program studi pendidikan agama islam (pai) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4194/1/skripsi...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL-QUR’AN DAN HADITS MATERI TAJWID
DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I
DI MTs MUHAMMADIYAH 05 KEMUSU KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Devi Dahlianawati
111-14-022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Dan masing-masing orang memperolehderajat-derajat (seimbang) denganapa yang dikerjakannya.DanTuhanmutidaklengahdariapa yang merekakerjakan.” (Al An’am : 132)
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
Skripsi ini penulis susun dan dipersembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta, bapak Sujimanto dan ibu Ngatmiyati yang
senantiasa membimbing, menasehati, mendo‟akan dan mencurahkan segala
kasih sayangnya.
2. Kedua adikku tercinta, dekArgadan dek Syifa atas do‟a dan dukungannya
sehingga skripsi ini dapat selesai.
3. Dosen Pembimbing Skripsiku, Ibu Dra. Urifatun Anis, M. Pd.I. yang telah
meluangkan waktu dan membimbing saya dengan penuh kesabaran hingga
skripsi ini selesai.
4. Sahabat-sahabatku Nurul, Lina, Ika, Nurul Hidayah,dan seluruh teman-teman
seangkatan PAI 2014 yang selalu menyemangati dan mendo‟akan saya.
5. Bapak Kyai Ahmad Afif Dimyati dan Ibu Nyai Maftuhah yang menjadi
orangtua kedua saya selama di PONPES API Al-Masykur yang selalu
mendukung serta mendo‟akan saya. Serta Teman-teman PONPES API Al-
Masykur yang selalu menyemangati saya.
6. Seseorang yang selalu ada dalam do‟a saya, yang selalu memberikan
dukungan dan semangat.
7. Teman-teman kamar Khadijah Ma‟had IAIN Salatiga, Nastiti, Fitri, Fatimah,
Tika, Uky yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi dan
doanya.
8. Teman-teman PPL SMP Negeri 9 Salatiga dan KKN Desa Klewor.
9. Bapak Slamet Widodo S.Pd.I. sebagai Guru Al-Qur‟an Hadits di MTs
Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten Boyolali dan siswa kelas VIII yang
telah membantu melancarkan penelitian skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji dan Syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Peningkatan Hasil BelajarAl-Qur’an dan Hadits Materi
Tajwid dengan Metode Tutor Sebaya pada Siswa Kelas VIII Semester I di
MTs Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2018/2019”.
Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkankepada junjungan
kita Nabi Agung Muhammad Saw., kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya
yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan dalam bentuk yang sebaik-
baiknya pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman Islamiah yang
terang benderang. Besarharapan agar menjadisalahsatugolonganumatbeliau yang
memperolehsyafa‟at di harikiamatnanti. Aamiin.
Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa
adanya bantuan, motivasi serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang telah
berkenan membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materiil. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag.,selaku dosen Pembimbing Akademik.
5. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I., selaku dosen Pembimbing Skripsi.
6. Ibu Siti Ismiyatun, S.Ag., selaku kepala sekolah MTs Muhammadiyah 05
Kemusu Kabupaten Boyolali.
viii
ix
ABSTRAK
Dahlianawati, Devi.2018. Peningkatan Hasil Belajar Al-Qur‟an dan Hadits Materi
Tajwid dengan Metode Tutor Sebaya pada Siswa Kelas VIII
Semester I di MTs Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Urifatun Anis, M. Pd. I.
Kata Kunci : HasilBelajar, Al-Qur’an Hadits, Tajwid, Tutor Sebaya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode tutor
sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Al-Qur‟an dan Hadits materi tajwid
melalui metode tutor sebaya pada siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 05
Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII Semester I di MTs Muhammadiyah 05
Kemusu Kabupaten Boyolali yang terdiri dari 15 laki-lakidan 12 perempuan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
dari 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklusnya merupakan rangkaian
kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapanya itu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini
menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan cara membandingkan
pencapaian hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan kriteria
ketuntasan klasikal (KKM) atau menggunakan deskriptif-kualitatif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil
belajar Al-Qur‟an Hadits materi tajwid pada siswa kelas VIII tahun pelajaran
2018/2019 dengan metode Tutor Sebaya. Rata-rata kelas pada tahap pra siklus
yaitu 53,8, pada siklus I naik menjadi 60,4 dan pada siklus II meningkat lagi
menjadi 83,7. Dan ketuntasan klasikal pada tahap pra siklus sebesar 14,8%, pada
siklus I menjadi 37,03% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 92,6%. Hasil
pelaksanaan pada siklus II ini telah mencapai keberhasilan melebihi batas Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75 dan ketuntasan klasikalnya yaitu 85%.
Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui metode Tutor
Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Al-Qur‟an Hadits materi Tajwid pada
siswa kelas VIII semester I di MTs Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019.
x
xi
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Siswa Kelas VIIIMTs Muhammmadiyah 05 Kemusu .......... 16
Tabel3.1 Data Guru MTs Muhammadiyah 05 Kemusu ................................... 65
Tabel 3.2 JumlahSiswa MTs Muhammadiyah 05 Kemusu ............................. 66
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana ....................................................................... 67
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 05 Kemusu ............ 68
Tabel 3.5 Nilai Harian (PraSiklus) Kelas VIII ................................................. 70
Tabel 3.6 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian (PraSiklus) .............................. 71
Tabel 3.7 Lembar Observasi Siswa pada Siklus I ............................................ 76
Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru pada Siklus I ........................................... 77
Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa pada Siklus II ......................................... 83
Tabel 3.10 Lembar Observasi Guru pada Siklus II ........................................ 85
Tabel4.1 Nilai Ulangan Harian (PraSiklus) ..................................................... 87
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................... 90
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siklus II ............................................................ 93
Tabel 4.4 Data Perbandingan Nilai Evaluasi antar Siklus ............................... 96
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Desain PTK Model Kemmis & Mc. Taggar …………….……. 19
Gambar 4.1 Histogram Persentase Ulangan Harian ………………………. 89
Gambar 4.2 Histogram Persentase Hasil Belajar Siklus I ………………… 91
Gambar 4.3 Histogram Persentase Hasil Belajar Siklus II ……………….. 94
Gambar 4.4 Histogram Persentase Kenaikan Hasil Belajar ……………… 97
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus
2. Perhitungan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I danSiklus II
4. Lembar Observasi Aktivitas SiswaSiklus I
5. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
6. Lembar Observasi Aktivitas SiswaSiklus II
7. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
8. Hasil Nilai Evaluasi Siklus I
9. Hasil Nilai Evaluasa siklus II
10. Dokumentasi
11. Lembar Konsultasi Skripsi
12. Surat Permohonan Ijin Penelitian
13. Surat Keterangan Penelitian
14. Nilai SKK Mahasiswa
15. Daftar Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah menurunkan Al-Qur‟an untuk diimani, dipelajari, dibaca,
direnungkan dan dijadikan sebagai hukum. Al-Qur‟an juga dapat dijadikan
obat dari berbagai penyakit dan kotoran hati, serta hikmah lain yang
dikehendaki oleh Allah dalam menurunkannya. Al-Qur‟an adalah kitab
suci yang sempurna, serta berfungsi sebagai pelajaran bagi manusia,
pedoman hidup bagi setiap muslim dan petunjuk bagi orang yang
bertaqwa. Kemampuan membaca merupakan kemampuan khas manusia.
Kemampuan membaca menjadi penting dimiliki karena setiap aktifitas
belajar di sekolah pasti tidak lepas dari kegiatan membaca.
Pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3 bahwa: “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”. (Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003 : 6).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki peranan yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan tidak hanya soal
bagaimana membentuk anak-anak muda menjadi generasi bangsa yang
berkompeten. Akan tetapi, pendidikan mencakup ranah praktis bagaimana
proses tersebut diterapkan.
2
Pendidikan dan pengajaran dalam Islam bukanlah sesuatu yang
terpisah dari tujuan pendidikan agama dan petunjuk agama dalam
kehidupan, tetapi pendidikan merupakan sarana dan media Allah
memuliakan Adam atas semua makhluk lainnya, dan merupakan alat bagi
Nabi Muhammad untuk menyebarkan agama, mendidik generasi,
mengatur kehidupan dengan seluruh aspeknya sesuai dengan petunjuk al-
Qur‟an. (Hafidz dan Kastolani, 2009: 17)
Tujuan pendidikan Islam yaitu pendidikan Islam tidak hanya
bersifat teoritis saja tetapi juga bersifat praktis. Salah satunya yaitu
pembelajaran PAI dalam aspek Al-Qur‟an. Dalam pembelajaran Al-
Qur‟an terdapat beberapa aspek yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu
membaca, memahami, dan mengaplikasikan. Selain itu, hal paling utama
yang harus dipelajari oleh peserta didik yaitu memahami kandungan Al-
Qur‟an. Sebelum peserta didik dapat memahami kandungan Al-Qur‟an,
diharapkan mereka dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.
Kitab Al-Qur‟an dinamakan dengan sebutan al Qur’an al Karim,
tanda untuk membaca dan belajar, sebagai penghormatan terhadap ilmu,
ulama sekaligus pendidikan dan pengajaran. Dan tidak mengejutkan pula,
jika umat Islam dinamakan dengan umat iqro’, umat yang berilmu
pengetahuan dan petunjuk, sebagai cara untuk beribadah, mendapatkan
hidayah, membuat peradaban dan memakmurkan bumi sebagai
pelaksanaan perintah Allah. (Hafidz dan Kastolani, 2009: 21)
3
Al-Qur‟an dan Hadits sebagai salah satu mata pelajaran Agama
Islam pada madrasah, yang memiliki karakter membaca, menerjemahkan
dan menerapkan isi kandungannya, perlu disampaikan dengan pendekatan
dan metode yang sedemikian rupa agar siswa memperoleh pemahaman
secara utuh dan terpadu antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Melatih dan mengajarkan cara membaca Al-Qur‟an dengan fasih
dan benar sejak dini merupakan hal yang sangat penting karena membaca
Al-Qur‟an merupakan langkah awal dalam memahami Al-Qur‟an beserta
isi kandungannya dan dapat menimbulkan perasaan memiliki pada Al-
Qur‟an sebagai pedoman hidup umat Islam sehingga dapat mengamalkan
ajaran-ajaran Islam yang terkandung didalam kehidupan sehari-hari. Al-
Qur‟an yang berfungsi sebagai petunjuk kebenaran bagi umat manusia
yang bersifat abadi supaya tidak ditinggalkan, sehingga diharapkan dapat
menciptakan generasi yang memiliki ilmu pengetahuan, iman dan taqwa
serta tidak buta teknologi. Rasulullah SAW bersabda:
)لبخارىارواه(خيركممنتعلمالقرآنوعلمو
Artinya :“Sebaik-baik kamu adalah yang mau belajar membaca Al Qur’an
dan mengajarkannya”. (HR. Bukhori) (Syaikh Abu Bakar Jabir.
Penerjemah: Musthofa „Aini, dkk, 2017: 36).
Akan tetapi, seringkali dijumpai dalam proses pembelajaran Al-
Qur‟an di sekolah-sekolah kurang efektif. Salah satu sebab dari ketidak
efektifan ini adalah kurangnya interaksi antara guru dan siswa ataupun
karena satu siswa dengan siswa yang lain kurang bergaul, menciptakan
4
suasana yang kurang kondusif dalam proses belajar Al-Qur‟an,
ketegangan, sikap sungkan dan sikap egoistis. Akibatnya aktifitas belajar
mengajar hanya akan menjadi sebuah aktifitas yang monoton, tidak
menarik, dan membosankan.
Guru-guru di MTs Muhammadiyah 05 Kemusu dalam melakukan
proses belajar mengajar menggunakan metode yang kurang bervariasi.
Khususnya pada mata pelajaran Al-Qur‟an dan Hadits guru hanya
menggunakan metode ceramah sehingga siswa cepat merasa bosan.
Masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Al-
Qur‟an dan Hadits khususnya materi tajwid adalah belum semua anak
mempunyai bekal tajwid yang sama pada jenjang pendidikan sebelumnya,
karena latar belakang siswa berbeda, ada yang dari SD dan juga ada yang
dari MI.
Selain itu sebagian besar siswa kurang berani bertanya, kurang
berani menjawab pertanyaan, belum membaca materi yang akan dipelajari
di kelas, catatan kurang lengkap, enggan mengerjakan soal ke depan.
Siswa juga beranggapan bahwa mata pelajaran tajwid merupakan pelajaran
yang cukup sulit karena terlalu banyak hafalan, sehingga perlu usaha yang
lebih untuk memahaminya. Pada sisi lain dalam pembelajaran tajwid, guru
kurang memiliki kemampuan menciptakan suasana pembelajaran yang
dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa.
Karena latar belakang yang berbeda inilah, sehingga hasil belajar
siswa pun banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
5
(KKM) yang sudah ditentukan yaitu 75. Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan peneliti hanya terdapat 4 siswa yang tuntas (memenuhi
KKM) dari jumlah seluruh siswa yaitu 27 siswa. Maka dari itu untuk
meningkatkan hasil belajar siswa metode yang digunakan dalam proses
belajar mengajar materi tajwid ini menggunakan metode tutor sebaya,
dengan harapan akan meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga semua
siswa dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan.
Untuk melepaskan diri dari kondisi tersebut, pertama-tama harus
dilakukan perubahan metode yang dalam proses pembelajaran. Salah satu
metode alternatif yang dapat diterapkan untuk mengajak siswa secara aktif
dalam pembelajaran adalah metode “tutor sebaya”. Metode ini
dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa siswa cenderung lebih terbuka
tentang dirinya kepada teman-temannya. Hal yang sama juga terjadi dalam
proses pembelajaran, siswa lebih bisa dan berani mengemukakan
permasalahannya kepada teman-temannya dari pada gurunya.
Pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru (Teacher Centered).
Dalam pembelajaran modern, justru siswa yang menjadi pusat
pembelajaran (Student Centered), sedangkan guru hanya sebagai fasilitator
dalam proses pembelajaran. Selain itu, teman memegang peranan penting
dalam keberhasilan belajar. terlebih lagi teman sekelas atau teman sebaya.
Teman sebaya dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua, disatu sisi
teman sebaya dapat membantu teman yang lain dalam memahami proses
6
belajar mengajar, dan disisi lain dapat menjadi gangguan bagi teman yang
lain untuk belajar.
