proposal mesin pengayak

27
A. Judul : Mesin Pengayak Pasir B. Latar Belakang Pada mata kuliah teknik pengecoran logam yang ditempuh oleh para mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin khususnya prodi Produksi dan Perancangan, sangatlah kompleks dan memakan waktu dalam prakteknya, tetapi memang antusias dari para mahasiswa itu sendiri bagus dan sangat ingin mengetahui tiap-tiap bagian dalam melaksanakan proses praktek teknik pengecoran logam, pada proses pengecoran logam ada bagian yang terpenting yaitu diantaranya adalah pasir, pasir yang digunakan dalam proses pengecoran tentu haruslah pasir yang berkualitas, karena untuk menciptakan hasil coran dari suatu logam dengan baik, maka dalam prosesnya haruslah menggunakan bahan yang baik pula, disamping kualitas material logam yang bagus, namun bagian lain yang penting ialah kualitas pasir, pasir yang digunakan haruslah bagus, baik menggunakan cetakan sterofoam, ataupun menggunakan cetakan kayu. Untuk cetakan sterofoam pasir yang digunakan adalah pasir silika, dan khusus untuk cetakan kayu pasir yang digunakan adalah pasir kuarsa, untuk cetakan kayu penggunaan pasir bisa dilakukan berulang-ulang PROPOSAL TUGAS AKHIR (HAMDAN & ENDA K.T) | 1

Upload: leni-nuraeni

Post on 26-Oct-2015

554 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Mesin Pengayak

A. Judul :

Mesin Pengayak Pasir

B. Latar Belakang

Pada mata kuliah teknik pengecoran logam yang ditempuh oleh para

mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin khususnya prodi Produksi dan

Perancangan, sangatlah kompleks dan memakan waktu dalam prakteknya,

tetapi memang antusias dari para mahasiswa itu sendiri bagus dan sangat

ingin mengetahui tiap-tiap bagian dalam melaksanakan proses praktek teknik

pengecoran logam, pada proses pengecoran logam ada bagian yang terpenting

yaitu diantaranya adalah pasir, pasir yang digunakan dalam proses

pengecoran tentu haruslah pasir yang berkualitas, karena untuk menciptakan

hasil coran dari suatu logam dengan baik, maka dalam prosesnya haruslah

menggunakan bahan yang baik pula, disamping kualitas material logam yang

bagus, namun bagian lain yang penting ialah kualitas pasir, pasir yang

digunakan haruslah bagus, baik menggunakan cetakan sterofoam, ataupun

menggunakan cetakan kayu.

Untuk cetakan sterofoam pasir yang digunakan adalah pasir silika, dan

khusus untuk cetakan kayu pasir yang digunakan adalah pasir kuarsa, untuk

cetakan kayu penggunaan pasir bisa dilakukan berulang-ulang dalam proses

pengecoran, itu dikarenakan pasir kuarsa adalah pasir yang sangatlah halus

sehingga pada saat pengecoran logam pasir ini sedikit sekali hancurnya

karena memang pada setiap butiran pasir tersebut sangatlah kecil sehingga

meskipun pasir tersebut terbakar karena proses pengecoran maka pasir

tersebut akan tetap bisa terpakai untuk proses pengecoran selanjutnya.

Pasir kuarsa yang tersedia masih memiliki butiran yang kasar, sedangkan

untuk proses pengecoran logam, pasir kuarsa yang digunakan berada diantara

ukuran 80-100 mesh, untuk menghasilkan ukuran yang diharapkan

mahasiswa terpaksa mengayak pasir secara bergantian, dan ini sangatlah

memakan waktu karena jika melihat pada jumlah mahasiswa dan berat pasir

yang harus diayak sekitar 300 kg. Dan dari hasil pengayakan pasir secara

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 1

Page 2: Proposal Mesin Pengayak

manual inipun belum tentu menghasilkan pasir yang halus, meskipun pasir

hasil ayakan halus, maka prosesnya dilakukan secara berulang. Tentu ini akan

menghambat proses pembelajaran pengecoran logam, mengingat tujuan dari

proses pembelajaran adalah agar mahasiswa memahami setiap tahapan proses

pengecoran logam, dan ilmu yang berkaitan dengan pengecoran logam

haruslah miliki oleh setiap mahasiswa, karena pengecoran logam adalah ilmu

yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa teknik mesin khususnya produksi

