proposal 07 walet estate atau kawasan budidaya walet sebagai solusi penataan ruang

25
Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kabupaten Kuningan, Propinsi Jawa Barat Kuningan Kota, Kabupaten Kuningan Koperasi Peternak dan Petani Organik (KOPPOR) Kuningan Ketua : Anang, S.Ag. Sekretaris : Agus Andi Nursalim Ketua Dewan Pengawas : Dede Mariadi ; Anggota : Ujang Mashuri Anggota : Masroni Singaisdam Jl. Olah Raga, Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur Kuningan 45552 – Jawa Barat 0232 8881485, Hp 081222095666 ; 081316315968 [email protected]

Upload: elisa-sutanudjaja

Post on 14-Jun-2015

1.414 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

di Kuningan Kota, Kabupaten Kuningan, Propinsi Jawa Barat

Kuningan Kota, Kabupaten Kuningan

Koperasi Peternak dan Petani Organik (KOPPOR) Kuningan

Ketua : Anang, S.Ag.

Sekretaris : Agus Andi Nursalim

Ketua Dewan Pengawas : Dede Mariadi ; Anggota : Ujang Mashuri

Anggota : Masroni Singaisdam

Jl. Olah Raga, Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur

Kuningan 45552 – Jawa Barat

0232 8881485, Hp 081222095666 ; 081316315968

[email protected]

Page 2: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Gambar Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan

11 iiiiii

DAFTAR ISI

Kesimpulan ................................................................................................................ i

Daftar Isi................................................. ................................................................... iii

Daftar Tabel................................................................................................................ Iv

Daftar Gambar .................. ....................................................................................... v

I. PENDAHULUAN........................................... ………………………………………….. I - 1

I.1. LATAR BELAKANG .................................................................................... I - 1

I.2. PERMASALAHAN....................................................................................... I - 3

I.3. PEMECAHAN MASALAH............................................................................ I - 7

I.4 TUJUAN PEMBUATAN PROPOSAL ........................................................... I - 8

I.5 MANFAAT PEMBUATAN PROPOSAL......................................................... I - 8

II. STRATEGI DAN RENCANA KERJA..................................................................... II - 1

II.1. WALET ESTATE......................................................................................... II - 2

II.2. CORPORATE FARMING............................................................................ II - 3

II.3. TAHAPAN KEGIATAN ................................................................................ II - 6

II.4. JADUAL KEGIATAN ................................................................................... II - 8

II.5. ORGANISASI CORPORATE FARMING...................................................... II - 8

II.6. PRODUK AKHIR ........................................................................................ II - 9

II.7. KEBERLANJUTAN KEGIATAN ................................................................... II - 9

III. RENCANA ANGGARAN....................................................................................... III - 1

Page 3: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Gambar Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan

11 iivv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Jadual Pembangunan Ternak Estate......................................................... II - 8

Tabel III.1. Rencana Anggaran Biaya Ternak Estate ................................................... III - 1

Page 4: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Gambar Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan

11 vv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1. Peta Lokasi Kabupaten Kuningan di Jawa Barat .................................. I - 1

Gambar I.2. Peta Lokasi Kecamatan Cigugur di Kabupaten Kuningan ..................... I - 1

Gambar I.3. Rumah Walet di Tengah Pemukiman Penduduk, di Jl. Syeh Maulana Akbar, Kuningan, Kab. Kuningan ................................................................... I - 3

Gambar I.4. Beberapa Lokasi Rumah Walet di Tengah Pemukiman Penduduk, di Kuningan Kota, Kab. Kuningan ................................................................................... I - 4

Gambar I.5. Populasi Rumah Walet di beberapa Kota di Pulau Bangka ................... I - 5

Gambar II.1. Diagram Strategi Pemecahan Masalah............................................... II - 1

Gambar II.2. Siklus Budidaya Walet dengan Skema Walet Estate, di Kab. Kuningan II - 3

Gambar II.3. Struktur Pengelolaan Walet Estate, di Kabupaten Kuningan ................. II - 5

Gambar II.4. Rencana Lokasi Walet Estate, di Kabupaten Kuningan ........................ II - 5

Gambar II.5. Struktur organisasi Corporate Farming................................................ II - 8

Page 5: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 1

BAB IPENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Kabupaten Kuningan terletak di titik koordinat 108°23' - 108°47' Bujur Timur dan 6°47' - 7°12'

Lintang Selatan. Dilihat dari posisi geografisnya Kuningan terletak di bagian Timur Jawa Barat

berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan Kota Cirebon dengan wilayah

Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur

tengah yang menghubungkan Jawa Barat dengan

Jawa Tengah.

Gambar I.1. Peta Lokasi Kabupaten Kuningan di Jawa Barat.

Secara administratif Kabupaten Kuningan terdiri

dari 32 kecamatan, 13 kelurahan dan 357 desa dan

berbatasan dengan :

· Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon

· Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)

· Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Cilacap (Jawa Tengah)

· Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka

Gambar I.2. Peta Lokasi Kuningan Kota di Kabupaten Kuningan.

