program studi ilmu administrasi negara fakultas …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/manajemen...

203
MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PADA KOMUNITAS PENGRAJIN EMPING UNTUK PEMBERDAYAAN USAHA BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh Erin Nurfajriah NIM 6661111964 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, Januari 2015

Upload: phamtu

Post on 06-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PADA

KOMUNITAS PENGRAJIN EMPING UNTUK PEMBERDAYAAN

USAHA BERBASIS MASYARAKAT

DI KECAMATAN MENES

KABUPATEN PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

Erin Nurfajriah

NIM 6661111964

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, Januari 2015

Page 2: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 3: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 4: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 5: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

ABSTRAK

Erin Nurfajriah, NIM. 6661111964, Skripsi. Manajemen Pengembangan Ekonomi

Kreatif Pada Komunitas Pengrajin Emping Untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis

Masyarakat Di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Pembimbing I: Dr.

Suwaib Amiruddin., M.Si dan Pembimbing II: Titi Stiawati., M.Si

Ekonomi kreatif merupakan salah satu cara dalam meningkatkan perekonomian

masyarakat dengan menggunakan kreativitas dan ide yang dimiliki oleh

masyarakat. Namun, manajemen pengembangannya belum dilaksanakan dengan

efektif. Pelatihan dan pembinaan yang diberikan tidak merata, terbatas, dan

tumpang tindih. Selain itu tidak adanya pengawasan untuk pengrajin emping.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen

pengembangan ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk

pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes. Penelitian ini

bertitik tolak dari teori Fungsi Manajemen dari John F. Mee (2001) yang terdiri

dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara semi

struktur, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan menurut

Miles & Huberman. Hasil dan kesimpulannya adalah proses perencanaan tidak

didukung dengan sosialisasi dan belum terciptanya proses kerjasama yang baik

antar dinas dengan pengrajin emping, sedangkan bentuk pengembangan yang

tidak diterapkan dengan syarat atau aturan untuk mendapatkannya. Selain itu,

manajemennya belum efektif karena selain dari proses sampai bentuk

pengembangannya pengawasannya tidak dilaksanakan dengan rutin. Sarannya

adalah harus adanya sosialisasi tentang pengembangan dalam pelaksanaan

perencanaan, ciptakan kerjasama yang baik antar pihak yang bersangkutan, dan

jumlah tenaga lapangan harus sesuai dengan jumlah kelompok pengrajin

Kata Kunci: Ekonomi Kreatif, Komunitas Pengrajin Emping, Manajemen.

Page 6: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

ABSTRACT

Erin Nurfajriah, NIM. 6661111964, Skripsi. Development Management of

Economy Creative on Emping Industries Community for Establishing Business

Public in Menes, Pandeglang. Guidance I: Dr. Suwaib Amiruddin., M.Si and

Gudance II: Titi Stiawati., M.Si

Creative economy is one of the ways to enhance public economy by using

creativities and ideas of public. Howover, management of its development has not

been done effectively. Some of trainings given is limited and overlapped. Besides,

there is no control system for the whole home industries of emping. This research

aims to know about management system of creative economy development on

emping industries community for establishing their public busibess in Menes area.

This research uses The Management Functions theory by John F.Mee whice is

consisted of planning, organizing, actuating, and controlling. Descriptive method

and qualitative approach are used in this research. All data needed is collected by

semi-structure intervies, observation, and documentation study. Data analyzing

technique used in this research refers to Miles and Huberman. This research

result that planning process is not supported by socialization and there is no

cooperative proces between government and emping industries. Meanwhile, the

development system is done without regulation. Besides, management system of

emping industries does not work effectively. As an oponion, planning socialization

should be done, working cooperatively, and managing all human resources exist

in controlling system.

Keyword: Economy Creative, Emping Industries community, Management.

Page 7: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

“Apapun yang kamu lakukan

percayalah, akan ada orang

yang tidak suka dengan apa

yang kamu lakukan”

Skripsi ini kupersembahkan:

Mamah dan Bapak dan Almarhum

Mbah dan orang-orang yang sudah

mendukung dan mensuport

Page 8: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti untuk dapat

menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul “Manajemen

Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang”.

Proposal skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana Ilmu Sosial pada konsentrasi kebijakan publik program

studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

Terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu secara

moril maupun materiil dalam melakukan penelitian untuk kelancaran proposal skripsi

ini, secara khusus untuk doa yang tiada terputus dari kedua orang tua atas jerih payah

yang tulus ikhlas dalam mendidik dan juga kepada keluargaku. Sehubungan dengan

hal itu maka peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S,sos., M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S.sos., M.Si., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S,sos., M.Si., selaku Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Ibu Listyaningsih, S.sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

Page 9: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

ii

7. Bapak Riswanda, S.Sos., M.PA., Ph.D., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Ima Maesaroh, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Program

Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

9. Bapak Dr.Suwaib Amiruddin., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang

selalu mengarahkan, membe

10. Ibu Titi Stiawati., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang mengarahkan,

memberikan masukan atau kritikan yang membangun, memberikan semangat

dan motivasi.

11. Ibu Rini Handayani., M.Si., selaku Dosen Penguji Proposal Skripsi dan selaku

Dosen Ketua Penguji Sidang Skripsi yang sudah memberikan saran dan ilmu.

12. Bapak Hasuri., M.Si., selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi yang sudah

memberikan saran dan ilmu.

13. Kepada rekan-rekan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang,

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pandeglang, Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, dan Pengrajin Pembuat Emping

Melinjo di Kecamatan Menes yang telah memberikan izin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas bantuannya, motivasinya dan

pengalaman yang luar biasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian

ini.

14. Terima kasih kepada mamah, bapak, aa, dede, bi mpah, dan keluarga Hasan

Armani yang selalu memberikan semangat dan doa untuk teteh.

15. Terima kasih kepada sahabat-sahabat tercinta seperjuangan Uca, Kiki, Yenita,

Indri, Teh Ella, Teh Ririn, Olla, Tommy, Ubay, Novega, Nendi, Dodi, dan

yang lainnya yang selalu memberikan motivasi, berbagi pengalaman, selalu

menjadi pendengar yang baik, dan sudah menjadi sahabat yang baik.

Page 10: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

iii

16. Terima kasih kepada sahabat-sahabat tercinta Syifa,, Dini, Devit, Putri, dan

Melinda selalu memberikan semangat, menjadi pendengar yang baik, menjadi

sahabat yang baik, dan menemani dalam penelitian ini.

17. Terima kasih kepada kawan-kawan ANE NR 2011 yang telah memberikan

ilmu dan pengalamannya.

18. Terima kasih untuk sahabat-sahabat dan teman-teman bermain yang selalu

mensupport dalam menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun proposal skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna sempurnanya proposal skripsi ini. Peneliti berharap semoga

proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk peneliti.

Serang, Desember 2015

Peneliti

Erin Nurfajriah

Page 11: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. iv

DAFTAR TABEL.………………………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………. 1

1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………………... 14

1.3 Batasan Masalah …………………………………………………………... 15

1.4 Rumusan Masalah………………………………………………………….. 15

1.5 Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 16

1.6 Manfaat Penelitian……………………………………………………….... 16

1.7 Sistematika Penulisan……………………………………………………… 17

Page 12: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

v

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN ASUMSI DASAR

PENELITIAN…………………………………………………………..... 23

2.1 Landasan Teori………………………………………….................……….. 23

2.1.1 Manajemen……………………………………………..................... 23

2.1.2 Ekonomi Kreatif.........……………………………………………... 32

2.1.3 Pemberayaan...................…………………………………………... 37

2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………………………….. 44

2.3 Kerangka Berfikir………………………………………………………...... 46

2.4 Asumsi Dasar ...……………………………………………………............. 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…...…………………………………… 50

3.1 Metode Penelitian………………………………………………………...... 50

3.2 Fokus Penelitian………………………………………………………….... 51

3.3 Lokasi Penelitian…………………………………………………………... 52

3.4 Fenomena yang Diamati………………………………………………….... 52

3.5 Instrumen Penelitian……………………………………………………...... 54

3.6 Penentuan Informan..........……………………………………………….... 55

3.7 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………........... 68

3.8 Pengujian Validitas Data………………………………………………….. 68

Page 13: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

vi

3.9 Jadwal Penelian............................................................................................ 71

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………......................... 73

4.1 Deskripsi Objek Penelitian.......................................................................... 73

4.2 Deskripsi Data............................................................................................. 79

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian........................................................................... 82

4.4 Pembahasan.............................................................................................. 113

BAB V Penutup.........................…………………………………....................... 123

5.1 Kesimpulan................................................................................................ 123

5.2 Saran......................................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Lahan Produksi Sayuran Di Kabupaten Pandeglang................. 6

Tabel 1.2 Daftar Kelompok Usaha Pengolahan Emping Melinjo di Kabupaten

Pandeglang Tahun 2015..................................................................... 7

Tabel 3.1 Informan Penelitian…………………………………….................... 56

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ...……………………………….................... 63

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ………………………………………................... 74

Tabel 4.1 Jumlah Wisatawan Berkunjung Ke Obyek Wisata dan Akomodasi

yang ada di Kabupaten Pandeglang Tahun 2008-

2014..................................................................................................... 75

Tabel 4.2 Daftar Informan .................................................................................. 82

Tabel 4.3 Ringkasan Pembahasan..................................................................... 122

Page 15: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ……………………………………….. 48

Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles & Huberman ……………... 66

Page 16: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Mencari Data

2. Tabel Inventarisir Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2015

3. Tabel Data Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2014-2015

4. Rencana Kerja dan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah

Pemerintahan Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2014

5. Tabel Banyaknya Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Melinjo

dan Petai di Kabupaten Pandeglang

6. Data Pemetaan Produksi Sayuran di Kabupaten Pandeglang

7. Membercheck

8. Matriks Sebelum Reduksi Data

9. Matriks Setelah Reduksi Data

10. Dokumentasi

Page 17: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah perekonomian dan pasar bebas menjadi tantangan terberat dalam

globalisasi. Globalisasi menyebabkan ketidakadilan ekonomi antara negara maju

dengan negara berkembang. Globalisasi menyuburkan negara maju dengan

kemampuan mereka mengambil hasil bumi dari negara berkembang dan kekuatan

mereka memberikan pengaruh ekonomi, sosial dan budaya ke negara-negara

berkembang, dalam rangka meningkatkan perekonomian Indonesia, Presiden RI

telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang

Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015.

Instruksi Presiden tersebut dikeluarkan untuk menciptakan lapangan kerja

dan mengentaskan kemiskinan. Pengembangan Ekonomi Kreatif diperlukan untuk

mengatasi jumlah kemiskinan agar tidak semakin meningkat. Pengembangan

Ekonomi Kreatif banyak ditentukan oleh perkembangan industri-industri kreatif di

tanah air. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang

Pengembangan Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk menciptakan daya kreasi

dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada

kesejahteraan masyarakat Indonesia, dengan sasaran, arah, dan strategi yang

terlampirkan dalam naskah Instruksi Presiden tersebut.

Page 18: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

2

Konsep Ekonomi Kreatif merupakan konsep di era ekonomi baru yang

menggunakan ide dan kreatifitas yang dimiliki sumber daya manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Konsep Ekonomi Kreatif semakin menjadi sorotan diberbagai negara

karena Ekonomi Kreatif ini dapat memberikan kontribusi nyata terhadap

perekonomian. Di Indonesia, Ekonomi Kreatif mulai terdengar saat pemerintah

mencari cara untuk meningkatkan daya saing produk nasional dalam menghadapi

pasar global.

Ekonomi Kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human

capital atau intellectual capital, ada juga yang menyebutnya creative capital).

Ekonomi Kreatif membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif, yang mampu

melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa

yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi

industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas.

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam budaya,

aneka ragam bahasa, memiliki sumber daya alam yang berlimpah, memiliki

banyak etnis, pulau, suku bangsa, agama, dan salah satu negara yang memiliki

penduduk dengan jumlah banyak.

Pemerintah melalui Departemen Perdagangan bekerja sama dengan

Departemen Perindustrian dan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

(UKM) serta didukung oleh KADIN kemudian membentuk tim Indonesia Design

Power 2006-2010 yang bertujuan untuk menempatkan produk Indonesia menjadi

Page 19: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

3

produk yang dapat diterima di Pasar Internasional namun tetap memiliki karakter

nasional. Setelah menyadari akan besarnya kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap

negara maka pemerintah selanjutnya melakukan studi yang lebih intensif dan

meluncurkan cetak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif.

Dalam upaya merangsang pertumbuhan dan mempromosikan industri

kreatif, Pemerintah mengadakan program-program berskala besar seperti :

Peluncuran studi pemetaan kontribusi industri kreatif Indonesia pada ajang Trade

Expo Indonesia, Pencanangan Tahun Indonesia Kreatif tahun 2009, Pekan Produk

Kreatif 2009, dan Pameran Ekonomi Kreatif.

Ekonomi Kreatif perlu dikembangkan karena Ekonomi Kreatif berpotensi

yang signifakan, menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun cita dan

identitas bangsa, mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya yang

terbarukan, menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan keunggulan

kompetitif suatu bangsa, dan Memberikan dampak sosial yang positif.

Pengembangan Ekonomi Kreatif diawali dari kreatifitas yang sudah ada, sudah

berjalan, dan sudah tercipta. Pengembangan Ekonomi Kreatif dikelola oleh

Pemerintah Daerah untuk mendapatkan hasil lebih dari sebelum adanya

pengelolaan pengembangan dari Pemerintah.

Industri kuliner memiliki peran penting dalam Ekonomi Kreatif. Bersama

dengan industri kerajinan dan wisata, kuliner menjadi bagian dalam

pengembangan pariwisata lokal. Gerakan Ekonomi Kreatif pun akan dimulai

dengan produk bermuatan lokal.

Page 20: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

4

Banten memiliki beberapa macam wisata diantaranya adalah wisata alam

yang meliputi wisata pantai, wisata rekreasi, wisata cagar alam, dan wisata air

terjun. Selain itu, adapula wisata budaya yang meliputi wisata budaya kerajinan,

wisata budaya kesenian tradisional, dan wisata budaya masyarakat adat. Adapula

wisata rekreasi, wisata ziarah/religi, wisata situs bersejarah, dan wisata kuliner.

Wisata kuliner meliputi Sate Bandeng, Otak-otak, Nasi Sumsum, Kue Balok,

Emping, dan wisata-wisata kuliner lainnya yang terdapat di Provinsi Banten.

Kawasan wisata yang dimiliki suatu daerah dapat mendorong

pengembangan ekonomi kreatif suatu daerah, karena ketika wisatawan datang

berkunjung ke tempat objek wisata di suatu daerah maka wisatawan tersebut akan

mencari oleh-oleh ciri khas daerah tersebut. Banyak tempat wisata, hotel atau villa

atau cottages, dan restaurant atau rumah makan yang sudah memiliki ijin dan

terdaftar di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.

Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten yang terdapat di Provinsi

Banten yang memiliki banyak kawasan-kawasan pariwisata yang sudah terkenal

dan selalu ramai dikunjungi para wisatawan khususnya setiap masa liburan. Mulai

dari kawasan wisata pantai, wisata religi, wisata kuliner, dan wisata alam. Jumlah

wisatawan yang berkunjung baik wisata nusantara maupun wisata manca negara

setiap tahunnya naik.

Wisata kuliner yang terdapat di Kabupaten Pandeglang meliputi Emping

Melinjo, Otak-otak, Angeun Lada, Kue Jojorong, Kue Pasung, Balok Menes,

Apem Putih, dan wisata-wisata kuliner lainnya.

Page 21: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

5

Wilayah agropolitan yang terdapat di Kabupaten Pandeglang adalah

Kecamatan Carita, Banjar, Cimanggu, Cigeulis, Pagelaran, Cikedal, Jiput, Menes,

Cibaliung, Cisata, Mandalawangi, Cadasari, dan Kecamatan Koroncong. Jenis

ekonomi kreatif yang terdapat di Kabupaten Pandeglang meliputi Emping Melinjo

yang terbuat dari bahan dasar melinjo, otak-otak yang terbuat dari bahan dasar

ikan, opak yang terbuat dari beras ketan, balok yang terbuat dari singkong, dan

beberapa jenis ekonomi kreatif lainnya yang terdapat di Kabupaten Pandeglang.

Luas lahan pertanian melinjo merupakan lahan terluas dibandingkan

dengan luas lahan pertanian produksi sayuran-sayuran yang lain, hal ini dapat

dilihat dari data yang didapatkan pada tabel 1.1.

Page 22: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

6

Tabel 1.1

Luas Lahan Produksi Sayuran di Kabupaten Pandeglang

Tahun 2012

No. Komoditas Luas (Ha)

1. Bawang Merah 8

2. Bawang Daun 68

3. Sawi 126

4. Wortel 29

5. Kacang Panjang 445

6. Cabe Merah 329

7. Tomat 133

8. Terung 202

9. Ketimun 413

10. Melinjo 1.250

11. Petai 555

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang, 2012.

Kelompok usaha pengolahan emping melinjo yang mendapatkan pelatihan

dan pembinaan dan bantuan-bantuan di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2015

terdapat 28 kelompok pengolahan emping sebagai berikut dalam tabel 1.2.

Page 23: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

7

Tabel 1.2

Daftar Kelompok Usaha Pengolahan Emping Melinjo

Tahun 2015

No. Kecamatan Desa

1. Labuan Sukamaju

2. Koroncong Pasir Karag

3. Patia Idaman dan Idaman

4. Carita Tembong dan Sukarame

5. Cigeulis Taruma Negara, Ciseureuheun, Waringin

Jaya

6. Cikayung Angsana

7. Sumur Cigorondong

8. Cisata Kondang Jaya

9. Menes Menes dan Alas wangi

10. Saketi Ciandur

11. Pagelaran Bulagor, Tegal Papak, Bama Hilir, Maga

Giri, Sindang Jaya, dan Montor.

12. Jiput Banyu Resmi

13. Cikedal Karya Utama

14. Kaduhejo Mandalasari

15. Banjar Kadu Maneuh

16. Pandeglang Kadomas

17. Mandalawangi Giri Pawarna

18. Cipeucang Cikaduduen

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015.

Menes ditetapkan sebagai kawasan Agropolitan oleh pemerintah daerah

dengan penghasilan utama emping melinjo. Makanan Khas Menes yang terkenal

adalah emping dan balok. Emping adalah makanan sejenis kerupuk yang terbuat

Page 24: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

8

dari melinjo. Hasil produksi melinjo di Kecamatan Menes dengan banyak pohong

8.501 pohong dengan hasil produksi 3.809 kwintal (Tahun 2014). Disini,

diproduksi beragam emping dengan rupa-rupa rasa secara tradisional oleh

penduduk setempat. Di kecamatan ini terdapat APE (Asosiasi Pengrajin Emping).

Emping dikelola dan diproduksi ke berbagai daerah hingga manca negara. Di

Kecamatan Menes terdapat puluhan usaha skala rumah tangga yang memproduksi

emping melinjo. Hasil emping yang diproduksi 7 kwintal per bulan per rumah.

Setiap tahun produksi emping di Kecamatan Menes meningkat karena setiap

tahun memiliki peningkatan jumlah pelanggan. Untuk jumlah pengrajin emping

setiap produksi sampai 25 orang untuk pembuatana emping jenis keceprek dan 15

atau 20 orang untuk pembuatan emping yang dilakukan setiap seminggu sekali

pembuatannya. Sementara balok merupakan makanan yang terbuat dari singkong.

Singkong banyak ditanam di Menes dengan produksi 2.283 ton per tahun yang

ditanam di atas lahan 233 hektar. Selain itu, terdapat juga peternakan domba

dengan produksi rata-rata 5.743 ekor per tahun.

Besarnya potensi yang dimiliki dan peluang pengembangan yang masih

sangat terbuka lebar menyebabkan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang

memberikan prioritas pada pengembangan sistem agribisnis emping melinjo,

termasuk di dalamnya koperasi. Koperasi dalam bentuk koperasi produksi

didirikan oleh pengrajin emping melinjo yang ada di Kecamatan Menes (hasil

wawancara dengan staf di Kantor Kecamatan Menes).

Pelatihan dan pembinaan merupakan salah satu cara untuk

mengembangkan pontesi yang terdapat di Kecamatan Menes. Pelatihan dan

Page 25: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

9

pembinaan untuk pengrajin emping di Kabupaten Pandeglang dilaksanakan dari

tahun 2012. Pembinaan dan pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan

Peternakan Kabupaten Pandeglang dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Pasar Kabupaten Pandeglang untuk mengembangkan usaha pembuatan emping

yang merupakan hasil pertanian di Kabupaten Pandeglang.

Emping melinjo merupakan makanan khas Kabupaten Pandeglang yang

sudah terkenal dan dibuat dari melinjo yang ditanam di wilayah Kabupaten

Pandeglang. Emping Melinjo merupakan salah satu wisata kuliner yang berada di

daerah Kecamatan Menes. Emping melinjo menjadi salah satu usaha yang

merupakan Ekonomi Kreatif. Pembuatan emping melinjo dilakukan di rumah-

rumah warga. Sehingga, dalam usaha pembuatan emping melinjo ini ibu-ibu

rumah tangga tidak akan terganggu dalam mengurus rumah, anak, dan suaminya.

Emping melinjo yang terkenal terdapat di Kecamatan Menes dan emping melinjo

merupakan salah satu produk unggulan Kecamatan Menes.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang telah ditemukan di

lapangan bahwa industri kreatif yang ada di Kecamatan Menes tumbuh dan

berproduksi selama ini adalah emping. Namun selama ini pengembangan

dilakukan oleh pengrajin itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan

kelompok pengrajin, Pemerintah tidak memberikan sosialisasi kepada masyarakat

tentang Ekonomi Kreatif itu sendiri. Hal ini berdasarkan hasil wawancara awal

dengan salah satu masyarakat Kecamatan Menes bahwa masyarakat masih awam

tentang Ekonomi Kreatif itu sendiri.

Page 26: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

10

Pada observasi awal peneliti banyak menemukan beberapa masalah dalam

manajemen pemberdayaan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang. Dan permasalahan yang terkait dengan pengembangan ekonomi

kreatif emping melinjo di Kecamatan Menes. Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandeglang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Pandeglang tidak memiliki kerjasama yang baik dalam mengembangkan ekonomi

kreatif emping melinjo. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang

memiliki tugas dalam penegmbangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes

karena emping melinjo merupakan salah satu jenis hasil pertanian di Kecamatan

Menes. Untuk Dinas Prindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang

memiliki tugas dalam pengembangan jenis ekonomi kreatif untuk proses

perdagangan dan pemasarannya. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal dengan

salah satu staf di bidang usaha Dinas Pertanian dan Peternakan kabupaten

Pandeglang.

Kemudian dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan pada pasal 26h yang menjelaskan bahwa setiap pengusaha

pariwisata berkewajiban meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan

dan pendidikan. Pelatihan dan Pembinaan Ekonomi Kreatif yang dilakukan oleh

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang telah berjalan setiap

tahun. Pelatihan dan pembinaan yang dilakukan setiap setahun sekali, namun

sesuai dengan wawancara awal yang telah dilakukan kepada salah satu pengrajin

Emping Melinjo di daerah Desa Alaswangi Kecamatan Menes bahwa pelatihan

dan pembinaan pada tahun 2015 tidak akan dilaksanakan lagi. Hal ini diperkuat

Page 27: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

11

dengan tidak adanya lagi pengawasan yang dilakukan dari Dinas Pertanian dan

Peternakan Kabupaten Pandeglang baik dalam pengawasan keuangan maupun

pengawasan teknis. Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan kurang optimal

karena dalam pelaksanaan lapangannya masyarakat belum mengembangkan

pelatihan yang didapat, hal ini dibuktikan dengan adanya proses pemasaran yang

masih dilakukan di daerah itu sendiri.

Pengembangan ekonomi kreatif Kabupaten Pandeglang yang dilaksanakan

dengan cara menampilkan dalam pameran yang rutin dilaksanakan setiap tahun

hanya dua merek emping melinjo yang di tampilkan dalam pameran. Emping

melinjo yang ditampilkan hanya emping melinjo yang berasal dari Desa

Alaswangi Kecamatan Menes dan dari Kecamatan Carita. Hal ini berdasarkan

hasil wawancara awal dengan Sekertaris Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandeglang.

Tidak semua jenis emping yang dihasilkan oleh masyarakat ditampilkan

dalam pameran. Pameran merupakan salah satu cara untuk mengembangan,

memperkenalkan, dan mempromosikan hasil masyarakat daerah sendiri. Pameran

yang diselenggarakan pemerintahan Kabupaten Pandeglang setiap setahun sekali

hanya menampilkan satu jenis emping hasil buatan salah satu masyarakat

pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes sedangkan untuk jenis emping

melinjo hasil masyarakat yang lain tidak diminta untuk ditampilkan. Hal ini

berdasarkan hasil observasi awal dengan salah satu masyarakat pengrajin emping

yang terdapat di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang.

Page 28: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

12

Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan setiap tahun oleh Dinas

Pertanian, Dinas Perindustrian, dan Dinas Ketahanan dan Pangan hanya

melibatkan beberapa pembuat emping saja sedangkan yang lainnya tidak. Hal ini

berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pembuat emping melinjo di

Kecamatan Menes.

Proses pemasaran yang dilakukan oleh para pengrajin emping melinjo

hanya diedarkan di daerah itu sendiri. Proses pemasaran yang dilakukan belum

diedarkan keluar daerah-daerah. Tidak ada kemajuan dari sebelum mendapatkan

pelatihan sampai dengan setelah mendapatkan pelatihan proses pemasaran hanya

dilakukan di tempat mereka sendiri. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal

dengan salah satu masyarakat pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang.

Kurangnya pengawasan terhadap keuangan yang telah diberikan kepada

pengrajin emping sebagai bantuan modal. Pengrajin emping melinjo yang

diberikan bantuan modal tidak diberikan tanggung jawab untuk melaporkan

bagaimana kondisi modal yang dimiliki setelah mendapatkan bantuan modal.

Modal yang diberikan berupa uang sebesar Rp.5.000.000 dan bantuan pembuatan

bangunan dan mesin-mesin yang dibutuhkan oleh pengrajin emping dalam

menunjang kemajuan usaha. Tetapi tidak pernah dilaksakan pengawasan atau

pengontrolan terhadap bantuan yang diberikan pemerintah. Hal ini berdasarkan

hasil observasi awal yang saya lakukan ke Desa Alaswangi tempat pembuatan

emping milik Ibu Miyah.

Page 29: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

13

Selain itu, tidak ada pula pengawasan terhadap proses pengembangan

pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin emping melinjo oleh pemerintah setelah

mendapatkan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk masyarakat

pengrajin emping melinjo. Hal ini berdasrakan hasil observasi awal kepada salah

satu masyarakat pengrajin emping di Kecamatan Menes.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di atas, kondisi

lapangan koordinasi pemberdayaan sudah ada tetapi terjadinya tumpang tindih

dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan pelatihan dan pembinaan bagi pengrajin

emping oleh setiap dinas terkait tidak di dasarkan kerjasama sehingga tidak jelas

apa saja tugas masing-masing dinas dalam pelatihan yang dilaksanakan.

Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009

tentang pengembangan ekonomi kreatif terdapat 6 sasaran pengembangan

ekonomi kreatif berdasarkan hasil observasi awal peneliti, sasaran poin 1 yaitu

insan kreatif dengan pola pikir dan moodset kreatif dibutuhkan untuk

pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes. Hal tersebut karena dalam

pengolahan emping melinjo di Kecamatan Menes masih banyak masyarakat yang

menggunakan teknik tradisional contohnya dalam rasa emping yang hanya rasa

original. Hal tersebut mencirikan belum terciptanya insan yang kreatif dengan

pola pikir dan moodset kreatif.

Alasan saya sebagai peneliti memilih jenis ekonomi kreatif emping

melinjo di Kecamatan Menes karena berdasarkan masalah-masalah yang saya

temukan selama observasi awal, Kecamatan Menes yang merupakan daerah

Page 30: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

14

agropolitan tetapi masyarakat masih lemah dalam memanfaatkannya untuk

pengembangan dan kesejahteraan masyarakat. Pertanian melinjo di Kecamatan

Menes sangat baik karena jenis tanah yang dimiliki oleh Menes sangat baik untuk

pertanian melinjo. Selain itu, Menes dikenal sebagai daerah yang pertama kali

memproduksi emping melinjo di Kabupaten Pandeglang dan terkenal sebagai

daerah penghasil emping melinjo dengan kualitas sangat baik. Emping melinjo

merupakan potensi yang sangat bagus untuk membantu pengembangan ekonomi

kreatif di Kecamatan Menes karena emping melinjo mempunyai daya tarik untuk

wisatawan yang datang ke daerah-daerah wisata yang terdapat di Kabupaten

Pandeglang ketika berkunjung.

