proposal ptk dasar elektronika

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi siswa. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk mengatasi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan di SMK mengisyaratkan bahwa siswa sudah terlatih dalam mengatasi problema yang dihadapi sehari-hari. Hal ini diwujudkan dalam hal pelaksanaan pembelajaran praktek yang bersifat individual. Dengan pelaksanaan praktek individual ini maka siswa secara tidak langsung belajar untuk mengatasi permasalahan. Hal ini terjadi karena pelaksanaan praktek baik dinilai proses maupun hasilnya sangat bergantung pada kreativitas siswa.

Upload: arif-harianto-spd

Post on 24-Jul-2015

918 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Ptk Dasar Elektronika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa

mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa

sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema

kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani

maupun potensi kompetensi siswa. Konsep pendidikan tersebut terasa

semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat

dan dunia kerja karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang

dipelajari di sekolah untuk mengatasi problema yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

Pendidikan di SMK mengisyaratkan bahwa siswa sudah terlatih dalam

mengatasi problema yang dihadapi sehari-hari. Hal ini diwujudkan dalam hal

pelaksanaan pembelajaran praktek yang bersifat individual. Dengan

pelaksanaan praktek individual ini maka siswa secara tidak langsung belajar

untuk mengatasi permasalahan. Hal ini terjadi karena pelaksanaan praktek

baik dinilai proses maupun hasilnya sangat bergantung pada kreativitas siswa.

Untuk itulah maka pembelajaran di SMK khususnya program

produktif sangat menuntut tugas sebagai motivator dan inspirator bagi siswa.

Dengan posisi ini, maka guru dituntut pula untuk melaksanakan proses

pembelajaran secara variatif. Guru yang melaksanakan proses pembelajaran

secara monoton akan ditinggalkan oleh siswa. Karena proses pembelajaran

seperti ini hanya akan membuat suasana pembelajaran menjadi membosankan.

Oleh karenanya pelaksanaan pembelajaran harus mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang tertuang dalam Kurikulum SMK. Pendekatan

pembelajaran yang dituntut di SMK adalah pembelajaran berbasis

kompetensi.

Dalam strategi pelaksanaan KTSP SMK 2009 tercantum dengan jelas

bahwa pembelajaran berbasis kompetensi harus menganut prinsip

1

Page 2: Proposal Ptk Dasar Elektronika

pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap

(attitude), ilmu pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skills) agar dapat

bekerja sesuai dengan profesinya seperti yang dituntut oleh suatu kompetensi.

Dengan mengacu pada pelaksanaan KTSP SMK 2009 ini, maka

peneliti akan melaksanakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan

Efektifitas Pembelajaran Kompetensi Memahami Dasar-Dasar

Elektronika Melalui Optimalisasi Pembelajaran Tuntas (Mastery

Learning) di Kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 2

Sungai Penuh Tahun Pelajaran 2010-2010.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1.2.1 Apakah pembelajaran dengan prinsip pembelajaran tuntas (mastery

learning) dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran memahami

dasar-dasar elektronika?

1.2.2 Apakah pembelajaran tuntas (mastery learning) dapat meningkatkan

minat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran memahami dasar-dasar

elektronika?

1.2.3 Apakah pembelajaran tuntas (mastery learning) dapat meningkatkan

kemampuan penguasaan siswa terhadap kompetensi yang dituntut

pada pembelajaran memahami dasar-dasar elektronika?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemikiran pada latar belakang dan rumusan masalah

diatas tujuan penelitian ini adalah:

1.3.1 Meningkatkan efektivitas pembelajaran memahami dasar-dasar

elektronika dengan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning).

Page 3: Proposal Ptk Dasar Elektronika

1.3.2 Meningkatkan minat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

memahami dasar-dasar elektronika dengan prinsip pembelajaran

tuntas (mastery learning)?

1.3.3 Meningkatkan kemampuan penguasaan siswa terhadap kompetensi

yang dituntut pada pembelajaran memahami dasar-dasar elektronika

dengan pembelajaran tuntas (mastery learning).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian tindakan

kelas ini adalah:

1.4.1 Memberikan masukan untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara

efektif.

1.4.2 Memberikan masukan tentang pentingnya pembelajaran tuntas

(mastery learning) dalam proses pembelajaran di SMK.

