proposal pkm gigi sdn 1 sudimara -fk unud

Upload: jepe-hulabala

Post on 17-Jul-2015

853 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT (PKM)Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Dalam Rangka Upaya Pencegahan Karies di Sekolah Dasar Negeri 1 Sudimara, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan

1. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara fisik maupun mental. Kesehatan akan dapat dicapai oleh setiap orang apabila mereka sadar terhadap pentingnya kesehatan, termasuk juga dalam memperhatikan kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut sesungguhnya merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tentunya tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum. Masalah kesehatan gigi yang menonjol di Indonesia saat ini adalah masalah kehilangan gigi akibat karies sehingga dapat menyulitkan Indonesia dalam mencapai target 20% penduduk berusia 80 tahun dengan gigi berfungsi baik seperti yang ditargetkan negara-negara maju tahun 2010 (Anton Rahardjo, 2006). Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan pada setiap strata sosial masyarakat Indonesia baik pada kamu laki-laki maupun kaum perempuan serta anak-anak dan dewasa. Karies inilah yang menjadi penyebab utama kehilangan gigi pada usia muda. World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa angka kejadian karies pada anak anak adalah sebesar 60-90% (Kompas, 2009). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevelansi karies di Indonesia mencapai 90.05% dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Jumlah penderita karies di Indonesia yang cenderung meningkat, didominasi oleh anak kelompok usia kurang dari 12 tahun sebesar 76,2% atau 8 dari 10 anak Indonesia mengalami masalah gigi berlubang. Sedangkan di Bali sendiri prevalensi angka karies yaitu sebesar 56,8 % (LIPI, 2009). Indeks kerusakan gigi perorang di Bali yaitu 3,4 %, sedangkan yang paling tinggi adalah di Kabupaten Tabanan sebesar 5,3%. Sedangkan proporsi penduduk yang berumur kurang dari 10 tahun yang melakukan rutinitas menggosok gigi setiap hari, persentasi tertinggi ada di Denpasar sebesar 96%, sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Tabanan sebesar 80,7%. Hal ini bermula dari masalah perilaku anak-anak yang sulit diubah dalam menjaga kesehatan gigi mereka misalnya sering mengkonsumsi makanan-makanan yang bersifat kariogenik seperti cokelat, permen, dan biskuit, serta kebiasaan malas menyikat gigi. Kondisi ini akan berpengaruh pada1

derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan mereka. Oleh karena itu diperlukan upaya yang berkelanjutan dan disiplin untuk dapat menanamkan prilaku yaitu menyikat gigi secara rutin di pagi hari setelah makan dan malam sebelum tidur (Rose Mari, 2006). Telah lama sejak tahun 1951 pemerintah Indonesia mengupayakan usaha peningkatan pengetahuan kesehatan gigi anak usia Sekolah Dasar (SD) melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Usia SD (6-12 tahun) ini dipilih karena merupakan periode usia yang paling penting bagi perkembangan manusia. Pada usia ini anak mulai mengalami perubahan yang cepat dalam menerima informasi, mengingat, membuat alasan dan memutuskan tindakan.. Puskesmas merupakan salah satu tulang punggung pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut yang terjadi di masyarakat, khususnya anak usia sekolah, melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). UKGS yang telah diselenggarakan sejak tahun 1951 ini merupakan suatu komponen dari kerjasama lintas program dengan UKS yang bertujuan untuk menciptakan kondisi dimana peserta didik mempunyai pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan memelihara diri sehingga mampu mencegah terjadinya penyakit/kelainan gigi dan mulut serta mengambil tindakan yang tepat untuk mencari pengobatan/perawatan apabila diperlukan dan mendapatkan pengobatan/perawatan yang memadai sehingga tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Oleh karena itu pencegahan dan pengobatan dini penyakit gigi dan mulut mutlak diperlukan di puskesmas, sebagai unit pelayanan yang memberikan pelayanan dasar langsung kepada masyarakat. Status kebersihan mulut yang buruk berhubungan erat dengan status sosial dan pendidikan yang masih rendah, maka upaya penanggulangan yang paling utama adalah dengan memberikan pendidikan atau penyuluhan kepada masyarakat tentang upaya pemeliharaan diri (self care). Mengingat pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan gigi anak-anak perlu diperhatikan. Disamping faktor makanan, menggosok gigi juga merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam rangka tindakan pencegahan karies gigi. Walaupun kegiatan menggosok gigi merupakan kegiatan yang sudah umum namun masih ada kekeliruan baik dalam pengertiannya maupun dalam pelaksanaannya (John Besford, 1996: 14). Menurut data Puskesmas Tabanan 1 , sepuluh penyakit terbanyak tahun 2010 untuk penyakit rongga mulut menduduki urutan ke-5 setelah penyakit ISPA, Remathoid Arthritis, Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan, dan Gastritis. Dari hasil wawancara dengan petugas pemegang program UKS di Puskesmas Tabanan I, peningkatan angka penyakit rongga mulut juga didominasi oleh kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar. Penyebab karies gigi anak2