Maka saya sebagai peneliti mengambil judul penelitian dengan judul

"Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif pada Komunitas Pengrajin

Emping untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis Masyarakat di Kecamatan

Menes".

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi dalam penelitian saya adalah sebagai berikut:

1. Tidak adanya koordinasi antar dinas-dinas terkait yaitu Dinas

Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang dan Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pandeglang dalam proses

pengembangan ekonomi kreatif.

2. Pelatihan dan pembinaan yang diberikan kurang optimal dan sangat

terbatas. Dari pelatihan dan pembinaan di lapangan dalam proses

Page 31: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

15

pemasaran hanya di daerah itu sendiri yaitu hanya di Kecamatan

Menes itu sendiri. Kemudian terbatasnya jumlah pengrajin emping

melinjo mendapatkan pelatihan dan pembinaan untuk

mengembangkan usahanya yang merupakan ekonomi kreatif.

3. Tidak adanya pengawasan dalam proses pemasaran setelah

diselenggarakan pelatihan.

4. Tidak adanya pengawasan terhadap kondisi keuangan yang

merupakan bantuan modal yang diberikan kepada pengrajin emping.

5. Terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan pelatihan dan

pembinaan.

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang dan

identifikasi masalah di atas adalah Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif

pada Komunitas Pengrajin Emping di Kecamatan Menes dengan jenis ekonomi

kreatif tanaman melinjo dalam bentuk emping melinjo.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan

Menes?

2. Bagaimana bentuk pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan

Menes?

Page 32: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

16

3. Bagaimana manajemen pengembangan ekonomi kreatif pada komuntas

pengrajin emping untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di

Kecamatan Menes?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana manajemen

pengembangan ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk

pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat dirasakan oleh semua pihak,

terutama bagi pihak yang mempunyai kepentingan langsung terhadap

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian

adalah sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat teoritis

1. Pendalaman pemahaman tentang Manajemen Pengembangan

Ekonomi Kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk

pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes.

2. Sumbangsih pemikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

terutama tentang bidang studi ilmu sosial dan ilmu politik.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi mahasiswa dapat menggunakan sebagai observasi awal

mencari data dan lokasi untuk mempersiapkan Mata Kuliah Skripsi

sehingga akan mempercepat kelulusan mahasiswa.

Page 33: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

17

2. Bagi pihak lain diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna

sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian lebih

lanjut dalam bidang pemerintahan daerah serta sebagai sumber atau

referensi terkait organisasi pemerintahan.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menjelaskan mengapa peneliti mengambil

judul penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti yang tentunya relevan

dengan judul yang diambil. Materi dari uraian ini, dapat bersumber

dari hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar

ilmiah, hasil pengamatan, pengalaman pribadi, dan intuisi logik.

Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas,

faktual dan logik.

1.2 Identifikasi Masalah

Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari

judul penelitian atau dengan masalah atau variable yang akan

diteliti. Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi

pendahuluan pada objek yang diteliti, observasi dan wawancara ke

Page 34: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

18

berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat

diidentifikasi.

1.3 Batasan Masalah

Menetapkan masalah yang paling penting dan berkaitan dengan

judul penelitian. Kalimat yang biasa dipakai dalam pembatasan

masalah ini adalah kalimat pernyataan.

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah mendefinisikan permasalahan yang

telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan definisi

operasional.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin

dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang

telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan

isi dan rumusan masalah.

1.6 Manfaat Penelitian

Menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara praktis

maupun teoritis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS/ASUMSI DASAR PENELITIAN.

Page 35: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

19

2.1 Tinjauan Pustaka

Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan

variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi

yang digunakan untuk merumuskan masalah.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari

berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi, atau Jurnal

Penelitian.

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca.

2.4 Asumsi Dasar Penelitian

Menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan sebagai

hipotesa kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal

penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Sub bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian,

yaitu: survei (deskriptif analistis, eksplanatori, eksperimental, atau

teknik kuantitatif dan kualitatif lainnya).

Page 36: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

20

2.1.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Sub bab ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian

penelitian yang akan dilakukan.

2.1.3 Lokasi Penelitian

Tempat atau lokus yang dijadikan penelitian.

2.1.4 Instrumen Penelitian

Sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat

pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif

instrumennya adalah peneliti itu sendiri.

2.1.5 Penentuan Informan

Sub bab ini menjelaskan tentang orang yang dijadikan sumber

untuk mendapatkan data dan sumber yang diperlukan dalam

penelitian. Dapat diperoleh dari kunjungan lapangan yang

dilakukan di lokasi penelitian, dipilih secara purposive dan bersifat

snowball sampling.

2.1.6 Teknik Pengumpulan Data

Menguraikan teknik pengumpulan data hasil penelitian dan cara

menganalisis yang telah diolah dengan menggunakan teknik

pengolahan data sesuai dengan sifat data yang diperoleh, melalui

pengamatan, wawancara, dokumentasi dan bahan-bahan visual.

Page 37: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

21

2.1.7 Keabsahan Data

Sub bab ini menggambarkan sifat keabsahan data dilihat dari

objektifitas dalam subjektivitas. Untuk dapat mendapat data yang

objektif berasal dari unsur subjektivitas objek penelitian, yaitu

bagaimana menginterpretasikan realitas sosial terhadap fenomena-

fenomena yang ada.

3.8 Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang tahapan waktu penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi

penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau

sampel yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan

dengan objek penelitian.

4.2 Hasil Penelitian

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah

dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.

4.3 Pembahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.

Page 38: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

22

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat,

jelas, sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis

penelitian.

5.2 Saran

Berisi rekomendasi dari peneliti terhadap tindak lanjut dari

sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara

teoritis maupun praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Memuat daftar referensi (literatur lainnya) yang digunakan dalam

penyusunan skripsi, daftar pustaka hendaknya menggunakan literatur yang

mutakhir.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Memuat tentang hal-hal yang perlu dilampirkan untuk menunjang

penyusunan skripsi, seperti lampiran table-tabel, lampiran grafik,

instrumen penelitian, riwayat hidup peneliti, dll.

Page 39: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

23

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Landasan Teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam

penulisan skripsi peneliti tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin di

temui di tempat penelitian jika tidak memiliki acuan landasan teori yang

mendukungnya. Dalam skripsi landasan teori layaknya fondasi pada sebuah

bangunan. Bangunan akan terlihat kokoh bila fondasinya kuat, begitu pula dengan

penulisan skripsi, tanpa landasan teori penelitian dan metode yang digunakan

tidak akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak

memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori.

Adapun landasan teori yang peneliti gunakan dalam peneltitian ini adalah

sebagai berikut:

2.1.1 Manajemen

2.1.1.1 Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.

Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari

fungsi-fungsi manajemen itu. Pengertian manajemen menurut beberapa

para ahli diantaranya adlah sebagai berikut:

Page 40: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

24

Menurut Drs. H. Malayu Hasibuan (2001: 2) ,“Manajemen adalah

ilmu dan seni mengatur peoses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

tujuan tertentu”.

Menurut Andrew F. Sikula dalam Hasibuan (2001: 2)

"Management in general refers to planning, organizing, controlling,

staffing, leading, motivating, communicating, and decision making

activities performed by any organizing in order to coordinate the

varied resoyrces of the entrprise so as to bring an efficient ceration

of some product or service”.

Artinya: “Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-

aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan,

pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan

yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk

mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara

efisien”.

Menurut G.R. Terry dalam Hasibuan (2001: 2) , “Management is a

distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and

controlling performed to determine and accomplish stated objectives

by the use of human being and other resources”.

Artinya: “Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnya”.

Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam Hasibuan

(2001: 3) , “Management is getting things done through people. In

bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a

manager plans, organizes, stafs, direct, and control the activities

other people”.

Artinya: “Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu

melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan

koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi

Page 41: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

25

perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan

penegndalian”.

Menurut James A.F. Stoner dalam Handoko (1984: 8) “Manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan”.

Dari beberapan pengertian para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses dalam mengatur

untuk mencapai suatu tujuan dengan tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

2.1.1.2 Asas-Asas Manajemen

Asas-asas umum manajemen menurut para ahli adalah sebagai

berikut:

A. Henry Fayol dalam Hasibuan (2001: 10) , asas-asas

menejemen adalah meliputi sebagai berikut:

a) Division of Work (Asas Pembagian Kerja)

Asas ini sangat penting, karena adanya limit factors, artinya

ada keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua

pekerjaan, yaitu:

1. Keterbatasan waktu

2. Keterbatasan pengetahuan

3. Keterbatasan kemampuan

4. Keterbatasan perhatian

Keterbatasan-keterbatasan ini mengharuskan diadakannya

pembagian pekerjaan. Tujuannya untuk memperoleh efisiensi

organisasi dan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi sangat

Page 42: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

26

diperlukan, baik pada bidang teknis maupun pada bidang

kepemimpinan.

Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap

organisasi tanpa pembagian kerja berarti tidak organisasi dan kerja

sama di antara anggotanya. Dengan pembagian kerja maka daya

guna dan hasil guna organisasi dapat ditingkatkan demi tercapainya

tujuan.

b) Authority and Responsibility (Asas Wewenang dan Tanggung

Tawab)

Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan

tanggung jawab antara atasan dan bawahan. Wewenang harus

seimbang dengan tanggung jawab. Misalnya, wewenang sebesar X

maka tanggung jawab pun sebesar X. Wewenang menimbulkan hak,

sedangkan tanggung jawab menimbulkan kewajiban. Hak dan

kewajiban menyebabkan adanya imteraksi atau komunikasi antara

atasan dengan bawahan.

c) Discipline (Asas Disiplin)

Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang

telah ditetapkan, dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi, serta

dilaksanakan sepenuhnya.

d) Unity of Command (Asas Kesatuan Perintah)

Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima

perintah dari seorang atasan dan bertanggung jawab hanya kepada

seorang atasan pula. Tetapi sorang atasan dapat memberi perintah

kepada beberapa orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini perlu,

karena jika seorang bawahan diperintah oleh beberapa orang atasan

maka ia akan bingung.

e) Unity of Direction (Asas Kesatuan Jurusan atau Arah)

Setiap orang bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu

tujuan, satu perintah, dan satu alasan, supaya terwujud kesatuan arah,

kesatuan gerak, dan kestuan tindakan menuju sasaran yang sama.

Unity of Command berhubungan dengan karyawan, sedangkan Unity

of Direction bersangkutan dengan sluruh perusahaan.

f) Subordination of Individual Interest Into General Interest (Asas

Kepentingan Umum di atas Kepentingan Pribadi)

Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan

kepentiangan bersama (organisasi) di atas kepentingan pribadi.

Page 43: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

27

Misalnya pekerjaan kantor sehari-hari harus diutamakan dari pada

pekerjaan sendiri.

g) Renumeration of Personnel (Asas Pembagian Gaji yang wajar)

Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial

harus adil, wajar, dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga

memberikan keputusan yang maksimal baik bagi karyawan maupun

atasan.

h) Centralization (Asas Pemutusan Wewenang)

Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang, artinya

wewenang itu dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpa mengabaikan

situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil keseluruhan yang

memuaskan. Centralization bersifat relatif.

i) Scalar of Chain (Asas Pemusatan Wewenang)

Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke

bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas, tidak

terputus, dan dengan jarak terpendek. Maksudnya perintah harus

berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah dengan cara

yang berurutan.

j) Order (Asas Keteraturan)

Asas ini dibagi atas material order dan sosial order, artinya

keteraturan dan ketertiban dalam penempatan barang-barang dan

karyawan. Material order artinya barang-barang atau alat-alat

organisasi perusahaan harus ditempatkan pada tempat yang

sebenarnya, jangan disimpan di rumah. Sosial order artinya

penempatan karyawan harus sesuai dengan keahlian atau bidang

spesialisasinya.

k) Equity (Asas Keadilan)

Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam

pemberian gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman.

Perlakuan yang adil akan mendorong bawahan mematuhi perintah-

perintah atasan dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan akan malas

dan cenderung menyepelekan tugas-tugas dan perintah-perintah

atasan.

l) Initiative (Asas Inisiatif)

Menurut asas ini, seorang pimpinan harus memberikan

dorongan dan kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif,

Page 44: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

28

dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif

memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.

m) Esprit de Corps (Asas Kesatuan)

Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan dan

dibina melalui sistem komunikasi yang baik, sehingga terwujud

kekompakan kerja dan timbul keinginan untuk mencapai hasil yang

baik. Pimpinan perusahaan harus membina para bawahannya

sedemikian rupa, supaya karyawan merasa ikut memiliki perusahaan

itu.

n) Stability of Turn-Over of Personnel (Asas Kestabilan Jabatan

Karyawan)

Menurut asas ini, pimpinan perusahaan harus berusaha agar

mutasi dan keluar masuknya karyawan tidak terlalu sering, karena

akan mengakibatkan ketidak stabilan organisasi, biaya-biaya

semakin besar, dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang

berpengalaman. Pimpinan perusahaan harus berusaha agar setiap

karyawan betah bekerja sampai masa pensiunnya.

B. F.W. Taylor dalam Hasibuan (2001: 14) , mengemukakan asas-

asam umum manajemen adalah sebagai berikut:

a) Pengembangan metode-metode kerja yang terbaik.

b) Pemilihan serta pengembangan para pekerja.

c) Usaha untuk menghubungkandan mempersatukan metode kerja

yang terbaik dengan para pekerja yang terpilih dan terlatih.

d) Kerja sama yang harmonis antara manajer dan nonmanajer,

meliputi pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk

merencanakan pekerjaan.

C. Harrington Emerson dalam Hasibuan (2001: 14) ,

mengemukakan asas umum manajemen sebagai berikut:

a) Memberi batasan tujuan dengan tegas .

b) Pikiran yang sehat.

c) Nasihat (komsultasi) yang konsekuen.

d) Tata tertib.

e) Penjelasan yang jujur.

f) Laporan yang dapat dipercaya, segera, dan memadai.

Page 45: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

29

g) Pengiriman (penyaluran).

h) Standarisasi dan penjadwalan.

i) Keadaan yang distandarkan.

j) Standardisasi operasi.

k) Pengubahan instruksi praktis yang standar.

l) Penghargaan keefektifan.

Dari asas-asas umum manajemen yang telah dipaparkan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa dengan asas-asas manajemen, dapat

mengurangi dan menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam

menjalankan pekerjaannya, dan kepercayaan pada diri sendiri pun akan

semakin besar. Asas adalah kebenaran umum yang memberikan dasar

pemikiran, keyakinan, dan pedoman pemecahan problem, pelaksanaannya

fleksibel serta disesuaikan dengan situasi, kebutuhan, dan keadaan-

keadaan khusus, dan tidak semua asas itu harus dilakukan.

2.1.1.3 Unsur-unsur Manajemen

Unsur-unsur manajemen menurut Hasibuan (2001: 20) adalah

sebagai berikut:

1. Men, yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun

tenaga kerja operasional/pelaksana.

2. Money, yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

3. Methods, yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai

tujuan.

4. Materials, yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

5. Machines, yaitu mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan atau

dipergunakan untuk mencapai tujuan.

6. Market, yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.

Page 46: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

30

2.1.1.4 Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen menurut Hasibuan (2001: 38) menurut

para ahli adalah sebagai berikut:

No. G.R. Terry John F. Mee Louis A.

Allen

MC Namara

1.

2.

3.

4.

Planning

Organizing

Actuating

Controlling

Planning

Organizing

Motivating

Controlling

Leading

Planning

Organizing

Controlling

Planning

Programming

Budgeting

System

No. Henry Fayol Harold Koontz

& cyril

O’Donnel

Dr. S. P.

Siagian

Prof. Drs. Oey

Liang Lee

1.

2.

3.

4.

5.

Planning

Organizing

Commanding

Coordinating

Controlling

Planning

Organizing

Staffing

Directing

Controlling

Planning

Organizing

Motivating

Controlling

Evaluating

Perencanaan

Pengorganisasian

Pengarahan

Pengkoordinasian

Pengontrolan

No. W. H.

Newman

Luther Gullick Lyndall F.

Urwick

John D. Millet

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Planning

Organizing

Assembling

Resources

Directing

Controlling

-

-

Planning

Organizing

Staffing

-

Directing

Coordinating

Reporting

Budgeting

Forecasting

Planning

Organizing

-

Commanding

Coordinating

Controlling

-

Directing

-

Facilitating

-

-

-

-

-

Keterangan:

1. Planning (Perencanaan) adalah menurut Harold Koontz and Cyril

O’Donnel dalam Hasibuan (2001: 40) “Planning is the function of

amanager which involves the selection from alternatives of objectives,

policies, procedures, and programs. Artinya perencanaan adalah fungsi

seorang manager yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan,

kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program

dari alternatif-alternatif yang ada”. Sedangkan menurut Hasibuan

(2001:40) “Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman

pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang

ada”.

Page 47: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

31

2. Organizing (Pengorganisasian) adalah menurut G.R. Terry dalam

Hasibuan (2001: 40) “Organizing is the establishing of effective

behavioral relationships among persons so that they may work together

efficiently and again personal satisfactions for the purpose of achieving

some goal or objective. Artinya pengorganisasian adalah tindakan

mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-

orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan dengan

demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-

tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan

atau sasaran tertentu”.

3. Actuating (Pengarahan) adalah menurut Hasibuan (2001: 41)

“Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama

dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan”. Sedangkan menurut G.R.

Terry dalam Hasibuan (2001: 41) “Actuating is setting all members of

the group to want to achieve and to strike to achieve the objective

willingly and keeping with the managerial planning and organizing

efforts. Argtinya pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok

agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk

mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha

pengorganisasian”.

4. Controlling (Pengendalian) adalah menurut Harold Koontz dalam

Hasibuan (2001: 41) “Control is the measurement and correction of the

performance of subordinates in order to make sure that enterprise

objectives and the plans devised to attain then are accomplished. Artinya

pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan

kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai

tujuan-tujuan dapat terselenggara”.

5. Staffing adalah menurut G.R. Terry and Leslie W. Rue “Staffing adalah

menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan,

penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja. Sedangkan menurut

T.Hani Handoko (1984: 24) "Staffing (penyusunan personalia) adalah

penarikan (recruitment), latihan dan pengembangan, serta penempatan dan

pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang

menguntungkan dan produktif."

6. Motivating adalah menurut G.R. Terry and Leslie W. Rue “Motivating

adalah mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-

tujuan.

John F. Mee dalam Handayaningrat (1994:26) mengemukakan

dalam bukunya Management Thought in a Dynamic Economy menyebut

fungi manajemen yang biasa dikenal dengan akronomi (POMCO) yang

terdiri atas:

Page 48: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

32

1. Perencanaan (Planning) adalah proses pemikiran yang matang

untuk dilakukan di masa yang akan datang dengan menentukan

kegiatan-kegiatannya.

2. Pengorganisasian (Organizing) adala seluruh proses

pengelompokan orang-orang, peralatan, kegiatan, tugas,

wewenang dan tanggung jawab, sehingga merupakan organisasi

yang tepatdigerakan secara keseluruhan dalam rangka tercapainya

tujuan yang telah ditentukan.

3. Pemberian Motivasi (Motivating) adalah sesluruh proses

pemberian motif (dorongan) kepada para karywan untuk bekerja

lebih bergairah, sehingga mereka dengan sadar mau bekerja demi

tercapainya tujuan organisasi secara berhasil guna dan berdaya

guna.

4. Pengawasan (Controlling) adalah proses pengamatan terhadap

pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar

semua pekerjaab dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan sebelumnya.

2.1.2 Ekonomi Kreatif

2.1.2.1 Pengertian

Howkins (2001) dalam bukunya The Creative Economy menemukan

kehadiran gelombang ekonomi kreatif setelah menyadari pertama kali

pada tahun 1996 ekspor karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai

penjualan sebesar US$ 60,18 miliar yang jauh melampaui ekspor sektor

lainnya seperti otomotif, pertanian, dan pesawat.

Menurut definisi Howkins, Ekonomi Kreatif adalah kegiatan

ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Gagasan atau ide

menurut ahli ekonomi Paul Romer (1993), ide adalah barang ekonomi

yang sangat penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di

kebanyakan model-model ekonomi. Ide adalah instruksi yang membuat

Page 49: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

33

kita mengkombinasikan sumber daya fisik yang penyusunannya terbatas

menjadi lebih bernilai.

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang

mengintensifkan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan

keluasan pengetahuan dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor

produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ekonomi akan didukung oleh

jalannya industri kreatif. Sedangkan menurut Kementrian Perdagangan

Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif adalah industri yang berasal

dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk

menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan

dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang

bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat

atau talenta dan kreativitas. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di

era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi

seperti pada era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan kreativitas dan

penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju.

Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya

mengandalkan harga atau kualitas produk saja, tetapi harus bersaing

berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi. Menurut Departemen

Perdagangan (2007) ada beberapa arah dari pengembangan industri kreatif

Page 50: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

34

ini, seperti pengembangan yang lebih menitikberatkan pada industri

berbasis:

1) lapangan usaha kreatif dan budaya (creative cultural industry)

2) 4 lapangan usaha kreatif (creative industry)

3) Hak Kekayaan Intelektual seperti hak cipta (copyright industry).

Berikut telah dikemukakan oleh UNCTAD dalam Creative Economy

Report, (2008:3). “Creativity in this context refers to the formulation

of new ideas and to the application of these ideas to produce original

works of art and cultural products, functional creation, observable

in the way it contributes to entreupreneurship, fosters innovation,

enchaces productivity and promotes economic growth”.

Dalam Jurnal Kajian Lemhanas RI Edisi 14 mendefinisikan ekonomi

kreatif “Ekonomi kreatif merupakan pengembangan ekonomi berdasarkan

keterampilan, kreativitas, dan bakat individu untuk menciptakan daya

kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis, sehingga

menitikberatkan pada pengembangan ide dalam menghasilkan nilai

tambahnya”.

Adapun yang dimaksud dengan ekonomi kreatif menurut Diktum

Pertama Instruksi Presiden No.6 Tahun 2009 tentang Pengembangan

Ekonomi Kreatif adalah “...kegiatan ekonomi berdasarkan kreativitas,

keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya

cipta individu bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan

masyarakat Indonesia”.

Page 51: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

35

2.1.2.2 Jenis-Jenis Ekonomi Kreatif

Kreatif seringkali identik dengan seni, makanya wajar saja

kebanyakan dari Industri kreatif berhubungan dengan kesenian. Saat ini

pemerintah telah membagi ekonomi kreatif menjadi 14 sub bagian yang

diantaranya :

1. Periklanan (advertising): Produk yang dihasilkan berupa bentuk audio

ataupun visual. Jasa iklan ini bisa digunakan untuk kepentingan

ekonomi ataupun nirlaba. Perusahaan membutuh brosur sampai baliho

untuk promosi. Sedangkan untuk keperluan pribadi, misalnya dalam

acara pernikahan kita membutuhkan cetakan undangan. Para caleg juga

butuh ini supaya dipilih rakyat. Tak hanya itu, bentuk iklan di Media

seperti di televisi dan radio juga membutuhkan jasa ini.

2. Arsitektur: kegiatan yang pada dasarnya membutuhkan jiwa seni dalam

menggambar. Selain itu juga dibutuhkan pendidikan suapaya lebih

elegan dipandang. Seorang arsitek hanya bertanggung jawab dalam

membuat desain, tanpa harus tahu teknisnya. Desain ini bisa berupa

rumah, gedung, taman, ataupun tata kota. Arsitek saat ini dibayar sangat

tinggi mengingat pembangunan yang lagi marak-maraknya dilakukan.

3. Pasar Barang Seni: Meski agak mirip dengan seni rupa, namun kegiatan

ini bisa tak hanya berupa barang seni rupa, namun juga bisa barang-

barang seni lainnya seperti instrumen musik dan barang seni bersejarah.

Museum adalah tempat kita bisa menemukan tapi tak bisa dibeli. Pasar

barang seni menciptakan peluang untuk berdagang barang-barang ini,

karena pecinta seni biasanya akan rela membeli walaupun dengan harga

tinggi.

4. Kerajinan (craft): Indonesia merupakan negara dengan kerajinan yang

beraneka ragam karena banyaknya sumber daya alam yang bisa

dijadikan bahan. Bisa dari kayu, rotan, ijuk, ataupun batu. Pekerjaan ini

sangat membutuhkan jiwa artistik yang tinggi untuk menghasilkan

kerajinan yang indah sekaligus bermanfaat. Saat ini kerajinan Indonesia

sangat diminati orang luar sehingga banyak sekali diekspor, namun

sangat kurang sekali sumber daya yang bergerak di bidang ini.

5. Desain: Kegiatan ini sangat membutuhkan skill dalam bidang grafis dan

komputer. Tak hanya itu ide visual sangat dibutuhkan juga untuk

membentuk tampilan menarik dari suatu produk termasuk juga

kemasan.

6. Fesyen (fashion):Bidang ini menyangkut segala hal yang kita pakai dari

ujung kepala sampai ujung kaki, baik yang bersifat pokok ataupun

aksesoris. Dari kepala bisa berbagai jenis penutup kepala, jilbab,anting,

Page 52: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

36

selendang, kacamata dan lain-lain. Untuk bisa bersaing di bidang ini

membutuhkan kreatifitas dalam membuat desain yang disukai

masyarakat. Contohnya, dalam bidang clothing, selain bahan yang

bagus, pembeli juga mempertimbangkan bentuk visualnya.

7. Video, Film dan Fotografi: Kegiatan ini tentu saja sudah sangat dikenal

masyarakat. Prosesnya bisa melibatkan banyak orang mulai dari kru,

aktor, penulis naskah, make up. Nilai jualnyapun bisa membuat

seseorang bergelimang harta dan memiliki popularitas tinggi. Film bisa

diputar di bioskop, televisi, hasil foto bisa terlihat di majalah-majalah.

8. Permainan Interaktif (game): Proses kreasi yang masih jarang dibuat

oleh orang Indonesia, padahal orang Indonesia termasuk yang paling

banyak menghabiskan waktu main game. Ini suatu peluang besar untuk

memanfaatkan pasar daripada kita terus dijajah memainkan game

buatan luar.

9. Musik: Harus diakui semua orang suka musik. Apabila anda punya

daya seni mencipta lagu, coba tekunilah siapa tahu lagu anda disuka

orang. Sekarang tak perlu repot lagi ke perusahaan rekaman, cukup

sewa studio saja untuk rekaman, lalu sebarkan lagu anda dan cari juga

job manggung.

10. Seni Pertunjukan (showbiz): Saat ini banyak event-event yang digelar.

Kesempatan bagi anda dalam mengisi acara tersebut, baik itu

pertunjukan musik, tari, teater, drama, ataupun video visual. Dari event

tersebut bisa didapatkan honor. Kalau tidak ada event anda juga bisa

buat event sendiri dengan pertunjukan anda sendiri dengan sistem bayar

tiket masuk.

11. Penerbitan dan Percetakan: Kegiatan ini bisa dalam hal yang bersifat

jangka panjang ataupun pendek. Untuk yang jangka panjang, kegiatan

ini seperti penulisan dan penerbitan buku. Sedangkan yang jangka

pendek adalah media cetak berupa koran atau majalah.

12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software): Pada umumnya saat

ini semua orang menggunakan komputer. peluang bisa diambil dari

rutinitas ini apakah itu service ataupun pembuatan software untuk

kepentingan tertentu. Tentunya usaha ini membutuhkan skill di atas

rata-rata para pengguna komputer.

13. Televisi & Radio (broadcasting): Kegiatan ekonomi disini adalah suatu

kegiatan merancang dan menampilkan suatu program acara. kalau

dalam perusahaan pertelevisian biasanya yang di bidang ini disebut Tim

Kreatif. Mereka harus membuat program dengan rating tinggi.

14. Riset dan Pengembangan (R&D): Bidang ini bisa dikatakan bidangnya

para pemikir. Disini anda dituntut untuk menemukan sesuatu yang baru

kemudian diaplikasikan untuk menjadi produk. hasil dari riset dan

pengembangan anda akan dihargai oleh pihak yang tertarik.

