/terpaksa/berada di bawah tekanan

c) Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan

penyewaan

2. Obyek yang disewakan

a) Obyek ijaroh adalah manfaat (penggunaan) assets dan sewa

b) Barang yang disewa bukan barang haram

Page 86: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

c) Harga sewa harus terukur

3. Sighat

a) Serah dan terima yang merupakan niat dari kedua belah

pihak

b) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan

keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang atau

pada sebuah syarat

c. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Ijaroh

Di dalam transaksi ijaroh yang menjadi obyek adalah

penggunaan manfaat atau sebuah assets, dan salah satu rukun

Ijarah adalah harga sewa. Dengan demikian Ijaroh sesungguhnya

bukan dari kelompok jual beli. Di dal implementasi produk Ijaroh,

KSPS BMT RAMA banyak menerapkan produk Ijarah

Muntahiyya Bitamliq/Wa Iqtina dan mengelompokkan produk ini

ke dalam akad jual beli, karena memberikan pilihan kepada

penyewa untuk memberi assets yang disewa pada akhir masa sewa.

Hal ini disebabkan untuk proses kemudahan di sisi operasional

KSPS BMT RAMA dalam hal pemeliharaan assets pada masa atau

sesudah sewa.

Page 87: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

7) Qardh

Pinjaman kebajikan (Qardh) adalah jenis pembiayaan melalui

peminjaman harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

Dalam literatur fiqh, Qardh dikategorikan sebagai akad TathaWwu

yaitu akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam

rangka mewujudkan tanggung jawab sosial, KSPS BMT RAMA

dapat memberikan fasilitas yang disebut Al-Qardhul Hasanah, yaitu

penyediaan pinjaman dana kepada pihak yang layak untuk

mendapatkannya. Secara syariah peminjam hanya berkewajiban

membayar kembali pokok pinjaman, walaupun syariah

membolehkan peminjan untuk memberikan imbalan sesuai

kerelaannya, tetapi KSPS BMT RAMA pemberi Qardh tidak

diperkenankan untuk meminta imbalan apapun.

a. Rukun Qardh :

1. Ada peminjam

2. Ada pemberi pinjaman

3. Ada dana

4. Ada serah terima

b. Syarat Qardh

1. Dana yang digunakan bermanfaat

Page 88: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

2. Adanya kesepakatan kedua belah pihak

c. Tata Cara Penyelenggaran Produk Pinjaman Qardh dan Al-Qardhul

Hasan

1. Peminjam Qardh, sebagai produk pelengkap untuk memenuhi

kebutuhan dana mendesak, dan atau untuk memenuhi kebutuhan

lain yang tidak bersifat komersial. Pinjam Qardh diberikan

jangka waktu yang sangat pendek. Sumber dana pinjaman

Qardh ini diperoleh dari modal KSPS BMT RAMA. Penyajian

pinjaman Qardh dilakukan dalam aktiva lain-lain.

2. Al-Qardhul Hasan untuk memenuhi kebutuhan bersifat sosial.

Sumber dana diperoleh dari dana ekstern dan bukan berasal dari

dana KSPS BMT RAMA sendiri. Dana Al-Qardhul Hasan

diperoleh dari dana kebajikan seperti a.l. biaya tagih/denda,

zakat, infaq dan sodaqoh.

8) Ar Rahn

a. Rukun Ar Rahn

1. Pihak yang menggadai (rahin)

2. Pihak yang menerima gadai (murtahin)

3. Objek yang digadaikan (marhun)

4. Hutang (marhun bih)

Page 89: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

5. Ijab qabul (sighat)

b. Skema Ar Rahn

2.Pemberi Hutang

1.Akad Transaksi

3.Penyerahan Mahrun

9) Alternatif Pelaksanaan Gadai

a. Kategori Gadai

Jenis barang yang dapat digadaikan hendaknya memenuhi syarat

sebagai berikut :

1. Merupakan benda bernilai menurut hukum syara’

2. Sudah ada wujudnya ketika perjanjian terjadi

3. Mungkin diserahkan seketika kepada Murtahim

b. Pemeliharan Barang Gadai

MARHUN BIH

MURTAHI RAHIN

MARHUN

Akad Lain

Page 90: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

Para ulama berbeda pendapat tentang biaya pemeliharaan

Syafliah dan Hanabillah berpendapat bahwa biaya pemeliharaan

gadai menjadi tanggungan penggadai dengan alasan barang

tersebut berasal dari penggadai dan tetap merupakan

miliknya.sedangkan hanafiyah berpendapat biaya keselamatan

barang gadai menjadi tanggungan penerima gadai dalam

kedudukannya sebagai penerima amanat. Kepada penggadai hanya

dibebankan barang gadai agar tidak berkurang kualitasnya.

