program perencanaan persalinan dan pencegahan … · 2020. 10. 5. · stiker p4k di rumah ibu hamil...
TRANSCRIPT
PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI
(P4K)
SRI SUDARTINI, MPS
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
DINKES PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2020
Manusia adalah aset negara sesungguhnya.-Amartya Sen-“
UU No. 36/2009 tentang Kesehatan :
● Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setingi-tinginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sasial dan ekonomis (Pasal 3)
● Setiap orang berhak atas kesehatan (Pasal 4)
● Pasal 9 :
(1) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan
perseorangan, upaya kesehatan masyarakat,
dan pembangunan berwawasan kesehatan.
PRIORITAS NASIONAL
SUB SISTEM SISTEM SKN (PerPres 72/2012)
MANAJEMEN
KESEHATAN
UPAYA
KESEHATAN
• Perbaikan status
kesehatan
• Peningkatan status
gizi masyarakat
• Perlindungan
finansial
• Responsiveness
sistem kesehatan
DERAJAT KESEHATAN
Health Sector reform is defined as
sustained, purposeful change to
improve the efficiency, equity and
effectiveness of the health sector
IMPROVED HEALTH
RESPONSIVENESS
SOCIAL AND FINANCIAL RISK
PROTECTION
IMPROVED EFFICIENCT
PEMBIAYAAN
KESEHATAN
SDM
KESEHATAN
FARMASI, ALKES
DAN MAKANAN
LITBANG
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Transisi Demografi, Asean Ec. Comm, Perubahan Iklim, Post-2015 Agenda,
Middle Income Trap
PILIHAN:
• PERUBAHAN SUB SISTEM
(PerPres 72/2012, WHO)
• PERUBAHAN PENDEKATAN
Penyempurnaan input dan proses
AKI /100.000 KH
SUPAS 2015
Target 2019
Target 2024
MASALAH KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
ANGKA KEMATIAN
NEONATAL
/1.000 KH
SDKI 2017
Target 2019
Target 2024
Banten Study II 2015-2017
------------------ KAPAN TERJADI KEMATIAN IBU ----------------------
Selama persalinan dan 24 jam pertama, paska salin 1/3 total kematian
Paska salin,
terutama hari 8-42
25%
------------------ KAPAN TERJADI KEMATIAN BAYI ----------------------
Kematian terbanyakterjadi sebelum usia
1 bulan (masaneonatal)
ALUR KEMATIAN IBU
KEMATIAN
IBU
INPUT
4 TERLALU
• Terlalu muda (<20 th)
• Terlalu tua (>35 th)
• Terlalu banyak anak (>3)
• Terlalu rapat (<2 th)
Unintended pregnancy
PENYAKIT PENYERTA
Anemia, Malaria, Malnutrisi,
Hipertensi, DM, Jantung, TB, HIV-
AIDS
PROSES
KEJADIAN
KOMPLIKASI
MATERNAL
3 TERLAMBAT
• Terlambat mengenali tanda
bahaya dan mengambil
keputusan
• Terlambat dirujuk ke
fasyankes
• Terlambat ditangani di
fasyankes
Bumil, Bulin,
Bufas
Remaja
WUS, Catin, PUS
Anemia,Malaria,
Kecacingan, TB,
Malnutrisi, NAPZA,
IMS, HIV-AIDSAnemia, Malaria, TB,
Kecacingan, Malnutrisi,
NAPZA, IMS, HIV-AIDS
Pernikahan remaja
OUTPUT
KOMPLIKASI MATERNAL
TAK TERTANGANI
OUTCOME
Pendidikan rendah
Kemiskinan
Kendala Geografis
Ketidaksetaraan Gender
Adat, Budaya Menghambat
Kurangnya Dukungan Sosial
3982 40453730
32403083
2851
748 825 797 696 700 684
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
2014 2015 2016 2017 2018 2019
TREN KEMATIAN IBU DAN BAYI
KEMATIAN BAYI KEMATIAN IBU
TREND KASUS KEMATIAN IBU dan BAYI DI PROVINSI JAWA BARAT
Sumber : laporan Kabupaten/Kota diolah
JUMLAH KEMATIAN IBU PER KAB/KOTAPROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2019
Periode kematian ibu 57% pada saat nifas, 25% bersalin, dan 28% pada saat ibu hamil
KARAKTERISTIK KEMATIAN IBU DI PROVINSIJAWA BARAT TAHUN 2019
Tempat kematian ibu 68,35% terjadidi RS, 4,3% di Puskesmas,17,79% lainnya (faskes lainnya, klinik, di
perjalanan), 9,57% masih terjadidi Rumah (non faskes)
