proposal-kambing-etawa.pdf

11
PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA 1

Upload: basri-abdul-rasyid

Post on 26-Dec-2015

1.219 views

Category:

Documents


254 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

1

Page 2: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

2

PROSPEK USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA

SEBAGAI BASIS EKONOMI PRODUKTIF DI DESA

KAYULOMPA KECAMATAN BASIDONDO KABUPATEN

TOLI TOLI

A. PENDAHULUAN

Usaha Peternakan semakin meningkat seiring meningkatnya kebutuhan daging dalam negeri,

dengan angka komsumsi protein pada tahun 2005 sebesar 55,2 gram/ kapita/hari. Konsumsi ini

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang ditunjukkan dengan laju pertumbuhannya yang

bertanda positip walaupun besarannya masih kecil, sebesar 0,46 persen per tahun. Kebutuhan

daging berasal dari daging Rumnasia, Unggas dan lainnya. Melihat prospek permintaan

komsumsi, Usaha peternakan dapat menjadi tumpuan dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat. Dibandingkan dengan lainnya, ternak Kambing tergolong mudah untuk

dikembangkan oleh karena tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar, lahan yang tidak besar

dan waktu produksi dan penjualan yang kurang dari dua tahun. Beternak Kambing untuk skala

kecil telah banyak berkembangi di daerah Pulau Jawa, seperti di Kota Malang, Bogor dan

Lainnya.

Peternakan Kambing mengalami perkembangan dimana telah berkembang Kambing jenis PE

atau Peranakan Etawa. Jenis kambing ini tidak hanya dihasilkan daging akan tetapi juga

dihasilkan Susu yang dapat dikomsumsi secara lansung dengan kandungan gizi yang tinggi.

Kambing PE merupakan komoditas baru di Indonesia yang memilik prospek pengembangan yang

baik. Umumnya kambing ini lebih dominadigunakan sebagai sumber daging dibandingkan

dengan sumber susu. Susu kambing belum dikenal secara luas seperti susu sapi. Komposisi

susu kambing memiliki kemiripan dengan air susu ibu (ASI) sehingga susu kambing dapat

digunakan sebagai pengganti ASI. Kandungan susu kambing dengan ASI tidak jauh berbeda

bahkan kalsium dan mineralnya jauh lebih tinggi daripada ASI dan susu sapi. Dalam Tabel 1

ditunjukan komparasi antara ASI, susu kambing.

Manfaat susu kambing yang tinggi membuat masyarakat yang sadar akan kesehatan

memberikan perhatian khusus terhadap susu ini. Kandungan protein, lemak, kalori, fosfor, kalium,

dan vitamin A dalam susu kambing lebih tinggi dibandingkan susu sapi. Susu kambing yang

diproduksi saat ini belum dapat memenuhi permintaan konsumen yang cenderung tinggi. Hal ini

dikuatkan oleh ketua Asosiasi Peternak Kambing Perah Indonesia yang mengatakan ”dari

kebutuhan 6.000 liter per hari hanya baru seperempatnya yang bisa terpenuhi”1.

Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh masyarakat sebagai usaha sampingan atau

tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu, kotoran

1 Adijaya D. 2008. Tangguk Rezeki dari Susu Kambing. http://www.trubusonline.co.id/members/ma/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=10&artid=1511 [2 Februari 2010]

Page 3: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

3

maupun kulitnya) relatif mudah. Berdasarkan cara beternaknya, kambing dapat dipelihara

dengan sistem intensif, semi-intensif, atau ekstensif. Pemeliharaan dengan sistem intensif cocok

dilakukan apabila beternak kambing dijadikan sebagai mata pencaharian. Pemeliharaan sistem

semi-intensif dan ekstensif dilakukan apabila beternak kambing hanya sebagai usaha

sampingan. Keberhasilan penerapan ketiga sistem peternakan tersebut tergantung pada

kesungguhan dan perhatian peternak terhadap kambing peliharaannya2. Oleh karenanya untuk

pengembangan tersebut, maka prosepek usaha beternak Kambing dapat dikembangkan dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi di masyarakat, khususnya di Desa Kayulompa Kecamatan