sekolah dasar didasari oleh kebersihan gigi yang buruk yang diakibatkan oleh adanya kecenderungan peningkatan konsumsi makanan kecil yang banyak mengandung gula serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran anak tentang cara dan waktu menggosok gigi yang tepat. Hal ini juga diakui oleh pemegang program UKS di Puskesmas Tabanan I dikarenakan masih kurangnya penyuluhan yang efektif ke sekolah-sekolah dasar mengenai kesehatan gigi dan mulut. Atas dasar alasan di atas, maka kami bermaksud untuk mengadakan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut dalam upaya pencegahan penyakit karies gigi serta demonstrasi dan praktik langsung tentang bagaimana cara menggosok gigi yang tepat bagi anak-anak di SD Negeri I Sudimara Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Melalui kegiatan ini diharapkan nantinya terdapat peningkatan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dan juga akan terjadi perubahan perilaku mengenai kebiasaan menyikat gigi pada anak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada perasaan terpaksa.

2. PERENCANAAN PKM DI PUSKESMAS 2.1 Identifikasi masalah Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Tabanan I, dari 10 penyakit terbanyak di wilayah puskesmas ini, masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan terbanyak ke-5 yaitu sebanyak 1224 dari 15.830 orang (7,73%) setelah penyakit ISPA, Remathoid Arthritis, Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan, dan Gastritis. Menurut pemegang program UKS, dari penyakit-penyakit gigi dan mulut yang ada, karies gigi merupakan penyakit yang paling sering dialami oleh anak anak sekolah dasar. Hal ini juga didukung dari data dari Puskesmas Tabanan I yang menunjukkan bahwa karies (yaitu Iritasi Pulpa, Hiperemia Pulpa, Pulpitis, Pulpa Polip, dan Gangren Pulpa) pada gigi sulung, yaitu gigi yang dimiliki oleh anak-anak umur kurang dari 12 tahun, selama tahun 2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun tersebut, data karies pada gigi sulung pada bulan Januari-Maret berjumlah 27 orang (20%), pada bulan April-Juni berjumlah 31 orang (22,96%), pada bulan Juli-September berjumlah 35 orang (25,94%), dan pada bulan OktoberDesember berjumlah 42 orang (31,1%). Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut salah satunya yaitu dengan program kesehatan gigi yang dilakukan oleh UKS, yang dalam hal ini berintegrasi dengan UKGS, dimana karena terbatasnya dana yang tersedia maka hanya dilakukan sebanyak 1 kali dalam setahun, sehingga hasilnya tidak optimal; terlihat dari