Berdasarkan kedua pendapat diatas pada dasarnya biaya

pemeliharaan barang gadaian adalah hak bagi rahin dalam

kedudukannya sebagai pemilik yang syah. Namun apabila marhun

(barang gadaian) menjadi kekuasaan murtahin dan murtahin

diijinkan untuk memelihara marhun,maka yang menanggung

pemeliharaan marhun adalah murtahun. Sedangkan untuk

mengganti biaya pemeliharaan tersebut, apabila murtahin diizinkan

rahin,maka murtahin dapat memungut hasil marhun sesuai dengan

biaya pemeliharaan yang telah dikeluarkannya. Namun apabila

rahin tidak mengizinkannya, maka biaya pemeliharaan yang telah

dikeluarkan oleh murtahin menjadi utang rahin kepada murtahin.

c. Perlakuan Bunga Dalam Gadai

Dalam praktek sehari-hari pelaksanaan gadai karena diikuti

dengan proses pinjam meminjam dan pada proses itu dikenakan

Page 91: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

bunga pinjaman yang sering disebut dengan bunga gadai. Dalam

pelaksaan proses gadai secara syari’ah penggunaan bunga tidak

diperkenakan karena bunga merupakan riba.

d. Resiko dan Kerusakan Barang Gadai

Resiko dan kehilangan atau rusak barang gadaian menurut

ulama syaifi’yah dan hanabilah berpendapat bahwa murtahin

(penerima gadai ) tidak menanggung resiko apapun jika kerusakan

atau hilangnya barang tersebut tanpa kesengajaan. Sedangkan

ulama hanafi berpendapat,murtahin menanggung resiko sebesar

harga minimum,dihitung mulai waktu diserahkannya barang

kepada murtahin sampai hari rusaknya atau hilangnya barang.

e. Pemanfaatan Barang Gadai

Pada dasarnya barang gadai tidak dapat dimanfaatkan baik

oleh pemilik ataupun penerima gadai. Hal ini karena status barang

sebagai jaminan utang dan amanat penerimanya. Namun apabila

mendapat izin dari masing-masing pihak maka barang tersebut

dapat dimanfaatkan,dan hasil dari pemanfaatan itu adalah milik

bersama, pemanfaatan itu bertujuan agar harta tidak mubazir.

f. Pembayaran Pelunasan Barang Gadai

Apabila sampai waktu yang telah ditentukan,rahin belum

bisa membayar kembali utangnya,maka rahin dapat dipaksa oleh

Page 92: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

marhun untuk menjual barang gadainya. Kemudian hasilnya

digunakan untuk melunasi utangnya. Pelunasan hutang sebesar

hutang rahin,dan apabila terdapat kelebihan maka murtahin harus

mengembalikan kepada rahin.

g. Prosedur Pelelangan Barang Gadai

Jika terdapat persyaratan menjual barang gadai pada saat jatuh

tempo,ini dibolehkan dengan ketentuan :

1. Murtahin harus terlebih dahulu mencari tahu keadaan rahin (

penyebab belum melunasi utangnya).

2. Dapat memperpanjang tenggang waktu pelaksanaan.

3. Kalau murtahin benar-benar butuh uang dan rahin belum bisa

melunasi utangnya, maka murtahin boleh memindahkan barang

gadai kepada murtahin lain seizin rahin.

Page 93: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

BAB IV

ANALISIS

A. Prosedur Pembiayaan Murabahah BBA (ba’i bitsaman ajil)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam realisasi pembiayaan BBA

adalah menjustifikasikan penggunaan BBA berdasarkan ayat 282 Surah Al-

Baqarah yang bermaksud: "Wahai orang yang beriman, apabila kamu

bermuamalah tidak secara tunai untuk tempo yang ditentukan, hendaklah

kamu menulisnya :

1) Mitra/Anggota/Mitra Usaha

a. Menyampaikan tujuan meminta bantuan KSPS BMT RAMA untuk

memberikan barang/alat produksi/mesin yang dibutuhkan, kegunaan

barang tersebut dalam usaha bisnisnya serta sumber dana dan cara

untuk melunasi pembelian barang tersebut.

b. Menyertakan data-data : Legalitas, Laporan Keuangan (mininal tiga

bulan terakhir), data jaminan dan hubungan hukum mitra usaha dengan

jaminan, serta persyaratan lainnya yang diperlukan oleh KSPS BMT

RAMA.