Kuningan Kota sebagai ibukota

Kabupaten Kuningan berada di kaki

Gunung Ciremai dan terletak di titik

koordinat 6°45' - 7°50' Lintang

Selatan dan 105°20' - 108°40'

Bujur Timur. Kondisi geografis

Kuningan sebagaimana daerah

Kab. Kuningan

Kuningan

Page 6: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 2

lainnya yang terletak di kaki Gunung Ciremai, berbukit-bukit dan ketinggiannya bervariasi mulai

dari 630 m dpl (di atas permukaan laut) sampai dengan 700 m dpl. Kuningan Kota sebagai

ibukota Kabupaten Kuningan mencakup 13 (sembilan belas) kelurahan yang berada di dua

kecamatan, yaitu Kecamatan Kuningan ( 8 kelurahan) dan Kecamatan Cigugur (5 kelurahan).

Sesuai dengan kondisi geografisnya, Kabupaten Kuningan mempunyai potensi besar di bidang

pertanian. Oleh karena itu, sejalan dengan era Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah

Kabupaten Kuningan bersama unsur masyarakat diantaranya adalah Koperasi Peternak dan

Petani Organik (KOPPOR) Kuningan merasa perlu untuk menggali sumber daya bidang

petanian untuk mendukung kehidupan masyarakatnya. Salah satu sumberdaya pertanian yang

bisa dikembangkan adalah burung walet.

Dari pengamatan, di beberapa wilayah Kabupaten Kuningan terlihat banyak burung Walet

penghasil “sarang burung” beterbangan, dan di beberapa kawasan pemukiman sudah terlihat

ada rumah Walet yang didirikan. Dari tersebarnya tempat Walet mencari pakan diduga kuat

Kabupaten Kunigan merupakan salah satu habitat yang cukup baik untuk mengembangkan

budidaya Walet. Hal ini dapat dilihat juga dari adanya rumah-rumah walet yang telah dibangun

yang letaknya tersebar di beberapa kelurahan di Kuningan Kota.

Memperhatikan perkembangan beberapa “pusat” rumah Walet di pulau Jawa dan Sumatera

seperti di Indramayu, Karawang, Sungailiat, Pangkalpinang dan Kisaran yang

pertumbuhannya tidak dikendalikan sehingga produktivitasnya tidak optimal bahkan cenderung

hanya mencemari llingkungan. Banyak rumah-rumah walet dibangun dengan tanpa

mengindahkan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan hidup, penataan ruang, kemajuan

teknologi dan potensi ketersediaan pakan. Lokasi rumah-rumah walet di kota-kota tersebut di

atas banyak berada di lingkungan pemukiman yang bercampur baur dengan tempat tinggal

penduduk, bahkan banyak rumah walet yang didirikan berada di pusat keramaian kota.

Oleh karena itu sebelum ledakan rumah Walet di Kabupaten Kuningan, khususnya di Kuningan

Kota, benar-benar terjadi, maka perlu pengaturan tata ruang kawasan budidaya Walet yang

merupakan bagian dari tata ruang umum Kabupaten Kuningan. Dengan adanya tata ruang

beserta beberapa peraturan pendukungnya diharapkan Walet di Kabupaten Kuningan menjadi

sumberdaya alam yang dapat diandalkan dan ramah lingkungan. Untuk itu diperlukan suatu

Page 7: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 3

penataan ruang yang lebih difokuskan pada kajian mengenai pemilihan atau penentuan lokasi

pengembangan usaha rumah walet dalam bentuk kawasan budidaya atau ‘walet estate’ sesuai

dengan potensi dan daya dukung lingkungannya.

I.2. PERMASALAHAN

Sarang walet yang dihasilkan oleh burung walet telah lama dikenal mempunyai nilai ekonomi

tinggi dan merupakan komoditas ekspor. Dibandingkan komoditas lainnya sarang walet memiliki

beberapa keunggulan, yaitu :

1. Sarang walet mempunyai nilai ekonomis tinggi, sehingga dapat dijadikan sumber

pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah.

2. Sarang walet merupakan komoditas ekspor, sehingga mampu mendatangkan devisa bagi

negara.

3. Sarang walet merupakan sumber daya alam yang bersifat renewable, sehingga pasokannya

dapat dipertahankan secara kontinyu.

Nilai ekonomi sarang burung walet yang cukup tinggi serta potensi pasar yang baik, merupakan

faktor yang menarik minat masyarakat untuk membangunan rumah walet tanpa mengindahkan

kelestarian lingkungan. Tidak mengherankan jika sebagian kecil masyarakat Kuningan Kota

yang bermodal kuat tergiur untuk mendirikan rumah walet atau mengkonversi bangunan rumah

/ bangunan ruko menjadi rumah walet. Hingga saat ini di

Kuningan Kota diperkirakan tidak kurang dari 20 (dua

puluh) rumah walet yang sudah beroperasi, baik

bangunan khusus yang didirikan untuk rumah walet

ataupun bangunan konversi dari bangunan lainnya.

Gambar I.3. Rumah Walet di Tengah Pemukiman Penduduk, di Jl. Syeh Maulana Akbar, Kuningan, Kab. Kuningan.

Page 8: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 4

Gambar I.4. Beberapa Lokasi Rumah Walet di Tengah Pemukiman Penduduk, di Kuningan Kota, Kab. Kuningan.

