proposal kti

59
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KALSIUM DENGAN ASUPAN KALSIUM PADA REMAJA DI SMP NEGERI 10 BENGKULU TAHUN 2010 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah Dasar Disusun Oleh : BAYU SUHENDA NIM : PO 04 20 107 034

Upload: ikmal-khairiansa

Post on 03-Aug-2015

583 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal KTI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KALSIUM DENGAN ASUPAN KALSIUM PADA REMAJA

DI SMP NEGERI 10 BENGKULU TAHUN 2010

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah Dasar

Disusun Oleh :

BAYU SUHENDANIM : PO 04 20 107 034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

JURUSAN GIZI 2010

Page 2: Proposal KTI

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KALSIUM DENGAN ASUPAN KALSIUM PADA REMAJA

DI SMP NEGERI 10 BENGKULU TAHUN 2010

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah Dasar

Disusun Oleh :

BAYU SUHENDANIM : PO 04 20 107 034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

JURUSAN GIZI 2010

Page 3: Proposal KTI

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul:

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KALSIUM DENGAN ASUPAN KALSIUM PADA REMAJA

DI SMP NEGERI 10 BENGKULU TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipresentasikan oleh :

BAYU SUHENDANIM : PO 0420107034

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diperiksa Dan DisetujuiUntuk Dipresentasikan dihadapan Tim Penguji

Poltekkes Bengkulu Jurusan GiziTanggal : 4 Maret 2010

Oleh

Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

Pembimbing I, Pembimbing II,

Betty Yosephin, SKM,MKM Drs. SyamsudinNIP.19730926 199702 2001 NIP.19490807 197310 1001

Page 4: Proposal KTI

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul:

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KALSIUM DENGAN ASUPAN KALSIUM PADA REMAJA

DI SMP NEGERI 10 BENGKULU TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipresentasikan oleh :

BAYU SUHENDANIM : PO 0420107034

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipresentasikan dihadapan Tim PengujiPoliteknik Kesehatan Bengkulu Jurusan Gizi

Tanggal : 4 Maret 2010Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Dewan Penguji Penguji

Betty Yosephin, SKM,MKM Drs. SyamsudinNIP.19730926 199702 2001 NIP.19490807 197310 1001

Penguji Penguji

Betty Yosephin, SKM,MKM Drs. SyamsudinNIP.19730926 199702 2001 NIP.19490807 197310 1003

Page 5: Proposal KTI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya serta

kemudahan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

Ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Kalsium Dengan

Asupan Kalsium Pada Remaja Di SMP N 10 Bengkulu”.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah mendapatkan

masukan bantuan dari berbagai pihak . Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Nur Elly SKp.M.Kes. selaku Direktur Poltekes Bengkulu.

2. Bapak Tonny Cortis Maigoda,SKM, MA. Selaku Ketua Jurusan Gizi

Poltekkes Bengkulu.

3. Ibu Betty Yosephin SKM,MKM sebagai dosen pembimbing I dalam

menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Drs. Syamsudin sebagai dosen pembimbing II dalam menyusun Karya

Tulis Ilmiah ini

5. Ayah dan Ibu tercinta serta Adik ku, yang setia menemani dan saudaraku

terima kasih untuk doanya.

6. Seluruh dosen yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Pengelola perpustakaan Poltekkes Bengkulu

8. Teman – teman terdekat dan seangkatan dalam memberikan semangat

serta dorongan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 6: Proposal KTI

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak terdapat

kesalahan sehingga dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran

dari semua pihak.