3

angka karies gigi pada anak yang masih terus meningkat. Disamping itu tim penyuluhan juga telah melakukan rapid survey pada anak-anak di SD Negeri 1 Sudimara dengan melakukan wawancara pada anak-anak tersebut ternyata karies gigi yang terjadi pada 7 dari 10 anak-anak disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang gigi yang sehat dan perilaku mereka yang belum tepat dalam menjaga kesehatan gigi mereka. Dapat kita lihat dari data-data diatas, bahwa ditemukan adanya peningkatan jumlah anak-anak yang menderita karies gigi. Jika masalah karies gigi ini tidak segera ditangani akan dapat mengakibatkan dampak yang buruk dan lebih berbahaya, oleh karena itu maka karies gigi merupakan masalah kesehatan yang diprioritaskan untuk ditanggulangi melalui penyuluhan kesehatan. 2.2 Penduduk sasaran Yang menjadi penduduk sasaran kegiatan PKM kami adalah anak-anak Sekolah Dasar Negeri 1 Sudimara kelas 1 yang berjumlah 10 orang dan kelas 2 yang berjumlah 7 orang (jumlah 17 orang) di Desa Sudimara, kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Berdasarkan pemegang program UKS, karena keterbatasan dana yang dimiliki puskesmas sehingga program penyuluhan kesehatan gigi hanya dapat dilaksanakan sebanyak 1x setahun yaitu pada bulan Agustus saat penerimaan siswa baru. Program yang dilaksanakan di SDN 1 Sudimara dimana hanya mendapat penyuluhan 1x setahun ini tidak menunjukkan hasil yang optimal dan signifikan, hal ini dapat dilihat dari data UKS yang menunjukkan bahwa dari 23 SD yang ada di wilayah Puskesmas Tabanan 1, sebanyak 3 SD yang memiliki angka karies paling tinggi yaitu SDN 1 Sudimara sebesar 7,36%, SDN 2 Bongan Sebesar 6,49%, dan SDN 1 Gubug sebesar 5,79%; disini dapat dilihat bahwa SDN 1 Sudimara memiliki angka karies pada anak yang paling tinggi. Data yang menunjang lainnya adalah dari data karies gigi sulung yaitu umur kurang dari 12 tahun, karies pada umur 5- 7 tahun adalah yang paling tinggi yaitu sebesar 35,18 %, sedangkan 8-10 tahun sebesar 33,91%, dan umur 11-12 tahun sebesar 30,91%. Hal ini mungkin disebabkan oleh pada usia 5-7 tahun tersebut disamping pengetahuan mereka yang masih kurang tentang gigi yang sehat, variasi makanan yang dikonsumsi cukup banyak termasuk makanan-makanan yang bersifat kariogenik dan kebiasaan mereka yang tidak menggosok gigi sebelum tidur. Maka dari itu kelas 1 dan 2 (umur 5-7 tahun) yang dipilih karena selain pada usia ini pembentukan gigi susu sudah lengkap, angka karies di wilayah kerja Puskesmas Tabanan 1 tertinggi pada usia anak kelas 1 dan 2 SD, juga karena pembentukan kebiasaan dimulai dari usia dini, sehingga dengan menjadikan siswa kelas 1 dan 2 SD sasaran4

diharapkan akan mampu memberikan efek positif terhadap pembentukan kebiasaan untuk usiausia mereka mereka selanjutnya. 2.3 Tujuan penyuluhan 2.3.1 Tujuan Umum Untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai kesehatan gigi dan mulut dan memperbaiki perilaku mereka dalam hal rutinitas menggosok gigi. 2.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penyuluhan ini adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai fungsi gigi dan ciri-ciri gigi yang sehat. 2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang penyebab, gejala, akibat, serta pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut. 3. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang makanan pemicu terjadinya penyakit gigi dan mulut. 4. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang manfaat menggosok gigi secara teratur, sikat dan pasta gigi yang baik, cara menggosok gigi yang benar, dan akibat tidak menggosok gigi secara teratur. 5. Memperbaiki perilaku siswa mengenai rutinitas menggosok gigi sehingga diharapkan siswa tersebut mampu bersikap mandiri dan bertanggung jawab dalam merawat gigi. 2.4 Strategi Pelaksanaan 2.4.1 Persiapan Penyuluhan Persiapan penyuluhan terdiri dari beberapa bagian antara lain:1.

Persiapan tempat, waktu dan peserta dilakukan dengan menginformasikan, meminta ijin dan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Tabanan I dan pihak Sekolah Dasar Negeri 1 Sudimara, yaitu pemegang program UKS Puskesmas Tabanan I dan Kepala SD Negeri 1 Sudimara, agar kegiatan penyuluhan dapat terlaksana dengan baik

2.

Untuk kepentingan ceramah sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan para siswa, maka yang dilakukan adalah:

5

Penyusunan materi penyuluhan dalam bentuk power point presentation/ slide serta gambar/ video yang relevan. Penguasaan materi penyuluhan dengan cara membaca buku tentang kesehatan gigi, karies dentis, dan meminta bimbingan dan pelatihan dari dokter gigi dan perawat gigi di Puskesmas Tabanan 1.

Penguasaan cara-cara komunikasi atau penyampaian pesan kepada anakanak dengan membaca pedoman tentang tata cara penyuluhan, bertanya pada petugas UKS.

3.

Untuk kepentingan demonstrasi sebagai sarana untuk mengubah prilaku para siswa, maka yang dilakukan adalah:

Persiapan alat peraga seperti phantoom dan sikat gigi peraga. Meminta bimbingan dan pelatihan dari dokter gigi dan perawat gigi di Puskesmas Tabanan 1 tentang cara menggosok gigi yang benar. Persiapan sikat gigi, pasta gigi, dan gelas kumur untuk dibagikan,.

4. 5.

Persiapan poster tentang kesehatan gigi dan mulut. Hadiah-hadiah untuk keperluan games.

