proposal penelitian - · pdf fileproposal penelitian ... masih rendah, terutama pada...

45
PROPOSAL PENELITIAN STUDI KOMPETENSI GURU TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) SE KABUPATEN SINJAI OLEH: ZAID, S.Pdi ABDUL ZAHIR, S.Pd MAKASSAR 2011

Upload: tranquynh

Post on 08-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

PROPOSAL PENELITIAN

STUDI KOMPETENSI GURU TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) SE KABUPATEN

SINJAI

OLEH:

ZAID, S.Pdi

ABDUL ZAHIR, S.Pd

MAKASSAR

2011

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

JUDUL: STUDI KOMPETENSI GURU TEKNIK INFORMASI DAN

KOMUNIKASI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

(SMAN) SE KABUPATEN SINJAI

A. LATAR BELAKANG

Konstitusi negara Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 alinea

keempat menyatakan dengan jelas bahwa negara mempunyai kewajiban untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa agar setiap warga negara dapat mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dapat dilakukan dengan cara

mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat

berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan

bertanggung jawab sebagaimana yang dijabarkan dalam pasal 3 UU RI No.20 Thn

2003 tentang system pendidikan nasional. Dengan demikian perhatian terhadap

dunia pendidikan merupakan sebuah tugas besar yang harus diemban.

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Jika berbicara tentang proses dan pengelolaan pendidikan maka itu tidak

terlepas dari sejauh mana peran dan upaya guru dalam mengelola proses belajar

mengajar, karena dalam proses belajar mengajar guru memiliki posisi yang sangat

penting dimana guru memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

melatih, mengarahkan, menilai serta mengevaluasi peserta didik. Menurut kajian

Pullias, Manan, serta yelon dan Weinstein dalam Mulyasa (2005), dapat

diidentifikasikan bahwa ada 19 peran guru yakni sebagai pendidik, pengajar,

pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (inovator), model teladan, pribadi,

peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah

kemah, pembawa cerita, aktor, emansipatoris, evaluator, pengawet dan

kulminator.

Guru sebagai pendidik merupakan tokoh, panutan dan identifikasi peserta

didik serta lingkungannya meskipun sebenarnya keberhasilan pendidikan tidak

hanya bergantung pada satu komponen saja misalnya guru melainkan sebagai

sebuah sistem kepada beberapa komponen antara lain berupa program kegiatan

pembelajaran murni, sarana, dana, masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah.

Akan tetapi semua komponen yang teridentifikasi di atas tidak akan berguna bagi

terjadinya perolehan pengalaman belajar yang maksimal bagi murid bilamana

tidak didukung keberadaan guru yang profesional. Oleh karena itu, guru dituntut

memiliki profesionalisme dalam menjalankan perannya guna menuju pendidikan

yang bermutu dan berkwalitas. Guru merupakan komponen yang menjadi

pelaksana program dari proses belajar mengajar dan menerapkan konsep belajar

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

mengajar sebagaimana yang telah dirumuskan dengan melakukan improvisasi

sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswanya.

Selain itu guru juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan

peserta didik melalui interaksi yang terbangun dalam ruang kelas dan di luar kelas

sehingga memungkinkan bagi guru untuk dapat memahami karakter, potensi, sifat

dan kemampuan memahami dari peserta didiknya. Karena itu guru sangat

berperan dalam mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan

kecerdasan lainnya bahkan kecerdasan spiritual siswanya. Guru pula yang

mengembangkan minat, bakat kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh

siswanya. Dengan demikian guru merupakan tokoh kunci dari keberhasilan

pendidikan.

Menurut Dr. Fasli Djalal (2006) bahwa kompetensi guru secara nasional

masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada

diungkapkan oleh Misbandono (2006) mengatakan bahwa kompetensi guru

SMK/SMA masih memprihatinkan.

Kompetensi guru merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk melakukan

aktivitas proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Kompetensi seorang guru akan berbanding lurus dengan output yang dihasilkan.

Kompetensi yang tinggi dan merata pada setiap guru pada akhirnya akan

meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan secara nasional.

Akan tetapi realitas yang terjadi, justru ouput peserta didik yang

dihasilkan kurang berkualitas. ini merupakan salah satu indikator bahwa

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

kualitas/kompetensi guru masih belum maksimal sehingga tidak semua guru dapat

menjalankan perannya dengan baik karena cita ideal yang dirumuskan seperti

meningkatkan kualitas pembelajaran guru yang dilakukan tidak berjalan

sebagaimana mestinya.

Kemampuan professional guru pada hakekatnya dipengaruhi oleh banyak

faktor termasuk pelatihan serta pengalaman mengajar. Sesuai dengan fungsinya

pelatihan dan pengalaman yang dimiliki oleh guru dapat meningkatkan

kemampuan, pengetahuan dan keterampilan. Dengan pelatihan, guru dapat

memperoleh tambahan pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan tugas-

tugas mereka yang bersifat urgen dan mendesak. Dalam upaya pengembangan

kemampuan guru TIK yang menjadi fokus kajian adalah pengembangan

profesionalisme guru melalui kegiatan pelatihan professional atau penataran yang

diikuti khususnya kegiatan pelatihan yang relevan dengan tugas mata pelajaran

komputer.

Peningkatan kemampuan akademik atau professional guru pada

dasarnya dapat dilakukan melalui berbagai jalur, diantaranya jalur pelatihan,

magang, studi banding, seminar dan lokakarya. Penyelenggaraan pelatihan bagi

guru menjadi sangat signifikan jika dikaitkan dengan upaya peningkatan mutu,

efesiensi dan relevansi pendidikan baik ditingkat kabupaten, provinsi maupun

nasional. Melalui pelatihan kompetensi guru pada setiap jenjang diharapkan

meningkat, kompeten, terstandar dan professional.

Berdasarkan data awal dari data yang diperoleh dari berbagai sumber dan

pengamatan kami, guru yang mengajar pada mata pelajaran teknik informasi dan

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

komunikasi di berbagai SMA di kabupaten Sinjai tidak sesuai standar kompetensi

pengajarannya. Banyak guru yang mengajar TIK tidak sesuai dengan latar

belakang pendidikan, ada guru kimia atau kesenian yang memberi pengajaran.

Untuk itu penelitian ini bermaksud untuk melihat sejauh mana tingkat kompetensi

guru. Hal ini menjadi persoalan yang penting karena secara teoritis seharusnya

pelatihan dan pengalaman mengajar guru memiliki pengaruh terhadap tingkat

kompetensi guru yang pada gilirannya dapat berpengaruh pada keefektifan dan

efesien dari hasil pembelajaran.

Selain itu faktor pengalaman guru juga memiliki pengaruh terhadap

tingkat kompetensi guru termasuk kompetensi professionalnya. Dari rumusan

tersebut diatas terkait dengan kompetensi guru, maka kami tertarik untuk meniliti

tingkat kompetensi guru teknik informasi dan komunikasi sekolah menengah atas

se Kabupaten Sinjai.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah :

1. Seberapa besarkah tingkat pelatihan guru TIK di SMAN se-Kab Sinjai ?

2. Seberapa besarkah pengalaman mengajar guru TIK di SMAN se-Kab

Sinjai?

3. Seberapa besarkah tingkat kompetensi akademik guru TIK di SMAN se-

Kab Sinjai?

