proposal ajir

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah momok bagi pandangan sebagian siswa. Menghadapi pernyataan demikian, guru perlu menyelidiki apakah yang sebab-sebab yang membuat siswa memandang pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat rumit untuk dipelajari. Guru harus mampu meyakinkan siswa-siswanya bahwa matemtika bukanlah pelajaran yang rumit. Dan diantara salah satu cara meyakinkan mereka adalah membangkitkan motivasi belajar mereka agar tidak mudah menyerah dalam belajar matematika. Hal ini sering terlupakan dalam dunia pendidikan, dimana sekolah-sekolah kita lebih mementingkan mengejar kurikulum pembelajaran sampai proses evaluasi pembelajaran diselesaikan, tanpa memberikan motivasi belajar tentang apa yang mereka dapatkan setelah belajar. Jika demikian adanya, maka prestasi belajar siswa cenderung tidak membuahkan hasil yang dituju. Tidak ada langkah ke seribu, kecuali dimulai dengan langkah pertama. Dalam pembelajaran, langkah pertama 1

Upload: ahmad-ajir

Post on 22-Jun-2015

2.678 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal ajir

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah momok bagi pandangan sebagian siswa. Menghadapi

pernyataan demikian, guru perlu menyelidiki apakah yang sebab-sebab yang

membuat siswa memandang pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat rumit

untuk dipelajari. Guru harus mampu meyakinkan siswa-siswanya bahwa matemtika

bukanlah pelajaran yang rumit. Dan diantara salah satu cara meyakinkan mereka

adalah membangkitkan motivasi belajar mereka agar tidak mudah menyerah dalam

belajar matematika.

Hal ini sering terlupakan dalam dunia pendidikan, dimana sekolah-sekolah

kita lebih mementingkan mengejar kurikulum pembelajaran sampai proses evaluasi

pembelajaran diselesaikan, tanpa memberikan motivasi belajar tentang apa yang

mereka dapatkan setelah belajar. Jika demikian adanya, maka prestasi belajar siswa

cenderung tidak membuahkan hasil yang dituju.

Tidak ada langkah ke seribu, kecuali dimulai dengan langkah pertama. Dalam

pembelajaran, langkah pertama memulai belajar agar tujuan mudah tercapai adalah

memberikan motivasi belajar kepada mereka. Sebuah kalimat terkenal dari Success

University menyatakan bahwa, “Motivasi bukanlah segalanya, tapi segalanya

membutuhkan motivasi. Tidak ada istilah orang yang malas, yang ada adalah orang

yang tidak termotivasi”1

Berkenaan dengan pembahasan motivasi, Uno (2006) berpendapat bahwa

menurut beberapa ahli psikologi, pada diri seseorang terdapat penentuan tingkah laku,

yang bekerja untuk memenuhi tingkah laku itu. Faktor penentu tersebut adalah

motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia. Misalnya, seseorang

1 Beni Setiadi. 2009. Artikel: Mengingat Apa Yang didengar. Cirebon: Buletin Optimis, hal. 14

1

Page 2: Proposal ajir

berkemauan keras atau kuat dalam belajar karena adanya harapan penghargaan atas

prestasinya.2

Berdasarkan pengalaman ketika melakukan observasi dalam mata kuliah

Model-model pembelajaran di SMA Mandiri Cirebon dua tahun yang lalu, pada tahun

2010, terdapat beberapa keluhan diantara murid-muridnya yang mengalami

penurunan motivasi belajar matematika. Hal itu diantaranya disebabkan oleh

pandangan para siswa bahwa matematika itu sangat sulit untuk dipelajari. Selain itu,

dari informasi yang diperoleh dari beberapa siswa menyatakan bahwa motivasi dan

kreativitas belajar mereka cenderung menurun sehingga prestasi belajar pun kurang

meningkat.

Dari gambaran keadaan di atas diduga bahwa motivasi belajar siswa

berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul,”Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi belajar

Matematika Siswa kelas XII di SMA Negeri 7 Kota Cirebon”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestai belajar

matematika siswa?

2. Apakah terdapat faktor-faktor yang menyebabkan motivasi belajar

matematika siswa menurun?

3. Apakah terdapat faktor-faktor yang menyebabkan motivasi belajar

matematika siswa meningkat?

2 Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 8

2

Page 3: Proposal ajir

4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika siswa yang termotivasi dan siswa yang tidak?

5. Apakah terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar

matematika siswa?

6. Apakah terdapat pengaruh keahlian komunikasi guru dalam memotivasi

siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa?

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam masalah yang akan dibahas, yaitu

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi belajar Matematika Siswa kelas XII di

SMA Negeri 7 Kota Cirebon, penulis memberikan pembahasan masalah sebagai

berikut:

1. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa

yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

2. Prestasi belajar yang diukur adalah tingkat penguasaan materi dalam ranah

kognitif (pengetahuan) yang diperoleh dari hasil test.

