prosedur operasional standar kenaikan kelas

10
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR KENAIKAN KELAS A. Latar Belakang Implementasi Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem penilaian, termasuk model dan teknik penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), selain dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah juga oleh masyarakat (Du/Di). Penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment) dalam rangka penjaminan mutu, sedangkan penilaian oleh pemerintah dan masyarakat (Du/Di) merupakan penilaian eksternal (external assessment) sebagai pengendali mutu. Kurikulum SMK berbasis kompetensi (competency-based curriculum), berbasis luas dan mendasar (broad-based curriculum), dan menggunakan pendekatan pengembangan kecakapan hidup (life skills development approach). Pelaksanaan pembelajaran di SMK menggunakan model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), yaitu pembelajaran dilaksanakan di sekolah dan di dunia usaha/dunia industri (Du/Di), dengan menggunakan kurikulum yang disusun oleh sekolah sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau kurikulum yang disusun bersama antara Du/Di dengan sekolah. Karena itu, dimungkinkan melibatkan Du/Di sebagai penilai. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap. Cakupan materi meliputi

Upload: santi-kamek

Post on 09-Aug-2015

979 views

Category:

Documents


119 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosedur Operasional Standar Kenaikan Kelas

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR KENAIKAN KELASA. Latar Belakang

Implementasi Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan membawa implikasi terhadap

sistem penilaian, termasuk model dan teknik penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian

hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.

Penilaian hasil belajar pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), selain dilakukan oleh pendidik,

satuan pendidikan, dan pemerintah juga oleh masyarakat (Du/Di). Penilaian oleh pendidik dan satuan

pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment) dalam rangka penjaminan mutu, sedangkan

penilaian oleh pemerintah dan masyarakat (Du/Di) merupakan penilaian eksternal (external assessment)

sebagai pengendali mutu.

Kurikulum SMK berbasis kompetensi (competency-based curriculum), berbasis luas dan mendasar

(broad-based curriculum), dan menggunakan pendekatan pengembangan kecakapan hidup (life skills

development approach). Pelaksanaan pembelajaran di SMK menggunakan model penyelenggaraan

Pendidikan Sistem Ganda (PSG), yaitu pembelajaran dilaksanakan di sekolah dan di dunia usaha/dunia

industri (Du/Di), dengan menggunakan kurikulum yang disusun oleh sekolah sesuai dengan tuntutan dunia

kerja atau kurikulum yang disusun bersama antara Du/Di dengan sekolah. Karena itu, dimungkinkan

melibatkan Du/Di sebagai penilai.

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap.

Cakupan materi meliputi indikator-indikator yang merepresentasikan standar kompetensi (SK) pada tahun

tersebut dengan mengutamakan materi yang dipelajari pada semester genap.

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran, seorang siswa dinyatakan naik ke

kelas/jenjang berikutnya jika telah menuntaskan seluruh mata pelajaran atau boleh maksimal 3 mata

pelajaran yang tidak tuntas atau tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah. Kriteria ideal

ketuntasan untuk masing-masing indikator program normatif dan adaptif adalah 75%. KKM program

produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang

bersangkutan.

Kurikulum berbasis kompetensi dirancang dan dilaksanakan dalam kerangka manajemen berbasis

sekolah, di mana peran-serta masyarakat di bidang pendidikan tidak hanya terbatas pada dukungan dana

saja, tetapi juga di bidang akademik. Unsur penting dalam manajemen berbasis sekolah adalah partisipasi

masyarakat, transparansi dan akuntabilitas publik.

Agar peran serta masyarakat semakin meningkat, bentuk laporan harus disajikan dalam bentuk yang

lebih komunikatif (memuat catatan guru) sehingga “profil” atau tingkat kemajuan belajar peserta didik

mudah terbaca dan dapat dipahami oleh orang tua atau pihak yang berkepentingan (stakeholder) lainnya.

Page 2: Prosedur Operasional Standar Kenaikan Kelas

Dengan demikian dari laporan tersebut, orangtua dapat mengidentifikasi kompetensi apa saja yang belum

dimiliki anaknya. Berdasarkan laporan tersebut, orangtua/wali dapat menentukan jenis bantuan apa yang

diperlukan anaknya, sedangkan di pihak anak, yang bersangkutan dapat mengetahui kekuatan dan

kelemahan dirinya serta aspek mana yang perlu ditingkatkan.

Atas dasar itu, laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat sebagai pertanggungjawaban

lembaga sekolah kepada wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainnya.

Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi dan sarana kerja sama antara

sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun

pengembangan sekolah.

B. Dasar Hukum

1.       Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4301).

2.       Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4496).

3.       Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang SIstem Penjaminan Mutu

Pendidikan.

4.       Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

5.       Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);

6.       Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan (Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4965)

7.       Keputusan-keputusan Menteri yang menyangkut SMK;

a)       Kepmen Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 5786/1989 dan No. 28/SE/1989

b)       Surat Edaran bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kep.BAKN No.5786/MPK/1989 dan No.

28/SE/1989.

c)       Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Pendidikan

Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Page 3: Prosedur Operasional Standar Kenaikan Kelas

d)       Kepmen Diknas RI No. 044/U/2002 Tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

C. Defenisi opersional

Dalam prosedur operasional standar kenaikan kelas ini yang dimaksud dengan:

1.       POS Kenaikan kelas adalah syarat-syarat yang yang harus dipenuhi oleh siswa untuk dapat diyatakan

naik ke tingkat kelas berikutnya.

