prosd pelaks pltm.docx

17
No. Dokumen : 2- 000- Halaman : 1 - 12 PROSEDUR MENGIKUTI TENDER PLTM DISPOSISI KRONOLOGI KATEGORI DOKUMEN URAIAN PEMRAKARSA PEMBERI PERSETUJUAN I II Tanda Tangan : Nama : Jabatan : Tanggal : Ir.Sukarno General Manager Div 3 Ir.Ekodjati Tunggulgeni, MT Direktur Operasi II Ir.Bambang E.Marsono, MM Direktur Utama

Upload: wildan-nuruzzaman

Post on 18-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 1 - 12

PROSEDUR

MENGIKUTI TENDER PLTM

DISPOSISI KRONOLOGI KATEGORI DOKUMEN

URAIAN PEMRAKARSAPEMBERI PERSETUJUAN

I II

Tanda Tangan :

Nama :Jabatan :Tanggal :

Ir.SukarnoGeneral Manager Div 3

Ir.Ekodjati Tunggulgeni, MTDirektur Operasi II

Ir.Bambang E.Marsono, MMDirektur Utama

Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :

Nomor : Nomor : Nomor :

Page 2: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 2 - 12

1. TUJUAN

Mampu melaksanakan Proyek PLTM berjenis kontrak lumpsum/unit price dengan kualitas sesuai spesifikasi, waktu penyelesaian sesuai yang diharapkan oleh Pemberi Kerja/Investor dan biaya sesuai dengan RBP. Sekaligus mampu menjekaskan:1.1 Bagian bagian bangunan utama PLTM1.2 Mengetahui data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan sebuah bangunan

utama1.3 Mengetahui cara memilih lokasi bangunan utama1.4 Mengetahui rumus rumus dan ketentuan dalam merencanakan konstruksi

bangunan utama berikut dengan tinjauan kestabilannya

2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk proyek PLTM di lingkungan PT. Brantas Abipraya dan yang berlokasi di Indonesia

3. ACUAN

3.1 Spesifikasi teknis/non teknis yang ada dalam Feasibility Study (FS) owner3.2 Review FS/BED dari owner3.3 Basic Engineering Design (BED) yang ada di owner3.4 Data-data update geologi, hidrologi, marfologi, topografi, mekanika tanah dll3.5 Detail Engineering Design (DED) dan up date FS

4. DEFINISI

4.1 Hydro Power Plant memiliki dua jenis yaitu:a. Model Run Off River adalah air yang dimanfaatkan untuk power plant

memiliki jalur terpisah dengan aliran sungai. Jenis ini banyak digunakan pada mini dan Micro Hydro seperti PLTA Asahan dan sejumlah micro hydro kecil.

b. Model On River dimana tenaga air berada pada satu jalur dengan aliran sungai. Contoh run on ini adalah seperti pada PLTA jatiluhur dan Cirata. Secara teknis,

4.2 Mini hidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin, dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan ke ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin).

Page 3: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 3 - 12

5. KETENTUAN UMUM

5.1 Komponen-Komponen Pembangkit Listrik Mini Hidro

5.1.1 Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake) Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai (‘Intake’ pembuka) ke dalam sebuah bak pengendap (Settling Basin).

5.1.2 Settling Basin (Bak Pengendap) Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.

5.1.3 Water way (Saluran Pembawa/ Headrace ) Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.

5.1.4 Head pond/Headtank (Bak Penenang) Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara sebuah penstock dan headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir, kayu-kayuan.

5.1.5 Penstock (Pipa Pesat) Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah Turbin.

5.1.6 Turbine dan Generator (Turbin dan Generator)

5.2 Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan bangunan utama dalam suatu PLTM (Menurut Anonim 1,1986), adalah:

5.2.1 Data topografi: peta yang meliputi seluruh daerah aliran sungai; peta situasi untuk letak bangunan utama; gambar-gambar potongan memanjang dan melintang sungai baik di sebelah hulu maupun hilir dari kedudukan bangunan utama

5.2.2 Data hidrologi: data aliran sungai yang meliputi data banjir yang andal. Data ini harus mencakup beberapa periode ulang; daerah hujan; tipe tanah dan vegetasi yang terdapat di daerah aliran

5.2.3 Data morfologi: kandungan sedimen, kandungan sedimen dasar (bedload) maupun layang (suspended load) termasuk distribusi ukuran butir, perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai, secara horisontal maupun vertikal, unsur kimiawi sedimen.

