proposal ptk model savi

44
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MENINGKATKAN MINAT BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA POKOK BAHASAN MENDENGARKAN PENJELASAN NARASUMBER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SAVI SISWA KELAS V SDN 03 NAMBANGAN KIDUL KECAMATAN MANGUHARJO KOTA MADIUN Di Susun Oleh : RISMA INDRIANING PUTRI NMP 09141187 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Upload: neng-rizma

Post on 31-Oct-2014

59 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

PROPOSAL PTK

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR BAHASA

INDONESIA PADA POKOK BAHASAN

MENDENGARKAN PENJELASAN NARASUMBER

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SAVI SISWA

KELAS V SDN 03 NAMBANGAN KIDUL KECAMATAN

MANGUHARJO KOTA MADIUN

Di Susun Oleh :

RISMA INDRIANING PUTRINMP 09141187

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Page 2: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

IKIP PGRI MADIUN

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT atas

limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan

yang baik ini, penulis masih diberi kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyusun

dan menyelesaikan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penulis dalam menyusun laporan PTK ini tidak lepas dari beberapa unsur

pendukung, untuk itulah penulis mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang

baik dan harmonis dengan para unsur tersebut, sehingga tersusunlah laporan ini.

Pada kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Kepala Sekolah Dasar Negeri 03 Nambangan Kidul Kecamatan Manguharjo

Kota Madiun yang telah membantu dan memberikan fasilitas sarana dan

prasarana secukupnya.

2. Bapak/Ibu guru beserta staf SDN 03 Nambangan Kidul yang telah bersedia

melayani kami dengan senang hati dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah

membantu dalam penyusun laporan ini

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Maka

dengan kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang positif dari

pembaca demi kesempurnaan dan kelengkapan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita teman –

teman mahasiswa serts para guru Sekolah Dasar dan setidak-tidaknya menjadi

referensi untuk lebih meningkatkan pross pembelajaran di kelas.

Madiun, Desember 2012

Penulis

Page 3: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

RISMA INDRIANING PNPM. 09141187

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 3

D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 4

E. Manfaat Penelitian .............................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................. 6

A. Minat Belajar ....................................................................... 6

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD................................. 7

C. Pembelajaran Mendengarkan / Menyimak di SD ................ 8

D. Penjelasan Narasumber......................................................... 13

E. Metode Pembelajaran SAVI ................................................ 14

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 19

A. Rancangan Penelitian ........................................................... 19

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 20

C. Indikator Keberhasilan ......................................................... 20

D. Prosedur Penelitian .............................................................. 21

E. Instrument Penelitian ........................................................... 23

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 24

G. Teknik Analisi Data.............................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 26

Page 4: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada kegiatan pembelajaran di sekolah guru memegang peranan

penting dalam menciptakan keberhasilan proses belajar mengajar. Guru

juga bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pendidikannya.

Profesionalisme guru sangat penting, dan dibutuhkan dalam memberikan

pendidikan pada siswa, sehingga hasil pendidikan yang diterima dapat

dipahami dan dapat diterapakan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Pembelajaran akan berlangsung dengan efektif dan efisien apabila

didukung dengan kemahiran guru mengatur strategi pembelajaran. Cara

guru mengatur strategi pembelajaran sangat berpengaruh pada cara siswa

belajar. Hal ini akan sangat menentukan keberhasilan dalam proses

pembelajaran dan prestasi belajar, karena minat siswa untuk belajar tinggi.

Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, dan juga

untuk meningkatkan kemampuan penguasaan siswa dalam menerima

materi pelajaran, guru harus memiliki kemampuan dasar yang sangat

diperlukan untuk memajukan prestasi anak didik. Dengan diadakannya

pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran ini, maka keterbelakangan

siswa dalam menerima pelajaran dapat ditingkatkan melalui proses

belajarannya.

Bangsa Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan

dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas

muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Mewujudkan

pendidikan yang bermutu sebagai investasi jangka panjang memerlukan

usaha dan dana yang cukup besar. Meski diakui bahwa pendidikan adalah

investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan

Page 5: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar,

tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problematika

(permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan.

Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah

bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu dari mana

mesti harus diawali.

Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada

jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai saat ini

masih jauh dan apa yang di harapkan. Ada banyak faktor yang bisa

menjadi penyebab munculnya problematika dalam pendidikan khususnya

pendidikan Sekolah Dasar (SD), antara lain rendahnya kemampuan

berbahasa pada masing – masing siswa. Padahal kemampuan berbahasa

merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan mata pelajaran dan

sebagai bekal untuk memasuki dunia informasi.

Pada prinsipnya pembelajaran bahasa harus tetap menekankan pada

pembelajaran berbahasa bukan pembelajaran bahasa. Hal ini telah

ditegaskan sejak dalam kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994) dan tetap

dipertahankan pada kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Depdiknas, 2004), sebagai pengganti kurikulum 1994 tersebut, serta pada

kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006).

Berkaitan dengan hal itu, ada beberap hal yang perlu medapatkan

perhatian bagi para guru dalam mengelola pembelajaran Bahasa Indonesia

di kelas. Pertama, pembelajaran bahasa Indonesia harus diarahkan untuk

lebih banyak memberikan porsi kepada perlatihan berbahasa yang nyata.

Kedua, aspek kebahasaan (tata bahasa) diajarkan hanya untuk

membetulkan kesalahan ujar siswa. Ketiga, ketrampilan berbahasa nyata

yang menjadi tujuan utama. Keempat, membaca sebagai alat untuk belajar

(reading for learning). Kelima, menulis dan berbicara sebagai alat

berekspresi dan menyampaikan gagasan. Keenam, kelas menjadi tempat

berlatih menulis, membaca dan berbicara dalam bahasa. Ketujuh,

penekanan pengajaran sastra pada membaca sebanyak- banyaknya karya

Page 6: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

sastra. Kedelapan, pengajaran kosakata harus diarahkan untuk menambah

kosakata siswa.

Berdasarkan prinsip-prinsip umum di atas, terlihat bahwa fokus

pembelajaran bahasa adalah memperbanyak berlatih di dalam kelas dengan

menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi, baik yang nyata

‘senyatanya’ melalui diskusi, misalnya, maupun yang nyata ’tidak

senyatanya’, misalnya melalui kegitan bermain peran.

Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa minat belajar bahasa

Indonesia sangat menurun (rendah), yang implikasinya terhadap prestasi

belajar dan keterampilan berbahasa Indonesia juga rendah (Hasil belajar

siswa rendah).

Atas dasar kenyataan itu penulis mengadakan penelitian kelas yang

berjudul “Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Indonesia Pada Pokok

Bahasan Mendengarkan Penjelasan Narasumber Melalui Model

Pembelajaran SAVI Siswa Kelas V Sdn 03 Nambangan Kidul Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun“.

Dengan maksud setelah selesai melakukan penelitian tindakan

kelas ini, melalui refleksi diri guru dan siswa, diharapkan siswa terampil

dalam berbahasa Indonesia sehingga prestasinya meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atasa maka Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini rumusan masalahnya sebagai berikut :

a. Bagaimana meningkatkan minat belajar bahasa Indonesia pada

pokok bahasan mendengarkan penjelasan narasumber melalui

model pembelajaran SAVI siswa kelas V SDN 03 Nambangan

Kidul Kecamatan Manguharjo Kota Madiun?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasakan masalah penelitian yang telah dirumuskan di atas,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 7: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

a. Memberikan peningkatan minat belajar bahasa Indonesia pada

pokok bahasan mendengarkan penjelasan narasumber melalui

model pembelajaran SAVI siswa kelas V SDN 03 Nambangan

Kidul Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

1.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah dan tujuan peneitian yang telah dirumuskan

di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. 75 % minat belajar bahasa Indonesia siswa pada pokok bahasan

mendengarkan penjelasan narasumber melalui model pembelajaran

SAVI siswa kelas V SDN 03 Nambangan Kidul Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun meningkat.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain :

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan pengalaman dalam

mengatasi masalah pembelajaran mengenai meningkatkan minat

belajar bahasa Indonesia siswa di kelas. Penelitian ini juga

memberikan pengalamana kepada peneliti dalam menyusun dan

mengembangkan karya tulis ilmiah, khususnya dalam membuat

laporan penelitian.

b. Bagi Guru

Hasil PTK akan memberikan masukan dan wawasan tentang cara

atau strategi yang tepat ntuk mengatasi masalah pembelajaran,

khusunya yang terkait dengan masalah meningkatkan minat belajar

bahasa Indonesia pada siswa.

