progres dan dinamika kotaku

4
[DINAMIKA PERKEMBANGAN PROGRAM KOTAKU LAMONGAN] May 10, 2016 [email protected] Bismillahirrohmanirrohim Allohumma sholli alaa sayyidina Muhammad waalaa alihi sayyidina Muhammad Dinamika Perkembangan Program Kotaku Kabupaten Lamongan Sejak diluncurkannya program Kotaku Kota tanpa Kumuh dalam Sosialiasi Nasional (26/04/2016) yang menghasilkan beberapa rumusan untuk pelaksanaan kegiatan di daerah silahkan lihat Hasil dan Rumusan kesepakatan hasil Sosnas program Kotaku di link... http://www.kotatanpakumuh.id/pustaka/files/sosnas/materi_sosnas_2015/00._RUMUSAN_KESEPAKAT AN_HASIL_SOSNAS_WORKSHOP_KOTAKU_2016.pdf Salah satunya adalah peran Pemerintah Kabupaten / Kota sebagai Nahkoda Penanganan masalah kumuh, mulai dari perencanaannya, pelaksanaannya, pemantau dan evaluasinya serta pemeliharaan dan keberlanjutannya kedepan. Ini akan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi pemkab/kota karena sebagai Nahkoda seharusnya sudah mempunyai ilmu yang cukup serta pengalaman memberikan komando yang terencana juga untuk menjalankan program penanganan kumuh ini. Saat ini ketika kita melihat perkembangan pasca sosnas (26/04/2016) di Jakarta yang di lanjutkan dengan Konsolidasi Tingkat Propinsi (29/04/2016) dimana saat itu Sdr. Rozali sebagai ka.sub.bid permukiman kumuh dari kementrian PUPR menjelaskan mekanisme pentingnya kolaborasi antara konsultan RP2KPKP, Pemerintah Kabupaten/kota, P2KKP yang sekarang berganti jadi KOTAKU, lalu juga pelaku program program pendukung lainnya seperti NUSP atau PIP harus saling mendukung dan melengkapi data terkait untuk mewujudkan profil permasalahan kumuh secara akurat melalui visualisasi peta dan melalui numeric by name dan by addres di setiap matrik permasalahannya, dan Jika memang ada selisih data antara data SK Kumuh Bupati dengan Data Riil di lapang yang mengharuskan revisi SK Kumuh Bupati tersebut memang di mungkinkan, asalkan dengan tujuan up date data sesuai data nyata di lapang. Tetapi beliau juga mengingatkan agar jangan mudah merevisi SK Kumuh dengan tujuan kepentingan proyek karena nantinya juga akan membawa kosekwensi dan tanggung jawab yang berat jika di kemudian hari di temukan penyimpangan data yang tidak sesuai dengan yang ada di lapang. Maka menindak lanjuti pertemuan Konsolidasi Tingkat propinsi diatauas Pihak Kabupaten Lamongan dan Konsultan P2KPKP menyelenggarakan update data pra FGD yang pertama untuk melaksanakan update data terbaru yang sesuai lapang pada tanggal (3/05/2016) di gedung pertemuan PU cipta karya , pada kesempatan ini pihak konsultan RP2KPKP mengundang semua pokja pokja dari instansi terkait mulai dari Bappeda, PU, KOTAKU, dan seksi bidang yang berkaitan tentang penanganan masalah kumuh mencoba menyepakati perubahan wilayah SK Kumuh Bupati lamongan tahun 2014 dari 48,55 ha menjadi 211,48 ha, dari wilayah kumuh yang 211,48 ha itu beberapa diantaranya adalah wilayah non KOTAKU dan ini menjadi kendala dan tantangan yang berat bagi konsultan maupun pokja yang ada karena wilayah non KOTAKU berarti juga tidak tersedianya data baseline. Beberapa pokja mengaku khawatir dan pesimis ketika tim konsultan P2KPKP mentargetkan kurang dari satu bulan ini harus sudah muncul profil kumuh di setiap desa yang tersebut di SK Kumuh Bupati Lamongan yaitu Kecamatan Babat (plaosan, babat, sogo, banaran), kecamatan pucuk (waru wetan) , kecamatan Paciran (paloh, sidokumpul, warulor, weru), kecamatan Lamongan ( sidomukti, sukorejo, tumenggungan) total

