proposal

Download Proposal

If you can't read please download the document

Upload: izzahtul

Post on 23-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

BAB I : PENDAHULUAN50PROPOSAL SKRIPSI Penegasan JudulUntuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami skripsi yang berjudul: Analisis Daftar Umur Piutang di BMT Mandiri Sleman Yogyakarta. Maka penulis memandang perlu untuk menegaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul yaitu sebagai berikut:Pengertian AnalisisAnalisis berarti penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan dan perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab, musabab dan duduk perkaranya). Dan bisa juga penguraian suatu pokok atau berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.Dani K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (dilengkapi dengan EYD), (Surabaya: Putra Hasasa, 2002), hlm. 40.Pendapat lain menyatakan bahwa analisis adalah pekerjaan meneliti sambil menguraikan bagian-bagian dari yang diteliti, memilah-memilah sesuai dengan jenis-jenisnya.JS Badudu, Kamus Kata-kata serapan Asing dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Buku Kompas, 2003), hlm. 20. Sedangkan analisis dalam penelitian ini adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan menguraikan tentang daftar umur piutang di BMT Mandiri.Pengertian Daftar Umur PiutangMenurut Soemarso, daftar umur piutang (aging the receivable) adalah daftar saldo piutang pada saat tertentu yang dikelompokkan menurut golongan umur.Soemarso, Akuntansi : Suatu Pengantar, edisi lima ( Jakarta: Salemba Empat, 2002) , hlm. 349.Menurut Abdul Halim dan Sarwoko, daftar umur piutang adalah suatu klasifikasi piutang dalam tabel yang menunjukkan jangka waktu (umur) piutang yang belum dilunaskan, baik yang masih belum jatuh tempo maupun yang sudah jatuh tempo.Abdul Halim dan Sarwono, Manajemen Keuangan: Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan, edisi kedua (Yogyakarta: BPEE, 1999), hlm. 123.Sedangkan menurut Haryono Yusuf, daftar umur piutang adalah suatu daftar yang memuat hubungan persentase antara jumlah piutang dengan jumlah kerugian akibat adanya piutang tak tertagih. Dalam daftar ini debitur (konsumen) dikelompokkan berdasarkan masa lewat waktu, yaitu jangka waktu sejak piutang tersebut seharusnya diterima hingga tanggal pembuatan daftar umur piutang. Haryono Yusup, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 2 (Yogyakarta: STIE YKPN, 2001), hlm. 61.BMT Mandiri Sleman YogyakartaBMT (rumah dana), merupakan lembaga bisnis dan sosial yang pertama dibangun oleh nabi. Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII Press, 2004), hlm. 56. BMT Madiri menawarkan berbagai macam produk layanan kepada anggota dan masyarakat dengan harapan tidak saja akan mendapatkan keuntungan ekonomi tetapi juga ketenangan hati. Dengan mengusung motto Bermitra Menuju Barokah, semua komponen BMT Mandiri diajak untuk bermitra sesuai prinsip syariah dan keuntungan yang dicapai menjadi barokah. Berdasarkan penegasan judul di atas, penulis ingin mengetahui umur piutang di BMT Mandiri dan kemudian penulis deskripsikan dan jabarkan dalam bentuk karya tulis. Sehingga akan didapatkan gambaran tentang daftar umur piutang di BMT Mandiri.Latar Belakang MasalahBMT sebagai lembaga keuangan memiliki peran yang sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi yang berskala besar dengan investasi yang membutuhkan modal besar tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan BMT sebagai lembaga keuangan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan usahanya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, pihak BMT atau pihak manajemen menganalisa SWOT. Dengan SWOT, perusahaan menggali dan mengidentifikasi opportunity (peluang) yang berkembang serta ancaman dari para pesaing. Selain itu juga menfokuskan pada identifikasi strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan) dari BMT atau perusahaan.Banyak sekali pesaing-pesaing yang bermunculan. Seperti, BMT Tamzis, BMT Bina Ummah, rentenir dan debt collector. Debt collector ini muncul ketika adanya piutang tak tertagih. Hal ini disebabkan karena debitur tidak mau membayar hutangnya tepat waktu. Sehingga menyebabkan perusahaan menyewa jasa debt collector untuk menagih piutang. Perusahaan tidak untung tetapi rugi karena adanya piutang yang tak tertagih.Salah satu cara yang ditempuh perusahaan untuk meningkatkan laba adalah dengan menjual produknya secara kredit atau biasa disebut deangan penjualan kredit. Dengan kebijakan penjualan secara kredit tidak akan menghasilkan kas dengan segera, akan tetapi akan menimbulkan piutang tak tertagih. Besarnya piutang tak tertagih dipengaruhi oleh jumlah penjualan kredit yang dilakukan perusahaan serta jangka waktu kredit.Kebijakan penjualan secara kredit memberi dampak positif bagi perusahaan. Adapun dampak positif adalah peningkatan penjualan produk yang akan menaikkan pendapatan. Sedangkan dampak negatifnya adalah timbulnya masalah penundaan pembiayaan piutang yang telah jatuh tempo dan tak tertagihnya piutang. Bahkan dapat menyebabakan BMT bangkrut karena adanya piutang tak tertagih. Hal ini disebabkan karena nasabah dinyatakan pailit atau bangkrut sehingga tidak dapat membayar hutangnya.Supaya efektif dan efisien maka dibuatlah keputusan manajemen tentang daftar umur piutang. Daftar