5.2.4 Data geologi: kondisi umum permukaan tanah daerah yang bersangkutan; keadaan geologi lapangan, kedalaman lapisan keras, sesar, kelulusan (permeability) tanah; bahaya gempa bumi, parameter yang harus dipakai.

Page 4: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 4 - 12

5.2.5 Data mekanika tanah: bahan pondasi, bahan konstruksi, sumber bahan timbunan, batu untuk pasangan batu kosong, agregat untuk beton, batu belah untuk pasangan batu; parameter tanah yang harus digunakan

5.2.6 Standar untuk perencanaan: peraturan dan standar yang telah ditetapkan secara nasional, seperti PBI beton, daftar baja, konstruksi kayu indonesia, dan sebagainya.

5.2.7 Data lingkungan dan ekologi

5.3 Pemilihan Lokasi dan Lay out Dasar

Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) pada dasarnya memanfaatkan energi potensial air jatuhan. Semakin tinggi jatuhan air ( head ) maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis yang memungkinkan, tinggi jatuhan air ( head ) dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi.

Secara umum lay-out sistem PLTM merupakan pembangkit jenis run off river, memanfaatkan aliran air permukaan (sungai). Komponen sistern PLTM tersebut terdiri dari bangunan intake (penyadap) – bendungan, saluran pembawa (waterway), bak pengendap dan penenang (Headpond), saluran pelimpah, pipa pesat (Penstock), rumah pembangkit (Power House) dan saluran pembuangan (Tailrace). Basic lay-out pada perencanaan pengembangan PLTM dimulai dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran air akan dibawa ke turbin dan penentuan tempat rumah pembangkit untuk rnendapatkan tinggi jatuhan ( head ) optimum dan aman dari banjir.

Lay out sebuah sistem PLTM merupakan rencana dasar untuk pembangunan PLTM. Pada lay out dasar digambarkan rencana untuk mengalirkan air dari intake sampai ke saluran pembuangan akhir.

Air dari intake dialirkan ke turbin menggunakan saluran pembawa air berupa kanal dan pipa pesat (penstock). Penggunaan pipa pesat memerlukan biaya yang iebih besar dibanding pembuatan kanal terbuka, sehingga dalam membuat lay out perlu diusahakan agar menggunakan pipa pesat sependek mungkin. Pada lokasi. tertentu yang tidak memungkinkan pembuatan saluran pembawa, penggunaan pipa pesat yang panjang tidak dapat dihindari. Perlu diperhatikan bahwa penstock harus aman terhadap banjir.

Perencanaan bangunan utama PLTM berdasarkan pada kriteria:

a. Nilai ekonomis dan efisiensi fungsi b. Aman terhadap tinjauan teknis (berada di atas tanah asli)c. Mudah pengerjaannya dan pemeliharaannya d. Struktur bangunan yang memadai disesuaikan dengan nilai investasie. Kehilangan tinggi tekan (head losses) yang kecil

Page 5: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 5 - 12

5.4 Perencanaan Pemilihan lokasi bendung, meliputi:

5.4.1 Elevasi Muka Air

Elevasi yang diperlukan sesuai dengan head yang direncanakan dan beda tinggi energi pada bangunan pembilas yang diperlukan untuk membilas sedimen dekat pintu pengambilan dan sandtrap

5.4.2 Topografi

Topografi pada lokasi yang direncanakan sangat mempengaruhi perencanaan dan biaya pelaksanaan bangunan utama. ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan adalah: a. Tubuh bendung tidak terlalu tinggi. Bila bendung dibangun di palung

sungai, maka sebaiknya ketinggian bendung dari dasar sungai tidak lebih dari 7 m, agar tidak menyulitkan pelaksanaan

b. Posisi bendung tidak terletak di lokasi belokan sungai untuk menghindari scoring pada bagian tubuh bendung atau sisi sayapnya

c. Penempatan lokasi intake disesuaikan dengan kondisi hidraulik dan angkutan sedimen sehingga aliran ke intake tidak mengalami gangguan. Salah satu syarat, intake harus terletak ditikungan luar aliran atau di bagian sungai yang lurus. Harus dihindari penempatan intake di tikungan dalam aliran.