c. Bagi Siswa

Hasil PTK akan mendorong siswa untuk mencapai prestasi yang

lebih baik dan meningkatkan minat siswa untuk melakukan

Page 8: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

aktivitas belajar yang lebih bergairah, karena suasana belajar yang

diciptakan lebih menyenangkan.

d. Bagi Orang Tua Siswa

Hasil PTK akan memberikan masukan yang berharga tentang

prestasi belajar anaknya sehingga orang tua siswa akan dapat

memberikan pembinaan kepada anaknya untuk tetap menjaga dan

meningkatkan proses dan prestasinya.

e. Bagi Pejabat di Lingkungan Dinas DIKBUDMUDORA

Hasil PTK dapat memberikan masukan yang berharga, terutama

dalam pembinaan akademik bagi guru dan siswa dalam hal

peningkatan mutu proses dan hasil belajar.

Dengan demikian PTK ini berarti memberikan sumbangan yang

positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan

kemampuan profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar

belajar siswa serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah tersebut.

Page 9: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

BAB II

KAJIAN TEORI

2. 1 Minat Belajar

2. 1. 1 Pengertian Minat

Minat adalah kesediaan jiwa yang aktif, untuk menerima pengaruh

dari dunia luar diri siswa.

Slameto (1991: 57) menerangkan minat adalah“Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu”

Slameto (1991: 57) Pengertian minat secara istilah telah banyak

dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard

menyatakan” Interest is persisting tendency topay attention to end enjoy

some activity and content”, yang memiliki arti, minat adalah

kecenderungan yang gigih untuk memperhatikan, mengakhiri, menikmati,

beberapa inti kegiatan tersebut.

Sardiman A. M. (1988: 76) berpendapat bahwa minat adalah

sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau

arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

minat belajar adalah suatu keinginan seseorang yang kuat untuk

melakukan perubahan tingkah laku guna memperoleh ilmu pengetahuan.

Oleh sebab itu guru mempunyai kewajiban menumbuhkan minat

belajar pada siswa melalui “ motivasi ekstrensik” (pengaruh dari luar

Page 10: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

siswa). Meningkatkan motivasi ektresnsik belajar bahasa Indonesia siswa

kelas V yang mengacu pada langkah-langkah awal rencana refleksi dan

siklus yang telah direncanakan.

2. 2 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

2. 2. 1 Hakikat Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan

siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat

dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kesimpulan tersebut,

maka standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penugasan,

pengetahuan, ketrampilan berbahasa, sikap positif terhadap bahasa dan

sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi siswa

untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan

global.

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia dirumuskan

karena, diharapkan mampu menjadikan: (1) siswa dapat mengembangkan

potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta

dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesusastraan dan

hasil intelektual bangsa sendiri, (2) guru dapat memusatkan perhatian

kepada pengembangan kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan

berbagai kegiatan berbahasa, (3) guru lebih mandiri dan leluasa dalam

menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan

sekolah dan kemampuan siswanya, (4) orang tua dan masyarakat dapat

secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan di sekolah, (5)

sekolah dapat menyusun program pendidikan kebahasaan sesuai dengan

keadaan siswa dengan sumber belajar yang tersedia, dan (6) daerah dapat

menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dengan kondisi

kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional

(BSNP:2006).

Page 11: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus

diajarkan di sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang

dihasilkan dari alat ucap (artikulasi) yang bersifat sewenang-wenang dan

konvensional (melalui kesepakatan) yang dipakai sebagai alat komunikasi

untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Selain itu, bahasa juga merupakan

percakapan atau alat komunikasi dengan sesama manusia. Sedangkan

bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri

khas bangsa Indonesia dan digunakan sebagai bahasa nasional. Hal ini

yang merupakan salah satu sebab mengapa bahasa Indonesia harus

diajarkan pada semua jenjang pendidikan, terutama di SD karena

merupakan dasar dari semua pembelajaran.

2. 2. 2 Kedudukan Bahasa Indonesia

Telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa pembelajaran

bahasa Indonesia wajib diberikan di semua lembaga pendidikan formal.