Basidondo

B. KEADAAN SAAT INI

1. Situasi Site

Desa Kayulompa Kecamatan Basidondo berada di Kabupaten Toli Toli yang memiliki iklim

tropis dimana Angin Barat Bertiup antara bulan Oktober sampai bulan Maret dan pada periode

ini Kabupaten Tolitoli ditandai dengan musim Penghujan. Sedang angin Utara bertiup antara

bulan April sampai bulan Sepetember, yang pada periode ini di Kabupaten Tolitoli terjadi

Musim Kemarau. Tipe iklim di Kabupaten Tolitoli menurut Schmidt pada perbandingan Bulan

Kering (0-60 mm) sebulan dan bulan basah ( Lebih dari 100 mm) sebulan. Kambing

merupakan hewan yang senang hidup didaerah tropis, sehingga kondisi daerah yang dominan

kering dapat berkembang dengan baik. Daerah Desa Kayulompa berada di daerah dekat

pegunungan Tinombala dengan jumlah kepala keluarga kurang lebih 120 kepala Keluarga.

Daerah pegunungan tersedia sumber pangan seperti rumput, pohon gamal dan aneka

tanaman lainnya yang dapat menjadi pakan bagi kambing ternak. Penduduk di desa ini

sebagai petani dengan komoditi perkebunan dan pertanian sawah. Tidak menentunya

produksi tanaman dan harga pupuk yang tinggi menjadi masalah bagi pengembangan

pertanian. Masalah tersebut coba diutarakan dalam berbagai diskusi pemberdayaan

masyarakat, sehingga usaha sampingan peternakan dengan pola semi intensif dapat

dilakukan dengan peternakan Kambing Perah. Hal ini adalah untuk menghasilkan pendapatan

dengan beternak kambing sekaligus juga mendapatkan pupuk kandang yang dibutuhkan

untuk tanaman pertanian dan Perkebunan

2. Situasi Peternakan Kambing Etawa

a) Kambing etawa adalah kambing didatangkan dari India yang juga disebut kambing

Jamnapari. Tinggi kambing jantan berkisar antara 90 sentimeter hingga 127 sentimeter

dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter. Bobot yang jantan bisa mencapai 91

kilogram, sedangkan betina hanya mencapai 63 kilogram. Telinganya panjang dan

terkulai ke bawah. Dahi dan hidungnya cembung. Baik jantan maupun betina bertanduk

pendek. ini mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari. Keturunan silangan

2 Sugiharto. 2009. Sekilas Kambing Etawa. http://www.kambingetawa.org/sekilas-kambing-etawa.html [ 20 Desember 2009]

Page 4: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

4

(hibrida) kambing etawa dengan kambing lokal dikenal sebagai kambing “Peranakan

etawa” atau “PE”. Kambing PE berukuran hampir sama dengan etawa namun lebih

adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia.

b) Kambing peranakan etawah (PE) merupakan hasil kawin tartar antara kambing kacang

dengan kambing ettwah yang mempunyai sifat mendekati kambing etawah dan

sebagiannya mendekati sifat kambing kacang. kambing PE memiliki lama kebuntingan

148,87 hari, siklus birahi 23 hari, angka kawin per kebuntingan 1,95

c) Masa produktif kambing betina dan pejantan adalah 5 tahun. Pembelian kambing

Etawa adalah kambing yang tergolong dara atau kambing yang siap untuk beranak.

