propeksi batubara daerah ampah kabupaten barito timur, provinsi

8
PROSPEKSI BATUBARA DAERAH AMPAH DAN SEKITARNYA KABUPATEN BARITO TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Wawang Sri Purnomo dan Fatimah Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Lokasi Penyelidikan Prospeksi Batubara berada di daerah Ampah dan sekitarnya, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis berada pada koordinat 01 0 4500” - 02º 00’ 00” LS dan 115 0 0000” – 115 0 1500” BT. Metode penyelidikan yang dilakukan adalah pemetaan geologi dan pengeboran prospeksi yang difokuskan pada Formasi Warukin sebagai formasi pembawa batubara. Pada Formasi tersebut di temukan enam lapisan batubara utama yang diberi notasi Lapisan A, lapisan B, lapisan C, lapisan D, lapisan E dan lapisan F dengan ketebalan yang bervariasi antara 0,15 13.00 m. Nilai kalori batubara sebesar 4847 5853 cal/gr adb. Total sumber daya batubara daerah Ampah dan sekitarnya adalah sebesar 116.217.561 Ton PENDAHULUAN Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, tim dari Pusat Sumber Daya Geologi melakukan kegiatan Penyelidikan Prospeksi di daerah Ampah dan sekitarnya, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui potensi batubara bawah permukaan yang mencakup kuantitas dan kualitasnya dalam upaya mendelineasi wilayah prospek batubara di daerah Ampah dan sekitarnya. Daerah penyelidikan secara geografis terletak pada koordinat 01 0 4500” - 02º 00’ 00” LS dan 115 0 0000” – 115 0 1500” BT (Gambar 1). Daerah ini dapat dicapai dari Bandung ke Banjarmasin dengan pesawat udara, dilanjutkan dengan perjalanan darat dari Banjarmasin ke lokasi melalui Tamiyang Layang yang ditempuh sekitar 7 jam. Sedangkan untuk mobilisasi peralatan pemboran menggunakan jalan darat dari Bandung ke Surabaya, dilanjutkan dengan jalur laut dari Surabaya ke Banjarmasin, kemudian menggunakan jalur darat lagi sampai ke lokasi. GEOLOGI REGIONAL Daerah penyelidikan termasuk dalam Cekungan Barito. Stratigrafi daerah penyelidikan mengacu pada Peta Geologi Lembar Buntok (Soetrisno, dkk., 1994). Batuan dasar Cekungan Barito adalah batuan PraTersier yang termasuk dalam Satuan Batuan Volkanik Kasale yang dikorelasikan dengan Formasi Haruyan berumur Kapur Atas. Batuan Tersier tertua adalah Formasi Tanjung yang berumur Eosen, ditindih secara selaras oleh Formasi Berai dan Montalat yang menjemari berumur Oligosen. Secara tidak selaras, di atasnya kemudian diendapkan Formasi Warukin yang berumur Miosen Tengah Miosen Atas. Formasi Dahor kemudian diendapkan pada Plio-Plistosen, menindih tidak selaras formasi-formasi batuan di bawahnya. Pada kala Holosen diendapkan alluvium yang terdiri dari lumpur, lempung bersisipan limonit dan gambut, pasir, kerikil, kerakal dan batuan yang lebih tua. Indikasi Endapan Batubara Berdasarkan penjelasan pada Peta Geologi Lembar Buntok (Soetrisno, dkk., 1994) maka yang diperkirakan sebagai formasi pembawa batubara adalah Formasi Warukin, Formasi Montalat, Formasi Tanjung dan Formasi Dahor.

Upload: buicong

Post on 31-Dec-2016

234 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Propeksi Batubara Daerah Ampah Kabupaten Barito Timur, Provinsi

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH AMPAH DAN SEKITARNYA

KABUPATEN BARITO TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Wawang Sri Purnomo dan Fatimah

Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Lokasi Penyelidikan Prospeksi Batubara berada di daerah Ampah dan sekitarnya,

Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis berada pada

koordinat 010 45’ 00” - 02º 00’ 00” LS dan 1150 00’ 00” – 1150 15’ 00” BT. Metode penyelidikan

yang dilakukan adalah pemetaan geologi dan pengeboran prospeksi yang difokuskan pada