dan perancangan. Jika pada proses pengecoran logam mahasiswa dihabiskan

waktunya untuk mengayak pasir saja, maka kapan mahasiswa bisa menjadi

perancang yang baik, dan dikhawatirkan tujuan dari pembelajaran tidak

tersampaikan dan tidak mencapai sasaran dengan baik. Untuk memperbaiki

proses yang ada, maka tidak ada salahnya menciptakan mesin pengayak pasir

untuk pengecoran logam, sehingga mahasiswa tidak kehabisan waktunya

hanya untuk mengayak pasir saja, selain itu juga tujuan dari pembelajaran

akan lebih mudah tercapai, kemudian mesin pengayakpun bisa digunakan

untuk mengayak pasir saja tapi bisa bermanfaat untuk proses pengayakan

lainnya.

C. Indentifikasi Masalah

Melihat permasalahan yang ada seperti yang telah diuraikan diatas antara lain

sebagai berikut:

1. Hasil pasir dari proses pengayakan secara manual tidaklah halus

2. Banyak waktu yang terbuang hanya untuk melakukan proses mengayak

pasir saja

3. Tujuan dari pembelajaran pengecoran logam tidak tercapai

4. Hasil pengecoran tidak sesuai harapan

D. Batasan Masalah

Dengan memperhatikan identifikasi masalah yang telah disampaikan diatas,

dan berdasarkan pengamatan yang dapat diambil maka batasan masalah

adalah sebagai berikut :

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 2

Page 3: Proposal Mesin Pengayak

1. Daya motor yang akan dipakai

2. Saringan/mesh ayakan yang akan digunakan

3. Prinsip vibration yang akan digunakan untuk proses pengayakan

E. Rumusan Masalah

Mengacu pada batasan masalah diatas maka rumusan masalah dapat uraikan

sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat mesin pengayak pasir yang dapat digunakan

secara efektif dan efisien baik dri segi waktu dan biaya.

2. Bagaimana membuat mesin pengayak pasir yang sesuai dengan

kebutuhan proses pengecoran logam.

3. Bagaimana membuat mesin pengayak pasir yang fleksibel sehingga

bisa serbaguna tidak hanya untuk mengayak pasir saja

4. Mengidentifikasi bahan yang digunakan untuk proses pengerjaan

pembuatan mesin pengayak pasir

5. Peralatan yang dibutuhkan untuk pengerjaan pembuatan mesin

pengayak pasir

6. Estimasi waktu keseluruhan dalam proses pengerjaan pembuatan

mesin pengayak pasir

F. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang muncul maka tujuan yang diharapkan

adalah :

1. Memudahkan proses pengayakan pasir

2. Waktu yang dihasilkan untuk mengayak pasir lebih singkat

3. Hasil butiran pasir lebih halus dan memiliki tingkat kehalusan

masing-masing, berdasarkan mesh/saringannya

4. Kebutuhan pasir untuk pengecoran logam bisa terpenuhi

5. Tujuan pembelajaran mata kuliah pengecoran logam bisa tercapai

dengan baik.

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 3

Page 4: Proposal Mesin Pengayak

6. Hasil pengecoran logam relatif bagus. Karena pasir yang digunakan

sudah sesuai standar.

7. Penggunaan mesin pengayak bisa diaplikasikan untuk mengayak

benda lain sesuai kebutuhannya.

G. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh ialah :

1. Bagi Mahasiswa

a. Merupakan implementasi ilmu yang telah diberikan selama duduk

dibangku kuliah, sebagai tolak ukur kompetensi mahasiswa.

b. Salah satu bekal pengalaman ilmu untuk mahasiswa sebelum terjun

ke dunia masyarakat dan industri, sebagai modal persiapan untuk

dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Merupakan pengembangan ilmu dan pengetahuan (IPTEK) yang

tepat guna dalam hal menciptakan ide untuk menghasilkan suatu

alat yang baru.

b. Merupakan inovasi awal yang dapat dikembangkan kembali

dikemudian hari dengan lebih baik.