1.4.3 Memberikan masukan tentang pembelajaran yang efektif untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan kompetensi

kejuruan.

1.5 Hipotesis Penelitian

Dengan menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning)

dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa dan meningkatkan kemampuan

penguasaan siswa terhadap kompetensi memahami dasar-dasar elektronika di

kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik.

Page 4: Proposal Ptk Dasar Elektronika

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sekolah Menengah Kejuruan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbeda dengan Sekolah

Menengah Umum (SMU) karena memiliki spesifikasi di bidang keterampilan

kerja agar tamatannya siap untuk dapat memasuki dunia kerja praksis. Oleh

karena itu, ada hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan

pendidikan di SMK, yaitu bagaimana agar tamatan SMK memiliki

keterampilan kerja yang berorientasi dan mampu memenuhi kebutuhan pasar

kerja. Jika kita menyimak Garis-garis Besar Program Pendidikan dan

Pelatihan (GBPP) Kurikulum SMK dan Buku Pedoman Pelaksanaan

Kurikulum SMK edisi 1999 (Depdiknas : 1999), “Didalamnya bisa ditemukan

beberapa prinsip dasar pengembangan dan pelaksanaan kurikulum, yaitu:

1. Kurikulum berbasis luas dan mendasar ( broad based curriculum)

2. Pembelajaran berbasis kompetensi (competency based curriculum)

3. Pembelajaran tuntas (mastery learning)

4. Berbasis ganda (dual based program)

5. Perkuatan kemampuan daya suai (adaptability) dan kemandirian

pengembangan diri tamatan.”

2.1.1 Kurikulum Berbasis Luas dan Mendasar

Pembelajaran berbasis luas dan mendasar (broad based

curriculum) adalah proses pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep serta

prinsip dasar keilmuan yang melandasi suatu biodang keahlian, sehingga

para peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa” dan

“bagaimana” suatu pekerjaan dilaksanakan, akan tetapi sampai pada

tingkat pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” suatu pekerjaan

dilaksanakan. Tujuan dari pembelajaran berbasis luas dan mendasar

6

Page 5: Proposal Ptk Dasar Elektronika

adalah agar peserta didik memiliki dasar-dasar yang kuat untuk dapat

mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu

pengetahuan serta memiliki daya suai (adaptability). Dengan demikian

lulusan SMK diharapkan dapat mengikuti berbagai perubahan yang

terjadi di dunia kerja.

2.1.2 Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pembelajaran berbasis kompetensi (competency Based

Curriculum) adalah suatu proses pembelajaran dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaiannya yang mengacu pada penguasaan

kompetensi (keahlian). Pembelajaran berbasis kompetensi (keahlian)

dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam proses

pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik

untuk mencapai penguasaan kompetensi yang diperlukan dan telah

diprogramkan bersama antara SMK dan institusi pasangannya (dunia

usaha atau dunia industri).

2.1.3 Pembelajaran tuntas

Pembelajaran tuntas (mastery learning) diartikan sebagai suatu

strategi pembelajaran, dan keberhasilan peserta didik ditentukan oleh

pencapaian tingkat penguasaan minimal yang dipersyaratkan untuk dapat

dinyatakan menguasai (mastery). Peserta didik hanya boleh berpindah

topik atau program apabila topic atau program yang sedang dipelajarinya

telah dikuasai secara tuntas, hingga paing tidak memenuhi standar

minimal yang dipersyaratkan. Tujuan pembelajaran tuntas adalah

memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menguasai

bahan pelajaran dan mencapai kompetensi yang dipelajarinya dengan

terstandar melalui langkah-langkah pembelajaran secara bertahap, tuntas,

dan utuh, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang

bermakna (meaningful learning).

Page 6: Proposal Ptk Dasar Elektronika

2.1.4 Pembelajaran Berbasis ganda

Pembelajaran berbasis ganda (dual based program) adalah

penyelenggaraan pendidikan dan latihan yang melibatkan kerjasama

antara SMK dengan institusi pasangannya (dunia usaha atau dunia

industri) yaitu melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan atau Pendidikan

Sistem Ganda (PSG). Melalui pembelajaran berbasis ganda ini

diharapkan tamatan SMK dapat meningkatkan kemampuan

keterampilannya dan mendapatkan pengalaman kerja sesuai dengan

bidangnya.

