proposal akuntansi

87
ANALISIS DAR, DER, DAN LDER TERHADAP ROE STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PROPOSAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Program studi akuntansi Disusun Oleh MARDYANSYAH 0905170399

Upload: ari-masjaya

Post on 03-Dec-2015

100 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Rasio keuangan dengan menggunakan rasio solvabilitas untuk mempengaruhi harga saham

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Akuntansi

0

ANALISIS DAR, DER, DAN LDER TERHADAP ROE STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Program studi akuntansi

Disusun Oleh

MARDYANSYAH0905170399

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN2014

Page 2: Proposal Akuntansi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi kegiatan perusahaan

dalam mengelola fungsi keuangan, salah satu unsur yang perlu diperhatikian

adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang

digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Untuk memenuhi

kebutuhan dana ini perusahaan dapat memperolehnya dari dalam perusahaan

(modal sendiri) atau dari luar perusahaan (modal asing). Tujuan perusahaan secara

umum untuk memaksimalkan tingkat keuntungan perusahaan, dimana tingkat

keuntungan perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah

asset, ukuran perusahaan, penyediaan modal kerja serta faktor-faktor lainnya.

Struktur modal suatu perusahaan merupakan perimbangan /perbandingan

hutang jangka panjang dengan modal sendiri perusahaan tersebut. Struktur modal

berpengaruh pada profitabilitas, semakin besar proporsi hutang maka rasio ini

semakin besar, setiap perusahaan dituntut untuk selalu mencari cara agar dapat

memenangkan persaingan tersebut dengan mengelola perusahaan sebaik mungkin.

Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil

memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain salah satu

indikatornya jika bisa menghasilkan laba bagi perusahaannya.

ROE (return on equity) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio

untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan equitas. ROE (return on

equity) merupakan salah satu alat utama investor yang paling sering digunakan

1

Page 3: Proposal Akuntansi

2

dalam menilai harga saham. Dalam perhitungannya secara umum ROE (return on

equity) dihasilkan dari pembagian laba dengan eqiutas selama setahun terakhir.

ROE (return on equity) sebagai rasio yang paling penting sebab rasio ini

merupakan pengembalian absolud yang akan diberikan oleh perusahaan kepada

para pemegang saham. Suatu angka ROE (return on equity) yang bagus akan

membawa keberhasilan bagi perusahaan-perusahaan yang mengakibatkan

tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik

dana baru. Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk berkembang

menciptakan kondisi pasar yang sesuai dan pada gilirannya akan memberikan

laba yang lebih besar. Semua hal tersebut pada akhirnya akan menciptakan nilai

yang tnggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi pemilinya.

Menurut Sawir (2001, hal 18-20) ROE (return on equity) mengukur

efisiensi pengendalian harga pokok dan biaya produksi dan rasio ini merupakan

suatu rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh

sumber kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang menunjukan rentabilitas

ekonomis perusahaan.

Menurut Siswandi (2010, hal. 47) Rasio leverage (DAR, DER, LDER)

merupakan rasio jaminan yang mengukur kemampuan perusahaan membayar

hutang bila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan, dan

pengukuran yang absolud yaitu dengan rasio ROE (return on equity).

Menurut Kasmir (2010, hal. 196) hasil pengukuran ROE dapat dijadikan

alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara

efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka

dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode.

Page 4: Proposal Akuntansi

3

Namun sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah

ditentukan ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk priode kedepan.

Menurut Kasmir (2010, hal. 204) mengemukakan tingkat modal (DAR,

DER dan LDER) yang tinggi akan diikuti dengan tingkat ROE yang tinggi, karena

ROE menunjukan efesiensi penggunaan modal.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi (return on equity) dalam

meningkatkan tingkat pengembalian ekuitas perusahaan, maka dengan cepat dapat

dilihat bahwa peningkatkan tingkat pengembalian dapat diperoleh dengan tiga

cara yaitu: meningkatkan penjualan tanpa meningkatkan beban dan biaya secara

proforsional, mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasi usaha dan

meningkatkan penjualan secara relative atas dasar nilai aktiva baik dengan

meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada ekuitas

perusahaan.

Berdasarkan hasil data maka diketahui bahwa perolehan rata-rata laba

yang diperoleh perusahaan adalah sebagai berikut:

Page 5: Proposal Akuntansi

6

Tabel 1.1Hasil Penelitian

emitenDAR Kemampuan membayar hutang DER ROE

2008 2009 2010 2011 2012 PNR PNG 2008200

9 2010 2011 2012 PNR PNG 2008 2009 2010 2011 2012 PNR PNG

BIPP 0.45 0.49 0.51 0.62 0.64   1 0.81 0.96 1.04 1.66 1.82   1 -34.39 -20.04 -3.62 -24.19 -11.11 1  

BKSL 0.14 0.19 0.14 0.13 0.19 1   0.16 0.22 0.17 0.15 0.23 1   -0.57 0.42 2.52 3.41 3.47   1

DART 0.77 0.79 0.71 0.45 0.49 1   3.35 3.83 2.47 0.83 0.95 1   16.69 8.57 7.59 4.44 -2.23 1  

DILD 0.46 0.45 0.21 0.33 0.34 1   0.86 0.83 0.27 0.50 0.53 1   3.99 5.08 11.99 5.23 1.36 1  

DUTI 0.41 0.34 0.32 0.31 0.30 1   0.81 0.62 0.55 0.46 0.42 1   6.28 13.11 14.25 13.73 2.19 1  

ELTY 0.36 0.50 0.39 0.38 0.41 1   0.70 1.25 0.82 0.62 0.69 1   7.95 4.38 2.81 0.99 -0.38 1  

GMTD 0.69 0.66 0.64 0.64 0.65 1   2.09 1.92 1.80 1.81 1.88 1   12.86 17.69 25.67 33.73 11.5 1  

JIHD 0.68 0.51 0.43 0.24 0.24 1   3.16 1.75 1.31 0.32 0.31 1   -14.89 60.4 18.23 3.75 0.57 1  

JRPT 0.42 0.45 0.51 0.53 0.55   1 0.75 0.87 1.10 1.15 1.21 1   17 17.05 20.11 20.92 4.52 1  

Sumber : www.idx.co.id

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa fenomena penelitian perusahaan

real property dan rael estate yang berkaitan dengan variabel diantaranya adalah

sebagai berikut:

Tingginya hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik hutang jangka

pendek maupun hutang jangka panjang. Hal ini akan berdampak pada masa yang

akan datang, sebab perusahaan akan dihadapkan pada proses perlunasan hutang

baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Serta bunga yang

muncul akibat penambahan hutang jangka panjang dimasa yang akan datang.

Terjadinya penurunan Return on equity yang diperoleh perusahaan

sehingga akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dimasa

mendatang sebab bisa melemahkan minat investor untuk menanamkan modalnya

kembali keperusahaan

Terjadinya peningkatan DAR tetapi tidak diikuti dengan peningkatan

Return on equity hal ini diakibatkan tingginya beban harga pokok pengerjaan

proyek yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tanpa dilakukan control yang

ketat.

Page 6: Proposal Akuntansi

7

Terjadinya penurunan kemampuan membayar hutang yang dimiliki oleh

perusahaan yang disebabkan peningkatan hutang yang sangat signifikan sehingga

perusahaan juga harus menanggung beban bunga pinjaman

Perusahaan tidak mampu meningkatkan penjualan yang dilakukan, tetapi

peninngkatan beban operasional cukup signifikan yang pada akhirnya akan

berdampak pada Return on equity.

Berdasarkan hasil data diatas maka diketahui bahwa terjadi peningkatan

asset yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 60% dan 40% mengalami penurunan

hal ini menunjukan bahwa asset yang dimiliki tidak memberikan kontribusi yang

positif terhadap perolehan laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

asset yang dimiliki oleh perusahaan masih kurang baik kontribusinya untuk

memperoleh laba.

ROE merupakan variable yang termasuk dalam profitabilitas, dimana

ROE (return on equity) merupakan salah satu alat utama investor yang paling

sering digunakan dalam menilai suatu saham. Dalam perhitungan secara umum

ROE dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama setahun terakhir. Jika

dilihat dari data laporan keuangan 9 perusahaan property and real estate maka

secara umum pada periode tahun 2009 sampai dengan 2012 terdapat 90% yang

mengalami penurunan dan sisanya mengalami peningkatan yang tidak begitu

besar. Hal ini mengidentifikasikan bahwa (return on equity) yang diperoleh tidak

seperti yang diharapkan oleh perusahaan, sehingga hal ini dapat berdampak pada

bekerlangsungan perusahaan dimasa mendatang serta melemahkan minat investor

untuk menanamkan modalnya kembali ke perusahaan.

