program studi hukum keluarga fakultas syariah dan...

75
PEMIKIRAN KH. MUHAMMAD MUHAJIRIN AMSAR ADDARI DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN QOMARIYYAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: Tarmizi Tahir NIM. 1112044200008 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 11-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

PEMIKIRAN KH. MUHAMMAD MUHAJIRIN AMSAR ADDARI

DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN QOMARIYYAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Tarmizi Tahir

NIM. 1112044200008

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di
Page 3: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di
Page 4: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di
Page 5: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

v

ABSTRAK

Tarmizi Tahir, NIM 1112044200008. PEMIKIRAN KH. MUHAMMAD

MUHAJIRIN AMSAR ADDARI DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN

QOMARIYYAH. Program Studi Hukum Kelaurga (Akhwal Syakhsiyyah),

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Jakarta. 1440

Hijriyah/2019 Masehi.

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan pemikiran KH. Muhammad

Muhajirin Amsar Addari dalam menentukan awal bulan qomariyyah. Beliau

adalah pendiri Pondok Pesantren An-Nida al-Islami di Bekasi. Jenis penelitian ini

adalah penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan ilmu Ushul Fiqh, Ilmu Sosiologi, dan Ilmu Astronomi.

Pendekatan ini digunakan untuk mendeskripsikan pemikiran KH. Muhammad

Muhajirin Amsar Addari dalam menentukan awal bulan qomariyyah dan aspek

argumen normative yang digunakan, aspek latar belakang pemikiran KH.

Muhammad Muhajirin Amsar Addari dan aspek metode hisab rukyat yang

digunakan dalam menenetukan awal bulan qomariah. Adapun teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi dengan keluarga

dan murid-murid KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari yang ada di

lingkungan Pondok Pesantren An-Nida al-Islami Bekasi.

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwasanya KH. Muhammad

Muhajirin Amsar Addari dalam menentukan awal bulan qomariyyah. Pertama,

Menggunakan metode hisab Sullamun nairon. Kedua, KH. Muhammad Muhajirin

Amsar Addari merukyat hilal masih menggunakan metode seperti pertama kali

beliau melaksanakan rukyat hilal yaitu menggunakan sebuah tombak seperti huruf

T dengan hitung-hitungan yang tepat. Ketiga, KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari menentukan dan menetapkan awal bulan qomariyyah itu memakai metode

hukum ilhaq. Keempat, bahwsanya pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari dalam penetapan awal bulan qomariyah ini memberikan dampak positif

bagi muridnya dan komunitas yang mengikutinya diantaranya dibidang disiplin

ilmu hadis, ilmu fikih, ilmu falak dan disiplin ilmu lainnya.

Kata Kunci : KH. Muhammad Muhajirin, Bulan Qomariyah, Rukyatul Hilal

Pembimbing : Dr. Maskufia, M.A.

Daftar Pustaka : 1918 sd. 2018

Page 6: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

vi

بسم هللا الرمحن الرحمي

KATA PENGANTAR

Alhamdu lillahi rabbil ‘alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT. yang

senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia nikmat-Nya kepada hamba-Nya.

Salawat beriringan salam tak luput selalu tercurahkan kepada Rasul pilihan Nabi

Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah menuju

zaman ilmiah seperti sekarang ini, mudah-mudahan kita semua akan menjadi

salah satu bagian dari umat beliau yang akan mendapatkan syafaatnya di hari

kiamat nanti, amin.

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan ilmu

dapat mengantarkan manusia menuju peradaban yang maju dan masa depan yang

cerah. Oleh karena itu penulis mencoba untuk menyelesaiakn suatu karangan

ilmiah yang merupakan salah satu syarat untuk menggapai masa depan tersebut

dengan cara menyelesaikan skripsi ini. Namun panulis sadar dalam menulis

skripsi ini masih banyak kekurangan didalamnya, akan tetapi penulis berharap

hasil ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun orang banyak.

Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan dan kesulitan yang penulis

jumpai tapi berkat rahmat dan hidayah-Nya, kesungguhan kerja keras, doa, serta

bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, segala

kesulitan ini dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Pada akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan.

Dengan demikian, pada kesempatan ini penulis mengungkapkan rasa

terima kasih yang tulus disertai hormat dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Karlie, M.A. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

vii

2. Bapak Dr. Abdul Halim, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Hukum

Keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus dosen pempimbing

akademik yang telah banyak meluangkan waktu dan arahannya dalam

membimbing penulis selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.

Semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah SWT.

3. Bapak Indra Rahmatullah, SH.I, MH., selaku sekretaris Program Studi

Hukum Keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Maskufa, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang membina dan

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga jasa beliau

senantiasa menjadi amal kebaikan di kemudian hari dan segala urusannya

selalu dimudahkan-Nya.

5. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan yang luas kepada

penulis semasa kuliah dahulu, semoga senantiasa dimudahkan segala urusan

ilmu yang diberikan mendapatkan keberkahan.

6. Kepada kedua orang tua Ayahanda dan Ibunda penulis, Bapak Jahidin

Firdaus dan Umi Kasumyati, doa dan bimbingan yang tulus yang

mengantarkan penulis hingga bisa menyeelsaikan skripsi ini,

“allahummagfirlii waliwalidayya warhamhuma kama robbayani sogiro”.

Kepada kakak tercinta dan adik tersayang Iskadar dan Wiwit Kurnia yang

selalu memberikan semangat bagi penulis dan memberikan teladan yang baik.

7. Keluarga Besar Pondok Pesantren An Nida Al Islami.

8. KH. Mahfuz Asirun, KH. Kamal Yusuf, Ustadz Royadi S.Pd.I, Ustadz

Muhammad Jaelani. selaku narasumber penulis dalam menye;esaikan skripsi

ini. Ilmu yang beliau berikan semoga mendapat ganjaran pahala dan

keberkahan-Nya.

9. Sahabat-sahabat saya: M Hafiz Naufal, Reynaldi Zulkaidt, Amar Maliki, M.

Ali Firadus, Brilian El Tanim Alderi, Eko Saputra bersama mereka suka cita

menjadi kenangan yang tak pernah dilupakan.

Page 8: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

viii

10. Seluruh sahabat-sahabatku angkatan Administrasi Keperdataan Islam tahun

2012 yang selama ini memberikan makna persahabatan dalam satu keluarga.

Semoga kesuksesan selalu mengiringi mereka.

11. Seluruh sahabatku Remaja Musholla Al Mujahidin yang selalu memberikan

motivasi dan menghibur penulis dalm suka maupun duka.

12. Seluruh sahabat-sahabat Keluarga Besar PMII Komfaksyahum yang

memberikan banyak ilmu dan pengalaman bagi penulis.

13. Seluruh pihak yang tida dapat penulis sebutkan satu persatu, namunn telah

memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat

lulus menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis bersyukur tiada henti karena pada akhirnya tugas akhir dalam jenjang

pendidikan Strata Satu (S1) yang penulis hadapi telah selesai dikerjakan. Serta tak

lupa penulis minta maaf apabila ada penulisan dalam skripsi ini yang kurang

berkenan dihati pembaca.

Atas segala bantuannya penulis menghaturkan jazakumullah khairo katsion,

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para

pembaca tentunya.

Jakarta : 25 November 2018 M

17 Rabiul Awal 1450 H

Penulis

Page 9: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di
Page 10: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di
Page 11: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama mengajarkan manusia untuk memanfaatkan fenomena alam itu

untuk berdzikir, mengingat dan bersyukur atas berbagai karunia dan limpahan

rahmat Yang Maha Pencipta. Agama menuntun memilih acuan sehingga

manusia tak perlu berdebat untuk memberikan inisial atau nilai awal dalam

menggunakan sebagian fenomena fase bulan dan alam. Bila dibebaskan,

manusia boleh saja memilih apa saja sebagai acuan hal itu akan hanya

menimbulkan kekacauan.1

Khususnya dalam menetukan awal bulan Qamariyah, kita sering

mengalami adanya perbedaan dalam memulai dan mengakhiri puasa

Ramadan serta perbedaan berhari Raya Qurban (Idul Adha), dan berhari Raya

Idul Fitri. Perbedaan ini baik di kalangan umat Islam di Indonesia maupun

antar umat Islam Indonesia dengan di luar negri, seperti Malaysia atau Arab

Saudi. Perbedaan tidak jarang menimbulkan keresahan, bahkan

menimbulkan pertentangan fisik di kalangan umat Islam. Sudah barang tentu

perbedaan seperti ini merugikan persatuan dan ukhuwah umat Islam.2

Masyarakat Indonesia khususnya umat Islam dalam menjalankan

ibadahnya selalu terkait dengan waktu, seperti ibadah shalat, puasa ramadan,

zakat fitrah, ibadah haji dan lain sebagainya. Untuk menentukan waktu-waktu

tersebut kelihatanya mudah namun ternyata tidaklah mudah, karena

dibutuhkan suatu rumus atau metode tertentu untuk menentukannya. Dalam

hal ini telah dikenal suatu cabang ilmu pengetahuan dalam kajian Islam yaitu;

ilmu hisab atau ilmu falak.3

1

Abdurrahman Al Baghdady, Umatku Saatnya Bersatu Kembali ”Telaah Kritis

Perbedaan Awal dan Akhir Ramadan, (Jakarta:Insan Citra Media Utama, tth), h. 1. 2 Hendro Setyanto, Membuat Langit, (Jakarta: Al-Ghuraba 2008,), cet. 1, h. 3.

3 Ilmu Falak atau Astronomi yaitu suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-

benda langit, tentang fisiknya, geraknya, ukuranya dan segala sesuatu yang berhubungan

dengannya. Lihat Badan Hisab dan Rukyat Dep. Agama, Almanak hisab rukyat, Proyek

Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam ; Jakarta, 1981, h.14.

1

Page 12: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

2

Di Indonesia ilmu hisab atau ilmu falak ini semakin berkembang,

ditandai dengan mendapat perhatian dari Departemen Agama yaitu

dibentuknya Badan Hisab Rukyah pada tahun 1972 berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Agama No.76 tahun 1972.4 Walaupun pada awalnya

Badan Hisab Rukyah ini dibentuk untuk mempersatukan perselisihan yang

terjadi, namun dengan dibentuknya Badan Hisab Rukyah ini tentunya

dibutuhkan tenaga ahli yang mahir dalam hisab rukyah ini.

Harus diakui bahwa pada abad ke-17 sampai abad ke-19 Masehi,

pemikiran hisab di Indonesia tidak bisa lepas dengan pemikiran hisab negara-

negara Islam lainnya. Bahkan tradisi ini masih terlihat pada awal abad ke-20

Masehi. hal ini tercermin dalam kitab Sullamun Nayyirain Karya Muhammad

Mansur bin Abd Hamid bin Muhammad Damiry al-Batawi (1925) yang

terpengaruh oleh sistem Ulugh Bek.5

Pada zaman penjajahan, penentuan awal bulan yang berkaitan dengan

persoalan ibadah diserahkan pada kerajaan-kerajaan Islam yang masih ada,

namun setelah Indonesia merdeka secara berangsur-angsur mulai berubah.

Hingga terbentuknya Departemen Agama pada tanggal 3 Januari 1946.6

Allah SWT. telah berulang kali menyinggung fenomena alam dengan

firman – firman Nya dalam Al-Qur‟an, yang antara lain dalam Surat Yunus

ayat 5 :

قذ ش سا ٱنق ظ ظاء ٱنز جؼم ٱنش ٱنحغاب يا ا ػذد ٱنغ سۥ ياصل نرؼه

و ؼه د نق م ٱل نك إل تٱنحق فص ر ٥خهق ٱلل

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan

ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,

supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perbintangan (waktu). Allah

4 Susiknan Azhari, Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia, Studi Atas Pemikiran

Saaduddin Djambek, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h.14, Ulugh Bek adalah ahli astronomi

yang lahir di Salatin (1393 M) dan meninggal di Iskandaria (1449 M) dengan observatoriumnya ia

berhasil menyusun tabel data astronomis yang banyak digunakan pada perkembangan ilmu falak

masa-masa selanjutnya, Lihat Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Jogjakarta: Buana Pustaka,

2005, h. 117. 5Mukhyidin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Buana Pustaka,

2004), h. 11. 6 Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), cet. 1, h. 211

Page 13: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

3

tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan

tanda-tanda (kebesaranNya) kepada orang-orang yang mengerti”. (QS.

Yunus: 5)

Ayat-ayat Al-Quran yang demikian itu sudah semestinya menjadi

pendorong bagi manusia, khususnya kaum muslimin untuk memeperhatikan

serta mempelajari benda-benda langit agar menambah keyakinan akan

kebenaran dan kebesaran kekuasaan Allah SWT., di samping dimanfaatkan

oleh manusia sendiri untuk menata hidup dan kehidupannya sehari-hari.

Pengetahuan tentang benda-benda langit yang dikenal dengan

astronomi memang banyak cabang dan ragamnya, satu di antaranya adalah

ilmu falak.7 ilmu falak atau biasa di sebut dengan ilmu hisab merupakan

khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di kembangkan oleh ilmuwan-

ilmuwan muslim sejak Abad Pertengahan yang bukan hanya untuk

pengembangan ilmu itu sendiri, tetapi lebih dari itu untuk kepentingan praktis

menjalankan perintah-perintah agama yang erat berkaitan dengan waktu,

misalnya: shalat, puasa, dan haji. Pada Abad Pertengahan, perkembangan

ilmu falak menandai majunya peradaban Islam ditengah-tengah kegelapan

Barat. Pengembangan ilmu falak tersebut didukung oleh berdirinya teropong-

teropong bintang (observatorium) yang menjadi laboratorium dengan

melibatkan banyak ilmuwan dan pemerintah di berbagai negeri muslim.8

Dengan ilmu falak, setiap muslim dapat memastikan waktu masuk dan

keluarnya waktu shalat dengan penentuan waktu yang akurat.9 Begitu pula

dalam penanggalan kalender Hijriyah, yang erat hubungannya dengan

pelaksanaan ibadah umat Islam di dunia.

Kalender Hijriyah didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi

bumi, sebagai pelaksanaan hadis Nabi yang berbunyi :

7 Mukhyidin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Buana Pustaka,

2004), h. v. 8 KH. Salamun Ibrahim, Ilmu falak Cara Mengetahui Awal Bulan, Awal Tahun, Musim,

Kiblat dan Perbedaan Waktu, (Surabaya : Pustaka Progressif, 2005), h. v. 9 Mukhyidin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Buana Pustaka,

2004), h. v.

Page 14: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

4

صاد ػ حذ ات ذ يح يغهى ػ تغ ات شا انش ح حذ ت علو انج ح شا ػثذانش

افطشا نشؤ عهى صيا نشؤر صه للا ػه انث ا للا ػ شج سظ ر ات ش

ها انؼذد )سا يغهى( كى فاك ػه غ فا

“Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Sallam al-

Jumahiy, telah menceritakan kepada kami Al-Rabii‟ (Ibn Muslim), dari

Muhammad (Ibn Jiyad), dari Abu Hurairah, semoga Allah meridhoinya,

sesungguhnya Nabi Saw, bersabda: berpuasalah kamu karena melihat hilal

(tanggal) dan berbukalah karena kamu melihat tanggal bila kamu tertutup

oleh mendung, maka sempurnakanlah bilangan (menjadi tiga puluh hari)”.

(HR. Muslim).10

Dalam memahami dan memenuhi perintah hadits tersebut, tidak

sedikit menimbulkan perbedaan pendapat, baik dalam penentuan awal bulan

Ramadan, awal bulan Syawal maupun awal bulan Zulhijah. Perbedaan

tersebut tidak hanya dalam wacana, namun berimplikasi pada awal

dimulainya pelaksanaan ibadah, baik ibadah puasa, hari raya Idul Fitri

maupun Idul Adha. Bahkan tidak jarang berpengaruh pada keharmonisan

sosial antar sesama umat Islam.11

Sebut saja di Indonesia, dengan mayoritas

penduduk beragama Islam, hampir selalu terjadi perbedaan dalam memahami

dan mengaplikasikan pesan hadits diatas tersebut.

Implikasi lebih jauh adalah bukan hanya munculnya tiga arus utama

yang di sebut “mazhab” oleh Ahmad Izzuudin. Pertama mazhab Rukyah

yang di presentasikan oleh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi

kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia. Kedua mazhab Hisab dengan

pencetus pertama oleh Muhammadiyah. Ketiga mazhab Imkanurrukyah yang

di munculkan oleh Pemerintah.12

Salah satu dari ketiga arus tersebut memiliki

mazhab yang belum begitu besar yakni pengikut dari Pemikiran KH.

10

Imam Ibnu al-Husen Muslim Ibn al-Hajaj Ibn Muslim al-Qusyairy al-Niisaburi, al-

Jami al-Shahih al-Musamma Shahih Muslim Juz II, (Semarang : Toha Putra, 2003), h. 124. 11

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab (Yogyakarta : Logung Pustaka, 2003), cet. 1, h.xi. 12

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab. (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2003), h. xii.

Page 15: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

5

Muhammad Muhajirin Amsar Addari Pendiri Pondok Pesantren Annida AL-

Islami, Bekasi.

Pemikiran KH. Muhammad Muhajirin ini meskipun belum begitu

besar seperti halnya NU dan Muhammadiyah. Namun golongan ini cukup

berpengaruh dalam masyarakat sekitar, khususnya dalam penetapan awal

bulan Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha.

