proposal tak senam otak

17
PREPLANING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SENAM OTAK PADA LANSIA Tugas ini disusun dalam memenuhi tugas mata kuliah praktik keperawatan gerontik Dosen Pengampu : Dwi Novitasari S. Kep., Ns., M. Sc. DISUSUN OLEH : ASFARI PRABASARI (070112b004) DWI SEPTIANTO (070112b012) LALU SUPRIYADI (070112b043) M. MAZIN PUTRAWAN (070112b050) RIDA NURHAYANTI (070112b062) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

Upload: khozali-anwar

Post on 22-Oct-2015

365 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

kep.gerontik

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Tak Senam Otak

PREPLANING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

SENAM OTAK PADA LANSIA

Tugas ini disusun dalam memenuhi tugas mata kuliah praktik keperawatan gerontik

Dosen Pengampu : Dwi Novitasari S. Kep., Ns., M. Sc.

DISUSUN OLEH :

ASFARI PRABASARI (070112b004)

DWI SEPTIANTO (070112b012)

LALU SUPRIYADI (070112b043)

M. MAZIN PUTRAWAN (070112b050)

RIDA NURHAYANTI (070112b062)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN

2014

Page 2: Proposal Tak Senam Otak

Lembar Persetujuan

Ungaran, Januari 2014

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Akademik Dosen Pembimbing Klinik

( Dwi Novitasari S. Kep., Ns., M. Sc.) ( )

Page 3: Proposal Tak Senam Otak

PRE PLANING

TAK SENAM OTAK UNTUK PENCEGAHAN DEMENSIA

A. LATAR BELAKANG

Saat ini penduduk yang berusia lanjut (diatas 60 tahun) di Indonesia terus

meningkat Peningkatan itu seiring meningkatnya umur harapan hidup (UHH) yaitu 67

tahun untuk perempuan dan 63 tahun untuk laki-laki. Hal ini mencerminkan salah satu

hasil dalam upaya pembangunan kesehatan di Indonesia. Tetapi di sisi lain merupakan

tantangan bagi kita semua untuk dapat mempertahankan kesehatan dan kemandirian

para lanjut usia agar tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat.

Dari jumlah itu sekitar 15% diantaranya mengalami dementia atau pikun, disamping

penyakit degeneratif lainnya seperti penyakit kanker, jantung, reumatik, osteoporosis,

katarak dan lain-lain. Dementia atau pikun adalah salah satu penyakit yang ditandai

gangguan daya pikir dan daya ingat yang bersifat progresif disertai gangguan bahasa,

perubahan kepribadian dan perilaku (Depkes, 2010).

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuuan jaringan

untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan srtuktur serta fungsi

normalnya, yang terjadi secara perlahan-lahan. Sehingga tidak dapat bertahann

terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita

(Constatinides, 2006). Proses tersebut menyebabkan manusia secara progresif akan

kehilangan daya tahan terhadap infeksi serta mengalami distorsi metabolik dan

struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif.

Berdasarkan hasil pengkajian pada hari senin tanggal 27 Januari 2014,

didapatkan hasil umur lansia yang tinggal di Wisma Werkudoro yaitu antara 63 tahun

sampai 81 tahun dengan rincian sebagai berikut, Tn Sutaji 63 tahun, Tn Sruwi 81

tahun, Ny Supatmi 66 tahun, Ny Sumini 65 tahun, Ny Isti 66 tahun.

Selain umur lansia, data pengkajian dari aspek kognitif didapatkan data dari 5

lansia terdapat 3 lansia yang memiliki fungsi kognitif baik, sedangkan 2 lansia

mengalami kerusakan kognitif ringan. Hal ini menunjukan daya ingat dan fungsi

kognitif lansia beresiko mengalami penurunan karena usia.

Fungsi kognitif adalah kemampuan mental yang terdiri dari atensi,

kemampuan berbahasa, daya ingat, visiospasial, kemampuan membuat konsep dan

Page 4: Proposal Tak Senam Otak

intelengensi (Kaplan, 1997, American Assosiation, 2007). Kemampuan kognitif

berubah secara bermakna bersamaan dengan lajunya proses menua. Pada beberapa

individu, proses penurunan fungsi kognitif tersebut dapat berlanjut sedemikian hingga

terjadi gangguan kognitif atau dementia (Pramanta dkk, 2002).

Kemungkinan terjadinya dementia atau penurunan daya ingat dan gangguan

kognitif dapat dicegah dengan menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa

mengoptimalkan fungsi otak (Dwi Nurviyandari, 2007). Salah satu cara untuk

meningkatkan daya ingat atau kerusakan kognitif adalah dengan senam otak.