Dalam pelajaran ini siswa tidak boleh mendapat nilai kurang dari 6, artinya

semua peserta didik sekurang kurangnya harus mempunyai kemampuan

sedang dalam penggunaan bahasa Indonesia. Ini tentu saja menuntut upaya

guru dan siswa serta perhatian orang tua di rumah dalam hal belajar siswa.

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat

penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan siswa untuk

tahap perkembangan selanjutnya. Selain itu, pembelajaran harus dapat

membantu siswa dalam pengembangan kemampuan berbahasa di

lingkungannya, bukan hanya untuk berkomunikasi, namun juga untuk

menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui

bahasa, siswa mampu mempelajari nilai-nilai moral atau agama, serta

nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat, melalui bahasa, siswa juga

mampu mempelajari berbagai cabang ilmu.

2. 3 Pembelajaran Mendengarkan / Menyimak di SD

2. 3. 1 Pengertian Menyimak

Page 12: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-

lambang lisan dengan penuh perhatian,pemahaman,apresiasi,serta

intrprestasi untuk memperoleh informasi, menamgkap isi atau pesan, serta

memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara

melalui ujaran atau bahasa lisan.

Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya

merupakan sarana untuk menerima informasi dalam kegitan komunikasi,

perbedaanya teretak dalam jenis komunikasi lisan, sedangkan membaca

berhubungan dengan komunikasi tulis.

2. 3. 2 Tahap-Tahap Menyimak

Ruth G. Strickland menyimpulkan ada sembilan tahap menyimak,

kesembilan tahap tersebut dapat dilukiskan sebagai berikut:

a. Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak mersakan

keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya;

b. Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat

gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-

hal di luar pembicaraan;

c. Setengah meyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu

kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa

yang terpendap dalam hati sang anak;

d. Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau

mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan

penjaringan pasif yang sesungguhnya;

e. Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang

disimak; perhatian secara seksama bergantian dengan keasyikan

lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik

hatinya saja;

f. Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman

pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang menyimak benar-

benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan

sang pembicara;

Page 13: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

g. Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan

membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan;

h. Menyimak secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti

jalan pikiran sang pembicara;

i. Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan

pikiran,pendapat, dan gagasan sang pembicara (Strickland,1957:

(Dawson [et all], 1963;154).

2. 3. 3 Ragam Menyimak

Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif (ekstensive listening) adalah sejenis kegiatan

menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap

suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru.

Menyimak ekstensif dapat pula memberi kesempatan dan

kebebasan bagi para siswa mendengar dan menyimak butir-butir kosa kata

dan struktur-struktur yang masih asing atau baru baginya yang terdapat

dalam arus ujaran yang berada dalam jangkauan dan kapasitas untuk

menanganinya.

Guru merupakan sumber modal dalam bercerita. Karena salah satu

tujuan menyimak ekstensif adalah menyajikan kembali bahan lama dengan

cara baru, kerap kali sangat baik bila hal ini dilakukan dengan pertolongan

pita-pita otentik yang merekam pembicaraan dalam masyarakat. Yang jauh

lebih efektif serta meyakinkan adalah kutipan-kutipan dari ujaran yang

nyata dah hidup. Pada umumnya, sumberyang paling baik bagi berbagai

aspek menyimak ektensif adalah rekaman-rekaman yang dibuat oleh guru

sendiri karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang

hendak dicapai. Rekaman-rekaman tersebut dapat memanfaatkan berbagai

sumber, seperti suara siaran radio dan televisi (Brouhton [et all],1978)

a. Menyimak Sosial

Dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial (social

listening) paling sedikit mencakup dua hal, yaitu:

Page 14: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

a) Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian

terhadap percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi

sosial dengan suatu maksud.

b) Menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dan

penyimak dalam proses komunikasi tersebut (Andreson;

1972;69). Orang-orang yang dapat menanti kedua hal

tersebut anggota masyarakat yang baik.

Menyimak Sekunder

Menyimak sekunder (secondary listening) sejenis kegiatan

menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif

(extensive listening). Berikut ini kita berikan dua buah contoh.

a. Menyimak pada musik yang mengiringi ritme-ritme atau tari-tarian

rakyat di sekolah dan pada acara-acara radio yang terdengar sayup-

sayup sementara kita menulis surat pada seorang teman dirumah.

b. Sambil menikmati musik, kita ikut berpartisipasi dalam kegiatan

tertentu di sekolah seperti melukis, hasta karya tanah liat, membuat

seketsa, dan latihan menulis indah (Dawson [et all], 1963:153;

Tarigan, 1972:69).