4. Seberapa besarkah hubungan antara pelatihan dan pengalaman mengajar

dengan kompetensi akademik guru TIK di SMAN se-Kab Sinjai?

C. TUJUAN PENULISAN

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara tingkat

pelatihan dan pengalaman mengajar dengan tingkat kompetensi guru dengan

pemetaan sebagai berikut

1. Untuk mengetahui tingkat pelatihan guru TIK di SMAN se-Kab Sinjai.

2. Untuk mengetahui pengalaman mengajar guru TIK di SMAN se-Kab

Sinjai.

3. Untuk mengetahui tingkat kompetensi akademik guru TIK di SMAN se-

Kab Sinjai.

4. Untuk mengetahui hubungan antara pelatihan dan pengalaman mengajar

guru dengan kompetensi akademik guru TIK di SMAN se-Kab Sinjai.

D. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru teknik informasi dan

komunikasi sekolah menengah atas se Kabupaten Sinjai

2. Sebagai bahan masukan bagi institusi terkait untuk peningkatan

kompetensi dan profesionalitas guru-guru teknik informasi dan

komunikasi sekolah menengah atas se Kabupaten Sinjai.

3. Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang

pendidikan.

4. Bagi Penulis, sebagai usaha pengkajian ilmiah tentang kompetensi

guru.

E. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

1. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Guru

Guru diasumsikan sebagai pihak yang memiliki kemampuan mengajar

dan mendidik untuk membantu manusia (sebagai peserta didik) dalam

mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan kecerdasan lainnya

bahkan kecerdasan spritual siswanya. Oleh karena itu guru memiliki andil yang

sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran peserta didik dalam upaya

meningkatkan bakat, minat, kemampuan dan potensi-potensinya. Guru merupakan

pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Karena didalam proses

belajar mengajar terdapat suatu proses yang mengandung serangkaian hubungan

timbal balik antara guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Guru merupakan elemen penting dalam pendidikan. Siswa dapat

membaca, menulis, berpikir secara jernih dan sistematis berkat jasa dari seorang

guru yang telah mengajarkan tentang banyak hal. Dalam skala yang lebih besar,

guru meyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa,

serta mensejahterakan masyarakat, untuk kemajuan bangsa dan negara. Di era

sekarang, yang menuntut setiap manusia untuk mempunyai pengatahuan yang

lebih, sehingga peran guru juga demikian beratnya karena guru harus

mempersipkan manusia-manusia yang mampu untuk berkompetisi secara sehat

dan mempunyai moralitas yang baik dan menjaga dimensi spritualitasnya.

Dalam proses belajar mengajar guru memiliki posisi yang sangat penting

dimana guru memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih,

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

mengarahkan, menilai serta mengevaluasi peserta didik. Menurut kajian Pullias,

Manan, serta Yelon dan Weinstein dalam Mulyasa (2005), dapat diidentifikasikan

bahwa ada 19 peran guru yakni sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih,

penasehat, pembaharu (inovator), model teladan, pribadi, peneliti, pendorong

kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa

ceritera, aktor, emansipatoris, evaluator, pengawet dan kulminator.

Selain itu guru juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan

peserta didik melalui interaksi yang terbangun dalam ruang kelas dan diluar kelas

sehingga memungkinkan bagi guru untuk dapat memahami karakter, potensi, sifat

dan kemampuan memahami dari peserta didiknya. Karena itu guru sangat

berperan dalam mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan

kecerdasan lainnya bahkan kecerdasan spiritual siswanya. Guru pula yang

mengembangkan minat, bakat kemampuan dan potensi yang dimilki oleh

siswanya. Dengan demikian guru merupakan tokoh kunci dari keberhasilan

pendidikan.

Mengenai istilah guru, terdapat beberapa argumen menyebutkan bahwa

pengertian guru adalah orang yang memberi ilmu pengetahuan kepada anak didik.

Sedangkan Roestiyah dalam Wibowo (2003) berpendapat bahwa dalam

pandangan tradisional, guru dilihat sebagai seseorang yang berdiri di depan kelas

untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, atau minimal dapat diartikan bahwa guru

adalah seseorang yang menyebabkan orang lain mengetahui atau mampu

melaksanakan sesuatu atau yang memberikan pengetahuan atau keterampilan pada

orang lain. Kata guru juga dapat diartikan dari asal kata bahasa Sangsekerta yakni

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

guru yang juga berarti guru, tetapi artinya harfiahnya adalah "berat" adalah

seorang pengajar suatu ilmu.

Dalam Bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pada arti pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dalam definisi yang lebih luas,

setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang

guru. Secara formal Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia

dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal

karena guru sebagai pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan pendidikan sebagai sasaran peserta didik. Jadi guru adalah orang

yang bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih dan

menilai peserta didik serta mempunyai kualifikasi atau kompetensi.

Dalam melaksanakan tugas sebagai guru, bahwa hal terpenting yang

harus diperhatikan bagi sorang guru adalah persoalan kewibawaan. Pendidik harus

meliliki kewibawaan (keluasan batin dalam mendidik) dan menghindari

penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan semata-mata pada unsur

kewenangan jabatan yang mengakibatkan guru bertindak otoriter. Kewibaan

justru menjadikan suatu pancaran batin yang dapat memimbulkan pada pihak lain

untuk mengakui, menerima dan menuruti dengan penuh pengertian atas keluasaan

tersebut.

Kewibawaan pendidik hanya dimiliki oleh mereka yang dewasa. Yang

dimaksud dengan kedewasaan disini adalah kedewasaan jasmani dan rohani.

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Kedewasaan jasmani tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan

jasmani yang sudah jadi mantap. Kedewasaan rohani tercapai bila individu telah

memiliki cita-cita hidup dan pandangan hidup yang tepat. Cita-cita pandangan

hidup ini dijalaninya kedalam dirinya dan selanjutnya berusaha direalisir dalam

bentuk tingkah laku dan perbuatan.

Sebagai pendidik, merealisasikan cita-cita dan pandangan hidupnya itu

secara konkrit berlangsung melalui aktivitasnya sebagai pendidik maupun sebagai

orang tua. Orang dewasa adalah orang yang mampu mempertanggungjawabkan

segenap aktivitas yang bertalian dengan statusnya. Yang dimaksud tanggung

jawab adalah kemampuan untuk menyatukan diri dengan norma-norma.

pertanyaanya adalah mengapa pendidik harus memiliki kewibawaan dimata

perserta didik. Intinya adalah peserta didik membutuhkan sesuatu (perlindungan,

bantuan, bimbingan, dll) dari pendidik dan peserta bersedia dengan rela

memenuhinya, sepanjang antara peserta didik dengan pendidiknya tetap dalam

suasana hubungan gayuh bersambut kata berjawab, maka selama itu pula terdapat

pengakuan akan adanya kewibawaan pendidik oleh peserta didik.