Page 94: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

c. Melampirkan informasi barang/alat produksi/mesin yang dibutuhkan

yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran serta penjual/suplier barang

tersebut.

1. Informasi Supplier

2. Informasi tentang nama, alamat, dan telepon supplier

3. Konfirmasi tersedianya barang

2) Account Officer/ Bagian Survey

a. Menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha, historis usaha mitra usaha

baik dari segi kualitatif dan kuantitatif.

b. Jika mitra usaha tidak mempunyai usulan/calon supplier, Account

officer/Bagian Survei berhak untuk mencarikan supplier.

3) Unit Support ( Administrasi Pembiayaan Legal )

a. Menganalisis mitra usaha dan supplier dari segi yuridis kelengkapan

dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum dan kelayakan jaminan

yang diajukan oleh mitra usaha.

b. Hasil analisis disampaikan kepada Account Officer/Bagian Survey

selanjutnya berdasarkan informasi tersebut dan analisis kualitatif dan

kuantitaf Account Officer Bagian Survey akan mempresentasikannya

kepada Komite.

Page 95: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

4) Komite Pembiayaan

a. Bila permintaan mitra usaha dianggap tidak layak, maka seluruh

permintaan ini dapat dianggap tidak layak mendapat fasilitas

Murabahah. Seluruh dokumen tidak akan dikembalikan pada mitra

usaha dan Account Officer bagian Survey menyampaikan

surat/telepon/SMS penolakan kepada mitra usaha.

b. Jika permintaan mitra usaha dianggap layak serta memenuhi kriteria,

komite akan memberikan persetujuan.

5) Account Officer/Bagian Survey

a. Berdasarkan persetujuan manajer operasional segera melakukan

survey/silaturahmi kepada debitur.

b. Menggali data-data yang diperlukan guna melengkapi persyaratan

pembiayaan baik dari pihak debitur maupun pihak luar.

c. Melakukan check list jaminan

d. Melaporkan hasil survey/silaturahmi secara sistematis, terinci dan

faktual baik secara langsung maupun tertulis.

6) Mitra Usaha

Setelah menerima surat persetujuan murabahah BBA mitra usaha

menyatakan persetujuannya atas seluruh persyaratan yang diajukan

Page 96: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

termasuk melengkapi seluruh dokumen yang diminta KSPS BMT RAMA.

Mitra usaha setuju membayar uang muka.

7) Manajer Pembiayaan

a. Setelah menerima uang Murabahah BBA, bagian Administrasi

pembiayaan dapat mengeluarkan surat tanda terima uang.

b. Bagian administrasi pembiayaan mempersiapkan akad Murabah, yaitu

akad jual beli antara KSPS BMT RAMA. Pada saat ini dapat sekaligus

dilakukan pengikatan jaminan dapat berupa barang yang

diperjualbelikan ataupun jaminan lainnya.

c. Pelunasan dapat dilakukan dengan cara sekaligus ataupun diangsur.

Cara mengalokasikan pemberian persetujuan pembiayaan Murabahah Ba’i

Bitsaman Ajil (BBA) adalah :

a. Setiap pemberian persetujuan pembiayaan harus mendasarkan kepada

analisis dan rekomendasi tertulis persetujuan usulan pembiayaan.

b. Dalam hal keputusan pemberian persetujuan pembiayaan tidak sejalan

dengan rekomendasi tertulis usulan pembiayaan, harus dijelaskan

secara tertulis dan alasan apa yang mempertimbangkan dan

meyakinkan pejabat pemutus pembiayaan yang bersangkutan.

c. Keputusan akhir persetujuan pembiayaan berada di komite

pembiayaan.

