proposal penelitian identitas pada sebuah desain interior
DESCRIPTION
ProposalTRANSCRIPT
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 1
PROPOSAL RISET
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY NRP 3410 100 099
DOSEN PEMBIMBING Ir. Nanik Rachmaniyah, MT NIP 19651109 199002 2001
PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 2
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL RISET
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO
TERHADAP IDENTITAS KORPORAT
Surabaya, 20 Mei 2013
Menyetujui, MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY Ir. Nanik Rachmaniyah, MT NRP 3410 100 099 NIP 19651109 199002 2001
Mengetahui,
KETUA JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI
Drs. Taufik Hidayat, MT NIP 19580218 198701 1001
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 3
DAFTAR ISI
1. HALAMAN SAMPUL 1
2. HALAMAN PENGESAHAN 2
3. DAFTAR ISI 3
4. JUDUL DAN ABSTRAK 4
5. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 6
6. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Visual 7
2.2 Teori Identitas Visual 7
2.3 Teori Branding 8
2.4 Teori Logo 8
2.5 Teori Layout 9
2.6 Teopri Tipografi 9
2.7 Teori Warna 10
2.8 Teori Semiotika 10
7. BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian 11
3.2 Teknik Pengumpulan Data 11
3.4 Tahap Pengolahan Data 12
8. DAFTAR PUSTAKA 13
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 4
JUDUL:
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT
ABSTRAK:
Rocky Febrin Satya Rindhy, 3410 100 099, KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN
VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT. Hal yang penulis rumuskan pada
penelitian ini adalah, apakah desain interior sangat penting terhadap identitas korporat
untuk merefleksikan karakteristik bangunan terhadap subjek manusia atau pengguna
dengan mengacu pada variabel nama korporat, warna, serta bentuk.
Metode penelitian ini akan menggunakan pendekatan terhadap variabel-variabel
secara teoritikal deskriptif dengan menguraikan karakteristik yang terjadi pada sebuah objek
desain interior yang ada.
Yasraf Amir Piliang menjabarkan dalam bukunya “Dunia yang Dilipat” mengenai
deskripsi ‘identitas’ menurut beberapa pakar kebudayaan. Menurut Jonathan Ruthford,
identitas adalah sebuah mata rantai yang menghubungkan nilai-nilai sosial budaya masa lalu
dengan masa sekarang. Artinya, identitas memiliki sejarahnya. Identitas merupakan ikhtisar
dari masa lalu, yang membentuk masa kini dan masa mendatang.
Berdasarkan landasan teori tersebut diharapkan menjadi dasar bagaimana cara
mempertahankan identitas dengan tetap mengikuti perkembangan desain interior melalui
unsur verbal dan visual.
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, dalam perkembangan desain khususnya desain interior menjadi pilihan
tersendiri bagi para desainer interior untuk menentukan pemikiran tentang asas, teori
dan metode dalam mendesain. Salah satunya adalah dalam menentukan aspek desain
yang akan ditonjolkan, apakah itu berdasarkan art atau seni murni yang selalu
menyajikan keindahan disetiap garis dan lekuk desain, ataukah berkiblat kepada “Form
follows function” yaitu teori Louis Henri Sullivan pada tahun 1896 pada salah satu
artikelnya “Thetall building artistically considered” yang sering diasosiasikan dengan
modern architecture dan industrial design.
Namun dalam kenyataannya dengan berkembangnya pemikiran serta pendapat
mengenai perkembangan desain saat ini sangat penting bagi desainer untuk memahami
objek yang dirancang tanpa menghilangkan unsur-sunsur dan beberapa sudut pandang
penting dari sebuah objek desain, yaitu mengenai identitas suatu bangunan itu sendiri,
baik menyangkut nama korporat perusahaan, tempat tinggal dan sebagainya.
Menurut Kamus Merriam-Webster, identitas (identity) adalah sebuah kesamaan dari
esensi, atau sebuah karakter dari suatu individu yang membedakan satu dengan yang
lainnya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia identitas adalah ciri atau
keadaan khusus seseorang; jati diri.