Bengkulu, Maret 2010

Penulis

Page 7: Proposal KTI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

1.5 Keaslian Penelitian ...................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kalsium ....................................................................................................... 7

2.1.1 Asupan Kalsium Usia Remaja .......................................................... 8

2.1.2 Fungsi Kalsium pada Usia Remaja .................................................... 8

2.1.3 Kekurangan Kalsium pada Usia Remaja............................................ 9

2.1.4 Sumber Kalsium................................................................................. 9

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asupan Kalsium .................................. 10

Page 8: Proposal KTI

2.3 Pengetahuan.................................................................................................. 11

2.3.1 Pengertian .......................................................................................... 11

2.3.2 Tingkat Pengetahuan ......................................................................... 11

2.4 Remaja.......................................................................................................... 142.4.1 Pengertian Remaja............................................................................... 14

2.4.2 Tahap Perkembangan Remaja............................................................. 15

2.4.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Remaja.................................. 15

2.4.4 Kebutuhan Gizi Remaja...................................................................... 16

2.4.5 Masalah Gizi pada Remaja.................................................................. 17

2.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Asupan Kalsium...................................... 18

2.6 Hipotesis....................................................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .......................................................................................... 20

3.2 Kerangka Konsep ......................................................................................... 21

3.3 Definisi Operasional ..................................................................................... 22

3.4 Populasi Penelitian ....................................................................................... 22

3.5 Sampel Penelitian ........................................................................................ 23

3.6 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................... 24

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 24

3.8 Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data ............................................. 24

3.8.1 Pengumpulan Data ............................................................................ 24

3.8.2 Pengolahan Data ................................................................................ 24

3.9 Analisis Data ................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: Proposal KTI

DAFTAR TABEL

TABEL JENIS TABEL

Tabel 1 Tabel kebutuhan kalsium menurut AKG

Page 10: Proposal KTI

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Lampiran Jenis Lampiran

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Lembar Kuesioner

Lampiran 3 Food Recall

BAB I

Page 11: Proposal KTI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi lebih

dan gizi kurang. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh

kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurangnya pengetahuan masyarakat

tentang gizi dan terjadi dikota-kota besar (Supariasa, 2002). Status gizi secara

tidak langsung, dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, pola asuh serta

pelayanan kesehatan (UNICEF 1998 dalam Soekirman , 1999).

Berbagai upaya kesehatan dilaksanakan guna meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan secara komprehensif

dengan meningkatkan kesehatan (promotif) melalui upaya-upaya, pencegahan

(preventif) dan pemulihan (rehabilitatif). Derajat kesehatan individu yang

optimal dapat mendorong terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas. Hal tersebut sudah semestinya tercermin pada generasi muda atau

pada remaja sebagai ujung tombak pembangunan bangsa (Depkes, 2003).

Remaja sebagai penerus bangsa diharapkan berada dalam kondisi yang

sehat dengan status gizi yang baik, dapat mengemban tugas dengan baik dan

menciptakan generasi yang sehat, kuat, cerdas. Kenyataannya masih banyak

ditemukan masalah gizi pada remaja, seperti anemia gizi besi, obesitas, dan

IMT kurang dari batas normal dan kurus. Hal ini disebabkan karena

Page 12: Proposal KTI

ketidakseimbangan komsumsi makanan dan tidak tepat dalam memilih

makanan sehari-hari (Depkes, 1997).

Remaja yang tingkat pengetahuannya baik akan dapat memilih bahan

makanan yang baik untuk kesehatannya, sehingga remaja dapat mencapai status

gizi yang optimal. Kekurangan antara asupan makanan membuat daya tahan

tubuh yang sangat lemah, dan memudahkan terkena penyakit infeksi karena

iklim tropis, sanitasi lingkungan yang buruk, sehingga dapat terjadi kekurangan

gizi (Herry, 2008).

Pada masa remaja terjadi puncak pertumbuhan massa tulang (peak bone

mass/ PBM) yang menyebabkan kebutuhan gizi pada masa ini lebih tinggi

daripada fase kehidupan lainnya (Almatsier S, 2002). Kebutuhan kalsium

paling tinggi terjadi pada masa remaja dibanding tahapan usia yang lain karena

terjadinya pertumbuhan skeletal yang cepat. Pertumbuhan tulang terjadi secara

cepat pada saat remaja karena 40-50% dari total skeleton dibentuk (Kretchmer,

1997). Apabila pada masa ini kalsium yang dikonsumsi kurang dan berlangsung

dalam waktu yang cukup lama, PBM tidak akan terbentuk secara optimal

(Kalkwarf, 2003). Asupan kalsium yang rendah pada masa remaja berhubungan

dengan berkurangnya kepadatan tulang panggul sebesar 3% (Kalkwarf et.al,

2003).