Jadi waktu penantian peternak tidak terlalu lama.

d) Kambing jenis Induk dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun. Dan dalam sekali beranak

dihitung rata-rata 2 ekor per kelahiran. Kelahiran 1 dan 3 ekor per kelahiran diabaikan.

e) Setidaknya ada 3 target tujuan yang bisa di tempuh, tujuan jangka pendek/harian yakni

berupa susu kambing, tujuan jangka menengah/bulanan pupuk kambing, dan tujuan

jangka panjang/tahunan yaitu berupa daging dan bibit kambing

f) Komposisi ternak kambing ettawa adalah 1 : 10 artinya satu pejantan untuk 10 betina

g) Untuk pakan ternak kambing ettawa dibutuhkan hijauan 600 pohon untuk 6 ekor ternak

( 300 pohon gamal dan 300 pohon kelor )

h) Kandang kambing etawa membutuhkan ruang 1 X 1.5 meter perekornya

C. KERANGKA PENGEMBANGAN EKONOMI PRODUKTIF BERBASIS PETERNAKAN

KAMBING ETAWA

1. Suply and Demand

Beternak Kambing Etawa dapat menghasilkan tiga hal yaitu Daging, Susu dan Anakan

sebagai sumber primer, sementara hasil sekunder adalah peluang untuk menghasilkan

Pupuk Kandang yang berasal dari kotoran kambing. Permintaan terhadap Susu dan Daging

dapat dikaji pada tiga tingkata yaitu :

a. Permintaan Lokal: berasal dari penduduk disekitar lokasi peternakan seperti di

Kabupaten Toli Toli. Jumlah penduduk di Kabupaten Toli Toli 233.324 Jiwa, dan jumlah

kelahiran tahun 2012 mencapai 3.875 Jiwa. Kebiasaan masyarakat yang melakukan

syukuran setiap Kelahiran dengan Hewan Ternak kambing menjadi salah satu peluang

bagi peternak. Hal ini dapat di taksir permintaan kambing untuk konsumsi daging

minimal 3.875 ternak kambing. Selain itu untuk kebutuhan Kurban pada musim

Perayaan Hari Idul Adha, juga menjadi peluang bagi usaha ternak Kambing Etawa

b. Permintaan Regional : Belum adanya sentra pengembangan Kambing Etawa secara

semi intensif yang memproduksi Susu dan Kambing secara berkelanjutan menjadi

peluang bagi usaha ini dilakkan di Kabupaten Toli Toli. Peluangnya adalah daerah

sekitar Toli Toli seperti Kabupaten parigi Mautong, Kabupaten Buol, Kota Palu,

Donggala dan Provinsi Gorontalo. Ciri khas dan karakteristik masyarakat yang

dominan Muslim menjadikan pemasaran kambing Etawa dapat lebih mudah dan

peluang yang baik.

Page 5: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

5

c. Permintaan Ekspor : Saat ini pelayanan ekspor kambing dan susu Peranakan Etawa

telah di Suplay ke Malaysia dan India. Malaysia dan Brunai merupakan pasar regional

produk ternak dan tidak dapat dipenuhi oleh Indoensia. Malaysia memerlukan sekitar

2.000 ekor kambig/domba per bulan dan pasar Timur Tengah khusunya Arab Saudi

sekitar 1-3 juta ekor per tahun untuk ternak kurban (Sutama et,al 2007). Sumber Ekspor

umumnya berasal dari Jawa, sehingga biaya penjualan menjadi tinggi. Jarak dari Toli

Toli menuju Kalimantan dan Malaysia yang cukup dekat dapat menjadi peluang yang

baik khususnya ketika mampu mengekspor Susu dan Kambing ke Malaysia.

Suply Kambing erat kaitannya dengan jumlah hewan ternak, pada tahun 2009 di Kabupaten

Tolli Toli tercatat 20.401 ekor dimana angka ini merupakan jenis Kambing Kacang yang

umum didapatkan. Jenis kambing ini tidak dihasilkan susu dalam usaha ternak, melainkan

hanya daging saja. Kambing umumnya dikelola tanpa pengkandangan sehingga kurang

gemuk. Jumlah kambing saat ini telah cukup banyak, namun untuk permintaan konsumsi

juga masih tinggi terutama pada bulan tertentu. Selain itu ekspor kambing dapat menjadi

pilihan yang tepat. Supply susu kambing khususnya didaerah Sulawesi masih bergantung

dari Pulau Jawa, oleh karenanya peluang dari produksi susu kambing layak untuk

dikembangkan.