Menurut M. J. Langeveld dalam Hamalik (2003) mengatakan bahwa:

“Ada tiga sendi kewibawaan, yaitu kepercayaan, kasih sayang dan

kemampuan. Pendidik harus percaya bahwa dirinya bisa mendidik dan

juga harus percaya bahwa peserta didik dapat dididik. Kasih sayang,kasih

sayang mengandung dua makna, yaitu penyerahan diri kepada yang

disayangi dan pengendalian terhadap yang disayangi. Dengan adanya sifat

penyerahan diri, maka timbul kesediaan untuk berkorban dalam bentuk

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

konkretnya berupa pengabdian dalam kerja. Pengendalian terhadap yang

disayangi dimaksudkan agar peserta didik tidak berbuat sesuatu yang

merugikan dirinya. Kemampuan, Kemampuan mendidik dapat

dikembangkan melalui beberapa cara, antara lain pengkajian terhadap ilmu

pengetahuan kependidikan, mengambil manfaat dari pengalaman kerja.”

Untuk dapat mengikuti kewibawaan, maka pendidik harus mengerti

tentang kewibawaan. Hal ini dapat diperoleh dengan perantaraan pergaulan

dengan peserta didik. Pendidik harus menyadari bahwa ia hanya sekedar perantara

kewibawaan, dan dirinya bukan kewibawaan itu sendiri. Sebagaimana tujuan

pendidikan ialah menuruti kewibawaan oleh pendidik dan bukannya menuruti

pendidiknya. Oleh sebab itu, pendidik secara berangsur-angsur harus melepaskan

diri dari ikatannya dengan peserta didik.

1.2 Jenis-jenis Kompetensi Guru

Efektivitas proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas sangat

ditentukan oleh kompetensi para guru. Untuk menjalankan tugas seorang guru

secara efektif dan efisien para guru harus memiliki kompetensi tertentu. Merujuk

pada konsep yang dianut dilingkungan Depdiknas, sebagai “Insructional Leader”

maka guru harus memiliki 10 kompetensi sebagai berikut: (a) mengembangkan

kepribadian, (b) menguasai landasan pendidikan, (c) menguasai bahan pengajaran,

(d) menyusun program pengajaran, (e) melaksanakan program pengajaran, (f)

menilai hasil dan proses belajar mengajar, (g) meyelenggarakan program

bimbingan, (h) menyelenggarakan administrasi sekolah, (i) kerjasama dengan

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

sejawat dan masyarakat, (j) menyelenggarakan penelitian sederhana untuk

keperluan pengajaran.

Peningkatan kompetensi mengajar guru dalam rangka mencapai hasil

yang oftimal banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Thoha dalam Kete

(2005) mengemukakan bahwa kemampuan seorang dipengaruhi oleh berbagai

faktor, yaitu faktor individu dan lingkungan organisasi. Faktor individu meliputi

kebutuhan, kepercayaan, pengalaman, dan penghargaan. Sedangkan faktor

lingkungan organisasi meliputi hirarki organisasi, tugas, tanggungjawab dan

kompetensi manajerial (mengelola) pemimpin. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Sigit dalam Kete (2005) yang menyatakan bahwa “pada hakekatnya

kemampuan seseorang itu dipengaruhi oleh faktor pembawaan yang dibawa sejak

lahir dan faktor lingkungan sekitar (pendidikan dan dalam hidup)

Handoko dalam Kete (2005) mengemukakan bahwa kemampuan

seseorang dipengaruhi oleh faktor motivasi dan prestasi kerja yang tinggi. Lebih

lanjut Yulk mengemukakan bahwa “seseorang yang mempunyai pengalaman

dalam melaksanakan tugas, akan memperoleh standar keunggulan atau akan

mengembangkan cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu”. Kossen dalam

Kete (2005) menyatakan bahwa “keterampilan seseorang dapat dikembangkan

melalui pengalaman langsung ketika bekerja”.

Menurut Purwanto (1982) menyatakan semakin seseorang mengulangi

sesuatu, maka semakin bertambah kecakapan serta pengetahuan terhadap hal

tersebut, dan dia akan menguasainya. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa

setiap orang yang melaksakan pekerjaan akan menemukan hal yang baru dari

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

pekerjaan tersebut dan jika memahami hal-hal tersebut maka akan menjadi suatu

perjalanan yang memadai untuk menyelesaikan pekerjaan yang diembankan

kepadanya. Boediwono dalam Kete (2005) menyatakan bahwa kemampuan guru

banyak dipengaruhi latar belakang pendidikannya.

Dengan pendidikan maka seorang guru mendapatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, jenis pendidikan

tempat membina dan mengembangkan kompetensi mengajar guru sebelum

seorang guru mulai melaksakan tugasnya dalam bentuk pre-service, maupun

tambahan dan penataran pada waktu mereka sudah betugas yakni dalam bentuk

in-service. Berdasarkan pendapat diatas dapat disempurnakan bahwa kompetensi

mengajar guru dapat dilihat dari dua faktor yaitu faktor intrinsik adalah

kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru yang berasal dari individu dan

adanya motivasi untuk melaksanakan pekerjaan.

Sedangkan faktor ekstrinsik adalah berupa pengalaman dalam mengajar,

jenjang pendidikan yang ditempuh maupun jenis pelatihan yang pernah diikuti.

Faktor-faktor tersebut diatas merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam

membentuk kompetensi mengajar guru. Untuk keperluan analisis tugas guru

sebagai pengajar maka kompetensi guru yang berhubungan dengan kompetensi

ialah merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan dan mengelola

proses belajar mengajar dan menilai sejauh mana keberhasilan proses belajar

mengajar. Terkait dengan kompetensi, ada beberapa hal yang harus dilakukan

oleh seorang guru. Tarigan dalam Hadi (2002) mengklasifikasi kompetensi

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

dengan berbagai cara, tergantung dari sudut pandangnya. Mereka menagatakan

bahwa :

Jika sudut pandang kompetensi dari sisi kemahiran fungsional, maka

terdiri atas 3, yaitu: (a) Kompetensi Partisipatif adalah kemampuan untuk

memberikan respon secara memadai terhadap tuntutan-tuntutan tugas kelas dan

kepada kaidah-kaidah prosedural untuk menyelesaikannya. (b) Kompetensi

Interaksional adalah kemampuan untuk memberi respon secara memadai terhadap

kaidah-kaidah wacana kelas dan kaidah-kaidah sosial, berinteraksi secara

memadai dengan teman-teman sebaya maupun orang dewasa waktu

menyelesaikan tugas kelas. (c) Kompetensi Akademik adalah kemampuan

memperoleh keterampilan-keterampilan baru, mengasimilasikan atau memahami

informasi-informasi baru dan membentuk/membangun konsep-konsep baru.

Suharsimi membagi atas tiga kompetensi: kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru, yaitu : (a) Kompetensi Personal adalah bahwa guru

marus memiliki keperibadian yang mantap, sehingga menjadi sumber intensifikasi

bagi subjek. Pengertian yang lebih terperinci adalah bahwa ia memiliki

keperibadian yang patut diteladani seperti yang dikemukakan oleh Ki hajar

Dewantara yakni “ Ing Ngarso Suntulodo, Ing Madyo Mangunkarso dan Tut Wuri

Handayani” (b) Kompetensi Sosial adalah bahwa guru harus memiliki

kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan siswa, dengan sesama guru,

dengan pegawai tata usaha sekolah, dan bahkan dengan anggota masyarakat

lingkungan sekolah. (c) Kompetensi Profesional adalah bahwa guru harus

memiliki pengetahuan yang lebih luas dan mendalam tentang subjek matter

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

(Bidang Studi yang akan diajarkan), serta penguasaan metodologi dalam arti

pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu

menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

Demikian halnya dengan kompetensi yang dipersyaratkan dalam pasal 10

ayat 1 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang

memberi pembagian lebih spesifik yang terbagi atas empat, yakni : (a)

Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

(b) Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. (c)

Kompetensi Profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara

luas dan mendalam. (d) Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,

guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

a. Kompetensi Pedagogik

Dalam Dalam PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a, dikemukakan bahwa: “kompetensi pedagogik

adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai kompetensi yang dimilikinya”.