Page 7: Proposal Akuntansi

8

Secara keseluruhan faktor-faktor tersebut berkaitan erat dengan kinerja

keuangan perusahaan. Salah satu alat untuk mengukur kinerja keuangan

perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan perusahaan dimana rasio

tersebut merupakan perbandingan angka – angka dari perkiraan-perkiraan yang

terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi. Perbandingan antara satu perkiraan

dengan perkiraan yang lain harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat

diinterprestasikan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

Menurut Suprtihatmi (2005, hal. 2) kemampuan menghasilkan laba

yang maksimal pada perusahaan yang sangat penting karena pada dasarnya pihak

– pihak yang berkepentingan seperti investor dan kreditur mengukur keberhasilan

perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kenirja

manajemen dalam menghasilkan laba dimasa mendatang.

Penilain kinerja perusahaan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi

keuangan perusahaan dengan membandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interprestasi rasio keuangan.

Rasio keuangan dapat dihitung dari isi informasi keuangan dalam laporan

keuangan sehingga dapat menunjukan kekuatan perusahaan. Perolehan laba dalam

perusahaan juga diikuti dengan adanya asset. Keberadaan asset sangat

mempengaruhi kegiatan aktivitas perusahaan

Meythi (2005) menyatakan bahwa salah satu cara untuk memprediksi

laba perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan

dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak pemerintah dalam mengevaluasi

keadaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang dan memproyeksikan hasil

atau laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, 2003). Secara umum, rasio

Page 8: Proposal Akuntansi

9

keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio

aktivitas dan rasio profitabilitas (Riyanto, 1995)

Beberapa akar permasalahan yang dapat dijadikan fenomena sebagai

dasar terjadinya penurunan ROE yang diperoleh perusahaan property dan real

estate diantaranya asset. Sebab pertumbuhan asset akan menunjukan kemampuan

perusahaan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap peningkatan asset.

Besarnya asset akan memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan

return on equity ROE. Besarnya DER yang ada dalam perusahaan juga

menunjukan jumlah hutang yang ada dalam perusahaan.

Berdasarkan hasil data diatas maka diketahui bahwa terjadi peningkatan

asset yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 60% dan 40% mengalami penurunan

hal ini menunjukan bahwa asset yang dimiliki tidak memberikan kontribusi yang

positif terhadap perolehan laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

asset yang dimiliki oleh perusahaan masih kurang baik kontribusinya untuk

memperoleh laba

Sedangkan berdasarkan hasil data maka diketahui bahwa perusahaan

banyak menambah hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka

panjang. Hal ini akan berdampak pada masa yang akan datang, sebab perusahaan

akan dihadapkan pada proses perlunasan hutang baik hutang jangka pendek

maupun hutang jangka panjang. Serta bunga yang muncul akibat penambahan

hutang jangka panjang dimasa yang akan datang. Bagi perusahaan yang struktur

modalnya lebih didomisili oleh hutang juga akan memberikan dampak yang

negative bagi investor karena investor menganggap bahwa penambahan investasi

Page 9: Proposal Akuntansi

10

modal pada perusahaan akan lebih banyak dialokasikan pada pembayaran hutang

ketimbang peningkatan laba perusahaan.

Pihak investor dan kreditur sebelum mengambil keputusan untuk

memberikan atau menolak permintaan kredit suatu perusahaan, membutuhkan

informasi pertumbuhan laba yang bertujuan untuk mengukur kemampuan

perusahaan tersebut membayar utangnya ditambah beban bunganya. Pertumbuhan

laba suatu perusahaan bisa saja mengalami kenaikan untuk tahun sekarang ini

namun mengalami penurunan untuk tahun berikutnya. Analisis laporan keuangan

dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai laporan

keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Rasio

keuangan juga bermanfaat dalam melihat pertumbuhan laba perusahaan, selain itu

rasio keuangan digunakan untuk memutuskan apakah akan membeli saham

perusahaan untuk meminjam uang atau memprediksi kekuatan perusahaan di masa

depan.

Peningkatan DAR akan memiliki dampak yang positif terhadap

peningkatan ROE sebab perusahaan memiliki kesempatan untuk mengembangkan

usahanya dengan aktiva yang dimilikinya, tetapi jika pengelolaan asset yang

dimiliknya tidak baik maka peningkatan DAR tidak akan memberikan kontribusi

yang baik terhadap perolehan ROE. Peningkatan DER menunjukan bahwa

perusahaan memiliki kemampuan membayar hutang yang dimilikinya, jika terjadi

peningkatan DER maka akan terjadi peningkatan ROE sebab perusahaan akan

memiliki kemampuan membayar kewajibannya dengan baik. Berdasarkan hasil

data maka diketahui bahwa terjadi penurunan DER yang menunjukan

menurunnya kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang dimilikinya,

Page 10: Proposal Akuntansi

11

hal ini juga menunjukan bahwa perusahaan banyak dibiayai dari hutang.

Peningkatan hutang yang dimiliki oleh perusahaan LDER akan mempengaruhi

dan memberikan dampak yang kurang baik terhadap perolehan ROE sebab jika

ROE meningkat maka perusahaan juga harus menutupi beban bunga pinjaman

yang akan berdampak pada pembagian deviden para pemegang saham.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa peningkatan DAR yang dimiliki

oleh perusahaan tidak mampu meningkatkan ROE, peningkatan LDER juga tidak

membantu peningkatan ROE sebab terjadi peningkatan beban operasional yang

dikeluarkan oleh perusahaan. Sebab penggunaan utang yang terlalu tinggi akan

membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk kategori exetreme

leverage (utang ekstram) yaitu perusahaan akan terjebak dalam tingkat utang yang

tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya

perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dari mana

sumber yang kan dipakai membayar hutang. Hal tersebut yang terjadi pada

perusahaan-perusahaan property dan real estate sebab perusahaan tersebut sebab

perusahaan banyak dibiayai dari hutang.

Berdasarkan alasan – alasan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti

dan menuangkan dalam bentuk karya ilmiah dengan judul Analisis DAR, DER,

Terhadap ROE Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka identifikasi

masalah adalah sebagai berikut :

Page 11: Proposal Akuntansi

12

1. Adanya penurunan ROE di perusahaan property dan real estate yang terdaftar

di bursa efek indonesia.

2. Adanya peningkatan DAR tidak diiukti peningkatan ROE di perusahaan

property dan real estate yang terdaftar di bursa efek indonesia

3. Adanya kenaikan total DER tidak diikuti peningkatan ROE di perusahaan

property dan real estate yang terdaftar di bursa efek indonesia

C. Rumusan Masalah.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh DAR terhadap ROE pada perusahaan property dan real

estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia

2. Apakah ada pengaruh DER terhadap ROE pada property dan real estate yang

terdaftar di bursa efek Indonesia

3. Apakah ada pengaruh DAR, DER terhadap ROE pada property dan real estate

yang terdaftar di bursa efek Indonesia

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti menyajikan tujuan

penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui analisa dan pengaruh DAR terhadap ROE pada

perusahaan property dan real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia

2. Untuk mengetahui analisa dan pengaruh DER terhadap ROE pada

property dan real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia

Page 12: Proposal Akuntansi

13

3. Untuk mengetahui analisa dan pengaruh DAR, DER terhadap ROE pada

property dan real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis

dalam menambah pengetahuan dan memperluas wawasan baik teori maupun

aplikasinya

2. Bagi perusahaan dapat dijadikan sebagai saran untuk perbaikan tingkat ROE

dan DAR, DER serta LDER dimasa yang akan datang.

3. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan

sebagai referensi maupun bahan kajian bagi penelitian.

Page 13: Proposal Akuntansi

14

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Uraian Teoritis

1. Return On Equity (ROE)

a. Pengertian Return On Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) biasa juga disebutkan return on net worth. Return

on equity mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan laba.

Modal sendiri adalah merupakan penjumlahan antara modal saham dan laba yang

ditahan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net

income ditinjau dari sudut Equity Capital-nya. Semakin tinggi rasio, semakin baik

hasilnya. Karena posisi modal pemilik perusahaan akan semakin kuat, atau

rentabilitas modal sendiri yang makin baik.

Menurut Purba (2002, hal. 118) Return on Equity (ROE) adalah rasio

yang mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan laba. Modal

sendiri adalah merupakan penjulahan antara modal saham dan laba yang ditahan.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa besarnya

kemampuan memperoleh laba suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan

perusahaan memanfaatkan sumber daya yang berasal dari modal sendiri yang

dimilikinya untuk menghasilkan laba yang diharapkan, dimana modal sendiri

digambarkan dari laba ditahan dan saham yang dimiliki oleh perusahaan.

Menurut Kasmir (2009, hal. 204) Return on Equity (ROE) merupakan

rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini

14

Page 14: Proposal Akuntansi

15

menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri, semakin tinggi rasio ini semakin

baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

Berdasarkan pengertian diatas maka diketahui bahwa Return on Equity

(ROE) merupakan suatu rasio yang menggambarkan hasil pengembalian ekuitas

atau rentabilitas modal sendiri suatu perusahaan, dimana hasil yang diperoleh

akan menggambarkan posisi dan keadaan pemilik perusahaan tersebut.

Menurut Jumingan (2009, hal. 245) Return on Equity (ROE) merupakan

rasio yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri.

Berdasarkan pengertian di atas maka diketahui bahwa Return on Equity

(ROE) merupakan hasil analisis kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya

yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari modalnya sendiri untuk

menghasilkan laba bagi perusahaan maupun bagi investor.