Formasi Warukin sebagai formasi pembawa batubara. Pada Formasi tersebut di temukan

enam lapisan batubara utama yang diberi notasi Lapisan A, lapisan B, lapisan C, lapisan D,

lapisan E dan lapisan F dengan ketebalan yang bervariasi antara 0,15 – 13.00 m. Nilai kalori

batubara sebesar 4847 – 5853 cal/gr adb. Total sumber daya batubara daerah Ampah dan

sekitarnya adalah sebesar 116.217.561 Ton

PENDAHULUAN

Sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya, tim dari Pusat Sumber Daya

Geologi melakukan kegiatan Penyelidikan

Prospeksi di daerah Ampah dan

sekitarnya, Kabupaten Barito Timur,

Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini

dilakukan untuk mengetahui potensi

batubara bawah permukaan yang

mencakup kuantitas dan kualitasnya dalam

upaya mendelineasi wilayah prospek

batubara di daerah Ampah dan sekitarnya.

Daerah penyelidikan secara

geografis terletak pada koordinat 010 45’

00” - 02º 00’ 00” LS dan 1150 00’ 00” – 1150

15’ 00” BT (Gambar 1). Daerah ini dapat

dicapai dari Bandung ke Banjarmasin

dengan pesawat udara, dilanjutkan dengan

perjalanan darat dari Banjarmasin ke lokasi

melalui Tamiyang Layang yang ditempuh

sekitar 7 jam. Sedangkan untuk mobilisasi

peralatan pemboran menggunakan jalan

darat dari Bandung ke Surabaya,

dilanjutkan dengan jalur laut dari Surabaya

ke Banjarmasin, kemudian menggunakan

jalur darat lagi sampai ke lokasi.

GEOLOGI REGIONAL

Daerah penyelidikan termasuk

dalam Cekungan Barito. Stratigrafi daerah

penyelidikan mengacu pada Peta Geologi

Lembar Buntok (Soetrisno, dkk., 1994).

Batuan dasar Cekungan Barito adalah

batuan PraTersier yang termasuk dalam

Satuan Batuan Volkanik Kasale yang

dikorelasikan dengan Formasi Haruyan

berumur Kapur Atas. Batuan Tersier tertua

adalah Formasi Tanjung yang berumur

Eosen, ditindih secara selaras oleh

Formasi Berai dan Montalat yang

menjemari berumur Oligosen. Secara tidak

selaras, di atasnya kemudian diendapkan

Formasi Warukin yang berumur Miosen

Tengah – Miosen Atas. Formasi Dahor

kemudian diendapkan pada Plio-Plistosen,

menindih tidak selaras formasi-formasi

batuan di bawahnya. Pada kala Holosen

diendapkan alluvium yang terdiri dari

lumpur, lempung bersisipan limonit dan

gambut, pasir, kerikil, kerakal dan batuan

yang lebih tua.

Indikasi Endapan Batubara

Berdasarkan penjelasan pada Peta

Geologi Lembar Buntok (Soetrisno, dkk.,

1994) maka yang diperkirakan sebagai

formasi pembawa batubara adalah

Formasi Warukin, Formasi Montalat,

Formasi Tanjung dan Formasi Dahor.

Page 2: Propeksi Batubara Daerah Ampah Kabupaten Barito Timur, Provinsi

METODE PENYELIDIKAN

Metode penyelidikan yang

dilakukan adalah pemetaan geologi

permukaan dan bawah permukaan.

Pemetaan geologi permukaan

dilakukan pada daerah penyelidikan

dengan cara mencari singkapan batubara

dan batuan lainnya. Pemetaan bawah

permukaan dilakukan dengan kegiatan

pengeboran. Data hasil pemetaan geologi

permukaan digunakan sebagai acuan

untuk penentuan lokasi pengeboran.

Kegiatan pengeboran bertujuan untuk

mengetahui urutan lapisan secara vertikal

dan kesinambungan lapisan secara lateral

melalui korelasi data antar lobang bor.

Pengeboran ini juga dilakukan sebagai

cara untuk mendapatkan conto batubara

yang masih segar (fresh) di bawah

permukaan. Peralatan bor yang digunakan

terdiri atas 1 (satu) unit mesin bor jenis

‘Jacro TDZ 200’

HASIL PENYELIDIKAN

Geomorfologi

Daerah penyelidikan terbagi

menjadi 2 satuan geomorfologi yaitu:

1. Satuan geomorfologi pedataran,

terletak di sebelah barat dan selatan

daerah penyelidikan, menempati area

hampir 20 % daerah penyelidikan dan

didominasi oleh Formasi Dahor. Pola

aliran sungai yang berkembang adalah

pola aliran paralel dengan bentuk

umumnya cenderung sejajar.