umur piutang digunakan untuk melihat bagaimana kondisi penerimaan perusahaan dibandingkan dengan persyaratan kreditnya dan untuk melihat seberapa efektif operasi bagian kredit. Jika daftar umur piutang bertambah atau mulai menunjukkan kenaikan persentase jumlah akun-akun yang telah lewat jatuh tempo, maka kebijakan kredit perusahaan perlu diperketat.Adanya perubahan dalam daftar umur piutang menjadi pertanda bagi perusahaan untuk menginvestigasikan kebijakan kreditnya, adanya penurunan tidaklah selalu diartikan bahwa kebijakan kredit perusahaan mulai melemah. Namun, daftar umur piutang tetap merupakan alat yang bermanfaat dalam meninjau kinerja bagian kredit.Perkembangan lembaga keuangan syariah di luar sektor perbankan yang layak dicatat adalah baitul mal wat tamwil (BMT) yang di berbagai daerah menjadi penggerak lapisan bawah. Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt almal wa altammwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 51.Banyaknya bermunculan lembaga keuangan syariah yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip syariat islam di daerah sleman membuat persaingan untuk mendapatkan nasabah begitu ketat, oleh sebab itu lembaga tersebut harus pintar untuk menarik nasabah. BMT mandiri yang terletak di Jln. Palagan Tentara Pelajar km.10 Ngaglik Sleman Yogyakarta, tempat yang sangat strategis karena berada di dekat pasar, sehingga mempunyai potensi besar dalam pengumpulan dana dan penyaluran dana. Pentingnya sebuah manajemen untuk membuat daftar umur piutang akan berpengaruh terhadap peningkatan perolehan laba sebuah perusahaan. Maka dari itu dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk membahas tentang daftar umur piutang di BMT Mandiri sehingga akan memudahkan BMT dalam melakukan penagihan kepada nasabahnya.Rumusan MasalahBerdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana penerapan analisis daftar umur piutang di BMT Mandiri?Tujuan dan Kegunaan PenelitianSesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan analisis daftar umur piutang di BMT Mandiri.Adapun kegunaan penelitian ini adalah:Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu manajemen keuangan islam agar ilmu tersebut selalu berkembang. Secara PraktisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi kemajuan lembaga keuangan islam khususnya BMT Mandiri.Kajian PustakaBeberapa penelitian yang digunakan sebagai rujukan dalam penelitian yang akan penulis lakukan adalah diantaranya:Skripsi yang ditulis oleh Dian Hartati yang berjudul Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha pada PT. SFI Medan, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji kualitatif terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pada kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif, sedangkan unsur lingkungan pengendalian, unsur informasi dan komunikasi , serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif. Analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Adalah metode analisis dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian diklarifikasi, dianalisis, selanjutnya di interpretasikan sehingag dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaaan yang diteliti. Dian Hartati, Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha pada PT.SFI Medan, Skripsi program S1 ekstensi medan Universitas sumatra utara , (2010), http://id.pdfsb.com/skripsi+analisis+umur+piutang, diakses 7 Maret 2012.Skripsi Ika Rahmawati Hakim yang berjudul Analisis efisiensi Pengumpulan Piutang sebagai dasar Penilaian Kondisi Keuangan pada PT. Wangsa Jatra Lestari, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengerjakan piutang selain itu untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan kewajiban jangka pendek ,serta untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Metode yang digunakan untuk menganalisis tujuan tersebut adalah metode rasio aktivitas, likuiditas dan rentabilitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa PT. Wangsa mengalami penurunan efektivitas penjualan. Hal itu ditunjukkan rasio perputaran piutang selalu mengalami peningkatan. Hasil anlisis rasio likuiditas menunjukkn bahwa PT.Wangsa mempunyai kemampuan yang baik dalam mengembalikan kewajiban jangka pendek, hal itu di tunjukkan oleh kas rasio,quick rasio yang selalu meningkat sedangkan hasil analisis rasio rentabilitas PT. Wangsa memiliki kemampuan yang bagus untuk memperoleh keuntungan , hal ini ditunjukkan dengan nilai rentabilitas ekonomi yang cukup tinggi dan meningkat. Ika Rahmawati Hakim, Analisis efisiensi Pengumpulan Piutang sebagai dasar Penilaian Kondisi Keuangan pada PT. Wangsa Jatra Lestari, Skripsi Program SI Universitas Muhammadiyah Surakarta, (2006 ), http://id.pdfsb.com/skripsi+analisis+umur+piutang, diakses 7 Maret 2012.Skripsi Eni Dwi Astuti yang berjudul Ziyadah dalam Utang Piutang (studi kasus dalam utang piutang didesa kenteng kec toroh kabupaten grobogan) , penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transaksi utang piutang yang berbunga, yang notabenya mayoritas masyarakat daerah tersebut adalah muslim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak setiap tambahan atas jumlah pinjaman dari pihak yang berutang itu dikatakan riba tetapi lebih tergantung pada latar belakang dan akibat yang ditimbulkan. Sebagaimana dengan tambahan yang terdapat dalam transaksi utang piutang