program siaran musik koes plus di radio dan …/program... · istilah komunikasi berasal dari...

138
PROGRAM SIARAN MUSIK KOES PLUS DI RADIO DAN KESENJANGAN KEPUASAN PENDENGAR (Studi Kesenjangan Kepuasaan Mendengarkan Siaran Musik Koes Plus Radio Mentari FM Dan RRI PRO 2 FM di Kalangan Koes Plus Fans Surakarta (KPFS)) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh: DYAH KUMALASARI D 1207517 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010

Upload: lenguyet

Post on 11-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROGRAM SIARAN MUSIK KOES PLUS DI RADIO

DAN KESENJANGAN KEPUASAN PENDENGAR

(Studi Kesenjangan Kepuasaan Mendengarkan Siaran Musik Koes Plus

Radio Mentari FM Dan RRI PRO 2 FM di Kalangan

Koes Plus Fans Surakarta (KPFS))

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:

DYAH KUMALASARI

D 1207517

Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2010

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini media radio maupun televisi menghadirkan beragam program

acara untuk memikat perhatian khalayak. Program acara yang dihadirkan bervariasi,

ada yang bersifat informasi maupun hiburan. Beberapa tahun yang lalu, program

acara mandarin banyak hadir di media televisi maupun radio. Sajian program acara

mandarin yang ditayangkan media massa mendapat respon baik dari audiens.

Misalnya saja tayangan film Meteor Garden yang cukup menyita perhatian khalayak

dan akhirnya menyusul dengan film-film mandarin yang lain. Tidak hanya dalam

bentuk sajian film, lagu-lagu mandarin juga cukup diminati audiens terbukti radio-

radio menyajikan acara khusus yang memutarkan lagu-lagu mandarin. Melalui

program acara yang ditayangkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan audiens

sehingga mereka menjadi penggemar setia program acara tersebut dan setia pada

media massa yang menghadirkan program tersebut.

Saat ini sudah berbeda lagi, sindrom program acara mandarin telah

memudar dan program acara hiburan dengan memutarkan lagu-lagu dan video klip

terbaru serta menampilkan live music menjadi salah satu pilihan di stasiun televisi

maupun radio. Program acara hiburan dengan segmentasi remaja disuguhkan dengan

variasi dari masing-masing stasiun radio maupun televisi untuk menghibur dan

memikat audiens. Media radio menarik perhatian pendengar dengan sajian program

musik, dimana musik merupakan ujung tombak siaran. Program acara lagu-lagu

2

pilihan pendengar khususnya untuk anak muda, hampir ada dalam jadwal program

acara stasiun-stasiun radio, karena memang acara musik banyak digemari pendengar.

Bukan hanya anak muda yang membutuhkan hiburan, namun orang dewasa

juga membutuhkan hiburan yang sama dengan anak muda. Program acara yang

memutarkan lagu-lagu pilihan pendengar juga menjadi pilihan pendengar dewasa.

Bukan lagu-lagu yang populer saat ini yang menjadi kegemaran mereka, namun

lagu-lagu yang populer pada saat mereka muda atau untuk saat ini bisa dikatakan

lagu kenangan. Selain itu tidak berbeda dengan anak muda jaman sekarang yang

mempunyai penyanyi atau grup musik favorit. Orang-orang dewasa pun juga

mempunyai grup musik favorit. Salah satu grup musik Indonesia yang terkenal pada

dasawarsa 1970-an dan mempunyai banyak penggemar serta dianggap sebagai

pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia, adalah grup musik Koes Plus.

Nama grup musik Koes Plus ini memang sudah tidak asing ditelinga

khalayak pecinta musik. Lagu-lagu yang mereka ciptakan dan lantunkan menjadi

lagu yang masih tersimpan baik dimemori setiap pencintanya. Hasil karya Koes Plus

selalu dinikmati oleh orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai penggemar grup

musik Koes Plus.

Fans grup musik Koes plus yang cukup banyak menjadi salah satu faktor

pertimbangan hadirnya sejumlah program siaran musik Koes Plus di beberapa radio

di kota Solo. Diantaranya adalah “Mentari Plus” disiarkan Radio Mentari FM, Radio

Swara Slenk FM dengan program “Koes Plus Nyess”, RRI PRO 2 FM dengan “K3

(Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)”, Radio Sonora Solo / Ria Fm dengan

program “Koes Plus Holic”, dan masih banyak lagi. Program siaran musik Koes Plus

3

dibuat variatif sehingga dapat memanjakan pendengarnya, dan dari sini muncullah

persaingan antar radio yang mempunyai program siaran musik Koes Plus. Salah

satunya adalah persaingan antar Radio Mentari FM yang mengudarakan “Mentari

Plus” dengan siaran musik Koes Plus milik RRI PRO 2 FM yaitu “K3 (Koes Plus

Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita).”

Sebagai salah satu radio swasta di kota Solo, Radio Mentari FM memikat

pecinta musik Koes Plus untuk dijadikan pendengar setianya dengan menghadirkan

program Koes Plus. Program siaran musik “Mentari Plus” disiarkan setiap satu

minggu sekali pada hari Sabtu, dari pukul 21.00 – 24.00 WIB. Acara ini memutarkan

lagu-lagu Koes Bersaudara, Koes Plus, Murry’s group dan No Koes yang merupakan

lagu-lagu yang diciptakan dan dimainkan anggota Koes Plus. Program siaran musik

Mentari Plus dipandu oleh seorang penyiar yang juga didampingi seorang

narasumber yang mengerti dan memahami lagu-lagu dan sejarah grup musik Koes

Plus. Pendengar dapat request lagu dan menyapa pendengar lainnya melalui telepon

dan line sms yang disediakan Radio Mentari FM. Program Mentari Plus termasuk

program siaran musik unggulan kedua di Radio Mentari FM karena mampu

menjaring banyak atensi dari pendengar wilayah kota Solo dan sekitarnya, dari pra

survey yang penulis lakukan dalam setiap kali siaran lebih dari 40 SMS dan 10

penelpon yang beratensi. Hal ini menandakan bahwa program acara ini menjadi

program favorit pendengar yang merupakan pecinta Koes Plus.

Program acara pemutaran lagu-lagu Koes Plus juga menjadi salah satu

program siaran musik RRI PRO 2 FM yang merupakan radio milik pemerintah. K3

(Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita) PRO 2 FM mengudara pada jam

4

21.15 – 24.00 WIB di hari Selasa. Dipandu oleh seorang penyiar serta menghadirkan

lebih dari 1 narasumber. Dalam program acara K3 pendengar juga dapat request lagu

Koes Bersaudara dan Koes Plus serta dapat bertegur sapa dengan pendengar lainnya

melalui line phone dan sms. K3 PRO 2 FM juga memberikan informasi seputar Koes

Bersaudara dan Koes Plus dari sejarahnya, album-albumnya atau informasi terbaru

tentang grup musik Koes Plus.

Dari pra survey yang penulis lakukan pada komunitas pecinta Koes Plus

Surakarta, mereka antusias mendengarkan program siaran musik Koes plus di radio-

radio di wilayah kota Surakarta ini termasuk program “Mentari Plus” di Radio

Mentari FM dan “K3” di RRI PRO 2 FM. Lagu-lagu yang dihadirkan kedua program

tersebut terdapat perbedaan, Mentari Plus menghadirkan lagu-lagu dari Koes

Bersaudara, Koes Plus, Murry’s group dan No Koes, sedangkan K3 hanya

memutarkan lagu-lagu yang dibawakan oleh Koes Bersaudara dan Koes Plus mulai

tahun 1962 sampai tahun1987. Ditambah lagi dengan waktu siar Mentari Plus dan

K3 yang berbeda, memungkinkan para pecinta Koes Plus untuk dapat menikmati

kedua program siaran musik Koes Plus tersebut. Berdasarkan pra survey itulah yang

menjadi alasan penulis memilih siaran musik “Mentari Plus” di Radio Mentari FM

dan “K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)” RRI PRO 2 FM sebagai

media untuk penelitian ini.

Dengan adanya kedua progam musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan

Radio PRO 2 FM dapat memberikan pilihan, program mana yang lebih disukai

pendengar. Radio Mentari FM dan Radio PRO 2 FM merupakan alternatif pilihan

bagi pendengar guna memenuhi kebutuhan mereka. Keputusan memilih media massa

5

mana yang akan dikonsumsi oleh khalayak tentunya dilakukan berdasarkan tingkat

kepentingan, pengalaman, sikap, tingkat perhatian serta kepercayaan yang dimiliki

masing-masing individu. Tetapi dasar untuk pemilihan media itu berbeda-beda

karena ketidaksamaan latar belakang dan psikologis pada masing-masing individu.

Pengguna media sendiri yang mengetahui media mana yang dianggap dapat

memberikan kontribusi yang besar bagi pemuasan kebutuhannya. Semua itu

tergantung pada kebutuhan yang mereka ingin dapatkan sehingga berusaha mencari

media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasar uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis dapat

merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan

(Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh

(Gratifications Obtained: GO) di kalangan Koes Plus Fans Surakarta

dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio

Mentari FM dan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM ?

2. Apakah terdapat kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI

PRO 2 FM dengan Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan

memberikan kepuasan terhadap responden?

6

C. Tujuan penelitian

Beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adanya kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang

diharapkan (Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang

diperoleh (Gratifications Obtained: GO) di kalangan anggota Koes Plus

Fans Surakarta dalam mendengarkan program siaran musik Mentari

Plus di Radio Mentari FM dan siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM.

2. Untuk mengetahui kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI

PRO 2 FM dengan Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan

memberikan kepuasan terhadap responden.

D. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk :

1. Memberikan informasi mengenai media mana yang lebih mampu

memberikan kepuasan kepada pendengarnya, Radio Mentari FM

dengan program Mentari Plus atau RRI PRO 2 FM dengan program K3.

2. Mengevaluasi program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM

dan PRO 2 FM agar lebih dapat diterima oleh khalayak pendengar.

E. Kerangka Pemikiran dan Teori

Dalam suatu penelitian, kerangka teori dapat membantu dalam menentukan

arah penelitian. Oleh karena itu pada bagian ini akan dipaparkan tentang teori-teori

7

yang sekiranya dapat mendukung penjelasan selanjutnya mengenai penelitian ini.

1. Komunikasi Massa

Dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan

Kesenjangan Kepuasan Pendengar” menggunakan komunikasi massa melalui media

elektronik yaitu radio. Khalayak pendengar memanfaatkan radio untuk menerima

pesan yang berupa lagu-lagu serta informasi-informasi yang disampaikan oleh

komunikator dalam hal ini adalah penyiar.

Radio merupakan salah satu media massa elektronik. Menurut situs Wikipedia, radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).1

Program siaran musik Koes Plus merupakan bentuk kegiatan komunikasi,

yakni komunikasi massa yang memanfaatkan media radio. Menurut Charles R.

Wright:

Komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi yang ditujukan ke arah khalayak yang luas, heterogen dan anonim; pesan-pesannya disampaikan secara umum, seringkali menjangkau khalayak luas secara serempak, dan bersifat selintas; komunikatornya cenderung sebagai, atau beroperasi di dalam suatu organisasi yang kompleks sehingga melibatkan pembiayaan yang besar.2

Menurut Bittner, “Mass communication is messages communicated

through a mass medium to a large number of people.”3 Bittner mendefinisikan

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Radio 2 Charles R. Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, Remadja Karya, Bandung, 1995, Hal. 6 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung , 2001, Hal. 188

8

komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada

sejumlah besar orang.

Sedangkan ahli komunikasi Gerbner menulis, “Mass communication is the

technologically and institutionally based production and distribution of the most

broadly shared continous flow of messages in industrial societies.” 4

Dari beberapa definisi komunikasi massa, Jalaluddin Rakhmat mengartikan

komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah

khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik

sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.5

Komunikasi massa merupakan bagian dari komunikasi yang merupakan

hal penting dalam kehidupan ini. Manusia membutuhkan komunikasi dalam

beriteraksi dengan lingkungan sosialnya. Hakikat komunikasi adalah proses

pernyataan antarmanusia. Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan.6

Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa Inggris “communication” yang menurut Wilbur Schramm bersumber pada istilah Latin “communis” yang dalam bahasa Indonesia berarti “sama” dan menurut Sir Gerald Barry “communicare” yang berarti bercakap-cakap. Jika kita berkomunikasi berarti kita mengadakan “kesamaan”, dalam hal ini kesamaan pengertian atau makna. Informasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain harus sama-sama dimengerti. Percakapan berlangsung apabila hal yang

4 Ibid 5 Ibid, Hal. 189 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, Hal.28

9

dipercakapkan dan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu sama-sama dimengerti.7

Cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi, menurut

Harold Laswell ialah dengan menjawab pertanyaan “Who Says What Which Channel

To Whom With What Effect.”

Menurut rumus Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: komunikator (communicator, source, sender), pesan (message), media (channel), komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient), efek (effect, impact, influence). Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek-efek tertentu.8

Penerapan paradigma Laswell dalam penelitian ini membawa penjelasan

tentang unsur komunikasi yang terdapat dalam program siaran musik Koes Plus,

seperti di bawah ini:

- Komunikator : Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM

- Pesan : Program siaran musik Koes Plus

- Media : Radio

- Komunikan : Koes Plus Fans Surakarta (KPFS)

- Efek : Kepuasan Khalayak terhadap siaran musik Koes Plus

2. Program Siaran Musik Koes Plus di Radio

Lagu-lagu Koes Plus merupakan produk budaya massa. Dalam penciptaan

produk ini melibatkan produsen dan konsumen. Grup musik Koes Plus berperan

sebagai produsen yang menciptakan lagu-lagu kemudian dinyanyikannya. Sedangkan

7 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori & Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1990, Hal.1 8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Op.Cit. Hal. 10

10

masyarakat berperan sebagai konsumen yang menikmati lagu-lagu Koes Plus dan

mendapatkan kepuasan dari mendengarkan lagu-lagu tersebut. Berdasarkan situs

wikipedia, dari tahun 1969-1987 Koes Plus mempunyai 78 album dengan lebih dari

750 lagu.

Budaya massa tidak dapat dilepaskan dari pola hiburan masyarakat. Hiburan massa berkaitan dengan pola rekreasi masyarakat yang mencakup tiga aspek, pertama media rekreasi yaitu fasilitas yang memungkinkan masyarakat mendapat produk budaya massa (mass culture) yang memiliki fungsi pemuasan (satisfaction); kedua produsen media rekreasi, yaitu individu atau institusi yang menciptakan, atau sebagai fasilitator, atau melakukan pendistribusian produk budaya; dan ketiga konsumen yang menggunakan produk kebudayaan dengan tujuan psikologis atau sosial. Secara sederhana produk budaya massa berfungsi untuk menghibur, dan didukung oleh sistem massal dalam pendistribusiannya.9 Kegiatan pendistribusian produk budaya massa yang dalam hal ini berupa

lagu-lagu Koes Plus menggunakan album-album yang dikeluarkan grup musik Koes

Plus baik dalam bentuk piringan hitam maupun kaset, ini dilakukan saat grup musik

Koes Plus berjaya sekitar tahun 1970-an. Namun saat ini, melihat penggemar grup

musik tersebut masih sangat mencintai Koes Plus, peluang ini dimanfaatkan

pengelola-pengelola media elektronik khususnya radio untuk memberikan kepuasan

terhadap penggemar Koes Plus dengan menyajikan program siaran musik Koes Plus

di radio.

Program siaran musik Koes Plus di radio menghibur penggemar-penggemar

grup musik Koes Plus dengan memutarkan lagu-lagu Koes Plus yang melibatkan

penggemarnya sebagai audiens. Menikmati lagu-lagu Koes Plus sudah menjadi

budaya penggemar grup musik tersebut. Penggemarnya sudah jatuh hati dengan grup

9 Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Komunikasi dan Budaya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, Hal. 57

11

musik Koes Plus ini. Begitu besar cinta penggemar Koes Plus sehingga mereka

berusaha untuk terus mendengarkan lagu-lagu yang pernah dipopulerkan oleh grup

musik kesayangannya.

Keberadaan media rekreasi dapat dilihat dari fungsinya dalam masyarakat. Dari fungsi ini, setiap individu memiliki pola rekreasi yang khas, bertolak dari motifasinya. Tiga aspek penting dalam penggunaan produk budaya, yaitu harapan akan keterlibatan secara umum, selera individual dan pengalaman imajinatif sebagai tujuan kesenangan atau satisfaksi. Perbedaan motifasi ini menjadi dasar dalam proses penggunaan produk budaya.10

Radio berperan sebagai media rekreasi yang berusaha memenuhi kebutuhan

pendengar melalui program acaranya. “Kini radio mengkonsentrasikan perhatian

mereka pada khalayak yang lebih terbatas. Radio berusaha melayani kelompok-

kelompok khusus. Sekaligus, radio juga berfungsi sebagai penghibur di kala

beristirahat, bekerja di kantor, atau berkendaraan mobil menuju kantor.”11 Radio

berusaha untuk mengetahui selera pendengar sehingga pendengar mendapatkan

kepuasan dan kesenangan melalui acara yang tersaji. Lagu-lagu Koes Plus yang

merupakan produk budaya massa bisa dinikmati pendengar melalui media radio.

Berdasarkan pra survey yang penulis lakukan pada khalayak pendengar

program siaran musik Koes Plus, mereka tidak hanya sekedar mendengarkan

program siaran Koes Plus saja. Dengan mendengarkan lagu-lagu Koes Plus dapat

memunculkan imajinasi mereka untuk kembali ke masa-masa dimana mereka

mempunyai kenangan terhadap lagu-lagu tersebut, bisa dikatakan dapat bernostalgia.

Lagu-lagu yang juga sesuai dengan selera pendengar dan sekaligus dapat

memunculkan cerita-cerita lama pendengar yang tergambar dalam syair-syair lagu

10 Ibid, Hal. 60-61 11 Joseph A.Devito, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books, Jakarta, 1997. Hal. 510.

12

Koes plus. Dengan harapan dapat memberikan kepuasan pada diri mereka sebagai

pendengar sekaligus konsumen produk budaya massa.

Program siaran musik Koes Plus di radio merupakan program yang

memutarkan lagu-lagu serta menyampaikan informasi-informasi grup musik Koes

Plus. Agar siaran program musik Koes Plus dapat berjalan efektif, faktor-faktor yang

mempengaruhinya, yakni:

a. Daya langsung: untuk mencapai sasarannya, yaitu pendengar, isi program yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses yang kompleks. Melalui seorang penyiar yang juga dibantu oleh operator, pesan yang dibaca atau disampaikan penyiar langsung dapat diterima (didengar) oleh pendengar dimanapun berada melalui pesawat radio.

b. Daya tembus: dalam arti kata tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, jarakpun bagi radio siaran tidak menjadi masalah. Bagaimanapun tempat yang dituju, dengan radio siaran dapat dicapai. Sehingga dimanapun komunikan berada dapat menerima pesan yang disampaikan komunikator kapanpun juga.

c. Daya tarik: radio mempunyai daya tarik dikarenakan memiliki sifat yang serba hidup berkat 3 unsur yaitu kata-kata, efek suara dan musik.12

Salah satu daya tarik radio adalah musik. Unsur musik disini merupakan hal

penting karena “tulang punggung siaran radio adalah musik”13. Stasiun radio dapat

lebih mudah memikat pendengar dengan musik, karena salah satu sifat radio yang

auditif sehingga musik dapat memanjakan pendengar. Pendengar semakin menyukai

radio tertentu karena musik-musik yang diputarkan, sehingga semakin banyak

pendengar yang setia dengan radio tersebut karena mereka merasa kebutuhan akan

musik dapat terpenuhi dan mendapat kepuasan.

12 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori & Praktek, Op. Cit. Hal.74-77 13 Ibid, Hal.78

13

Dalam penelitian ini program siaran musik Koes Plus yang disiarkan Radio

Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3 (Koes Plus Mu,

Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)” mengandalkan lagu-lagu milik Koes Plus untuk

memikat pendengar. Melalui program ini, kedua radio tersebut berusaha untuk

mendapatkan perhatian dan atensi pendengar dengan menciptakan keunikan-

keunikan atau variasi di masing-masing program acaranya.

