proposal istamar

37
1 A. Latar Belakang Masalah Kemajuan jaman yang semakin mengglobal tidak hanya berdampak pada peradaban manusia saja. Dampak yang merubah kepribadian dan pola pikir manusia merupakan salah satu efek yang paling nampak. Sebelum adanya era globalisasi, manusia memiliki pola pikir mengenai alam dan dirinya dengan sederhana. Manusia tidak ingin merusak citranya sendiri. Manusia cenderung untuk selalu menampakkan dirinya sebagai pribadi yang utuh. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana cara berbicara, berpakaian, makan dan sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya pun masih memandang dan berpedoman pada ajaran agamanya masing-masing. Bahkan kegiatan keagaamaan terasa sekali dilaksanakan dengan sepenuh hati. Manusia mengganggap bahwa Allah merupakan tumpuan segala-galanya. Seiring perkembangan jaman itulah, pola manusia menjadi berubah. Orang yang dulu peduli dengan masyarakatnya, menjadi orang yang acuh terhadap

Upload: onoyrad

Post on 21-Jun-2015

381 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Istamar

1

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan jaman yang semakin mengglobal tidak hanya berdampak

pada peradaban manusia saja. Dampak yang merubah kepribadian dan pola

pikir manusia merupakan salah satu efek yang paling nampak. Sebelum

adanya era globalisasi, manusia memiliki pola pikir mengenai alam dan

dirinya dengan sederhana. Manusia tidak ingin merusak citranya sendiri.

Manusia cenderung untuk selalu menampakkan dirinya sebagai pribadi yang

utuh. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana cara berbicara, berpakaian, makan

dan sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya pun masih

memandang dan berpedoman pada ajaran agamanya masing-masing. Bahkan

kegiatan keagaamaan terasa sekali dilaksanakan dengan sepenuh hati.

Manusia mengganggap bahwa Allah merupakan tumpuan segala-galanya.

Seiring perkembangan jaman itulah, pola manusia menjadi berubah.

Orang yang dulu peduli dengan masyarakatnya, menjadi orang yang acuh

terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini nampak pada kehidupan di

perkotaan. Orang yang dulu memiliki sifat sopan, menjadi orang yang tidak

tahu aturan. Hal tersebut terjadi karena pengaruh perkembangan teknologi

yang begitu pesatnya berkembang. Perkembangan selalu saja membawa

dampak baik positif maupun negatif. Dampak positifnya bagi perkembangan

manusia adalah peradaban yang lebih maju. Dampak negatifnya adalah

bahwa setiap perkembangan selalu membawa perubahan peradaban primitif

ke arah peradaban modern yang disertai dengan degradasi moral.

Page 2: Proposal Istamar

2

Untuk menanggulangi dampak negatif tersebut, maka sudah

sepantasnyalah orang tua memberikan pendidikan yang baik kepada putra-

putrinya. Orang tua harus menyadari bahwa pendidikan akhlaq sangat

tergantung pada pendidikan yang diberikannya. Apabila baik dan didukung

oleh lingkungan yang baik, maka aklaq anak akan baik juga. Namun

sebaliknya, apabila suasana keluarga yang kurang harmonis dan ditambah

kondisi lingkungan yang tidak baik, maka aklaq anak akan perkembangan

kurang baik.

Anak sebagai penerus keluarga dan sekaligus sebagai pembawa nama

baik keluarga, harus dibekali dengan pengetahuan dan budi pekerti yang baik.

Anak sebagai insan yang masih terlalu dini untuk mengenal segala permainan

dunia, merupakan wadah potensial untuk membentuk suatu peradaban

masyarakat baru. Pendidikan yang baik dan benar bagi mereka sangat

mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Baik pendidikan yang diberikan

kepada anak, maka baik pula budi pekerti anak tersebut.