Return on equity dapat diperbesar disamping meningkatkan jumlah

penjualan perusahaan dan dapat pula ditempuh melalui pengubahan struktur

finansial (financial structure) perusahaan, yaitu dengan jalan menambah kredit

dalam membelanjai kegiatan-kegiatan perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang

lebih menekankan keamanan dalam sistem pembelanjaannya cenderung

memperoleh return on equity yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan

yang lebih banyak menggunakan kredit dalam membelanjai kegiatan-kegiatan

perusahaan.

b. Pengukuran Return On Equity (ROE)

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

............ (Sawir, 2005:31)Net Pr ofitEquity

x 100 %

Page 15: Proposal Akuntansi

16

Para pemilik perusahaan/pemegang saham perusahaan yang bersangkutan

pada rasio ini mempunyai arti yang sangat penting untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam mengelola capital yang tersedia untuk mendapatkan Net

Income. Bagi manajemen baik yang mampu menaikkan Return on Equity

biasanya ada petunjuk tentang kemampuan manajemen perusahaan yang

bersangkutan dalam menaikkan income-nya. Kenaikan Return on Equity biasanya

juga diikuti kenaikan dari saham-saham perusahaan yang bersangkutan di pasar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return On Equity (ROE)

Adapun faktor yang menjadi penilaian profitabilitas perusahaan adalah sebagai

berikut (Kasmir, 2002):

a. Aspek permodalan

Penilaian tersebut didasarkan kepada modal yang diperoleh dari internal

perusahaan maupun eksternal yang diukur dengan menggunakan DAR, dan

DER

b. Aspek kualitas aset

Aktiva yang produktif merupakan penempatan dana oleh perusahaan dalam

asset yang menghasilkan perputaran modal kerja yang cepat.

c. Aspek Pendapatan

Aspek ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

laba atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang

dicapai perusahaan yang bersangkutan.

d. Aspek Likuditas

Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid, apabila perusahaan yang

bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama hutang

jangka pendek dan hutang jangka panjang pada saat jatuh tempo.

Page 16: Proposal Akuntansi

17

2. Debt To Asset Ratio.

a. Pengertian Debt To Asset Ratio.

Perusahaan memperoleh sumber pendanaan dari dua sumber yaitu

kreditur dan pemegang saham, menurut Darsono dan Ashari (2005, hal. 54) rasio

leverage atau rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi.

Rasio leverage menunjukan berapa besar perusahaan didanai oleh kreditur dan

pemegang saham.

Rasio leverage (rasio utang) menurut Horne dan Wachowicz (2005, hal.

209) adalah rasio yang menunjukan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang,

rasio leverage juga disebut rasio hutang.

Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan

sebab perusahaan akan masuk kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu

dimana perusahaan akan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk

melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus

menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber dapat

dipakai untuk membayar utang. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio

leverage perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham. Semakin besar jumlah

pendanaan yang berasal dari kreditur semakin tinggi resiko perusahaan tidak dapat

membayar seluruh kewajiban dan bunganya.

Bagi pemegang saham, semakin tinggi rasio leverage, semakin rendah

tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena perusahaan

harus melakukan pembayaran bunga sebelum laba dapat dibagikan kepada

pemegang saham dalam bentuk deviden.

Page 17: Proposal Akuntansi

18

Ada dua leverage menurut Horne dan Wachowicz (2005, hal. 209) yaitu

rasio utang terhadap ekuitas (debt to equit) dan rasio utang terhadap total aktiva

(debt to total asset rasio). Pengertian DAR (debt to total asset rasio) merupakan

rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang

dengan total aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau sebesar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Menurut Syamsuddin (Dalam :Purhadi (2006, hal. 30) Rasio ini

digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai oleh

total hutang, semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal

pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan.

Rasio DAR (debt to total asset rasio) menunjukan kemampuan

perusahaan membayar hutang equity yang dimilikinya. Apabila leverage

keuangan tinggi, menunjukan suatu perusahaan juga tinggi. Rasio DAR (debt to

total asset rasio) penting dianalisis karena berkaitan dengan kinerja perusahaan.

Para investor dalam melakukan keputusan berinvestasi, tentu akan

mempertimbangkan informasi rasio DAR (debt to total asset rasio).

Menurut Husnan (2003, hal. 105) DAR (debt to total asset rasio) terjadi

pada saat perusahaan menggunakan modal pinjaman dan menimbulkan beban

tetap (yaitu bunga) yang harus dibayar.

Menurut Horne (2009, hal. 210) semakin tinggi rasio DAR (debt to total

asset rasio) semakin besar peningkatan resiko adalah kemungkinan terjadinya

defult karena perusahaan terlalu banyak melakukan pendanaan aktiva dari hutang.

Page 18: Proposal Akuntansi

19

Dengan adanya resiko gagal bayar, maka biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan untuk mengatasi masalah ini semakin besar resiko keuangannya.

Menurut Keown (2001, hal. 475) menjelaskan bahwa DAR (debt to

total asset rasio) adalah porporsi atau penggunaan modal pinjaman dengan

jaminan membayar bunga yang tetap dengan harapan mendapatkan keuntungan

yang lebih besar bagi pemegang saham dan merupakan suatu ukuran dimana

hutang digunakan sebagi sumber pendanaan bagi perusahaan yang dapat

digunakan untuk mengangkat kinerja perusahaan. Dengan demikian DAR (debt

to total asset rasio) menunjukan penggunaan hutang bisa dibenarkan sejauh

diharapkan bisa memberikan tambahan laba operasi yang lebih besar dari bunga

yang dibayar.

b. Pengukuran DAR (debt to total asset rasio)

Rasio DAR (debt to total asset rasio) merupakan rasio utang yang

digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan aktiva.

Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau

seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka

semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena

dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutpi hutang – hutangnya dengan

aktiva yang dimilikinya. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin kecil

perusahaan dibiayai dari utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya

rasio perusahaan digunakan rasio rata-rata perusahaan yang sejenis.

Semakin tinggi rasio ini semakin besar jumlah modal pinjaman yang

digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi

Page 19: Proposal Akuntansi

20

perusahaan.menurut Kasmir (2010, hal. 122) rumusan untuk mencari DAR (debt

to total asset rasio) adalah sebagai berikut:

Dari hasil pengukuran, apabila pendanaan dengan utang semakin

banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan

pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-

hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya.

c. Faktor-faktor yang Mempenngaruhi DAR (debt to total asset rasio)

Rasio DAR (debt to total asset rasio) dapat diartikan sebagai

perbandingan total hutang dan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, dengan

demikian kedua komponen tersebut sangata mempengaruhi tingkat rasio DAR

(debt to total asset rasio). Total hutang merupakan total kewajiban yang menjadi

masalah bagi perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini tentunya dapat

mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan dimasa yang akan datang. Namun

bila dikaji lebih dalam, total hutang terdiri dari hutang lancar dan hutang jangka

panjang. Keberadaan hutang lancar sangat mempengaruhi ketersediaan modal

kerja perusahaan, karena hutang lancar merupakan bagian dari pengukuran

likuiditas perusahaan bila dibandingkan dengan aktiva lancar. Semakin tinggi

jumlah hutang lancar tentunya dapat meningkatkan total hutang perusahaan dan

selanjutnya dapat meningkatkan DAR (debt to total asset rasio), sehingga akan

semakin banyak aktiva perusahaan akan dibelanjai oleh hutang.

Hutang jangka panjang merupakan solusi untuk menambah modal

perusahaan. Namun bila tidak dikelola dengan baik akan berdampak pada

DAR=Total Debt ( hutang)Total Asset

x100 %

Page 20: Proposal Akuntansi

21

kemampuan perusahaan menghasilkan laba, karena meningkatnya beban bunga

yang dimunculkan oleh hutang jangka panjang. Peningkatan hutang jangka

panjang tentunya akan berdampak pada peningkatan total hutang perusahaan,

sehingga akan semakin tinggi aktiva perusahaan dibelanjai oleh hutang. Tentunya

hal ini akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan perusahaan di masa

mendatang.

3. DER (Debt to Equity Ratio)

Perusahaan memperoleh sumber pendanaan dari sua sumber yaitu

kreditor dan pemegang saham. Menurut Darsono dan Ashari (2005, hal : 54)

Rasio leverage atau rasio solvabilias adalah “Rasio untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi”.

Rasio leverage menunjukkan berapa besar perusahaan di danai oleh kreditor dan

pemegang saham, rasio leverage (ratio utang) menurut Van Home dan

Wachowhicz ( 2005, hal.209) adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana

perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio leverage disebut juga rasio solvabilitas.

Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena

perusahaan akan masuk kategori estreme leverage (utang ekstrem) yaitu

perusahaan akan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk

melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus

menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber yang

dapat dipakai untuk membayar utang. Pihak yang paling berkepentingan terhadap

rasio leverage perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham. Semakin jumlah

pendanaan yang berasal dari kreditor, semakin tinggi risiko perusahaan tidak

Page 21: Proposal Akuntansi

22

dapat membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi pemegang saham,

semakin tinggi rasio leverage, semakin rendah tingkat pengembalian yang akan

diterima pemegang saham karena perusahaan harus melakukan pembayaran bunga

sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Ada dua rasio leverage menurut Van Horne dan Wachowicz (2005, hal

209) yaitu “rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity rasio) dan rasio utang

terhadap total aktiva (debt to total assets ratio)”. Rasio leverage yang menjadi

fokus penelitian ini adalah rasio Debt to equty ratio. Debt to equty ratio

merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas.

Debt to equity ratio merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai

variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkann rasio suatu perusahaan

sehinggga berdampak pada ketidakpastian harga saham. Debt to equity ratio yang

tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja yang semakin baik,

karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Menurut

Riyanto (2008, hal.333), “Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur bahan

dari setiap rupiah modal sendiri yang di jadikan jaminan untuk keseluruhan

hutang”. Debt to equity ratio memberikan gambaran mengenai struktur modal

yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tidak

tertagihnya suatu utang oleh para investor. Semakin besar nilai debt to equity

rasio, berarti semakin besar jumlah aktiva yang dibaiayai oleh pemilik perusahaan

dan semkin kecil nilai debt to equity rasio, berarti semakin kecil jumlah aktiva

yang dibiayai oleh pemilik perusahaan.

a. Pengukuran Debt to Equity Ratio

Page 22: Proposal Akuntansi

23

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara

seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna

untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan

pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah

modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Menurut Kasmir (2010,

hal.124) rumusan untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan sebagai

berikut :

Total Kewajiban ( utang )Debt to Equity Ratio = ______________________

Total Ekuitas ( equity )

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Debt to Equity Ratio

Besar-kecilnya rasio debt to equity ratio akan mempengaruhi tingkat

pencapaian laba (return on equity) perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio

menunjukkan semakin besar beban perusahaan terhaap pihak luar, hal ini sangat

memungkinkan menurunkan kinerja perusahaan, karena tingkat ketergantungan

dengan pihak luar semakin tinggi. Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang

dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal

sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi debt to equity ratio adalah sebagai

berikut:

1. Operating Leverage2. Likuiditas3. Struktur aktiva4. Pertumbuhan Perusahaan5. Price Earning Ratio6. Profitabilitas

Page 23: Proposal Akuntansi

24

Berdasarkan Pen;jelasannya :

1. Operating Leverage

Operating leberage atau leverage operasi adalah penggunaan aktiva

atau operasi perusahaan yang disertai dengan biaya tetap;.

2. Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan didalam membayar hutang jangka pendek

yang telah jatuh tempo.

3. Struktur Aktiva

Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat

dijadikan jaminan (collateral value of assets).

4. Pertumbuhan Perusahaan

Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju

pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk

membelanjai perusahaan. Per;usahaan yang bertumbuh pesat

cenderung lebih banyak menggunkan utang daripada perusahaan yang

bertumbuh secara lambat (Weston and Brigham, 1994).

5. Price Earning Ratio

Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan harga suatu

saham (market price) dengan earning pe sharen (EPS); dari saham

yang bersangkutan.

Brigham and Huston (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan

tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan menggunakan

utang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan

Page 24: Proposal Akuntansi

25

untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana

yang dihasilkan secara internal. Perusahaan yang mempunyai profit

tinggi, akan menggunakan hutang dalam jumlah rendah, dan

sebaliknya.

4. Long Debt to Equity Ratio (LDER)

a. Pengertian Long Debt to Equity Ratio (LDER)

Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER) merupakan rasio yang

mencerminkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap

kewajiban jangka panjang. Menurut (Warsono, 2003:239). Semakin besar resiko

ini mengindikasi bahwa dengan struktur modal tersebut, resiko yang ditanggung

pemegang saham semakin tinggi.

Rasio ini membandingkan antara utang jangka panjang dan modal

pemilik, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk

menutup utang jangka panjang semakin rendah rasio semakin aman bagi kreditur.

Long Term Debt to Equity Ratio = Long Term Debt (hutang kepada pemegang

saham/pihak terafiliasi, hutang bank dengan durasi lebih dari satu tahun)/ Equity.

LDER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.

Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan modal sendiri yang

disediakan oleh perusahaan.

Menurut penelitian Handayani (2007) Rasio Hutang Jangka Panjan terhadap

Ekuitas (Longterm Debt to Equity Ratio) mempunyai hubungan yang positif

dan tidak signifikan terhadap kemampuan laba (ROE). Long Debt to Equity

Ratio (LDER) merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang

Page 25: Proposal Akuntansi

26

terhadap modal perusahaan (pemegang saham). Semakin rendah rasio akan

semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

panjang. Besarnya hutang yang terdapat dalam struktur modal perusahaan

sangat penting untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang

didapat. Hutang membawa risiko karena setiap hutang pada umumnya akan

menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam bentuk

kewajiban membayar bunga serta cicilan kewajiban pokoknya secara

periodik.

Menurut Kuswasi (2004) perusahaan dengan kewajiban yang terlampau

banyak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan tambahan dana dari

luar. Bila kewajiban dapat dimanfaatkan dengan efektif dan bila laba yang

didapat cukup untuk menutupi atau membayar beban bunga secara periode,

laba diberikan kepada pemegang saham dapat dijelaskan melalui leverage

keuangan. Leverage keuangan tercipta ketika laba bersih perusahaan

meningkat akibat penggunaan pinjaman yang memberikan beban bunga.

b. Pengukuran Long Debt to Equity Ratio

Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) menggambarkan perbandingan

hutang jangka panjang dengan ekutias dalam pendanaan perusahaan dan

menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan (pemegang saham) untuk

memenuhi kewajibannya. Dirumuskan sebagai berikut (Brealey, dan Marcus,

2008:76) :

Utang Jangka PanjangLong Debt-Equity Ratio = ____________________ Modal Sendiri

Besarnya hutang yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting

untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang didapa;t. leverage

membawa risiko, karena setiap leverage pada umumnya akan menimbulkan

Page 26: Proposal Akuntansi

27

keterikatan yang tetap bagai perusahaan dalam bentuk kewajiban tambahan dana

membayar bunga beserta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Long Debt to Equity Ratio

Faktor-faktor yang mempengaruhi utang jangka panjang antara lain :

a. Pinjaman obligasi merupakan pinjaman uang untuk jangka waktu yang

panjang, untuk debitur mtuengeluarkan surat pengakuan utang yang

mempunyai nominal tertetntu.

b. Pinjaman hipotik merupakan pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang

(kreditur) diberi hak hipotik pada suatu barang tidak bergerak , agar bila

pihak d;ebitu tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dan dari

hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya.

B. Penelitian Terdahulu.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Rina Oktavia (2012) menyimpulkan bahwa vairabel bebas berupa DER

berpengaruh positiv terhadap ROE sebagai variabel terikat sedangkan DAR

dan LDER berpengaruh positif terhadap ROE analisis yang dilakukan

simultan menunjukan variabeL yaitu DER, DAR dan LDER bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap ROE.

2. Edith Theresa Stein (2012) teknik analisis data yang digunakan adalah regresi

linier sederhana dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis

Page 27: Proposal Akuntansi

28

menggunakan t statistik untuk menguji korelasi regresi parsial serta F statistik

untuk menguji korelasi regresi simultan

3. Beberapa penelitian relevan lainnya adalah Lisa Marlina (2011) yang

dihasilkan adalah terdapat pengaruh tang positif dan signifikan antara DAR,

DER, LDER terhadap ROE pada perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di bursa efek Indonesia.

C. Kerangka Konseptual

Bahwasanya ada pengaruh yang signifikan Debt to Assset Ratio Terhadap

Return Equity yang dimana untuk menambah profitabilitas perusahaan melalui

tingkat hutang maka seberapa besar kemampuan tingkat pengembalian assets yang

diperoleh oleh perusahaan nantinya sehingga perusahaan tetap mampu dalam

membayar hutang yang diperoleh melalui assets perusahaan.

ROE merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang

maksimal dari modal sendiri (modal saham dan laba ditahan) perolehan ROE

dalam perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh besarnya DAR, DER dan LDER

yang ada dalam perusahaan.

DAR adalah aktiva / asset yang dimiliki oleh perusahaan dan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan profitabilitas dari aktiva yang ada. Oeh karena itu

semakin meningkat aktiva dalamp perusahaan maka akan semakin besar

kemungkinan memperoleh laba.

DER adalah rasio hutang dimana dengan rasio ini akan diketahui berapa

besar kemampuan membayar hutang perusahaan terutama jika perusahaan

Page 28: Proposal Akuntansi

ROE

29

tersebut dilikuidasi, semakin tinggi maka semakin menunjukan kemampuan

perusahaan melunasi hutang yang ada.

LDER merupakan total hutang yang ada dalam perusahaan jika total

hutang jangka panjang mengalami peningkatan maka perusahaan harus

menangung biaya beban bunga, oleh karena itu akan menimbulkan beban

operasional yang baru yang akan berpengaruh terhadp perolahan laba dalam

perusahaan.

