program penguatan ekonomi kerakyatan (peka) jilid ii ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional...

25
PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II MELALUI PENGORGANISASIAN PELAKU USAHA EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI UPAYA PENYELAMATAN WARUNG DAN PASAR TRADISIONAL SERTA PEMBIAYAAN BANTUAN PERMODALAN DALAM MENGATASI KETERGANTUNGAN MASYARAKAT DARI JERATAN PRAKTIK RENTENIR PENDAHULUAN Kemiskinan dan keterbelakangan, pada saat ini masih merupakan persoalan rakyat dan bangsa, yang belum juga ditemukan jalan keluarnya secara jitu masih diperlukan strategi dan kerja benar untuk menjawab persoalan tersebut. Proses reformasi yang berlangsung sejak 1998, dirasakan belum memberikan perbaikan yang signifikan, Kami (LSM KOMPAS) hadir untuk memperlihatkan komitmen yang besar untuk memajukan ekonomi rakyat membuka jalan bagi makin kokohnya pasar dan warung tradisional serta menangkis kuatnya dari cengkraman kapitalisme global. Masalah kemiskinan dan keterbelakangan, tidak dapat hanya dilihat sebagai masalah kesempatan dan pendidikan, melainkan juga berkait dengan sistem perekonomian, yang dalam kenyataan memang masih belum sepenuhnya berpihak pada msyarakat bawah, yaitu rakyat. Dalam krisis dan dalam kondisi dimana kemampuan negara mengalami kemerosotan, masyarakat justru mampu bertahan dalam kegiatan usaha di sektor kecil dan menengah, baik formal ataupun informal. Dalam keadaan krisis nasional maupun internasional, sangat terlihat bahwa usaha kecil dan menengah menunjukan ketangguhannya karena relatif tidak terguncang, bahkan terbukti mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Ketika perekonomian nasional tumbuh lebih dari 5 % (2017), sekitar 2,4% disumbangkan oleh aktivitas usaha di sektor kecil dan menengah. Pergerakan ekonomi rakyat di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, sekitar 86% usaha kecil, 9% usaha menengah dan sisanya usaha besar. Sementara itu, pogram dukungan pemerintah, antara lain melalui kredit, dapat dikatakan belum sepenuhnya berjalan: dari sekian banyak UKM, hanya sekitar 17,7% yang berusaha mengakses kredit perbankan. (Contribution of MSMEs Credits in EIA to National’s MSMEs Credits). Kenyataan posisi dan kondisi, ekonomi rakyat, antara lain UMKM tersebut, tentu saja membawa suatu harapan baru, dan karenanya dibutuhkan suatu upaya yang sedemikian rupa mampu memberikan dukungan bagi pertumbuhan UKM. Memperkuat UKM, pada dasarnya akan menjadi bagian penting bagi penguatan ekonomi nasional, karena selain menyerap tenaga kerja, kegiatan usaha di sektor kecil dan menengah, akan menjadi picu bagi pertumbuhan ekonomi. Memungkinkan ekonomi rakyat berkembang dengan pesat dan kuat, merupakan suatu kemutlakan, jika bangsa ini ingin tumbuh berkembang dan memiliki kekuatan nasional yang dapat diperhitungkan. Diperlukan bukan saja kebijakan, tetapi suatu sistem pendukung, yang diharapkan dapat ikut mendorong pertumbuhan UMKM yang kuat dan berorientasi pada produktivitas, kemajuan dan pada gilirannya eksport. Keterlibatan berbagai pihak, dipandang penting, terutama untuk mengembangkan program-program yang lebih sesuai dengan kebutuhan riil UMKM bukan sekedar proyek yang justru menguntungkan pihak “pemberi bantuan”. Dalam kaitan inilah sangat penting artinya upaya pengorganisasian UMKM, sebagai bagian dari usaha memperkuat posisi dan kondisi UMKM.

Upload: others

Post on 31-May-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II

MELALUI PENGORGANISASIAN PELAKU USAHA EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI

UPAYA PENYELAMATAN WARUNG DAN PASAR TRADISIONAL SERTA PEMBIAYAAN

BANTUAN PERMODALAN DALAM MENGATASI KETERGANTUNGAN MASYARAKAT

DARI JERATAN PRAKTIK RENTENIR

PENDAHULUAN

Kemiskinan dan keterbelakangan, pada saat ini masih merupakan persoalan rakyat dan bangsa,

yang belum juga ditemukan jalan keluarnya secara jitu – masih diperlukan strategi dan kerja benar

untuk menjawab persoalan tersebut. Proses reformasi yang berlangsung sejak 1998, dirasakan belum

memberikan perbaikan yang signifikan, Kami (LSM KOMPAS) hadir untuk memperlihatkan komitmen

yang besar untuk memajukan ekonomi rakyat membuka jalan bagi makin kokohnya pasar dan warung

tradisional serta menangkis kuatnya dari cengkraman kapitalisme global.

Masalah kemiskinan dan keterbelakangan, tidak dapat hanya dilihat sebagai masalah kesempatan dan

pendidikan, melainkan juga berkait dengan sistem perekonomian, yang dalam kenyataan memang masih

belum sepenuhnya berpihak pada msyarakat bawah, yaitu rakyat. Dalam krisis dan dalam kondisi

dimana kemampuan negara mengalami kemerosotan, masyarakat justru mampu bertahan dalam

kegiatan usaha di sektor kecil dan menengah, baik formal ataupun informal.

Dalam keadaan krisis nasional maupun internasional, sangat terlihat bahwa usaha kecil dan

menengah menunjukan ketangguhannya – karena relatif tidak terguncang, bahkan terbukti mampu

menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Ketika perekonomian nasional tumbuh lebih dari 5 %

(2017), sekitar 2,4% disumbangkan oleh aktivitas usaha di sektor kecil dan menengah. Pergerakan

ekonomi rakyat di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, sekitar 86%

usaha kecil, 9% usaha menengah dan sisanya usaha besar. Sementara itu, pogram dukungan pemerintah,

antara lain melalui kredit, dapat dikatakan belum sepenuhnya berjalan: dari sekian banyak UKM, hanya

sekitar 17,7% yang berusaha mengakses kredit perbankan. (Contribution of MSMEs Credits in EIA to

National’s MSMEs Credits).