5.4.3 Kondisi hidraulik dan morfologi sungai, meliputi:

a. Pola aliran sungai, kecepatan dan arah pada waktu banjir, sedang/kecil,

b. Kedalaman dan lebar muka air pada waktu banjir sedang/kecil,c. Tinggi muka air pada debit banjir rencana,d. Potensi dan distribusi angkutan sedimen.

Untuk mengetahui prilaku air perlu dilakukan “Model Test” pada instansi yang ditunjuk dan kredibel

5.4.4 Kondisi geologi

Yang paling penting adalah pondasi bangunan utama. Daya dukung dan kelulusan tanah bawah merupakan hal-hal penting yang sangat berpengaruh terhadap percncanaan bangunan utama. Masalah lain yang harus diselidiki adalah kekuatan bahan terhadap erosi, tersedianya bahan bangunan (sumber bahan timbunan) serta parameter-parameter tanah untuk stabilitas tanggul

5.4.5 Metode pelaksanaan.

Dalam penentuan lokasi bendung sudah harus mendapatkan bayangan bagaimana metode pelaksanaan akan diterapkan

Pekerjaan-pekerjaan sementara yang perlu dipertimbangkan adalah: Saluran Pengelak berupa cover dam dibuat jika konstruksi dilaksanakan di

Page 6: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 6 - 12

dasar sungai yang dikeringkan. Kemudian aliran sungai akan dibelokkan untuk sementara.

5.5 Perencanaan saluran penghantar (Waterway)

Perencanaan hidrolis dimensi saluran dihitung menggunakan formula untuk perhitungan aliran seragam (uniform flow) pada saluran terbuka. Proses perencanaan hidrolis saluran pembawa dilakukan menggunakan software engineering hydraulic Flow Pro. 2. Pada perencanaan ini ditetapkan slope saluran pembawa sebesar 0.001 dengan koefisien Manning 0.012.

Kecepatan aliran pada saluran penghantar direncanakan sedemikian rupa untuk mencegah sedimentasi akibat kecepatan rendah maupun pengerusan tanah akibat kecepatan tinggi. Kecepatan aliran yang diijinkan dalam saluran ditetapkan dengan asumsi ukuran butir material sedimen 0.2 – 0.3 mm

Kecepatan aliran yang diijinkan pada perencanaan ini adalah :

•  Kecepatan maksimum : 2 m/det, saluran pasangan batu tanpa plesteran •  Kecepatan minimum : 0.3 m/det, saluran pasangan batu plesteran 0.5

m/det, saluran tanpa pasangan/plesteran

Biasanya kecepatan rata-rata aliran yang diijinkan berkisar 0.5 – 0.7 m/det.

5.6 Bak penenang dan pengendap (head tank)

Konstruksi bak penenang dalam perencanaan dilakukan dengan beberapa kriteria, yaitu :

a. Volume bak 10 – 20 kali debit yang masuk untuk menjamin aliran steady di pipa pesat dan mampu meredam tekanan balik pada saat penutupan aliran di pipa pesat.

b. Bak penenang direncanakan dengan menetapkan kecepatan vertikal partikel sedimen 0.03 m/det.

