(program kepemilikan saham oleh karyawan) sebagai …

26
PENERAPAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI SALAH SATU PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE JURNAL Oleh: IRENE MANIK 140200313 DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

PENERAPAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM

(PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN)

SEBAGAI SALAH SATU PENERAPAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE

JURNAL

Oleh:

IRENE MANIK

140200313

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Page 2: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

CURRICULUM VITAE

A. Data Pribadi

Nama Lengkap Irene Manik

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat, Tanggal

Lahir Doloksanggul, 15 Juli 1996

Kewarganegaraan Indonesia

Status Belum Menikah

Identitas NIK KTP. 1216065507960003

Agama Kristen Protestan

Alamat Domisili Jl. Terompet No. 13,Padang

Bulan Medan

Alamat Asal Jl. Karya, Doloksanggul

No.Telp 082277455753

Email [email protected]

B. Pendidikan Formal

Tahun Institusi Pendidikan Jurusan IPK

2001 - 2008 SD Santa Maria Doloksanggul - -

2008 - 2011 SMP Santa Lusia Doloksanggul - -

2011- 2014 SMA Budi Mulia Pematangsiantar IPS -

2014 - 2018 Universitas Sumatera Utara Ilmu Hukum 3,58

C. Data Orang Tua

Nama Ayah/Ibu : Oscar Manik/ Mardiana Tumanggor

Pekerjaan : Karyawan Swasta/ Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Karya, Doloksanggul

Page 3: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

ABSTRAK

PENERAPAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (PROGRAM

KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI SALAH SATU

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Irene Manik*

Bismar Nasution ** Mahmul Siregar ***

Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada inisiatif perusahaan

untuk mampu mengatur semua kinerja perusahaan dengan baik dalam wujud Good

Corporate Governance yang dijalankan sesuai dengan prinsip yang berlaku.

Bahwasanya, pengelolaan perusahaan perlu melihat cara untuk mengakomodasikan dan

melindungi setiap unsur dalam perusahaan termasuk karyawan sebagai stakeholder.

Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana Good Corporate

Governance dalam hukum perusahaan di Indonesia, bagaimana penerapan dan sistem

Employee Stock Ownership Program, bagaimana Employee Stock Ownership dalam

Good Corporate Governance.

Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif. Data utama yang digunakan

adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Data

dikumpulkan dengan teknik studi pustaka dan dianalisis secara kuslitatif.

Konsep Good Corporate Governance diterapkan perusahaan guna memperbaiki

keberlangsungan perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip dan telah diatur

dengan regulasi yang sedemikian. Konflik kepentingan perusahaan bisa muncul

mengingat aspek perusahaan bukan saja tentang pemegang saham ada stakeholder lain

yang juga mempunyai peran penting dan selanjutnya perlu dilindungi. Keberadaan

program Employee Stock Ownership Program (ESOP) merupakan program yang telah

lama dilaksankan pada negara-negara maju dan sejak tahun 1998 sudah diterapkan di

Indonesia yang sistemnya diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.D.4 tentang

Penambahan Modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Wujudnya dapat

diberikan sebagai bonus atau pembelian secara sukarela karyawan atau bahkan dana

yang ditetapkan, yang dikelola oleh pengelola dana yang akan melakukan investasi pada

saham perusahaan untuk kepentingan karyawan. Korelasi antara kedua hal tersebut

menjukkan sinergi yang baik dalam keberlangsungan perusahaan, peningkatan

produktivitas, dan mampu membangun persepsi yang positif terhadap perusahaan.

Kata Kunci: Good Corporate Governance (GCG), Employee Stock OwnershipProgram

(ESOP)

*) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

**) Dosen Pembimbing I

***) Dosen Pembimbing I

Page 4: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM AS ONE OF THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Irene Manik*

Bismar Nasution ** Mahmul Siregar ***

The success of a company is very dependent on the company's initiative to be

able to manage all the company's performance well in the form of Good Corporate

Governance that is executed in accordance with the applicable principles. Indeed,

corporate management needs to look at ways to accommodate and protect every

element of the company including employees as stakeholders. The problems discussed

in this thesis is how Good Corporate Governance in corporate law in Indonesia, how the

implementation and system Employee Stock Ownership Program, how Employee Stock

Ownership in Good Corporate Governance.

This research is a normative juridical research. The main data used is

secondary data consisting of primary, secondary, and tertiary legal materials. Data were

collected by literature study technique and analyzed qualitatively.

The concept of Good Corporate Governance applied by the company to

improve the company's sustainability by applying the principles and has been regulated

by such regulation. Conflicts of corporate interest can arise considering the company's

aspect not only about shareholders there are other stakeholders who also have an

important role and then need to be protected. The existence of the Employee Stock

Ownership Program (ESOP) program is a long-awaited program in developed countries

and since 1998 it has been implemented in Indonesia, whose system is regulated in

Bapepam Regulation no. IX.D.4 on The Addition of Capital Without Preemptive Rights.

The form can be given as a bonus or voluntary purchase of employees or even a set

fund, managed by a fund manager who will invest in the company's shares for the benefit

of the employee. The correlation between the two shows a good synergy in the

company's sustainability, increased productivity, and able to build a positive perception of

the company.

Keywords: Good Corporate Governance (GCG), Employee Stock Ownership Program (ESOP) ______________________ *

Student of the Economics Law Department, Faculty of Law, University of Sumatera Utara **

Supervisor I, Lecturer of the Faculty of Law, University of Sumatera Utara

***Supervisor

II, Lecturer of the Faculty of Law, University of Sumatera Utara

Page 5: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan di pandang dari sudut ekonomi adalah suatu unit organisasi

usaha yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.Sedangkan

perusahaan dipandang dari sisi hukum adalah suatu kegiatan usaha yang

dijalankan secara terus menerus, tidak terputus-putus dan terang-terangan

yang bergerak keluar dengan tujuan untuk mendapatkan berbagai

keuntungan.1 Persoalan bisnis tidak semata-mata lepas dari situasi dan

tanggung jawab kepada masyarakat sekitar.Untuk itu, diperlukan prinsip

Good Corporate Governance yang dilihat sebagai suatu keniscayaan bagi

dunia usaha untuk kembali menata kehidupan bisnisnya menjadi lebih

baik.Corporate Governance adalah mekanisme bagaimana sumber daya

perusahaan dialokasikan menurut aturan hak dan kuasa. Pelaksanaan GCG

adalah dianggap sebagai terapi yang paling manjur untuk membangun

kepercayaan antara pihak manajemen dan penanam modal beserta

krediturnya, sehingga pemasukan modal bisa terjadi kembali, yang pada

gilirannya dapat membantu proses pemulihan ekonomi Indonesia.2

Corporate Governance merupakan, proses dan struktur yang digunakan

untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan

dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas

perusahaan dengan tujuan utama mewujudkan nilai tambah pemegang

saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan stakeholder yang

lain.Dari pengertian itu dapat dikatakan bahwa corporate governance

mengandung prinsip pengelolaan perusahaan dengan memperhatikan

keseimbangan kewenangan pelaksana perusahaan dengan kepentingan

pemegang saham, serta kepentingan masyarakat luas sebagai bagian dari

stakeholder.Secara internal, keseimbangan kewenangan direksi dan

komisaris dan hak pemegang saham di rancang sedemikian rupa melalui

penerapan prinsip CG mekanisme dan struktur kelembagaan perusahaan

1Marihot Tua Efendi Harianja, Perilaku Organisasi (Memahami dan Mengelola Perilaku

dalam Organisasi, (Bandung: UNPAR PRESS, 2009), hlm. 47. 2Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2006),

hlm. 189..