2. Rantai Niaga

Rantai niaga dimaksudkan sebagai jalur produksi hingga konsumsi hasil usaha beternak

Kambing. Dalam proses ini, beternak kambing akan menghasilkan:

a) Afkir (Kambing Tidak Bisa Menghasilkan Susu): Afkir umumnya dijual pada umur 5

tahun, Biasanya daging ternak afkir dapat dimanfaatkan sebagai makanan sate

kambing, atau pada hari raya idul kurban. Rata-rata bobot kambing afkir berkisar antara

30-50 kg. Harga ternak afkir yang berlaku dipasaran per ekornya sebesar 1.500.000

rupiah

Penjualan Afkir akan dilakukan dalam bentuk penjualan daging untuk menyuplay

Rumah Makan, Warung Sate, dan sisanya dijual di Pasaran. Peluang untuk menjual

dalam bentuk daging Beku juga dapat dilakukan namun perlu masih perlu dilakukan

peninjauan aspek pasar.

b) Kambing Dewasa: Penjualan Kambing Dewasa atau Kambing siap bunting memiliki

harga yang tinggi, ternak produktif harga yang berlaku dipasaran adalah 2.250.000

rupiah. Kambing Dewasa pada umur 12-15 Bulan untuk betina, sedangkan Jantan 1,5

Tahun. Untuk keberlanjutan produksi, Penjualan Kambing Dewasa kurang di

Sarankan.

c) Anak Kambing (Cempe) : Anak kambing betina yang dilahirkan tidak dijual karena

untuk melakukan peremajaan pada kambing betina untuk dipelihara dan menghasilkan

Page 6: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

6

susu. Yang dijual adalah anak Kambing Jantan. Untuk kepentingan lain anak kambing

betina dapat dijual. anak kambing jantan dengan harga Rp 600.000-750.000,00/ekor

dan anak kambing betina sebesar Rp 850.000,00/ekor. Usia anak kambing yang dijual

setelah berusia lima bulan

Untuk Anak Kambing atau Cempe, penjualan untuk memenuhi permintaan local

khususnya calon peternak kambing yang baru mulai beternak. Tujuan penjualan anak

kambing adalah untuk menambah penerimaan usaha. Akan tetapi penjualan tidak

dalam jumlah yang banyak karena produk utama adalah Susu Kambing

d) Susu : Harga jual susu yang ditetapkan di Pulau Jawa khususnya di Bogor adalah

dengan harga 40.000 rupiah per liter. Produk susu merupakan produk yang dapat

dihasilkan sepanjang tahun, artinya selama kambing mengalami masa

laktasi/menyusui, kambing tersebut. rata produksi susu per ekor (0,64 liter) dikalikan

dengan lamannya masa laktasi yaitu enam bulan (180 hari ). Masa laktasi terdiri dari

masa menyusui selama tiga bulan dan masa pemerahan selama tiga bulan.

Gambar : Siklus Pemerahan Susu Kambing Etawa dalam setahun3

Penjualan Susu dilakukan dalam bentuk Susu Siap Minum, berupa susu Kambing

Beku. Susu Kambing dapat dikemas dalam bentuk 200 ml dengan harga jual Rp.8.000

per botolnya. Susu berasal dari Kambing yang diperah, kemudian dilakukan

3 Dewi Triana Gita , 2010, Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ternak Kambing Perah Kasus : Peternakan Prima Fit, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (Skripsi)

Page 7: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

7

penyaringan untuk selanjutnya dikemas dalam botol plastic dengan Mesin Pengemas.