Page 53: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

37

2.1.2.3 Perkembangan Ekonomi kreatif di Indonesia

Seperti tertuang pada cetak biru pengembangan ekonomi kreatif

Departemen Perdagangan pada 2004-2009 bahwa pengembangan ekonomi

kreatif tahap pertama di Indonesia (periode 2004-2009), sebenarnya

diharapkan menghasilkan kreativitas modal sosial (social capital

creation), yang meliputi empat unsur, sebagai berikut:

1. Pembentukan komunitas kreatif (creative community formation)

2. Kesadaran berkreasi (awareness creation)

3. Perluasan jejaring (networking expansion)

4. Kolaborasi orang kreatif (creative people collaboration)

2.1.3 Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat, secara umum dapat diartikan sebagai

suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui

pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat,

dan pengorganisasian masyarakat.

Pengertian pemberdayaan dalam bidang pembangunan sosial,

banyak dikemukakan oleh tokoh-tokoh, ahli-ahli maupun teoritisi. Pada

dasarnya secara umum pengertian pemberdayaan memiliki fokus yang

sama yaitu mengupayakan adanya proses dalam memberikan daya kepada

kelompok lemah dengan tujuan untuk mensejahterakannya sehingga dapat

mandiri dalam menjalankan kehidupannya.

Pemberdayaan menurut Edi suharto (2009:59-60), dalam buku

Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, adalah:

“Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat

kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

Page 54: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

38

termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.

Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk kepada keadaan atau

hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata

pencaharian, bepartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya”.

Sedangkan Suhendra (2006:75) mengemukakan bahwa:

“Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan bahwa masyarakat diberi

kuasa, dalam upaya untuk menyebarkan kekuasaan, melalui

pemberdayaan masyarakat, organisasi agar mampu menguasai atau

berkuasa atas kehidupannya untuk semua aspek kehidupan politik,

ekonomi, pendidikan, kesehatan, pengelolaan lingkungan dan

sebagainya”.

Owin Jamasy (2004:38) dalam buku Keadilan, Pemberdayaan dan

Penanggulangan Kemiskinan mengemukakan bahwa:

“Kerangka pikir dalam pemberdayaan setidaknya mengandung tiga

tujuan penting yakni: pertama, Menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang misalnya

mengadakan pelatihan-pelatihan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki

masyarakat atau kelompok yang akan diberdayakan, misalnya

melalui peningkatan taraf pendidikan (membekali masyarakat ke

arah berfikir rasional dan prestatif), peningkatan derajat kesehatan,

serta peningkatan akses sumber kemajuan. Ketiga, berupaya

mecegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, menciptakan

keadilan dan kebersamaan antara yang sudah maju dan yang belum

berkembang”.

Pemberdayaan menekankan pada tiga ketentuan tersebut jelas akan

menjadi strategi unggulan dan akan berdampak positif terhadap

menurunnya angka kemiskinan. Namun perlu diketahui terlebih dahulu

potensi atau kekuatan yang dapat membantu proses perubahan agar dapat

Page 55: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

39

lebih cepat dan terarah, sebab tanpa adanya potensi atau kekuatan yang

berasal dari masyarakat itu sendiri maka seseorang, kelompo, organisasi

atau masyarakat akan sulit bergerak melakukan perubahan. Kekuatan

pendorong ini didalam masyarakat harus ada atau bahkan diciptakan lebih

dulu pada awal proses perubahan tersebut berlangsung.

Dalam kerangka pemberdayaan masyarakat yang terpenting adalah

dimulai dengan bagaimana cara menciptakan kondisi, suasana atau iklim

yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang, dalam

mencapai tujuan pemberdayaan, berbagai upaya dapat dilakukan melalui

berbagai macam strategi, diantara strategi tersebut adalah pendidikan

penyuluhan. Pendidikan penyuluhan berusaha untuk meningkatkan harkat

dan martabat masyarakat serta menanamkan jiwa kemandirian. Oleh

karenanya konsep penyuluhan tidak berbeda jauh dari konsep

pemberdayaan. Menurut Suriatna (1987:44) Peran pendidikan penyuluhan

sangat penting sebagai bagian dari intevensi pihak luar komunitas kedalam

komunitas tertentu.

“Penyuluhan merupakan suatu proses perubahan prilaku. Peran

pendidikan penyuluhan sangat penting untuk membantu masyarakat

di pedesaan yang tidak mendapat kesempatan untuk mengikuti

pendidikan formal, sehingga sebagai permasalahan usaha misalnya

usaha tani di pedesaan yang tidak mampu dihadapi oleh masyarakt

desa dapat dibantu pemecahannya dengan baik”.

Pendidikan penyuluhan dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

berimplikasi sanagt luas terhadap kondisi masyarakat sasaran, tidak

terbatas pada aspek pengetahuan semata, namun juga menjurus pada

Page 56: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

40

adanya perubahan yang sifatnya menyeluruh, meliputi perubahan sikap

mental yang mengarah pada tindakan atau perilaku yang menunjukan

produktivitas yang tinggi. Pendidikan dalam penyuluhan mengarahkan

agar individu atau kelompok masyarakat sasaran dapat berperan aktif

dalam kegiatan-kegiatan produktif, terutama yang berkaitan dengan

penyuluhan kesehatan yang dijalankan. Dengan demikian implikasinya

adalah program pendidikan penyuluhan harus terus menerus

berkesinambungan.

Pemberdayaan masyarakat haruslah memberikan dampak yang

positif bagi masyarakat yang diberdayakan.

Menurut Suharto (2010:58) Pemberdayaan menunjuk pada

kemampuan orang, khusunya kelompok rentan dan lemah sehingga

mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam:

1. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki

kebebasan (freedom) dalam arti bukan saja bebas mengemukakan

pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan,

bebas dari kesakitan.

2. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan

mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh

barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.

3. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-

keptusan yang mempengaruhi mereka.

Suhendra (2006:88-96) dalam bukunya Peranan Birokrasi dalam

Pemberdayaan Masyarakat membahas mengenai banyak pemikir dan ahli-

ahli terutama dari disiplin sosial yang menyampaikan prisip

pemberdayaan. Suhendra mengacu pada 22 prinsip pemberdayaan yang

dikutip dari Jim Ife, yaitu:

Page 57: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

41

1. Integrated Development

Masalah sosial adalah manusia dan lingkungan dalam arti luas.

Oleh karenannya pengembangan masyarakat mencakup berbagai

aspek yaitu social, politik, ekonomi, budaya dan lingkungan,

spiritual, semua hal ini mencerminkan aspek-aspek kehidupan

masyarakat.

2. Confronting Structural Disadvantage

Struktur yang bertentangan akan melemahkan pengembangan

masyarakat. Perbedaan-perbedaan kelas sosial, ras, suku, gender

yang mengarah hambatan struktural hendaknya dapat

dimasimalkan. Jika hal ini tidak dapat dihindari maka akan

merupakan maslaah bagi pekerja masyarakat. Bahkan konflik-

konflik sosial yang berkala relatif besar akan membawa

kemunduran bukan kemajuan.

3. Human Rights

Dalam pengertian positif bahwa pengembangan masyarakat

dapat menggunakan prinsip-prinsip HAM (Hak Asasi Manusia).

Dengan hak asasi manusia, maka secara asasi hal-hal perorangan

dilindungi, apalagi kelompok minoritas sekalipun. Dalam

prinsip hak asasi manusia tidak dikenal penonjolan kelompok

minpritas maupun mayoritas.

4. Sustainability

Dengan prinsip kesinambungan penggunaan sumber-sumber

harus sehati-hati mungkin. Pengembangan masyarakat

ditunjukan untuk mengurangi ketergantungan kepada sumber-

sumber yang dapat diperbaharui agar keseimbangan ekologi

dapat terus dipelihara.

5. Empowerment

Penguasa atau pemberdayaan dilakukan dengan cara memberi

sumber, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada

masyarakat untuk menentukan hari depannya sendiri.

6. The Personal and Political

Kepentingan individu secara aspiratif harus dapat sejalan dan

mengkait dengan masalah umum dan politik. Masalah politik

hendaknya menjadi bagian dari masalah individu dan

sebaliknya. Awal dari kebijakan pemerintah adalah kemauan

politik, oleh karenanya pemberdayaan masyarakat pendidikan

politik masyarakat adalah penting sehingga terbentuk political

minded maka masyarakat ikut berpartisipasi sejak tahap awal

proses pembangunan.

7. Community Ownership

Prinsip ini menekankan bahwa pengembangan masyarakat

mengkait dengan kepemilikan material maupun non material

seperti struktur dan proses. Kepemilikan material agar

masyarakat bertanggung jawab memanfaatkannya secara efektif

dan efisien, sedangkan kepemilikan non material agar masyarakt

Page 58: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

42

dapat mengawasi pelaksanaan pelayanan, ikut membuat

keputusan-keputusan aktivitas-aktivitas setempat.

8. Self Reliance

Bahwa dengan menambahkan percaya diri dalam

pengembangan masyarakat, diupayakan penggunaan sumber-

sumber setempat: keuangan, teknik, sumber alam maupun

sumber daya manusia.

9. Independence from The State

Prinsip ini menekankan pada kemampuan otonomi dan

kepercayaan diri pada masyarakat dan meminimalkan bantuan

dana dari pemerintah. Dana dari pemerintah jika diperlukan

merupakan alternatif terakhir dan hal itu akan memberikan

keleluasaan dalam masyarakat.

10. Immediate Goals and Ultimate Visions

Prinsip ke- 10 menyatakan bahwa selalu ada hubungan dan

saling ketergantungan antara tujuan segera dan tujuan visioner.

Tujuan jangka pendek dan jangka panjang ini merupakan hal

penting dan esensial yang sejalan, bukan pertentangan.

11. Organic Development

Suatu cara untuk memudahkan penghayatan pada prisip ini

adalah membedakan antara konsep organis dan mekanis seperti

membedakan antara tanaman dan mesin, antara masyarakat dan

lingkungan. Pengembangan masyarakat adalah suatu yang

kompleks dan dinamis, oleh karena memerlukan seni disamping

ilmu semata. Dalam pemberdayaan masyarakat intinya akan

tertuju kepada masyarakat walaupun demikian tidak boleh

mengabaikan unsur-unsur lain yang pasti ikut mempengaruhi.

12. The Pace of Development

Prinsip ini menekankan agar langkah-langkah pengembangan

masyarakat, dinamika percepatan serta irama pengembangan

disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada di dalam

masyarakat, agar masyarakat ikut memiliki dan bertanggung

jawab. Pengembangan masyarakat merupakan proses belajar

bagi masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat sepenuhnya

harus diperankan sebagai subyek disamping sebagai obyek. Hal

ini sangat diperlukan agar masyarakat tidak merasa asing di

tengah-tengah masyarakatnya.

13. External Expertise

Keahlian dari luar yang mendesign dan membantu

pengembangan masyarakat disertai sumber-sumber akan

memberikan dampak yang kurang baik bagi pengembangan

masyarakat setempat. Hal ini tidak berarti bahwa keberhasilan

pengembangan masyarakat di tempat lain tidak perlu

diperhatikan. Ahli pengembangan dari luar dapat saja

dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan karakteristik

setempat dan menyesuaikan.

Page 59: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

43

14. Community Building

Bahwa semua pengembangan masyarakat adalah bertujuan

untuk membangun masyarakat. Satu hal penting dalam

membangun masyarakat adalah terciptanya interaksi sosial,

kerja sama antar mereka, saling terbuka melalui komunikasi

sosial.

15. Proses and Outcome

Kadang kala ada keinginan yang merupakan bias pembangunan

untuk mencapai hasil yang sesegera mungkin melupakan proses

yang melibatkan semua komponen masyarakat. Kegiatan seperti

kit and run hanya sekali pukul mendapatkan hasil. Kelanjutan

keberhasilan berikutnya sangat diragukan. Dengan hanya

menekankan pada hasil maka kita melupakan pemberdayaan

masyarakat, kita tidak memposisikan masyarakat sebagai subyek

akan tetapi sebagai obyek pembangunan,

16. The Integruty of Process

Pengembangan masyarakat melalui suatu proses pertemuan-

pertemuan, masyarakat didorong untuk menyampaikan dan

mengambil keputusan. Adalah sesuatu yang baik apabila proses

yang ternyata berhasil dalam pengembangan masyarakat dalam

mempertahankan dan dipelihara. Melalui pertemuan-pertemuan

dapat diidentifikasi kebutuhan masyarakat, cara mencapai tujuan

yang diinginkan hingga didapaykan suatu konsensus.

17. Non Violence

Prinsip ini untuk menjamin bahwa didalam proses

pengembangan masyarakat tidak terjadi kekerasan fisik diantara

anggota masyarakat.

18. Inclusiveness

Pengembangan masyarakat harus menyertakan seluruh anggota

masyarakat. Kadang-kadang pertentangan tidak dapat dihindari,

akan tetapi upaya-upaya saling menghormati, saling menghargai

yang merupakan nilai yang dimiliki masyarakat kiranya masih

dapat dipertahankan.

19. Konsensus

Pengembangan masyarakat yang baik adalah apabila keputusan

yang diambil untuk rencana-rencana kegiatan melalui suatu

kesepakatan bersama “konsensus”.

20. Co-operation

Prinsip kerjasama adalah sangat baik, dan kalau diperlukan

untuk melakukan kerjasama dengan masyarakat lain guna

peningkatan ekonomi dan pemberian manfaat lainnya dalam

jangka waktu yang lama. Bahkan kerjasama perlu diperluas

sampai ketingkat nasional.

21. Participation

Didalam pengembangan masyarakat harus selalu diupayakan

optimalisasi partisipasi. Setiap anggota masyarakat secara aktif

Page 60: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

44

ikut dalam proses-proses kegiatan pengembangan. Akan tetapi

partisipasi setiap individu berbeda-beda secara fungsi, kapasitas

sesuai potensi dan kondisi masing-masing.

22. Definning Need

Prinsip pendefinisian kebutuhan adalah sangat penting dalam

pengembangan masyarakat. Kebutuhan meliputi dua prinsip

penting, yaitu:

a. Pengertian kebutuhan masyarakat seutuhnya, konsumen,

sumber daya.

b. Kebutuhan yang bersifat progresif maupun regresif.

Edi Suharto (2009:66-67) dalam bukunya membangun masyarakat,

Memberdayakan Masyarakat menjelaskan strategi pemberdayaan dapat

dilakukan melalui tiga Pendekatan atau mantra pemberdayaan

(empowerment setting), yaitu: mikro, mezzo dan makro.

1. Pendekatan Mikro. Pemberdayaan dilakukan secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis

intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih

klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini

sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task

centered approach)

2. Pendekatan mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok

klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok

media sebagai intervensi. Pendidikam dan pelatihan, dinamika

kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam

meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap

klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang

dihadapi

3. Pendekatan makro. Pendekatan ini sering disebut dengan Strategi

Sistem Besar, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem

lingkungan yang luas. Perumusan kebijakan, perencanaan soosial,

kampanye, aksi sosial, pengorganisasian masyarakat, manajemen

konflik adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi

sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki

kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan

untuk memilih serta menentukan strategi yang tepay untuk

bertindak.

2.2 Penelitian Terdahulu

Page 61: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

45

Dasar acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil

berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat

disajikan sebagai data pendukung. Penelitian terdahulu ini bermanfaat dalam

mengelola atau memecahkan masalah yang timbul dalam Manajemen

Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang.

Hasil penelitian yang peneliti baca adalah sebagai berikut:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. H. Suryana, M. Si., Ayu

Krishna Yuliawati, S. Sos., MM, Rofi Rofaida, S.P., M.Si., yang berjudul

pengembangan model ekonomi kreatif pedesaan melalui value chain strategy

untuk kelompok usaha kecil (studi pada industri kerajinan di Jawa Barat). Hasil

penelitian ini adalah analisa value chain industri kerajinan di pedesaan,

menunjukkan bahwa pelaku dalam berkreasi sebagian besar belum berorientasi

pada nilai tambah yang bersifat merujuk pada budaya setempat dan tidak mencari

inovasi baik dalam produk maupun proses produksi, distribusi dan pemasaran.

Model yang dikembangkan dalam melengkapi penelitian ini diaplikasikan dalam

bentuk up-grading value chain yang dilakukan berupa pelatihan peningkatan

kapasitas kepada pelaku usaha kecil dan kerajinan ekonomi kreatif . Persamaan

penelitian dengan peneliti yaitu menggunakan metode kualitatif serta fokus

penelitian yang sama yaitu pengembangan ekonomi kreatif. Tetapi perbedaannya

adalah dalam penelitian ini lebih terfokus pada jenis ekonomi kreatif pada bidang

kerajinan sedangkan dalam penelitian saya lebih fokus pada bidang makanan.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Guzty Muhammad Hermawan, yang

berjudul Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi Kreatif. Hasil penelitian ini

Page 62: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

46

adalah sinergi antara ekonomi kreatif dengan sektor wisata merupakan sebuah

model pengembangan ekonomi yang cukup potensial untuk dikembangkan di

Indonesia. Kita dapat memciptakan outlet produk-produk kreatif di lokasi yang

strategis dan dekat dengan lokasi wisata. Untuk menggerakkan industri kreatif

dalam perekonomian dan kepariwisataan perlu kerjasama dengan instansi terkait

dan bisa berkreatifitas untuk bisa meningkatkan perekonomian di suatu daerah.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan saya teliti adalah fokusnya

pada pengembangan ekonomi kreatif. Sedangkan untuk perbedaannya adalah

dalam penelitian yang dilakukan pleh Guzty Muhammad Hermawan lebih fokus

pada jenis ekonomi kreatif di bidang pariwisata sedangkan dalam penelitian saya

adalah di bidang makanan. Selain itu, perbedaannya adalah metode penelitian

yang digunakan oleh Guzty Muhammad Hermawan adalah metode penelitian

kuantitatif sedangkan metode yang saya gunakan dalam penelitian adalah metode

penelitian kualitatif.

2.3 Kerangka Berfikir

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2012: 60) kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka berfikir dalam penelitian saya adalah saya sebagai peneliti yang

mengambil judul Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif untuk

Pemberdayaan Usaha Berbasis Masyarakat di Kecamatan Menes karena

munculnya masalah yang telah dipaparkan diidentifikasi masalah yang jika dalam

pelaksanaannya manajemen yang digunakan dalam pengembangan ekonomi

Page 63: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

47

kreatif dengan baik maka akan tercipta penyelenggaraan pengembangan ekonomi

kreatif sesuai dengan tujuan adanya pengembangan ekonomi kreatif suatu daerah.

Peneliti menggunakan teori fungsi-fungsi manajemen menurut John F.Mee yang

terdiri dari Planning, Organizing, Motivating, dan Controlling tersebut

diharapkan dapat memecahkan masalah yang telah dipaparkan di atas.

Alasan saya sebagai peneliti menggunakan teori fungsi-fungsi manajemen

menurut John F. Mee karena menurut saya teori beliau dapat menjawab masalah-

masalah yang timbul yang telah dipaparkan di atas. Teori fungsi-fungsi

manajemen menurut John F. Mee adalah terdiri dari Planning atau perencanaan

bagaimana perencanaan yang dibuat untuk penyelenggaraan pengembangan

ekonomi kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, Organizing atau

pengorganisasian dengan siapa saja bekerjasama untuk menyelenggarakan

pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang,

Motivating atau pengarahan apa saja yang diberikan kepada masyarakat untuk

memotivasi atau mendorong masyarakat untuk pegembangan ekonomi kreatif di

Kecamatan Menes kabupaten Pandeglang yang sangat berpotensi, dan yang

terakhir adalah Controlling atau pengendalian atau pengawasan siapa saja yang

mengawasi penyelenggaraan pengembanagan ekonomi kreatif di Kecamatan

Menes Kabupaten Pandeglang.

Page 64: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

48

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Masalah:

1. Tidak adanya koordinasi antar dinas-

dinas terkait yaitu Dinas Pertanian

dan Peternakan Kabupaten

Pandeglang dan Dinas Perdagangan

dan Perindustrian Kabupaten

Pandeglang dalam proses

pengembangan ekonomi kreatif.

2. Pelatihan dan pembinaan yang

diberikan kurang optimal dan sangat

terbatas. Dari pelatihan dan

pembinaan di lapangan dalam proses

pemasaran hanya di daerah itu sendiri

yaitu hanya di Kecamatan Menes itu

sendiri. Kemudian terbatasnya jumlah

pengrajin emping melinjo

mendapatkan pelatihan dan

pembinaan untuk mengembangkan

usahanya yang merupakan ekonomi

kreatif.

3. Tidak adanya pengawasan dalam

proses pemasaran setelah

diselenggarakan pelatihan.

4. Tidak adanya pengawasan terhadap

kondisi keuangan yang merupakan

bantuan modal yang diberikan kepada

pengrajin emping.

5. Terjadinya tumpang tindih dalam

pelaksanaan pelatihan dan

pembinaan.

Teori Fungsi Manajemen

menurut John F. Mee

(2001) adalah sebagai

berikut:

1. Planning (Perencanaan)

2. Organizing

(Pengorganisasian)

3. Motivating

(Pengarahan)

4. Controlling

(Pengendalian/Pengawa

san)

Manajemen yang efektif

dapat membantu dalam

penyelenggaraan

pengembangan ekonomi

kreatif pada komunitas

pengrajin emping untuk

pemberdayaan usaha

berbasis masyarakat di

Kecamatan Menes sehingga

dapat mencapai tujuan yang

telah ditentukan.

Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif pada Komunitas Pengrajin

Emping untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis Masyarakatdi Kecamatan

Menes

Page 65: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

49

2.1.1 Asumsi Dasar

Dalam penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa pelaksanaan manajemen

pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang

belum diselenggarakan secara efektif. Hal ini terlihat adanya masalah-masalah

yang timbul yang telah dipaparkan di latar belakang. Selain itu, sosialisasi

pemerintah daerah juga belum begitu baik untuk memotivasi pelaku ekonomi

kreatif agar usahanya dapat dikembangkan.

Page 66: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Mukhtar (2013: 9) metode penelitian ilmiah adalah suatu cara

yang logis, sistematis, objektif, untuk menemukan kebenaran secara keilmuan.

Beragam cara berpikir yang digunakan dalam penelitian ilmiah, seperti cara

berpikir deduktif, induktif hingga cara berpikir reflektif (reflective thinking),

sebagai sintesis dari berpikir deduktif dan induktif. Ketiga cara berpikir ini adalah

sebagai usaha manusia dalam menemukan kebenaran ilmu atau ilmiah. Beragam

cara berpikir ini lahir dari ketidakpuasan manusia dalam mencari jawab tentang

kebenaran melalui cara-cara yang tidak ilmiah sebelumnya, sebagai mana kata

Bungin (2004), yakni seperti cara kebetulan, pengalaman atau kebiasaan, trial and

error atau melalui otoritas seseorang.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 2) pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,

cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk

akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang

Page 67: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

51

dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat

mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses

yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang

bersifat logis.

Menurut Sugiyono (2012: 9) metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis

data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan

makna dari pada generalisasi.

Dalam penelitian mengenai manajemen pengembangan ekonomi kreatif

untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan

kualitatif.

3.2 Fokus Penelitian

Dalam penelitian menggunakan metode kualitatif, peneliti tidak akan

menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi

keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku

(actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Page 68: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

52

Menurut Sugiyono (2012: 207) dalam penelitian kualitatif ada yang disebut

batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan

fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.

Dengan demikian, dalam penelitian mengenai Manajemen Pengembangan

Ekonomi kreatif untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan

Menes Kabupaten Pandeglang adalah dengan jenis ekonomi kreatif hasil tanaman

melinjo dalam bentuk emping melinjo.

3.3 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian mengenai Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif

untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang yang menjadi lokus penelitian adalah Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang.

3.4 Fenomena yang Diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Fenomena yang diamati dalam penelitian ini adalah Manajemen

Pengembangan Ekonomi Kreatid untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis

Masyarakat di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Konsep

manajemen dalam proses pengembangan ekonomi kreatif sangatlah

penting. Manajemen pengembangan ekonomi kreatif dilakukan mulai dari

perencanaan sampai dengan pengawasan. Dalam pemberdayaan usaha

berbasis masyarakat di Kecamatan Menes diperlukan adanya manajemen

Page 69: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

53

yang dimulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan dalam

pelaksanaannya sehingga ekonomi kreatif yang ada di Kecamatan Menes

dapat berkembang untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat.

3.4.2 Definisi Operasional

Beberapa hal penting mengenai fenomena uang akan diamati dalam

penelitian ini akan peneliti nilai dengan menggunakan teori fungsi-fungsi

manajemen menurut John F. Mee.

Menurut John F. Mee ada 4 point fungsi-fungsi manajemen yaitu

sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning) adalah proses pemikiran yang matang untuk

dilakukan di masa yang akan datang dengan menentukan kegiatan-

kegiatannya.

2. Pengorganisasian (Organizing) adala seluruh proses pengelompokan

orang-orang, peralatan, kegiatan, tugas, wewenang dan tanggung

jawab, sehingga merupakan organisasi yang tepatdigerakan secara

keseluruhan dalam rangka tercapainya tujuan yang telah ditentukan.

3. Pemberian Motivasi (Motivating) adalah sesluruh proses pemberian

motif (dorongan) kepada para karywan untuk bekerja lebih bergairah,

sehingga mereka dengan sadar mau bekerja demi tercapainya tujuan

organisasi secara berhasil guna dan berdaya guna.

4. Pengawasan (Controlling) adalah proses pengamatan terhadap

pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua

Page 70: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

54

pekerja dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya.

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut Irawan (2006: 17), dalam sebuah penelitian kualitatif yang

menjadi instrumen terpenting adalah peneliti sendiri. Sedangkan menurut

Sugiyono (2012: 222) dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau

alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai

instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan

penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.validasi terhadap peneliti sebagai

instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif,

penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk

memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya.

Jenis data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder.

Data atau bahan keterangan ialah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu

kesimpulan dalam kerangka persoalan yang digarap. Fakta merupakan kenyataan

yang mencakup segala sesuatu yang teramati, tersidik atau terukur, pengalaman

dan pendapat yang diakui sebagai suatu kebenaran umum dan bersifat mantab.

Teori, hukum dan kaedah termasuk fakta. Sebagaimana persoalan yang menjadi

kerangkanya, fakta juga bersifat subyektif, sedangkan kenyataan bersifat netral

dan obyektif.

Menurut Soekamto (1983: 24) sebagai data primer dalam penelitian ini

berupa kata-kata dan tindakan pihak-pihak yang teramati dari hasil wawancara

Page 71: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

55

yang dinilai berkaitan langsung dengan beberapa konsep yang ada di data

sekunder, sejumlah dalam batas-batas penelitian normatif dan juga terdapat sedikit

pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh penulis. Sedangkan data

sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti tanpa perlu mengadakan

penelitian sendiri dan secara langsung terhadap faktor-faktor yang menjadi latar

belakang penelitiannya.

Dalam penelitian mengenai Manajemen Pengembangan Ekonomi kreatif

untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang yang menjadi instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri karena

peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini.

3.6 Penentuan Informan

Menurut Lincoln dan Guba dalam Sugiyono (2012: 219) bahwa penentuan

sampel dalam penelitian kualitatif sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam

penelitian konvensional (kuantitatif). Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif

tidak didasarkan perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk

mendapatkan informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan. Menurut

S.Nasution dalam Sugiyono (2012: 220) bahwa penentuan unit sampel

(responden) dianggap telah memadai apabila telah sampai kepada taraf

“redundancy” (datanya telah jenuh, ditambah sampel lagi tidak memberikan

informasi yang baru), artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya

boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.

Page 72: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

56

Dalam penelitian mengenai Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif

untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang, penentuan informannya menggunakan teknik Purposive sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel sumber daya yang sudah diketahui siapa saja

yang akan menjadi informan dalam penelitian ini untuk pengambilan data dan

informasi.

Melihat pada kepentingan data yang dibutuhkan peneliti maka informan

dibagi menurut kelompok dan tidak dibatasi pada jumlah tertentu. Ada pun yang

menjadi informan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No. Informan Penelitian Keterangan

1. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Pandeglang Key Informan

2. Dinas Koperasi, Perdagangan, dan

Perindustrian Kabupaten Pandeglang Key Informan

3. Pengrajin Emping Melinjo di Kecamatan

Menes Key Informan

4. Pedagang Emping Key Informan

5. Masyarakat yang menjadi konsumen

emping Key Informan

6. Buruh Emping Key Informan

7. Petani Melinjo Key Informan

Page 73: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

57

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan kombinasi dari

beberapa teknik yaitu:

1. Wawancara

Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal.

Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari

informal ke formal. Walaupun semua percakapan mempunyai aturan

peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya, aturan

pada wawancara penelitian lebih ketat. Tidak seperti pada percakapan

biasa, wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari

satu sisi saja, oleh karena itu, hubungan asimetris harus tampak. Peneliti

cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi

dan pemikiran pertisipan. Uraian berikut ini akan menggambarkan jenis

wawancara, jenis pertanyaan, lama waktu wawancara dan prosedur

melakukan wawancara pada penelitian kualitatif.

Esterberg dalam Sugiyono (2010: 73) mengemukakan beberapa

macam wawancara, yaitu:

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui

Page 74: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

58

dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh

karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah

menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah

disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden

diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data

mencatatnya.

b. Wawancara Semiterstruktur

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth

interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari

wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan

wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan

mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

c. Wawancara tak berstruktur

Wawancara jenis ini adalah wawancara yang bebas di mana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Page 75: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

59

Wawancara yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

wawancara semi terstruktur yang dimulai dari menyiapkan pertanyaan

untuk melakukan wawancara kemudian saat wawancara berlangsung,

peneliti boleh mengajukan pertanyaan lain di luar pertanyaan yang telah

disusun namun tidak keluar dari konteks penelitian si penelti. Sehingga,

hasil yang didapatkan tidak bias dan kaya akan informasi.

Pertanyaan dalam penelitian kualitatif sedapat mungkin tidak bersifat

mengarahkan tetapi masih berpedoman pada area yang diteliti. Peneliti

mengutarakan pertanyaan sejelasnya dan menyesuaikan pada tingkat

pemahaman partisipan. Pertanyaan yang ambigu menghasilkan jawaban

yang juga ambigu.

Adapun prosedur wawancara seperti tahapan berikut ini:

a. Identifikasi para partisipan berdasarkan prosedur sampling

yang dipilih sebelumnya.

b. Tentukan jenis wawancara yang akan dilakukan dan informasi

bermanfaat apa yang relevan dalam menjawab pertanyaan

peneliti.

c. Apakah wawancara individual atau kelompok terfokus, perlu

dipersiapkan alat perekam yang sesuai, misalnya mike hharus

cukup sensitive merekam pembicaraan terutama bila ruangan

Page 76: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

60

tidak memiliki struktur akustik yang baik dan ada banyak pihak

yang harus direkam.

d. Alat perekam perlu dicek kondisinya, misalnya baterainya.

Kaset perekam harus benar-benar kosong dan tepat pada pita

hitam bila mulai merekam. Jika perekaman sudah dimulai,

yakinkan tombol perekam sudah ditekan dengan benar.

e. Susun protokol wawancara, panjangnya kurang lebih empat

sampai lima halaman dengan kira-kira lima pertanyaan terbuka

dan sediakan ruang yang cukup diantara pertanyaan untuk

mencatat respon terhadap komentar partisipan.

f. Tentukan tempat untuk melakukan wawancara. Jika mungkin

ruangan cukup tenang, tidak ada distraksi dan nyaman bagi

partisipan. Dealnya peneliti dan partisipan duduk berhadapan

dengan perekam berada diantaranya, sehingga suara-suara

keduanya dapat terekam baik. Posisi ini juga membuat peneliti

mudah mencatat ungkapan non verbal partisipan, seperti

tertawa, menepuk kening dsb.

g. Ketika tiba di tempat wawancara, tetapkan inform consent pada

calon partisipan.

h. Selama wawancara, cocokkan dengan pertanyaan, lengkapi

pada waktu tersebut (jika memungkinkan), hargai partisipan

Page 77: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

61

dan selalu bersikap sopan santun. Pewawancara yang baik

adalah yang lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara

ketika wawancara sedang berlangsung.

Wawancara mendalam (indepth interview) adalah data yang diperoleh

terdiri dari kutipan langsung dari orang-orang tentang pengalaman,

pendapat, perasaan dan pengetahuan informan penelitian. Informan

penelitian adalah orang yang memberikan informasi yang diperlukan

selama proses penelitian.

Informasi ini meliputi beberapa macam, seperti:

1) Informan kunci (key informan) yaitu mereka yang

mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian.

2) Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti.

3) Informasi tambahan (secondary informan) yaitu mereka

yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung

terlibat dalam interaksi sosial.

Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih dahulu

berbagai keperluan yang dibutuhkan yaitu sampel informan, kriteria

informan dan pedoman wawancara disusun dengan rapi dan terlebih

Page 78: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

62

dahulu dipahami peneliti sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih

dahulu melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menerangkan kegunaan serat tujuan dari penelitian.

b. Menjelaskan alasan informan terpilih untuk diwawancarai.

c. Menjelaskan situasi atau badan yang melaksanakan.

Hal-hal tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada

informan untuk melakukan wawancara dengan menghindari keasingan

serta rasa curiga informan untuk memberikan keterangan dnegan jujur,

selanjutnya peneliti mencatat keterangan-keterangan yang diperoleh

dengan cara pendekatan kata-kata dan merangkainya kembali dalam

bentuk kalimat.

Dalam penelitian mengenai Manajemen Pengembangan Ekonomi

Kreatif untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan

Menes Kabupaten Pandeglang teknik wawancara yang digunakan adalah

wawancara semiterstruktur dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Dalam penelitian ini

memiliki pedoman wawancara yang mengacu kepada teori yang digunakan

oleh peneliti yaitu teori fungsi-fungsi manajemen menurut John F.Mee

yaitu sebagai berikut:

Page 79: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

63

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara

No. Indikator Kisi-kisi Pertanyaan Informan

1. Planniang

(Perencanaan)

Perencanaan dalam

pengembangan ekonomi

kreatif dengan jenis hasil

tanam melinjo di

Kecamatan Menes.

Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandgelang dan Dinas

Koperasi, Perdagangan, dan

Perindustrian Kabupaten

Pandeglang.

2. Organizing

(Pengorganisasian)

Jumlah staff setiap

organisasi yang

bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan

pengembangan ekonomi

kreatif jenis emping

melinjo di Kecamatan

Menes.

Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandgelang dan Dinas

Koperasi,Perdagangan, dan

Perindustrian Kabupaten

Pandeglang.

3. Motivating

(Pengarahan)

Pengarahan yang

diberikan dalam proses

pengembangan ekonomi

kreatif emping melinjo.

Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandgelang, Dinas

Koperasi, Perdagangan, dan

Perindustrian Kabupaten

Pandeglang, dan pengrajin

pembuat emping melinjo.

4. Controlling

(Pengawasan)

Pengawasan yang

dilakukan oleh

pemerintahan setelah

diselenggarakan pelatihan

atau pengarahan kepada

pengrajin pembuat

emping melinjo.

Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandgelang, Dinas

Perdagangan dan Perindustrian

Kabupaten Pandeglang, pengrajin

pembuat emping melinjo,

pedagang emping, konsumen,

buruh emping, dan petani melinjo

di Kecamatan Menes.

Page 80: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

64

2. Observasi

Dalam penelitian ini, teknik observasi/ pengamatan yang

digunakan adalah observasi berperanserta (observastion participant).

Menurut Guba & Lincoln dalam Moleong (2011: 175) ada beberapa

alasan mengapa dalam penelitian ini memanfaatkan teknik observasi/

pengamatan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Teknik ini didasarkan pada pengalaman secara langsung.

b. Memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian

mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada

keadaan sebenarnya.

c. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang

berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan

yang langsung diperoleh dari data.

d. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data

yang didapatnya ada yang bias.

e. Memungkinkan peneliti mampu memmahami situasi-situasi yang

rumit, karena harus memperhatikan beberapa tingkah laku yang

kompleks sekaligus.

f. Dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya

tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat

bermanfaat.

Page 81: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

65

Observasi dalam penelitian ini dilakukan di Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang.

3. Studi Dokumentasi

Selanjutnya studi dokumentasi dapat diartikan sebagai teknik

pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan oleh

lembaga-lembaga yang menjadi obyek penelitian, baik berupa prosedur,

peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan serta berupa foto atau

pun dokumen elektronik (rekaman).

Namun, persoalan tidak akan terpecahkan hanya dengan

mengumpulkan data perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Semua data harus dapat di dudukkan selaku pengungkap watak,

sifat dan/atau perangai obyek penelitia.

b. Semua data harus dapat didudukkan secara korelatif satu dengan

yang lainnya.

c. Semua data harus didudukkan secara korelatif dengan satu atau

lebih unsur lingkungan yang patut diduga berpengaruh atas obyek

penelitian.

Jadi, alas data digunakan mengatur data untuk menyajikan obyek

penelitian sebagai suatu sistem, untuk mengemukakan mekanisme dakhil

yang memelihara eksistensi obyek sebagai sistem dan untuk

mengemukakan iteraksi obyek dengan lingkungannya sebagai selanjutnya

Page 82: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

66

dapat memberikan kejelasan tentang peran lingkungan dalam perilaku

obyek menghadapi pengaruh lingkungan.

Dalam penelitian kualitatif, kegiatan analisis data dimulai sejak peneliti

melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya penelitian. Analisis

data dilakukan secara terus-menerus tanpa henti sampai data tersebut bersifat

jenuh. Dalam prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model

interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles &Huberman, yaitu selama proses

pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan penting, diantaranya; reduksi data

(data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (verification).

Gambar 3.1

Analisis Data Menurut Miles & Huberman

Dari gambar 3.2 dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan

melakukan kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Ketiga hal utama itu

tersebut merupakan sesuatu yang jalin-menjalin pada saar sebelum, selama dan

sesudah pengumpulan data. Ketiga di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

Data

Collecting Data

Display

Data

Reduction Verification

Page 83: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

67

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Menurut Sugiyono (2012: 247) mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti

komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Penyajian Data (Data Display)

Menurut Sugiyono (2012: 249) dalam sebuah penelitian kualitatif,

penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles

and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent from of display

data for qualitative research data in the past has been narrative text”.

Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat narasi.

3. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan (Verification)

Menurut Sugiyono (2012: 252) bahwa langkah ketiga dalam tahapan

analisis interaktif menurut Miles & Huberman adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi/. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti

mulai mencari arti dari hubungan-hubungan, mencatat keteraturan, pola-

Page 84: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

68

pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar dan kesimpulan awal yang

dikemukakan dimuka masih bersifat sementara, dan akan terus berubah

seelama proses penumpulan data masih terus berlangsung. Akan tetapi,

apabila kesimpulan tersebut didukung oleh bukti-bukti (data) yang valid

dan konsisten yang peneliti temukan di lapangan, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.8 Pengujian Validitas Data

Menurut Sugiyono (2012: 267) validitas adalah derajat ketepatan antara

data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh

peneliti. Dengan demikian, data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara

data yang dilaporkan oleh peneliti dengan yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian. Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal yang

berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai, dan

validitas eksternal yang berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian

dapat digeneralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.

Sedangkan reabilitas dalam penelitian kualitatif sangat berbeda dengan yang

terdapat pada penelitian kuantitatif. Bila dalam penelitian kuantitatif reabilitas

berkenaan dengan konsistensi data, di mana bila terdapat peneliti yang melakukan

penelitian pada objek yang sama, maka akan mendapatkan data yang sama. Maka

dalam penelitian kualitatif tidak demikian, suatu realitas (social situation) bersifat

majemuk dan dinamis, sehingga tidak ada data yang bersifat konsisten dan

Page 85: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

69

berulang seperti semula. Adapun untuk pengujian keabsahan datanya, pada

penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu triangulasi dan membercheck.

1. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibillitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara, dan berbagai waktu.

Terdapat tiga jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi

teknik, dan triangulasi waktu.

a. Triangulasi Sumber

Jenis ini untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Selanjutnya, data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan

kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan

wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau

kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data

tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti

melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

Page 86: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

70

bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang

dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut

pandangnya berbeda-beda.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan

memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan

wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi

yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,

maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai

ditemukan kepastian datanya.

Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diperoleh dari lapangan melalui beberapa sumber. Sedangkan triangulasi

teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. Pengecekan dilakukan dengan menggunakan teknik

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Page 87: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

71

2. Mengadakan Membercheck

Menurut Sugiyono (2010: 129) membercheck adalah proses pengecekan

data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa

yang diberikan oleeh sumber data juga menjaga keaslian data yang

dicantumkan dalam penelitian. Setelah membercheck dilakukan, maka

pemberi data dimintai tandatangan sebagai bukti otentik bahwa peneliti

telah melakukan membercheck.

3.9 Jadwal Penelitian

Penelitian mengenai Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif untuk

pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang, penelitian dan wawancara dilakukan di Kantor Dinas Pertanian dan

Peternakan Kabupaten Pandeglang, Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian

Kabupaten Pandeglang, dan tempat pengrajin pembuat emping melinjo di

Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Sedangkan waktu penelitian

dilaksanakan mulai bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Desember 2015.

Page 88: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

72

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

Nama

Kegiatan

Waktu Penelitian

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli August Sept Okt Nov Des Jan

2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2016

Pen

gaj

uan

Judu

l

Acc

Jud

ul

Pen

elit

ian

Ob

serv

asi

Aw

al

Bim

bin

gan

Bab

I s

/d B

ab

III

Sem

inar

Pro

posa

l

Rev

isi

Pro

posa

l

Sk

ripsi

Bim

bin

gan

Bab

IV

s/d

Bab

V

Sid

ang

Sk

ripsi

Rev

isi

Sk

ripsi

Page 89: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian merupakan penjelasan tentang objek penelitian

yang meliputi penjelasan tentang lokasi penelitian yang diteliti dengan

memberikan gambaran umum tentang lokasi penelitian, meliputi gambaran umum

Kabupaten Pandeglang dan gambaran umum Kecamatan Menes. Hal tersebut

dipaparkan di bawah ini:

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Pandeglang

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 6 Kabupaten/Kota di

Provinsi Banten yang berada di ujung Barat Pulau Jawa. Secara geografis

terletak antara 6º21’-7º10’ Lintang Selatan dan 104º48’- 106º11’ Bujur Timur,

memiliki luas wilayah 2.747 Km2 (274.689,91 ha), atau sebesar 29,98% dari

luas Provinsi Banten dengan panjang pantai mencapai 307 km.

Secara administratif dibagi menjadi 322 Desa, 13 Kelurahan

dan 35 Kecamatan, dengan batas-batas administrasi:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia

Page 90: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

74

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak.

Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang berdasarkan

Sensus Penduduk pada bulan Mei 2010 adalah 1.149.610 orang dengan

komposisi penduduk laki-laki sebanyak 589.056 orang dan perempuan

sebanyak 560.554 orang. Berdasarkan data di atas, rasio jenis kelamin pada

tahun 2010 sebesar 105,08. Sebaran penduduk per kecamatan relatif tidak

merata. Kecamatan dengan penduduk terjarang yaitu Kecamatan Sumur

dengan rata-rata sebanyak 88 jiwa/Km2, sementara wilayah yang terpadat

adalah Kecamatan Labuan, yaitu sebanyak 3.439 jiwa/Km2. Sedangkan rata-

rata kepadatan penduduk Kabupaten Pandeglang adalah 419 jiwa/Km2. Laju

pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Pandeglang berdasarkan data hasil

Sensus Penduduk periode 1961 – 1971 sebesar 2,71 persen, periode 1971 –

1980 sebesar 2,15 persen, periode 1980 – 1990 sebesar 2,14 persen, periode

1990 – 2000 sebesar 1,64 persen dan 2000 – 2010 sebesar 1,30 persen.

Menurunnya angka laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu wujud

keberhasilan pembangunan bidang kependudukan yang salah satunya antara

lain adalah program Keluarga Berencana (KB).

Berdasarkan data BPS Kabupaten Pandeglang, jumlah penduduk 15

tahun ke atas yang bekerja berjumlah 384.657 jiwa. Lapangan pekerjaan

utama penduduk berupa pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan

perikanan; industri; perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi; dan jasa

kemasyarakatan, sosial dan perorangan. Secara umum, pekerja di Kabupaten

Page 91: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

75

Pandeglang bekerja di sektor informal (83,67%) dan sisanya bekerja di

bidang formal (16,33%) dari jumlah pekerja di atas 15 tahun berjumlah

434.746 jiwa(Indikator Kesejahteraan Rakyat, 2009). Dari jumlah pekerja

434.746 jiwa, pekerja dengan status pekerjaan berusaha sendiri memiliki

proporsi yang terbesar yaitu 23,67%, sedangkan pekerja dengan status

pekerjaan berusaha dibantu buruh tidak tetap/ tidak dibayar memiliki

proporsi terkecil (2,32%).

Jumlah wisatawan yang berkunjung baik wisatawan nusantara maupun

wisatawan manca negara setiap tahunnya mengalami kenaikan. Hal ini dapat

dilihat dari Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Obyek Wisata dan Akomodasi

yang ada di Kabupaten Pandeglang Tahun 2008-2014.

No. Tahun Jumlah Ket

1. 2008 804.776 Naik

2. 2009 1.493.201 Naik

3. 2010 1.755.795 Naik

4. 2011 2.030.660 Naik

5. 2012 2.422.421 Naik

6. 2013 3.003.802 Naik

7. 2014 3.150.900 Naik

Sumber: Bidang Pengembangan Destinasi dan Ekonomi Kreatif Dinas

Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pandeglang, 2014.

Page 92: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

76

Wisata kuliner yang terdapat di Kabupaten Pandeglang meliputi sebagai

berikut:

1. Emping dan Keceprek Melinjo

2. Otak-otak

3. Angeun Lada

4. Kue Jojorong

5. Kue Pasung

6. Balok Menes

7. Apem putih

8. Dan wisata-wisata kuliner lainnya.

4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Menes

Kecamatan Menes merupakan salah satu kecamatan yang berada di

Kabupaten Pandeglang dengan luas wilayah 25,362 km², dengan jumlah

penduduk 37.652 jiwa.

Masyarakat menes merupakan masyarakat yang heterogen, berbagai

kultur telah bercampur menjadi satu. Menjadikan keunikan tersendiri.

Sebagian besar Penduduk Menes memiliki mata pencaharian sebagai Petani,

pegawai negeri sipil struktural dan fungsional yang mencapai ribuan,

Pedagang, Peternak dan wiraswasta. Menurut data statistik pandeglang di

Pandeglang terdapat ratusan LSM, sebagian besarnya berasal dari Menes.

Bahkan DPC Parpol pun terbanyak di Menes.

Page 93: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

77

Produk unggulan yang dimiliki Kecamatn Menes adalah sebagai

berikut:

Desa di Kecamatan Menes terpecah menjadi beberapa desa, ketika

pemekaran kecamatan beberapa desa telah terambil oleh kecamatan lain,

seperti kecamatan Pulosari terdiri dari desa Banjarwangi, desa Koranji, desa

Karyasari. Kecamatan Cikedal terdiri dari desa Tegal, desa Karyautama,

Kecamatan Cisata.

Desa Yang ada di Menes terdiri dari 12 desa yaitu sebagai berikut:

1. Desa Menes

2. Desa Purwaraja

3. Desa Alaswangi

4. Desa Tegalwangi

5. Desa Kananga

6. Desa Cilabanbulan

7. Desa Sindangkarya

8. Desa Cigandeng

9. Desa Sukamanah

10. Desa Kadu Payung

11. Desa Muruy

12. Desa Ramaya

Page 94: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

78

Jenis mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Menes adalah

pengrajin emping, pembuat tempe, pembuat kue balok, pegawai negeri sipil

(PNS), dan jenis-jenis mata pencaharian lainnya.

Produk unggulan Kecamatan Menes (sumber: Wikipedia) adalah

sebagai berikut:

1. Emping, produk unggulan Kecamatan Menes yang bahan dasarnya

adalah melinjo yang digoreng tanpa menggunakan minyak tetapi

dengan menggunakan pasir lalu ditubruksampai membentuk lebar

setelah itu dijemur.

2. Keceprek, produk unggulan Kecamatan Menes sama seperti emping

tetapi bedanya keceprek ditubruk tidak sampai melebar.

3. Balok, produk unggulan Kecamatan Menes yang bahan dasarnya

adalah dari singkong yang di kukus lalu ditubruk yang dicampur

dengan bahan lainnya.

4. Singkong, produk unggulan Kecamatan Menes yang banyak

ditanam di Kecamatan Menes dan merupakan bahan dasar

pembuatan balok.

5. Ubi-umbian, produk unggulan Kecamatan Menes yang banyak

ditanam di Kecamatan Menes.

6. Ketela, produk unggulan Kecamatan Menes yang banyak ditanam di

Kecamatan Menes yang merupakan bahan dasar dari pembuatan

tahu dan tempe.

Page 95: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

79

4.2 Deskripsi Data

Data yang disajikan dibawah ini merupakan data yang sudah melalui proses

reduksi. Deskripsi data menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data

mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan teori Fungsi Manajemen menurut John F.Mee.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif sehingga data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk

kata dan kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan dan dokumentasi.

Berdasarkan teknik analisis data kualitatif mengikuti konsep Milesdan

Huberman, yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan

penting, diantaranya: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),

dan verifikasi (conclusion drawung/verifying).

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mereduksi data yaitu merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan reduksi data,

peneliti memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu:

a. Kode Q1,2,3 dan seterusnya menandakan daftar urutan pertanyaan.

b. Kode I1 menunjukkan informan dari Kasi Bina Usaha dan

Pembiayaan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Pandeglang.

Page 96: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

80

c. Kode I2 menunjukkan informan dari Kasi Fasilitas Pembiayaan

Industri Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian

Kabupaten Pandeglang.

d. Kode I3 menunjukkan informan dari pengrajin emping di

Kecamatan Menes.

e. Kode P1 menunjukkan informan dari Buruh Emping.

f. Kode P2 menunjukkan informan dari Penjual emping di Kecamatan

Menes.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data (data display).

Dalam penelitian kualitatif penyajian data biasanya dilakukan dalma bentuk

uraian singkat atau teks naratif, bagan, matrik, hubungan antara katagori, network,

flowchart, dan sejenisnya. Namun pada penelitian ini, peneliti menyajikan data

dalam bentuk teks narasi.

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan (verification) setelah data

bersifat jenuh, artinya telah ada pengulangan informasi, makakesimpulan tersebut

data dijadikan jawaban atas masalah penelitian.

Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis pada manajemen

pengembangan ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk

pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang. Dan analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

Page 97: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

81

teori yang dianggap sesuai dengan permasalahan dan kerangka berfikir yang telah

diuraikan sebelumnya.

4.2.1 Data Informan Penelitian

Data informan penelitian menjelaskan deskripsi informan yang menjadi

sumber data utama dalam penelitian mengenai manajemen pengembangan

ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk pemberdayaan usaha

berbasis masyarakat di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Deskripsi

informan penelitian meliputi nama informan dan pekerjaan atau jabatan dari

informan penelitian tersebut. Sesuai dengan pemilihan informan penelitian ini

menggunakan teknik purposive, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informan

penelitian yang tepat dan kredibel. Berikut ini daftar deskriptif informan yang

berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 98: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

82

Tabel 4.2

Daftar Informan

No. Kode

Informan

Nama Informan Keterangan Jenis

Kelamin

1. I1 Onah, S.T.P Kasi Bina Usaha dan

Pembiayaan Dinas

Pertanian dan

Peternakan Kabupaten

Pandeglang.

Perempuan

2. I2 Ineu Herlina, ST Kasi Fasilitasi

Pembiyaan Industri

Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan

Perdagangan

Kabupaten Pandeglang.

Perempuan

3. I3 Sarmiah Pengrajin Emping Perempuan

4. P1 Enung Buruh Emping Perempuan

5. P2 Uum Amiyah Penjual Emping Perempuan

Sumber: Peneliti, 2015.

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1 Proses Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kecamatan Menes

Proses merupakan urutan dalam melaksanakan sesuatu. Dalam

pengembangan ekonomi kreatif ini, proses dimulai dari perencanaan.

Perencanaan merupakan awal mula untuk mencapai tujuan-tujuan yang

telah ditetapkan.

Page 99: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

83

Dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang, perencanaan dibagi menjadi dua yaitu

perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh I1:

“Perencanaan dibagi menjadi dua, perencanaan jangka panjang

yaitu meliputi pelatihan dan pembinaan atau biasa disebut sebagai

bintek, sedangkan untuk perencanaan jangka pendek yaitu meliputi

pemberian bantuan-bantuan yang dapat membantu mendorong

dalam pengembangan ekonomi kreatif.” (wawancara dengan I1, 11

September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan

Peternakan Kabupaten Pandeglang).

Hal tersebut dipertegas pula oleh I2:

“Pelatihan dan pembinaan merupakan perencanaan jangka panjang,

sedangkan untuk pemberian bantuan modal, bantuan pemberian

mesin, bantuan pembangunan tempat, dan bantuan kemasan

merupakan perencanaan jangka pendek.” (wawancara dengan I2, 21

September 2015, pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai informan

terungkap bahwa perencanaan dilaksanakan dengan dua jenis yaitu

perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek.

Perencanaan jangka panjang terdiri dari pelatihan dan pembinaan

sedangkan pelatihan jangka pendek terdiri dari pemberian bantuan

modal, pemberian bantuan mesin, bantuan pembangunan tempat, dan

bantuan pemberian kemasan.

Perencanaan baik jangka panjang dan jangka pendek, dalam

pelaksanaannya akan didapatkan oleh pengrajin ekonomi kreatif jika

memenuhi syarat yaitu mengajukan proposal. Proposal tersebut

Page 100: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

84

diajukan untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan dan pemberian

bantuan-bantuan.

Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh I1:

“Setiap pengrajin emping akan mengajukkan sebuah proposal

untuk mendapatkan bantuan pelatihan dan pembinaan. Selain

proposal ada beberapa syarat juga yang harus dilengkapi seperti

lamanya usaha, bagaimana perkembangan usaha tersebut setiap

tahun, dan beberapa syarat lainnya.”(wawancara dengan I1, 11

September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan

Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Hal itu dipertegas pula oleh I2:

“Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pengrajin emping

untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan yaitu dengan

memberikan proposal. ”(wawancara dengan I2, 21 September 2015,

pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, para pengrajin harus mengajukan proposal terlebih dahulu

dalam pelaksanaan perencanaan baik jangka panjang maupun jangka

pendek.

Sosialisasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan

perencanaan karena dengan adanya sosialisasi masyarakat dapat

mengetahui adanya perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.

Tetapi pada kenyataannya, sosialisasi tidak dilaksanakan dalam proses

perencanaan.

Hal tersebut diungkapkan oleh I3 sebagai berikut:

Page 101: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

85

“Petugas dari dinas langsung mendatangi dan memberitahukan

untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan.”(wawancara dengan I3,

28 September 2015, pukul 10:45, di Desa Alaswangi Menes).

Setelah proses perencanaan, pengorganisasian merupakan tahapan

dalam proses pengembangan ekonomi kreatif. Pengorganisasian

merupakan hubungan kerjasama yang baik antar pihak terkait. Tetapi,

pada kenyataannya hubungan yang baik antar dinas terkait tidak

terjalin.

Hal ini berdasarkan yang telah diungkapkan oleh I1:

“Pelatihan dan pembinaan dilaksanakan masing-masing dinas

seperti apabila pelatihan dan pembinaan inovasi rasa atau bentuk

dari Dinas Pertanian dan Peternakan.” (wawancara dengan I1, 11

September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan

Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Hal serupa juga diungkapkan oleh I2:

“Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang mengenai

kemasan atau cara distribusi dan atau pemasaran.” (wawancara

dengan I2, 21 September 2015, pukul 12:04, di kantor Dinas

Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang dengan

Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian Kabupaten Pandeglang

tidak memiliki hubungan yang baik dalam kerjasama dalam proses

pengembangan ekonomi keratif emping melinjo.

Hal itu berdasarkan apa yang telah diungkapkan oleh I1 sebagai berikut:

“Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan sendiri oleh dinas

mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasannya tidak

dengan kerjasama dengan dinas lain.” (wawancara dengan I1, 11

Page 102: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

86

September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan

Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Central emping melinjo Kabupaten Pandeglang yang merupakan

tempat penjualan emping khas Kabupaten Pandeglang yang dibuat oleh

masyarakat Kecamatan Menes untuk oleh-oleh para wisatawan yang

berkunjung berpariwisata ke Kabupaten Pandeglang.

Tetapi central emping ini mengalami kemunduran setelah APE

tidak aktif karena banyak pengrajin emping yang memutuskan untuk

menjadi usaha mandiri di rumahnya masing-masing.

Hal ini berdasarkan yang telah diungkapkan oleh I1:

“Banyak pengrajin emping di Kecamatan Menes yang memutuskan

untuk mendirikan usaha mandiri karena apabila masuk ke dalam

central emping untuk penjualannya keuntungan yang didapat

sedikit karena harga jual ke central emping sangat murah.”