33% penyebab kematian akibatperdarahan, 32% HDK, dan
9% Ganggunan system peredaran darah, dan 21% lain-
lain
Total KematianIbuTahun 2019 :
684 kasusPenolong persalinan Pertama46% oleh bidan; 43% oleh
dr SpOG, 4% oleh drUmum, 7% masih ada oleh
Dukun/Paraji
Sumber :
Laporan kesga dan faktor determinan kematian ibu dari 27 Kab/kota Prov. Jabar tahun 2019
Penolong persalinanTerakhir
71% oleh dr SpOG, 20% oleh bidan;, 4% oleh dr Umum,
5% masih ada oleh Dukun/Paraji
SISTEM RUJUKAN
Karakteristik kematian ibu di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2019
Sumber : Berdasarkan laporan by name by address dan
faktor determinan kematian ibu dari 27 Kab/kota Prov. Jabar
tahun 2019
68% ANC Lengkap32% ANC tidak
lengkap
61% usia ibu 20-35 tahun, 29% usia>35 tahun, 10%
usia<20 tahun
15% Anemia10% KEK
75% Normal
42% Tidak ber-KB8% MKJP
50% Non MKJP
FAKTOR LAIN (MENDASAR) :• PENDIDIKAN IBU : 33%
SD, 31% SMP, 28% SMA, 6% PT, 2 % tidak tamat sekolah akses pengetahuan dan informasi
• PEKERJAAN SUAMI 40% buruh, 28% wiraswasta, 22% swasta, 3% PNS/BUMN aksesekonomi
• PEMBIAYAAN : 31% tidakmempunyai jamkes, 69% mempunyai Akses pembiayaan
Masih terdapat ibu
yang meninggal
terlalu muda dan
terlalu tua
Kualitas ANC
Sesuai
standar??????
Kualitas deteksi dini risti
dan pemantauan adekuat?
Kualitas KB, KIE
KB Pasca Salin???53% ibu dengan G2, G3
24% Ibu dengan G123% ibu dengan G>4
Masih terdapat ibu yang
meninggal terlalu
sering/banyak KB???
JUMLAH KEMATIAN BAYI PER KAB/KOTAPROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2019
Berdasarkan laporan th 2019, tercatat kematian bayi Provinsi
Jabar 2.851, menurun 232 kasus dibandingkan dengantahun 2018 (3.083 kasus)
Pada tahun 2019, Jumlahkematian bayi, 83% terjadi
pada masa neonatal (0-28 hari). 17% terjadi pada masa post neonatal (29 hari – 11
bulan)
Kematian neonatal, 82% pada usia 0 – 6 hari, 18% pada usia7hr – 28 hr. penyebab paling
tinggi kematian yaitu 40% BBLR dan 27% Asfiksia
10 Kab/Kota dengan KematianBayi tahun 2019 : Garut.
Indramayu, Bandung, Sukabumi, Tasikmalaya, Karawang,
Bandung Barat, Sumedang, Cirebon, Kota Bandung
BBLR
40%
Asfiksia
28%
Tetanus
0%
Sepsis
3%
Kelainan
12%
Lain2
17%
Pneumonia
17%
Diare
13%
Saluran
Cerna
4%
Tetanus
0%
Kelainan
Saraf
2%Malaria
0%
Lain2
64%
Penyebab Kematian Post Neonatal
Penyebab Kematian Neonatal
Jumlah Kematian Ibu Per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Periode bulan Januari – Agustus Tahun 2019 - 2020
• Jumlah kematian ibu tahun 2020
sebesar 477 kasus, dengan kasus
kematian ibu tertinggi di kabupaten
Bogor sebanyak 44 kasus,
Dibandingkan tahun 2019 terdapat
447 kasus kematian ibu, tahun 2020
mengalami peningkatan kasus
kematian ibu sebesar 30 kasus
(pada periode yang sama).
44
32
18 2
2
28
16
12 1
6
30
11
10
27
16
16
30
14
32
1
7 7
17
3
1
25
11
4 3
44
29
18
23
37
17
16 18
24
9 10
24
11
25
42
17
29
5 6
10
15
1
8
18
5
16
0
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2019 2020
147
128
18
48
7
99
127
141
18
52
23
119
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Perdarahan Hipertensi Infeksi Gangguan
Darah
Gangguan
Metabolik
Lain2
PENYEBAB KEMATIAN IBU 2019-2020
2019
2020
Jumlah Kematian Bayi Per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Periode bulan Januari – Agustus Tahun 2019 - 2020
Jumlah kematian Bayi tahun 2020 sebesar 1859 kasus.
Dibandingkan tahun 2019 terdapat 1794 kasus kematian
bayi, tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 65 kasus
(pada periode yang sama). Proporsi kematian bayi, 81,79%
adalah pada masa Neonatal.