3. Materi pokok bahasan yang akan dijadikan sebagai bahan tes dalam

penelitian ini fleksibel, artinya disesuaikan dengan materi yang telah

diajarkan pada saat dilaksanakan penelitian.

4. Penelitian dilakukan terhadap siswa-siswi di kelas XII SMA Negeri 7 kota

Cirebon

D. Rumusan Masalah

3

Page 4: Proposal ajir

1. Seberapa besarkah pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar

maematika?

2. Seberapa cepatkah pengaruh motivasi belajar jika mampu memengaruhi

prestasi belajar matematika siswa?

3. Seberapa signifikankah perbedaan prestsai nelajar antara siswa yang

termotivasi dan siswa yang tidak?

E. Tujuan Penelitian

Berawal dari pembatasan dan perumusan masalah, maka tujuan peneliti

mengadakan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika siswa

2. Unruk mengetahui seberapa cepat pengaruh motivasi belajar jika mampu

memengaruhi presasi belajar matematika

3. Seberapa signifikan perbedaan prestasi belajar matematika asntar siswa yang

termotivasi dan siswa yang tidak

F. Kegunaaan Penelitian

1. Teoritis

Untuk menambah wawasan keilmuan sebagai wujud dari partisipasi

peneliti dalam mengembangkan matematika

2. Praktis

a. Hasil ini dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan

kompetensi pedgogik guru khususnya guru yang mengajar bidang

dtudi matematika

b. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan presasi belajar matematika

siswa

4

Page 5: Proposal ajir

BAB II

ACUAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Motivasi

Menurut Isbandi Rukmianto Adi, sebagaimana dikutip oleh Sardiman A.M,

istilah motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang

terdapat dalam individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati

secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa

rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. 3

Sedangkan menurut W.A Gerungan, sebagaimana dikutip oleh Sardiman

A.M., berpendapat bahwa motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (1) motif

bio-genetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organism demi

kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat,

mengambil nafas, seksualitas, dan sebagainyua; (2) motif sosio-genetis, yaitu motif-

motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebuadayaan tempat orang berada.

Jadi, motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh

lingkungan setempat. Misalnya, keinginan mendengarkan musik, makan pecel,

makan cokelat, dan lain-lain; (3) motif teologis, dalam motif ini manusia adalah

sebagai makhluk yang berktuhanan, sehingga ada interaksiantara manusia dengan

tuhannya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya keinginan untuk

mengabdi kepad Tuhan Yang Maha Esa, untuk merealisasikan norma-norma sesuai

agamanya.

Lebih lanjut lagi, W.S Winkel sebagaimana dikutip oleh Uno, memaparkan

bahwa sebelum mengacu pada pengertian motivasi, terlebih dahulu kita menelaah

3 Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 4

5

Page 6: Proposal ajir

pengidentifikasian kata motif dan kata motivasi. Motif adalah daya penggerak dalam

diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.

Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang

untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalan memenuhi

kebutuhannya.

Pakar psikologi lainnya, yaitu Thomas L. Good dan Jere E. Brophy

berpendapa bahwa, berkaitan dengan pengertian motivasi, beberapa psikologi

menyebut pengertian motivasi sebagai konstruk hipotesis yang digunakan untuk

menjelaskan keingingan, arah, intensitas, dan keajegan perilaku yang diarahkan oleh

tujuan. Dalam motivasi tercakup konsep-konsep seperti kebutuhan untuk berpresetasi,

kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu.4

Dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan dua macam, yaitu

motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif instrinsik, timbulnya tidak memerlukan

rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu

sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena

adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat

minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya.5

Don Hellriegel dan John W. Sloum, Jr. (1979) sebagaimana dikutip oleh Uno,

bahwa motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang.

Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, perilaku

seseorang dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut

diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi

merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai

tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirancang oleh adanya berbagai macam

4 Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 4

5 Ibid

6

Page 7: Proposal ajir

kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku (3)

tujuan; (4) umpan balik6

Don Hellriegel dan John W. Sloum, Jr. berpendapat bahwa, sebagaimana

dikutip oleh Uno, motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang

untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli tersebut,

dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di luar diri

manusia sehingga kegiatan masnusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha

lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu.

Menurut Mc. Donald, sebagaimana dikutip oleh Uno, berpendapat bahwa

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya ‘feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi

tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,

maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi itu adalah tumbuh di

dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai.7

Prestasi belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan

ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa,

sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu

membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. Jadi tugas guru

sebagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.