2. Satuan geomorfologi perbukitan

bergelombang di sebelah utara,

menempati 80 % daerah penyelidikan.

Pola aliran sungai yang berkembang

adalah pola aliran dendritik. Satuan ini

ditempati oleh Formasi Warukin dan

Formasi Montalat.

Stratigrafi

Stratigrafi daerah penyelidikan

disajikan pada Gambar 2. Batuan paling

tua yang terdapat di daerah penyelidikan

adalah Formasi Montalat (Tomm) yang

terdiri dari batupasir kuarsa putih dengan

struktur silang siur, sebagian gampingan,

bersisipan batulanau / serpih, dan

batubara. Formasi ini menjemari dengan

Formasi Berai.

Formasi Berai (Tomb) tersusun

oleh batugamping berlapis dengan

batulempung, napal dan batubara,

sebagian tersilikakan dan mengandung

limonit yang diendapkan di laut dangkal.

Formasi Warukin (Tmw) tersusun

oleh batupasir kasar–sedang sebagian

konglomeratan, bersisipan batulanau /

serpih dan batubara. Formasi ini

diendapkan selaras di atas Formasi Berai

dan Formasi Montalat, pada lingkungan

transisi.

Formasi Dahor (Tqd) tersusun oleh

batupasir kurang padat sampai lepas,

bersisipan lanau, serpih, lignit,

terendapkan dilingkungan peralihan.

Batuan paling muda yang terdapat

di daerah penyelidikan adalah endapan

permukaan (Qa) yang terdiri dari lumpur

kelabu hitam, lempung bersisipan limonit

dan gambut, pasir, kerikil, kerakal dan

bongkah batuan batuan lebih tua yang

merupakan hasil endapan sungai dan

dataran banjir.

Struktur Geologi

Daerah penyelidikan dipengaruhi

struktur lipatan dan sesar. Struktur lipatan

berupa antiklin dan sinklin berarah relatif

utara – selatan dengan kemiringan lapisan

10°-15°.

Endapan Batubara

Pada kegiatan pemetaan geologi

permukaan dijumpai 19 singkapan

batubara dan batuan lainnya. Secara

megaskopis batubara berwarna hitam –

hitam kecoklatan, kusam, berlapis, struktur

kayu masih terlihat jelas, mengotori tangan

dan setempat mengandung resin

Ketebalan lapisan batubara dari singkapan

bervariasi mulai dari 0,8 m sampai

Page 3: Propeksi Batubara Daerah Ampah Kabupaten Barito Timur, Provinsi

diperkirakan lebih dari 5 m. Arah lapisan

relatif utara-selatan dengan kemiringan

sekitar 5°-21° ke arah barat. Singkapan

batubara dijumpai di sebelah selatan

daerah penyelidikan sehingga kegiatan

pengeboran difokuskan pada daerah

selatan.

Pengeboran dilakukan di 4 titik

dengan kode BH.AMP 01, BH.AMP. 02,

BH.AMP.03 dan BH.AMP.04. Jarak antar

titik bor secara keseluruhan tidak sama

tergantung dari kondisi lapangan

sedangkan tabel lokasi titik bor dan

batubara yang ditembus dapat di lihat di

(Tabel 1).

Hasil rekontruksi baik dari singkapan

maupun hasil pengeboran, ditemukan

enam lapisan batubara dengan ketebalan

bervariasi yang kemudian diberi nama

Lapisan A, Lapisan B, Lapisan C, Lapisan

D, Lapisan E dan Lapisan F dengan

ketebalan lapisan batubara antara 0,15 m –

13,00 m.

Hasil Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium dilakukan

terhadap conto inti bor dan sebagian conto

singkapan. Secara umum analisa batubara

daerah penyelidikan adalah sebagai

berikut (Tabel 2): nilai free moisture 32.01 -

58.64 % ar, Total Moisture berkisar antara

38.49 - 62.65 % ar, Moisture 8,53 – 10.26

% adb, volatile matter 41.82 - 48.39 % adb,

fixed carbon 36.32 - 40.99 % adb, Ash 1.85

- 9.21 % adb, total sulfur 0.13 - 1.01 % adb,

SG / RD. 1.37 - 1.41 gr/cm3 dan calorific

value 4847 - 5853 cal/gr adb.