Merujuk terhadap teori Semiotika tentang identitas sebagai suatu media komunikasi
yang efektif setidaknya terdapat beberapa unsur yang memperkuatnya, yaitu:
A. Sintaktik, yaitu hubungan struktural antara satu representasi dengan satu
representasi lainnya, antara visual sign yang satu dengan yang lainnya dalam
keseluruhan desain atau system sign.
B. Semantik, yaitu hubungan antar representasi dengan objek, antara visual sign
dengan realitas atau ide yang diwakilinya, antara sebuah desain dengan maknanya.
C. Pragmatik, yaitu hubungan sebuah representasi, keseluruhan desain dan
interpreternya, yaitu dengan audiens atau konsumennya.
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 6
Berdasarkan pengertian tersebut dalam penelitian ini diharapkan desainer dapat
menjadikan identitas sebagai unsur penting utama yang harus dipahami sebelum
mendesain. Sehingga keindahan serta fungsi yang dihasilkan dapat berjalan secara
berdampingan guna menampilkan secara kuat image atau karakteristik objek desain.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah desain interior sangat penting terhadap identitas korporat untuk merefleksikan
karakteristik bangunan terhadap subjek manusia atau pengguna.
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan desainer dapat menjadikan identitas sebagai unsur
penting utama yang harus dipahami sebelum mendesain.
1.4 Manfaat Penelitian
Memberikan pemahaman lebih lanjut tentang pentingnya mempertahankan identitas
objek dalam mendesain dengan tetap mengikuti perkembangan melalui unsur verbal
dan visual.
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 7
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Visual
Visual, menurut kamus Merriam-Webster, adalah segala yang berhubungan dengan
pengelihatan; dapat dilihat dengan indera pengelihatan; segala sesuatu yang dapat
menghasilkan imaji yang dapat dilihat secara fisik.
2.2 Teori Identitas Visual
Menurut businessdictionary.com, identitas visual adalah elemen-elemen yang dapat
dilihat dan disentuh sebagai bagian dari suatu merk, seperti warna, bentuk dan gaya,
yang menyederhanakan dan menyampaikan arti simbolik yang tak bisa digambarkan
melalui kata-kata saja. Pada lingkup korporat, hal ini bisa juga termasuk berbagai macam
elemen seperti arsitektur bangunan, skema warna, dan gaya pakaian.
Sementara menurut Cardiff University website, identitas visual merupakan kesan
keseluruhan dari sebuah organisasi yang terproyeksi secara internal maupun eksternal
melalui kop surat, brosur, newsletter, iklan, papan penunjuk jalan, seragam, bangunan,
dan sebagainya. Sebuah logo sering berperan penting dalam identitas visual, tapi itu
hanya merupakan sebagian kecil saja.
Identitas visual bukanlah pilihan, hal ini adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh
setiap perusahaan. Jika identitas ini diabaikan akan merugikan perusahaan. Bahkan
sebaliknya; jika dijaga dan dikembangkan akan menjadi aset tak ternilai.
Dalam bukunya Before the Brand: Creating the Unique DNA of an Enduring Brand
Identity, Alicia Perry menegaskan bahwa identitas visual memilik 4 tujuan:
a. Untuk menghidupkan merk tersebut dengan memberikan karakter dan kepribadian
terhadapnya.
b. Meningkatkan pengenalan publik akan merk tersebut.
c. Membuat merk tersebut berbeda di antara arus kompetisi yang ketat.
d. Menggabungkan segala perbedaan yang tercerai berai ke dalam satu kesatuan gaya
dan feeling.
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 8
Sebuah identitas visual terdiri dari sistem yang terintegrasi, termasuk di dalamnya
warna, bentuk dan tipografi. Elemen-elemen kreatif ini adalah sesuatu yang
fundamental yang kemudian dikombinasikan dalam cara yang unik dan kreatif untuk
menciptakan suatu merk yang kokoh dan memiliki ciri khasnya sendiri dalam bentuk
logo, struktur kemasan dan grafis, grafis di lokasi penjualan, iklan, marketing dan
promosi, kendaraan, penanda/ signage, seragam, dan sebagainya. Semua elemen ini
tergabung dan menjadi satu identitas visual yang total.