6 Op. cit, hal 77 Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 15

7

Page 8: Proposal ajir

Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat

diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat cirri-ciri atau

arti, sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, yang dilihat seseorang sudah tentu

akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan

dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan

kecenderungan jiwa seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu

merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Menurut Bernard, minat timbul tidak

secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman,

kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu

berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu yang penting

bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus

belajar.8

2. Prestasi Belajar

Menurut Zaenal Arifin, sebagaimana dikutip oleh Melda dalam skripsinya,

kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”. Kemudian dalam bahasa

Indonesia menjadi prestasi yang berarti “hasil usaha” istilah prestasi belajar berbeda

dengan hasil belajar. Prestasi belajar pada umunya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, sedangkan hasil belajar identik dengan meliputi aspek pembentukan

watak peserta didik.9

Dari berbagai sumber, Melda juga mengemukakan bahwa berbagai kegiatan

dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan prestasi. Semuanya tergantung

8 Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

hal.76

9 Melda Ariyanti. 2012. Skripsi:pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA Di Kabupaten Kuningan. IAIN Syekh Nurjati Cirebon, hal. 11

8

Page 9: Proposal ajir

dari profesi dan kesengnagan dari masing-masing individu. Pada prinsipnya setiap

kegiatan harus digeluti secara optimal. Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk

mendapatkan prestasi maka beberapa ahli berpendapat bahwa:

1. Prestasi adalah berusaha berlatih supaya mendapat kepandaian.

2. Prestasi adalah apa yang kita dapatkan, hasil pekerjaan, hasil

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan.

3. Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan

murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan

kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka prestasi adalah hasil usaha

yang diciptakan melalui jalan keuletan yang berkenaan dengan aspek pengetahuan.10

Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia

dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.11

Berikut ini adalah pengertian dan definisi belajar menurut beberapa ahli, sebagaimana

dikutip oleh Melda, diantaranya:

1. Nasution

Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan

2. Ernest H. Hilgard

10 Ibid11 Op. Cit, hal. 12

9

Page 10: Proposal ajir

Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar

atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapai sesuatu situasi

daripada sebelum itu.

3. Notoatmodjo

Belajar adalah usaha untuk mengetahui segala sesuatu yang berguna untuk

hidup.

4. Ahmadi A.

Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia

5. Oemar H.

Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan

latihan

6. Cronbach

Belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu

menggunakan panca inderanya

7. Winkel

Belajar adalah suatu aktifitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkunan, yang menghasilkan perubahan-perunahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap

8. Noeh Nasution

Belajar adalah suatu proses yang meyakinkan timbulnya atau berubahnya

suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat

10

Page 11: Proposal ajir

bahwa perubahan atau munculnya perilaku itu bukan disebabkan oleh adanya

kematangan atau adanya perubahan sementara karena suatu hal

9. Snelbecker

Belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling

sederhana sampai yang kompleks dimana proses peubahan tersebut harus bisa

dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal

10. Whiterington

Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana

dimanifestasikan dalam perubahan dalam kepribadian sebagaimana

dimanifestasiskan dalam perubahan penguasaaan pola-pola respon tingkah

laku yang baru nyata dalam perubahan ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan,

dan sikap

Sedangkan menurut Sarlito, sebagaimana dikutip oleh Melda, bahwa belajar

didefinisikan sebagai aktivitas atau perolehan pengetahuan dan kecakapan

baru.pengetahuan inilah yang merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah-

sekolah, lembaga-lembaga pendidikan, yang memiliki program terencana, tujuan

instruksional yang konkret, dan instruksi untuk para siswa sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan secara sistematik.12

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dan

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek

kognitif, afektif dan psikomotor.

Menurut Syah, sebagaimana dikutip oleh Melda, bahwa:

12 Loc. Cit, hal 12

11

Page 12: Proposal ajir

Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam

bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu.

Selain itu, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau

angka yang diberikan oleh guru.

Pendapat lain menyatakan bahwa:

Kemampuan seseorang dalam pencapaian berpikir tingkat tinggi. Prestasi

belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prestasi

belajar adalah hasil belajar yang dicapai sebaik-baiknya pada seorang anak dalam

pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang keilmuan. Prestasi belajar dari siswa

adalah hasil pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu

terhadap suatu yang dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan.

Berdasarkan pengertian tersebut, prestasi belajar adalah hasil usaha yang

berkenaaan dengan aspek pengetahuan baik berupa angka, huruf, atau lain sebagainya

dari hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan dalam proses pembelajaran.