Page 6: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

dapat bergerak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan

masyarakat pada umumnya.3

Tujuan perusahaan dapat diwujudkan dalam visi dan misi

perusahaan.Selanjutnya, visi dan misi tersebut diterjemahkan dalam strategi

perusahaan.Perusahaan dapat mengukur kinerja usahanya dengan

menggunakan ukuran finansial (pertumbuhan penjualan, pertumbuhan profit,

dan pertumbuhan aset) dan nonfinansial (perputaran karyawan, kepuasan

pelanggan, dan produktivitas).Hal tersebut juga sesuai dengan konsep

pengukuran kinerja dari perspektif Balanced Scorecard yang melakukan

pengukuran kinerja perusahaan dari dua sisi, yaitu sisi keuangan dan

nonkeuangan. Konsep Balanced Scorcard dapat dijabarkan menjadi empat

perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif konsumen, perspektif proses

bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.4

Peranan Good Corporate Governance (GCG), yaitu seperangkat

peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus,

pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta pihak intern dan ekstern lainnya

yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain

suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Dapat diartikan juga bahwa

pada prinsipnya GCG mengandung makna sistem tata kelola perusahaan

yang baik dengan memerhatikan kepentingan stakeholdersdan meningkatkan

nilai/kinerja perusahaan.5

Sebagai bagian dari komunitas dunia, manajemen usaha perusahaan di

Indonesia tidak terlepas dari pengaruh praktek manajemen yang ada di

negara lain, khususnya negara-negara yang telah maju perkembangan

manajemen usahanya. Salah satu praktek tersebut adalah diperkenalkannya

suatu program manajemen sumber daya manusia berupa program

kepemilikan karyawan dalam saham perusahaan di mana karyawan tersebut

bekerja. Program tersebut dikenal dengan nama Program Kepemilikan

Saham oleh Karyawan (Employee Stock Ownership Program, ESOP).

3Ibid., hlm. 96.

4IGAM Asri Dwija Putri, 2012. “Peranan Good Governance dan Budaya Terhadap Kinerja

Organisasi”.Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 7. No. 2., hlm. 32. 5Ibid., hlm. 196.

Page 7: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Good Corporate Governance Dalam Hukum Perusahaan Di

Indonesia

Corporate governance sebagai sistem yang digunakan untuk

mengarahkan dan mengelola kegiatan perusahaan.Sistem tersebut

mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sasaran usaha maupun

dalam upaya mencapai sasaran tersebut.Corporategovernance juga

mempunyai pengaruh dalam upaya mencapai kinerja bisnis yang optimal

serta dalam analisis dan pengendalian risiko bisnis yang dihadapi

perusahaan.6

Mengingat demikian pentingnya Good Corporate Governance bagi

perusahan-perusahaan di Indonesia., maka berdasarkan SK Menko Ekuin

No.Kep-10 M.EKUIN/08/1999 dibentuklah Komite Nasional

CorporateGovernance.Tujuan Komite ini adalah menyusun Code for

GoodCorporate Governance (CGCG) sebagai panduan bagi komunitas bisnis

di Indonesia. Komite ini pada dasarnya akan merekomendasikan perbaikan

berbagai perangkat hukum guna menunjang implementasi CGCG tersebut.

Prinsip yang terkandung dalam CGCG pada dasarnya lebih bersifat

Regulation Driven.Karena regulasi ini bukan dimaksudkan untuk mengisi

kekosongan hukum yang mungkin timbul, sehingga aspek etika dalam

GoodCorporate Governance menjadi sangat penting.7

Definisi menurut Komite Nasional Corporate Governance:8

“GCG sebagai pola hubungan, sistem serta proses yang digunakan oleh

organ Perseroan (direksi dan dewan komisaris) guna memberi nilai

tambah kepada para pemegang saham secara berkesinambungan dalam

jangka panjang, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan norma

6Siswanto Sutojo & E. Jhon Aldridge, Good Corporate Governance, (Jakarta: Damar Mulia

Pustaka, 2005). hal. 2. 7 Misahardi Wilamarta, Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dalam

Perseroan Terbatas, (Jakarta: Center for Education and Legal Studies, 2007), hal. 8. 8Komite Nasional Corporate Governance dibentuk berdasarkan putusan Menteri

Koordinator Perekonomian, Keuangan dan Industri No. Kep-10/M.EKUIN/08/1999. Selanjutnya nama Komite Nasional Corporate Governance berubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKGC) untuk mencerminkan luasnya bidang tata kelola Perseroan yang

diatur termasuk BUMN.

Page 8: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

yang berlaku, dengan tetap memperhatikan kepentingan para pemegang

kepentingan lainnya. Pola hubungan, sistem serta proses itu sendiri

berjalan berdasarkan 5 (lima) prinsip, yaitu transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi dan kewajaran.”

Tampak beberapa aspek penting dari GCG yang perlu dipahami beragam

kalangan di dunia bisnis, yakni:9

1. Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ Perseroan

diantaranya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan

Komisaris, dan Direksi. Keseimbangan ini mencakup hal-hal yang

berkaitan dengan struktur kelembagaan dan mekanisme operasional

ketiga organ Perseroan tersebut (keseimbangan internal).

2. Adanya pemenuhan tanggung jawab Perseroan sebagai entitas bisnis

dalam masyarakatkepada seluruh stakeholder. Tanggung jawab ini

meliputi hal-hal yang terkait dengan pengaturan hubungan antara

Perseroan dengan stakeholder (keseimbangan eksternal).

Diantaranya, tanggung jawab pengelola Perseroan, manajemen,

pengawasan serta pertanggungjawaban kepada para pemegang

saham dan stakeholderslainnya.

3. Adanya perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham untuk

mendapat informasi yang tepat dan benar pada waktu yang

diperlukan mengenai Perseroan. Kemudian hak berperan serta dalam

pengambilan keputusan mengenai perkembangan strategis

perubahan mendasar atas Perseroan serta ikut menikmati

keuntungan yang diperoleh Perseroan dalam pertumbuhannya.

