proposal penelitian kebijakan keamanan maritim

Upload: leonardo-prakoso-soekandar

Post on 17-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    1/14

    PROPOSAL PENELITIAN

    KEBIJAKAN KEAMANAN MARITIM INDONESIA:EKSPLORASI OPSI KOLABORASI PERAN NEGARA DAN

    AKTOR NON-NEGARA

    DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONALFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS AIRLANGGA2014

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    2/14

    LembarPengesahanHALAMAN PENGESAHAN

    1.JudulPenelitian :Kebijakan Keamanan Maritim Indonesia: Ekplorasi OpsiKolaborasi Peran Negara dan Aktor Non-negara

    2.Bidang Ilmu : Hubungan Internasional (Humaniora)3. Ketua Peneliti

    Namalengkap :Drs. Ajar Triharso, MS.JenisKelamin :Laki-lakiNIDN : 0002125201NIP :195212021983031001Disiplin Ilmu : Hubungan InternasionalPangkat/Golongan :IV-a/Jabatan : Lektor KepalaFakultas/Jurusan :FISIP/Ilmu Hubungan InternasionalAlamat :JlAirlangga 4-6 Surabaya

    No.Telepon/Faks :

    031-8662115Alamat rumah :Tropodo Indah Blok N/19, Sdak. Telepon/Faks : 08123043945

    4.Jumlah anggota peneliti :4 orangAnggota Peneliti (1)Nama Lengkap : I G Wahyu Wicaksana, PhD,NIDN : 0002067907Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga

    5.Lokasi Penelitian : Indonesia

    6. Jumlah Biaya yang diusulkan : Rp. 20.000.000

    Surabaya, 28 Maret 2014Mengetahui KetuaPenelitiDekan FISIP Universitas Airlangga

    (Drs.I BasisSusilo,MA) (Drs. Ajar Triharso, MS.)NIP195408081981031007 NIP195212021983031001

    Mengetahui,KetuaLembagaPenelitian/

    LembagaPenelitiandanPengabdiankepadaMasyarakatUniversitasAirlangga

    (Dr.DjokoAgusPurwanto,Apt.,M.Si.)

    NIP195908051987011001

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    3/14

    PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI ANGGOTA PENELITI

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Baiq Wardhani, Dra., MA, Ph.DNIP : 196403311988102001Unit kerja : Dept. Hubungan Internasional, FISIP Universitas AirlanggaAlamat : Jl. Dharmawangsa Dalam Surabaya

    dengan ini menyatakan kesediaan untuk ikut serta sebagai Anggota Peneliti danmeluangkan waktu selama 12 jam/bulan dalam riset yang berjudul:

    Kebijakan Keamanan Maritim Indonesia:Eksplorasi Opsi Kolaborasi Peran Negara Dan Aktor Non-negara

    Apabila saya ternyata dikemudian hari tidak memenuhi kesediaan yang telah disebutkan diatas maka saya bersedia diberhentikan keikutsertaannya dari riset tersebut.

    Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Surabaya, 28 Maret 2014

    Yang membuat pernyataan

    Baiq Wardhani, Dra. MA, Ph.DNIP 196403311988102001

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    4/14

    PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI ANGGOTA PENELITI

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : I Gede Wahyu Wicaksana, Ph.DNIP : 197906022007101001Unit kerja : Dept. Hubungan Internasional, FISIP Universitas AirlanggaAlamat : Jl. Dharmawangsa Dalam Surabaya

    dengan ini menyatakan kesediaan untuk ikut serta sebagai Anggota Peneliti danmeluangkan waktu selama 12 jam/bulan dalam riset yang berjudul:

    Kebijakan Keamanan Maritim Indonesia:Eksplorasi Opsi Kolaborasi Peran Negara Dan Aktor Non-negara

    Apabila saya ternyata dikemudian hari tidak memenuhi kesediaan yang telah disebutkan diatas maka saya bersedia diberhentikan keikutsertaannya dari riset tersebut.

    Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Surabaya, 28 Maret 2014

    Yang membuat pernyataan

    I Gede Wahyu Wicaksana, Ph.D

    NIP 197906022007101001

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    5/14

    PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI ANGGOTA PENELITI

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Drs. Wahyudi Purnomo, M.PhilNIP : 195609211988101001Unit kerja : Dept. Hubungan Internasional, FISIP Universitas AirlanggaAlamat : Jl. Dharmawangsa Dalam Surabaya

    dengan ini menyatakan kesediaan untuk ikut serta sebagai Anggota Peneliti danmeluangkan waktu selama 12 jam/bulan dalam riset yang berjudul:

    Kebijakan Keamanan Maritim Indonesia:Eksplorasi Opsi Kolaborasi Peran Negara Dan Aktor Non-negara

    Apabila saya ternyata dikemudian hari tidak memenuhi kesediaan yang telah disebutkan diatas maka saya bersedia diberhentikan keikutsertaannya dari riset tersebut.

    Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Surabaya, 28 Maret 2014

    Yang membuat pernyataan

    Drs. Wahyudi Purnomo, M.Phil

    NIP 195609211988101001

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    6/14

    PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI ANGGOTA PENELITI

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Sartika Soesilowati, Ph.DNIP : 196407301995122001Unit kerja : Dept. Hubungan Internasional, FISIP Universitas AirlanggaAlamat : Jl. Dharmawangsa Dalam Surabaya

    dengan ini menyatakan kesediaan untuk ikut serta sebagai Anggota Peneliti danmeluangkan waktu selama 12 jam/bulan dalam riset yang berjudul:

    Kebijakan Keamanan Maritim Indonesia:Eksplorasi Opsi Kolaborasi Peran Negara Dan Aktor Non-negara

    Apabila saya ternyata dikemudian hari tidak memenuhi kesediaan yang telah disebutkan diatas maka saya bersedia diberhentikan keikutsertaannya dari riset tersebut.

    Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Surabaya, 28 Maret 2014

    Yang membuat pernyataan

    Sartika Soesilowati, Ph.D

    NIP 196407301995122001

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    7/14

    BAB I

    Pendahuluan

    Selama dua puluh tahun terakhir ancaman keamanan maritim seperti perompakan,

    penyelundupan, pencurian ikan, dan terorisme di Kawasan Asia Tenggara telah mendapat

    perhatian besar dan menjadi konsen serius para akademisi dan pembuat kebijakan. Secara

    tradisional isu keamanan maritim dijadikan sebagai domain tanggung jawab pemerintah

    nasional, yang mencakup dua elemen, yakni; menanggulangi kejahatan maritim dan sekaligus

    menjamin keamanan negara (Liss 2013, 141-142). Oleh karena itu, analisis kebijakan

    diarahkan untuk mengeksplorasi opsi-opsi respon negara yang efektif untuk menangani

    gangguan keamanan di wilayah laut nasional maupun internasional. Aparat keamanan negara,

    polisi dan dalam kasus tertentu angkatan laut, diberi proporsi maksimum untuk mengelola

    agenda dan sumber daya yang tersedia di sektor pengamanan laut (Wirth 2012, 240).

    Akan tetapi problema maritim dewasa ini, khususnya di perairan Indonesia yang

    secara langsung terhubung dengan jalur-jalur lalu lintas laut Asia Tenggara, lebih kompleks;

    sehingga tidak hanya membutuhkan pendekatan konvensional militer maupun pemolisian

    berorientasi kekuatan personel serta teknologi. Peran serta aktor-aktor baru sangat

    diperlukan sebagai komponen penunjang sektor keamanan maritim. Untuk itu, digagaslah

    cara berfikir alternatif untuk menghadapi perkembangan ancaman keamanan maritim dengan

    melibatkan partisipasi pihak non-negara, seperti organisasi non-pemerintah dan perusahaan

    jasa keamanan swasta (Adha 2012, 655).

    Keamanan maritim adalah bagian yang vital dari keseluruhan agenda keamanan

    nasional Indonesia sebagai negara kepulauan; pandangan yang dianut pula oleh negara

    maritim Asia Tenggara secara umum (Tan 2012, 312-313). Memelihara keamanan di wilayah

    laut berkaitan dengan penjagaan teritori negara secara total, sebab Indonesia memiliki

    perbatasan laut langsung dengan delapan negara anggota ASEAN. Sehingga masalah

    keamanan maritim berimplikasi terhadap penegakan kedaulatan teritorial yang utuh (Khaidir-

    Anwar 1996, 14). Menjaga wilayah laut Indonesia merupakan tugas yang penuh tantangan.