B. Tinjauan Hasil Penelitian Yang Relevan

12

Page 13: Proposal ajir

Untuk menghindari duplikasi dengan penelitian-penelitian yang telah

dilakukan terdahulu yang ada kaitannya dengan masalah penelitian yang akan

dilakukan, maka peneliti mencoba menelusuri beberapa penelitian yang sudah

dilaksanakan oleh mahasiswa di beberapa Perguruan tinggi. Dari hasil penelusuran

tersebut ditemukan lima buah hasil penelitian yang ada kemiripan dengan masalah

penelitian ayang akan diteliti, yakni:

1. Pengaruh Faktor Intelegensi dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa (Studi kasus di MAN Cigugur Kuningan). Diteliti oleh

Engkan Rusmana, Mahasiswa jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon pada tahun 2005. Dari

hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa terdapat pengaruh antara

motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika.

2. Pengaruh Penggunaan Metode Kerja Kelompok Terhadap Motivasi Belajar

Siswa Pada Bidang Studi Matematika di SMP N 3 Kota Cirebon. Diteliti oleh

Ida Farida, mahasiswi jurusan Tadris Mateamtika Fakultas Tarbiyah, IAIN

Syekh Nurjati Cirebon pada tahun 2010. Dari hasil penelitiannya, bahwa

penggunaan metode kerja kelompok terhadap motivasi belajar siswa pada

bidang studi matematika kelas IX SMP N 3 Kota Cirebon, menuunjukkan

hasil korelasi positif yaitu 0,72. Dengan demikian terdapat pengaruh yang

signiikan antara metode kerja kelompok dengan motivasi belajar siswa pada

bidang studi matematika.

3. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Motivasi Belajar Matematika

Siswa SMA N 1 Ketanggungan Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes.

Ditelitii oleh Aliyatun, mahasiswi jurusan tadris matematika fakultas tarbiyah

IAIN Syekh Nurjati pada tahun 2010. Dari hasil penelitianya, diketahui bahwa

motivasi belajar matemaatika siswa menunjukkan hal yang cukup didapat dari

data hasil motivasi belajar matematika siswa dengan problem skor rata-rat

13

Page 14: Proposal ajir

hasil angket untuk variabel Y yang diisi siswa, sebesar 56,37 dari skor

tertiinggi 65 dan skor terendah 48.

4. Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Antara Yang Memperoleh Tes

Kecepatan (Speed Test) dengan siswa yang memperoleh tes Kemampuan

(Power test) Pada Bidang Studi Matematika (Studi kasus di MTs Negeri 1

Subang Kabupaten Kuningan). Diteliti oleh Ria Indriani mahasiswi jurusan

Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada tahun

2011. Dari hasil penelitiannya, diperoleh bahwa hasil motivasi belajar siswa

yang memperoleh tes kemampuan (power test) dalam pelajaran matematika di

kelas VIII MTs Negeri 1 Subang Kabupten Kuningan berada dalam ketegori

baik, hal ini dapat dilihat pada perhitungan prosentase berdasarkan angket

motivasi belajar siswa yang memperoleh tes kemampuan (power tes) dengan

rata-rata 48,57 persen.

Dari keempat hasil penelitian di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis, yaitu” Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Matematika Siswa SMA N 7 Kota Cirebon”. Namun, keempat hasil penelitian

tersebut tidak ada yang persis sama dengan masalah yang akan diteliti.

Hasil penelitian yang petama, variabel sama variabel Y nya prestasi belajar

matematika siswa. Variable X nya juga sama, tentang motivasi, tetapi peneliti

tersebut menambahakn dengan faktor intelagensi. Sedangkan yang akan dilakukan

oleh peneliti variable X nya hanya membahas tentang motivasi.

Hasil penelitian yang kedua, sama variable Y nya yaitu membahasa prestasi

belajatr matematika . tetapi variable X nyaberbeda, yaitu penggunaan metode kerja

kelompok.

Hasil penelitian yang kedua,motivasi belajar mateamtika nya beradid variable

Y, sedangkan yang dilakukan peneliti ada divariabel X.

14

Page 15: Proposal ajir

Hasil penelitian yang keempat, variable X nya sama, yaitu tentang motivasi

belaajr sisiwa. Sedangkan variable Y nya berbeda, yaitu siswa yang memperoleh tes

kesepatan (Speed Test dan siswa yang memperoleh tes kemampuan (speed Test.

Oleh karena itu, penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar

Matematika Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kelas XII SMA N 7 Kota Cirebon“

layak dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-

penelitaian yang telah dilakukan sebelumnya

C. Kerangka Pemikiran

Motivasi merupakan salah satu faktor awal untuk mencapai hasil akhir atau

tujuan di setiap pekerjaaan apa pun, tak terkecuali dalm proses pembelajaran. Bahkan

beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa psikologi merupakan faktor terpenting

dalam memulai pembelajaran.seperti apa yang dikatakan oleh Andre Maadsa,”

motivasi bukanlah segalanya, tapi segalanya selalu dimulai dengan motivasi. Tidak

ada istilah orang yang malas, yang ada adalah orang yang tidak termotivasi.