3. Bagi Dunia Industri dan Masyarakat

a. Merupakan bentuk kreativitas mahasiswa yang dengan

diciptakannya alat ini diharapkan mampu menghasilkan produksi

yang lebih cepat dengan kualitas baik dan menggunakan tenaga

yang sedikit.

b. Memacu masyarakat untuk berfikir secara dinamis dalam

memanfaatkan teknologi tepat guna dalam kehidupan sehari-hari.

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 4

Page 5: Proposal Mesin Pengayak

H. Tinjauan Pustaka

Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan

yang mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan.

Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah

kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan

memudahkan kita untuk mendapatkan pasir dengan ukuran yang seragam.

Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metoda

pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel

yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang

berbeda dengan menggunakan alat pengayakan.

Pengayakan dengan berbagai rancangan telah banyak digunakan dan

dikembangkan secara luas pada proses pemisahan bahan-bahan coran

berdasarkan ukuran. pengayakan yaitu pemisahan bahan berdasarkan ukuran

mesin kawat ayakan, bahan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari diameter

mesin akan lolos dan bahan yang mempunyai ukuran lebih besar akan

tertahan pada permukaan kawat ayakan. Bahan-bahan yang lolos melewati

lubang ayakan mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yang tertahan

dikembalikan untuk dilakukan penggilingan ulang (Ign Suharto, 1998).

Yang menjadi ciri ayakan antara lain adalah :

1. Ukuran dalam mata jala

2. Jumlah mata jala (mesh) per satuan panjang, misalnya per cm atau per

inchi (sering sama dengan nomor ayakan).

3. Jumlah mata jala per setuan luas, umumnya per cm2.

Screening atau pengayakan secara umum merupakan suatu pemisahan

ukuran berdasarkan kelas-kelasnya pada alat sortasi. Namun pangayakn juga

dapat digunakan sebagai alat pembersih, memindahkan kontaminan yang

ukurannya berbeda dengan bahan.

Pengayakan merupakan satuan operasi pemisahan dari berbagai ukuran

bahan untuk dipisahkan kedalam dua atau tiga praksi dengan menggunakan

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 5

Page 6: Proposal Mesin Pengayak

ayakan. Setiap praksi yang keluar dari ayakan mempunyai ukuran yang

seragam (Fellow, 1988).

Macam-macam alat Pengayakan

Berbagai jenis alat pengayak yang dapat digunakan dalam proses sortasi

bahan coran, diklasifikasikan dalam dua bagian besar :

1. Ayakan dengan celah yang berubah-ubah (Screen Apeture)

seperti : roller screen (Pemutar), belt screen (kabel kawat atau ban),

belt and roller (ban dan pemutar), screw (baling-baling).

2. Ayakan dengan celah tetap, seperti : stationary (bersifat

seimbang/tidak berubah), vibratory (bergetar), rotary atau gyratory

(berputar) dan recipro cutting (timbale balik).

Untuk memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan berdasarkan

keseragaman ukuran partikel-partikel bahan dilakukan dengan pengayakan

dengan menggunakan standar ayakan.

Standar kawat ayakan dibagi :

1. Tyler Standar, ukuran 200 mesh, diameter 0,0029 inci, dan SA 0,0021 inci.

2. British Standar, ukuran 200 mesh, SA 0,003 inci, dan SI 4√2.

3. US Standar, ukuran 18 mesh, SA 1 mm, dan SI 4√2.

Pengayak (screen) dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada

proses pemisahan bahan coran berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-

mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih,

pemisahan kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan baku. Rancangan-

rancangan pengayak ditemui dalam proses sortasi bahan coran.