    Secara geografis perairan nasional Indonesia terdiri atas garis pantai yang panjang dan

    menjorok ke dalam (long-indented coastlines), laut semi-terbuka (semi-enclosed seas) yang

    bersentuhan langsung dengan perbatasan berbagai negara Asia dan Pasifik, wilayah sungai

    yang sulit dinavigasi, dan ribuan pulau lepas pantai yang belum berpenghuni.

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    8/14

    Walaupun demikian, wilayah maritim Indonesia memiliki nilai strategis ekonomis dan

    pertahanan yang sangat tinggi, bahkan tidak tertandingi oleh laut-laut di negara lain. Di

    dalam perairan Indonesia terdapat kekayaan alam mineral, hidrokarbon dan hayati yang luar

    biasa, menopang kehidupan jutaan penduduk dan menjadi andalan ekspor nasional yang

    sangat dibutuhkan oleh negara lain. Contohnya ialah sektor perikanan dan perminyakan.

    Selain itu, wilayah laut Indonesia merupakan mandala inti pelayaran dunia yang meliputi

    jalur lalu lintas ekonomi dan militer global terpenting, di antaranya ialah Selat Malaka, Selat

    Sunda, Selat Lombok dan Selat Makassar.

    Dalam konteks tantangan geografis dan nilai strategis inilah aneka ragam ancaman

    maritim hadir, dan memerlukan tanggapan yang efisien dan fisibel. Ancaman yang datang

    dari klaim pihak luar, terutama negara tetangga, atas kedaulatan wilayah di pulau atau areal

    laut Indonesia. Kasus Ambalat, misalnya, telah sempat menimbulkan ketegangan antara

    Jakarta dan Kuala Lumpur. Sengketa Laut Cina Selatan yang walaupun secara formal

    memang tidak melibatkan Indonesia, akan tetapi potensi dampaknya mengancam stabilitas

    keamanan maritim nasional dan regional. Selain itu gangguan yang berasal dari aktivitas

    ilegal seperti penyelundupan senjata, narkotika dan manusia, pencurian ikan, perompakan

    serta aksi terorisme lebih mudah dilakukan di wilayah perairan Indonesia yang luas namun

    sulit dikontrol. Akibatnya, resiko bahaya yang bisa terjadi terhadap keamanan masyarakatlebih besar. Apalagi kapasitas negara untuk mengamankan laut sangat lemah. Belum lagi jika

    fenomena global seperti perubahan iklim yang menyebabkan pergeseran pola lingkungan

    biofisika di wilayah laut turut diperhitungkan, maka potensi implikasi ancaman maritim juga

    akan termanifestasi dalam aspek ekonomi masyarakat lokal; nelayan dan petani di daerah

    pantai. Oleh karena perpaduan faktor geografi, bentuk ancaman kontemporer dan lingkungan

    sosial berpengaruh terhadap bagaimana cara memahami dimensi-dimensi ketidakamanan

    maritim di Indonesia.

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    9/14

    BAB II

    Rumusan Masalah

    Penelitian ini mengajukan pertanyaan bagaimanakah formula kebijakan keamanan

    nasional yang memiliki viabilitas dan fisibilitas untuk merespon kompleksitas persoalan

    maritim dewasa ini? Fokus penelitian adalah;

    Pertama, menganalisis secara kritis keterbatasan-keterbatasan aplikasi kebijakan

    keamanan maritim nasional yang selama ini berorientasi kepada penggunaan kekuatan

    konvensional negara polisi dan angkatan laut. Perspektif yang diaplikasikan ialah state-

    centric-security policies yang mengasumsikan keamanan sebagai domain monopoli struktur

    negara.

    Kedua, mengeksplorasi opsi-opsi kebijakan keamanan nasional di kancah maritim

    yang mengikutsertakan kekuatan aktor non-negara. Argumentasinya, permasalahan maritim

    yang kompleks harus ditanggapi dengan pendekatan yang lebih komprehensif, di sini disebut

    hybrid maritime security governance, yang mengasumsikan bahwa negara perlu

    berkolaborasi dengan aktor-aktor keamanan baru seperti LSM dan perusahaan swasta dalam

    mewujudkan keamanan nasional di wilayah laut. Kebijakan keamanan komprehensif

    mencakup tiga aspek; penegakan yurisdiksi teritorial laut, penjagaan dan manajemen sumberdaya kelautan, dan kontrol perbatasan. Sedangkan tipologi aktor yang dapat dilibatkan untuk

    membantu fungsi negara ialah aktor yang berorientasi profit, aktor yang tidak berorientasi

    profit, dan institusi multilateral.