Kenyataan posisi dan kondisi, ekonomi rakyat, antara lain UMKM tersebut, tentu saja membawa suatu

harapan baru, dan karenanya dibutuhkan suatu upaya yang sedemikian rupa mampu memberikan

dukungan bagi pertumbuhan UKM. Memperkuat UKM, pada dasarnya akan menjadi bagian penting

bagi penguatan ekonomi nasional, karena selain menyerap tenaga kerja, kegiatan usaha di sektor kecil

dan menengah, akan menjadi picu bagi pertumbuhan ekonomi. Memungkinkan ekonomi rakyat

berkembang dengan pesat dan kuat, merupakan suatu kemutlakan, jika bangsa ini ingin tumbuh

berkembang dan memiliki kekuatan nasional yang dapat diperhitungkan.

Diperlukan bukan saja kebijakan, tetapi suatu sistem pendukung, yang diharapkan dapat ikut

mendorong pertumbuhan UMKM yang kuat dan berorientasi pada produktivitas, kemajuan dan pada

gilirannya eksport. Keterlibatan berbagai pihak, dipandang penting, terutama untuk mengembangkan

program-program yang lebih sesuai dengan kebutuhan riil UMKM – bukan sekedar proyek yang justru

menguntungkan pihak “pemberi bantuan”. Dalam kaitan inilah sangat penting artinya upaya

pengorganisasian UMKM, sebagai bagian dari usaha memperkuat posisi dan kondisi UMKM.

Page 2: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

Gambar besar strategi pembangunan nasional memperlihatkan belum begitu memperhatikan atau

kurangnya perhatian pada pengembangan ekonomi rakyat. Padahal sudah sangat jelas konstitusi

menyatakan bahwa tujuan berbangsa dan bernegara adalah untuk:

1. Melindungi warga negara

2. Mewujudkan kesejahteraan umum

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Konstitusi juga telah menekankan suatu garis politik yang jelas mengenai strategi ekonomi

nasional, yakni pemihakan pada ekonomi rakyat, dan tidak memberikan kesempatan pada pertumbuhan

ekonomi raksasa, sebagaimana yang dikembangkan oleh Orde Baru, melalui fasilitasi bisnis skala besar

yang justru memarjinalisasi ekonomi rakyat.

Penguatan ekonomi rakyat, tentu saja bukan dimaksudkan sebagai sikap anti kemajuan, melainkan suatu

strategi yang hendak tumbuh dari bawah dan tumbuh bersama rakyat. Pilihan ini disadari benar dan

dimaksudkan sebagai suatu langkah mendasar untuk mengubah struktur kolonial, menjadi struktur

nasional, yang lebih ramah kepada rakyat, dan memberikan tempat terhormat pada rakyat untuk dapat

tumbuh berkembang secara merdeka di tanah airnya sendiri.

Oleh sebab itulah, penguatan ekonomi rakyat, atau dalam konteks ini, penguatan UMKM serta

membantu Permodalan Masyarakat agar terhindar dari jeratan ketergantungan praktik rentenir ,

haruslah menjadi suatu gerakan ekonomi, sekaligus gerakan politik. Sebagai gerakan ekonomi

dimaksudkan untuk dapat membangun fondasi ekonomi nasional yang kokoh, yang berbasis

sumberdaya nasional dan memiliki produktivitas yang tinggi. Sebagai gerakan politik dimaksudkan

untuk mengubah strategi pembangunan nasional, dan juga strategi pembangunan daerah, agar lebih

berpihak pada ekonomi rakyat.

(Oleh : Fajar Budhi Wibowo, M.Si)

LATAR BELAKANG

Pengorganisasian rakyat dalam kerangka pemberdayaan dan penguatan ekonomi rakyat merupakan

suatu keharusan sejarah. Inti dari keseluruhan proses pengorganisasian adalah membangun kekuatan,

kekuatan rakyat, dan dengan sendirinya membangun kekuatan ekonomi dan politik. Pengorganisasian

dengan demikian, bukan suatu praktek karitatif, bukan praktek yang didasarkan pada belas kasihan,

melainkan suatu praktek yang dilandasi pada nilai dan semangat “kemerdekaan”, atau memerdekakan

rakyat, memerdekakan ekonomi rakyat, agar dapat terbebas dari belenggu ekonomi yang menindas.

Pengorganisasian bukan jenis kerja proyek. Bukan jenis mobilisasi massa, untuk kepentingan politik

jangka pendek. Pengorganisasian adalah langkah jangka panjang, yang tidak lain ingin membangun

kesadaran baru di kalangan massa rakyat dan sekaligus memadukan kesadaran-kesadaran yang ada

menjadi kesadaran bersama dan langkah bersama. Oleh sebab itu, pengorganisasian bukan suatu sikap

netral, melainkan sikap berpihak pada rakyat. Pengorganisasian merupakan bagian penting dari sebuah

proses perlawanan, melalui pemberdayaan rakyat.

Dalam proses pengorganisasian, tugas pokok organiser atau aktivis yang mengorganisasikan rakyat,

tidak lain dari memenangkan hati dan pikiran rakyat. Memenangkan hati, bermakna organiser harus

mampu meyakinkan rakyat, dengan tindakan nyata, keteladanan dan budi baik. Oleh sebab itu, kualitas

pribadi seorang organiser akan sangat menentukan. Tentu saja seorang organiser bukanlah seorang

Page 3: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

moralis, bukan orang yang sok suci, melainkan orang dengan kualitas bersedia bekerja untuk rakyat dan

bersedia berkorban untuk rakyat. Dalam situasi sulit, organiser harus mampu memperlihatkan kepada

rakyat, kualitasnya sebagai manusia pilihan, yakni bersedia berdiri di depan, membela rakyat dan

mengutamakan kepentingan rakyat.

Secara umum kita menyebutkan empat tugas pokok dari seorang organiser, yakni: (1) terusmenerus

melakukan penyelidikan atas problem-problem rakyat, dan membuat rumusan yang jelas, tegas, dan

berpihak, terutama untuk membuka peta kekuatan: siapa yang mendukung dan siapa yang tidak

mendukung gerakan pemberdayaan ekonomi rakyat; (2) dengan tanpa keraguan sedikitpun, bersedia

terjun ke rakyat, bergabung bersama rakyat, dan bahkan berintegrasi; (3) tangkas dan cekatan membuat

rumusan tuntutan politik berdasarkan penderitaan yang dialami rakyat; dan (4) menjaga sikap dan

tindakan, terutama untuk mengamalkan prinsip satunya kata dan perbuatan. Tidak terelakkan seorang

aktifis Divisi Kawani LSM KOMPAS, yang ditugaskan menjadi organiser rakyat, untuk menjauhi apa

yang tidak disukai rakyat dan menjalankan apa yang disukai rakyat.