Menyimak Estetik

Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut

menyimak apresiasif (appreciational listening) adalh fase terakhir dan

kegiatan termasuk kedalam menyimak secara kebetulan dan menyimak

secara ekstensif, mencakup:

a. Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan

rekaman-rekaman.

b. Menikmati cerita-cerita, puisi, teka-teki, gemerincing irama, dan

lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa atau

aktor Dawson [et all], 1963:153).

Menyimak Pasif

Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran yanpa upaya sadar

yang biasanya menandai uapaya-upaya kita pada saat belajar dengan

Page 15: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai serta

menguasai suatu bahasa.

Menyimak Intensif

Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih

diawasi,dikontrol terhadap satu hal tertentu. Dalam hal ini haruslah

diadakan suatu pembagian penting, sebagai berikut.

a. menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan sebagai

bagian dari program pengajaran bahasa, atau

b. terutama sekali dapat diarahkan pada pemahaman serta pengertian

secra umum. Jelas bahwa dalm butir kedua ini makna bahasaudah

secara umum sudah diketahui oleh para siswa.

Jenis-jenis yang termasuk kedalam menyimak intensif ini, yaitu

menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak

eksploratif, menyimak interogatif dan menyimak selektif.

2. 3. 4 Tujuan Menyimak

Tujuan seseorang menyimak sesuatu itu sangat beraneka ragam,

antara lain:

a. Menyimak untuk belajar.

b. Menyimak untuk menikmati keindahan audial.

c. Menyimak untuk mengevaluasi.

d. Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan.

e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan,

ataupun persaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancer dan

tepat.

f. Menyimak agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat.

g. Menyimak agar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan

analisis.

Page 16: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

h. Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau

pendapat yang selama ini dia ragukan.

2. 3. 5 Proses Menyimak

Menyimak adalh suatu kegiatan yang merupakan suatu proses.

Dalam proses menyimakpun terdapat tahap-tahap, antara lain;

a. Tahap mendengar

b. Tahap memahami

c. Tahap menginterprestasi

d. Tahap mengevaluasi

e. Tahap menanggapi

2. 4 Penjelasan Narasumber

2. 4. 1 Pengertian Narasumber

Narasumber adalah orang yang terkait dengan rangkaian fakta yang

akan diberitakan yang dimintai keteranganan, dan pernyataannya oleh

seorang wartawan. Secara umum narasumber ini terbagi dalam dua bagian

besar, yakni narasumber utama (primer), dan narasumber pendamping

(sekunder).

Narasumber utama adalah orang yang terkait langsung dengan

rangkaian fakta yang diberitakan. Narasumber utama adalah orang yang

harus mendapat prioritas utama untuk "dikejar". Berita sering tak cukup

layak untuk dapat menjadi lengkap tanpa adanya keterangan atau

pernyataan dari nara sumber utama tersebut.

Narasumber sekunder adalah orang yang sengaja dikaitkan

wartawan karena keterangan dan pernyataannya dapat digunakan

wartawan untuk memperkuat beritanya sekaligus memberi warna dalam

tulisannya.

Page 17: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

Terkait narasumber, kita juga mengenal istilah narasumber resmi,

yakni orang yang pernyataannya dinilai mewakili dinas, instansi, atau

lembaga resmi. Di lembaga pemerintahan, orang setingkat lurah, kades,

camat, kepala dinas, kabag humas, atau orang-orang yang secara resmi

ditunjuk untuk mewakilinya untuk memberikan pernyataan bisa disebut

sebagai nara sumber resmi. Untuk banyak sekali peristiwa, kedudukan

nara sumber resmi ini sangat penting, sebab keterangan yang diberikannya

adalah keterangan resmi yang "memiliki kekuatan hukum".

Selain narasumber resmi, dunia kewartawanan juga mengenal apa

yang disebut narasumber tak resmi. Narasumber tak resmi adalah orang-

orang yang dinilai tahu tentang informasi yang diperlukan terkait sebuah

berita. Mengutip pernyataannya tak dibenarkan kecuali disertai tanggapan

dari sumber-sumber resmi.