Page 13: Proposal KTI

Konsumsi kalsium di Indonesia rata-rata hanya 254 mg/hari, masih

tergolong rendah bila dilihat dari kecukupan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

yang dianjurkan untuk remaja 700 mg/hari. Diperkirakan 80% remaja putri dan

70% remaja pria tidak mendapatkan asupan mineral penting ini secara cukup,

bahkan asupan kalsium remaja di Indonesia paling rendah dibanding Negara

tetangga lainya. Asupan kalsium di Indonesia rata-rata hanya 254 mg/hari.

Dibandingkan dengan Hongkong yang asupan kalsiumnya paling tinggi,

mencapai 570 mg/hari, diikuti dengan Singapura yang mencapai 534 mg/hari,

Thailand 344 mg/hari, Filipina 340 mg/hari dan Malaysia 303 mg/hari. Di

Indonesia sendiri keadaanya tidak lebih baik. Bahkan bisa dibilang asupan

kalsium orang Indonesia rendah sekali yakni sekitar 260-300 miligram/hari

(Khomsan, 2004).

Saat ini kekurangan kalsium makin menjadi di kalangan remaja,

diperkirakan 90% remaja putri dan 70% remaja pria tidak mendapatkan asupan

mineral penting ini secara cukup, dan seringkali mereka juga tidak begitu peduli

terhadap pentingnya kalsium bagi tubuh (Wardjat, 2009).

SMP Negeri 10 kota Bengkulu menurut survey awal belum pernah

dilakukan penelitian tentang kalsium sebelumnya. Remaja SMP dipilih dengan

alasan karena kebutuhan kalsium paling penting yaitu pada masa remaja karena

untuk mencegah terjadinya osteoporosis di usia lanjut (Devi, 2008). Atas dasar

permasalahan diatas, maka peneliti ingin untuk meneliti “Hubungan

Page 14: Proposal KTI

Pengetahuan Remaja Tentang Kalsium Dengan Asupan Kalsium Pada Remaja

di SMP Negeri 10 Bengkulu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan masalah masih rendahnya

komsumsi kalsium di kalangan remaja oleh sebab itu peneliti ingin meneliti

apakah ada hubungan pengetahuan remaja tentang kalsium dengan asupan

kalsium pada remaja di SMP Negeri 10 Bengkulu Tahun 2010.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang kalsium dengan

asupan kalsium pada remaja di SMP N 10 Bengkulu Tahun 2010.

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang kalsium pada

remaja di SMP N 10 Bengkulu Tahun 2010.

2. Mengetahui gambaran asupan kalsium pada remaja di SMP N 10

Bengkulu Tahun 2010.

3. Mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang kalsium dengan

asupan kalsium pada remaja di SMP N 10 Bengkulu Tahun 2010.

Page 15: Proposal KTI

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademik

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan imformasi ilmiah

tentang pengetahuan remaja tentang kalsium dengan asupan kalsium.

2. Bagi Peneliti

Mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang kalsium dengan

asupan kalsium.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan informasi pengetahuan yang bermanfaat dan dapat

dijadikan sebagai data awal bagi peneliti selanjutnya.

1.5 Keaslian penelitian

1. Devi Lusiani Anastasia, 2008 dengan judul “Frekuensi Komsumsi Bahan

Makanan Sumber Kalsium pada Remaja di Tiga Sekolah Menengah Pertama

Depok Tahun 2008”. Beda penelitian ini dengan penelitian diatas adalah waktu,

tempat, variabel independen dan variabel dependen. Pada penelitian diatas tidak

meneliti tentang pengetahuan ibu, ketersediaan bahan makanan sumber kalsium,

serta frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium.

2. Wulandari meikawati, S. Fatimah Muis, SA. Nugraheni dengan judul “Factors

Associated To Adolescents’ Bone Density A study at SMAN 3 Semarang Jawa

Page 16: Proposal KTI

Tengah” Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah waktu, tempat,

dan sampel. Penelitian ini menggunakan sampel siswa di SMAN 3 Semarang

Jawa Tengah sedangkan penelitian diatas menggunakan sampel pada siswa SMP

N 10 Bengkulu.