Jumlah kematian neonatal di tahun 2020 sebesari 1507
kasus mengalami kenaikan 23 kasus dibandingkan dengan
tahun 2019 yaitu sebesar 1484 kasus (pada periode yang
sama). Namun untuk kasus kematian post neonatal tahun
2020 sebanyak 352 kasus, mengalami kenaikan sebesar 42
kasus dibandingkan dengan tahun 2019 sebanyak 310
kasus.
66
152
39
110
173
124
66
29
90
52
102
169
77
54
114
18
70
16
36
27
67
10
1
63
31
29
9
92
183
52
102
159
125
68
64
98
58
85
151
54
52
98
14
96
25
40
24
51
15
13
25
24
62
29
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
BOGOR
KAB. SUKABUMI
CIANJUR
KAB. BANDUNG
GARUT
KAB. TASIKMALAYA
CIAMIS
KUNINGAN
KAB. CIREBON
MAJALENGKA
SUMEDANG
INDRAMAYU
SUBANG
PURWAKARTA
KARAWANG
KAB. BEKASI
BANDUNG BARAT
PANGANDARAN
KOTA BOGOR
KOTA SUKABUMI
KOTA BANDUNG
KOTA CIREBON
KOTA BEKASI
DEPOK
CIMAHI
KOTA TASIKMALAYA
KOTA BANJAR
Kematian Bayi
2020 2019
BBL
R
Asfi
ksia
Teta
nus
Sep
sis
Kela
inan
Lain
2
Pne
um
onia
Diar
e
Salu
ran
Cer
na
Teta
nus
Kela
inan
Sara
f
Mal
aria
Lain
2
2019 608 426 2 53 175 220 49 30 18 2 2 2 207
2020 608 452 2 49 169 237 77 35 17 0 6 0 210
0
100
200
300
400
500
600
700
PENYEBAB KEMATIAN BAYI
2019 2020
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
Upaya Terobosan
PenguatanTata Kelola
Peningkatan AksesPelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak
PeningkatanKualitas
PelayananKesehatan
PemberdayaanMasyarakat
STRATEGI
INTERVENSI
Peningkatan fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Bidan Praktek Swasta dan
RSUD Kab/Kota) dalam penanganan
kegawatdaruratan ibu dan bayi,
ketersediaan rumah tunggu kelahiran,
keterjangkauan layanan KB
Penempatan dokter spesialis (obgin,
anak, penyakit dalam, anestesi, bedah),
ketersediaan Unit Transfusi Darah/Bank
Darah RS di kab/kota, penguatan
antenatal, persalinan, dan postnatal
sesuai standar, pengampuan &
pembinaan dari RSUP
Pemanfaatan Buku Kesehatan
Ibu & Anak, Kelas ibu hamil dan
ibu balita, Posyandu,
pemanfaatan dana desa, peran
PKK perencanaan persalinan
dan pencegahan komplikasi
(ambulan desa, donor darah)
Penguatan upaya promotif & preventif
di Puskesmas, pelacakan-pencatatan-
pelaporan kematian ibu dan bayi,
pemantauan implementasi regulasi
INTERVENSI PENCEGAHAN KEMATIAN IBU
INPUT
1. Perencanaan
Kehamilan KB2. Edukasi Gizi
3. PHBS
4. ANC Terpadu
5. Kelas Ibu
6. Kemitraan Bd-Dukun
7. Persalinan di Faskes
8. KB Pascapersalinan
PROSES
KEJADIAN
KOMPLIKASI
MATERNAL
1. Edukasi Tanda
Bahaya
2. P4K3. Jaminan Kesehatan
4. Meningkatakan
Kualitas Pelayanan
Gawat darurat
Maternal 7 Neonatal
5. Sistem Rujukan,
PONED-PONEK
Bumil, Bulin,
Bufas
Remaja
WUS, Catin, PUS
1. Kespro
Remaja
2. Edukasi Gizi
3. PHBS 1. Kespro Catin dan
Prakonsepsi
2. Edukasi Gizi
3. PHBS
4. Perencanaan
Kehamilan
OUTPUT
KOMPLIKASI MATERNAL
TERTANGANI
OUTCOME
Peningkatan Pendidikan
Peningkatan ekonomi keluarga
Pembukaan Akses di DTPK
Kesetaraan Gender
Adat, Budaya Kondusif
Dukungan Sosial
IBU DAN BAYI
SELAMAT
DEFINISI
Suatu Kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di Desa dalam rangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan Persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi pada ibu hamil, termasuk perencanaan pemakaian alat
kontrasepsi pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai
media notifikasi sasaran untuk meningkatkan cakupan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir serta KB
Meningkatkan cakupan dan mutupelayanan kesehatan bagi ibuhamil dan bayi baru lahirmelalui peningkatan peran aktifkeluarga dan masyarakat dalammerencanakan persalinan yang aman dan persiapanmenghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagiibu sehingga melahirkan bayiyang sehat dan selamat
Tujuan Khusus P4K
Identitas ibu
hamil
Tempat tinggal
ibu hamil
Status kehamilan, taksiran persalinan
Penolong dan pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan
KB Pasca Salin
Kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan bila terjadi komplikasi saat kehamilan-persalinan-nifas