Posisi narasumber tak resmi ini juga sangat penting dalam sebuah

proses peliputan berita. Sebab, informasi yang diberikannya seringkali

akurat bahkan mengejutkan, dan kita tinggal mengonfirmasikannya dengan

sumber-sumber resmi. 

2. 5 Metode Pembelajaran SAVI

2. 5. 1 Pengertian Model Pembelajaran SAVI

SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual. Teori

yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori

otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial dan

kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh;

belajar berdasarkan pengelaman; belajar dengan symbol. Pembelajaran

SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar

yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera,

dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar

individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara

yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang

nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.

Page 18: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

2. 5. 2 Prinsip Dasar

Dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan

Accelerated Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL

yaitu:

a. pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh

b. pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.

c. kerjasama membantu proses pembelajaran

d. pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan.

e. belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan

umpan balik.

f. emosi positif sangat membantu pembelajaran.

g. otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

2. 5. 3 Karakteristik

Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatic, Auditori,

Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu:

a. Somatic

”Somatic” berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh – soma.

Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan

bergerak dan berbuat. Sehingga pembelajaran somatic adalah

pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera

peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh

sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung).

b. Auditori

Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih

kuat daripada yang kita sadari, telinga kita terus menerus

menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari.

Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area

penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam

pembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa membicarakan apa

yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa

dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan

Page 19: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat

rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan

pengalaman belajar, atau menciptakan makna-maknan pribadi bagi

diri mereka sendiri.

c. Visual

Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam

otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses

informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap siswa

yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat

melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau

sebuah buku atau program computer. Secara khususnya pembelajar

visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata,

diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar.

d. Intektual

Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.

Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran

mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk

merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan,

makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini

diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang

merenung, mencipta, dan memecahkan masalah.

2. 5. 4 Kerangka Perencanaan Pembelajaran SAVI

Pembelajaran SAVI dapat direncanakan dan kelompok dalam

empat tahap:

a. Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan)

Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan

perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang,

dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.

Secara spesifik meliputi hal:

Page 20: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

a) memberikan sugesi positif.

b) memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada

siswa.

c) memberikan tujuan yang jelas dan bermakna.

d) membangkitkan rasa ingin tahu

e) menciptakan lingkungan fisik yang positif.

f) menciptakan lingkungan emosional yang positif

g) menciptakan lingkungan sosial yang positif

h) menenangkan rasa takut.

i) menyingkirkan hambatan-hambatan belajar.

j) banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah.

k) merangsang rasa ingin tahu siswa

l) mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.

b. Tahap Penyampaian (kegiatan inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan

materi belajar yang baru dengan cara menari, menyenangkan,

relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya

belajar. Hal- hal yang dapat dilakukan guru:

a) uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan.

b) pengamatan fenomena dunia nyata.

c) pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh.

d) presentasi interaktif.

e) grafik dan sarana yang presentasi brwarna-warni.

f) aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya

belajar

g) proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim.

h) latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok).

i) pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual.

j) pelatihan memecahkan masalah

c. Tahap Pelatihan (kegiatan inti)

Page 21: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan

dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai

cara. Secara spesifik, yang dilakukan guru yaitu:

a) aktivitas pemrosesan siswa.

b) usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha

kembali.

c) simulasi dunia-nyata.

d) permainan dalam belajar.

e) pelatihan aksi pembelajaran.

f) aktivitas pemecahan masalah.

g) refleksi dan artikulasi individu.

h) dialog berpasangan atau berkelompok.

i) pengajaran dan tinjauan kolaboratif.

j) aktivitas praktis membangun keterampilan mengajar balik.

d. Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan

memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada

pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil

akan terus meningkat. Hal –hal yang dapat dilakukan adalah:

a) penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera.

b) penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi.

c) aktivitas penguatan penerapan.

d) materi penguatan prsesi.

e) pelatihan terus menerus.

f) umpan balik dan evaluasi kinerja.

g) aktivitas dukungan kawan.

h) perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung.

Page 22: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Rancangan Penelitian

3. 1. 1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk

melakukan perbaikan – perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi,

dan kompetensi atau situasi pembelajaran.  PTK yaitu suatu kegaitan

menguji cobakan suatu id ke dalam  praktik atau situasi nyata dalam

harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas

proses belajar mengajar.