Page 9: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 5

Lahan yang digunakan untuk bangunan rumah-rumah walet tersebut terkonsentrasi pada

daerah perkotaan dan kawasan pemukiman. Hal ini menyebabkan timbul masalah konflik

kepentingan seperti dengan upaya penataan perkotaan dan kesehatan masyarakat. Konflik

sosial akibat kecemburuan, juga berpotensi terjadi karena sebenarnya sumberdaya alan

merupakan hak semua masyarakat.

Masalah yang ditimbulkan oleh keberadaan rumah-rumah walet di perkotaan sebenarnya juga

menjadi masalah diberbagai kota di Indonesia, seperti Kota Pangkalpinang, Sungailiat, Kisaran,

Indramayu, Karawang, Bogor, Bekasi dan masih banyak kota lainnya. Di Kota Pangkalpinang,

sekeliling kota sudah dipenuhi oleh bangunan-bangunan rumah walet berhimpitan dengan

rumah penduduk yang jumlahnya lebih dari 100 rumah walet. Tidak jauh dari Kota

Pangkalpinang, di pusat kota Sungailiat (Ibukota Kabupaten Bangka) juga banyak ditemukan

rumah-rumah walet. Kuningan, sebagai Ibukota Kabupaten Kuningan tentunya tidak ingin

bernasib sama dengan kota-kota tersebut, sehingga perlu dicarikan solusinya.

Gambar I.5. Populasi Rumah Walet di beberapa Kota di Pulau Bangka

Bila kondisi di atas tidak segera diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya, maka dikhawatirkan

akan menimbulkan beberapa permasalahan diantaranya adalah :

0

20

40

60

80

100

120

Kecamatan

Jum

lah R

umah

Wale

t

Rumah Walet 31 35 54 36 34 105 24 60

Mentok Jebus Tempilang Belinyu SungailiatPangkal

PinangKoba Toboali

Sumber : Drs. M. Noerdjito

Page 10: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 6

1. Penurunan kualitas lingkungan, seperti estetika atau arsitektur lingkungan dan

kesehatan lingkungan.

2. Pemanfaatan sumberdaya alam tidak optimal, karena pakan yang tersedia secara alami

tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya.

3. Peluang peningkatan pendapatan penduduk, lapangan kerja dan pendapatan asli daerah

dari sektor sumberdaya alam hayati (walet) tidak termanfaatkan.

Di dalam dunia kesehatan, kita mengetahi bahwa penyakit cacar yang menyerang manusia

pada awalnya hanya merupakan penyakit pada sapi. Penularan penyakit cacar dari sapi

kepada manusia terjadi karena kontak langsung antara sapi perah dengan pemerahnya.

Penyakit cacar akhirnya bahwa tidak hanya dapat ditularkan dari sapi kepada manusia tetapi

dapat juga ditularkan dari manusia kepada sapi. Hal serupa berlaku pula pada penyakit

Anthrax yang selain dapat ditularkan oleh beberapa jenis ternak maupun satwa liar kepada

manusia juga dapat ditularkan dari manusia kepada ternak ataupun satwa liar. Penyakit yang

bersifat demikian kemudian digolongkan sebagai anthropo-zoonosis. Dalam kaitan anthropo-

zoonosis, kadang-kadang satwa yang tertular tidak menunjukkan gejala sakit; satwa ini hanya

bersifat membawa penyakit atau carrier.

Penyakit anthropo-zoonosis bukan hanya monopoli hewan ternak, tetapi berbagai jenis unggas

umumnya dapat juga terkena penyakit ini; tidak terkecuali burung walet. Semakin banyak jenis

satwa yang dapat tertulari penyakit ini menunjukkan keberhasilan penyakit bersangkutan untuk

mempertahankan kelestarian jenisnya.

Saling tertularnya penyakit antara manusia dengan satwa ataupun ternak tidak hanya dapat

terjadi akibat kontak langsung sebagaimana pemerah susu dengan sapi perahnya. Saling tular

antara satwa ataupun ternak dengan manusia dapat juga melalui udara, melalui gigitan

nyamuk, melalui makanan, melalui air yang tercemar bibit penyakit bersangkutan, dipindahkan

oleh lalat, dsb.

Beberapa contoh penyakit yang dapat saling ditularkan antara unggas (burung) dengan

manusia adalah:

Page 11: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 7

1. Botulisme, yang disebabkan oleh toksin bakteri Clostridium botulinum, penyakit ini

ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi.

2. Klamodosis, disebabkan oleh Chlamidya psittaci, penyakit ini ditularkan dengan cara

menghirup udara yang terkontaminasi debu kotoran burung walet.

3. Ensefalitis B, disebabkan oleh virus ensefalitis, penyakit ini ditularkan melalui gigitan

nyamuk, yaitu manusia digigit oleh nyamuk yang sebelumnya menggigit seekor burung yang

terinfeksi virus ensefalitis ini.

4. Inveksi kemerova, disebabkan oleh virus kemerova (reoviridae), penyakit ini ditularkan

dengan gigitan kutu, yaitu manusia digigit oleh kutu yang sebelumnya menggigit seekor

burung yang terinfeksi virus kemerova ini.

5. Listeriosis, disebabkan oleh bakteri listeria monocytogenes, penyakit ini ditularkan melalui

makanan yang terkontaminasi.