Motivasi ialah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita, yang mendorong kita

untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Kadang kekuatan itu

berpangkal pada naluri, kadang pula berpangkal pada suatu keputusan rasional; tetapi

lebih sering lagi hal itu merupakan perpatuan dari kedua proses tersebut. Akan tetapi,

terlepas dari apa ang menjadi sumbernya perlu dicatat bahwa agak mengherangkan

bahwa sedikit sekali penelitian didakan mengenai penguatan motivasi belajar jelas

tertmasuk tugas pengajar. Selama 50 tahun belakangan in, banyak penelitian diadakan

oleh ahli pendidikan dan ilmu jiwa mengenai aspek pengenalan dalam pengajaran,

tetapi hampir tidak ada penelitian tentang penguatan motivasi, itu biasa diadakan

terhadap hewan dan anak kecil,dan tidak banyak relevansinya dengan tugas guru

yang selalu dihadapkan kepada pengambilan keputusan mengenai pengorganisasian

tugas kegiatan belajar.

15

Page 16: Proposal ajir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang disebut untuk

menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan. Dengan

membuktikan masalah-masalah di atas dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian

sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika

siswa kelas XII SMAN 7 Kota Cirebon

Ha : terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa

kelas XII SMAN 7 Kota Cirebon

16

Page 17: Proposal ajir

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMA N 7 Cirebon Tahun ajaran 2012/2013.

2. Waktu penelitian

Waktu yang diperlukan mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap

penulisan laporan diperkirakan selama lima bulan.

Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Perijinan

Penelitian x x √ √

2 Observasi

Pendahulu

an

√ √

3 Uji Coba

Instrument

Tes

√ √ √ √

4 Uji Coba

Instrument

Angket

√ √ √ √

5 Penyebara

n Angket

√ √

6 Analisis √ √

17

Page 18: Proposal ajir

Data

7 Penyusuna

n laporan

√ √

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode korelasional untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan motivasi belajar siswa dengan

perolehan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa.

Pada proses pengolahan data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif,

karena data yang akan diperoleh berhubungan dengan nilai-nilai atau

angka-angka yang dapat dihitung dngan perhitungan stasistika. Peneliti

menggunakan analisis regresi sederhana dengan bantuan software SPSS

17,0 untuk memudahkan perhitungan.

2. Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah sebuah sebuah istilah yang diambil dari kata

“design” yang berarti rancangan atau perancangan. Desain penelitian

adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian. Pada praktek penelitian juga diperlukan adanya desain

penelitian yang sesuai dan seimbang dengan keadaan yang dikerjakan.

Adapaun desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

X Y

Keterangan:

X : Motivasi belajar siswa

Y : Prestasi belajar matematika

Hubungan yang menunjukkan pengaruh

18

Page 19: Proposal ajir

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono, bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu ditetapkan oleh peneliti intuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan”13

Menurut Nasehuddien sebagaimana dikutip oleh Melda bahwa:

Populasi terdiri dari dua macaam, yakni populasi target dan populasi

terjangkau. Populasi target adalah semua atau keseluruhan dari

sasaran/objek penelitian, sedangkan popualasi tejangkau adalah bagian dari

populasi tartget. Dengan kata lain, populasi terjangkau adalah sesuatu yang

akan dijadikan sasaran/objek dalam sebuah penelitian.14

Maka populasi target dalam penelitain ni adalah seluruh siswa kelas

XII MAN 1 Cirebon. Adapun jumlah kelas di SMAN 7 Cirebon terdiri

dari delapan kelas.

a. Siswa kelas XII IPA 1 berjumlah 40 siswa

b. Siswa kelas XII IPA 2 berjumlah 42 siswa

c. Siswa kelas XII IPA 3 berjumlah 41 siswa

d. Siswa kelas XII IPA 4 berjumlah 39 siswa

e. Siswa kelas XII IPS 1 berjumlah 42 siswa

13 Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta, hal. 5514 Melda Ariyanti. 2012. Skripsi:pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA Di Kabupaten Kuningan. IAIN Syekh Nurjati Cirebon, hal. 14