3. 1. 2 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan ( Action

Research) berdasarkan pendekatan Naturalistik Kualitatif. Pendekatan ini

memandang kenyataan sebagai sesuatu yang berdimensi jamak, utuh dan

merupakan kesatuan. Karena itu tidak mungkin disusun rancangan

penelitian yang terinci sebelumnya. Rancangan penelitian berkembang

selam proses penelitian berlangsung.

Penerapan penelitian didalam kelas diharapkan mampu memotivasi

guru memiliki kesadaran diri, melakukan refleksi diri dan kritik diri

terhadap aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan. Maka penelitian

tindakan ini didasarkan pada prinsip situasional yang berkaitan dengan

realitas lapangan yang dalam hal ini adalah suasana kelas. Membiarkan

Page 23: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

kelas dalam suasana kewajaran, sebagaimana keadaan sebenarnya , artinya

tindakan dan penelitian yang akan dilakukan bertolak dari informasi-

informasi yang aktual yang diperoleh dari “realitas” yaitu guru, siswa dan

proses-proses selama pembelajaran berlangsung. Kemudian dijadikan

bahan dasar refleksi diri dalam menyusun rencana tindakan yang akan

dilakukan.

3. 1. 3 Perencanaan Siklus

Kegiatan yang akan dilakuakan dalam kegiatan penelitian nanti,

antara lain :

a. Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.

b. Refleksi dari kegiatan pada siklus I, memungkinkan peneliti untuk

mengadakan perbaikan pada siklus I untuk diterapkan pada siklus II.

c. Siklus II, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup. Dengan

adanya perbaikan pada strategi pembelajaran, model pembelajaran

ataupun yang lainnya, yang dianggap oleh peneliti bisa memberi

peneingkatan dari siklus I.

d. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut

untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

3. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 03 Nambangan Kidul Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun. Tindakan penelitian ini dikenakan pada siswa

kelas VA semester I dengan jumlah siswa 29 orang. Pelaksanaan tindakan

dikerjakan mulai pada tanggal 28 Desember 2012. Jam pelajaran 2

pertemuan setiap minggu dengan pertemuan 2 x 35 menit.

3. 3 Indikator Keberhasilan

Indikator yang ingin dicapai oleh peneliti, antara lain sebagai

berikut :

a. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan.

Page 24: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

b. Ketepatan waktu siswa dalam melakukan kegiatan diskusi.

c. Interasksi antar siswa pada kegiatan pembelajaran.

d. Keaktifan siswa menanggapi perwakilan kelompok lain pada

kegiatan presentasi.

3. 4 Prosedur Penellitian

3. 4. 1 Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan RPP yang

akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran wicara

dengan kompetensi dasar menanggapi penjelasan narasumber (petani,

pedagang, nelayan, dll) dengan memperhatikan santun bahasa dengan

model pembelajaran SAVI (Somatic Auditory Visalization Intellectualy).

Penyusunan RPP tersebut dilaksanakan pada tanggal 25-28 Oktober 2012.

Selain itu, seorang peneliti (guru) juga menyusun lembar evaluasi untuk

menguji kemampuan siswa dalam menanggapi penjelasan narasumber.

Lembar evaluasi ini disusun menjadi dua yaitu lembar penilaian untuk

guru dan siswa. Peneliti sebagai pengumpul data juga mempersiapkan

pertanyaan – pertanyaan untuk kegiatan wawancara, lembar observasi,

lembar evaluasi / tes dan catatan lapangan.

3. 4. 2 Pelaksanaan Tindakan

Perencanaan siklus I direncanakan satu pertemua. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Jumat 28 Desember 2012. Sesuai dengan

RPP yang sudah disusun, langkah – langkah pembelajaran yang akan

dilakukan oleh guru mengacu pada langkah – langkah pembelajaran model

SAVI (Somatic Auditory Visalization Intellectualy). Langkah – langkah

tersebut adalah sebagai berikut :

Pra Kegiatan

a. Guru mengucapkan salam.

Page 25: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

b. Guru dan siswa berdoa bersama.

c. Guru memeriksa kehadiran siswa (presensi).

Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.

Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Guru bertanya jawab dengan siswa, untuk menggali

pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan aktif.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari kompetensi yang

akan dipelajari.