2.1.5 Perkuatan kemampuan daya suai dan kemandirian pengembangan

diri tamatan

Maksud dari perkuatan kemampuan daya suai (adaptability) dan

kemandirian pengembangan diri tamatan dalam sebuah kurikulum

adalah kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dunia kerja, atau

mengikuti berbagai perubahan yang terjadi di dunia kerja serta

mengikuti kecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dengan tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Selain itu, para tamatan diarahkan ntuk memiliki kompetensi, menguasai

iptek, mampu menghasilkan produk unggul, serta memiliki keahlian

yang professional, produktif, dan mandiri.

Selain prinsip-prinsip di atas, penyelenggaraan pendidikan dan

latihan SMK dilandasi pula oleh “keterkaityan dan kesepadanan” yang

berorientasi pada peningkatan mutu dan relevansi. Oleh karena itu,

penyelenggaraan pendidikan tidak bisa hanya ditangani oleh sekolah,

tetapi harus melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan dunia kerja,

khususnya dunia usaha atau dunia industri termasuk organisasi-

organisasi yang ada di dunia usaha dan organsiasi keahlian.

Page 7: Proposal Ptk Dasar Elektronika

2.2 Hakekat Efektifitas Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang

dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi proses pembelajarannya. Proses

pembelajaran terjadi ketika ada interaksi antara guru dengan siswa dan antara

siswa dengan siswa, karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik.

Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan

dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran

Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah

ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan

rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau

berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk

memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas

adalah “Sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan,

manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau

tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan

instruksional khusus yang telah dicanangkan.”

Metode pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional

khusus yang dicanangkan lebih banyak tercapai. Menurut Purwadarminta

(1994:32) menyatakan bahwa: “Di dalam pengajaran efektivitas berkenaan

dengan pencapaian tujuan, dengan demikian analisis tujuan merupakan

kegiatan pertama dalam perencanaan pengajaran”.

Selanjutnya Harry Firman (1987 : 24) menyatakan bahwa:

“Keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut : (1) Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. (2) Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional. (3) Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.

Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang

digambarkan diatas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau

dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi

Page 8: Proposal Ptk Dasar Elektronika

proses dan sarana penunjang. Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil

belajar siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang mencakup

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek proses meliputi

pengamatan terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama,

partisipasi aktif, tingkat kesulitan padapenggunaan media, waktu serta teknik

pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada

saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek sarana penunjang meliputi

tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang

diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar seperti ruang kelas,

laboratorium, media pembelajaran dan buku-buku teks.

Kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada: (1)

Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-

kurangnya 75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai 70 dalam

peningkatan hasil belajar (2) Model pembelajaran dikatakan efektif

meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan

pemahaman setelah pembelajaran, (3) Model pembelajaran dikatakan efektif

jika dapat meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran

siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil

belajar yang lebih baik.

2.3 Kompetensi Memahami dasar-dasar elektronika

2.3.1 Hakekat Kompetensi

Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi

atau kemampuan sesorang, baik yang kualitatif maupun yang

kuantitatif. (Usman, 1999:4). Selanjutnya Aristo (2008) mengutip

beberapa pendapat tentang kompetensi yaitu :

1) Mulyasa (2002) mengemukakan Kompetensi merupakan perpaduan

dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Page 9: Proposal Ptk Dasar Elektronika

2) Ashan (1981) mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh

seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat

melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik

dengan

sebaik-baiknya.

3) Finch & Crunkilton (1979), mengartikan kompetensi sebagai

penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi

yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.

Dalam materi pelatihan KTSP dijelaskan bahwa “Kompetensi

adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten

sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

dimiliki siswa.” (Depdiknas : 2008).

Gordon dalam (Aristo, 2008) menjelaskan bahwa :

“Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut: (1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. (2) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. (3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. (4) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. (5) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. (6) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.”

Dari pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa kompetensi

adalah hasil yang telah dicapai siswa melalui suatu kegiatan belajar

sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan

kondisi yang diprasyaratkan. Berkaitan dengan perumusan tersebut, maka

kompetensi dapat dikenali melalui dari sejumlah hasil belajar dan

indikator yang dapat diukur dan diamati.