Menurut Paulo Praire dalam Murtiningsih (2004) menekankan bahwa

aspek pedagogik yang bertumpu pada proses dialog antara peserta didik dan

pendidik adalah hal yang tidak boleh diabaikan agar pendidikan menghasilakan

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

produk-produk yang kritis dan progressif. Karena dalam dialog terdapat proses

dimana manusia memperoleh kesadaran yang semakin lama semakin mendalam

tentang realitas kultur dan lingkungannya yang kemudian menyadarkan manusia

akan kemampuananya merubah realitas.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, sangat

penting untuk membangkitkan kesadarannya. Mengingat bahwa kesadaran

manusia harus berkembang secara maksimal, maka pendidik harus menempatkan

peserta didiknya sebagai pusat kegiatan pedagogiknya sehingga pesertadidik

dapat secara kreatif melahirkan solusi terhadap problem masyarakat yang

dihadapi. Jadi kompetensi pedagogis guru adalah kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran peserta didik dengan cara menciptakan pembelajaran

kreatif dan menyenangkan melaui pendekatan dan metodologi yang menekankan

untuk penciptaan kesadaran serta keberhasilan peserta didiknya.

b. Kompetensi Akademik/Professional

Dalam PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik

memenuhi standar Naional Pendidikan. Menurut Rice dan Bishosrick dalam

Ibrahim (2003) guru professional adalah guru yang mampu mengelola dirinya

sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnnya sehari-hari. Profesionalisme guru

oleh kedua pasangan penulis tersebut dipandang sebagai suatu proses yang

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

bergerak dari ketidakmatangan (immaturity) menjadi matang, dari diarahkan oleh

orang lain (orther-directedness) menjadi mengarahkan diri sendiri.

Menurut Glikman dalam Asranuddin (2007) menegaskan bahwa

seseorang akan bekerja secara profesional bilamana orang tersebut memiliki

kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Menurut Suhertian dalam

Asranuddin (2007) mengatakan “kompetensi profesional adalah kemampuan

dalam penguasaan akademik (untuk pelajaran yang diajarkan) dan terpadu dengan

kemampuan mengajarkan sekaligus sehingga guru itu memiliki wibawa

akademis”. Jadi kompetensi profesional guru adalah kemampuan guru dalam

penguasaan bidang studi secara luas dan mendalam serta memiliki konsepsi

pengetahuan tentang pendidikan dan penguasaan teknik atau metodologi

pengajaran.

c. Kompetensi Kepribadian

Dalam PP 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal

28 ayat (3) butir (b), dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Pribadi guru

memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya

dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat berperan dalam

membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan

makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam

membentuk pribadinya

d. Kompetensi Sosial

Page 19: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Sosial berasal dari bahasa latin, yakni socius yang berarti teman. Dalam

bahasa arab disebut syirik yang berarti bergaul. Secara etimologi, sosial berarti

hubungan atau interaksi antar manusia dan manusia yang lain dalam kehidupan

masyarakat. Menurut Bion dalam Sarwono (2005) bahwa kelompok bukanlah

sekedar kumpulan individu, melainkan merupakan suatu satuan dengan ciri

dinamika dan emosi tersendiri. Ia menganggap bahwa kelompok sebagai versi

makrokosmos (alam semesta) dari individu.

Bennis dan Shepard dalam Sarwono (1998) yang berorientasi

psikoanalis yang merupakan teori perkembangan kelompok memberi perhatian

pokok terhadap proses perkembangan kelompok yang terjadi dalam interaksi

antara orang-orang yang berada dalam situasi latihan (training). Karena situasi

latihan merupakan situasi kelompok yang khas. Ia memberi ciri-ciri utama dari

kelompok. Bennis dan Shepard mendasarkan teorinya pada pengamatannya

terhadap kelompok-kelompok latihan di national training Laboratory for Group

Development di Bethel, A.S. Peserta latihan dipilih dari berbagai latar belakang

dan kepribadian. Setiap kelompok terdiri atas 6-8 orang dan pada awal pertemuan

anggota kelompok tidak saling kenal. Pada setiap kelompok ditugaskan seorang

pelatih yang harus melakukan tugasnya berdasarkan prosedur. Pertemuan

kelompok dilakukan beberapa kali seminggu selama jangka waktu beberapa

minggu. Tujuan utama latihan kelompok ini adalah:

1.) Pada tingkat individu

a.) Primer

Page 20: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengertian

terutama motivasi-motivasinya sendiri dalam bereaksi terhadap orang lain

dan membantu mereka untuk meramalkan secara lebih tepat konsekwensi-

konsekwensi dari tindakan-tindakan.

b.) Sekunder

Peningkatan pemahaman tentang situasi kelompok dan berbagai

daya yang bekerja dalam kelompok selama berlangsungnya tingkah laku

hubungan antar manusia, peningkatan kendali terhadap komunikasi antar

manusia, menambah keragaman perilaku sosial terhadap setiap peserta

latihan.

2.) Pada tingkat kelompok

Membentuk komunikasi yang valid, komunikasi valid berarti setiap

anggota kelompok dimungkinkan untuk mengkomunikasikan perasaan-

perasaannya, motivasinya, keinginannya dan sebagainya secara tepat dan

bebas. Adapun ciri-ciri komunikasi yang valid adalah sebagai berikut;

(a) persepsi masing-masing anggota kelompok tentang

posisinya sendiri dalam kelompok-kelompok cocok dengan persepsi

anggota-anggota kelompok yang lain, (b) tujuan kelompok yang disepakati

bersama, sejalan dengan keinginan masing-masing anggota kelompok, (c)

antar anggota kelompok terbuka kemungkinan untuk berkomunikasi dalam

berbagai tingkatan

Bonner dalam Gerungan (2003) mengatakan bahwa interaksi sosial

adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan

Page 21: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan

individu yang lain, atau sebaliknya. Rumusan ini menggambarkan hubungan

timbal balik interaksi sosial yang terjadi antar manusia dengan manusia yang

lainnya. Dalam PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d, bahwa kecerdasan sosial atau kompetensi

sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara

efektif dan efisien dengan peserta didik, orang tua/wali peserta didik dan

masyarakat sekitar

Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial guru adalah kecerdasan

sosial yang dimiliki seorang guru dalam melakukan interaksi secara timbal balik

dengan subjek pendidikan, seperti siswa, sesama guru, orang tua/wali siswa,

pegawai sekolah dan masyarakat sekitar sekolah melalui komunikasi yang intensif

untuk menciptakan suasana beljar yang menyenangkan. Dalam mengembangkan

kompetensi sosial seorang pendidik, mesti mengetahui dimensi-dimensi

kompetensi tersebut, menurut Kete dalam Asranuddin (2007) bahwa yang

termasuk kompetensi sosial adalah

“kerja tim, melihat peluang, peran dalam kegiatan kelompok, tanggung

jawab sebagai warga, kepemimpinan, relawan sosial, kedewasaan dalam

berelasi, berbagi, berempati, kepedulian terhadap sesama, toleransi, solusi

komplik, menerima perbedaan, kerjasama, dan komunikasi”.