Program Mentari Plus yang disiarkan Radio Mentari FM mengudara setiap

Sabtu pukul 21.00 – 24.00 WIB. Mentari Plus merupakan program acara hiburan

yang memutarkan lagu-lagu permintaan pendengar koleksi Koes Bersaudara, Koes

Plus, No Koes dan Murry’s Group. Acara ini dipandu oleh seorang penyiar dan

seorang narasumber yang mengetahui seluk-beluk perjalanan Koes Plus.14

RRI PRO 2 FM menyiarkan program siaran musik K3 pada pukul 21.15 –

24.00 WIB. Program ini memutarkan lagu Koes Bersaudara dan lagu Koes Plus

tahun 1962-1987 request-an pendengar serta menyajikan informasi-informasi seputar

Koes Plus. Dipandu oleh seorang penyiar dan juga menghadirkan lebih dari satu

narasumber, program K3 ini mengudara setiap hari Selasa.

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi memang dibutuhkan dalam setiap kegiatan. Pendengar-

pendengar dalam sajian acara tertentu, dalam hal ini pendengar sajian program siaran

musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM secara tidak langsung

14 Blocking acara Radio Mentari FM, 2009.

14

merupakan kelompok penggemar grup musik Koes Plus. Dalam suatu kelompok

pastinya mereka membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi.

Michael Burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi

secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,

seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-

anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara

tepat.15

Menurut Deddy Mulyana, komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang

yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai

bagian dari kelompok tersebut.16

Kepuasan yang diperoleh melalui musik dapat membentuk suatu kelompok-

kelompok penggemar grup musik. Kelompok penggemar grup musik tersebut

antusias untuk mendengarkan lagu-lagu, aksi panggung serta informasi seputar grup

musik kesayangannya, dan akhirnya mereka membentuk suatu kelompok untuk

orang-orang yang mempunyai kesamaan misalnya sama-sama mencintai grup musik

tertentu. Sebagai contoh penggemar grup musik Slank menamakan diri mereka

sebagai Slankers, fans grup musik Ungu menamakan diri sebagai Cliquers, d’Masive

dengan Masiver, dll.

Kalau tadi penulis menyebutkan penggemar grup musik yang saat ini

memang banyak dikagumi remaja, namun grup musik Koes Plus yang merajai

industri musik di Indonesia pada tahun 1970-an juga mempunyai penggemar yang

15 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2005 16 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, Hal. 74

15

cukup banyak dan tersebar di beberapa kota seperti Surakarta, Jakarta, Yogyakarta,

dll. Penggemar grup musik Koes Plus ini bisa dikatakan penggemar berat karena

mereka masih sangat antusias untuk menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan grup

musik kesayangannya dari dulu sampai sekarang, sehingga terbentuklah kelompok-

kelompok penggemar dan pecinta Koes Plus. Di kota Surakarta ini, pecinta grup

musik Koes Plus menamakan diri mereka sebagai Koes Plus Fans Surakarta (KPFS).

Kelompok penggemar grup musik Koes Plus mempunyai kesamaan yaitu

mencintai grup musik Koes Plus. Mereka sama-sama berusaha untuk mencari

kepuasan dengan mendengarkan siaran radio program Mentari Plus dan K3. Dari pra

survey yang penulis lakukan mengetahui bahwa anggota KPFS ini juga sering

berkomunikasi untuk berbagi informasi serta pengetahuan seputar lagu-lagu dan

informasi-informasi Koes Plus. Komunikasi yang mereka lakukan tidak terlepas jauh

dari bahasan mengenai Koes Plus.

Berdasar tipologi formasi audiens menurut Denis McQuail, pecinta grup

musik Koes plus merupakan tipe audiens yang merupakan kelompok penggemar atau

budaya cita rasa.

Kelompok penggemar budaya cita rasa terdiri dari kelompok penggemar atau pengikut pengarang, kepribadian, gaya, tetapi tidak memiliki suatu definisi atau kategorisasi sosial yang jelas. Komposisinya akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti itu mungkin juga stabil. Eksistensi seluruhnya tergantung pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiens pasti bubar atau membarui diri. Kadang-kadang jenis audiens ini didorong oleh media untuk membentuk diri menjadi kelompok sosial (seperti dengan klub penggemar) atau mereka secara spontan mentransformasikan diri menjadi kelompok sosial.17

17 Denis McQuail, Op.Cit. Hal. 207

16

Siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM

merupakan program siaran musik yang melibatkan pendengar untuk berinteraksi

langsung dengan penyiar dan narasumber di studio siaran menggunakan line-phone

maupun sms. Keaktifan audiens dalam menggunakan media massa berdasar pada

kebutuhan mereka terhadap media. Kebutuhan muncul karena adanya motif-motif

tertentu yang melatar belakanginya. Motivasi dapat diartikan sebagai “usaha-usaha

yang dapat menyebabkan seseorang atau orang tertentu tergerak melakukan sesuatu

karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapatkan kepuasan dari

perbuatannya.”18

Motivasi yang ada pada diri seseorang muncul karena adanya berbagai

kebutuhan. Berbagai kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan memanfaatkan

media. Kebutuhan individual (indiviual’s needs) dikategorikan sebagai berikut:

1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Berdasar pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita.

2. Affective needs (kebutuhan afektif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual.

4. Social integrative needs (kebutuhan social secara integratif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia.

5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan): kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.19

18 Tim Penyusun Kamus Badan Pembina dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perum Balai Pustaka, Jakarta, 1995, Hal. 666 19 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Op. Cit. Hal. 294

17

Pemilihan media massa yang dikonsumsi ditentukan oleh motif-motif yang

dimiliki khalayak. Dalam buku Teori Komunikasi Massa, Denis McQuail membagi

motif penggunaan media oleh individu ke dalam 4 kelompok, yaitu:

1. Motif Informasi - Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia - Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat,

dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan - Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum - Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan

2. Motif Identitas pribadi - Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi - Menemukan model perilaku - Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) - Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

3. Motif Integrasi dan interaksi sosial - Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial - Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki - Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial - Menemukan teman selain dari manusia - Membantu menjalankan peran social - Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga,

teman, dan masyarakat 4. Motif Hiburan

- Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan - Bersantai - Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetika - Mengisi waktu - Penyaluran emosi - Membangkitkan gairah seks.20

Individu-individu menggunakan media massa karena didorong oleh motif-

motif yang dicarikan pemuasannya. Dari motif-motif tersebut muncul harapan-

harapan yang dapat terpenuhi dengan memanfaatkan media, kemudian tumbuh pola

penggunaan media untuk merealisasikan motif-motif yang ada. Seseorang

mendengarkan program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO

20 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1996, Hal. 72

18

2 FM dengan harapan dapat memperoleh hiburan, maka apabila program siaran

musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM dapat memenuhi

kebutuhan akan hiburan, maka orang tersebut akan memanfaatkan Radio Mentari FM

dan RRI PRO 2 FM untuk mendapatkan hiburan dan menjadi pendengar setia

program acara dan radio tersebut.

Menurut penjelasan tersebut, radio digunakan khalayak sesuai dengan

keinginan dan kebutuhannya. Apabila keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi,

maka akan timbul suatu kepuasan. Asumsi bahwa khalayak aktif mencari kepuasan

kebutuhan individualnya melalui media massa melahirkan pendekatan baru dalam

penelitian komunikasi yaitu pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-

pesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasan yang disebut Uses and

Gratifications.

4. Uses And Gratifications

Efek media massa pada khalayak merupakan salah satu bidang kajian ilmu

komunikasi yang selalu menarik untuk dibicarakan. Namun bukanlah soal mudah

untuk mengkuantitatifkan pikiran dan aktifitas manusia atau untuk mengetahui secara

tepat bagaimana media mempengaruhi khalayak mereka.21

Ditengah-tengah studi dampak, kecaman-kecaman kritis dan partisipasi masyarakat dalam televisi dan media massa lain, selama dasawarsa 70-an muncul sebuah aliran baru dan penting dari teori komunikasi yang amat mempengaruhi agenda riset internasional. Penyimpangan dari tradisi riset efek media ini –yang terutama berfokus pada dampak negatif media- kemudian dikenal dengan perspektif “kegunaan dan kepuasan” (Uses and Gratifications). Menurut teori ini, khalayak ramai bukanlah dianggap

21 James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 1998, Hal. 103

19

sebagai penerima atau korban pasif media massa. Para pendukung perspektif ini secara blak-blakan menyatakan bahwa orang secara aktif menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan tertentu yang dapat dispesifikkan. Jadi, perspektif baru ini menjadi suatu imbangan yang penting dan realistis dengan menekankan bagaimana khalayak mempengaruhi secara positif pengalaman media mereka sendiri. Bukannya menanyakan apa yang media lakukan terhadap orang-orang (what do people do to people), para peneliti “kegunaan dan kepuasan” justru membalikkan pertanyaan itu menjadi apa yang orang lakukan dengan media (what do people do to media)? (Katz, 1977)22

Adanya harapan dan kebutuhan yang didorong oleh motif-motif, serta

banyaknya media membuat audiens menjadi aktif dan selektif dalam menggunakan

media massa. Berdasar kenyataan tersebut dalam penelitian “Program Siaran Musik

Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” ini menggunakan

pendekatan Uses and Gratifications.

The Uses and Gratifications theory originated from the functionalist perspective on mass media communication. It was first developed in research on the effectiveness of the radio medium in the 1940s. Basically, it focuses on the explanations for audience members' motivations and associated behaviors. A basic assumption of Uses And Gratifications theory is that users are actively involved in media usage and interact highly with the communication media.23

Teori Uses and Gratifications berasal dari perspektif fungsionalis pada

komunikasi media massa. Pertama kali dikembangkan dalam penelitian tentang

efektivitas media radio di tahun 1940-an. Asumsi dasar teori Uses and Gratifications

adalah khalayak secara aktif terlibat dalam penggunaan media dan sangat

berinteraksi dengan media komunikasi.

22 Ibid, Hal. 107 23 Xueming Luo. Uses and Gratifications Theory and E-Consumer Behaviors: A Structural Equation Modeling Study, Journal of Interactive Advertising, 2002, Vol 2 No 2, pp. 34‐41

20

Model Uses and Gratifications digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah timbul istilah uses and gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.24

Pendekatan Uses and Gratifications tidak tertarik pada apa yang dilakukan

media pada khalayak, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap

media. Bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi,

intinya adalah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk

mencapai tujuan khusus.

Konsep dasar pendekatan Uses and Gratifications diringkas oleh pendirinya (Katz, Blumler, dan Gurevitch). Dalam model ini yang diteliti ialah (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media massa (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan sering kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki.25

Asumsi-asumsi dasar teori Uses and Gratifications yang dirumuskan Katz,

Blumler, dan Gurevitch adalah:

1. Khalayak dianggap aktif; artinya, sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk 24 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung , 2001, Hal. 65. 25 Ibid

21

memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.26

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Uses and Gratifications versi

Palmgreen. Model ini melihat adanya perbedaan antara apa yang diharapkan akan

diperoleh seseorang jika mereka menggunakan media massa (Gratifications Sought:

GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan media

tersebut (Gratifications Obtained: GO).

Some researchers argue that such an approach is too simplistic to accurately account for audiences’ gratification sought (GS) or gratification obtained (GO) from the media (Littlejohn, 1996). In response to this criticism of ‘Uses and Gratification’ approach, Expectancy-value theory is invoked, in this study, to extend and add detail to the basic tenets of ‘uses and gratifications’ idea (Littlejohn, 1996). Expectancy-value theory links individual’s needs or expectations to their individual goal satisfaction (Palmgreen, 1984; Vroom, 1995).27 Pendekatan Uses and Gratifications terlalu sederhana untuk secara akurat

mengetahui kepuasan yang diharapkan (GS) atau kepuasan yang diperoleh khalayak

(GO) dari media. Sebagai respon kritik terhadap pendekatan Uses and Gratifications,

Expectancy-value theory digunakan untuk memperluas dan menambahkan detail

pada dasar prinsip-prinsip Uses and Gratifications. Expectancy value theory

menghubungan kebutuhan individu atau harapan untuk kepuasan tujuan individual

mereka.

26 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Op. Cit. Hal. 205 27 Mondi, M., Woods, P., & Rafi, A. (2008). A ‘Uses and Gratification Expectancy Model’ to predict students’ ‘Perceived e-Learning Experience’. Educational Technology & Society, 11 (2), 242.

22

Acknowledging the lack of theoretical coherence in early uses and

gratifications work, Palmgreen created a theory based on his own work, that of Karl

Rosengren, and others. The theory is based on expectancy-value theory.28 Model GS

dan GO Palmgreen didasarkan pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value

theory) individu yang memiliki harapan-harapan dari evaluasi yang mereka lakukan.

Konsumsi media massa dipengaruhi oleh hasil dari kepuasan. Sedangkan kepuasan

itu sendiri dipengaruhi oleh kepercayaan (believe) dan penilaian (evaluations). Jadi

sikap seseorang terhadap media bergantung pada kepercayaan sekaligus penilaian

terhadap media.

The value-expectancy theory of media use is an interesting approach to finding out what content will be sought in order to obtain a gratification. It is based on a social psychological theory by Fishbein and Ajzen that depicts behavior and behavioral intentions and/or attitudes as a function of two factors: expectancy and evaluation. Expectancy is the belief or perception that an object possesses a certain attribute or that a behavior will have a certain consequence. Evaluation is the negative or positive value attached to the expected attribute or consequence.29

Kombinasi antara kepercayaan penilaian terhadap semua segmen media

bisa jadi bersifat positif dan negatif. Seseorang akan memiliki orientasi positif

terhadap media tertentu apabila media tersebut dapat memenuhi kebutuhanya.

Namun sebaliknya orientasi menjadi negatif apabila seseorang tidak percaya dan

menilai jelek suatu media. Kepercayaan dan penilaian demikian menentukan perilaku

penggunaan media oleh seseorang. Dan dari pola penggunaan media akan tumbuh

semacam kepuasan yang sifatnya relatif pada masing-masing anggota khalayak ,

28 Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, Belmont California, 1999, Pages 350 29 Sven Windahl and Benno H.Signitzer with Jean T.Olson, Using Communication Theory, Sage Publications London-Thousand Oaks-new Delhi, 1992, Hal. 160

23

yang semuanya itu pada akhirnya akan memberikan umpan balik terhadap

kepercayaan seseorang terhadap media.

Penggambaran dari teori Expectancy-value model of gratifications

sought and gratifications obtained dapat dilihat dari skema berikut: 30

Belief

Gratifications Media Perceived Sought Consumption Gratifications Obtained

Evaluations

Kepercayaan dan evaluasi khalayak terhadap suatu hal menimbulkan

harapan-harapan, harapan-harapan inilah yang mendorong khalayak untuk

menggunakan media dengan tujuan mendapatkan kepuasan. Dari penggunaan media

tersebut akan diperoleh hasil apakah media mampu memenuhi kebutuhan khalayak

atau tidak. Kepuasan yang diperoleh juga akan memperngaruhi kepercayaan dan

penilaian terhadap media.

Dalam kepuasan yang diharapkan (GS) audiens tidak membedakan bentuk

dan jenis media massa yang satu dengan yang lain. GS lebih banyak dipengaruhi

dengan harapan-harapan audiens yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan

berbagai jenis dan bentuk media massa. Sedangkan GO merupakan suatu kepuasan

yang diperoleh setelah menggunakan media. Tingkat GO bersifat sangat khusus dan

berbeda pada masing-masing media.

Dengan perbedaan GO (Gratifications Obtained) yang diterima audiens

setelah menggunakan beberapa media massa, sehingga dapat mengetahui

kesenjangan kepuasan, dengan membandingkan kepuasan-kepuasan nyata yang

30 Stephen W. Littlejohn, Op. Cit. Pages 351.

24

diperoleh (Gratifications Obtained: GO) dari masing-masing media dengan

kepuasan yang diharapkan audiens (Gratifications Sought: GS). Dengan model

kesenjangan kepuasan ini juga dapat diketahui media mana yang menjadi pilihan

audiens untuk memenuhi kebutuhannya.

W. Daniels Handoyo Sunyoto menyatakan ada tiga faktor yang

mempengaruhi audiens dalam memilih media yang disukainya:

1. Selective exposure artinya manusia pada umumnya hanyalah membuka hati terhadap program yang disukainya.

2. Selective perception artinya orang-orang selalu cenderung untuk memberikan suatu penafsiran pada program radio dan TV yang menyetujui pendapat mereka sendiri.

3. Boomerang effect artinya hasil dari pada program itu bertentangan dengan apa yang sebenarnya dimaksud oleh program itu.31

Ketiga pendapat tersebut bisa diartikan bahwa individu yang menjadi khalayak akan

memilih program yang disukainya serta akan menyukai media yang dapat memenuhi

keinginan mereka.

Apabila program siaran musik “Mentari Plus” dari Radio Mentari FM lebih

memuaskan kebutuhan kalangan Koes Plus Mania Surakarta sebagai audiens, maka

mereka akan memilih Radio Mentari FM dan menganggap paling baik dari pada

radio lainnya. Dan sebaliknya, bila audiens lebih puas dengan sajian program siaran

musik “K3” RRI PRO 2 FM, sehingga pilihan mereka jatuh pada RRI PRO 2 FM

sebagai radio yang dapat memuaskan kebutuhan mereka.

Dalam penelitian ini penulis mencoba mengaplikasikan model Uses and

Gratifications yang mengacu pada konsep penelitian Palmgreen yang didasarkan

pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value theory), bertitik tolak pada

31 W. Daniels Handoyo Sunyoto, Seluk Beluk Programa Radio, Mandar Maju, Bandung, 1989, Hal. 205

25

kesenjangan kepuasan yang diperoleh terhadap siaran musik Koes Plus di Radio

Mentari FM dan RRI PRO 2 FM di kalangan Koes Plus Fans Surakarta (KPFS).

Kerangka pemikiran yang dipakai penulis, sebagai berikut:

Gratifications Sought Gratifications Obtained

Media Consumptions

Dalam penelitian ini, variabel Gratifications Sought diindikasikan akan

mendorong khalayak responden dalam menggunakan media. Selanjutnya pola

penggunaan media akan mempengaruhi kepuasan nyata yang diperoleh

(Gratifications Obtained) responden setelah mendengarkan program siaran musik

Mentari Plus dan K3.

F. Hipotesis

Beberapa hipotesis dalam penelitian ini, antara lain:

1. Terdapat kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan

(Gratifications Sought : GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh

(Gratifications Obtained : GO) di kalangan Koes Plus Fans Surakarta

dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio

Mentari FM dan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM.

2. Terdapat kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2

FM dengan Mentari Plus di Radio Mentari FM dalam kemampuan

memberikan kepuasan terhadap responden.

26

G. Definisi Konsepsional dan Definisi Operasional

1. Definisi Konsepsional

Konsep dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio

dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” antara lain:

a. Media

Media adalah saluran komunikasi massa yang memiliki ciri-

ciri khusus, yaitu mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian

khalayak secara serempa (simultaneous) dan serentak

(instantaneous).32

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah alat

(sarana) untuk menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar, radio,

televisi.33 Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media

radio. Audiens mengunakan media radio untuk mendengarkan

program siaran musik Koes Plus yang disiarkan Radio Mentari FM

dan RRI PRO 2 FM.

b. Kepuasan

Kepuasan adalah perasaan yang dirasakan secara maksimal

oleh seseorang karena terpenuhinya segala kebutuhan yang dirasakan

perlu. Kepuasan dalam bahasa Inggris disebut satisfaction yang berarti

suatu keadaan kesenangan dan kesejahteraan disebabkan karena orang

32 Riswandi, Dasar-dasar Penyiaran, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, Hal. 2 33 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2007.

27

telah mencapai satu tujuan atau sasaran.34

Kepuasan disini adalah kepuasan pendengar mencukupi

kebutuhan-kebutuhannya setelah mendengarkan program siaran musik

Mentari Plus dan K3. Kebutuhan-kebutuhan yang muncul ini karena

adanya motif-motif tertentu yang melatar belakanginya.

c. Kesenjangan

Kesenjangan mempunyai kata dasar senjang yaitu keadaan

yang tidak simetris atau tidak sama bagian dengan yang kiri dengan

yang di kanan, berlawanan sekali, berbeda.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesenjangan adalah

perihal (yang bersifat berciri) senjang, ketidak seimbangan,

ketidaksimetrisan.35

Dalam penelitian ini kesenjangan yang dimaksud adalah

kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan audiens sebelum

mendengarkan program siaran musik di radio dengan kepuasan yang

diperoleh setelah mendengarkan program siaran musik tersebut, serta

kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM dengan

Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan memberikan

kepuasan terhadap responden.

