program diploma tiga teknik mesin fakultas teknik ......rumusan masalah pada proyek akhir ini adalah...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING
PROYEK AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
Oleh :
UNTUNG HERMAWAN NIM. I8609034
PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem kemudi suatu kendaraan dimaksudkan untuk mengendalikan arah
kendaraan. Suatu sistem kemudi dikatakan ideal untuk suatu kendaraan jika
mempunyai sifat-sifat :
a. Dapat digunakan sebagai pengendali arah kendaraan untuk segala kondisi,
segala jenis belokan, dan segala kecepatan.
b. Dapat menjamin serta menjaga stabilitas arah kendaraan pada segala jenis
gerakan belokan dan pada segala kecepatan.
c. Tidak membutuhkan tenaga yang besar dari pengemudi untuk menggerakkan
roda kemudi dalam mengendalikan ara gerak kendaraan.
d. Tidak membahayakan pengemudi jika terjadi kecelakaan pada kendaraan.
Gambar 1.1. Sistem Kemudi
( Sumber :Team Toyota, 1995 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Cara kerja sistem kemudi :
Apabila roda kemudi diputar ke kiri atau kekanan, maka putaran itu akan
diteruskan oleh batang kemudi (steering main shaft) ke gigi kemudi (steering gear
box), kemudian dari gigi kemudi diteruskan ke lengan pitman lalu keroda-roda depan
dengan perantaraan sambungan kemudi (steering linkage).
Hal-hal yang mempengaruhi beratnya kemudi antara lain :
a. Kecepatan rendah (contoh : parkir).
b. Kesalahan penyetelan geometri roda.
c. Tekanan ban rendah.
d. Profil ban (lebar ban).
e. Perbangdingan gigi kemudi yang kecil.
f. Kerusakan pada sistem pompa.
Kelemahan sistem kemudi konvensional :
a. Beban kemudi terasa berat karena tidak ada tenaga tambahan.
b. Gaya untuk memutar roda kemudi seluruh nya berasal dari tenaga pengemudi.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut maka dikembangkan
sistem kemudi dengan menggunakan tenaga tambahan yaitu sistem kemudi Power
Steering. Sistem kemudi Power Steering menggunakan tambahan tenaga dari pompa
power steering yang diputar oleh putaran mesin untuk mensirkulasikan oleh Power
Steering Fluid.
Rumusan masalah pada proyek akhir ini adalah bagaimana memodifikasi
sistem kemudi konvensional tipe bola sirkulasi (recirculating ball) menjadi sistem
kemudi power steering tipe bola sirkulasi (recirculating ball) pada mobil Chevrolet
Luv.
Untuk memfokuskan pembahasan dalam modifikasi sistem steering ini
maka permasalahan dibatasi tentang pemasang sistem kemudi power steering tipe
bola sirkulasi dan juga komponen-komponen pompa power steering yang
dipasangkan pada mobil Chevrolet Luv.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1.2 Tujuan Dan Manfaat Tugas Akhir
Tujuan proyek akhir ini adalah untuk memodifikasi sistem steering pada
mobil Chevrolet Luv yang sebelumnya masih sistem kemudi konvensional menjadi
sistem kemudi power steering.
Dengan memodifikasi sistem kemudi menjadi power steering diharapkan
agar sistem kemudi mobil Chevrolet Luv ini menjadi lebih ringan dari sebelum
menggunakan sistem power steering.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Jenis-Jenis Sistem Kemudi
Sistem kemudi yang dipakai pada kendaraan jika ditinjau dari tenaga
yang dipakai untuk membelokkan roda kemudi, dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
2.1.1. Sistem Kemudi Konvensional
Pada sistem kemudi Konvensional, gaya yang diperlukan untuk memutar roda
depan sepenuhnya berasal dari putaran roda kemudi yang diputar oleh
pengemudi.
Jenis- jenis kemudi konvensional berdasarkan gigi kemudi :
1. Tipe Cacing dan Rol.
Pada tipe gigi kemudi cacing dan rol, gerak utar roda kemudi
diubah menjadi gerak ayun lengan pitman melalui roda gigi cacing dan
rol.
Gambar 2.1. Konstruksi gigi cacing dan rol
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
2. Tipe Rack and Pinion.
Tipe rack and pinion pada umumnya digunakan pada mobil
yang berukuran kecil sampai sedang.