Untuk mewujudkan pembentukan budi pekerti yang baik, anak tidak

cukup hanya mendapat pendidikan formal saja. Hal tersebut dikarenakan

bahwa jam belajar pada pendidikan formal sangat terbatas. Di samping itu

pendidikan formal memiliki tujuan praktis ialah untuk membentuk

pengetahuan anak dengan ilmu-ilmu yang diajarkan. Peran untuk membentuk

dan mendidik pribadi anak sangat tergantung sekali pada pendidikan informal

baik dalam lingkungan maupun keluarga. Pendidikan informal inilah yang

bersentuhan langsung dengan anak karena dalam kesehariannya, anak lebih

Page 3: Proposal Istamar

3

banyak berada dalam lingkungan tersebut baik masyarakat terlebih-lebih

lingkungan keluarga.

Di dalam lingkungan keluarga, orang tualah yang berperan dalam

mendidik anak-anaknya. Orang tua dapat mengarahkan dan membina anak

agar memiliki budi pekerti yang mulia. Misalnya : selalu mengawasi belajar

anak, memberi contoh perkataan yang baik, mengajarkan bagaimana

bersopan santun, selalu mengontrol sholatnya, dan sebagainya.

Selain keluarga, lingkungan memiliki andil yang cukup besar dalam

pembentukan kepribadian anak. Banyak kasus yang terjadi di masyarakat,

anak seorang pemuka masyarakat berbuat melanggar asusila, anak seorang

pemuka agama berkata-kata kotor, dan sebagainya. Kasus di atas dapat terjadi

bukan karena keluarga tidak mendidiknya namun karena pengaruh pergaulan

yang begitu besar. Anak yang dalam taraf perkembangan mudah sekali untuk

terbawa pada lingkungannya. la ingin dianggap oleh lingkungannya, untuk itu

anak akan selalu mengikuti cara-cara lingkungannya. Untuk menghindari hal

yang demikian, maka lingkungan yang baik harus diciptakan untuk

membentuk kepribadian anak.

Pendidikan informal dalam masyarakat untuk membentuk kepibadian

dan pembinaan akhlaq anak telah banyak dilaksanakan. Misalnya : pengajian

rutin anak-anak, taman baca Al Qur'an, dan sebagainya. Upaya-upaya

tersebut merupakan salah satu wujud tanggung jawab masyarakat terhadap

generasi penerus. Usaha yang sedang giat-giatnya, dilaksanakan adalah

melalui TPQ (Taman Pendidikan Qur'an). Kegiatan yang dilaksanakan dalam

Page 4: Proposal Istamar

4

TPQ bertujuan untuk membekali anak secara dini pengetahuan agama Islam

dan sekaligus untuk menanamkan akhlaq yang mulia kepada mereka.

Berkembangnya TPQ di berbagai lingkungan masyarakat menunjukkan

bahwa TPQ dapat dijadikan sarana untuk pendidikan informal anak. Dengan

demikian bahwa tidak hanya faktor dalam diri siswa saja yang penting namun

faktor keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan anak.

Keluarga yang dimaksudkan di sini adalah keluarga yang memiliki berbagai

latar belakang utamanya latar belakang pendidikan mereka.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini membahas pengaruh

aktivitas mengikuti TPQ terhadap prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri 03 Karanganyar.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dapat

dirumuskan permasalahan yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan Taman Pendidikan Al Qur’an pada

siswa kelas V dan VI Sekolah Dasar Negeri 03 Karanganyar Kecamatan

Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2009/2010?

2. Bagaimana prestasi belajar mata pelajaran Agama Islam siswa kelas V

dan VI Sekolah Dasar Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Karanganyar

Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2009/2010?

3. Apakah ada pengaruh kegiatan Taman Pendidikan Al Qur’an terhadap

prestasi belajar mata pelajaran Agama Islam siswa kelas V dan VI

Page 5: Proposal Istamar

5

Sekolah Dasar Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Karanganyar

Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan penulis ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan Taman Pendidikan Al Qur’an

pada siswa kelas V dan VI Sekolah Dasar Negeri 03 Karanganyar

Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran

2009/2010.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar mata pelajaran Agama Islam siswa

kelas V dan VI Sekolah Dasar Negeri 03 Karanganyar Kecamatan

Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2009/2010.

3. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan Taman Pendidikan Al Qur’an

terhadap prestasi belajar mata pelajaran Agama Islam siswa kelas V dan

VI Sekolah Dasar Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Karanganyar

Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada pihak yang terkait dalam rangka

peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Page 6: Proposal Istamar

6

2. Menjadi bahan pertimbangan bagi orang tua dalam memberikan

perhatian kepada kondisi belajar putera-puterinya”.1

E. Tinjauan Pustaka

1. Taman Pendidikan Al-Qur’an

Menurut Team Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushola

Kota Gede Yogyakarta mengemukakan pengertian Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPA) adalah: ”lembaga pendidikan nonformal yang

merupakan lembaga pendidikan baca Al-Qur’an untuk usia SD (6-12

tahun)”.2 Lembaga ini penyelenggaraannya ditangani oleh masyarakat

Islam yang ada di wilayah tersebut.

Pada dasarnya lembaga ini terbagi menjadi beberapa kelas sesuai

dengan tingkat umur yaitu :

a. Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) untuk anak seusia TK (5-7 tahun)

b. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) untuk anak seusia SD kelas satu sampai tiga (7-9 tahun)

c. Taman Bimbingan Islam dan Kreatifitas untuk anak yang berusia 10-12 tahun.3

Untuk membina agar anak mempunyai sifat-sifat terpuji tidak hanya

dengan pembiasaan-pembiasaan melakukan hal baik, dan menjauhi

larangan-Nya. Dengan kebiasaan dan latihan akan membuat anak

cenderung melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk.

1 Bachtiar Affandie. 1990. Keluarga dan Pendidikan Keluarga. Yogyakarta : Andi Offset, hlm. 5.

2 As’ad Human, Budiyanto. 1995. Pedoman Pengelolaan Pembinaan dan Pengembangan TPA-TPA Nasional. Yogyakarta: LPTQ Nasional. Hlm. 14

3 Ibid

Page 7: Proposal Istamar

7

Keberadaan TPA merupakan penunjang bagi pendidikan agama Islam pada Lembaga-lembaga pendidikan sekolah (TK-SD-MI) untuk itu penyelenggaraannya pada siang dan sore hari di luar jam sekolah. Sedang bagi lingkungan masyarakat yang memiliki Madrasah Diniyah pada jam-jam tersebut, maka TPA dapat dijadikan sebagai kegiatan “Pra Madrasah Diniyah”. Lama Pendidikan satu tahun dan terbagi dalam dua semester. Tiap kali masuk TPA diperlukan waktu 60 menit.4

Sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka materi pelajaran dibedakan

menjadi dua macam yaitu materi pokok dan materi tambahan.

Yang dimaksud materi pokok adalah materi yang harus dikuasai benar oleh setiap santri dan dijadikan tolok ukur keberhasilan santri. Sebagai materi pokok santri adalah belajar membaca Al-Qur’an dengan menggunakan buku iqro’ jilid 1-6 (susunan Ustadz As Human). Bila santri telah menyelesaikan jilid 6 dengan baik, dapat dipastikan ia dapat membaca Al-Qur’an dengan benar. Untuk selanjutnya ia mulai belajar membaca Al-Qur’an. Adapun materi tambahan adalah materi yang belum dijadikan syarat untuk menentukan lulus tidaknya santri tersebut5. Sebagai materi tambahan adalah : Hafalan bacaan shalat dan prakteknya, hafalan doa sehari-hari, hafalan surat-surat pendek, hafalan kalimat thoyibah, bermain cerita, ibadah,aqidah dan akhlak.6

Kurikulum dan Pola Penyelenggaraan Pendidikan (KP3) Taman

Pendidikan Al-Qur’an bertujuan :

a. Menyiapkan para santri agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang Qur’ani, mencintai Al-Qur’an sebagai pedoman dan pandangan hidup.

b. Sebagai lingkungan pergaulan yang sehat dan Islami, hal ini penting bagi perkembangan jiwa anak, utamanya dalam proses sosialisasi.