Page 17: Proposal KTI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kalsium

Tubuh kita mengandung lebih banyak kalsium daripada mineral lain.

Diperkirakan 2% berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0-1,4 kg terdiri dari

kalsium. Meskipun pada bayi hanya sedikit (20 – 30g), setelah usia 20 tahun

secara normal akan terjadi penempatan sekitar 1.200 g kalsium dalam tubuhnya.

Sehingga besar kalsium terkonsentrasi dalam tulang rawan dan gigi, sisanya

terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak (Winarno, 2004).

Peranan kalsium dalam tubuh pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu

membantu membentuk tulang dan gigi dan mengukur proses biologis dalam

tubuh. Keperluan kalsium terbesar pada waktu pertumbuhan, tetapi juga

keperluan – keperluan kalsium masih diteruskan meskipun sudah mencapai usia

dewasa. Pada pembentukan tulang, bila tulang baru terbentuk, maka tulang yang

tua dihancurkan secara simultan(Winarno, 2004).

Di samping berperan dalam pembentukan thrombin dan proses

penggumpalan darah, kalsium diperlukan juga dalam proses penyerapan vitamin

B12 serta bermamfaat dalam struktur dan fungsi dari sel membrane(Winarno,

2004).

Page 18: Proposal KTI

Penyerapan kalsium sangat bervariasi tergantung umur dan kondisi

badan. Pada waktu kanak – kanak atau pertumbuhan, sekitar 50 – 70 % kalsium

yang diserap. Karena garam kalsium lebih larut dalam asam, maka penyerapan

kalsium terjadi pada bagian atas usus kecil, tepat setelah lambung(Winarno,

2004).

2.1.1 Asupan Kalsium Usia Remaja

Kalsium adalah mineral yang sangat penting bagi manusia, antara lain

bagi: metabolisme tubuh, penghubung antar syaraf, kerja jantung,

pergerakan otot, daya tahan tubuh dan mempertahankan struktur normal sel.

99% kalsium berada di tulang dan gigi, sedangkan 1% sisanya bersirkulasi

dalam darah dan sangat penting untuk kehidupan dan kesehatan. Asupan

kalsium yang dibutuhkan pada usia remaja adalah sebesar 500-800 mg/hari.

Tabel 1. Kebutuhan kalsium

Umur Kalsium (mg/hari)

10-18 thn 1000 mg

Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi Indonesia Tahun 2004

2.1.2 Fungsi Kalsium pada Usia Remaja

Kalsium atau zat kapur mempunyai peranan penting dalam berbagai

fungsi tubuh yaitu sebagai pembentukan dan mempertahankan tulang dan

gigi yang sehat, membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan luka,

Page 19: Proposal KTI

mengatur kontraksi otot, membantu transport ion melalui membrane,

mempengaruhi penerimaan rangsang pada otot saraf, proses pembuahan,

daya tahan tubuh dan sebagai komponen penting dalam produksi hormone

dan enzim yang mengatur proses pencernaan, energi dan metabolisme lemak

(Anonim, 2006).

2.1.3 Kekurangan Kalsium pada Usia Remaja

Kekurangan kalsium pada usia remaja dapat menimbulkan berbagai

macam penyakit diantaranya adalah nyeri otot tulang. Kekurangan mineral

kalsium ini dapat mengakibatkan pergerakan yang tidak normal pada seluruh

otot licin dan otot jantung, sehingga tubuh kehilangan kelincahan,

pengendalian keseimbangan, gerakan dan kemampuan koordinasi. Gerakan

tubuh ditentukan oleh stimulasi otot tulang, sementara rangsangan otot

tulang timbul karena peran kalsium yang sangat penting. Jika asupan

kalsium dalam tubuh tidak memadai, maka akan terjadi nyeri otot pada

tulang. Kalsium sebagai elamen tulang memberi kekerasan pada tulang,

sehingga ia menjadi kerangka yang mampu menanggung berat badan (Fandi,

2009).