Upload: asmandat-ziano

Post on 22-Jan-2017

66 views

Category:

Government & Nonprofit


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Progres dan dinamika kotaku

[DINAMIKA PERKEMBANGAN PROGRAM KOTAKU LAMONGAN] May 10, 2016

[email protected]

Bismillahirrohmanirrohim

Allohumma sholli alaa sayyidina Muhammad waalaa alihi sayyidina Muhammad

Dinamika Perkembangan Program Kotaku Kabupaten Lamongan

Sejak diluncurkannya program Kotaku Kota tanpa Kumuh dalam Sosialiasi Nasional (26/04/2016)

yang menghasilkan beberapa rumusan untuk pelaksanaan kegiatan di daerah silahkan lihat Hasil dan

Rumusan kesepakatan hasil Sosnas program Kotaku di link...

http://www.kotatanpakumuh.id/pustaka/files/sosnas/materi_sosnas_2015/00._RUMUSAN_KESEPAKAT

AN_HASIL_SOSNAS_WORKSHOP_KOTAKU_2016.pdf

Salah satunya adalah peran Pemerintah Kabupaten / Kota sebagai Nahkoda Penanganan masalah

kumuh, mulai dari perencanaannya, pelaksanaannya, pemantau dan evaluasinya serta pemeliharaan

dan keberlanjutannya kedepan. Ini akan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi pemkab/kota karena

sebagai Nahkoda seharusnya sudah mempunyai ilmu yang cukup serta pengalaman memberikan

komando yang terencana juga untuk menjalankan program penanganan kumuh ini. Saat ini ketika kita

melihat perkembangan pasca sosnas (26/04/2016) di Jakarta yang di lanjutkan dengan Konsolidasi

Tingkat Propinsi (29/04/2016) dimana saat itu Sdr. Rozali sebagai ka.sub.bid permukiman kumuh dari

kementrian PUPR menjelaskan mekanisme pentingnya kolaborasi antara konsultan RP2KPKP,

Pemerintah Kabupaten/kota, P2KKP yang sekarang berganti jadi KOTAKU, lalu juga pelaku program

program pendukung lainnya seperti NUSP atau PIP harus saling mendukung dan melengkapi data terkait

untuk mewujudkan profil permasalahan kumuh secara akurat melalui visualisasi peta dan melalui

numeric by name dan by addres di setiap matrik permasalahannya, dan Jika memang ada selisih data

antara data SK Kumuh Bupati dengan Data Riil di lapang yang mengharuskan revisi SK Kumuh Bupati

tersebut memang di mungkinkan, asalkan dengan tujuan up date data sesuai data nyata di lapang.

Tetapi beliau juga mengingatkan agar jangan mudah merevisi SK Kumuh dengan tujuan kepentingan

proyek karena nantinya juga akan membawa kosekwensi dan tanggung jawab yang berat jika di

kemudian hari di temukan penyimpangan data yang tidak sesuai dengan yang ada di lapang.

Maka menindak lanjuti pertemuan Konsolidasi Tingkat propinsi diatauas Pihak Kabupaten

Lamongan dan Konsultan P2KPKP menyelenggarakan update data pra FGD yang pertama untuk

melaksanakan update data terbaru yang sesuai lapang pada tanggal (3/05/2016) di gedung pertemuan

PU cipta karya , pada kesempatan ini pihak konsultan RP2KPKP mengundang semua pokja pokja dari

instansi terkait mulai dari Bappeda, PU, KOTAKU, dan seksi bidang yang berkaitan tentang penanganan

masalah kumuh mencoba menyepakati perubahan wilayah SK Kumuh Bupati lamongan tahun 2014 dari