Kegiatan Inti (45 menit)

Eksplorasi

a. Guru memperdengarkan rekaman narasumber.

b. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tantang rekaman yang

telah diputar.

c. Guru menjelaskan hal – hal yang harus dilakukan untuk

memperoleh gagasan pokok penjelasan narasumber serta cara

memberi tanggapan terhadap penjelasan narasumber yang didengar

dengan bahasa yang santun.

Elaborasi

a. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 5-

6 anak.

b. Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada masing

– masing kelompok.

c. Guru memperdengarkan rekaman penjelasan narasumber.

d. Siswa memperhatikan isi penjelasan yang disampaikan

narasumber.

e. Siswa dalam kelompok berdiskusi untuk saling mengutarakan hasil

pemikiran masing – masing.

f. Perwakilan dari masing – masing kelompok bergantian

menyampaikan hasil diskusi.

Page 26: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

g. Kelompok lain memperhatikan, memberikan komentar dan

memberikan nilai pada kelompok yang presentasi.

Konfirmasi

a. Guru meluruskan konsep siswa yang mungkin belum dipahami

siswa.

b. Guru memberi penghargaan pada kelompok yang hasilnya baik dan

memberi motivasi pada siswa yang kurang aktif dalam proses

diskusi.

Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.

b. Evaluasi, siswa mengerjakan soal tes akhir yang diberikan guru

secara individu.

c. Guru memberikan refleksi kepada siswa serta memberikan pesan

agar siswa bersikap kritis terhadap penjelasan yang didegar.

d. Pemberian tugas rumah sebagai tindak lanjut.

e. Guru mengucap salam penutup.

3. 4. 3 Tahap Pengamatan

Selama tahap pelaksanaan tindakan, peneliti berusaha melakukan

pengamatan dan perekaman terhadap aktivitas belajar siswa dan suasana

pembelajaran yang terjadi di kelas. Semua aktivitas siswa direkam dean

cara mencatat apa yanga dilakukannya, pengalaman apa yang

diperolehnya, tanggapan apa yang disampaikannya berkaitan dengan

aktivitas pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI.

3. 4. 4 Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil

analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi

terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.

3. 5 Instrument Penelitian

Page 27: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : RPP,

wawancara, lembar observasi, lembar evaluasi / tes prestasi belajar, dan

catatan lapangan. RPP digunakan untuk pedoman pelaksanaan praktik

pembelajaran (tindakan). Kuis atau tes prestasi belajar digunakan untuk

mengetahui kualitas hasil belajar.

3. 6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk

menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

kondisi awal siswa.

b. Observasi

Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan

berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada

selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disusun.

c. Lembar Evaluasi / Test

Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk

mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan.

Test tersebut berbentuk multiple choise dan subyektif agar banyak

materi tercakup.

d. Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian

sehingga diharapkan semua  data yang tidak termasuk dalam

observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini.

3. 7 Teknik Analisis Data

3. 7. 1 Kemampuan Berfikir

Data hasil observasi dan catatan guru dianalisis secara deskriptif

untuk mengetahui kualitas proses belajar mengajar. Untuk megetahui

Page 28: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan dengan cara membandingkan

skor individu dan kelompok dengan tes atau kuis sebelumnya. Selain itu

kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian

untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan

jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan

dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada

siklus II.

3. 7. 2 Hasil Belajar

Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan

teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.

Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan

menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Siswa dianggap telah belajar

tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, secara kelompok dianggap

tuntas jika telah mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya

serap minimal 65 %.

Page 29: PROPOSAL PTK MODEL SAVI

DAFTAR PUSTAKA

Broughtton, Geoffrey [et all]. 1978. Teaching English as a Foreign Language.

London. Routledge. Kegan Paul

Malawi, Ibadullah dan Edy, Siswanto. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Madiun.

IKIP PGRI Fakultas Ilmu Pendidikan

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa

Yulianto, Bambang. 2008. Aspek Kebahasaan dan Pembelajarannya. Surabaya.

Unesa University Press

http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/pengertian-minat-belajar.html

http://www.sekolahdasar.net/2012/04/hakikat-dan-kedudukan-

pembelajaran.html#ixzz2H0mt2mzz

http://www.sekolahdasar.net/2012/04/hakikat-dan-kedudukan-

pembelajaran.html#ixzz2H0nN3QSi

http://mysexy.webnode.com/news/narasumber1/

http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-savi/