6. Demam Sindbis, disebabkan oleh virus sindbis (togaviridae), penyakit ini ditularkan melalui

gigitan nyamuk.

7. Infeksi mikrobakterial, disebabkan oleh m.avium, penyakit ini ditularkan melalui gigitan

nyamuk.

8. Newcastle disease, disebabkan oleh virus paramyxovidae, penyakit ini ditularkan dengan

cara menghirup udara yang terkontaminasi debu kotoran burung.

Walet, yang juga termasuk ke dalam kelompok unggas atau burung juga memiliki potensi untuk

saling menulari dengan manusia. Walaupun penelitian yang bersifat khusus perihal anthropo-

zoonosis antara walet dengan manusia belum banyak dilakukan karena faktor keterbatasan

biaya serta prioritas tetapi untuk keselamatan masyarakat pada umumnya perlu melakukan

usaha pencegahan.

I.3. PEMECAHAN MASALAH

Usaha budidaya walet melalui pendirian rumah-rumah walet disatu sisi merupakan mata

pencaharian masyarakat dan sumber devisa yang cukup menggiurkan. Tetapi pada sisi yang

lain usaha budidaya rumah walet juga menimbulkan masalah yang tidak kecil. Pencemaran

lingkungan yang ditimbulkannya merupakan masalah serius yang harus diantisipasi. Dampak

negatif yang lebih besar seperti potensi konflik sosial antar warga masyarakat dan ini juga

Page 12: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 8

menjadi kekhawatiran semua pihak, bisa dicegah sedini mungkin. Oleh karena itu, dalam

proposal ini kami dari Koperasi Peternak dan Petani Organik Kuningan (KOPPOR)

mengajukan solusi atas permasalahan yang dihadapi dalam memanfaatkan potensi walet, yaitu

dengan membuat kawasan budidaya walet pada daerah yang ideal dengan tidak menimbulkan

konflik dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah serta didukung dari aspek legal

formalnya.

I.4. TUJUAN PEMBUATAN PROPOSAL

Dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Kuningan, yang

sesuai untuk pengembangan potensi budidaya walet, tujuan pengajuan proposal ini adalah

untuk mendapatkan pembiayaan bagi pembuatan kawasan budidaya walet (Walet Estate)

secara terkonsentrasi sebagai bentuk penataan ruang untuk memanfaatkan sumberdaya alam

secara optimal dan ramah lingkungan menuju Kuningan sebagai Kota Lestari.

Kami berpendapat bahwa sumberdaya alam harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan

memperhatikan kaidah kelestarian lingkungan dan pemanfaatannya memperhatikan keadilan

bagi masyarakat. Dengan terbentuknya walet estate, rasa keadilan masyarakat dalam

memperoleh hasil sumberdaya alam dapat dirasakan. Selama ini sumber pakan walet berupa

serangga yang kelestariannya didukung oleh kehadiran lahan-lahan pertanian, hanya dinikmati

oleh sebagian kecil masyarakat pemodal kuat. Walet estate merupakan solusi untuk penataan

ruang dan sekaligus juga solusi bagi pemerataan pembangunan.

I.5. MANFAAT PEMBUATAN PROPOSAL

Bilamana solusi tersebut di atas dapat dijalankan dengan baik, maka tidak saja pencemaran

lingkungan dapat diatasi, tetapi juga usaha budidaya walet dapat dikembangkan secara optimal

dan berkeadilan karena pada dasarnya potensi sumber daya alam adalah untuk kesejahteraan

bersama. Walet Estate dapat dijadikan model untuk pemecahan masalah yang sama di daerah

lain yang kondisinya sudah jauh lebih kompleks seperti di Karawang, Indramayu, Kota

Pangkalpinang, Kota Sungai Liat, Kota Kisaran dan kota-kota lainnya.

Kami dari Koperasi Peternak dan Petani Organik (KOPPOR) Kuningan berharap sekali dapat

mewujudkan kawasan budidaya walet ini untuk mencapai masyarakat yang lebih sejahtera

Page 13: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 9

dengan lingkungan yang lebih baik bagi generasi yang akan datang. Sumber pakan walet yaitu

serangga yang selama ini tersedia secara gratis dari alam, sebenarnya secara tidak langsung

disediakan oleh para petani yang sebagian merupakan anggota koperasi KOPPOR. Menurut

ahli burung walet dari LIPI (Drs. Noerdjito) lahan pertanian beririgasi tetap merupakan area

yang paling banyak menghasilkan serangga untuk pakan walet.

Tidaklah berlebihan bila kawasan budidaya walet ini terwujud yang akan dikelola oleh para

petani yang diwakili oleh KOPPOR, maka kesejahteraan petani juga terangkat. Berbeda

dengan sistem yang selama ini berjalan, dimana pemilik rumah walet adalah para pemodal

kaya, sedangkan penyedia pakan waletnya sebenarnya adalah para petani. Dengan demikian,

bila kawasan budidaya walet ini terwujud maka bentuk keadilan pemanfaatan sumberdaya alam

yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat

dapat dibuktikan secara nyata.