Otak Sebagai sistem syaraf pusat berfungsi penting untuk tubuh karena otak

mengatur kegiatan yang membutuhkan daya pikir yang baik. Namun otak bisa

memiliki masalah karena kurangnya stimulus yang baik. Dibutuhkan gerakan

sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari untuk memaksimalkan kerja otak. Dalam

buku Brain Gym karangan Dr. Paul E. Dennison, Ph.D. dan Gail E. Dennison

menyatakan senam otak sebagai pelatihan otak yang sudah dikembangkan sejak tahun

1970. Senam otak dilakukan untuk meningkatkan kemampuan otak yang terkadang

tanpa disadari semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Usia semakin

bertambah, maka otak juga mulai menua.

Berdasarkan latar belakang diatas, kami tertarik untuk melakukan terapi

aktivitas kelompok (TAK) senam otak sehubungan dengan adanya faktor resiko

demensia pada lansia yaitu usia dan aspek kognitif lansia.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Setelah dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) senam otak

diharapakan dapat meningkatkan daya ingat dan konsentrasi lansia.

2. Tujuan khusus

a. Lansia mengetahui manfaat senam otak

b. Lansia mampu melakukan senam otak

c. Lansia mampu dan mau mengaplikasikan senam otak dalam kehidupan

sehari-hari

Page 5: Proposal Tak Senam Otak

C. WAKTU DAN TEMPAT

Hari/Tanggal : Kamis, 30 Januari 2014

Tempat : Wisma Werkudoro Unit Rehabilitasi Sosial Wira Adi Karya

Wening Wardoyo Ungaran

Waktu : 10. 00 WIB – selesai

D. SASARAN

Semua lansia yang ada di Wisma Werkudoro

E. MEDIA/ALAT

Lembar balik dan poster gambar senam otak

F. METODE

Ceramah, Tanya jawab/diskusi

Demonstrasi

G. SETTING

Ket :

: Leader : Co-leader : Fasilitator

: Lansia : Observer

Page 6: Proposal Tak Senam Otak

H. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS

1) Leader :

a) Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai

b) Memotivasi anggota untuk aktifitas dalam kelompok

c) Memimpin TAK dengan baik dan tertib

2) Co-leader :

a) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien

b) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

3) Fasilitator :

a) Memfasilitasi kebutuhan yang dibutuhkan dalam kegiatan

b) Memotivasi klien untuk mengikuti dari awal kegiatan sampai usai.

4) Observer :

a) Observasi jalannya proses kegiatan

b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan

c) Mengatur alur permainan

I. STRATEGI PELAKSANAAN

Tahap

kegiatanAktivitas Mahasiswa Aktivitas lansia

Alat/

MediaMetode

Pembukaan

(5 menit)

a. Mengucapkan

salam.

b. Menyebutkan nama

dan asal.

c. Menjelaskan tujuan.

a. Lansia membalas

salam.

b. Lansia menerima

kehadiran

mahasiswa dengan

baik.

c. Lansia memahami

tujuan dengan baik.

- Ceramah

Penyampai

an materi

(10 menit)

a. Menjelaskan tentang

pengertian senam

otak

b. Menjelaskan

manfaat-manfaat

senam otak

a. Lansia

mendengarkan dan

memperhatikan

b. Lansia

mendengarkan dan

memperhatikan

Lebar

ballik

Ceramah

dan Tanya

jawab

Page 7: Proposal Tak Senam Otak

Tahap

kegiatanAktivitas Mahasiswa Aktivitas lansia

Alat/

MediaMetode

c. Menjelaskan tentang

cara senam otak

- Memberi

kesempatan pada

keluarga untuk

menanyakan hal-

hal yang kurang

jelas

- Lansia

mengajukan

pertanyaan

Demonstra

si senam

otak

(10

a. Mendemonstrasikan

cara senam otak

- Memberikan

kesempatan

kepada lansia

untuk

menanyakan hal-

hal yang kurang

jelas.

b. Meminta lansia

untuk melakukan

senam otak secara

bergantian

a. Lansia melihat dan

memperhatikan

dengan baik

- lansia

mengajukan

pertanyaan

b. Lansia melakukan

senam otak

Poster

gambar

senam

otak

Demonstr

asi

Penutup

(5 menit)

a. Mengevaluasi

respon

subjektif/perasaan

lansia setelah

melakukan senam

otak

b. Mengevaluasi tujuan

TAK

a. Lansia menjawab

pertanyaan

mahasiswa

b. Lansia mampu

menjawab/menjelas

kan kembali

manfaat senam otak

- Ceramah

dan Tanya

jawab

Page 8: Proposal Tak Senam Otak

Tahap

kegiatanAktivitas Mahasiswa Aktivitas lansia

Alat/

MediaMetode

c. Penutup, memberi

salam

c. Lansia membalas

salam.

J. EVALUASI

1. Evaluasi Srtuktural

a. Persiapan proposal senam otak satu hari sebelum TAK dilakukan.

b. Persiapan tempat, persiapan alat/media satu hari sebelum TAK diadakan.

c. Mahasiswa membuat kontrak dengan lansia untuk pelaksanaan TAK.