Page 97: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

Setiap pembiayaan yang telah disetujui dan disepakati oleh pemohon

dengan koperasi, maka wajib dibuatkan akad secara tertulis yang memuat hal-

hal :

a. Memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum syariah dan hukum

positif yang dapat melindungi kepentingan koperasi (penyebutan

komparisi, jenis akad).

b. Memuat jumlah, jangka waktu, penggunaan, tata cara pembayaran

kembali, serta persyaratan lainnya.

c. Setiap akad pembiayaan yang dibuat oleh koperasi harus

ditandatangani di kantor koperasi oleh para pihak dan pihak yang

memberikan persetujuan kepada pemohon beserta para saksi yang

salah satu dari saksi tersebut adalah bersal dari pihak pemohon.

Proses Realisasi Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA)

a. Proses realisasi adalah proses pencairan dana atau pembelian barang

mitra setelah diproses dan diputuskan oleh koite/Panitia Pembiayaan.

b. Penggunaan dana untuk pembiayaan jual beli dinamakan pembayaran,

sedangkan penggunaan dana untuk pembiayaan syirkah dan jasa

disebut pencairan.

c. Pemeriksaan kepatuhan ketentuan intern dan ekstern yang berlaku

menjamin perlindungan bagi koperasi telah dipenuhi dan diselesaikan.

d. Dokumen pendukung pencairan

Page 98: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

a) Dokumen Utama

1. Surat Persetujuan Prinsip.

2. Perjanjian Pembiayaan.

3. Surat Kuasa Menjual.

4. Akte Fiducia.

5. Kartu Angsuran.

6. Tanda Terima Jaminan.

7. Tanda Terima Uanga Mitra (Penarikan pembiayaan).

2) Tambahan :

1. Standart jaminan.

2. Kuasa debet (angsuran, biaya admintrasi, notaris, asuransi).

3. SPK.

4. Pengecekan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum

pencairan pembiyaan dilakukan oleh unit support Pembiayaan

(Seksi Legal dan Administrasi Pembiayaan).

B. Strategi pembiayaan pada KSPS BMT RAMA Salatiga

Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh account officer yang dapat

mempengaruhi kualitas pembiayaan adalah :

a. Karakter mitra

b. Analisis keuangan mitra

Page 99: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

c. Struktur modal

d. Kemampuan produksi

e. Siklus usaha

f. Jaminan

g. Pemantauan pembianaan

KSPS BMT RAMA dalam upaya melindungi kepentingan dan kepercayaan

masyarakat serta memelihara tingkat kesehatan usahanya menetapkan negative list

yang akan ditinjau secara periodik pembiayaan-pembiayaan yang akan dihindari.

a. Pembiayaan yang tidak sesuai syariah.

b. Yaitu pembiayaan yang penggunaannya untuk usaha-usaha dan atau

kegiatan-kegiatan lainnya yang bertentangan dengan syariah islami.

c. Pembiayaan modal spekulasi

d. Pembiayaan yang bersifat spekulasi harus dihindari karena tidak

mencerminkan kesungguhan dalam berusaha dan mengandung unsur

gharar dan maysir.

e. Pembiayaan Tanpa Informasi Keuangan

f. Pemberian pembiayaan tanpa informasi keuangan yang memadai

(transparan dan obyektif) akan membahayakan mitra dan koperasi.

g. Pembiayaan Pada Bidang Yang Tidak Dikuasai

Page 100: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

h. Pengajuan pembiayaan untuk bidang usaha yang tidak tercantum dan atau

tidak dikuasai oleh pejabat KSPS BMT RAMA harus ditolak secara dini.

i. Pembiayaan Kepada Mitra Bermasalah

j. Pejabat KSPS BMT RAMA yang berkompetensi dengan pembiayaan

hendaknya selalu melakukan checking tentang mitra yang akan dibiayai,

bila tergolong bermasalah harus ditolak pembiayaanny

Pembiyaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiyaaan dimana terdapat

suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiyaan yang

berakibat terjadi kelambatan dalam membayar, atau diperlukan tindakan

yuridis dalam pengambalian atau kemungkinan terjadinya kerugian koperasi.

C. Penanganan Pembiayaan Bermasalah KSPS BMT RAMA Salatiga.

Penanganan terhadapa pembiayaan bermasalah perlu dilakukan dengan

cara :

a. Preventif (pencegahan)

1) Pemahaman dan pelaksanaan proses pembiayaan yang benar,

menyangkut internal (koperasi) dan eksternal (mitra dan lingkupnya).

2) Pemantauan dan pembinaan pembiayaan (on site dan on disk

monitoring ).

3) Memahami faktor yang menjadi penyebab dan gejala dini pembiayaan

bermasalah.