34 James P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, diterjemahkan Kartini Kartono, Rajawali Pers, Jakarta, 1989, Hal. 443 35 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta, 1996, Hal.915

28

d. Program

Program adalah acara.36 Acara yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah program siaran musik Mentari Plus yang

disiarkan Radio Mentari FM setiap Sabtu pukul 21.00-24.00 WIB,

dan program K3 yang disiarkan RRI PRO 2 FM setiap Selasa pukul

21.15-24.00 WIB.

e. Musik

Musik adalah susunan nada yang indah yang dimainkan

dengan alat-alat musik yang enak didengar karena berirama

harmonis.37

f. Pendengar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendengar adalah

orang yang mendengarkan (pidato, musik, dsb)38

g. Fans

Menurut Eko Endarmoko dalam Tesaurus Bahasa Indonesia,

fans adalah peminat, pemuja, pengagum, penggemar.39 Penelitian

“Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan

Kepuasan” ini melibatkan fans grup musik Koes Plus yang

mempunyai wadah bernama KPFS (Koes Plus Fans Surakarta).

36 Eko Endarmoko. Tesaurus Bahasa Indonesia.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006, Hal . 488 37 JS.Badudu, Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, Hal.923 38Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, Hal.196 39 Eko Endarmoko, Op.Cit, Hal. 178

29

2. Definisi Operasional

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, konsep harus

dioperasionalisasikan dengan merubahnya menjadi variabel, berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai.40 Menurut Sumadi Surya Brata dalam bukunya

Metodologi Penelitian, definisi operasional adalah definisi yang didasarkan

atas sifat-sifat dan hal-hal yang didefinisikan dan diamati.41 Adapun definisi

operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

2.1 Gratification Sought

Gratification Sought atau kepuasan yang diharapkan merupakan

variabel dari konsep kepuasan. Gratification Sought (GS) adalah kepuasan

yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis

media tertentu.42

Gratification Sought dioperasionalkan dengan mengajukan

beberapa pertanyaan tentang kepuasan yang dicari dari mendengarkan

siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan

RRI PRO 2 FM dengan “K3”. Kepuasan yang diharapkan berkaitan

dengan jenis-jenis kebutuhan yang menjadi motif seseorang dalam

menggunakan media massa. Kategori motif pengkonsumsian media

menurut Denis McQuail, dioperasionalisasikan dalam 12 item pertanyaan

sebagai berikut:

40 Masri Singarimbun, Op.Cit, Hal 41-42 41 Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1983, Hal. 83. 42 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Prenada Media Group, Surabaya, 2006, Hal.206

30

1. Motif Informasi

a) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengetahui

lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus.

b) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin menambah

wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup

musik Koes Plus.

2. Motif Identitas Pribadi

c) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin

meningkatkan rasa percaya diri.

d) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengingat

kenangan-kenangan di masa lampau (bernostalgia).

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

e) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mendapatkan

bahan perbincangan mengenai Koes Plus dengan orang lain.

f) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin

bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui

udara.

g) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh

teman sesama pecinta grup musik koes Plus.

4. Motif Hiburan

h) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh

suasana santai.

31

i) Mendengarkan siaran musik Koes Plus untuk menyalurkan emosi.

j) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh

hiburan dan kesenangan.

k) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengurangi

ketegangan setelah bekerja seharian.

l) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengisi

waktu luang.

Pada masing-masing item pertanyaan mengenai kebutuhan

diberikan tiga alternatif jawaban dengan 3 skala yang dapat dipilih

responden yang menyatakan kuatnya keinginan responden memuaskan

kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus. Ketiga skala tersebut

adalah sangat penting (skor 3), bila responden sangat mengharapkan

pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus; penting

(skor 2), bila responden merasa cukup mengharapkan pemuasan kebutuhan

melalui program siaran musik Koes Plus; serta tidak penting (skor 1), bila

responden tidak mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program

siaran musik Koes Plus.

2.2 Media Consumption (Pola Penggunaan Media)

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah radio. Pola

penggunaan media dioperasionalkan sebagai perilaku responden dalam

menggunakan media radio, yaitu Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM.

Menurut Rosengren dalam buku Metode Penelitian Komunikasi,

“penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam

32

berbagai media, jenis, isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan

antar individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau

dengan media secara keseluruhan.”43

Penggunaan media radio ini dilihat berdasarkan tingkat perhatian,

frekuensi, curahan waktu yang diberikan responden pada program siaran

musik Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM

dengan K3. Pola penggunaan media di bagi menjadi tiga kategorisasi,

yaitu pola penggunaan tinggi (skor 3), bila responden mengarah pada

jawaban positif yang ditandai dengan selalu; pola penggunaan sedang

(skor 2), bila jawaban responden berbanding lurus yang ditandai dengan

jawaban kadang-kadang; pola penggunaan rendah (skor 1), bila jawaban

responden mengarah pada jawaban negatif yang ditandai dengan jawaban

tidak pernah.

Indikator yang digunakan dalam mengukur pola peggunaan media

adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Perhatian

a) Preactivity (sebelum terpaan media)

Menunjukkan aktifitas responden sebelum terpaan media

mempengaruhi. Digambarkan dengan aktifitas pencarian

informasi program Mentari Plus dan K3, apakah responden

sengaja meluangkan waktu untuk mendengarkannya atau tidak.

43 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Op. Cit. Hal. 66

33

b) Duractivity (saat terpaan media)

Menunjukkan aktifitas responden saat menggunakan media.

Digambarkan oleh perilaku responden saat menikmati program

Mentari Plus dan K3, pemahaman terhadap siaran tersebut dan

apakah mengikuti program Mentari Plus dan K3 sampai selesai

atau tidak.

c) Postactivity (setelah terpaan media)

Menunjukkan aktifitas responden setelah terpaan media, apakah

responden memperbincangkan atau mendiskusikannya setelah

mendengarkan program Mentari Plus dan K3 diradio.

2. Frekuensi

Frekuensi dalam penelitian ini yaitu tingkat keseringan responden

mendengarkan program siaran musik Koes Plus. Dalam penelitian

ini adalah berapa kali responden mendengarkan Mentari Plus dan K3

dalam rentang waktu 2 bulan?

a) Frekuensi mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di

Radio Mentari FM:

Tinggi : jika responden mendengarkan 7– 8 kali dalam 2 bulan

Sedang : jika responden mendengarkan 3– 6 kali dalam 2 bulan

Rendah : jika responden mendengarkan kurang atau sama dengan

2 kali dalam 2 bulan

34

b) Frekuensi mendengarkan program siaran musik K3 di RRI PRO 2

FM:

Tinggi : jika responden mendengarkan 7– 8 kali dalam 2 bulan

Sedang: jika responden mendengarkan 3– 6 kali dalam 2 bulan

Rendah: jika responden mendengarkan kurang atau sama dengan

2 kali dalam 2 bulan

3. Curahan Waktu

Dalam penelitian ini curahan waktu adalah waktu rata-rata yang

digunakan responden untuk mendengarkan program siaran Mentari

Plus dan K3 dalam satuan menit setiap minggunya.

a) Curahan waktu mendengarkan program siaran musik Mentari Plus

di Radio Mentari FM:

Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 121 – 180 menit

Sedang: jika responden mencurahkan waktu 61 – 120 menit

Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 60 menit

b) Curahan waktu mendengarkan program siaran musik K3 di RRI

PRO 2 FM:

Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 111 - 165 menit

Sedang: jika responden mencurahkan waktu 56 – 110 menit

Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 55 menit

Selanjutnya dalam penelitian ini juga akan dilihat tanggapan

responden terhadap program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM

dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3” pada masing-

35

masing medium yang dioperasionalkan dengan beberapa pertanyaan yang

meliputi: suka – tidak suka, lengkap – tidak lengkap, tepat – tidaknya

waktu penyiaran dan efektivitas penyampaian pesan.

2.3 Gratification Obtained (GO)

Gratification Obtained (GO) merupakan bentuk operasional dari

konsep kepuasan. “Gratification Obtained adalah kepuasan nyata yang

diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu.”44

GO merupakan evaluasi kemampuan media dalam memuaskan responden

setelah mendengarkan program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM

dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3 (Koes Plus Mu,

Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)”.

GO diukur dengan mengajukan kembali pertayaan-pertanyaan yang

dioperasionalkan dalam gratification sought (GS) tetapi lebih dikhususkan

lagi dengan menunjuk pada bentuk program acaranya dan media yang

menyiarkan, yaitu Radio Mentari FM mengudarakan program Mentari

Plus dan K3 disiarkan RRI PRO 2 FM. Hal ini untuk mengetahui besar

nilai GO yang diperoleh untuk masing-masing program siaran musik

Mentari Plus (Radio mentari FM) dan K3 (RRI PRO 2 FM).

Kemampuan kedua media tersebut dalam memberikan kepuasan

untuk memenuhi kebutuhan responden diukur dengan tiga skala yaitu

sangat puas (skor 3), puas (skor 2) dan tidak puas (skor 1) terhadap sajian

program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari

44 Rahmat Kriyantono, Loc.Cit.

36

Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3”.

2.4 Kesenjangan Kepuasan

Merupakan kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (GS)

dan kepuasan nyata yang diperoleh (GO) khalayak pendengar setelah

mendengarkan program siaran musik Koes Plus “Mentari Plus” di Radio

Mentari FM dan “K3” di RRI PRO 2 FM. Perbedaan ini menunjukkan

adanya kesenjangan kepuasan diantara kedua program tersebut yang

dibuktikan dengan analisa discrepancy, sehingga dapat dilihat bentuk

acara mana yang lebih mampu memuaskan kebutuhan responden.

H. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

Penelitian deskriptif ditujukan untuk:

a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada

b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku

c. Membuat perbandingan atau evaluasi d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi

masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan waktu yang akan datang.45

Metode kuantitatif adalah metode dimana data dikonversi menjadi

angka dan ditujukan untuk analisis statistik.46 Tipe ini dipilih karena penulis

ingin memperoleh gambaran tentang bagaimana kepuasan yang diharapkan

45 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Op. Cit. Hal. 25 46 Richard West dan Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi Edisi 6, Salemba Humanika, Jakarta, 2008, Hal. 77

37

dan diperoleh responden, pola penggunaan media, serta seberapa besar

kesenjangan kepuasan yang terjadi.

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode survey, yaitu data yang

diperoleh dari lapangan dengan menggunakan kuisioner. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Masri Singarimbun bahwa “dalam penelitian yang

menggunakan metode survey, data dikumpulkan dari responden dengan

menggunakan kuisioner”.47

3. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memilih THR Sriwedari Solo sebagai

lokasi penelitian dengan responden pecinta grup musik Koes Plus yang

menjadi anggota Koes Plus Fans Surakarta (KPFS). Alasan memilih THR

Sriwedari Solo karena THR Sriwedari merupakan salah satu tempat

berkumpulnya anggota KPFS. Peneliti berasumsi bahwa anggota KPFS yang

merupakan pecinta Koes Plus antusias mengikuti segala hal-hal yang berbau

Koes Plus termasuk mendengarkan program-program Koes Plus yang

diudarakan oleh beberapa radio di kota Solo, termasuk juga mendengarkan

program Mentari Plus dan K3 pada bulan Februari-Maret 2010.

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah individu-individu atau obyek secara keseluruhan yang

akan menjadi sasaran penelitian yang tidak saja berupa alat-alat, keadaan,

47 Kartini Kartono, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, CV.Mandar Maju, Bandung. 1980. Hal.8

38

tempat dan sebagainya.48 Populasi dalam penelitian ini adalah kalangan Koes

Plus Fans Surakarta (KPFS) yang berdasarkan draft keanggotaan berjumlah

100 orang.

Mengingat faktor biaya, tenaga dan waktu, maka dalam penelitian ini

populasi tidak diambil menjadi obyek penelitian, namun hanya sebagian dari

keseluruhan populasi. Dalam pemilihan sampel penelitian, menggunakan

simple random sampling yaitu “proses pemilihan sampel dimana setiap unit

analisis dalam populasi dijamin mempunyai peluang dan kebebasan yang

sama untuk terambil kedalam sampel. Dalam hal ini ada asumsi bahwa

populasi mempunyai keadaan yang homogen (setiap unit diduga mempunyai

karakter yang sama)“.49

Menurut Ida Bagoes dan Kasto, beberapa penelitian menyatakan

bahwa besarnya sampel tidak boleh kurang dari 10% dan ada pula peneliti

lain menyatakan bahwa besarnya sampel minimum 5% dari jumlah satuan-

satuan elementer dari populasi.50

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan rumus

Yamane dengan mengambil presisi 10% yaitu:

N n = Nd2 + 1

Dimana:

n = sampel d = presisi yang diinginkan

N = populasi 48 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1979, Hal. 72. 49 Endang S. Sari, Audience Research , Andi Offset Yogyakarta, Hal. 12-13. 50 Masri Singarimbun, Metodologi Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1987, Hal.155

39

Jadi:

100 100 n = = 100 (10%)2 + 1 100 (0.01) + 1

n = 50 orang

Jadi dalam penelitian ini peneliti akan meneliti 50 anggota Koes Plus Fans

Surakarta (KPFS) yang dijadikan sampel penelitian.

Pemilihan sampel yang berjumlah 50 orang dari suatu populasi

sebanyak 100 orang, dilakukan dengan cara undian sehingga setiap unit

mempunyai peluang yang sama untuk dapat dipilih. Nomor subyek ditulis

pada kertas kecil-kecil, satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas

digulung. Dengan tanpa prasangka, di ambil 50 gulungan kertas, sehingga

nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambi itulah yang

merupakan nomor subjek sampel penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data meliputi:

a. Observasi : Mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan

langsung di lokasi penelitian.

b. Kuisioner : Mengumpulkan data dengan menyebar daftar

pertanyaan yang harus diisi responden.

c. Kepustakaan : Mengumpulkan data melalui buku-buku referensi dan

literature yang relevan.

40

6. Jenis Data

a. Data primer : Data yang diperoleh dari jawaban kuisioner yang

disebarkan pada responden.

b. Data sekunder : data yang diperoleh dai hasil observasi, studi

kepustakaan, data-data administrasi dan literature-literature yang

mendukung untuk melengkapi data primer.

7. Analisa Data

Data yang berhasil dikumpulkan dari kuisioner yang telah diisi

jawaban oleh responden diteliti kembali, proses ini dinamakan proses editing.

Setelah proses editing data tersebut disederhanakan ke dalam bentuk kode.

“Koding adalah proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke dalam

skor numerik atau karakter simbol-simbol tertentu.”51 Penyederhanaan ini

dilakukan secara manual dengan menggunakan coding sheet.

Untuk menguji kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (GS)

dengan kepuasan nyata yang diperoleh (GO) responden pada masing-masing

item kebutuhan dalam mendengarkan program siaran musik Koes Plus Radio

Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3”

menggunakan uji analisa Discrepancy. Penghitungan data statistiknya

menggunakan rumus discrepancy, sebagai berikut:

51 Rosadi Ruslan, Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, Hal. 166

41

S n.i.j i≠j D = S S n.i.j i j dimana:

D = Kesenjangan (discrepancy)

n = Jumlah sampel

i = Kepuasan yang diharapkan (gratifications sought)

j = Kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained)

dimana i≠j 52

Rumus discrepancy yang digunakan tersebut dioperasionalkan dengan

perhitungan cross tabulation atau tabulasi silang, dimana item-item dalam GS

disilangkan dengan item-item dalam GO. Dari hasil perhitungan tersebut

akan dapat diketahui persentase kesenjangan kepuasan dari responden

berdasar item-item yang sudah ditentukan dalam mendengarkan program

siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI

PRO 2 FM dengan “K3 (Koes Plus mu, Koes Plus ku, Koes Plus kita)”.

Semakin kecil persentase kesenjangan yang diperoleh, berarti media tersebut

semakin memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan responden.

Begitu pula sebaliknya, semakin besar persentase kesenjangan berarti media

tersebut semakin tidak mampu untuk memuaskan responden.

52 Palmgreen, et.al., Uses and Gratifications Exposure to Public Television a Descrepancy Approuch, in Communication Research, Volume 6, No.2, Beverly Hills, Sage Publication, 1979, Pg. 159, dalam skripsi Santi Wirastuti, “Musik Campursari Dan Kesenjangan Kepuasan (Studi tentang Kesenjangan Kepuasan Mendengarkan Siaran Musik Campursari di Radio POP FM Yogyakarta dan Radio GSM FM Muntilan di Kalangan Seniman Musik Campursari Tamba Ati Godean, Sleman dengan Pendekatan Uses and Gratifications)”, FISIP, UNS, 2002, Hal.36

42

Untuk memperkuat kesimpulan dari suatu tabel yang menghubungkan

dua variabel atau lebih dilakukan penghitungan uji signifikansi menggunakan

rumus Chi Kuadarat dengan tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa

peneliti mempunyai 5% kesempatan untuk membuat keputusan yang salah

mengenai penolakan Ho (menerima Ha). “Tes signifikansi dengan x2

bermaksud menguji apakah frekuensi yang diobservasi fo berbeda dengan

signifikan dari frekuensi yang diharapkan fh.”53 Berikut adalah rumus Chi

Kuadarat:

Dimana:

(fo – fh)2 x2 = Chi Kuadarat

x2 = S fo = Frekuensi yang diperoleh

fh fh = Frekuensi yang diharapkan

Untuk rumus Chi Kuadrat, derajat kebebasan/ degree of freedom (df)

dihitung dengan rumus:

df = ( k-1 )( b-1 )

Dimana : k = jumlah kolom

b = Jumlah baris

53 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2000, Hal.347

43

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Radio Mentari FM

a. Profil Dan Sejarah Berdirinya Radio Mentari FM

Setelah Muktamar Muhammadiyah ke 44 di Jakarta, salah satu

rekomendasinya adalah bagaimana Muhammadiyah mempunyai media dakwah yang

efektif dan efisien yang berupa radio, maka majelis tabligh dan dakwah khusus

pimpinan daerah Muhammadiyah Surakarta merespon rekomendasi tersebut dengan

merencanakan mendirikan radio Muhammadiyah.

Rencana pendirian radio ini terus bergulir dan pada awal tahun 2002

rencana tersebut dimatangkan dan mulai direalisasikan. Ketua Pimipinan Daerah

Muhammadiyah Kota Surakarta yang saat itu dijabat oleh Drs. H. Subari dan Ketua

Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus dijabat oleh Drs. H. Soekirjono serta para

pemimpin PDM Kota Surakarta terus melakukan koordinasi dan akhirnya disepakati

untuk mendirikan sebuah media dakwah elektronika berupa radio.

Tempat yang pertama kali dipakai sebagai studio adalah salah satu ruangan

yang disetting khusus di Balai Muhammadiyah Jl. Teuku Umar No.5 Surakarta.

Format siaran pada saat itu adalah Radio Dakwah dengan nama radio Gema Mentari

mengudara pada frekuensi 89.3 FM dan Drs. H. Teguh ditunjuk sebagai Direktur.

Kemudian seiring dengan perjalanan waktu serta profesionalisasi format siaran, oleh

pengelola Radio Gema Mentari, studio Radio dipindahkan dari balai Muhammadiyah

44

ke gedung dewan pimpinan daerah (DPD) Partai Amanat Nasioanl (PAN) di Jl.

Slamet Riyadi kompleks SPK Muhammadiiyah Kerten Surakarta. Pada saat itu,

pemancar Radio Gema Mentari berkekuatan 500 watt dengan didukung oleh 4

penyiar.

Setelah berjalan kurang lebih 2 tahun, Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Surakarta mengadakan analisa dan evaluasi perjalanan Radio Gema Mentari berjalan

stagnan dan format siaran belum bisa maksimal. Oleh karena itu, pada awal 2004

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta menggulirkan persoalan Radio

Gema Mentari ke Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat (MKKM) dan

Drs. H. Abdul Rozaq Rais, MM. Menyambut baik lontaran PDM dan

melanjutkannya kepada jajaran Direksi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Surakarta. Akhirnya, Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta

membentuk Panitia Alih Kelola yang mempunyai tugas mengurus perijinan Radio

serta memindahkan lokasi studio Radio Gema Mentari ke kompleks Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Surakarta.