Dalam penentuan awal bulan Qomariyah, KH. Muhammad Muhajirin

ini telah memiliki pendapat sendiri. Hal ini terlihat dari setiap penetapan awal

Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha. Penetapan yang dikeluarkannya ini selalu

berbeda dengan penetapan NU, Muhammadiyah maupun pemerintah.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis ingin mengetahui

seluk beluk KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari. Bagaimana beliau dan

pengikutnya menetapkan awal bulan dan apa dasar rujukan dalam penetapan

awal bulan tersebut. Oleh karena itulah penulis akan meneliti lebih lanjut

dalam bentuk skripsi dengan judul “PENETAPAN AWAL BULAN

QOMARIYAH MENURUT PEMIKIRAN KH. MUHAMMAD

MUHAJIRIN AMSAR ADDARI”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Apakah yang dimaksud dengan hisab rukyah?

2. Bagaimana hisab rukyah dalam praktiknya?

3. Bagaimana pandangan para ulama di Indonesia tentang hisab rukyat?

Penelitian ini akan dibatasi pada penetapan awal bulan Qomariyah

menurut pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari.

Adapun defenisi operasionalnya adalah sebagai berikut:

1. KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari yang di maksud dalam tulisan

ini adalah pendiri Pondok Pesantren an-Nida Al Islami yang berdomisili di

daerah Bekasi Timur;

Page 16: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

6

2. Penetapan awal bulan yang dimaksud dalam penulisan ini merupakan awal

bulan dalam kalender Islam atau dengan kata lain awal bulan Qomariyah;

3. Dalam pembahasan penetapan awal bulan dalam tulisan ini, penulis hanya

akan memberikan fokus bahasan mengenai penetapan awal Ramadan, Idul

Fitri dan Idul Adha;

Berkaitan dengan pembatasan masalah di atas, maka perumusan

masalahnya adalah bagaimana pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari tentang penetapan awal bulan Qomariyah. Adapun pertanyaan

penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penetapan awal bulan menurut KH. Muhammad Muhajirin

Amsar Addari?

2. Apa dasar pijakan KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari dalam

menetapkan awal bulan Qomariah?

3. Bagaimana pengaruh pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari

tentang penetapan awal bulan Qomariyah terhadap komunitas-komunitas

yang mengikuti pemikiran KH. Muhammad Muhajirin dan murid-

muridnya di wilayah Bekasi Timur dan sekitarnya.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

penetapan awal bulan menurut pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari dengan perincian sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui penetapan awal bulan menurut pemikiran KH.

Muhammad Muhajirin Amsar Addari;

2. Untuk mengetahui dasar pijakan KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari dalam menetapkan awal bulan tersebut;

3. Untuk mengetahui pengaruh pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari tentang penetapan awal bulan Qomariyah terhadap komunitas-

komunitas yang mengikuti pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari dan murid-muridnya;

Page 17: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

7

Selain penelitian ini memiliki tujuan, juga diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui seluk beluk, pemikiran dan lain-lain dari KH.

Muhammad Muhajirin Amsar Addari sejak masa lampau hingga saat ini;

2. Dapat mensosialisasikan KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari

secara umum dan mensosialisasikan proses penetapan awal bulan

dikalangan pengikut dan murid KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari;

3. Dapat memberikan informasi mengenai seluk beluk, pemikiran dan

penetapan awal bulan menurut KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari

kepada Departemen Agama;

4. Dapat memberikan informasi dan data-data mengenai pemikiran KH.

Muhammad Muhajirin Amsar Addari kepada pihak-pihak yang

memerlukannya;

5. Dapat meningkatkan keberminatan mahasiswa syari‟ah mengambil kajian

ilmu falak untuk tugas akhir skripsi;

D. Review Studi Terdahulu

Pembahasan tentang hisab rukyat sebelumnya telah dilakukan

penelitian oleh Darsa Sukarta Diredja (1994) tentang Planetarium Jakarta.

Selain itu dilakukan juga oleh Yosi Oki (2011) tentang Studi Analisis Hisab

Rukyah Lajnah Falaqiyh Al Husiniyah Cakung Jakarta Timur Dalam

Penetapan Awal Bulan Qomariyah (Studi Kasus Penetapan Awal Syawal

1427 H/2006 M). kemudian peneliti oleh A.Syifa'ul Anam (2011) tentang

Studi Tentang Hisab Awal Bulan Qomariyyah Dalam Kitab Khulasoh Al

Wafiyyah dengan Metode Haqiqi Bit Tahqiq, yang menerangkan bagaimana

hisab awal bulan Qomariyyah dengan metode kitab Khulasoh al Wafiyyah

serta menjelaskan kelebihan dan kekurangan metode yang terdapat dalam

kitab tersebut.

Dalam kajian pustaka tersebut menurut penulis belum ada tulisan

yang membahas secara spesifik tentang “Penetapan Awal bulan Qomariyah

menurut KH. Muhammad Muhajirin”.

Page 18: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

8

E. Metode Penelitian

Dalam pengumpulan data agar mengandung suatu kebenaran yang

objektif, maka penulis menggunakan metode ilmiah sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini dengan menggunakan ilmu usul fiqh

untuk menganalisis dasar pijakan KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari dalam menentukan awal bulan Qomariyah, ilmu sosiologis

menganalisis pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar Adddari dalam

menentukan awal bulan Qomariyah dan pendekatan ilmu astronomi

digunakan untuk menganalisis hasil hisab penentuan awal bulan

Qomariyah pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar addari.

2. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, metode yang di gunakan oleh peneliti adalah

metode penelitian Kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan

(field resaerch),13

yakni data primer diperoleh dari lapangan, baik berupa

data hasil wawancara maupun buku-buku dari tempat penelitian (kitab-

kitab karangan KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari). Dan data

skundernya diperoleh dari buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan

tema di atas.

3. Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder yaitu sebagai berikut:

a. Data primer, sumber asli yang memuat informasi atau data bahan-

bahan hukum yang mengikat. Data primer dalam penelitian ini berupa

buku-buku dan kitab-kitab klasik yang menerangkan ilmu falak

terutama karya KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari “Misbahu

Adzulaam” dan hasil wawancara terhadap keluarga dan murid-

muridnya yang mengikuti pemikiran beliau.

13

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), cet. 1, h. 8.

Page 19: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

9

b. Data sekunder, memberikan penjelasan mengenai bahan hukum

tersebut. Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku atau

artikel yang mendukung penelitian ini. Seperti kitab Sullamun

Nayyiroin.

4. Sumber data

Sumber data yang digunakan yaitu hasil wawancara para keluarga

dan murid-murid KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari dan kitab

karangan beliau.

5. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode dan teknik pengumpulan data didapatkan dengan cara

interview keluarga dan murid-murid KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari yang ada di pesantren An-Nida Al-Islami Bekasi dan dokumentasi

yang berkaitan dengan penelitian ini.

6. Subjek Penelitian

Dalam subjek penelitian ini peneliti memilih kepada murid-murid

dan tokoh yang pernah belajar kepada KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari, karena mereka adalah orang-orang yang pernah belajar langsung

dengan beliau semasa hidupnya dan karya-karya KH. Muhammad

Muhajirin Amsar Addari.

7. Metode Analis Data

Metode Analis Data dalam proses penelitian ini penulis

menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis data yang telah

dikumpulkan. Agar fakta dan analisa menjadi tepat, maka sifat penelitian

ini adalah deskriftif analitis14

yang bertujuan menggambarkan secara

integral tema-tema umum seperti hisab rukyah.

8. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan pada penelitian ini mengacu

pada buku pedoman skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017.

14

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2012), h. 1.

Page 20: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

10

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, penulis membaginya dalam lima bab,

yang setiap babnya mempunyai spesifikasi dan penekanan mengenai topik

tertentu, yaitu:

Bab pertama, mencakup pendahuluan, yang meliputi latar belakang

masalah mengapa peneliti mengambil penelitian ini, pembatasan masalah

yang akan di teliti oleh penulis, perumusan masalah yang merupakan

pedoman dalam melaksanakan penelitian, tujuan penilitian itu di adakan yang

merupakan salah satu dasar mengapa penelitian ini di lakukan, metode

penelitian yang di gunakan oleh peneliti, dan sistematika penulisan dalam

laporan penelitian ini.

Bab kedua menjelaskan pembahasan yang berkaitan dengan

penelitian. Yakni mengenai pengertian dan landasan hukum hisab rukyah,

sejarah hisab dan perkembanganya di Indonesia, aliran aliran hisab rukyah

dalam penentuan awal bulan.

Bab ketiga menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik

umum KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari, yakni biografi dan Latar

belakang KH. Muhammad Muhajirin, pendidikan dan guru-guru KH.

Muhaammad Muhajirin Amsar Addari, karya-karya KH. Muhammad

Muhajirin itu sendiri.

Bab empat bagaimana penetapan awal bulan menurut KH.

Muhammad Muhajirin Amsar Addari, Apa dasar pijakan KH. Muhammad

Muhajirin Amsar Addari dalam menetapkan awal bulan Qomariah,

Bagaimana pengaruh pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari

tentang penetapan awal bulan Qomariyah terhadap komunitas-komunitas

yang mengikuti pemikiran KH. Muhammad Muhajirin dan murid-muridnya

di wilayah Bekasi Timur dan sekitarnya.

Bab lima penutup, yang mana pada bab ini mencakup kesimpulan dan

saran-saran.

Page 21: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

11

BAB II

GAMBARAN UMUM HISAB RUKYAH

A. Pengertian Dan Landasan Hukum Hisab Rukyah

1. Pengertian Hisab

a. Secara Etimologi

Hisab berasal dari tata bahasa Arab yaitu hasaba, yahsibu,

hisaban yang berarti “menghitung atau membilang”.15

Dengan

demikian definisi ilmu hisab jika di kaitkan dengan perhitungan rotasi

bulan dalam bahasa yang sederhana merupakan ilmu untuk menghitung

kedudukan bulan (awal bulan) terhadap bumi.

b. Secara Terminologi

Ilmu Hisab dalam kamus istilah disamakan artinya dengan

aritmatic, yang mempunyai pengertian suatu ilmu pengetahuan yang

membahas tentang perhitungan dalam menentukan awal bulan

Qomariyah yang di dasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi.16

Selain itu dalam kitab Fath al-Lathif Al-Rahiim yang di tulis oleh Abd

Al-Muhaimin Bin Abd Al-Lathif di katakan bahwa ilmu hisab

memiliki makna yang sama dengan ilmu irshad (penelitian ,ilmu falak,

ilmu miiqaat (jamak dari kata bahasa Arab “waktu” yakni ilmu

mengetahui waktu-waktu), ilmu hai‟ah (ilmu mengetahui tingkah laku

seseorang), ilmu astronomi dan qawaninaa al nujum (peraturan

perbintangan).17

Berkaitan dengan istilah hisab ini, dalam Islam tidak

hanya di kaitkan dengan perbintangan saja, melainkan juga terdapat

ilmu menghitung lain dalam Islam, yakni nyang di kenal dengan nama

ilmu mawaris atau faraidl‟. Ilmu faraidl ini termasuk dalam ilmu hisab

15

Louis Ma‟luf, Al-munjit, (Mesir: Al-Mathbaah Al-katholikiyyah, 1918) cet. 18, h. 132. 16

Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyah, (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan

Agama Islam, 1990), cet. 1, h. 3. 17

Abd Al-Muhaimin Bin Abd Lathiif, Fath Al-lathiif Al-Rahiim Fi Al-Falaq Bijadwali

Al-lughotirmiyyah Libni Lathif, (Banten : Matbah Tsaniyah, 1986), h.1.

11

Page 22: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

12

dikarenakan adanya persamaan subtansi, dimana kedua ilmu tersebut

secara prinsip menggunakan perhitungan – perhitungan dan proses

perumusan secara pasti.18

Di Indonesia, pada umumnya umat Islam hanya mengetahui ilmu

falak sebagai ilmu hisab, dalam konteks inipun ilmu hisab yang di maksud

adalah ilmu falak yang di gunakan umat Islam untuk melaksanakan

praktek-praktek ibadah dengan cara mengetahui dan mempelajari benda-

benda langit tentang fisik, gerak ukuran dan segala sesuatu yang berkaitan

dengannya.

Benda langit yang dipergunakan oleh umat Islam untuk

kepentingan hisab adalah matahari, bulan dan bumi. Semua itu terbatas

pada status posisinya saja sebagai akibat oleh adanya pergerakan benda

benda langit yang di sebut astromekanika.19

Dalam perkembangan ilmu

hisab, selanjutnya menggunakan perhitungan modern yang memepunyai

tingkat akurasi lebih tinggi dan dapat di pertanggung jawabkan, ilmu

tersebut adalah ilmu ukur bola sperical trigonometri.20

Sebagai pendukung

yang lain, ilmu hisab juga menggunakan informasi data yang di kontrol

dengan observasi setiap saat.

2. Pengertian Rukyah

a. Secara Etimologi

Secara etimologi rukyah berasal dari bahasa arab رؤية –يرى –راى

Yang berarti melihat dengan mata dan akal.21

Melihat dengan mata

berati rukyah bilfi‟li atau melihat dengan mata kepala telanjang sewaktu

18

Ilmanudin , Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektip NU dan Muhammadiyah Suatu

Komparasi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2003), h.11. 19

Astromekanika adalah bagian dari ilmu astronomi yang mempelajari gerak dan gaya

tarik benda-benda langit dengan menggunakan cara dan teori mekanika. Departemen Agama, ,

Almanak Hisab Rukyah, (Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1990), cet. 1, h.

375. 20

Ilmanudin , Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektip NU dan Muhammadiyah Suatu

Komparasi, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2003), h.12. 21

Louis Ma‟luf, Al-munjit, (Mesir: Al-Mathbaah Al-Katholikiyyah, 1918), cet. 18, h. 132.

Page 23: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

13

matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Qomariyah )نظر بالعني اوبالفعل(

sedangkan melihat dengan akal berarti hisab, yaitu melihat dengan

perhitungan.

b. Secara Terminologi

“Rukyah” atau lengkapnya rukyatul hilal adalah suatu kegiatan

atau usaha melihat hilal atau bulan sabit di langit (ufuk) sebelah barat

sesaat setelah matahari tebenam menjelang awal bulan baru-khususnya

menjelang bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah untuk menentukan

kapan bulan baru di mulai.22

Dengan demikian rukyatul hilal dapat di

katakan sebagai suatu proses menetapkan awal bulan.

c. Landasan Hukum Hisab Rukyah

a) Al-Quran

Ayat-ayat dalam al-Qur‟an banyak mengungkapkan hal-hal

yang berkaitan dengan gerak dan keadaan benda-benda langit

terutama bulan dan matahari yang sangat penting guna menetapkan

awal bulan, baik awal bulan Masehi maupun Hijriyah.23

Adapun salah satu ayat al-Quran yang berkaitan dengan hisab

rukyah diantaranya surat Yunus ayat 5 sebagai berikut :

انز جؼم انشظ ظاء انقش سا قذس ياصل نرؼها ػذد انغ

انحغاب يا خهق للا رنك ال تانحق فصم الاخ نقو ؼه )ظ:(

Artinya :

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan

bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat)

bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun

dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu

melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-

Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.

22

Muhyidin Khazin, Ilmu Falaq dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Buana Pustaka,

2004), h. 173. 23

Departemen Agama RI, Pedoman Tehknik Rukyah, (Jakarta: Direktorat Jendral

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direkteroat Pembinaaan Badan Peradilan Agama Islam,

1994/1995), h. 5.

Page 24: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

14

Dari ayat tersebut, kata kata وقدره منازل di sambung dengan

kata-kata لتعلموا عددالسنني menunjukan bahwa bilangan yang di maksud

oleh ayat tersebut adalah tahun Qomariyah (Lunar Calendar)

sebagai rangkaian dari bulan-bulan Qomariyah.24

Selain ayat tersebut, dalam Surat Yasin ayat 39 juga

disebutkan bahwa Allah menjadikan manzilah-manzilah terakhir, ia

kembali ke bentuk seperti tanda tua (bulan sabit).25

Sebagaimana

diketahui bahwa bentuk bulan yang terlihat di bumi, setiap hari

mengalami perubahan. Mula-mula kecil, kemudian memebesar dan

menjadi setengah lingkaran, lalau purnama satu lingkaran penuh,

kemudian mengecil kembali, lalu menghilang dan akhirnya muncul

kembali berbentuk seperti tandan tua yang digambarkan dalam surat

Yasin ayat 39.26

Periode perubahan bentuk bulan tersebut

diakibatkan oleh perpindahan penulusuran satu manzilah ke

manzilah lainnya dan merupakan periode pergantian waktu bulan

Qomariyah.

Ayat al-Qur‟an lainnya yang berkaitan dengan benda-benda

langit dan penetapan awal bulan Qomariyah adalah :

1) Al-Baqarah ayat 189;

2) Al-Isra ayat 12;

3) At-Taubah ayat 36;

4) An-Nahl ayat 16;

5) Al-Hijr ayat 16;

6) Al-Anbiya ayat 33;

7) Dan lain lain.

b) Hadits

24

Muhyidin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta : Buana Pustaka,

2004), h. 4. 25

Ibid. h. 4. 26

Ibid. h. 6.

Page 25: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

15

حذشا ح قال قشاخ ػه يانك ػ افغ ػ ات ػش سظ للا ػا ػ

انث صه للا ػه عهى ا ركش سيعا فقال لذصيا حر ذشاانلل

لذفطشا حر ذش فا اغ ػهكى فاقذسان

Artinya :

“Telah menceritakan kepada kami yahya bin yahya berkata

saya telah membaca kepada Malik dari Nafi‟ dari Ibnu Umar semoga

Allah meridhoi keduanya dari Nabi SAW., bahwasanya Nabi SAW.,

telah menurunkan Ramadan maka beliau bersabda : janganlah kamu

berpuasa sebelum kamu melihat hilal (Ramadan) dan janganlah

kamu berbuka sebelum kamu melihat hilal (syawal). Jika tertutup

atas kalian maka takdirkanlah (HR. Muslim dari Ibnu Umar)”.