c. Pipa pesat ditempatkan 15 cm di atas dasar bak penenang untuk menghindarkan masuknya batu atau benda-benda yang tidak diijinkan terbawa memasuki turbin, karena berpotensi merusak runner turbin

d. Pipa pesat ditempatkan pada jarak minimum 4 x D (diameter pipa pesat) dari muka air untuk menjamin tidak terjadi turbulensi dan pusaran yang memungkinkan masuknya udara bersama aliran air di dalam pipa pesat

e. Bak penenang dilengkapi trash rack untuk mencegah sampah dan benda-benda yang tidak diinginkan memasuki pipa pesat bersama aliran air

f. Pipa penguras ditempatkan di bak pengendap dan bak penenang sebagai kelengkapan untuk perawatan (pembuangan endapan sedimen)

g. Bak penenang diiengkapi pelimpas yang direncanakan untuk membuang kelebihan debit pada saat banjir. Bangunan bak penenang dan saluran pembawa direncanakan terjaga ketinggian permukaan pada saat banjir sampai maksimum 25% dari debit desain

Page 7: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 7 - 12

h. Konstruksi bak penenang dan pengendap berupa pasangan batu diplester dengan dasar bak berupa cor-an beton tumbuk (tanpa tulangan) kedap air

5.7 Pipa pesat (penstock)

Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bak penenang (forebay tank). Perencanaan pipa pesat mencakup pemilihan material, diameter penstock, tebal dan jenis sambungan (coordination point). Pemilihan material berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, aksesibility, berat, sistem penyambungan dan biaya. Diameter pipa pesat dipilih dengan pertimbangan keamanan, kemudahan proses pembuatan, dan ketersediaan material. Ketebalan penstock dipilih untuk menahan tekanan hidrolik dan surge pressure yang dapat terjadi.

5.7.1 Pemilihan pipa pesat

Data dan asumsi awal perhitungan pipa pesat:

Material pipa pesat menggunakan plat baja diroll dan dilas (welded rolled steel. Hal ini dipilih sebagai alternatif untuk mendapatkan biaya terkecil. Material yang digunakan adalah mild steel (St 37) dengan kekuatan cukup.

Head losses pada sistem pemipaan (penstock) diasumsikan sekitar 4% terhadap head gross.

5.7.2 Diameter pipa pesat

Diameter minimum pipa pesat dapat dihitung dengan persamaan

D = ( 10.3 n 2 Q 2 L / hf ) 0.1875

Di mana:

n = koefisien kekasaran (roughness) untuk welded steel, 0.012

Q = debit desain sebesar m3/S

L = panjang penstock, m

hf = tinggi jatuhan air (gross head), m

5.8 Rumus-rumus dalam Perencanaan PLTM

Skema hidro memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh (biasa disebut ‘Head’) untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Ini adalah sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga dalam bentuk daya listrik atau daya gagang mekanik. Tidak ada sistem konversi daya yang dapat mengirim sebanyak yang diserap dikurangi sebagian daya hilang oleh sistem itu sendiri dalam bentuk gesekan, panas, suara dan sebagainya.

Page 8: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 8 - 12

Gambar 1 : Head adalah ketinggian vertikal dimana air jatuh

Persamaan konversinya adalah:

Daya yang masuk = Daya yang keluar + Kehilangan (Loss) atau

Daya yang keluar = Daya yang masuk × Efisiensi konversi

Persamaan di atas biasanya digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang kecil. Daya yang masuk, atau total daya yang diserap oleh skema hidro, adalah daya kotor, Pgross. Daya yang manfaatnya dikirim adalah daya bersih, Pnet. Semua efisiensi dari skema gambar di atas disebut Eo.

Pnet = Pgross ×Eo kW

Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q) dan juga dikalikan dengan sebuah faktor (g = 9.8), sehingga persamaan dasar dari pembangkit listrik adalah :

Pnet = g ×Hgross × Q ×Eo kW (g=9.8)

dimana head dalam meter dan debit air dalam meter kubik per detik. Dan Eo terbagi sebagai berikut.