2.3 Teori Branding
Menurut Alicia Perry dan David Wisnom dalam Before the Brand: Creating the
Unique DNA of an Enduring Brand Identity, sebuah brand atau merk adalah sebuah janji
dan garansi kualitas; suatu penciptaan hubungan antara sebuah perusahaan dengan
audiensnya. Sebuah brand yang kuat dapat dan akan:
a. Memiliki diferensiasi—membedakannya dari yang lain.
b. Menciptakan preferensi.
c. Mengkomunikasikan informasi, nilai dan kualitas sebuah perusahaan
Sebuah brand yang kuat adalah simbol yang secara global dapat memberikan
kredibilitas dan secara instan menarik perhatian di dalam suatu lingkup kategori atau
industri. Brand yang kuat juga merupakan cara yang ampuh untuk menonjol dengan cara
menjadi relevan kepada target audiens dan berbeda dari para kompetitornya.
2.4 Teori Logo
Dalam dunia desain dan branding, logo menjadi ukuran sebuah citra, baik citra
sebuah produk, perusahaan maupun organisasi. Menurut David Airey, seorang desainer
brand identity asal Inggris, sebuah logo yang ikonik memiliki 5 hal pokok, yaitu:
a. Describable (Mampu mendeskripsikan)
b. Memorable (Mudah diingat)
c. Effective without color (Efektif walaupun tanpa warna)
d. Scalable (Dapat diskala)
e. Relevant (Tepat dalam penggunaannya)
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 9
2.5 Teori Layout
Menurut Surianto Rustan, S.Sn dalam bukunya yang berjudul “Layout : Dasar &
Penerapannya”, layout merupakan tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu
bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep / pesan yang dibawanya.
Prinsip Layout
a. Sequence Istilah lainnya adalah urutan perhatian, atau disebut juga dengan
Sequence diperlukan karena bila semua informasi ditampilkan sama kuat, pembaca
akan kesulitan menangkap pesannya. Dengan adanya sequence, akan membuat
pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang diinginkan
desainer.
b. Emphasis Dapat diciptakan melalui beberapa cara, yaitu:
1) Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen layout
lainnya pada halaman tersebut.
2) Warna yang kontras/ berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen
lainnya.
3) Letakkan pada posisi yang menarik perhatian.
4) Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya.
c. Balance Merupakan pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout.
Unity
Merupakan prinsip kesatuan elemen-elemen desain dalam layout. Tidak hanya
dalam hal penampilan tetapi juga mencakup selarasnya elemen- elemen yang terlihat
secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya.
2.6 Teori Tipografi
Menurut Danton Sihombing dalam bukunya “Tipografi dalam Desain Grafis”, huruf
memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis.
Dalam desain kemasan, tipografi pun mengambil peranan penting dalam
mengkomunikasikan pesan ke calon konsumen. Yang harus diperhatikan adalah
pemilihan jenis huruf yang sesuai dengan tema dan tujuan dari produk itu sendiri. Maka
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 10
disinilah diperlukan kejelian dalam memilih jenis huruf yang sesuai atau menjiwai dari
produk tersebut.
2.7 Teori Warna
Warna merupakan salah satu unsur terpenting dalam identitas visual. Hal itu
disebabkan karena mata manusia merespon warna lebih cepat dibandingkan dengan
elemen desain yang lain, seperti bentuk atau rupa. Warna lah unsur yang pertama kali
dilihat jika produk telah berada di tempat penjualan.
Menurut MINE, sebuah studio desain yang bertempat di San Fransisco dalam buku
Color Harmony Logos, warna merupakan salah satu cara efektif dalam menceritakan
produk tersebut. Warna pada kemasan akan mampu mengkomunikasikan mood
(suasana hati) dan citra yang ingin dibangun oleh brand tersebut.