حذشا ات تكش ت ات شث حذشا ات اعايح حذشا ػثذللا ػ افغ ػ ات

ػش سظ للا ػا ا سعل للا صه للا ػه عهى ركش سيعا

فعشب تذ فقال انشش كزا كزا كزا )شى ػقذ اتاي ف انصانصح(

شفصيا نشؤر افطشا نشؤر فا اغ ػهكى فاقذسا ن شل27

Artinya :

“Telah menceritakan kepada kami Abu bakar bin Abi

Syaybah, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah

menceritakan kepada kami Ubaidillah dari Nafi‟ dari Ibnu Umar

semoga Allah meridhoi keduanya, Bahwasnya Rasulullah SAW.,

menuturkan tentang bulan Ramadan, lalu beliau berisyarat dengan

tangannya seraya berkata sebulan itu sekian, sekian dan sekian

(dengan menekuk ibu jarinya pada yang tiga kali), kemudian beliau

berkata: Berpuasalah kalian karena terlihat hilal (Ramadan) dan

berbukalah kalian karena melihat hilal (Syawal). Jika tertutup atas

kalian maka taqdirkanlah bulan itu 30 hari (HR. Muslim dari Ibnu

Umar)”.

27

Imam Ibnu al-Husain Muslim bin al-Hajaj Ibn Muslim al- Qusairi al- Nisaburi, al-

jami‟u al-Shahih al-Musamma Shahih Muslim Juz II, (Semarang : Toha Putra, t.th), h. 122 Dalam

Buku Kumpulan Hadist Shahih “al-Jami‟u al-Shahih” karangan Husein Bahreis di katakan bahwa

hadist ini merupakan riwayat Bukhari dan Muslim

Page 26: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

16

Berdasarkan hadits-hadits di atas, sebagian Fuqoha

menetapkan bahwa melaksanakan rukyatul hilal untuk menentukan

awal bulan Ramadan dan Syawal adalah wajib kifayah. Sedangkan

sebagian Fuqoha lainnya menetapkan bahwa perihal penetapan awal

bulan tidaklah demikian28

. Disamping itu, sebagian Fuqoha

memandang bahwa rukyah merupakan salah satu cara dalam

menetapkan awal bulan Qomariyah, yang selain itu dapat di tempuh

dengan cara hisab.29

Berkaitan dengan landasan hukum hisab rukyah ini, selain

riwayat Bukhari & Muslim, juga terdapat riwayat ulama lainnya,

seperti yang terkumpul dalam kitab Kutubu al-Sittah (Abu Daud,

Ibnu Majah, At-Tirmidzi, dan An-Nasai) dan beberapa kitab

karangan ulama lainnya.

c) Pendapat Ulama

Selain ayat al-Qur‟an dan hadits sebagaimana di atas,

persoalan hisab rukyah juga di dasarkan pendapat ulama, seperti

pendapat Ibnu Rusydi dalam Bidayatul Mujtahid telah menulis

bahwa di riwayatkan dari sebagian ulama salaf, bila hilal tertutup

awan, maka ia kembali kepada hisab yang berdasarkan perjalanann

bulan matahari. Itulah mazhabnya Mutarraf bin Suhair seorang

ulama besar di kalangan tabi‟in. Ibnu Suraij dari Imam Syafi‟i

mengatakan bahwa orang yang mengikuti mazhab Mutarraf bin

Suhair mengambil pedoman pada bintang-bintang dan kedudukan

bulan, kemudian jelas baginya bahwa hilal telah dapat di lihat namun

tertutup awan, maka orang tersebut mengembalikannya kepada

hisab30

.

28

Imam Ibnu al-Husain Muslim bin al-Hajaj Ibn Muslim al- Qusairi al- Nisaburi, al-

jami‟u al-Shahih al-Musamma Shahih Muslim Juz II,(Semarang : Toha Putra, t.th), h. 122. 29

Departemen Agama RI, Pedoman Tehknik Rukyah,(Jakarta : Direktorat Jendral

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,Direkteroat Pembinaaan Badan Peradilan Agama Islam,

1994/1995), h. 6. 30

Departemen Agama RI, Pedoman Tehknik Rukyat,(Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam,Direkteroat Pembinaaan Badan Peradilan Agama Islam, 1994/1995),

h. 6.

Page 27: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

17

Pendapat para ulama di atas telah menunjukan bahwa mereka

sepakat mengembalikan persoalan penetapan bulan kepada hisab jika

hilal tertutup oleh awan.

B. Sejarah Hisab Rukyah, Aliran-aliran dan Perkembangan Hisab Rukyah

di Indonesia

1. Sejarah Hisab Rukyah Secara Umum

Sebelum Islam orang-orang Arab Jahiliyah telah memiliki

pengetahuan-pengetahuan dasar tentang ilmu astronomi. Namun

pengetahuan yang mereka miliki belum berbentuk rumusan-rumusan

ilmiah. Ilmu astronomi dalam Islam dikatakan muncul dengan gemilang

pada masa Pemerintahan Khalifah Abbasiyah sebagi hasil perkawinan

antara kebudayaan Persia, kebudayaan India dan kebudayaan Yunani.

Di dalam kitabnya “ Taa-rii-khul Hadlaa-rah al Islaa-miyah

Fil„Ushuu-ri al-Qhus-tha”, Abdul Mun‟in Majid Mengatakan, “prinsip-

prinsip ilmu astronomi telah di miliki oleh orang-orang Arab maju, seperti

orang-orang Arab Yaman, Kaldea dan pada orang-orang Arab Badawi

pengembara, ilmu astronomi, baru terbatas pengenalan terhadap peristiwa-

peristiwa alam yang berpindah antara yang satu kepada yang lain melalui

turun-temurun. Dalam kaidah-kaidah syi‟ir Arab Jahiliyah, kita dapat

membaca nama-nama bintang. Namun secara teoritis, ilmu astronomi Arab

baru muncul pada pertengahan abad ke-2 hijriyah pada masa pemerintahan

Bani Abbas. Hal itu terjadi berkat hubungan mereka dengan berbagai

macam kebudayaan dunia yang mereka salin dari kitab-kitab klasik

karangan orang-orang India dan Yunani.31

Pada masa Abbasiyah, orang-orang Arab dan kaum Muslimin

menjadi gudang ilmu penegetahuan dunia. Abdul Abbas Ash-Shaffah,

memegang tampuk pimpinan hanya dua tahun. Penggantinya Al Mansur

yang masih ada hubungan darah kepadanya, adalah seorang negarawan

31

Departemen Agama RI, Pedoman Tehknik Rukyat,(Jakarta : Direktorat Jendral

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,Direkteroat Pembinaaan Badan Peradilan Agama Islam,

1994/1995), h. 7.

Page 28: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

18

kelas satu. Ia pula pecinta ilmu yang memberikan kesempatan yang luas

bagi para ilmuwan untuk berkembang maju.

Di Istana al-Mansur telah terkumpul insinyur-insinyur dan ahli-ahli

astronomi. Rencana pembangunan Bagdad baru di serahkan pada

pengawasan Menteri Khalid bin Barmaki. Kepala kerjanya adalah

Naubakh, seorang astronom. Ia di bantu oleh seorang insinyur muda,

Bagdad baru di dirikan pada tahun 145 H/762 M di tepi Sungai Tigris.

Sesudah itu, sebuah kota lain, Bagdad baru yang lain, muncul pula di tepi

Timur Sungai itu, yang diberi nama Darus Salam, kota perdamaian. Nama

tersebut dipilih oleh Naubakh seorang astronom, dan ahli bintang kerajaan.

Atas perintah Mansur, beliau memerintahkan untuk

menterjemahkan buku-buku kesastraan dan ilmiah dari bahasa asing ke

bahasa Arab. Ia menyuruh Muhammad Al Fazari untuk menterjemahkan

bahasa Arab buku karangan India mengenai ilmu bintang, yaitu Siddhanta

Barahmagupta sepulangnya dari India bersama seorang ahli bintang,

bernama Manka. Penterjemahan Siddhanta Aryabhrata dilakukan oleh

Ya‟kub Ibn Thariq, sedangkan Hunai Ibn Ishak telah menterjemahkan

buku Almagset karangan Calaudius Ptolomeus dari bahasa Yunani ke

bahasa Arab. Ahli-ahli perbintangan sudah sama sama mengenal buku ini

yaitu buku ilmu Astronomi yang paling kuno yang di kenal hingga saat ini.

Sejak saat itu baik dipengaruhi oleh keadaan politik atau tidak, dan

adanya pengaruh perang salib, baik yang menang atau yang kalah, mulai

terkesan akan dunia Islam, sehingga keadaan seperti itu telah

mempengaruhi adanya perpindahan ilmu dari orang-orang Islam menyebar

ke Eropa dan ke Cina bahakan menyebar ke seluruh dunia hingga saat

ini.32

Dari pembahasan di atas, meskipun ilmu falak atau hisab baru

terlihat setelah Islam ada, namun sebagaimana telah disebutkan dalam

setiap mukaddimah kitab-kitab falak, bahwa penemu pertama ilmu falak

32

Ahmad Thoha, Astronomi Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1983), h. 12.

Page 29: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

19

atau ilmu astronomi adalah Nabi Idris AS.33

Hak ini menunjukan bahwa

wacana hisab rukyht sudah ada sejak waktu itu, atau bahkan lebih awal

dari itu.

Berkaitan dengan sejarah hisab ini, sejauh pelacakan Ahmad

Izzudin didapatkan bahwa sekitar abad ke-28 SM, embrio ilmu falak mulai

tampak. Pada waktu itu falak di gunakan untuk menentukan waktu saat-

saat penyembahan berhala. Keadaan seperti ini sudah tampak di beberapa

negara seperti di Mesir (untuk menyembah Dewa Orisis, Isis, dan Amaon)

di Babilonia dan Mesopotamia untuk menyembah Dewa Astoroth dan

Baal.34

Meskipun embrio falak tampak abad ke 28 SM. Namun

pengetahuan nama-nama hari dalam seminggu sudah ada sejak 5.000 tahun

sebelum Masehi yang masing-masing di beri nama dengan nama-nam

benda langit.35

Pada abad XX SM, di Negeri Tionghoa telah di temukan

alat untuk mengetahui gerak matahari dan benda-benda lainnya yang

sekaligus mereka pulalah yang mula mula dapat menentukan terjadinya

gerhana matahari.36

Setelah itu berlanjut asumsi Pythagoras (580-500SM), bahwa bumi

berbentuk bulat bola, yang dilanjutkan Heraclius dari Pontus (388-315

SM) mengemukakan bahwa bumi berputar pada sumbunya, Merkurius dan

Venus mengelilingi matahari dan matahari mengeliligi ini bumi.37

Penemuan ini di perkuat dengan hasil dari Aristarchus dari Samos ( 310-

230 SM ) mengenai hasil pengukuran jarak antara bumi dan matahari,dan

pernyataannya bumi beredar mengelilingi matahari. Selain itu juga di

33

Ahmad Thoha, Astronomi Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1983), h.18-20. 34

Sebagaimana telah disebutkan oleh Zubair Umar Al-Jaelany dalam kitab Al-Khulasoh

Al-Wafiyah yang dikuatkan oleh Al-Susy, Ahmad Izzudin, Fiqh Rukyah di Indonesia; Upaya

Penyatuan Mazhab Rukyah Dengan Mazhab Hisab (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2003), cet. 1,

h.41. 35

Ibid h.42. 36

Matahari untuk hari Ahad, bulan untuk hari Senin, mars untuk hari Selasa, mercuris

untuk hari Rabu, yupiter untuk hari Kamis, venus untuk hari Jum‟at dan saturnus untuk hari Sabtu.

Rahmat Taufik Hidayat, dkk., Almanak Alam Islami : Sumber Rujukan Keluarga Muslim Milenial

Baru (Jakarta: Pustaka Jaya, 2000), cet. 1, h.166. 37

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab. (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2003), h. 42

Page 30: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

20

Mesir bernama Eratoshenes telah mendapatkan perhitungan kelililng

bumi.

Dari semua penemuan di atas, sebagaimana di ungkap oleh Ahmad

Izzudin bahwa dia menduga persoalan hisab rukyh telah nampak sejak

sebelum Masehi, meskipun dalam kemasan yang berbeda.

Pada masa sesudah Masehi terlihat dengan penemuan Claudius

Ptolomeus ( 140 M ) berupa catatan-catatan tentang bintang-bintang yang

di beri nama Tabril Magesthi dan berasumsi semesta alam ini berbentuk

geosentris.38

Kemudian pada masa Islam datang (masa Nabi Muhammad SAW),

ilmu hisab memang belum masyhur di kalangan umat Islam, meskipun

sebenarnya ada juga yang mahir dalam perhitungan. Dengan demikian

realitas persoalan hisab rukyah pada masa itu tentu saja sudah ada

meskipun dari sisi hisabnya belum begitu masyhur. Hal ini ditandai

dengan adanya penggunaaan perhitungan tahun Hijriyah oleh nabi sendiri

ketika beliau menulis kepada kaum Nasrani Bani Najran, tertulis ke V

Hijriyah, namun di dunia Arab lebih mengenal peristiwa-peristiwa yang

terjadi dijadikan sebagai nama tahun atau tanggalan, seperti Tahun Gajah,

Tahun Izin, Tahun Amar, Tahun Zilzal dan sebagainya.39

Secara formal, pada masa itu wacana hisab rukyah baru tampak

dengan adanya penetapan hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah, yang

dijadikan sebagai fondasi dasar kalender Hijriyah yang dilakukan oleh

sahabat Umar bin Khattab, yakni tepatnya tahun ke tujuh belas Hijiriyah.

Dan dengan berbagai pertimbangan yang matang bulan Muharam sebagai

awal bulan Hijriyah.40

Persoalan hisab rukyah ini, mulai mendapatkan masa keemasannya

pada masa Dinasti Abbasiyah. Hal ini terlihat pada masa Khalifah Abu

38

Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Houve, 1999), cet. 5, h. 331. 39

Teori Geosentris merupakan teori pusat alam yang terletak pada bumi yanng tidak

berputar pada sumbunya dan dikelilingi oleh bulan. Merkurius, venus, matahari, mars, yuiter, dan

saturnus. Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah di Indonesia, (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2003),

h. 42. 40

Ibid. h.183.

Page 31: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

21

Ja‟far al-Manshur, ilmu astronomi mendapatkan perhatian khusus, salah

satunya adanya upaya menterjemahkan kitab Sindihind dari India.41

Kemudian pada masa Khalifah al-Makmun, naskah Tabril

Magesthi diterjemahkan dalam bahasa Arab. Dan dari sinilah lahir ilmu

hisab sebagai salah satu dari cabang ilmu ke-Islam-an dan tumbuhnya ilmu

hisab mengenai penetapan awal bulan Qamariyah dan penentuan arah

kiblat.42

Selain itu pada masa khalifah ini, observatorium telah didirikan di

Sinyar dan Junde Shahfur Bagdad.

Masa kejayaan hisab rukyah di tandai oleh lahirnya beberapa tokoh

yaitu Al-farghani seorang Ahli Falak, yang oleh orang Barat dipanggil

Faganus. Kemudian Maslamah Ibnu al-Marjiti di Andalusia telah

mengubah Tahun Persi dengan Tahun Hijriyah. Disamping itu ada juga

pakar ilmu falak terkemuka lainnya seperti : Mirza Ulugh bin Timur lank

yang terkenal dengan karyanya yaitu Ephemerisnya, Ibnu Yunis (950-1000

M) Nasiruddin (1201- 1274 M), dan Ulugh Beik (1344- 1449 M) yang

terkenal dengan landasan ijtima‟ dalam penentuan awal bulan Qamariyah.

Di Bashrah, Abum Ali Al-Hasan bin al-Haytam (965-1039 M)

seorang pakar falak yang terkenal dengan bukunya Kitabul Manadhir dan

tahun 1572 diterjemahkan dengan nama Optics yang merupakan penemuan

baru tentang refraksi (sinar bias). Tokoh-tokoh tersebut sangat

memepengaruhi dan memmeberikan kontribusi yang positif bagi

perkembangan ilmu falak di dunia Islam padanya masanya masing-

masing. Meskipun masih terkesan bernuansa Ptolomeus.43

Pada pertengahan abad XIII M, setelah umat Islam menampakan

kemajuan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, maka umat Islam

mengadakan ekspansi intelektualitas ke Eropa melalui Spanyol. Pada

waktu itu Eropa sedang dilanda oleh tumbuhnya isme-isme baru seperti

41

Ibid. h.184. 42

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah di Indonesia, (Yogyakarta, Logung Pustaka,

2003), h. 44.

43

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab. (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2003), h. 44.

Page 32: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

22

Humanisme, Rasionalisme dan Renaisans yang merupakan reaksi dari

Filsafat Skolastik dimasa itu, dimana adanya larangan penggunaan rasio

ataupun berpaham kontradiksi dengan paham gereja. Kemudian muncul

Nicolass Copernicus (1473-1543 M) yang berupaya membongkar teori

Geosentris yang di kembangkan oleh Claudius Ptolomeus. Teori yang

dikembangkannya adalah bukan bumi yang dikelilingi matahari, tetapi

sebalikanya, serta planet-planet beserta satelit-satelit yang mengelilingi

matahari. Teori ini kemudian dinamakan teori Heliosentris.44

Perdebatan mengenai teori tersebut berkembang sampai pada abad

XVIII, dimana penyelidikan Galileo dan JHON Keplper Menyatakn

pembenaran Teori Heliosentris. Meskipun anatara Jhon Keppler dan

Copernicus berbeda dalam hal lintasan planet mengelilingi matahari,

dimana menurut Copernicus berbentuk bulat, sedangkan menurut Jhon

Keppler berbentuk elips (bulat telur). Hal ini pada masa sesudahnya

banyak ditemukan penemuan-penemuan yang berkaitan dengan

kosmografi.45

Berkaitan dengan kedua teori di atas, dalam wacana historitas hisab

rukyah Islam, bahwa tokoh yang pertama kali melakukan kritik tajam

terhadap teori Geosentris adalah Al-Biruni dengan asumsi tidak masuk

akal bila langit yang besar dan luas dengan bintang-bintang nya dinyatakan

mengelilingi bumi sebagai pusat tata surya.46

Dari penemuan ini dapat

diambil kesimpulan bahwa al-Birunillah peletak dasar Teori Heliosentris.