1.3 Pelatihan dan Pengalaman Belajar

a. Pelatihan

Page 22: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Pelatihan pada hakekatanya merupakan salah satu bentuk

kegiatan dari program pengembangan sumber daya manusia (personal

development). Pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu

mata rantai (link) dari siklus pengelolaan personil. Menurut

Wahjosumidjo (1999) dapat diartikan “merupakan proses perbaikan

staf melalui berbagai macam pendekatan yang menekankan realisasi

diri (kesadaran), pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri.

Pengembangan mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk

perbaikan dan pertumbuhan pengetahuan (abilities), sikap (attitudes),

kecakapan (skil) dan pengetahuan dari anggota organisasi”.

Diklat merupakan bentuk pengembangan sumber daya manusia

yang paling strategis. Sebab dalam Diklat selalu berkaitan dengan

masalah nilai, norma dan perilaku individu dan kelompok. Program

Diklat selalu direncanakan untuk tujuan seperti: pengembangan

pribadi, pengembangan, professional, pemecahan masalah, tindakan

remedial, motivasi, meningkatkan mobilitas dan kemampuan

organisasi.

Tujuan utama program Diklat guru adalah untuk memperoleh

kecakapan khusus bagi guru. Kecakapan yang dimaksud adalah

kecakapan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas

guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik. Oleh karena itu langkah

utama yang perlu dilaksanakan adalah bagaimana program pelatihan

mencakup; muatan-muatan latihan, metodologi serta peralatan

Page 23: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

pelatihan yang dapat tersedia untuk mendukung tercapainya tujuan

pelatihan.

Pelatihan diasumsikan sebagai salah satu upaya pengembangan

kompetensi professional guru. Tujuannya tiada lain agar guru menjadi

ahli dalam berbagai macam tugasnya. Oleh karena itu pelatihan

dimaksudkan bukan hanya karena alasan agar ilmu pengetahuan dan

keterampilannya tetap baru (up to date) tetapi juga karena mereka

harus memiliki keterampilan yang tinggi dalam menghadapi persoalan

yang tidak disangka-sangka.

Wursanto (2000) menyatakan bahwa untuk meningkatkan mutu

para pengajar baik dari segi pengetahuan, kemampuan, keterampilan

dan mentalnya salah satunya adalah melalui pelatihan. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah suatu kegiatan atau

usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang

pegawai dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam Inpres no. 5

Tahun 1974 dalam Wursanto (2000) dijelaskan bahwa latihan adalah

bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk

memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan

formal yang berlaku dalam kurun waktu singkat dengan metode yang

lebih mengutamakan praktek dari pada teori.

Dengan demikian berarti bahwa pelatihan guru adalah suatu

proses pengembangan dalam bidang kecakapan, pengetahuan

keterampilan, keahlian serta sikap dan perilaku guru dalam rangka

Page 24: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas mengajarnya. Tiffin

dalam Gani (2006) menyatakan bahwa pegawai harus dididik secara

sistematis jika mereka diharapkan dapat melaksanakan pekerjaannya

dengan baik. Sejalan dengan pendapat tersebut Manulang (1981),

menegaskan bahwa tugas manajer kepegawaian adalah memilih

pegawai yang baik untuk setiap tugas kemudian melatih dan

mendidiknya.

Sehingga berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan

bahwa pelatihan adalah proses, cara dan perbuatan melatih Guru

sebagai upaya peningkatan dan pemantapan wawasan pengetahuan,

keterampilan sikap, perilaku dan nilai yang sesuai dengan profesi

Guru yang bermanfaat dalam meningkatkan profesionalitasnya

sebagai guru. Oleh karena itu Salah satu tuntutan keberhasilan suatu

pelatihan adalah sebagai salah satu alat peningkatan kualitas sumber

daya peserta pelatihan. Sehingga timbullah tuntutan pragmatis yang

secara esensial yaitu Diklat harus responsive, dilaksanakan secara

efektif dan efesien.

Bersifat responsive artinya Diklat harus direncanakan dan

dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan dan kebutuhan individu

organisasi dan masyarakat yang lebih luas. Bersifat efektif, pelatihan

harus menghasilkan produk yang diperlukan dan dinginkan dan

diselenggarakan sedemikian rupa, suatu cara yang sungguh-sungguh

serta memberikan kepuasan kepada para peserta pelatihan. Bersifat

Page 25: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

efesien, berarti pelatihan harus mampu berdaya guna secara ekonomi

dan memperoleh manfaat yang seoptimal mungkin.

Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan yang di ikuti seorang

guru yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru. Adapun

aspek kompetisi yang dimaksud meliputi aspek kompetensi

perdagogik, kompetensi pofesional, kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial yang akan sangat dibutuhkan dalam pelaksananan

tugas mengajarnya. Bentuk pelatihan tersebut seperi pelatihan

pembuatan dan pengembangan silabus, pengembangan materi

pelajaran, pelatihan manajemen kelas, seminar pendidikan dll.

Dalam pelatihan harus dipergunakan metodologi dan sistem

penyampaian baru seperti: program studi lapangan, diskusi, seminar,

konferensi, role playing, simulasi, study kasus dan sebagainya.

Demikianlah program pelatihan guru yang kompleks, tetapi menarik,

mendesak dan amat diperlukan dalam upaya meningkatkan kualitas

sumber daya guru agar kinerja tenaga pengajar menjadi lebih

professional. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana

membuat pelatihan tersebut menjadi relevan (relevansi pelatihan).

Pelatihan harus menjadi lebih relevan dengan kebutuhan sekarang dan

akan datang dan untuk kepentingan masyarakat dimana institusi itu

berada. Pelatihan juga harus meningkatkan pelaksanaan tugas dan

pengembangan kualitas sumber daya guru.

Page 26: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Pada saat ini terlalu banyak program pelatihan yang tidak

relevan oleh karena itu, program pelatihan yang bermacam-macam

harus dikemas secara rapi, menarik dilaksanakan sesuai dengan daya

tarik dan kebutuhan. Program pelatihan adalah kebutuhan nyata yang

mendesak dan amat diperlukan. Salah satu langkah yang perlu diambil

adalah bagaimana agar pelaksanaan program pelatihan terhindar dari

keusangan, agar para peserta tetap penuh semangat mengikuti

pelatihan, maka setiap program pelatihan secara ideal, proses belajar

harus diintegrasikan dengan melakukan tugas-tugas, study dan praktek

harus saling berhubungan.

b. Pengalaman Belajar

Pengalaman mengajar merupakan akumulasi dari lama mengajar

dan apa yang dialami serta yang dilakukan oleh seorang guru dalam

melaksanakan tugasnya. sehingga apa yang dialami dan dilakukan

selama melakukan tugasnya tersebut akan mejadi suatu hal yang

sangat berguna baginya dalam melaksanakan tugasnya pada masa

yang akan datang. Pengalaman mengajar yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah lama mengajar dan apa yang dilami serta yang

dilakukan oleh seorang guru dalam menekuni pekerjaannya.

Maksudnya adalah sejak ia memilih profesi menjadi guru sampai pada

saat penelitian ini berlangsung.