(wawancara dengan I1, 11 September 2015, pukul 15.36, di kantor

Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Hal serupa juga diungkapkan oleh I2 sebagai berikut:

“Central emping sudah tidak aktif pada hari-hari biasa ramai hanya

pada hari libur. Karena para pengrajin emping rata-rata menjual

langsung sendiri. Hal ini karena menurut para pengrajin emping

jika dijual ke central emping keuntungan yang didapat sedikit

karena para pengrajin emping menjualnya lebih murah jika dijual

ke central emping.” (wawancara dengan I2, 21 September 2015,

pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pengrajin emping tidak menjual emping melinjo kepada central

emping karena nilai jual dari pengrajin emping kepada central emping

tidak setinggi menjual sendiri sehingga keuntungan yang didapat lebih

besar jika menjual sendiri.

Page 103: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

87

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa proses pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo di

Kecamatan Menes yang dimulai dari proses perencanaan sampai

dengan proses pengorganisasian dalam proses perencanaan terdapat dua

perencanaan yaitu perencanaan jangka penjang yang merupakan

palatihan dan pembinaan, sedangkan untuk perencanaan jangka pendek

meliputi pemberian bantuan-bantuan. Proses perencanaan tersebut tidak

diseimbangkan dengan adanya sosialisasi. Sedangkan untuk

pengorganisasian tidak adanya hubungan yang baik antara Dinas

Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang dan Dinas

Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Pandeglang

dalam pelaksanaan proses pelatihan dan pengembangan dan pemberian

bantuan-bantuan, sedangkan untuk organisasi terkait seperti Central

Emping dengan pengrajin emping tidak terjalin pula hubungan

kerjasama yang baik.

4.3.2 Bentuk Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kecamatan Menes

Bentuk dalam pengembangan ekonomi kreatif yaitu dengan

adanya pelatihan dan pembinaan dan pemberian bantuan-bantuan yang

merupakan proses dari pengembangan ekonomi kreatif baik bersifat

panjang maupun pendek.

Pelatihan dan pembianaan merupakan motivasi atau pengarahan

immateril sedangkan untuk pemberian bantuan-bantuan merupakan

pengarahan atau motivasi materi.

Page 104: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

88

Hal tersebut berdasarkan yang telah dikemukakan oleh I1 yaitu sebagai

berikut:

“Pelatihan dan pembinaan, bantuan modal, ataupun bantuan mesin

diberikan kepada pengrajin emping yang memang usahanya belum

begitu maju tetapi ada potensi untuk kemajuan karena pengrajin

emping tersebut memiliki jiwa untuk maju dan memiliki bakat

untuk lebih berinovasi.” (wawancara dengan I1, 11 September

2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan

Kabupaten Pandeglang).

Hal serupa juga dikemukakan oleh I2 yaitu sebagai berikut:

“Pelatihan dan pembinaan maupun bantuan diberikan kepada

pengrajin emping yang masih di bawah yang memiliki potensi

untuk maju dan berkembang.”(wawancara dengan I2, 21 September

2015, pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pelatihan dan pembinaan, dan pemberian bantuan-bantuan yang

dapat mendorong pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo

merupakan bentuk motivasi. Pelatihan dan pembinaan merupakan

motivasi berbentuk immateril sedangkan untuk pemberian bantuan-

bantuan merupakan motivasi berbentuk materil.

Pelatihan yang dilaksanakan rutin setiap setahun sekali.

Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan untuk setiap pengrajin

emping yang ada di Kabupaten Pandeglang. Setiap pengrajin emping

biasanya melaksanakan seleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan

pelatihan dan pembinaan.

Hal ini berdasarkan dengan yang telah dikemukakan oleh I1 yaitu

sebagai berikut:

Page 105: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

89

“Setiap pengrajin emping yang ingin mendapatkan pelatihan dan

pembinaan harus melalui seleksi terlebih dahulu yaitu dengan

syarat mengajukan proposal untuk mendapatkan pelatihan dan

pembinaan.”(wawancara dengan I1, 11 September 2015, pukul

15.36, di kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten

Pandeglang).

Hal serupa juga dikemukakan oleh I2 sebagai berikut:

“Proses seleksi yang harus dilakukan oleh pengrajin emping untuk

mendapatkan pelatihan dan pembinaan yaitu dengan mengajukan

proposal dan dengan didukung beberapa syarat yang harus dipenuhi

oleh pengrajin emping yang ingin mendapatkan pelatihan dan

pembinaan.”(wawancara dengan I2, 21 September 2015, pukul

12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan

Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pengajuan proposal merupakan syarat untuk mendapatkan

motivasi baik berbentuk materil maupun immateril.

Tetapi dalam lapangannya, syarat pengajuan proposal dan syarat

pendukung lainnya tidak berlaku. Karena dalam lapangannya pengrajin

emping langsung didatangi oleh petugas dari dinas untuk mendapatkan

pelatihan dan pembinaan.

Hal ini berdasarkan yang telah diungkapkan oleh I3 yaitu sebagai

berikut:

“Petugas dinas datang sendiri untuk langsung mengundang

menghadiri pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas

tersebut yang biasanya tempat pelatihannya di kantor dinasnya

ataupun di hotel.”(wawancara dengan I3, 28 September 2015, pukul

10:45, di Desa Alaswangi Menes).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pengajuan proposal yang merupakan syarat mendapatkan

motivasi baik materil maupun immateril tidak ada implementasinya

Page 106: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

90

dalam lapangan, karena petugas dari dinas langsung mendatangi

pengrajin emping untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan tanpa

mengajukan proposal tetapi hanya menandatangani proposal yang

sudah disediakan oleh dinas.

Bantuan modal merupakan salah satu bentuk pengembangan

ekonomi kreatif. Melalui bantuan modal pengrajin emping diharapkan

bisa lebih termotivasi untuk berusaha lebih agar berkembang. Karena

modal merupakan hal yang penting bagi wirausaha untuk melanjutkan

usaha mandirinya.

Hal ini berdasarkan yang telah dikemukakan oleh I1 yaitu sebagai

berikut:

“Bantuan modal diberikan kepada pengrajin emping setelah

pengrajin emping tersebut mendapatkan pelatihan dan pembinaan

terlebih dahulu. Dengan bantuan modal yang diberikan diharapkan

pengrajin emping lebih semangat untuk mengembangkan

usahanya.“(wawancara dengan I1, 11 September 2015, pukul 15.36,

di kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Hal serupa juga dikemukakan oleh I2 sebagai berikut:

“Bantuan modal yang diberikan tidak hanya untuk penambah

modal secara cuma-cuma karena dengan diberikan bantuan modal

maka pengrajin emping tersebut diharapkan mengalami

perkembangan dalam usahanya yang merupakan ekonomi kreatif.”

(wawancara dengan I2, 21 September 2015, pukul 12:04, di kantor

Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten

Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa bentuk dalam pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo di

Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang yaitu pelatihan dan

Page 107: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

91

pembinaan, pemberian bantuan modal, pemberian bantuan mesin,

pemberian bantuan pembangunan, dan pemberian bantuan kemasan.

4.3.3 Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif pada Komunitas

Pengrajin Emping untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis Masyarakat di

Kecamatan Menes.

Ekonomi Kreatif merupakan kegiatan yang memanfaatkan

kreatifitas dan ide masyarakat dengan sumber daya yang terdapat di

daerah agar menimbulkan nilai ekonomi. Ekonomi kreatif yang terdapat

di Kabupaten Pandeglang salah satunya adalah emping melinjo yang

terkenal dengan emping menes. Emping melinjo merupakan makanan

khas Kabupaten Pandeglang yang terdapat di Kecamatan Menes

berbahan dasar dari melinjo yang banyak di tanam di daerah Menes.

Ekonomi Kreatif emping melinjo yang terdapat di Kecamatan Menes

berpotensi sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Menes.

Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Pengembangan

Ekonomi Kreatif pada komunitas emping di Kecamatan Menes,

mengikuti klasifikasi fungsi manajemen yang dikemukakan oleh John

F.Mee dalam Hasibuan (2001: 38), yaitu Perencanaan (Planning),

Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Motivating), dan

Pengendalian atau Pengawasan (Controlling).

Page 108: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

92

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan awal mula strategi untuk tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan dibagi ke dalam dua jenis

yaitu perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek.

Perencanaan jangka panjang dalam pengembangan ekonomi kreatif

jenis emping melinjo di Kabupaten Pandeglang yaitu pelatihan dan

pembinaan (Bintek). Sedangkan untuk perencanaan jangka pendek

yaitu pemberian bantuan-bantuan yang meliputi bantuan pembangunan

tempat, bantuan modal, bantuan kemasan, dan bantuan pemberian

mesin.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh I1

“Perencanaan dibagi menjadi dua, perencanaan jangka panjang

yaitu meliputi pelatihan dan pembinaan atau biasa disebut sebagai

bintek, sedangkan untuk perencanaan jangka pendek yaitu meliputi

pemberian bantuan-bantuan yang dapat membantu mendorong

dalam pengembangan ekonomi kreatif.” (wawancara dengan I1, 11

September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan

Peternakan Kabupaten Pandeglang).

Hal tersebut juga disampaikan oleh I2 sebagai berikut:

“Pelatihan dan pembinaan merupakan perencanaan jangka panjang,

sedangkan untuk pemberian bantuan modal, bantuan pemberian

mesin, bantuan pembangunan tempat, dan bantuan kemasan

merupakan perencanaan jangka pendek.” (wawancara dengan I2, 21

September 2015, pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, perencanaan dalam

pengembangan ekonomi kreatif jenis emping melinjo di Kabupaten

Pandeglang dibagi menjadi dua yaitu pelatihan dan pembinaan atau

Page 109: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

93

bintek merupakan perencanaan jangka panjang, sedangkan untuk

pemberian bantuan-bantuan yang dapat mendorong pengembangan

ekonomi kreatif merupakan perencanaan jangka pendek.

Pelatihan dan pembinaan merupakan salah satu macam dari

pengembangan ekonomi kreatif. Pelatihan dan pembinaan yang

dilaksanakan harus direncakan terlebih dahulu oleh pemerintah daerah

agar pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh I1:

“Pelatihan dan pembinaan yang direncanakan bertujuan untuk

meningkatkan ide dan kreatifitas masyarakat agar dapat

memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki oleh daerah dapat

memiliki nilai ekonomis dari yang awalnya tidak memiliki nilai

ekonomis. Contohnya melinjo yang banyak ditanam di daerah

Menes dapat dimanfaatkan oleh masyarakat contohnya ibu-ibu

rumah tangga dalam mengisi kekosongannya untuk membuat

emping yang berbahan dasar melinjo. Atau ada pula singkong yang

dikreatifkan menjadi balok.” (wawancara dengan I1, 11 September

2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandeglang).

Hal tersebut serupa dengan apa yang diungkapkan oleh I2, yaitu sebagai

berikut:

“Pelatihan dan pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan

kreatifitas setiap pengrajin emping sehingga mereka memiliki

kemajuan.”(wawancara dengan I2, 21 September 2015, pukul

12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan

Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pelatihan dan pembinaan merupakan salah satu perencanaan

Page 110: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

94

bentuk jangka panjang dalam pengembangan ekonomi kreatif yang

berupa bintek. Dengan adanya bintek diharapkan pengrajin emping

dapat lebih memperluas kreatifitas dalam pengembangan usahanya.

Perencanaan pelatihan dan pembinaan akan mulai dilaksanakan

ketika sudah didapatkan beberapa pengrajin emping yang lolos untuk

mendapatkan pelatihan dan pembinaan.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh I1:

“Setiap pengrajin emping akan mengajukkan sebuah proposal

untuk mendapatkan bantuan pelatihan dan pembinaan. Selain

proposal ada beberapa syarat juga yang harus dilengkapi seperti

lamanya usaha, bagaimana perkembangan usaha tersebut setiap

tahun, dan beberapa syarat lainnya.”(wawancara dengan I1, 11

September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan

Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Hal itu dipertegas pula oleh I2:

“Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pengrajin emping

untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan yaitu dengan

memberikan proposal. ”(wawancara dengan I2, 21 September 2015,

pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, perencanaan

pelaksanaannya pelatihan dan pembinaan setahun sebelumnya

pelaksanaannya. Para pengrajin emping yang ingin mendapatkan

pelatihan dan pembinaan harus melengkapi persyaratan terlebih dahulu

yaitu mengajukan proposal.

Dengan adanya perencanaan jangka panjang dan jangka pendek,

sosialisasi tentang pelatihan dan pembinaan dan pemberian bantuan-

Page 111: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

95

bantuan harus dilaksanakan. Tetapi dalam kenyataannya tidak ada

sosialisasi.

Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh I3 yaitu sebagai berikut:

“Petugas dari dinas langsung mendatangi dan memberitahukan

untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan.”(wawancara dengan I3,

28 September 2015, pukul 10:45, di Desa Alaswangi Menes).

Berdasarkan kutipan di atas, sosialisasi untuk pelatihan dan

pembinaan, dan juga pemberian bantuan-bantuan tidak ada, sedangkan

untuk dapat mengikuti pelatihan dan pembinaan dan mendapatkan

bantuan-bantuan yang dapat mendorong pengembangan ekonomi

kreatif memiliki syarat untuk mengajuakan proposal.

Dalam perencanaan pengembangan ekonomi kreatif di

Kabupaten Pandeglang, selain pelatihan dan pembinaan terdapat pula

pemberian bantuan modal, bantuan mesin, dan bantuan kemasan.

Hal tersebut berdasarkan yang diungkapkan oleh I1 sebagai berikut:

“Selain pelatihan dan pembinaan, bantuan juga merupakan salah

satu cara pengembangan ekonomi kreatif. Proses perencanaan

pemberian bantuan sama dengan proses pemberian pelatihan dan

pembinaan yaitu dengan mengumpulkan proposal dan setelah

didapatkan pengrajin emping yang proposalnya lolos untuk

mendapatkan bantuan maka akan disurvei ke tempat pembuatan

emping tersebut bantuan apa yang sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan dalam pengembangan usahanya.”(wawancara dengan I1,

11 September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan

Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Hal tersebut serupa dengan yang diungkapkan oleh I

2:

Page 112: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

96

“Tidak hanya memberikan pelatihan dan pembinaan tetapi juga

memberikan beberapa bantuan seperti bantuan pemberian modal,

bantuan pemberian mesin, dan bantuan kemasan. Bantuan yang

diberikan akan disesuaikan setelah dari pihak dinas melakukan

servei menyesuaikan proposal yang diajukan dengan keadaan

tempat pembuatan emping tersebut.” (wawancara dengan I2, 21

September 2015, pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, selain pelatihan dan pembinaan pemberian bantuan-bantuan

yang dapat membantu mendorong pengembangan ekonomi kreatif jenis

emping menlinjo merupakan perencanaan jangka pendek. Pemberian

bantuan-bantuan meliputi bantuan pembangunan tempat, bantuan

kemasan, bantuan modal dan bantuan pemberian mesin.

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, perencanaan sudah dilakukan tetapi tidak ada sosialisasi untuk

perencanaan tersebut baik perencanaan jangka panjang maupun

perencanaan jangka pendek.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Organisasi adalah wadah untuk mengelola untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Dengan adanya pengorganisasian

harusnya ada kerjasama dan hubungan setiap orang yang bertanggung

jawab dalam pengelolaan pengembangan ekonomi kreatif jenis emping

di Kecamatan Menes.

Page 113: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

97

Tetapi pada kenyataannya, kerjasama dan hubungan antar

organisasi atau dinas dalam melaksanakan kegiatan pelatihan untuk

pengembangan tidak terjalin.

Hal ini berdasarkan apa yang telah diungkapkan oleh I1:

“Pelatihan dan pembinaan dilaksanakan masing-masing dinas

seperti apabila pelatihan dan pembinaan inovasi rasa atau bentuk

dari Dinas Pertanian dan Peternakan.” (wawancara dengan I1, 11

September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan

Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Hal serupa juga diungkapkan oleh I2:

“Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang mengenai

kemasan atau cara distribusi dan atau pemasaran.” (wawancara

dengan I2, 21 September 2015, pukul 12:04, di kantor Dinas

Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang dengan

Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian Kabupaten Pandeglang

belum memiliki hubungan kerjasama yang baik dalam pelaksanaan

pelatihan dan pembinaan dalam pengembangan ekonomi kreatif emping

melinjo.

Tidak adanya hubungan atau kerjasama antar dua dinas yang

bertanggung jawab dalam pengembangan ekonomi kreatif emping

melinjo.

Hal itu berdasarkan apa yang telah diungkapkan oleh I1 sebagai berikut:

“Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan sendiri oleh dinas

mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasannya tidak

dengan kerjasama dengan dinas lain.” (wawancara dengan I1, 11

Page 114: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

98

September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan

Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Sedangkan untuk di Kecamatan Menes terdapat APE (Asosiasi

Pengrajin Emping) merupakan organisasi atau wadah untuk pengrajin

emping di Kecamatan Menes. Tetapi pada kenyataannya asosiasi ini

sudah tidak aktif untuk sekarang.

Hal ini berdasarkan apa yang diungkapkan oleh I1 sebagai beikut:

“Dulu terdapat APE (Asosiasi Pengrajin Emping) tetapi untuk

sekarang sudah tidak aktif.” (wawancara dengan I1, 11 September

2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan

Kabupaten Pandeglang).

Hal serupa juga diungkapkan oleh I2 sebagai berikut:

“APE merupakan asosiasi untuk pengrajin emping di Menes tetapi

sekarang sudah tidak aktif sudah tidak pernah ada laporan untuk

kegiatan organisasinya.”(wawancara dengan I2, 21 September

2015, pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, APE merupakan asosiasi untuk pengrajin emping di Kecamatan

Menes, APE dapat mengkoordinasi pengrajin emping di Kecamatan

Menes tetapi APE sudah tidak aktif hal ini berdasarkan tidak adanya

laporan kegiatan organisasi yang biasanya diberikan oleh pengurus

APE kepada dinas.

Di Kecamatan Menes terdapat central emping melinjo

Kabupaten Pandeglang yang merupakan tempat penjualan emping khas

Kabupaten Pandeglang yang dibuat oleh masyarakat Kecamatan Menes

Page 115: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

99

untuk oleh-oleh para wisatawan yang berkunjung berpariwisata ke

Kabupaten Pandeglang.

Tetapi central emping ini mengalami kemunduran setelah APE

tidak aktif karena banyak pengrajin emping yang memutuskan untuk

menjadi usaha mandiri di rumahnya masing-masing.

Hal ini berdasarkan yang telah diungkapkan oleh I1:

“Banyak pengrajin emping di Kecamatan Menes yang memutuskan

untuk mendirikan usaha mandiri karena apabila masuk ke dalam

central emping untuk penjualannya keuntungan yang didapat

sedikit karena harga jual ke central emping sangat murah.”

(wawancara dengan I1, 11 September 2015, pukul 15.36, di kantor

Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Hal serupa juga diungkapkan oleh I2 sebagai berikut:

“Central emping sudah tidak aktif pada hari-hari biasa ramai hanya

pada hari libur. Karena para pengrajin emping rata-rata menjual

langsung sendiri. Hal ini karena menurut para pengrajin emping

jika dijual ke central emping keuntungan yang didapat sedikit

karena para pengrajin emping menjualnya lebih murah jika dijual

ke central emping.” (wawancara dengan I2, 21 September 2015,

pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pengrajin emping tidak menjual emping melinjo kepada central

emping karena nilai jual dari pengrajin emping kepada central emping

tidak setinggi menjual sendiri sehingga keuntungan yang didapat lebih

besar jika menjual sendiri.

Setiap pengrajin emping yang mendapatkan bantuan baik berupa

pelatihan dan pembinaan, bantuan mesin ataupun kemasan, ataupun

bantuan modal berbeda-beda antara Dinas Pertanian dan Peternakan

Page 116: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

100

Kabupaten Pandeglang dengan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang.

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa mengenai pengorganisasian, hubungan kerjasama baik antar

dinas yang bertanggung jawab maupun antara asosiasi dengan pengrajin

emping tidak ada.

3. Pengarahan (Motivating)

Pengarahan atau motivating merupakan salah satu cara untuk

mengarahkan bagaimana tujuan dapat tercapai yaitu untuk kemajuan.

Motivasi dapat diberikan ketika pelaksanaan pelatihan dan pembinaan,

bisa juga berupa peminjaman modal, atau bisa juga pemberian bantuan

mesin, dan lain sebagainya. Pelatihan dan pembianaan merupakan

motivasi atau pengarahan immateril sedangkan untuk pemberian

bantuan-bantuan merupakan pengarahan atau motivasi materi.

Hal tersebut berdasarkan yang telah dikemukakan oleh I1 yaitu sebagai

berikut:

“Pelatihan dan pembinaan, bantuan modal, ataupun bantuan mesin

diberikan kepada pengrajin emping yang memang usahanya belum

begitu maju tetapi ada potensi untuk kemajuan karena pengrajin

emping tersebut memiliki jiwa untuk maju dan memiliki bakat

untuk lebih berinovasi.” (wawancara dengan I1, 11 September

2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan

Kabupaten Pandeglang).

Hal serupa juga dikemukakan oleh I2 yaitu sebagai berikut:

“Pelatihan dan pembinaan maupun bantuan diberikan kepada

pengrajin emping yang masih di bawah yang memiliki potensi

untuk maju dan berkembang.”(wawancara dengan I2, 21 September

Page 117: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

101

2015, pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pelatihan dan pembinaan, dan pemberian bantuan-bantuan yang

dapat mendorong pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo

merupakan bentuk motivasi. Pelatihan dan pembinaan merupakan

mitivasi berbentuk immateril sedangkan untuk pemberian bantuan-

bantuan merupakan motivasi berbentuk materil.

Pelatihan yang dilaksanakan rutin setiap setahun sekali.

Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan untuk setiap pengrajin

emping yang ada di Kabupaten Pandeglang. Setiap pengrajin emping

biasanya melaksanakan seleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan

pelatihan dan pembinaan.

Hal ini berdasarkan dengan yang telah dikemukakan oleh I1 yaitu

sebagai berikut:

“Setiap pengrajin emping yang ingin mendapatkan pelatihan dan

pembinaan harus melalui seleksi terlebih dahulu yaitu dengan

syarat mengajukan proposal untuk mendapatkan pelatihan dan

pembinaan.”(wawancara dengan I1, 11 September 2015, pukul

15.36, di kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten

Pandeglang).

Hal serupa juga dikemukakan oleh I2 sebagai berikut:

“Proses seleksi yang harus dilakukan oleh pengrajin emping untuk

mendapatkan pelatihan dan pembinaan yaitu dengan mengajukan

proposal dan dengan didukung beberapa syarat yang harus dipenuhi

oleh pengrajin emping yang ingin mendapatkan pelatihan dan

pembinaan.”(wawancara dengan I2, 21 September 2015, pukul

12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan

Kabupaten Pandeglang).

Page 118: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

102

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pengajuan proposal merupakan syarat untuk mendapatkan

motivasi baik berbentuk materil maupun immateril.

Tetapi dalam lapangannya, syarat pengajuan proposal dan syarat

pendukung lainnya tidak berlaku. Karena dalam lapangannya pengrajin

emping langsung didatangi oleh petugas dari dinas untuk mendapatkan

pelatihan dan pembinaan.

Hal ini berdasarkan yang telah diungkapkan oleh I3 yaitu sebagai

berikut:

“Petugas dinas datang sendiri untuk langsung mengundang

menghadiri pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas

tersebut yang biasanya tempat pelatihannya di kantor dinasnya

ataupun di hotel.”(wawancara dengan I3, 28 September 2015, pukul

10:45, di Desa Alaswangi Menes).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pengajuan proposal yang merupakan syarat mendapatkan

motivasi baik materil maupun immateril tidak ada implementasinya

dalam lapangan, karena petugas dari dinas langsung mendatangi

pengrajin emping untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan tanpa

mengajukan proposal tetapi hanya menandatangani proposal yang

sudah disediakan oleh dinas.

Jumlah buruh emping setiap kelompok usaha sebanyak 35 orang

tetapi pelatihan dan pembinaan hanya diberikan kepada pengrajin

emping atau pemiliki kelompok usaha pengolahan emping melinjo. Hal

ini tidak sesuai karena jika hanya pengrajin emping yang mendapatkan

Page 119: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

103

pelatihan dan pembinaan sehingga hasil pelatihan dan pembinaan

diajarkan kepada para buruh emping mereka itu tidak sesuai.

Hal ini sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh I3 yaitu sebagai

berikut:

“Jumlah buruh emping dan keceprek sebanyak 35 orang yang

terdiri dari 20 orang buruh keceprek sedangkan 15 orang untuk

buruh emping.” (wawancara dengan I3, 28 September 2015, pukul

10:45, di Desa Alaswangi Menes).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan tidak efektif. Hal

tersebut karena buruh emping yang merupakan sumber daya manusia

dalam proses pembuatan emping tidak mendapatkan pelatihan.

Dengan jumlah buruh emping setiap satu usaha tersebut sangat

tidak sesuai jika harus diberikan pelatihan hanya oleh pengrajin

empingnya saja yang hanya merupakan 1 orang.

Pelatihan dan pembinaan hanya diberikan kepada pengrajin

emping saja sedangkan buruh emping dan penjual emping tidak

diberikan pelatihan. Padahal buruh dan penjual emping harus

mendapatkan pelatihan dan pembinaan juga karena untuk buruh agar

lebih bisa bekerja secara efektif sedangkan untuk penjual emping agar

lebih bisa berjualan dengan menarik sehingga wisatawan tertarik untuk

membeli.

Hal ini sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh I3 yaitu sebagai

berikut:

Page 120: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

104

“Hanya pengrajin emping saja yang diberikan pelatihan dan

pembinaan sedangkan buruh tidak. Sedangkan untuk buruh tidak

mendapatkan.” (wawancara dengan I3, 28 September 2015, pukul

10:45, di Desa Alaswangi Menes).

Hal serupa juga diungkapkan oleh I2 yaitu sebagai berikut:

“Hanya pengrajin emping saja yang mendapatkan karena dari

pengrajin emping bisa disalurkan hasil pelatihannya kepada buruh

empingnya.” (wawancara dengan I2, 21 September 2015, pukul

12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan

Kabupaten Pandeglang).

Memotivasi atau mengarahkan dalam manajemen

pengembangan ekonomi kreatif tidak hanya berupa pelatihan dan

pembinaan saja tetapi seperti bantuan modal, bantuan mesin, maupun

bantuan kemasana ataupun bantuan bangunan juga merupakan bentuk

pengarahan agar pengrajin emping dapat memiliki usaha yang lebih

inovatif dan menarik pelanggan khususnya para wisatawan.

Bantuan modal merupakan salah satu bentuk pengarahan yang

diberikan oleh pemerintah setelah mendapat pengarahan melalui

pelatihan dan pembinaan. Melalui bantuan modal pengrajin emping

diharapkan bisa lebih termotivasi untuk berusaha lebih agar

berkembang. Karena modal merupakan hal yang penting bagi

wirausaha untuk melanjutkan usaha mandirinya.

Hal ini berdasarkan yang telah dikemukakan oleh I1 yaitu sebagai

berikut:

“Bantuan modal diberikan kepada pengrajin emping setlah

pengrajin emping tersebut mendapatkan pelatihan dan pembinaan

terlebih dahulu. Dengan bantuan modal yang diberikan diharapkan

pengrajin emping lebih semangat untuk mengembangkan

Page 121: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

105

usahanya.“(wawancara dengan I1, 11 September 2015, pukul 15.36,

di kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Hal serupa juga dikemukakan oleh I2 sebagai berikut:

“Bantuan modal yang diberikan tidak hanya untuk penambah

modal secara cuma-cuma karena dengan diberikan bantuan modal

maka pengrajin emping tersebut diharapkan mengalami

perkembangan dalam usahanya yang merupakan ekonomi kreatif.”

(wawancara dengan I2, 21 September 2015, pukul 12:04, di kantor

Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten

Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pengarahan atau motivasi materil yaitu berbentuk pemberian

bantuan modal.

Bantuan modal yang biasanya diberikan sekitar Rp.2.000.000,00

sampai dengan Rp.5.000.000,00 untuk setiap pengrajin emping.

Hal ini sesuai beradasarkan yang telah diungkapkan oleh I1 yaitu

sebagai berikut:

“Modal yang diberikan tergantung pengajuan yang diajukan oleh

pengrajin emping yang ingin mendapatkan bantuan modal dan

biasanya sekitar Rp.2.000.000,00 atau Rp.5.000.000,00.”