4. Adanya perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham

minoritas melalui keterbukaan informasi yang material dan relevan

serta melarang penyampaian informasi untuk pihak sendiri yang bisa

menguntungkan orang dalam (insider information for insidertrading).

Pada tahun 2015, G20 Finance Ministers and Central Bank Governors

Meeting bersama dengan Organization for Economic Co-operation and

9Mas Achmad Daniri, Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia, edisi kedua,

(Jakarta: Ray Indonesia, 2006), hal. 8..

Page 9: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

Development memperbaharui prinsip yang harus diterapkanuntuk menerapkan

GCG, yaitu:10

1. Perlindungan hak-hak pemegang saham dan peran kunci kepemilikan

(the rights of shareholders and key ownership functions)

2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham (the

equitable treatment of shareholders)

3. Insentif yang masuk akal untuk mendukung iklim investasi (sound

incentives throughout the investment chain)

4. Peranan pemangku kepentingan yang terkait dengan perseroan

dalam tata kelola perusahaan (the role of stakeholders in corporate

governance)

5. Keterbukaan dan transparansi (disclouse and transparency) dan

6. Tanggung jawab pengurus perseroan (the responsibilities of the

board)

B. Penerapan Dan Sistem Employee Stock Ownership Program

(Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan)

ESOP merupakan salah satu bentuk kompensasi atau balas jasa yang

diberikan perusahaan kepada karyawannya.Berdasarkan beberapa

penelitian, faktor penting yang mendorong karyawan memiliki komitmen

terhadap perusahaan tempatnya bekerja adalah kompensasi atau balas jasa

yang diberikan oleh perusahaan tersebut.Kompensasi yang diberikat dapat

berubah kompensasi finansial maupun non finansial.Kompensasi yang

bersifat financial dapat berbentuk upah/gaji, tunjangan bonus, dan juga

berupa kepemilikan saham perusahaan oleh karyawan, sedangkan untuk

kompensasi non finansial meliputi kesehatan, keamanan dan kenyamanan

karyawan.11

Meskipun bonus merupakan sarana non gaji yang paling lazim digunakan

perusahaan untuk memberi imbalan para karyawannya, sesuai dengan survei

10

G20/Organization for Economic Cooperation and Development, Principles of Corporate Governance (Turkey: OECD, 2015) hal. 4-6.

11 Wininatin Khamimah, Analisis Pengarih Kepemilikan Saham Perusahaan Bagi

Karyawab Terhadap Komitmen Organisasi di PT Telkom Tbk Kantor Drive V (Bidang Performansi dan Sumber Daya Manusia, Surabaya, www.damandiri.or.id 2 Desember 2005

Page 10: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

dewan konferensi terhadap 520 perusahaan besar Amerika Serikat, pilihan

untuk menerapkan ESOP merupakan cara terpopuler kedua.12

Di Indonesia sendiri, menurut hasil studi penerapan ESOP pada emiten

atau perusahaan publik di Indonesia, perkembangan pelaksanaan

kepemilikan saham oleh karyawan di Indonesia adalah:13

a) Sebelum tahun 1998, ESOP yang dilaksanakan oleh perusahaan-

perusahaan Indonesia, pada awal perkembangannya berbentuk alokasi

saham pada saat perusahaan go public, sehingga dapat disimpulkan

lebih merupakan sebuah stock allocation scheme, yaitu pada penawaran

tersebut karyawan memperoleh subsidi ataupun pinjaman yang dijamin

oleh perusahaan.

b) Tahun 1998 sampai dengan sekarang, terdapat perkembangan lebih

lanjut mengenai kepemilikan saham oleh karyawan selain penjatahan

tetap hasil penawaran umum 10%, kemudian lebih menyerupai suatu

program opsi, yaitu sebelum melakukan penawaran umum (go public)

karyawan diberi penawaran yang dapat dilaksanakan pembelian

sahamnya dengan harga tertentu di masa yang akan datang yang telah

ditentukan periode dan harganya.

Terdapat tiga keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan ESOP,

yakni :14

1) Dana opsi dapat memberikan insentif kepada karyawan, dihubungkan

dengan kemakmuran karyawan kepada nilai perusahaan maka akan

dapat mengatasi masalah agensi dan memotivasi karyawan untuk

melakukan aksi yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

2) Perusahaan dapat mengurangi biaya kompensasi yang dibayar

secara kontan dengan memberikan opsi.

3) Pemberian opsi ini akan dapat membantu menahan karyawan untuk

tetap bekerja di perusahaan tersebut.

ESOP diselenggarakan untuk mencapai beberapa tujuan antara lain

sebagai berikut:15

12

Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad ke-21, edisi ke 6, jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 1999), hal. 171.

13Michael Amstrong, Employee Reward, 1996, London, hal. 323.

14 Oyer, Paul, Scoot Schaefer. 2005. Why Do some Firm give Stock Option to All

Employee: An Empirical Examination of alternative theories. Journal of Alternative theories 76:99-

133 15

Ibid, hlm .10.

Page 11: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

1) Memberikan penghargaan (reward) kepada seluruh pegawai, direksi,

dan pihak-pihak tertentu atas kontribusinya terhadap peningkatan

kinerja perusahaan.

2) Menciptakan keselarasaan kepentingan serta misi dari pegawai dan

pejabat eksekutif dengan kepentingan dan misi pemegang saham,

sehingga tidak ada benturan kepentingan antara pemegang saham

serta pihak-pihak yang menjalankan kegiatan perusahaan.

3) Meningkatkan motivasi dan komitmen perusahaan terhadap

perusahaan, karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan,

sehingga di harapkan akan meningkatkan produktifitas dan kinerja

perusahaan.

4) Menarik mempertahankan serta memotivasi pegawai kunci

perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.

5) Sebagai saran program peningkatan sumber daya manusia untuk

mendukung keberhasilan strategi bisnis perusahaan jangka panjang,

karena ESOP pada dasarnya merupakan bentuk kompensasi

didasarkan pada prinsip insentif yaitu ditujukan untuk memberikan

pegawai suatu penghargaan yang besarnya di kaitkan dengan ukuran

kinerja perusahaan atau shareholders’ value.