Pengoperasian mesin sortasi dan pengkelasan mutu bahan coran, juga

merupakan pekerjaan yang bersifat monoton. Sifat acuh tak acuh dari tenaga

kerja akan mengurangi kesalahan fungsi fungsional saat mengoperasikan

peralatan sortasi.

Klasifikasi tersebut sangat bermanfaat tetapi tidak bersifat kaku. Proses

pembersihan dan sortasi untuk menghasilkan suatu pengkelasan mutudan

beberapa kasus selalu melibatkan proses sortasi. Bagaimanapun, tingkatan

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 6

Page 7: Proposal Mesin Pengayak

operasi tersebut sangat berarti, terutama dalam penerapannya sebagai tujuan

utama dari suatu kegiatan (Brennan, 1968).

Jenis-jenis Pengayakan

Pengayak (Screen)

Pengayak screen dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada

proses pemisahan bahan coran berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-

mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih,

pemisahan kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan baku.

Istilah-istilah yang digunakan dalam pengayakan (screen) yaitu :

a) Under size yaitu ukuran bahan yang melewati celah ayakan

b) Over size yaitu ukuran bahan yang tertahan oleh ayakan

c) Screen aperture yaitu bukaan antara individu dari kawat mesh ayakan

d) Mesh number yaitu banyaknya lubang-lubang per 1 inci

e) Screen interval yaitu hubungan antara diameter kawat kecil pada seri

ayakan standar.

Pergerakan bahan coran diatas pengayak dapat dihasilkan oleh gerakan

berputar atau gerakan dari rangkai yang menyangga badan pengayak.

Penyaring jenis ini dalam penggunaannya secara umum yaitu untuk sortasi

bahan coran untuk dua grup yaitu tipe badan standar atau flat dan tipe drum.

Pengayak berbadan datar (flat bad screen)

Pengayak jenis ini bentuknya sangat sederhana, banyak ditemukan diareal-

areal pertanian, saat proses sortasi awal dari kentang, wortel dan lobak. Alat

pengayak datar ganda digunakan secara luas dalam proses sortasi berdasarkan

ukuran dari bahan baku (seperti biji-bijian dan kacang-kacangan) juga

digunakan dalam proses pengolahan dan produk akhir seperti pasir jagung.

Alat pengayak datar secara umum terdiri dari satu atau lebih lembaran

pengayak yang dipasangbersama-sama dalam sebuah kotak yang tertutup

rapat, pergeralannya dapat menggunakan berbagai alat. Tetapi biasanya alat

tersebut bola-bola runcing dari kart yang keras, yang diletakkan antara

lembaran-lembaran pengayak. Maksudnya adalah untuk meminimumkan

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 7

Page 8: Proposal Mesin Pengayak

kerusakan akibat pergesekan antara lubang-lubang pengayak dengan partikel

bahan yang halus.

Pengayak Drum

Pengayak drum dan alat yang digunakan pada proses sortasi berdasarkan

ukuran bentuk untuk kacang polong, jagung, kacang kedelai dan kacang

lainnya yang sejenis. Bahan coran tersebut akan menahan gerakan jatuh

berguling yang dihasilkan oleh rotasi drum. Alat sortis drum biasanya

diperlukan untuk memisahkan bahan coran ke dalam dua atau lebih aliran,

karena itu dibutuhkan dua atau lebih tingkatan pengayak.

Pengayakan sortasi

Selain menggunakan celah atau lubang yang tetap, ada juga pengayak sortasi

dengan variable celah dan system tahap-pertahap. Termasuk dalam kelompok

ini adalah jenis-jenis khusus dari tipe sortasi roller belt dan sorter roller

seperti tipe baling-baling.