(wawancara dengan I1, 11 September 2015, pukul 15.36, di kantor

Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Sedangkan I3 mengungkapkan sebagai berikut:

“Bantuan modal yang diterima sudah diatur oleh dinas cukup tidak

cukup modal yang diberikan sudah diatur oleh dinas.”(wawancara

dengan I3, 28 September 2015, pukul 10:45, di Desa Alaswangi

Menes).

Pelatihan dan pembinaan, bantuan modal ataupun bantuan

mesin, akan sia-sia jika tidak dilengkapi dengan pengarahan atau

Page 122: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

106

motivasi dalam pendistribusian, hal ini karena untuk pendistribusian hal

yang snagat penting dalam pengembangan usaha ekonomi kreatif.

Sedangkan yang terjadi dilapangan pengrajin emping yang

mendapatkan bantuan modal tidak mendapatkan pelatihan untuk

pengembangan pendistribusiannya.

Hal ini sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh I3 sebagai berikut:

“Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan diawal, lalu

mendapatkan bantuan-bantuan, pengrajin emping dilepas untuk

pendistribusiannya tidak diarahkan untuk pendistribusian atau

penjualan yang menarik sehingga bisa sampai luar daerah.”

(wawancara dengan I3, 28 September 2015, pukul 10:45, di Desa

Alaswangi Menes).

Hal ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh I1 sebagai berikut:

“Setelah mendapatkan bantuan-bantuan, pengrajin emping akan

mendapatkan arahan yang diberikan oleh dinas untuk masalah

pendistribusian. Tetapi hal ini baru diberikan kepada pengrajin

emping yang sudah memiliki pelanggan di luar negeri. Contohnya

salah satupengrajin emping yang berada di daerah Kecamatan Jiput

yang memang sudah luas pendistribusiannya.”(wawancara dengan

I1, 11 September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas Pertanian dan

Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Sedangkan menurut I2 adalah sebagai berikut:

“Untuk pengarahan penjualan atau pendistribusian akan diberikan

apabila pengrajin emping tersebut meminta saat mendapatkan

bnatuan. Tetapi biasanya dinas memberikan pengarahan

penjualan kepada pengrajin emping yang sudah memiliki banyak

pelanggan diluar.” (wawancara dengan I2, 21 September 2015,

pukul 12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, dinas hanya mau memberikan pengarahan pendistribusian

kepada pengrajin emping yang memang sudah meluas penjualannya

Page 123: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

107

dan memiliki banyak pelanggan di luar sampai mencapai di luar negeri.

Padahal pada kenyataannya Kecamatan Menes merupakan daerah yang

memiliki pertanian melinjo yang luas, banyak masyarakat Menes yang

memiliki pertanian melinjo tetapi banyak yang memutuskan hanya

menjual melinjo kepada pengrajin di luar daerah Kecamatan Menes

karena masyarakat tidak memiliki kepercayaan diri untuk kemampuan

ekonomi kreatif yang dimiliki masyarakat. Padahal jika hanya dijual

kepada pengrajin emping lain keuntungan yang didapatkan sangat kecil.

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa mengenai motivasi, motivasi atau pengarahan dalam

pengembangan ekonomi kreatif jenis emping melinjo sudah terlaksana

tetapi belum secara efektif karena syarat dalam mendapatkan

pengarahan baik materil maupun immateril tidak terimplementasi atau

terlaksana.

4. Pengendalian atau Pengawasan (Controlling)

Pengendalian atau pengawasan merupakan pengukuran atau

perbaikan untuk mecapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan agar dapat

terlaksana. Pegawasan sangat penting karena untuk menilai bagaimana

kinerja yang telah dicapai.

Pengendalian atau pengawasan dalam pelaksanaan

pengembnagan ekonomi kreatif sangat penting karena untuk menilai

bagaimana hasil pelatihan dan pembinaan yang sudah dilaksanakan,

Page 124: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

108

bagaimana hasil dari bantuan-bantuan yang diberikan kepada pengrajin

emping, dan sampai mana pengembangan yang berhasil dilaksanakan.

Pelatihan dan pembinaan yang sudah diberikan kepada pengrajin

emping hasilnya harus ada pengawasan kepada pengrajin emping

tersebut, karena dengan pengawasan akan terlihat sudah berhasilkan

pelatihan dan pembinaan yang diberikan. Untuk pengawasan pelatihan

dan pembinaan tidak terlaksana karena sumber daya yang dimiliki

Dinas Pertanian dan Petrenakan Kabupaten Pandeglang yang terbatas.

Hal ini berdasarkan yang telah diungkapkan oleh I1 sebagai berikut:

“Karena kurangnya sumber daya yang dimiliki oleh dinas, sehingga

pengawasan terhadap pelaksanaan pengembangan untuk hasil

pelatihan dan pembinaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik.

Untuk pengawasan biasanya dilaksanakan sebelum dilaksanakan

kembali pelatihan dan pembinaan tahun berikutnya.”(wawancara

dengan I1, 11 September 2015, pukul 15.36, di kantor Dinas

Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Hal serupa juga diungkapkan oleh I2 sebagai berikut:

“Pengawasan atau pengendalian yang baik biasanya dilakukan

selama sebualn sekali. Tetapi karena sumber daya manusia yang

dimiliki sehingga pengawasan dan pengendalian dilaksanakan

hanya setiap setahun sekali sebelum awal tahun.”(wawancara

dengan I2, 21 September 2015, pukul 12:04, di kantor Dinas

Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, kurangnya sumber daya manusia merupakan penghambat

keefektifan pengawasan yang seharusnya pelaksanaan pengawasan

sebulan sekali tetapi hanya dilaksanakan setahun sekali.

Sedangkan untuk pengawasan dan pengendalian mengenai

bantuan-bantuan yang diberikan kepada pengrajin emping serupa

Page 125: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

109

dengan pengawasan pelatihan dan pembinaan dilaksanakan hanya

setahun sekali. Sedangkan seharusnya pengawasan terhadap bantuan-

bnatuan yang diberikan khususnya bantuan mesin dan bantuan kemasan

harus lebih rutin dilakukan pengawasan.

Hal ini berdasarkan yang telah dikemukakan oleh I2 sebagai berikut:

“Seharusnya bantuan mesin dan kemasan itu sangat penting

dilaksankaan pengawasan karena biasanya pengrajin emping ketika

mendapatkan bantuan mesin dan kemasan tidak pernah awet, tetapi

karena terbatasnya sumber daya manusia yang dimiliki sehinga

pengawasan terhadap bantuan-bantuan tidak dapat

dilaksanakan.”(wawancara dengan I2, 21 September 2015, pukul

12:04, di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan

Kabupaten Pandeglang).

Hal ini juga serupa diungkapkan oleh I1 sebagai berikut:

“Bantuan yang duberikan baik bantuan mesin maupun bantuan

kemasan pengawasannya tidak seintens atau serutin yang

seharusnya karena terbatasnya sumber daya manusia yang

dimiliki.”(wawancara dengan I1, 11 September 2015, pukul 15.36,

di kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, untuk bantuan mesin seharusnya pengawasannya dilaksankan

rutin karena pengawasan terhadap kondisi mesin merupakan sangat

penting. Karena mesin merupakan alat untuk membantu buruh dalam

proses produksi pembuatan emping ataupun mesin pengepres kemasan.

Sedangkan pengawasan bantuan kemasan seharusnya ada karena

biasanya apabila kemasan yang merupakan bantuan dari dinas habis

makan pengrajin emping tersebut memakai kemasan yang biasa seperti

sebelum mendapatkan bantuan.

Page 126: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

110

Sedangkan untuk bantuan modal yang diberikan kepada

pengrajin emping pengawasannya dilakukan sebulan sekali dengan

pengrajin emping yang wajib memberikan laporan mengenai

pemasukan, modal kembali, dan keuntungan.

Hal ini bersadarkan apa yang telah diungkapkan I2 sebagai berikut:

“Pengrajin emping yang mendapatkan bantuan modal wajib

menyerahkan laporan setiap sebulan sekali mengenai kondisi

keuangan bagaimana keuntungan yang diperolah setelah

mendapatkan pelatihan dan bantuan modal yang diberikan.”

(wawancara dengan I2, 21 September 2015, pukul 12:04, di kantor

Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten

Pandeglang).

Hal ini serupa dengan yang dikemukakan oleh I1 sebagai berikut:

“Bantuan modal yang diberikan kepada pengrajin emping harus

diimbangi dengan adanya laporan mengenai pengembangan

pendapatan dan keuntungan yang harus diberikan oleh pengrajin

emping kepada dinas. Sehingga bantuan modal yang diberikan jelas

pemakaiannya dan sesuai dengan tujuan untuk pengembangan.”

(wawancara dengan I1, 11 September 2015, pukul 15.36, di kantor

Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, laporan yang dibuat oleh pengrajin emping lalu diberikan

kepada dinas sebagai gambaran bagaimana kejelasan bantuan modal

tersebut. Laporan tersebut juga digunakan oleh dinas sebagai bahan

apakan pengrajin emping tersebut akan mendapatkan bantuan modal

kembali untuk tahun berikutnya atau tidak. Selain itu juga laporan

tersebut sebagai bahan penilaian keberhasilan dinas dalam memberikan

pengarahan pengembangan ekonomi kreatif.

Page 127: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

111

Sedangkan yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan apa

yang diungkapkan di atas. Pengawasan pelatihan dan pembinaan di

awal tidak pernah ada sampai di lapangan di tempat pengrajin emping

yang sudah mendapatkan pelatihan dan pembinaan. Apabila pengrajin

sudah mendapatkan pelatihan dan pembinaan tidak pernah

mendapatkan pengawasan baik pengawasan secara setahun sekali

maupun sebulan sekali.

Hal ini beradasarkan yang diungkapkan oleh I3 sebagai berikut:

“Selama mendapatkan bantuan belum pernah ada pengawasan

dalam proses pembuatan ataupun pengawasan tentang bagaimana

proses pendistribusian. Dinas mendatangi hanya jika akan ada

pameran maka dinas meminta emping baik keceprek maupun

emping biasa untuk dipamerkan di pameran di stand dinas.”

(wawancara dengan I3, 28 September 2015, pukul 10:45, di Desa

Alaswangi Menes).

Hal serupa juga sama terjadi pada pengawasan tentang bantuan

mesin maupun bantuan kemasan. Mesin yang merupakan bantuan dari

Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang hanya kuat

tidak sampai 1 tahun. Setelah itu mesin tersebut tidak dapat digunakan

lagi. Sedangkan untuk bantuan kemasan hanya tersedia untuk sekitar 1

bulan selebihnya karena para pengrajin emping tidak mendapatkan

pelatihan dan pembinaan tentang kemasan yang menarik dan baik

sehingga setelah kehabisan kemasan dari bantuan tersebut para

pengrajin emping menggunakan kemasan biasa lagi untuk penjualan.

Page 128: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

112

Pengawasan pelatihan dan pembinaan kepada buruh emping dan

penjual emping juga tidak ada. Tidak ada pengawasan apakan pengrajin

emping menyampaikan hasil dari pelatihan dan pembinaan.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh P1 sebagai berikut:

“Belum pernah ada pengawasan atau pengontrolan bagaimana

proses produksi pembuatan emping setelah pengrajin emping

mendapatkan pelatihan dan pembinaan.”(wawancara dengan P1, 28

September 2015, pukul 12:30, di Desa Alaswangi Menes).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, hasil dari pelatihan dan pembinaan untuk proses produksi tidak

ada pengawasan.

Sedangkan untuk pengawasan penjualan atau pendistribusian

tidak ada. Tidak ada pengawasan baik secara langsung ke pedagang

maupun ke pengrajin emping mengenai pendistribusian dan

penjualannya bagaimana, apakagh dijual langsung atau didistribusikan

melalui agen penjualan atau penjualannya dijual ke sental emping.

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh P2 sebagai berikut:

“Emping dan keceprek dibeli langsung dari pengrajin emping tetapi

sekarang para konsumen rata-rata ingin membeli langsung

ketempat pembuatannya jadi penjualan emping di pasaran tidak

selaku seperti dulu.”(wawancara dengan P dibeli langsung dari

pengrajin emping tetapi sekarang para konsumen rata-rata ingin

membeli langsung ketempat pembuatannya jadi penjualan emping

di pasaran tidak selaku seperti dulu.”(wawancara dengan P2, 28

September 2015, pukul 15:05, di Cimanying Menes).

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa, pengrajin emping di Menes rata-rata tidak mau menitipkan

emping dan keceprek hasil buatannya kepada penjual di pasaran atau di

Page 129: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

113

sentral emping karena harganya yang mengambil keuntungan sedikit

dan sekarang para konsumen lebih banyak yang ingin membeli

langsung ke tempat pengrajin emping tempat pembuatannya langsung.

Sehingga sekarang penjualan emping dan keceprek tidak banyak di

pasaran sedangkan di sentral emping tidak seramai dulu hanya ada

emping dan keceprek saat liburan.

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan terungkap

bahwa mengenai pengawasan, pengawasan tidak dilaksankan sesuai

dengan ketentuan karena kurangnya sumber daya manusia yang

menghambat. Dalam proses pengawasan, tenaga kerja yang dimiliki

dinas hanya 1 orang setiap Kecamatan yang terdapat di Kabupaten

Pandeglang. Sehingga pengawasan terhadap hasil dari diberikannya

pelatihan dan pembinaan tidak terlaksana. Selain itu bantuan yang

diberikan yang meliputi bantuan pemberian modal, bantuan kemasan,

bantuan pembangunan mesin tidak mendapatkan pengawasan.

4.4 Pembahasan

Pembahasan yakni mencakup lebih lanjut dari hasil analisis data yang

ditujukan untuk memaparkan lebih jauh lagi terkait masing-masing indikator

fungsi-fungsi manajemen dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data hasil

penelitian, peneliti menggunakan teori dari John F.Mee dalam Hasibuan

(2012:60) untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen dalam pengembangan

ekonomi kreatif dapat diketahui dengan 4 fungsi manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan atau motivasi, dan pengendalian atau pengawasan.

Page 130: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

114

Berikut adalah pembahasan dari masing-masing fungsi manajemen dalam

penelitian mengenai “Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif pada

Komunitas Pengrajin Emping untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis Masyarakat di

Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang”.

4.4.1 Perencanaan (Planning)

Perencaan merupakan pondasi awal dalam sebuah kegiatan sehingga

dapat tercapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan dalam

pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang di

rencanakan setiap setahuan sekali. Perencanaan untuk kegiatan 2015 dilakukan

perencanaanya tahun 2014. Begitu pula dengan perencanaan kegiatan

pengembangan ekonomi kreatif.

Perencanaan dalam pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo di

Kabupaten Pandeglang terdapat dua jenis yaitu perencanaan jangka panjang

dan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang meliputi

pelatihan dan pembinaan sedangkan untuk untuk perencanaan jangka pendek

meliputi pemberian bantuan-bantuan yang dapat membantu mendorong

pengembangan ekonomi kreatif.

Untuk kegiatan pengembangan ekononi kreatif dimulai dengan para

pengrajin emping yang mengajukan proposal untuk mendapatkan pelatihan dan

pembinaan, atau mendapatkan bantuan mesin, kemasan, ataupula bangunan,

dan atau mendapatkan bantuan modal. Selanjutkan proposal tersebut akan

dilihat apakah sesuai dengan kebutuhan yang menunjang pengembangan atau

Page 131: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

115

tidak. Setelah didapatkan pengrajin emping mana saja yang akan mendapatkan

pelatihan dan bantuan-bantuan barulah disusun rencana untuk pelaksanaan

pelatihan waktu, tempat, dan pelatihan apa saja. Selain rencana pelatihan juga

rencana bantuan seperti bantuan mesin, pembangunan tempat, dan bantuan

kemasan juga bantuan modal. Tetapi karena sosialisasi mengenai pelatihan dan

pembinaan dan pemberian bantuan-bantuan tidak ada sehingga banyak

pengrajin emping yang tidak mengajukan proposal untuk mendapatkan

pelatihan dan pembinaan maupun mendapatkan bantuan-bantuan.

4.4.2 Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah hubungan bekerjasama dalam mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Pengorganisasian dalam pengembangan ekonomi kreatif

tidak adanya kerjasama antara Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Pandeglang dengan Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian

Kabupaten Pandeglang yang bertanggung jawab dalam pengembangan

ekonomi kreatif. Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Pandeglang dengan Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian

Kabupaten Pandeglang seharusnya terjalin dengan baik karena dengan adanya

kerjasama yang baik antar petanggung jawab maka kegiatan yang dilaksanakan

akan mencapai maksimal sesuai tujuan. Dengan kerjasama seharusnya

pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan akan sesuai dengan tujuan yang

telah ditentukan. Pelatihan dan pembinaan dilaksanakan dengan tujuan agar

ada pengembangan di bidang ekonomi kreatif dan untuk mencapai adanya

pengembangan tersebut dibutuhkan kerjasama yang baik antara dinas-dinas

Page 132: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

116

yang bertanggung jawab juga hubungan yang baik antara dinas dengan

pengrajin emping sehingga ada keinginan untuk saling memuaskan dalam

memberikan hasil.

Sedangkan untuk di Kecamatan Menes terdapat organisasi yang

merupakan wadah untuk para pengrajin emping di Kecamatan Menes yang

diberi nama Asosiasi Pengrajin Emping (APE). Tetapi sekarang APE tidak lagi

aktif. Selain APE terdapat juga Sentral Emping di Kecamatan Menes yaitu

wadah yang merupakan tempat penjualan emping dan keceprek melinjo yang

merupakan makanan khas Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Tetapi

sekarang karena penjualan dari pengrajin emping ke sentral emping sangat

murah, banyak pengrajin emping tidak mau menjual emping buatannya di

sentral emping.

4.4.3 Pengarahan (Motivasi)

Pengarahan merupakan kegiatan yang dilaksanakan agar tujuan

pengembangan dapat tercapai. Pengarahan diharapkan dapat memudahkan dan

membantu pengrajin emping sehingga mengalami pengembangan dalam usaha

ekonomi kreatifnya.

Pelatihan dan pembinaan, pemberian bantuan baik bantuan mesin,

tempat, kemasana, maupun modal merupakan cara dalam pengarahan untuk

tercapainya pengembangan ekonomi kreatif. Pelatihan dan pembinaan yang

dilaksankan untuk pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes hanya

untuk pengrajin emping sedangkan buruh emping dan keceprek dan juga

Page 133: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

117

penjual emping tidak mendapatkan pelatihan dan pembinaan. Dinas yang

bertanggung jawab dalam pelatihan dan pembinaan mengharapkan pengrajin

emping yang mendapatkan pelatihan dan pembinaan dapat membagikan hasil

dari pelatihan dan pembinaan yang didapatkan kepada buruh emping.

Sedangkan untuk bantuan-bantuan yang diberikan yaitu bantuan

pembangunan tempat, pemberian mesin seperti mesin pres kemasan, adapula

bantuan modal yaitu pengrajin emping diberi bantuan tambahan modal untuk

mengembangkan usaha ekonomi kreatifnya. Sedangkan untuk bantuan

kemasan yaitu diberi kemasan yang dengan desain yang menarik agar dapat

menarik konsumen.

4.4.4 Pengendalian atau Pengawasan (Controlling)

Pengendalian atau pengawasan merupakan penilaian hasil kegiatan

yang dilaksanakan untuk pengembangan ekonomi kreatif. Pengawasan yang

dilaksanakan belum efektif dan belum rutin. Hal ini dikarenakan keterbatasan

sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandeglang dan Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian

Kabupaten Pandeglang.

Pengawasan yang seharusnya dilaksankan secara rutin seperti dalam

pelatihan dan pembinaan tidak ada pengawasan untuk buruh dan pengrajin

emping apakah setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan proses

pembuatan emping ada perubahan dalam pelaksanaan pembuatannya.

Page 134: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

118

Sedangkan untuk bantuan-bantuan seperti bantuan kemasan dan mesin

yang harusnya rutin diawasi tetapi tidak karena keterbatasan sumber daya

manusia sehingga tidak semua pengrajin emping mendapat pengawasan dan

waktunya hanya pada akhir tahun. Sedangkan untuk bantuan modal seharusnya

pengrajin emping melaporkan setiap bulan tentang kondisi keuangannya tetapi

pada kenyataannya tidak, setelah diberi bantuan pengrajin emping dilepas

untuk mengembangkan usahanya.

Proses pengembangan ekonomi kreatif dalam komunitas pengrajin emping

di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang dimulai dengan adanya perencanaan

yang dibagi kedalam 2 perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang yang

meliputi pelatihan dan pembinaan, dan yang kedua adalah perencanaan jangka

pendek yang meliputi pemberian bantuan-bantuan. Dalam proses perencanaan

sosialisasi seharusnya diberikan oleh pihak dinas dalam pengenalan perencanaan

baik jangka panjang maupun jangka pendek sehingga masyarakat dan komunitas

pengrajin emping mengetahui bahwa terdapat perencanaan dalam pengembangan

ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin emping. Tetapi dalam pelaksanaan

pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Pandeglang tidak ada sosialisasi

yang diberikan oleh dinas-dinas terkait sehingga banyak masyarakat dan pengrajin

emping yang tidak mengetahui adanya pelatihan dan pembinaan dan juga

bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah dalam upaya pengembangan

ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin emping.

Pelaksanaan proses perencanaan pengembangan ekonomi kreatif ini

dilaksanakan setahun sebelum pelaksanaan pelatihan dan pembinaan dan

Page 135: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

119

pemberian bantuan-bantuan. Selanjutnya adalah proses pengorganisasian dimana

adanya hubungan yang baik antara dinas dengan pengrajin emping dan antara

pengrajin dengan oragnisasi terkait dan juga antara dinas dengan dinas terkait.

Tetapi dalam pelaksanaan proses pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan

Menes Kabupaten Pandeglang belum adanya hubungan yang baik antara dinas

dengan dinas lain dan antara pengrajin dengan organisasi terkait.

Hubungan antara dinas dengan dinas terkait belum adanya kerjasama

sehingga pelatihan dan pembinaan dan pemberian bantuan-bantuan dilaksanakan

masing-masing dinas tidak dengan kerjasama. Selain itu, hubungan antara

pengrajin emping dengan organisasi terkait juga belum ada yang terlihat dari

pendistribusian atau penjualan terdapat sentral emping di Kecamatan Menes tetapi

pengrajin emping menolak untuk menjual hasil emping melinjonya di sentral

emping dengan alasan bahwa keuntugan yang diterima dengan menjual sendiri

lebih besar dari pada menjual di sentral emping.

Bentuk dari pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang yaitu adanya pelatihan dan pembinaan dan juga pemberian

bantuan-bantuan yang meliputi pemberian bantuan pembangunan tempat,

pemberian bantuan tambahan modal, pemberian bantuan kemasan, dan pemberian

bantuan mesin. Bnetuk pengembangan tersebut akan diperoleh oleh pengrajin

emping dengan syarat pengrajin emping harus mengajukan proposal terlebih

dahulu dalam proses perencanaan yang dilaksanakan setahun sebelum pelatihan

dan pembionaan dan pemberian bantuan-bantuan tersebut. Tetapi dalam

Page 136: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

120

pelaksanaannya karena sosialisasi dalam proses perencanaan. Sehingga syarat

tersebut tidak terlaksana.

Manajemen pengembangan ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin

emping untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes

sudah dilaksanakan tetapi belum optimal. Perencanaan pengembangan ekonomi

kreatif ada tetapi untuk pelaksanaannya tidak ada sosialisasi kepada pengrajin

emping, untuk pengorganisasiannya belum optimal karena belum adanya

kerjasama antara Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang dengan

Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian Kabupaten Pandeglang selaku

dinas yang bertanggung jawab dalam mengelola ekonomi kreatif emping melinjo,

selain itu hubungan antara pengrajin emping dengan asosiasi atau organisasi

seperti APE atau central emping tidak ada. Pengarahan yang diberikan kepada

pengrajin emping belum optimal karena ada beberapa bentuk pengarahan

diberikan belum merata. Selain itu pengawasan akan dari pengarahan yang

diberikan kepada pengrajin emping juga belum dilaksanakan secara rutin dan

sesuai karena kurangnya sumber daya manusia sehingga dalam pelaksanaan

pengawasan sumber daya manusia yang melaksanakan sedikit tidak sesuai dengan

pengrajin emping yang mendapatkan pelatihan dan pembinaan maupun pengrajin

emping yang mendapatkan bantuan-bantuan yang dapat mendorong

pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo.

4.4.5 Emping Melinjo sebagai Ekonomi Kreatif

Page 137: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

121

Emping melinjo merupakan produk dari ekonomi kreatif yang salah

satu daerah yang memiliki ciri khas makanan emping melinjo adalah

Kecamatan Menes. Emping melinjo terbuat dari bahan dasar melinjo yang

dibuat dengan cara tradisional dengan melinjo di goreng dengan menggunakan

pasir setelah itu ditumbuk. Cara penumbukan melinjo berbeda-beda sesuai

kualitas yang ingin dihasilkan. Setelah ditumbuk di jemur selama 2 atau 3 hari

jika musim panas. Rasa dari emping sekarang sudah bermacam-macam, yaitu

rasa original, rasa gurih, rasa pedas, rasa balado, dan rasa keju. Ketika ekonomi

kreatif belum berkembang rasa dari emping melinjo hanya ada rasa original

dan rasa gurih.

Page 138: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

122

Tabel 4.3

Ringkasan Pembahasan

No. Instrumen Pembahasan

1. Perencanaan Perencanaan dalam pengembangan Ekonomi Kreatif di

Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang terdapat 2

perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang yang

meliputi perencanaan pelatihan dan pembinaan, sedangkan

perencanaan jangka pendek meliputi pemberian bantuan-

bantuan. Pelaksanaan perencanaan tersebut tidak didukung

dengan adanya sosialisasi mengenai perencanaan baik

jangka panjang maupun jangka pendek untuk masyarakat

sehingga masyarakat tidak mengetahui perencanaan-

perencanaan dalam pengembangan ekonomi kreatif

emping melinjo.

2. Pengorganisa

sian

Hubungan kerjasama antar dinas tidak berjalan sehingga

pelatihan dan pembinaannya dilaksanakan masing-masing

tidak saling berhubungan. Sedangkan untuk hubungan

antar pengrajin emping dengan Central Emping di

Kecamatan Menes tidak terjalin karena tidak adanya

kesepakatan yang baik dalam penjualan emping dari

pengrajin emping ke pihak Central Emping sehingga tidak

merasa saling dirugikan.

3. Pengarahan/

Motivasi

Pengarahan dalam pengembangan ekonomi kreatif emping

melinjo di Kecamatan Menes berupa pemberian pelatihan

dan pembinaan, dan pemberian bnatuan-bantuan seperti

bantuan pemberian modal, pemberian mesin, pemberian

desain kemasan, dan bantuan pembangunan tempat.

4. Pengawasan Pengwasan dalam pengembangan ekonomi kreatif di

Kecamatan Menes tidak dilaksanakan dengan rutin, hal

tersebut disebabkan karena sumber daya manusia yang

dimiliki oleh dinas tidak sesuai dengan jumlah kelompok

yang terdapat di Kecamatan Menes. Jumlah tenaga

lapangan untuk pengawasan satu Kecamatan hanya

terdapat 1 orang pengawas dan itu tidak sesuai dengan

jumlah kelompok yang harus mendapatkan pengawasan.

Page 139: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

123

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini, maka berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan peneliti menyimpulkan bahwa sebagai berikut:

1. Proses pengembangan yang meliputi perencanaan yang sudah terlaksana

tetapi tidak diimbangi dengan adanya sosialisasi. Selanjutnya

pengorganisasian, belum ada hubungan kerjasama yang baik antara dinas

dengan dinas terkait, antara dinas dengan pengrajin emping, dan antara

pengrajin emping dengan organisasi yang terkait.

2. Bentuk dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes yaitu

adanya pelatihan dan pembinaan untuk pengembangan ekonomi kreatif

emping melinjo, dan pemberian bantuan-bantuan meliputi bantuan pemberian

mesin, pemberian modal, pembangunan tempat, dan pemberian desain

kemasan dengan syarat proposal yang diajukan oleh pengrajin emping.

Tetapi syarat tersebut tidak diterapkan dalam pelaksanaannya. Tidak ada

pengajuan proposal oleh pengrajin emping untuk mendapatkan pelatihan dan

pembinaan dan mendapatkan bantuan-bantuan.