2.       Ulangan Kenaikan Kelas

3.       Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap, untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan materi meliputi

indikator-indikator yang merepresentasikan standar kompetensi (SK) pada tahun tersebut dengan

mengutamakan materi yang dipelajari pada semester genap.

4.       Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran, seorang siswa telah menuntaskan seluruh

mata pelajaran atau boleh maksimal 3 mata pelajaran yang tidak tuntas atau tidak mencapai KKM yang

telah ditetapkan sekolah.

5.       KKM adalah standar minimal ketuntasan mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh guru mata pelajaran

berdasarkan pedoman penilaian pendidikan BSNP

6.       KKM Program Normatif dan Adaptif

7.       Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator program normatif dan adaptif adalah 75%. KKM

program normatif dan adaptif ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta

didik, kompleksitas kompetensi, dan kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran

8.       KKM Program Produktif.

9.       KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia

kerja yang bersangkutan. Kriteria ketuntasan untuk masing-masing kompetensi dasar (KD) adalah

terpenuhinya indikator yang dipersyaratkan dunia kerja yaitu kompeten atau belum kompeten dan diberi

lambang/skor 7,00 bila memenuhi persyaratan minimal.

10.   Penilaian meliputi ranah kognitif atau aspek pengetahuan, psikomotor aspek keterampilan dan afektif

aspek sikap.

11.   Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,

prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Page 4: Prosedur Operasional Standar Kenaikan Kelas

12.   Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap

berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk

pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

13.   Buku rapor adalah buku yang berisikan laporan hasil belajar siswa yang meliputi ranah kognitif, psikomotor

dan afektif yang ditujukan kepada siswa dan orang tua

D. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dibutanya POS ini adalah untuk memberikan pedoman terhadap sekolah secara umun,

dan khususnya guru dalam memutuskan naik atau tidak naiknya seorang siswa ke tingkat kelas berikutnya

dalam satu jenjang pendidikan. Disamping itu POS ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada

waraga sekolah tentang mekanisme penentuan kenaikan kelas, serta memberikan rambu-rambu tentang

proses kenaikan kelas bagi wali kelas dan rapat majelis guru yang berpedoman pada petunjuk BSNP.

E. Prosedur Kenaikan Kelas

1.       Kriteria kenaikan kelas ditentukan melalui rapat dewan pendidik

2.       Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semester dua, dengan pertimbangan SK/KD

yang belum tuntas pada semester satu harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan. Peserta

didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.

3.       Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas ke kelas XI atau kelas XII, apabila yang bersangkutan tidak

mencapai ketuntasan lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang merupakan prasyarat dari Standar

Kompetensi (SK) berikutnya.

4.       Peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas harus mengulang seluruh pelajaran di tingkat tersebut.

5.       Sekolah dapat menambah/menyesuaikan kriteria kenaikan kelas sesuai dengan karakteristik, kemampuan

dan kebutuhan setiap sekolah.

F. Mekanisme Penentuan Kenaikan Kelas

1.       Nilai rapor adalah gabungan nilai harian + Nilai Tenngah semester + Nilai ujian semester

2.       Siswa kelas X dinyatakan naik ke kelas XI dengan ketentuan tidak melebihi 3 mata pelajaran yang tidak

tuntas untuk mata diklat adaptif dan normatif.

3.       Siswa kelas X dinyatakan naik kelas XI dengan ketentuan mata diklat produktif tuntas dengan KKM 7,50

Page 5: Prosedur Operasional Standar Kenaikan Kelas

4.       Siswa kelas XI dinyatakan naik ke kelas XII dengan ketentukan tidak melebihi 3 mata pelajran yang tidak

tuntas yang bukan mata pelajran jurusan.

5.       Siswa XI dinyatakan naik ke kelas XII dengan ketentuan mata diklat produktif tuntas dengan KKM 7,50.

Telah mengikuti praktek kerja industri dan mendapat sertifikat kompetensi dengan nilai baik.

6.       Nilai sikap minimal baik untuk dinyatakan naik kelas

7.       Kehadiran siswa ≥ 80%

G. Distribusi Kegunaan POS

POS ini ditujukan terhadap pihak-pihak berikut:

1.       Kepala SMK sebagai penanggung jawab.

2.       Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

3.       Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat dan Industri

4.       Ketua Program Studi Keahlian

5.       Guru dan wali kelas.

6.       Siswa dan Orang Tua /Wali

7.       Pengawas Pembina SMK

8.       Pengawas Mata Pelajaran Adaptif, Normatif, dan Produktif

9.       Dinas Pendidikan Kabupaten

10.   Pemangku Kepentingan (Stakeholder) / Dunia Usaha/Industri Lainnya

H. Unsur-unsur yang menyetujui

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah YME dan terimakasih terhadap pihak pihak yang telah

membantu dan bekerjasama dalam penyusunan POS Ketentuan Kenaikan Kelas SMK 1 LPPM RI

Majalaya Menetapkan dan Memutuskan Pemberlakuannya sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di :

Page 6: Prosedur Operasional Standar Kenaikan Kelas

Pada Tanggal :

Unsur-Unsur Yang Menyetujui

1.Kepala SMK 2. Komite Sekolah 3. Perwakilan Orang Tua