MAKSUD DAN TUJUAN

Suatu proses pengorganisasian UMKM, merupakan bagian dari proses pengorganisasian rakyat, pada

dasarnya adalah kegiatan membantu, mengarahkan, mendukung terhadap individu/ kelompok

masyarakat miskin dalam merumuskan masalah, merencanakan program, melaksanakan, dan

melestarikan program yang dilakukannya. Proses pengorganisasian, tidak sekedar mendorong

kemampuan individu, atau kelompok, melainkan juga mentransformasikan kemampuan usaha tersebut

menjadi kekuatan ekonomi rakyat, dan pada gilirannya menjadi kekuatan politik untuk perubahan.

Terdapat banyak pengalaman dalam proses pengorganisasian UMKM, yang menunjukan kegagalan.

Pengalaman tersebut penting untuk dikaji bersama, dan ditemukan faktor kunci yang menyebabkan

proses pengorganisasian tidak mencapai hasil yang diharapkan. Kita melihat bahwa salah satu faktor

kunci yang ikut menyumbang kegagalan proses pengorganisasian adalah ditempatkannya program

pengorganisasian UMKM sebagai proyek, bukan sebagai gerakan. Sebagai sebuah proyek, maka upaya

berhenti manakala proyek berhenti. Dalam skema proyek, tidak ada kemandirian, keswadayaan dan

militansi, yang ada adalah mentalitas ”aji mumpung”. Proyek bersifat sementara. Padahal salah satu

prasyarat penting yang diperlukan bagi keberhasilan pemberdayaan UMKM adalah adanya

pengorganisasian yang mandiri dan berkelanjutan.

Untuk mengembangkan suatu program pengorganisasian yang sistematis, terencana, berkelanjutan dan

mampu mentransformasikan diri menjadi salah satu pilar gerakan, terdapat dua masalah utama yang

kerap muncul, yakni:

Pertama, masalah kualifikasi kemampuan organiser untuk dapat memberikan konsultasi dan asistensi

kepada UMKM sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Kualitas organiser yang diperlukan, bukan

sekedar mau akan tetapi juga mampu. Dengan demikian, organiser harus memiliki pemahaman minimal

mengenai persoalan-persoalan yang dihadapi oleh UMKM untuk tumbuh dan berkembang, dan juga

memahami mengenai jaringan UMKM, sehingga memiliki kemampuan untuk memediasi UMKM.

Kedua, masalah ketersediaan anggaran untuk membiayai operasionalisasi proses pengorganisasian.

Masalah pembiayaan kegiatan pengorganisasian, dapat menjadi masalah tersendiri, jika tidak dikelola

dengan baik. Skema proyek yang dilakukan oleh pemerintah, pada dasarnya juga menghadapi problem

serupa. Oleh sebab itulah, ketika anggaran proyek habis, maka program pemberdayaan juga tutup buku

alias berakhir. Organisasi dalam konteks ini harus memikirkan suatu strategi khusus untuk

mengembangkan sumberdaya dalam rangka pembiayaan proses pengorganisasian.

Page 4: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

Namun demikian, organiser yang berkualitas pada dasarnya harus mampu: (1) mengusahakan secara

mandiri pembiayaan untuk aktivitas pengorganisasiannya; dan (2) mendorong munculnya kader lokal,

dari kalangan UMKM sendiri, sehingga lebih efisien dan dapat dibiayai sendiri oleh UMKM.

Kami melihat terdapat tiga peran penting organisator (organiser), yakni: Pertama, mengorganisir rakyat

miskin, kelompok-kelompok usaha mikro, kecil dan menengah, terutama untuk: (1) meningkatkan

produktivitas mereka; dan (2) meningkatkan akses terhadap pasar. Secara pokok organiser harus

mendorong terjadinya peningkatan produktivitas dan secara kongkrit mendorong peningkatan

pendapatan UMKM, sehingga terjadi peningkatan kualitas hidup. Kedua, melakukan pengorganisasian

yang mengarah pada pengembangan jaringan UMKM yang pada gilirannya menjadi penyangga

ekonomi nasional. Ketiga, melakukan pengorganisasian dalam rangka meningkatkan kualitas produksi

UMKM, agar memiliki kemampuan memasuki pasar global, sehingga mampu mendongkrak

produktivitas nasional.

Penting untuk disadari bahwa bagaimana pun UMKM tidak berada di ruang hampa. UMKM hidup

dalam suatu sistem ekonomi nasional, yang saat ini makin terintegrasi dengan sistem ekonomi dunia.

Banjir barang dari luar, merupakan bagian dari bukti bahwa Indonesia bukan negeri tertutup, dan

dengan demikian harus mampu bersaing dengan kekuatan global. Yang menjadi masalah adalah apabila

ekonomi rakyat dalam situasi dan kondisi yang serba terbatas dipaksa untuk bertarung dengan kekuatan

global. Dapat dibayangkan apa jadinya jika produk UMKM harus berkompetisi dengan barang-barang

impor yang sangat murah dan berkualitas?

Pengorganisasian UMKM dengan demikian harus senantiasa meletakkan upaya pemberdayaan UMKM

dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM

harus dilakukan pada dua level sekaligus, secara simultan, yakni: Pertama, pada level pelaku UMKM,

diupayakan suatu proses memperkuat, sehingga produktivitas meningkat dan berdampak pada

peningkatan pendapatan pelaku UMKM; dan Kedua, pada level kebijakan, perlu adanya dorongan agar

terjadi perubahan sehingga pemerintah mengembangkan suatu skema perlindungan dan pelayanan

(melindungi dan melayani). Melindungi dalam arti memberikan proteksi yang diperlukan, agar produk

UMKM tidak dibiarkan bertarung dalam pasar bebas. Melayani dalam arti memberikan fasilitas yang

diperlukan UMKM, seperti akses sarana produksi, permodalan dan teknologi.

HARAPAN

Kami berharap perubahan kebijakan dapat mendorong adanya kebijakan khusus bagi UMKM, dengan

arah utama: Pertama, mengupayakan pengembangan UMKM, khususnya usaha skala mikro dalam

rangka peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah atau meningkatkan

pendapatan rakyat miskin; Kedua, menyederhanakan perijinan dan memperluas akses kepada sumber

permodalan, dan sejauh mungkin mengembangkan skema permodalan yang lebih mudah bagi UMKM;

Ketiga, memperluas dan meningkatkan kualitas intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan

usaha teknologi, manajemen, pemasaran dan informasi. Pada prinsipnya kebijakan yang dikeluarkan

pemerintah harus mengarah pada upaya menumbuhkan dan melindungi UMKM. Di sisi yang lain, harus

dihindari suatu pola proyek dalam kebijakan, karena itu pula kontrol dari kekuatan-kekuatan

prodemokrasi, amat perlu. Tabel berikut memberikan gambaran mengenai luasnya program

penanggulangan kemiskinan, namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah program ini sampai ke

rakyat?