Selanjutnya Susu dalam kemasan dimasukkan dalam freezer agar kualitas susu tetap

segar dan terjamin sebelum dipasarkan. Dalam keadaan beku-15oC, susu kambing

dapat bertahan hingga dua (2) bulan 4.

Rantai Pemasaran Susu yaitu dari Freezer kemudian didistribusikan di Agen Agen

Penjualan yang berada di Lokasi penjualan. Lokasi Penjualan seperti di Kabupaten Toli

Toli, di Kabipaten Parigi, Kota Palu, Kota Gorontalo dan Lainnya. Susu didistribusikan

dengan menggunakan mobil. Susu kambing dikemas dalam sterofoam dan diantarkan

kepada agen agar tetap dingin. Untuk jarak yang jauh dengan pengantaran lebih dari

hari (1) perlu dipikirkan untuk kwalitas susu. Karena Apabila susu dalam keadaan suhu

ruang hanya mampu bertahan selama delapan sampai sepuluh jam.

Saluran pemasaran lainnya ialah saluran pemasaran langsung. Pada saluran ini,

peternak langsung memasarkan produknya kepada konsumen. Konsumen yang ingin

membeli susu kambing biasanya mendatangi langsung peternakan/kantor/memesan

dan diantarkan ke tempat tujuan. Konsumen yang menjadi sasaran untuk jenis

pemasaran ini adalah konsumen yang bertempat tinggal di sekitar wilayah

produksi/kantor dan konsumen yang telah lama/langganan.

Saluran Pemasaran lainnya juga dapat dikembangkan dengan Pengolahan Susu cair

menjadi Susu Kambing Bubuk. Penjualan dengan susu Kambing Bubuk kini telah

berkembang di Pulau Jawa. Kelebihannya adalah dapat bertahan lama sehingga dapat

dikirim ditempat jauh.

e) Kompos: Kotoran kambing merupakan limbah peternakan kambing yang memiliki

manfaat besar. Kotoran kambing digunakan sebagai pupuk kandang. Peternak dapat

menjual kotoran kambing secara borongan kepada pengepul. Pengepul membeli

kotoran dengan harga Rp 5.000,00/karung. Dalam satu bulan, diestimasi mampu

menjual 80 karung untuk 80 ekor. Kotoran kambing yang dijual merupakan kotoran

kambing basah dan kering yang masih tercampur dengan daun-daunan.

3. Kwalitas Produksi Susu Kambing

Karakteristik susu kambing dibandingkan dengan susu sapi adalah:

a) Warna susu lebih putih;

b) Globula lemak susu lebih kecildengan diameter 0,73 – 8,58 µm;

c) Mengandung mineral kalsium, fosfor, vitamina, e, dan b kompleks yang tinggi;

4 Octavia Irena, 2010, Analisis Kelayakan Finansial Dan Strategi Pemasaran Susu Kambing (Studi Kasus: Cv Ettawa Dairy Farm, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (Skripsi)

Page 8: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

8

d) Dapat diminum oleh orang-orang yang alergi minum susu sapi dan untuk orang-orang

yang mengalami berbagai gangguan pencernaan (lactose intolerance);

e) Dari segi produktivitas, produksi susu kambing lebih cepat diperoleh karena kambing

telah dapat berproduksi pada umur 1,5 tahun, sedangkan sapi baru dapat berproduksi

pada umur 3 – 4 tahun, tergantung ras (saleh, 2004). Kambing perah yang biasa

dipelihara dan cukup adaptif dengan kondisi lingkungan indonesia adalah kambing

peranakan etawah (pe), saanen atau persilangan pe-saanen (pesa).