Page 140: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

124

3. Manajemen pengembangan ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin

emping untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang pelaksanaannya belum efektif. Perencanaan yang

sudah ada tetapi tidak ada sosialisasinya, pengorganisasian yang belum ada

sehingga kerjasama antar dinas terkait dan antara pengrajin emping dengan

dinas dana atau organisasi terkait, pengarahan diberikan dengan syarat yang

sudah ditetapkan tetapi syarat tersebut tidak diterapkan dalam

pelaksanaannya. Dari proses yang meliputi perencanaan dan

pengorganisasian dan juga bentuk pengembangan yang meliputi pengarahan,

pengawasan harus dilaksankan dalam menilai hasil kegiatan dan dalam

pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes ini, pengawasan belum

dilaksanakan dengan efektif dan dengan rutin yaitu setiap sebulan sekali

untuk pengawasan karena kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki

oleh dinas terkait sebnayak satu orang setiap Kecamatan dan itu tidak sesuai

dengan jumlah kelompok pengrajin emping yang harus mendapatkan

pengawasan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dan dari apa yang peneliti temukan

dilapangan mengenai Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif pada

Komunitas Pengrajin Emping untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis Masyarakat di

Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, maka saran yang peneliti ajukan

sebagai berikut:

Page 141: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

125

1. Dalam proses pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang harus adanya sosialisasi tentang perencanaan

untuk pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo sebagai

pengenalan mengenai pelatihan dan pembinaan dan pemberian bantuan-

bnatuan sehingga pengrajin emping dapat mengetahui adanya kegitan

pengembangan tersebut dan harus adanya kerjasama yang baik antar

dinas terkait dalam proses pengembangan dan juga antara pengrajin

emping dengan dinas terkait ataupun oragniasasi terkait.

2. Dalam bentuk pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang syarat yang sudah ada dalam aturan harus

diterapkan dengan baik.

3. Jumlah tenaga lapangan dalam melaksanakan pengawasan setiap

Kecamatan harus disesuaikan sengan jumlah kelompok pengrajin

emping yang harus mendapatkan pengawasan tidak hanya 1 tenaga

lapangan satu Kecamatan.

Page 142: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Furchan, Arif, Agus Maimun. 2005. Syudi Tokoh: Metode Penelitian mengenai

Tokoh. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Handoko, T. Hani. 1984. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:

Bumi Aksara.

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial .

Jakarta: DIA FISIP UI.

Jamasy, Owin. 2004. Keadilan, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan .

Jakarta: Mizan Pustaka.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi

(GP Press Group).

Siswanto. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Soekamto, Soerjono, Sri Mamuji. 1983. Penelitian Hukum Normatif, suatu Tinjauan

Singkat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV

Alfabeta.

Suharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

Reflika Aditama.

Suhendar, K. 2006. Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:

Alfabeta.

Suriatna. 1987. Metode Penyuluhan Pendidikan. Jakarta: Mediatama Sarana.

Suryanto, Bagong, Sutinah. 2004. METODE PENELITIAN SOSIAL: BERBAGAI

ALTERNATIF PENDEKATAN. Jakarta: Prenada Media Group.

Terry, George dan Leslie W. Rue. 2007. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi

Aksara.

Page 143: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Sumber Peraturan:

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif

tahun 2009-2015.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Jurnal Kajian Lemhanas RI Edisi 14.

Skripsi:

Dani Danuar Tri U., Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Semarang, Universitas Diponegoro: 2013.

Fentri Dahlia, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif di Kampung

Wisata Pasir Kunci Kota Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia: 2013.

Guzty Muhammad Hermawan, Skripsi Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi

Kreatif, Tahun: 2011.

Siti Nurasiah, Analisis Pemasaran Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian

Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan MenesKabupaten Pandeglang,

Banten. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2006.

Jurnal:

Puspa Rini dan Siti Czafrani, Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan

Lokal oleh Pemuda Dalam Rangka Menjawa Tantangan Ekonomi Global,

Universitas Indonesi:2010.

Suryana, Ayu Krishna Yuliawati, dan Rofi Rofaida, Pengembangan Model Ekonomi

Kreatif Pedesaan Melalui Value Chain Strategy untuk Kelompok Usaha Kecil

(studi pada industri kerajinan di Jawa Barat), Tahun: 2009.

Sumber Internet:

http://contohpengertian.com/ekonomi-kreatif/, diunduh pada 11 November 2014.

https://succesed.wordpress.com/ekonomi-kreatif/, diunduh pada 11 November 2014.

http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/, diunduh pada 11 November 2014.

Page 144: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_kreatif/, diunduh pada 11 November 2014.

Page 145: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 146: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 147: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 148: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 149: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 150: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 151: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 152: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 153: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 154: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 155: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 156: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 157: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 158: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 159: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 160: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MEMBERCHECK

Biodata Informan

Nama : Onah, STP

Pekerjaan/Jabatan : Kasi Binus dan Pembiayaan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang

Jenis Kelamin : Perempuan

Kode Informan : I1

Catatan Wawancara sebagai berikut:

1. Perencanaan apa saja yang dibuat untuk mengembangkan ekonomi kreatif emping

melinjo di Kabupaten Pandeglang?

Jawaban : Perencanaan dibagi menjadi dua, perencanaan jangka panjang yaitu

meliputi pelatihan dan pembinaan atau biasa disebut sebagai bintek,

sedangkan untuk perencanaan jangka pendek yaitu meliputi pemberian

bantuan-bantuan yang dapat membantu mendorong dalam

pengembangan ekonomi kreatif.

2. Apa tujuan diadakan pelatihan dan pembinaan ?

Jawaban : Pelatihan dan pembinaan yang direncanakan bertujuan untuk

meningkatkan ide dan kreatifitas masyarakat agar dapat memanfaatkan

sumber daya alam yang dimiliki oleh daerah dapat memiliki nilai

ekonomis dari yang awalnya tidak memiliki nilai ekonomis. Contohnya

melinjo yang banyak ditanam di daerah Menes dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat contohnya ibu-ibu rumah tangga dalam mengisi

kekosongannya untuk membuat emping yang berbahan dasar melinjo.

Atau ada pula singkong yang dikreatifkan menjadi balok.

3. Bagaimana cara atau syarat pengrajin emping untuk mendapatkan pelatihan dan

pembinaan atau bantuan-bantuan ?

Page 161: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Jawaban : Setiap pengrajin emping akan mengajukkan sebuah proposal untuk

mendapatkan bantuan pelatihan dan pembinaan. Selain proposal ada

beberapa syarat juga yang harus dilengkapi seperti lamanya

usaha,bagaimana perkembangan usaha tersebut setiap tahun, dan

beberapa syarat lainnya.

4. Selain pelatihan dan pembinaan, adakah perencanaan yang lain untuk pengembangan

ekonomi kreatif emping melinjo di Kabupaten Pandeglang ?

Jawaban : Selain pelatihan dan pembinaan, bantuan juga merupakan salah satu cara

pengembangan ekonomi kreatif. Proses perencanaan pemberian bantuan

sama dengan proses pemberian pelatiahan dan pembinaan yaitu dengan

mengumpulkan proposal dan setelah didapatkan pengrajin emping yang

proposalnya lolos untuk mendapatkan bantuan maka akan disurvei ke

tempat pembuatan emping tersebut bantuan apa yang sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan dalam pengembangan usahanya.

5. Apakah ada hubungan kerjasama antar dinas dalam melaksanakan pengembangan

ekonomi kreatif di Kabupaten Pandeglang ?

Jawaban : Pelatihan dan pembinaan dilaksanakan masing-masing dinas seperti

apabila pelatihan dan pembinaan inovasi rasa atau bentuk dari Dinas

Pertanian dan Peternakan.

6. Apakah pelaksanaan pelatihan dan pembinaan untuk pengembangan ekonomi kreatif

digabungkan atau dilaksanakan masing-masing dinas saja ?

Jawaban : Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan sendiri oleh dinas mulai dari

perencanaan sampai dengan pengawasannya tidak dengan kerjasama

dengan dinas lain.

7. Apakah ada organisasi yang menampung perkumpulan petani-petani melinjo di

Kecamatan Menes ?

Jawaban : Dulu terdapat APE (Asosiasi Pengrajin Emping) tetapi untuk sekarang

sudah tidak aktif.

Page 162: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

8. Di Kecamatan Menes terdapat central emping, apakah central tersebut berjalan ?

apakah pengrajin emping menjual hasil emping melinjonya ke central emping ?

Jawaban : Banyak pengrajin emping di Kecamatan Menes yang memutuskan untuk

mendirikan usaha mandiri karena apabila masuk kedalam central emping

untuk penjualannya keuntungan yang didapat sedikit karena harga jual ke

central emping sangat murah.

9. Dengan bentuk bagaimana pengarahan atau motivasi diberikan kepada pengrajin

emping di Kabupaten Pandeglang ?

Jawaban : Pelatihan dan pembinaan, bantuan modal, ataupun bantuan mesin

diberikan kepada pengrajin emping yang memang usahanya belum

begitu maju tetapi ada potensi untuk kemajuan karena pengrajin emping

tersebut memiliki jiwa untuk maju dan memiliki bakat untuk lebih

berinovasi.

10. Apakah semua pengrajin emping yang ada di Kabupaten Pandeglang bisa

mendapatkan Pelatihan dan pembinaan ?

Jawaban : Setiap pengrajin emping yang ingin mendapatkan pelatihan dan

pembinaan harus melalui seleksi terlebih dahulu yaitu dengan syarat

mengajukan proposal untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan.

11. Bagaimana proses untuk mendapatkan bantuan modal ?

Jawaban : Bantuan modal diberikan kepada pengrajin emping setelah pengrajin

emping tersebut mendapatkan pelatihan dan pembinaan terlebih dahulu.

Dengan bantuan modal yang diberikan diharapkan pengrajin emping lebih

semangat untuk mengembangkan usahanya.

12. Bagaimana dengan jumlah bantuan modal yang diberikan kepada pengrajin emping ?

Jawaban : Modal yang diberikan tergantung pengajuan yang diajukan oleh pengrajin

emping yang ingin mendapatkan bantuan modal dan biasanya sekitar

Rp.2.000.000,00 atau Rp.5.000.000,00.

13. Setelah diberikan bantuan-bantuan, apakah pengrajin emping dilepaskan begitu saja

atau mendapatkan arahan terlebih dahulu ?

Page 163: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Jawaban : Setelah mendapatkan bantuan-bantuan, pengrajin emping akan

mendapatkan arahan yang diberikan oleh dinas untuk masalah

pendistribusian. Tetapi hal ini baru diberikan kepada pengrajin emping

yang sudah memiliki pelanggan di luar negeri. Contohnya salah satu

pengrajin emping yang berada di daerah Kecamatan Jiput yang

memang sudah luas pendistribusiannya.

14. Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan, apakah ada pengawasan terhadap

pengrajin emping atau tidak ?

Jawaban : Karena kurangnya sumber daya yang dimiliki oleh dinas, sehingga

pengawasan terhadap pelaksanaan pengembangan untuk hasil pelatihan

dan pembinaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk

pengawasan biasanya dilaksanakan sebelum dilaksanakan kembali

pelatihan dan pembinaan tahun berikutnya.

15. Bagaimana dengan proses pengawasan terhadap bantuan-bantuan yang diberikan ?

Jawaban : Bantuan yang diberikan baik bantuan mesin maupun bantuan kemasan

pengawasannya tidak seintens atau serutin yang seharusnya karena

terbatasnya sumber daya manusia yang dimiliki.

16. Untuk pemberian bantuan modal, apakah pengrajin yang mendapatkan bantuan modal

wajib memberikan laporan untuk pengawasannya ?

Jawaban : Bantuan modal yang diberikan kepada pengrajin emping harus diimbangi

dengan adanya laporan mengenai pengembangan pendapatan dan

keuntungan yang harus diberikan oleh pengrajin emping kepada dinas.

Sehingga bantuan modal yang diberikan jelas pemakaiannya dan sesuai

dengan tujuan untuk pengembangan.

Pandeglang, September 2015

(Onah, STP)

Page 164: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 165: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MEMBERCHECK

Biodata Informan

Nama : Ineu Herlina, ST

Pekerjaan/Jabatan : Kasi Fasilitas Pembiayaan Industri Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang

Jenis Kelamin : Perempuan

Kode Informan : I2

Catatan Wawancara sebagai berikut:

1. Perencanaan apa saja yang dibuat untuk mengembangkan ekonomi kreatif emping

melinjo di Kabupaten Pandeglang?

Jawaban : Pelatihan dan pembinaan merupakan perencanaan jangka panjang,

sedangkan untuk pemberian bantuan modal, bantuan pemberian mesin,

bantuan pembangunan tempat, dan bantuan kemasan merupakan

perencanaan jangka pendek

2. Apa tujuan diadakan pelatihan dan pembinaan ?

Jawaban : Pelatiahan dan pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kreatifitas

setiap pengrajin emping sehingga mereka memiliki kemajuan.

3. Bagaimana cara atau syarat pengrajin emping untuk mendapatkan pelatihan dan

pembinaan atau bantuan-bantuan ?

Page 166: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Jawaban : Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pengrajin emping untuk

mendapatkan pelatihan dan pembinaan yaitu dengan memberikan

proposal.

4. Selain pelatihan dan pembinaan, adakah perencanaan yang lain untuk pengembangan

ekonomi kreatif emping melinjo di Kabupaten Pandeglang ?

Jawaban : Tidak hanya memberikan pelatihan dan pembinaan tetapi juga

memberikan beberapa bantuan seperti bantuan pemberian modal,

bantuan pemberian mesin, dan bantuan kemasan. Bantuan yang

diberikan akan disesuaikan setelah dari pihak dinas melakukan servei

menyesuaikan proposal yang diajukan dengan keadaan tempat

pembuatan emping tersebut.

5. Pelatihan dan pembinaan mengenai apa yang diberikan oleh Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang ?

Jawaban : Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang mengenai

kemasan atau cara distribusi dan atau pemasaran.

6. Apakah ada organisasi yang menampung perkumpulan petani-petani melinjo di

Kecamatan Menes ?

Jawaban : APE merupakan asosiasi untuk pengrajin emping di Menes tetapi

sekarang sudah tidak aktif sudah tidak pernah ada laporan untuk

kegiatan organisasinya.

7. Bagaimana dengan keaktifan central emping ?

Page 167: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Jawaban : Central emping sudah tidak aktif pada hari-hari biasa ramai hanya pada

hari libur. Karena para pengrajin emping rata-rata menjual langsung

sendiri. Hal ini karena menurut para pengrajin emping jika dijual ke

central emping keuntungan yang didapat sedikit karena para pengrajin

emping menjualnya lebih murah jika dijual ke central emping.

8. Dengan bentuk bagaimana pengarahan atau motivasi diberikan kepada pengrajin

emping di Kabupaten Pandeglang ?

Jawaban : Pelatihan dan pembinaan maupun bantuan diberikan kepada pengrajin

emping yang masih di bawah yang memiliki potensi untuk maju dan

berkembang.

9. Apakah semua pengrajin emping yang ada di Kabupaten Pandeglang bisa

mendapatkan Pelatihan dan pembinaan ?

Jawaban : Proses seleksi yang harus dilakukan oleh pengrajin emping untuk

mendapatkan pelatihan dan pembinaan yaitu dengan mengajukan

proposal dan dengan didukung beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh

pengrajin emping yang ingin mendapatkan pelatihan dan pembinaan.

10. Apakah buruh emping mendapatkan pelatihan dan pembinaan ?

Jawaban : Hanya pengrajin emping saja yang mendapatkan karena dari pengrajin

emping bisa disalurkan hasil pelatihannya kepada buruh empingnya.

11. Bagaimana proses untuk mendapatkan bantuan modal ?

Jawaban : Bantuan modal yang diberikan tidak hanya untuk penambah modal secara

cuma-cuma karena dengan diberikan bantuan modal maka pengrajin

Page 168: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

emping tersebut diharapkan mengalami perkembangan dalam usahanya

yang merupakan ekonomi kreatif.

12. Setelah diberikan bantuan-bantuan, apakah pengrajin emping dilepaskan begitu saja

atau mendapatkan arahan terlebih dahulu ?

Jawaban : Untuk pengarahan penjualan atau pendistribusian akan diberikan apabila

pengrajin emping tersebut meminta saat mendapatkan bnatuan. Tetapi

biasanya dinas memberikan pengarahan penjualan kepada pengrajin

emping yang sudah memiliki banyak pelanggan diluar.

13. Bagaimana proses pemgawasan terhadap pengrajin emping yang sudah mendapatkan

pelatihan dan pembinaan dan mendapatkan bantuan-bantuan ?

Jawaban : Pengawasan atau pengendalian yang baik biasanya dilakukan selama

sebulan sekali. Tetapi karena sumber daya manusia yang dimiliki

sehingga pengawasan dan pengendalian dilaksanakan hanya setiap

setahun sekali sebelum awal tahun.

14. Bagaimana dengan proses pengawasan terhadap bantuan-bantuan yang diberikan ?

Jawaban : Seharusnya bantuan mesin dan kemasan itu sangat penting dilaksankaan

pengawasan karena biasanya pengrajin emping ketika mendapatkan

bantuan mesin dan kemasan tidak pernah awet, tetapi karena terbatasnya

sumber daya manusia yang dimiliki sehinga pengawasan terhadap

bantuan-bantuan tidak dapat dilaksanakan.

15. Untuk pemberian bantuan modal, apakah pengrajin yang mendapatkan bantuan modal

wajib memberikan laporan untuk pengawasannya ?

Page 169: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Jawaban : Pengrajin emping yang mendapatkan bantuan modal wajib menyerahkan

laporan setiap sebulan sekali mengenai kondisi keuangan bagaimana

keuntungan yang diperolah setelah mendapatkan pelatihan dan bantuan

modal yang diberikan.

Pandeglang, September 2015

(Ineu Herlina, ST)

Page 170: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 171: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MEMBERCHECK

Biodata Informan

Nama : Sarmiah

Pekerjaan/Jabatan : Pengrajin Emping

Jenis Kelamin : Perempuan

Kode Informan : I3

Catatan Wawancara sebagai berikut:

1. Apakah ada sosialisasi sebelumnya tentang pengenalan bantuan dan pelatihan untuk

pengrajin emping ?

Jawaban : Petugas dari dinas langsung mendatangi dan memberitahukan untuk

mengikuti pelatihan dan pembinaan.

2. Apakah ada syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan

?

Jawaban : Petugas dinas datang sendiri untuk langsung mengundang menghadiri

pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas tersebut yang

biasanya tempat pelatihannya di kantor dinasnya ataupun di hotel.

3. Berapa jumlah buruh yang bekerja untuk proses pengelolaan emping melinjo dan

keceprek melinjo ?

Jawaban : Jumlah buruh emping dan keceprek sebanyak 35 orang yang terdiri dari

20 orang buruh keceprek sedangkan 15 orang untuk buruh emping.

4. Apakah buruh emping melinjo mendapatkan pelatihan dan pembinaan ?

Page 172: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Jawaban : Hanya pengrajin emping saja yang diberikan pelatihan dan pembinaan

sedangkan buruh tidak. Sedangkan untuk buruh tidak mendapatkan.

5. Untuk bantuan modal, nomilan jumlahnya apakah diajukan oleh pengrajin emping

atau sudah diatur oleh dinas ?

Jawaban : Bantuan modal yang diterima sudah diatur oleh dinas cukup tidak cukup

modal yang diberikan sudah diatur oleh dinas.

6. Apakah bantuan modal yang diberikan oleh dinas tersebut cukup untuk menambah

modal ?

Jawaban: Sebenarnya tidak, karena bantaun modal yang diberikan pun itu hanya

sekali.

7. Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan dan bantuan-bantuan, apakah ada

pengarahan dalam pendistribusiannya dari dinas ?

Jawaban : Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan diawal, lalu mendapatkan

bantuan-bantuan, pengrajin emping dilepas untuk pendistribusiannya tidak

diarahkan untuk pendistribusian atau penjualan yang menarik sehingga

bisa sampai luar daerah.

8. Dalam pendistribusiannya, apakah ada pengawasan dari dinas ?

Jawaban : Selama mendapatkan bantuan belum pernah ada pengawasan dalam proses

pembuatan ataupun pengawasan tentang bagaimana proses

pendistribusian. Dinas mendatangi hanya jika akan ada pameran maka

dinas meminta emping baik keceprek maupun emping biasa untuk

dipamerkan di pameran di stand dinas.

Page 173: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

9. Untuk pemberian bantuan kemasan, apakah pemberiannya diberikan secara rutin ?

Jawaban: Pemberian kemasan hanya diberikan sekali, kira-kira hanya untuk sebulan

setelah habis tidak akan diberikan lagi.

Pandeglang, September 2015

(Sarmiah)

Page 174: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 175: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MEMBERCHECK

Biodata Informan

Nama : Enung

Pekerjaan/Jabatan : Buruh Emping

Jenis Kelamin : Perempuan

Kode Informan : P1

Catatan Wawancara sebagai berikut:

1. Apakah pernah mendapatkan pelatihan dan pembinaan untuk produksi emping

melinjo?

Jawaban: Belum pernah mendapatkan, yang mendapatkan hanya pengrajin emping

sedangkan pekerja pembuatnya tidak mendapatkan pelatihan.

2. Apakah dengan bekerja sebagai pembuat emping tidak mengganggu kegiatan rumah

tangga?

Jawaban: Tidak, karena kegiatan membuat emping dilakukan hanya 3 hari dalam

seminggu dan kegiatan pembuatannya pun dimulai setelah pekerjaan di

rumah selesai.

3. Apakah ada pengawasan terhadap proses produksi pembuatan emping setelah

pengrajin emping mendapatkan pelatihan dan pembinaan ?

Page 176: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Jawaban : Belum pernah ada pengawasan atau pengontrolan bagaimana proses

produksi pembuatan emping setelah pengrajin emping mendapatkan

pelatihan dan pembinaan.

Pandeglang, September 2015

(Enung)

Page 177: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 178: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MEMBERCHECK

Biodata Informan

Nama : Uun Amiyah

Pekerjaan/Jabatan : Penjual Emping Emping

Jenis Kelamin : Perempuan

Kode Informan : P2

Catatan Wawancara sebagai berikut:

1. Apakah ada pengawasan penjualan dari dinas dalam penjualan emping dan keceprek

melinjo ?

Jawaban : Emping dan keceprek dibeli langsung dari pengrajin emping tetapi

sekarang para konsumen rata-rata ingin membeli langsung ketempat

pembuatannya jadi penjualan emping di pasaran tidak selaku seperti

dulu.

Pandeglang, September 2015

(Uun Amiyah)

Page 179: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by
Page 180: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA

Keterangan : I1

Kasi Binus dan Pembiayaan Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Pandeglang

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Jumat, tanggal 11 September 2015

di kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang

Q I I1

Q1

Perencanaan apa saja yang dibuat untuk mengembangkan ekonomi

kreatif emping melinjo di Kabupaten Pandeglang?

“Perencanaan dibagi menjadi dua, perencanaan jangka panjang yaitu meliputi

pelatihan dan pembinaan atau biasa disebut sebagai bintek, sedangkan untuk

perencanaan jangka pendek yaitu meliputi pemberian bantuan-bantuan yang

dapat membantu mendorong dalam pengembangan ekonomi kreatif.”

Q2

Apa tujuan diadakan pelatihan dan pembinaan ?

“Pelatihan dan pembinaan yang direncanakan bertujuan untuk meningkatkan

ide dan kreatifitas masyarakat agar dapat memanfaatkan sumber daya alam

yang dimiliki oleh daerah dapat memiliki nilai ekonomis dari yang awalnya

tidak memiliki nilai ekonomis. Contohnya melinjo yang banyak ditanam di

daerah Menes dapat dimanfaatkan oleh masyarakat contohnya ibu-ibu rumah

tangga dalam mengisi kekosongannya untuk membuat emping yang berbahan

dasar melinjo. Atau ada pula singkong yang dikreatifkan menjadi balok.”

Q3

Bagaimana cara atau syarat pengrajin emping untuk mendapatkan

pelatihan dan pembinaan atau bantuan-bantuan ?

“Setiap pengrajin emping akan mengajukkan sebuah proposal untuk

mendapatkan bantuan pelatihan dan pembinaan. Selain proposal ada

beberapa syarat juga yang harus dilengkapi seperti lamanya usaha,bagaimana

perkembangan usaha tersebut setiap tahun, dan beberapa syarat lainnya.”

Page 181: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Q4

Selain pelatihan dan pembinaan, adakah perencanaan yang lain untuk

pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo di Kabupaten Pandeglang

?

“Selain pelatihan dan pembinaan, bantuan juga merupakan salah satu cara

pengembangan ekonomi kreatif. Proses perencanaan pemberian bantuan sama

dengan proses pemberian pelatiahan dan pembinaan yaitu dengan

mengumpulkan proposal dan setelah didapatkan pengrajin emping yang

proposalnya lolos untuk mendapatkan bantuan maka akan disurvei ke tempat

pembuatan emping tersebut bantuan apa yang sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan dalam pengembangan usahanya.”

Q5

Apakah ada hubungan kerjasama antar dinas dalam melaksanakan

pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Pandeglang ?

“Pelatihan dan pembinaan dilaksanakan masing-masing dinas seperti apabila

pelatihan dan pembinaan inovasi rasa atau bentuk dari Dinas Pertanian dan

Peternakan.”

Q6

Apakah pelaksanaan pelatihan dan pembinaan untuk pengembangan

ekonomi kreatif digabungkan atau dilaksanakan masing-masing dinas

saja ?

“Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan sendiri oleh dinas mulai dari

perencanaan sampai dengan pengawasannya tidak dengan kerjasama dengan

dinas lain.”

Q7

Apakah ada organisasi yang menampung perkumpulan petani-petani

melinjo di Kecamatan Menes ?

“Dulu terdapat APE (Asosiasi Pengrajin Emping) tetapi untuk sekarang sudah

tidak aktif.”

Q8

Di Kecamatan Menes terdapat central emping, apakah central tersebut

berjalan ? apakah pengrajin emping menjual hasil emping melinjonya ke

central emping ?

“Banyak pengrajin emping di Kecamatan Menes yang memutuskan untuk

mendirikan usaha mandiri karena apabila masuk kedalam central emping

untuk penjualannya keuntungan yang didapat sedikit karena harga jual ke

central emping sangat murah.”

Q9

Dengan bentuk bagaimana pengarahan atau motivasi diberikan kepada

pengrajin emping di Kabupaten Pandeglang ?

“Pelatihan dan pembinaan, bantuan modal, ataupun bantuan mesin diberikan

kepada pengrajin emping yang memang usahanya belum begitu maju tetapi

ada potensi untuk kemajuan karena pengrajin emping tersebut memiliki jiwa

untuk maju dan memiliki bakat untuk lebih berinovasi.”

Q10

Apakah semua pengrajin emping yang ada di Kabupaten Pandeglang bisa

mendapatkan Pelatihan dan pembinaan ?

“Setiap pengrajin emping yang ingin mendapatkan pelatihan dan pembinaan

harus melalui seleksi terlebih dahulu yaitu dengan syarat mengajukan

proposal untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan.”

Page 182: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Q11

Bagaimana proses untuk mendapatkan bantuan modal ?

“Bantuan modal diberikan kepada pengrajin emping setelah pengrajin emping

tersebut mendapatkan pelatihan dan pembinaan terlebih dahulu. Dengan

bantuan modal yang diberikan diharapkan pengrajin emping lebih semangat

untuk mengembangkan usahanya.”

Q12

Bagaimana dengan jumlah bantuan modal yang diberikan kepada

pengrajin emping ?

“Modal yang diberikan tergantung pengajuan yang diajukan oleh pengrajin

emping yang ingin mendapatkan bantuan modal dan biasanya sekitar

Rp.2.000.000,00 atau Rp.5.000.000,00.”

Q13

Setelah diberikan bantuan-bantuan, apakah pengrajin emping dilepaskan

begitu saja atau mendapatkan arahan terlebih dahulu ?

“Setelah mendapatkan bantuan-bantuan, pengrajin emping akan mendapatkan

arahan yang diberikan oleh dinas untuk masalah pendistribusian. Tetapi hal

ini baru diberikan kepada pengrajin emping yang sudah memiliki pelanggan di

luar negeri. Contohnya salah satu pengrajin emping yang berada di daerah

Kecamatan Jiput yang memang sudah luas pendistribusiannya.”

Q14

Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan, apakah ada pengawasan

terhadap pengrajin emping atau tidak ?

“Karena kurangnya sumber daya yang dimiliki oleh dinas, sehingga

pengawasan terhadap pelaksanaan pengembangan untuk hasil pelatihan dan

pembinaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk pengawasan

biasanya dilaksanakan sebelum dilaksanakan kembali pelatihan dan

pembinaan tahun berikutnya.”