2.1.4 Sumber

Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahan susu seperti keju,

ikan yang dimakan beserta tulang termasuk ikan kering merupakan sumber

Page 20: Proposal KTI

kalsium yang baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahan kacang

seperti : tempe dan tahu serta sayuran hijau ( bayam, brokoli dan sawi ),

rumput laut, udang kering dan wortel merupakan sumber kalsium yang baik

(Irianto, 2004).

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asupan Kalsium

Berbagai faktor, seperti genetik dan lingkungan (gizi dan aktivitas fisik)

mempengaruhi kesehatan tulang, asupan kalsium dan risiko terhadap

osteoporosis. Di antara faktor gizi, kecukupan konsumsi kalsium adalah faktor

yang penting pada seluruh tahap kehidupan. Usia muda adalah saat untuk

memaksimalkan kemampuan genetis dalam pencapaian massa puncak

pertumbuhan tulang, dan usia lanjut adalah saat untuk memelihara massa tulang

dan meminimalkan kehilangan massa tulang seiring dengan bertambahnya usia

(Whiting 2004).

Menurut Rindu (2009), faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan

makanan sumber kalsium antara lain adalah karakteristik remaja yaitu jenis

kelamin, besar uang saku per bulan, pengetahuan umum gizi dan pengetahuan

kalsium. Karakteristik orang tua yaitu pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,

frekuensi komsumsi bahan makanan sumber kalsium.

Page 21: Proposal KTI

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Pengertian

Menurut Notoadmojo (1997), pengetahuan merupakan apa yang

diketahui seseorang tentang suatu hal yang didapatkan baik secara formal

maupun nonformal. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu melalui

pancaindra. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik

dibandingkan perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan yang

dimiliki sangat penting untuk terbentuknya sikap dan tindakan seseorang.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

2.3.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2007), Pengetahuan yang dicakup di dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni :

Page 22: Proposal KTI

1. Tahu (Know)

Tahu diartkan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Misalnya

dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil

penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah

(problem solving cycle) didalam peemecahan masalah kesehatan dari kasus

yang diberikan.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi di dalam suatu struktur

Page 23: Proposal KTI

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunakan kata-kata kerja: dapat

mengganbarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Sinthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat menyusun,

dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rum usan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: Dapat

membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang

kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat,

dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.

Page 24: Proposal KTI

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin dukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

2.4 Remaja

2.4.1 Pengertian Remaja

Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa

yang ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan yang cepat

pada remaja, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku,

kesehatan serta kepribadian remaja (Wahyuni, 2007). Masa remaja

merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia,

pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.

Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi

status kesehatan dan gizinya (Permaisih, 2003).

Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, dan

psikososial. Dalam masa pencarian identitas ini, remaja cepat sekali

Page 25: Proposal KTI

terpengaruh oleh lingkungan. Kesibukan menyebabkan mereka memilih

makanan di luar. Kebiasaan ini dipengaruhi oleh teman, dan media

terutama iklan di televise (Arisman, 2004).

2.4.2 Tahap Perkembangan Remaja

a. Masa pra-pubertas (12-13 tahun)

Masa remaja yang ditandai dengan tumbuhnya organ seksual dan terjadi

peningkatan hormon dalam tubuh remaja.

b. Masa pubertas (14-16 tahun)

Masa remaja yang biasanya ditandai dengan terjadinya menstruasi pada

remaja wanita dan biasanya emosi remaja masih stabil.

c. Masa akhir pubertas (17-18 tahun)

Masa yang ditandai dengan kematangan fisik yang sempurna, kematangan

seksual yang sempurna tetapi psikologis remaja belum matang.

d.Periode remaja Adolesen (19-20 tahun)

Masa ramaja yang ditandai sudah ada kematangan emosi, psikis,

psikologis, dan seksual pada remaja.