Bilamana kita melihat gambaran program nasional diberbagai sumber, memperlihatkan bahwa adanya

peluang yang besar bagi rakyat untuk memanfaatkan fasilitas negara, untuk dapat tumbuh dan

berkembang.

Page 5: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

Hal yang menjadi masalah adalah bagaimana rakyat dapat mengakses informasi dankebijakan tersebut?

Disinilah peran penting dari organisasi dan seluruh aktifis Divisi Kawani LSM KOMPAS, yakni: (1)

memungkinkan suatu perubahan kebijakan, agar lebih pro pada rakyat (pro poor); dan (2)

memungkinkan suatu pengorganisasian UMKM, dalam kerangka memperkuat, sehingga UMKM

menjadi suatu gerakan ekonomi, yang sekaligus mengontrol kinerja pemerintah dalam upaya

memperkuat posisi dan kondisi UMKM.

Kita berpandangan bahwa organiser, selayaknya mendorong sinergi tiga komponen utama, yakni: rakyat

(melalui organisasi), parlemen (melalui fraksi) dan pemerintah (misalnya, kader yang menjadi pimpinan

di daerah). Organiser, harus mampu mengarahkan kerja-kerja organisasi agar lebih terarah dan tertata,

dan di sisi lain, mendorong rakyat agar menggunakan jalur organisasi untuk memperjuangkan aspirasi

mereka. Memang hal ini tidak mudah dilakukan, karena membutuhkan syarat kualitas kinerja

organisasi. Tanpa kinerja organisasi yang benar-benar mengakar dan kongkrit, sulit rasanya

membangun kepercayaan rakyat pada organisasi. Program pengorganisasian UMKM yang tidak diikuti

oleh proses pembenahan organisasi, sama artinya dengan “kekeliruan”, karena keberdayaan rakyat, atau

meningkatnya kemampuan rakyat, yang tidak diikuti oleh meningkatnya kemampuan organisasi dalam

memfasilitasi dan memperjuangkan kepentingan rakyat, justru akan mendorong rakyat untuk mencari

organisasi lain.

Pada intinya kita berpandangan bahwa upaya pengorganisasian UMKM, harus menjadi bagian integral

dari pembenahan organisasi organisasi, jika organisasi benar-benar ingin berkuasa. Dan penting untuk

disadari bahwa posisi organisasi sebagai oposisi dan organisasi sebagai pemenang (pemegang

kekuasaan), amat berbeda dalam karakter dan kerja. Di daerah-daerah dimana organisasi menang, maka

prilaku sebagai pemenang yang dimunculkan. Sebagai pemenang, organisasi harus mengembangkan

“ilmu pasang” dan bukan “ilmu bongkar” (sebagai oposisi). Dengan demikian organisasi harus dapat

menunjukan kepada rakyat bahwa organisasi mau bekerja dan sanggup memberikan yang terbaik pada

rakyat. Dalam konteks pengorganisasian UMKM, untuk daerah-daerah dimana organisasi berkuasa,

maka yang penting dilakukan adalah membangun sinergi, agar antara proses pengorganisasian,

kebijakan dan pelayanan yang diberikan pemerintah berjalan secara sinergis. Hasil dari kesemuanya itu

adalah peningkatan kesejahteraan rakyat, dan bermakna pula meningkatnya kualitas bangsa.

POKOK PERMASALAHAN

Pentingnya menjaga eksistensi warung tradisional, dengan bermunculannya toko-toko modern seperti

minimarket dan supermarket di tengah-tengah masyarakat, sudah sedemikian pesat bak jamur yang

tumbuh di kala musim hujan tiba. Yang pada mulanya hanya di wilayah perkotaan dan menyasar

segmen kelas ekonomi menengah ke atas, kini, keberadaan toko modern sudah menggurita hingga ke

pelosok perdesaan dan mengincar kalangan masyarakat desa yang mayoritas dari kalangan ekonomi ke

bawah. Hal ini tentunya dapat mengancam eksistensi warung tradisional yang terlebih dahulu hadir di

masyarakat.

Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk sekitar 46 juta jiwa, tentunya menjadi daya tarik

tersendiri bagi para pelaku usaha toko modern untuk membuka gerai mereka hingga ke pelosoknya.

Oleh karena itu, sekarang ini banyak toko modern di wilayah perdesaan di Jawa Barat yang turut serta

meramaikan perekonomian di desa tersebut. Dengan beragam kelebihan yang ditawarkan, seperti

kondisi yang nyaman, harga kompetitif, serta produk yang lengkap, maka toko modern cenderung lebih

sering dilirik oleh konsumen pada saat berbelanja untuk pemenuhan kebutuhan sehari-harinya.

Persoalannya kemudian adalah, berbagai kelebihan tersebut tidak dimiliki oleh warung tradisional.

Alasannya sudah jelas, karena keterbatasan modal yang menyebabkan mereka sulit untuk bersaing.

Page 6: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

Warung tradisional biasanya hanya bermodal kecil dan dari usaha perseorangan atau keluarga,

ruangannya pun tidak ber-AC dan produk yang dijual tidak sebanyak di toko modern. Sering pula kita

temukan suatu lokasi toko modern, yang berada tidak jauh dari warungwarung atau pasar tradisional.

Awalnya mungkin hanya ada satu toko modern oleh suatu brand, namun seiring berjalannya waktu,

akan mengundang bermunculannya toko modern dari brand yang berbeda, karena melihat potensi

strategisnya. Hal ini menjadikan keberadaan warung tradisional menjadi sangat mengkhawatirkan.

Secara berangsur-angsur, eksistensi mereka mulai tersisihkan dari percaturan aktivitas perekonomian di

masyarakat. Para pemilik warung tradisional dibuat tidak berdaya menghadapi kondisi persaingan yang

tidak sehat ini, semakin terjepit oleh pemilik kapital besar yang seolah-olah mengepung mereka dari

segala penjuru serta sangat berfotensi besar Masyarakat pelaku UKM terjerus dalam peraktik rentenir.

PERAN DAN FUNGSI

Isu pemerataan dan keadilan menjadi hal yang penting di sini. Seperti yang sudah kita ketahui bersama,

bahwa keberadaan toko modern hanya akan menguntungkan segelintir pihak saja yang umumnya bukan

dari masyarakat sekitar. Belum lagi ketika para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) hendak

bermitra dengan toko modern tersebut, maka akan dibuat rumit dengan persyaratan administrasi yang

berbelit-belit serta standar produk yang demikian ketat.