Q15

Bagaimana dengan proses pengawasan terhadap bantuan-bantuan yang

diberikan ?

“Bantuan yang diberikan baik bantuan mesin maupun bantuan kemasan

pengawasannya tidak seintens atau serutin yang seharusnya karena

terbatasnya sumber daya manusia yang dimiliki.”

Q16

Untuk pemberian bantuan modal, apakah pengrajin yang mendapatkan

bantuan modal wajib memberikan laporan untuk pengawasannya ?

“Bantuan modal yang diberikan kepada pengrajin emping harus diimbangi

dengan adanya laporan mengenai pengembangan pendapatan dan keuntungan

yang harus diberikan oleh pengrajin emping kepada dinas. Sehingga bantuan

modal yang diberikan jelas pemakaiannya dan sesuai dengan tujuan untuk

pengembangan.”

Page 183: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA

Keterangan : I2

Kasi Fasilitas Pembiayaan Industri Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 21 September 2015

di kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten

Pandeglang

Q I I2

Q1

Perencanaan apa saja yang dibuat untuk mengembangkan ekonomi

kreatif emping melinjo di Kabupaten Pandeglang?

Perencanaan dibagi menjadi dua, perencanaan jangka panjang yaitu meliputi

pelatihan dan pembinaan atau biasa disebut sebagai bintek, sedangkan untuk

perencanaan jangka pendek yaitu meliputi pemberian bantuan-bantuan yang

dapat membantu mendorong dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Q2

Apa tujuan diadakan pelatihan dan pembinaan ?

Pelatihan dan pembinaan yang direncanakan bertujuan untuk meningkatkan

ide dan kreatifitas masyarakat agar dapat memanfaatkan sumber daya alam

yang dimiliki oleh daerah dapat memiliki nilai ekonomis dari yang awalnya

tidak memiliki nilai ekonomis. Contohnya melinjo yang banyak ditanam di

daerah Menes dapat dimanfaatkan oleh masyarakat contohnya ibu-ibu rumah

tangga dalam mengisi kekosongannya untuk membuat emping yang berbahan

dasar melinjo. Atau ada pula singkong yang dikreatifkan menjadi balok.

Q3

Bagaimana cara atau syarat pengrajin emping untuk mendapatkan

pelatihan dan pembinaan atau bantuan-bantuan ?

Setiap pengrajin emping akan mengajukkan sebuah proposal untuk

mendapatkan bantuan pelatihan dan pembinaan. Selain proposal ada

beberapa syarat juga yang harus dilengkapi seperti lamanya usaha,bagaimana

perkembangan usaha tersebut setiap tahun, dan beberapa syarat lainnya.

Page 184: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Q4

Selain pelatihan dan pembinaan, adakah perencanaan yang lain untuk

pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo di Kabupaten Pandeglang

?

Selain pelatihan dan pembinaan, bantuan juga merupakan salah satu cara

pengembangan ekonomi kreatif. Proses perencanaan pemberian bantuan sama

dengan proses pemberian pelatiahan dan pembinaan yaitu dengan

mengumpulkan proposal dan setelah didapatkan pengrajin emping yang

proposalnya lolos untuk mendapatkan bantuan maka akan disurvei ke tempat

pembuatan emping tersebut bantuan apa yang sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan dalam pengembangan usahanya.

Q5

Apakah ada hubungan kerjasama antar dinas dalam melaksanakan

pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Pandeglang ?

Pelatihan dan pembinaan dilaksanakan masing-masing dinas seperti apabila

pelatihan dan pembinaan inovasi rasa atau bentuk dari Dinas Pertanian dan

Peternakan.

Q6

Apakah pelaksanaan pelatihan dan pembinaan untuk pengembangan

ekonomi kreatif digabungkan atau dilaksanakan masing-masing dinas

saja ?

Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan sendiri oleh dinas mulai dari

perencanaan sampai dengan pengawasannya tidak dengan kerjasama dengan

dinas lain.

Q7

Apakah ada organisasi yang menampung perkumpulan petani-petani

melinjo di Kecamatan Menes ?

Dulu terdapat APE (Asosiasi Pengrajin Emping) tetapi untuk sekarang sudah

tidak aktif.

Q8

Di Kecamatan Menes terdapat central emping, apakah central tersebut

berjalan ? apakah pengrajin emping menjual hasil emping melinjonya ke

central emping ?

Banyak pengrajin emping di Kecamatan Menes yang memutuskan untuk

mendirikan usaha mandiri karena apabila masuk kedalam central emping

untuk penjualannya keuntungan yang didapat sedikit karena harga jual ke

central emping sangat murah.

Q9

Dengan bentuk bagaimana pengarahan atau motivasi diberikan kepada

pengrajin emping di Kabupaten Pandeglang ?

Pelatihan dan pembinaan, bantuan modal, ataupun bantuan mesin diberikan

kepada pengrajin emping yang memang usahanya belum begitu maju tetapi

ada potensi untuk kemajuan karena pengrajin emping tersebut memiliki jiwa

untuk maju dan memiliki bakat untuk lebih berinovasi.

Q10

Apakah semua pengrajin emping yang ada di Kabupaten Pandeglang bisa

mendapatkan Pelatihan dan pembinaan ?

Setiap pengrajin emping yang ingin mendapatkan pelatihan dan pembinaan

harus melalui seleksi terlebih dahulu yaitu dengan syarat mengajukan

Page 185: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

proposal untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan.

Q11

Bagaimana proses untuk mendapatkan bantuan modal ?

Bantuan modal diberikan kepada pengrajin emping setelah pengrajin emping

tersebut mendapatkan pelatihan dan pembinaan terlebih dahulu. Dengan

bantuan modal yang diberikan diharapkan pengrajin emping lebih semangat

untuk mengembangkan usahanya.

Q12

Bagaimana dengan jumlah bantuan modal yang diberikan kepada

pengrajin emping ?

Modal yang diberikan tergantung pengajuan yang diajukan oleh pengrajin

emping yang ingin mendapatkan bantuan modal dan biasanya sekitar

Rp.2.000.000,00 atau Rp.5.000.000,00.

Q13

Setelah diberikan bantuan-bantuan, apakah pengrajin emping dilepaskan

begitu saja atau mendapatkan arahan terlebih dahulu ?

Setelah mendapatkan bantuan-bantuan, pengrajin emping akan mendapatkan

arahan yang diberikan oleh dinas untuk masalah pendistribusian. Tetapi hal

ini baru diberikan kepada pengrajin emping yang sudah memiliki pelanggan di

luar negeri. Contohnya salah satu pengrajin emping yang berada di daerah

Kecamatan Jiput yang memang sudah luas pendistribusiannya.

Q14

Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan, apakah ada pengawasan

terhadap pengrajin emping atau tidak ?

Karena kurangnya sumber daya yang dimiliki oleh dinas, sehingga

pengawasan terhadap pelaksanaan pengembangan untuk hasil pelatihan dan

pembinaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk pengawasan

biasanya dilaksanakan sebelum dilaksanakan kembali pelatihan dan

pembinaan tahun berikutnya.

Q15

Bagaimana dengan proses pengawasan terhadap bantuan-bantuan yang

diberikan ?

Bantuan yang diberikan baik bantuan mesin maupun bantuan kemasan

pengawasannya tidak seintens atau serutin yang seharusnya karena

terbatasnya sumber daya manusia yang dimiliki.

Q16

Untuk pemberian bantuan modal, apakah pengrajin yang mendapatkan

bantuan modal wajib memberikan laporan untuk pengawasannya ?

Bantuan modal yang diberikan kepada pengrajin emping harus diimbangi

dengan adanya laporan mengenai pengembangan pendapatan dan keuntungan

yang harus diberikan oleh pengrajin emping kepada dinas. Sehingga bantuan

modal yang diberikan jelas pemakaiannya dan sesuai dengan tujuan untuk

pengembangan.

Page 186: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA

Keterangan : I3

Pengrajin Emping di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 28 September 2015

di Desa Alaswangi Kecamatan Menes.

Q I I3

Q1

Apakah ada sosialisasi sebelumnya tentang pengenalan bantuan dan

pelatihan untuk pengrajin emping ?

Petugas dari dinas langsung mendatangi dan memberitahukan untuk

mengikuti pelatihan dan pembinaan.

Q2

Apakah ada syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pelatihan

dan pembinaan ?

Petugas dinas datang sendiri untuk langsung mengundang menghadiri

pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas tersebut yang

biasanya tempat pelatihannya di kantor dinasnya ataupun di hotel.

Q3

Berapa jumlah buruh yang bekerja untuk proses pengelolaan emping

melinjo dan keceprek melinjo ?

Jumlah buruh emping dan keceprek sebanyak 35 orang yang terdiri dari 20

orang buruh keceprek sedangkan 15 orang untuk buruh emping.

Q4

Apakah buruh emping melinjo mendapatkan pelatihan dan pembinaan

?

Hanya pengrajin emping saja yang diberikan pelatihan dan pembinaan

sedangkan buruh tidak. Sedangkan untuk buruh tidak mendapatkan.

Page 187: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Q5

Untuk bantuan modal, nomilan jumlahnya apakah diajukan oleh

pengrajin emping atau sudah diatur oleh dinas ?

Bantuan modal yang diterima sudah diatur oleh dinas cukup tidak cukup

modal yang diberikan sudah diatur oleh dinas.

Q6

Apakah bantuan modal yang diberikan oleh dinas tersebut cukup untuk

menambah modal ?

Sebenarnya tidak, karena bantaun modal yang diberikan pun itu hanya

sekali.

Q7

Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan dan bantuan-bantuan,

apakah ada pengarahan dalam pendistribusiannya dari dinas ?

Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan diawal, lalu mendapatkan

bantuan-bantuan, pengrajin emping dilepas untuk pendistribusiannya tidak

diarahkan untuk pendistribusian atau penjualan yang menarik sehingga bisa

sampai luar daerah.

Q8

Dalam pendistribusiannya, apakah ada pengawasan dari dinas ?

Selama mendapatkan bantuan belum pernah ada pengawasan dalam proses

pembuatan ataupun pengawasan tentang bagaimana proses pendistribusian.

Dinas mendatangi hanya jika akan ada pameran maka dinas meminta

emping baik keceprek maupun emping biasa untuk dipamerkan di pameran

di stand dinas.

Q9

Untuk pemberian bantuan kemasan, apakah pemberiannya diberikan

secara rutin ?

Pemberian kemasan hanya diberikan sekali, kira-kira hanya untuk sebulan

setelah habis tidak akan diberikan lagi.

Page 188: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA

Keterangan : P1

Buruh Emping di Kecamatan Menes

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 28 September 2015

di Desa Alaswangi Kecamatan Menes.

Q I P1

Q1

Apakah pernah mendapatkan pelatihan dan pembinaan untuk

produksi emping melinjo?

Belum pernah mendapatkan, yang mendapatkan hanya pengrajin emping

sedangkan pekerja pembuatnya tidak mendapatkan pelatihan.

Q2

Apakah dengan bekerja sebagai pembuat emping tidak mengganggu

kegiatan rumah tangga?

Tidak, karena kegiatan membuat emping dilakukan hanya 3 hari dalam

seminggu dan kegiatan pembuatannya pun dimulai setelah pekerjaan di

rumah selesai.

Q3

Apakah ada pengawasan terhadap proses produksi pembuatan emping

setelah pengrajin emping mendapatkan pelatihan dan pembinaan ?

Belum pernah ada pengawasan atau pengontrolan bagaimana proses

produksi pembuatan emping setelah pengrajin emping mendapatkan

pelatihan dan pembinaan.

Page 189: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA

Keterangan : P2

Penjual Emping di Kecamatan Menes

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 28 September 2015

di Desa Cimanying Kecamatan Menes.

Q I P2

Q1

Apakah ada pengawasan penjualan dari dinas dalam penjualan

emping dan keceprek melinjo ?

Emping dan keceprek dibeli langsung dari pengrajin emping tetapi

sekarang para konsumen rata-rata ingin membeli langsung ketempat

pembuatannya jadi penjualan emping di pasaran tidak selaku seperti dulu.

Page 190: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

MATRIKS HASIL WAWANCARA SETELAH REDUKSI DATA

1. Perencanaan

I

Q Pertanyaan/Jawaban

I1

Perencanaan apa saja yang dibuat untuk mengembangkan ekonomi

kreatif emping melinjo di Kabupaten Pandeglang?

Perencanaan dibagi menjadi dua, perencanaan jangka panjang yaitu meliputi

pelatihan dan pembinaan atau biasa disebut sebagai bintek, sedangkan untuk

perencanaan jangka pendek yaitu meliputi pemberian bantuan-bantuan yang

dapat membantu mendorong dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Apa tujuan diadakan pelatihan dan pembinaan ?

Pelatihan dan pembinaan yang direncanakan bertujuan untuk meningkatkan

ide dan kreatifitas masyarakat agar dapat memanfaatkan sumber daya alam

yang dimiliki oleh daerah dapat memiliki nilai ekonomis dari yang awalnya

tidak memiliki nilai ekonomis. Contohnya melinjo yang banyak ditanam di

daerah Menes dapat dimanfaatkan oleh masyarakat contohnya ibu-ibu rumah

tangga dalam mengisi kekosongannya untuk membuat emping yang berbahan

dasar melinjo. Atau ada pula singkong yang dikreatifkan menjadi balok.

Bagaimana cara atau syarat pengrajin emping untuk mendapatkan

pelatihan dan pembinaan atau bantuan-bantuan ?

Setiap pengrajin emping akan mengajukkan sebuah proposal untuk

mendapatkan bantuan pelatihan dan pembinaan. Selain proposal ada

beberapa syarat juga yang harus dilengkapi seperti lamanya usaha,bagaimana

perkembangan usaha tersebut setiap tahun, dan beberapa syarat lainnya.

Page 191: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Selain pelatihan dan pembinaan, adakah perencanaan yang lain untuk

pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo di Kabupaten Pandeglang

?

Selain pelatihan dan pembinaan, bantuan juga merupakan salah satu cara

pengembangan ekonomi kreatif. Proses perencanaan pemberian bantuan sama

dengan proses pemberian pelatiahan dan pembinaan yaitu dengan

mengumpulkan proposal dan setelah didapatkan pengrajin emping yang

proposalnya lolos untuk mendapatkan bantuan maka akan disurvei ke tempat

pembuatan emping tersebut bantuan apa yang sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan dalam pengembangan usahanya.

I2

Perencanaan apa saja yang dibuat untuk mengembangkan ekonomi

kreatif emping melinjo di Kabupaten Pandeglang?

Pelatihan dan pembinaan merupakan perencanaan jangka panjang, sedangkan

untuk pemberian bantuan modal, bantuan pemberian mesin, bantuan

pembangunan tempat, dan bantuan kemasan merupakan perencanaan jangka

pendek

Apa tujuan diadakan pelatihan dan pembinaan ?

Pelatiahan dan pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kreatifitas setiap

pengrajin emping sehingga mereka memiliki kemajuan.

Bagaimana cara atau syarat pengrajin emping untuk mendapatkan

pelatihan dan pembinaan atau bantuan-bantuan ?

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pengrajin emping untuk

mendapatkan pelatihan dan pembinaan yaitu dengan memberikan proposal.

Selain pelatihan dan pembinaan, adakah perencanaan yang lain untuk

pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo di Kabupaten Pandeglang

?

Tidak hanya memberikan pelatihan dan pembinaan tetapi juga memberikan

beberapa bantuan seperti bantuan pemberian modal, bantuan pemberian

mesin, dan bantuan kemasan. Bantuan yang diberikan akan disesuaikan

setelah dari pihak dinas melakukan servei menyesuaikan proposal yang

diajukan dengan keadaan tempat pembuatan emping tersebut.

Page 192: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

I3

Apakah ada sosialisasi sebelumnya tentang pengenalan bantuan dan

pelatihan untuk pengrajin emping ?

Petugas dari dinas langsung mendatangi dan memberitahukan untuk

mengikuti pelatihan dan pembinaan.

2. Pengorganisasian

I

Q Pertanyaan/Jawaban

I1

Apakah ada hubungan kerjasama antar dinas dalam melaksanakan

pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Pandeglang ?

Pelatihan dan pembinaan dilaksanakan masing-masing dinas seperti apabila

pelatihan dan pembinaan inovasi rasa atau bentuk dari Dinas Pertanian dan

Peternakan.

Apakah pelaksanaan pelatihan dan pembinaan untuk pengembangan

ekonomi kreatif digabungkan atau dilaksanakan masing-masing dinas

saja ?

Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan sendiri oleh dinas mulai dari

perencanaan sampai dengan pengawasannya tidak dengan kerjasama dengan

dinas lain.

Apakah ada organisasi yang menampung perkumpulan petani-petani

melinjo di Kecamatan Menes ?

Dulu terdapat APE (Asosiasi Pengrajin Emping) tetapi untuk sekarang sudah

tidak aktif.

Page 193: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

I2

Di Kecamatan Menes terdapat central emping, apakah central tersebut

berjalan ? apakah pengrajin emping menjual hasil emping melinjonya ke

central emping ?

Banyak pengrajin emping di Kecamatan Menes yang memutuskan untuk

mendirikan usaha mandiri karena apabila masuk kedalam central emping

untuk penjualannya keuntungan yang didapat sedikit karena harga jual ke

central emping sangat murah.

Pelatihan dan pembinaan mengenai apa yang diberikan oleh Dinas

Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang ?

Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang mengenai kemasan

atau cara distribusi dan atau pemasaran.

Apakah ada organisasi yang menampung perkumpulan petani-petani

melinjo di Kecamatan Menes ?

APE merupakan asosiasi untuk pengrajin emping di Menes tetapi sekarang

sudah tidak aktif sudah tidak pernah ada laporan untuk kegiatan

organisasinya.

Bagaimana dengan keaktifan central emping ?

Central emping sudah tidak aktif pada hari-hari biasa ramai hanya pada hari

libur. Karena para pengrajin emping rata-rata menjual langsung sendiri. Hal

ini karena menurut para pengrajin emping jika dijual ke central emping

keuntungan yang didapat sedikit karena para pengrajin emping menjualnya

lebih murah jika dijual ke central emping.

3. Pengarahan

I

Q Pertanyaan/Jawaban

I1

Dengan bentuk bagaimana pengarahan atau motivasi diberikan kepada

pengrajin emping di Kabupaten Pandeglang ?

Pelatihan dan pembinaan, bantuan modal, ataupun bantuan mesin diberikan

kepada pengrajin emping yang memang usahanya belum begitu maju tetapi

ada potensi untuk kemajuan karena pengrajin emping tersebut memiliki jiwa

untuk maju dan memiliki bakat untuk lebih berinovasi.

Page 194: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Apakah semua pengrajin emping yang ada di Kabupaten Pandeglang bisa

mendapatkan Pelatihan dan pembinaan ?

Setiap pengrajin emping yang ingin mendapatkan pelatihan dan pembinaan

harus melalui seleksi terlebih dahulu yaitu dengan syarat mengajukan

proposal untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan.

Bagaimana proses untuk mendapatkan bantuan modal ?

Bantuan modal diberikan kepada pengrajin emping setelah pengrajin emping

tersebut mendapatkan pelatihan dan pembinaan terlebih dahulu. Dengan

bantuan modal yang diberikan diharapkan pengrajin emping lebih semangat

untuk mengembangkan usahanya.

Bagaimana dengan jumlah bantuan modal yang diberikan kepada

pengrajin emping ?

Modal yang diberikan tergantung pengajuan yang diajukan oleh pengrajin

emping yang ingin mendapatkan bantuan modal dan biasanya sekitar

Rp.2.000.000,00 atau Rp.5.000.000,00.

Setelah diberikan bantuan-bantuan, apakah pengrajin emping dilepaskan

begitu saja atau mendapatkan arahan terlebih dahulu ?

Setelah mendapatkan bantuan-bantuan, pengrajin emping akan mendapatkan

arahan yang diberikan oleh dinas untuk masalah pendistribusian. Tetapi hal

ini baru diberikan kepada pengrajin emping yang sudah memiliki pelanggan di

luar negeri. Contohnya salah satu pengrajin emping yang berada di daerah

Kecamatan Jiput yang memang sudah luas pendistribusiannya.

I2

Dengan bentuk bagaimana pengarahan atau motivasi diberikan kepada

pengrajin emping di Kabupaten Pandeglang ?

Pelatihan dan pembinaan maupun bantuan diberikan kepada pengrajin emping

yang masih di bawah yang memiliki potensi untuk maju dan berkembang.

Apakah semua pengrajin emping yang ada di Kabupaten Pandeglang bisa

mendapatkan Pelatihan dan pembinaan ?

Proses seleksi yang harus dilakukan oleh pengrajin emping untuk

mendapatkan pelatihan dan pembinaan yaitu dengan mengajukan proposal

dan dengan didukung beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pengrajin

emping yang ingin mendapatkan pelatihan dan pembinaan.

Page 195: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Apakah buruh emping mendapatkan pelatihan dan pembinaan ?

Hanya pengrajin emping saja yang mendapatkan karena dari pengrajin

emping bisa disalurkan hasil pelatihannya kepada buruh empingnya.

Bagaimana proses untuk mendapatkan bantuan modal ?

Bantuan modal yang diberikan tidak hanya untuk penambah modal secara

cuma-cuma karena dengan diberikan bantuan modal maka pengrajin emping

tersebut diharapkan mengalami perkembangan dalam usahanya yang

merupakan ekonomi kreatif.

Setelah diberikan bantuan-bantuan, apakah pengrajin emping dilepaskan

begitu saja atau mendapatkan arahan terlebih dahulu ?

Untuk pengarahan penjualan atau pendistribusian akan diberikan apabila

pengrajin emping tersebut meminta saat mendapatkan bnatuan. Tetapi

biasanya dinas memberikan pengarahan penjualan kepada pengrajin emping

yang sudah memiliki banyak pelanggan diluar.

I3

Apakah ada syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pelatihan

dan pembinaan ?

Petugas dinas datang sendiri untuk langsung mengundang menghadiri

pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas tersebut yang biasanya

tempat pelatihannya di kantor dinasnya ataupun di hotel.

Berapa jumlah buruh yang bekerja untuk proses pengelolaan emping

melinjo dan keceprek melinjo ?

Jumlah buruh emping dan keceprek sebanyak 35 orang yang terdiri dari 20

orang buruh keceprek sedangkan 15 orang untuk buruh emping.

Apakah buruh emping melinjo mendapatkan pelatihan dan pembinaan ?

Hanya pengrajin emping saja yang diberikan pelatihan dan pembinaan

sedangkan buruh tidak. Sedangkan untuk buruh tidak mendapatkan.

Untuk bantuan modal, nomilan jumlahnya apakah diajukan oleh

pengrajin emping atau sudah diatur oleh dinas ?

Bantuan modal yang diterima sudah diatur oleh dinas cukup tidak cukup

modal yang diberikan sudah diatur oleh dinas.

Page 196: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan dan bantuan-bantuan,

apakah ada pengarahan dalam pendistribusiannya dari dinas ?

Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan diawal, lalu mendapatkan

bantuan-bantuan, pengrajin emping dilepas untuk pendistribusiannya tidak

diarahkan untuk pendistribusian atau penjualan yang menarik sehingga bisa

sampai luar daerah.

4. Pengawasan

I

Q Pertanyaan/Jawaban

I1

Setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan, apakah ada pengawasan

terhadap pengrajin emping atau tidak ?

Karena kurangnya sumber daya yang dimiliki oleh dinas, sehingga

pengawasan terhadap pelaksanaan pengembangan untuk hasil pelatihan dan

pembinaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk pengawasan

biasanya dilaksanakan sebelum dilaksanakan kembali pelatihan dan

pembinaan tahun berikutnya.

Bagaimana dengan proses pengawasan terhadap bantuan-bantuan yang

diberikan ?

Bantuan yang diberikan baik bantuan mesin maupun bantuan kemasan

pengawasannya tidak seintens atau serutin yang seharusnya karena

terbatasnya sumber daya manusia yang dimiliki.

Untuk pemberian bantuan modal, apakah pengrajin yang mendapatkan

bantuan modal wajib memberikan laporan untuk pengawasannya ?

Bantuan modal yang diberikan kepada pengrajin emping harus diimbangi

dengan adanya laporan mengenai pengembangan pendapatan dan keuntungan

yang harus diberikan oleh pengrajin emping kepada dinas. Sehingga bantuan

modal yang diberikan jelas pemakaiannya dan sesuai dengan tujuan untuk

pengembangan.

Page 197: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

I2

Bagaimana proses pengawasan terhadap pengrajin emping yang sudah

mendapatkan pelatihan dan pembinaan dan mendapatkan bantuan-

bantuan ?

Pengawasan atau pengendalian yang baik biasanya dilakukan selama sebulan

sekali. Tetapi karena sumber daya manusia yang dimiliki sehingga

pengawasan dan pengendalian dilaksanakan hanya setiap setahun sekali

sebelum awal tahun.

Bagaimana dengan proses pengawasan terhadap bantuan-bantuan yang

diberikan ?

Seharusnya bantuan mesin dan kemasan itu sangat penting dilaksankaan

pengawasan karena biasanya pengrajin emping ketika mendapatkan bantuan

mesin dan kemasan tidak pernah awet, tetapi karena terbatasnya sumber daya

manusia yang dimiliki sehinga pengawasan terhadap bantuan-bantuan tidak

dapat dilaksanakan.

Untuk pemberian bantuan modal, apakah pengrajin yang mendapatkan

bantuan modal wajib memberikan laporan untuk pengawasannya ?

Pengrajin emping yang mendapatkan bantuan modal wajib menyerahkan

laporan setiap sebulan sekali mengenai kondisi keuangan bagaimana

keuntungan yang diperolah setelah mendapatkan pelatihan dan bantuan modal

yang diberikan.

I3

Dalam pendistribusiannya, apakah ada pengawasan dari dinas ?

Selama mendapatkan bantuan belum pernah ada pengawasan dalam proses

pembuatan ataupun pengawasan tentang bagaimana proses pendistribusian.

Dinas mendatangi hanya jika akan ada pameran maka dinas meminta emping

baik keceprek maupun emping biasa untuk dipamerkan di pameran di stand

dinas.

P1

Apakah ada pengawasan terhadap proses produksi pembuatan emping

setelah pengrajin emping mendapatkan pelatihan dan pembinaan ?

Belum pernah ada pengawasan atau pengontrolan bagaimana proses produksi

pembuatan emping setelah pengrajin emping mendapatkan pelatihan dan

pembinaan.

Page 198: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

P2

Apakah ada pengawasan penjualan dari dinas dalam penjualan emping

dan keceprek melinjo ?

Emping dan keceprek dibeli langsung dari pengrajin emping tetapi sekarang

para konsumen rata-rata ingin membeli langsung ketempat pembuatannya jadi

penjualan emping di pasaran tidak selaku seperti dulu.”(wawancara dengan P

dibeli langsung dari pengrajin emping tetapi sekarang para konsumen rata-

rata ingin membeli langsung ketempat pembuatannya jadi penjualan emping di

pasaran tidak selaku seperti dulu.

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Ibu Onah (Kasi Binus dan Pembiayaan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang)

Struktur Organisasi dan Visi Misi Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang

Page 199: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Wawancara dengan Ibu Ineu (Kasi Fasilitas Pembiayaan Industri Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang)

Struktur Organisasi dan Surat Disposisi Penelitian Dinas Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang

Page 200: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Wawancara dengan Ibu Sarmiah (Pengrajin Emping) dan Ibu Enung (Buruh Emping) di Desa

Alaswangi Kecamatan Menes.

Gambar Depan Tempat Pembuatan Emping di Alaswangi Menes

Page 201: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Berbagai Macam Rasa Emping yang dijual di Sukses Mulya milik Ibu Sarmiah

Alat-alat Pembuatan Emping

Page 202: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Proses Penjemuran Emping

Setelah Emping dijemur

Page 203: PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS …repository.fisip-untirta.ac.id/414/1/MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI... · This research uses The Management Functions theory by

Curriculum Vitae

Data Diri

Nama : Erin Nurfajriah

Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang. 07 November 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kp. Panguseupan RT. 03/14 No.100

Labuan Pandeglang Banten

Telephone : 081284447507

Riwayat Pendidikan

1999-2005 SD Negeri 01 Labuan

2005-2008 MTs MII Cidangiang

2008-2011 SMK Negeri 1 Pandeglang Jurusan Administrasi Perkantoran

2011-2016 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Administrasi Negara

Pengalaman Bekerja

Praktek Kerja lapangan

Tempat praktek : PT KIEC Cilegon

Periode : Juli 2010-September 2010

Posisi : Administrasi di Bagian Logistik

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Serang, Januari 2016

Erin Nurfajriah