yang terjadi di Desa Kenteng Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan, tambahan dalam transaksi utang piutang tersebut merupakan tambahan yang boleh saja diambil karena rata-rata pinjaman tersebut untuk modal usaha serta dengan tambahan tersebut tidak menimbulkan keterpurukan dalam kehidupan ekonominya. Eni Dwi Astuti, Ziyadah dalam Utang Piutang (studi kasus dalam utang piutang didesa kenteng kec toroh kabupaten grobogan), Skripsi IAIN Walisongo Semarang (2010), http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk 1/94/jtptiain-gdl-enidwiatu-4660-1-skripsi-pdf , diakses tanggal 23 Juni 2013.Penelitian ini berbeda dengan yang terdahulu yang membahas tentang utang piutang, dalam skripsi ini akan ada sajian daftar umur piutang kemudian akan dilakukan analisis tentang daftar umur piutang di BMT Mandiri.Kerangka TeoriTinjauan tentang PiutangTransaksi penjualan yang mengakibatkan timbulnya piutang dagang atau piutang usaha disebut penjualan kredit. Penjualan kredit dilakukan untuk meningkatkan penjualan yang akan meningkatkan laba. Setiap penjualan kredit mempunyai resiko adanya piutang yang tak tertagih. Resiko ini merupakan biaya dari penjualan kredit.Pengertian PiutangPiutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari penjual kepada pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Pada umumnya piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit. Haryono Yusuf, Dasar-dasar Akuntansi, hlm. 52.Menurut Kieso, Weygandt, Warfield, piutang adalah klaim uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Moh Benny Alexandri, Manajemen Keuangan bisnis : Teori dan Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 117.Sarwoko dan Abdul Halim mengatakan piutang adalah aktiva yang menunjukkan jumlah tagihan yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil dari penjualan barang dan jasa didalam kegiatan usaha-usahanya. Abdul Halim dan Sarwono, Manajemen Keuangan : Dasar-dasar pembelanjaan), hlm. 119.Berdasarkan definisi-definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa piutang adalah hak penagihan kepada pihak lain atas uang, barang ata jasa yang timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus normal perusahaan.Dasar Hukum Hutang Piutang Ayat di atas menerangkan tentang barang siapa yang mau memberikan pinjaman yang baik (di jalan Allah), maka Allah melipat gandakan pembayarannya dengan lipat ganda yang banyak. Al-Baqarah (2) : 245 Ayat tersebut menjelaskan setiap orang yang mengadakan perjanjian hutang piutang dengan bertentangan waktu tertentu hendaklah menulisnya dan mempersaksikannya. Al-Baqarah (2) : 282Tujuan piutang Tujuan perusahaan menanamkan dananya pada piutang antara lain adalah :Untuk meningkatkan laba Suatu akibat langsung dari investasi pada piutang adalah naiknya penjualan. Kenaikan ini diharapkan secara tidak langsung akan menaikkan laba yang diperoleh. Tentu saja hal ini dimungkinkan jika tambahan penghasilan lebih besar daripada biaya-biaya yang dikeluarkan yang bersangkutan dengan administrasi kredit. Untuk meningkatkan penjualanJika perusahaan mengambil kebijakan untuk melakukan penjualan kredit disamping penjualan tunai, maka biasanya perusahaan akan dapat menjual barang lebih banyak. Suatu kebutuhan belum tentu diikuti tersedianya dana atau uang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian pula yang dialami oleh para pelanggan, karena itu beberapa dari mereka memenuhi kebutuhannya dengan jalan membeli secara kredit, atau membayar dengan angsuran daripada harus membayar langsung. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan penjualan, perusahaan menanamkan dananya dalam piutang. Untuk menghadapi persainganSebagai tindakan untuk mempertahankan diri, kebanyakan perusahaan didalam menetapkan kebijakan memperluas penjualan serupa dengan kebijakan-kebijakan pesaing-pesaingnya. Kebijakan tersebut adalah kebijakan penjualan kredit. Penjualan kredit menurut dana tertanam dalam piutang. Abdul Halim dan Sarwono, Manajemen Keuangan : Dasar-dasar pembelanjaan), hlm. 120.Macam-macam PiutangPiutang dagangPiutang dagang adalah tagihan kepada pelanggan yang sifatnya terbuka, dengan kata lain bahwa tagihan ini tidak disertai instrumen kredit. Piutang dagang berasal dari penjualan barang dagangan dan jasa secara kredit dalam operasi usaha normal. Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012), hlm. 51. Menurut Haryono Jusuf, piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pembeli kepada perusahaan. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu, piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar. Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi, hlm. 52.Sedangkan Slamet Sugiri mengatakan bahwa piutang dagang adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dan jasa. Slamet Sugiri dan Bogat, Akuntansi Pengantar, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), hlm. 330. Sehingga, piutang dagang diartikan ssebagai tagihan yang harus dibayar pelanggan.Piutang weselPiutang wesel adalah klaim yang dibuktikan oleh instrumen kredit secara formal. Instrumen kredit ini mensyaratkan debitur untuk membayar dalam waktu tertentu secara jelas. Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012), hlm. 51.Piutang wesel yaitu piutang yang didukung oleh suatu surat perjanjian. Jangka waktu piutang wesel bisa bermacam-macam, tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari. Piutang wesel yang berjangka waktu satu tahun atau kurang dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi jika jangka waktunya melebihi satu tahun, maka piutang wesel sebagai piutang jangka panjang. Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi, hlm. 52 Jadi piutang wesel lebih formal daripada piutang dagang.Piutang lain-lainMenurut haryono jusuf piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel. Misalnya piutang kepada karyawan perusahaan, direksi perusahaan, dan piutang kepada cabang-cabang perusahaan. Pada umumnya piutang semacam ini termasuk piutang jangka panjang, tetapi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dilaporkan sebagai aktiva lancar. Sedangkan menurut slamet sugiri piutang meliputi piutang non dagang sepeti pemberian pinjaman kepada para pejabat perusahaan, uang muka kepada pegawai dan restitusi pajak yang belum diterima.Tinjauan tentang Penilaian PiutangMenurut prinsip akuntansi , piutang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Jumlah atau nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah (nilai) piutang yang tidak dapat diterima. Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi, hlm. 55.Oleh karena itu, penentuan nilai kas bersih yang diterima memerlukan panaksiran jumlah piutang yang tidak dapat diterima.Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan belum tentu seluruhnya dapat ditagih. Hal ini disebabkan karena debitur tidak mau membayar atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Piutang yang tak dapat ditagih dinamakan kerugian piutang.Menurut mardiasmo terdapat dua metode yang digunakan untuk mencatat kerugian piutang yaitu:Mardiasmo, AkuntansiKeuangan Dasar, (Yogyakarta: BPFE,2000), hlm. 53Metode penghapusan langsung (direct write off)Dalam metode ini pencatatan kerugian piutang dilakukan jika ada kepastian bahwa debitur tidak mampu membayar kewajibannya kepada perusahaan. Jika debitur dinyatakan tidak dapat membayar kewajibannya maka jurnal yang perlu dibuat: Ibid.,hlm.. 52.Kerugian Piutang No.470TanggalKeteranganDebitKreditSaldoDebitKreditDes 31PenyesuaianxxxxRekening kerugian piutang adalah rekening yang timbul karena adanya resiko dari penjualan kredit, resiko ini timbul karena adanya piutang yang tak dapat ditagih (diterima pembayarannya). Tanggal 31 Desember adalah tanggal saat dibuatnya jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi. Jika perusahaan menyatakan piutang dagang tidak dapat ditagih maka akan menimbulkan biaya yaitu kerugian piutang sehingga kerugian piutang akan didebit. Piutang Usaha No.120TanggalKeteranganDebitKreditSaldoDebitKreditDes 31PenyesuaianxxxxRekening piutang usaha adalah rekening yang timbul karena adanya klaim atau tagihan kepada nasabahnya atas sejumlah uang akibat transaksi penjualan kredit yang telah terjadi. No 120 adalah nomor rekening piutang usaha. Tanggal 31 Desember adalah tanggal saat dibuatnya jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi. Jika perusahaan menyatakan piutang dagang tidak dapat ditagih maka perusahaan akan mengkredit rekening piutang usaha sebesar jumlah piutang usaha yang tidak dapat ditagih. Dengan demikian saldo piutang usaha yang tidak dapat ditagih tersebut telah dihapus dari catatan perusahaan. Menurut Suparwanto Dalam metode langsung ini adanya kerugian piutang akan diakui apabila betul-betul terjadi (ada) piutang dagang yang tidak dapat ditagih. Perusahaan mempunyai hak untuk menerima sejumlah kas di masa yang akan datang berkurang sebesar piutang dagang yang tidak dapat ditagih. Sehingga piutang dagang akan dikredit sebesar piutang dagang yang tidak dapat ditagih. Di lain pihak timbul biaya kerugian piutang sehingga rekening kerugian di debit.Rekening kerugian piutang adalah rekening yang timbul karena penjualan kredit. Setiap penjualan kredit akan menimbulkan resiko adanya piutang yang tak tertagih. Resiko in merupakan biaya dari penjualan kredit. Selama resiko lebih kecil dari tambahan laba kotor dari penjualan kredit, maka penjualan kredit masih menguntungkan, apabila dilaksanakan. Sebaliknya jika resiko lebih besar, lebih baik penjualan tidak dilaksanakan. Jika resiko menjadi kenyataan, maka resiko berubah menjadi kerugian piutang. Jika piutang yang telah dihapus ternyata dapat ditagih maka piutang tersebut harus dinyatakan kembali. Jurnalnya yang perlu dibuat untuk mencatat penerimaan uang adalah: Ibid.,hlm. 62.Piutang Usaha No.120TanggalKeteranganDebitKreditSaldoDebitKreditDes 31PenyesuaianxxxxKerugian Piutang No.470TanggalKeteranganDebitKreditSaldoDebitKreditDes 31PenyesuaianxxxxKas No.100TanggalKeteranganDebitKreditSaldoDebitKreditDes 31Mencatat penerimaan kasXxPiutang Usaha No.120TanggalKeteranganDebitKreditSaldoDebitKreditDes 31Untuk mencatat penerimaan kas xxJurnal di atas terdiri dari dua ayat. Pertama jurnal untuk menyatakan kembali piutang yang telah sebelumnya telah dihapus. Kedua jurnal untuk mencatat penerimaan uang dari penagihan piutangMetode Cadangan (allowance)Dalam metode ini pencatatan kerugian piutang dilakukan pada akhir periode akuntansi, meskipun piutang tersebut belum pasti dapat ditagih. Dengan menggunakan metode ini, maka diperlukan penaksiran terhadap jumlah piutang yang diperkirakan tidak tertagih pada akhir periode. Kerugian piutang dicadangkan, meskipun piutang yang