Page 10: Proposal Ptk Dasar Elektronika

2.3.2 Kompetensi Memahami Dasar-Dasar Elektronika

Memahami dasar-dasar elektronika adalah salah satu kompetensi

yang harus dicapai oleh siswa pada program keahlian Teknik

Ketenagalistrikan. Pembelajaran yang dilaksanakan pada kompetensi

Memahami dasar-dasar elektronika tidak terlepas dari tujuan pada

program keahlian Teknik Ketenagalistrikan. Tujuan program keahlian

Teknik Ketenagalistrikan secara umum mengacu pada isi Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai tujuan

pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa

pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang

tertentu. Secara khusus tujuan program keahlian Teknik

Ketenagalistrikan adalah membekali peserta didik dengan keterampilan,

pengetahuan dan sikap agar kompeten:

1.5.1Bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang

ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat

menengah dalam bidang Teknik Ketenagalistrikan;

1.5.2Memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap

profesional dalam bidang Teknik Ketenagalistrikan. (Dikmenjur,

2008: 9)

Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan

kurikulum program keahlian Teknik Ketenagalistrikan adalah Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada bidang Intalasi

Tenaga Listrik. Profil kompetensi lulusan SMK terdiri dari kompetensi

umum dan kompetensi kejuruan, yang masing-masing telah memuat

kompetensi kunci. Kompetensi umum mengacu pada tujuan pendidikan

nasional dan kecakapan hidup generik, sedangkan kompetensi kejuruan

mengacu pada SKKNI.

a. Kompetensi umum : Tuntutan Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional meliputi: 1) beriman dan bertaqwa, 2) berakhlak mulia, 3)

Page 11: Proposal Ptk Dasar Elektronika

sehat, 4) cakap, 5) kreatif, 6) mandiri, 7) demokratis, 8)

tanggungjawab.

b. Tuntutan dunia kerja meliputi: 1) disiplin, 2) jujur

c. Kompetensi Kejuruan Teknik Instalasi Tenaga Listrik

1) Memahami dasar-dasar elektronika

2) Memahami pengukuran komponen elektronika

3) Merawat peralatan rumah tangga listrik

4) Memperbaiki peralatan rumah tangga listrik

5) Memasang instalasi penerangan listrik bangunan sederhana

6) Memasang instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana

7) Memasang instalasi penerangan listrik bangunan bertingkat

8) Memasang instalasi tenaga listrik bangunan bertingkat

9) Memperbaiki motor listrik

10) Mengoperasikan sistem pengendali elektronik

11) Mengoperasikan peralatan pengendali daya tegangan rendah

12) Mengoperasikan sistem pengendali elektromagnetik

13) Memasang sistem pentanahan instalasi listrik

14) Merawat panel listrik dan switchgear (Diknas, 2009: 10)

Kompetensi Memahami Dasar-Dasar Elektronika merupakan

salah satu dari kompetensi kejuruan yang harus dikuasai oleh siswa,

yang terbagi atas empat kompetensi dasar yaitu : 1) Memahami

Konsep Dasar Elektronika, 2) Memahami Simbol Komponen

Elektronika, 3) Memahami Sifat Komponen Elektronika, 4)

Menggambar Karakteristik Komponen Elektronika. Hasil belajar

yang akan dicapai setelah mempelajari kompetensi ini meliputi hasil

belajar dari sisi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dalam setiap

kompetensi dasar berisi indikator yang dicapai siswa, uraian materi,

kegiatan pembelajaran, penilaian dan lembar kerja siswa. Setelah

belajar diharapkan siswa akan mempunyai kompetensi dalam hal:

Menyebutkan pengertian elektronika dengan benar, Mengidentifikasi

struktur atom dengan benar, Menyebutkan hukum-hukum dasar

Page 12: Proposal Ptk Dasar Elektronika

elektronika sesuai dengan SOP, Menyebutkan simbol komponen

elektronika dengan benar, Mengidentifikasi simbol komponen

elektronika pasif sesuai dengan SOP, Mengidentifikasi simbol

komponen elektronika aktif sesuai dengan SOP, Mengidentifikasi

gambar bentuk komponen elektronika sesuai dengan SOP,

Menyebutkan pengertian komponen elektronika pasif dengan benar,

Menyebutkan sifat-sifat komponen elektronika pasif sesuai dengan

SOP, Menyebutkan peralatan gambar dengan benar, Menyebutkan

standarlisai gambar sesuai dengan SOP, Menggambar karakteristik

komponen elektronika sesuai dengan SOP. (Silabus TITL, 2010 :2)