Kualitas batubara baik dari conto

singkapan maupun conto hasil pemboran

tidak memperlihatkan perbedaan yang

cukup signifikan kecuali pada conto

BH.AMP-02 dari kedalaman 19,20 – 19,90

m yang memperlihatkan nilai kalori lebih

rendah (4847 cal/gr, adb). Rendahnya nilai

kalori ini kemungkinan dipengaruhi oleh

tingginya kandungan abu yaitu sebesar

18,12% adb.

Hasil analisis petrografi organik

(Tabel 3) menunjukkan bahwa komposisi

maseral batubara daerah penyelidikan

didominasi oleh vitrinit (86,8 – 97,2 %),

dengan sedikit inertinit (0,5 – 3,1 %) dan

liptinit (0,7 – 2,7 %). Selain itu terdapat juga

kandungan material mineral berupa pirit

(0,1 - 0,2 %), oksida besi (0,1 - 0,6 %) dan

mineral lempung (0,6 - 4,6 %). Pengukuran

nilai reflektansi vitrinit (Rvmax)

menghasilkan nilai 0,34 % – 0,54 %. Nilai

Rvmax ini menunjukkan bahwa batubara di

daerah penyelidikan dapat diklasifikasikan

menjadi lignit.

Sumber Daya Batubara

Interpretasi lapisan batubara yang

didukung dengan hasil análisis

laboratorium menyimpulkan bahwa

batubara yang terdapat di daerah

penyelidikan merupakan batubara dari

Formasi Warukin.

Sumberdaya batubara yang ada di

daerah penyelidikan merupakan hasil

perkalian antara volume batubara dengan

berat jenis batubara (Tabel 4). Klasifikasi

sumberdaya mengacu pada SNI 5015-

2011 tentang Pelaporan, Sumberdaya dan

Cadangan Batubara. Sumberdaya tereka

batubara Formasi Warukin yang ada di

daerah penyelidikan diperkirakan sebesar

81.516.498 ton.

Prospek pemanfaatan & pengembangan

Endapan batubara di daerah

penyelidikan memiliki ketebalan, jumlah

dan kontinuitas lapisan yang cukup baik,

demikian juga kemiringan lapisan yang

relatif landai akan memberikan nilai tambah

terhadap stripping ratio dalam

penambangan. Dengan nilai kalori

batubara pada umumnya di atas 5500

kal/gr adb, batubara di daerah penyelidikan

memiliki nilai keekonomisan cukup bagus.

Ditinjau dari ketebalannya (0,20-

13,00 m), batubara di daerah penyelidikan

juga cukup prospek untuk pengembangan

Page 4: Propeksi Batubara Daerah Ampah Kabupaten Barito Timur, Provinsi

gas metan batubara (Coalbed Methane /

CBM).

KESIMPULAN

Formasi pembawa batubara di daerah

penyelidikan yaitu Formasi Warukin

Di daerah penyelidikan ditemukan

enam lapisan batubara utama dengan

ketebalan yang bervariasi antara 0,15

– 13.00 m.

Batubara daerah penyelidikan

termasuk peringkat low-medium rank

coal.

Sumberdaya tereka batubara di

daerah penyelidikan sebesar

81.516.498 ton.

Ucapan Terimakasih

Tim penyelidikan batubara daerah

Ampah dan sekitarnya mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Kepala Badan Geologi

2. Kepala Pusat Sumber Daya Geologi

3. Bupati Kabupaten Barito Timur

4. Kepala Dinas Pertambangan dan

Energi Kabupaten Barito Timur

beserta staf

5. Pejabat Pembuat Komitmen / P2K

beserta staf

6. Koordinator Kelompok Penyelidikan

Batubara beserta staf

7. Sub Bidang Sarana Laboratorium

Pusat Sumber Daya Geologi

DAFTAR PUSTAKA

Hadiyanto dan Dahlan Ibrahim (1993) Penyelidikan Batubara di daerah Ampah dan sekitarnya.

Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung.