Berdasarkan hasil gambar dibawah ini maka dapat disimpulkan bahwa

diduga ada pengaruh DAR, DER, LDER Terhadap ROE Pada Perusahaan

Property dan Real Estate Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Penelitian dilakukan pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di bursa efek Indonesia, karena perusahaan ini merupakan salah satu

industri yang pergerakan harga sahamnya sangat cepat sebab jika ketentuan laba

dan hutang yang dimilikinya tidak seimbang maka perusahaan tersebut tidak akan

bekerja efektif dan efisien, disamping itu penyajian laba dan harga saham menjadi

Debt to asset rasio DAR

Debt to equty rasio DER

Long Debt to equity LDER

Page 29: Proposal Akuntansi

30

salah satu faktor yang menjadi tolak ukur kesehatan perusahaan tersebut. Sehingga

ROE perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor DAR, DER dan LDER.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas

suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam

menganalisisnya. Dari kerangka teoritis yang telah diuraikan diatas, maka

hipotesis yang adalah:

1. Ada pengaruh DAR terhadap ROE pada perusahaan property dan real

estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia

2. Ada pengaruh DER terhadap ROE pada property dan real estate yang

terdaftar di bursa efek Indonesia

3. Ada pengaruh LDER terhadap ROE pada property dan real estate yang

terdaftar di bursa efek Indonesia

4. Ada pengaruh DAR, DER, LDER terhadap ROE pada property dan real

estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia

Page 30: Proposal Akuntansi

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian ini

menggunakan metode pendekatan asosiatif, yaitu suatu metode penelitian yang

berusaha menggambarkan suatu fenomena atau gejala yang terjadi dalam keadaan

nyata pada waktu penelitian dilakukan, dengan menggunakan data yang berbentuk

data laporan keuangan sebagai sampel dari populasi yang diambil, untuk

kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah variabel terkait yang diteliti

mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak.

B. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan perumusan masalah dan metode analisis, maka variabel-

variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen.

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen (bebas) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

DAR, DER, dan LDER.

1. DAR (debt to total asset rasio) menunjukan kemampuan perusahaan membayar

hutang equity yang dimilikinya. Apabila leverage keuangan tinggi,

menunjukan suatu perusahaan juga tinggi. Rasio DAR (debt to total asset

rasio) penting dianalisis karena berkaitan dengan kinerja perusahaan. Dengan

rumus sebagai berikut:

31

Page 31: Proposal Akuntansi

32

2. DER merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Rasio leverage

menunjukkan berapa besar perusahaan di danai oleh kreditor dan pemegang

saham. Dengan rumus sebagai berikut:

Total Kewajiban ( utang )Debt to Equity Ratio = ______________________ Total Ekuitas ( equity )

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham, dimana

'variabel dependen disimbolkan dengan “ROE”.

ROE Return on equity mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk

menghasilkan laba. Modal sendiri adalah merupakan penjumlahan antara modal

saham dan laba yang ditahan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan net income ditinjau dari sudut Equity Capital-nya. Dengan rumus

sebagai berikut:

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian :Penelitian ini dilakukan pada perusahaan property

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs resminya.

Waktu Penelitian : Di rencanakan dimulai pada bulan Januari 2014

sampai dengan bulan Mei 2014 yang dapat dilihat pada tabel:

DAR=Total Debt ( hutang)Total Asset

x100 %

ROE=Net ProfitEquity

x 100 %

Page 32: Proposal Akuntansi

33

Tabel 3.1Rincian Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengambilan data2 Pengolahan data3 Penulisan proposal 4 Bimbingan proposal 5 Seminar proposal 6 Penulis draf skripsi 7 Bimbingan skripsi8 Sidang

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 berjumlah 35 perusahaan.

Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Purposive sampling menurut Sugiyono (2009, hal. 78) yaitu, “Teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan diatas didapatlah 10

perusahaan sebagai sampel. Daftar perusahaan yang menjadi sampel adalah

sebagai berikut.

Table 3.2Daftar sampel Perusahaan Real Estate and Property

No Nama PerusahaanKriteria Sampel

1 2 3 41 BIPP √ √ √ √ Sampel 12 BKSL √ √ √ √ Sampel 23 DART √ √ √ √ Sampel 34 DILD √ √ √ √ Sampel 45 DUTI √ √ √ √ Sampel 56 ELTY √ √ √ √ Sampel 6

Page 33: Proposal Akuntansi

34

7 GMTD √ √ √ √ Sampel 78 JIHD √ √ √ √ Sampel 89 JRPT √ √ √ √ Sampel 910 KIJA √ √ √ √ Sampel 1011 CTRA √ √ √ √ Sampel 1112 CTRS √ √ √ √ Sampel 1213 JSPT √ √ √ √ Sampel 1314 KPIG √ √ √ √ Sampel 1415 LAMI √ √ √ √ Sampel 1516 LPCK √ √ √ √ Sampel 1617 LPKR √ √ √ √ Sampel 1718 MAMI √ √ √ √ Sampel 1819 MDLN √ √ √ √ Sampel 1920 OMRE √ √ √ √ Sampel 2021 PNSE √ √ √ √ Sampel 2122 PUDP √ √ √ √ Sampel 2223 PUWON √ √ √ √ Sampel 2324 RBMS √ √ √ √ Sampel 2425 RODA √ √ √ √ Sampel 2526 SMDM √ √ √ √ Sampel 2627 SMRA √ √ √ √ Sampel 2728 SSIA √ √ √ √ Sampel 28

E. Jenis, dan Sumber Data

Jenis Data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Sugiyono (2009, hal. 13) mengatakan. “Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk

angka atau data kualitatif yang diangkakan”.

Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini juga merupakan data sekunder

yaitu data/informasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan

tahunan perusahaan-perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2008-2012, melalui situs www.idx.co.id , serta ringkasan kinerja

Page 34: Proposal Akuntansi

35

perusahaan yang di peroleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market

Dierctory).

F. Teknik Pengumpulan Data.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

mendokumentasikan data sekunder yanng diperlukan berupa laporan-laporan

keuangan dan ringkasan kinerja yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik diskriftif memberikan gambaran atau diskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean) standar devviasi, varians, maksimum,

minimum, sum, range, kuartosis dan skewness (Ghazali, 2011 hal. 9). Untuk

memberikan gambaran analisis statistik deskriftif, beriikut ini peneliti

menganalisis variabel independen dan variabel dependen.

2. Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan sebelum data di analisis untuk

memudahkan analisis data. Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus

bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi,

heteroskedastisitas dan asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian prsyaratan

asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berada dalam distribusi data normal.

Page 35: Proposal Akuntansi

36

Menurut Erlina dan Mulyani (2007, hal. 103) “Tujuan uji normalitas

adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau

residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji

apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah

dengan melakukan uji Kolmogrov-Smirnov terhadap model yang di uji. Kriteria

pengambilan keputusan adalah apabila signifikansi atau probabilitas lebih besar

dari 0.05 maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi

lebih kecil dari 0.05 maka residual tidak memiliki distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali

(2011, hal. 110) adalah sebagai berikut:

1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Ghozali (2011, hal. 115) menjelaskan, “Uji statistik yang dapat

digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-

Smirnov (K-S)”. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis Ho dan Ha.

H0 : data residual berdistribusi normal

Ha : data residual tidak brdistribusi normal

Bila signifikansi>0,05 dengan a= 5% berarti berdistribusi data normal dan

H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikan < 0,05 berarti beristribusi data tidak

normal dan Ha diterima. Jika data tidak normal ada beberapa cara mengubah

model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2010, hal. 172).

1) Dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu logaritma natural, akar kuadrat dan logaritma 10.

Page 36: Proposal Akuntansi

37

2) Lakukan trimming, yaitu memangkas observasi yang bersifat outlier.3) Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliers menjadi

nilai nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

b. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen karena akan

mengurangi keyakinan dalam pengujian signifikansi.

c. Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan tingkat kesalahan

pada periode t-1.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residural satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan (variance) dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Erlina (2007, hal. 108) menyatakan, “Jika varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut heteroskedastisitas”.

Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik

Scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan niali residualnya.

Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas,

antara lain:

Page 37: Proposal Akuntansi

38

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengidikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2010, hal. 107), “Analisis dengan grafik pots memiliki

kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi

hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit

menginterprestasikan hasil grafik plot”.

3. Regresi Linier Berganda

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi

linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 18 (Statistic

Product and Service Solution), namun terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan

sebelum melakukan pengujian hipotesis asumsi klasik.