Beberapa cara atau metode yang dapat digunakan dalam pengayakan

tergantung dari material yang akan dianalisa, anatara lain:

A. Ayakan dengan gerak

Gambar 1. Ayakan dengan gerakan melempar

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 8

Page 9: Proposal Mesin Pengayak

Cara pengayakan dalam metode ini, sampel terlempar ke atas secara vertikal

dengan sedikit gerakan melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada

sampel dan terjadi pemisahan secara menyeluruh, pada saat yang bersamaan

sampel yang terlempar keatas akan berputar (rotasi) dan jatuh di atas

permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari  lubang

ayakan akan melewati saringan dan yang ukuran lebih besar akan

dilemparkan ke atas lagi dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern

digerakkan dengan electro magnetik yang bergerak dengan menggunakan

sistem pegas yang mana getaran yang dihasilkan dialirkan ke ayakan dan

dilengkapi dengan kontrol waktu (Zulfikar, 2010).

B. Ayakan dengan gerakan horizontal

Gambar 2. Ayakan dengan gerakan horizontal

Cara Pengayakan dalam metode ini, sampel bergerak secara horisontal

(mendatar) pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baik

digunakan untuk sampel yang berbentuk jarum, datar, panjang atau

berbentuk serat. Metode ini cocok untuk melakukan analisa ukuran partikel

aggregat (Zulfikar, 2010).

Metode pengayakan digunakan untuk pengukuran partikel diameter 50

nm-500 nm. Metode ini menggunakan satu seri ayakan standar yang telah

dikalibrasi oleh National Bureau of Standards. Menurut metode USP untuk

menguji kehalusan serbuk, suatu massa sampel diletakkan pada ayakan yang

sesuai dalam suatu alat penggojog mekanis (shaker). Serbuk digojog selama

beberapa waktu tertentu dan bahan yang lolos dari satu ayakan, berikutnya

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 9

Page 10: Proposal Mesin Pengayak

dapat diayak pada ayakan yang lebih halus, kemudian dikumpulkan, dan

ditimbang (Sudjaswadi, 2002).

Metode pengayakan digunakan untuk mengetahui ukuran partikel

berdasarkan nomor mesh. Metode ini merupakan metode langsung karena

ukuran partikel dapat dilhat secara dua dan tiga dimensi. Metode ini

menggunakan suatu seri ayakan standar yang dikalibrasi oleh The National

Bureau of Standard. Ayakan umumnya digunakan untuk memilih partikel-

partikel yang lebih kasar, tetapi jika digunakan dengan sangat hati-hati,

ayakan-ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan sampai

sehalus 44 mikrometer (ayakan no.325).

Jika diinginkan analisis yang lebih rinci, ayakan bisa disusun lima

berturut-turut mulai dari yang kasar di atas, sampai dengan yang terhalus di

bawah. Satu sampel serbuk yang ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan

paling atas, dan setelah ayakan tersebut digoyangkan untuk satu periode

waktu tertentu, serbuk yang tertinggal di atas tiap saringan ditimbang.

Kesalahan pengayakan akan timbul dari sejumlah variabel termasuk beban

ayakan dan lama serta intensitas penggoyangan.

Metode dengan menggunakan satu seri ayakan yang telah dikalibrasi

oleh Nasional Bureau of Standards, merupakan suatu metode yang paling

sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel. Di sini

penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui

sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang

disusun ke atas. Bahan yang akan diayak diletakkan pada ayakan teratas

dengan lebar jala paling besar. Partikel yang ukurannya lebih kecil dari

lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Menghasilkan bahan

halus (bahan yang lolos dari ayakan). Partikel yang tinggal pada ayakan,

membentuk bahan kasar.

Menurut metode U.S.P untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa

sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara

mekanik. Nomor mesh menyatakan banyaknya lubang dalam 1 inchi.

Ayakan dengan nomor mesh kecil memiliki lubang ayakan yang besar

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 10

Page 11: Proposal Mesin Pengayak

berarti ukuran partikel yang melewatinya juga berukuran besar. Sebaliknya

ayakan dengan nomor mesh besar memiliki lubang ayakan kecil berarti

ukuran partikel yang melewatinya kecil. Tujuan penyusunan ayakan adalah

memisahkan partikel sesuai dengan ukuran partikel masing-masing sehingga

bahan yang lolos ayakan pertama akan tersaring pada ayakan kedua dan

seterusnya hingga partikel itu tidak dapat lagi melewati ayakan dengan

nomor mesh tertentu.