Employee Stock Ownership Program (ESOP) adalah pemberian hak opsi

kepada karyawan untuk membeli sebagian saham perusahaan dalam suatu

periode tertntu pada tingkat harga yang sudah ditentukan ketika opsi

diberikan.16Selain itu, defenisi konsep opsi saham karyawan sebagai hak

yang dihadiahkan perusahaan kepada karyawannya untuk membeli sejumlah

saham perusahaan pada harga yang ditentukan selama periode tertentu.17

Pemberian ESOP merupakan suatu penghargaan atau suatu bentuk

kompensasi yang diharapkan dapat mewujudkan tujuan bersama, baik bagi

karyawan maupun bagi pihak perusahaan.ESOP diberikan kepada karyawan

yang berprestasi.Hal ini tentu saja diharapakan dapat memicu karyawan agar

dapat meningkatkan kinerjanya. Perusahaan berharap dengan adanya

program kepemilikan saham oleh karyawan ini, para karyawan akan

termotivasi untuk meningkatkan kualitas kinerjanya karena dengan adanya

16

F.F. Telaumbanua, Opsi Saham Karyawan, (Jakarta: Bisnis Indonesia, 2000), hal. 22 17

K. Little, Ten Minute Guide to Employee Stock Option Purchase Plans, Andi Coptight,

2001.

Page 12: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

ESOP, diharapkan karyawan akan merasa memiliki perusahaan sehingga

tingkat produktivitas tenaga kerja pada perusahaan akan meningkat sesuai

dengan target yang ingin dicapai oleh perusahaan.18

Di dalam Undang-undang Perseroan Terbatas perlindungan hukum bagi

pemegang saham oleh karyawan sama dengan pemegang saham lainnya

baik suara, dividen, sisa likuidasi dan lain sebagainya, akan tetapi mengenai

hak tentang pengelolaan perseroan tetap dipegang oleh pihak direksi.

Sedangkan pengaturan pada hukum pasar modal, kepemilikan saham oleh

karyawan mengikuti penawaran umum perdana, maka pelaksanaan

kepemilikan saham tersebut juga mengikuti ketentuan penawaran saham

perdana pada umumnya, yang mana perusahaan akan melakukan

penawaran sahamnya kepada karyawan diwajibkan melakukan suatu

pernyataan pendaftaran.19

Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik bermaksud menawarkan

saham baru, maka harus terlebih dahulu memberikan Hak Memesan Efek

terlebih dahulu (right) kepada para pemegang saham yang ada. Namum

demikian, untuk emiten ataupun Perusahaan Publik yang memenuhi kriteria

tertentu dapat melakukan penambahan modal tanpa right sebagaimana

diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.D.4 tentang penambahan modal

tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dimana dimaksudkan dengan hak

memesan efek terlebih dahulu adalah hak yang melekat pada saham yang

memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli efek baru,

termasuk saham, efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran,

sebelum ditawarkan pada pihak lain, dimana hak tersebut wajib dialihkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, informasi yang disampaikan dalam rangka

keterbukaan tentang ESOP juga mengacu pada peraturan Bapepam

No.IX.D.4.Demikian juga informasi tentang pelaksanaan (progress report)

dan administrasi dari program tersebut dalam laporan berkala agar tidak

melanggar ketentuan pasar modal lainnya, misalnya aspekketerbukaan serta

18

J Ravianto, Produktivitas dan Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksar, 2001), hal. 54. 19

http: //hukumonline.com/konsultasi_hukum/perlukah saham bagi karyawan.htm, diakses pada tanggal 28 Januari 2018.

Page 13: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

potensi benturan kepentingan dan perdagangan orang dalam, mengingat

perubahan status karyawan sebagai pemilik perseroan.20

Peraturan yang mendukung kepemilikan karyawan atas saham Perseroan

dapat kita temui dalam pasal 43 ayat (3) huruf a Undang-Undang No.40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Pasal tersebut pada intinya

memungkinkan Perseroan untuk melakukan penawaran saham kepada

karyawannya sendiri. Lebih jauh dalam penjelasan Pasal 43 ayat (3) huruf a

disebutkan:

“Yang dimaksud dengan “saham yang ditujukan kepada karyawan

Perseroan, antara lain saham yang dikeluarkan dalam rangka ESOP

(employee stocks option program) Perseroan dengan segenap hak dan

kewajiban yang melekat padanya.”

Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua karyawan bisa menuntut

untuk turut memiliki saham perusahaan tempat dia bekerja kecuali memang

dimungkinkan / ditawarkan oleh perusahaan tersebut.Bahwa tidak ada

kewajiban bagi perusahaan untuk menawarkan sahamnya kepada karyawan.

Namun, pada praktiknya banyak perusahaan yang menawarkan sahamnya

kepada karyawan antara lain adalah sebagai bentuk apresiasi terhadap

karyawan yang bersangkutan. Hal ini umumnya dilakukan oleh perusahaan-

perusahaan yang mengedepankan komitmen karyawan untuk jangka

panjang, agar karyawan turut merasa memiliki perusahaan.21

Dalam perkembangan selanjutnya, terdapat beberapa pendekatan yang

tersedia bagi perusahaan dalam rangka ESOP.Penggunaan masing-masing

pendekatan didasari oleh kebutuhan dari masing-masing perusahaan dan

setiap pendekatan tersebut memiliki ketentuan yang khusus.22

1. Pemberian Saham (Stock Grants)

Pendekatan paling sederhana adalah suatu perusahaan dapat

menghibahkan saham perusahaan kepada karyawan-karyawan yang

terpilih.Seringkali, hal ini dilakukan sebagai suatu bentuk kompensasi

bonus sebagai penghargaan kepada karyawan atas kinerja yang tinggi,

untuk mengenalkan pentingnya seorang karyawan kunci, atau sistem

20

Peraturan Bapepam No. IX.D.4, Tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, (Jakarta: 1998).

21 Jamin Ginting, Hukum Perseroan Terbatas, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2007)

hlm, 277. 23

Tim Studi Penerapan ESOPEmiten atau Perusahaan Publik di Pasar Modal Indonesia. 2002. Studi Tentang Penerapan ESOP (Employee Stock Ownership Plan) Emiten atau Perusahaan Publik di Pasar Modal Indonesia.

Page 14: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

penggajian baru di suatu organisasi. Hibah ini dapat berupa tanpa

pembatasan (“non restricted”) atau dengan pembatasan (“restricted”).

Pemberian saham tanpa pembatasan adalah suatu pemberian

penghargaan berupa saham, biasanya diberikan kepada karyawan kunci

untuk mencapai tujuan keuangan atau tujuan strategis. Penghargaan ini

mirip dengan suatu bonus kas tradisional tetapi penghargaannya dalam

bentuk saham. Pemberian saham dengan pembatasan adalah suatu

penghargaan yang terikat dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi

karyawan. Pembatasan yang paling umum adalah suatu jadwal tunggu

berdasarkan waktu, yang mengharuskan karyawan untuk tetap di

perusahaan selama suatu jangka waktu tertentu sebelum seluruh

kepemilikan atas seluruh sahamnya ditransfer. Pengunduran diri atau

pemutusan hubungan kerja karyawan sebelum memenuhi ketentuan

tersebut akan berakibat pada hilangnya hak atas pemberian saham yang

belum terlewati masa tunggunya dan akan dikembalikan ke perusahaan.