Dalam metode tutor sebaya siswa yang memiliki kemampuan lebih
dalam membaca Al-Qur‟an dapat menjadi tutor bagi siswa yang kurang
mampu dalam membaca Al-Qur‟an. Selanjutnya siswa bisa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil dan diminta untuk terlibat secara aktif dalam
diskusi. Sementara guru berperan sebagai fasilitator, pendamping
sekaligus teman belajar. Guru harus hadir setiap kali kelompok
membutuhkannya sebagai teman diskusi, sumber rujukan atau
memberikan peneguhan atas hal-hal yang dicapai kelompok. Dalam
pembelajaran ini guru juga di tuntut untuk aktif, karena jika guru bersikap
pasif maka proses belajar Al-Qur‟an dengan metode ini tidak berjalan
dengan baik.
Mengacu pada pemikiran dan realita yang ada, peneliti tertarik
untuk memberikan tindakan yang membuat siswa dapat memahami tajwid
dengan baik dan benar. Berkaitan dengan latar belakang diatas,
menjadikan argumentasi pentingnya melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar Al-Qur’an dan Hadits Materi Tajwid dengan
Metode Tutor Sebaya pada Siswa Kelas VIII Semester I di MTs
Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2018/2019”.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalah “Apakah penerapan metode tutor sebaya mata
pelajaran Al-Qur‟an dan Hadits materi tajwid dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII Semester I di MTs Muhammadiyah 05 Kemusu
Kabupaten Boyolali Tahun pelajaran 2018/2019?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui penerapan metode tutor sebaya mata pelajaran Al-
Qur‟an dan Hadits materi tajwid dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII Semester I di MTs Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten
Boyolali Tahun pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan terkait penggunaan metode tutor
sebaya khususnya di lingkungan sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa:
1) Mengembangkan kemampuan proses belajar siswa dalam
pembelajaran membaca Al-Qur‟an.
2) Meningkatkan aktifitas dan motivasi belajar untuk mempelajari
materi pokok tajwid.
8
3) Memberikan pengalaman belajar melalui metode tutor sebaya.
4) Memberikan motivasi dan suasana baru pada siswa dalam
belajar.
5) Meningkatkan interaksi siswa melalui metode tutor sebaya.
b. Bagi guru PAI:
Dapat dijadikan alternatif dalam memilih metode
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar
materi pokok tajwid.
c. Bagi peneliti:
Penelitian ini dapat memberikan wawasan yang luas
tentang metode pengajaran yang efektif bagi siswa dalam hal
belajar dan mengajar.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis berasal dari dua kata “hypo” yang artinya di bawah dan
“thesa” yang artinya kemenangan (Suharsimi Arikunto, 2002: 64). Jadi
hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat
kebenarannya. Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang
mempunyai kekuatan dalam proses inkuiri. Karena hipotesis dapat
menghubungkan dari teori yang relevan dengan kenyataan yang ada
atau fakta, atau dengan kenyataan teori yang relevan. Jadi suatu
hipotesis akan diterima jika disertai dengan adanya fakta-fakta yang
9
membenarkan. Setelah menelaah berbagai sumber, penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan metode tutor sebaya
mata pelajaran Al-Qur‟an dan Hadits materi tajwid dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester I di MTs
Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2018/2019”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode tutor sebaya ini dikatakan berhasil apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat
dirumuskan penulis adalah:
a. Secara individu siswa dikatakan tuntas belajar apabilamemperoleh
nilai ≥ 75.
b. Secara keseluruhan siswa dikatakan tuntas apabila 85% dari
seluruh jumlah siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM).
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.
Proses tersebut tidak akan pernah terjadi apabila tidak ada suatu hal
yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
Belajar merupakan suatu aktifitas yang dapat dilakukan secara
psikologis maupun secara fisiologis. Aktifitas yang bersifat psikologis
yaitu aktifitas yang merupakan proses mental, misalnya aktifitas
10
berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah,
membandingkan, membedakan, menganalisis dan sebagainya.
Sedangkan aktifitas yang bersifat fisiologis yaitu aktifitas yang
merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan
eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya
(produk), apresiasi dan sebagainya. (Rusman, 2016: 12-13)
Sedangkan menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 2)
“Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan
diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah”. Tetapi perubahan itu bisa di dapatkan seseorang karena
adanya usaha (proses).
Hasil belajar atau yang sering disebut dengan prestasi belajar
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,
karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar
merupakan hasil dari proses belajar. Kingsley membedakan hasil
belajar siswa (individu) menjadi tiga jenis yaitu: 1) keterampilan dan
kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, 3) sikap dan cita-cita.
Sedangkan hasil belajar menurut Bloom et al. digolongkan menjadi
3 bagian yaitu: 1) Kognitif, yaitu hasil belajar yang ada kaitannya
dengan ingatan, kemampuan berpikir atau intelektual. Pada kategori ini
hasil belajar terdiri dari enam tingkatan yang sifatnya hierarkis,
meliputi: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
11
evaluasi dan kreativitas. 2) Afektif, yaitu merujuk pada hasil belajar
yang berupa kepekaan rasa atau emosi. Jenis hasil belajar ranah ini
meliputi: kepekaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap,
organisasi dan pembentukan pola hidup. 3) Psikomotor, yaitu
kemampuan gerak tertentu. Kemampuan gerak ini juga bertingkat
mulai dari gerak sederhana yang mungkin dilakukan secara reflex
hingga gerak kompleks yang terbimbing hingga gerak kreativitas.
Melalui proses belajar diharapkan yang bisa terbentuk adalah gerak-
gerak yang kompleks menurut suatu kaidah tertentu hingga gerak
kreativitas. (Deni Kurniawan, 2014: 10-12)
2. Al-Qur‟an Hadits
Al-Qur‟an Hadits adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang menekankan pada kemampuan membaca dan
menulis Al-Qur‟an dan Hadits yang benar, serta hafalan terhadap
surat-surat pendek dalam Al-Qur‟an, pengenalan arti dan makna secara
sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan Hadits.
Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits merupakan unsur mata pelajaran
PAI pada madrasah yang memberikan pendidikan pada peserta didik
untuk memahami dan mencintai Al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber
ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari (Depag, 2006: 3).
Tujuan pembelajaran Al-Qur‟an Hadits agar peserta didik gemar
untuk membaca Al-Qur‟an dan Hadits dengan benar, serta
12
mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya dan megamalkan
ajaran dan nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan
pedoman di seluruh aspek kehidupan.
3. Ilmu Tajwid
Pengertian tajwid secara bahasa adalah ucapan, lafal, bacaan
(W.J.S. Poerwadarminta, 2006: 1183). Ilmu tajwid adalah ilmu yang
dengannya kita dapat mengetahui bagaimana cara mengucapkan huruf-
huruf Al-Qur‟an, baik tebal tipisnya (tafkhim dan tarqiq), panjang
pendeknya (mad dan qoshornya), sifat-sifatnya, serta cara membaca
huruf-huruf tertentu apabila bertemu dengan huruf hijaiyyah lainnya
dengan baik (Abdurrohim, 2003: 2).
Tajwid adalah memperbaiki atau memperindah pengucapan setiap
huruf dan makhraj (tempat keluar) serta memberikan haq dan
mustahaq dari sifat-sifatnya. Ilmu tajwid adalah salah satu komponen
materi yang terdapat dalam materi Pendidikan Agama Islam yang
diberikan pada setiap tingkatan sekolah. Dalam ilmu tajwid
menjelaskan cara membaca bacaan dalam Al Qur‟an sehingga
pelafalan dan hukum bacaan dapat dibaca dengan benar serta sesuai
dengan kaidahnya.
Menurut Kurnaidi (2014: 40) Manfaat mempelajari ilmu tajwid
adalah menjaga lidah dari kesalahan ketika membaca Al Qur‟an.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al Muzzammil: 4 berikut
ini:
13
…
Artinya: “… dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.”
(Q.S. Al Muzzammil: 4)
Artinya: “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al
Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.” (Q.S.
Al Qiyamah: 16)
4. Metode Tutor Sebaya
Pembelajaran metode tutor sebaya (peer teaching) adalah metode
belajar yang melibatkan siswa secara aktif, salah satu siswa akan
mengajari siswa lain yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi yang diberikan oleh guru.
Tutor sebaya adalah sistem belajar kelompok, setiap kelompok
dipimpin oleh ketua kelompok, ketua kelompok bertanggung jawab
terhadap kelompoknya. Tutor sebaya adalah pembelajaran yang
dilakukan dengan cara seorang guru menunjuk beberapa siswa yang
memiliki kemampuan lebih dalam membaca Al-Qur‟an untuk menjadi
tutor bagi temannya yang belum mampu dalam membaca Al-Qur‟an.
Siswa yang ditunjuk oleh guru menjadi tutor salah satu diantara
kriterianya adalah memiliki hubungan emosional yang baik, bersahabat
dan menunjang situasi tutoring.
Tutur sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk
membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Dengan
14
menggunakan metode tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih
mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi
sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk
mempelajari materi yang diajarkan dengan baik. Belajar dengan teman
sebaya dapat menghilangkan kecanggungan dan bagi siswa yang
menjadi tutor akan lebih menguasai pelajaran tersebut.
Berdasarkan dari pernyataan-pernyataan di atas, ternyata metode
Tutor Sebaya memberikan kemudahan khusus bagi murid dalam
mengikuti proses belajar mengajar. Begitu pula dalam pelaksanaan
belajar mengajar materi Al-Qur‟an dan Hadits. Oleh karenanya melalui
penggunaan metode Tutor Sebaya, kesulitan-kesulitan yang dialami
dapat dibantu.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian
tindakan kelas (PTK) berbentuk dua siklus yang merupakan model
penelitian tindakan kelas dari Kemmis S dan Mc. Taggart. Setiap
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan
(planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan
refleksi (reflecting). Tetapi semua itu harus diawali dengan refleksi
awal atau pra penelitian.
15
Gambar 1.1: Desain PTK Model Kemmis & Mc. Taggart
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah
05 Kemusu Kabupaten Boyolali yang berjumlah 27 siswa, yang terdiri
dari 12 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Secara rinci dapat di
lihat dalam tabel 1.1. Penelitian ini bertempat di MTs Muhammadiyah
05 Kemusu Kabupaten Boyolali tahun 2018/2019 yang dilakukan
pada semester 1 tanggal 16 Agustus 2018 dan 30 Agustus 2018.
Planning
Acting
Observing
Reflecting
Replanning
Acting Reflecting
Observing
Reaksi Awal
16
Tabel 1.1
Daftar Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten Boyolali
No Nama Jenis Kelamin
1 Amelia Devi M Perempuan
2 Budi Utomo Laki-laki
3 Choirul Anwar Laki-laki
4 Dafid Kurniawan Laki-laki
5 Diah Mira Fitriyani Perempuan
6 Endang Astuti Perempuan
7 Evan Hanafi Laki-laki
8 Feri Mahendra Laki-laki
9 Hendra Bekti Laki-laki
10 Hikmah Fitria Perempuan
11 Maulina Safitri Perempuan
12 Muh. Dio Saputro Laki-laki
13 Muh. Luqman Hakim Laki-laki
14 Muh. Nur Sholeh Laki-laki
15 Nimas Desi Perempuan
16 Nur Rohman Laki-laki
17 Riyo Saputra Laki-laki
18 Ruhmini Perempuan
19 Sartika Perempuan
20 Siti Alimah K. F Perempuan
21 Siti Rohani Perempuan
22 Suripto Laki-laki
23 Thesya Wahyu M Perempuan
17
24 Wisnu Laki-laki
25 Wuyung Sukowati Perempuan
26 Yoga Aryanto Laki-laki
27 Yudianto Laki-laki
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah
yang diteliti, termasuk hasil pra penelitian. Kemudian
merencanakan tindakan yang akan dilakukan, termasuk menyusun
perangkat pembelajaran yang diperlukan dan lain-lain. Sebelum
pembelajaran dimulai terlebih dahulu diadakan refleksi awal untuk
mengetahui karakteristik siswa dan menentukan ketua kelompok
serta anggotanya.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan pembelajaran di
kelas dengan menggunakan perangkat pembelajaran mulai dari
kegiatan awal, inti hingga akhir. Pelaksanaan adalah menerapkan
apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di
kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan
harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan
tidak direkayasa.
Tahap ini merupakan pelaksanaan tindakan sebagaimana
tertuang pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
18
urutan materi yang sudah ditentukan. Untuk menjamin
berlangsungnya dan mutu kegiatan pembelajaran, bila perlu
peneliti dapat memodifikasi tindakan yang terencana dengan tidak
mengorbankan tujuan pembelajaran. (Iskandar Agung, 2012: 228)
c. Pengamatan (Observing)
Prof. Supardi dalam Suyadi (2015: 63) menyatakan bahwa
observasi yang dimaksud pada tahap ini adalah pengumpulan data.
Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa
jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada tahap ini, peneliti
harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara
mengumpulkan, dan alat atau instrument pengumpulan data.
Observasi adalah pengamatan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung yang dilakukan oleh kolaborator atau observer secara
bersamaan pada saat pembelajaran. Jika PTK dilakukan secara
kolaboratif, maka pengamatan harus dilakukan oleh kolaborator,
bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Walaupun demikian,
antara tindakan (dilakukan oleh guru) dan pengamatan (tindakan
oleh kolaborator), keduanya harus berlangsung dalam satu waktu
dan satu tempat atau kelas.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil analisis data
bersama kolaborator tentang hasil suatu tindakan yang dilakukan
19
demi mencapai keberhasilan penelitian dari seluruh aspek yang
ditentukan.
Hasil dari pengamatan ini dijadikan dasar untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap rencana awal pada siklus berikutnya.
Juga sebagai landasan apakah PTK ini sudah memenuhi target atau
perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. (Iskandar Agung, 2012:
230)
Refleksi atau evaluasi diri baru bisa dilakukan ketika
pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan. Refleksi akan lebih
efektif jika antara guru yang melakukan tindakan berhadapan
langsung atau diskusi dengan pengamat atau kolaborator.
4. Teknik Pengumpulan Data
Setiap orang memiliki kecenderungan untuk melihat apa yang
ingin dilihat, mendengar apa yang ingin di dengar, dan melakukan apa
yang menjadi keinginannya. Anggapan dasar ini sering mengganggu
peneliti sebagai manusia di dalam mengadakan pengamatan.
a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. (Suharsimi Arikunto, 2002: 32)
20
Tes yang sudah distandarisasi adalah tes yang telah mengalami
proses validitas dan reliabilitas untuk suatu tujuan tertentu dan
untuk sekelompok siswa tertentu (Djamarah, 2002: 218).
Tes ini digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar
siswa setelah ada perubahan aktivitas saat proses pembelajaran
selama satu siklus. Tes dilakukan setiap akhir siklus.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. Mengamati adalah menatap kejadian, gerak
atau proses. Dalam observasi ini, peneliti menggunakan observasi
terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
(Sugiyono, 2008: 146).
Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang
berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah
laku dan interaksi kelompok. Tipe-tipe pengamatan, yaitu
pengamatan berstruktur (dengan pedoman) dan pengamatan tidak
berstruktur (tidak menggunakan pedoman). (Hamzah B. Uno,dkk,
2012: 90)
Observasi digunakan untuk mengetahui kinerja guru dan sikap
siswa selama pembelajaran berlangsung.
21
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar, maupun elektronik. Dalam penelitian ini
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.
Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
dokumen tentang gambaran umum sekolah, keadaan guru dan
siswa. (Sugiyono, 2008: 329).
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai dokumen sekolah (profil, visi misi dan
program-program sekolah), daftar nama dan nilai awal peserta
didik sebelum pelaksanaan metode tutor sebaya.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data adalah:
a. Silabus PAI kelas VIII
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas VIII
c. Lembar Kerja Siswa (LKS)
d. Lembar Tes
e. Lembar Observasi
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengurai (memecahkan) sesuatu
ke dalam bagian-bagiannya. Analisis data adalah menganalisa seluruh
22
data yang sudah terkumpul untuk mengetahui seberapa besar
keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa.
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah
semua data yang diperoleh melalui hasil tes, observasi dan wawancara.
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis dengan cara sebagai
berikut:
1. Membandingkan Pencapaian Nilai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
Peneliti membandingkan pencapaian nilai dengan KKM
pada setiap siklusnya dengan ketentuan jika nilai siswa ≥ dari batas
KKM, yaitu 75, maka siswa tersebut telah mencapai KKM.
Apabila nilai siswa kurang dari 75, maka siswa tersebut tidak
mencapai batas KKM.
2. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas
tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Tetapi
berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar
ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal
dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan
berpedoman pada dua pertimbangan, yaitu: kemampuan peserta
didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka keberhasilan
penelitian ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa, yaitu apabila
23
siswa telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal 85% dari jumlah
seluruh siswa dengan nilai KKM 75. Untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan statistik
deskriptif dengan mencari prosentase dari hasil belajar siswa,
sebagaimana rumus:
100%F
P XN
Keterangan:
P: Persentase
F : Jumlah siswa yang tuntas belajar
N : Jumlah semua siswa.(Djamarah, 2000: 226)
Penilaian rata-rata menurut Aqib (2009: 204), dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
X=x
N
Keterangan:
x = Jumlah nilai keseluruhan siswa
N = Jumlah siswa
X = Nilai rata-rata
24
H. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan penulisan laporan penelitian ini, maka
dibuat sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
Bagian awal skripsi, meliputi: sampul, lembar berlogo, judul,
lembar persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini memuat aspek-aspek yang
lazimnya ada dalam laporan penelitian, yakni: Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis
Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Definisi Operasional, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini memuat aspek tentang kajian
teori dan kajian pustaka.
Bab III Pelaksanaan Penelitian. Dalam bab ini memuat: Gambaran
Umum Lokasi Penelitian, Subjek Penelitian dan Karakteristik Siswa,
Gambaran Pelaksanaan Penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini berisi:
Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Bab V Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari
kesimpulan, saran dan kata penutup.
Pada bagian akhir skripsi ini akan dimuat tentang daftar pustaka,
lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku
manusia. Proses tersebut tidak akan pernah terjadi apabila tidak
ada suatu hal yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. (Syaiful
Bahri Djamarah, 2002: 141)
Belajar merupakan suatu aktifitas yang dapat dilakukan
secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktifitas yang
bersifat psikologis yaitu aktifitas yang merupakan proses
mental, misalnya aktifitas berpikir, memahami, menyimpulkan,
menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan,
menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktifitas yang bersifat
fisiologis yaitu aktifitas yang merupakan proses penerapan atau
praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan,
26
latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi
dan sebagainya. (Rusman, 2016: 12-13)
Belajar pada prinsipnya adalah proses perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-
sumber atau obyek belajar baik secara sengaja dirancang atau
tanpa sengaja dirancang. Kegiatan belajar tersebut dapat
dihayati atau dialami oleh orang yang sedang belajar. Belajar
yang dihayati oleh siswa ada hubungannya dengan usaha
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Sedangkan menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 2)
“Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang
dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi
tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan
seseorang secara alamiah”. Tetapi perubahan itu bisa di
dapatkan seseorang karena adanya usaha (proses).
Belajar adalah jendela dunia. Maka, dengan belajar orang
bisa mengetahui banyak hal, oleh sebab itu Islam sangat
menekankan tentang masalah belajar. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surah Az-Zumar ayat: 9 berikut:
27
Artinya: “Katakanlah hai Muhammad: "Adakah sama antara
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran”.
Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran
adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan
mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa.
perubahan dalam kepribadian ditunjukkan oleh adanya
perubahan perilaku akibat belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan untuk
memperoleh perubahan tingkah laku pada diri individu sebagai
hasil dari pengalaman atau interaksi dengan lingkungan.
2) Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Agus Suprijono (2011: 4-5) Prinsip-prinsip belajar
terdiri dari perubahan perilaku, belajar merupakan proses dan
belajar merupakan bentuk pengalaman. Masing-masing prinsip
belajar tersebut adalah sebagai berikut:
a) Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
(1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu
perubahan yang disadari.
(2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku
lainnya.
28
(3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
(4) Positif atau berakumulasi.
(5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan
dilakukan.
(6) Permanen atau tetap.
(7) Bertujuan dan terarah.
(8) Mencakup keseluruhan potensi manusia.
b) Belajar merupakan Proses
Belajar merupakan proses yang terjadi karena
didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar
adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan
organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari
beberapa komponen belajar.
c) Belajar merupakan Bentuk Pengalaman
Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman
pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan.
3) Tujuan Belajar
Menurut Sardiman (1994: 28-29) dalam bukunya
menyatakan bahwa tujuan belajar adalah mendapatkan
pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan serta
pembentukan sikap. Beberapa tujuan belajar adalah sebagai
berikut:
29
a) Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir.
Pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai hal yang
tidak bisa dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tanpa adanya
pengetahuan, begitupun sebaliknya, kemampuan berpikir
akan memperkaya pengetahuan.
b) Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga
memerlukan suatu keterampilan. Kemampuan dapat di didik
yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
c) Pembentukan Sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan
pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati
dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan
mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk
mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka
perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui
30
prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar
berlangsung.
Hasil belajar atau yang sering disebut dengan prestasi
belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses,
sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar.
Kingsley membedakan hasil belajar siswa (individu) menjadi
tiga jenis yaitu: 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan
dan pengertian, 3) sikap dan cita-cita. Hasil belajar yang
digunakan dalam PTK ini adalah nilai langsung yang diperoleh
siswa pada saat melakukan penelitian, bukan nilai raport.
Menurut Oemar Hamalik (2007: 30) hasil belajar adalah
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang
dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari
sebelumnya dan tidak tahu menjadi tahu.
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Susanto
(2013: 5) dalam bukunya berpendapat bahwa, siswa yang
31
berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Sedangkan hasil belajar menurut Bloom et al. digolongkan
menjadi 3 bagian yaitu: 1) Kognitif, yaitu hasil belajar yang
ada kaitannya dengan ingatan, kemampuan berpikir atau
intelektual. Pada kategori ini hasil belajar terdiri dari enam
tingkatan yang sifatnya hierarkis, meliputi: pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan kreativitas.
2) Afektif, yaitu merujuk pada hasil belajar yang berupa
kepekaan rasa atau emosi. Jenis hasil belajar ranah ini meliputi:
kepekaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi
dan pembentukan pola hidup. 3) Psikomotor, yaitu kemampuan
gerak tertentu. Kemampuan gerak ini juga bertingkat mulai dari
gerak sederhana yang mungkin dilakukan secara reflex hingga
gerak kompleks yang terbimbing hingga gerak kreativitas.
Melalui proses belajar diharapkan yang bisa terbentuk adalah
gerak-gerak yang kompleks menurut suatu kaidah tertentu
hingga gerak kreativitas. (Deni Kurniawan, 2014: 10-12)
Secara keseluruhan biasanya hasil belajar akan tampak
berupa:
a) Kebiasaan, seperti: peserta didik belajar bahasa berkali-kali
menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur
32
yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
b) Keterampilan, seperti: menulis dan berolah raga yang
meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu
memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran
yang tinggi.
c) Pengamatan, yakni proses menerima, menafsirkan dan
memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra
secara objektif sehingga peserta didik mampu mencapai
pengertian yang benar.
d) Berpikir asosiatif, yakni berpikir dengan cara
mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan
menggunakan daya ingat.
e) Berpikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-
prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab
pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa”
(why).
f) Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk
bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
g) Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).
h) Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu).
33
i) Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan
perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang,
benci, was-was dan sebagainya.
Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang
telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar
mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil
belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa
perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan,
keuletan, ketabahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan, dan
sebagainya yang menuju pada perubahan positif.
2) Macam-macam Hasil Belajar
Menurut Agus Suprijono (2011: 5-6) dalam bukunya,
berpendapat bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Macam-macam hasil belajar adalah sebagai
berikut:
a) Informasi verbal yaitu kemampuan mengungkapkan
pengetahuan dan bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan untuk
mempresentasikan konsep dan lambang. Kemampuan
intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi,
kemampuan analisis-sintesis, fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
34
c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah.
d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
Sedangkan ciri-ciri hasil belajar adalah sebagai berikut:
a) Hasil belajar memiliki kapasitas berupa pengetahuan,
kebiasaan, keterampilan sikap dan cita-cita.
b) Adanya perubahan mental dan perubahan jasmani.
c) Memiliki dampak pengajaran dan pengiring.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua
yaitu, faktor eksternal dan faktor internal. Di bawah ini akan
dijelaskan lebih luas tentang faktor-faktor tersebut. (Dimyati
dan Mudjiono, 2002: 36).
35
a) Faktor Internal
Faktor yang terdapat dalam diri siswa adalah sebagai
berikut:
(1) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian
tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan
penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu
mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak
atau mengabaikan.
(2) Motivasi belajar
Motivasi merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar.
(3) Konsentrasi belajar
Konsentrasi merupakan kemampuan memusatkan
perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut
tertuju pada isi bahan pelajaran, maupun proses
memperolehnya.
(4) Mengelola bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa
untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran
sehingga menjadi bermakna bagi siswa.
36
(5) Menyimpan perolehan hasil belajar
Merupakan kemampuan menyimpan isi pesan pelajaran
dan cara perolehan pelajaran.
(6) Menggali hasil belajar yang tersimpan
Merupakan proses mengaktifkan pesan pelajaran yang
telah diterima.
(7) Kemampuan berprestasi
Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak
proses belajar.
(8) Rasa percaya diri siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan
diri bertindak dan berhasil.
(9) Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya
kebiasaan belajar yang kurang baik. Hal ini dapat
diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan
diri.
b) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar:
(1) Guru sebagai Pembina siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya
mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya
tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsa.
37
(2) Prasarana dan sarana pembelajaran
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang
belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang
kesenian dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran
meliputi buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium
sekolah, dan berbagai pelajaran yang ada.
(3) Kebijakan penilaian
Keputusan hasil belajar merupakan puncak harapan
siswa. secara kejiwaan siswa terpengaruh atau terancam
tentang hasil belajar. oleh karena itu sekolah dan guru
diminta berlaku arif dan bijak dalam menyampaikan
keputusan hasil belajar siswa.
(4) Lingkungan sosial siswa di sekolah
Lingkungan sosial siswa adalah suatu lingkungan
pergaulan yang dibentuk siswa-siswa di sekolah. Dalam
kehidupan lingkungan sosial siswa terjadi hubungan
seperti hubungan akrab, kerjasama, berkompetensi,
bersaing, konflik atau perkelahian.
Sedangkan menurut Sudjana (2002: 22) ada dua faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Kedua faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa. faktor ini
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor biologis
38
dan faktor psikologis. Faktor biologis antara lain: usia
kematangan dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis
antara lain: kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan
kebiasaan belajar.
b) Faktor yang bersumber dari luar diri siswa. dapat
diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan
faktor non manusia seperti alam, benda, hewan dan
lingkungan fisik.
2. Al-Qur’an Hadits
Allah SWT dengan sifat rahman dan rahim-Nya melalui lisan
rasul-Nya, menurunkan dua pedoman yang harus dipahami untuk
diikuti dan dipedomani manusia dakam rangka mengemban kewajiban
hamba dan tugas-tugas kekhalifahan.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 7:
Artinya: “Apa yang diberikan kepadamu, maka terimalah dan apa
yang dilarangnya, maka tinggalkanlah, dan bertaqwalah
kepada Allah, sesumgguhnya hukum Allah sangatlah keras”.
(Q.S. Al-Hasyr: 7)
Ayat di atas memberikan pemahaman bahwa manusia
diperintahkan untuk menjadikan Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai
sumber nilai yang harus dipedomani dalam kehidupan manusia.
39
Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits merupakan hal yang harus
diperhatikan oleh setiap muslim, baik oleh diri sendiri, keluarga serta
untuk semua orang Islam. Hal tersebut dikarenakan Al-Qur‟an Hadits
merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama.
Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits harus ditanamkan semenjak kecil
dengan maksud agar di usia mendatang akan lebih terbiasa dan
memudahkan dalam mempelajari agama Islam yang komplek.
Al-Qur‟an Hadits adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang menekankan pada kemampuan membaca dan
menulis Al-Qur‟an dan Hadits yang benar, serta hafalan terhadap
surat-surat pendek dalam Al-Qur‟an, pengenalan arti dan makna secara
sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan Hadits.
Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits merupakan unsur mata pelajaran
PAI pada madrasah yang memberikan pendidikan pada peserta didik
untuk memahami dan mencintai Al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber
ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari (Depag, 2006: 3).
Al-Qur‟an Hadits sebagai mata pelajaran komponen dasar
madrasah tsanawiyah, dalam penyajiannya perlu adanya pendekatan
yang mencakup seluruh aspek bagi perkembangan dan pertumbuhan
anak didik. Adapun cakupan materi Al-Qur‟an Hadits pada setiap
aspek dikembangkan secara terpadu yang meliputi:
40
a. Keimanan, mendorong peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah SWT sebagai
sumber kehidupan.
b. Pengamalan, mengkondisikan anak didik untuk mempraktekkan
dan merasakan hasil-hasil pengamalan isi Al-Qur‟an dan Hadits
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pembiasaan, membiasakan sikap dan perilaku yang baik sesuai
ajaran Islam.
d. Rasional, memfungsikan rasio peserta didik sehingga isi dan nilai-
nilai yang ditanamkan mudah dipahami.
e. Emosional, menggugah perasaan atau emosi peserta didik dalam
menghayati kandungan Al-Qur‟an dan Hadits sehingga lebih
terkesan.
f. Fungsional, menyajikan materi pelajaran yang memberikan
manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan.
g. Keteladanan, menjadikan guru dan komponen madrasah lainnya
sebagai teladan dan cermin dari individu yang mengamalkan isi Al-
Qur‟an dan Hadits. (Depag, 2006: 4)
Peran dan efektifitas pendidikan agama di madrasah sebagai
landasan pengembangan spiritual untuk kesejahteraan masyarakat.