Secara ringkas bila proposal yang kami ajukan ini disetujui, maka manfaat yang dapat diperoleh

masyarakat Kuningan adalah sebagai berikut :

1. Pencemaran lingkungan terutama terhadap kesehatan masyarakat akibat usaha rumah

walet yang sporadis dapat dicegah, karena lokasi rumah walet sesuai dengan

peruntukannya dan jauh dari pemukiman penduduk.

2. Konflik sosial antar warga yang berpotensi terjadi terutama kecemburuan sosial dapat

dicegah dan diganti dengan kehidupan yang harmonis dan hidup berdampingan secara

damai dengan alam yang lestari.

3. Kota Kunigan terhindar menjadi hutan beton (rumah walet terbuat dari bangunan tembok

semua) yang dapat mengganggu keindahan kota.

4. Pemanfaatan sumber daya alam tidak hanya untuk segelintir orang atau pemodal kaya saja

tetapi dapat dikelola secara optimal dan dipergunakan untuk kemakmuran sebesar-besar

masyarakat.

5. Pembelajaran untuk masyarakat akan pentingnya penataan ruang dan mematuhi tataruang

yang sudah disepakati bersama.

Page 14: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 1

BAB IISTRATEGI DAN RENCANA KERJA

Walet Estate merupakan solusi yang kami tawarkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi

masyarakat Kuningan Kota dalam memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal dan berkeadilan

untuk mewujudkan Kuningan sebagai Kota Lestari. Walet Estate hanya dapat diwujudkan dengan

manajemen yang handal yang mampu mengelola segala aspek kebutuhan suatu usaha budidaya

walet yang terpadu.

Gambar II.1.Diagram Strategi Pemecahan Masalah

II.1. WALET ESTATE

Sesuai dengan Undang Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kawasan

Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas

dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

MASALAH1. Pencemaran Udara2. Pencemaran Estetika3. Pencemaran Lingkungan

Pemukiman4. Potensi Konflik Sosial

SOLUSI

Pembuatan KawasanBudidaya Walet

WALET ESTATE

Relokasi Rumah Walet dari Kawasan Pemukiman ke lokasi yang sesuai dengan Zoning yang berlaku (Walet Estate) dengan

menerapkan sistemCORPORATE FARMING

SOLUSI

Page 15: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 2

Dalam hal ini, potensi sumber daya alam yang dimaksudkan selaras dengan undang-undang

tersebut adalah walet. Dengan demikian Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet adalah

area atau kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama sebagai budidaya walet.

Untuk menetapkan suatu daerah dapat dijadikan sebagai kawasan budidaya walet, harus

memenuhi persyaratan-persyaratan teknis tertentu, yaitu :

1. Mempunyai potensi pakan (dalam hal ini serangga) yang cukup untuk makanan walet

2. Sesuai dengan peruntukkan yang sudah ditetapkan yaitu kawasan pertanian

3. Mempunyai akesibilitas yang baik atau mudah dijangkau

4. Jauh dari sumber pencemaran udara seperti industri yang menghasilkan limbah ke udara

5. Dekat infrastruktur yang dibutuhkan seperti jaringan listrik dan sumber air.

Khusus untuk persyaratan pertama, suatu daerah dikatakan mempunyai potensi pakan yang

cukup, menurut ahli burung dari LIPI, Drs. M. Noerdjito harus memenuhi persyaratan :

1. Keragaman Jenis Tumbuhan

Semakin beragam jenis tumbuhan yang ada dapat diharapkan bahwa sepanjang tahun

serangga pakan walet akan selalu tersedia.

2. Kesuburan Lahan

Semakin subur suatu kawasan maka semakin tinggi produktivitas serangga pakan

waletnya.

3. Pola Hujan

Semakin tinggi beda ayunan curah hujan sepanjang tahun akan semakin besar fluktuasi

ketersediaan pakan. Meningkatnya ketersediaan serangga pakan dalam waktu yang

relatif lama merupakan picu bagi perkembangbiakan walet.

4. Tingkat Pengolahan Lahan

Lahan yang baru diolah umumnya menghasilkan serangga pakan yang relatif banyak.

5. Tipe Habitat

Page 16: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 3

Pada musim kemarau, hutan kerangas akan menghasilkan serangga pakan walet yang

sangat sedikit, sedangkan rawa yang tidak pernah kering menghasilkan serangga pakan

dalam jumlah sedang tetapi umumnya berkelanjutan sepanjang tahun.

Gambar II.2.Siklus Budidaya Wlaet dengan Skema Walet Estate, di Kabupaten Kuningan.

II.2. CORPORATE FARMING

Corporate Farming (CF) adalah salah satu bentuk kerjasama agribisnis dari sekelompok

peternak / petani sewilayah melalui kosolidasi pengelolaan terpusat dalam bentuk Walet Estate

dengan menjamin kepemilikannya pada masing-masing peternak / petani. Manajemen usaha

dilakukan dalam satu tim yang dipimpin oleh seorang manajer yang legimate dan professional.

Corporate Farming mempunyai ciri-ciri :

1) Kelompok peternak / petani sewilayah mempercayakan pengelolaan usahanya (on farm

dan atau off farm) kepada satu lembaga professional dengan suatu perjanjian kerjasama,

di mana peternak bertindak selaku pemegang saham.