Page 101: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

b. Kuratif (penyelesaian)

Account Officer melakukan analisis evaluasi ulang mengenai aspek

(manajemen, pemasaran, produksi, keuangan, yuridis, agunan).

D. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

a. Cara penanganan/penyelasaian pembiayaan bermasalah dapat dilakukan

dalam bentuk :

1) Refitalisasi

Dilakukan dengan cara :

a) Penataan kembali (restructuring)

Ada tiga bentuk penetaan kembali yaitu :

(1) Ditambah dana (suplesi)

Mitra boleh mengambil kembali sisa bagi debet selama

masih dalam jangka waktu pembiayaan yang disetujui dalam

akad.

(2) Novasi

Perjanjian antara koperasi dengan mitra yang

menyebabkan pembiayaan lama menjadi hangus. Novasi

Subyektif pasif terjadi apabila mitra baru ditunjuk untuk

menggantikan mitra lama yang oleh koperasi dibebaskan dari

Page 102: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

perikatannya. Kewajiban mitra lama otomatis berpindah kepada

mitra baru. Mitra lama tidak dapat dituntut kecuali telah

diperjanjikan secara tegas di awal atau pada saat penggantian

mitra tersebut sudah dalam keadaan bangkrut.

(3) Pembaruan pembiayaan

Hal ini bukan merupakan pembaruan perjanjian yang

menyebabkan perjanjian lama menjadi hangus dengan adanya

perjanjian baru. Namun merupakan tindakan terhadap suatu

fasilitas pembiayaan yang diberikan dengan ketentuan :

(a) Mitra masih belum sanggup melunasi pembiyaan yang

telah diterima sehingga yang bersangkutan diberi

kesemapatan untuk memperoleh pembiayaan dengan

maksimal plafon sama seperti pembiayaan semula.

(b) Mitra tidak diperbolehkan mengambil kembali sisa bagi

debet dari pembiayaan terlebih dahulu.

Atas kedua hal di atas, koperasi perlu menilai ulang

terhadap kemampuan mitra terutama dalam penyesuaian

dengan saldo pembiayaan yang sama.

b) Penjadwalan kembali (resceduling)

Penjadwalan dapat dilakukan ulang dengan mengubah jangka

waktu pembiayaan. Penjadwalan ulang (penanggalan, tenggang

Page 103: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

waktu), dan jumlah angsuran. Hal ini dilakukan apabila terjadi

ketidak cocokkan jadwal angsuran yang dibuat account officer

dengan kemempuan dan kondisi mitra. Pemecahannya adalah

mengevaluasi dan menganalisi kembali seluruh kemampuan usaha

mitra sehingga cocok dan tepat dengan jadwal yang baru. Koperasi

tidak perlu meneliti ulang tentang jaminan dan segala bentuk

perijinan yang ada.

c) Persyaratan kembali ( recountditioning )

Koperasi melakukan tindakan ini terhadap mitra apabila terdapat :

1) Perubahan kepemilikan usaha.

2) Perubahan jaminan, apakah dalam hal bentuk, harga maupun

status. Hal ini akan mempengaruhi collateral coverage

Pembiayaan.

3) Perubahan pengurus

4) Perubahan nama dan status perusahaan

Keempat hal di atas akan menyebabkan perubahan

penganggung jawab pembiayaan dan perubahan status yuridis

perusahaan yang mungkin tidak tepat lagi dengan perjanjian

semula.

Page 104: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

d) Bantuan Manajemen

Apabila dari hasil evaluasi ulang aspek manajemen yang

menjadi faktor penyebab terjadinya pembiyaan bermasalah, maka

koperasi akan melakukan asistensi atau bantuan Manajemen

terhadap usaha mitra.

2) Collection agent

Apabila pejabat koperasi dalam melakukan penagihan

pembiayaan bermasalah hasilnya tidak cukup efektif, maka boleh

menggunakan jasa pihak ketiga untuk melakukan penagihan,

dengan syarat bahwa personal yang bersangkutan harus capable,

credible, amanah dan memahami prinsip-prinsip syariah dalam

menagih.

3) Penyelesaian melalui jaminan (eksekusi)

Penyelesaian melalui jaminan dilakukan dengan cara :

a) Non Litigasi

(1) Likuidasi usaha

Meninta kepada nasabah untuk menjual sebagian aset

kekayaan yang dimiliki untuk menutup keterlambatan

pinjaman.