c. Secara lebih khusus mulai membekali para santri dengan kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan dan mengasah potensi kepemimpinan yang ada pada dirinya.7

4 Dahlan, M. D. 1992. Pendidikan Anak Menurut Islam Kaidah-kaidah Dasar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

5 As’ad Human, Budiyanto. 1995. Op Cit. Hlm. 166 Bakry, Oemar. 1986. Akhlak Muslim. Bandung: Angkasa. Hlm. 127 Arifin, Muzayyin. 2003. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 42

Page 8: Proposal Istamar

8

Sedang untuk mencapai tujuan di atas ditentukan target operasional

yaitu:

a. Santri mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid

b. Santri mampu terbiasa melaksanakan shalat 5 waktu serta terbiasa hidup dengan adab-adab Islam sesuai dengan tingkat perkembangan jiwanya

c. Santri hafal doa sehari-hari, mengerti cara menulis huruf-huruf Al-Qur’an.

d. Santri mengenal dan memahami dasar-dasar berfikir kreatif dan teknik ketrampilan kepemimpinan sesuai dangan tingkatnya.8

Program pengelolaan TPA di Indonesia berdasarkan kebiasaan

dalam masyarakat dan berdasarkan LPTQ Tingkat Nasional No 1 tahun

1991 tertanggal 7 pebruari 1991 yang diresmikan oleh Menteri Agama

pada waktu itu Munawir Syadzali pada tanggal 10 pebruari 1991. TPA

sebagai lembaga pendidikan nonformal yang mempunyai peran utama

mengajarkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an juga sangat

berperan bagi perkembangan jiwa anak seperti pengetahuan tentang

ibadah, akidah, dan akhlak/akhlak.

Mengingat bahwa materi yang diajarkan tidak hanya terpaku pada materi baca tulis Al-Qur’an melainkan juga memberikan materi tentang ibadah, aqidah, akhlak atau akhlak yang bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi pribadi yang Qur’ani dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam hidupnya.9

Terkait dengan hal ini, Muzayyin Arifin berpendapat bahwa : ”dalam

proses pemberdayaan umat manusia, adanya lembaga pendidikan dalam

8 Ibid9 Hasan, Maimunah, 2002. Membentuk Pribadi Muslim. Yogyakarta : Pustaka Nabawi.

Hl. 75

Page 9: Proposal Istamar

9

masyarakat merupakan syarat mutlak yang mempunyai tanggung jawab

kultural-edukatif”.10

Selanjutnya Muzayyin Arifin, menyebutkan bahwa tanggung

jawab lembaga-lembaga pendidikan dalam segala jenisnya, menurut

pandangan Islam adalah berkaitan dengan usaha menyukseskan misi

dalam tiga macam tuntutan hidup seorang muslim, yaitu sebagai berikut:

a. Pembebasan manusia dari ancaman api neraka.b. Pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki

keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat sebagai realisasi cita-cita seseorang yang beriman dan bertakwa yang senantiasa memanjatkan doa sehari-hari.

c. Membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada khaliknya. Keyakinan dan keimanannya berfungsi sebagai penyuluh terhadap akal budi yang sekaligus mendasari ilmu pengetahuannya.11

Di atas dasar pandangan inilah lembaga-lembaga pendidikan Islam

berpijak untuk mencapai cita yang ideal, yaitu bahwa idealitas Islam

dijadikan elan vitale-nya (daya pokok) tanggung jawab kultural-

edukatifnya. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa lembaga-lembaga

pendidikan berkembang dalam masyarakat merupakan cermin dari

idealitas umat (Islam).

2. Prestasi Belajar

Pendidikan Islam di bangun di atas ilmu dan pengetahuan.