2.4.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Remaja

Pertumbuhan remaja dengan cepat terjadi pada remaja usia 13 tahun

sampai 17 tahun. Namun, pertumbuhan tidak serentak dan kecepatan

Page 26: Proposal KTI

pertumbuhan antara remaja satu dengan yang lainnya juga tidak sama. Ada

yang cepat pada usia 13 tahun sampai 4 tahun dan ada pula pertumbuhan

fisiknya terjadi pada akhir remaja yaitu pada usia 17 tahun. Pertumbuhan

fisik yang tidak serentak itu menimbulkan akibat yang tidak menyenangkan

bagi remaja, pertumbuhan fisik yang cepat itu juga dapat mengakibatkan

perubahan lain pada segi sosial dan kejiwaan remaja (Wahyuni, 2007).

Remaja sangat membutuhkan bimbingan dan tauladan agar dapat

melalui masa-masa goncang akibat pertumbuhan fisik dan seksual yang

cepat. Agar remaja dapat melalui masa-masa sulit itu maka diperlukan

interaksi yang baik antara remaja denagan orang tua, remaja dengan guru

disekolah, dengan teman sebaya dan dengan orang dewasa lainnya

(Wahyuni, 2007).

2.4.4 Kebutuhan Zat Gizi Remaja

Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan

pada Recommended Daily Allowances (RDA). Status gizi remaja harus

dinilai secara perorangan, berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan

klinik, biokimia, antropometri, diet serta psikososial. Remaja putra

memerlukan lebih banyak energi dari pada remaja putri. Pada usia 13 -15

tahun remaja putra membutuhkan sekitar 2400 kkal per hari, dan pada usia

13-15 tahun remaja putri membutuhkan sekitar 2350 kkal per hari.

Page 27: Proposal KTI

2.4.5 Masalah Gizi pada Remaja

1. Kekurangan Zat Besi

Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan

dan gizi remaja. Dalam beberapa hal masalah gizi remaja merupakan

kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi,

kelebihan dan kekurangan berat badan. Sedikit sekali yang diketahui tentang

asupan makanan remaja. Meskipun asupan kalori dan protein sudah

tercukupi, namun elemen lain seperti besi, kalsium, dan beberapa vitamin

ternyata masih kurang.

Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada

kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia

lanjut. Kekurangan besi dapat menimbulkan anemia dan keletihan, kondisi

yang menyebabkan mereka kehilangan kesempatan bekerja (Arisman, 2004).

2. Ketidakseimbangan Asupan

Ketidak seimbangan asupan dan keluaran energi mengakibatkan

pertambahan berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung

berlanjut hingga ke dewasa dan lansia. Obesitas terjadi karena konsumsi

makanan yang banyak mengandung kalori tinggi dan lemak sementara

aktivitas rendah (Arisman, 2004).

Page 28: Proposal KTI

Sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor resiko

penyakit degenerative seperti penyakit diabetes mellitus, penyakit kantong

empedu, beberapa jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan. Obesitas dapat

dinyatakan kelebihan berat badan terhadap tinggi badan yang dinyatakan

dengan Indeks Masa Tubuh (Arisman, 2004).

2.5 Hubungan Pengetahuan dengan Asupan Kalsium

Pengetahuan merupakan apa yang diketahui seseorang tentang suatu hal

yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal. Pengetahuan merupakan

hasil dari tahu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dibandingkan

perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoadmojo, 2007). Pengetahuan yang

dimilki sangat penting untuk terbentuknya sikap dan tindakan seseorang untuk

memilih berbagai macam sumber bahan makanan terutama sumber bahan

makanan yang mengandung kalsium. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan

akan membuat seseorang mengerti pentingnya asupan kalsium dan zat gizi

lainnya bagi tubuh sehingga kekurangan gizi dapat dicegah, sedangkan bagi

perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan akan tidak begitu peduli

terhadap pentingnya kalsium dan zat-zat gizi lainnya bagi tubuh. Seseorang yang

tingkat pengetahuannya baik akan dapat memilih bahan makanan yang baik

untuk kesehatannya, sehingga dapat mencapai status gizi yang optimal.

Page 29: Proposal KTI

2.6 Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan remaja tentang kalsium dengan asupan

kalsium pada remaja di SMP 10 Bengkulu.