Page 105: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

(2) Parate eksekusi

(a) Ambil alih jaminan (off sets)

Mengambil alih hak kepemilikan barang jaminan dan

memberikan jangka tempo kepada nasabah untuk segera

melunasi keterlambatan pembiayaan, apabila dalam jauh

tempo nasabah tidak dapat melunasi maka akan dilakukan

tahap penjualan jaminan.

(b) Menjual jaminan

Apabila telah menemui jalan buntu dari kedua tahapan

diatas maka tahap yang terakhir adalah menjual barang

jaminan. Dalam proses penjualan jaminan nasabah dan

BMT sama-sama mencari calon pembeli (dijual dan

ditawarkan sama-sama diketahui kedua belah pihak).

Setelah barang jaminan laku terjual maka pihak BMT

hanya mengambil sisa tungakan nasabah, selebihnya

merupakan hak dari nasabah.

b) Write Off Sementara

4) Write Off Final

a) Klasifikasi Write Off

Page 106: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

(1) Hapus buku, yaitu penghapusbukuan seluruh pembiayaan mitra

yang sudah tergolong macet, akan tetapi masih akan tetap

ditagih.

(2) Hapus tagih, yaitu penghapusbukuan dan penghapus tagihan

seluruh pembiayaan mitra yang sudah nyata-nyata macet.

b) Syarat kondisi

(1) Penghapusbukuan hanya boleh dilakukan terhadap mitra yang

pembiayaannya sudah tergolong macet akan tetapi berdasarkan

analisis koperasi secara material masih ada sumber walau

sangat terbatas jumlahnya untuk membayar.

(2) Penghapus tagihan hanyalah dilakukan terhadap mitra yang

pembiayaannya sudah macet dan berdasarkan analisis ekonomi

yang dilakukan pihak koperasi, mitra yang bersangkutan nyata-

nyata tidak mempunyai sumber dan kemampuan untuk

membayar.

c) Sumber penghapusan pembiayaan

(1) Sumber penghapusbukuan adalah dana Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif Wajib dibentuk ( PPAP WD).

Perolehan pembayaran kembali dari mitra yang

dihapusbukukan akan dimasukkan kedalam rekening PPAP.

Page 107: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

(2) Sumber penghapustagihan adalah dana zakat yang dikelola oleh

Baitul Maal.

d) Mekanisme pengambilan keputusan

Untuk setiap rencana penghapusan pembiayaan,baik yang

berupa penghapusbukuan dan terlebih penghapus tagihan haruslah

diajukan oleh Manajer KSPS BMT RAMA. Kemudian berdasarkan

data-data mitra yang diajukan tersebut, Manajer BMT RAMA akan

melakukan penelitian dan memberikan persetujuan dan atau

penolakan.

b. Prose Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

* Menganalisis/ mengkaji ulang penyebab pembiayaan bermasalah

* Penentuan alternatif solusi.

* Pelaksanaan penanganan/penyelesaian.

* Monitoring dan evaluasi.

c. Pembenahan pembiayaan secara preventif ini oleh account officer tetap

harus diajukan kepada Manajer Pembiayaan untuk disetujui. Setelah

disetuji, maka prose berikutnya sama seperti prose pembiayaan terhadap

mitra baru.

d. Terhadap pembiayaan yang menunggak antara 1-4 bulan, account officer

harus memberikan surat pemberitahuan tunggakan. Apabila dalam jangka

Page 108: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

waktu tertentu mitra tetap tidak menyelesaikan maka account officer dapat

mengalihkan mitra tersebut keurusan/Seksi Legal dan Remidial.

e. Penanganan mitra pembiayaan bermasalah oleh urusan/Seksi legal dan

remidial berbeda dari account officer. Oleh karena itu sebelum

pembiayaannya dialihkan mitra harus terlebih dahulu diberi tahu hal

tersebut.

f. Wewenang urusan/seksi legal dan remidial adalah menyelesaikan

tunggakan mitra. jika kolektibiltas pembiayaannya telah lancar kembali

maka dapat diserahkan lagi kepada account officer.