Pendidikan Al-Qur‟an Hadits di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian
yang integral dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya
faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian
41
peserta didik, tetapi secara subtansial mata pelajaran Al-Qur‟an dan
Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai agama yang terkandung
dalam Al-Qur‟an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun ruang lingkup materi/bahan kajian (karakteristik)
pembelajaran Al-Qur‟an Hadits di Madrasah Tsanawiyah adalah
sebagai berikut:
a. Membaca dan menulis yang merupakan unsur penerapan
ilmutajwid.
b. Menerjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman,
interpretasi ayat dan hadits dalam memperkaya khazanah
intelektual.
c. Menerapkan isi kandungan ayat, hadits yang merupakan unsur
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pembelajaran Al-Qur‟an Hadits agar peserta didik gemar
membaca Al-Qur‟an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya,
memahami, meyakini kebenarannya dan mengamalkan ajaran dan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan
pedoman dalam seluruh aspek kehidupan.
Secara fungsional pelajaran Al-Qur‟an Hadits memiliki beberapa
fungsi, antara lain:
42
a. Sebagai pengajaran, yaitu menyampaikan informasi ilmu
pengetahuan dan pesan-pesan Al-Qur‟an Hadits tentang berbagai
disiplin ilmu pengetahuan.
b. Sebagai sumber nilai, yaitu sebagai landasan nilai sikap, nilai
keyakinan dan akhlak untuk terbentuknya insane yang utuh dalam
rangka mencapai kebahagiaan hidup dunia akhirat.
c. Sebagai sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan dan
semangat yang kuat dalam beramal dan lebih meyakini akan makna
perbuatan yang dilakukannya.
d. Sebagai pengembang daya pikir dan nalar anak didik sesuai dengan
tingkat perkembangannya, melalui proses pendidikan, membaca,
menghafal dan menerjemahkan Al-Qur‟an Hadits.
e. Sebagai perbaikan, yaitu dapat memberikan kekuatan dan
kemampuan untuk dapat menangkal berbagai hal yang dapat
menghambat anak didik dalam perkembangan menuju keimanan
dan ketaqwaan.
f. Sebagai pembiasaan, yaitu pemahaman ilmu pengetahuan,
penanaman dan pengembangan nilai-nilai Al-Qur‟an dalam kontek
lingkungan fisik dan sosial.
Di usia peserta didik yang masih belia memungkinkan mereka
untuk lebih cepat meresap, menghafal dan mengingat tentang apa
yang telah diajarkan Al-Qur‟an dan Hadits yang mereka dapatkan di
sekolah (madrasah). Sehingga peserta didik dapat mengamalkan
43
dalam kehidupan mereka sesuai dengan tuntutan dan anjuran dari Al-
Qur‟an dan Hadits. Dan diharapkan peserta didik dapat terhindar dari
pergaulan yang pada saat ini semakin bebas.
3. Ilmu Tajwid
a) Pengertian Ilmu Tajwid
Untuk mempelajari Al-Qur‟an, ada beberapa kaidah yang
harus diperhatikan. Kaidah-kaidah itulah yang disebut dengan ilmu
tajwid. Pengertian ilmu tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah
serta cara membaca Al-Qur‟an dengan sebaik-baiknya.
Pengertian tajwid secara bahasa adalah ucapan, lafal, bacaan
(W.J.S. Poerwadarminta, 2006: 1183). Ilmu tajwid adalah ilmu
yang dengannya kita dapat mengetahui bagaimana cara
mengucapkan huruf-huruf Al-Qur‟an, baik tebal tipisnya (tafkhim
dan tarqiq), panjang pendeknya (mad dan qoshornya), sifat-
sifatnya, serta cara membaca huruf-huruf tertentu apabila bertemu
dengan huruf hijaiyyah lainnya dengan baik (Abdurrohim, 2003:
2).
Tajwid adalah memperbaiki atau memperindah pengucapan
setiap huruf dan makhraj (tempat keluar) serta memberikan haq
dan mustahaq dari sifat-sifatnya. Ilmu tajwid adalah salah satu
komponen materi yang terdapat dalam materi Pendidikan Agama
Islam yang diberikan pada setiap tingkatan sekolah. Dalam ilmu
tajwid menjelaskan cara membaca bacaan dalam Al Qur‟an
44
sehingga pelafalan dan hukum bacaan dapat dibaca dengan benar
serta sesuai dengan kaidahnya.
Terdapat dua hukum yang berkaitan dengan ilmu tajwid.
Pertama, hukum mempelajari tajwid sebagai ilmu pengetahuan
hukumnya adalah fardhu kifayah. Kedua, hukum menerapkan ilmu
tajwid dalam membaca ayat-ayat Al-Qur‟an hukumnya fardhu „ain.
Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk memelihara
bacaan Al-Qur‟an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara
lisan dari kesalahan membaca. Sedangkan menurut Abu Rifqi
(2007: 6) tujuan mempelajari Ilmu tajwid adalah agar dapat
membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.
Menurut Kurnaidi (2014: 40) Manfaat mempelajari ilmu
tajwid adalah menjaga lidah dari kesalahan ketika membaca Al
Qur‟an. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al
Muzzammil: 4 berikut ini:
Artinya: “… dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.”
(Q.S. Al Muzzammil: 4)
Artinya: “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al
Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.”
(Q.S. Al Qiyamah: 16)
45
b) Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Materi Tajwid Kelas VIII
Pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits pokok bahasan tajwid
untuk kelas VIII semester I adalah difokuskan kepada hukum
bacaan Mad Iwad, Mad Layyin dan Mad Arid Lissukun. Mad
secara bahasa artinya memanjangkan dan menambah. Sedangkan
menurut istilah adalah memanjangkan suara dengan salah satu
huruf dari huruf-huruf mad.
(1) Mad Iwad
Iwad artinya ganti. Mad Iwad adalah mad yang terjadi
apabila ada fathah tanwin ( ) terletak pada akhir ayat atau
tanda waqaf (berhenti). Cara membacanya seperti mad thabi‟i
yaitu dua harakat atau satu alif. (Abu Rifqi, 2007: 38)
Mad iwad artinya ganti, yaitu mengganti suara fathah
tanwin dengan mad. Khusus fathah tanwin yang berada pada
huruf ta marbutah ( ة ), tidak dibaca mad karena huruf
tersebut jika diwaqafkan berubah bunyi menjadi ha ( ه ).
Contoh-contoh:
ب ب حكيم بحكيمب dibacaعليم عليم
ب صزاط بمستقيمب dibacaصزاط بمستقيم
ا ببصيز ببصي dibaca سميع زاسميع
بمبين ب بمبينب dibacaفتح فتح
46
(2) Mad Layyin
Mad Layyin disebut juga mad lin. Layyin artinya lunak.
Mad layyin adalah mad yang terjadi apabila ada wawu ( و )
atau ya ( ي ) mati yang didahului oleh huruf yang harakat
fathah.
Contoh:
ت أرأي يىمئذ
قىمهم خىف
الغيز
(3) Mad Arid Lissukun
Arid Lissukun artinya bacaan panjang karena ada sukun.
Mad Arid Lissukun adalah mad yang terjadi apabila ada
huruf mad (و يأ ) yang terletak pada akhir ayat atau tanda
waqaf (berhenti). Yang perlu diperhatikan dalam mad arid
lissukun adalah setelah huruf mad itu harus ada huruf lain.
Huruf ini sebagai akhir pemberhentian bacaan. Cara
membaca mad arid lissukun ada tiga macam, yaitu boleh dua,
empat atau enam harakat. Yang paling utama adalah
membacanya dengan enam harakat.
47
Contoh:
هم المفلحىن خبلدون
رة العبلميه ملك النبس
4. Metode Tutor Sebaya
a. Pengertian Metode
Sebagai komponen dalam pengajaran, metode mempunyai
peran yang sangat penting dan patut dipertimbangkan guna
meningkatkan kualitas pembelajaran. tanpa adanya metode,
kegiatan interaksi edukatif tidak akan berproses secara baik. Oleh
karena itu, setiap guru hendaknya mempersiapkan metode untuk
mengajar sebelum guru melaksanakan pembelajaran.
Istilah metode sering kali disamakan dengan istilah
pendekatan, strategi dan teknik sehingga dalam penggunaannya
juga sering saling bergantian, yang pada intinya adalah suatu cara
untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan atau cara yang
tepat dan cepat untuk meraih tujuan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. (Moh. Roqib, 2009: 90)
Metode secara bahasa berarti cara yang telah teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. (W.J.S.
Poerwadarwminta, 1999: 649). Selain itu metode juga dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi dengan menggunakan bentuk tertentu,
seperti ceramah, diskusi (halaqah), penugasan, dan lainnya.
48
Sedangkan secara garis besar, metode adalah rencana menyeluruh
yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur
dan tidak saling bertentangan, yang didasarkan pada pendekatan
tertentu.
Guru harus mampu menciptakan suatu situasi yang dapat
memudahkan tercapainya tujuan pendidikan. Metodologi
merupakan upaya sistematis untuk mencapai tujuan, oleh karena itu
diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Tujuan harus
dirumuskan dengan sejelas-jelasnya sebelum seseorang
menentukan dan memilih metode pembelajaran yang akan
digunakan.
Metode merupakan bagian yang sangat penting dan tidak
terpisahkan dari semua komponen pendidikan lainnya, seperti
tujuan, materi, evaluasi, situasi dan lain-lain. Oleh karena itu,
dalam pelaksanaan Pendidikan Agama diperlukan suatu
pengetahuan tentang metodologi Pendidikan Agama, dengan
tujuan agar setiap pendidik agama dapat memperoleh pengertian
dan kemampuan sebagai pendidik yang profesional.
Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasikan
lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan
siswa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya
metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak
menutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi
49
yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan
melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan
dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. (Abdul Majid, 2014: 21)
Jadi dapat disimpulkan bahwa, metode adalah suatu cara
yang paling tepat, yang digunakan seorang guru dalam proses
pembelajaran agar suatu materi pelajaran dapat disampaikan secara
terarah, efisien dan sisitematis untuk mencapai tujaun belajar.
b. Tutor Sebaya
Pembelajaran metode tutor sebaya adalah metode belajar
yang melibatkan siswa secara aktif, salah satu siswa akan
mengajarisiswa lain yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi yang diberikan oleh guru.
Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan
oleh siswa kepada teman-teman calon guru. Selain itu, peer
teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu siswa itu lebih
memahami materi pembelajaran. (Abdul Majid, 2014: 206)
Tutor sebaya adalah sistem belajar kelompok, setiap
kelompok dipimpin oleh ketua kelompok, ketua kelompok
bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Tutor sebaya adalah
pembelajaran yang dilakukan dengan cara seorang guru menunjuk
beberapa siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam membaca
50
Al-Qur‟an untuk menjadi tutor bagi temannya yang belum mampu
dalam membaca Al-Qur‟an. Siswa yang ditunjuk oleh guru
menjadi tutor salah satu diantara kriterianya adalah memiliki
hubungan emosional yang baik, bersahabat dan menunjang situasi
tutoring.
Tutur sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas
untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar.
Dengan menggunakan metode tutor sebaya diharapkan setiap
anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah
yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu
semangatnya untuk mempelajari materi yang diajarkan dengan
baik. Belajar dengan teman sebaya dapat menghilangkan
kecanggungan dan bagi siswa yang menjadi tutor akan lebih
menguasai pelajaran tersebut.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 62), adakalanya
seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan
oleh kawan sebangku atau kawan yang lain karena tidak adanya
rasa enggan atau malu untuk bertanya, guru dapat meminta bantuan
kepada anak-anak yang menerangkan kepada kawan-kawannya.
Pelaksanaan ini disebu tutor sebaya karena mempunyai usia yang
hampir sebaya.
51
tutor sebaya merupakan bagian dari cooperative learning
atau belajar bersama. Dalam model ini siswa yang kurang mampu
dibantu belajar oleh teman-temanya sendiri yang lebih mampu
dalam suatu kelompok. Bentuknya adalah satu tutor membimbing
satu teman, atau satu tutor membimbing satu teman dalam satu
kelompok. Dari banyak pengalaman model peer tutoring lebih
jalan dari pada tutor oleh seorang guru karena situasi siswa dengan
tutor lebih dekat, sedangkan dengan guru agak jauh.
Pembelajaran hendaknya bekerja sama dalam kebaikan,
sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Maidah: 2 yang berbunyi:
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya”. (Q.S. al-Maidah: 2)
Inti dari metode pembelajaran tutor sebaya ini adalah
pembelajaran yang pelaksanaannya dengan membagi kelas dalam
kelompok-kelompok kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya
guru melainkan juga teman sebaya yang pandai dan cepat dalam
menguasai suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran ini, siswa
yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kemampuan yang lebih
52
tinggi dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia
memberikan bimbingan dia sudah dapat menguasai bahan yang
akan disampaikan.
Tujuan penggunaan metode dengan tutor sebaya adalah
sebagai berikut:
1) Dapat mengatasi keterbatasan media atau alat pembelajaran.
2) Dengan adanya kelompok, guru bertugas sebagai fasilitator
karena kesulitan yang dihadapi kelompok/siswa dapat diatasi
melalui tutor sebaya yang ditunjuk guru karena kepandaiannya.
3) Dengan kerja kelompok anak yang kesulitan dapat dibantu
dengan tutor sebaya tanpa perasaan takut dan malu.
4) Dapat meningkatkan partisipasi dan kerjasama siswa serta
belajar bertanggung jawab.
5) Dengan belajar kelompok tutor sebaya melatih siswa untuk
belajar bersosialisasi.
6) Menghargai orang lain.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 62-63) seseorang yang
ditunjuk sebagai tutor tidak harus yang paling pandai, tetapi yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Dapat diterima atau disetujui oleh siswa sehingga tidak ada
perasaan takut atau malu untuk bertanya.
2) Dapat menerangkan bahan-bahan materi yang dibutuhkan
siswa.
53
3) Tidak tinggi hati atau keras hati terhadap sesama teman.
4) Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan
bimbingan kepada temannya.