Gambar 3. Susunan ayakan untuk memisahkan partikel sesuai dengan ukuran

partikel masing-masing

 

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 11

Page 12: Proposal Mesin Pengayak

Waktu pengayakan dilakukan selama lima menit karena waktu tersebut

dianggap waktu optimum untuk mendapatkan keseragaman bobot pada tiap

ayakan (nomor mesh). Bila waktu lebih dari lima menit dikhawatirkan

partikel terlalu sering bertumbukan sehingga pecah dan lolos keayakan

berikutnya, dengan begitu akan terjadi ketidakvalidan data. Jika kurang dari

lima menit partikel belum terayak sempurna.

Setelah diayak perlu dilakukan penimbangan untuk setiap ayakan untuk

mengetahui besar bobot yang hilang selama pengayakan, yang dapat

disebabkan tertinggalnya dalam pengayakan, hilang saat pemindahan bahan

dari ayakan ke timbangan maupun hilang saat pemindahan berlangsung.

Pengayakan dilakukan sampai selisih dengan bobot sebelumnya tidak lebih

dari 5% untuk meminimalisir kesalahan karena jika lebih dari 5% berarti

tidak homogen. Secara statistik dihitung % bobot kumulatif bobot atas dan

bobot bawah. Atas ukuran maksudnya untuk mengetahui bobot sampel yang

ada pada pengayakan paling atas atau menghitung seluruh jumlah % partikel

yang berada di atas ayakan, sedangkan bobot kumulatif bawah dihitung

berdasarkan perhitungan 100 nomor mesh (Anonim, 2010).

Pengayakan merupakan bagian penting dari setiap proses produksi

pengecoran logam, terutama untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Pengayak dapat digunakan untuk menghilangkan kontaminasi untuk

memastikan bahwa bahan-bahan dan produk jadi memiliki kualitas terjamin

selama produksi dan sebelum penggunaan atau pengiriman. Namun, desain

peralatan pengayak telah mengalami perubahan radikal dalam beberapa

tahun terakhir untuk memenuhi tuntutan baru dari perusahaan manufaktur

pengecoran logam. Tuntutan tersebut, termasuk meningkatkan

produktivitas, kualitas produk dan yang paling penting, kesehatan dan

keselamatan operator (Anonim, 2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengayakan antara lain :

1. Waktu atau lama pengayakan. Waktu atau lama pengayakan (waktu

optimum), jika pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnya

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 12

Page 13: Proposal Mesin Pengayak

serbuk sehingga serbuk yang seharusnya tidak terayak akan menjadi

terayak. Jika waktunya terlalu lama maka tidak terayak sempurna.

2. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak.

Jika sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak.

3. Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin

banyak terjadi tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya

partikel. Dengan demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.

4. Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik

mewakili semua unsur yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud

adalah keanekaragaman ukuran partikel, mulai yang sangat halus sampai

ke yang paling kasar.

Keuntungan dari metode pengayakan antara lain.

1. Lebih cepat dan praktis.

2. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.

3. Dalam waktu relatif singkat dapat diperoleh hasil yang diinginkan.

4. Tidak bersifat subyektif.

5. Lebih mudah diamati.

6. Tidak membutuhkan ketelitian mata pengamat.

Kerugian dari metode pengayakan antara lain.

1. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok

(berdasarkan keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel

karena ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.

2. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga mempengaruhi validasi

data.

3. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada

bahan-bahan granul.

Manfaat Pengayakan

Manfaat dari percobaan pengayakan adalah kita bisa mendapatkan bahan

coran yang seragam dari segi ukurannya, sehingga kualitas dari bahan coran

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 13

Page 14: Proposal Mesin Pengayak

yang diayak dapat terjaga. Selain itu Pengayakan juga berfungsi untuk

memisah kan kontaminan pada pasir yang memiliki perbedaan ukuran.