Soetrisno, S. Supriatna, E. Rustandi, P. Sanyoto dan K. Hasan, 1994. Peta Geologi Lembar

Buntok, Kalimantan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Sam Supriatna dkk (1981) Penyelidikan Batubara di daerah Ampah dan sekitarnya

Gambar 1. Lokasi Daerah Prospeksi Batubara Kabupaten Barito Timur

Provinsi Kalimantan Tengah

Page 5: Propeksi Batubara Daerah Ampah Kabupaten Barito Timur, Provinsi

Gambar 2. Stratigrafi Daerah Penyelidikan (modifikasi dari Soetrisno, dkk., 1994)

Singkapan Batubara JW.01 Desa

Jaweten Kec. Dusun Timur

Singkapan Batubara .JW.05 Pada

Formasi Warukin

Conto Core Batubara Dilokasi BH.AMP.01

dengan Ketebalan 4.50 m

Conto Core Batubara Pada Lokasi

BH.AMP.02

Gambar 3. Tampilan Megaskopis Batubara Dari Singkapan dan Inti Bor

Page 6: Propeksi Batubara Daerah Ampah Kabupaten Barito Timur, Provinsi

Gambar 4. Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Ampah dan Sekitarnya

Tabel 1. Lokasi Titik Bor dan Kedalaman Batubara Yang Ditembus

No Bor Koordinat Elevasi

( m )

Kedalaman

Bor ( m )

Batubara yang

ditembus (m)

X Y Dari Sampai Tebal

BH-

AMP.01 294086 9780981 56.00 100.30

47.60 52.10 4.50

61.20 62.00 0.80

66.00 66.90 0.90

BH-

AMP.02 294604 9781929 60.00 55.00

19.20 19.90 0.70

22.80 30.80 8.00

291992 9781667 50.00 101.00

6.20 6.60 0.40

8.50 8.70 0.20

11.60 11.85 0.25

Page 7: Propeksi Batubara Daerah Ampah Kabupaten Barito Timur, Provinsi

No Bor Koordinat Elevasi

( m )

Kedalaman

Bor ( m )

Batubara yang

ditembus (m)

X Y Dari Sampai Tebal

BH-

AMP.03

47.30 47.65 0.35

61.50 61.80 0.30

79.90 81.05 1.15

BH-

AMP.04 287556 9783113 34.00 91.00

9.30 22.30 13.00

24.80 25.40 0.60

34.00 39.50 5.50

Tabel 2. Kualitas Batubara Daerah Penyelidikan

Page 8: Propeksi Batubara Daerah Ampah Kabupaten Barito Timur, Provinsi

Tabel 3. Hasil Analisis Petrografi Organik Batubara

Conto

Reflektan Vitrinit

(%)

Komposisi Maseral

(%) Material Mineral

Mean

Reflek

tan

Vitrinit

(%)

Kisaran (

% )

Vitri

nit

Inerti

nit

Liptin

it Clay

Oksi

da

Besi

Piri

t

BH AMP.01. 47.50-

50.00 0.38 0.36-0.43 90.9 2.8 2.4 3.2 0.5 0.2

BH AMP.01. 49.50-

50.00 0.42 0.39-0.46 90.2 2.6 2.2 4.6 0.3 0.1

BH AMP.01.50.50-

51.00 0.38 0.34-0.43 90.4 3.1 1.5 4.2 0.6 0.2

BH AMP.01. 61.2-

62.00 0.4 0.34-0.47 95.6 1.7 1.6 0.6 0.4 0.1

BH AMP.01. 66.00-

66.90 0.39 0.36-0.45 95.4 1.5 1.9 0.8 0.3 0.1

BH AMP.02.19.20-

19.90 0.37 0.34-0.43 933 1.8 2.7 1.5 0.6 0.1

BH AMP.02. 23.00-

24.00 0.4 0.34-0.44 94.3 2.7 1.8 0.9 0.2 0.1

BH AMP.02. 27.00-

28.00 0.43 0.37-0.55 92.4 1.2 1.6 4.3 0.3 0.2

BH AMP.02. 29.00-

30.00 0.41 0.35-0.45 92.2 2.2 1.7 3.6 0.2 0.1

BH AMP.03. 79.90-

81.05 0.36 0.34-0.41 94.9 1.1 2 1.7 0.2 0.1

BH AMP.04.A 0.34 0.30-0.39 97.2 0.5 0.7 1.3 0.2 0.1

BH AMP.04.B 0.35 0.32-0.39 94.7 2.3 1.1 1.4 0.3 0.2

JW.03 0.54 0.51-0.60 86.8 2.1 3.8 0.7 0.1 6.5

Tabel 4. Perhitungan Sumber Daya Batubara Daerah Penyelidikan