proposal investasi sengon.pdf
TRANSCRIPT
-
PROPOSAL INVESTASI
HUTAN TANAMAN RAKYAT
Usaha Penanaman Kayu Sengon
(Paraserianthes falcataria)
Disusun Oleh :
1. Jibril Susanto, S.P
2. Muhammad Isnan, S.P
3. Rahmad Supri A., S.Hut
4. Wildan Nurussalam, S.Pi
GREEN TROPICAL FOREST CONSULTANT
PT. CIPTA TANI MUDA MANDIRI
Jl. Raya Dramaga RT 03/01 Desa Babakan Kecamatan Dramaga Bogor (16680)
e-mail : [email protected] atau [email protected]
website : www.greentropicalforest.co.id | Contact Person : 089608107877
2014
-
PENDAHULUAN
Budidaya kayu sengon memiliki prospek pasar yang cukup tinggi. Permintaan akan
kayu sengon bukan hanya di dalam negeri, namun juga dari mancanegara. Permintaan
ekspor kayu lapis berbahan baku sengon terus meningkat. Permintaan kayu sengon, baik
dari dalam negeri maupun dari luar negeri semakin meningkat. Untuk pasar ekspor,
semakin banyak negara yang meminati kayu olahan dari sengon. Kayu sengon di ekspor
ke kawasan Eropa dan Amerika Serikat, juga ke negara-negara Afrika, Timur Tengah, dan
Asia (Debbie, beritadaerah.co.id)
Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Tengah Ikhwan
Sudrajat, ekspor kayu lapis Jawa Tengah pada tahun 2010 mencapai 150 juta dollar AS.
Selain di Purworejo, industri kayu lapis juga ditemui di Magelang dan Temanggung yang
mencapai 50 pabrik. Nilai ekspor kayu lapis sekitar 35 persen dari total ekspor kayu Jawa
Tengah senilai Rp 530 juta dollar AS. Dan Kemenhut memang semakin giat
mempromosikan kegiatan menanam pohon yang bernilai ekonomi tinggi seperti sengon
dan jabon. Demikian menjanjikan prospek bisnis dari industri kayu sengon baik untuk
kebutuhan dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Dalam skala industri, pemilihan sengon sebagai salah satu jenis pohon yang
diproritaskan untuk pengusahaan hutan tanaman industri (HTI) merupakan suatu pilihan
yang tepat. Sengon dapat dipanen pada umur yang relatif singkat yaitu 5-7 tahun setelah
tanam sehingga sangat menguntungkan untuk diusahakan dalam skala besar seperti
pengusahaan HTI. Dengan masa pengusahaan 35 tahun ditambah satu kali masa rotasi,
pengusahaan hutan tanaman (HT) sengon akan bisa menjamin ketersediaan bahan baku
bagi industri pulp dan kertas serta untuk keperluan kayu pertukangan dan bangunan.
Sengon sendiri akan menjadi bahan baku pulp yang sangat kompetitif dibandingkan
dengan jenis pohon lainnya. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menanam
sengon antara lain sebagai berikut :
1. Masa tebang relatif pendek.
2. Pengelolaan relatif mudah.
3. Persyaratan tempat tumbuh tidak rumit.
4. Kayunya serba guna.
5. Permintaan pasar terus meningkat.
6. Membantu menyuburkan tanah dan memperbaiki kualitas lahan.
Dengan masa tebang yang relatif pendek, pada tahun keenam pengusahaan HT
sudah dapat menangguk bahan baku berupa kayu sengon untuk keperluan industri terkait.
Dengan demikian, di samping dapat menghemat waktu, pengusahaan sengon juga dapat
menghemat biaya dan tenaga. Biaya pembangunan akan lebih ringan pada jenis pohon
yang tumbuh cepat atau berotasi pendek seperti sengon ini. Hal ini disebabkan adanya
cash flow masuk dari hasil penebangan yang segera dapat mengurangi biaya yang telah
dikeluarkan. Dengan melihat beberapa kelebihan sengon dibandingkan jenis pohon lainnya
maka pengusahaan hutan tanaman sengon merupakan suatu pilihan yang sangat rasional.
-
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Pra-penanaman
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dimaksud adalah merencanakan semua kegiatan/aktivitas
yang akan dilaksanakan pada proyek investasi kayu sengon mulai dari perencanaan model
penanaman sampai dengan pemanenan dan penanganan pasca panen berserta
perencanaan analisis biaya yang dibutuhkan dan pendapatan selama proyek berlangsung.