Calon donor darah
Transportasi & pembiayaan bila terjadi komplikasi
Dukungan dari Tokoh Masyarakat, Kader, Dukun
Terdatanya ibu hamil & Stiker terpasang di rumah ibu
hamil
Persalinan terencana
Komplikasi dicegah & ditatalaksana
adekuat
Peningkatan peran serta masyarakat
Tahapan Pelaksanaan P4K dgn Stiker
OrientasiP4K dengan
Stiker
Sosialisasidi tingkat
desa
Pertemuanbulanan di
tingkat desa
PemasanganStiker P4K di
rumah Ibu Hamil
Kontak denganIbu Hamil dan
Keluarga dalamPengisian Stiker
P4K
MengaktifkanForum peduli
KIA
Pendataan Ibu hamil di wilayah desa
Pengelolaan Donor Darah dan
Transportasi/ambulan desa
Penggunaan, Pengelolaan, Pengawasan
Tabulin/Dasolin
Pembuatan dan Penandatangan
an AmanatPersalinan
Pencatatan dan Pelaporan P4k
Forum Komunikasimelibatkan LP/LS di
Kab/Kota dan Puskesmas
1. BdD bersama kader Mengisi dan
menempel Stiker di rumah ibu hamil.
2. Dengan tertempelnya Stiker P4K keluarga,
masyrakat, kader, dukun dan BdD
memantau Intensif perkembangan
kesehatan bumil sampai melahirkan
dengan aman dan selamat
3. BdD Memberikan Konseling pada ibu
hamil, suami dan keluarga tentang P4K
4. BdD Memberikan Pelayanan
5. BdD merekap hasil pelayanan
6. Melaporkan hasil tersebut setiap bulan ke
Puskesmas.
7. Pemantauan Intensif dilakukan terus pada
ibu hamil, bersalin dan nifas.
8. Stiker dilepaskan sampai 40 hari pasca
persalinan dimana ibu dan bayi yang
dilahirkan aman dan selamat.
PERAN BIDAN
Ibu Hamil
Kenyataan Deteksi
Bidan
Dukun
Kader/
Toga/Toma
Pencatatan
Stiker
Buku KIA
Kohort
Kartu Ibu
Amanat
Persalinan
Asuhan
antenatal
Perencanaan
Persalinan
Taksiran persalinan
Penolong persalinan
Tempat persalinan
Pendamping
Pengantar
Transportasi
Kontrasepsi pasca
persalinan
Antisipasi
Kedaruratan
Penolong
Tempat
Pendamping
Pengantar
Transportasi
BiayaDonor darah
Penggalangan Peran Serta
Masyarakat
Pertemuan Desa
Pengantar
Pendamping
Calon Donor
darah
Transportasi
Tabulin/
Jamkes
PROSES P4K
Persalinan
oleh Nakes
Asuhan nifas
Kontrasepsi
Komplikasi
ditangani
INDIKATOR PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROGRAMPERENCANAAN PERSALINAN & PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
1. % Desa melaksanakan P4K dengan Stiker
2. % Ibu Hamil mendapatkan stiker.
3. % Ibu Hamil berstiker mendapat pelayanan ANC sesuai standar.
4. % Ibu Hamil berstiker bersalin di nakes .
5. % Ibu Hamil, bersalin, dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi tertangani.
6. % menggunakan KB Pasca melahirkan.
7. % Ibu bersalin di nakes mendapatkan pelayanan nifas.
Data tidak
dikolektif lagi di
tk. provinsi
MANFAAT P4K dengan StikerMempercepat berfungsinya desa siaga
Meningkatnya cakupan pelayanan ANC sesuai standar
Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil
Meningkatnya kemitraan Bidan dan Dukun
Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini
Meningkatnya peserta KB pascasalin
Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi
Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu
SASARAN P4K
Semua ibu hamil di seluruh wilayah
Propinsi di Republik Indonesia
Sasaran Langsung
Sasaran Tidak Langsung
Tenaga Kesehatan
Tenaga PelaksanaP4K dengan stiker
Masyarakat
• PJ & Pengelola KIA• Kepala Puskesmas• Bidan Koordinator• Bidan Desa• Bidan Praktek Swasta• Dokter Umum• Perawat
• Keluarga• Tetangga• Tokoh Masyarakat• Kader Kesehatan• Paraji• Forum Peduli KIA• Pokja Posyandu, dll
Yan utk Ibu(termasuk KB)
PendataanIbu Hamil
TempelStiker & GunakanBuku KIA
ANC berkualitas, Kelas Ibu & (bila perlu)
KunjunganRumah
PertolonganOleh TenagaKesehatanKompeten
29
Yan
Neonatal
Dimonitor & difasilitasi oleh :
Kades, Dukun bayi, Kader, TOMA, TOGA
Amanat
Persalinan
Imunisasi TT
(bila perlu)
Imunisasi
Dasar
Operasional Pelaksanaan P4K
Kemitraan
Bidan-Dukun
Yan Nifas
Yan
Komplikasi
PONED,
PONEK(Update tiap bulan)
Keterlibatan Kades,
bides, TOGA,TOMA,
Kader, dukun
Tingkat desa
Umur bidan desa antara 25–36 tahun, berpendidikan D3 Kebidanan dan
masa kerja 3-15 tahundengan rata-rata kerja 9 tahun.