19

Page 20: Proposal ajir

f. Siswa kelas XII IPS 2 berjumlah 40 siswa

g. Siswa kelas XII IPS 3 berjmlah 40 siswa

h. Siswa kelas XII IPS 4 berjumlah 42 siswa

Adapun populasi terjangkau adalah kelas XII IPA 1, XII IPA

2, XII IPA 3, dan XII IPA 4

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Tujuan dari penerapan sampel adalah untuk

memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara

mengamati sebagian dari populasi. Sampel dari penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XII IPA 1. Sedangkan Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah proportional sampel, yaitu apabila

karakteristik populasi terdiri dari kategori-kategori, kelompok, atau

golongan yang sejajar yang diduga secara kuat berpengaruh pada

hasil-hasil penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian

Sesuai dengan judul proposal penelitian tentang “Pengaruh

Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas XII

SMAN 7 Kota Cirebon”, dapat diketahui bahwa penelitian ini teridri dari

dua variabel, yaitu: Motivasi belajar sebagai variabel X dan prestasi

belajar siswa sebagai variabel Y. variabel motivasi belajar siswa

merupakan variabel bebas (independent variabel) sedangkan variabel

prestasi belajar maematika sebagai variabel terikat (dependent variable),

masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

20

Page 21: Proposal ajir

a. Variabel Motivasi Belajar (X)

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah angket yang digunakan untuk memperoleh data

mengenai “motivasi belajar”. Beberapa pertanyaan disusun

untuk mengetahui respon siswa terhadap motivasi belajar siswa

dalam bentuk skala likert antara 1-5. Menurut Nazir

sebagaimana dikutip Nasehuddien dalam Melda, bahwa :

“Skala likert memiliki tingkat reliabilitas yang relatif tinggi

dibanding dengan skala Thurstone untuk jumlah item yang

sama”.

Pernyataan terdiri dari 45 pernyataan, dimana dari masing-

masing pernyataan diikuti oleh lima kemungkinan jawaban,

yaitu: sangat setuju, setuju, tidak tahu atau ragu-ragu, tidak

setuju, dan sangat tidak setuju.

Adapun cara pemberian skor terhadap setiap pilihan jawaban

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Skor pernyataan positif

a) Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai 5

b) Untuk jawaban setuju diberi nilai 4

c) Untuk jawaban tidak tahu atau ragu-ragu diberi nilai 3

d) Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai 2

e) Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 1

2) Skor pernyataan negatif

a) Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai 1

b) Untuk jawaban setuju diberi nilai 2

c) Untuk jawaban tidak tahu atau ragu-ragu diberi nilai 3

d) Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai 4

e) Untuk jawaban sangat itdak setuju diberi nilai 5

21

Page 22: Proposal ajir

b. Variabel Prestasi Belajar Matematika (Y)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

objektif berbentuk pilihan ganda yang dibuat sendiri oleh

peneliti yang digunakan untuk memperoleh data mengenai

“Prestasi belajar Matematika Siswa”. Instrument ini dibuat

sesuai dengan materi pada saat penelitian. Tes objektif dalam

bentuk pilihan ganda disusun sebanyak 30 pertanyaan

berdasarkan lima pilihan jawaban, dimana pilihan jawaban

yang benar bernilai 1 dan jawaban yang salah bernilai 0.

c. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

objektif berbentuk pilihan ganda yang dibuat sendiri oleh

peneliti yang memperoleh data mengenai “presasi belajar

matematika siswa “. Instrument ini dibuat sesuai dengan materi

pada saat penelitiana. Tes objektif dalam bentuk pilihan ganda

disusun sebanyak 30 perntanyaan berdasarkan lima pilihan

jawaban, dimana pilihan jawaban yang bena bernilai 1 dan

jawaban yang salah bernilai 0

1. Definisi konseptual

a. Variabel motivasi belajar (X)

Motivasi belajar yaitu dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau

unsur yang mendukung.

b. Variabel prestasi belajar matematika (Y)

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang berkenaan dengan

aspek pengetahuan baik berupa angka, huruf, atau lain

sebagainya dari hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan dalam proses pembelajaran.

22

Page 23: Proposal ajir

2. Definisi operasional

a. Variabel motivasi belajar (X)

Motivasi belajar adalah skor total yang diperoleh dari hasil

pemberian angket kepada siswa yagn menjadi sampel yang

diukur melalui berbagai indicator-indikator motivasi belajar

siswa, yang meliputi: Macam-macam motivasi belajar isswa

(berdasarkan Teori kebutuhan Maslow), pengembangan

motivasi, Pemberian Makna belajar, dan Pemberian dorongan

untuk berprestasi dalam belajar.

b. Variabel prestasi belajar matematika (Y)

Prestasi belajar maematika adalah skor total yang diperoleh

setelah mengerjakan soal matematika yang diberikan peneliti

kepada responden.

3. Kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi instrument disusun sebagai acuan peneliti dlam

mentyusun instrument pengumpulan data. Penyusunan tersebut

berdasarkan pada teori yang melandasina dan aspek /indicator

yang telah diuraikan pada bab II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada bagian lampiran

4. Uji coba Instrumen

Uji coba instrumen ini dilakukan untuk mengetahui apakah

instrumen yang akan peneliti gunakan dalam penelitian layak

dipakai atau tidak. Uji coba instrument ini dilakukan sebelum

dilakukan penelitian. Instrument akan diujicobakan pada siswa-

siswa kelas XII IPA SMA Negeri 7 Kota Cirebon. Adapun teknik

pengambilan sampel yang akan digunakan adalah teknik purposive

sampling.