Panitia Alih Kelola yang diketuai oleh DR. Dr. H. Suradi, Sp.P(K) MARS,

mengusulkan bahwa pengelolaan Radio tidak bisa setengah-setengah, harus serius

dan profesional. Panitia Alih Kelola pada saat itu mengusulkan pembangunan studio

yang reprensentatif serta didukung oleh peralatan elektronik dan audio sesuai dengan

standard Radio FM. Usulan tersebut disambut baik oleh pengurus MKKM PDM

Kota Surakarta dan Direksi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sehingga

dibangunlah studio di salah satu gedung di bagian belakang Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah menghadap ke jalan Yosodipuro. Untuk mendukung kekuatan

45

siaran, didatangkan alat pemancar yang mempunyai daya maksimal sampai 6000

watt.

Pada akhir September 2004, semua peralatan dan gedung studio siap untuk

siaran. Panitia Alih Kelola manawarkan beberapa alternatif format siaran ke PDM

Kota Surakarta. Pada akhirnya disepakati, nama Radio Gema Mentari berubah

menjadi Mentari FM, dengan positioning Radio Kesehatan Solo dengan tanpa

meninggalkan ciri utamanya yakni sebagai radio Dakwah.

Segala sesuatunya telah siap, maka pada hari Jumat tanggal 18 November

2004, Mentari FM resmi mengudara dengan siaran percobaan perdana berkekuatan

daya 1000 watt pada frekuensi 98.00 MHz ( sesuai ijin sementara dari Dinas

Perhubungan Jawa Tengah). Program acara pada saat itu masih sangat sederhana,

yakni longplay lagu-lagu Indonesia dan Mancanegara. Setelah mengudara selama 1

bulan, pada bulan Desember 2004 program acara mulai dimantapkan dan disesuaikan

dengan format siaran informasi kesehatan dan dakwah Islam. Akhirnya, setelah

dievaluasi berjalan dengan baik, pada hari Senin tanggal 9 Januari 2005, Radio

Mentari FM sebagai Radio Kesehatan Solo (satu-satunya di Indonesia) diresmikan

penggunaan studio dan siarannya oleh Prof. DR. H. M Amien Rais, MA).

b. Filosofi Radio Mentari FM

Visi : Menjadikan Radio Mentari FM sebagai media syiar, Islam, dan Kesehatan

dambaan umat masyarakat sehat, sejahtera, dan Islami.

Misi : Memberikan informasi dan komunikasi berbasis Islam dan kesehatan dan

profesional.

Tujuan : Terbentuknya umat yang sehat, sejahtera, dan Islami.

46

Motto : Syiar – Sehat – Santun

c. Data Media

Nama Perusahaan : PT. Radio Gema Mentari

Pemilik : Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota

Surakarta

Pengelola : Majelis Kesehatan Dan Kesejahteraan Masyarakat

PDM Kota Surakarta

No. Ijin Operasional : 482.2/1167/2004

Call Station : Mentari FM

Positioning : Radio Kesehatan Solo

Panggilan Pendengar : Sahabat Sehat

Frekuensi : 98.00 MHz

Lokasi Studio : Jl. Yosodipuro 67 Surakarta

No. Telephone & Faksimile : (0271) 739077

Bank : Bank Syariah Mandiri Kantor Kas RS. PKU

Muhammadiyah Surakarta a/n: DR. dr. H. Suradi,

Sp.P(K) MARS. Q.Q Radio, No. Rek. 0127010253

Direktur Eksekutif : Prof. DR. dr. H. Suradi, Sp.P(K) MARS MARS

PJ. Produksi & Redaksi : Itong Widjanto, S. Psi

PJ. Administrasi & Keuangan : Dra. Liestyawati

d. Daerah Jangkauan

Utara : Kabupaten Sragen - Purwodadi

Barat : Kabupaten Salatiga - Temanggung

47

Selatan : Kabupaten Wonogiri -Yogyakarta

Timur : Kabupaten Karanganyar – Ngawi

e. Konsep Siaran

Waktu Siar : Jam 05.00 –24.00 WIB

Penggolongan Dan Prosentase Mata Acara

Program mata acara yang disiarkan oleh Mentari FM sangat beragam antara

lain adalah berita, penerangan/informasi kesehatan, pendidikan dan kebudayaan,

agama, olah raga, hiburan/musik, dan acara penunjang lain seperti layanan

masyarakat. Pembagian prosentase tiap jenis mata acara dibagi sebagai berikut:

a) Berita : 5 %

b) Penerangan / Informasi Kesehatan : 30 %

c) Pendidikan dan Kebudayaan : 10 %

d) Agama : 20 %

e) Olah raga : 5 %

f) Hiburan dan Musik : 25 %

g) Acara Penunjang/Layanan Masyarakat : 5 %

TOTAL : 100%

f. Khalayak Sasaran

a) Dibawah 15 tahun : 5%

b) 15 s/d 19 tahun : 10%

c) 20 s/d 24 tahun : 10%

d) 25 s/d 29 tahun : 25%

e) 30 s/d 34 tahun : 25%

48

f) 35 s/d 39 tahun : 10%

g) 40 s/d 50 tahun : 10%

h) Diatas 50 tahun : 5%

g. Deskripsi Program Siaran Musik Mentari Plus

Program Mentari Plus adalah sebuah program acara hiburan dengan

menyajikan informasi tentang perjalanan Koes Plus dan pemutaran lagu-lagu

permintaan pendengar koleksi Koes Plus.54 Mentari Plus mengudara setiap hari Sabtu

pukul 21.00 – 24.00 WIB. Tidak hanya memutarkan lagu-lagu Koes Plus, program

Mentari Plus juga memutarkan koleksi lagu Koes Bersaudara, Murry’s group dan No

Koes.

Program siaran musik Mentari Plus dipandu oleh seorang penyiar yang

didampingi seorang narasumber yang mengerti dan memahami lagu-lagu dan sejarah

grup musik Koes Plus. Narasumber disini membantu penyiar untuk menyampaikan

informasi-informasi seputar Koes Plus. Saat mengudara penyiar dan narasumber

selalu mengajak pendengar untuk bergabung melalui line phone ataupun sms.

Pendengar dapat request lagu dan menyapa pendengar lain.

Program Mentari Plus terbagi menjadi beberapa segmen. Disetiap

segmennya, penyiar menerima 3 penelpon dan membaca sms kemudian memutarkan

3 lagu yang di-request oleh pendengar. Suatu waktu narasumber memberikan

informasi seputar lagu-lagu Koes Plus yang diputar, baik itu sejarah mengenai lagu

tersebut ataupun latar belakang Koes Plus membuat lagu tersebut.

54 Blocking acara Radio Mentari FM

49

Program Mentari Plus termasuk program siaran musik unggulan kedua di

Radio Mentari FM karena mampu menjaring banyak atensi dari pendengar wilayah

kota Solo dan sekitarnya, dari survey yang penulis lakukan dalam setiap kali siaran

lebih dari 40 SMS dan 10 penelpon yang beratensi. Hal ini menandakan bahwa

program acara ini menjadi program favorit pendengar yang merupakan pecinta Koes

Plus.

B. RRI PRO 2 FM

a. Sejarah Radio Republik Indonesia Surakarta

Pada zaman penjajahan Belanda, sejarah perkembangan radio di Surakarta

tidak terlepas dari Pergerakan Bangsa Indonesia pada umumnya. Tiap langkah yang

berlandaskan pada perjuangan bangsa Indonesia merupakan segi yang terkait.

Demikian pula pejuang-pejuang radio, merupakan mata rantai yang menjadi salah

satu penggerak dalam menanam kesadaran nasional yang membawa kemungkinan

hidup langgeng sebagai pembawa obor perjuangan. Siaran-siaran radio yang

berkumandang di Indonesia membuka pemikiran baru bagi bangsa Indonesia, sebab

secara tidak langsung segala pemeliharaan seni budaya Indonesia merupakan

penanam kesadaran bangsa.

Melalui pemancar PK2MN yang diusahakan oleh perkumpulan “Javaanse

Kunstkring Mardi Raras Mangkunegaran” asuhan Sri Paduka Mangkunegoro VII

almarhum, seorang bangsawan anggota “Budi Utomo” yang terkenal sebagai

penggemar seni siaran-siaran gamelan Jawa, ketoprak dan siaran-siaran lain dapat

dipancarkan kepada penggemarnya. Pemancar tadi mengirimkan siaran-siaran

gamelan Jawa dari perkumpulan Javaanse Kunstkring tersebut dan Siaran Ketoprak

50

dan Wayang Orang dari Taman Balekambang Manahan (dulu Partinituin). Atas

inisiatif Ir. Arsito Mangunkusumo, lalu diadakan rapat tanggal 1 April 1933 dengan

anggota dan tokoh terkemukan kota Solo untuk mendirikan perkumpulan yang

mengusahakan penyiaran radio di Solo, hasilnya lahirlah “Solose Radio Vereniging”

(SRV)”. Melalui propaganda Sdr. Sutarto Hardjowahono didirikan pula konsul-

konsul yang menjelma menjadi perkumpulan penyiaran radio itu sendiri. Pada

tanggal 8 April 1934 berdiri “Kring Betawi” yang dipimpin oleh Sdr. Gunari

Wiriodinoyo, yang menjelma menjadi V.O.R.L. (Vereniging Oorterse Radio

Luisteraars) dan akhirnya berdiri sendiri. Disusul lahirnya V.O.R.S di Surabaya

dibawah pimpinan Sdr. Djadi, dan menjelma menjadi CIRVO (Chineesse en

Inheemse Radioluisteraars Vereniging Oost Java). Di Madiun berdiri E.M.R.O

(Eerste Madiunse Radio Omroep) dipimpin Sdr. Partalegawa tetapi perkumpulan ini

tidak langgeng. Pada tahun 1936 di Semarang muncul Konsul dan S.R.V yang

bernama Radio Semarang dipimpin Sdr. Sujudi. Pada tahun 1934 di Solo berdiri

laggi S.R.I (Siaran Radio Indonesia) dibawah asuhan Pangeran Surjohamidjojo,

Mulyadi Djojomartono dkk. S.R.V pernah mencapai jumlah anggota 4000 orang

sehingga dapat mendirikan gedung studio sendiri yang megah atas bantuan Sri

Paduka Mangkunegoro VII.

Konggres tanggal 15 Januari 1935 di Solo, memutuskan bahwa SRV harus

mempunyai gedung yang megah dan untuk keperluan tersebut direncanakan biayan

FI. 7000,- (tujuh ribu golden). Pada waktu itu dana yang didapat dari para dermawan

baru FI. 2000,-. Sri Paduka Mangkunegoro VII sendiri telah menghadiahkan

sebidang tanah yang luasnya 5000 meter persegi yang letaknya di jalan markoni

51

(tepatnya di lokasi RRI Surakarta sekarang). Proyek studio inidiselenggarakan oleh

Ir. FCL Van Olden pada tanggal 15 September 1935 dengan ditandai peletakan batu

pertama dan pada tanggal 29 September 1936. Tanggal 8 Maret 1942, H.Funabiki

komandan pasukan Jepang di Solo dating ke studio dan bertemu Sdr.Maladi salah

seorang anggota pengurus program komisi SRV, Sdr. Oetojo dan Sdr. Soegoto.

Ketiga orang tadi mendapat perintah dari Sdr. Funabiki supaya segera

menghidupkan kembali pemancar SRV, sehingga dalam beberapa hari saja

pemancar sudah dapat digunakan dan pimpinan dijabat Sdr. Maladi.

Setelah proklamasi kemerdekaan republik Indonesia, maka para pemimpin

radio menghimpun tenaga-tenaga untuk melancarkan jalannya revolusi. Hingga

akhirnya lahir RRI pada tanggal 11 September 1945 yang berdiri dengan delapan

anggota studio, yakni di Jakarta, bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta,

Malang, Surabaya dan Semarang. Untuk Surakarta, menempatkan pemancarnya di

tawangmangu. Berdasarkan keputusan Menteri Penerangan moh.Natsir tanggal 1

April 1946 RRI ditetapkan sebagai Jawatan Pemerintah. Adanya reformasi pada

tahun 1998 membuahkan perubahan tatanan termasuk dalam bidang jaringan

informasi radio. Dilikuidasinya Departemen Penerangan oleh presiden Gus Dur

tahun 1999, RRI beralih dari radio pemerintah menjadi radio public dengan satus

Perjan (PP No.37/VI/2000).

b. Visi dan Misi

Visi : Menjadikan Radio Republik Indonesia sebagai lembaga penyiaran public

yang independen, netral, mandiri dan profesional.

52

Misi :

· Memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan kepada semua

lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.

· Mendukung terwujudnya kerjasama dan saling pengertian dengan negara-

negara sahabat khususnya dan dunia internasional pada umumnya.

· Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mendorong terwujudnya

masyarakat informasi.

· Meningkatkan kesadaran masyarakat, berbangsa dan bernegara yang

demokratis dan berkeadilan, serta menjunjung tinggi supremasi hukum dan

Hak Asasi Manusia

· Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa

· Melaksanakan kontrol sosial

· Mengembangkan jati diri dan budaya bangsa.

Motto : Sekali di udara tetap di udara

c. Data Media

Nama Badan Hukum : Radio Republik Indonesia Surakarta

Call Station PRO 2 : Radio Republik Indonesia PRO 2

Alamat : Jl. Abdurrahman Saleh No.51 Surakarta

Kodya / Provinsi : Kodya Surakarta / Provinsi Jawa Tengah

No. Telephone & Faksimile : (0271) 639230, 642208 & (0271) 668200

Email : rri_ska@rri_online.com

NPWP : 0.004.172.3.526

Frekuensi PRO 2 : FM 97.00 MHz

53

d. Daerah Jangkauan RRI PRO 2 FM

Memilik 1 pemancar yaitu FM 97 MHz. Jangkauan utamanya adalah kota

Surakarta, namun juga dapat menjangkau kabupaten Sukoharjo, Klaten, Sragen,

Karanganyar, Wonogiri.

e. Format Station PRO 2 FM 97 MHz

Format station : Informasi dan Musik

Usia Pendengar : 12 – 45 tahun

f. Deskripsi Program Siaran Musik K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes

Plus Kita)

Program siaran musik K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)

merupakan program siaran musik yang khusus memutarkan lagu-lagu milik Koes

Bersaudara dan Koes Plus tahun 1962-1987 sehingga berbeda dengan lagu yang

diputar dalam program Mentari Plus di Radio Mentari FM. Menurut penggagas

pertama program K3 RRI PRO 2 FM yaitu Bpk. Oni, Murry’s group dan No Koes

sudah jauh sekali ikatannya dengan Koes Plus, meskipun Murry’s group merupakan

grup yang dimotori oleh Murry, dan No Koes adalah grup musik yang dipimpin oleh

No Koes, tetap saja program K3 tidak memutarkan lagu-lagu dari Murry’s group dan

No Koes.

K3 PRO 2 FM mengudara pukul 21.15 – 24.00 WIB di hari Selasa. Dipandu

oleh seorang penyiar serta menghadirkan narasumber yang jumlahnya lebih dari 1

orang. Setiap mengudara, penyiar dan narasumber mempunyai tema tertentu

misalnya tahun baru, namun pendengar masih dibebaskan me-request lagu Koes

Bersaudara dan Koes Plus meskipun tidak sesuai tema siaran pada saat itu. Dalam

54

program K3 pendengar dapat request lagu, berkirim salam dengan pendengar

lainnya melalui line phone dan sms serta bertanya tentang grup musik Koes Plus

langsung pada narasumber.

Program K3 dibagi menjadi beberapa segmen. Segmen pertama penyiar dan

narasumber membuka program K3 dan memutarkan 2 lagu sebagai pembuka. Di

setiap segmennya, penyiar menerima 5 penelpon kemudian memutarkan 5 lagu yang

di-request oleh pendengar. Bila belum ada yang bergabung di line phone, penyiar

membaca sms dari pendengar. Berdasarkan pengamatan penulis, program K3 lebih

mengutamakan pendengar yang bergabung di line phone karena sms dari pendengar

dibaca bila belum ada yang bergabung di line phone. Tidak hanya penyiar yang

berinteraksi langsung dengan pendengar, narasumber program K3 juga bisa langsung

menyapa pendengar dan menjawab pertanyaan-petanyaan pendengar serta

menyampaikan informasi-nformasi mengenai Koes Plus.

C. Deskripsi Koes Plus Fans Surakarta (KPFS)

a. Sejarah KPFS

KPFS merupakan singkatan dari Koes Plus Fans Surakarta yang berdiri pada

tanggal 11 Maret 2004. Diresmikan oleh Yon Koeswoyo dan Murry saat

mengadakan konser Koes Plus di THR Sriwedari Solo pada 22 April 2004. KPFS ini

diprakarsai Edi Kuncoro, Sunu Pribadi, Heri dan Moch. Rahardjo. Alasan berdirinya

KPFS, menurut Edi Kuncoro dan Sunu Pribadi saat diwawancarai oleh penulis,

pendirian KPFS diperlukan karena pada waktu itu penggemar Koes Plus di Surakarta

semakin banyak, yang diketahui dari pengunjung acara Koes Plus di THR dan

55

banyaknya siaran radio yang menyiarkan lagu-lagu Koes Plus. Di luar Solo sendiri

sudah banyak komunitas-komunitas Koes Plus yang telah berdiri, seperti FKPK

(Fans Koes Plus Kudus), FKPS Semarang, dll. Maka di Solo perlu dibentuk suatu

wadah untuk penggemar Koes Plus serta untuk menunjukkan eksistensi Fans Koes

Plus di kota Solo ini.

Pada awalnya anggota KPFS berkisar puluhan orang dan sampai tahun 2006

jumlah tersebut meningkat mencapai 200 orang yang terdaftar dalam kesekretariatan

KPFS yang beralamat di Rumah Bapak Heri Jl. Prenjak V Rt 7 RW 10 Solo 57144.

Pada saat itu untuk menjadi anggota, pecinta Koes Plus harus mendaftarkan diri

kepada pengurus dengan mengisi formulir pendaftaran, fotokopi KTP, pas foto 3x4 2

lembar dan biaya administrasi Rp. 10.000,- (sebagai simpanan pokok, pembutan

kartu anggota dan sebagai uang konsumsi untuk pertemuan anggota.

Sampai tahun 2009 jumlah anggota KPFS yang aktif mengikuti kegiatan-

kegiatan yang diadakan KPFS menurun. Berdasarkan wawancara dengan Edi

Kuncoro dan Sunu Pribadi, jumlah anggota KPFS yang aktif sampai tahun 2009

berkisar 100 orang yang dibuktikan dari pantauan dan daftar hadir disetiap

pertemuan-pertemuan yang diadakan KPFS. Agar KPFS tetap berdiri, pengurus

KPFS berusaha semaksimal mungkin untuk tetap mengembangkan KPFS dan

akhirnya pada tanggal 29 Oktober 2009, KPFS melalukan reorganisasi dengan

menyusun pengurus baru dan mulai rutin mengadakan kegiatan-kegiatan.

b. Visi Misi

Visi : Pelestarian lagu-lagu Koes Plus

56

Misi : Mendirikan pusat informasi Koes Plus (museum) yang sampai saat ini

belum terlaksana karena personil Koes Plus masih ada yang hidup.

c. Kegiatan KPFS

Kegiatan KPFS adalah melestarikan lagu-lagu Koes Plus yang bekerjasama

dengan komunitas Koes Plus pusat di Jakarata (Jiwa Nusantara), yaitu berupa

pendokumentasian album-album Koes Bersaudara dan Koes Plus dari album awal

(1962) sampai tahun 2008. Pendokumentasian lagu-lagu tersebut dari bentuk

piringan hitam, kaset, dan CD. Tidak mudah mencari album-album Koes Plus yang

asli karena sudah tidak diproduksi lagi, namun dengan menjadi anggota KPFS akan

mudah untuk mendapatkan album-album Koes Plus.

Kegiatan rutin:

1. Menentukan jadwal panggung Band pelestari Koes Plus setiap Senin dan

Kamis di THR Sriwedari dan di Televisi lokal Solo

2. Menjadi narasumber acara Koes Plus di radio

3. Mengkoordinasi band-band pelestari Koes Plus

4. Mengadakan kerjasama dengan radio-radio dan televisi di kota Solo yang

menyiarkan lagu-lagu Koes Plus.

5. Mengadakan kerjasama dengan komunitas-komunitas Koes Plus di daerah

lain.

6. Mengkoordinasi dancer Koes Plus yang berjumlah 4 kelompok (Dancer

PLus, Dancer 88, Solo Dancer, Dancer Combo yang keanggotaannya remaja

putri) untuk tampil di THR Sriwedari dan televisi mengiringi band pelestari

Koes Plus yang tampil.