Pengetahuan dan sikap bidan tentang P4K sudah baik karena dari 8 bidan
sudah memahami tujuan dari P4K dan mendukung P4K dengan alasan
program tersebut dapat membantu pencapaian program KIA, meski pelatihan
khusus P4K tidak ada, hanya penunjang dari P4K yaitu APN dan BBLR, namun
dana khusus penunjang kegiatan P4K, tidak tersedia.
Buku KIA dan stiker P4K sebagai sarana dan prasarana tersedia cukup, namun
bidan kit belum lengkap.
Tidak ada SOP khusus P4K, kecuali SOP penapisan awal dan deteksi
bumil resti.
Indikator keberhasilan yang dipahami bidan bahwa stiker harus terpasang di
setiap rumah ibu hamil yang ada di wilayahnya.
Bidan desa melakukan aspek perencanaan persalinan cukup baik, serta
melakukan koordinasi dan komunikasi melalui sosialisasi dan pertemuan rutin.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa
yang ada di Kabupaten Jepara, sejumlah 223 bidan desa.
Lokus di 4 Puskesmas yang mempunyai kasus kematian
ibu tinggi di Kabupaten Jepara tahun 2011 dan mewakili
kondisi geografis yang terbagi atas area perkotaan dan
area pedesaan,.
Informan triangulasi adalah Bidan Koordinator dari setiap
Puskesmas (4 orang), Kasie Kesga Dinas Kesehatan
Kabupaten Jepara (1 orang) dan ibu hamil sebanyak 8
orang dan kader kesehatan sebanyak 8 orang dari 8 desa
yang terpilih.
Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil, suami atau keluarga dalam pelaksanaan P4K kurang mendukung.
Sarana penunjang seperti buku KIA, formulir P4K dan
dana untuk kunjungan rumah juga kurang mendukung.
Pengetahuan, sikap bidan dan kader sangat positif dan mendukung pelaksanaan P4K, tetapi dalam pelaksanaannya belum menunjukkan perilaku yang mendukung pelaksanaan P4K.
Tata kelola atau manajemen puskesmas dan mobilitas penduduk yang tinggi, kurang mendukung pelaksanaan P4K
Penentuan sampel dilakukan secara purposive, dengan kriteria- ( 39orang)
Bidan koordinator dan bidan pelaksana P4K yang sudah dilatih atau disosialisasikan tentang P4K dan aktif melaksanakan P4K, yang jumlahnya masing-masing 10 orang,
Kkader yang aktif dalam pelaksanaan P4K yang berjumlah 10 orang.
Ibu hamil dan suami atau keluarga yang dijadikan responden adalah mereka yang sudah terpasang stiker, lima orang ibu hamil dan dua orang suami atau keluarga. Observasi dilakukan pada tujuh puskesmas.
Diharapkan Dinas KesehatanKabupaten Badung agar
meningkatkan penyebarluasaninformasi, penyediaan sarana secara
berkesinambungan, pengkajianterhadap pemanfaatan dana BOK dan peningkatan monitoring dan evaluasi
secara berjenjang.