Keduanya merupakan isi pendidikan dalam mengembangkan manusia,

baik pengetahuan, keterampilan maupun arah tujuannya. Dalam Al Qur’an

10 Arifin, Muzayyin. 2003. Op. Cit. Hlm. 4411 Ibid

Page 10: Proposal Istamar

10

Surat Al Baqarah (2:129) Allah berfirman :

Artinya : Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana12

Demikian pula, pendidikan Islam menekankan pentingnya belajar dengan jalan berbuat (learning by doing) bukan sekedar menghafal teori dan pengetahuan yang tidak membimbing orang untuk melakukan perbuatan yang bermanfaat di berbagai bidang kehidupan.13 Dalam Al Qur’an Surat At Taubah (9:122) Allah berfirman :

Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.14

Nasution menjelaskan tujuan belajar sebagai berikut :

a. Agar anak dapat mengubah dirinya menuju hal-hal yang baru yang lebih baik dari sebelumnya.

b. Mendapatkan pengalaman dan kecakapan baru.

12 Nazry Adlany, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : Depag), hlm. 13913 Hery Noer Aly, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta : Friska Agung Islami), hlm. 139.14 Nazry Adlany, Op. Cit.

Page 11: Proposal Istamar

11

c. Dapat mengoreksi dirinya sehingga menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada.

d. Menumbuhkan dirinya hidup bermasyarakat yang keadaannya sangat komplek, sehingga dapat mengatasi problem yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.15

Tujuan pendidikan (belajar) dalam Islam mencakup dua hal

sebagai berikut:

a. Agama Islam menyeru manusia agar beriman dan bertaqwa serta berusaha menanamkan ketaqwaan iti dan mengembangkannya agar bertambah sejalan dengan pertambahan ilmu.

b. Menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan menyeru manusia agar berfikir tentang kerajaan Allah.16

Dalam Al Qur’an Surat Al Alaq (96: 1-5) Allah berfirman:

Artinya : (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.17

Untuk mencapai tujuan belajar seseorang akan lebih berhasil bila

mengikuti prinsip-prinsip belajar atau azas belajar. Prinsip-prinsip belajar

yang dimaksud yaitu :

15 Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1982) hlm. 29.16 Hery Noer Aly, Op. Cit, hlm. 14117 Nazry Adlany, Op. Cit. hlm. 786

Page 12: Proposal Istamar

12

a. Belajar adalah proses interaksi secara aktif yaitu hubungan timbal balik antara individu/siswa dengan lingkungannya.

b. Belajar yang paling baik apabila ada motivasi atau dorongan yang murni dari dalam diri siswa sendiri.

c. Kegiatan belajar harus bertujuan dan terarah. d. Belajar memerlukan bimbingan, baik dari teman, guru, orang

tua maupun buku pelajaran. e. Jenis belajar yang paling utama ialah dalam bentuk belajar

berfikir kritis, konsep, lebih baik daripada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.

f. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

g. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai.

h. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan atau hasil.

i. Belajar harus penuh konsentrasi, artinya harus dapat memusatkan perhatian pada situasi khusus dalam belajar.

j. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila si pelajar telah sanggup mentransfer atau menerapkan kedalam praktek kehidupan sehari-hari.18

Prinsip belajar dalam pendidikan Islam seperti terdapat dalam Al Hadits

yang diriwayatkan Ar-rabii’ :

Artinya : Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.19

Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

ingin menerima pengalaman belajar atau yang optimal yang dapat

18 Suharno, Pemahaman Individu I, (Surakarta: FKIP UNS, 1982) hlm. 50-5119 Muhammad Faiz Al Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta : Gema Insani, 1991), hlm.

206.

Page 13: Proposal Istamar

13

dicapai dari kegiatan belajar di sekolah untuk pelajaran. Menurut WJS

Poerwadarminta, prestasi belajar adalah : hasil yang telah dicapai

(dilakukan).20

Pengertian prestasi belajar menurut pendapat Mochtar Buchari

adalah : hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh anak sebagai hasil

belajarnya, baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang

mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam

periode tertentu. 21

Lebih lanjut Nasution berpendapat bahwa prestasi belajar adalah :

kemampuan anak didik berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran

setelah mengikuti program belajar secara periodik.22 Dengan selesainya

proses belajar mengajar pada umumnya dilanjutkan dengan adanya suatu

evaluasi. Dimana evaluaasi ini mengandung maksud untuk mengetahui

kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau terhadap materi yang

diberikan oleh guru. Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui prestasi

belajar siswa yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.