Fenomena di atas menjadi pertanyaan para peneliti modern, mereka

berselisih pendapat mengenai orisinalitas kontribusi dan peranan orang-

orang Islam. Bertrand Russel, sebagaimana dikutip Nurcholis Majid

misalnya, cenderung meremehkan tingkat orisinalitas kontribusi Islam di

44

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab. (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2003), h. 45. 45

Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Houve, 1999), cet. 5, h. 331. 46

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab. (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2003), h. 46.

Page 33: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

23

bidang filsafat, namun tetap mengisyaratkan adanya tingkat orisinalitas

yang tinggi dibidang matematika, termasuk di dalamnya astronomi.47

Kembali kepada penemuan Ulugh Beik (1344-1449) berupa jadwal

Ulugh Beik. Jadwal ini pada tahun 1650 M diterjemahkan dalam Bahasa

Prancis kemudian sekitar tahun 1857-1861 di Nautical Al-Manac America,

Simon New Comb (1835-1909 M) berhasil membuat jadwal astronomi.

Jadwal tersebut terkenal dengan nama Almanac Nautica.48

Kedua jadwal itulah yang selama ini mewarnai tipologi metode

hisab rukyah di Indonesia. Di mana tipologi hisab klasik dengan diwakili

oleh kitab Sullamun Nayyirain sebagaimana di akui sendiri oleh Mansur

al-Batawi dalam kitabnya, bahwa jadwal yang dipakai adalah bersumber

pada data Ulugh Beik. Sedangkan tipologi hisab modern sebagaimana

telah berkembang dalam wacana hisab rukyah dan tekhnik hisab, bahwa

Almanac Nautica, diklasifikasikan dalam tipologi hisab (hakiki)

kontemporer.49

Dengan demikian di Indonesia memiliki dua metode hisab

rukyah yakni metode klasik dan metode modern.

2. Aliran-Aliran Hisab

Pada dasarnya sejarah pemikiran Islam sejak awal pertumbuhannya

adalah sejarah aliaran, mazhab atau firqah. Dengan demikian, sejarah

pemikiran hisab tidak bisa lepas pula dari persoalan aliran dan mazhab.

Pada zaman modern, ketika umat Islam di hadapkan pada tantangan

modernitas dalam segala aspek dan seginya, persoalan hisab menjadi

semakin penting untuk dikaji dan di telaah ulang.

Sebagai kajian yang berkaitan dengan persoalan aliran atau pola

pemikiran (paradigma), terlebih dahulu perlu di tinjau aliran aliran hisab

yang ada. Sehubungan dengan hal itu, ada dua masalah besar. Pertama,

nama aliran yang di gunakan oleh para pengkaji cukup beragam. Pada

umumnya, nama aliran yang sering di gunakan ialah hisab urfi, hakiki,

47

Ibid.h. 46. 48

Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Yayasan Wakaf

Paramadana, 1992), cet. 1, h. 135-136. 49

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab. (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2003), h. 47.

Page 34: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

24

imkanur rukyah dan hisab astronomi.50

Perbedaan aliran ini menimbulkan

masalah kedua, yaitu perbedaan perbedaan definisi. Akibatnya timbul

perbedaan penilaian terhadap masing masing aliran.

Untuk mengatasi dua pokok masalah tersebut, maka kajian ini

membatasi pada aliran yang mewakili pemikiran hisab di indonesia, yakni

hisab Urfi dan hisab Hakiki.

a. Hisab Urfi

Hisab urfi merupakan sistem perhitungan dalam penanggalan

yang di dasarkan pada perhitungan rata-rata bulan mengelilingi bumi

dan di tetapkan secara konvensional, dimana ditentukan dengan

aturannya yang tetap dan berurutan yakni di mulai dari Muharam yang

mempunyai jumlah hari 30, Shafar 29 dan begitu seterusnya kecuali

tahun kabisat yang terjadi 11 kali dalam satu daur yakni 30 tahun, maka

khusus untuk bulan Djulhijjah 30 hari, yang seharusnya 29 hari

berdasarkan perhitungan secara Urfi. Dengan demikian untuk hisab Urfi

ini merupakan sistem selang seling antara 30 dan 29 hari mulai dari

bulan Muharam hingga seterusnya (untuk bulan ganjil 30 hari dan bulan

genap 29 hari), kecuali bulan Zulhijah pada tahun Kabisat.

Hisab Urfi dalam perhitungannya masih bersifat tradisional

yakni hanya dengan membuat kelengkapan kelengkapan dalam

menentukan perhitungan, tentunya dengan mendasarkan pada beberapa

prinsip yaitu :51

1) Ditetapkan awal bulan Hijriyah baik tanggal, bulan, tahun dan

persesuaianya dengan tanggal Masehi, dalm hal ini di tentukan

bahwa tanggal 1 Muharam merupakan 1 Hijriyah, bertepatan dengan

hari Kamis tanggal 15 Juli 662 Masehi atau hari Jum‟at tanggal 16

Juli 662 Masehi;

50

Ibid. h. 47.

51

Susiknan Azhari, Ilmu Teori dan Praktek, (Yogyakarta : Lazuardi, 2001), cet. 1, h. 92.

Page 35: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

25

2) Ditetapkan pula bahwa satu tahun itu umurnya 354 hari sehingga

dalam 30 tahun atau 1 daur terdapat 11 tahun panjang dan 19 tahun

pendek;

3) Tahun panjang ditetapkan umumnya 355 hari sedangkan tahun

pendek ditetapkan 354 hari;

4) Tahun panjang terletak pada deretan tahun ke-2,5,7,10,13,15 (namun

sebagian ulama di nyatakan ke-16), 18,21,24,26 dan ke- 29.

Sedangkan deretan lainnya sebagi tahun pendek. Hal ini terkumpul

dalam kalimat: ف انخهم كف دا ػ كم خم حث فصاك

Keterangan : Dari kalimat diatas huruf Hijaiyyah yang ada titik nya

merupakan penunjukan dari tahun panjang,sedangkan huruf

Hijaiyyah yang tidak ada titiknya merupakan tahun pendek.

5) Bulan-bulan gasal umurnya ditetapkan 30 hari sedangkan bulan

bulan genap umurnya 29 hari dengan keterangan untuk tahun tahun

panjang bulan ke-12 (Zulhijah) di tetapkan 30 hari.

b. Hisab haqiqi

Hisab haqiqi merupakan hisab yang di dasarkan pada peredaran

bulan dan bumi yang sebenarnya, yaitu penentuan kedudukan bulan

pada saat matahari terbenam. Menurut sistem ini umur bulan tidaklah

tetap dan tidak bertaturan, terkadang 2 bulan berurutan umurnya 29 hari

atau 30 hari dan kadang kadang pergantian seperti hal nya menurut

perhitungan hisab Urfi. Hisab haqiqi masuk pada katagori hisab

Modern karena sudah menggunakan kaidah kaidah ilmu ukur bola

Sperikal Trigonometri.52

Sebagimana hisab Urfi, hisab Haqiqi juga

menggunakan beberapa metode yang di jadikan sebagai suatu perinsip

penerapannya, yaitu :

52

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam, 1994/1995), h. 14-15.

Page 36: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

26

1) Menentukan terjadinya ghurub53

matahari untuk suatu tempat;

2) Dengan berdasarkan ghurub matahari tadi hisab haqiqi menghitung

longitude matahari dan bulan serta data lain dengan koodinat ekleptika;

3) Selanjutnya atas dasar longitude ini mereka menghitung terjadinya

ijtima;54

4) Kedukan matahari dan bulan yang di tentukan dengan sistem koodinat

ekleptika diproyeksiakan ke equator dengan koordinat equator. Dengan

ini dapat di ketahui mukuts (jarak sudut lintasan matahari dan bulan

pada saat terbenam);

5) Kedudukan matahari dengan sistem koordinat equator itu di

proyeksikan lagi ke vertikal sehingga menjadi koordinat horizon,

dengan demikan dapatlah di tentukan berap tinggi bulan pada saat

matahari terbenam dan berapa azimutnya.;

Pandangan ahli hisab dalam menentukan awal bulan baru berbeda-

beda yang pada intinya menyebabkan hasil perhitungan hisab yang

berbeda beda pula dari beberapa perbedaan ini melahirkan beberapa aliran

pemahaman dalam menentukan masuknya bulan baru memepergunakan

sistem hisab haqiqi ini. Misalnya,badan hisab dan rukyah departemen

agama,pada garis besarnya terdiri dari dua golongan yaitu golongan yang

berpodaman kepada ijtimak semata dan golongan yang berpedoman

kepada posisi bulan diatas ufuk pada saat matahari terbenam. Kedua

golongan tersebut terpecah lagi menjadi beberapa golongan, bagi golongan

yang berpedoman ijtimak semata terpecah menjadi dua, yaitu golongan

yang meyakini ijtimak qobla al ghurub,dan ijtimak qobla al fajr.55

1) Ijtimak Qobla Al-Ghurub

53

Spherical Trigonometri adalah segitiga yang digambarkan pada kulit bola dengan

pengertiannya yang khusus. Rumus ini digunakan untuk melakuka transformasi dari sistem

koordinat Equtorial ke sistem koordinat Azimutal (menghitung jarak sudut antara dua tempat dan

menghitung arah suatu tempat). Ibid, h.8. 54

Apabila matahari dan bulan bersinggungan pada piringan atasnya (Uper Limb) dengan

kaki langit, dalam pengertian astronomi daikatakan terbenam jika jaraknya senitnya sama dengan

90 derajat lebih semidiameter ditambah refraksi dikurangi parralaks. 55

Disebut pula iqtiran yaitu; jika bulan dan matahari berada pada bujur astronomi yang

sama (konjungsi).

Page 37: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

27

Golongan yang berpedoman kepada ijtimak qobla al ghurub

berpendapat, bahwa jika ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam,

maka malam harinya sudah dianggap bulan baru. Sedangkan, jika ijtima

terjadi setelah matahari terbenam, maka malam itu dan keesokan harinya

ditetapkan sebagai tanggal 30 bulan yang sedang berlangsung. Sistem ini

sama sekali tidak memperhitungkan rukyah, juga tidak memperhitungkan

posisi hilal dari ufuk, asalkan sebelum matahari terbenam suadah terjadi

ijtimak. Golongan yang berpedoman pada ijtimak qobla al ghurub

walaupun hilal berada di bawah ufuk, malam hari itu juga sudah masuk

bulan baru.

Sistem ini lebih menitik beratkan pada penggunan astronomi murni

yang dalam ilmu astronomi dikatakan bahwa, bulan baru terjadi sejak

matahari dan bulan dalam keadaan konjungsi (ijtimak).56

Sistem ini

menghubungkan ijtimak dengan saat terbenam matahari, sebab sistem ini

memepunyai anggapan bahwa hari menurut islam adalah di mulai dari

terbenam matahari sampai terbit pada keesokan harinya hingga matahari

terbenam kembali. Konsep yang di pegang disini adalah malam

mendahului siang.

Menurut sistem ini dapat dikatakan bahwa ijtimak adalah pemisah

diantar dua bulan qomariyyah. Namun karena hari menurut Islam di mulai

sejak terbenam matahari, maka ketika ijtimak terjadi sebelum terbenam

matahari, maka malam itu masi merupakan bagian dari bulan yang sedang

berlangsung secar singkat dapat dikatakan bahwa yang di jadikan ukuran

adalah apakah ijtimak itu terjadi sebelum tibanya batas hari (saat terbenam

matahari) atau sesudahnya.

2) Ijtimak Qobla Al-Fajri

Golongan yang berpedoman pada qobla al fajri berpendapat bahwa

permulaan bulan qomariyyah di tentukan oleh ijtimak sebelum fajar,

dikarenakan antara terjadinya ijtimak dan matahari terbenam itu tidak

56

Ilmanudin , Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektip NU dan Muhammadiyah Suatu

Komparasi, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2003), h.15.

Page 38: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

28

saling berkaitan satu sama lain dan secara dalil pun tidak ada yang

mengharuskan bahwa batas hari itu saat matahari terbenam. Menurut

sistem ini, jika ijtimak terjadi sebelum terbit fajar, maka malam itu sudah

masuk bulan baru walaupun pada saat matahari terbenam pada malam itu

belum terjadi ijtimak. Pendapat ini berdasarkan arti dari perintah

dimulainya puasa harian.57

Sebagaimana firman Allah Swt., dalam Qur‟an

surat al-Baqarah aayat 187;

كها اششتا حر رث نكى انخػ ال تط ي انخػ العد ي انفجش

)انثقشج(

Artinya :

“Makan dan minumlah kamu sehingga terang bagimu benang putih dari

benang hitam yaitu fajar” (QS.Al-Baqarah : 187)

Di Indonesia, belum diketahui secara pasti adanya para ahli yang

berpegang pada ijtima qobla al-fajri ini. Hanya saja pendapat ini

digunakan di pemerintah Saudi Arabia. Hal ini terlihat pada penentuan hari

raya Idul Adha pada tahun 1395 H atau 1975 M.58

Pada tahun ini,

pemerintah Arab Saudi menetapkan bahwa hari raya Idul Adha jatuh pada

hari Jum‟at, tanggal 12 Desember 1975, sementara di Indonesia hari raya

Idul Adha di tetapkan pada hari Sabtu, tanggal 13 Desember 1975.

Mengetahui hal ini para ahli di Indonesi mengemukakan bahwa jika

pemerintah Arab Saudi dalam penentuan awal bulan berdasarkan hisab,

maka ijtima qobla al fajriyah di jadikan pedoman juga. Penilaian itu

didasarkan pada kenyataan bahwa ijtima menjelang awal bulan Zulhijah

1395 H terjadi pada Hari Rabu tanggal 3 Desember 1975 Jam 00.50 GMT

atau 07.50 WIB atau Jam 03.50 Waktu Makkah.59

57

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam, 1994/1995), h. 9. 58

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam, 1994/1995), h. 10. 59

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam, 1994/1995), h. 10.

Page 39: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

29

Pemerintah Arab Saudi tetap mengambil keputusan tersebut

walaupun saat ini belum terjadi ijtima, hilal sudah 24 menit lebih dahulu

terbenam dari matahari dan dalam kondisi ini posisi hilal sangat tidak

mungkin untuk di lihat (rukyah).

Adapun golongan yang berpedoman pada posisi hilal di atas ufuk

terbagi pada golongan posisi bulan di atas ufuk haqiqi, ufuk Hissi Ufuk

Mar‟i dan golongan imkan Arr-rukyah.

1) Ufuk Haqiqi

Golongan ini menganggap bahwa ketentuan bulan baru haruslah

didasarkan pada penampakan hilal yang benar yakni hilal harus berada di

atas ufuk haqiqi.60

Hal ini seperti yang di jelaskan pada gambar I berikut :

Pada gambar di atas “ufuk haqiqi P”, merupakn ufuk haqiqi bagian

si peninjau yang berdiri di titik P, demikian pula “ufuk haqiqi Q‟‟

merupakan ufuk haqiqi bagi si peninjau yang berdiri pada titik Q.

Sistem ini tidak memperhitungkan pengaruh tinggi tempat si

peninjau, dengan demikian jari jari bulan , parralaks dan refraksi tidak

turut diperhitungkan. Sistem ini memperhitungkan posisi bulan tidak untuk

dilihat. Berbeda halnya dengan perhitungan matahari terbenam, golongan

ini memperhitungkan unsur-unsur di atas, sebab mereka mempergunakan

60

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam, 1994/1995), h. 10.

BUMI

Ufuk Haqiqi P

Ufuk Haqiqi Q

Q

P

Page 40: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

30

BUMI

pengertian terbenam matahari seperti apa yang dilihat atau menurut istilah

di namakan ufuk atau horizon mar‟i.61

Dengan demikian menurut sistem

ini setelah terjadi ijtima dan hilal sudah di atas ufuk haqiqi pada saat

matahari terbenam, maka malam hari itu juga sudah di anggap bulan baru.

Namun sebaliknya jika hilal masih di bawah ufuk haqiqi pada saat

matahari terbenam, maka malam itu belum masuk tanggal baru.

2) Ufuk Hissi

Adapun pada golongan yang berpedoman kepada posis hilal di atas

ufuk hissi.62

berpendapat bahwa jika pada saat matahari terbenam telah

terjadi ijtima dan hilal sudah di atas ufuk Hissi, maka sudah dianggap

masuk tanggal satu bulan baru. Hal ini dapat

dilihat pada gamabar 2 (dua) berikut :

Ufuk Hissi P

Ufuk Hakiki P

Pada gambar 2, dapat terlihat bahwa “Ufuk Hissi P” merupakan

ufuk hissi bagi si peninjau yang berdiri di titik P dan “ ufuk Haqiqi P “

merupakan ufuk bagi si peninjau tersebut63

. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa letak perbedaan diantara keduanya adalah titik pengukur

yang dilihat si peninjau. Kalau pada ufuk haqiqi si peninjau melihatnya

61

Ufuk hakiki adalah bidang datar yang ditarik melalui pusat bumi tegak lurus pada garis

vertikal. Ibid, h.10 62

Ufuk mar‟I adalah ufuk yang terlihat akibat keterbatasanmata pengamat, dimana ufuk

ini merupakan pertemuan langsit yang melengkung dengan garis kaki pengamat. Dra. Maskufah,

Hisab Awal Waktu Shalat Magrib, makalah disampikan pada jam belajar mata kuliah Ilmu Falak I

di Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, tanggal 5 April 2004. Dalam Skripsi Eka

Sartika, Penenuan Awal Bulan dalam Perspektif Al-Marzukiyah (Studi Terhadap Kalangan Al-

Marzukiyah di Cipinang), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 43. 63

Ufuk Hissi adalah bidang datar mata peninjau yang sejajar dengan ufuk hakiki.