Tahun 2
013
IMPLEMENTASI (P4K)berdasarkan analisis
terhadap data masuk
form
Keterbatasan survei
Dilaksanakan secara daring melalui google form, hanyamenjangkau sasaran yang memiliki fasilitas
Bukan sebuah representasi wilayah
Tidak menggunakan enumeratot persepsi
10/5/2020
TOTAL RESPONDEN 1.457
Dinas Kesehatan kab/kota : 49 Responden
Puskesmas : 1.216 Responden
Desa Kelurahan : 192 Reponden
Survey dilakukan selama 2 minggu, mulai tanggal 14
s.d. 22 September 2020
TAHAPAN KEGIATAN P4K YANG DILAKUKAN
29.0
36.0
38.2
57.7
59.8
63.2
75.5
85.2
91.3
91.6
95.9
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0
Penggunaan, Pengelolaan, PengawasanTabulin/Dasolin
Forum Komunikasi melibatkan LP/LS di Kab/Kotadan Puskesmas
Membentuk/Mengaktifkan Forum Peduli KIA
Pengelolaan Donor Darah danTransportasi/ambulan desa
Pertemuan Bulanan di Desa
Pembuatan dan Penandatanganan AmanatPersalinan
Pencatatan dan Pelaporan P4k
Orientasi P4K dengan Stiker
Sosialisasi Pelaksanaan P4K
Kontak dengan Ibu Hamil dan Keluarga dalamPengisian Stiker P4K
Pemasangan Stiker P4K di rumah Ibu Hamil
Pelibatan masyarakat,
forum peduli KIA, LP-LS
terakit di tk. Desa/Kel,
Puskesmas, dan
Kab/Kota masih rendah
dalam mendukung
pelaksanaan P4K
REGULASI PELAKSANAAN P4K DI KAB/KOTA, PUSKESMAS, DESA/KELURAHAN
• Hasil survey diperoleh bahwa regulasi khusus terkait P4K (secara spesifik belum tersedia baik di tingkatKab/Kota, Puskesmas, maupun Desa/Kelurahan)
• Beberapa Regulasi yang tersedia :
• Perda KIBBLA/KIA
• SE tentang buku KIA
• Peraturan Desa ttg Desa Siaga, SK ttg RW Siaga
• SE Puskesmas tentang pelaksanaan P4K
• SK Kepala Dinas Kesehatan ttg Penetapan Kader Siaga Ibu Hamil
• Perda Kemitraan Bidan dan Paraji
SUMBER BIAYA PELAKSANAAN KEGIATAN P4K
3.8 4.7
83.3
2.5 1.0 4.7
Alokasi Dana Desa/Kelurahan
APBD Kab/Kota
BOK TK PKM
LAINNYA
TIDAK TAHU
TDK ADA
Berdasarkan hasil survey, diperoleh :
Untuk Sumber biaya kegiatan P4K berasal dari APBD
Kab/Kota, BOK Tingkat Puskesmas, Alokasi Dana
Desa/Kelurahan, dan lainnya (seperti CSR, Swadaya
masyarakat).
Berdasarkan data, sumber biaya terbesar berasal dari
BOK Tingkat Puskesmas sebanyak 83,3%. APBD
Kab/Kota 4,7%, dan ADD/Kelurahan sebesaar 3,8%.
Perlu peningkatan/pemanfaaatan ADD juga dana
lainnya termasuk CSR ataupun swadaya masyarakat
990
1,077 1,033
399
1,158
1,023
623 672
1,198
801
670
600
738
386
915
693
397 349
183
98
370
176
250 215
63
242
78
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
Bidan di Puskesmas Se Jawa BaratTOTAL JABAR 15,397
sumber : sisdmk.kemkes.go.id
akses : 6 Agustus 2020 12.00 WIB
PERSENTASE TENAGA BIDAN TERLATIH P4K
28.7
58.7
12.1
0.50.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Tidak Ada 1 s.d 10 orang >10 orang Tidak Tahu
• Sebanyak 58.7% responden menyatakan
terdapat tenaga terlatih bidan 1 s.d 10 orang,
• Sebanyak 12.1% responden menyatakan
terdapat tenaga terlatih bidan >10 orang
• Sebanyak 0.5% responden menyatakan tidak
tahu terkait tenaga terlatih bidan
• Sebanyak 28.7% menyatakan tidak ada
terdapat tenaga terlatih bidan.
• >10 orang bidan terlatih berdasarkan survey
ada di tingkat Dinkes kab/Kota
• Masih banyak bidan yang belum
dilatih/orientasi P4K dengan stiker
JUMLAH KADER TERLATIH P4K
25.3
18.2 55.9
0.5
1-10 >10
tidak ada tidak tahu
55.9% bidan desa mengatakan tidak ada kader yang terlatihP4K25,3% bidan desa mengatakan 1-10 kader terlatih P4K18.2% bidan desa mengatakan > 10 kader terlatih P4K0.5% bidan desa mengatakan tidak tahu kader terlatih P4K
• Masih banyak kader (55,9%) yang belumdilatih/orientasi P4K dengan stiker Perlurefreshing/sosialiasi P4K untuk kader
Bisa dari Dana Desa/BOK
PERSENTASE KECUKUPAN BUKU KIA DAN STIKER P4K
84.9
7.5 8.2
CUKUP KURANG TIDAK DIKETAHUI
• Berdasarkan hasil survei Implementasi P4K di
Dinas Kesehatan, Puskesmas dan
Desa/Kelurahan menyatakan 84.9% buku KIA
dan stiker P4K cukup, 7.5% menyatakan
kurang dan 8.2% lainnya tidak diketahui.