Para peternak / pemilik rumah walet yang selama ini melakukan kegiatan usaha waletnya

di kawasan pemukiman, akan mempercayakan pengelolaan usahanya pada Koperasi yang

Peningkatan Pendapatan Masyarakat dan P.A.D

PersawahanPerkebunanHutan

OptimalisasiPengelolaan

SDA

Penjualan Proses Export

Kawasan‘Budidaya’

WaletGoa & Rumah

KoperasiKOPPOR

Sarang Walet

…. .. . . . . . ... … .

…. .. . . . . . ... … .

…. .. . . . . . ... … .

…. .. . . . . . ... … .

BurungWalet.

.

.…. .. . . . . . ... … .

…. .. . . . . . ... … .

…. .. . . . . . ... … .

…. .. . . . . . ... … .

Serangga

Page 17: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 4

akan bertindak sebagai estate manager. Koperasi sebagai estate manager akan

merelokasi dan memusatkan kegiatan usaha budidaya walet pada satu lokasi yang sudah

ditentukan dan memenuhi syarat-syarat teknis dan sesuai dengan peruntukkannya. Para

peternak sebagai pemilik usaha bididaya walet bertindak selaku pemegang saham dalam

Walet Estate ini sesuai jumlah komposisi kepemilikan.

2) CF dibentuk melalui musyawarah dan mufakat

Corporate Farming dibentuk berdasarkan azas musyawarah dan mufakat sebagaimana

yang dikembangkan selama ini di organisasi koperasi.

3) Skala optimal; sesuai dengan kondisi dan kapasitas sumberdaya setempat

Sangat ideal bilamana semua peternak / pemilik rumah walet dapat semua bergabung

dengan walet estate. Namun demikian pada tahap awal diharapkan bisa bergabung

sebanyak 5 pemilik rumah walet dari sekitar 10 pemilik yang ada di Kuningan Kota.

4) Dikelola oleh manager professional yang dipilih oleh peternak

Estate Manager akan dilaksanakam oleh Koperasi dengan bantuan teknis dari para ahli

yang selama ini telah membantu mewujudkan integrated farming. Koperasi menyeleksi

dan mengangkat para pelaksana yang handal di bidang walet estate dengan arahan tim

ahli. Pengurus inti koperasi tidak diperkenankan untuk rangkap jabatan di estate manager,

agar supaya kegiatan bisa lebih terfokus.

5) Petani dapat bekerja pada CF

Para petani / peternak yang menjadi anggota koperasi selain sebagai pemilik walet estate,

dapat bekerja pada walet estate sesuai kebutuhan tenaga kerja yang telah dirancang oleh

estate manager. Kebutuhan tenaga kerja sedapat mungkin akan dicukupi dari para

peternak / petani sendiri yang masuk sebagai anggota walet estate.

6) Bertumpu pada komoditas unggulan

Rumah walet selama ini sudah berjalan cukup lama di Kuningan Kota. Jadi budidaya walet

merupakan salah komoditas yang dapat dijadikan unggulan dari Kabupaten Kuningan.

Page 18: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 5

KOPPOR sebagai koperasi yang selama ini menjadi naungan usaha peternak akan menjadi

manajemen Ternak Estate.

Gambar II.3.Struktur Pengelolaan Walet Estate, di Kabupaten Kuningan.

Gambar II.4. Rencana Lokasi Walet Estate, di Kabupaten Kuningan.

ESTATE MANGEMENT

KOPERASIPETERNAK dan PETANI

ORGANIK(KOPPOR)

WALET ESTATE

RUMAH WALET TERKONSENTRASI PADA

KAWASAN BUDIDAYA YANG DIKELOLA OLEH

KOPERASI

Rencana Lokasi Walet Estate

Page 19: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 6

II.3. TAHAPAN KEGIATAN

Berdasarkan strategi pemecahan masalah seperti yang dijelaskan di atas, tahapan kegiatan

Walet Estate, yaitu :

1. Sosialisasi

Sosialisasi kepada peternak walet dan petani anggota koperasi tentang rencana relokasi

rumah walet yang ada di pemukiman ke lokasi Walet Estate dengan sistem pengelolaan

Corporate Farming. Pada tahap ini sosialisasi lebih ditujukan untuk mendapat umpan balik

dari para tokoh dan masyarakat. Pelaksanaan sosialisasi corporate farming dan Walet

Estae juga dibagi menjadi dua tahapan, yaitu pertama kepada para tokoh masyarakat baik

tokoh formal maupun informal. Dan kedua, kepada masyarakat peternak dan petani baik

yang menjadi anggota koperasi maupun bukan anggota. Waktu sosialisasi dilakukan pada

malam hari ba’da Isya dimana para petani dan peternak yang juga merangkap sebagai

petani sudah selesai melakukan segala aktivitas harian.

2. Survey Lokasi Walet Estate

Penentuan lokasi Walet Estate harus memenuhi kriteria dari aspek teknis, ekonomi, sosial

dan lingkungan. Lokasi Walet Estate juga harus sesuai dengan tata ruang yang ada dan

peruntukkan penggunaan tanah sesuai peraturan yang berlaku. Lokasi rumah walet yang

sekarang ini berada di kawasan pemukiman penduduk harus menjadi pelajaran berharga

bagi masyarakat dan tidak terulang lagi.