2. Evaluasi Proses

a. Lansia aktif dalam kegiatan TAK, bertanya bila ada kesulitan dan menjawab

pertanyaan dengan baik.

b. Lansia mengikuti TAK dari awal sampai akhir dan mampu melakukan senam

otak dengan benar sesuai yang diajarkan mahasiswa

3. Evaluasi Hasil

a. Lansia mengetahui dan paham tentang manfaat senam otak setelah

pelaksanaan TAK

b. Lansia mampu melakukan senam otak setelah TAK

c. Lansia mampu mengaplikasikan senam otak dalam kehidupan sehari-hari.

Page 9: Proposal Tak Senam Otak

Lampiran materi

SENAM OTAK

Otak Sebagai sistem syaraf pusat, otak berfungsi penting untuk tubuh karena otak

mengatur kegiatan yang membutuhkan daya pikir yang baik. Namun otak bisa memiliki

masalah karena kurangnya stimulus yang baik. Dibutuhkan gerakan sederhana yang bisa

dilakukan sehari-hari untuk memaksimalkan kerja otak. Dalam buku Brain Gym karangan Dr.

Paul E. Dennison, Ph.D. dan Gail E. Dennison menyatakan senam otak sebagai pelatihan otak

yang sudah dikembangkan sejak tahun 1970.

Senam otak dilakukan untuk meningkatkan kemampuan otak yang terkadang tanpa

disadari semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Usia semakin bertambah, maka otak

juga mulai menua. Proses menua adalah proses alamiah yang akan dalami semua makhluk

hidup. Fenomena menua juga terjadi pada sel-sel otak, menurut bagian penyakit saraf

Fakultas Kedokteran UNHAS, dr. Jumraini Tammase SPS, menyatakan kemampuan otak

tidak hanya bisa berkurang karena faktor usia, namun kurangnya aktivitas otak yang

memberikan rangsangan terhadap kinerja otak,  juga turut andil terhadap penurunan kondisi

kognitif otak.

Brain Gym atau senam otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi dengan rutin

melakukan senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga dapat mencegah

datangnya penyakit. Untuk mengefektifkan manfaat senam otak, dapat dilakukan pada pagi

hari dalam kurun waktu 5 sampai 15 menit agar otak siap dan seimbang untuk memulai

aktivitas. Serangkaian latihan sederhana yang disebut senam otak dapat membantu fungsi

otak kita menjadi lebih baik dan tajam, cerdas dan jauh lebih percaya diri.

Manfaat senam otak antara lain :

1. Terhindar dari rasa stress

2. Merasa lebih awet muda

3. Mencegah kepikunan

4. Membantu pemulihan bagi penderita stroke

5. Dapat menyikapi permasalahan lebih tenang

6. Menajamkan daya ingat

7. Meningkatakan konsentrasi

8. Menyeimbangkan otak kiri dan kanan.

Saat otak kita dalam keadaan seimbang, seluruh tubuh merespon, merevetalisasi

mekanisme penyembuhan, memuluhkan kesehatan dan harmoni tubuh.

Page 10: Proposal Tak Senam Otak

9. Meningkatkan kemampuan penglihatan dan kreativitas

10. Meningkatkan ketrampilan komunikasi sehingga membantu membuat keputusan yang

lebih baik dan memberi dorongan ketika menghadai penolakan atau kekecewaan.

Cara melakukan gerakan :

a. Gerakan dengan membuat angka delapan tidur di udara, tangan mengepal dan jari

jempol ke atas

b. Dimulai dengan menggerakan kepalan ke sebelah kiri atas dan membentuk angka

delapan tidur.

c. Di ikuti dengan gerakan mata melihat ke ujung jari jempol. (Kepala tegak, mata

bergerak mengikuti gerakan jempol tangan)

d. Buatlah angka delapan tidur 3 kali setiap tangan dan dilanjutkan 3 kali dengan kedua

tangan

Fungsinya :

a. Melepaskan ketegangan mata, tengkuk dan bahu pada waktu memusatkan

perhatian

b. Meningkatkan kedalaman persepsi

c. Meningkatkan pemusatan, keseimbangan dan koordinasi

Page 11: Proposal Tak Senam Otak

Gambar senam otak menggunakan tangan kiri dan kanan

(posisi 8 tidur)

Page 12: Proposal Tak Senam Otak

DAFTAR PUSTAKA

Constatinides. (2006). Teori proses menua, dalam R. Boedi-Darmojo (Penyuting), Geriatri,

Balai penerbit FKUI : Jakarka

Nugroho. (1995) Perawatann lanjut usia. EGC : Jakarta

Paul, E. Dennison. (2010). Brain Gym. PT. Grasindo : Jakarta

http://www.m.menshealth.com.id/article/mobarticleDetail.aspx?mc=001&smc=003&ar=42.