proposal penelitian subsidi bbm

16
PROPOSAL PENELITIAN KAJIAN DAMPAK EKONOMI KENAIKKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) PADA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA VERSUS KOTA OLEH : DRA. HENDRIN HARIATI SAWITRI, MSi 1

Upload: ahmad-hazami-mabrur

Post on 01-Dec-2015

787 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Proposal Penelitian Subsidi BBM

PROPOSAL PENELITIAN

KAJIAN DAMPAK EKONOMI

KENAIKKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

PADA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DESA VERSUS KOTA

OLEH :

DRA. HENDRIN HARIATI SAWITRI, MSi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TERBUKA

APRIL 2005

PROPOSAL PENELITIAN

1.Judul

a. Judul Penelitian : Kajian Dampak Ekonomi

Penghapusan Subsidi BBM

b. Bidang Penelitian : Studi Indonesia

c. Klasifikasi Penelitian : Penelitian Madya

d. Bidang Ilmu : Ekonomi

2. Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar: Dra.Hendrin Hariati Sawitri, M.Si

b. NIP : 131 682 357

c. Golongan Kepangkatan : III/d

d. Jabatan Akademik : Lektor

e. Fakultas/Unit Kerja : Ekonomi

f. Program Studi :Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

3. Periode

a. Periode Penelitian : 2005

b. Lama Penelitian : 16 minggu

4.Perkiraan Biaya PenelitianPersiapan: Rp 1.250.000,00

Pelaksanaan: Rp 2.490.000,00

Laporan: Rp 1.650.000,00

jumlah: Rp 7.340.000,00

(Tujuh juta tiga ratus empat puluh ribu rupiah)

Kajian Dampak Ekonomi

Penghapusan Subsidi BBM

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kebutuhan strategis bagi masyarakat di Desa maupun Kota baik kebutuhan rumah tangga maupun pengusaha, demikian juga BBM sangat penting bagi sektor industri maupun transportasi. Mengingat pentingnya peran BBM dalam kehidupan masyarakat maka pemerintah melakukan campur tangan dalam penentuan harga dan sekaligus menjamin ketersediaannya di pasar domestik. Kebijakan pemerintah tersebut dilakukan dengan cara memberikan subsidi harga untuk menekan harga BBM agar terjangkau oleh masyarakat luas dan sekaligus menjaga stabilitas harga. Namun kebijakan pemerintah tersebut implementasinya tidak seperti yang diharapkan bahkan menimbulkan permasalahan dalam perekonomian(Ausaid melalui ITS dan TAMF, 2001), antara lain: i. Inefisiensi penggunaan BBM, ii. Terjadinya salah sasaran pemberian subsidi yang seharusnya untuk kelompok berpenghasilan rendah ke kelompok penghasilan menengah ke atas, iii. Membebani anggaran pemerintah dalam jumlah yang signifikan, iv Apabila laju pertumbuhan pemakaian minyak bumi pada masa mendatang masih sebesar saat ini, diperkirakan Indonesia akan menjadi net importir sebelum tahun 2010, v. Perbedaan yang cukup besar antara harga BBM domestik dan harga BBM internasional mendorong terjadinya penyelundupan BBM. Selain itu, perbedaan harga yang menyolok antar produk BBM juga memberikan peluang untuk mengoplos minyak tanah dengan solar atau bensin.

Pemerintah dalam asumsi makro APBN 2005 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,5%, inflasi 7,0%, suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) 8,0%, nilai tukar rupiah Rp 8.900,00 per dollar Amerika Serikat, harga minyak 35 dollar AS per barrel dan produksi 1,125 juta barrel per hari. Atas dasar asumsi tersebut, dalam patokan dasar anggaran, subsidi BBM diperkirakan akan naik dari Rp 19 triliun menjadi Rp 60,1 triliun, sehingga ada kenaikan pembayaran subsidi sebesar Rp 41,1 triliun. Dengan demikian terjadi pembengkakan defisit anggaran menjadi sekitar 1,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB), hal ini mengakibatkan kekurangan pembiayaan yang cukup signifikan dan sangat membebani keuangan negara. Sementara itu nilai tukar yang pada akhir-akhir ini melonjak akan memperparah krisis ekonomi, hal ini menyebabkan subsidi BBM yang harus dibayar pemerintah melonjak drastis.

Keadaan ini dianggap sebagai momemtum yang tepat oleh pemerintah untuk merevisi kebijakannya dengan mengurangi subsidi BBM secara bertahap mulai 1 Oktober 2000 yang berimplikasi pada kenaikan harga BBM hingga pada suatu saat harga BBM setara dengan harga internasional.

Sementara itu pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah telah kembali menetapkan kenaikan harga BBM yang disebabkan oleh membengkaknya subsidi ini pada APBN 2005, namun demikian pemerintah juga akan merealokasikan pada dana kompensasi untuk masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah.