Ha : Ada hubungan pengetahuan remaja tentang kalsium dengan asupan kalsium

pada remaja di SMP 10 Bengkulu

Page 30: Proposal KTI

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah analitik dengan metode cross secsional.

Dimana observasi atau pengukuran terhadap variable independent yakni

pengetahuan remaja tentang kalsium dan variabel dependent yakni asupan

kalsium pada remaja yang terjadi pada obyek diukur atau dikumpulkan secara

bersamaan (simultan).

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Pengetahuan tentang kalsium Baik

Asupan kalsium baik

Asupan kalsium tidak baik

Pengetahuan tentang kasium kurang

Asupan kalsium baik

Asupan kalsium tidak baik

Page 31: Proposal KTI

3.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-

penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2005). Asupan kalsium pada

remaja dipengaruhi oleh pengetahuan remaja, pengetahuan remaja yang kurang

mempengaruhi asupan kalsium pada remaja.

Keterangan :

Variable yang diteliti

Variable yang tidak diteliti

Gambar 3.2. Konsep Penelitian

Pengetahuan remaja tentang kalsium

Asupan Kalsium pada remaja

Gizi

Aktifitas Fisik

Page 32: Proposal KTI

3.3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1.

2.

Asupan kalsium

Pengetahuan tentang kalsium

Jumlah rata-rata kalsium yang dikonsumsi oleh remaja per hari

Segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang kalsium meliputi kebutuhan kalsium perhari, mamfaat kalsium, makanan sumber kalsium, akibat bila kekurangan kalsium.

Recall 3X24 jam

Menyebarkan Kuesioner

Form Food Recall, DKBM, Daftar Konversi URT kedalam gr

Kuesioner

0. Baik jika asupan kalsium ≥ 70% AKG1.Tidak baik jika asupan kalsium < 70% AKG

0.Baik bila responden menjawab pertanyaan dengan benar lebih dari 5 soal.1.Kurang, bila responden menjawab pertanyaan benar kurang dari 5 soal.

Ordinal

Ordinal

Page 33: Proposal KTI

3.4 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 10 Kota

Bengkulu Tahun 2010 dengan jumlah 536 orang siswa.

3.5 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian adalah remaja di SMP Negeri 10 Kota Bengkulu .

Rumus Perhitungan Besar Sampel (Bungin, 2008)

Keterangan :

N = Besar populasi

N = Besar sampel

D = Tingkat kepercayaan (ditentukan dalam contoh sebesar 90% atau 0,1)

Setelah dilakukan perhitungan didapatkan sampel sebanyak orang dari siswa.

Sampel yang diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut :

1. Bersedia sebagai sampel

2. Berstatus sebagai siswa di SMP N 10 Bengkulu dan dalam keadaan sehat.

N = N = 536

N (d)2 + 1 536(0,1)2+1

= 84 Sampel

Page 34: Proposal KTI

3.6 Cara Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan

teknik Cluster sampling, teknik sampel ini digunakan tidak untuk sampel

individu, tetapi sampel untuk populasi yang berkelompok-kelompok. Dalam

penggunaan sampel cluster yaitu sampel diambil 8-9 orang dari tiap-tiap kelas

VII dan VIII yang jumlah total kelas ada 10 kelas (Mardalis, 2008).

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMP N 10 Kota Bengkulu Tahun 2010.

3.8 Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data

3.8.1 Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan

menggunakan kuesioner dan formulir recall yang telah ditetapkan. Data

sekunder didapat dari Dinas Pendidikan Kota Bengkulu.

3.8.2 Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul diolah dengan menggunakan program

komputer dengan tahap-tahap sebagai berikut

Page 35: Proposal KTI

1. Editing (Pemeriksaan Data)

Kegiatan ini meliputi pemeriksaan dan melengkapi serta

memperbaiki data yang telah ada secara keseluruhan.

2. Coding (Pengkodean Data)

Hasil yang ada kemudian diklasifikasikan dengan menggunakan

kode.

3. Tabulating (Tabulasi Data)

Setelah dilakukan coding maka dilakukan tabulasi data dengan

memberikan skor masing-masing jawaban responden.