I. KeaslianKonstruksi mesin yang dirancang dan dibuat pada mesin pengayak pasir

ini merupakan produk hasil inovasi dari produk yang sudah pernah ada dan

mengalami perubahan-perubahan baik perubahan bentuk, ukuran, saringan,

maupun perubahan dalam fungsinya. Hasil perancangan mesin pengayak

pasir ini diharapkan menjadi produk baru dengan mekanisme yang baru.

Modifikasi dan inovasi yang dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh

hasil yang maksimal dengan tidak mengurangi fungsi dan tujuan pembuatan

mesin pengayak pasir ini, seperti yang telah disampaikan pada manfaatnya

diatas.

J. Metodologi

Metode yang digunakan dalam pembuatan Proyek Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Metode literatur digunakan untuk memperoleh informasi serta dasar teori

yang diperoleh dari buku, internet, majalah elektronik yaitu sebagai studi

pustaka yang akan mendukung pembuatan proyek akhir.

2. Wawancara

Metode wawancara dilakukan untuk menambah masukan serta tambahan

pengetahuan dari dosen pembimbing dan pihak lain yang berpengalaman

dalam bidang yang terkait.

3. Studi Lacoran (Observasi)

Metode studi lacoran digunakan untuk memperoleh informasi dan data-

data dari hasil pengamatan yang dapat mendukung dalam pembuatan

proyek akhir.

4. Metode analisis

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 14

Page 15: Proposal Mesin Pengayak

Metode analisis digunakan untuk menganalisis data dan menghitung data

yang diperoleh.

5. Metode diskusi

Metode ini dilakukan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa guna

mendapatkan masukan sekaligus koreksi dan pembanding.

K. Metode Pelaksanaan

L. Sistematika Penulisan

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 15

Mulai

Studi Pendahuluan

Survey

Perancangan Design

GagalPembuatan mesin

Pengayak pasir

Pengujian mesin pengayak pasir

SuksesSosialisasi & Implementasi

Penyusunan Laporan

Selesai

Page 16: Proposal Mesin Pengayak

Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini

adalah:

Bab I pendahuluan

Bab ini berisi judul, latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan, manfaat, keaslian, metode penelitian,

sistematika penulisan.

Bab II kajian teori

Bab ini berisi tentang tinjauan tentang mesin pengayak pasir, tinjauan

perencanaan mesin pengayak pasir dan perencanaan dan analisis proses

produksi.

Bab III perancangan dan perhitungan

Bab ini berisi tentang perhitungan-perhitungan sistem penggerak,

kontruksi mesin pengayak pasir, sistem kontrol mesin pengayak pasir, dan

analisis waktu dan ongkos produksi.

Bab IV kesimpulan dan saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh, serta saran-saran yang

berhubungan dengan rancang bangun mesin pengayak pasir.

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 16

Page 17: Proposal Mesin Pengayak

M. Perencanaan Waktu

Kegiatan

Tahun 2013/2014

SepOkt

Nov Des Jan Feb

Studi Literatur

Studi Lacoran

Pengajuan Proporsal

Perancangan mesin

Pembuatan mesin pengayak pasir

Pengujian fungsi mesin pengayak pasir

Pembuatan Laporan

Seminar Ujian

N. Rancangan Mesin

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 17

Page 18: Proposal Mesin Pengayak

O. Referensi :

Anonim. 2005. Teknologi Farmasi Eropa “Pengayakan’’. (Online).

(http://www.pharmtech.com/pharmtech/Analytical/article/detail/160632,

diakses Minggu, 20 Mei 2012 pukul 08.02 WIB).

Anonim. 2010. Particle Size Sieve Analyses. (Online).

(http://www.particletechlabs.com/particle-size/sieve-analyses, diakses

Minggu, 20 Mei 2012 pukul 08.11 WIB).

Moechtar. 1990. Pengecoran logam. UGM Press. Yogyakarta.

Zulfikar. 2010. Pengayakan. (online).

(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-

dan-analisis/pengayakan/ , diakses Minggu, 13 Mei 2012 pukul 20.12 WIB).

P R O P O S A L T U G A S A K H I R ( H A M D A N & E N D A K . T ) | 18