Perubahan kenaikan harga BBM dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL I

Perubahan Harga BBM Tahun 2005 (Rp)

(Per tanggal 1 Maret 2005)

Jenis BBMHarga LamaHarga BaruPerubahan (%)

Minyak tanah RT

Minyak tanah Industri

Premium

Solar Transportasi

Solar Industri

Minyak Diesel

Minyak Bakar 700

1800

1810

1650

1650

1650

1560 700

2200

2400

2100

2200

2300

2300 0

22

32

27

33

33

47,44

Sumber : Kompas 1 Maret 2005

Dalam kaji ulang APBN 2005, subsidi BBM akan diturunkan dari Rp 60,1 triliun menjadi Rp 39,8 triliun.

Kebijakan pengurangan subsidi merupakan pilihan kebijakan yang kurang popular, sehingga dapat dimengerti adanya opini pro dan kontra masyarakat , karena kebijakan ini mempunyai dampak inflatoir yang menurunkan daya beli (purchasing power) masyarakat, oleh karena itu diperlukan suatu kajian yang ditunjang oleh bukti-bukti dan perhitungan-perhitungan yang cermat agar kenaikan harga BBM yang terjadi dalam perekonomian tidak menimbulkan dampak ekonomi yang meluas.

2. Perumusan Masalah

Semakin beratnya beban keuangan negara yang diakibatkan salah satunya oleh beban subsidi BBM dan disisi lain juga menimbulkan persoalan salah sasaran pemberian subsidi yang seharusnya untuk kelompok masyarakat berpendapatan rendah ke kelompok berpendapatan menengah ke atas semakin beratnya beban APBN untuk dana subsidi BBM, maka muncul sejumlah pemikiran untuk mencabut subsidi BBM. Implikasi dari rencana pengurangan subsidi BBM paling tidak akan menimbulkan 2 permasalahan sebagai berikut :

1.Seberapa besar dampaknya terhadap masyarakat pengguna BBM ? antara lain :

Kelompok masyarakat perkotaan VS kelompok masyarakat pedesaan

2.Seberapa besar dampak kenaikan BBM terhadap elastisitas harga dan elastisitas pendapatan

B. TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini terdapat dua tujuan yang akan dihasilkan yaitu :

1. Mengukur perubahan daya beli masyarakat dalam hal ini,

Konsumsi total pada kelompok masyarakat perkotaan VS kelompok masyarakat pedesaan

2. Mengukur perubahan pola konsumsi BBM masyarakat dalam hal ini, premium dan minyak tanah pada kelompok masyarakat perkotaan VS masyarakat pedesaan. C. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa besar perubahan daya beli masyarakat setelah terjadi perubahan harga BBM dan implementasinya pada kesejahteraan masyarakat desa dan kota.

2. Mengetahui perubahan pola konsumsi BBM masyarakat kota, desa dan Indonesia serta implementasinya pada perubahan konsumsi BBM dan penyediaan supplai BBM.

D. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam kajian ini akan menggunakan metode Deskriptif Analitik, Komparatif Analitik dan Asosiatif Analitik.

1. Untuk mengukur perubahan daya beli masyarakat akan digunakan metode

a. deskriptif, untuk mengetahui perubahan daya beli sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. b. komparatif, untuk menguji perbedaan rata-rata konsumsi total antara, masyarakat pedesaan VS masyarakat perkotaan, sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM dan Uji komparatif dengan t test.2. Untuk mengukur perubahan pola konsumsi BBM masyarakat akan digunakan metode Komparatif dan Asosiatif Analitik, model yang dipergunakan adalah regresi dengan:

a. data time series

Data yang digunakan dalam analisa ini adalah dari SUSENAS, Pengeluaran Untuk Penduduk Indonesia, tahun 1994 sampai dengan 2004. Model persamaan regresi konsumsi BBM (minyak tanah + premium) seperti berikut :

K = a + bP1 + cP2

Dimana :

K = konsumsi minyak tanah dan premium Indonesia (Desa + Kota)

P1= Harga minyak tanah

P2= Harga premium

Y = Produk Domestik Bruto Indonesia

a,b dan c adalah parameter

b. data cross section

Data yang digunakan dalam analisa ini adalah dari SUSENAS, Pengeluaran Untuk Penduduk Indonesia, tahun 2004.Model persamaan regresi konsumsi BBM untuk masyarakat desa-kota, seperti berikut :

Kd = a + bYd

Kk = a + bYk

Dimana :

Kd = konsumsi BBM (minyak tanah + premium) masyarakat desa

Kk = konsumsi BBM (minyak tanah + premium) masyarakat kota

Yd = Pendapatan (pengeluaran) masyarakat desa menurut golongan yang dihitung dengan mid point nya

Yk = Pendapatan (pengeluaran) masyarakat kota menurut golongan yang dihitung dengan mid point nya.

Model ini dihitung dengan program Eviews-3

c. Estimasi perubahan pola konsumsi BBM untuk

- Indonesia

Dengan 2 Alternatif

1. Alternatif pertama bila ada inflasi sebesar 20%

2. Alternatif kedua bila ada inflasi sebesar 5%

E. TINJAUAN TEORI

1. Landasan Teori

Secara teoritis defisit anggran terjadi karena kemampuan penerimaan negara berupa pajak (T) tidak mencukupi untuk membiayai pengeluaran negara (G) atau sering disebut terjadi ketidakseimbangan (T