Memilih siswa sebagai tutor yang memenuhi kriteria di atas
memang tidak mudah. Akan tetapi dapat diatasi dengan jalan
memberikan petunjuk sejelas-jelasnya tentang apa yang harus
dilakukan oleh tutor. Petunjuk dari guru sangat diperlukan bagi
setiap tutor, karena hanya guru yang mengetahui jenis kelemahan
siswa, sedangkan tutor hanya membantu melaksanakan perbaikan.
Langkah-langkah metode tutor sebaya sebagai berikut:
1) Pilihlah materi dan bagi dalam sub-sub materi.
2) Guru membentuk kelompok siswa secara heterogen sebanyak
sub-sub materi.
3) Masing-masing kelompok mempelajari materi itu dengan
dipandu siswa yang pandai.
4) Beri waktu yang cukup untuk persiapan.
5) Setiap kelompok menyampaikan sub materi sesuai dengan
tugas yang telah diberikan.
6) Berilah kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman
siswa yang perlu diluruskan. (Saminanto, 2010: 48)
Adapun proses dari model pembelajaran tutor sebaya terdiri
dari langkah-langkah berikut:
1) Perencanaan
54
Pada tahap ini, guru mempelajari bahan ajar dengan
seksama dan mengidentifikasi bagian-bagian sulit dari isi
bahan ajar kemudian menyusun strategi untuk membantu siswa
meghadapi kesulitan agar bisa mempelajari bagian yang sulit.
2) Persiapan
Pada tahap ini, guru menyiapkan bahan ajar tambahan
seperti variasi, contoh-contoh penyelesaian soal atau LKS.
3) Pelaksanaan
Pada tahap ini, guru mengidentifikasi peserta didik yang
menghadapi kesulitan dalam memahami bahan ajar yang
diberikan dan sulit dipahami dan melaksanakan tutorial dengan
menggunakan bahan dan langkah-langkah yang telah
disiapkan.
4) Evaluasi
Pada tahap ini, guru melakukan tanya jawab untuk
meyakinkan bahwa peserta didik tersebut telah mengatasi
kesulitan belajarnya dan memahami materi yang sedang
dipelajarimdan memberikan tugas mandiri.
Karena keidentikannya dengan metode simak-menyimak,
maka strategi tutor sebaya juga memiliki keefektifan yang sama
dengan metode simak-menyimak, antara lain (Munjahid, 2007:
151-153):
1) Menambah konsentrasi dan motivasi dalam menghafal.
55
2) Menambah kelancaran hafalan.
3) Menghindari kesalahan.
4) Melatih mental.
5) Melatih diri untuk tartil.
Menurut Zuhairini (1983: 107) dikemukakan bahwa segi
positif metode Tutor Sebaya itu adalah:
a. Dalam waktu yang relatif singkat, cepat dapat diperoleh
penguasaan dan keterampilan yang diharapkan.
b. Para siswa akan memiliki pengetahuan yang siap karena lebih
mudah menangkap bahasa yang disampaikan teman
sebayanya.
c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara
rutin dan disiplin.
Menurut Zuhairini (1983: 107). Segi negatif metode Tutor
Sebaya sebagai berikut:
a. Menghambat perkembangan dan daya inisiatif murid.
b. Kurang memperhatikan penyesuaian dengan lingkungan.
c. Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang kaku dan otomatis.
d. Membentuk pengetahuan verbalis dan mekanis.
Sedangkan menurut Djamarah (2006: 26-27) kelebihan dan
kekurangan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan metode tutor sebaya
56
a) Adakalanya hasilnya baik bagi beberapa anak yang
mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru.
b) Bagi tutor akan mempunyai akibat memperkuat konsep
yang sedang dibahas dengan memberitahukan kepada anak
lain seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya
kembali. Penguasaan peserta didik terhadap bahan
pelajaran lebih mendalam, juga melatih murid berpikir
ilmiah.
c) Menumbuhkan sikap obyektif, percaya diri, bersungguh-
sungguh, berani serta bertanggung jawab.
d) Mempererat hubungan antar sesama peserta didik sehingga
mempertebal perasaan sosial.
2) Kekurangan metode tutor sebaya
a) Peserta didik yang dibantu sering belajar kurang serius,
karena hanya berhadapan dengan kawannya, sehingga
hasilnya kurang memuaskan.
b) Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya, karena
takut rahasianya diketahui kawannya.
c) Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring akan sukar
dilaksanakan, karena perbedaan jenis kelamin antara tutor
dengan peserta didik yang diberi program perbaikan.
57
d) Guru akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi secara
tepat proses pemecahan masalah yang dilakukan peserta
didik.
e) Tidak semua peserta didik yang pandai atau cepat waktu
belajarnya dapat mengerjakan dengan kawan-kawannya.
Metode tutor sebaya pada dasarnya menuntut adanya
partisipasi aktif dari peserta didik dalam proses pembelajaran yang
dilakukan. Ada beberapa prinsip belajar dalam metode tutor sebaya
yang dapat menunjang tumbuhnya cara siswa belajar aktif dalam
proses pembelajaran yang dilakukan, yaitu:
1) Stimulasi belajar
Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi
biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat
berbentuk verbal/bahasa, visual, auditif, taktik, dan lain-lain.
Ada dua cara yang mungkin membantu para siswa agar pesan
tersebut mudah diterima. Cara pertama perlu adanya
pengulangan sehingga membantu siswa dalam memperkuat
pemahamannya. Cara kedua adalah siswa menyebutkan
kembali pesan yang disampaikan guru kepada siswa.
2) Perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam
proses belajar mengajar. Ada beberapa cara untuk
58
menumbuhkan perhatian dan motivasi, antara lain melalui cara
mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi,
memberikan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan
media dan alat bantu yang menarik perhatian siswa, seperti
gambar, foto, diagram, dan lain-lain. Sedangkan motivasi
belajar bisa tumbuh dari dua hal, yakni tumbuh dari dalam
dirinya sendiri dan tumbuh dari luar dirinya.
3) Respons yang dipelajari
Keterlibatan atau respons siswa terhadap stimulus guru bisa
meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal
terhadap informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi
kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru, menilai kemampuan dirinya
dalam menguasai informasi, melatih diri dalam menguasai
informasi yang diberikan dan lain-lain.
4) Penguatan
Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan berasal
dari luar dan dari dalam dirinya. Penguat belajar yang berasal
dari luar diri seperti nilai, pengakuan prestasi siswa,
persetujuan pendapat siswa, ganjaran, hadiah dan lain-lain,
merupakan cara untuk memperkuat respons siswa. sedangkan
59
penguat dari dalam dirinya bisa terjadi apabila respons yang
dilakukan siswa betul-betul memuaskan dirinya dan sesuai
dengan kebutuhannya.
5) Pemakaian dan pemindahan
Belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk memindahkan apa
yang sudah dipelajari pada situasi lain yang serupa di masa
mendatang. Asosiasi dapat dibentuk melalui pemberian bahan
yang bermakna, berorientasi kepada pengetahuan yang telah
dimiliki siswa, memberi contoh yang jelas, memberi latihan
yang teratur, pemecahan masalah yang serupa, melakukan
dalam situasi yang menyenangkan. (Ahmadi & Widodo, 2004:
213-216)
Dengan membiasakan peserta didik menggunakan langkah-
langkah yang kreatif dalam memecahkan masalah, diharapkan
dapat membantu untuk mengatasi kesulitan dalam belajar. Tujuan
dari pendekatan tutor sebaya adalah untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik, dapat menghilangkan kecanggungan/malu,
bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami sehingga kesulitan-
kesulitan yang dihadapi lebih mudah diselesaikan karena sumber
belajar tidak hanya guru melainkan dari teman sekelas yang nilai
KKM nya lebih tinggi.
60
B. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aniroh, 2016 dengan judul “Upaya
Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islam (PAI) Materi Baca Tulis AL-Qur‟an (BTQ) Melalui Metode
Peer Teaching Pada Siswa Kelas IV Di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1
Polobogo Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2015/2016. Kesimpulan hasil akhir menunjukkan bahwa pada mata
pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an materi membaca yang sesuai dengan
tanda waqaf pada surat pendek menggunakan metode peer teaching
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan
adanya peningkatan hasil belajar setiap siklus, yaitu siklus I (LKS
64%, membaca 52%, tes formatif 61%), siklus II (LKS 68%,
membaca 73%, tes formatif 66%) dan siklus III (LKS 86%, membaca
82%, tes formatif 75%).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah, 2012 dengan judul “Upaya
Meningkatkan Prestasi Menghafal Al-Qur‟an Melalui Strategi Peer
Lesson Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Tuntang
Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Temuan penelitian ini
menunjukkan peningkatan disetiap siklusnya. Dalam hal motivasi
menunjukkan peningkatan secara bertahap. Hal ini bisa dilihat pada
tingkat rutinitas dan kerjasama siswa, tingkat rutinitas pada siklus I
baru mencapai 31 poin (45,6%) pada siklus II meningkat lagi menjadi
61
50 poin (73,5%) pada siklus III meningkat menjadi 62 poin (91,2%),
tingkat kerjasama siswa pada siklus I sebesar 33 poin (48,5%) pada
siklus II meningkat menjadi 48 poin (70,6%) pada siklus III
meningkat lagi sebesar 61 poin (89,7%). Dalam hal prestasi
menghafal juga mengalami peningkatan secara bertahap. Pada pra
siklus ketuntasan mencapai 23,5% siswa. pada siklus I dicapai
prosentase ketuntasan sebesar 41,2% pada siklus II dicapai prosentase
ketuntasan belajar sebesar 76,5 % pada siklus III dicapai ketuntasan
belajar sebesar 100%. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan prestasi menghafal siswa kelas V MI Ma‟arif tuntang
tahun pelajaran 2011/2012 dalam hal menghafal Al-Qur‟an. Mengacu
pada temuan tersebut maka strategi peer lesson dapat menjadi pilihan
strategi untuk pembelajaran materi menghafal Al-Qur‟an.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati, 2018 dengan judul
“Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya (Peer Tutoring)
Terhadap Hasil Belajar Al-Qur‟an Hadis Di MTsN 8 Aceh Besar.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh aktivitas guru mengalami
peningkatan dari 79,15% pada siklus I dan 81,66% pada siklus II.
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara klasikal dari 60%
pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Dari hasil penelitian dan
analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tutor sebaya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tajwid di MTsN 8
Aceh Besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode tutor
62
sebaya cukup efektif dibuktikan pada siklus I dan siklus II diterapkan
dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadits pada materi tajwid.
Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode tutor sebaya
dalam pembelajaran di atas, semuanya menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar siswa melalui penerapan metode tutor sebaya dalam
pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di atas
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
penggunaan metode tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar,
sedangkan perbedaannya terdapat pada tujuan, subjek, tempat dan waktu
pelaksanaan penelitian.
63
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yaitu di MTs Muhammadiyah 05 Kemusu
Kabupaten boyolali, mulai tanggal 16 agustus sampai 30 agustus 2018.
2. Identitas Sekolah
a. Nama Madrasah : MTs Muhammadiyah 05 Kemusu
b. Alamat : Jl. Pemuda Ds. Genengsari, Kec.
Kemusu, Kab. Boyolali Kode pos 57383
c. Nomor Statistik Madrasah : 121233090017
d. Status/Terakreditasi : Swasta/ Terakreditasi B
e. Berdiri : 1 Juli 1986
3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Mts Muhammadiyah 05 Kemusu
MTs Muhammadiyah 05 Kemusu sebagai lembaga
pendidikan menengah yang berciri khas islam perlu
mempertimbangkan harapan peserta didik, orang tua peserta didik,
potensi lingkungan, lembaga pengguna lulusan madrasah dan
masyarakat dalam merumuskan visinya. MTs Muhammadiyah 05
Kemusu juga memiliki tiga karakter unggulan yaitu Religius,
Disiplin dan Peduli Lingkungan. MTs Muhammadiyah 05 Kemusu
juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa
64
depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; era informasi dan
global yang sangat cepat. MTs Muhammadiyah 05 Kemusu ingin
mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut :
“Terwujudnya Peserta Didik Yang Berprestasi, Religius Dan
Mandiri”
Berprestasi
Menjadi Madrasah yang mampu meningkatkan potensi
prestasi akademik peserta didik,mengembangkankualitas diri,
kreativitas dan intelektual yang lebih baik, sehingga dengan
kompetensi yang dimilikinya, peserta didik mampu berprestasi
secara kompetitif dalam jenjang pendidikannya dan atau
kehidupannya kelak.
Religius
Menjadi Madrasah yang mampu menciptakan peserta didik
yang beriman, bertaqwa dan berakhlaq mulia dan mencerminkan
nilai-nilai Islami, memiliki keseimbangan lahir dan batin, beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia dan berguna di masyarakat, dengan
menjalankan dan mensyiarkan syariat Islam „Ala Ahlussunnah Wal
Jama‟ah.
Mandiri
Menjadi Madrasah yang selalu tanggap terhadap
perkembangan IPTEK, sehingga siswa tidak akan ketinggalan
memperoleh informasi dan pengetahuan serta memiliki
65
ketrampilan hidup (Live Skill) yang berguna sebagai bekal yang
sesuai dengan perkembangan zaman.
b. Misi MTs Muhammadiyah 05 Kemusu
1) Mencetak peserta didik yang berprestasi dan religius.
2) Mengembangkan potensi dan prestasi akademik dan non
akademik peserta didik.
3) Menumbuhkembangkan pembiasaan peerilaku sopan yang
berlandaskan Al-Quran dan Al hadist.
4) Mengembangkan pengetahuan berbasis IPTEK dan
berwawasan global.
4. Tenaga Pendidik
Keadaan guru (tenaga pendidik) di MTs Muhammadiyah 05
Kemusu Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Data Guru MTs Muhammadiyah 05 Kemusu
No Nama Tempat Tanggal Lahir L/P Ijazah
1 Siti Ismiyatun Boyolali, 24-11-1975 P SI/PAI
2 Nanang Setiawan Boyolali, 05-04-1987 L SI/MTK
3 Nur Rohim Boyolali, 16-10-1982 L SI/IPA
4 Ririh
Kusumawardani
Boyolali, 04-08-1989 P SI/B.