3. Penyusunan Masterplan Walet Estate

Berdasarkan umpan balik dari hasil sosialisasi, maka disusun masterplan Walet Estate

meliputi layout, rencana anggaran, pelaksanaan pembangunan dan manajemen

pengelolaan termasuk didalamnya aturan main bisnis antara pengelola dan masyarakat

peternak.

4. Sosialisasi Lanjutan

Setelah masterplan tersusun, dilakukan sosialisasi lanjutan untuk mendapat persetujuan

atau mufakat dari masyarakat. Mufakat ini sangat penting karena masyarakat peternak

Page 20: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 7

dalam sistem Walet Estate ditempatkan sebagai pemilik usaha. Salah satu keberhasilan

usaha adalah manajemen yang profesional. Oleh karena itu, dalam musyawarah untuk

mufakat (sosialisasi) ini dibahas juga organisasi pelaksana Walet Estate baik struktur

organisasi, tugas dan tanggungjawab serta personil yang akan terlibat.

5. Pelaksanaan Pembangunan Walet Estate

Sesuai dengan prinsip dasar koperasi, pelaksanaan pembangunan Walet Estate dilakukan

secara gotong royong diantara para anggota masyarakat. Supervisi akan dilakukan

bekerjasama dengan tim ahli.

6. Pengelolaan Walet Estate

KOPPOR akan bertindak sebagai estate manager yang tentunya akan dibantu oleh

tenaga-tenaga profesional di bidangnya. Pengelolaan Walet Estate tidak serentak

dilakukan sekaligus, tetapi secara bertahap sesuai dengan kemampuan koperasi dan

warga masyarakat. Pada tahap awal, Walet Estate direncanakan mempunyai kapasitas 5

rumah walet pada satu lokasi. Bila telah berjalan dengan baik, diharapkan seluruh rumah

walet yang berada di pemukiman dapat dikelola di Walet Estate. Pengembangan walet

estate dapat dilakukan pada lokasi lainnya, sehingga di Kabupaten Kuningan sedikitnya

dapat dibangun 5 lokasi walet estate yang masing-masing dapat menampung 5 – 10 rumah

walet.

Dengan cara penyebaran lokasi walet estate menjadi 5 wilayah, maka sumberdaya alam

dapat dimanfaatkan secara optimal dan masyarakat terutama petani mendapat keadilan

dalam pemerataan sumberdaya alam.

7. Integrasi dengan Kegiatan Lain

Walet Estate merupakan salah satu kegiatan dalam suatu siklus yang dinamakan

Integrated Farming. Jadi Walet Estate bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri

tetapi terkait dengan kegiatan usaha tani lainnya. Walet menghasilkan kotoran / limbah

yang dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Tanaman menghasilkan bunga dan buah

sebagai habitat serangga yang dapat diajadikan sebagai pakan utama walet.

Page 21: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang
Page 22: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 9

II.6. PRODUK AKHIR

Dengan segenap kemampuan koperasi bersama-sama masyarakat terutama anggota koperasi

dan dukungan pendanaan dari pihak luar, diharapkan Walet Estate dengan sistem pengelolaan

Corporate Farming dapat segera diwujudkan. Bila ini terjadi dan harus terjadi, maka rumah-

rumah walet yang berada di lokasi pemukiman penduduk yang dikhawatirkan akan menjadi

masalah besar di kemudian hari, dapat segera diatasi. Limbah walet berupa kotoran yang ada

di dalam rumah akan menjadi berkah dan bukan membuat masalah. Hutan beton yang sudah

terjadi di kota-kota lain tidak akan terjadi di Kuningan dan estetika lingkungan dapat terjaga

dengan abik. Salah satu bahaya yang mengancam kelestarian Kota Kuningan dapat

dihindarkan dan upaya menuju Kuningan sebagai Kota Lestari semakin dekat. Ini merupakan

sumbangsih kecil para petani terhadap ekskistensi, keindahan dan kelestarian ibukotanya.

II.7. KEBERLANJUTAN KEGIATAN

Walet Estate akan terus dilanjutkan hingga terbentuk sedikitnya 5 (lima) lokasi di seluruh

Kabupaten Kuningan . Walet Estate diharapkan akan terus berlanjut, karena ini merupakan

sumberdaya alam yang belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan dan keadilan

masyarakat dalam memperoleh mata pencaharian. Sebagaimana dijelaskan pada awal

proposal, bahwa usaha walet estate adalah salah satu bagian dari kegiatan Integrated

Farming yang sedang digiatkan oleh koperasi. Jadi Ternak Estate yang ramah lingkungan

sudah menjadi bagian program koperasi. Kami menyadari bahwa hanya dengan Integrated

Farming yang ramah lingkungan, kesejahteraan petani dan peternak dapat ditingkatkan dan

jaminan kesejahteraan untuk masa depan generasi mendatang.

Page 23: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Bab III – Rencana Anggaran Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 III - 1

BAB IIIRENCANA ANGGARAN

Komponen utama biaya pembangunan Walet Estate terdiri biaya jasa penentuan lokasi rumah walet

(survey lokasi). Keberhasilan suatu Walet Estate sangat ditentukan oleh keakuratan penentuan

lokasi. Salah dalam penentuan lokasi berarti kegagalan dalam Walet Estate. Penentuan lokasi

memerlukan studi yang komprehensip dan melibatkan berbagai keahlian seperti ahli entomologi

(serangga), ahli ekologi (walet), ahli botani, ahli planologi, ahli hidrologi dan ahli iklim.