Sedangkan eksistensi warung tradisional di tengah masyarakat sejatinya akan melibatkan lebih banyak

para pelaku usaha dari kalangan masyarakat sekitar, kemudian dengan peran pentingnya yang mampu

menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit. Berbagai pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) pun

banyak yang menggantungkan harapannya dari kehadiran warung tradisional, karena di tempat itulah

beragam produk hasil usaha mereka dapat dijajakan sehingga dapat dijangkau oleh konsumen,

kemudian juga tanpa perlu melalui proses administrasi yang panjang.

Sudah sejak lama, kehadiran warung tradisional merupakan tempat di mana aktivitas perekonomian

serta perdagangan dilakukan oleh masyarakat, dari dan untuk masyarakat juga, kehadirannya dapat

memberikan manfaat yang signifikan bagi peningkatan roda perekonomian masyarakat khususnya

kalangan kecil. Sebagai salah satu embrio dari pasar tradisional, warung tradisional sesungguhnya dapat

diandalkan menjadi salah satu instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan

pula dengan keinginan pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, diantaranya dengan memberikan

stimulan kepada masyarakat untuk dapat lebih sejahtera dengan berwirausaha, maka kemudian,

berdagang atau membuka warung kecil di rumah adalah salah satu wujud konkritnya. Keberadaan

warung tradisional juga dapat menjadi ajang interaksi antar sesama anggota masyarakat, karena para

pembeli atau konsumen mereka biasanya juga adalah tetangga dekat atau masih dalam lingkungan

RT/RW yang sama. Sehingga jalinan komunikasi dan tali silaturahmi antar warga dapat terjalin lebih

erat.

Secara regulasi, sebenarnya sudah ada aturan main dari pemerintah pusat yaitu Peraturan Presiden

Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Pembinaan dan Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan

Toko Modern, dan juga Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53 tahun 2008. Kemudian oleh setiap

daerah ditindaklanjuti dengan menerbitkan perda yang menjabarkan lebih detail aturan main tersebut.

Namun ironisnya, di beberapa daerah, keberadaan toko modern justru semakin marak dan hal ini

membuat para pelaku usaha warung tradisional semakin gigit jari. Setiap saat dibayang-bayangi oleh

kerugian hingga keadaan „gulung tikar‟ terhadap usaha yang dijalankannya. Sepinya pembeli serta

batas kadaluarsa produk yang dijual, hanyalah sebagian kondisi dari „bom waktu‟ yang harus mereka

terima dengan pasrah.

Page 7: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pernah turut bersuara terkait hal ini, dengan membuat

himbauan kepada setiap kepala daerah agar membuat regulasi yang dapat menjamin semua hak hidup,

jangan sampai perizinan terhadap warung modern mematikan yang tradisional. Dukungan pun

diberikannya agar dilakukan kebijakan moratorium terhadap keberadaan toko modern bagi wilayah

Kota/Kabupaten yang jumlahnya sudah melebihi batas (Pikiran Rakyat, 18/11/2016).

Beberapa daerah di Jawa Barat pun tidak tinggal diam, mereka bergerak cepat dalam rangka menyikapi

permasalahan ini, berupaya untuk dapat mempertahankan, memberikan jaminan serta perlindungan

terhadap warung tradisional diwilayahnya. Salah satunya dengan memberlakukan kebijakan moratorium

atau penghentian sementara terhadap pembangunan toko dan pasar modern. Beberapa diantaranya

adalah Kota Bandung, Kota Cirebon, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar. Untuk Kota Bandung

sendiri, sudah sejak tahun 2012 menerapkan moratorium dalam rangka mengendalikan keberadaan

minimarket di kota Bandung yang jumlahnya diperkirakan sudah melebihi ambang batas.

Tetapi kemudian, pemberlakuan kebijakan moratorium saja rasanya belum cukup jika tidak diiringi

dengan keseriusan dan komitmen pelaksanaannya di lapangan, termasuk melakukan pengawasan secara

intensif terhadap berdirinya toko modern baru, serta tindak tegas oknum nakal yang tidak

mengindahkan peraturan yang ada. Kemudian juga melakukan kajian ulang terkait perizinan dan jam

operasionalnya. Karena disinyalir masih banyak toko modern yang perizinannya masih bermasalah.

Sebagai contoh seperti yang terjadi di Kota Cimahi, yaitu mengenai banyak ditemukannya minimarket

ilegal, bahkan diduga ada sekitar 132 minimarket yang ditemukan bermasalah terkait dengan

perizinannya. (Pikiran Rakyat, 27/10/2016).

VISI DAN MISI

VISI

Program PEKA JILID II sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat bawah, dengan terus

berupaya mendorong Pemerintah membuat strategi agar keberadaan toko modern dapat terkendali dan

sebagai program perlindungan untuk melestarikan pasar dan warung tradisional dengan dukungan

bantuan permodalan bagi pelaku usaha agar terhindar dari ketergantungan dari praktik rentenir serta

sinergitas Pemerintah.

MISI

1. Mendorong masyarakat sebagai konsumen agar dapat berperan dengan menetapkan pilihan

untuk selalu berbelanja di warung-warung tradisional, meskipun mungkin akan ada perbedaan

harga serta kekurangan di sana sininya, tapi sejatinya dapat berkontribusi nyata terhadap

keberlanjutan usaha warung tradisional kedepannya.

2. Mengarahkan pemilik usaha warung tradisional untuk berbenah diri dan meningkatkan kualitas

pelayanannya kepada konsumen mereka.

3. Membangun interaksi dan hubungan emosional yang lebih baik lagi agar konsumen dapat lebih

nyaman dalam berbelanja, sehingga akan mampu menggairahkan kembali aktivitas

perekonomian di warung-warung tradisional.

4. Melakukan upaya penyelamatan warung-warung tradisional di tengah maraknya kehadiran toko

modern ini sudah tidak dapat ditawar lagi dan mendesak untuk segera dilakukan. Dengan

kerjasama semua pihak, maka diharapkan eksistensi warung tradisional dapat terus bertahan

menghadapi arus deras tuntutan perkembangan zaman di era yang semakin kompetitif ini serta

pelaku usaha kecil dapat terus berkembang dengan tanpa meminjam tambahan modal kepada

rentenir.

Page 8: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

SASARAN PROGRAM

1. Warung-warung Tradisional yang berada di pelosok wilayah dengan lokasi berdekatan dengan

mini market dan pasar modern.

2. Pelaku UMKM di masyarakat yang melakukan aktifitas produksi rumahan.

3. Pasar Trasidional.

4. Masyarakat.

TARGET PROGRAM

No Wilayah Perekrutan Calon Peserta Peserta yang terseleksi *

1 Kota Bandung 150 Warung 75 Warung

2 Kota Cimahi 150 Warung 75 Warung

3 Kabupaten Bandung 150 Warung 75 Warung

4 Kabupaten Bandung Barat 150 Warung 75 Warung

*) Seleksi berdasarkan skala prioritas, yaitu warung – warung yang bermodal kecil dan belum pernah

menerima pembinaan.