INGGRIS
5 Sri Pitulasmi Boyolali, 17-08-1991 P SI/BHS
dan
SASTRA
6 Heru Pamuji Boyolali, 07-04-1986 L SI/BK
7 Ari Sutoko Boyolali, 08-09-1988 L SI/B.
INDONE
SIA
66
8 Iin Hastutik Boyolali, 14-11-1991 P SI/B.
INDONE
SIA
9 Slamet Widodo Boyolali, 27-08-1986 L SI/PAI
10 Hengki Gunawan Boyolali, 30-07-1993 L SI/OR
11 Bayu Wibowo Boyolali, 19-12-1992 L SI/IPS
12 Maliki Boyolali, 25-11-1988 L SI/B.
ARAB
13 Siti Nurjanah Boyolali, 30-01-1995 P SI/PKN
5. Keadaan Peserta Didik
Jumlah siswa MTs Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten
Boyolali adalah 97 siswa. Kelas VII terdiri dari 28 siswa, kelas VIII
terdiri dari 27 siswa, kelas IX terdiri dari IX A 21 siswa dan IX B
terdiri dari 21 siswa dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MTs Muhammadiyah 05 Kemusu
Kelas Jumlah Siswa Total
Laki-laki Perempuan
VII 14 14 28
VIII 15 12 27
IX A 14 7 21
IX B 9 12 21
Jumlah Total 97
67
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah 05 Kemusu adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana
No Jenis Fisik Jumlah Keadaan
1 Ruang Kelas 4 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
4 Ruang UKS 1 Sedang
5 Perpustakaan 1 Baik
6 WC Guru 1 Baik
7 WC Siswa 2 Sedang
8 Tempat Ibadah/Masjid 1 Baik
9 Tempat Parkir 1 Sedang
10 Ruang Bimbingan Konseling 1 Sedang
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII MTs
Muhammadiyah 05 Kemusu, Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali
tahun pelajaran 2018/2019, yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 15 siswa
laki-laki dan 12 siswa perempuan.
68
Tabel 3.4
Daftar Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten Boyolali
No Nama Jenis Kelamin
1 Amelia Devi M Perempuan
2 Budi Utomo Laki-laki
3 Choirul Anwar Laki-laki
4 Dafid Kurniawan Laki-laki
5 Diah Mira Fitriyani Perempuan
6 Endang Astuti Perempuan
7 Evan Hanafi Laki-laki
8 Feri Mahendra Laki-laki
9 Hendra Bekti Laki-laki
10 Hikmah Fitria Perempuan
11 Maulina Safitri Perempuan
12 Muh. Dio Saputro Laki-laki
13 Muh. Luqman Hakim Laki-laki
14 Muh. Nur Sholeh Laki-laki
15 Nimas Desi Perempuan
16 Nur Rohman Laki-laki
17 Riyo Saputra Laki-laki
18 Ruhmini Perempuan
19 Sartika Perempuan
20 Siti Alimah K. F Perempuan
21 Siti Rohani Perempuan
22 Suripto Laki-laki
23 Thesya Wahyu M Perempuan
69
24 Wisnu Laki-laki
25 Wuyung Sukowati Perempuan
26 Yoga Aryanto Laki-laki
27 Yudianto Laki-laki
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Pra Siklus
Sebelum pelaksanaan penelitian diperoleh data nilai ulangan harian
siswa kelas VIII di MTs Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten
Boyolali pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits. Dari 27 siswa, terdiri
dari 12 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki, hasil belajar siswa
belum memuaskan dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Sistem pembelajaran yang berlangsung masih terpusat pada
guru, sedangkan siswa masih kurang aktif. Metode pembelajaran yang
masih sering digunakan adalah metode ceramah. Selain itu siswa juga
masih kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang
ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa mengajukan pertanyaan,
serta masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan misalnya
mereka sering bercanda dan berbicara dengan temannya.
Data yang diperoleh dari observasi, bahwa hasil nilai ulangan
siswa pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi tajwid masih
banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Khususnya pada siswa kelas VIII, yang mana kelas tersebut
70
merupakan kelas yang siswanya paling banyak belum mencapai
KKM. Adapun KKM mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di MTs
Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten Boyolali adalah 75.
Di bawah ini adalah data nilai ulangan harian mata pelajaran Al-
Qur‟an Hadits materi tajwid siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 05
Kemusu Kabupaten Boyolali sebelum menggunakan metode tutor
sebaya.
Tabel 3.5 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Kelas VIII
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Amelia Devi M 75 75 Tuntas
2 Budi Utomo 75 50 Belum Tuntas
3 Choirul Anwar 75 60 Belum Tuntas
4 Dafid Kurniawan 75 45 Belum Tuntas
5 Diah Mira Fitriyani 75 50 Belum Tuntas
6 Endang Astuti 75 30 Belum Tuntas
7 Evan Hanafi 75 45 Belum Tuntas
8 Feri Mahendra 75 60 Belum Tuntas
9 Hendra Bekti 75 40 Belum Tuntas
10 Hikmah Fitria 75 60 Belum Tuntas
11 Maulina Safitri 75 75 Tuntas
12 Muh. Dio Saputro 75 50 Belum Tuntas
13 Muh. Luqman H. 75 50 Belum Tuntas
14 Muh. Nur Sholeh 75 35 Belum Tuntas
15 Nimas Desi 75 60 Belum Tuntas
16 Nur Rohman 75 45 Belum Tuntas
17 Riyo Saputra 75 45 Belum Tuntas
18 Ruhmini 75 85 Tuntas
19 Sartika 75 60 Belum Tuntas
20 Siti Alimah K. F 75 80 Tuntas
21 Siti Rohani 75 30 Belum Tuntas
22 Suripto 75 50 Belum Tuntas
23 Thesya Wahyu M 75 55 Belum Tuntas
24 Wisnu 75 70 Belum Tuntas
71
25 Wuyung Sukowati 75 40 Belum Tuntas
26 Yoga Aryanto 75 50 Belum Tuntas
27 Yudianto 75 60 Belum Tuntas
Rata-rata 53,8
Tuntas 4
Tidak Tuntas 23
Persentase
Ketuntasan
14,8%
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi nilai ulangan harian siswa
kelas VIII materi tajwid:
Tabel 3.6
Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa Kelas VIII
No Keterangan Tes awal
1 Nilai terendah 30
2 Nilai tertinggi 85
3 Nilai rata-rata kelas 53,8
4 Kriteria ketuntasan minimal 75
5 Jumlah siswa yang tuntas 4
6 Jumlah siswa yang tidak tuntas 23
7 Persentase siswa yang tuntas 14,8%
8 Persentase siswa yang tidak tuntas 85,2%
Hasil analisis data yang diperoleh membuktikan masih banyaknya
hasil belajar siswa yang masih rendah atau belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan. Oleh karena itu,
hasil data tersebut menjadi dasar untuk melaksanakan penelitian
72
tindakan kelas dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa yaitu dengan menerapkan metode Tutor Sebaya dalam mata
pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi Tajwid di MTs Muhammadiyah 05
Kemusu Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2018/2019.
2. Deskripsi Siklus 1
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan Siklus I adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi Tajwid dengan
menggunakan metode tutor sebaya.
2) Menetapkan materi (kompetensi dasar) yang akan diajarkan
pada siklus I.
3) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus
I.
4) Membuat instrumen penelitian, yaitu:
(a) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai penilaian aktifitas siswa
dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
metode Tutor Sebaya.
73
(b) Lembar Observasi untuk kegiatan guru, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai pengelolaan kelas oleh
guru.
(c) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi Tajwid (madiwadl)
dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah
ditentukan.
5) Membuat lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada Kamis, 16
Agustus 2018 di ruang kelas VIII MTs Muhammadiyah 05
Kemusu Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa sebanyak 27
siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini
berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 40 menit). Materi
yang diajarkan pada siklus I adalah Madiwadl. Berikut ini adalah
langkah-langkah pelaksanaan siklus I:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam.
b) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
c) Guru dan siswa melaksanakan tadarus Al-Qur‟an bersama-
sama.
d) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang akan
dipelajari.
74
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
f) Guru menyampaikan tema belajar yang akan dipelajari.
2) Kegiatan Inti (60 menit)
Dalam kegiatan ini, guru dan siswa melakukan beberapa
kegiatan sebagai berikut:
a) Mengamati
(1) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang
disampaikan.
(2) Mengamati penggalan ayat yang mengandung hukum
bacaan mad iwadl dalam al-Qur‟an
(3) Siswa mengemukakan hasil pengamatan.
(4) Guru memberi penguatan terhadap hasil pengamatan
peserta didik.
b) Menanya
(1) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan
berkenaan dengan materi.
(2) Siswa menyampaikan pertanyaan-pertanyaannya.
c) Mengeksplorasi
(1) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 7 siswa, tetapi ada 1 kelompok yang terdiri
dari 6 siswa dan masing-masing kelompok ada satu
siswa yang bertugas sebagai tutor.
75
(2) Masing-masing kelompok mendiskusikan Lembar
Kerja Siswa yang telah ditentukan.
d) Mengasosiakan
Siswa menunjukkan solusi atas masalah yang
disampaikan oleh siswa sendiri.
e) Mengkomunikasikan
(1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal yang belum jelas.
(2) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran yang telah berlangsung.
(3) Guru memberikan tes evaluasi hasil belajar siklus I.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan hasil
pembelajaran.
b) Guru memberikan penguatan materi ajar.
c) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
d) Guru dan siswa membaca doa selesai belajar.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengadakan penilaian aktivitas
siswa maupun terhadap guru selama proses pembelajaran
berlangsung. pada siklus pertama, baik siswa maupun guru masih
belum mampu menerapkan secara maksimal metode Tutor Sebaya.
Meskipun demikian, hasil belajar siswa dapat meningkat dari
76
pembelajaran yang sebelumnya menggunakan metode
konvensional. Peneliti melakukan pengamatan tentang keaktifan
siswa dalam pembelajaran, dan mengamati guru dalam
menjelaskan dan membimbing cara kerja pada setiap materi yang
dipelajari.
1) Lembar Observasi Siswa pada Siklus I
Lembar observasi terhadap siswa merupakan alat yang
digunakan untuk mengamati siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan metode tutor sebaya, berikut lembar
observasi terhadap siswa:
Tabel 3.7 Lembar Observasi Siswa pada Siklus I
NO NAMA
KRITERIA
I II III IV V
B K B K B K B K B K
1 Amelia Devi M √
√ √
√
√
2 Budi Utomo
√
√ √
√ √
3 Choirul Anwar
√
√
√
√
√
4 Dafid Kurniawan
√
√
√
√
√
5 Diah Mira Fitriyani √
√
√
√ √
6 Endang Astuti √
√
√
√
√
7 Evan Hanafi
√
√
√
√
√
8 Feri Mahendra √
√
√
√ √
9 Hendra Bekti √
√
√
√
√
10 Hikmah Fitria √
√ √
√ √
11 Maulina Safitri √
√
√
√ √
12 Muh. Dio Saputro
√
√
√
√
√
13 Muh. Luqman H
√
√ √
√
√
14 Muh. Nur Sholeh
√
√
√
√
√
15 Nimas Desi √
√
√
√ √
16 Nur Rohman
√
√
√
√
√
17 Riyo Saputra
√
√
√
√
√
77
18 Ruhmini √
√
√
√ √
19 Sartika √
√ √
√ √ 20 Siti Alimah K. F √
√
√
√ √
21 Siti Rohani √
√
√
√
√
22 Suripto
√
√
√
√
√
23 Thesya Wahyu M √
√ √
√ √ 24 Wisnu √
√ √
√
√
25 Wuyung Sukowati √
√ √
√ √ 26 Yoga Aryanto
√
√
√
√
√
27 Yudianto
√
√
√
√
√
Keterangan:
Kriteria I : Siswa memperhatikan penjelasan guru
Kriteria II : Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lain
Kriteria III : Siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
Kriteria IV : Siswa mampu mengemukakan pendapat
Kriteria V : Siswa mampu mengerjakan tugas
B : Baik
K : Kurang
2) Lembar Observasi Guru pada Siklus I
Lembar observasi guru merupakan alat yang digunakan
untuk mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran
dengan menggunakan metode tutor sebaya.
Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru pada Siklus I
No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Skor
K C B
1 Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Menarik Perhatian Siswa
b. Memberikan motivasi awal
c. Memberikan apersepsi (materi yang akan
di ajarkan)
√
√
√
√
78
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
a. Kejelasan artikulasi suara
b. Mobilitas posisi mengajar
√
√
3 Penguasaan Materi Pelajaran
a. Bahan ajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah dalam RPP
b. Kejelasan dalam menyampaikan materi
c. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan materi
√
√
√
4 Kegiatan Belajar Mengajar
a. Kesesuaian metode dengan bahan ajar
yang disampaikan
b. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan
c. Memiliki keterampilan dalam merespon
pertanyaan siswa
d. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
√
√
√
√
5 Kemampuan Menggunakan Metode
Pembelajaran
a. Kesesuaian penggunaan metode dengan
materi ajar
b. Membantu meningkatkan perhatian siswa
dalam kegiatan pembelajaran
√
√
6 Evaluasi Pembelajaran
a. Penilaian sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan
b. Penilaian sesuai dengan RPP
√
√
7 Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
a. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
b. Memberikan kesimpulan pembelajaran
√
√
8 Tindak Lanjut
a. Memberikan tugas kepada siswa
b. Menginformasikan materi pertemuan
selanjutnya
c. Memberikan motivasi kepada siswa
√
√
√
79
Keterangan:
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dari hasil
pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil evaluasi
pembelajaran terhadap standar kompetensi yang direncanakan.
Refleksi pada siklus I dilakukan untuk menentukan apakah siklus I
sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika belum
maka akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I
yang selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II.
Berdasarkan evaluasi pada siklus I, ditemukan beberapa temuan
dikelas diantaranya sebagian siswa telah aktif dalam mengikuti
pembelajaran, namun sebagian yang lain masih belum paham
dengan tugas yang telah diberikan. Hal itu dikarenakan karena
siswa masih belum siap dalam mengikuti pelajaran dan siswa
belum dapat bekerjasama dengan baik. Setelah melakukan evaluasi
ini, peneliti perlu melakukan perbaikan pada siklus II.
3. Deskripsi Siklus 2
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan Siklus I adalah sebagai berikut:
80
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi Tajwid dengan
menggunakan metode tutor sebaya.
2) Menetapkan materi (kompetensi dasar) yang akan diajarkan
pada siklus II.
3) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus
II.
4) Membuat instrumen penelitian, yaitu:
(a) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai penilaian aktifitas siswa
dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
metode Tutor Sebaya.
(b) Lembar Observasi untuk kegiatan guru, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai pengelolaan kelas oleh
guru.
(c) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi Tajwid (mad
layyin, mad arid lissukun, mad iwad) dengan kompetensi
dasar dan indikator yang telah ditentukan.
5) Membuat lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada Kamis, 30
Agustus 2018 di ruang kelas VIII MTs Muhammadiyah 05
81
Kemusu Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa sebanyak 27
siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini
berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 40 menit). Materi
yang diajarkan pada siklus II adalah Mad layyin, mad arid lissukun
dan mad iwad. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan
siklus I:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam.
b) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
c) Guru dan siswa melaksanakan tadarus Al-Qur‟an bersama-
sama.
d) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang akan
dipelajari.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
f) Guru menyampaikan tema belajar yang akan dipelajari.