2. Program Pembelian Saham Oleh Karyawan (Direct Employee Stock

Purchase Plans)

Program Pembelian Saham Oleh Karyawan memungkinkan karyawan

membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang menguntungkan.

Keputusan karyawan untuk membeli saham yang tersedia untuknya

adalah sukarela. Dengan program ini karyawan dapat membayar

sahamnya melalui pemotongan gaji. Karena karyawan diharuskan

membayar “up front” (dimuka) atas saham yang mereka beli, suatu

program pembelian saham oleh karyawan secara umum tidak

menghasilkan tingkat partisipasi yang tinggi (biasanya kurang dari 25%

dari karyawan yang memenuhi syarat), juga tidak akan merubah ekuitas

perusahaan dalam jumlah besar kepada tenaga kerjanya (bila

dibandingan dengan program kepemilikan saham yang lain). Karena

karyawan menginvestasikan uangnya sendiri ketika mereka memperoleh

saham melalui suatu direct purchase plan, perusahaan harus memastikan

bahwa saham yang ditawarkan termasuk dalam kualifikasi untuk

pengecualian dari ketentuan registrasi (pernyataan pendaftaran).

Pengecualian tersebut secara umum tersedia untuk penjualan yang

dibatasi kepada karyawan.

Page 15: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

3. Program Opsi Saham (Stock Option Plans)

Dalam program opsi saham, suatu perusahaan memberikan kepada

karyawan secara perorangan hak kontraktual, atau opsi, untuk membeli

suatu jumlah tertentu atas saham perusahaan sepanjang periode waktu

tertentu, membayar dengan harga yang ditetapkan pada saat tanggal

pemberian. Periode waktu tertentu tersebut biasanya antara 5 (lima)

sampai 10 (sepuluh) tahun dimulai pada tanggal pemberian dan harganya

biasanya sama dengan harga pasar wajar saham pada saat pemberian.

Konsep dibalik opsi ini adalah bahwa jika harga saham perusahaan

meningkat dalam tahun-tahun setelah pemberian, karyawan

mendapatkan keuntungan dengan membeli saham pada harga lebih

rendah yaitu harga yang berlaku pada waktu pemberian dan kemudian

menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, setelah harga meningkat.

Nilai suatu opsi saham bagi karyawan sifatnya terkait pada kinerja

perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan dapat mengaitkan

pemberian opsi kepada kinerja kelompok atau individual dalam berbagai

cara. Sebagaimana dengan bonus kas, perusahaan bebas untuk

memutuskan kepada siapa mereka akan memberikan opsi dan berapa

banyaknya opsi yang akan mereka berikan kepada masing-masing

individu.Opsi dapat menjadi suatu motivator yang lebih efektif

dibandingkan suatu bonus kas, karena tidak seperti kas, opsi terus

menerus berlaku sebagai suatu insentif yang baik bagi karyawan setelah

mereka diberikan opsi, karena nilai sebenarnya akan ditentukan dengan

kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Satu dari pertimbangan

utama pemberian opsi saham kepada karyawan adalah, dalam banyak

kasus, perusahaan “bebas” dari segi pelaporan keuangan.Suatu

perusahaan harus mengakui beban kompensasi atas nilai estimasi opsi

hanya dalam situasi tertentu. Ini termasuk jenis opsi dengan jumlah

saham atau harga pelaksanaan tidak diketahui atau kontinjen dengan

kejadian yang akan datang. Dalam hal perusahaan tidak harus mengakui

beban, perusahaan harus melaporkan nilai opsi pada saat menyiapkan

laporan keuangan audited, menggunakan suatu model penilaian opsi

(misalnya, Black Scholes) untuk mengestimasi akibat dari setiap opsi

yang masih beredar pada laba bersih dan laba per saham. Informasi ini

harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Page 16: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

4. Employee Stock Ownership Plans (ESOPs)

ESOPs merupakan suatu jenis program pensiun yang dirancang untuk

menerima kontribusi perusahaan pada suatu pengelola dana (fund) yang

akan melakukan investasi pada saham perusahaan untuk kepentingan

karyawan. Pendekatan ini merupakan program kepemilikan saham oleh

karyawan yang diformulasikan oleh Kelso. ESOPs non leveraged

dirancang untuk investasi terutama dalam saham perusahaan yang

mendukungnya. Dengan suatu ESOPs non leveraged, perusahaan

membuat suatu kontribusi kepada suatu akun Trust setiap tahun atas

namamasing-masing karyawan, kebanyakan perusahaan akan

mengkontribusi ke suatu program pensiun. Kontribusi tersebut dapat

dibuat dalam bentuk saham (yang memperbaiki arus kas perusahaan

karena tidak memerlukan pengeluaran), atau dapat juga berbentuk kas

yang kemudian digunakan oleh Trust untuk membeli 25 saham

perusahaan. Saham yang diperoleh dengan program ini dialokasikan

kepada akun-akun perorangan yang dikelola untuk masingmasing

karyawan yang berpartisipasi. Para karyawan menerima saldo akun

mereka setelah pensiun atau pemberhentian oleh perusahaan. Pada

perusahaan yang tidak berencana untuk go public atau akan diakuisisi

oleh seorang Penawar, Leveraged ESOPs telah menjadi sarana ekuitas

yang digunakan secara meluas. Program ini dapat digunakan oleh pemilik

perusahaan sebagai suatu strategi keluar, memungkinkan untuk menjual

sahamnya kepada sekelompok karyawan sebesar nilai pasar wajar

penuhnya.ESOPs mendanai pembelian dengan melalui suatu pinjaman,

yang dijamin oleh perusahaan.

5. Phantom Stock and Stock Appreciation Rights (SARs)

Selain pendekatan-pendekatan di atas, terdapat beberapa

pendekatan lain untuk membagi ekuitas dengan para karyawan yang

secara teknis tidak mengakibatkan transfer kepemilikan saham kepada

para karyawan. Sering kali disebut sebagai “synthetic equity” programs

(program ekuitas sintetis). Program jenis ini dapat dipakai apabila transfer

aktual atas kepemilikan ekuitas kepada karyawan adalah tidak

memungkinkan atau tidak diinginkan. Stock Appreciation Rights (SARs)