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta: Direktorat

Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama

Islam, 1994/1995), h. 14-15.

Page 41: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

31

dari titik pusat bumi, sedangkan pada ufuk hissi di lihat dari atas

permukaan bumi.

Golongan yang berpegang pada ufuk hissi memang kurang

populer, sehingga banyak para ahli yang kurang yang mementingkan

sisttem ini. Namun sistem ini cukup diakuai di Indonesia, meskipun

penganutnya tidak terlihat banyak dan kurang terkenal64

.

3) Ufuk mar‟i

Selain berpegang pada ufuk haqiqi dan hissi, juga terdapat

golongan yang berpedoman pada ufuk mar‟i. Ufuk mar‟i ini masih

tergantung kepada ketinggian mata pengamat dari permukaan air laut.

Dimana jika ketinggian mata peninjau berubah, maka berubah pula

horizon yang dilihatnya. Dan jika mata si peninjau dari permukaan air laut,

maka letak horizon yang sebenarnya merupakan ufuk haqiqi.65

Hal ini

dapat di lihat pada gamabar berikut :

Gambar 3

Berdasrkan pada gambar diatas, “ufuk mar‟i P” merupakan ufuk

mar‟i bagi si peneinjau yang berada pada posisi P. Sedangkan “ufuk haqiqi

P” merupakan ufuk haqiqinya. Perbedaan kedua ufuk tersebut sama

64

Ufuk Hissi adalah bidang datar mata peninjau yang sejajar dengan ufuk hakiki.

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta: Direktorat

Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama

Islam, 1994/1995), h. 11. 65

Ufuk Hissi adalah bidang datar mata peninjau yang sejajar dengan ufuk hakiki.

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta: Direktorat

Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama

Islam, 1994/1995), h. 11.

Ufuk Hakiki Q

P

Q

Ufuk Mar’i P

Page 42: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

32

besarnya dengan sudut Q (kerendahan ufuk), yakni sudut yang timbul

karena pengaruh ketinggian tempat si peninjau dari permukaan laut.66

Pada sistem ini bukan hanya bepedoman kepada ufuk mar‟i yang

memeperhatikan kerendahan ufuk saja, tetapi juga memeperhatikan

semidiameter, parralaks dan refraksi. Dengan perkataan lain, sistem ini

memperhitungkan posisi hilal untuk dapat di rukyah (hilal mar‟i), bukan

memperhitungkan posisi hilal sebenarnya (hilal haqiqi).

4) Imkanur rukyah

Dari beberapa bahasan diatas juag terdapat imkanur rukyah.

Golongan ini berpendapat bahwa pada saat matahari terbenam setelah

terjadinya, hilal harus memepunyai posisi yang sedemikian rupa sehingga

memungkinkan untuk dapat dilihat. Para ahli yang termasuk dalam

golongan ini tidak sependapat tentang berapa ukuran ketinngian hilal yang

mungkin dapat di rukyah. Dalam hal ini ada yang berpendapat 8°,7°,6°,5°

dan lain sebagainya.67

Berkaitan denga hal ini, pada tahun 1978 telah di adakan

konferensi Internasional di Turki yang telah menetapkan bahwa untuk

dapat terlihatnya hilal terdapat dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu

ketinggian hilal diatas ufuk tidak kurang dari 5° dan sudut pandang

Angular Distance antara hilal dan matahari tidak kurang dari 8°.68

Dengan

demikian suatu hilal akan dikatakan terlihat jika memenuhi dua syarat

tersebut.

3) Perkembanagan Hisab di Indonesia

Dalam perjalanan sejarah hisab rukyah di Indonesia suadah barang

tentu tidak akan terlepas dari sejarah Islam itu sendiri di Indonesia. Dalam

catatan sejarah dikatakan bahwa sebelum kedatngan agama Islam, di

66

Ilmanudin , Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektip NU dan Muhammadiyah Suatu

Komparasi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2003), h.20. 67

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam, 1994/1995), h. 13. 68

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam, 1994/1995), h. 14.

Page 43: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

33

Indonsia telah terdapat suatu perhitungan tahun yang di tempuh menurut

kalender Jawa Hindu atau tahun Soko.69

Tahun Soko ini didasarkan pada

peredaran matahari, dimulai saat penobatan Prabu Syali Wahono (Adji

Soko) pada hari sabtu tanggal 14 Maret tahun 78 M, tetapi tahun ke 1-nya

di mulai sesudah satu tahun kemudian.

Tahun Soko tersebut pada tahun 1633 M di gabungkan dengan

tahun Hijriyyah (yang didasarkan pada peredaran bulan) oleh Sultan

Aguung Prabu Anyokro Kusumo, tetapi tahunnya tetap tahun 1555 dengan

daur atau windunya berumur 8 tahun bukan 30 tahun seperti tahun

Hijriyyah.70

Ketetapan itu merupakan gabungan antra penanggalan Hindu

Jawa dengan penanngalan Hijriyyah. Dengan demikian, sejak saat itu

tahun Jawa yang berlaku adalah Jawa Islam.71

Denag adanya penggunaan kalrender Hijriyyah sebagai kalender

resmi pada zaman berkuasanya kerajaan kerajaan Islam di Indonesia, maka

suadah sangat jelas bahwa halitu sebagaia tanda umat Islam di Indonesia

telah terlibat dalam pemikiran Hisab Rukyah dan sekaligus sebagai tanda

adanaya perubahan kemasyarakatan dari kehidupan menjadi masyarakat

ke-Islam-an.

Pada perkembangan selanjutnya pengguanaan kalender Hijriyyah

ini diubah menjadi kalender Masehi oleh penjajah Belanda sebagai

kalender resmi pemerintahan. Namaun meskipun demikan, umat Islam

tetap menggunakan kalender Hijriyyah , khususnya segala penetapan yang

69

Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam, 1994/1995), h. 14. 70

Dra. Maskufah, Memahami Tarikh Masehi dan Hijri : Suatu Perbandingan, makalah ini

disampaikan pada seminar Ilmu Falak I pada tanggal 14 Desember 2004 di gedung Teater lantai II.

Dalam Skripsi Eka Sartika, Penenuan Awal Bulan dalam Perspektif Al-Marzukiyah (Studi

Terhadap Kalangan Al-Marzukiyah di Cipinang), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 73. 71

Dra. Maskufah, Memahami Tarikh Masehi dan Hijri : Suatu Perbandingan, makalah ini

disampaikan pada seminar Ilmu Falak I pada tanggal 14 Desember 2004 di gedung Teater lantai II.

Dalam Skripsi Eka Sartika, Penenuan Awal Bulan dalam Perspektif Al-Marzukiyah (Studi

Terhadap Kalangan Al-Marzukiyah di Cipinang), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 73.

Page 44: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

34

berkaitan dengan persoalan ibadah di serahkan kepada kerajaan kerajaan

Islam seperti 1 Ramadan, 1 Syawal dan 10 Zulhijah.72

Setelah Indonesia merdeka secara berangsur-angsur mulai terjadi

perubahan. Setelah terbentuknya Departemen Agama Pada tanggal 3

Januari 1946,73

persoalan-persoalan hari libur yang berkaitan dengan

ibadah diserahkan kepada Departemen ini sesuai dengan PP tahun 1946

No.2/Um.7/Um.9/Um jo keputusan Presiden No 25 tahun 1967 No 148

tahun 1968 dan No 10 tahun 1971.

Meskipun penetapan haari libur telah di serahkan pada Departemen

Agama, namun secara praktis sampai saat ini terkadang masi belum

seragam. Hal ini sebagai dampak adanya perbedaan pemahaman antara

beberapa pemahaman yang ada dalam wacana hisab rukyah.

Dengan adanaya fenomena tersebut Departemen Agama berinisiatif

membentuk Badan Hisab Rukyah Departemen Agama guna

mempertemukan perbedaan perbedaan tersebeut,74

meskipun dalam

kenyataannya masih belum terwujud. Hal ini dapat terlihat seringkali

terjadi perbedaan awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha.

Melihat fenomena tersebut Ahmad Izzudin mengemukakan bahwa,

persoalan hisab rukyah ini masih terkesan formalis belum membumi dan

belum menyentuh pada akar penyatuan yang baik. Sehingga wajar kiranya

di masa pemerintahan Gus Dur, sebagaimana di sampaikan Wahyu

Widiana ketika menjadi Key Note Speech dalam acara Workshop Nasional

mengkaji ulang metode penetapan awal waktu sholat yang di

selenggarakan UII Yogyakarta, pada tanggal 7 April 2001 bahwa Badan

Hisab Rukyah Departemen Agama akan dibubarkan dan persoalan hisab

rukyah ini kan di kembalikan pada masyarakat (umat Islam Indonesia).75

72

Satu tahun ditetapkan sama yaitu 12 bulan, yakni Suro, Sapar, Mulud, Bakdo Mulud,

Jumadil awal, Jumadil akhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Syawal, Dulkongidah, dan Besar. 73

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab. (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2003), h. 49. 74

Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), cet. 1, h.

211 75

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab. (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2003), h. 50.

Page 45: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

35

Namun meskipun demikian eksistensi Badan Hisab Rukyah di Indonesia

ini telah memberikan warna tersendiri dalam dinamika penetapan awal

bulan Qomariyyah di Indonesia.

C. Hisab Rukyah dalam Penentuan Awal Bulan

Dalam Islam,banyak sekali ibadah yang berkaitan erat dengan waktu,

sehingga suatu ibadah tersebut tidak dapat dilaksanakan tanpa mengetahui

waktu, Salah satu diantaranya adalah pelaksanaan ibadah yang terkait dengan

bulan Qamariyyah, seperti puasa Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha, dan Ibadah

haji. Untuk melaksanakan semua ibadah tersebut sangat diperlukan adanya

suatu penetapan waktu bagi pelaksaannya. Penetapan waktu tersebut

dilakukan dengan metode hisab dan metode rukyat. Perhitungan atau hisab

yang didasarkan pada peredaran bulaan ini akan memungkinkan para ahli

hisab dalam mengetahui posisi bulan dalam jangka waktu tertentu, sehingga

mereka dapat mengetahui awal dan akhir bulan- bulan Hijriyyah jauh

sebelum waktunya. Hal ini akan sangat berguna bagi masyarakat musli untuk

lebih meyakinkan diri mereka dalam melaksanakan ritual ibadah.

Penetuan awal bualan kalender Islam, khususnya awal bulan Ramadan

dan Syawal sering menimbulkan problematika yang kompleks bagi umat

Islam. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan waktu pelaksanaan sehingga

mengganggu keharmonisan dan rasa persaudaraan antar umat Islam.

Problematika ini muncul akibat adanya beberapa faktor, diantaranya :76

1) Perbedaan pendapat mengenai bagaimana seharusnya menentukan awal

bulan Hijriyyah;

2) Perbedaan antara hasil-hasil pengamat lapangan;

3) Perbedaan antara pengamat dan perhitungan;

4) Perbedaan antara berbagai macam metode perhitungan;

5) Dari beberapa faktor di atas, pokok permasalahan lahirnya perbedaan

tersebut adalah ketika seseorang menelaah lebih mendalam akan maksud

hadits-hadits yang berkaitan dengan awal bulan sebagaimana hadits –

76

Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah

dengan Mazhab Hisab. (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2003), h. 51, 69.

Page 46: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

36

hadits di atas. Adapun hasil telaah untuk menentukan awal bulan itu dapat

dikategorikan sebagai berikut:77

1. Rukyah

a. Rukyah Praktis

Secara praktis, keberadaan hilal dapat dibuktikan dengan

melakukan pengamatan langsung di lapangan sesaat setelah matahari

terbenam pada tanggal 29 bulan Hijriyyah. Untuk mengurangi

kesalahan hasil pengamatan, tentulah harus dilakukan persiapan-

persiapan yang matang, seperti pemilihan lokasi rukyah yang

strategis, pengamat yang jujur, adil dan menguasai tata cara

merukyah dan sebagainya. Dalam rukyah teoritis ini hasil

pengamatan hilal akan berbeda dan akan menghasilkan penentuan

awal bulan yang berbeda pula ketika faktor-faktor pendukung rukyah

praktis berbeda, baik dari pemilihan lokasi (geografis dan

kestrategisannya), pengaruh cuaca, menggunakan alat atau mata

telanjang, keahlian dan kejujuran pengamat dan lain sebagainya.

Dengan demikian meskipun umat Islam di Indonesia secara

serempak setuju menggunakan kategori ini akan tetap menimbulkan

perbedaan awal bulan juga.

b. Rukyah Teoritis

Rukyah teoritis merupakan rukyah yang didasarkan pada

perhitungan- perhitungan keberadaan hilal dengan ilmu falak/

astronomi. Metode perhitungan ini di kenal dengan istilah hisab.

Sampai saat ini banyak sekali metode hisab yang dipakai umat Islam.

Masing-masing mengklaim metode yang dipakainya paling benar

dan paling akurat. Bukan hanya sampai di sini, namun juga

perbedaan metode yang ada telah mengakibatkan perbedaan hasil

hisab, sehingga penentuan awal bulannya juga mengalami

perbedaan.

77

Drs. Kardiman, dkk, Garis Tanggal Kalender Islam 1421 H, (Bogor: Bakosutanal,

2001), h. 6.

Page 47: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

37

2. Istikmal

a. Istikmal Praktis

Istimal praktis merupakan penyempurnaan bulan Hijriyyah

atau dalam kata lain menggenapkan bulan Hijriyyah menjadi 30 hari

ketika seseorang harus merukyah hilal pada tanggal 29 bulan tua,

terdapat awan yang menghalangi pelaksanaan rukyah. Hal ini di

dasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi dengan

memperhitungkan pengaruh peredaran bumi mengelilingi matahari,

memakan waktu rata-rata 29,530589 hari. Dengan demikian jumlah

hari dalam setiap bulan kalender Hijriyyah hanya memiliki dua

kemungkinan yakni 29 dan 30 hari. Perlu diketahui bahwa

kemungkinan awan tidak menutupi semua lokasi pengamatan hilal

yang independen dan mungkin juga hari pelaksanaan rukyah

(tanggal 29 bulan tua) jatuh pada hari yang berbeda, pada setiap

lokasi atau regio.

b. Istikmal Teoritis

Pada istikmal teoritis, penggenapan bulan menjadi 30 hari

dilakukan tanpa adanaya merukyah terlebih dahulu, namun

penggenapan ini dilakukan dengan melakukan hisab atau

perhitungan keberadaan hilal, sehingga melalui perhitungan ini akan

dapat diketahui hilal dapat dilihat atau tidak.

Dari beberapa katagori di atas, pada hakikatnya akan

bermuara pada penetuan bulan secara hisab dan rukyah kedua sistem

ini sangat berperan penting dalam menentukan awal bulan, saling

melengkapi satu sama lain dan sekaligus sama-sama memeiliki

kelebihan dan kekurangan. Dengan demikian perbedaan akan

semakin meruncing apabila kita membandingkan metode- metode

yang jelas akar-akarnya berbeda. Meskipun rukyah praktis dan

rukyah teoritis (hisab) masing-masing sudah dilakukan dengan baik,

namun perbedaan hasil tidak sepenuhnya dapat dihindari. Di satu

pihak orang meyakini metodenya sebagai paling sah yang didukung

Page 48: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

38

dengan dalil-dalil yang mutawatir dan pihak lain bersih kukuh

dengan perhitungannya yang diklaimnya lebih obyektip, jujur dan

kurat. Kalau saja masing-masing pihak mau menyadari kelemahan

dan kelebihan yang dimiliki, tentu ada jalan keluar untuk mencari

titik temu dari perbedaan-perbedaan itu.

Page 49: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

39

BAB III

BIOGRAFI KH. MUHAMMAD MUHAJIRIN AMSHAR ADDARY

A. Sejarah dan Latar Belakang KH.Muhammad Muhajirin Amshar

Addary

Beliau terlahir dari pasangan H. Amsar dan Hj. Zuhriyah, yang sering

disapa masyarakat sekitar dengan nama KH. Muhajirin, beliau dilahirkan di

Jakarta tepatnya di Kampung Baru Cakung pada 10 November 1921 M.

Beliau wafat pada tanggal 31 Januari 2003 di Bekasi dan meninggalkan

seorang istri yaitu Hj, Hannah Abdurrahman dan delapan putra-putrinya yaitu

:

Anak pertama : Hj. Faiqoh Muhajirin

Anak kedua : H. Muhammad Ihsan Muhajirin

Anak ketiga : H. Ahmad Zufar Muhajirin (Almarhum)

Anak keempat : Hj. Badia‟ah Muhajirin

Anak kelima : Hj. Farhah Muhajirin

Anak keenam : Hj. Rufaida Muhajirin

Anak ketujuh : H. Dhiya Al –Maqdisi Muhajirin

Anak kedelapan : H. Muhammad Aiz Muhajirin.78

Sosok KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary dalam keluarga

merupakan sosok orang tua yang sangat bersahaja. Dalam kehidupan sehari-

harinya beliau tidak nampak seperti ulama kebiasaaanya dalam segi

penampilan maupun dalam hal-hal yang lain yang di sekeliling beliau.