• Perlu pengkajian lebih mendalam terkait
kecukupan buku kia, karena pemenuhan
Buku KIA sudah sesuai dengan 100% jumlah
sasaran ibu hamil (apakah belum
terdistribusi 100% dan bagaimana
pemanfaatannya)
PERSENTASE DESA DALAM PELAKSANAAN P4K DENGAN STIKER
1,073
359
23 -
200
400
600
800
1,000
1,200
100% <100% tidakdiketahui
a. 1.073 (73.7%) responden mengatakan 100% desa telah
melaksanakan P4K dengan stiker
b. 359 (24.7%) responden mengatakan 100% desa telah
melaksanakan P4K dengan stiker
c. 23 (1.6%) responden mengatakan tidak mengetahui
dalam pelasanaan P4K dengan stiker
• Total desa di Jawa Barat tahun 2018
berdasarkan Profile Dinkes Provinsi Jawa
Barat adalah 5.962, sedangkan desa
melaksanakan P4K sebesar 5.697 (95%)
• Perlu evaluasi kembali apakah sekarang
masih berjalan atau tidak
PERSENTASE IBU HAMIL MENDAPATKAN
STIKER P4K
52%43%
2% 3%
Persentase Ibu Hamil yang
mendapatkan Stiker P4K 100%Persentase Ibu Hamil yang
mendapatkan Stiker P4K >50%Persentase Ibu Hamil yang
mendapatkan Stiker P4K <50%• Berdasarkan hasil surveiImplementasi P4K di DinasKesehatan, Puskesmas danDesa/Kelurahan menyatakan 52%sasaran bumil di wilayah kerjaPuskesmas mendapatkan stikerP4K 100%
• 48% dimana bumil di wilayahkerja Puskesmas mendapatkanstiker P4K hanya ≤50% (apakahbelum terdistribusi 100% danatau belum terpasang stiker P4Kdi rumah ibu hamil)
Persentase Ibu hamil, Bersalin, dan Nifas dengan stikeryang mengalami komplikasi tertangani
46%
29%
19%
6%Persentase Ibu hamil, Bersalin,
dan Nifas dengan stiker yang
mengalami komplikasi
tertangani 100%
Persentase Ibu hamil, Bersalin,
dan Nifas dengan stiker yang
mengalami komplikasi
tertangani >50%
• Berdasarkan hasil survei Implementasi P4K di Dinas
Kesehatan, Puskesmas dan Desa/Kelurahan
menyatakan hanya 46% dari bumil, bersalin, nifas
yang mengalami komplikasi tertangani 100%,
sisanya tertangani namun tidak adekuat.
• Perlu supervisi fasilitatif kemungkinan terjadinya
hal demikian di lapangan, apakah pemantauan
intensif yang dilakukan tidak/kurang berjalan
optimal?
Dukungan Lintas Sektor, Masyarakat, Keluargadi Tingkat Desa dalam Pelaksanaan P4K
Kepala Desa/Kelurahan, RT/RW
• Memfasilitasi regulasi/peraturandesa serta SK untuk desa siaga
• memfasilitasi pertemuan sosialisasimengenai P4K tingkat desa dan kecamatan
• Membentuk desa siaga, keluarga siaga dan suami siaga
• Memfasilitasi transportasi sepertimobil siaga dan ambulan desa
• Jaminan kesehatan bagi ibu bersalinseperti pembentukan tabungan ibubersalin
• Monitoring dan evaluasi oleh Tim Pembina KIA per kecamatan (PeranOrganisasi Profesi, InstitusiPendidikan, PMB, Dinas Kesehatan)
TP PKK
• Melakukan pendataan dan pemetaan ibu hamil, pemantauanibu resiko tinggi serta pendataancalon pendonor darah desa
• Berpartisipasi aktif dalampenempelan sktiker P4K sertamenggerakan sasaran posyandu
Masyarakat
• Memberi dukungan dan motivasikepada ibu hamil
• Memberikan informasi sertapemantauan bila ibu hamil beresiko
• Berperan aktif menjadi suami siaga
• Berperan aktif pada kegiatan di desa siaga
• Monitoring oleh Kader Siaga IbuHamil (Peran Masyarakat)
Kendala dalam Implementasi Program P4K
INPUT
• Kuantitas dan kualitas SDM yang masih belum memadai
• Transportasi desa yang masih belum memadai
• Masih minimnya regulasitentang pelaksanaan P4K baik dari dinas kesehatan, Puskesmas maupun dariDesa
• Penganggaran dana untuk pelaksanaan P4K yang masih minim
• Ketersediaan Buku KIA yang masih belum mencukupi
• Pengelolaan desa siaga, calon donor darah, dan tabulin belum optimal
PROSES
• Masih ada ibu hamil yang tidak terjaring oleh PKM
• Mobilitas penduduk yang tinggi menjadi kendala ntukadministrasi pendataanserta pemantauan ibu hamil
• sosialisasi lintas sektor yang belum dilaksanakan
• kurangnya koordinasidengan kader ttgpelaksanaan P4K
• Peran serta faskes Swastadalam melaksanakanedukasi P4K belum optimal
• Masih kurangnya Advokasiantara desa dan kecamatan
OUTPUT
• Tidak semua ibu hamil terpasangstiker P4K
• Tidak semua ibu hamilmempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan baik
• Keluarga kurang mendukung ibuhamil dalam pelaksanaan P4K.