dan Phantom Stock adalah penangguhan kompensasi yang khusus dan

alat kompensasi insentif yang dirancang untuk memberikan karyawan

Page 17: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

keuntungan ekonomis atas kepemilikan saham tanpa disertai terjadinya

transfer saham sesungguhnya. Suatu program SARs merupakan sebuah

hibah kepada seorang karyawan yang memberikannya hak pada suatu

waktu tertentu di masa yang akan datang untuk menerima penghargaan

berupa kas sebesar kenaikan dalam nilai dari sejumlah tertentu bagian

saham perusahaan. Phantom Shares merupakan bagian-bagian dari nilai

yang berkaitan dengan jumlah ekuivalen saham.Sebagaimana dengan

SARs, nilai dari suatu penghargaan Phantom Stock biasanya dibayar

kepada karyawan dengan kas, meskipun penghargaan tersebut dapat

juga dalam bentuk saham. Pertimbangan yang dapat mendukung

penggunaan jenis programperlakuan akuntansi dan pajak, dan fleksibilitas

yang berkaitan dengan penghargaan untuk aspek khusus dari usaha

perusahaan (seperti suatu divisi yang tidak secara terpisah berbentuk

badan hukum). SARs dan Phantom Stock populer bagi perusahaan milik

keluarga dimana keluarga tidak menginginkan untuk melepaskan

kepemilikan sahamnya. Program-program ini juga dapat digunakan untuk

memberikan ekuitas seperti insentif yang dikaitkan dengan kinerja dari

suatu divisi perusahaan atau anak perusahaan dan juga dapat digunakan

untuk memberikan penghargaan kepada karyawan asing yang

dikarenakan kompleksitas hukum dan administrasi dari hukum negara

asalnya membuatnya sulit untuk diberikan penghargaan berupa surat

berharga.

C. Employee Stock Ownership Program (Program Kepemilikan Saham

Oleh Karyawan) Dalam Good Corporate Governance

Perubahan era yang terjadi pada abad 21 dewasa ini, penerapan Good

Corporate Governance telah menjadi hal yang mendesak untuk semua

organisasi, baik dalam skala besar maupun menengah. Dalam hal ini, tidak

dapat dibedakan antara perusahaan besar atau menengah sekalipun

memiliki sebuah konsep GCG, meskipun dalam pelaksanaannya akan

berbeda-beda. Penerapan GCG ini sendiri berkaitan dengan penyaluran atau

distribusi dari kekuatan dan tanggung jawab serta konsekuensi dan

akuntabilitas pada performance atau pencapaian organisasi. Dalam

penerapan Good Corporate Governance tidak terlepas dari budaya

organisasi yang berlaku dalam organisasi itu sendiri. Budaya adalah

fenomena dinamis dalam kondsisi disini dan saatini dan sebuah latar

Page 18: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

belakang struktur paksaan yang berpengaruh pada kelompok melalui

beberapa cara. Budaya sendiri secara terus-menerus diterapkan dan tercipta

oleh interaksi yang dilakukan kelompok dengan terbentuk oleh perilaku

kelompok itu sendiri.23

Governance dalam konteks Good Corporate Governance (GCG) disebut

sebagai tata pamong. Sedangkan Corporate Governance (CG) atau

pengelolaan perusahaan, suatu konsep yang menyangkut struktur perseroan,

pembagian tugas, pembagian kewenangan, pembagian beban tanggung

jawab masing-masing unsur dari struktur perseroan. Jadi, Good Corporate

Governance (GCG) secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added)

untuk semua stakeholder, baik itu primary stakeholders (investor, karyawan

dan manajer, supplier, rekanan bisnis dan masyarakat) maupun secondary

stakeholders (pemerintah, institusi bisnis, kelompok sosial kemasyarakatan,

akademisi dan pesaing).24

Di negara-negara Asia, pelaksanaan prinsip GCG merupakan bagian

penting dari pembaharuan-pembaharuan ekonomi yang mutlak untuk

mengatasi krisis ekonomi. Demikian juga, di Indonesia, usaha-usaha untuk

memperbaiki corporate governance telah dimulai. Hal ini dapat diketahui dari

Nota Kesepakatan (Letter of Intent) yang ditandatangani oleh Pemerintah

Indonesia dan International Monetary Fund (IMF), dan kelanjutan bantuan

keuangan dari pihak IMF bergantung pada perbaikan di bidang

corporategovernance. Menindaklanjuti Nota Kesepakatan tersebut, sejak 5

tahun lebih yang lalu, pemerintah Indonesia telah mencanangkan penerapan

tata Kelola Perusahaan yang baik. Wujud dari kepedulian pemerintah

tersebut didirikan satu lembaga khusus yang bernama Komite Nasional

mengenai Kebijakan Corporate Governance (KNKCG), yang kemudian

dirubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). KNKCG

dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang

Keuangan dan Industri Nomor: KEP-31/M.EKUIN/06/2000. Tugas pokok

KNKG merumuskan dan menyusun rekomendasi kebijakan nasional

mengenai GCG, serta memprakarsai dan memantau perbaikan di bidang

23

Sutan Remi Sjahdeini, Good Governance: Antara Idealisme dan Kenyataan, (Bandung:

Citra Aditya Bakti, 2003), hal. 3 24

Ibid., hal. 4

Page 19: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

corporate governance di Indonesia. Saat ini KNKG telah berhasil menyusun

Code of GCG.

Tujuan disusun Pedoman GCG agar Code of GCG menjadi ajuan bagi

pelaksanaan GCG oleh pelaku bisnis di Indonesia dan semua perusahaan

yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik

Indonesia juga diharapkan dapat menerapkan Pedoman GCG secepatnya.25

Sementara itu, inisiatif dari sektor swasta melalui asosiasi-asosiasi bisnis

dan profesi telah melahirkan Forum for Corporate Governance inIndonesia

(FCGI). Tujuan dan obyektif didirikan FCGI meningkatkan kesadaran dan

mensosialisasi-kan prinsip dan aturan mengenai Governance, Corporate

Governance, dan Corporate social Responsibility (CSR) kepada dunia bisnis

di Indonesia dengan mengacu kepada international best practice sehingga

memperoleh manfaat dalam melaksanakan prinsip dan aturan yang sesuai

dengan standar GCG dan CSR.26

Suatu hal yang sangat memprihatinkan, semua kajian tentang penerapan

GCG di Indonesia menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu penerapan

GCG di Indonesia sangat rendah, terbukti dari buruknya indeks nilai GCG

yang diperoleh, bahwa salah satu penyebab dari rendahnya perolehan indeks

GCG adalah “lemahnya sistem hukum dan peradilan Indonesia dan prinsip

GCG belum sepenuhnya terinternalisasi dalam manajemen perusahaan di

Indonesia”.27

Implementasi prinsip GCG tidak terlepas dengan implementasi tata kelola

pemerintahan yang baik (good government governance (GGG). Di era

globalisasi tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh

kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good governance sendiri dapat

diartikan terlaksananya tata ekonomi, politik dan sosial yang baik.28

OECD sebagai salah satu organisasi internasional yang menjadi pionir

dalam pengembangan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG),

memasukkan kepentingan primary stakeholders dalam hal ini Pemegang

Saham (pemegang saham mayoritas maupun minoritas, asing maupun

25

Komite Nasional kebijakan Corpoprate Governance, Pedoman Good Corporate Governance, Jakarta, 2001, hlm. 2.