Susu segar menurut DEWAN STANDARISASI NASIONAL (1998) dalam Standar Nasional

Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing

ternak sehat yang diperah dengan cara pemerahan yang benar, tidak mengalami

penambahan atau pengurangan suatu komponen apapun kecuali proses pendinginan dan

tanpa mempengaruhi kemurniannya. Analisis karakteristik kualitas susu segar yang

dilakukan meliputi berat jenis, kadar protein, kadar lemak, kadar bahan kering dan bahan

kering tanpa lemak. Berat jenis (BJ) susu berdasarkan SNI 01-3141-1998 adalah minimal

1.0280 pada suhu 27,5oC, kandungan BKTL (Berat Kering Tanpa Lemak) susu segar

adalah minimal 8,0%. Dari hasil Penelitian Zuriati Yayu dkk (2011) bahwa BJ susu kambing

PE 1,033 gm/ml dan BKTL 9,58%.5

D. MODEL PENGELOLAAN-MANAJAMEN USAHA

Konsep rencana bisnis yang akan dikembangkan adalah kerjasama antara kelompok keluarga di

desa kayulompa kecamatan Sidondo Kabupaten Toli-toli dengan mitra bapak angkat (Supratman

Andi Agtas, SH, M.Hum and corporated) dengan kesepakatran-kesepakatan sebagai berikut :

1. Dibangun Kandang Percontohan sebagai Pilot Project peternakan Kambing Etawa yang

menghasilkan Afkir, Susu, dan Cempe. Jenis Kambing terdiri atas Pejantan, 2 Buah, Induk

12 buah. Di Peternakan Percontohan juga tersedia Kantor, Gudang, Kandang, Pakan(

Ampas Tempe, Rumput Gajah), Tenaga Kerja, Obat obatan, Sabit, Ember, Shiller (Alat

Pengemas), Freezer dan alat alat pembantu lainya. Hal yang penting lainnya adalah lahan

tempat Kandang Percontohan. Kandang sebaiknya di bagi dua, dimana Kandang khusus

untuk Kambing Dewasa dan Laktasi, sedangkan kandang Lainnya tempat Induk kambing

dengan Anak Kambing yang menyusui. Untuk luas kandang 1,5 x 1 m per kambing atau

bisa lebih dari itu. Luas kandang juga dapat diperbesar untuk menampung lebih dari 3

kambing dalam satu petak.

2. Selain membangun Pilot Project atau Ternak Contoh, juga dilakukan pembinaan usaha

peternakan untuk Masyarakat di sekitar daerah Pilot Project. Dimana 120 KK yang ada

dikayulompa menyiapkan kandang untuk 6 ekor kambing etawa dengan komposisi 5 betina

dan 1 jantan per kandang. Luasan kandang dihitung dengan kebutuhan ruang 1 ekor

5 YAYU ZURIATI , R.R.A. MAHESWARI dan H. SUSANTY ,2011, Karakteristik Kualitas Susu Segar Dan Yoghurt Dari Tiga Bangsa Kambing Perah Dalam Mendukung Program Ketahanan Dan Diversifikasi Pangan, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

Page 9: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

9

kambing etawa 1,5 x 1 m per ekor (menjadi tanggung jawab masyarakat) termasuk

penyediaan lahan untuk nutrisi kambing (600 pohon yang terdiri dari 300 pohon gamal dan

300 pohon kelor)

3. Tugas mitra menyediakan induk kambing 6 ekor per KK (1 jantan 5 betina) menyiapakan

vaksin (vitamin), tenaga konsultan pendamping, termasuk manajemen dan evaluasi

system

4. Kesepakatan bersama dengan asumsi bahwa dalam 2 tahun kambing etawa akan

mengalami 3x proses melahirkan dengan rata-rata 2 ekor campe berarti dalam 1 siklus per

2 tahun akan ada 6 ekor campe. Yang disepakati 3 ekor menjadi hak peternak dan 3 ekor

menjadi hak mitra.

5. Disepakati bahwa rencana beternak ini menjadi usaha sampingan keluarga sehingga

untuk menghindari kerumitan akan dipertahankan jumlah campe yang ada dikandang tetap

6 ekor. Sehingga per 8 bulan indukan atau campe akan diserahkan kepada perusahaan

mitra untuk bertanggung jawab pemasarannya.