4. Entry (Memasukan Data)

Memasukkan data yang telah dilakukan editing dan coding

tersebut ke dalam computer.

5. Cleaning (Pembersihan Data)

Sebelum melakukan analisis, data yang sudah dimasukkan

dilakukan pengecekan, pembersihan, jika ditemukan kesalahan pada

entry data.

3.9 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Adalah metode statistik yang digunakan oleh peneliti yang menghasilkan

distribusi dan persentase dari variable dengan rumus :

Page 36: Proposal KTI

FP = x100 %

n

Keterangan :

P : Jumlah persentase yang dicari

f : Jumlah frekuensi untuk setiap kategori jawaban

n : jumlah subjek penelitian

kemudian data dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan

dipersentasekan dan dimasukkan kedalam standar kriteria sesuai dengan definisi

operasional.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variable

bebas (independen) dengan variable terikat (dependen) menggunakan tabel

2X2 uji statistik chi square dengan tingkat kepercayaan 95%.

(0 – E)2

Rumus =X2 = ∑

E

Keterangan :

0 : Frekuensi Observasi

Page 37: Proposal KTI

E : Frekuensi Harapan

X2 : Nilai yang ada pada distribusi chi square

Dengan keputusan statistik sebagai berikut :

Df : (k-1) (b-1)

Df : Tingkat kebebasan

K : Jumlah kolom

B : Jumlah baris

(Hastono, 2007)

Jadi untuk melihat hubungan tersebut maka diperoleh :

1. Ho : diterima bila P value ≤ 0,05 artinya tidak ada hubungan antara

pengetahuan tentang kalsium dengan asupan kalsium pada remaja

SMP N 10 Bengkulu.

2. Ha : diterima bila P value > 0,05 artinya ada hubungan antara

pengetahuan tentang kalsium dengan asupan kalsium pada remaja

SMP N 10 Bengkulu.

Page 38: Proposal KTI

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. S,2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Depkes RI, 2004. Masalah Gizi di Indonesia Kondisi Masyarakat Memprihatinkan. http://www.gizi.net.tanggal akses 26-02-2009

Meikawati. Wulandari, Jurnal Factors Assosiated To Adolescents’ Bone Density A

study at SMAN 3 Semarang Jawa Tengah http://www.google.com.kumpulanjurnal ,

tanggal akses 19-02-2010

Mardalis, 2008. Metode penelitian Pendidikan: Gramedia, Jakarta

Notoatmodjo,2005. Metode Penelitian Kesehatan: Rineka Cipta, Jakarta

Permaisih, 2003. Gizi dan Remaja. http://digilib.itb.ac tanggal akses 2-3-2009

Supariasa, dkk, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Suryono, Komsumsi Pangan dan Kecukupan Gizipdf.

http//www.google.com.komsumsipangan, tanggal akses 22-02-2010

Winarno. FG, 1992. Kimia Pangan Dan Gizi: Gramedia Pustka Utama, Jakarta

Warjdat. Adit, Susu.dan Kalsium. http//www.google.com.Kalsium, tanggal akses 22-

02-2010

Page 39: Proposal KTI

FOOD RECALL

A. Data Responden

1. Nama :2. Umur :3. Kelas :4. Jenis Kelamin :5. No responden :

B. Data Food Recall

Hari :Tanggal Recall :

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan URT Berat (gram)

Keterangan

Kode Sampel :Pagi

Snack

Siang

Snack

Page 40: Proposal KTI

Malam

Form Recall Komsumsi Bahan Makanan Remaja rata-rata Sehari

Tanggal analisa:

BM Hari Total (gr)

Rata-rata(gr)

Zat GiziI

(gr)II

(gr)III (gr)

E(kal) P(gr)

Kh(gr)

Lemak(gr) Ca(gr)

Jumlah

Page 41: Proposal KTI
Page 42: Proposal KTI

Masih ada kesempatan besok bay. . . .

Jangan menyerah,ttp optimis dan smangat. . . .pkoknya usaha

duLu,nanti qt Liat hasiLny