JENIS PROGRAM

1. Workshop Peningkatan Skala UMKM.

2. Pendampingan dan Pelatihan Dasar Pengelolaan Usaha.

3. Pendampingan dan Pelatihan Akuntansi Keuangan Dasar untuk UKM.

4. Pendampingan Penguatan Permodalan UMKM.

5. Pendampingan Pengurusan Ijin Usaha.

TEMA PROGRAM

“ PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN JILID II (PEKA JILID II) LSM KOMPAS

MELALUI PENGORGANISASIAN PELAKU USAHA EKONOMI RAKYAT SEBAGAI

UPAYA PENYELAMATAN WARUNG DAN PASAR TRADISIONAL SERTA PEMBIAYAAN

PERMODALAN DALAM MENGATASI KETERGANTUNGAN MASYARAKAT DARI

JERATAN PRAKTIK RENTENIR “

PENYELENGARA PROGRAM

LSM KOMPAS (KOORDINAT MASYARAKAT PEJUANG ASPIRASI

PELAKSANA PROGRAM

DIVISI KOORDINAT WANITA INSPIRATIF (KAWANI)

Page 9: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

JADWAL KEGIATAN

No Program

Kota Bandung

Tempat :

Puri Tomat

Hotel

Kota Cimahi

Tempat :

Technopark

Baros Cimahi

Kab.

Bandung

Tempat :

Armor Cafe

Ciburial

KBB

Tempat :

Hotel Bumi

Asri

Lembang

1 Survey 1 – 5

April 2019

8 – 12

April 2019

15 – 19

April 2019

22 – 26

April 2019

2 Verifikasi 3 – 7

April 2019

10 – 14

April 2019

17 – 21

April 2019

24 – 28

April 2019

3 Seleksi 8 – 10

April 2019

15 – 17

April 2019

22 – 24

April 2019

29 April – 1

Mei 2019

4 Publikasi Hasil Seleksi 11 April 2019 18 April 2019 25 April 2019 02 Mei 2019

5 Workshop : Peningkatan

Skala UKM 5 Mei 2019 10 Mei 2019 14 Mei 2019 18 Mei 2019

6 Pelatihan Dasar Pengelolaan

Usaha. 5 Mei 2019 10 Mei 2019 14 Mei 2019 18 Mei 2019

7

Pelatihan Akuntansi

Keuangan Dasar untuk

UKM.

5 Mei 2019 10 Mei 2019 14 Mei 2019 18 Mei 2019

8

Program bantuan dan

Penguatan Permodalan

UMKM.

5 Mei 2019 10 Mei 2019 14 Mei 2019 18 Mei 2019

9 Pendampingan Pengurusan

Ijin Usaha.

7 Mei – 8 Juni

2019

12 Mei –

19 Juni 2018

15 Mei –

22 Juni 2019

18 Mei –

30 Juni 2019

Catatan : Jadwal dan tempat sewaktu-waktu dapat berubah dan dilakukan penyesuaian.

NARA SUMBER / PEMATERI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN

1. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat

2. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung.

3. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Kota Cimahi.

4. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bandung.

5. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bandung Barat.

6. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran (UNPAD)

7. Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan (UNPAS)

8. Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI)

9. Fakultas Ekonomi Universitas Komputer (UNIKOM)

10. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara (UNINUS)

11. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung (UNISBA)

KONTRIBUSI PESERTA

1. Peserta akan mendapatkan Fasilitas :

2. Hand Out (Modul dan alat Tulis)

3. Sertifikat

4. Coffe Break

5. Makan

6. Souvenir

7. Uang Transportasi saat Workshop

8. Pendampingan Pengelolaan Usaha selama 2 Bulan.

9. Bantuan Permodalan

Page 10: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

SUSUNAN PANITIA

Penanggung Jawab : Fajar Budhi Wibowo, S.IP., M.Si (Koordinator Umum)

Penasehat : Para Kepala Dinas Koperasi UMKM Provinsi / Kabupaten / Kota

Para Kepala Kesbangpol Provinsi / Kabupaten / Kota

Pengarah Program : H. Amrullah, SH., MH

Denny Mucharam, SH., MH., L.L.M

Arif Rahman

Dadan Kurnia

Ketua Pelaksana : Sri Fatimah

Sekretaris : Nining Sariningrum

Bendahara : Sarah Suryana

Wakil Bendahara : Titi Desi Sudargo

Koordinator Survey : Dedi Mulyana

Ade Sumarni

Koordinator Seleksi : Sandi Arisandi

Sri Nengsih Mardiana

Koordinator Acara : Tony F Siregar

Mardiono

Koordinator Logistik : Dede Suherman

Eni Sulastri

Koordinator Registrasi : Mia Rusmiati

Cucu Sumarni

Koordinator Publikasi : Herry Mulyana

Koordinator Dokumentasi : Denis

Koordinator Humas : Yaya Tarkya

Yulia

Koordinator Konsumsi : Dewi Arniawati

Dewi Kurnia

Bantuan Umum : Cucu Sumiati

Titing

KESEKRETARIATAN PANITIA :

JL. Jend. H. Amir Machmud, Gg. H. Abdul Syukur RT. 04 RW. 01

Padasuka Cimahi - Tengah Kota Cimahi.

Email : [email protected]

0857 9589 1888 – 0878 2393 4999

Page 11: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

SUSUNAN ACARA WORKSHOP

Tanggal 05, 10, 14, 18 Mei 2019

No Waktu Uraian Tempat Penanggung Jawab

1 07.30 – 08.30 Registrasi Peserta Meja Registrasi Koord. Registrasi

Kawani, PAM

2 08.30 – 09.30

Pembukaan Laporan Panitia

Sambutan-sambutan Paparan

Program

Lokasi Acara

Pengarah Program

Koordinator Acara

Kawani, PAM

3 09.30 – 10.00 Break Lokasi Acara

Koord. Konsumsi

Koord. Logistik

Kawani, PAM

ACARA INTI

4 10.00 – 11.30 Materi I : Peningkatan

SkalaUKM/UMKM Lokasi Acara

Pengarah Program

Koordinator Acara

Kawani, PAM

5 11.30 – 12.30 Break Lokasi Acara Koord. Konsumsi

Kawani, PAM

12.30 – 14.00

Materi II :