57

BAB III

PENYAJIAN DATA

A. Identitas Responden

Responden dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio

Dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” adalah kalangan Koes Plus Fans

Surakarta (KPFS) sebanyak 50 orang. Berikut adalah data identitas responden

yang diperoleh dari hasil jawaban di kuisioner:

Tabel III.1

Karakteristik Responden Menurut Umur

Umur F %

21 – 30 Tahun

31 – 40 Tahun

41 – 50 Tahun

51 – 60 Tahun

61 – 70 Tahun

7

10

23

9

1

14

20

46

18

2

Jumlah 50 100

Sumber: Jawaban kuisioner no.2

Berdasarkan tabel III.1 dapat diketahui bahwa yang paling banyak

mendengarkan program Mentari Plus dan K3 berumur 41 – 50 tahun yang

berjumlah 23 orang dengan persentase 46%. Sedangkan yang paling sedikit adalah

umur 61 - 70 tahun yaitu 1 orang. Untuk umur 31 - 40 tahun sebanyak 10 orang

atau 20%. 51 – 60 tahun sebanyak 9 orang, dan yang termuda umur 21 – 30 tahun

berjumlah 7 orang dengan persentase 14%.

58

Tabel III.2

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin F %

Laki-laki

Perempuan

47

3

94

6

Jumlah 50 100

Sumber: Jawaban kuisioner no.2

Berdasarkan tabel diatas, responden dalam penelitian ini yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 47 orang dengan persentase 94%. Sedangkan untuk

responden yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 3 orang atau 6%.

Selanjutnya, data tabel berikutnya adalah data yang diperoleh

berdasarkan hasil jawaban kuesioner untuk masing-masing variabel.

B. Variabel Gratifications Sought (Kepuasan yang Diharapkan)

Gratifications Sought (GS) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui seberapa jauh tingkat kepentingan dari kebutuhan-kebutuhan yang

dimiliki responden untuk dicarikan pemuasannya melalui program siaran musik

Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM. Jenis-jenis

kebutuhan tersebut yaitu kebutuhan untuk memperoleh informasi, identitas

59

pribadi, integrasi dan interaksi sosial, serta kebutuhan untuk mendapatkan

hiburan.

Pada variabel GS terdapat 12 pertanyaan dan pada masing-masing item

pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban dengan tiga skor berbeda yang dapat

dipilih responden untuk menyatakan seberapa kuat keinginan memuaskan

kebutuhannya mendengarkan program siaran musik Koes Plus Mentari Plus di

Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM. Ketiga skala tersebut adalah sangat

penting (skor 3), bila responden sangat mengharapkan pemuasan kebutuhan

melalui program siaran musik Koes Plus di radio; penting (skor 2), bila responden

merasa cukup mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik

Koes Plus; serta tidak penting (skor 1), bila responden tidak mengharapkan

pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus di radio.

Dari ketentuan skor tersebut, akan diperoleh nilai tertinggi 12 x 3 = 36

(sebagai batas atas) dan nilai terendah 12 x 1 = 12 (sebagai batas bawah). Dengan

tiga kelas yang menyatakan tingkatan tingginya harapan responden untuk

memuaskan kebutuhannya mendengarkan program siaran musik Koes Plus, maka

diperoleh range (jarak interval):

Batas atas – batas bawah

i =

Jumlah kelas

36 - 12

i =

3

60

i = 8

Kategori ketiga kelas tingkat kepuasan yang diharapkan responden

adalah sebagai berikut:

v Tinggi (29 – 36), artinya responden mengharapkan pemuasan kebutuhan

melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3

v Sedang (21 – 28), artinya responden kurang begitu mengharapkan pemuasan

kebutuhan melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3

v Rendah (12 – 20), artinya responden tidak mengharapkan pemuasan

kebutuhan melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3

Jenis-jenis kebutuhan yang dinggap sangat penting, penting dan tidak

penting oleh responden dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel

berikut ini:

Tabel III.3 Tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) responden dari media radio

Sangat Penting

Penting Tidak

Penting No. Motif Mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio

F % F % F %

1. Ingin mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus

25 50 25 50 - -

2. Ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus

24 48 26 52 - -

3. Ingin meningkatkan rasa percaya diri 8 16 29 58 13 26

4. Ingin mengingat kenangan-kenangan di masa lampau 22 44 25 50 3 6

5. Ingin mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain 11 22 29 58 10 20

6. Ingin bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara 9 18 39 78 2 4

7. Ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus 16 32 32 64 2 4

61

8. Ingin memperoleh suasana santai 20 40 30 60 - - 9. Ingin menyalurkan emosi 6 12 24 48 20 40 10. Ingin memperoleh hiburan dan kesenangan 25 50 25 50 - -

11. Ingin mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian

22 44 27 54 1 2

12. Untuk mengisi waktu luang 13 26 35 70 2 4 Sumber: diolah dari jawaban kuisioner II.8 – II.19

Berdasarkan rincian pada tabel III.3 diatas, penjelasan dari masing-

masing indikator variabel GS adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan

dipopulerkan Koes Plus

Tabel III.4

Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

25

25

-

50

50

-

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

Dari tabel III.4 diketahui bahwa kebutuhan responden untuk mengetahui

lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus dianggap sebagai

kebutuhan yang sangat penting untuk dicarikan kepuasannya, terbukti item

kebutuhan ini memiliki persentase 50%. Hal ini wajar karena responden sebagai

anggota KPFS ingin mengetahui lebih banyak lagu yang dipopulerkan Koes Plus.

2) Kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan grup musik Koes Plus

62

Tabel III.5 Kebutuhan responden untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan grup musik Koes Plus Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

24

26

-

48

52

-

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden merasa kebutuhan

untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup

musik Koes Plus dianggap penting dengan bukti 26 orang dari 50 responden atau

sekitar 52% menjawab penting, sedangkan 24 respoden menjawab sangat penting.

Responden yang merupakan Fans grup musik Koes Plus berharap untuk

mengetahui informasi tentang grup musik kesayangannya sehingga dapat

menambah wawasan mereka dan menjadi fans yang mengetahui seluk beluk Koes

Plus.

3) Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri

Tabel III.6 Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

8

29

13

16

58

26

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

63

Berdasar tabel diatas, 29 responden dengan besar persentase 58%

menganggap kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri dengan

mendengarkan program siaran musik Koes Plus dirasa penting untuk dipenuhi.

Rasa percaya diri yang dimilik responden sebagai salah satu cara untuk

menunjukkan eksistensi diri. Dengan mendengarkan program siaran musik Koes

Plus di radio, responden berharap dapat menambah wawasan tentang grup musik

kesayangannya yaitu Koes Plus sehingga saat berbincang dengan orang lain,

responden lebih banyak mengetahui informasi sehingga kepercayaan dirinya

meningkat

4) Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau

Tabel III.7 Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

22

25

3

44

50

6

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

Responden yang berjumlah 25 orang menyatakan penting dan 22 orang

responden menyatakan sangat penting terhadap item kebutuhan untuk mengingat

64

kenangan-kenangan di masa lampau untuk dipenuhi kepuasannya. Dalam item

kebutuhan ini responden berharap dengan mendengarkan program siaran musik

Koes Plus di radio dapat menjadi cara untuk bernostalgia dan kembali kemasa-

masa terdahulu yang mempunyai kenangan-kenangan dibalik lagu-lagu Koes Plus.

5) Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain

Tabel III.8

Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

11

29

10

22

58

20

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

29 responden (58%) dari 50 responden menyatakan penting untuk

memenuhi kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain dengan

mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio. Lagu-lagu, informasi

ataupun penyajian program siaran musik Koes Plus di radio dapat menjadi bahan

perbincangan dengan sesama teman pecinta Koes Plus dan sesama anggota KPFS.

6) Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain (sesama pendengar)

melalui udara

Tabel III.9

Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara

65

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

9

39

2

18

78

4

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

Kebutuhan untuk bersilaturrahmi sesama pendengar melalui udara

merupakan item kebutuhan yang dianggap penting oleh responden untuk

dipenuhi. 78% merupakan persentase dimana responden menjawab penting atau

39 orang dari 50 responden. Bersilaturrahmi melalui udara adalah hal yang sering

dilakukan pendengar radio yang bergabung melalui line phone atau sms untuk

menyapa sesama pendengar.

7) Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus

Tabel III.10

Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

16

32

2

32

64

4

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

Responden dalam penelitian ini yang merupakan anggota KPFS adalah

orang-orang yang mengagumi Koes Plus. Melalui program siaran musik Koes

66

Plus, memperoleh teman sesama pecinta Koes Plus merupakan hal yang penting

terbukti 32 responden menjawab penting. Dengan mempunyai teman sesama

pecinta Koes Plus responden berharap dapat menambah wawasannya seputar

Koes Plus dan menambah koleksi lagu-lagu Koes Plus.

8) Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai

Tabel III.11

Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

20

30

-

40

60

-

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

Harapan memperoleh suasana santai dinilai responden penting untuk

dipenuhi dengan mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio.

Sebanyak 30 orang dengan persentase 60% menjawab penting dan 20 orang

dengan persentase 40% menjawab sangat penting. Tidak ada seorang responden

pun yang menganggap bahwa kebutuhan untuk memperoleh suasana santai tidak

penting untuk dipenuhi.

67

9) Kebutuhan untuk menyalurkan emosi

Tabel III.12

Kebutuhan untuk menyalurkan emosi

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

6

24

20

12

48

40

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

Kebutuhan untuk menyalurkan emosi merupakan suatu kebutuhan yang

diharapkan responden dapat terpenuhi dengan mendengarkan lagu-lagu pada

program siaran musik Koes Plus diradio. 24 responden menyatakan penting agar

kebutuhan emosinya dapat tersalurkan dengan mendengar lagu-lagu Koes Plus.

Namun dengan persentase 40% atau 20 responden menyatakan bahwa kebutuhan

menyalurkan emosi tidak penting untuk dicarikan pemuasannya.

10) Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan

Tabel III.13

Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

25

25

-

50

50

-

68

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

Bagi pecinta grup musik Koes Plus, hiburan yang menyenangkan salah

satunya adalah mendengarkan lagu-lagu Koes Plus. 25 Responden (50%)

menjawab sangat penting dan 25 responden dengan persentase 50% menjawab

penting untuk memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh hiburan dan

kesenangan melalui program siaran musik Koes Plus di radio.

11) Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian

Tabel III.14

Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

22

27

1

44

54

2

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

Responden dalam penelitian ini mempunyai kesibukan pekerjaan

masing-masing. Oleh karena itu untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja

seharian, mereka membutuhkan hiburan. 22 responden menjawab sangat penting

dan 27 responden menjawab penting untuk dicarikan pemuasaan kebutuhan

mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian melalui program siaran musik

Koes Plus di radio.

69

12) Kebutuhan untuk mengisi waktu luang

Tabel III.15

Kebutuhan untuk mengisi waktu luang

Kategori F %

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

13

35

2

26

70

4

Jumlah 50 100

Sumber: Tabel III.3

Item kebutuhan untuk mengisi waktu luang merupakan jenis kebutuhan

yang memiliki persentase 70% atau sekitar 35 responden menyatakan penting

untuk dicarikan pemuasannya. Melalui program siaran musik Koes Plus di radio

responden berharap agar kebutuhan untuk mengisi waktu luang dapat terpenuhi.

Berdasarkan uraian dari masing-masing indikator pada variabel

Gratification Sought diatas, dari 12 indikator yang ada ternyata semua item

kebutuhan berada dalam skala penting untuk dicarikan pemuasannya. Sedangkan

50% dari jumlah responden pada item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu

yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus serta kebutuhan untuk memperoleh

hiburan dan kesenangan berada pada skala sangat penting.

Berikut ini disajikan pula tabel yang menggambarkan seberapa besar

tingkat kepuasan yang diharapkan responden dari program siaran musik Koes Plus

di radio.

70

Tabel III.16 Kategorisasi Tingkat Kepuasan Yang Diharapkan (GS) Responden

Kategori F %

Tinggi (29 – 36) 18 36

Sedang (21 -28) 31 62

Rendah (12 – 20) 1 2

Total 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner II.8 – II.19

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah terbesar tingkat kepuasan

yang diharapkan responden berada pada kategori sedang, artinya sebagian besar

responden (62%) mengharapkan pemuasan kebutuhannya melalui program siaran

musik Koes Plus di radio.

C. Deskripsi Variabel Media Consumptions

Penggunaan media merupakan cara responden untuk memenuhi

kebutuhan yang diharapkannya. Dalam penelitian ini media yang digunakan

adalah media Radio Mentari FM dengan program Mentari Plus serta RRI PRO 2

FM dengan program siaran musik K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus

Kita).

Pola penggunaan media dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai

berikut:

1) Tingkat perhatian

a. Pre activity (Sebelum terpaan media)

71

Gambaran aktifitas responden sebelum memutuskan untuk

mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3 berupa pencarian

informasi acara tersebut dan apakah responden sengaja meluangkan waktu untuk

mendengarkannya atau tidak dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel III.17 Aktifitas Responden Memperoleh Informasi Tentang Program Mentari Plus dan K3

Mentari Plus K3 Aktifitas Responden F % F %

Memperoleh informasi dari Teman 20 40 24 48 Mendengarkan iklan program (RE) siaran musik Koes Plus

18 36 14 28

Tidak sengaja mendengarkan saat program siaran musik Koes Plus mengudara

12 24 12 24

Jumlah 50 100 50 100 Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.20 dan III.21

Berdasarkan tabel III.17 diketahui bahwa pada tahap pre activity

responden mendapatkan informasi tentang program Mentari Plus dan K3 dari

teman. Mentari Plus sebesar 40% dan 48% untuk K3. Dari hasil jawaban dimana

responden banyak yang memperoleh informasi program Mentari Plus dan K3 dari

teman, karena responden merupakan anggota KPFS dan berusaha untuk saling

berbagi informasi mengenai program siaran musik Koes Plus di radio, termasuk

pada program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM.

Sedangkan responden yang mendapatkan informasi dengan mendengarkan iklan

program (RE) Mentari Plus lebih banyak dari K3 yaitu sebesar 36%. Untuk

program K3 sendiri hanya memperoleh 28%.

b. Duractivity (Saat terpaan media)

72

Aktifitas responden saat terpaan media yaitu saat mendengarkan program

Mentari Plus dan K3 diukur dari cara responden mengikuti program siaran musik

Koes Plus tersebut disertai aktifitas lain atau tidak. Lebih jelasnya tertera pada

tabel berikut.

Tabel III.18 Aktifitas Responden saat mendengarkan program Mentari Plus dan K3

Mentari Plus K3 Aktifitas Responden F % F %

Selalu disertai aktifitas lain 8 16 9 18 Kadang-kadang disertai aktifitas lain 28 56 27 54 Tidak pernah disertai aktifitas lain 14 28 14 28

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.22 dan III.23

Dari tabel III.18 dapat dilihat bahwa saat mendengarkan program

Mentari Plus dan K3 yang sedang mengudara 56% responden Mentari Plus dan

54% responden K3 menjawab dalam mendengarkan program siaran musik Koes

Plus diradio kadang-kadang disertai aktifitas lain. “Hal tersebut merupakan

keuntungan media radio yang memiliki sifat santai. Orang bisa menikmati acara

siaran radio sambil makan, tidur-tiduran, bekerja bahkan sambil mengemudikan

mobil.”55 Responden yang menjawab tidak pernah disertai aktifitas lain saat

mendengarkan Mentari Plus dan K3 sebesar 28%. Responden yang merupakan

Fans Koes Plus tidak mau ketinggalan informasi serta lagu-lagu Koes Plus

sehingga mereka antusias untuk menyimak dari awal hingga akhir program.

Tingkat perhatian responden saat mendengarkan program Mentari Plus

dan K3 juga dapat dilihat dari keikutsertaan mereka bergabung melalui line phone

55 Onong Uchjana, Radio Siaran Teori & Praktek, Mandar maju, Bandung, 1990, Hal. 19

73

atau sms untuk request lagu dan bersilaturrahmi dalam program siaran musik

Koes Plus. Datanya akan disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel III.19 Aktifitas Responden Bergabung Melalui Line Phone Atau SMS Dalam Program

Mentari Plus dan K3 Mentari Plus K3 Aktifitas Responden

F % F %

Selalu bergabung 12 24 16 32 Kadang-kadang bergabung 21 42 24 48 Tidak pernah bergabung 17 34 10 20

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.24 dan III.25

24% responden menyatakan selalu bergabung melalui line phone atau

sms di program Mentari Plus, sedangkan yang selalu bergabung dalam program

K3 sebesar 32%. Responden yang menyatakan kadang-kadang bergabung dalam

program Mentari Plus sebanyak 21 orang dan K3 sebanyak 24 responden.

Berdasar tabel diatas, jumlah responden K3 lebih banyak yang bergabung baik itu

selalu maupun kadang-kadang pada saat program siaran musik Koes Plus

mengudara. Sehingga responden yang mendengarkan program K3 merupakan

responden yang aktif. Kecanggihan teknologi saat ini memudahkan responden

untuk bergabung dalam program Mentari Plus dan K3 misalnya melalui sms.

Saat program siaran musik Mentari Plus dan K3 mengudara, tingkat

perhatian responden juga dapat terlihat dari aktifitas responden mendengarkan

program teersebut sampai selesai atau tidak. Keterangannya terdapat dalam tabel

berikut ini:

Tabel III.20 Aktifitas Responden Mendengarkan Program Mentari Plus Dan K3 Sampai Selesai

Aktifitas Responden Mentari Plus K3

74

F % F %

Selalu sampai selesai 23 46 28 56 Kadang-kadang sampai selesai 24 48 20 40 Tidak pernah sampai selesai 3 6 2 4

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.26 dan III.27

Dalam tabel III.20 dijelaskan bahwa 46% responden mendengarkan

siaran program Mentari Plus sampai selesai, sedangkan responden yang

mendengarkan siaran program K3 sampai selesai sebesar 56%. Hal tersebut dapat

diterima dimana responden yang merupakan fans grup musik Koes Plus

menginginkan berlama-lama untuk mendengarkan lagu-lagu yang dinyanyikan

grup musik favoritnya.

c. Post activity (Setelah terpaan media)

Aktifitas responden pada tahap post activity atau setelah terpaan media

terhadap program siaran musik Mentari Plus yang diudarakan radio Mentari FM

dan program K3 di RRI PRO 2 FM, dapat dicermati pada tabel III.21:

Tabel III.21 Aktifitas Responden Memperbincangkan Lagu-Lagu Serta Informasi Setelah

mendengarkan siaran Program Mentari Plus dan K3 Mentari Plus K3 Aktifitas Responden

F % F %

Selalu memperbincangkannya 7 14 9 18 Kadang-kadang memperbincangkannya 24 48 29 58 Tidak pernah memperbincangkannya 19 38 12 24

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.28 dan III.29

75

Distribusi frekuensi pada tabel diatas menunjukkan tingkat perhatian

responden pada tahap post activity terhadap kedua program siaran musik Koes

Plus termasuk baik. Karena 48% responden Mentari Plus dan 58% responden K3

menyatakan kadang-kadang memperbincangkan lagu-lagu dan informasi setelah

mendengarkan siaran kedua program tersebut. Namun responden yang menjawab

tidak pernah memperbincangkan lagu-lagu dan informasi setelah mendengarkan

siaran program Mentari Plus lebih banyak dari pada program K3 yaitu sebesar

38%, sedangkan untuk K3 sebesar 24%. Persentase responden yang tidak pernah

memperbincangkan setelah mendengarkan siaran kedua media tersebut

kemungkinan dikarenakan informasi yang disampaikan penyiar dan narasumber

kurang lengkap dan lagu-lagu yang diputar hanya itu-itu saja sehingga responden

tidak tertarik untuk memperbincangkannya.

Setelah membahas tingkat perhatian yang diberikan responden sebelum,

sesaat dan setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3,

terlihat bahwa pada tahap pre activity sebagian besar responden kedua program

siaran musik tersebut sama-sama memperoleh informasi tentang program Mentari

Plus dan K3 dari teman. Saat program Mentari Plus dan K3 mengudara 14

responden (28%) menjawab bahwa mereka tidak pernah melakukan aktifitas lain.

Berarti kedua program siaran musik Mentari Plus dan K3 memang telah menarik

perhatian responden sebagai penggemar grup musik Koes Plus.