    BAB III

    Tinjauan Pustaka

    Setelah berakhirnya Perang Dingin terjadi pergesearan signifikan dalam perspektif

    pembuatan kebijakan keamanan dari yang state-centric dengan pendekatan militer

    konvensional menuju ke arah people-centric dengan pendekatan non-militer. Transformasi

    cara pandang yang berlangsung di berbagai negara dipengaruhi oleh kemunculan isu seperti

    konflik komunal, krisis keuangan dan isu perubahan iklim (climate change) yang ternyata

    berimplikasi luas dan multidimensi (Beeson & Bisley 2010, 2-4). Dalam konteks ini, aktivitas

    pengelolaan keamanan pun membutuhkan keterlibatan aktor yang lebih beragam, dengandemikian dominasi aktor tradisional negara jelas berkurang. Kejahatan transnasional, seperti

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    10/14

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    11/14

    keamanan dunia dan

    ketertiban

    internasional

    lingkungan regional

    dan global

    Riset yang menyelidiki aspek-aspek kombinatif antara kinerja kebijakan struktural

    negara dalam rangka kerja sama dengan masing-masing aktor telah dilakukan di berbagai

    wilayah. Pemerintah Singapura memanfaatkan aktor multilateral yang dibentuk atas dasar

    kerja sama Indian Ocean Rim Countries (IORC) untuk turut mengawasi dan mengamankan

    jalur lalu lintas vital di Selat Malaka dari Samudera Hindia (Cordner 2011, 69-71). Negara-

    negara Karibia menggunakan jasa perusahaan seperti Trans-Ocean And the Vivianco untuk

    membantu pengamanan perairan mereka (Valencia 2008). Di Jepang, pemerintah nasional

    melakukan outsourcing demi memenuhi kapabilitas obervasi dan kontrol wilayah maritim

    negaranya yang kaya dan terbuka (Yukiko 2009). Kesimpulannya, kolaborasi negara dan

    aktor non-negara dalam manajemen keamanan teritorial laut memerlukan pengaturan yang

    cermat agar aspek sensitif seperti keamanan nasional tidak terganggu. Kontroversi kerap

    terjadi manakala mekanisme yurisdiksi dan praktis tidak saling komplementer, dan malahan

    saling kontradiktif. Riset di negara maju seperti Australia justru menunjukkan kegagalan pola

    kooperasi negara dan aktor non-negara dalam kontrol imigran ilegal melalui wilayah lautyang disebabkan oleh persepsi pembuat kebijakan dan elemen non-pemerintah yang bertolak

    belakang menyangkut praktek di lapangan (Oztiss 2009).

    BAB IV

    Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk menemukan rekomendasi bagi pengambil kebijakan serta

    model pengamanan wilayah laut serta pengelolaannya yang melibatkan aktor-aktor non

    negara seperti akademisi, LSM, dan masyarakat lokal.

    BAB V

    Metodologi

    Penelitian ini akan dilakukan dengan menggabungkan pendekatan studi literatur dan

    interview/konsultasi. Studi kepustakaan akan dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang

    komprehensif mengenai persoalan-persoalan fundamental keamanan maritim Indonesia.

    Sumber informasi dapat berasal dari buku, artikel ilmiah dalam jurnal, laporan penelitian tesis

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    12/14

    dan disertasi, surat kabar serta webpage. Untuk mendukung penelusuran informasi pustaka,

    maka akan dilakukan konsultasi dengan aparat pemerintah, dalam hal ini dari lembaga

    kepolisian, angkatan laut dan Kementerian Pertahanan. Diskusi bersama para ahli dan

    pengamat masalah keamanan nasional juga sangat penting untuk memperkaya perspektif

    penelitian.

    Dengan memahami permasalahan mendasar yang dihadapi dunia maritim Indonesia,

    akan bisa dipetakan beberapa opsi kebijakan komprehensif kelautan (comprehensive-

    maritime-security governance) bagi Indonesia. Inklusif dalam desain optional kebijakan yang

    digagas ialah peran yang fisibel bagi masing-masing aktor keamanan maritim yang telah

    disebut aktif di tempat lain.