2.4 Minat dan Prestasi Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian

manusia, dan perubahan tersebut ditampakkkan dalam bentuk peningkatan

kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan

kemampuan lain (Hakim, 2004:1). Secara harfiah belajar mempunyai arti

suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah

kesan dari bahan atau sesuatu yang telah dipelajari (Djamarah, 1991:21).

Dari definisi di atas, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan

dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan orang itu

dalam berbagai bidang. Belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah

laku individu. Oleh karena itu terjadinya perubahan tingkah laku yang

mengarah pada perubahan yang baik dapat dikatakan sebagai sebuah

prestasi belajar. Aktivitas belajar akan memberikan hasil yang berupa

terjadinya perubahan pada diri individu. Jika di dalam suatu proses

pembelajaran seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan

kuantitas kemampuan, dapat dikataka orang tersebut sebenarntya belum

mengalami proses pembelajaran atau dengan kata lain ia mengalami

kegagalan di dalam proses pembelajaran.

Page 13: Proposal Ptk Dasar Elektronika

Aktivitas belajar harus berorientasi pada tujuan. Tujuan yang ingin

dicapai dalam aktivitas belajar adalah terjadinya perubahan. Perubahan

yang diharapkan dari terjadinya aktivitas belajar ini adalah perkembangan

diri individu seutuhnya. Rumusan bahwa belajar dapat dikatakan sebagai

rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik menuju ke perkembangan pribadi

manusia seutuhnya yang menyangkut unsure cipta, rasa dan karsa, ranah

kognitif, afektif dan psikomotor (Djamarah, 1991:21).

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

adalah:

1. Faktor internal, meliputi:

a. Faktor biologis (jasmaniah)

Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan

keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan

jasmani yang perlu diperhatikan adalah: 1) kondisi fisik yang

normal, 2) kondisi kesehatan fisik.

b. Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini

meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental

seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan

belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil.

c. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar

individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan

keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan

masyarakat, dan faktor waktu.

Benyamin S. Bloom membagi kawasan belajar yang mereka sebut

sebagai tujuan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu kawasan kognitif,

kawasasn afektif, dan kawasan psikomotor. Prestasi belajar secara luas

tentu meliputi ketiga kawasan tujuan pendidikan tersebut. Walaupun

demikian kita akan membatasi prestasi belajar pada kawasan kognitif saja

dengan penekanan pada bentuk prestasi yang tertulis. Prestasi belajar

Page 14: Proposal Ptk Dasar Elektronika

mengandung 2 kata yang masing-masing mempunyai pengertian. Oleh

karena itu sebelum diartikan secara harfiah, maka harus didefinisikan

terlebih dahulu masing-masing kata. Prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan

oleh guru (WJS. Poerwadarminta, 1991:787). Prestasi belajar dapat juga

diartikan sebagai hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan, baik secara individu maupun kelompok (Djamarah, 1994:19).

Dari beberapa uraian di atas, kemudian dapat diambil kesimpulan

tentang pengertian prestasi belajar. Prestasi adalah hasil yang diperoleh

dari suatu aktivitas, sedangkan belajar adalah suatu proses yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni perubahan tingkah

laku. Dengan pengertian sederhana prestasi belajar adalah hasil yang

diperoleh dari berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam

diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Prestasi belajar membutuhkan suatu pengukuran tertentu untuk

mengukur tingkat keberhasilan belajar. Pengukuran ini yang kemudian

dikenal dengan nama Tes Prestasi Belajar. Tes prestasi belajar dibedakan

dari tes kemampuan lain bila dilihat dari tujuannya, yaitu mengungkap

keberhasilan seseorang dalam belajar. Tujuan ini membawa keharusan

dalam konstruksinya untuk selalu mengacu pada perencanaan program

belajar yang dituangkan dalam silabus mata pelajaran. Sebagaimana

halnya pada bentuk-bentuk tes yang lain, hakikat penyelenggaraan tes

sebenarnya adalah usaha-usaha menggali informasi yang dapat digunakan

sebagai dasar dalam pengambila keputusan. Dalam kaitannya dengan tugas

seseorang tenaga pengajar, tes prestasi belajar merupakan salah satu alat

pengukuran di bidang pendidikan yang sangat penting artinya sebagai

sumber informasi guna pengambilan keputusan (Azwar, 1996:9) Tes

prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk

mengungkap performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan

atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal di

Page 15: Proposal Ptk Dasar Elektronika

kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes

formatif, tes sumatif, bahkan ujian akhir nasional.