Uji regresi linier berganda bertujuan untuk menguji, meramalkan atau

memperkirakan pengaruh antara dua atau lebih variabel dengan membuat asumsi

ke dalam suatu bentuk fungsi tertentu (fungsi linier), dimana variabel dependen

dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual sehingga dapat

digunakan untuk memutuskan apakah naik atau turun variabel dependen dapat

dilakukan dengan menaikan atau menurunkan variabel independen. Model

persamaannya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 +b2X2

dimana:

Page 38: Proposal Akuntansi

39

Y :ROE

a :Konstanta

b1234 :Koefisien regresi

X1 :Nilai DAR

X2 :Nilai DER

4. Pengujian Hipotesis

Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laporan arus

kas terhadap harga saham, data persyaratan hipotesis yang linier, maka digunakan

analisis statistik berikut:

a. Uji F

Untuk melihat keeratan antara variable dependen dan independen maka

dilakukan uji signifikasi secara simultan yaitu uji F adalah sebagai berikut:

Penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5%. Untuk

menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak maka dilakukan

pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji secara

simultan melalui uji signifikansi simultan (uji statistik F) yang bermaksud untuk

dapat menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

secara simultan. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel berarti hipotesis

diterima, jika nilai=F hitung lebih kecil dari F tabel berarti hipotesis ditolak.

Kriteria Pengujian:

Ho : b1 = b2 = 0 artinya DAR, DER, LDER secara bersama-sama tidak

mempunyai pengaruh terhadap ROE pada perusahaan property dan real

estate yang terdaftar di BEI.

Page 39: Proposal Akuntansi

40

Ha : b1 = b2 ≠ 0 artinya DAR, DER, LDER secara bersama-sama

mempunyai pengaruh terhadap ROE pada perusahaan property dan

real estate yang terdaftar di BEI.

Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati F hitung pada nilai

signifikansi (alpha) 5%. Apabila nilai F hitung lebih besar (>) daripada F tabel, maka

Ho ditolak. Dengan gambar kriteria pengujiannya sebagai berikut:

b. Uji t

Sedangkan untuk menguji masing-masing variabel secara parsial

dilakukan dengan uji signifikansi parameter individual (uji t statistik) yang

bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen berpengaruh

secara parsial terhadap variabel dependen serta variabel mana yang dominan

mempengaruhi variabel dependen. Jika nilai t hitung adalah positif atau lebih

besar dari t tabel berarti hipotesis diterima. Sebaliknya jika nilai t hitung lebih

kecil dari t tabel maka hipotesis ditolak. Dengan rumus sebagai berikut:

t=R2√n−2

√1−r2

Keterangan :

t = Signifikan

R2 = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

Kriteria Pengujian

Ho : bi = 0, artinya tidak ada pengaruh DAR, DER, LDER secara parsial terhadap

ROE pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI

yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Page 40: Proposal Akuntansi

41

Ha : bi ≠ 0, artinya ada pengaruh DAR, DER, LDER secara parsial terhadap ROE

pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

- Taraf kepercayaan 5%, =0,05.

- Kriteria pengujian :

Apabila t hitung > t tabel ; maka Ha diterima dan Ho ditolak (ada pengaruh

yang signifikan).

Apabila t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima (tidak ada

pengaruh yang signifikan).

Dengan gambar kriteria Uji t (dua sisi) pengujiannya sebagai berikut:

c. Koefisien Determinasi (R2).

Selanjutnya dilakukan pengujian Koefisien Determinasi (R2) yang

bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel terikat (Kuncoro, 2010, hal. 220)..

Menurut Ghozali (2011, hal. 87), kelemahan mendasar penggunaan

koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model. Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan

nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak

seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan ke dalam model.

Page 41: Proposal Akuntansi

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Perusahaan real estate merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

perumahan yang menghasilkan produk untuk di konsumsi masyarakat setiap

harinya sesuai kebutuhan masing-masing rumah tangga, meskipun sebagian

produknya merupakan kebutuhan dasar. Di Bursa Efek Indonesia terdapat 41

perusahaan industri makanan dan minuman, tetapi hanya 30 perusahaan industri

makanan dan minuman yang menjadi sampel pada penelitian ini.

Data IV.1Data, DER, DAR, ROE Pada Perusahaan Real Estate Dan Property

NO EmitenDER DAR ROE

2008 2009 2010 2011201

2 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012

1 ASRI 0,74 0,84 1,07 1,16 1,31 0,42 0,46 0,52 0,54 0,57 4,53 6,11 14,95 24,08 28,41

2 BAPA 1,19 1,01 0,82 0,83 0,68 0,54 0,50 0,45 0,45 0,41 5,94 15,7 19,39 9,4 3,29

3 BIPP 0,81 0,96 1,04 1,66 1,10 0,45 0,49 0,51 0,62 0,52 -34,39 -0,20 -3,62 -24,19 -12,70

4 BKDP 0,45 0,36 0,4 0,38 0,37 0,31 0,26 0,28 0,27 0,27 0,19 -1,01 -1,76 -2,77 -2,45

5 BKSL 0,16 0,22 0,17 0,15 0,24 0,14 0,18 0,14 0,13 0,19 -0,57 0,42 2,52 3,41 4,32

6 BSDE 1,11 0,96 0,7 0,55 0,60 0,53 0,49 0,37 0,35 0,37 14,66 16,07 10,8 14,17 10,61

7 COWL 0,74 0,58 1,05 1,35 1,28 0,43 0,37 0,51 0,58 0,56 9,16 14,2 10,29 25,87 26,57

8 CTRA 0,38 0,34 0,43 0,51 0,70 0,19 0,19 0,23 0,34 0,41 12,66 6,43 9,83 8,09 8,18

9 CTRP 0,08 0,07 0,08 0,2 0,44 0,07 0,06 0,07 0,16 0,31 7,41 3,47 5,8 5,65 5,00

10 CTRS 0,44 0,46 0,6 0,81 0,89 0,29 0,29 0,35 0,45 0,47 14,51 5,45 8,05 12,29 13,68

11 DART 3,35 3,83 2,47 0,83 0,51 0,77 0,79 0,71 0,45 0,34 19,69 8,57 7,59 4,44 6,09

12 DILD 0,86 0,83 0,27 0,5 0,59 0,46 0,45 0,21 0,33 0,37 3,99 5,08 11,99 5,23 5,29

13 DUTI 0,81 0,62 0,55 0,46 0,27 0,41 0,34 0,32 0,31 0,21 6,28 13,11 14,25 13,73 9,94

14 ELTY 0,70 1,25 0,82 0,62 0,71 0,38 0,50 0,39 0,38 0,42 7,95 4,38 2,81 0,99 -162

15 FMII 0,89 0,09 0,29 0,41 0,40 0,40 0,07 0,20 0,29 0,29 -8,82 4,64 -2,86 0,14 1,30

16 GMTD 2,09 1,92 1,8 1,81 2,67 0,68 0,66 0,64 0,64 0,73 12,86 17,69 25,67 33,73 24,15

17 GPRA 1,64 1,64 1,33 0,97 0,95 0,62 0,57 0,49 0,47 0,49 6,08 6,08 6,05 6,72 6,28

42

Page 42: Proposal Akuntansi

43

18 JIHD 3,16 1,75 1,31 0,32 0,33 0,68 0,51 0,43 0,24 0,25 -14,89 60,4 18,23 3,75 2,51

19 JRPT 0,75 0,87 1,1 1,15 1,31 0,42 0,45 0,51 0,53 0,57 17,00 17,05 20,11 20,92 15,81

20 KPIG 0,21 0,14 0,07 0,08 0,16 0,17 0,12 0,07 0,07 0,14 -6,57 6,98 8,67 2,89 4,85

21 LAMI 2,62 2,2 1,83 1,09 0,96 0,71 0,67 0,62 0,52 0,49 13,27 13,44 17,67 22,7 11,05

22 LCGP 0,12 0,15 0,08 0,09 0,12 0,10 0,13 0,08 0,08 0,10 -0,55 -0,48 -0,17 -0,89 -0,35

23 LPCK 1,96 2,11 1,96 1,49 1,28 0,66 0,68 0,66 0,60 0,56 5,87 8,26 15,12 36,71 29,20

24 LPKR 1,54 1,4 1,03 0,94 1,06 0,59 0,56 0,49 0,48 0,51 10,48 10,78 9,33 10,47 9,82

25 MDLN 0,77 0,7 0,83 1,03 0,64 0,44 0,41 0,45 0,51 0,39 4,25 1,47 4,67 9,79 9,27

26 MKPI 0,79 0,48 0,42 0,44 0,44 0,44 0,32 0,29 0,30 0,31 29,13 27,22 25,69 26,89 20,62

27 OMRE 2,51 1,47 0,88 0,47 0,41 0,71 0,60 0,47 0,32 0,29 -13,62 33,56 31,96 22,54 7,25

28 PWON 2,46 1,94 1,66 1,42 1,44 0,69 0,64 0,60 0,59 0,59 3,36 17,65 26,98 19,8 23,68

29 PWSI -1,86 -1,82 -1,81 -1,8 -180 2,17 2,22 2,24 2,24 2,24 1,76 4,17 1,04 0,7 -0,02

30 RBMS 0,10 0,05 0,07 0,08 0,09 0,09 0,05 0,07 0,08 0,08 1,64 0,62 1,15 -10,5 1,44

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa fenomena penelitian perusahaan

real property dan rael estate yang berkaitan dengan variabel diantaranya adalah

sebagai berikut:

Tingginya hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik hutang jangka

pendek maupun hutang jangka panjang. Hal ini akan berdampak pada masa yang

akan datang, sebab perusahaan akan dihadapkan pada proses perlunasan hutang

baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Serta bunga yang

muncul akibat penambahan hutang jangka panjang dimasa yang akan datang.