2.4.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tanggal Waktu Tempat : Rabu, 20 April 2011 : 09.00 11.00 WITA : SD Negeri 1 Sudimara, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan

2.4.3 Pelaksanaan Penyuluhan1.

Sehari sebelumnya tim penyuluh mem-follow up kepastian dari pihak sekolah bahwa besoknya kegiatan PKM akan dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati.

2.

Pada hari pelaksanaan penyuluhan, tim penyuluh datang ke sekolah, bertemu dengan pihak sekolah, lalu masuk ke kelas yang akan dituju dan melakukan persiapan alat-alat untuk penyuluhan.

3.

Sebelum penyuluhan, siswa diberikan beberapa pertanyaan pembuka secara lisan untuk nantinya dijadikan sebagai bahan evaluasi. Penyuluh menyampaikan materi kesehatan gigi dan mulut menggunakan power point.

4.

6

5.6.

Untuk menghindari kejenuhan siswa, disisipkan pemutaran film kartun yang berisi pengetahuan tentang menggosok gigi yang baik dan benar. Demonstrasi teknik menggosok gigi yang baik dan benar serta menunjukkan mana sikat gigi yang benar, mana sikat gigi yang salah. Pembagian sikat gigi, pasta gigi, dan gelas kumur kepada siswa lalu dilanjutkan dengan praktik langsung cara menggosok gigi yang benar oleh para siswa. Tanya jawab dan diskusi tentang materi yang telah disampaikan dan pembagian door-prize. Penyerahan poster mengenai kesehatan gigi kepada pihak sekolah.

7.

8.

9.

2.5 Isi Penyuluhan Adapun isi dari penyuluhan adalah materi-materi sederhana yang diperuntukkan anak-anak kelas 1 dan 2 SD, serta demonstrasi yang dibuat sederhana dan menarik untuk mereka, yaitu:1. 2. 3. 4.

Pengetahuan tentang gigi yang sehat Pengetahuan tentang penyebab karies gigi Pengetahuan tentang pencegahan karies gigi Pengetahuan tentang manfaat dan cara menggosok gigi yang benar Demonstrasi tentang keterampilan cara menggosok gigi yang benar.

5.

2.6 Metode Penyuluhan Penyuluhan ini dilakukan di satu ruangan kelas di SD Negeri 1 Sudimara. Metode yang dilakukan pada penyuluhan ini adalah ceramah penyampaian materi secara interaktif tentang kesehatan gigi secara sederhana, dan demonstrasi cara menggosok gigi yang baik dan benar yang dipraktekkan langsung oleh para siswa. 2.7 Media Penyuluhan Adapun media penyuluhan yang digunakan, antara lain: 1. Slide Power point dan film kartun tentang kesehatan gigi dan mulut,yang dalam hal ini akan dikhususkan tentang menggosok gigi yang baik dan benar yang akan ditayangkan dengan menggunakan alat bantu berupa LCD proyektor yang dipinjam dari Puskesmas Tabanan I untuk memudahkan pemahaman materi penyuluhan.2.

Alat peraga yang terdiri dari poster, phantoom gigi, sikat gigi peraga.

7

3.

Sikat, pasta gigi, dan gelas kumur yang dibagikan kepada para siswa untuk demonstrasi dan praktik langsung cara menggosok gigi yang baik dan benar. Hadiah bagi yang bisa menjawab kuis.

4.

2.8 Rencana Evaluasi 2.8.1 Penilaian Proses 1. Indikator penilaian - Dukungan dari pihak Puskesmas Tabanan 1 dan pihak SD Negeri 1 Sudimara. - Ketepatan waktu pelaksanaan - Sarana yang dipergunakan untuk penyuluhan - Jumlah cakupan peserta yang datang - Keseriusan peserta dalam mengikuti penyuluhan 2. Waktu penilaian - Penilaian dilakukan sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan 3. Cara pelaksanaan - Dengan mengamati pelaksanaan. 4. Penilai - Mahasiswa KKM FK Unud. 2.8.2 Penilaian Hasil 1. Indikator penilaian - Pertanyaan dari peserta yang diajukan selama tanya jawab berlangsung. - Peningkatan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut yang dinilai berdasarkan keaktifan dan ketepatan menjawab dalam kuis dan games. 2. Waktu penilaian - Waktu penilaian dilakukan selama dan sesudah penyuluhan. 3. Cara penilaian - Menggunakan pertanyaan lisan dan pengamatan langsung. 4. Penilai - Mahasiswa KKM FK Unud.

8

9