proposal pra ta
DESCRIPTION
Perancangan Rumah Sakit JiwaTRANSCRIPT
![Page 1: Proposal Pra TA](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072113/563db8bb550346aa9a966b13/html5/thumbnails/1.jpg)
I. Judul
Perancangan Rumah Sakit Jiwa dengan Penekanan Kegiatan Terapi Psikotik
II. Identitas Mahasiswa
Nama : Dyah Iffah Novitasari
NIM : 12/330129/TK/39316
III. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Apabila seseorang dalam
kondisi tidak sehat, maka akan mempengaruhi tingkat produktivitasnya sehingga orang tersebut
tidak dapat bekerja atau beraktivitas secara maksimal.
Kesehatan terdiri atas dua, yaitu kesehatan fisik dan kesehatan mental. Penyakit fisik cenderung
lebih mudah untuk dideteksi karena efeknya yang langsung dirasakan oleh tubuh dan gejalanya yang
cenderung muncul lebih jelas ketimbang kesehatan mental. Sedangkan penyakit mental lebih sulit
untuk dideteksi karena bersumber dari jiwa (psikis) seseorang, sehingga gejalanya tidak dapat dilihat
secara kasat mata. Selain itu, tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat Indonesia akan
kesehatan mental masih sangat rendah, sehingga kesehatan jiwa seringkali diabaikan urgensinya.
Kesehatan mental atau kesehatan jiwa masih menjadi masalah serius di Indonesia. Riset Dasar
Kesehatan Nasional tahun 2007 menyebutkan bahwa sekitar satu juta orang di Indonesia mengidap
gangguan jiwa berat, sedangkan 19 juta orang lainnya menderita gangguan jiwa ringan hingga
sedang. Berdasarkan Data Riset Dasar Kesehatan Nasional tahun 2013 mencatat prevalensi
gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai 1,7 per mil, berarti 1-2 orang dari 1.000 penduduk atau
sekitar 400.000 orang di Indonesia mengalami gangguan jiwa berat. Sedangkan penderita gangguan
jiwa ringan hingga sedang di Indonesia, seperti cemas dan depresi, mencapai 14 juta orang. Itu
belum termasuk yang tidak berobat ke fasilitas kesehatan.
“Kesenjangan pengobatan gangguan jiwa di Indonesia mencapai lebih dari 90 persen. Artinya,
kurang dari 10 persen penderita gangguan jiwa yang mendapatkan layanan terapi oleh petugas
kesehatan. Kebanyakan justru berobat ke tenaga nonmedis seperti dukun maupun kiai,” jelas dr. Eka
Viora, SpKJ, Ditektur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes RI. Ini menunjukkan pelayanan dan fasilitas
![Page 2: Proposal Pra TA](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072113/563db8bb550346aa9a966b13/html5/thumbnails/2.jpg)
kesehatan jiwa di berbagai daerah di Indonesia masih sangat minim sehingga banyak penderita
gangguan mental belum dapat ditangani dengan baik. Ini juga semakin menghambat upaya
pencegahan dan penanganan persoalan kesehatan jiwa di masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan
rumah sakit jiwa sangat diperlukan guna memberikan pelayanan kesehatan jiwa bagi penderita
gangguan jiwa di rumah sakit maupun masyarakat di luar rumah sakit.
IV. Deskripsi Judul
Rumah sakit terdiri dari dua: Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Jiwa
termasuk ke dalam Rumah Sakit Khusus (Kelas E) karena melayani pasien yang menderita penyakit
yang lebih khusus.
Rumah Sakit Jiwa dibagi atas tiga kelas: kelas A, kelas B, dan kelas C. Rumah Sakit Jiwa kelas A ialah
rumah sakit jiwa yang mempunai spesifikasi luas dalam bidang kesehatan jiwa, serta dipergunakan
untuk tempat pendidikan kesehatan jiwa intramular (pelayanan dalam rumah sakit) dan ekstramular
(pelayanan keluar).
Terapi psikotik merupakan bentuk penanganan terhadap pasien dengan gangguan psikotis. Di antara
bentuk penananganan tersebut ialah: psikofarmakologi, psikoterapi, terapi psikososial, terapi
psikoreligius, dan rehabilitasi. Rumah sakit jiwa yang dapat menampung kegiatan terapi psikotik
ditujukan agar dapat memulihkan penderita psikotis sehingga dapat kembali beraktivitas secara
normal di masyarakat sekaligus menangani masalah sosial di Indonesia terkait peningkatan jumlah
penderita penyakit jiwa.
V. Permasalahan Desain
Dalam perancangan rumah sakit jiwa terdapat berbagai macam permasalahan desain. Di antaranya
adalah:
User merupakan pasien dengan perilaku abnormal meskipun fisiknya sehat.
Harus mampu menaungi kegiatan terapi psikotik berupa pengobatan melalui fisik, jiwa,
agama, dan sosial di dalam dan luar ruangan.
Lingkungan rumah sakit harus memperhatikan keamanan, keteraturan, dan kontrol,
sehingga user dapat terhindar dari kecelakaan yang disengaja maupun tidak disengaja
(tindakan bunuh diri, dan sebagainya).
![Page 3: Proposal Pra TA](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072113/563db8bb550346aa9a966b13/html5/thumbnails/3.jpg)
Membutuhkan lahan yang luas untuk menaungi terapi kerja lapangan dan dalam ruangan
(bertani, berkebun, menjahit, dan sebagainya) guna melatih produktivitas pasien psikotik.
Mahasiswa Pra-Tugas Akhir dan Tugas Akhir
Dyah Iffah Novitasari NIM. 12/330129/TK/39316
Calon Pembimbing
Ardhya Nareswari, ST., MT. NIP. 196909141997022001