Dengan demikian prestasi belajar merupakan suatu nilai yang

menunjukkan hasil belajar dari aktifitas yang berlangsung dalam

interaksi aktif sebagai perubahan dalam pengetahuan, pemahaman

ketrampilan dan nilai sikap menurut kemampuan anak dalam perubahan

baru. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah

20 Poerwadarminta, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm. 768

21 Mochtar Buchari, Sifat Manusia serta Pengukurannya, (Bandung: Fak. Psikologi UNPAD, 1986), hlm. 94.

22 Nasution, S., Op. Cit., hlm. 45

Page 14: Proposal Istamar

14

utama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh

materi pelajaran yang diprogramkan didalam kurikulum.

F. Metode Penelitian

1. Populasi, Sampel dan Sampling

a. Populasi

Populasi adalah sejumlah subjek berupa benda atau manusia yang dapat digunakan sebagai sampel penelitian:”23 Populasi juga diartikan “sebagai keseluruhan subjek penelitian Apabila seseorang penulis ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi24

Dengan demikian maka yang dimaksud dengan populasi adalah

keseluruhan subjek berupa benda atau manusia yang dapat

digunakan sebagai sampel penelitian Berdasarkan pengertian

tersebut maka yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah

semua siswa SD Negeri 03 Karanganyar Kabupaten Karanganyar

tahun pelajaran 2009/2010 yaitu siswa kelas V sebanyak 37 orang

dan siswa kelas VI sebanyak 42 orang atau jumlah keseluruhan 79

orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan dipakai.25 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi sampel adalah : sejumlah anggota populasi yang dijadikan contoh untuk penelitian.26

23 Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. (Bandung : CV. Tarsito, 1994), hlm. 84.

24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 115.

25 Ibid, hl;m. 117

Page 15: Proposal Istamar

15

Adapun besarnya sampel yang diambil dapat menggunakan dasar

sebagai berikut : apabila sampel kurang dari 100 diambil semua,

sedangkan bila lebih dari 100 dapat diambil antara 10% - 15 %

atau 20 % - 25 % lebih.27

Berdasarkan pengertian dan batasan pengambilan sampel di

atas, maka dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 25% dari

populasi sehingga diperoleh :

= 20 orang

2. Variabel Penelitian

Menurut Herman J. Waluyo, variabel adalah : konsep yang

memiliki bermacam-macam nilai.28

Variabel adalah sebagai konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai

atau objek penelitian yang bervariasi29

Dengan demikian variabel penelitian dapat diartikan sebagai gejala dari

suatu objek atau titik dari suatu penelitian.

Dalam penelitian ini penulis secara umum mempergunakan dua

macam variabel yaitu :

a. Variabel Bebas (Independent variable)

26 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach Jilid I, (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM, 1997), hlm. 221.

27 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 117 28 Waluyo, Herman J, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surakarta : Universitas

Sebelas Maret, 1994), hlm. 106.29 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 89.

Page 16: Proposal Istamar

16

Variabel bebas adalah : variabel yang menjadi objek

pengamatan dari penelitian yang menyebabkan atau hubungan

dengan hasil yang diteliti. 30

Dengan kata lain variabel bebas merupakan suatu variabel yang

sengaja dimunculkan dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk

mencari hubungan dengan variabel lain. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah aktivitas mengikuti TPQ.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang

merupakan konsekuensi dari atau variabel yang tergantung pada

variabel lain yaitu variabel bebas.31 Adapun variabel terikat

(dependent variable) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar

siswa SD Negeri 03 Karanganyar pada tahun pelajaran 2009/2010.

3. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam

pengumpulan data. Cara pengumpulan data yang akan ditempuh dalam

penelitian ini adalah dua yaitu library research dan field research dengan

penjelasan sebagai berikut :

a. Library research

Library research atau riset perpustakaan dilakukan untuk

memperoleh landasan teori yang relevan dengan penelitian ini.

b. Field Research

30 Herman J. Waluyo, Op. Cit, hlm. 6231 Loc. Cit

Page 17: Proposal Istamar

17

Field Research atau riset lapangan dilakukan dengan metode sebagai

berikut :

1) Metode Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan atau daftar isian yang harus diisi yang berdasarkan kepada sejumlah subyek dan berdasar atas jawaban atau isian itu penyelidik mengambil kesimpulan mengenai subyek yang diselidiki.32

Dalam penelitian ini digunakan metode angket tertutup

dan langsung. Artinya responden dalam menjawab secara

langsung dan tinggal memilih jawaban yang telah disediakan.

Digunakan teknik ini untuk memperoleh data yang berhubungan

dengan keaktifan mengikuti TPQ.

2) Metode Observasi

Metode observasi ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi atau perilaku. Data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan langsung, kegiatan manusia, dan situasi sosial, serta konteks tempat kegiatan-kegiatan itu terjadi.33

Data yang diperoleh adalah hasil pengamatan langsung

di lapangan. Peneliti melakukan observasi berperan dengan

maksud untuk memperoleh data yang lengkap dan rinci melalui

pengamatan yang seksama dengan melibatkan diri dalam

kegiatan subyek yang sedang diteliti.

3) Metode Wawancara

32 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Grafindo Persada, 1998), hlm 15.

33 Nasution, S. 1992. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung : Jenmars, hlm. 59

Page 18: Proposal Istamar

18

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan sumber data. 34

Agar wawancara dapat dilakukan dengan baik, maka hubungan antara peneliti dengan subyek merupakan suatu partnership. Kemudian data hasil wawancara dideskripsikan dan ditafsirkan sesuai dengan latar secara utuh. Wawancara mendalam dilakukan dengan para responden penelitian yang dilakukan secara bertatap muka. 35

4. Metode Analisa Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera

dilakukan analisis data. Teknik untuk menganalisis data dalam penelitian

ini adalah menggunakan analisa data kuantitatif. Dengan analisis data

kuantitatif, data yang dikumpulkan diubah menjadi angka-angka

kemudian menggunakan teknik perhitungan statistik dengan

menggunakan rumus t test independent dengan rumus sebagai berikut :

tX X

(x x

n n 2)(

1

n

1

n)

1 2

12

22

1 2 1 2

Keterangan :

X1 = skor prestasi belajar PAI siswa yang mengikuti TPQ

X2 = skor skor prestasi belajar PAI siswa yang tidak mengikuti

TPQ

34 Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. Remaja Rosdakarya, hlm. 135

35 Ibid

Page 19: Proposal Istamar

19

x1 = selisih skor dikurangi rata-rata untuk kelompok siswa yang

mengikuti TPQ

x2 = selisih skor dikurangi rata-rata untuk kelompok siswa yang

tidak mengikuti TPQ

n1 = jumlah sampel kelompok siswa yang mengikuti TPQ

n2 = jumlah sampel kelompok siswa yang tidak mengikuti TPQ

df (derajad kebebasan atau degree of freedom) = n1 + n2 - 2 taraf

signifikan = 0,05 (signifikan) atau 0,01 (sangat signifikan).”36.

G. Sistematikan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi adalah:

Bagian awal yang meliputi : Judul, Persetujuan, Pengesahan, Motto,

Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Lampiran

Bagian isi yang meliputi :

Bab I : Pendahuluan

Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan

Masalah, Perumusan Masalah, Penegasan Judul, Tujuan

Penelitian, Kegunaan Penelitian, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesa

Landasan teori dan pengajuan hipotesis terdiri dari Tinjauan

Tentang TPQ yakni pengertian dan pengaruhnya bagi anak, 36 Suharsimi Arikunto. Op. Cit., hlm. 262-263

Page 20: Proposal Istamar

20

Tinjauan tentang Prestasi Belajar, Kerangka Berfikir dan

Pengajuan Hipotesa

Bab III : Laporan Hasil Penelitian

Bagian laporan hasil penelitian terdiri dari gambaran umum

lokasi penelitian dan deskripsi data penelitian.