Secara garis besar kegiatan perncanaan meluputi :
1. Perencanaan awal (pembuatan proposal dan peninjauan pustaka atau referensi)
2. Perencanaan kegiatan lapangan
3. Perencanaan anggaran dan analisis biaya
4. Kegiatan survei lapangan (survei potensi lahan, analisis unsur hara tanah, analisis
riwayat hama dan penyakit tanaman yang terdapat di lahan)
5. Analisis Sosial-Masyarakat
b. Persiapan lahan
Kegiatan ini meliputi :
1. Pembersihan lahan
2. Pembuatan pancang dan jarak tanam (2 m x 3 m)
3. Pembuatan lubang tanam (40 cm x 40 cm x 40 cm)
4. Penyiapan pupuk (1/2 karung per lubang tanam)
c. Penyediaan bibit tanaman
Untuk mendapatkan pohon sengon yang berkualitas sebaiknya perlu dilakukan
pemilihan/seleksi bibit sengon yang berkualitas pula. Bibit berkualitas dapat dilihat dari
asal-usul benih, umur bibit, dan tinggi bibit, serta kesehatan bibit. Seleksi tersebut dapat
dilakukan pada saat pembelian bibit sengon dari tempat pembibitan atau nursery yang
menyediakan bibit sengon siap tanam dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Umur bibit tidak lebih dari 4 bulan dari asal benih.
2. Tinggi bibit minimal 30 cm
3. Bibit tidak terjangkit penyakit atau terserang hama
4. Bibit memiliki perakaran dan batang yang kuat serta daun yang rumbun
Sebagai tambahan untuk bibit yang berkualitas adalah bibit sudah mempunyai simbiosis
dengan Rhizobium atau Mikoriza. Jika bibit dengan karakteristik diatas tidak tersedia di
pasar, maka penyediaan bibit sebaiknya dilakukan sendiri dengan membuat kebun
persemaian sendiri. Hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan hasil investasi
penanaman sengon.
Penanaman
Setelah semua kegiatan pra-penanaman selesai dilakukan, maka harus dengan
segera dilanjutkan pada tahap kegiatan penaman. Pelaksanaan kegiatan penanaman harus
meperhatikan aspek berikut :
-
1. Dilakukan di bulan penghujan (untuk saat ini/tahun 2014-2015 berdasarkan data
BMKG, bulan penghujan jatuh mulai bulan Februari untuk kawasan Jawa Barat dan
sekitarnya)
*catatan : prediksi tersebut dapat berubah sewaktu-waktu mengingat prediksi
cuaca saat ini sulit diduga.
2. Dilakukan oleh tenaga pekerja yang mengerti cara menanam yang benar yaitu
pengurukan bibit dan pemasangan ajir (sebaiknya didampingi dan diawasi oleh
tenaga ahli)
3. Jika pada hari penanam tidak ada hujan, maka sebaiknya bibit disiram
4. Dilakukan di pagi hari atau sore hari (menghindari intensitas sinar matahari yang
ekstrim)
Pasca Penanaman
Penanganan pasca penanaman merupakan kegiatan inti dari proyek investasi
sengon yang akan menentukan berhasil tidaknya proyek tersebut. Kegiatan pasca tanam
merupakan kegiatan yang padat karya, membutuhkan tenaga dan biaya yang relatif tidak
sedikit dan juga berjangka waktu sesuai umur proyek dalam satu periode. Kegiatan pasca
penanaman dalam satu periode panen (selama 5 tahun) meliputi :
a. Kegiatan perawatan
Dalam satu periode penanaman (lima tahun), kegiatan perawatan yang harus dilakukan
terbagi menjadi tiga tahap :
1. Tahap pertama (Perawatan Intensif, umur 0-2 tahun)
- Pembersihan gulma (dilakukan dua minggu sekali)
- Penyemprotan hama dan penyakit (minimal dilakukan satu bulan sekali)
- Pemupukan organik (pada tahun pertama dua bulan sekali dan pada tahun kedua
dilakukan 2 bulan sekali)
- Pemupukan kimia : NPK, Urea, Kiserite, KCl (dilakukan tiga bulan sekali)
- Pemotongan Cabang (disesuaikan)
- Pendangiran
- Penjarangan pertama (ditahun ke-2)
2. Tahap kedua (Perawatan sedang, umur 2-3 tahun)
- Pembuatan piringan (pembersihan gulma diameter 1 meter dari pangkal batang)
- Pemotongan Cabang
- Pemupukan kimia (satu tahun tiga kali)
- Penjarangan kedua (dilakukan pada tahun ke-3)
3. Tahap ketiga (perawat biasa, umur 3-5 tahun)
- Pemupukan kimia satu tahun sekali
- Penjarangan ketiga (pada tahun ke-4)
- Pemotongan cabang
b. Kegiatan penyulaman
Kegiatan penyulaman biasanya dilakukan satu bulan setelah penanaman dengan
intensitas 10-20% dari tanaman total. Hal ini berdasarkan persentasi harapan hidup dari
bibit yang ditanam di lapangan, biasanya nilai harapan hidup bibit adalah 80%.