2) Frekuensi

Yaitu seberapa sering responden mendengarkan program Mentari Plus

dan K3 dalam kurun waktu 2 bulan.

76

Frekuensi mendengarkan program Mentari Plus dan K3:

Tinggi : jika responden mendengarkan 7– 8 kali dalam 2 bulan

Sedang : jika responden mendengarkan 3– 6 kali dalam 2 bulan

Rendah : jika responden mendengarkan kurang atau sama dengan 2 kali dalam

2 bulan

Distribusi frekuensi responden dalam mendengarkan program Mentari

Plus dan K3 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel III.22 Frekuensi Responden Mendengarkan Program Mentari Plus dan K3

Mentari Plus K3 Frekuensi responden mendengarkan program siaran musik Koes Plus F % F %

Tinggi 24 48 29 58 Sedang 19 38 19 38 Rendah 7 14 2 4

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.30 dan III.31

Dari tabel diatas dapat dilihat frekuensi mendengarkan program siaran

musik Koes Plus yang berada pada skala sedang berjumlah 19 responden atau

dengan persentase 38% untuk program Mentari Plus dan K3. Namun untuk

responden yang mendengarkan program K3 pada skala tinggi yaitu dengan

frekuensi 7-8 kali dalam 2 bulan lebih tinggi dengan besar persentase 58% dari

pada responden yang mendengarkan program Mentari Plus dalam skala tinggi

dengan persentase 48%. Hal ini berarti bahwa frekuensi responden mendengarkan

program K3 lebih tinggi daripada program Mentari Plus.

3) Curahan waktu

Yaitu waktu rata-rata yang digunakan responden untuk mendengarkan

77

program siaran Mentari Plus dan K3 dalam satuan menit setiap minggunya.

· Curahan waktu mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio

Mentari FM:

Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 121 – 180 menit

Sedang: jika responden mencurahkan waktu 61 – 120 menit

Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 60 menit

· Curahan waktu mendengarkan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM:

Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 111 - 165 menit

Sedang: jika responden mencurahkan waktu 56 – 110 menit

Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 55 menit

Tabel III.23 Curahan Waktu Responden Untuk Mendengarkan

Program Mentari Plus Dan K3 Mentari Plus K3 Curahan waktu mendengarkan program

siaran musik Koes Plus F % F %

Tinggi 19 38 25 50 Sedang 25 50 19 38 Rendah 6 12 6 12

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.32 dan III.33

Tinggi rendahnya tingkat penggunaan media di kalangan responden

berdasarkan curahan waktu yang diberikan dalam mendengarkan program Mentari

Plus dan K3 terlihat pada tabel diatas. Jumlah dan prosentase untuk responden

yang mendengarkan program Mentari Plus dan K3 pada skala rendah sama-sama

berjumlah 6 orang. Program Mentari Plus dalam skala sedang yaitu 61-120 menit

lebih unggul dari pada program K3 karena responden yang mencurahkan waktu

78

untuk mendengarkan program Mentari Plus pada skala sedang sebesar 50% dan

untuk K3 sebesar 38%. Berdasar tabel III.23 jumlah responden yang berada pada

kategori tinggi dan sedang di kedua program siaran musik yaitu Mentari Plus dan

K3 adalah 44 responden (88%), berarti curahan waktu yang diberikan responden

pada kedua program tersebut adalah sama.

4) Penyajian program siaran musik Mentari Plus dan K3

Selanjutnya akan dilihat tanggapan responden terhadap kedua program

siaran musik Koes Plus di radio yaitu Mentari Plus dan K3 pada masing-masing

medium yang dioperasionalkan dengan beberapa pertanyaan meliputi

penyampaian penyiar (gaya siar), kelengkapan koleksi lagu dan tepat tidaknya

waktu penyiaran.

Berikut ini frekuensi tanggapan responden mengenai program siaran

musik Mentari Plus dan K3:

Tabel III.24 Gaya Siar Atau Penyampaian Penyiar Dalam Program Mentari Plus Dan K3

Mentari Plus K3 Gaya Siar Atau Penyampaian Penyiar Dalam Program Siaran Musik Koes Plus F % F %

Sangat Suka 12 24 11 22 Suka 37 74 39 78 Tidak Suka 1 2 - -

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.34 dan III.35

79

Berdasarkan tabel diatas tanggapan responden mengenai gaya siar atau

penyampaian penyiar dalam Program Mentari Plus dan K3 sama-sama disukai

oleh pendengar. Terbukti perolehan persentase pada kategori suka dengan gaya

siar penyiar program Mentari Plus sebesar 74% sedangkan program K3 sebesar

78%. Mungkin besarnya persentase responden yang sangat suka dan suka

terhadap gaya siar atau penyampaian penyiar dalam kedua program tersebut

dipengaruhi faktor kedekatan. Berdasarkan survey yang dilakukan penulis, pecinta

Koes Plus yang tergabung dalam KPFS sebagian besar sudah kenal dan akrab

dengan penyiar dan narasumber Mentari Plus dan K3, karena disaat kedua

program tersebut mengudara ada pendengar yang sengaja berkunjung atau

mendengarkan program siaran musik Koes Plus langsung datang ke Radio

Mentari FM yang menyiarkan Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM yang menyiarkan

K3. Namun pada program Mentari Plus terdapat 1 responden yang tidak suka

dengan gaya siar penyiar Mentari Plus.

Tabel III.25

Kelengkapan Koleksi Lagu Dalam Program Mentari Plus Dan K3 Mentari Plus K3 Kelengkapan Koleksi Lagu

Dalam Program Siaran Musik Koes Plus F % F %

Sangat Lengkap 18 36 31 62 Cukup Lengkap 26 52 18 36 Tidak Lengkap 6 12 1 2

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.36 dan III.37

80

Berdasarkan tabel diatas, untuk tanggapan responden mengenai

kelengkapan koleksi lagu yang diputarkan, responden lebih memilih program K3

dari pada Mentari Plus. Hal tersebut tampak pada besarnya persentase responden

yang menyatakan koleksi lagu dalam program K3 sangat lengkap yaitu 62% dan

Mentari Plus 36%. Sedangkan persentase responden yang menyatakan koleksi

lagu dalam program Mentari Plus tidak lengkap sebesar 12% dan K3 2%.

Tabel III.26 Ketepatan Waktu Siar Program Mentari Plus Dan K3

Mentari Plus K3 Ketepatan Waktu Siar Dalam Program Siaran Musik Koes Plus F % F %

Sangat Tepat 37 74 16 32 Kurang Tepat 10 20 24 48 Tidak Tepat 3 6 10 20

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.38 dan III.39

Tanggapan responden mengenai ketepatan waktu siar 74% responden

menjawab sangat tepat untuk program Mentari Plus sedangkan 32% untuk

program K3. 24 responden menyatakan program K3 kurang tepat waktu siarnya

dan responden yang menjawab waktu siar program Mentari Plus kurang tepat

sebanyak 10 orang. Untuk responden yang menyatakan kurang tepat waktu siar

kedua program siaran musik Koes Plus tersebut mungkin dikarenakan waktu siar

yang terlampau malam yaitu pukul 21.00-24.00 WIB untuk program Mentari Plus

dan pukul 21.15-24.00 WIB untuk program K3. Namun 10 responden atau sebesar

20% menyatakan waktu siar program K3 tidak tepat dan untuk program Mentari

Plus sebesar 6% responden yang menjawab waktu siarnya tidak tepat. Hal ini

dikarenakan program K3 disiarkan pada hari Selasa sedangkan untuk program

81

Mentari Plus disiarkan hari Sabtu dan anggapan kebayakan orang Sabtu malam

merupakan waktu yang tepat untuk bersantai. Jadi berdasarkan tabel diatas,

tanggapan responden mengenai ketepatan waktu siar, responden menganggap

waktu siar program Mentari Plus Radio Mentari FM lebih tepat dari pada program

K3 RRI PRO 2 FM.

Pada variabel Pola Penggunaan media radio ini dilihat berdasarkan

tingkat perhatian, frekuensi, curahan waktu yang diberikan responden pada

program siaran musik Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO

2 FM dengan K3. Pola penggunaan media di bagi menjadi tiga kategorisasi, yaitu

pola penggunaan tinggi (skor 3), bila responden mengarah pada jawaban positif

yang ditandai dengan selalu; pola penggunaan sedang (skor 2), bila jawaban

responden berbanding lurus yang ditandai dengan jawaban kadang-kadang; pola

penggunaan rendah (skor 1), bila jawaban responden mengarah pada jawaban

negatif yang ditandai dengan jawaban tidak pernah.

Dari ketentuan skor tersebut, akan diperoleh nilai tertinggi 6 x 3 = 18

(sebagai batas atas) dan nilai terendah 6 x 1 = 6 (sebagai batas bawah). Dengan

tiga kelas yang menyatakan tingkatan tingginya penggunaan media radio mentari

FM dan RRI PRO 2 FM untuk mendengarkan program siaran musik Koes Plus,

maka diperoleh range (jarak interval):

Batas atas – batas bawah

i =

Jumlah kelas

18 - 6

i =

82

3

i = 4

Kategori ketiga kelas tingkat kepuasan yang diharapkan responden

adalah sebagai berikut:

v Tinggi (15–18), artinya pola penggunaan media radio untuk mendengarkan

program siaran musik Mentari Plus dan K3 dalam kategori tinggi, sehingga

responden memanfaatkan media radio untuk memenuhi kebutuhannya dan

memperoleh kepuasan.

v Sedang (11–14), artinya pola penggunaan media radio untuk mendengarkan

program siaran musik Mentari Plus dan K3 dalam kategori sedang.

v Rendah (6–10), artinya pola penggunaan media radio untuk mendengarkan

program siaran musik Mentari Plus dan K3 dalam kategori rendah.

Tabel III.27

Kategorisasi Penggunaan Media Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM

Mentari Plus K3 Kategori F % F %

Tinggi (skor 15-18) 12 24 16 32 Sedang (skor 11-14) 25 50 31 62 Rendah (skor 6-10) 13 26 3 6

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.22 - III.33 Berdasarkan tabel diatas pola penggunaan media Radio Mentari FM dan

RRI PRO 2 FM oleh responden Koes Plus Fans Surakarta berada pada kategori

sedang dengan persentase 50% untuk Mentari Plus Radio Mentari FM dan 62%

83

untuk RRI PRO 2 FM dengan K3-nya. Hal ini mengindikasikan bahwa pola

penggunaan media pada penelitian ini dapat dikatakan tinggi, karena persentase

pada kategori tinggi dan sedang jumlahnya lebih besar dari pada kategori sedang

dan rendah. Dan berdasarkan jumlah kategori tinggi dan sedang, RRI PRO 2 FM

dengan program K3 lebih unggul dari pada Radio Mentari FM dengan program

Mentari Plus.

D. Deskripsi Variabel Gratifications Obtained (Kepuasan yang Diperoleh)

Variabel Gratifications Obtained (GO) dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk mengetahui besarnya kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah

mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio. Gratifications Obtained

diukur dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama pada Gratifications

Sought (GS) pada responden, tetapi lebih dikhususkan dengan menunjuk pada

media radio dan program acaranya yaitu radio Mentari FM dengan program

Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM dengan program K3. Hal ini untuk mengetahui

besar nilai GO yang diperoleh untuk masing-masing program siaran musik

Mentari Plus (Radio mentari FM) dan K3 (RRI PRO 2 FM).

Pada varaibel GO terdapat 12 pertanyaan. Pada masing-masing item

pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban dengan 3 skor yang berbeda yang

dapat dipilh responden sesuai dengan kepuasan yang diperoleh setelah

mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3. Ketiga skala tersebut

adalah sangat puas (skor 3) berarti responden merasa semua kebutuhannya dapat

terpenuhi dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3; puas (skor 2)

84

artinya responden merasa pusa dengan mendengarkan program Mentari Plus dan

K3, namun tidak semua kebutuhannya dapat terpenuhi; tidak puas (skor 1) berarti

responden merasa bahwa program siaran Mentari Plus dan K3 tidak dapat

memuaskan dan memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan ketentuan diatas, maka untuk masing-masing program

Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM akan diperoleh nilai

tertinggi 12 x 3 = 36 (sebagai batas atas) dan nilai terendah 12 x 1 = 12 (sebagai

batas bawah). Dengan tiga kelas yang menyatakan tingkatan tingginya kepuasan

yang diperoleh responden dengan mendengarkan program siaran musik Koes

Plus, maka diperoleh range (jarak interval):

Batas atas – batas bawah

i =

Jumlah kelas

36 - 12

i =

3

i = 8

Kategori ketiga kelas tingkat kepuasan nyata yang diperoleh responden

adalah sebagai berikut:

v Tinggi (29 – 36), artinya responden merasa kebutuhannya terpuaskan melalui

program siaran musik Mentari Plus dan K3

85

v Sedang (21 – 28), artinya responden merasa kebutuhannya cukup terpuaskan

melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3

v Rendah (12 – 20), artinya responden merasa kebutuhannya tidak terpuaskan

melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3

Berdasarkan kuisioner yang telah dijawab oleh responden, maka

diperoleh data mengenai kepuasan yang diperoleh (GO) setelah mendengarkan

program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program K3 RRI PRO 2 FM.

Data tersebut tersaji dalam tabel III.28.

Tabel III.28 Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh (GO) Responden Setelah Mendengarkan

Program Siaran Musik Mentari Plus di Radio Mentari FM Dan Program Siaran Musik K3 RRI PRO 2 FM

Sangat Puas

Puas Tidak Puas No Item kebutuhan

Program siaran

musik Koes Plus F % F % F %

Mentari Plus

20 40 30 60 - - 40. Ingin mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus K3 34 68 13 26 3 6

Mentari Plus

13 26 22 44 15 30 41. Ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus K3 21 42 29 58 - -

Mentari Plus 7 14 23 46 20 40 42. Ingin meningkatkan rasa percaya diri

K3 12 24 19 38 19 38 Mentari

Plus 17 34 33 66 - - 43. Ingin mengingat kenangan-kenangan

di masa lampau K3 18 36 32 64 - -

Mentari Plus

5 10 20 40 25 50 44. Ingin mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain

K3 5 10 32 64 13 26 Mentari

Plus 9 18 29 58 12 24 45.

Ingin bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara K3 11 22 30 60 9 18

Mentari Plus

10 20 22 44 18 36 46.

Ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus K3 9 18 26 52 15 30

86

Sangat Puas

Puas Tidak Puas No Item kebutuhan

Program siaran

musik Koes Plus F % F % F %

Mentari Plus

9 18 28 56 13 26 47. Ingin memperoleh suasana santai K3 8 16 28 56 14 28

Mentari Plus

5 10 32 64 13 26 48. Ingin menyalurkan emosi K3 8 16 26 52 16 32

Mentari Plus

19 38 31 62 - - 49. Ingin memperoleh hiburan dan

kesenangan K3 17 34 31 62 2 4

Mentari Plus

9 18 28 56 13 26 50.

Ingin mengurangi ketegangan setelah bekerja seharia K3 5 10 28 56 17 34

Mentari Plus

5 10 40 80 5 10 51. Untuk mengisi waktu luang

K3 10 20 22 44 18 36

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner IV.40-IV.51 Berdasarkan rincian pada tabel III.28 diatas, penjelasan dari masing-masing indikator

variabel GO adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan

dipopulerkan Koes Plus

Tabel III.29

Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

20

30

-

40

60

-

34

13

3

68

26

6

87

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.40)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 34 orang dari 50 responden

menyatakan sangat puas terhadap program K3 yang dapat menambah pengetahuan

mereka mengenai lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus.

Responden yang merasa kebutuhannya untuk mengetahui lagu-lagu yang

diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus dapat terpenuhi sehingga mereka merasa

puas yaitu sebanyak 30 orang untuk program Mentari Plus dan 13 orang untuk

program K3. Dari tabel diatas juga dapat terlihat bahwa program Mentari Plus

lebih memberikan kepuasan pada responden untuk menambah pengetahuan

mereka seputar lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus daripada

program K3. Terbukti dengan responden yang berada pada kategori sangat puas

dan puas untuk program Mentari Plus sebanyak 50responden atau dengan

persentase 100%, namun untuk program K3 yang berada pada kategori sangat

puas dan puas sebanyak 47 responden (94%) sedangkan 3 responden menyatakan

tidak puas.

2) Kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan grup musik Koes Plus

Tabel III.30 Kebutuhan responden untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan grup musik Koes Plus Mentari Plus K3

Kategori F % F %

88

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

13

22

15

26

44

30

21

29

-

42

58

-

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.41)

21 Responden menyatakan sangat puas terhadap siaran program K3

karena dapat mencukupi kebutuhan mereka untuk menambah wawasan tentang

segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus. Berdasar tabel

diatas program Mentari Plus juga dapat memberikan kepuasan kepada responden

namun 30% reponden menyatakan tidak puas dengan siaran program Mentari Plus

karena 15 orang dari 50 responden tersebut merasa tidak dapat menambah

wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus

dengan mendengarkan siaran program Mentari Plus. Berdasarkan tabel III.29

program K3 lebih dapat memberikan kepuasan responden untuk memenuhi

kebutuhan mereka menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan grup musik Koes Plus dari pada program Mentari Plus.

3) Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri

Tabel III.31 Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

7

23

20

14

46

40

12

19

19

24

38

38

89

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.42)

Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri merupakan kebutuhan

yang diperoleh 23 responden untuk program Mentari Plus dan 19 responden untuk

program K3 yang berada pada kategori puas. Namun 20 responden yang

mendengarkan program Mentari Plus dan 19 responden yang mendengarkan

program K3 merasa tidak puas karena kedua program tersebut tidak dapat

meningkatkan rasa percaya diri responden. Berdasar tabel diatas dapat dilihat dari

jumlah responden yang merasa tidak puas terhadap siaran program Mentari Plus

dan K3, program K3 lebih dapat memuaskan kebutuhan responden untuk

meningkatkan rasa percaya diri dari pada program K3.

4) Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau

Tabel III.32 Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

17

33

-

34

66

-

18

32

-

36

64

-

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.43)

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa 17 responden setelah

mendengarkan siaran program Mentari Plus menyatakan sangat puas karena dapat

mencukupi kebutuhan mereka mengingat kenangan-kenangan di masa lampau,

sedangkan 18 responden juga menyatakan sangat puas setelah mendengarkan

90

program K3. Jadi pada kategori sangat puas, program K3 lebih unggul dari pada

program Mentari Plus. Sedangkan 66% responden untuk program Mentari Plus

dan 64% untuk program K3 menyatakan puas dengan sajian program siaran musik

Koes Plus karena dapat mengantarkan mereka untuk mengingat kenangan-

kenangan masa lampau. Dan pada kategori puas program Mentari Plus lebih

unggul.

5) Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain

Tabel III.33

Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

5

20

25

10

40

50

5

32

13

10

64

26

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.44)

Pada kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang

lain, 5 responden menyatakan sangat puas setelah mendengarkan program Mentari

Plus dan K3. Namun bila dilihat dari jumlah responden yang tidak puas dengan

sajian program siaran musik Koes Plus yang tertera pada tabel diatas, program K3

lebih unggul dari pada program Mentari Plus karena jumlah responden yang

91

sangat puas dan puas terhadap siaran program K3 lebih banyak dari pada jumlah

responden pada kategori yang sama setelah mendengarkan program Mentari Plus.

6) Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain melalui udara

Tabel III.34

Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

9

29

12

18

58

24

11

30

9

22

60

18

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.45)

Berdasarkan tabel III.33, 58% responden merasa puas setelah

mendengarkan siaran program Mentari Plus dan 60% responden juga menyatakan

puas setelah mendengarkan program K3. Hal tersebut karena responden merasa

kebutuhannya untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar)

melalui udara dapat terpenuhi. Meskipun lebih dari 50% responden merasa puas

dengan sajian program Mentari Plus dan K3, namun 12 responden menyatakan

tidak puas dengan siaran program Mentari Plus dan 9 responden juga menyatakan

tidak puas dengan program K3 karena kedua program tersebut tidak dapat

memenuhi kebutuhan responden untuk bersilaturrahmi dengn orang lain (sesama

pendengar) melalui udara. Berdasarkan jumlah responden yang berada pada

kategori sangat puas dan puas terhadap siaran program Mentari Plus dan K3,

92

program K3 dianggap responden lebih dapat memuaskan responden untuk

bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara.

7) Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus

Tabel III.35

Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

10

22

18

20

44

36

9

26

15

18

52

30

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.46)

20% Responden program Mentari Plus dan 18% responden program K3

merasakan sangat puas terhadap program siaran musik Koes Plus karena kedua

program tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk memperoleh teman

sesama pecinta grup musik Koes Plus. 44% responden setelah mendengarkan

program Mentari Plus dan 52% responden setelah mendengarkan program K3

menyatakan puas dengan siaran kedua program tersebut. Namun 36% responden

Mentari Plus dan 30% responden K3 menjawab tidak puas karena mereka

menganggap program Mentari Plus dan K3 tidak dapat membantu mereka untuk

memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus.

8) Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai

Tabel III.36

93

Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

9

28

13

18

56

26

8

28

14

16

56

28

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.47)

Berdasar tabel III.35, masing-masing program Mentari Plus dan K3

sebanyak 28 orang dari 50 responden merasa bahwa kedua program siaran musik

Koes Plus tersebut mampu memuaskan keinginan responden untuk memperoleh

suasana santai. Dari tabel di atas juga nampak 14 responden menyatakan tidak

puas dengan sajian program K3 untuk memperoleh suasana santai, sedangkan

untuk program Mentari Plus yang menyatakan tidak puas sebanyak 13 responden.

9) Kebutuhan untuk menyalurkan emosi

Tabel III.37

Kebutuhan untuk menyalurkan emosi

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

5

32

13

10

64

26

8

26

16

16

52

32

94

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.48)

Berdasar tabel diatas responden yang merasa puas dengan program

Mentari Plus sebanyak 32 responden dan untuk program K3 sebanyak 26

responden. Untuk yang menyatakan tidak puas untuk sajian program Mentari Plus

sebanyak 13 responden dan K3 sebanyak 16 responden. Berdasarkan jumlah

responden yang sangat puas dan puas karena kebutuhan mereka untuk

menyalurkan emosi melalui program siaran musik Koes Plus, program Mentari

Plus lebih unggul dari pada program K3.

10) Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan

Tabel III.38

Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

19

31

-

38

62

-

17

31

2

14

62

4

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.49)

19 responden untuk program Mentari Plus dan 17 responden untuk

program K3 merasa sangat puas dengan siaran program siaran musik Koes Plus

sehingga mereka merasa kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan

dapat terpenuhi. 31 responden menyatakan puas untuk program Mentari Plus dan

95

K3. Namun 2 responden menyatakan tidak puas dengan siaran program K3 karena

tidak dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh hiburan dan kesenangan.

11) Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian

Tabel III.39

Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

9

28

13

18

56

26

5

28

17

10

56

34

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.50)

Dengan persentase sebesar 56% untuk program Mentari Plus dan

program K3, responden merasakan puas dengan siaran kedua program tersebut

karena dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk mengurangi ketegangan setelah

bekerja seharian. Namun untuk program Mentari Plus 13 responden merasakan

tidak puas dan 17 responden tidak puas dengan siaran program K3 karena

dianggap tidak dapat mengurangi ketegangan mereka setelah bekerja seharian.

96

12) Kebutuhan untuk mengisi waktu luang

Tabel III.40

Kebutuhan untuk mengisi waktu luang

Mentari Plus K3 Kategori

F % F %

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

5

40

5

10

80

10

10

22

18

20

44

36

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.51)

Berdasarkan tabel diatas, jumlah responden yang merasakan sangat puas

dan puas terhadap masing-masing siaran musik Koes Plus diradio yaitu 45

responden dengan persentase sebesar 90% untuk program Mentari Plus dan 32

responden dengan persentase 64% untuk program K3. 18 orang dari 50 responden

menyatakan tidak puas dengan siaran program K3 karena mereka menganggap

siaran K3 tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk menggisi waktu luang.

Secara keseluruhan tingginya tingkat kepuasan nyata yang diperoleh

(GO) responden setelah mendengarkan siaran program Mentari Plus di Radio

Mentari FM dan program K3 RRI PRO 2 FM, adalah sebagai berikut:

Tabel III.41 Kategorisasi Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh (GO) Responden Setelah

Mendengarkan Program Mentari Plus Dan Program K3 Mentari Plus K3

Kategori F % F %

Tinggi (29-36)

Sedang (21-28)

10

29

20

58

11

30

22

60

97

Rendah (12-20) 11 22 9 18

Jumlah 50 100 50 100

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner IV.40 – IV.51

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh

responden setelah mendengarkan program Mentari Plus dan program K3 paling

banyak berada pada skala sedang. Artinya responden cukup terpuaskan

kebutuhannya dengan mendengarkan siaran musik Koes Plus program Mentari

Plus dan program K3. Ada item-item kebutuhan yang bisa memuaskan responden

namun ada juga item-item kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi dengan

mendengarkan siaran program Mentari Plus dan program K3. Hal ini terjadi

karena kedua media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sebagian besar responden menyatakan siaran program K3 lebih berkualitas secara

isi siaran yang dapat menambah wawasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan grup musik Koes Plus. Sedangkan responden merasa puas

dengan sajian program Mentari Plus karena dapat memenuhi kebutuhan mereka

untuk mengetahui lagu-lagu yang dipopulerkan Koes Plus.

Bila dilihat dari tingkat kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah

mendengarkan program Mentari Plus dan program K3 sesuai tabel III.40, program

K3 lebih dapat memuaskan responden. Hal ini terbukti karena responden yang

merasa tidak puas setelah mendengarkan program K3 yang berada dalam kategori

rendah dengan persentase 18% lebih sedikit dari pada responden yang tidak puas

setelah mendengarkan program Mentari Plus dengan persentase 22%.

98

Meski responden kebutuhannya terpenuhi bukan berarti tidak terjadi

kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan nyata

yang diperoleh. Ada atau tidaknya kesenjangan ini akan dibahas lebih lanjut pada

bab berikutnya.

BAB IV

ANALISIS DISCREPANCY

Kepuasan yang diperoleh responden tidak semuanya sesuai dengan apa

yang mereka harapkan. Ada responden yang merasa kebutuhannya benar-benar

terpenuhi dan merasa puas dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3,

namun ada juga yang merasa tidak puas dan tidak terpenuhi kebutuhnnya.

Tabel IV.1

Gratifications Sought (GS), Media Consumptions (MC) dan Gratifications Obtained (GO) 50 responden terhadap program Mentari Plus

di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM

MC GO Tingkat Kepuasan

GS Mentari Plus K3 Mentari Plus K3

Tinggi 18 12 16 10 11

Sedang 31 25 31 29 30

Rendah 1 13 3 11 9

Jumlah 50 50 50 50 50

Sumber: tabel III.16, tabel III.26 dan tabel III.40

Dari Tabel IV.1 tampak perbedaan antara kepuasan yang diharapkan

(Gratifications Sought) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications

Obtained). Perbedaan GS dengan GO menunjukkan adanya kesenjangan kepuasan

99

yang dirasakan responden.

Discrepancy adalah kesenjangan kepuasan yaitu perbedaan antara

kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan yang diperoleh dari penggunaan

suatu media. Dalam penelitian ini, kesenjangan diukur dengan melihat jawaban-

jawaban yang diberikan oleh responden mengenai Gratifications Sought dan

Gratifications Obtained. Perbedaan ini yang akan menunjukkan adanya

kesenjangan kepuasan antara kedua program siaran musik Koes Plus.

Seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan, untuk menghitung

kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan yang diperoleh

dari mendengarkan siaran program Mentari Plus dan program K3, maka

digunakan rumus discrepancy sebagai berikut:

S n.i.j Dimana: D = Discrepancy / kesenjangan i≠j n = Jumlah sampel D = i = Kepuasan yang dicari (GS) S S n.i.j j = Kepuasan yang diperoleh (GO) i j dimana i≠j

Rumus discrepancy yang digunakan dioperasionalkan dengan

penghitungan cros tabulation atau tabulasi silang, dimana item-item pada

Gratifications Sought (GS) disilangkan dengan item-item pada Gratifications

Obtained (GO). Dengan begitu akan dapat diketahui persentase kesenjangan

kepuasan.

Penghitungan dengan rumus discrepancy akan ditampilkan dalam bentuk

persentase dan persentase tingkat kepuasan maksimal berada pada 100%. Dengan

demikan nilai kepuasan yang dapat dipenuhi oleh media pada responden dapat

diketahui dengan melakukan pengurangan antara persentase kepuasan maksimal

100

(100%) dengan persentase kesenjangan kepuasan.

Dengan jumlah kelas yang telah ditentukan untuk semua variabel

sebanyak 3 kelas, maka akan diperoleh jarak (interval):

Batas atas - batas bawah i = Jumlah kelas 100% - 0% = 3 = 33,3 dibulatkan menjadi 33

Kategorisasi tingkat kemampuan media memenuhi kebutuhan responden

adalah sebagai berikut:

v Rendah : bila hasil pengurangan antara persentase kepuasan maksimal

(100%) dengan persentase kesenjangan kepuasan berkisar antara 0% - 30%.

Maka media yang diteliti tidak mampu memberikan kepuasan kepada

responden sehingga terdapat kesenjangan kepuasan.

v Sedang : bila hasil pengurangan antara persentase kepuasan maksimal (100%)

dengan persentase kesenjangan kepuasan berkisar antara 34% - 66%. Maka

media mampu memenuhi kebutuhan responden namun responden kurang

merasa puas sehingga juga terdapat kesenjangan kepuasan.

v Tinggi : bila hasil pengurangan antara persentase kepuasan maksimal (100%)

dengan persentase kesenjangan kepuasan berkisar antara 67% - 100%.

Sehingga dapat diartikan bahwa kepuasan yang diberikan oleh media adalah

tinggi sehingga media mampu memenuhi kebutuhan responden.

101

Besar kecilnya persentase kesenjangan menunjukkan kemampuan media

memberikan kepuasan kepada responden. Jika persentase kesenjangan semakin

besar maka kemampuan media dalam memberikan kepuasan adalah rendah. Dan

sebaliknya, jika persentase kesenjangan semakin kecil maka kemampuan media

untuk memberikan kepuasan kepada respondennya semakin besar.

Besarnya kesenjangan kepuasan yang dialami setelah responden

mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan program K3 dapat dilihat

pada tabel tabulasi silang GS dan GO di bawah ini:

1. Kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan

Koes Plus

Tabel IV.2

Tabulasi Silang GS dan GO pada item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus pada program

Mentari Plus (Radio Mentari FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 15 10 0 25

P 5 20 0 25

TP 0 0 0 0

Jumlah 20 30 0 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no.II.8 dan IV.40

10 + 0 + 5 + 0 + 0 + 0

D = x 100% = 30%

50

102

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 30% = 70%

Tabel IV.3

Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 19 5 1 25

P 15 8 2 25

TP 0 0 0 0

Jumlah 34 13 3 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.8 dan IV.40

5 + 1 + 15 + 2 + 0 + 0

D = x 100% = 46%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 46% = 54%

2. Kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan grup musik Koes Plus

Tabel IV.4

Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus pada program Mentari Plus

(Radio Mentari FM)

103

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 11 6 7 24

P 2 16 8 26

TP 0 0 0 0

Jumlah 13 22 15 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no.II.9 dan IV.41

6 + 7 + 2 + 8 + 0 + 0

D = x 100% = 46%

50

= 46%

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 46% = 54%

Tabel IV.5

Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus pada program K3 (RRI

PRO 2 FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 13 11 0 24

P 8 18 0 26

TP 0 0 0 0

Jumlah 21 29 0 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.9 dan IV.41

104

11 + 0 + 8 + 0 + 0 + 0

D = x 100% = 38%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 38% = 62%

3. Kebutuhan meningkatkan rasa percaya diri

Tabel IV.6

Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan meningkatkan rasa

percaya diri pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 3 4 1 8

P 3 15 11 29

TP 1 4 8 13

Jumlah 7 23 20 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.10 dan IV.42

4 + 1 + 3 + 11 + 1 + 4

D = x 100% = 48%

50

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 48% = 52%

105

Tabel IV.7

Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan meningkatkan

rasa percaya diri pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 1 4 3 8

P 9 12 8 29

TP 2 3 8 13

Jumlah 12 19 19 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no.II.10 dan IV.42

4 + 3 + 9 + 8 + 2 + 3

D = x 100% = 58%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 58% = 42%

4. Kebutuhan mengingat kenangan-kenangan di masa lampau

Tabel IV.8

Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mengingat kenangan-kenangan di masa lampau pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 9 13 0 22

P 8 17 0 25

TP 0 3 0 3

106

Jumlah 17 33 0 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.11 dan IV.43

13 + 0 + 8 + 0 + 0 + 3

D = x 100% = 48%

50

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 48% = 52%

Tabel IV.9

Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mengingat kenangan-kenangan di masa lampau pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 11 11 0 22

P 6 19 0 25

TP 1 2 0 3

Jumlah 18 32 0 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.11 dan IV.43

11 + 0 + 6 + 0 + 1 + 2

D = x 100% = 40%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 40% = 60%

5. Kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain

107

Tabel IV.10

Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain pada program Mentari Plus

(Radio Mentari FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 4 5 2 11

P 1 11 17 29

TP 0 4 6 10

Jumlah 5 20 25 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.12 dan IV.44

5 + 2 + 1 + 17 + 0 + 4

D = x 100% = 58%

50

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 58% = 42%

Tabel IV.11

Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 3 6 2 11

P 1 20 8 29

TP 1 6 3 10

Jumlah 5 32 13 50

108

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.12 dan IV.44

6 + 2 + 1 + 8 + 1 + 6

D = x 100% = 48%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 48% = 52%

6. Kebutuhan untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar)

melalui udara

Tabel IV.12

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara pada program

Mentari Plus (Radio Mentari FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 3 6 0 9

P 6 22 11 39

TP 0 1 1 2

Jumlah 9 29 12 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.13 dan IV.45

6 + 0 + 6 + 11 + 0 + 1

D = x 100% = 48%

50

109

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 48% = 52%

Tabel IV.13

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.13 dan IV.45

5 + 3 + 10 + 6 + 0 + 2

D = x 100% = 52%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 52% = 48%

7. Kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 1 5 3 9

P 10 23 6 39

TP 0 2 0 2

Jumlah 11 30 9 50

110

Tabel IV.14

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 8 7 1 16

P 2 14 16 32

TP 0 1 1 2

Jumlah 10 22 18 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.14 dan IV.46

7 + 1 + 2 + 16 + 0 + 1

D = x 100% = 54%

50

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 54% = 46%

Tabel IV.15

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.14 dan IV.46

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 6 6 4 16

P 3 19 10 32

TP 0 1 1 2

Jumlah 9 26 15 50

111

6 + 4 + 3 + 10 + 0 + 1

D = x 100% = 48%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 48% = 52%

8. Kebutuhan memperoleh suasana santai

Tabel IV.16

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh suasana santai pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.15 dan IV.47

6 + 7 + 2 + 6 + 0 + 0

D = x 100% = 42%

50

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 7 6 7 20

P 2 22 6 30

TP 0 0 0 0

Jumlah 9 28 13 50

112

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 42% = 58%

Tabel IV.17

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh suasana santai pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.15 dan IV.47

6 + 6 + 0 + 8 + 0 + 0

D = x 100% = 40%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 40% = 60%

9. Kebutuhan menyalurkan emosi

Tabel IV.18

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan menyalurkan emosi pada

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 8 6 6 20

P 0 22 8 30

TP 0 0 0 0

Jumlah 8 28 14 50

113

program Mentari Plus (Radio Mentari FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 1 4 1 6

P 2 16 6 24

TP 2 12 6 20

Jumlah 5 32 13 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.16 dan IV.48

4 + 1 + 2 + 6 + 2 + 12

D = x 100% = 54%

50

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 54% = 46%

Tabel IV.19

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan menyalurkan emosi pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 0 2 4 6

P 4 16 4 24

TP 4 8 8 20

Jumlah 8 26 16 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.16 dan IV.48

114

2 + 4 + 4 + 4 + 4 + 8

D = x 100% = 52%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 52% = 48%

10. Kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan

Tabel IV.20

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 14 11 0 25

P 5 20 0 25

TP 0 0 0 0

Jumlah 19 31 0 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.17 dan IV.49

11 + 0 + 5 + 0 + 0 + 0

D = x 100% = 32%

50

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 32% = 68%

115

Tabel IV.21

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 11 13 1 25

P 6 18 1 25

TP 0 0 0 0

Jumlah 17 31 2 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.17 dan IV.49

13 + 1 + 6 + 1 + 0 + 0

D = x 100% = 42%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 42% = 58%

11. Kebutuhan mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian

Tabel IV.22

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian pada program Mentari Plus

(Radio Mentari FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 8 5 9 22

P 1 23 3 27

TP 0 0 1 1

Jumlah 9 28 13 50

116

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.18 dan IV.50

5 + 9 + 1 + 3 + 0 + 0

D = x 100% = 36%

50

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 36% =64%

Tabel IV.23

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.18 dan IV.50

6 + 12 + 1 + 5 + 0 + 1

D = x 100% = 50%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 50% = 50%

12. Kebutuhan mengisi waktu luang

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 4 6 12 22

P 1 21 5 27

TP 0 1 0 1

Jumlah 5 28 17 50

117

Tabel IV.24

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengisi waktu luang pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 3 9 1 13

P 2 29 4 35

TP 0 2 0 2

Jumlah 5 40 5 50

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.19 dan IV.51

9 + 1 + 2 + 4 + 0 + 2

D = x 100% = 36%

50

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 36% = 64%

Tabel IV.25

Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengisi waktu luang pada program K3 (RRI PRO 2 FM)

GO

GS SP P TP Jumlah

SP 3 4 6 13

P 7 17 11 35

TP 0 1 1 2

Jumlah 10 22 18 50

118

Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.19 dan IV.51

4 + 6 + 7 + 11 + 0 + 1

D = x 100% = 58%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 58% = 42%

Berdasarkan tabel IV.1 dapat diketahui perbedaan antara kepuasan yang

diharapkan responden (GS) dengan kepuasan yang diperoleh responden (GO) dari

masing-masing program siaran musik Koes Plus yaitu program Mentari Plus dan

program K3. Dan berikut adalah tabulasi silang antara GS dan GO pada program

Mentari Plus dan K3:

Tabel IV.26

Tabulasi silang antara GS dan GO pada program Mentari Plus di Radio Mentari FM GO GS Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Tinggi 7 9 2 18

Sedang 3 19 9 31

Rendah 0 1 0 1

Jumlah 10 29 11 50

Sumber: diolah dari tabel III.3 dan III.27

Kesenjangan kepuasan antara GS dan GO pada program Mentari Plus:

119

9 + 2 + 3 + 9 + 0 + 1

D = x 100% = 48%

50

Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan:

100% - 48% = 52%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara

kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) responden

setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM

yang dihitung sebagai kesenjangan kepuasan. Dari angka kesenjangan sebesar

48%, responden yang mendapat kepuasan lebih dari kepuasan yang mereka

harapkan sebanyak 4 orang atau 8%, sedangkan yang memperoleh kepuasan lebih

rendah dari kepuasan yang diharapkan sebesar 40% atau 20 orang. Responden

yang mendapatkan kepuasan sesuai dengan harapan mereka sebanyak 26 orang

atau 52%. Dengan demikan program Mentari Plus berada dalam skala sedang

(34% - 66%) dalam kemampuan memenuhi kebutuhan responden meskipun

responden kurang merasa puas dengan siaran program Mentari Plus.

Tabel IV.27 Kesenjangan antara GS dengan GO pada program K3 RRI PRO 2 FM

GO GS

Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Tinggi 3 11 4 18

Sedang 8 18 5 31

Rendah 0 1 0 1

Jumlah 11 30 9 50

Sumber: diolah dari tabel III.3 dan III.27

120

Kesenjangan kepuasan antara GS dan GO pada program K3:

11 + 4 + 8 + 5 + 0 + 1

D = x 100% = 58%

50

Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:

100% - 58% = 42%

Kesenjangan kepuasan terhadap program siaran musik K3 adalah 58%.

Sebesar 18% atau 9 responden mendapatkan kepuasan lebih tinggi dari harapan

mereka terhadap program K3, dan 20 responden dengan besar persentase 40%

mendapat kepuasan lebih rendah dari harapan mereka mendengarkan program K3.

Untuk responden yang mendapatkan kepuasan sesuai dengan kepuasan yang

mereka harapakan sebesar 42% atau 21 responden. Jadi berdasarkan persentase

kemampuan program K3 memberikan kepuasan kepada responden yaitu 42%,

sehingga program siaran musik K3 berada dalam skala sedang yaitu 34% - 66%.