48,55 ha menjadi 211,48 ha, dari wilayah kumuh yang 211,48 ha itu beberapa diantaranya adalah

wilayah non KOTAKU dan ini menjadi kendala dan tantangan yang berat bagi konsultan maupun pokja

yang ada karena wilayah non KOTAKU berarti juga tidak tersedianya data baseline. Beberapa pokja

mengaku khawatir dan pesimis ketika tim konsultan P2KPKP mentargetkan kurang dari satu bulan ini

harus sudah muncul profil kumuh di setiap desa yang tersebut di SK Kumuh Bupati Lamongan yaitu

Kecamatan Babat (plaosan, babat, sogo, banaran), kecamatan pucuk (waru wetan) , kecamatan Paciran

(paloh, sidokumpul, warulor, weru), kecamatan Lamongan ( sidomukti, sukorejo, tumenggungan) total

Page 2: Progres dan dinamika kotaku

[DINAMIKA PERKEMBANGAN PROGRAM KOTAKU LAMONGAN] May 10, 2016

[email protected]

12 kelurahan/desa dimana kecamatan babat dan pucuk adalah wilayah NON KOTAKU. Belum lagi ketika

menyinggung tipologi yang seharusnya menjadi fokus penanganan wilayah kumuh dalam petunjuk

teknisnya ini ada tiga yaitu wilayah pedesaan(desa) , wilayah perkotaan (kelurahan), dan wilayah khusus

(desa/kelurahan yang ada di perbatasan, atau pulau terkecil dan terluar, atau kawasan rawan bencana),

padahal ada beberapa diantara SK Kumuh Bupati lamongan masih ada yang bersetatus desa belum

berganti kelurahan, sehingga bisa di pastikan kalaupun harus berganti status dulu dari desa menjadi

kelurahan juga tidak akan memungkinkan, dan kalaupun terpaksa tetap berdasarkan SK diatas nantinya

akan terkendala status desa yang belum berganti kelurahan.

Dari beberapa permasalahan di atas maka tim Konsultan RP2KPKP akan mengalami tantangan

yang sedemikian beratnya, belum lagi penulis juga mencermati progresi dari tahun 2015 saat

pembuatan baseline dengan target Nasional di tahun 2019 haru 0 ha wilayah kumuh di wilayah

Lamongan.

Melihat diagram diatas rasanya satu tahun sudah berjalan tapi program penanganan wilayah kumuh ini

masih jalan di tempat ( wilayah kumuh belum berkurang ) sedangkan target waktu di tahun 2019 tetap

berjalan.Bahkan jika nantinya ada revisi SK kumuh maka luasannya akan bertambah. Maka dari itu di

perlukan Langkah dan strategi yang benar dari sang Nahkoda ( Pemkab Lamongan ) untuk bertindak

cepat menginstruksikan dan memberikan komando yang jelas kepada pokja pokja dengan di damping

konsultan RP2KPKP. Kami dari tim Kotaku Kabupaten Lamongan melihat bahwa dalam hal ini konsultan

RP2KPKP hanya menjadi coordinatornya, sedangkan sang Nahkoda belum memberikan instruksi

ataupun komando yang jelas kepada tim nya. Semoga dalam waktu dekat ini beberapa permasalahan

diatas sudah ada solusi dan semua pihak yang berkolaborasi bersama sama dan bersungguh sungguh

dalam penurangan wilayah kumuh di kabupaten Lamongan ini.

•35.291 ha

•kumuh nasional

2015

•breakdown propinsi

•48.55 (SK kum Kab. Lamongan2014)

•diusulkan revisi SK (211,48 ha)

2016 •0 ha

•wil. kumuh

2019

Page 3: Progres dan dinamika kotaku

[DINAMIKA PERKEMBANGAN PROGRAM KOTAKU LAMONGAN] May 10, 2016

[email protected]

Page 4: Progres dan dinamika kotaku

[DINAMIKA PERKEMBANGAN PROGRAM KOTAKU LAMONGAN] May 10, 2016

[email protected]