-
c. Kegiatan penjarangan
Setidaknya dalam satu periode akan dilakukan tiga kali penjarangan. Penjarangan-
penjarangan ini bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan skunder dari pohon
sengon agar diameternya tumbuh menjadi lebih besar. Kegiatan penanaman dengan jarak
2 m x 3 m bertujuan membentuk batang kayu yang lurus keatas dan mengurangi adanya
percabangan yang dapat menurunkan kualitas dan harga kayu bulat (log) sengon.
Sedangkan penjarangan bertujuan membesarkan diamter batang yang sudah lurus
tersebut. Tiga tahap penjarangan masing-masing mempunyai intensitas yang berbeda-
beda, dengan perhitungan tanaman per hektar yaitu 1667 pohon, maka jumlah pohon
yang dijarangkan pada masing-masing tahap adalah sebagai berikut :
1. Tahap pertama sebanyak 10 % dari 1667 pohon = 167 pohon
2. Tahap kedua sebanyak 20 % dari 1500 pohon = 300 pohon
3. Tahap ketiga sebanyak 30 % dari 1200 pohon = 360 pohon
Jumlah pohon yang tersisa setelah tiga kali penjarangan adalah 840 pohon. Jumlah
inilah yang menjadi hasil panen akhir periode.
d. Kegiatan pengukuran potensi kayu
Kegiatan pengukuran potensi kayu bertujuan untuk menduga jumlah kubikasi yang akan
dihasilkan dalam satu periode. Kegiatan ini dilakukan secara sensus, yakni mengukur
dimensi pohon sebanyak 840 pohon per hektar. Ada tiga dimensi pohon yang diukur, yaitu
diameter setinggi dada (dbh), tinggi bebas cabang (tbc), dan tinggi total (tt). Hasil
pengukurang digunakan untuk mengetahui potensi kubikasi kayu dari 840 batang pohon
kayu sengon berumur 5 tahun dengan rumusan :
Potensi Total : Volume/kubikasi (m3) = x 3,14 x dbh2 x tt
Khusus untuk kayu pertukangan : Volume/kubikasi (m3) = x 3,14 x dbh2 x tbc
e. Perencanaan pemanenan
Kegiatan perencanaan pemanenan hanya akan dilakukan pada saat kayu akan dipanen
sendiri atau tidak diborongkan kepada tengkulak. Kegiatan ini meliputi perencanaan
penebangan, penyaradan, dan pengangkutan.
-
RENCANA ANGGARAN DAN ANALISIS BIAYA
Rencana Modal Usaha
Komponen biaya yang diuraikan dibawah ini merupakan kebutuhan modal usaha
penanaman kayu sengon per satuan hektar atau seluas 10.000 m2 dengan periode selama
lima tahun atau 60 bulan. Adapun rincian kebutuhan modal dapat dilihat pada tebel berikut.