Kebersahajaan dan kesederhanaan KH. Muhammad Muhajirin Amshar

Addary telah nampak sejak masa mudanya ketika saat itu beliau masih dalam

perjalanan mencari ilmu di wilayah Jakarta, Banten, bahkan sekembalinya

pulang dari Makkah Al-Mukarramah dengan membawa penghargaan

langsung dari Raja Faisal bin Abdul Aziz Al-Suudi yang berupa jam tangan

78

www.almarhalah.ac.id, diakses pada 5 Juni 2018, pada pukul 14.35 WIB

39

Page 50: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

40

berlapis dengan emas yang bertuliskan Al-Mamlakutussuudiyyah.79

Demikian pula ketika beliau sudah berkeluarga sikap kesederhanaan dan

kebersahajaan itu tetap melekat di dalam diri KH. Muhammad Muhajirin

Amshar Addary. Perjalanan kisah hidup beliau yang penuh dengan lika-liku

bahkan bisa disebut pahit saat masih zaman mudanya dan diawal masa

berumah tangganya telah menjadikan sosok KH. Muhammmad Muhajirin

menjadi pribadi yang sangat bersahaja dalam berpakaian untuk ukuran sosok

ulama yang telah di ketahui keilmuannya, dan eksistensinya didalam negeri

maupun luar negeri. Jarang sekali KH. Muhammad Muhajirin memakai

pakaian yang kebanyakan umumnya di pakai oleh orang-orang untuk hanya

sekedar menjadi tanda bahwa dia adalah sosok ulama. Namun tidak untuk

beliau malah sebaliknya beliau menunjukan masih jauh dalam diri beliau

sosok keulamaannya, dan itu pun menjadi daya tarik dan kekhasan dari sosok

KH. Muhammad Muhajirin.80

Dalam keluarga, KH. Muhammad Muhajirin merupakan seorang ayah

yang sangat demokratis terhadap anak-anaknya meskipun nilai-nilai ke-Islam-

an tetapi tegas diberlakukan kepada seluruh putra-putri beliau. Demokratisasi

ini sangat terlihat dari cara beliau mendidik putra-putranya dalam

memeberikan kebebasan untuk menentukan arah kedepan baik dalam bidang

pondok pesantren, dan perkuliahan, tidak ada pemaksaan kehendak beliau

dalam menentukan arah pendidikan setelah putra-putra beliau lulus dari

Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA), tidak ada

satupun yang di tunjuk harus meneruskan kuliah semisal pada jurusan tertentu

dan Universitas tertentu. Semuanya justru dibiarkan untuk memilih

berdasarkan minat dan bakat masing-masing putranya. Kebebasan tanpa

adanya batasan untuk pendidikan putara-putranya, karena tatakala itu putra-

putra dari KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary di wajibkan untuk

mengikuti kajian yang ada di pondok pesantren yang berada langsung di

bawah pengawasan beliau sebagai pendiri Pondok Pesantren.

79

H. Dhiya Al Maqdisi, Anak KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari, Interview

Pribadi, Bekasi, 20 Juni 2018. 80

Sejarah singkat dan sisi lain kehidupan Syekh Muhamad Muhajirin Amsar Addary

Page 51: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

41

Berbeda dengan halnya sikap KH. Muhammad Muhajirin Amshar

Addary terhadap anak-anak perempuan, dimana seluruhnya diharuskan untuk

melanjutkan pendidikannya ke Majma Al-Marhala Al-Ulya. Sikap yang lebih

tegas kepada putri-putrinya mungkin hanya dapat dirasakan manfaatnya oleh

para putri-putrinya bukan untuk masa kini akan tetapi untuk masa depan

setelah pertanyaan dalam benak hati para putri-putri terpendam di sanak

kalbu.

B. Pendidikan dan Guru-Guru KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary

Pendidikan agama KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary dimulai

dari lingkungan keluarga. Membaca Al-Qura‟an merupakan kemampuan

dasar yang pertama kali dipelajarinya, sehingga pada saat telah khatam Al-

Qur‟an maka keluarga melaksanakan tasyakuran dengan mengundang ulama

serta masyarakat setempat. Selesai khataman Al-Qura‟an tatkala muda, beliau

dititipkan kepada para mua‟llim diantaranya sebagai berikut :

1) Guru Asmat;

2) Guru H.Mukhoyar;

3) Guru H.Ahmad;

4) KH.Hasbiyallah;

5) Guru H.Anwar;

6) Guru H. Hasan Murtaha;

7) Syekh Muhammad Thohir;

8) Syekh Ahmad bin Muhammad;

9) KH.Sholeh Makmun;

10) Syekh Abdul Majid

11) Sayyid Ali bin Abdurrahman Al-Habsy.

Semua mualim yang di datangi oleh KH. Muhammad Muhajirin Amshar

Addary tersebut bertempat di wilayah Jakarta dan Banten.81

81

H. Dhiya Al Maqdisi, Anak KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari, Interview

Pribadi, Bekasi, 22 Juni 2018.

Page 52: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

42

Saat menuntut ilmu dari para mualim di Jakarta KH. Muhammad

Muhajirin Amshar Addary melakukan perjalanan menuju tempat beliau

mengaji dengan menggunakan sepeda. Halangan dan rintangan tatkala beliau

menuntut ilmu seolah tidak menciutkan niat KH. Muhammad Muhajirin

Amshar Addary untuk mendatangi majelis-majelis para guru-gurunya. Dalam

sebuah pengakuan, tatkala KH. Muhammad Muhajirin hendak berjalan untuk

menyeberangi sungai di daerah kali Cipinang guna mencari ilmu, perahu yang

akan di tumpanginya di hadang oleh oleh seekor buaya. Namun dengan

kebesaran hati, kemantapan tekat, dan sifat ketawakkalan kepada Allah SWT,

tidak membuat nyali dari KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary

menjadi lemah untuk selalu menghadiri di setiap majelis para gurunya, yakni

salah satu guru beliau adalah Syekh Muhammad Thohir (Guru Mat Thohir).

Syekh Muhammad Thohir merupakan salah satu menantu dari Syekh Marzuki

(Guru Marzuki) salah satu ulama yang kharismatik yang memiliki banyak

murid dan pengikut. Syekh Muhammad Thohir dan Syekh Marzuki

merupakan dua guru diantara guru-guru KH. Muhammad Muhajirin Amshar

Addary di Jakarta yang banyak mempengaruhi konsep dan pola pemikiran

dalam memahami ilmu-ilmu agama. Hal ini dapat diketahui dengan seringnya

kedua nama tersebut dijadikan rujukan oleh KH. Muhammad Muhajirin saat

memberikan ta‟lim kepada murid-muridnya. Guru lainnya yang kerap kali

disebut dalam penjelasan ta‟lim KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary

adalah Syekh Abdul Majid (Guru Majid) Pekojan.82

Dalam memahami teknik serta hukum membaca Al-Qur‟an, KH.

Muhammad Muhajirin belajar kepada KH. Soleh Makmun Banten. Meskipun

KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary telah mampu dan lancar

membaca Al-Qur‟an dengan baik, namun ketika beliau membaca di hadapan

KH. Soleh Makmun, bacaannya diannggap masih belum sempurna sehingga

harus di ulang-ulang dan di sempurnakan. Bahkan untuk menyelesaikan surat

Al-Fatihah saja membutuhkan waktu lebih dari seminggu untuk

82

H. Dhiya Al Maqdisi, Anak KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari, Interview

Pribadi, Bekasi, 22 Juni 2018.

Page 53: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

43

menyempurnakan teknik serta “makhroj” nya. Selama beberapa bulan, KH.

Muhammad Muhajirin belajar kepada KH. Soleh Makmun tentang ilmu

membaca Al-Qur‟an dan teknik 7 cara membaca Al-Qura‟an (Qiraat Sab‟ah).

Karena beliau kurang memiliki suara yang memadai, KH. Muhammad

Muhajirin Amshar Addary hanya sekedar mengetahui dan memahami

berbagai macam tekhnik membaca Al-Qur‟an dan tidak melanjutkan untuk

menjadi “Qorri”.83

Pendidikan Syekh Muhammad Muhajirin Amsar Addary secara umum

beliau berguru dari berpuluh-puluh guru dengan berbagai disiplin keilmuan

baik semasa di Indonesia maupun tatkala berada di Mekkah.84

Lebih tepatnya

pada tanggal 4 Dzulqa‟dah 1366 H, bertepatan dengan bulan Agustus 1947,

beliau berangkat ke Mekkah, setibanya beliau di Mekkah beliau menetap di

kediaman Syekh Abdul Ghoni Jamal. Disana ia banyak mendapatkan ilmu

pengetahuan agama maupun pengetahuan umum. Setelah beberapa lama

beliau menetap di kediaman Syekh Abdul Ghoni Jamal, KH. Muhammad

Muhajirin Amshar Addary pindah ke Asrama Jailani. Disana pertama kali

beliau belajar kepada Syekh Muhammad Ahyad salah satu pengajar di Masjid

al-Haram, adapun kitab-kitab yang beliau pelajari adalah :

1) Fath Al-wahab;

2) Al-Iqna‟fi hilli Alfazh Abi Syuja;

3) Al-Mahalli „ala Al-qalyubi;

4) Riyadhus-saalihin;

5) Minhaaj al-Abidin;

6) Umdah al-Abrar;

7) Fath Al-Qadir fi Nusu Al-Ajir;

Selain beliau belajar kepada Syekh Abdul Ghoni Jamal beliau juga

belajar kepada guru-guru yang lain semasa beliau di Makkah antara lain :

1) Syekh Hasan Muhammad al-Masyayath;

83 Keluarga Besar Syeikh KH. Muhamad Muhajirin Amsar Addary, “sejarah singkat dan

sisi lain kehidupan Syeikh Muhajirin Muhajirin Amsar Addary” (Bekasi: Pondok Pesantren

Annida Al Islam, 2012), h.3-5. 84

Ma‟ruf, Amin. Rukyat Untuk Penentuan Awal dan Akhir Ramadan Menurut

Pandangan Syariat dan Sorotan IPTEK, (Jakarta: Gema Insani Pres. 1995) h. 13.

Page 54: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

44

2) Syekh Zaini Bawean;

3) Syekh Muhammad Ali bin Husain al-Maliki;

4) Syekh Muhktar Ampetan;

5) Sayyid Alwi bin Abbas al-Maliki;

6) Syekh Ibrahim Fathani;

7) Syekh Muhammad Amin al-Khutubi;

8) Syekh Ismail Fathani.

Dua tahun kemudian KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary

melanjutkan studinya ke Darul Ulum ad-Diniyyah. Selama belajar disana,

ulama yang berpengaruh dalam pola pemikiran dan kajian ilmiah beliau

adalah Syekh Ahmad Mansyuri dan Syekh Muhammad Yasin Al-Fadani Al-

Jawi, kurang lebih tiga tahun berbagai kitab telah dilahapnya. Yakni, Syarah

ibnu Aqil „ala Alfiah ibni Malik, Muhktashar Ma‟ani „ala At-Talkhishah

(Nahwu), Al-Mahalli „ala Al-Qalyubi (Fiqih), Muwaththa‟Imam Malik Sunan

Abi Daud (Hadist), Jam‟ul Jawami (Ushul Fiqih) Tafsir Ibnu Katsir (Al-

Qur‟an) dan Kitab At-Thabiq Baina Al- Madzahib Al-Mudawwanah (Kitab

tentang persesuaian antara beberapa mazhab).

Kehausan akan ilmu pengetahuan baik di bidang umum maupun

agama, yang kini membuat KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary

sudah pantas mendapatkan gelar seorang ulama tidak lantas menjadikannya

angkuh dan sombong. Beliau tetap rendah hati dan selalu merasa ada ilmu

yang belum di fahami secara baik dan benar.85

Pada tahun 1951 M, beliau berhasil menyelesaikan pendidikan di

Darul Ulum dan mendapatkan gelar sebagai lulusan terbaik di angkatannya.

selang beberapa lama sejak beliau lulus, Ia diminta untuk mengajar di tempat

dimana beliau mengajar. Meski telah lulus dan mendapatkan lulusan terbaik,

beliau tetap belajar kepada Syehk Yasin Al-Fadani baik di rumah maupun di

kelas, dan pada akhirnya KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary

mendapat ijazah dari Syehk Muhammad Yasin Al-Fadani yang dinamakan

85

Muhammad Jaelani S.Ag., murid KH. Muhamad Muhajirin Amsar Addary, Interview

Pribadi, Bekasi, 20 Juni 2018

Page 55: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

45

Maslak Al-Jali Fi Asanid min Asanid Asy-Syaikh Umar Hamdan. Kemudian,

beliau juga di beri Ijazah oleh Syehk Muhammad Abdul Baqi setelah selesai

membaca kitab Al-Manahil As-Silsilah fi Al-Ahadist Al-Musalsalah, baik

secara fi‟liyah (perbuatan) maupun qauliyah (perkataan).86

Setelah tibanya beliau di tanah air, pada tanggal 3 April 1963, KH.

Muhammad Muhajirin Amshar Addary mendirikan Pondok Pesantren

bernama Annida Al-Islami, yang beralamat di Jl Ir H Juanda 124, Bekasi,

Jawa Barat. Dan semasa hidup beliau, KH. Muhammad Muhajirin Amshar

Addary menghabiskan masa hidupnya dengan mengajar dan mendidik para

santri.87

Ilmu falak (Astronomi) yang menjadi salah satu ilmu yang dikuasai

oleh KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary, pada awalnya berguru

kepada Syekh Ahmad bin Muhammad, salah seorang murid dari Syekh

Mansyur Al Falaky. Ilmu yang menuntut kecekatan mata dan kemampuan

berhitung secara akurat, dan ilmu ini telah lama menjadi daya tarik bagi KH.

Muhammad Muhajirin Amshar Addary. Beberapa waktu kemudian KH.

Muhammad Muhajirin Amshar Addary berguru langsung kepada Syekh

Mansyur Al-Falaky yang menjadi Muallif dari sebuah kitab yang bernama

Sullamun Nayyiroin.88

Sejak menguasai Ilmu Falak, KH. Muhammad Muhajirin Amshar

Addary telah melakukan praktek melihat awal bulan (Ru‟yat Al-Hilal) di

kampung halamannya, Kampung Baru. Wilayah yang saat itu sangat strategis

untuk menantikan munculnya bulan (Hilal). Posisi di Pematang Sawah

merupakan posisi tempat yang strategis dan ditemukan oleh KH. Muhammad

Muhajirin Amshar Addary setelah sebelumnya beberapa kali tidak berhasil

melihat bulan (Hilal) karena posisi yang tidak tepat. Pelaksanaan ru‟yat al-

86

Sejerah singkat perjalanan hidup Syeikh Muhamad Muhajirin Amsar Addary Allah

Yarham, (Bekasi: Pesantren Annida Al-Islamy, 2007), h.21. 87

H. Dhiya Al Maqdisi, Anak KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari,Interview

Pribadi, Bekasi, 22 Juni 2018. 88

Keluarga Besar KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary, “sejarah singkat dan sisi

lain kehidupan Syekh Muhammad Muhajirin Addary” (Bekasi: Pondok Pesantren Annida Al

Islam, 2012), h. 3-5.

Page 56: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

46

hilal di Kampung Baru dilaksanakan sejak tahun 1936 M yang dipimpin

langsung oleh KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary. Mulai tahun 1947

pelaksanaan ru‟yat al-hilal diteruskan oleh murid-murid beliau yang bukan

lain adalah adik-adik sepupunya, yaitu KH. Abdul Hamid, KH. Abdul Halim,

KH. Abdullah Azhari, dan KH. Abdul Salam. Hal ini disebabkan KH.

Muhammad Muhajirin Amshar Addary telah memutuskan untuk berangkat ke

Mekkah guna menuntut ilmu. Pada awalnya pelaksanaan ru‟yat al-hilal

dilaksanakan sebanyak 6 kali setiap tahunnya dimulai bulan Rajab sampai

Zulhijah. Namun apabila dianggap perlu pelaksanaan ru‟yat al-hilal itu

dilkukan setiap bulannya selama 7 tahun berturut-turut.89

KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary merupakan ulama yang

pertama kali mengemukakan pendapat bahwa bulan (hilal) dapat dilihat

dengan ukuran 2,5° secara langsung atau hanya menggunakan alat tradisional.

Namun hal dalam hal ini, tidak sembarang orang dapat melihat bulan (hilal)

pada derajat tertentu, semua itu memerlukan tahapan dan waktu yang sangat

lama untuk mencapai hal itu, seperti dikatakan dalam karya beliau bernama

Kitab Mishbahudzzulam

انز ػند ػه اا تؼذ يا ظشج حققح ا انذاس ف صا و سيعا فطش شال

يغ تا نشؤح ن كا اسذفاع انلل اقم ي دسجر تقهم. فانذاس ػه انشؤح تؼذ

الجراع غش أ ػذ يا كد ف انحشي انششف أ انلل شا قثم الجراع,

ذهك انشؤح تجة انشد فصاو اناط نى أس اخرلفا ت الئح يا ت فأشثد انقاظ

فهك يحذ ز صف. تا ضند يغ جاكشذا أ انلل أر كا اسذفاػ اقم ي

عثغ دسض ف يحم انخلف انشاجشج ل حل ل قج ال تا لل انؼه انؼظى.