• Ibu hamil resti terlambatmendapatkan pelayanankegawatdaruratan (rujukanterlambat)
• Masih ada persalinan yang ditolong oleh tenaga non-nakes(paraji)
• Cakupan KB Pascasalin masihrendah
• Masih ada keterlambatanpelaporan dan evaluasi
SOLUSI/UPAYA YANG DILAKUKAN
Pelaksanaan
P4K Optimal
Peningkatan Kapasitas
termasuk Pemenuhan InputPeningkatan Koordinasi dan
Peran LP/LS terkait
Optimalisasi Pelaksanaan dan
Monev (termasuk RR)
• Pelatihan SDM/Orientasi/
Penyuluhan/dan
sosialisasi P4K dan
pemanfaatan Buku KIA
bagi tenaga kesehatan,
kader, dan LS terkait
lainnya
• Meningkatkan informasi,
dukungan anggaran serta
sarana prasarana
• Membuat kebijakan
(regulasi)
• Pengkajian dana BOK
(biaya kunjungan rumah)
• Advokasi dana desa untuk
pelaksanaan P4K
• Meningkatkan koordinasi
dan kerjasama dg apparat
desa, TP PKK, TOMA, TOGA,
Kecamatan sehat, desa siaga
dan lintas sector terkait
lainnya (melibatkan Forum
Peduli KIA atau PSM Desa
pendataan, pelacakan serta
penelusuran sasaran
• Mengadakan pertemuan
rutin di tingkat desa
• Membangun kerjasama
dengan Bidan dan klinik
swasta (forum jejaring
puskesmas) untuk sosialisasi
program P4K bagi swasta
• Menguatkan sistem rujukan
terpadu
• Membuat RUK secara
spesifik mengenai P4K
• Melakukan pemantauan
intensif secara optimal
untuk persiapan persalinan
dan penanganan komplikasi
• Memotivasi ibu hamil untuk
memiliki jaminan kesehatan
sejak kehamilan trimester 1
• Monev berkala melibatkan
semua sektor dengan
pembagian peran yang jelas
• Optimaliasasi pencatatan
dan pelaporan pelaksanaan
P4K
P4K vs Desa SiagaAktif
Re-Sosialisasi dukungan LS yang membawahi
pemberdayaan Desa , pahamdan mendukung
Perlu Sosialisasi & advokasi secara berjenjang (Pusat, Provinsi. Kabupate agar amanah yg terkandung dlm peraturan dapat diimplementasikan
Public policy by Thomas Dye, ‘anything a government chooses to do or not to do’ (Dye, 1972: 2)
Permenkes/KepMenkes termasuk dalam tingkatKebijaksanaan pelaksanaan , merupakan penjabaran dari kebijakan umum sebagai strategipelaksanaan tugas di bidang tertentu (LAN 1997)
Perlu evaluasi kebijakan.sangat berguna untuk
mendapatkan Hasil /informasimengenai kinerja kebijakan
Dunn dalam Leo Agustino (2006:189)
SIMPULAN
1. Implementasi : banyak variabel yang mempengaruhi keberhasilan baik sifatnya individu, kelompok ataupun Institusi
2. Sumberdaya : belum memadai (Tenaga terlatih, sarana dan dukungan anggaran)
Dukungan anggaran : BOK, Dana Desa, Dana Sehat (?)
Orientasi petugas ttg P4K , bisa memanfaatkan BOK sekunder (orientasi UKM)
3. Komitmen semua pihak (Kepala Desa, Bidan, Keluarga, suami, ibu hamilnya sendiri) sangat diperlukan untuk kebehasilan
4. P4K wujud nyata , merupakan bagian kegiatan dari Desa Siaga Aktifperlu disosialisasikan lagi kepada Kepala Desa/Lurah/RW ttg pentingnya P4K sebagai bentuk kerjasama dalam penyelamatan Ibu dan BBL
5. Dukungan Regulasi di tingkat Kabupaten ataupun Desa belum ada
P4k, menuju
persalinan yang
aman dan
selamat
Ibu Sehat, Bayi
Selamat