    Daftar Pustaka

    Adha, S. 2012. Countering terrorism in maritime Southeast Asia: soft and hard power

    approaches. The Journal of Asian and African Studies. 47(6): 652-665.

    Beeson, M & Bisley, N. 2010.Issues of the 21st century world politics.New York. Palgrave

    Macmillan.

    Cordner, L. 2011. Progressing maritime security cooperation in the Indian Ocean.NavalWar College Review. 64(4): 68-89.

    Khaidir-Anwar, D. F. 1996.Indonesias strategic culture: ketahanan nasional, wawasan

    nusantara, hankamrata. Griffith University. The Centre for Australian-Asian Relations.

    Liss, C. 2013. New actors and the state: addressing maritime security threat in Southeast

    Asia. Contemporary Southeast Asia. 35(2): 141-152.

    Oztiss, M. J. 2009.Managing without management: the failure of Australias maritime

    security governance. London. RoutledgeCurzon.

    Smith, P. J. 2004. Terrorism and violence in Southeast Asia: transnational challenges tostates and regional stability.New York. Armonk.

    Tan, S. S. 2012. Specers on Leifer: insights on security and order for Southeast Asia today.

    Contemporary Southeast Asia. 34(3): 309-337.

    Valencia, N. A. 2008. South American maritime business rises up. London. Zed Book.

    Wirth, C. 2012. Ocean governance, maritime security, and the consequensces of modernity

    in Northeast Asia. The Pacific Review. 25(2): 223-245.

    Yukiko, M. 2009.Japans maritime governance: the state and private involvement. London.

    RoutledgeCurzon.

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    13/14

    Jadwal Penelitian

    Kegiatan Bulan

    Mar Apr Mei Juni Juli Agst

    Pengumpulan data

    Menulis draft pertama

    Revisi dan menulis draft kedua

    Revisi dan menulis draft ketiga

    Revisi dan menulis draft final

    Penyusunan laporan akhir penelitian

    Evaluasi (seminar)

    Revisi pasca seminar

    Finalisasi administrasi penelitian dan laporanakhir penelitian

  • 7/23/2019 Proposal Penelitian Kebijakan Keamanan Maritim

    14/14

    Rancangan Anggaran Penelitian

    No. Rincian Kegiatan Biaya (Rp)

    1. Persiapan dan pengurusan ijin penelitian 500.000

    2. Pengujian instrumen pada lokasi penelitian1. Uang lelah untuk try-out pedoman wawancara 2 orang

    x 1 hari x Rp. 150.0002. Akomodasi dan konsumsi try-out untuk 2 orang x 1

    hari x Rp. 100.000

    300.000

    200.000

    3. Bahan habis pakai:1. Kertas HVS 2 rim x Rp.50.0002. Tinta komputer 2 buah x Rp 200.000

    100.000400.000

    4. Perjalanan pengumpulan data primer:1. Akomodasi dan konsumsi 2 orang x 15 hari x Rp. 200.000

    6.000.000

    5. Perjalanan pengumpulan data sekunder1. Akomodasi dan konsumsi 2 orang x 5 hari x Rp. 200.000

    2.500.000

    6. Wawancara mendalam1. Akomodasi dan konsumsi 2 orang x 5 x Rp. 100.00

    1.500.000

    7. Klasifikasi dan kategorisasi data2 orang x 20 hari x Rp. 50.000

    2.500.000

    8. Editing dan analisis data2 orang x 10 hari x Rp. 50.000

    1.000.000

    9. Penyusunan laporan awal2 orang x 10 hari x Rp. 50.000

    1.000.000

    10. Diskusi laporan awal (draft)1. Penggandaan draft laporan 20 eks x Rp. 50.0002. Konsumsi dan uang transpor peserta diskusi

    10 orang x Rp. 100.000

    1.500.000

    1.500.000

    11. Perbaikan laporan akhir2 orang x 5 hari x Rp. 50.000

    500.000

    12. Penggandaan dan pengiriman laporan1. Penggandaan laporan dan pengirimannya 20 eks x

    Rp. 22.5002. Meterai

    450.00050.000

    Total 20.000.000