Terjadinya penurunan Return on equity yang diperoleh perusahaan

sehingga akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dimasa

mendatang sebab bisa melemahkan minat investor untuk menanamkan modalnya

kembali keperusahaan

Jika dilihat dari besarnya penduduk di indonesia bisnis property dan real

estate merupakan bisnis yang menjanjikan sebab dari 150 juta kepala keluarga di

indonesia hanya 35% yang memiliki rumah layak huni (sumber BKKBN, 2013)

tetapi pada realitanya ketidakmampuan dan birorasi yang panjang menyebabkan

Page 43: Proposal Akuntansi

44

mereka sulit untuk memperoleh rumah layak huni. Hal ini merupakan salah satu

hal yang menyebabkan menurunnya tingkat penjualan yang berdampak pada hasil

return on equity.

Terjadinya peningkatan DAR tetapi tidak diikuti dengan peningkatan

Return on equity hal ini diakibatkan tingginya beban harga pokok pengerjaan

proyek yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tanpa dilakukan control yang

ketat.

Terjadinya penurunan kemampuan membayar hutang yang dimiliki oleh

perusahaan yang disebabkan peningkatan hutang yang sangat signifikan sehingga

perusahaan juga harus menanggung beban bunga pinjaman

Perusahaan tidak mampu meningkatkan penjualan yang dilakukan, tetapi

peninngkatan beban operasional cukup signifikan yang pada akhirnya akan

berdampak pada Return on equity.

Berdasarkan hasil data diatas maka diketahui bahwa terjadi peningkatan

asset yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 60% dan 40% mengalami penurunan

hal ini menunjukan bahwa asset yang dimiliki tidak memberikan kontribusi yang

positif terhadap perolehan laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

asset yang dimiliki oleh perusahaan masih kurang baik kontribusinya untuk

memperoleh laba.

ROE merupakan variable yang termasuk dalam profitabilitas, dimana ROE

(return on equity) merupakan salah satu alat utama investor yang paling sering

digunakan dalam menilai suatu saham. Dalam perhitungan secara umum ROE

dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama setahun terakhir. Jika

dilihat dari data laporan keuangan 10 perusahaan property and real estate maka

Page 44: Proposal Akuntansi

45

secara umum pada periode tahun 2009 sampai dengan 2012 terdapat 90% yang

mengalami penurunan dan sisanya mengalami peningkatan yang tidak begitu

besar. Hal ini mengidentifikasikan bahwa (return on equity) yang diperoleh tidak

seperti yang diharapkan oleh perusahaan, sehingga hal ini dapat berdampak pada

bekerlangsungan perusahaan dimasa mendatang serta melemahkan minat investor

untuk menanamkan modalnya kembali ke perusahaan

2. Analisis Data

a. Statistik Deskriptif

Menurut Imam Ghozali (2006), statistic deskriptif dapat mendeskriptifkan

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness. Pengujian statistic

deskriptif merupakan proses analisis yang merupakan proses menyeleksi data

sehingga data yang akan dianalisis memiliki distribusi normal. Deskripsi masing-

masing variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel IV. 2 dibawah.

Tabel IV.2Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. DeviationDER 150 -1,86 3,83 ,8164 ,86193DAR 150 ,05 2,24 ,4609 ,37626ROE 150 -34,39 60,40 9,4857 11,53907Valid N (listwise) 150

Sumber : Data diolah SPSS 2014

Dari hasil pengujian statistic deskriptif pada tabel IV.2 diatas dapat

diketahui :

DER memiliki nilai minimum sebesar -1,86 dengan demikian batas bawah

nilai DER yang diperoleh perusahaan dari dalam penelitian ini adalah sebesar -

1,86,00. DAR memiliki nilai minimum sebesar 0,05 dengan demikian batas

Page 45: Proposal Akuntansi

46

bawah nilai DAR dalam penelitian ini adalah 0,05. ROE memiliki nilai minimum

sebesar -34,39,00 dengan demikian batas bawah nilai DER dalam penelitian ini

adalah -34,39,00.

DER memiliki nilai maximum sebesar 3,83 dengan demikian batas nilai

atas DER yang diperoleh perusahaan dari dalam penelitian ini adalah 3,83. DAR

memiliki nilai maksimum sebesar 2,24 dengan demikian batas bawah nilai DAR

dalam penelitian ini adalah 2,24. ROE memiliki nilai maksimum sebesar

60,40dengan demikian batas bawah nilai ROE dalam penelitian ini adalah 60,40.

DER memiliki nilai mean sebesar 0,8164 dengan demikian rata-rata nilai

atas DER yang diperoleh perusahaan dari dalam penelitian ini adalah 0,8164.

DAR memiliki nilai mean sebesar 0,4609 dengan demikian mean nilai DAR

dalam penelitian ini adalah 0,4609. ROE memiliki nilai mean sebesar 9,4857

dengan demikian mean nilai ROE dalam penelitian ini adalah 9,4857.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji normalitas tentu saja untuk mengetahui apakah

suatu variabel normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi

data yang normal. Normal atau tidaknya data berdasarkan patokan distribusi

normal data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas pada

dasarnya melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan

berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan

data.

Page 46: Proposal Akuntansi

47

Untuk mengetahui apakah data penelitian ini memiliki normal atau tidak

bisa melihat dari uji kolmogorov smirnov melalui SPSS apakah membentuk data

yang normal atau tidak.

Tabel IV.3Kolmogorv Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DER DAR ROEN 150 150 150

Normal Parameters(a,b)Mean ,8164 ,4609 9,4857Std. Deviation ,86193 ,37626 11,53907

Most Extreme Differences

Absolute ,154 ,201 ,095Positive ,100 ,201 ,088Negative -,154 -,137 -,095

Kolmogorov-Smirnov Z 1,881 2,457 1,162Asymp. Sig. (2-tailed) ,168 ,142 ,134

a Test distribution is Normal.b Calculated from data.

Hasil Pengolahan data tersebut, dapat diperoleh bahwa data dalam penelitian

berdistribusi normal. Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal apabila

memiliki nilai uji kolmogorov Asym.Sig lebih besar dari 0.05.

Gambar IV.1P-Plot

Page 47: Proposal Akuntansi

48

Hasil Pengolahan data tersebut, dapat diperoleh bahwa data dalam penelitian

berdistribusi normal. Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal apabila titik

mengikuti garis diagonal pada grafik P-Plot.

c) Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005: 91),” uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

( independen)”. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

antar variabel independen, karena korelasi yang tinggi antara variabel-variabel

bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di

antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap

variabel terikatnya menjadi terganggu Pengujian multikolinearitas dilakukan

dengan melihat VIF antar variabel independen. Jika VIF menunjukkan angka

lebih kecil dari 10 menandakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. Disamping

itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas jika nilai VIF diantara

variabel independen lebih besar dari 10.

Tabel IV.4Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

,983 1,017

,983 1,017

Dari data diatas setalah diolah menggunakan SPSS dapat diliha bahwa

nilai tolerance setiap variabel lebih kecil nilai VIF < 10 hal ini membuktikan

bahwa nilai VIF setiap variabelnya bebas dari gejala multikolinearitas.

Page 48: Proposal Akuntansi

49

d) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005:105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain, karena karena untuk melihat apakah

terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat

kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap

atau disebut homoskedastisitas. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk menguji ada tidaknya situasi

heteroskedastisitas dalam varian error terms untuk model regresi. Dalam

penelitian ini akan digunakan metode chart (Diagram Scatterplot), dengan dasar

pemikiran bahwa :

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang,

melebar, kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah

0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar IV.2Scater Plot

Page 49: Proposal Akuntansi

50

Dari gambar scater plot diatas dapat dilihat bahwa titik menyebar keatas dan

dibawah sumbu 0 pada sumbu Y dan ini menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak

terjadi gejala heteroskedasitas.

e) Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2008 : 95) “Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada time series. Ada berbagai cara untuk menguji adanya autokorelasi,

seperti metode grafik, uji LM, Uji Runs, Uji BG (Breusch Godfrey), dan DW (Durbin

Watson). Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Run.

Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak ditemukan gejala autokorelasi, jika

nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka ditemukan gejala autokorelasi.

Tabel IV.5

Uji Autokorelasi

Model

RR

SquareDurbin-Watson

1 ,281(a) ,079 1,809

Sumber : Data diolah SPSS 2013

Dari tabel IV.7 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,902 Angka ini

terletak di antara seperti kriteria yang dikemukakan oleh Ghozali (2008 : 95)

1. 1,65 < DW < 2,35 maka tidak ada autokorelasi.

2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 maka tidak dapat

disimpulkan.