Warna adalah sinar dan sinar adalah energi. Para ilmuwan menemukan bahwa
perubahan psikologis benar-benar terjadi secara aktual pada manusia saat mereka
terekspos oleh warna tertentu. “Orang pada umumnya mengingat elemen visual dalam
urutan berikut: warna, bentuk, huruf, angka. Dua urutan pertama adalah energi yang
mendalam, dan dua yang terakhir adalah data analitis.” – Perry & Wisnom, Before the
Brand: Creating the Unique DNA of an Enduring Brand Identity.
2.8 Teori Semiotika
Suatu media komunikasi yang efektif menurut landasan semiotik setidaknya terdapat
beberapa unsur yang memperkuatnya, yaitu:
a. Sintaktik, yaitu hubungan struktural antara satu representasi dengan satu
representasi lainnya, antara visual sign yang satu dengan yang lainnya dalam
keseluruhan desain atau system sign.
b. Semantik, yaitu hubungan antar representasi dengan objek, antara visual sign
dengan realitas atau ide yang diwakilinya, antara sebuah desain dengan maknanya.
c. Pragmatik, yaitu hubungan sebuah representasi, keseluruhan desain dan
interpreternya, yaitu dengan audiens atau konsumennya.
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 11
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Pada bab ini penulis akan menguraikan metode penelitan yang akan digunakan
untuk mengkaji data dan fakta yang berhubungan dengan riset yang berjudul “KAJIAN
DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif. Pemilihan
metode survey deskriptif sangat cocok digunakan dalam riset ini sebagai teknik kajian
data dan fakta yang kemudian dikaji berdasarkan teori identitas yang mendukung
penelitian ini.
Metode penelitian survey deskriptif ini digunakan karena data dan fakta yang
dibutuhkan dalam penelitian ini telah ada sebelumnya. Metode survey deskriptif
merupakan metode untuk memperoleh data yang ada saat penelitian dilakukan dan
bertujuan untuk menjelaskan pembahasan dari permasalahan dalam penelitian
(Soehartono, 1995:9,35). Data dan fakta yang telah ada sebelumnya tersebut dapat
diperoleh melalui survey/kunjungan, wawancara, dan pencarian data-data sekunder
terhadap subjek penelitian serta studi literatur (teori), yang kemudian hasilnya akan
dianalisa dan disajikan dalam bentuk deskriptif.
Kegiatan survey yang dilakukan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan lokasi
b. Menentukan poin-poin survey
c. Memilih waktu
d. Merancang lembaran penelitian
e. Melakukan survey berupa observasi
f. Analisa data
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, beberapa teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah sebagai berikut:
ROCKY FEBRIN SATYA RINDHY 3410 100 099
KAJIAN DESAIN INTERIOR HOTEL IJEN VIEW BONDOWOSO TERHADAP IDENTITAS KORPORAT | 12
a. Studi Pustaka, yaitu teknik pengumpulan data melalui pendataan beberapa jenis
literatur seperti buku, catatan, jurnal ilmiah dari sumber lain yang relevan dengan
permasalahan yang dibahas atau diteliti.
b. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
beberapa jenis dokumentasi seperti foto-foto serta sumber lain yang relevan dengan
permasalahan yang dibahas atau diteliti.
c. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung
suatu lokasi dan kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
d. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab
langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan mendapatkan informasi
dengan mengajukan sejumlah pertanyaan.
3.3 Tahap Pengolahan Data
Terdapat beberapa tahap yang dilakukan dalam pengolahan data, yaitu:
a. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan kegiatan studi literatur dan dokumen, survey
berupa observasi dan wawancara dengan pihak pengelola Hotel Ijen View
Bondowoso untuk mendapatkan data yang diperlukan.
b. Tahap Pengelompokan Data
Mengelompokkan data yang telah didapatkan berdasarkan fungsinya masing-
masing.
c. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang telah dikelompokkan kemudian digabung untuk menemukan unsur
dan karakter identitas korporat Hotel Ijen View Bondowoso yang sesuai dengan
kaidah serta teori-teori yang telah dipelajari.
d. Kesimpulan dan Hasil Akhir