6. Dengan kondisi lapangan yang ada, maka analisa kelayakan usaha yang dikemukakan

diatas akan dievaluasi terhadap rencana pendapatan dari hasil susu kambing.

7. Hal-hal lain termasuk penyediaan indukan/anakan akan menyesuaikan situasi di lapangan

8. Konsep kerjasama dibangun dan ditanda tangani bersama serta memiliki kekuatan hokum

termasuk akan diupayakan ikut dalam konsep asuransi ternak

9. Analisis pembiayaan diatas akan disesuaikan dengan kondisi lapangan

Gambar : Struktur Manajemen Peternakan Kambing Etawa.

Page 10: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

10

E. BIAYA BIAYA

1. Investasi Tetap

Kambing Betina 600 ekor @ 2.500.000 1.500.000.000

Kambing Jantan 120 ekor @ 3.500.000 420.000.000

Kandang 120 unit @ Diabaikan

Peralatan 1 paket @ 500.000 60.000.000

Total 1.980.000.000

2. Biaya Produksi

Biaya pemeliharaan kambing induk (720 ekor)

# operasional harian ( 720 ekor ) Rp. 700/ekor/hari

# Pemberian vitamin tambahan Rp. 100/ekor/hari

Total biaya pemeliharaan induk per 5 tahun adalah

Rp. 800 x 5 tahun x 12 bulan x 720 ekor x 30 hari Rp. 1.036.800.000

F. PROYEKSI PENDAPATAN

1. Penjualan cempe 8100 ekor x Rp. 1.000.000 Rp.8.100.000.000,-

2. Penjualan induk afkir 600 ekor x Rp. 1.000.000 Rp. 600.000.000,

3. Penjualan pupuk kandang 7,5 kg x 12 bulan x 5 tahun x Rp. 200 x 720 ekor Rp. 64.800.000

4. Penjualan urine 30 liter x 12 bulan x 5 tahun x Rp. 1500 x 720 ekor Rp . 1.944.000.000,

5. Penjualan Susu 30 liter x 5 bulan x 5 tahun x Rp. 30.000 x 600 ekor Rp.13.500,000,000

Page 11: Proposal-Kambing-Etawa.pdf

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KAMBING ETAWA DI DESA KAYULOMPA

11

G. REKAPITULASI PENDAPATAN

Biaya-biaya:

1. Biaya investasi Rp. 1.980.000.000

2. Biaya pemeliharaan selama 5 tahun Rp. 1.036.800,000.

Total biaya Rp. 3.016.800.000,-

Pendapatan:

1. Penjualan cempe Rp. 8.100.000.000,-

2. Penjualan induk afkir Rp.600.000.000

3. Penjualan pupuk kandang Rp. 64.800.000,-

4. Penjalan urine Rp. 1.944.000.000,-

5. Penjualan Susu Rp. 13.500.000.000,-

Total pendapatan Rp. 24.208.800.000,-

Keuntungan yang bisa diperoleh adalah sbb:

Rp. 24.208.800.000 – Rp. 3.016.800.000 = Rp. 21.192.000.000,-

Penghasilan per bulan Rp. 21.192.000.000 / 5 tahun / 12 bulan = Rp. 353.200.000.000,-

H. PENUTUP.

Demikian Prosepek usaha peternakan Kambing Etawa, peluang usaha ini terbuka dengan baik

oleh karena persaingan belum ada untuk penjualan susu kambing khususnya di Sulawesi.Selain

itu dengan peluang kembali investasi ditahun kedua juga menjadikan usaha ini layak untuk

dikembangkan. Demikian rencana kerja usaha untuk peternakan Kambing Etawa di Desa

Kayulompa Kecamatan Basidondo Kabupaten Toli Toli.

Terima Kasih.