Seorang yang baru terjun ke dunia kerja sesuai dengan

profesinya dalam hal ini guru, maka pada saat itu merupakan awal

Page 27: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

pengalamannya melaksanakan pekerjaan dan akan terus berlanjut

sepanjang masa tugasnya. Proses pengalaman kerja seorang guru

diwarnai oleh berbagai pengalaman yang menyangkut profesinya

tersebut. Makin lama masa mengajar seorang guru maka makin bayak

pula pengalaman yang didapatkannya serta akan mempengaruhi

tingkat kompetensinya sebagai guru. Itu merupakan proses belajar

bagaimana tindakan selanjutnya yang lebih baik agar pekerjaan

tersebut dapat dilakukan dengan efeltif dan efesien sebagaimana

ungkapan yang menyatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik.

Dengan demikian seorang guru yang melakukan pekerjaannya

dengan bekal pengalaman yang banyak tentu akan memiliki

keterampilan dan keunggulan serta akan lebih mudah

mengembangkan cara yang lebih baik untuk menyelesaikan tugasnya.

Perubahan sikap dan tindakan dalam melaksanakan pekerjaan akibat

dari pengalamannya sudah barang tentu diupayakan untuk mencapai

tujuan pengajaran sehingga memperoleh kepuasan tersendiri dari hasil

kerja yang dilakukan berkat pengalaman mengajar yang dilami.

Bernadib dalam Wibowo (2003) menyatakan bahwa

pengalaman merupakan sendi bagi suatu pengetahuan sedangkan

Lingren dalam Sunanto Wibowo (2003) mengatakan bahwa

pengalaman adalah dasar untuk mengorganisasikan informasi ke

konsep. Sedangkan Kossen dalam Sunanto Wibowo (2003)

menyatakan bahwa keterampilan seseorang dapat dikembangkan

Page 28: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

melalui pengalaman langsung ketika bekerja. Lebih lanjut sigit dalam

Sunanto Wibowo (2003) pada hakekatnya kemampuan seseorang itu

dipengaruhi oleh factor pembawaan yang dibawa sejak lahir serta

faktor lingkungan sekitar (pendidikan dan pengalaman).

Hal ini sejalan dengan hafidah dalam Sunanto Wibowo (2003)

menyatakan bahwa pada dasarnya setiap orang akan berbeda dalam

suatu kemampuan (ability), yaitu dasar kemampuan yang dibawa

sejak lahir dan kemampuan yang diperoleh dari pendidikan dan

pengaruh lingkungan. Sedangkan Aspul dalam Wibowo (2003)

menyatakan bahwa kemampuan manusia merupakan tenaga,

keterampilan, bakat dan penegetahuan yang secara potensial dapat

digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa. Dalam

mengerjakan sesuatu, sesorang akan menemukan hal baru dari

pekerjaan tersebut dan jika memahami hal-hal tersebut maka akan

menjadi suatu pengalaman yang dimilikinya. Sehingga semakin sering

seseorang mengulang sesuatu maka semakin bertambah kecakapan

serta pengetahuannya terhadap hal tersebut dan akan lebih

menguasainya.

Wibowo (2003) menyatakan bahwa untuk mendapatkan suatu

ketangkasan atau keterampilan yang memadai diperlukan latihan

berkali-kali atau terus menerus terhadap apa yang dipelajari, karena

dengan melakukan secara teratur, pengetahuan tersebut dapat

disempurnakan dan di siapsiagakan. Siagian (1987) menyatakan

Page 29: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

bahwa pengalaman merupakan modal yang tidak kecil artinya dalam

mejalankan roda organisasi dan lebih berdaya guna dan berhasil guna.

Lebih lanjut Yulk (1998) mengemukakan bahwa seseorang yang

mempunyai pengalaman, sedikit saja pengarahan yang diperlukan

karena mereka sudah mempunyai ketrampilan dan pengetahuan untuk

mengetahui apa yang harus dilakukandan bagaimana cara

melakukanya.

Dari pendapat tersebut diatas terlihat bahwa keterampilan harus

dipelajari dan dilatih secara periodik. Ini berarti bahwa pengalaman

mengajar diperoleh sedikit demi sedikit selama seorang menjadi guru,

sehingga dalam mengajar jika seorang guru menemukan hal-hal baru,

maka guru tersebut telah memilki pengalaman mengajar. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa pengalaman mengajar bagi seorang

guru diperoleh melalui pekerjaan atau tugas yang telah dilakukan

selama waktu tertentu, sehinngga semakin lama seorang guru

menekuni pekerjaanya maka semakin banyak pengalaman

mengajarnya. Kemampuan seorang guru dalam pengelolaan

pembelajaran juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman

mengajar yang telah dialaminya.

2. KERANGKA PIKIR

Kemampuan guru pada hakekatnya dipengaruhi oleh banyak

faktor termasuk tingkat pendidikan dan pelatihan. Sesuai dengan

fungsinya pelatihan dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan

Page 30: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

dan keteampilan. Dengan pelatihan, guru dapat memperoleh tambahan

pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan tugas-tugas mereka

yang bersifat urgen dan mendesak. Dalam upaya pengembangan

kemampuan guru pelajaran TIK (komputer) yang menjadi fokus

kajian adalah pengembangan profesionalisme guru melalui kegiatan

pelatihan professional atau penataran yang diikuti khususnya kegiatan

pelatihan yang relevan dengan tugas mengajar.

Kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan diharapkan dapat

meningkatkan kompetensi guru. Apabila kompetensi guru meningkat

maka kinerja guru akan meningkat pula dan pada gilirannya mutu

pembelajaran yang meningkat merupakan esesnsi peningkatan mutu

pendidikan. Karena guru sebagai komponen penting dalam

pembelajaran yang mempunyai peran mendidik, mengajar,

mengarahkan, melatih dan menilai peserta didik serta menjadi teladan

peserta didik dan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian

kompetensi pada diri seorang guru sangat penting untuk menunjang

proses pembelajaran yang efektif dan berkwalitas serta menjadi

pribadi yang dapat menjadi panutan (Gani, 2006).

Pengalaman mengajar merupakan akumulasi dari lama mengajar

dan apa yang dialami serta yang dilakukan oleh seorang guru dalam

melaksanakan tugasnya. Yang diukur berdasarkan skor total yang

diperoleh melalui rentang waktu yang dilalui oleh seorang guru dalam

menekuni profesi/ pekerjaan atau lama melaksanakan tugas.

Page 31: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Pengalaman mengajar memberikan andil yang besar terhadap

kompetensi profesional.

Dengan demikian kompetensi sangat penting dimiliki oleh

setiap guru dalam mendidik dan apabila keempat kompetensi tersebut

dikuasai dengan baik oleh seorang guru maka diyakini guru akan

mampu dan berhasil dalam mendidik karena guru yang berkompeten

akan lebih mudah mernyesuaikan kebutuhan pembelajaran dengan

kemampuan peserta didik dalam proses interaksi belajar mengajar.

Sehingga guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan

lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih

mampu mengelola kelasnya.

Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik,

kompetensi profesional, kompetensi keperibadian dan kompetensi

social. Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran peserta didik dengan menggunakan berbagai

metode yang menekankan untuk penciptaan kesadaran peserta

didiknya. Kompetensi profesional guru adalah kemampuan guru

dalam penguasaan bidang studi secara luas dan mendalam serta

memiliki konsepsi pengetahuan tentang kependidikan dan penguasaan

teknik atau metodologi pengajaran. Kompetensi keperibadian guru

adalah kemampuan atau kecakapan seorang guru secara personal baik

pikiran, sikap dan perilakunya dalam hal bagaimana seorang guru

dapat memberi kesan yang positif atau baik terhadap peserta didiknya

Page 32: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

serta dapat memberi respon yang positif terhadap permasalahan yang

dihadapinya. Kompetensi sosial guru adalah kecerdasan sosial yang

dimiliki seorang guru dalam melakukan interaksi dengan subjek

pendidikan, seperti siswa, sesama guru, orang tua/wali siswa, pegawai

sekolah dan masyarakat sekitar sekolah.

Keempat kompetensi diatas adalah sangat diperlukan dan akan

sangat mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang baik.

Keempat kompetensi tersebut mencakup berbagai aspek yang sesuai

dengan kebutuhan dalam proses belajar mengajar serta memenuhi

tuntunan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Keempat

kompetensi tersebut juga didukung oleh PP 19 tahun 2005 dan

Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang

disahkan oleh DPR pada bulan Desember 2005.

3. HIPOTESIS

Dari uraian pada tinjauan pustaka dan karangka berpikir tersebut,

maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikansi antara tingkat pelatihan

terhadap kompotensi akademik guru Teknik Informasi dan Komunikasi

Sekolah Menengah Atas Negeri se- kabupaten Sinjai.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikansi antara pengalaman

mengajar terhadap kompotensi akademik guru Teknik Informasi dan

Komunikasi Sekolah Menengah Atas Negeri se- kabupaten Sinjai.

Page 33: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikansi antara tingkat pelatihan

dan pengalaman mengajar terhadap kompotensi akademik guru Teknik

Informasi dan Komunikasi Sekolah Menengah Atas Negeri se- kabupaten

Sinjai.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian survei yang bersifat deskriptif,

yaitu dengan memberikan gambaran secara kuantitatif terhadap

permasalahan yang diajukan dan disusun dalam bentuk persentase dan

distribusi frekuensi.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri se-

kabupaten Sinjai mulai tanggal 1 Agustus 2011 sampai dengan tanggal 31

Agustus 2011.

3. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen

(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Untuk variabel

bebas diberi simbol X dan dibagi menjadi X1 dan X2, dimana X1 adalah

Pelatihan guru, dan X2 adalah Pengalaman mengajar guru. Sedangkan

Kompetensi guru TIK merupakan variabel terikat Y.

X1

X2

Y

1

3

2

Page 34: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

b. Gambar 1. Desain Variabel Penelitian

Keterangan :

X1 : Pelatihan guru

X2 : Pengalaman mengajar guru

Y : Kompetensi guru komputer

4. Populasi dan Sampel

Adapun yang menjadi populasi sekaligus sampel (total sampling)

dalam penelitian ini adalah semua guru Sekolah Menengah Atas di

Kabupaten Sinjai berjumlah 28 orang. Untuk lebih jelasnya, distribusi

populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Distribusi Populasi dan Sampel Penelitian

N0 Nama Sekolah Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1

2

3

4

5

6

7

8

SMAN 1 Sinjai

SMAN 2 Sinjai

SMAN 1 Sinjai Timur

SMAN 1 Sinjai Tengah

SMAN 1 Sinjai Selatan

SMAN 1 Sinjai Barat

SMAN 1 Bulupoddo

SMAN 1 Sinjai Tellulimpoe

3 Orang

3 Orang

4 Orang

3 Orang

4 Orang

2 Orang

3 Orang

3 Orang

3 Orang

3 Orang

4 Orang

3 Orang

4 Orang

2 Orang

3 Orang

3 Orang

Page 35: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

9 SMAN 1 Sinjai Borong 3 Orang 3 Orang

Jumlah 28 Orang 28 Orang

5. Defenisi Operasional Variabel

a. Pelatihan

Pelatihan adalah sebagai suatu kegiatan yang telah diikuti guru

TIK di SMA Negeri se-Kabupaten Sinjai berdasarkan intensitas

pelatihan menurut jenis, jenjang dan relevansinya dengan profesinya

sebagai guru untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya yang

diukur dalam jumlah jam pelatihan dari keselurahan kegiatan

pelatihan yang diikuti sesuai dengan bidang tugasnya sebagai baik

pada tingkat lokal, regional dan nasional.

Tabel 2. Distribusi penilaian pelatihan

Lama Diklat

(JP

Internas Nas Provinsi Kab/ Kota Kec

R TR R TR R TR R TR R TR

>640 60 45 50 40 45 35 40 30 35 25

481 - 640 55 40 45 35 40 30 35 25 25 15

161 – 480 45 35 40 30 35 25 30 20 25 15

81 – 160 40 30 35 25 30 20 25 15 20 10

30 – 80 35 25 30 20 25 15 20 10 15 7

8 - 29 30 20 25 15 20 10 15 5 10 3

Keterangan :

R : Relevan, materi diklat mendukung pelaksanaan tugas profesionaliosme guru

Page 36: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

TR : Tidak relevan, materi diklat tidak mendukung pelaksanaan tugas

profesionaliosme guru

(DEPDIKNAS, 2009)

2. Pengalaman mengajar

Pengalaman mengajar merupakan akumulasi dari lama mengajar

dan apa yang dialami serta yang dilakukan oleh seorang guru dalam

melaksanakan tugasnya. Yang diukur berdasarkan skor total yang diperoleh

melalui rentang waktu yang dilalui oleh seorang guru dalam menekuni

profesi/ pekerjaan ata lama melaksanakan tugas.

Tabel 3. Distribusi penilaian pengalaman belajar

pengalaman Belajar Skor

>31 tahun 220

29 – 31 tahun 205

26 – 28 tahun 190

23 – 25 tahun 175

20 – 22 tahun 160

17 – 19 tahun 145

14 – 16 tahun 130

11 – 13 tahun 115

8 – 10 tahun 100

5 – 7 tahun 85

4 tahun 70

Catatan :

Tugas belajar diperhitungkan dalam pengalaman belajar,

(DEPDIKNAS, 2009)

Page 37: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

3. Kompetensi Guru

Tingkat kompetensi guru adalah kemampuan yang dimilki oleh

seorang guru sehubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam

proses belajar mengajar dengan segenap pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang dimilikinya. meliputi tanggung jawab profesinya, menguasai

bahan pelajaran secara luas dan mendalam, merencanakan pengajaran,

melaksanakan program pengajaran dan evaluasi terhadap proses belajar

mengajar yang dikelompokkan dalam aspek kompetensi profesional atau

akademik.

6. Teknik Pengumpulan Data

eknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

a. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder

berupa populasi guru setiap SMAN di Kabupaten Sinjai.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan pada saat melakukan pengambilan data awal

dan pada saat saat untuk memulai pengambilan data di sekolah-

sekolah menengah atas, serta menanyakan tentang kompetensi guru-

guru TIK di sekolah.

c. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat kompetensi guru.

Indikator yang diukur adalah : (a) Penguasaan materi pelajaran,

Page 38: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

q

p

S

MMr

d

p

rbi

1

(b) Penguasaan Kurikulum pembelajaran, (c) Penguasaan ilmu

pendidikan dan keguruan.