2.5 Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)

2.5.1 Pengertian Pembelajaran Tuntas (Matery Learning)

Menurut Ahmadi (2005: 156) “Model Pembelajaran tuntas

pada mulanya diperkenalkan oleh Bloom dan Carroll (1953).”

Pembelajaran tuntas (mastery learning) adalah prinsip pembelajaran

yang dianut pada proses pembelajaran berbasis kompetensi

(competency based learning). Pembelajaran tuntas dilaksanakan

untuk menguasai sikap (attitude), ilmu pengetahuan (knowledge),

dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai dengan

profesinya yang dituntut oleh suatu kompetensi (Dikmenjur,

2004:10).

Selanjutnya Depdiknas (2008:15) menyatakan bahwa

“Pembelajaran tuntas adalah sistem pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran sesuai

dengan waktu yang diperlukan untuk setiap individu.” Sedangkan

Ahmadi (2005:157) menyatakan “ Strategi Pembelajaran tuntas

(mastery learning) adalah suatu strategi pembelajaran yang

diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok

(group base approach).”

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tuntas adalah suatu starategi pembelajaran yang

berorientasi kepada produktifitas hasil belajar, yakni siswa

menguasai materi pembelajaran secara tuntas, menyeluruh dan utuh.

2.5.2 Prinsip Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)

Untuk dapat belajar secara tuntas, perlu dikembangkan prinsip

pembelajaran sebagai berikut:

Page 16: Proposal Ptk Dasar Elektronika

1. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang

memberikan pengalaman belajar bermakna) yang dikembangkan

menjadi pembelajaran berbasis produksi.

2. Individual learning (pembelajaran dengan memperhatikan

keunikan setiap individu) yang dilaksanakan dengan system

modular.

Pembelajaran tuntas (mastery learning) diartikan sebagai suatu

strategi pembelajaran, dan keberhasilan peserta didik ditentukan oleh

pencapaian tingkat penguasaan minimal yang dipersyaratkan untuk

dapat dinyatakan menguasai (mastery). Peserta didik hanya boleh

berpindah topik atau program apabila topic atau program yang sedang

dipelajarinya telah dikuasai secara tuntas, hingga paing tidak

memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan. Tujuan pembelajaran

tuntas adalah memberikan kesempatan kepada para peserta didik

untuk menguasai bahan pelajaran dan mencapai kompetensi yang

dipelajarinya dengan terstandar melalui langkah-langkah

pembelajaran secara bertahap, tuntas, dan utuh, sehingga dapat

memberikan pengalaman belajar yang bermakna (meaningful

learning).

Menurut Depdiknas (2008:15) “ Prinsip-prinsip pembelajaran

Tuntas adalah :

1. Asumsi dasar pembelajaran siswa adalah dapat belajar

pengetahuan/mata pelajaran esensial yang terdapat dalam

kurikulum ketika pembelajaran dipecah-pecah menjadi bagian-

bagian/topic-topik dan dipresentasikan secara bertahap dapat

berhasil dengan tuntas.

2. Sebelum memulai pembelajaran guru perlu melakukan tes,

sehingga mengetahui peta kompetensi dari peserta didik. Untuk

merencanakan pembelajaran secara efektif dan efisien tes ini

merupakan proses kritik dari pembelajaran tuntas, sehingga

memerlukan waktu untuk penilaian dan menganalisis data.

Page 17: Proposal Ptk Dasar Elektronika

GuruBelum menerapkan model pembelajaran tuntas (mastery learning) pada proses pembelajaran

SiswaHasil belajar siswa pada kompetensi dasar-dasar Elektronika rendah

Menerapkan model pembelajaran tuntas (mastery learning) pada proses pembelajaran

SIKLUS I Menerapkan model pembelajaran tuntas (mastery learning) pada kelompok besar

Diduga melalui pembelajaran tuntas (matery learning) dapat meningkatkan efektifitas dan hasil belajar siswa pada kompetensi Memahami dasar-dasar Elektronika.