رثؼ الدنح حصا جذا نى رؼصثا أن فؼاع ألئك أ أ كا ي انصف

ذهك انؼصثح

89

Maruf, Amin. Rukyat Untuk Penentuan Awal dan Akhir Ramadan Menurut Pandangan

Syariat dan Sorotan IPTEK, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995). h. 13

Page 57: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

47

C. Karya-karya KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary

KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary adalah seorang ulama

produktif yang telah menghasilkan berbagai karya dalam berbagai disiplin

ilmu. Tercatat 34 karangan dalam bahasa Arab yang telah dihasilkan oleh

KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary. Dalam bidang fiqh (7 kitab),

balagoh (2 kitab), tauhid (2 kitab), ushul fiqh (7 kitab), ushul hadits (3 kitab),

mantiq (2 kitab), faraidh (1 kitab), tarikh (4 kitab) qawaidh fiqh (1 kitab),

ushul tafsir (2 kitab), adab al bahas (1 kitab), wudhu (1 kitab), fiqh hadits (1

kitab), tasawuf (1 kitab).90

Karya-karya KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary yang telah

dipelajari oleh para santri di sekolah Annida Al-Islamy Bekasi Timur dan

pada murid-murid yang telah lulus dan membuka cabang sekolah Annida Al-

Islamy. Banyak karya-karya beliau yang sudah dikenal oleh para alim ulama

Bekasi dan sekitarnya. Dan nama-nama karya beliau yang masih dipelajari

hingga saat ini baik di sekolah maupun di pesantren ialah:

1) Misbah Al zhulam Fi Syarhi Bulugh Al maram, 8 jilid (Fiqh hadist);

2) Idhoh Maurud, 2 jilid (Ushul fiqh);

3) Muhammad Rasulullah (Tarikh);

4) Mirah Amuslim Fi Siroh Khulafa (Tarikh);

5) Al Muntakhab Min Tarikh Daulah Umayyah (Hadist)

6) Ta‟liqot Ala Matini Al Jauharoh 2 jilid (Tauhid), Muhtaroh Al

Balaghah 2 jilid (Balaghah);

7) Qowaid Al Nahwiyah 2 jilid (Nahwu/ Tata Bahasa Arab);

90

Sejarah Singkat Perjalanan Hidup Syekh Muhammad Muhajirin Amsar Addary Allah

Yarham, (Bekasi: Pesantren Annida Al-Islamy, 2007). h. 21

Page 58: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

48

BAB IV

PENETAPAN AWAL BULAN QOMARIYASH MENURUT PEMIKIRAN

KH MUHAMMAD MUHAJIRIN AMASAR ADDARY

A. Penetapan Awal Bulan Menurut KH. Muhammad Muhajirin

Sebagaimana telah di diungkapkan pada permulaan tulisan ini bahwa

di Indonesia hampir selalu terjadi perbedaan di dalam memahami dan

mengaplikasikan penentuan awal bulan Qamariyah, khususnya Ramadhhan,

Syawal, dan Zulhijah. Implikasi lebih jauh dengan adanya perbedaan tersebut

munculnya tiga arus utama yaitu Pertama Mazhab Rukyah yang di

presentasikan oleh organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia yaitu

organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Kedua, Mazhab Hisab dengan yang

menjadi peran utama di Indonesia ini adalah organisai masyarakat yang

bernama Muhammadiah. Dan ketiga adalah Mazhab Imkanurrukyah yang

mana ini di munculkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dari ketiga arus

tersebut pola penentuan awal bulan Qomariah menurut KH.Muhaamad

Muhajirin Amshar Addary ada di dalam salah satu dari tiga tersebut.

Penetapan awal bulan yang di lakukan oleh KH. Muhammad

Muhajirin Amshar Addary dan Para muridnya hingga saat ini berdasarkan

pada peredaran bulan dan bumi yang ssebenarnya. Dengan kata lain beliau

menggunakan sistem hisab rukyatulhilal menggunakan bantuan patok bambu

atau kayu berbentuk huruf T yang diletakkan dengan posisi tegak. Masing-

masing ujungnya menghadap ke arah Barat dan Timur sejatinya Secara

rutinitas bulanan, KH. Muhammad Muhajirin beserta murid-muridnya juga

selalu memperhatikan kedudukan bulan pada tanggal 25 dan seterusnya

sampai akhir tanggal pada waktu pagi hari atau setelah shalat Subuh, karena

menurut pengalaman, munculnya hilal bulan baru tidak akan berbeda

kedudukannya pada akhir bulan.91

91

BJ Habibie, Rukyah dengan Teknologi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1994), cet. 1, h.

63.

48

Page 59: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

49

Untuk dapat melaksanakan rukyatul hilal, hasil hisab harus Imkan ar-

Ru„yat (kepastian bahwa bulan sudah dapat dilihat sesuai dengan

ketinggiannya) dengan data ketinggian bulan minimal 2˚ dan bisa dilihat oleh

mata telanjang untuk pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary,

sebgaimana perkataan beliau dalam kitab Misbahu adzulam:

اا تؼذ يا ظشج حققح ا انذاس ف صا و سيعا فطش شال انز ػند ػه

يغ تا نشؤح ن كا اسذفاع انلل اقم ي دسجر تقهم. فانذاس ػه انشؤح تؼذ

الجراع غش أ ػذ يا كد ف انحشي انششف أ انلل شا قثم الجراع,

او اناط نى أس اخرلفا ت الئح يا ت فأشثد انقاظ ذهك انشؤح تجة انشد فص

فهك يحذ ز صف. تا ضند يغ جاكشذا أ انلل أر كا اسذفاػ اقم ي

عثغ دسض ف يحم انخلف انشاجشج ل حل ل قج ال تا لل انؼه انؼظى.

نى رؼصثا أن فؼاع ألئك أ أ كا ي انصف رثؼ الدنح حصا جذا

ذهك انؼصثح.92

dan kedudukan hilal berada di utara atau selatan matahari yang disebut

dengan Fî „Ilmillah . Rukyatul hilal ini dilakukan sebelum dan setelah waktu

Magrib tiba, sejak matahari terbenam sampai ± 10 menit ke depan.93

Tata cara rukyatul hilal secara tradisional yang dilakukan oleh KH.

Muhammad Muhajirin Amsar Addari dapat dilihat pada gambar 2.1 dan 2.2

92

Muhammad Muhajirin Amsar Addari, Misbahu Adzulam, (Jakarta: Darul Hadits, 1993),

juz iii, h. 86. 93

Muhammad Muhajirin Amsar Addari, Misbahu Adzulam, (Jakarta: Darul Hadits, 1993),

juz iii, h. 76.

Page 60: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

50

Arah Matahari

(2° x4) menit sebelum matahari terbenam

Gambar 2.1 Kedudukan patok

Arah matahari

(2° x4) menit sebelum matahari terbenam

Gambar 2.2 Rukyah dengan patok

Keterangan :

1) Z° = derajat ketinggian hilal berdasarkan hasil hisab

2) (Z°x4), karena 1° (satu derajat) = 4 menit

Selatan / Kanan

Matahari

Utara / Kiri

Matahari

Page 61: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

51

Kemampuan teleskop atau teropong hanya dapat menjangkau sekitar

satu bulatan bulan dan ketinggian hilal minimal 5˚. Berbeda dengan

menggunakan mata telanjang, yang penting posisikan patok kayu

berdasarkan perhitungan, lalu pantau hilal dengan mata awas, pastikan

posisi hilal berdasarkan perhitungan apakah berada di Selatan atau Utara

Matahari.94

Jika sudah selama tinggi hilal masih dalam batas memungkinkan

untuk dirukyah yaitu 2˚ kemungkinan besar rukyatul hilal akan berhasil.

Untuk itu, walaupun sudah ada teknologi canggih seperti teropong, perlu

dilestarikan metode rukyah secara tradisional. Semua metode hisab adalah

buatan manusia yang berupa data perkiraan hasil penelitian manusia, jadi

semua hasil hisab hanyalah sebuah patokan dalam melakukan rukyatul hilal.

Apalagi dengan menggunakan teleskop yang hanya menjangkau sekitar satu

bulatan bulan dan berkemampuan meneropong hilal di atas 5˚, kemungkinan

berhasilnya merukyah dengan teropong lebih kecil daripada dengan mata

telanjang dan KH. Muhammad Muhajirin juga merujuk kepada gurunya

yaitu Syekh Mansur Al Falaky Jembatan Lima Jakarta Barat dengan

menggunakan metode Sullam an-Nayyiroin yang mana banyak istilah-istilah

khusus yang digunakan antara lain sebagai berikut:

1) Alâmah adalah petunjuk waktu (hari, jam, dan menit) terjadinya

ijtimak atau konjungsi antara matahari dan bulan yang ditentukan

berdasarkan waktu rata-rata Alâmah dijadikan acuan untuk

mendapatkan waktu ijtimak yang sebenarnya;

2) Hishshah adalah tenggang waktu atau jarak yang harus diperhitungkan

dari kedudukan benda langit ke kedudukan benda langit lainnya, yakni

busur pada falak bulan dihitung dari titik simpul sampai ke titik pusat

bulan berada atau dari saat tertentu ke saat tertentu lainnya;

3) Khâshah adalah busur sepanjang eklipitika yang diukur dari titik pusat

bulan hingga titik haml sebelum bergerak;

94

Royadi, Tokoh Ilmu Falak Jakarta Barat, Interview Pribadi, Pegadungan, 13 September 2018.

Page 62: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

52

4) Markaz adalah busur sepanjang ekliptika yang diukur dari matahari

sampai titik hamal sebelum bergerak. Nilai Markaz disesuaikan

dengan tempat/lokasi yang dijadikan pedoman dalam perhitungan;

5) Auj adalah titik terjauh, yaitu titik terjauh pada lintasan bulan atau

satelit dengan planet dalam peredarannya mengelilingi planet yang

menjadi pusat peredarannya. Dalam astronomi dikenal dengan Apooge;

6) Ta„dil Khâshah adalah perata pusat bulan agar didapat kedudukan

bulan yang sebenarnya sepanjang lingkaran deklinasinya diukur dari

lingkaran ekliptika;

7) Ta„dil Markaz adalah Perata pusat matahari agar didapat kedudukan

bulan yang sebenarnya sepanjang lingkaran ekliptika;

8) Bu„d Ghair Mua„ddal yaitu jarak antara bulan dan matahari dari titik

khatulistiwa yang belum terkoreksi. Bu„d Ghair Mua„ddal adalah hasil

jumlah antara Ta„dil Khâshah dengan Ta„dil Markaz;

9) Ta„dîl asy-Syams yaitu koreksi terhadap jarak antara matahari dan Burj

Haml. Ta„dîl asy-Syams dapat kita tentukan dengan menjumlahkan

Ta„dil Markaz dengan hasil perkalian antara Bu„d Ghair Mua„ddal

dengan nilai 0˚ 5˚ atau dikalikan dengan 1/12;

10) Wasth asy-Syamsi yang merupakan hasil penjumlahan antara nilai

Markaz dengan nilai Auj. Wasth asy-Syamsi adalah jarak antara

matahari dan buruj hamal yang belum terkoreksi;

11) Muqawwam asy-Syams adalah posisi matahari dari Burj Haml yang

sudah terkoreksi pada saat ijtimak. Muqawwam asy-Syams merupakan

hasil pengurangan antara Wasth asy-Syamsi dengan Ta„dîl asy-Syams;

12) Daqa‟iq Ta„dîl al-Ayyâm adalah pengkoreksian terhadap jumlah hari

agar didapati suatu hari terjadinya Ijtima‟ yang sebenarnya;

13) Bu„d Mua„ddal yaitu jarak matahari dengan titik haml yang telah

dikoreksi, nilai ini adalah hasil pengurangan antara Bu„d Ghair

Mua„ddal dengan Daqa‟iq Ta„dîl al-Ayyâm;

Page 63: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

53

14) Hishshah as-Sa„ah (Ta„dîl H ishshah) adalah perata pusat bulan agar

didapati kedudukan bulan yang sebenarnya sepanjang lingkaran

deklinasinya diukur dari lintasan ekliptika;

15) Hishshah as-Sa„ah (Ta„dîl H ishshah) adalah perata pusat bulan agar

didapati kedudukan bulan yang sebenarnya sepanjang lingkaran

deklinasinya diukur dari lintasan ekliptika;

16) „Alâmah Mu‟addalah yang merupakan waktu ijtimak yang telah

terkoreksi. Nilai Alamah Mu‟addalah merupakan hasil pengurangan

antara „ Alamah dengan Ta‟dil „Alamah;

17) Sa„ah Ijtima„ adalah waktu terjadinya ijtimak. „Alâmah Mu‟addalah

dijumlahkan dengan 18 jam yang merupakan waktu Ghurûb

(terbenamnya matahari), dikarenakan waktu ijtimak terjadi setelah

ghurub. Lalu dikurangi dengan 24 jam jika nilai jamnya lebih dari 24

untuk mencari waktu yang utuh;

18) Alâmah Mu‟addalah tanpa nilai hari, kemudian hasilnya di bagi 2,

maka diperoleh Irtifâ„ al-Hilâl (tinggi hilal);

19) Irtifâ„ al-Hilal (Tinggi Hilal) tersebut dibagi 15, maka diperoleh data

Mukts al-Hilâl (Lama Hilal di Ufuk);

20) Ardh al-Qamar adalah besar bulan;

21) Nûr al-Hilâl yaitu kapasitas cahaya yang dipancarkan oleh hilal, nilai

tersebut dapat ditentukan dari hasil penjumlahan dari Mukts al-Hilâl

(lama hilal di ufuk) dengan „Ardh al-Qamar.95

B. Dasar Pijakan KH.Muhammad Muhajirin Amsar Addari Dalam

Menentukan Awal bulan Qomariyah

Penetapan awal bulan Qomariyyah menurut KH. Muhammad

Muhajirin Amsar Addari didasarkan pada dalil-dalil yang bersifat qhat‟i dan

mengambil dari kitab-kitab ulama mutaqoddimin dan tentunya beliau

bersandar kepada Al-Qur‟an yang paling pertama, diteruskan dengan hadits,

diteruskan dengan Ijma‟a, dan terakhir dengan Qiyas. Sudah diketahui oleh

95

Muhammad Mansur, Sulamun Nayyirain, ,(Jakarta: 1995), cet. 2, h. 1-4.

Page 64: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

54

para kaum muslimin tentang penetapan awal bulan Qomariah baik Ramadan,

Syawal, dan Zulhijah bahwa Allah berfirman dalam Al-Qur‟an Surat Al-

Baqarah ayat 164, Al-Anbiya ayat 33 dan Yaasin ayat 40;

1. Surat Al Baqarah ayat 164 ا ٱنفهك ٱنر ذجش ف ٱنثحش ت اس ٱن م ف ٱن ٱخره ٱلسض خ ف خهق ٱنغ إ

تس فا ذا ٱلسض تؼذ ي اء فأحا ت اء ي ي ٱنغ ي يا أضل ٱلل كم ي فغ ٱناط

و ؼقه د نق ٱلسض ل اء ٱنغ ش ت غخ ٱنغحاب ٱن ح ذصشف ٱنش داتح

Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya

malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna

bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan

air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di

bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang

dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan

dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.

2. Surat Al Anbiya ayat 33

ش كم ف فهك غثح ٱنق ظ ٱنش اس ٱن م ٱنز خهق ٱن

Artinya : “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan

bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”

3. Surat Yunus ayat 5

ٱنحغاب ا ػذد ٱنغ قذسۥ ياصل نرؼه ش سا ٱنق ظ ظاء ٱنز جؼم ٱنش يا

و ؼه د نق م ٱل نك إل تٱنحق فص ر خهق ٱلل

Artinya : “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya

dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan

bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).

Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia

menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang

mengetahui.”

4. Hadits

Page 65: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

55

KH.Muhammad Muhajirin pun mengambil dalil-dalil hadist yang

bersumber dari Rasulullah SAW, salah satunya hadits nabi yang diriwayatkan

oleh Ibnu Umar ra, ػ ات ػش سظ للا ذؼه ػا قال عؼح سعل للا صه للا ػه عهى قل :

يرفق ػه -أرا سأر فصيا، أرا سأر فأفطشا،فأ غى ػهكى فاقذسا ن -

شلش نغهى : فأ أغ ػهكى فاقذسا ن

نهثخش : فأكها انؼذج شلش96

Artinya : “Diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra, aku mendengar bahwasanya

Rasulullah SAW bersabda : apabila kalian melihat hilal berpuasalah, dan

apabila kalian melihat hilal maka berbukalah, maka jika tertutup hilal maka

kira-kira kanlah.” (HR. Bukhori-Muslim)

Dan dalam hadist yang lainnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra

ذ صيا ش فإ ها شلش كى فأك غى ػه غكا نا فإ ا أفطشا نشؤر نشؤر

أفطشا فصيا ذا شا97

Artinya : “Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena

melihatnya dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika hilal- itu

tertutup dari pandangan kalian, sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari,

jika ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah kalian.”

Dalam hadits ini dipersyaratkan dua orang saksi ketika melihat hilal

Ramadan dan Syawal. Namun untuk hilal Ramadan cukup dengan satu saksi

karena hadits ini dikhususkan dengan hadits Ibnu „Umar yang telah lewat.

5. Pendapat ulama

a) Sebagaimana telah ditulis di awal bahwasanya KH. Muhammad Muhajirin

menetapkan awal bulan Qomariyah bukan hanya mengambil dalil-dalil

Al-Qur‟an dan hadist akan tetapi beliau juga mengambil pendapat ulama-

ulama atau guru-guru beliau baik di Indonesia maupun di Makkah dan

Madinah;

96

Mahfudz Asyirun, Isbatu Awwali Ramadan Wassawwal bi Rukyati aw bil Hisab,

(Jakarta: Al Itqon, 2015), h.1. 97

Muhyiddin Abdus Shomad, Al Hujjaj Al Qath‟iyyah fi Shihhah Al Mu‟taqidat wa Al

Amaliyat An Nahdiyyah, (Surabaya: Khalista, 2015), cet. 3, h. 103.