Indikator di atas dilengkapi dengan daftar pernyataan dan instrumen-

instrumen tersebut disebar kedalam item-item yang berjumlah 32 butir

pilihan dalam bentuk skala likert, dengan empat macam kategori

pilihan yaitu sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang (KK), dan

tidak pernah (TP) serta dilakukan wawancara untuk mendapatkan

informasi tambahan.

7. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kualitas atau kesahihan

terhadap instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Rumus yang

digunakan adalah yaitu:

(Suharsimi, 2001)

Rpbi = Koefesien korelasi biseral

Mp = Mean skor yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya

Mt = Mean skor total

Sd = Standar Deviasi dari skor total

p = Proporsi yang menjawab benar

q = proporsi yang menjawab salah (q = 1-P)

Page 39: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Kriteria validitas yang digunakan untuk menentukan item-item tes

yang mempunyai tingkat validitas yang memadai atau memenuhi

syarat untuk digunakan, yaitu apabila tabelpbi tr pada taraf nyata =

0,05.

b. Uji Realibilitas

Uji realibilitas yang digunakan untuk mengetahui apakah instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau diandalkan.

Rumus yang digunakan adalah KR-20 yang dirumuskan sebagai

berikut:

2

2

1 S

pqS

n

nrii

(Suharsimi, 2001)

dengan:

iir = Realibilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab salah

pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S2 = varians dari item ke 1

8. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya dianalisis

dengan menggunakan analisa deskriptif yang dilengkapi dengan tabel

Page 40: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

N

N

XX

SD

2

2

distribusi frekuensi, persentase, histogram. Keseluruhan data diolah dalam

penelitian ini dibantu dengan menggunakan program komputer SPSS.

a. Rumus Persentase

%100N

FP (Suharsimi, 2001)

Keterangan:

P = Persentase.

f = Frekwensi data

N = Jumlah sampel

b. Rumus rata-rata

N

xX

(Suharsimi, 2001)

Dimana :

X = Rata-rata

N = Jumlah sampel

E = Jumlah Skor X

b. Rumus Standar Deviasi

(Suharsimi, 2001)

Dimana :

SD = Standar Deviasi

X = Skor nilai

Page 41: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

N = Jumlah sampel

Tabel distribusi tiap variabel penelitian disusun dengan menentukan

kelas intervalnya. Penyusunan kelas interval dilakukan dengan

pedoman aturan Sturgest dan disusun menjadi 4 kategori (variabel 1

dan 2) sebagai berikut :

Tabel 4. Penentuan Penilaian terhadap Kompetensi guru

Kategori Skor

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

< (M – 1,5 SD)

( M – SD) s/d (M + SD)

( M + SD) s/d ( M + 1,5 SD)

> (M + 1,5 SD)

(Sudjana, 1992)

Tabel 5. Pengkategorian variabel 3

Kategori Kompeten

Kategori Belum Kompeten

9. = 75 % - 100 %

10. = 0 % - 74 %

(Fausi, 2010)

a. Uji Persyaratan Analisis

Page 42: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk pengujian hipotesis

variabel-variabel penelitian digunakan analisis statistik inferensial

dengan analaisis regresi ganda dan korelasi parsial. Data yang

diperoleh harus memenuhi kriteria/persyaratan analisis regresi ganda

melakukan uji asumsi data yaitu dengan uji normalitas (Kolmogrov-

Smirnov Goodness of fit tes), uji Liniearitas dan multikolinearitas.

Untuk itu, analisisnya digunakan bantuan komputer dengan program

SPSS.

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Untuk menguji hipotesis digunakan

analisis statistik model Korelasi Parsial khusus untuk hipotesis

pertama dan kedua sedangkan untuk hipotesis yang ketiga digunakan

analisis regresi ganda, pengolahannya menggunakan bantuan

komputer program SPSS 17 for Windows.

(untuk hipotesis pertama dan kedua),

Y = β 0 + β1X1+ β2X2+ β3X3 (untuk hipotesis ketiga)

(Thoha, 2003)

G. DAFTAR PUSTAKA

Asranuddin. 2007. Studi Tentang Kompetensi Guru SMK se-Kabupaten

Bulukumba. Makassar. Program Sarjana Pendidikan Teknik

Elektronika. Skripsi Tidak diterbitkan.

Page 43: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

DEPDIKNAS, 2009. Buku 3 Pedoman Penyusunan Portofolio. Jakarta :

DEPDIKNAS

Fausi, 2010. Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) Di SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten

Pangkep. Program Sarjana Pendidikan Teknik Elektronika. Skripsi

Tidak diterbitkan

Gani, Abd. 2006. Pengaruh Pelatihan Guru Terhadap Tingkat

Kompetensi Professional Guru Matematika Pada SMPN di Kabupaten

Barru. Tesis Tidak diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana UNM

Makassar.

Gerungan. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Hadi. 2002. Pengaruh Minat Baca dan Sikap Keguruan Terhadap

Kompetensi Professional Guru Madrasah Ibtidaiyah Di Kabupaten

Bantul.Tesis Tidak diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana UNM

Makassar.

Hamalik, umar. 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan

Kompetensi. Jakarta; PT Bumi Aksara.

Ibrahim, Baffadal. 2003. Peningkatan Profesinalisme Guru Sekolah

Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Kete, Sumarto. 2005. Hubungan Antara Kompetensi Manajerial Kepala

Sekolah Dan Kompetensi Mengajar Guru Pada Sekolah Menengah

Pertama Negeri Bau-bau. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Program

Pascasarjana UNM

Manulang. 1981. Dasar-dasar Manajemen Cetakan ke tujuh. Medan :

Galia Indonesia

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung; PT Bumi Aksara.

Murtiningsih, Siti. 2004. Pendidikan Alat Perlawanan, Teori

Pendidikan Radikal Paulo Praire. Yogyakarta: Resist Book.

Purwanto, M Ngalim. 1982. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sarwono, Wirawan Sarlito. 1998. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana. 1992. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Tarsito

Siagian, S.P. 1987. Pengembangan Sumber Daya Insani. Jakarta:

Gunung Agung.

Suharsimi, Arikunto. 1991. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Toha, Chatib. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: raja

Grafinda.

Wibowo, Sunanto. 2003. hubungan antara pendidikan dan pengalaman

mengajar dengan kinerja Guru SD Kec. Kendari. Tesis tidak

diterbitkan Makassar. pasca sarjana UNM

Wursanto. 2000. Manajemen Kepegawaian. Yogya: Knisius

Yulk, Gari. 1998. Kepemimoinan Dalam Organisasi. Jakarta:

Perhellindo

Page 44: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen.

Page 45: PROPOSAL PENELITIAN -  · PDF filePROPOSAL PENELITIAN ... masih rendah, terutama pada penguasaan materi pelajaran. Hal senada ... Dalam Bahasa Indonesia,

BIODATA

1. Nama : Zaid, S.Pdi

Tempat/ Tanggal Lahir : Palu, 6 Juli 1982

NIP : 19820706 200903 1 010

Sekolah : SMPN 4 Mangarabombang Takalar

Pekerjaan : Mahasisa PPs UNM Jurusan PEP

2. Nama : Abdul Zahir, S.Pd

Tempat/ Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 13 Maret 1986

Pekerjaan : Mahasisa PPs UNM Jurusan PEP