Pelatihan Dasar

Pengelolaan Usaha

Lokasi Acara

Pengarah Program

Koordinator Acara

Kawani, PAM

6 14.00 – 14.30 Break Lokasi Acara Koord. Konsumsi

Kawani, PAM

7 14.30 – 16.00

Materi III :

Pelatihan Akuntasi

Dasar untuk UMKM

Lokasi Acara

Pengarah Program

Koordinator Acara

Kawani, PAM

8 16.00 – 17.00 Penyerahan Bantuan Permodalan

Penutupan Lokasi Acara

Pengarah Program

Koordinator Acara

Kawani, PAM

Page 12: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

RENCANA ANGGARAN BIAYA

Kesekretariatan

NO Uraian Vol Satuan Harga

Satuan

Jumlah

Rp. Keterangan

1 Proposal & Laporan 1 Paket 2.500.000 2.500.000

Proposal

Laporan

Surat-surat

Ekspedisi dan Distribusi

2 Sewa Tempat 4 Lokasi 5.000.000 20.000.000 Per Kota

3 Media Publikasi 4 Paket 2.500.000 10.000.000 Spanduk, Baligho,

Backdrop

4 Dokumentasi 4 Paket 2.500.000 10.000.000 Fotografer,Video

Shooting

5 Penyediaan

Transportasi 4 Paket 2.000.000 8.000.000

6 Pengurusan Perijinan 4 Lokasi 1.000.000 4.000.000 Ijin Survey, Ijin

Kegiatan, Ijin Lokasi

7 Koordinasi dan

Komunikasi 4 Paket 1.000.000 4.000.000

8 Seminar Kit 200 Paket 150.000 30.000.000 Tas, Modul, Note Book,

Pulpen, Souvenir, Kaos ,

Seragam

Sub Total :

Rp. 88.500.000

Survey, Verifikasi dan Seleksi

NO Uraian Vol Satuan Harga

Satuan

Jumlah

Rp. Keterangan

9

Alat Survey,

Verifikasi

dan Seleksi

1 Paket 2.000.000 2.000.000

Sticker 1 Rim,

Lembar Survey,

Lembar Verifikasi 1

Rim, Lembar Seleksi 1

Rim, Alat Tulis, Map

10 Pengawas Survey 4 Orang 1.500.000 6.000.000 5 Hari Kerja,

1 Orang/Kota

11 Personil Survey 8 Orang 1.500.000 12.000.000 5 Hari Kerja,

2 Orang/Kota

12 Pengawas Verifikasi

Survey 4 Orang 1.500.000 6.000.000

5 Hari Kerja,

1 Orang/Kota

13 Personil Verifikasi 8 Orang 1.500.000 12.000.000 5 Hari Kerja,

2 Orang/Kota

14 Tim Seleksi 8 Orang 900.000 7.200.000 3 Hari Kerja,

2 Orang/Kota

Sub Total : Rp. 45.200.000

Page 13: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

Akomodasi Acara Workshop/Pelatihan

NO Uraian Vol Satuan Harga

Satuan

Jumlah

Rp. Keterangan

15 Nara Sumber 12 Orang 1.000.000 12.000.000 3 Orang/Kota

16 Assisten Nara

Sumber 12 Orang 300.000 3.600.000 3 Orang/Kota

17 Moderator 4 Orang 500.000 2.000.000 1 Orang/Kota

18 Peserta 300 Orang 150.000 45.000.000

Sub Total : Rp. 62.600.000

Bantuan Permodalan

NO Uraian Vol Satuan Harga

Satuan

Jumlah

Rp. Keterangan

19

Bantuan

Penambahan

Modal Usaha

300 Orang 1.000.000 300.000.000 1 Kota, 75 Orang

Sub Total : Rp. 300.000.000

Konsumsi Acara Workshop/Pelatihan

NO Uraian Vol Satuan Harga

Satuan

Jumlah

Rp. Keterangan

20 Makan dan Snack 500 Porsi 75.000 37.500.000 125 Orang/Kota, Terdiri

dari panitia dan peserta

Sub Total : Rp. 37.500.000

Grand Total : Rp. 533.800.000

Terbilang: Lima Ratus Tiga Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah.

KETENTUAN SPONSORSHIP

Dalam Program PEKA ini, LSM KOMPAS mengajak dan membuka peluang kepada seluruh

elemen masyarakat, pemerintah dan dunia usaha ( Badan Usaha Milik Negara / Daerah / Swasta ) untuk

berpartisipasi aktif sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat serta

sebagai bentuk pembuktian terhadap program – program perekonomian mendukung program

pemerintah. Dengan ini kami menawarkan kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan dalam

kegiatan ini, dengan menggunakan material-material program yang kami laksanakan menjadi media

komunikasi dan publikasi dengan masyarakat dalam memperkenalkan produk barang dan jasa nya.

Adapun berbagai jenis media publikasi bukti keterlibatan dan perhatian pihak- pihak pendukung acara

akan kami pampangkan dalam bentuk pencantuman logo dan nama perusahaan ataupun produk. Seluruh

media publikasi akan menampilkan LOGO PERUSAHAAN PENDUKUNG KEGIATAN DAN

DIPASANG SAAT KEGIATAN BERLANGSUNG SESUAI DENGAN KELAS SPONSOR.

1. SPONSOR PLATINUM :

Mendukung 100 % Total Anggaran Biaya (Rp. 533.800.000,-), Full Branding Stage & Venue di

4 Kabupaten dan Kota, dengan branding yang produk dan nama usaha/instansi di lokasi acara

Page 14: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

setiap kota/kabupaten sebagai berikut : Tayangan Iklan pada Slide di setiap sebelum, setelah dan

setiap sesi acara dan masa istirahat, , masing masing 5 kali tayang di masing masing sesi,, Logo

dan nama terpampang dalam Backdrop khusus di dalam gedung, 2 Baligho Publikasi khusus

yang terpasang di Jalan Strategis, 10 T Banner khusus yang terpasang di lokasi acara, 2 Spanduk

khusus, 300 T-Shirt, logo terpampang di setiap media publikasi yang dikeluarkan

penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan perlengkapan survey lainnya, berhak memakai

nama kegiatan, 3 kali Ekspose Media Massa, penyebutan nama perusahaan setiap sesi acara,

penyelenggara tidak menerima sponsor lai, berhak memasang 4 Spot promosi didalam dan luar

lokasi acara yang disesuaikan dengan ketentuan yang ada.