Sama dengan program Mentari Plus, program K3 kurang dapat memberikan

kepuasan kepada responden.

Melalui uji kesenjangan tersebut, maka akan diperoleh

kesenjangan kepuasan yang terjadi. Selain itu dapat pula diketahui

kepuasan yang diperoleh dari kedua program siaran musik Mentari Plus

dan K3. Selengkapnya tersaji dalam tabel berikut ini:

121

Tabel IV.28

Kesenjangan Kepuasan Dan Kemampuan Media Memberikan Kepuasan Pada Responden Melalui Program Siaran Musik Mentari Plus Radio Mentari FM Dan K3

RRI PRO 2 FM Mentari Plus K3

Item Kebutuhan D (%)

Kemampuan Memberikan

Kepuasan (%)

Kategori D

(%)

Kemampuan Memberikan

Kepuasan (%)

Kategori

Program Yang Lebih

Unggul

Ingin mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus

30 70 Tinggi 46 54 Sedang Mentari

Plus

Ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus

46 54 Sedang 38 62 Sedang K3

Ingin meningkatkan rasa percaya diri

48 52 Sedang 58 42 Sedang Mentari

Plus

Mengingat kenangan di masa lampau

48 52 Sedang 40 60 Sedang K3

Ingin mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain

58 42 Sedang 48 52 Sedang K3

Ingin bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara

48 52 Sedang 52 48 Sedang Mentari

Plus

Ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus

54 46 Sedang 48 52 Sedang K3

Ingin memperoleh suasana santai

42 58 Sedang 40 60 Sedang K3

122

Menyalurkan emosi

54 46 Sedang 52 48 Sedang K3

Ingin memperoleh hiburan dan kesenangan

32 68 Tinggi 42 58 Sedang Mentari

Plus

Ingin mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian

36 64 Sedang 50 50 Sedang Mentari

Plus

Untuk mengisi waktu luang

36 64 Sedang 58 42 Sedang Mentari

Plus Sumber : Uji kesenjangan kepuasan (tabulasi silang)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 12 item kebutuhan

responden yang diajukan peneliti terhadap program siaran musik Koes Plus di

radio, program Mentari Plus yang diudarakan Radio Mentari FM mampu

memenuhi item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan

dipopulerkan Koes Plus serta item kebutuhan memperoleh hiburan dan

kesenangan dengan kategori tinggi. Dan 10 item kebutuhan yang lain seperti

kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan grup musik Koes Plus, meningkatkan rasa percaya diri, mengingat

kenangan di massa lampau, kebutuhan mendapat bahan perbincangan dengan

orang lain, bersilaturrahmi sesama pendengar melalui udara, memperoleh teman

sesama pecinta Koes Plus, memperoleh suasana santai, kebutuhan menyalurkan

emosi, mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian, dan kebutuhan mengisi

waktu luang, merupakan item-item kebutuhan yang berada pada kategori sedang,

dimana program Mentari Plus mampu memenuhi kebutuhan responden namun

responden kurang puas.

Berdasarkan tabel IV.28, semua item kebutuhan responden mampu

dipenuhi program K3 yang disiarkan RRI PRO 2 FM meskipun responden kurang

123

merasa puas. Dari 12 item kebutuhan yang berada pada kategori sedang, pada

item kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan grup musik Koes Plus, program K3 mampu memberikan

kepuasan kepada responden sebesar 62% dimana persentase tersebut paling besar

dibandingkan persentase kemampuan program K3 memenuhi item-item

kebutuhan yang lain. Hal tersebut berarti, program K3 mempunyai kemampuan

untuk menambah wawasan responden tentang Koes Plus dengan informasi-

informasi yang disampaikan oleh narasumber.

Dilihat berdasarkan kolom program yang lebih unggul pada tabel IV.28,

kedua program siaran musik Koes Plus yaitu program Mentari Plus dan K3

masing-masing unggul dalam 6 item kebutuhan. Untuk program Mentari Plus

lebih dapat memenuhi kebutuhan responden pada item kebutuhan mengetahui

lagu-lagu yang dipopulerkan Koes Plus, meningkatkan rasa percaya diri,

kebutuhan bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara,

memperoleh hiburan dan kesenangan, mengurangi ketegangan setelah bekerja

seharian, dan item kebutuhan mengisi waktu luang. Sedangkan program K3 juga

unggul dalam memenuhi 6 item kebutuhan responden dari pada program Mentari

Plus, antara lain kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan grup musik Koes Plus, mengingat kenangan-kenangan di

masa lampau, kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain,

kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus, memperoleh

suasana santai, serta item kebutuhan menyalurkan emosi.

Berikut adalah penghitungan uji signifikansi untuk kesenjangan kepuasan

124

yang dialami responden pada masing-masing program siaran musik Mentari Plus

di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM, serta kesenjangan keduanya dalam

memberikan kepuasan kepada responden.

Hasil pengujian dikatakan signifikan jika x2 hasil penghitungan lebih

besar dari x2 tabel.

a. x2 hitung > x2 tabel = hasil penghitungan signifikan

b. x2 hitung < x2 tabel = hasil penghitungan tidak signifikan

A. Uji signifikansi kesenjangan kepuasan pada program Mentari Plus di

Radio Mentari FM

Hipotesis untuk uji signifikansi ini adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought

(GS) dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik Mentari Plus

Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought (GS)

dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik Mentari Plus

Tingkat Kepuasan GS GO Total

Tinggi 18 10 28

Sedang 31 29 60

Rendah 1 11 12

Total 50 50 100

Sumber: tabel IV.1

28 x 50 60 x 50

fh 1 = = 14 fh 4 = = 30

125

100 100

28 x 50 12 x 50

fh 2 = = 14 fh 5 = = 6

100 100

60 x 50 12 x 50

fh 3 = = 30 fh 6 = = 6

100 100

(18-14)2 (10-14)2 (31-30)2 (29-30)2 (1-6)2 (11-6)2

x2 = + + + + +

14 14 30 30 6 6

x2 = 1.14 + 1.14 + 0.03 + 0.03 + 4.17 + 4.17 = 10.08

df = (2-1)(3-1) = 2

x2 tabel (5%) = 5.991

x2 hitung > x2 tabel

10.08 > 5.991

Dengan nilai x2 hitung lebih besar dari x2 tabel, maka Ha diterima

Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kepuasan

yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh responden (GO)

pada program siaran Mentari Plus yang disiarkan Radio Mentari FM.

126

B. Uji signifikansi kesenjangan kepuasan pada program K3 di RRI PRO 2

FM

Hipotesis untuk uji signifikansi ini adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought

(GS) dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik K3

Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought (GS)

dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik K3

Tingkat Kepuasan GS GO Total

Tinggi 18 11 29

Sedang 31 30 61

Rendah 1 9 10

Total 50 50 100

Sumber: tabel IV.1

29 x 50 61 x 50

fh 1 = = 14.5 fh 4 = = 30.5

100 100

29 x 50 10 x 50

fh 2 = = 14.5 fh 5 = = 5

100 100

127

61 x 50 10 x 50

fh 3 = = 30.5 fh 6 = = 5

100 100

(18-14.5)2 (11-14.5)2 (31-30.5)2 (30-30.5)2 (1-5)2 (9-5)2

x2 = + + + + +

14.5 14.5 30.5 30.5 5 5

x2 = 0.84 + 0.84 + 0.01 + 0.01 + 3.2 + 3.2 = 8.1

df = (2-1)(3-1) = 2

x2 tabel (5%) = 5.991

x2 hitung > x2 tabel

8.1 > 5.991

Dengan nilai x2 hitung lebih besar dari x2 tabel, maka Ha diterima

yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kepuasan yang

diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh responden (GO) pada

program siaran K3 yang disiarkan RRI PRO 2 FM.

C. Uji signifikansi kesenjangan kemampuan program Mentari Plus di

Radio Mentari FM dan K3 di RRI PRO 2 FM dalam memberikan

kepuasan responden

Hipotesis pada uji signifikansi ini adalah:

128

Ho : Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara program Mentari

Plus dan program K3 dalam kemampuan memberikan kepuasan responden

Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara program Mentari Plus dan

program K3 dalam kemampuan memberikan kepuasan responden

Tingkat Kepuasan Mentari Plus K3 Total

Tinggi 10 11 21

Sedang 29 30 59

Rendah 11 9 20

Total 50 50 100

Sumber: tabel IV.1

21 x 50 59 x 50

fh 1 = = 10.5 fh 4 = = 29.5

100 100

21 x 50 20 x 50

fh 2 = = 10.5 fh 5 = = 10

100 100

59 x 50 20 x 50

fh 3 = = 29.5 fh 6 = = 10

100 100

(10-10.5)2 (11-10.5)2 (29-29.5)2 (30-29.5)2 (11-10)2 (9-10)2

129

x2 = + + + + +

10.5 10.5 29.5 29.5 10 10

x2 = 0.02 + 0.02 + 0.01 + 0.01 + 0.1 + 0.1 = 0.26

df = (2-1)(3-1) = 2

x2 tabel (5%) = 5.991

x2 hitung < x2 tabel

0.26 < 5.991

Dengan nilai x2 hitung lebih kecil dari x2 tabel, maka Ho diterima

dan Hi ditolak yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara

kemampuan program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program K3

RRI PRO 2 FM dalam kemampuan memberikan kepuasan kepada responden.

Berdasarkan pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian “Program

Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” yaitu Uses

and Gratifications versi Palmgreen yang melihat adanya perbedaan antara apa yang

diharapkan akan diperoleh seseorang jika mereka menggunakan media massa

(Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah

menggunakan media tersebut (Gratifications Obtained: GO), ternyata hasil analisis

data yang diperoleh terdapat perbedaan antara GS dan GO. Kepuasan yang diperoleh

(GO) pendengar program Mentari Plus dan K3 lebih rendah dari kepuasan yang

diharapkan (GS). Pendengar yang mencari kepuasan dengan mendengarkan program

Mentari Plus dan K3 ternyata tidak mendapatkan kepuasan sesuai dengan kepuasan

130

yang mereka harapakan (GS), sehingga dengan perbedaan antara GS dan GO

terjadilah kesenjangan kepuasan. Kesenjangan kepuasan yang terjadi pada program

Mentari Plus sebesar 48% dan kesenjangan kepuasan yang terjadi pada program K3

sebesar 58%.

Dari 12 item kebutuhan yang peneliti tanyakan pada responden untuk

dicarikan pemuasannya, diperoleh berbagai tingkat kepuasan dari apa yang

responden cari ketika mendengarkan program Mentari Plus dan K3. Ada item

kebutuhan yang dapat memuaskan responden dan ada juga yang tidak dapat

memuaskan responden. Melihat tabel IV.28 perbedaan kemampuan media

memberikan kepuasan pada responden pada masing-masing item kebutuhan dapat

terlihat jelas. Program Mentari Plus lebih unggul dari program K3 untuk memberikan

kepuasan melalui 6 item kebutuhan, begitu pula dengan program K3 yang juga

unggul dari pada program Mentari Plus dalam mencukupi 6 item kebutuhan

responden yang dicarikan pemuasannya. Berdasarkan hasil analisis mengenai

kemampuan media dalam memberikan kepuasan, program Mentari Plus lebih unggul

dari program K3. Program Mentari Plus mampu memberikan kepuasan responden

sebesar 52% sedangkan program K3 mampu memberikan kepuasan 42%.

Pendekatan Uses and Gratifications versi Palmgreen yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini didasarkan pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value

theory). Responden yang merasa kebutuhan yang mereka harapkan dapat terpenuhi

dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3 tentu akan memiliki orientasi

positif terhadap Radio Mentari FM yang menyiarkan program Mentari Plus dan RRI

PRO 2 FM yang menyiarkan program K3. Namun sebaliknya orientasi menjadi

131

negatif apabila responden tidak percaya dan merasa kebutuhan yang mereka cari

tidak dapat dipenuhi oleh media tersebut. Dengan adanya kesenjangan kepuasan

berarti ada responden yang kurang merasa puas dengan sajian program Mentari Plus

dan program K3.

Responden yang tidak puas dengan program Mentari Plus dan K3 akan

memiliki penilaian yang berbeda dengan responden yang kebutuhannya dapat

terpenuhi melalui kedua program tersebut. Kepercayaan dan penilaian demikian

menentukan perilaku penggunaan media oleh responden. Dan dari pola penggunaan

media akan tumbuh kepuasan yang sifatnya relatif pada masing-masing responden

(GO). Berdasarkan tabel IV.1 dapat dilihat responden yang mengunakan media

dalam kategori tinggi untuk program Mentari Plus dan K3 adalah 12 responden dan

16 responden, kategori sedang 25 responden dan 31 responden, serta dalam kategori

rendah 13 responden untuk program Mentari Plus dan 3 responden untuk program

K3. Pola penggunaan media tersebut mempengaruhi kepuasan yang diperoleh

responden. Responden yang penggunaan medianya tinggi juga mendapatkan

kepuasan yang tinggi dan begitu juga sebaliknya, responden yang pola penggunaan

medianya rendah, kepuasan yang diperoleh-pun juga rendah. Semua itu pada

akhirnya akan memberikan umpan balik terhadap kepercayaan seseorang terhadap

Radio Mentari FM yang menyiarkan program Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM yang

menyiarkan program K3.

132

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data , maka peneliti menyampaikan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kesenjangan (discrepancy)

Pada analisa kesenjangan kepuasan diperoleh kenyataan bahwa responden

mengalami kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (gratifications sought)

dengan kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) dalam mendengarkan

program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM.

Hal tersebut ditunjukkan dengan angka kesenjangan kepuasan pada tiap kebutuhan

yang lebih dari 30%. Dari 12 item kebutuhan pada program Mentari Plus dan K3,

hanya 2 item kebutuhan pada program Mentari Plus yang dapat dipenuhi dan

mendapatkan kepuasan dalam skala tinggi yaitu item kebutuhan untuk mengetahui

lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus serta item kebutuhan untuk

memperoleh hiburan dan kesenangan dengan persentase pemenuhan kepuasan

masing-masing sebesar 70% dan 68%.

Dari penghitungan kesenjangan secara keseluruhan , program Mentari Plus

di Radio Mentari Plus mempunyai kesenjangan sebesar 48% dengan kemampuan

memberikan kepuasan kepada responden sebesar 52%. Sedangkan untuk program K3

133

RRI PRO 2 FM memiliki angka kesenjangan 58% dan kemampuan memberikan

kepuasan sebesar 42%.

2. Media yang lebih memuaskan

Kemampuan program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO

2 FM dalam memberikan kepuasan pada responden sebesar 52% dan 42%, sehingga

kedua program tersebut berada pada skala sedang dengan kemampuan memberikan

kepuasan antara 34% - 66%. Hal tersebut berarti kedua program siaran musik

Mentari Plus dan K3 kurang mampu memenuhi kebutuhan responden sehingga

responden merasa kurang puas dalam mendengarkan kedua program siaran musik

tersebut.

Berdasarkan analisis data yang telah peneliti lakukan diketahui bahwa tidak

terdapat perbedaan dalam kemampuan program siaran musik Mentari Plus dan

program K3 dalam memberikan kepuasan kepada responden, karena berada dalam

kategori kemampuan memberikan kepuasan yang sama, yaitu sedang. Namun bila

dilihat dari besarnya persentase dalam kemampuan memberikan kepuasan maka

program Mentari Plus lebih unggul dari pada program K3.

Secara menyeluruh dari penelitian ini diperoleh kenyataan bahwa responden

merasa kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan grup musik Koes Plus, meningkatkan rasa percaya diri,

mengingat kenangan-kenangan di masa lampau, mendapatkan bahan perbincangan

dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara, untuk memperoleh teman

sesama pecinta grup musik Koes plus, memperoleh suasana santai, menyalurkan

134

emosi, mengurangi ketegangan setelah bekerja, dan untuk mengisi waktu luang tidak

terpuaskan dengan mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio

Mentari FM dan program K3 RRI PRO 2 FM.

Sedangkan responden merasa bahwa kebutuhan mereka untuk mengetahui

lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus serta kebutuhan memperoleh

hiburan dan kesenangan dapat terpuaskan dengan mendengarkan program Mentari

Plus di Radio Mentari FM.

B. Saran

Berdasarkan asumsi dasar uses and gratifications yang menganggap bahwa

khalayak aktif, peneliti menyadari perlu dilakukan penelitian-penelitian lanjutan di

masa yang akan datang untuk selalu mengetahui kepuasan apa saja yang ingin

diperoleh khalayak dari media-media informasi. Dalam hal ini peneliti ingin

menyampaikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi peneliti selanjutnya:

1. Dalam mencari kesenjangan antara GS dan GO seringkali variabel pola

penggunaan media tidak diperhitungkan. Artinya media consumptions hanya

sebatas dideskripsikan saja. Dalam penelitian ini, penulis sudah

menghubungkan kesenjangan kepuasan yang dialami responden dengan pola

penggunaan medianya, namun bersifat interpretatifnya saja. Penulis

menyarankan agar pada penelitian selanjutnya, hubungan antara kesenjangan

kepuasan (discrepancy) dan media consumptions dapat dijelaskan secara

lebih detail dengan menggunakan metode tertentu, misalnya korelasional.

135

2. Populasi dalam penelitian ini hanya mengambil Komunitas Pecinta Koes Plus

Surakarta. Ke depan penulis menyarankan agar karakteristik responden

penelitian lebih dispesifikkan lagi, misalnya dari status sosial, ekonomi dan

tempat tinggal (geografis). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

kepercayaan (believe) dan evaluasi responden terhadap media yang diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan, semoga

bisa menjadi acuan bagi peneliti berikutnya untuk mempelajari lebih dalam

mengenai berbagai penelitian yang berhubungan dengan media massa. Akhirnya

semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

136

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, JS., Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Chaplin, James P. 1989. Kamus Lengkap Psikologi, diterjemahkan Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers.

Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Endarmoko, Eko. 2006. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Hadi, Sutrisno.1979. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Hadi, Sutrisno.2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Handoyo Sunyoto, W. Daniels.1989. Seluk Beluk Programa Radio. Bandung:

Mandar Maju. Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia. 1997. Komunikasi dan Budaya. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. Kartono, Kartini. 1980. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung:

CV.Mandar Maju. Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Surabaya: Prenada

Media Group. Littlejohn, Stephen W. 1999. Theories of Human Communication. Belmont

California: Wadsworth Publishing Company. Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosda Karya. Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

Jakarta: Balai Pustaka. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda

Karya. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Riswandi. 2009. Dasar-dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ruslan, Rosadi. 2004. Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada. Sari, Endang S. Audience Research. Yogyakarta: Andi Offset. Singarimbun, Masri. 1987. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Surya Brata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1989. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penyusun Kamus Badan Pembina dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

137

Uchjana Effendy, Onong. 1990. Radio Siaran Teori & Praktek. Bandung: Mandar Maju.

Uchjana Effendy, Onong. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

West, Richard dan Lynn H.Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika.

Windahl, Sven and Benno H.Signitzer with Jean T.Olson. 1992. Using Communication Theory. New Delhi: Sage Publications London-Thousand Oaks.

Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wright, Charles R. 1995. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung: Remadja Karya. INTERNET: http://id.wikipedia.org/wiki/Radio (diakses 22 Juli 2009) http://id.wikipedia.org/wiki/Koes_Plus (diakses 20 Juli 2010) Luo, Xueming. 2002. Uses and Gratifications Theory and E-Consumer Behaviors: A

Structural Equation Modeling Study. Journal of Interactive Advertising. Vol 2 No 2. (http://jiad.org/download?p=22) (diakses 15 Jul 2010)

Mondi, Makingu, Woods, P., & Rafi, A. 2008. A ‘Uses and Gratification Expectancy Model’ to predict students’ ‘Perceived e-Learning Experience’. Educational Technology & Society, 11 (2), 242. (http://springerlink.com/index/LV708473) (diakses 22 Juni 2010)

UNPUBLISED: Blocking acara Radio Mentari FM. 2009. Wirastuti, Santi. 2002. Skripsi Musik Campursari Dan Kesenjangan Kepuasan (Studi

tentang Kesenjangan Kepuasan Mendengarkan Siaran Musik Campursari di Radio POP FM Yogyakarta dan Radio GSM FM Muntilan di Kalangan Seniman Musik Campursari Tamba Ati Godean, Sleman dengan Pendekatan Uses and Gratifications). Surakarta: FISIP UNS.