tidak dapat ditagih belum diketahui secara pasti. Jurnal yang dibuat untuk menaksir kerugian piutang adalah:Mardiasmo, AkuntansiKeuangan Dasar, (Yogyakarta: BPFE,2000), hlm. 53. Kerugian Piutang (Bad Debt Expense) No.470TanggalKeteranganDebitKreditSaldoDebitKreditDes 31Saldo (sebelum) Penyesuaian0Des 31PenyesuaianxxxxCadangan Kerugian Piutang (Allowance For Bad Debt) No.125TanggalKeteranganDebitKreditSaldoDebitKreditDes 31Saldo (sebelum) Penyesuaian0Des 31PenyesuaianxxxxJumlah kerugian yang diakui adalah sejumlah cadangan kerugian yang ditaksir tidak dapat ditagih. Apabila jurnal penyesuaian tersebut pada akhir tahun di mana masih ada saldo cadangan kerugian sisa periode sebelumnya, maka jumlah yang diakui adalah sebesar selisih jumlah taksiran dengan saldo rekening cadangan. Rekening kerugian piutang akan dilaporkan dalam laporan rugi laba sebagai elemen dari biaya usaha. Sedangkan Rekening cadangan kerugian piutang akan dilaporkan sebagai rekening pengurang dan piutang usaha. Rekening cadangan bukan merupakan hutang dalam neraca, tetapi merupakan rekening penilaian yang digunakan untuk mengubah nilai piutang usaha sehingga menunjukkan nilai tunainya.Setiap pengakuan terhadap penjualan yang mengandung resiko kerugian piutang harus diakui dengan pengakuan kerugian piutang, yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang. Pencatatan penghapusan piutangApabila segala upaya untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu tidak dapat mendatangkan hasil dan perusahaan berkeyakinan bahwa piutang tersebut tidak mungkin dapat diterima pelunasannya, maka piutang harus dihapus dari pembukuan. Jurnal untuk mencatat penghapusan piutang tersebut adalah: Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi, hlm. 58.Cadangan Kerugian Piutang No.125TanggalKeteranganDebitKreditSaldoDebitKreditDes 31Penghapusan piutang xxxxPiutang Usaha No.120TanggalKeteranganDebitKreditSaldoDebitKreditDes 31Penghapusan piutang0Jurnal di atas bukan jurnal penyesuaian. Dalam penghapusan piutang, rekening kerugian piutang tidak di debet. Dalam metode cadangan, setiap penghapusan piutang dicatat dengan mendebet rekening cadangan dan bukan rekening kerugian piutang. Bila perusahaan mendebet rekening kerugian piutang, maka hasilnya tidak tepat karena kerugian telah dicatat melalui jurnal penyesuaian ketika perusahaan menaksir jumlah kerugian yang akan diderita pada setiap akhir periode.Penerimaan kembali piutang yang telah dihapusJika perusahaan menerima kembali pembayaran dari piutang yang telah dihapus karena dianggap tidak mungkin dapat ditagih. Maka perusahaan harus membuat dua ayat jurnal: Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2, hlm. 54.Piutang Usaha No.120TanggalKeteranganDebetKreditSaldoDebitKreditDes 31untuk mencatat balik piutangXxxCadangan Kerugian Piutang No.125TanggalKeteranganDebetKreditSaldoDebitKreditDes 31untuk mencatat balik piutang xxxXxxKas No.100TanggalKeteranganDebetKreditSaldoDebitKreditDes 31Mencatat penerimaan kasxxxPiutang Usaha No.120TanggalKeteranganDebetKreditSaldoDebitKreditDes 31Mencatat penerimaan kasxxxDua jurnal di atas adalah jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan sebagai piutang dan jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus. Seperti halnya penghapusan piutang, penerimaan kembali piutang berpengaruh terhadap rekening-rekening neraca (riil). Apabila kedua jurnal tersebut digabung, maka hasilnya adalah rekening kas didebet dan rekening cadangan kerugian piutang dikredit.Cara menaksir besarnya kerugian piutang. Besarnya kerugian piutang dapat ditaksir dengan menggunakan 3 macam cara sebagai berikut: Ibid., hlm. 54.Persentase dari hasil penjualan bersihBerdasarkan cara ini, besarnya kerugian piutang ditentukan dengan mengalikan sejumlah persentase tertentu dengan hasil penjualan bersih. Hasil penjualan bersih adalah total penjualan bersih atau penjualan kredit bersih. Piutang timbul dari penjualan kredit maka taksiran kerugian piutang lebih tepat dihitung dari penjualan kredit bersih daripada dihitung dari total penjualan bersih.Persentase dari saldo piutang dagangCara ini menggunakan pendekatan neraca (balance sheet approach) , yaitu menaksir besarnya kerugian piutang berdasarkan persentase tertentu dari saldo piutang usaha pada akhir tahun yang bersangkutan. Besarnya persentase kerugian piutang dari saldo piutang dapat dihitung berdasarkan pengalaman-pengalaman yang terjadi di masa lalu, yaitu dengan cara membandingkan jumlah piutang yang tidak tertagih dalam tahun yang bersangkutan dengan saldo piutang pada akhir periode yang bersangkutan.Analisis umur piutangKerugian piutang dapat pula ditaksir dengan cara menganalisis umur dari saldo piutang debitur-debitur perusahaan. Umur piutang masing-masing debitur digolongkan, baik yang belum jatuh tempo maupun yang telah jatuh tempo. Piutang yang telah jatuh tempo, semakin lama jaraknya dengan saat jatuh temponya maka semakin besar kemungkinan tidak tertagihnya. Oleh karena itu dalam menaksir besarnya kerugian piutang, masing-masing kelompok umur piutang ditentukan besarnya prosentase kerugian. Semakin lama umur piutang dari saat jatuh tempo semakin besar pula prosentase kerugiannya.Berdasarkan data tersebut, besarnya kerugian piutang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:Membuat tabel analisis umur piutang Dalam tabel tersebut