Bab IV : Analisis

Bagian hasil penelitian dan analisis terdiri dari hasil uji

instrument, analisis hasil penelitian dan pembahasan

Bab V : Penutup

Bagian penutup terdiri atas Kesimpulan, Implikasi dan Saran.

Page 21: Proposal Istamar

21

DAFTAR PUSTAKA

Aba Firdaus Al Halwani. 1996. Melahirkan Anak Shaleh. Yogyakarta: LEKPIM Mitra Pustaka.

Abu Ahmadi, Teknik Belajar Yang Efektif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1978)

As’ad Human dan Budiyanto. 1995. Pedoman Pengelolaan Pembinaan dan Pengembangan TPA-TPA Nasional. Yogyakarta: LPTQ Nasional.

Athiyah Al-Abrasyi, M. 1974. Dasar Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Bachtiar Affandie. 1990. Keluarga dan Pendidikan Keluarga. Yogyakarta : Andi Offset.

Dahlan, M. D. 1992. Pendidikan Anak Menurut Islam Kaidah-kaidah Dasar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Djumhur, I dan Muhammad Surya, Psikologi Pendidikan, (Bandung Rusdya Karya., 1996).

Hery Noer Aly, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta : Friska Agung Islami).

Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. Remaja Rosdakarya.

Mochtar Buchari, Sifat Manusia serta Pengukurannya, (Bandung: Fak. Psikologi UNPAD, 1986).

Muhammad Faiz Al Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta : Gema Insani, 1991).

Muzayyin Arifin. 2003. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1982).

Nazry Adlany, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : Depag).

Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994).

Oemar Bakry. 1986. Akhlak Muslim. Bandung: Angkasa.

Poerwadarminta, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984).

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1986).

Page 22: Proposal Istamar

22

Snelbecker, GE, Learning Theory, Instuctional Theory and Psycho Educational Design, (New York : MC. Gro Hill Book Company, 1974).

Suharno, Pemahaman Individu I, (Surakarta: FKIP UNS, 1982).

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998).

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Grafindo Persada, 1998).

Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach Jilid I, (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM, 1997).

The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, (Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi, 1984).

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya, 1991).

Waluyo, Herman J, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surakarta : Universitas Sebelas Maret, 1994).

Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. (Bandung : CV. Tarsito, 1994).

Winarno Suracmad, Metode Pengajaran Nasional, (Bandung : Jemmars, 1986).

Zuhaili Muhammmad. 2002. Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini. Jakarta: A.H. Ba’adillah Press

Page 23: Proposal Istamar

23

PENGARUH KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN TERHADAP PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS V DAN VI

SEKOLAH DASAR NEGERI 03 KARANGANYAR KALURAHAN KARANGANYAR KECAMATAN KARANGANYAR

KABUPATEN KARANGANYAR

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Agama Jurusan Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam Mamba’ul Ulum

Surakarta

Oleh :

ISTAMAR

NIM : 02.4982

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAMBA’UL ULUM

SURAKARTA

2009

Page 24: Proposal Istamar

24

PERSETUJUAN

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk penulisan skripsi pada Sekolah

Tinggi Agama Islam Mamba'ul Ulum Surakarta.

Pada Hari :

Tanggal :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Mengetahui

Ketua Jurusan PAI

Drs. Muh Samsuri, M.Si.

Page 25: Proposal Istamar

25

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 6

1. Taman Pendidikan Al-Qur’an ......................................................... 6

2. Prestasi Belajar ................................................................................ 9

F. Metode Penelitian .................................................................................. 14

1. Populasi, Sampel dan Sampling ...................................................... 14

2. Variabel Penelitian .......................................................................... 15

3. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 16

4. Metode Analisa Data ....................................................................... 18

G. Sistematikan Skripsi ............................................................................... 19