Eo = Ekonstruksi sipil × Epenstock × Eturbin × Egenerator × Esistem kontrol × Ejaringan × Etrafo

Biasanya :

Ekonstruksi sipil : 1.0 – (panjang saluran × 0.002 ~ 0.005)/ Hgross

Epenstock >: 0.90 ~ 0.95 (tergantung pada panjangnya)

Eturbin : 0.70 ~ 0.85 (tergantung pada tipe turbin)

Egenerator : 0.80 ~ 0.95 (tergantung pada kapasistas generator)

Esistem kontrol> : 0.97

Ejaringan : 0.90 ~ 0.98 (tergantung pada panjang jaringan)

Page 9: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 9 - 12

Etrafo : 0.98

Ekonstruksi sipil dan Epenstock adalah yang biasa diperhitungkan sebagai ‘Head Loss (Hloss)/ kehilangan ketinggian. Dalam kasus ini, persamaan di atas diubah ke persamaan berikut:

Pnet= g ×(Hgross-Hloss) ×Q ×(Eo – Ekonstruksi sipil – Epenstock ) kW

5.9 Faktor-:

6. KEGIATAN DAN TANGGUNGJAWAB6.1 Team Penghitung

6.1.1 Memverifikasi dan memeriksa kelengkapan data dokumen tender yang menyatakan bahwa proyek tersebut layak di bangun secara teknis meliputi:Data geologi, hidrologi, topografi, analisa hidrolika, quantity pekerjaan, dst

6.1.2 Melakukan Site Visit untuk melakukan observasi langsung dilapangan meliputi: Prosentase tanah yang telah dibebaskan, identifikasi lokasi yang memerlukan perkuatan, ketersediaan Access Road (existing/ perlu dibuat access road baru) untuk transport material dan alat berat, lokasi quarry material alam, sekaligus melakukan cross check dengan data yang diperoleh dari dokumen tender (butir 6.1), dst

6.1.3 Apabila data kelayakan proyek secara teknis dinyatakan kurang, maka kekurangan data tersebut harus dilengkapi terlebih dahulu sebelum penawaran dibuat, misalnya: data geologi belum ada/tidak lengkap/ ragu-ragu, maka dapat dilakukan pengetesan dengan geolistrik

6.2 Direksi dan Senior Manager (Proses Finalisasi Penawaran/ Tender)6.2.1 Kelengkapan data pada butir 6.1 merupakan dasar untuk pengambilan

keputusan secara akurat, dan kepastian apakah kontrak ditetapkan secara Lumpsum Price atau berupa Unit Price apabila data dokumen tender yang ada sangat minim

6.2.2 Lingkungan social/ekologi perlu di klarifikasi dilapangan apakah ada penolakan dari masyarakat setempat, termasuk cara penggantian pembebasan tanah dan tanaman yang ada di dalamnya

6.2.3 Apabila data minim dan berpotensi menimbulkan risiko besar, maka kemungkinannya tender tidak dapat diukuti

Page 10: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 10 - 12

7. PERKECUALIAN

Tidak ada perkeculian

8. RECORD

8.1 Checklis kelayakan proyek8.2 Hasil Site Visit

9. LAMPIRAN

9.1 Flowchart menyusun penawaran/Bidding proyek PLTM 9.2 Checklis kelayakan proyek9.3 Hasil Site Visit

Page 11: Prosd Pelaks PLTM.docx

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 11 - 12

ALUR PROSES MENYUSUN PENAWARAN/BIDDING PROYEK PLTM

Page 12: Prosd Pelaks PLTM.docx

Kalirifikasi Data Site Visit

Mulai

FS & BED

Lengkapi data

Tdk Layak

Tidak Diikuti

Y

Kontrak EPC Unit PriceMundur

No. Dokumen : 2-000-

Halaman : 12 - 12

Data Geologi

Data Hidrologi

Data Topografi

Analisa Hidrolika

Perhit. Qty & Pemilihan Konstruksi. yg tepat

Luas pembebasan 3x lebar dasar

Identifikasi lokasi yang memerlukan

perkuatan

Access Road

Quarry material

Keseuaian Letak Bangunan

Lengkap?

N

Perhit. Penawaran

Risiko Besar?

Item Pek. tambah

Y

N

Kontrak EPC Lumpsum

Selesai