piutang dari masing-masing debitur dikelompokkan menurut umurnya. Umur piutang dihitung dengan cara membandingkan tanggal jatuh tempo piutang dengan tanggal saat dilakukan penaksiran kerugian piutang. Pengelompokkan umur piutang disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Membuat daftar umur pertanggal neraca 31 desember dan dikelompokkan tiap piutang sesuai umurnya.Menghitung besarnya taksiran kerugian piutang.Dengan cara mengkalikan tarif persentase kerugian piutang (yang telah ditetapkan sebelumnya) dengan masing-masing kelompok umur piutang. Persentase piutang tak tertagih adalah sebagai berikut: Soemarso, Akuntansi: Suatu Pengantar, hlm. 343.1 % untuk umur piutang 1-30 hari3 % untuk umur piutang 31-60 hari5 % untuk umur piutang 61-90 hari10 % untuk umur piutang 91-120 hari20 % untuk umur piutang 121-180 hari50 % untuk umur piutang 181-365 hariPeyajian piutang usaha dalam neraca Mardiasmo, AkuntansiKeuangan Dasar, hlm. 63.Neraca31 Desember xxxAktiva lancarPasivaKasxxxPiutang usahaxxxCadangan kerugian piutang xxxxxxJika Cadangan kerugian piutang saldo kreditSaldo yang harus tampak-saldo yang ada pada rekening cadangan kerugian piutang (sebelum penyesuaian)Jurnal penyesuaiannyaKerugian Piutang No.470TanggalKeteranganDebetKreditSaldoDebitKreditDes 31Saldo (sebelum) Penyesuaian0Des 31PenyesuaianXxxxxxCadangan Kerugian Piutang No.125TanggalKeteranganDebetKreditSaldoDebitKreditDes 31Saldo (sebelum) PenyesuaianxxxxxxDes 31PenyesuaianxxxxxxJika Cadangan kerugian piutang saldo debetSaldo yang harus tampak+saldo yang ada pada rekening cadangan kerugian piutang (sebelum penyesuaian)Kerugian Piutang No.470TanggalKeteranganDebetKreditSaldoDebitKreditDes 31Saldo (sebelum) Penyesuaian0Des 31PenyesuaianXxxxxxCadangan Kerugian Piutang No.125TanggalKeteranganDebetKreditSaldoDebitKreditDes 31Saldo (sebelum) PenyesuaianXxxxxxDes 31Penyesuaianxxxxxx1.7.2 Analisis SWOTSWOT merupakan alat yang dapat dipakai untuk analisis kualitatif. SWOT dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pemerintah di dalam mengelola daerahnya. Analisis ini dapat didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) (Rangkuti dalam Kodoatie, 2003). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan pemerintah untuk wilayah perencanaan yang dimaksud. Dengan demikian, perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis wilayah perencanaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) sesuai kondisi yang ada saat ini. Pola pikir sederhana strategi SWOT adalah ketika kita mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri (internal) maka peluang yang ada dapat diraih dan ancaman yang akan timbul bisa diantisipasi (eksternal). Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1.3 Skema Analisis SWOT :AsumsiLingkungan EksternalOpportunity/PeluangThreats/TantanganAnalisis EvaluasiIdentifikasi masalahAnalisis & Solusi AlternatifAction PlanPerencanaanLingkungan InternalStrength/PotensiWeakness/KelemahanMonitoring & EvaluasiTersusunnya arahan & kebijakan strategisIsu-Isu StrategisInternalEksternalImplementasi Sumber: Kodoatie, 2003Gambar 1.3 Skema Analisis SWOTPada dasarnya analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weakness). Oleh karena itu, perlu dibuat Faktor Strategi Eksternal (EFAS) dan Faktor Strategi Internal (IFAS) dengan perincian sebagai berikut :Faktor Strategi EksternalCara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal yaitu:Susunlah dalam kolom 1 (5-10) peluang dan ancaman.Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala dari mulai 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi wilayah yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya jika nilai ancamannya sangat besar ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya kecil ratingnya 4.Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang dinilai bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor pembobotan bagi wilayah yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana wilayah tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor eksternalnya.Untuk lebih jelasnya lihat tabel I-1 Faktor-faktor Strategi Eksternal:Tabel I-1Faktor-Faktor Strategi EkternalFAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNALBOBOTRATINGBOBOT X RATINGKOMENTAR12345PELUANGFaktor 1Faktor 2Dan seterusnyaANCAMANFaktor 1Faktor 2Dan seterusnyaTOTAL1,00 Sumber: Rangkuti, 2005Faktor Strategi InternalCara-cara penentuan Faktor Strategi Internal yaitu:Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan wilayah dalam kolom 1.Beri bobot masing-masing faktor tersebut mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis wilayah (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala dari mulai 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi wilayah yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk ketegori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik). Sedangkan variabel yang bersifat negatif adalah kebalikannya. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang dinilai bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor pembobotan bagi wilayah yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana wilayah tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor internalnya.Untuk lebih jelasnya lihat tabel I-2 Faktor-faktor Strategi Internal:Tabel I-2Faktor-Faktor Strategi InternalFAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNALBOBOTRATINGBOBOT X RATINGKOMENTAR12345KEKUATANFaktor 1Faktor 2Dan seterusnyaKELEMAHANFaktor 1Faktor 2Dan seterusnyaTOTAL1,00Sumber: Rangkuti, 2005Pada tahap analisis SWOT ini akan dilakukan interpretasi dan menganalisis data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya, yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi perencanaan. Dalam analisa ini ada empat hal yang perlu di identifikasikan untuk membantu menggali dan menggambarkan seluruh potensi dan permasalahan yaitu :Strength (S): yang berarti kekuatan-kekuatan atau potensi-potensi yang dimiliki di kawasan kawasan pantai Baron. Kekeuatan-kekuatan tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu potensi sumber daya alam, sumber daya manusia (penduduk), lokasi, dan kesiapan masyarakat dan pemerintah. Weakness (W): yang berarti kelemahan-kelemahan atau masalah yang terdapat di Kawasan Pantai Baron. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu sumber daya manusia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, ketersediaan fasilitas. Opportunity (O): yang berarti peluang-peluang pengembangan yang terdapat di Wilayah Pantai Baron. Peluang-peluang tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu kesiapan pemerintah dan masyarakat, investasi, kerja sama dengan pihak luar, partispasi masyarakat.Threats (T): yang berarti perlakuan yang diharus diberikan kepada Wilayah Pantai Baron untuk mengembangkannya dan meminimalisasi ancaman-ancaman yang terjadi. Ancaman-ancaman tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu dari alam, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak, dan persaingan antar daerah.Adapun proses analisisnya adalah sebagai berikut :Menentukan faktor-faktor analisis (faktor internal dan eksternal)Memberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala tertentu, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak melebihi skor total 1,00).Menghitung skor untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala tertentu berdasarkan pengaruh faktor tersebut.Mengalikan bobot pada kolom bobot dengan skor pada kolom skor, untuk memperoleh nilai atau faktor pembobotan pada kolom nilai.Menjumlahkan nilai pembobotan (pada kolom nilai), untuk memperoleh total nilai pembobotan. Nilai pembobotan ini menunjukkan bagaimana bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internal maupun eksternalnya.Secara umum analisis SWOT, dapat dijabarkan pada Tabel I-3 matrik TOWS/SWOT: Tabel I-3Matrik TOWS/SWOTIFASEFASSTRENGTHS (S)Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internalWEAKNESS (W)Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internalOPPORTUNITIES (O)Tentukan 5-10 faktor peluang eksternalSTRATEGI SOCiptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluangSTRATEGI WOCiptakan strategi yang meminimlakan kelemahan untuk memanfaatkan peluangTHREATS (T)Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternalSTRATEGI STCiptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancamanSTRATEGI WTCiptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancamanSumber: Rangkuti, 2005Keterangan:SO: memanfaatkan kekuatan (strenghts) secara maksimal untuk meraih peluang (opportunities).ST: memanfaatkan kekuatan (strenght) secara maksimal untuk mengantisipasi/menghadapi ancaman (threats) dan berusaha secara maksimal mmenjadikan ancaman sebagai peluang.WO: meminimalkan kelemahan (weaknesses) untuk meraih peluang (opportunities).WT: meminimalkan kelemahan (weaknesses) untuk menghindar dari ancaman (threats) secara lebih baikG. Metode PenelitianJenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian arsip (archival research) yaitu penelitian terhadap fakta yang tertulis (dokumen) atau berupa arsip data. Dokumen atau arsip yang diteliti berdasarkan sumbernya dapat berasal dari data internal, yaitu : dokumen, arsip dan catatan orisinil yang diperoleh dari suatu organisasi atau berasal dari data eksternal, yaitu publikasi data yang diperoleh melalui orang lain. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 2002), hlm. 3.Sifat PenelitianDilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk membuat pecandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual dan akurat serta memberikan gambaran mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau fakta-fakta tertentu. Adapun fakta-fakta yang akan diamati dalam hal ini adalah pelaksanaan analisis daftar umur piutang di BMT Mandiri Sleman. Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 75. Sumber DataSumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian yang berupa data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, seperti manajer, staf-staf manajemen dan pihak-pihak yang terkait. Data sekunder yaitu data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya melainkan diperoleh dari pihak kedua atau pihak ketiga dengan mempelajari dokumentasi , catatan atau data laporan yang telah tersedia. Ibid., hlm. 147. Subjek dan objek penelitianSubjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Pada dasarnya subjek penelitian adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah BMT Mandiri yang terdiri dari manajer, staf-staf manajemen dan pihak-pihak yang terkait. Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 34.Objek penelitian menunjukkan pada apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah daftar umur piutang di BMT Mandiri Sleman Yogyakarta.Teknik pengumpulan dataObservasi Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. Cholid Narbuka dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 70.Peranan yang paling penting dalam menggunakan metode observasi adalah pengamat. Pengamat harus jeli dalam mengamati, menatap kejadian, gerak atau proses. Mengamati bukanlah pekerjaan yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan-kecenderungan yang ada padanya. Padahal hasil pengamatan harus sama, walaupun dilakukan oleh beberapa orang. Dengan lain perkataan, pengamatan harus objektif. Saifuddin Azwar, Metodologi penelitian, hlm. 19.Secara umum observasi dapat dilaksanakan dengan partisipan dan tanpa partisipan. Observasi partisipan berarti pengamat ikut menjadi partisipan. Sedang observasi tanpa partisipan berarti pengamat bertindak sebagai nonpartisipan. Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi nonpartisipan.WawancaraWawancara adalah suatu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Dalam proses interview ada dua pihak yang menempati kedudukan yang berbeda. Pihak yang satu berfungsi sebagai pengejar informasi atau penanya (interviewer). Sedang pihak lainnya berfungsi sebagai pemberi informasi (information supplyer). Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: CV Mandar Maju. 1990), hlm. 187. Secara umum dapat dibedakan dua bentuk wawancara, yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur.Dalam wawancara berstruktur, pewawancara menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dirumuskan dengan jelas. Sedangkan dalam wawancara tak berstruktur daftar pertanyaan tidak disiapkan sebelumnya. Dalam wawancara jenis ini responden diberi kesempatan menjawab dan mengeluarkan isi hatinya. Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UPP YKPN, 2003), hlm. 94. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bentuk wawancara berstruktur yang ditujukan pada pihak-pihak yang terkait dalam BMT Mandiri yaitu, manajer, staf-staf manajemen dan pihak-pihak yang terkait lainnya. DokumentasiDokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika dokumen ini ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa dan dokumen sekunder, jika peristiwa dilaporkan kepada orang yang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini. Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya. Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Rosda Karya, 1995), hlm.70. Dokumen yang hendak dikumpulkan dari penelitian ini adalah berupa dan dokumen-dokumen yang mendukung.Teknik Pengecekan Keabsahan DataDalam mengecek keabsahan atau validitas data menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain. Triangulasi melalui sumber lain dilakukan dengan cara: Patton dalam Lexy Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, cet. ke 11 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 179. Membandingkan data hasil pengamatan dan data hasil wawancara.Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.Membandingkan apa yang dikatakan oleh orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.Triangulasi yang digunakan adalah memanfaatkan penggunaan sumber data dan metode penyelidik atau peneliti. Triangulasi dengan sumber dimaksudkan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda yang dilakukan melalui membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Analisis DataDalam menganalisa data menggunakan analisis kualitatif. Dari data yang telah dikumpulkan dan telah dicek keabsahannya dan dinyatakan valid, lalu diproses mengikuti langkah-langkah yang bersifat umum, yakni: reduksi data, display data dan menarik kesimpulan dan verifikasi. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 246. Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Display data adalah data yang telah terkumpul dan telah direduksi, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori, agar data mudah dipahami. Menarik kesimpulan dan verifikasi, data yang telah terkumpul, telah direduksi dan diidsplay, lalu berusaha untuk mencari maknanya. Untuk itu mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya kemudian disimpulkan.Sistematika PembahasanUntuk membahas masalah yang diangkat secara sistematis agar mudah dipahami dan terarah dengan baik, penulis menggunakan sistematika pembahasan yang terdiri dari empat bab yang terkait antara satu dengan lainnya dan dalam satu kesatuan bahasa yang utuh. Adapun sistematika pembahasan ini antara lain:Bab Pertama berisi tentang pendahuluan untuk mengantarkan skripsi secara keseluruhan. Bab ini terdiri dari delapan sub bab, yaitu penegasan judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.Bab Kedua, akan dipaparkan gambaran umum tentang objek yang diteliti. Objek dalam penelitian ini adalah BMT Mandiri sebagai lembaga keuangan syariah. Maka dalam bab ini penulis akan memaparkan tentang sejarah, visi misi BMT Mandiri sebagai lembaga keuangan syariah, struktur organisasi, tugas dan wewenang dan produk-produk BMT Mandiri.Bab Ketiga berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan hasil dari analisis data yang telah dilakukan. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis kualitatif.Bab Keempat adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran dari hasil pengolahan data yang berkaitan dengan penelitian.