2. SPONSOR GOLD :

Mendukung 75 % Total Anggaran Biaya (Rp.400.350.000 ,-), Branding Stage & Venue di 4

Kabupaten dan Kota, dengan branding produk dan nama usaha/instansi di lokasi acara setiap

kota/kabupaten sebagai berikut : Tayangan Iklan pada Slide di setiap sebelum, setelah dan setiap

sesi acara dan masa istirahat, masing masing 2 kali tayang di masing maisng sesi, Logo dan

nama terpampang dalam Backdrop khusus di dalam gedung, 1 Baligho Publikasi khusus yang

terpasang di Jalan Strategis, 5 T Banner khusus yang terpasang di lokasi acara, 1 Spanduk

khusus, 300 T-Shirt, logo terpampang di setiap media publikasi yang dikeluarkan

penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan perlengkapan survey lainnya, berhak memakai

nama kegiatan, 2 kali Ekspose Media Massa, penyebutan nama perusahaan setiap sesi acara,

penyelenggara dapat menerima sponsor lain, berhak memasang 2 Spot promosi di dalam dan

diluar lokasi acara yang disesuaikan dengan ketentuan yang ada.

3. SPONSOR SILVER :

Mendukung 50 % Total Anggaran Biaya (Rp.266.900.000 ,-), dengan branding produk dan

nama usaha/instansi di lokasi acara setiap kota/kabupaten sebagai berikut : Tayangan Iklan pada

Slide di setiap sebelum, setelah dan setiap sesi acara dan masa istirahat, masing masing 1 kali

tayang di masing masing sesi, Logo dan nama terpampang dalam Backdrop umum di dalam

gedung, 3 T Banner khusus yang terpasang di lokasi acara, 1 Spanduk khusus, logo terpampang

di setiap media publikasi yang dikeluarkan penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan

perlengkapan survey lainnya, berhak, 1 kali Ekspose Media Massa, penyebutan nama

perusahaan setiap sesi acara, penyelenggara dapat menerima sponsor lain, berhak memasang 1

Spot promosi di luar lokasi acara yang disesuaikan dengan ketentuan yang ada.

4. SPONSOR BRONZE :

Mendukung 25 % Total Anggaran Biaya (Rp.133.450.000 ,-), dengan branding produk

sebagai berikut : Logo dan nama terpampang dalam Backdrop umum di dalam gedung, 1

T Banner khusus yang terpasang di lokasi acara, logo terpampang di setiap media publikasi yang

dikeluarkan penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan perlengkapan survey lainnya,

berhak, penyebutan nama perusahaan setiap sesi acara, penyelenggara dapat menerima sponsor

lain.

5. SPONSOR COUPPLE :

Mendukung 10 % Total Anggaran Biaya (Rp.53.380.000 ,-), dengan branding produk sebagai

berikut : Logo dan nama terpampang dalam Backdrop umum di dalam gedung, logo terpampang

di setiap media publikasi yang dikeluarkan penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan

perlengkapan survey lainnya, berhak, penyebutan nama perusahaan setiap sesi acara,

penyelenggara dapat menerima sponsor lain.

6. SPONSOR PENDUKUNG

Page 15: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

Penyelenggara menerima dukungan pada acara diluar kategori sponsorship dari instansi dan

dunia usaha sebagai partisipan kegiatan.

PENUTUP

Demikian proposal ini kami sampaikan, dengan harapan mendapat respon positif dari berbagai pihak,

sambil menantikan petunjuk dan konfirmasi, kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya.

Bandung, 2 Maret 2018

LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

KOORDINAT MASYARAKAT PEJUANG ASPIRASI,

KETUA PELAKSANA,

(Sri Fatimah)

SEKRETARIS,

(Nining Sariningrum)

Mengetahui,

Koordinator Umum

( Fajar Budhi Wibowo, S.IP., M.Si)

Informasi lebih lanjut hubungi :

0857 9589 1888 – 0878 2393 4999

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. AKTA NOTARIS LSM KOMPAS

2. SK KEMENKUMHAM LSM KOMPAS

3. NPWP ATAS NAMA ORGANISASI

4. REKENING BANK ATAS NAMA ORGANISASI

5. KTP PANITIA PELAKSANA

6. SK KEPANITIAAN

Page 16: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level
Page 17: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level
Page 18: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level
Page 19: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level
Page 20: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

KOORDINATOR UMUM

KOORDINAT NASIONAL/PUSAT

LSM KOMPAS

(FAJAR BUDHI WIBOWO, SI.P., M.Si)

KETUA PANITIA PELAKSANA

PEKA JILID II

Sri Fatimah

SEKRETARIS PANITIA

PEKA JILID II

Nining Sariningrum

Page 21: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level
Page 22: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level
Page 23: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level

Nomor : 003/E/PEKA/KOMPAS Kepada,

Bapak / Ibu Kepala Dinas Lampiran : 1 (Satu) Paket Proposal Yth.

Perihal : : Program Penguatan Ekonomi

Kerakyatan ( PEKA ) Jilid II

Tahun 2019

di-

Tempat.

Bismillahirrahmanirrohiim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam Pemberdaya..!!!

LSM KOMPAS...BISA !!!

Berdaya-Inspiratif-Sinergis-Aspiratif

Dalam rangka menjalankan Program Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia

Lembaga Swadaya Masyarakat Koordinat Masyarakat Pejuang Aspirasi Koordinat Nasional (LSM

KOMPAS KOORDNINAT NASIONAL), dengan berhasilnya Program Penguatan Ekonomi

Kerakyatan jilid I yang telah kami laksanakan, maka LSM KOMPAS Koordinat Nasional kembali

menggulirkan Program Penguatan Ekonomi Kerakyatan ( PEKA ) Jilid II yang bertujuan untuk

membantu pelaku usaha ekonomi kerakyatan sebagai upaya penyelamatan warung tradisional dan pasar

tradisional serta bantuan pembiayaan permodalan untuk mengatasi ketergantungan masyarakat dari

praktik rentenir.

Sehubungan dengan Pembinaan dan Pengembangan potensi masyarakat adalah tanggungjawab

bersama, bersama ini kami mengajak kepada Bapak / Ibu serta kepada instansi

pemerintah/BUMN/BUMD/Swasta untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pelaksanaannya dengan

memberikan berbagai bantuan dan fasilitasi demi suksesi serta kelancaran acara dimaksud.

(Proposal Terlampir).

Demikian ajakan kerjasama ini disampaikan dan semoga mendapat tanggapan positif, sambil menunggu

petunjuk dan realisasi, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Billahitufiq Walhidayah

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, 2 Maret 2018

LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

KOORDINAT MASYARAKAT PEJUANG ASPIRASI,

Koordinator Umum

( Fajar Budhi Wibowo, S.IP., M.Si)

Informasi lebih lanjut hubungi : 0857 9589 1888 – 0878 2393 4999

Page 24: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level
Page 25: PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) JILID II ... · dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level