Tabel Analisis Kebutuhan Modal Usaha
No Kegiatan Jumlah satuan Harga
satuan Total Biaya
Perencanaan
1 Pembuatan Proposal 1 Eksemplar 500000 500.000
2 Perencanaan Kegiatan 1 1000000 1.000.000
3 Perencanaan Biaya
dan Analisis biaya
1 2000000 2.000.000
4 Kegiatan Survei
Lapangan
Survei potensi 1 hari 500000 500.000
Analisis unsur hara 3 sample 300000 900.000
Analisis riwayat
penyakit
1 500000 500.000
5 Analisis sosial
masyarakat
1 500000 500.000
Subtotal 5.900.000
Persiapan lahan
1 Pembersihan 20 HOK 75000 1.500.000
2 Pembuatan pancang
dan jarak tanam
2 HOK 75000 150.000
3 Pembuatan Lubang tanam
1667 Lubang 2500 4.167.500
4 Pemberian pupuk 10 HOK 75000 750.000
5 Pupuk Kandang 560 Karung 10000 5.600.000
Subtotal 12.167.500
Penyediaan bibit tanaman
1 Bibit kualitas 1 900 Bibit 1500 1.350.000
2 Bibit kualitas 2 400 Bibit 1200 480.000
3 Bibit kualitas 3 267 Bibit 1000 267.000
Subtotal 2.097.000
Penanaman
1 Distribusi bibit ke lubang tanam
2667 Bibit 500 1.333.500
2 Penanaman Bibit 2667 Bibit 2000 5.334.000
Subtotal 6.667.500
-
Perawatan
Perawatan Pertama
1 Pembersihan Gulma 144 HOK 75000 10.800.000
2 Penyemprotan Hama 48 HOK 75000 3.600.000
3 Pupuk Kandang 560 Karung 10000 5.600.000
4 Pupuk Kimia 400 Kg 30000 12.000.000
5 Pemupukan 120 HOK 75000 9.000.000
6 Pemotongan cabang 24 HOK 75000 1.800.000
7 Pendangiran 24 HOK 75000 1.800.000
8 Penjarangan 10 HOK 75000 750.000
Subtotal 45.350.000
Perawatan Kedua
1 Pembuatan Piringan 12 HOK 75000 900.000
2 Pemotongan Cabang 12 HOK 75000 900.000
3 Pupuk 100 Kg 30000 3.000.000
4 Pemupukan 30 HOK 75000 2.250.000
5 Penjarangan 10 HOK 75000 750.000
Subtotal 7.800.000
Perawatan Ketiga
1 Pupuk 50 Kg 30000 1.500.000
2 Pemupukan 4 HOK 75000 300.000
3 Penjarangan 10 HOK 75000 750.000
4 Pemotongan Cabang 6 HOK 75000 450.000
Subtotal 3.000.000
Penyulaman
1 Bibit 300 Pohon 1500 450.000
2 Tenaga Kerja 20 HOK 75000 1.500.000
Subtotal 1.950.000
Pengukuran Potensi Kayu
1 Survey Lokasi 2 HOK 150000 300.000
2 Pengukuran 4 HOK 300000 1.200.000
3 Pembuatan Laporan 2 HOK 300000 600.000
4 Laporan 1 Eksemplar 2000000 2.000.000
Subtotal 4.100.000
-
Perencanaan Pemanenan
1 Survey Lapang 4 HOK 200000 800.000
2 Pemotongan 20 HOK 150000 3.000.000
3 Transportasi 1 2000000 2.000.000
Subtotal 5.800.000
TOTAL 94.832.000
Pendapatan
Perhitungan pendapatan menggunakan asumsi-asumsi berikut :
1. Panen dilakukan secara parsial, yaitu tiga kali panen (Penjarangan kedua, ketiga,
dan panen akhir)
2. Harga kayu pada penjarangan kedua Rp. 10.000/pohon, Penjarangan Ketiga Rp.
50.000/pohon, dan Harga Kayu panen Rp. 250.000/pohon
Tabel Pendapatan selama lima tahun
No. Penerimaan Jumlah Satuan Harga satuan
Total Harga
1 Penjarangan Kedua 300 Pohon 10.000 3.000.000
2 Penjarangan Ketiga 360 Pohon 50.000 18.000.000
3 Panen terakhir 840 Pohon 250.000 210.000.000
Total Penerimaan 231.000.000
Keuntungan
Besarnya pendapatan dihitung berdasarkan pada jumlah pohon yang laku di pasar.
Sedangkan untuk perhitungan keuntungan atau profit dihitung dari pengurangan
pendapatan terhadap modal kerja. Profit/keuntungan yang didapatkan dari investasi
sengon seluas 1 hektar selama 5 tahun adalah :
Total Modal Kerja = Rp. 94.832.000
Total Penerimaan = Rp. 231.000.000
Keuntungan investasi = Rp. 231.000.000 - Rp. 94.832.000
= Rp. 136.168.000 / lima tahun/ hektar Atau,
Keuntungan per-bulan = Rp. 2.269.467/bulan/hektar
PENUTUP
Kesimpulan
Investasi tanaman kehutanan dengan jenis tanaman sengon (Paraserianthes
falcataria) dengan luasan satu hektar dan periode tanam selama 5 tahun dapat
menghasilkan keuntungan sebesar 143,58% dari modal kerja.