SIKLUS IIMenerapkan model pembelajaran tuntas

(mastery learning) pada berkelompok kecil

KONDISI AWAL

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

3. Pembelajaran tuntas harus melihat kemampuan peserta didik satu

persatu karena keberhasilan peserta didik tidak akan sama, guru

harus mempersiapkan remedial dan pengayaan untuk ketuntasan

dari keberhasilan peserta didik.

4. Guru harus melakukan test formatif akan berguna apabila

dilakukan secara otentik, agar dapat menentukan tambahan

pembelajaran yang diperlukan, juga perlu dilakukan tes sumatif

yang merupakan evaluasi final untuk pencapaian tujuan

pembelajaran peserta didik

2.6 Kerangka Berpikir

Target yang diharapkan bisa dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah peningkatan hasil belajar siswa secara menyeluruh pada berbagai

aspek kemampuan siswa. Hasil yang dicapai diukur melalui evaluasi proses,

hasil kerja siswa, penilaian sikap, observasi, wawancara, dan lain-lain. Agar

tujuan tersebut dicapai, maka dalam penelitian ini dilakukan beberapa

tahapan proses seperti diagram di bawah ini.

Diagram 1. Kerangka Berpikir

Page 18: Proposal Ptk Dasar Elektronika

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas X Teknik

Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 2 Sungai Penuh dengan jumlah

peserta didik 36 orang, karena kelas tersebut tingkat kemampuannya

rata-rata sedang dan peneliti mengajar dikelas tersebut.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Nama sekolah : SMK Negeri 2 Sungai Penuh

Alamat : Jl. Raya Kayu Aro KM. 03 Sungai Penuh

Kecamatan : Pesisir Bukit

Kabupaten/Kota : Kota Sungai Penuh

Provinsi : Jambi

Telpon/ Fax : (0748) 21070/ (0748) 21070)

3.1.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama 3 (dua ) bulan yaitu pada

bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2011 tepatnya pada semester

genap tahun pelajaran 2010/2011. Waktu penelitian ini sesuai dengan

program pembelajaran Kompetensi Kejuruan Teknik Instalasi Tenaga

Listrik (TITL) yang telah ditetapkan pada Kurikulum Program Studi

Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) SMK Negeri 2 Sungai

Penuh Semester Genap tahun pelajaran 2010/2011 dengan kompetensi

dasar yang diajarkan saat itu adalah Memahami Dasar-Dasar

Elektronika.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik

SMK Negeri 2 Sungai Penuh dengan jumlah peserta didik 36 orang dengan

tingkat kemampuan rata-rata sedang.

23

Page 19: Proposal Ptk Dasar Elektronika

3.3 Sumber Data

Sumber data adalah siswa kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik

tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah peserta didik 36 orang.

3.4 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

3.4 1 Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpul data hasil belajar dalam penelitian ini

dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes dalam bentuk tes tertulis

yang dilaksanakan pada akhir siklus 1 dan akhir siklus ke-2. Dan data

hasil pengamatan dikumpulkan dengan teknik pengamatan (observasi).

Observasi memungkinkan untuk mengetahui kesesuaian antara harapan

dan kenyataan dari penelitian tindakan kelas. Observasi dilaksanakan

secara komprehensif dalam kelas. Aspek-aspek dalam pengamatan

meliputi: perilaku siswa waktu belajar, kegiatan diskusi siswa,

partisipasi siswa dalam presentasi dan diskusi. Sehingga dapat diketahui

secara jelas bagaimana aktifitas siswa selama proses pembelajaran.

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah :

1. Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan

kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang

dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Dalam penelitian

ini jenis tes yang digunakan adalah adalah tes tertulis dalam bentuk

soal pilihan ganda. Untuk mendapatkan tes yang baik maka

dilakukan langkah-langkah yaitu membuat kisi-kisi soal tes dan

menyusun soal tes sesuai dengan kisi-kisi soal tes

2. Lembar Penilaian Proses Belajar

Lembar penilaian proses belajar dipergunakan untuk menilai

peserta didik dalam ulangan harian. Lembar penilaian ini berupa

format-format penilaian proses belajar mengajar.