2) Kegiatan Inti (60 menit)
Dalam kegiatan ini, guru dan siswa melakukan beberapa
kegiatan sebagai berikut:
a) Mengamati
(1) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang
disampaikan.
82
(2) Mengamati penggalan ayat yang mengandung hukum
bacaan mad Layyin dan mad Arid Lissukun dalam al-
Qur‟an.
(3) Siswa mengemukakan hasil pengamatan.
(4) Guru memberi penguatan terhadap hasil pengamatan
peserta didik.
b) Menanya
(1) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan
berkenaan dengan materi.
(2) Siswa menyampaikan pertanyaan-pertanyaannya.
c) Mengeksplorasi
(1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa, tetapi ada 2 kelompok yang terdiri
dari 6 siswa dan masing-masing kelompok ada satu
siswa yang bertugas sebagai tutor.
(2) Masing-masing kelompok mendiskusikan Lembar Kerja
Siswa yang telah ditentukan.
d) Mengasosiakan
Siswa menunjukkan solusi atas masalah yang
disampaikan oleh siswa sendiri.
e) Mengkomunikasikan
(1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal yang belum jelas.
83
(2) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran yang telah berlangsung.
(3) Guru memberikan tes evaluasi hasil belajar siklus II.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan hasil
pembelajaran.
b) Guru memberikan penguatan materi ajar.
c) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
d) Guru dan siswa membaca doa selesai belajar.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengadakan penilaian aktivitas
siswa maupun terhadap guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Pada siklus II, pada penerapan metode Tutor Sebaya
baik siswa maupun guru mengalami peningkatan yang tinggi.
Aspek penamatan dalam penelitian ini mencakup aspek
pengamatan pada siswa kelas VIII dan pada guru Al-Qur‟an
Hadits.
1) Lembar Observasi Siswa pada Siklus II
Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa pada Siklus II
NO NAMA
KRITERIA
I II III IV V
B K B K B K B K B K
1 Amelia Devi M √
√
√
√
√
2 Budi Utomo √
√
√
√ √
84
3 Choirul Anwar √
√
√
√ √
4 Dafid Kurniawan √
√
√
√
√
5 Diah Mira Fitriyani √
√
√
√
√
6 Endang Astuti √
√ √
√ √
7 Evan Hanafi √
√
√
√ √
8 Feri Mahendra √
√
√
√ √
9 Hendra Bekti √
√
√
√ √
10 Hikmah Fitria √
√
√
√ √
11 Maulina Safitri √
√
√
√
√
12 Muh. Dio Saputro √
√
√
√ √
13 Muh. Luqman H √
√ √
√ √
14 Muh. Nur Sholeh √
√
√
√ √
15 Nimas Desi √
√
√
√
√
16 Nur Rohman
√ √
√
√ √
17 Riyo Saputra
√ √
√
√ √
18 Ruhmini √
√
√
√ √
19 Sartika √
√
√
√ √ 20 Siti Alimah K. F √
√
√
√
√
21 Siti Rohani √
√
√
√ √
22 Suripto
√
√
√
√
√
23 Thesya Wahyu M √
√
√
√ √ 24 Wisnu √
√
√
√ √
25 Wuyung Sukowati √
√
√
√ √ 26 Yoga Aryanto √
√ √
√ √
27 Yudianto √
√
√
√ √
Keterangan:
Kriteria I : Siswa memperhatikan penjelasan guru
Kriteria II : Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lain
Kriteria III : Siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
Kriteria IV : Siswa mampu mengemukakan pendapat
Kriteria V : Siswa mampu mengerjakan tugas
B : Baik
K : Kurang
85
2) Lembar Observasi Guru pada Siklus II
Tabel 3.10 Lembar Observasi Guru pada Siklus II
No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Skor
K C B
1 Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Menarik Perhatian Siswa
b. Memberikan motivasi awal
c. Memberikan apersepsi (materi yang akan
di ajarkan)
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
√
√
√
√
2 Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
c. Kejelasan artikulasi suara
d. Mobilitas posisi mengajar
√
√
3 Penguasaan Materi Pelajaran
d. Bahan ajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah dalam RPP
e. Kejelasan dalam menyampaikan materi
f. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan materi
√
√
√
4 Kegiatan Belajar Mengajar
e. Kesesuaian metode dengan bahan ajar
yang disampaikan
f. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan
g. Memiliki keterampilan dalam merespon
pertanyaan siswa
h. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
√
√
√
√
5 Kemampuan Menggunakan Metode
Pembelajaran
c. Kesesuaian penggunaan metode dengan
materi ajar
d. Membantu meningkatkan perhatian siswa
dalam kegiatan pembelajaran
√
√
6 Evaluasi Pembelajaran
c. Penilaian sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan
d. Penilaian sesuai dengan RPP
√
√
86
7 Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
c. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
d. Memberikan kesimpulan pembelajaran
√
√
8 Tindak Lanjut
d. Memberikan tugas kepada siswa
e. Menginformasikan materi pertemuan
selanjutnya
f. Memberikan motivasi kepada siswa
√
√
√
Keterangan:
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menganalisis data dari siklus I dan
siklus II. Dari hasil analisis refleksi ini maka diketahui apakah
menggunakan metode Tutor Sebaya dalam penelitian ini mampu
meningkatkan hasil belajar Al-Qur‟an Hadits khususnya materi
tajwid.
Hasil belajar siklus II menunjukkan adanya perubahan pada
hasil belajar. Kegiatan belajar juga berjalan dengan kondusif dan
siswa sangat berpartisipasi dengan aktif selama proses
pembelajaran.
87
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Pra Siklus
Observasi pertama dilakukan peneliti di kelas VIII MTs
Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten Boyolali pada tanggal 13
Agustus 2018. Pada saat observasi terdapat temuan, yaitu seorang guru
dalam proses pembelajaran masih mendominasi dan siswa bersifat
pasif. Metode yang digunakan adalah metode yang bersifat
konvensional atau ceramah.
Metode ceramah cenderung membuat siswa cepat bosan karena
siswa hanya mendengar dan mencatat. Kesempatan mereka untuk
mengemukakan pendapatnya masih kecil. Pembelajaran menjadi
kurang menarik dan terkesan monoton. Oleh karena itu, dapat
berdampak pada hasil belajar siswa.
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Kelas VIII
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Amelia Devi M 75 75 Tuntas
2 Budi Utomo 75 50 Belum Tuntas
3 Choirul Anwar 75 60 Belum Tuntas
4 Dafid Kurniawan 75 45 Belum Tuntas
5 Diah Mira Fitriyani 75 50 Belum Tuntas
6 Endang Astuti 75 30 Belum Tuntas
7 Evan Hanafi 75 45 Belum Tuntas
8 Feri Mahendra 75 60 Belum Tuntas
9 Hendra Bekti 75 40 Belum Tuntas
88
10 Hikmah Fitria 75 60 Belum Tuntas
11 Maulina Safitri 75 75 Tuntas
12 Muh. Dio Saputro 75 50 Belum Tuntas
13 Muh. Luqman Hakim 75 50 Belum Tuntas
14 Muh. Nur Sholeh 75 35 Belum Tuntas
15 Nimas Desi 75 60 Belum Tuntas
16 Nur Rohman 75 45 Belum Tuntas
17 Riyo Saputra 75 45 Belum Tuntas
18 Ruhmini 75 85 Tuntas
19 Sartika 75 60 Belum Tuntas
20 Siti Alimah K. F 75 80 Tuntas
21 Siti Rohani 75 30 Belum Tuntas
22 Suripto 75 50 Belum Tuntas
23 Thesya Wahyu M 75 55 Belum Tuntas
24 Wisnu 75 70 Belum Tuntas
25 Wuyung Sukowati 75 40 Belum Tuntas
26 Yoga Aryanto 75 50 Belum Tuntas
27 Yudianto 75 60 Belum Tuntas
Rata-rata 53,8
Tuntas 4
Tidak Tuntas 23
Persentase
Ketuntasan
14,8%
Berikut adalah grafik persentase hasil belajar siswa sebelum
menggunakan metode tutr sebaya.
89
Gambar 4.1 Histogram Persentase Ulangan Harian
Grafik di atas menunjukkan persentase hasil belajar siswa
(ulangan harian) sebelum menggunakan metode tutor sebaya. Siswa
yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 4 siswa (14,8%),
sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (tidak mencapai KKM)
terdapat 23 siswa (85,2%).
2. Siklus I
a. Perencanaan
Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi pada saat pra
siklus, makadalampelaksanaan siklus I ini akan diterapkan metode
Tutor Sebaya sebagai bentuk tindakan perbaikan hasil belajar.
Materi yang akan disampaikan pada siklus I adalah Memahami
pengertian dan melafalkan contoh dari Mad Iwadl.
b. Pelaksanaan
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada Kamis 16 Agustus 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 80 menit (2 x 40 menit). Materi
pokok yang di ajarkan pada Siklus I adalah kuperindah bacaan Al-
90
Qur‟an dengan tajwid (mad layyin, mad arid lissukun, dan mad
iwad). Hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus I
menunjukkan bahwa siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran, meskipun belum semua siswa aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Nilai hasil belajar siswa pada Siklus I dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1 Amelia Devi M 80 Tuntas
2 Budi Utomo 60 Belum Tuntas
3 Choirul Anwar 65 Belum Tuntas
4 Dafid Kurniawan 50 Belum Tuntas
5 Diah Mira Fitriyani 80 Tuntas
6 Endang Astuti 50 Belum Tuntas
7 Evan Hanafi 55 Belum Tuntas
8 Feri Mahendra 60 Belum Tuntas
9 Hendra Bekti 40 Belum Tuntas
10 Hikmah Fitria 75 Tuntas
11 Maulina Safitri 80 Tuntas
12 Muh. Dio Saputro 55 Belum Tuntas
13 Muh. Luqman Hakim 55 Belum Tuntas
14 Muh. Nur Sholeh 25 Belum Tuntas
15 Nimas Desi 75 Tuntas
16 Nur Rohman 30 Belum Tuntas
17 Riyo Saputra 45 Belum Tuntas
18 Ruhmini 80 Tuntas
19 Sartika 80 Tuntas
20 Siti Alimah K. F 85 Tuntas
21 Siti Rohani 30 Belum Tuntas
22 Suripto 45 Belum Tuntas
91
23 Thesya Wahyu M 75 Tuntas
24 Wisnu 65 Belum Tuntas
25 Wuyung Sukowati 80 Tuntas
26 Yoga Aryanto 50 Belum Tuntas
27 Yudianto 60 Belum Tuntas
Rata-rata 60,4
Tuntas 10
Tidak Tuntas 17
Persentase Ketuntasan 37,03%
Berikut adalah grafik persentase hasil belajar siswa siklus I
setelah menggunakan metode tutor sebaya:
Gambar 4.2 Histogram Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
Berdasarkan data table dan grafik di atas menunjukkan bahwa
nilai rata-rata yang dicapai siswa pada Siklus I mencapai 60,4.
Siswa yang tuntas belajar (mencapai nilai KKM) terdapat 10 siswa
(37,03%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (tidak
mencapai nilai KKM) terdapat 17 siswa (62,9%). Hasil belajar
pada Siklus I secara klasikal belum berhasil karena siswa yang
memperoleh nilai KKM hanya mencapai 37,03% dari jumlah siswa
92
secara keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai indikator
keberhasilan secara klasikal yaitu 85% dari jumlah siswa secara
keseluruhan.
c. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti menemukan hasil evaluasi
kegiatan yang ada pada siklus I. Peneliti menemukan beberapa
keberhasilan yang dicapai, antara lain:
1) Terdapat peningkatan nilai hasil belajar siswa. Pada tahap pra
siklus tingkat ketuntasan belajar siswa hanya 14,8% (4 siswa
yang mencapai KKM). Sedangkan setelah siklus I penelitian
dilaksanakan, ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi
37,03% (10 orang siswa mencapai KKM).
2) Setelah menggunakan metode Tutor Sebaya pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran juga mengalami peningkatan.
Walaupun sudah ada keberhasilan yang dicapai, namun masih
banyak kekurangan yang ditemukan selama siklus I, antara lain:
1) Guru belum mampu melaksanakan metode tutor sebaya.
2) Pembelajaran tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditetapkan.
3) Siswa cenderung pasif dalam pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka perlu adanya
perbaikan pembelajaran pada siklus II untuk lebih memantapkan
peningkatan hasil belajar.
93
3. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi pada saat siklus
I, maka dalam pelaksanaan siklus II ini merupakan perbaikan dari
pelaksanaan siklus I. Materi yang akan disampaikan pada siklus I
adalah Memahami pengertian dan melafalkan contoh dari Mad
Layyin dan Mad Arid Lissukun.
b. Pelaksanaan
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Kamis 30 Agustus
2018. Pembelajaran berlangsung selama 80 menit (2 x 40 menit).
Materi pokok yang diajarkan pada Siklus II adalah tajwid.
Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada Siklus I diperbaiki pada
Siklus II. Nilai hasil belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1 Amelia Devi M 100 Tuntas
2 Budi Utomo 75 Tuntas
3 Choirul Anwar 75 Tuntas
4 Dafid Kurniawan 70 Belum Tuntas
5 Diah Mira Fitriyani 90 Tuntas
6 Endang Astuti 80 Tuntas
7 Evan Hanafi 85 Tuntas
8 Feri Mahendra 80 Tuntas
9 Hendra Bekti 80 Tuntas
10 Hikmah Fitria 85 Tuntas
11 Maulina Safitri 95 Tuntas
94
12 Muh. Dio Saputro 80 Tuntas
13 Muh. Luqman Hakim 80 Tuntas
14 Muh. Nur Sholeh 75 Tuntas
15 Nimas Desi 100 Tuntas
16 Nur Rohman 75 Tuntas
17 Riyo Saputra 75 Tuntas
18 Ruhmini 95 Tuntas
19 Sartika 90 Tuntas
20 Siti Alimah K. F 100 Tuntas
21 Siti Rohani 80 Tuntas
22 Suripto 65 Belum Tuntas
23 Thesya Wahyu M 95 Tuntas
24 Wisnu 80 Tuntas
25 Wuyung Sukowati 90 Tuntas
26 Yoga Aryanto 85 Tuntas
27 Yudianto 80 Tuntas
Rata-rata 83,7
Tuntas 25
Tidak Tuntas 2
Persentase Ketuntasan 92,6%
Berikut adalah grafik persentase hasil belajar siswa siklus II
setelah menggunakan metode tutor sebaya:
Gambar 4.3 Histogram Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II
95
Berdasarkan data table dangrafik di atas menunjukkan bahwa
nilai rata-rata yang dicapai siswa pada Siklus II mencapai 83,7.