Komponen lainnya yang juga memerlukan biaya cukup besar adalah pengadaan tanah. Tanah ini agak

sulit untuk disediakan oleh petani atau anggota koperasi karena tanah untuk lokasi Walet Estate tidak

bisa ditentukan sejak awal tetapi tergantung hasil survey lokasi yang akan ditentukan oleh para ahli.

Tetapi harga tanah dapat diperkirakan tidak akan mahal karena lokasinya terletak jauh dari

pemukiman yang biasanya nilai tanahnya relatif rendah.

Tabel III.1. Rencana Anggaran Biaya Walet Estate

Volume Harga Satuan BiayaNo Keterangan

Bahan / Upah Rp

I Survey Lokasi 37.500.000

1 Ahli Ekologi (ketua) (manmonth) 2,0 7.500.000 15.000.000

2 Ahli Entomologi 1,5 5.000.000 7.500.000

3 Ahli Botani 1 5.000.000 5.000.000

4 Ahli Hidrologi 1 5.000.000 5.000.000

5 Ahli Planologi 1 5.000.000 5.000.000

II Pengadaan Lahan (m2) 5.000 25.000 125.000.000

III Penyiapan Lahan (m2) 5.000 5.000 25.000.000

IV Upah 3.000.000

Pembantu -

Tukang 60 50.000 3.000.000

V Sosialisasi 2 2.000.000 4.000.000

VI Lain-lain Ls - 5.000.000

Total Biaya 199.500.000

Total Biaya (dibulatkan) 200.000.000

Page 24: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Kesimpulan Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 i

KESIMPULAN

1. Memperhatikan perkembangan beberapa “pusat” rumah walet seperti di Indramayu,

Karawang, Kota Sungailiat, Kota Pangkalpinang dan Kota Kisaran yang pertumbuhannya tidak

dikendalikan sehingga cenderung mencemari llingkungan, Kabupaten Kuningan yang juga

mempunyai potensi besar di bidang pengembangan budidaya walet tidak ingin mengalami nasib

yang sama dengan daerah-daerah tersebut. Beberapa rumah walet yang sudah berdiri di

kawasan pemukiman penduduk di Kota Kuningan perlu di tata ulang sehingga tidak

menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Potensi sumberdaya

alam walet perlu dikelola dengan baik sehingga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat

secara berkeadilan.

2. Usaha budidaya walet melalui pendirian rumah-rumah walet disatu sisi merupakan mata

pencaharian masyarakat dan sumber devisa yang cukup menggiurkan. Tetapi pada sisi yang

lain usaha budidaya rumah walet yang berada di kawasan pemukiman penduduk juga

menimbulkan masalah yang tidak kecil. Pencemaran lingkungan yang ditimbulkannya

merupakan masalah serius yang harus diantisipasi.

3. Koperasi Peternak dan Petani Organik (KOPPO) Kuningan menawarkan solusi bagi

pemanfaatan sumberdaya alam walet secara berkelanjutan dengan membuat kawasan

budidaya walet atau Walet Estate. Mengacu pada Undang Undang No. 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet adalah area atau kawasan yang

ditetapkan dengan fungsi utama sebagai budidaya walet.

Bilamana solusi tersebut di atas dapat dijalankan dengan baik, maka tidak saja pencemaran

lingkungan dapat diatasi, tetapi juga usaha budidaya walet dapat dikembangkan secara optimal

dan berkeadilan karena pada dasarnya potensi sumber daya alam adalah untuk kesejahteraan

bersama. Walet Estate dapat dijadikan model untuk pemecahan masalah yang sama di daerah

lain yang kondisinya sudah jauh lebih kompleks seperti di Karawang, Indramayu, Kota

Pangkalpinang, Kota Sungai Liat, Kota Kisaran dan kota-kota lainnya.

4. Beberapa manfaat yang dapat dipetik oleh masyarakat dengan solusi yang kami tawarkan

diantaranya adalah 1) Pencemaran lingkungan terutama terhadap kesehatan masyarakat

Page 25: Proposal 07 Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet sebagai Solusi Penataan Ruang

Kesimpulan Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan

Walet Estate atau Kawasan Budidaya Walet Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 ii

akibat usaha rumah walet yang sporadis dapat dicegah, karena lokasi rumah walet sesuai

dengan peruntukannya dan jauh dari pemukiman penduduk, 2) Kota Kunigan terhindar menjadi

hutan beton (rumah walet terbuat dari bangunan tembok semua) yang dapat mengganggu

keindahan kota 3) Konflik sosial antar warga yang berpotensi terjadi terutama kecemburuan

sosial dapat dicegah dan diganti dengan kehidupan yang harmonis dan hidup berdampingan

secara damai dengan alam yang lestari 4) Pemanfaatan sumber daya alam tidak hanya untuk

segelintir orang atau pemodal kaya saja tetapi dapat dikelola secara optimal dan dipergunakan

untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat dan 5) Pembelajaran untuk masyarakat akan

pentingnya penataan ruang dan mematuhi tataruang yang sudah disepakati bersama.