23

Page 24: Proposal ajir

a. Uji Validitas

Menurut suharsimi arikunto sebagaimana dikutip oleh Melda

bahwa suatu instrument dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data

dan variable yang diteiti secara tepat. Validitas tes dan angket

ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dengan rumus:

rxy = N ∑ XY – (∑X)(∑Y)

√ (N ∑ X2− (∑ X )2 )(N ∑Y 2− (∑Y )2)

Keterangan:

N = banyaknya peserta tes

X = nilai rata-rata harian siswa

Y = nilai haisl uji coba tes

Rxy = koefisien relasi antara X dan Y

Valid tidaknya suatu butir soal, dari hasil perhitungan r hitung

dibandingkan dengan tabel product moment. Suatu soal

dikatakan valid apabila rhitung > r tabel.15

b. Uji Reliabilias

Menurut Suharsimi Arikunto sebagaimana dikutip oleh Melda

bahwa reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa

suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik.

Uji reliailitas soal menggunakan formula kuder richardson

(KR) yaitu K-R21 dengan rumus sebagai berikut:

15 Melda Ariyanti. 2012. Skripsi:pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA Di Kabupaten Kuningan. IAIN Syekh Nurjati Cirebon, hal. 21

24

Page 25: Proposal ajir

r11 = k

k−1 1-

x(k−x )ks2

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya soal

S = standar deviasi

X = rerata total skor

Tabel klasifikasi koefisien reliabilitas16

Nilai Kriteria

0,90 ≤ rhitung ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 ≤ rhitung ≤ 0,90 Tinggi

0,40 ≤ rhitung ≤ 0,70 Sedang

0,20 ≤ rhitung ≤ 0,40 Rendah

rhitung < 0,20 Sangat rendah

c. Indeks kesukaran

Menurut Erman dalam Elis Herlina, sebagaimana dikutip oleh

Melda, pengujian taraf kesukaran soal artinya mengkaji soal-

soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-

soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Tingkat

kesukaran itu diperoleh dengan rumus:

TK = J BA−J BB

J SA +J SB

16 Ibid, hal. 22

25

Page 26: Proposal ajir

Keterangan:

TK = indeks tingkat kesukaran satu butir soal tertentu

JBA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas

JBB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

JSA = Jumlah siswa pada kelompok atas

JSB = jumlah siswa pada kelompok bawah

Interpretasi tingkat kesukaran setiap butir soal menggunakan

klasifikasi berdasarkan tabel klasifikasi berikut:

Nilai TK Kriteria

TK = 0,00 Sangat sukar

0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar

0,00 < TK ≤ 0,30 Sedang

0,00 < TK ≤ 0,30 Mudah

TK = 1,00 Sangat rendah

d. Daya pembeda

Menurut Erman sebagaimana dikutip Elis herlina (dalam

melda)17, daya pembeda dari sebuah butir soal adalah

kemampuang butir soal itu untuk memebdakan antara siswa

yang pandai dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan

rendah)

Untuk mengetahui mana saja siswa yang pandai dan yang

kurang pandai dalam mengerjakan suatu soal maka harus diuji

daya pembedanya. Untuk memerlukan daya pembeda suatu

soal harus diurutkan dari siswa yang menjawab soal paling

17 Op. Cit, hal 23

26

Page 27: Proposal ajir

sedikit sampai ke yang paling banyak, setelah itu membagi

jawaban siswa tersebut ke dalam dua kelompok, yaitu

kelompok atas dan kelompok bawah. Setelah terurut maka kita

bisa menentukan daya pembeda soal itu dengan menggunakan

rumus

DP =BAJA

- BBJB

Keterangan:

DP = daya pembeda

BA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab butir

soal benar

BB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal

benar

JA = jumlah siswa kelompook atas

JB = jumlah siswa kelompok bawah

Interpretasi daya pembeda setiap butir soal menggunakan

klasifikasi daya pembeda berdasarkan tabel klasifikasi berikut:

Nilai DP Kriteria

DP≤0,00 Sangat Jelek

0,00 ≤ DP ≤ 0,20 Jelek

0,2 ≤ DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 ≤ DP ≤ 0,70 Baik

0,70 ≤ DP ≤ 1,00 Sangat Baik

5. Teknik pengumpulan data

27

Page 28: Proposal ajir

Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat

digungakn oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik

pengumpulan data dalm penellitian ini menggunakan dua teknik,

yaitu;

a. Angket

Angket (QUetionaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan

kepada orang lain yang bersedia memberikan respons

(responden)sesuai dngan permintaan peneliti. Angket

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

tahu pasti variabel yang akan diuur dan tahu apa yang

diharapkan responden. Sngket dalam penelitaian ini

menggunakan skala likert yang dilakukan kepada siswa kelas

XII untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada

pembelajaran matematika.

b. Tes

Menurut Nasehuddien dalam Melda, bahwa tes adalah

prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang

distandardisasikan dan diberika kepada individu atau kelompok

untuk dikerjakan, dijawab atau direspon baik dalam bentuk

tertulis lisan maupun perbuatan.