Page 20: Proposal Ptk Dasar Elektronika

3. Lembaran Observasi

Lembar observasi digunakan untuk pengamatan kegiatan

masing-masing siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Dalam penyusunan lembar observasi dilakukan langkah-langkah

sebagai, yaitu: (1) Menentukan indikator-indikator penilaian

terhadap kegiatan siswa yang diamati selama proses pembelajaran

berlangsung dan (2) Merancang lembar observasi yang akan

digunakan.

3.5 Validasi data

Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Pada penelitian ini

data yang dikumpulkan adalah data hasil nilai ujian siklus I dan II dan data

hasil pengamatan. Untuk mendapatkan data nilai ujian yang valid maka

disusun kisi-kisi soal dan soal test. Data hasil pengamatan divalidasi melalui

triangulasi sumber, yaitu data berasal dari siswa, pengamat (observer) dan

peneliti sendiri.

3.6 Analisis data

Data dianalisis secara deskriptif komparatif yaitu mengemukakan fakta-

fakta dan temuan-temuan yang terjadi selama penelitian berlangsung dan

membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja.

Analisis data bertujuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil

belajar. Dalam analisis nilai digunakan rumus :

Rata-rata hitung : X=

∑ X

N

Keterangan : X=Nilai rata-rata tes

∑ X=Jumlahnilai peserta tes

N = Banyak peserta tes

Page 21: Proposal Ptk Dasar Elektronika

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Pra Penelitian Tindakan Kelas

Tahap pra penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengamati

minat belajar dan hasil belajar pada pembelajaran Dasar-dasar

Elektronika sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas. Tahap

ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi masalah yang ditemukan

pada pelaksanaan pembelajaran Dasar-dasar Elektronika. Dengan

identifikasi masalah yang tepat, maka dapat dilaksanakan perencanaan

penelitian tindakan kelas yang tepat pula. Dengan perencanaan yang

tepat diharapkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat

memberikan hasil yang diinginkan sesuai target.

3.6.2 Perencanaan Tindakan

Setelah dilaksanakan diidentifikasi masalah pada tahap pra penelitian

tindakan kelas, maka selanjutnya dilaksanakan tahap perencanaan

tindakan kelas. Tahapan perencanaan tindakan kelas sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah menemukan bahwa pada pelaksanaan

pemelajaran Dasar-dasar Elektronika Kompleks pada awal

semester 1 ditemukan: 1) rendahnya minat belajar siswa yang

ditunjukkan dari tingkat kehadiran, sikap kerja, aktivitas

penugasan, 2) rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan

pada ketuntasan belajar.

2. Menyiapkan strategi pembelajaran berupa pemelajaran tuntas

(mastery learning).

3. Menyiapkan kelas yang akan diberi tindakan dengan memberikan

pengarahan dan motivasi tentang penelitian tindakan kelas dan

pentingnya pemelajaran tuntas (mastery learning).

4. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana

pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, sistematika laporan,

jobsheet dan Lembaran penilaian.

Page 22: Proposal Ptk Dasar Elektronika

5. Menyiapkan media dan sarana pembelajaran berupa Lap top

(komputer), Proyektor, simulator kelistrikan, Kabel-kabel, dan

perangkat lainnya.

6. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan

minat siswa, lembar pengamatan aktivitas siswa, instrumen

penilaian, dan laporan praktek.

Page 23: Proposal Ptk Dasar Elektronika

Tabel 1

JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

No.

Kegiatan PenelitianSeptembe

rOktober Nopember Keterang

an1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

                             

1. Pra Penelitian Tindakan                          

2. Pelaksanaan Putaran I                          

  a. Perencanaan                          

  b. Pelaksanaan Tindakan                          

  c. Pengamatan                            d. Refleksi                          

3. Pelaksanaan Putaran II                          

  a. Perencanaan                          

  b. Pelaksanaan Tindakan                          

  c. Pengamatan                            d. Refleksi                          

4. Pelaksanaan Putaran III                          

  a. Perencanaan                          

  b. Pelaksanaan Tindakan                          

  c. Pengamatan                            d. Refleksi                          5. Penyusunan laporan