26 FCGI, Tata Kelola PerusahaanJilid 1, Edisi ke-4, Price Water House Copers dan FCGI,

Jakarta 2005, hlm.2 . 27

I Nyoman Tjager, GCG Indonesia Rendah, Makalah GCG 2003, 23-24 Januari 2003,

Bali. 28

Achwan, Rochman, 2000, "Good Governance: Manifesto Politik Abad Ke-21", dalam Kompas, Rabu 28 Juni 2000, hal. 39.

Page 20: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

domestik) sebagai kepentingan utama dalam pengembangan perusahaan.

Hal ini cukup logis, mengingat perusahaan pada dasarnya timbul dari

perjanjian yang dibuat oleh para pemegang saham. Hanya saja karena,

bentuk perusahaan berupa badan hukum, maka terjadi pemisahan antara

kepemilikan dan kontrol atas perusahaan. Berdasarkan pemisahan tersebut,

kepentingan pemegang saham harus lebih diutamakan, karena pemegang

saham hanya dapat mengawasi jalannya usaha, yang biasanya diwakili oleh

dewan komisaris.29

Kepentingan pemegang saham semata-mata merupakan kepentingan

sebagaimana diungkapkan dalam teori stakeholders.30 Tujuan pengadopsian

ESOP oleh perusahaan sangat berkaitan dengan motivasi dalam

peningkatan komitmen dan produktvitas karyawan. Penelitian The Work

Foundation London University (2002) menghubungkan efek dari ESOP

terhadap kinerja perusahaan. ESOP memberikan suatu insentif berupa

saham kepada karyawan, yang diharapkan insentif tersebut memberikan

dampak positif berupa motivasi dan komitmen karyawan tersebut, yang pada

akhirnya memberikan peningkatan kepada produktivitas dan profitabilitas

perusahaan tersebut.Selain itu, implementasi Employee Stock Option

Programs (ESOP) memiliki beberapa manfaat strategis. ESOP mampu

mempertahankan karyawan yang memiliki kemampuan untuk

mengembangkan perusahaan, meningkatkan cash flow, meningkatkan

motivasi dan kinerja karyawan, meminimalisir konflik kepentingan antara

pemilik (principal) dan manajemen (agent), mengantisipasi kemungkinan

perpindahan kepemilikan, dan juga meningkatkan nilai perusahaan lewat

pengembalian saham.31

Secara umum, penawaran ESOP selain dari ESA merupakan penawaran

atas suatu Efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 8 tahun

1995 tentang Pasar Modal (“UU Pasar Modal”), yang apabila dilakukan

29

Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha (Jakarta: Kencana Prenanda

Media Group, 2006), hal. 74. 30

Misahardi Wilamarta, Pertanggungjawaban Direksi dan Komisaris Atas Perbuatan Melawan Hukum Dalam Perseroan Terbatas Serta Perlindungan Hukum Terhadap Shareholders dan Stakeholder. (Depok: Center for Education and Legal Studies, 2006). hal. 30.

31 Baridwan, Zaki dan Azwar Anwar, Effect Of Employee Stock Option Plans (ESOPs) to

Peformance and Firm Value : Empirical Study at JSX Simposium Nasional Akuntansi, Padang,

2006

Page 21: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

kepada lebih dari 100 pihak dan dengan nilai Rp. 1 milyar atau lebih dapat

dianggap sebagai suatu Penawaran Umum.32

Sebagai pihak yang memberikan informasi sekaligus memerlukan

informasi maka karyawan akan memahami jenis-jenis informasi yang penting

untuk investor. Selain itu, apabila perusahaan mampu memberikan informasi

lebih dari yang seharusnya, citra perusahaan menurut pihak eksternal akan

meningkat.33

32

Tim Studi Penerapan ESOP Emiten Atau Perusahaan Publik Di Pasar Modal Indonesia Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pengawas Pasar Modal Proyek Peningkatan Efisiensi Pasar Modal Tahun 2002, Studi Tentang Penerapan Esop (Employee Stock Ownership Plan) Emiten Atau Perusahaan Publik Di Pasar Modal Indonesia, hlm. 68

33 Kaihatu, Thomas S. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di

Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.Vol 8.hlm. 67.

Page 22: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan sebelumnya, maka dapat simpulkan

sebagai berikut:

1. Kementerian Negara BUMN mulai memperkenalkan konsep Good

Corporate Governance di lingkungan BUMN, melalui Surat Keputusan

Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek

Good Corporate Governance pada BUMN, aturan sebelumnya

diperbaharui dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-

01/MBU/2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada

BUMN, diperbaharui lagi dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No:

Per-09/MBU/2012. Komite Nasional Kebijakan Governance sebagai

pengganti KNKCG melalui surat Keputusan Menko Bidang Perekonomian

Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004. Penjelasan Umum Undang-undang

No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas salah stau alasan

penyempurnaan dalah meningkatnya tuntutan masyarakat akan

pengembangan dunia usaha yang sesuai dengan prinsip pengelolaan

perusahaan yang baik (good corporate governance). Otoritas Jasa

Keuangan, dalam Peraturan OJK Nomor: 21/POJK.04/2015 tentang

Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka, bahwasanya

dalam rangka mendorong perusahaan terbuka untuk menerapkan tata

kelola perusahaan yang baik maka dibentuklah peraturan guna untuk

penerapan pedoman tata kelola perusahaan yang baik.

2. Penerapan employee stock ownership program menjadi salah satu cara

untuk menjamin perlindungan terhadap karyawan dalam sebuah

perusahaan sekaligus dapat menjadi peningkat kualitas tata kelola

perusahaan dengan baik. Hal tersebut juga menjadi satu alternatif

perwujudan dalam menempatkan hak setiap warga negara pada

kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki hak-hak yang sama

untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang, juga

mengamanatkan adanya persamaan derajat , persamaan hak dan

kewajiban antara sesama manusia. Program kepemilikan saham oleh

karyawan pada perusahaan yang selanjutnya ditawarkan dalam sistem

pendekatan tertentu, yaitu pemberian saham (stock grants), program

Page 23: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

pembelian saham oleh karyawan (direct employee stock purchase plans),

program opsi saham (stock option plans), employee stock ownership

plans, phantom stock and stock appreciation rights (SARs).