Tes ini dibuat sendiri oleh penelitipada pokok bahasan tertentu

dalam bentuk soal pilihan ganda (MULtiple Choice). Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan

skoring nilia hasilnya.

2. Teknis analisis data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, penulis

selanjutnya menganalisis data untuk mencari korelasi anara motovasi

belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa. Adapun

langkah-alangkah perhitungannya adala sebagai berikut:

28

Page 29: Proposal ajir

1. Uji Prasyarat penelitian

a. Uji Normalitas

Untk menguji kenormalan data akan dilakukan dengan

menggunakan rumus chi-kuadarat

x2 ¿∑ (0 i−Ei )2

Ei

keterangan

X2 = Chi Kuadrat

Fo = frekuensi yang dperoleh dari sampel

Fk = frekuensi yang diharapkan dari sampel

X2 dikatakan normal jika X2hitung ≤ X2

tabel

b. Uji homogenitas

Rumus yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

digunakan dalam penelitian homogen atau tidak. Maka rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut

F = S12

S22

Keterangan

S12 = Varians terbesar

S22 = Varians terkecil

Apabila fhitung ≤ ftabel maka data tersebut bervariansi homogen

2. Uji Hipotesis

1) Statistika parametrik

a. Mencari koefisien relasai

Mencari koefisien relasi berguana untuk menetukan tingkat

hubungan anatara sejumlah besar variabel dalam studi

29

Page 30: Proposal ajir

tunggal. Koefisien relasi dapat dihitung dengan

menggunakan rumus analisis korelasi product moment

sengai berikut

b. Mencari koefisien determinasi

Mencari koefisien determinasi yaitu untuk mencari

pengaruh varians variabel tertentu. Selain itu, koefiseien

determinasi juga mempunyai tujuan untuk mengukur

seberapa besar kontriusi antara variabel terikatterhaadap

variabel bebas dalam bentk persen. Rumus yang digunakan

adalah:

KD=r2 x 100 %

Keterangan:

KD = koefisien determinasi

R = koefisien korelasi

30

Page 31: Proposal ajir

DAFTAR PUSTAKA

Rusmana, Engkan. 2005. Skripsi: Pengaruh Faktor Intelegensi Dan Motivasi

Terhadap prestasi Belajar Matematika Siswa (Studi Kasus di MAN Cigugur

Kuningan). Cirebon : Not Published

Farida. Ida. 2010. Pengaruh Penggunaan Metode Kerja kelompok Terhadap

Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Matematika di SMPN 3 Kota

Cirebon. Cirebon: Not Published.

Aliyatun: 2010. Pengaruh Penggunaaan Metode Inkuiri Terhadap Motivasi

Belajar Matematika Siswa SMAN 1 Ketanggungan kecamatan Ketanggungan

kabupaten Brebes. Ciebon : Not Published

Indriani, Ria. 2011. Perbandingan Motivasi Belajar siswa yang memperoleh

tes kecepatan (Speed Test) dengan Siswa yang Memperoleh Tes Kemampuan

(Power Test) Pada Bidang Studi Matematika (Studi Kasus Di MTs Negeri 1

subang kuningan) Cirebon. Not Published

Ariyanti, Melda. 2012. Skripsi: Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap

Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA Di Kabupaten Kuningan. IAIN Syekh

Nurjati Cirebon: Not Published

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1997. Psikologi Belajar. Jakarta:

Rineka cipta

Purwanto, Ngalim. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda

Karya

31

Page 32: Proposal ajir

Arikunto, Suharsimai.1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Sardiman A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.

raja Grafindo Persada

Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurunnya. Jakarta: Bumi

Aksara

Hamalik, Oemar. 2003. Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Subana. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian . bandung: Alfabeta

Surya, Muhammad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.

Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Syah, muhibin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Muhidin, Sambas Ali. 2007. Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam

Penilitian. Bandung. Pustaka Setia.

Sagala. Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.

Alfabeta.

Engkaoswara. 1987. Dasar-dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Abu Ahmadi dan Widodo supriyono. 1997. Psikologi Belajar. Jakrta: Rineka

Cipta.

32

Page 33: Proposal ajir

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: Pustaka Setia.

Sudajana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan

Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

33