Siswa yang tuntas belajar (mencapai nilai KKM) terdapat 25 siswa
(92,6%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (tidak
mencapai nilai KKM) terdapat 2 siswa (7,4%). Karena nilai
ketuntasan secara klasikal adalah 92,6% yang telah melebihi
indikator pencapaian minimal adalah 85%. Dengan demikian tidak
perlu diadakannya pelaksanaan serta perbaikan pada siklus III.
c. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti menemukan hasil evaluasi
kegiatan yang ada pada siklus I. Peneliti menemukan beberapa
keberhasilan yang dicapai, antara lain:
1) Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari
hasil belajar siklus I. Pada tahap siklus I tingkat ketuntasan
belajar siswa 37,03% (10 siswa yang mencapai KKM).
Sedangkan setelah siklus II dilaksanakan, ketuntasan belajar
siswa meningkat menjadi 92,6% (25 siswa mencapai KKM).
2) Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil. Karena nilai
ketuntasan secara klasikal adalah 92,6% yang telah melebihi
indikator pencapaian minimal adalah 85%.
96
B. Pembahasan
Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits materi tajwid dengan
menggunakan metode tutor sebaya mempunyai pengaruh terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII di MTs Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten
Boyolali. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang diperoleh oleh siswa dari
sebelum menggunakan metode tutor sebaya, nilai evaluasi siklus I dan
evaluasi siklus II selalu mengalami peningkatan. Adapun data
perbandingan nilai evaluasi antar siklus sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data Perbandingan Nilai Evaluasi antar Siklus
No Nama Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Amelia Devi M 75 80 100
2 Budi Utomo 50 60 75
3 Choirul Anwar 60 65 75
4 Dafid Kurniawan 45 50 70
5 Diah Mira Fitriyani 50 80 90
6 Endang Astuti 30 50 80
7 Evan Hanafi 45 55 85
8 Feri Mahendra 60 60 80
9 Hendra Bekti 40 40 80
10 Hikmah Fitria 60 75 85
11 Maulina Safitri 75 80 95
12 Muh. Dio Saputro 50 55 80
13 Muh. Luqman H. 50 55 80
14 Muh. Nur Sholeh 35 25 75
15 Nimas Desi 60 75 100
16 Nur Rohman 45 30 75
17 Riyo Saputra 45 45 75
18 Ruhmini 85 80 95
19 Sartika 60 80 90
20 Siti Alimah K. F 80 85 100
21 Siti Rohani 30 30 80
22 Suripto 50 45 65
23 Thesya Wahyu M 55 75 95
24 Wisnu 70 65 80
97
25 Wuyung Sukowati 40 80 90
26 Yoga Aryanto 50 50 85
27 Yudianto 60 60 80
Rata-rata 53,8 60,4 83,7
Ketuntasan
Klasikal
14,8% 37,03% 92,6%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui ketuntasan klasikal dari
pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan yaitu dari 14,8% meningkat
menjadi 37,03%. Begitu juga dengan siklus II yang mengalami
peningkatan dari ketuntasan klasikal siklus I yaitu dari 37,03% meningkat
menjadi 92,6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode tutor sebaya
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
Berikut adalah grafik persentase kenaikan hasil belajar
menggunakan metode Tutor Sebaya.
Gambar 4.4 Histogram Persentase Kenaikan Hasil Belajar
Grafik di atas menunjukkan peningkatan persentase klasikal untuk
hasil belajar dari pra siklus hingga siklus II. Beberapa permasalahan yang
ditemukan pada pelaksanaan siklus I berhasil diperbaiki pada siklus II.
98
Sebanyak 25 siswa dari 27 siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) dan 2 siswa dinyatakan belum memenuhi KKM, sehingga guru
memberikan remidial berupa tugas merangkum materi yang diajarkan oleh
guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Tutor Sebaya
dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi
tajwid pada siswa kelas VIII semester I di MTs Muhammadiyah 05
Kemusu Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2018/2019.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MTs
Muhammadiyah 05 Kemusu Kabupaten Boyolali dapat disimpulkan
bahwa penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar
Al-Qur‟an dan Hadits materi tajwid. Peningkatan hasil belajar ditandai
dengan nilai siswa yang mencapai KKM. Hal tersebut dibuktikan dari
adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar siswa pada
setiap siklus. Nilai rata-rata kelas meningkat berturut-turut dari pra siklus
mencapai 53,8, siklus I mencapai 60,4 dan siklus II mencapai 83,7.
Sedangkan persentase ketuntasan belajar meningkat dari pra siklus 14,8%
(4 siswa mencapai KKM), siklus I 37,03% (10 siswa mencapai KKM) dan
siklus II 92,6% (25 siswa mencapai KKM). Sehingga KKM klasikal (85%)
sudah terlampaui. Maka siklus ini dihentikan.
Selain itu berdasarkan dari hasil observasi, siswa menjadi aktif serta
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Tidak hanya itu guru
menjadi mudah dalam menyampaikan materi yang cukup banyak.
100
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut:
1. Guru
Hendaknya guru lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran
agar siswa tidak mudah bosan pada saat pembelajaran berlangsung,
serta mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Siswa
Siswa diharapkan untuk terlibat penuh dan lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga hasil
belajarnya dapat meningkat.
3. Sekolah
Pihak sekolah hendaknya mengadakan pembinaan terhadap guru
tentang bagaimana seorang guru harus melaksanakan pembelajaran
dengan kreatif dan inovatif, karena jika seorang guru berhasil
melaksanakan pembelajaran dengan baik dan menarik maka siswa
akan lebih tertarik dan lebih memperhatikan pada saat proses
pembelajaranberlangsung.
LAMPIRAN
SILABUS
Madrasah : MTs Muhammadiyah 05 Kemusu
Mata Pelajaran : Al-Qur’an-Hadis
Kelas/ smt : VIII/ I
Standar Kompetensi :1.Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1 2 3 4 5 6 7
1.1. Menerapkan
hukum
bacaan mad
layyin, mad
„aridl
lissukundala
m QS Al
Kautsar dan
Al Maun
- Hukum bacaan
mad layyin dan
„aridl lissukun
- QS Al Kautsar
dan Al Maun
- Menjelaskan hukum
bacaan mad layyin dan
„aridl lissukun
- Mencari mad layyin,
„aridl lissukun dalam
QS Al Kautsar dan Al
Maun
- Mempraktikkan bacaan
mad layyin dan „aridl
lissukun dalam QS Al
Kautsar dan Al Maun
- Menjelaskan hukum
bacaan mad layyin,
„aridl lissukun
- Mengidentifikasi mad
layyin dan „aridl
lissukun dalam QS Al
Kautsar dan Al Maun
- Mengaplikasikan
bacaan mad layyin
dan „aridl lissukun
dalam QS Al Kautsar
dan Al Maun
- Tes
Tertulis
2 x 40
menit
- Buku paket
- Juz „amma
- Buku
tajwid
- Sumber
lain yang
menunjang
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1 2 3 4 5 6 7
1.2. Menerapkan
hukum
bacaan mad
iwadl, mad
badal, dan
mad tamkin
dalam Al-
Qur‟an
- Hukum bacaan
mad iwadl, mad
badal, dan mad
tamkin
- Al-Qur‟an
- Menjelaskan hukum
bacaan mad iwadl,
mad badal, dan mad
tamkin dalam Al-
Qur‟an
- Mencari mad iwadl,
mad badal, dan mad
tamkin dalam Al-
Qur‟an
- Mempraktikkan bacaan
mad iwadl, mad badal,
dan mad tamkin dalam
Al-Qur‟an
- Menjelaskan hukum
baca-an iwadl, mad
badal, dan mad tamkin
dalam Al-Qur‟an
- Mengidentifikasi
hukum bacaan mad
iwadl, mad badal, dan
mad tamkin dalam
Al-Qur‟an
- Melafalkan bacaan
mad iwadl, mad
badal, dan mad
tamkin dalam Al-
Qur‟an
- Tes
Tertulis
2 x 40
menit
- Buku paket
- Juz „amma
- Buku
tajwid
- Sumber
lain yang
menunjang
LembarObservasi SiswaSiklus I
NO NAMA
KRITERIA
I II III IV V
B K B K B K B K B K
1 Amelia Devi M √
√ √
√
√
2 Budi Utomo
√
√ √
√ √
3 Choirul Anwar
√
√
√
√
√
4 DafidKurniawan
√
√
√
√
√
5 Diah Mira Fitriyani √
√
√
√ √
6 EndangAstuti √
√
√
√
√
7 Evan Hanafi
√
√
√
√
√
8 FeriMahendra √
√
√
√ √
9 HendraBekti √
√
√
√
√
10 HikmahFitria √
√ √
√ √
11 MaulinaSafitri √
√
√
√ √
12 Muh. DioSaputro
√
√
√
√
√
13 Muh. Luqman H
√
√ √
√
√
14 Muh. NurSholeh
√
√
√
√
√
15 NimasDesi √
√
√
√ √
16 NurRohman
√
√
√
√
√
17 RiyoSaputra
√
√
√
√
√
18 Ruhmini √
√
√
√ √
19 Sartika √
√ √
√ √ 20 SitiAlimah K. F √
√
√
√ √
21 SitiRohani √
√
√
√
√
22 Suripto
√
√
√
√
√
23 ThesyaWahyu M √
√ √
√ √ 24 Wisnu √
√ √
√
√
25 WuyungSukowati √
√ √
√ √ 26 Yoga Aryanto
√
√
√
√
√
27 Yudianto
√
√
√
√
√
Keterangan:
Kriteria I : Siswa memperhatikan penjelasan guru
Kriteria II : Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lain
Kriteria III : Siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
Kriteria IV : Siswa mampu mengemukakan pendapat
Kriteria V : Siswa mampu mengerjakan tugas
B : Baik
K : Kurang
LembarObservasi Guru Siklus I
No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Skor
K C B
1 Kemampuan Membuka Pelajaran
e. Menarik Perhatian Siswa
f. Memberikan motivasi awal
g. Memberikan apersepsi (materi yang
akan di ajarkan)
h. Menyampaikan tujuan pembelajaran
√
√
√
√
2 Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
e. Kejelasan artikulasi suara
f. Mobilitas posisi mengajar
√
√
3 Penguasaan Materi Pelajaran
g. Bahan ajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah dalam RPP
h. Kejelasan dalam menyampaikan materi
i. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan materi
√
√
√
4 Kegiatan Belajar Mengajar
i. Kesesuaian metode dengan bahan ajar
yang disampaikan
j. Penyajian bahan ajar sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan
k. Memiliki keterampilan dalam merespon
pertanyaan siswa
l. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
√
√
√
√
5 Kemampuan Menggunakan Metode
Pembelajaran
e. Kesesuaian penggunaan metode dengan
materi ajar
√
f. Membantu meningkatkan perhatian
siswa dalam kegiatan pembelajaran
√
6 Evaluasi Pembelajaran
e. Penilaian sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan
f. Penilaian sesuai dengan RPP
√
√
7 Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
e. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
f. Memberikan kesimpulan pembelajaran
√
√
8 Tindak Lanjut
g. Memberikan tugas kepada siswa
h. Menginformasikan materi pertemuan
selanjutnya
i. Memberikan motivasi kepada siswa
√
√
√
Keterangan:
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
LembarObservasiSiswaSiklus II
NO NAMA
KRITERIA
I II III IV V
B K B K B K B K B K
1 Amelia Devi M √
√
√
√
√
2 Budi Utomo √
√
√
√ √
3 Choirul Anwar √
√
√
√ √
4 DafidKurniawan √
√
√
√
√
5 Diah Mira Fitriyani √
√
√
√
√
6 EndangAstuti √
√ √
√ √
7 Evan Hanafi √
√
√
√ √
8 FeriMahendra √
√
√
√ √
9 HendraBekti √
√
√
√ √
10 HikmahFitria √
√
√
√ √
11 MaulinaSafitri √
√
√
√
√
12 Muh. DioSaputro √
√
√
√ √
13 Muh. Luqman H √
√ √
√ √
14 Muh. NurSholeh √
√
√
√ √
15 NimasDesi √
√
√
√
√
16 NurRohman
√ √
√
√ √
17 RiyoSaputra
√ √
√
√ √
18 Ruhmini √
√
√
√ √
19 Sartika √
√
√
√ √ 20 SitiAlimah K. F √
√
√
√
√
21 SitiRohani √
√
√
√ √
22 Suripto
√
√
√
√
√
23 ThesyaWahyu M √
√
√
√ √ 24 Wisnu √
√
√
√ √
25 WuyungSukowati √
√
√
√ √ 26 Yoga Aryanto √
√ √
√ √
27 Yudianto √
√
√
√ √
Keterangan:
Kriteria I : Siswa memperhatikan penjelasan guru
Kriteria II : Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lain
Kriteria III : Siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
Kriteria IV : Siswa mampu mengemukakan pendapat
Kriteria V : Siswa mampu mengerjakan tugas
B : Baik
K : Kurang
Lembar Observasi Guru pada Siklus II
No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Skor
K C B
1 Kemampuan Membuka Pelajaran
e. Menarik Perhatian Siswa
f. Memberikan motivasi awal
g. Memberikan apersepsi (materi yang
akan di ajarkan)
h. Menyampaikan tujuan pembelajaran
√
√
√
√
2 Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
g. Kejelasan artikulasi suara
h. Mobilitas posisi mengajar
√
√
3 Penguasaan Materi Pelajaran
j. Bahan ajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah dalam RPP
k. Kejelasan dalam menyampaikan materi
l. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan materi
√
√
√
4 Kegiatan Belajar Mengajar
m. Kesesuaian metode dengan bahan ajar
yang disampaikan
n. Penyajian bahan ajar sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan
o. Memiliki keterampilan dalam merespon
pertanyaan siswa
p. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
√
√
√
√
5 Kemampuan Menggunakan Metode
Pembelajaran
g. Kesesuaian penggunaan metode dengan
materi ajar
√
h. Membantu meningkatkan perhatian
siswa dalam kegiatan pembelajaran
√
6 Evaluasi Pembelajaran
g. Penilaian sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan
h. Penilaian sesuai dengan RPP
√
√
7 Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
g. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
h. Memberikan kesimpulan pembelajaran
√
√
8 Tindak Lanjut
j. Memberikan tugas kepada siswa
k. Menginformasikan materi pertemuan
selanjutnya
l. Memberikan motivasi kepada siswa
√
√
√
Keterangan:
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
Dokumentasi
GambarKegiatanPembelajaran