3. Konsep tata kelola perusahaan yang baik memperhatikan setiap aspek

yang terkait dalam perusahaan itu sendiri, dan termasuk tentang

stakeholder perusahaan secara khusus karyawan sebagai pemangku

kepentingan internal perusahaan yang mempunyai peran penting dalam

menjamin keberlangsungan perusahaan maka dengan itu perusahaan

perlu memperhatikan dengan cara melindungi bukan saja pada

pemegang saham salah satunya dengan cara penawaran program

kepemilikan saham perusahaan kepada karyawan.Keberadaan ESOP

yang diterapkan mempunyai sisi positif jika dilaksanakan dan beriringan

dengan konsep good corporate governance dari perusahaan itu. Salah

satunya adalah dengan memenuhi prinsip-prisip dasar GCG yaitu

fairness, transparency, accountability, responsibility, dan independency.

program ESOP oleh Emiten atau Perusahaan Publik di Indonesia

dilakukan dalam bentuk stock option plan mengaitkan imbalan kepada

karyawan dengan keberhasilan yang akan datang sehingga kondisi

perkembangan pasar modal akan sangat menentukan keberhasilan

program itu. Filosofi pelaksanaan program ESOP, semuanya tergantung

pada tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan (Emiten/Perusahaan

Publik) dalam memberikan program tersebut, sehingga model/jenis

program ESOP dapat bervariasi yang menarik minat karyawan untuk

mengikutinya dengan mempertimbangkan beban yang ditanggung oleh

Perusahaan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat disampaikan,

adalah

sebagai berikut:

1. Penerapan dan pelaksanaan GCG perlu dilakukan dengan sistematis dan

berkesinambungan dan berhubungan dengan segala perangkat aturan

dan pedoman yang telah ada dapat dijadikan acuan yang baik oleh

perusahaan dalam melaksanakan penerapan GCG. Tentang

penyempurnaan kebijakan aturan dan pelaksanaan GCG dalam masing-

masing perusahaan dibentuk dalam rangka memenuhi prinsip GCG.

Page 24: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

2. Mempertimbangkan perencanaan program yang baik karena program

ESOP merupakan suatu proses yang komplek, maka Emiten/Perusahaan

Publik yang akan melakukan ESOP harus merencanakannya dengan

baik. Penyesuaian Peraturan Memperhatikan beberapa permasalahan

keterbukaan informasi ESOP. Penyusunan Peraturan Baru Berkaitan

dengan permasalahan penerapan ESOP oleh perusahaan non publik

(tertutup) atau perusahaan multinasional yang akan melakukannya, maka

diperlukan suatu peraturan tersendiri tentang bentuk dan isi pernyataan

pendaftaran dalam rangka ESOP yang lebih sederhana dibandingkan

ketentuan tersebut bagi penawaran umum biasa.

3. Meminimalisasi Unsur Benturan Kepentingan atau Potensi Perdagangan

Orang Dalam Untuk permasalahan yang mungkin timbul dari perubahan

status karyawan menjadi pemegang saham, maka diperlukan ketentuan

tentang pembatasan kepemilikan saham oleh karyawan yang terafiliasi

dengan pemegang saham pengendali. Selain itu, juga diperlukan

administrasi program ESOP yang memadai untuk memantau

pelaksanaannya sehingga tidak terjadi pelanggaran ketentuan pasar

modal umumnya.

Page 25: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Daniri, Mas Achmad.Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia. Jakarta: Ray Indonesia. 2006.

Harianja, Marihot Tua Efendi Harianja.Perilaku Organisasi Memahami dan

Mengelola Perilaku dalam Organisasi. Bandung: UNPAR PRESS. 2009. Muchyat.Badan Usaha Milik Negara: Retorika Dinamika dan Realita. Jakarta:

Gagas Bisnis. 2007. Rivai.Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta:Raja Grafindo

Persada. 2006. Schuler, Randall S. dan Susan E. Jackson.Manajemen Sumber Daya

Manusia Menghadapi Abad ke-2. Jakarta: Erlangga. 1999. Sjahdeini, Sutan Remi. Good Governance: Antara Idealisme dan Kenyataan.

Bandung: Citra Aditya Bakti. 2003.

Sutojo, Siswanto & E. Jhon Aldridge.Good Corporate Governance. Jakarta: Damar Mulia Pustaka. 2005..

Telaumbanua, F.F. Opsi Saham Karyawan. Jakarta: Bisnis Indonesia. 2000. Tjager, I. Nyoman, dkk.Corporate Governance, Tantangan dan Kesempatan

Bagi Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta: Prenhallindo. 2003.

Wilamarta, Misahardi.Pertanggungjawaban Direksi dan Komisaris Atas

Perbuatan Melawan Hukum Dalam Perseroan Terbatas Serta Perlindungan Hukum Terhadap Shareholders dan Stakeholder. Depok:

Center for Education and Legal Studies. 2006. __________________.Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance dalam Perseroan Terbatas. Jakarta: Center for Education

and Legal Studies. 2007. B. Peraturan-peraturan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Peraturan Bapepam No. IX.D.4, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam

Nomor: Kep-44/PM/1998 Tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Peraturan OJK Nomor: 21/POJK.04/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata

Kelola Perusahaan Terbuka.

Page 26: (PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN) SEBAGAI …

C. Jurnal, Makalah, Karangan, Artikel

Bapepam.Tim Studi Penerapan ESOPEmiten atau Perusahaan Publik di Pasar Modal Indonesia.“Studi Tentang Penerapan ESOP (Employee Stock Ownership Plan) Emiten atau Perusahaan Publik di Pasar Modal Indonesia”. 2002.

Baridwan, Zaki dan Azwar Anwar, “Effect Of Employee Stock Option Plans

(ESOPs) to Peformance and Firm Value: Empirical Study at JSX”. Simposium Nasional Akuntansi, Padang. 2006.

FCGI, “Tata Kelola Perusahaan”, Edisi ke-4, Price Water House Copers dan

FCGI, Jakarta 2005. I GAM Asri Dwija, “Peranan Good Governance dan Budaya Terhadap Kinerja

Organisasi” .Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 7.No. 2. 2002.

Kaihatu, Thomas S, “Good Corporate Governance dan Penerapannya di

Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan”.Vol. 8, No. 1, Maret 2006.

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG), “Profil Komite

Nasional Kebijakan Corporate Governance”, Jakarta, 2000. _______________________________________________, “Pedoman

Umum Good Corporate Governance Indonesia”, Jakarta, 2006.

Michael Amstrong, “Employee Reward”. London. 1996. Oyer, Paul, Scoot Schaefer, “Why Do some Firm give Stock Option to All

Employee: An Empirical Examination of Alternative Theories”. Journal of Alternative Theories, Vol. 76, 2005.

D. WEBSITE

IFC, “The independent Corporate Governance Manual: First Edition”,

Pengertian Corporate Governance, http://www.investopedia.com, (diakses pada tanggal 8 November 2017).

Wininatin Khamimah, Analisis Pengarih Kepemilikan Saham Perusahaan

Bagi Karyawan Terhadap Komitmen Organisasi di PT Telkom Tbk Kantor Drive V (Bidang Performansi dan Sumber Daya Manusia, www.damandiri.or.id, (diakses pada taggal 2 Desember 2017).

Perlukan saham bagi karyawan? http://hukumonline.com/konsultasi_hukum/

(diakses pada tanggal 28 Januari 2018).