Page 50: Proposal Akuntansi

51

3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 maka terjadi auto korelasi.

f) Persamaan Regresi

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu DER dan DAR serta

satu variabel dependen yaitu ROE. Adapun rumus dari regresi linier berganda

adalah sebagai berikut :

Y= a + b1x1 + b2x2 +e

Tabel IV.6Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta1 (Constant) 5,379 1,767 3,044 ,003 DER 3,755 1,069 ,281 3,513 ,001 DAR 2,259 2,449 ,074 ,922 ,358

a Dependent Variable: ROE

a Dependent Variable: ROE

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan SPSS 15.0 diatas

akan didapat persamaan regresi berganda model regresi sebagai berikut :

ROE = 5,379 + 3,755DER + 2,259DAR

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dianalisis pengaruh DER, DAR

terhadap ROE yaitu :

1. 5,379 menunjukkan bahwa apabila variabel DER, DAR adalah nol (0)

maka nilai ROE sebesar 5,379.

2. 3,755 menunjukkan bahwa apabila variabel DER ditingkatkan 100%

maka nilai ROE akan berkurang sebesar 9.3%

3. 2,259 menunjukkan bahwa apabila variabel DAR ditingkatkan 100%

maka nilai ROE akan berkurang sebesar 2,259%

Page 51: Proposal Akuntansi

52

Jadi dari hasil persamaan diatas menunjukkan terjadinya korelasi positif

apabila perubahan antara variabel DER, DAR diikuti oleh variabel ROE dengan

arah yang searah. Artinya apabila variabel DER, DAR yang meningkat, maka

akan diikuti peningkatan variabel ROE.

g) Uji Determinasi

Identifikasi koefisien determinasi ditunjukkan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika koefisien

determinasi (R2) semakin besar atau mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa

kemampuan variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). hal ini

berarti model yang digunakan semakinkuat untuk menerangkan pengaruh variabel

bebas teliti dengan variabel terikat. Sebaliknya, jika koefisien determinasi (R2)

semakin kecil atau mendekati 0 maka dapat dikatakan bahwa kemampuan variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil.

Tabel IV.7Uji Determinasi

Model

RR

Square

1 ,281(a) ,079

Dari hasil uji R Square (uji determinasi) dapat dilihat bahwa 0,079 dan hal ini

menyatakan bahwa variable DER dan DAR sebesar 7,9% untuk mempengaruhi

variabel ROE sisanya dipengaruhi oleh factor lain atau variable lain.

4. Pengujian Hipotesis

Page 52: Proposal Akuntansi

53

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian diuji adalah dengan

menggunakan analisis regresi berganda. Hipotesis pertama (H1) sampai hipotesis

ke dua (H2) dianalisis dengan menggunakan model regresi linear untuk melihat

pengaruh masing-masing terhadap DER dengan menggunakan t-test dan f-test:

a. Uji signifikansi simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan fsig dengan

tingkat signifikan 0.05.

Untuk menguji apakah DER dan DAR berpengaruh signifikan terhadap

ROE, maka hipotesisnya :

- H0 : β1 = 0 (tidak ada pengaruh, DER dan DAR terhadap ROE)

- H1 : β1 ≠ 0 (ada pengaruh signifikan DER dan DAR terhadap ROE)

Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

Terima H1 jika nilai probabilitas F ≤ taraf signifikan sebesar 0.05 (Sig. ≤ α0.05)

Terima H0 jika nilai probabilitas F > taraf signifikan sebesar 0.05 (Sig. > α0.05)

Tabel IV.8Uji F (Anova)

Page 53: Proposal Akuntansi

54

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 1561,684 2 780,842 6,280 ,002(a)

Residual 18277,696 147 124,338Total 19839,380 149

a Predictors: (Constant), DAR, DERb Dependent Variable: ROE

Berdasarkan hasil uji F diatas diperoleh nilai signifikan 0.002 (Sig. 0.002 <

α0.05), dengan demikian H1 diterima . kesimpulannya : ada pengaruh signifikan

DER dan DAR terhadap ROE.

b. Uji signifikansi parsial (t-test)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menguji apakah DER dan DAR berpengaruh signifikan terhadap

ROE, maka hipotesisnya :

- H0 : β1 = 0 (tidak ada pengaruh DER dan DAR terhadap ROE)

- H1 : β1 ≠ 0 (ada pengaruh signifikan DER dan DAR terhadap ROE)

Tabel IV.9Uji t

Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta1 (Constant) 5,379 1,767 3,044 ,003 DER 3,755 1,069 ,281 3,513 ,001 DAR 2,259 2,449 ,074 ,922 ,358

a Dependent Variable: ROE

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi DER berdasarkan uji t

diperoleh sebesar 0,001 (Sig 0.001 < α0.05). dengan demikian Ho ditolak.

kesimpulannya : ada pengaruh signifikan DER terhadap ROE.

Page 54: Proposal Akuntansi

55

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi DAR berdasarkan uji t

diperoleh sebesar 0.358 (Sig 0.358 > α0.05). dengan demikian Ho diterima.

kesimpulannya : Tidak ada pengaruh signifikan DAR terhadap ROE.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi DER berdasarkan uji t

diperoleh sebesar 0,001 (Sig 0.001 < α0.05). dengan demikian Ho ditolak.

kesimpulannya : ada pengaruh signifikan DER terhadap ROE

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi DAR berdasarkan uji t

diperoleh sebesar 0.358 (Sig 0.358 > α0.05). dengan demikian Ho diterima.

kesimpulannya : Tidak ada pengaruh signifikan DAR terhadap RO.

Berdasarkan hasil uji F diatas diperoleh nilai signifikan 0.002 (Sig. 0.002

< α0.05), dengan demikian H1 diterima . kesimpulannya : ada pengaruh signifikan

DER dan DAR terhadap ROE.

Dari hasil uji R Square (uji determinasi) dapat dilihat bahwa 0,079 dan

hal ini menyatakan bahwa variable DER dan DAR sebesar 7,9% untuk

mempengaruhi variabel ROE sisanya dipengaruhi oleh factor lain atau variable

lain.

Menurut Kasmir (2010, hal. 204) mengemukakan tingkat modal (DAR,

DER dan LDER) yang tinggi akan diikuti dengan tingkat ROE yang tinggi, karena

ROE menunjukan efesiensi penggunaan modal.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi (return on equity) dalam

meningkatkan tingkat pengembalian ekuitas perusahaan, maka dengan cepat dapat

dilihat bahwa peningkatkan tingkat pengembalian dapat diperoleh dengan tiga

Page 55: Proposal Akuntansi

56

cara yaitu: meningkatkan penjualan tanpa meningkatkan beban dan biaya secara

proforsional, mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasi usaha dan

meningkatkan penjualan secara relative atas dasar nilai aktiva baik dengan

meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada ekuitas

perusahaan.

Bahwasanya ada pengaruh yang signifikan Debt to Assset Ratio Terhadap

Return Equity yang dimana untuk menambah profitabilitas perusahaan melalui

tingkat hutang maka seberapa besar kemampuan tingkat pengembalian assets yang

diperoleh oleh perusahaan nantinya sehingga perusahaan tetap mampu dalam

membayar hutang yang diperoleh melalui assets perusahaan.

ROE merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang

maksimal dari modal sendiri (modal saham dan laba ditahan) perolehan ROE

dalam perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh besarnya DAR, DER dan LDER

yang ada dalam perusahaan.

DAR adalah aktiva / asset yang dimiliki oleh perusahaan dan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan profitabilitas dari aktiva yang ada. Oeh karena itu

semakin meningkat aktiva dalamp perusahaan maka akan semakin besar

kemungkinan memperoleh laba.

DER adalah rasio hutang dimana dengan rasio ini akan diketahui berapa

besar kemampuan membayar hutang perusahaan terutama jika perusahaan

tersebut dilikuidasi, semakin tinggi maka semakin menunjukan kemampuan

perusahaan melunasi hutang yang ada.

Page 56: Proposal Akuntansi

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi DER berdasarkan uji

t diperoleh sebesar 0,001 (Sig 0.001 < α0.05). dengan demikian Ho

ditolak. kesimpulannya : ada pengaruh signifikan DER terhadap ROE

2. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi DAR berdasarkan uji

t diperoleh sebesar 0.358 (Sig 0.358 > α0.05). dengan demikian Ho

diterima. kesimpulannya : Tidak ada pengaruh signifikan DAR

terhadap ROE.

3. Berdasarkan hasil uji F diatas diperoleh nilai signifikan 0.002 (Sig.

0.002 < α0.05), dengan demikian H1 diterima . kesimpulannya : ada

pengaruh signifikan DER dan DAR terhadap ROE.

4. Berdasarkan hasil uji F diatas diperoleh nilai signifikan 0.002 (Sig.

0.002 < α0.05), dengan demikian H1 diterima . kesimpulannya : ada

pengaruh signifikan DER dan DAR terhadap ROE

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran-saran yang dapat diberikan

pada penelitian selanjutnya antara lain:

57

Page 57: Proposal Akuntansi

58

1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian

yang lebih panjang sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang

lebih akurat dan dapat digeneralisasi

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen

yang turut mempengaruhi ROE.

3. Pada perusahaan real estate dan property sebaiknya mengurangi pinjaman

hutang agar dapat mengurangi beban-beban hutang perusahaan yang akan

meningkatkan laba yang dihasilkan.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan sampel yang lebih

banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sector

sehingga hasilnya lebih baik lagi.