Page 66: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

56

b) Syekh Mansur al Falaky Jakarta, KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari mengambil dasar-dasar pendapat beliau dalam kitab sullamun-

nayrin;

c) Syekh Ahmad Mansyuri, KH.Muhammad Muhajirin juga mengambil

dasar-dasar dari pemikiran beliau ketika belajar di Darul Ulum Mekkah;

d) Syekh Muhammad Amin-Asyinqiti, KH. Muhammad Muhajirin juga

mengambil dasar-dasar pemikiran beliau ketika waktu belajar di Madinah;

e) Syekh Yasin Al-Fadani, KH. Muhammad Muhajirin juga mengambil

dasar-dasar dari pemikiran beliau dalam kitab Islahu Attaqwim;

f) Dan para ulama-ulama lainya baik yang ada di Indonesia maupun di

Makkah dan Madinah.98

KH. Muhammad Muhajirin juga mengambil dasar untuk menetapkan

awal bulan Qomariyah dengan menggunakan pemikirannya sendiri yang

dinamai dengan metode ilhaq al masail bi nazairiha, yakni menyamakan

hukum suatu kasus/masalah yang belum dijawab oleh kitab (belum ada

ketetapan hukumnya) dengan kasus/masalah serupa yang telah dijawab oleh

kitab (telah ada ketetapan hukumnya), atau menyamakan dengan pendapat

yang sudah jadi.

Secara bahasa, kata ilhaq adalah masdar dari alhaqa', yulhiqu yang

berarti menyusul, mendapatkan, menambahkan, menggabungkan.99

Adapun

secara istilah, ilhaq adalah menganalogikan hukum permasalahan tertentu

yang belumada dasar hukumnya dengan kasus serupa yang sudah ada dalam

suatu kitab rujukan.100

Ilhaq adalah upaya menyamakan hukum suatu kasus

(baru) yang belum diperoleh pendapat ulama masa lalu dengan kasus yang

sudah ada jawaban hukumnya dalam kitab mu‟tabar. Dengan ungkapan lain

ilhaq adalah menyamakan suatu kasus (mulhaq) dengan mencari padanan

kasus lain (mulhaq bihi) yang sudah jelas hukumnya dalam suatu kitab

mu‟tabar atas dasar bukti persaaan antara keduanya (wajhu al-ilhaq). 98

Mahfudz Asyirun, Pimpinan Pondok Pesantren Al Itqaan, Interview Pribadi, Kosambi, 14

September 2018. 99

Ahmad Warson Munawwir, al Munawwir… 1350 100

Ahmad Zahro, Tradisi Intelektual NU : Lajnah Bahtsul Masa‟il, 1926-1999, (Yogyakarta:

LKIS, 2004), 143.

Page 67: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

57

Apabila Qiyas adalah menyamakan hukum sesuatu yang belum ada

ketetapan hukumnya dengan sesuatu yang sudah ada kepastian hukumnya

berdasarkan nash atau ijma‟, maka ilhaq adalah menyamakan hukum sesuatu

yang belum ada ketetapan hukumnya dengan sesuatu yang sudah ada

kepastian hukumnya berdasarkan kitab-kitab mu‟tabar yang menjadi rujukan.

(perasional metode ilhaq ini tepat pada masalah yang dipastikan tidak ada

ulama bermazhab Sunni (mazhab al-arba‟ah) yang pernah mengeluarkan

pendapat hukum syar‟i atas masalah yang dibahas.

Salah satu contoh penggunaan metode ilhaqi dalah keputusan

Muktamar NU ke 2 di Surabaya tanggal 12 Rabi‟ al-Thani 1246 H/9 Oktober

1927 M tentang memakai pen dari emas.

a. Bagaimana hukumnya memakai pen emas? Haram ataukah tidak?

b. Hukum memakai pen emas adalah haram. Karena termasuk

larangan memakai bejana dari emas, seperti pat celak mat

(mirward). Demikian ini dari menurut mazhab Syafi‟i. tetapi

dalam mazhab Hanafi, terdapat pendapat yang

memperbolehkannya. Oleh karenanya para pemakai tempat celak

supaya mengikuti pendapat tersebut (mazhab hanafi) supaya

terhindar dari hukum haram.

Dengan kata lain menentukan awal bulan Qomariyah dengan tahun-

tahun sebelumnya, pernah suatu ketika salah satu murid dari beliau yang

bernama KH. Mahfudz Asirun menanyakan tentang awal bulan Qomariyah

pada tahun 1995, “Kyai tahun ini apakah kita puasa? karena hilal pun tidak

bisa dilihat”. Jawab kiyai “dua tahun yang lalu hilal kelihatan, besok saya

puasa, terserah ente mau ngikutin atau engga, tapi jangan disebarluasin

karena yang berhak memperluaskan berita puasa atau tidaknya itu

kementerian agama”.101

Itulah salah satu keunikan pemikiran KH. Muhamad

Muhajirin dalam menentukan awal bulan Qomariyah.

101

Mahfudz Asyirun, Pimpinan Pondok Pesantren Al Itqaan, Interview Pribadi, Kosambi, 14

September 2018.

Page 68: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

58

C. Pengaruh Pemikiran KH. Muhamad Muhajirin Terhadap Komunitas-

Komunitas yang Berada di Wilayah Bekasi dan Sekitarnya

Dampak dari pada pemikiran KH. Muhamad Muhajirin dalam

menentukan awal bulan Qomariyah. Adapun membangun sebuah peradaban

keilmuan. Cikal bakal pemikiran beliau tersebar luas di wilayah Bekasi Timur

dan sekitarnya dan tempat kelahiran beliau. Contohnya :

1. Lajnah Falaqiyah Al-Husainiyyah

Tempat ini sebelum menjadi Lajna Falaqiyah disebut tempat

ngeker bulan yang terletak di wilayah Cakung Barat di Jakarta Timur

tepatnya di Masjid Jami al-Makmur. Sosok KH. Muhamad Muhajirin

Amsar Addari yang pertama kali mengembangkan ilmu falak baik dalam

segi materi maupun penerapannya. Dan beliau tidak serta merta

mendirikan Lajnah Falaqiyah ini sendiri melainkan dengan beberapa

murid-muridnya yang tiada bukan saudara sepupu beliau sendiri yaitu KH.

Abdul Hamid dan bersama ulama-ulama lainnya seperti KH. Dzinun, KH.

Abdul Salam, KH. Abdullah Azhari, dan KH. Abdul Halim.

Sekitar akhir tahun 1950 Masehi, Lanjah Falaqiyah menjadi tempat

rujukan dibidang Ilmu falak bagi masyarakat dan ulama-ulama yang

berada di Bekasi dan sekitarnya. Kepercayaan yang datang dari kalangan

luas ini memompa para pendirinya untuk terus menekuni kegiatan yang

mereka rintis. Puluhan tahun sudah kegiatan tersebut berjalan, sampai

mereka menutup usia pun kegiatan tersebut kegiatan tersebut tetap

terlaksana.

Penelitian hisab dan rukyah itu akhirnya diambil alih oleh KH.

Ahmad Syafi‟i Abdul Hamid yang tiada bukan keponakan dari KH.

Muhamad Muhajirin.102

Dan tempat ini pula yang berhasil melihat hilal

awal bulan Zulhijah pada ketinggian 2° 25‟ 0”. Hasil ini disahkan oleh

Pengadilan Agama Jawa Barat. Berdasarkan hal tersebut KH. Zubair Umar

102

Ahmad Syafi‟I Abdul Hamid, Pimpinan Lajnah Falakiyah Al Husainiyyah, Interview

Pribadi, Jakarta Timur, 16 September 2018.

Page 69: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

59

memasukan kejadian itu dalam kitab karanganya yang berjudul Al-

Khulashah al-Wafiyyah.103

2. Mirkot Ilmiah al-Itqon

Pondok pesantren ini sangatlah kental dengan pemikiran-pemikiran

KH. Muhamad Muhajirin Amsar Addari yang mengamalkan dan mengkaji

karya-karya dari pada KH. Muhamad Muhajirin Amsar Addari. Begitu

pula dalam menentukan awal bulan Ramadan dan 1 Syawal atau Hari

Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Pondok pesantren ini dipimpin

oleh KH. Mahfudz Asirun yang mana beliau murid dari pada KH.

Muhamad Muhajirin, khususnya wilayah Duri Kosambi, Pondok Randu,

Cengkareng, dan Rawa Lele mengikuti awal dari pada bulan Ramadan,

Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha merujuk kepada pemikiran

KH. Muhamad Muhajirin.

KH. Mahfudz Asirun adalah sosok ulama yang kharismatik dan

bersahaja, beliau banyak sekali belajar atau menuntut ilmu dari KH.

Muhamad Muhajirin baik dibidang Ilmu Nahwu, Sharaf, Hadis, Tarikh,

Fikih, Falak, dan berbagai ilmu disiplin lainya. Beliau pun menjadi ketua

MUI Jakarta Barat dan menjadi ketua Suryah PWNU Jakarta Barat,

sampai sekarang wilayah Duri Kosambi dan sekitarnya ketika menjelang

awal bulan Ramadan dan menjadi awal bulan Syawal KH. Mahfud Asirun

mengumpulkan tokoh-tokoh ulama, tokoh masyarakat, dan ketua DKM

wilayah Kosambi dan sekitarnya guna untuk mengisbatkan dan

menyepakati kapan dimulainya awal Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.104

Dan hasil musyawarah dari pada awal bulan Ramadan begitu pula

hari raya Idul Fitri tidak disiarkan keseluruh masyarakat Indonesia akan

tetapi diberitahukan kepada wilayah-wilayah tertentu yang mengikuti

pemikiran KH. Muhamad Muhajirin. Sampai saat ini Pesantren al-Itqon

103

Zubair Umar Al Jaelani, Al Khulashoh Al Wafiyyah fi Al Falaki bi Jadawali Al Lughor

Taimiyyah, (Surakarta: Melati, 1987), cet. 1, h. 133. 104

Mahfudz Asyirun, Pimpinan Pondok Pesantren Al Itqaan, Interview Pribadi, Kosambi,

14 September 2018.

Page 70: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

60

kental dengan pemikiran-pemiiran KH. Muhamad Muhajirin dengan

berbagai disiplin ilmu.

Page 71: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya,

maka sebagai akhir dari penelitian ini penulis akan menarik kesimpulan

untuk menjawab permasalahan yang penulis teliti.

1. Penetapan awal bulan yang di lakukan oleh KH. Muhammad

Muhajirin Amshar Addary dan murid-muridnya hingga saat ini

berdasarkan pada peredaran bulan dan bumi yang ssebenarnya.

Dengan kata lain beliau menggunakan sistem hisab rukyatulhilal

menggunakan bantuan patok bambu atau kayu berbentuk huruf T yang

diletakkan dengan posisi tegak. Masing-masing ujungnya menghadap

ke arah Barat dan Timur sejatinya Secara rutinitas bulanan. KH.

Muhammad Muhajirin beserta murid-muridnya juga selalu

memperhatikan kedudukan bulan pada tanggal 25 dan seterusnya

sampai akhir tanggal pada waktu pagi hari atau setelah shalat Subuh,

karena menurut pengalaman, munculnya hilal bulan baru tidak akan

berbeda kedudukannya pada akhir bulan.

2. Penetapan awal bulan Qomariyyah menurut KH. Muhammad

Muhajirin Amsar Addari didasarkan pada dalil-dalil yang bersifat

qhat‟i dan mengambil dari kitab-kitab ulama mutaqoddimin dan

tentunya beliau bersandar kepada Al-Qur‟an, hadits serta pendapat

ulama (baik ijma maupun qiyas). Pendapat ulama yang sering

dijadikan pedoman oleh KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addari

kebanyakan berasal dari gurunya, baik sewaktu di Mekkah, Madinah

maupun di Indonesia. Sebut saja Syekh Mansur al Falaky, Syekh

Ahmad Mansyuri, Syekh Muhammad Amin-Asyinqiti dan Syekh

Yasin Al-Fadani.

61

Page 72: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

62

3. Dampak dari pada pemikiran KH. Muhamad Muhajirin Amsar Addari

dalam menentukan awal bulan Qomariyah baik baik terhadap

komunitas yang mengikuti pemikirannya dan muridnya di wilayah

Bekasi Timur diantaranya sebagai berikut:

a. Lajnah Falaqiyah Al-Husainiyyah, yang merupakan rujukan

dibidang Ilmu Falak bagi masyarakat dan ulama-ulama yang berada

di Bekasi dan sekitarnya.

b. Mirkot Ilmiah Al-Itqon, yang merupakan lembaga pendidikan

pondok pesantren yang sangat kental dengan pemikiran-pemikiran

beliau.

B. Saran

1. Hendaknya Pemerintah khususnya dari Kementerian Agama

mengundang tokoh-tokoh ulama dalam suatu sidang isbat persoalan

rukyah yang diadakan oleh Kementerian Agama.

2. Sudah seyogyanya pemikiran KH. Muhammad Muhajirin Amsar

Addari dipalajari dan dijadikan salah satu rujukan bagi lembaga

pendidikan dalam bidang rukyah di Indonesia.

3. Fakultas Syariah dan Hukum hendaknya lebih memfafsilitasi sarana

dan prasarana praktek ilmu falak, seperti mengadakan laboratorium

perbintangan guna meningkatkan pemahaman dan kualitas mahasiswa

dalam persoalan ilmu falak.

Page 73: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

63

DAFTAR PUSTAKA

Al Baghdady, Abdurrahman, Umatku Saatnya Bersatu Kembali ”Telaah Kritis

Perbedaan Awal dan Akhir Ramadan, Jakarta: Insan Citra Media Utama,

2009.

Addari, Muhammad Muhajirin Amsar, Misbahu Adzulam, Jakarta: Darul Hadits,

1993.

Al Jaelani, Zubair Umar, Al Khulashoh Al Wafiyyah fi Al Falaki bi Jadawali Al

Lughor Taimiyyah, Surakarta: Melati, 1987.

Amin, Ma‟ruf, Rukyat Untuk Penentuan Awal dan Akhir Ramadan Menurut

Pandangan Syariat dan Sorotan IPTEK, Jakarta: Gema Insani Pres.

1995.

Azhari, Susiknan, Ilmu Teori dan Praktek, Yogyakarta : Lazuardi, 2001.

Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Badan Hisab dan Rukyah Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyah, Proyek

Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Jakarta : 1981.

Departemen Agama RI, Pedoman Tehknik Rukyah, Jakarta: Direktorat

Pembinaaan Badan Peradilan Agama Islam, 1995.

Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyah, Jakarta: Dirjen Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam, 1990.

Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Houve, 1999.

Habibie, BJ, Rukyah dengan Teknologi, Jakarta: Gema Insani Press, 1994.

Ibrahim, Salamun, Ilmu Falak Cara Mengetahui Awal Bulan, Awal Tahun,

Musim,Kiblat dan Perbedaan Waktu, Surabaya : Pustaka Progressif.

2013.

Page 74: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

64

Ilmanudin, Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektip NU dan Muhammadiyah

Suatu Komparasi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2003.

Imam Ibnu al-Husen Muslim Ibn al-Hajaj Ibn Muslim al-Qusyairy al-Niisaburi,

al-Jami al-Shahih al-Musamma Shaih Muslim Juz II, Semarang, Toha

Putra, 2012.

Imam Ibnu al-Husain Muslim bin al-Hajaj Ibn Muslim al- Qusairi al- Nisaburi, al-

jami‟u al-Shahih al-Musamma Shahih Muslim Juz II, Semarang: Toha

Putra

Izzudin, Ahmad, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia; Upaya Penyatuan Mazhab

Rukyah dengan Mazhab Hisab, Cetakan I, Yogyakarta : Logung Pustaka,

2003.

Kardiman, dkk, Garis Tanggal Kalender Islam 1421 H, Bogor: Bakosutanal,

2001.

Keluarga Besar Syeikh KH. Muhamad Muhajirin Amsar Addary, “sejarah

singkat dan sisi lain kehidupan Syeikh Muhajirin Muhajirin Amsar

Addary”, Bekasi: Pondok Pesantren Annida Al Islam, 2012.

Khazin, Muhyiddin, Kamus Ilmu Falak, Yogjakarta : Buana Pustaka, 2005.

Khazin, Mukhyidin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta : Buana

Pustaka, 2004.

Madjid, Nurcholis, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Yayasan Wakaf

Paramadana, 1992.

Maskufah, Memahami Tarikh Masehi dan Hijri: Suatu Perbandingan, makalah

ini disampaikan pada seminar Ilmu Falak I pada tanggal 14 Desember

2004 di gedung Teater lantai II. H.73

Ma‟luf, Louis, Al-Munjit, Mesir: Al-Mathbaah Al-Katholikiyyah, 1918.

Page 75: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45938... · 2019-07-02 · khazanah Islam yang sangat berharga. Ilmu ini di

65

Muhaimin, Abdul bin Abdul Lathif, Fath Al-lathiif Al-Rahiim Fi Al-Falaq

Bijadwali Al-lughotirmiyyah Libni Lathif, Banten : Matbah Tsaniyah,

1986.

Nasution, Harun, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta : Djambatan, 1992.

Setyanto, Hendro, Membuat Langit, Jakarta: Al-Ghuraba, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2003.

Thoha, Ahmad, Astronomi dalam Islam, Surabaya: Bina Ilmu, 1983.

Wawancara langsung kepada bapak H. Dhiya Al-Maqdhisi pada Rabu 20 Juni

2018.

Wawancara langsung kepada bapak H. Dhiya Al-Maqdisi pada Jumat, 22 Juni

2018.

Zahro, Ahmad, Tradisi Intelektual NU : Lajnah Bahtsul Masa‟il, 1926-1999,

Yogyakarta: LKIS, 2004.

Satria, Eka, ”Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektif Al-Marzukiyah (Studi

Terhadap Kalangan Al- Marzukiyah di Cipinang)”, Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2006.