E. Sangsi dan Denda

a. Mitra yang mampu akan tetapi menunda-nunda dan atau melalaikan

pembayaran pembiayaannya kepada koperasi dikenakan sanksi berupa

denda untuk setiap hari keterlambatan.

b. Besarnya denda tersebut harus dibuat dan disepakati pada saat

penandatanganan akad pembiayaan antara mitra dengan koperasi.

c. Dana yang diperoleh dari denda tersebut dimasukkan dalam rekening

khusus dan diperuntukan untuk dana sosiala kebajikan.

Page 109: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan-penjelasan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis

dan diuraikan melalui tulisan pada bab-bab sebelumnya mengenai pembiayaan

ba’i bisaman ajil pada KSPS BMT RAMA Salatiga, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur pembiayaan penerapanya menggunakan prinsip kehati-hatian

oleh KSPS BMT RAMA Salatiga yang telah menjalankan usahanya

berdasarkan prinsip syariah dalam pemberian pembiayaan memakai sistim

bagi hasil. Dari itu semua pihak KSPS BMT RAMA Salatiga dalam

mengalokasikan pembiayaan menggunakan akad Ba’i Bisaman Ajil (BBA)

karena memakai akad jual beli sehingga pihak peminjan wajib melunasi

pinjaman.

2. Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh Account officer yang dapat

mempengaruhi kualitas pembiayaan sehingga dapat mencegah

pembiayaan yang bermasalah adalah :

h. Karakter mitra

i. Analisis keuangan mitra

j. Struktur modal

Page 110: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

k. Kemampuan produksi

l. Siklus usaha

m. Jaminan

3. Penanganan terhadap pembiayaan bermasalah perlu dilakukan dengan

Prose Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

* Menganalisis/ mengkaji ulang penyebab pembiayaan bermasalah

* Penentuan alternatif solusi

* Pelaksanaan penanganan/penyelesaian

* Monitoring dan evaluasi

4. Keunggulan Akad Ba’i Bisaman Ajil (BBA) adalah :

a. Merupakan akad jual beli pengembangan dari Murabahah.

b. Jual beli dengan cara pembayarannya diangsur.

c. Di gunakan hampir di setiap pembiayaan pada lembaga keuangan

Islam, kerena nasah diwajibkan melunasi.

d. Ada unsur tolong menolong.

Page 111: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

B. SARAN

Agar KSPS BMR RAMA dapat sesuai dengan hasil yang diharapkan,

maka perlu dilakukan :

1. Mempertahankan nasabah yang potensional dengan cara menciptakan

ikatan kekeluargaan antara nasabah dengan KSPS BMT RAMA Salatiga.

2. Secara terus menerus melakukan pembahasan dalam pelayanan dan produk

sehingga nasabah semakin percaya terhadap peran dan manfaat KSPS

BMT RAMA Salatiga dan mempertimbangkan citra sebagian lembaga

keuangan yang berlandasan nilai-nilai Islam.

3. Menambah keamanan di kantor agar terhindar dari pihak-pihaktidak

bertnggung jawab, selain menambah penjagaan dengan mengangkat

pegawai security, dan yang paling utama adalah memasang CCTV di sudut

ruangan yang bertetapan langsunmg dengan pelayanan, serta di luar

gedung.

4. Berkaitan dengan usaha untuk dapat menjalankan kegiatan simpan pinjam

yang lebih berkembang lagi perlu menambah alat-alat kelengkapan dan

fasilitas, serta penataan layout yang rajin rapi seperti yang ada di bank.

5. Manajer operasinal menangani secara serius semua kegiatan, besikap

sebagai pimpinan yang bijak dan dewasa, tidak pelit, dan hargailah kinerja

karyawanmu.

6. Dan yang terpenting adalah prinsip syariahnya harus ditegakan, jangan

menonjolkan mark up, denda yang berlebihan.

Page 112: PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3008/1/Ardhi Kusuma Wardana.pdf · 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman

DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Burhannudin, Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, ,Yogyakarta,

UII press,2008.

Wijanarko, Luki, Pembiayaan BBA di BMT AL- Mu’awanah Bringin, tahun

2008-

2009,Salatiga : STAIN, 2009

Fatmawati, Ida, Tinjauan Pembiayaan BBA dalam Kaitanya Dengan Pendapatan

BMT mujahirin Salatiga, Salatiga : STAIN, 2005

Gofur, Abdul, Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada KSU Bisama Klumpit

Salatiga, Salatiga : STAIN , 2010

Undang-Undang Republik Indonesia, no 21 , tentang Perbankan Syariah.

Tahun 2008