Gambar 2.2. Konstruksi rack and pinion
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
3. Tipe Bola Sirkulasi.
Pada model bola sirkulasi, bola diisikan dalam lubang mur
kemudi (nut) untuk membentuk hubungan yang menggelinding antara mur
kemudi dan baut kemudi (worm shaft), sehingga mempunyai sifat tahan
aus. Tipe ini banyak digunakan pada mobil yang berukuran besar.
Gambar 2.3. Konstruksi tipe bola sirkulasi
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
Komponen-komponen kemudi konvensional :
1. Roda kemudi (Steering wheel).
Roda kemudi digunakan untuk memutar steering coloum agar
sistem steering bisa bekerja. Diameter roda kemudi disesuaikan dengan
beban steering karena semakin besar diameter roda kemudi maka steering
menjadi lebih ringan ini dikarenakan momen menjadi lebih besar jadi gaya
yang diperlukan untuk memutar steering coloum menjadi lebih kecil.
Tetapi jika diameter roda kemudi terlalu besar ini pun dapat mengganggu
kenyaman pengemudi.
Gambar 2.4. Roda kemudi
2. Batang kemudi dan tabung batang kemudi.
Batang kemudi memindahkan putaran roda kemudi ke gigi
kemudi. Tabung batang kemudi (column tube) terpasang pada batang
kemudi dan berfungsi mengikat batang ke body. Bagian atas batang
kemudi berbentuktirus dan bergigi, tempat roda kemudi dipasangkan
dengan sebuah mur. Diantara bagian bawah batang kemudi dan gigi
kemudi dihubungkan dengan flexible joint, terbuat dari karet yang
berfungsi untuk memperkecil pengiriman lejutan yang diakibatkan oleh
keadaan jalan dari gigi kemudi ke roda kemudi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
Gambar 2.5. Batang kemudi
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
3. Sambungan kemudi (Steering linkage).
Sambungan kemudi adalah kombinasi antara batang dan lengan yang
meneruskan gerakkan lengan pitman ke roda-roda depan kanan dan kiri.
Bentuk yang tepat sangat mempengaruhi kestabilan pengendaraan. Ada
beberapa bentuk sambungan kemudi, yaitu :
a. Sambungan kemudi untuk suspensi rigid
Sambungan kemudi ini terdiri dari lengan pitman, drag link, knuckle arm,
tie-rod dan tia-rod end. Tie rod mempunyai pipa untuk menyetel
panjangnya tie rod.
Gambar 2.6. Sambungan kemudi untuk suspensi rigid
( Sumber : Team Izusu, 1995 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 8
b. Sambungan kemudi untuk suspensi independen.
Pada tipe ini terdapat sepasang tie-rod yang disambungkan dengan relay
rod. Sebuah pipa dipasang diantara tie rod dan tie rod end untuk menyetel
panjangnya rod.
Gambar 2.7. Sambungan kemudi untuk suspense independen
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
Sedangkan untuk suspensi independen terdapat sepasang terot (rack
end) yang disambungkan dengan relay rod .Komponen penyusun
sambungan kemudi untuk suspensi independen yaitu:
1) Steering gear
Recirculating ball yang menghubungkan kemudi secara langsung.
Pada tipe recirculating ball kaitan antara Gigi sector dengan nut dapat
diatur dengan adjusting screw.
2) Lengan Pitman
Lengan pitman mempunyai fungsi untuk merubah gerak putar roda
kemudi menjadi gerak ayun. Selain itu lengan pitman menghubungkan
sambungan kemudi dengan kotak gigi kemudi
3) Lengan Idler (idler arm)
Idler Arm befungsi untuk mendukung gerakan dari pitman arm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 9
4) Tie rod (Rack End)
Dengan ujung berbentuk ulir tie rod dimungkinkan dapat distel dengan
memutar sambungan bola. Sehingga toe in dapat diperoleh dengan
ukuran yang diinginkan.
Gambar 2.8. Rack End
( Sumber : Team Izusu, 1995 )
5) Ujung Tie rod (Tie Rod End)
Tie rod end berfungsi sebagai penghubung terot dengan lengan knukle.
Pada ujung tie rod end dilengkapi sambungan bola yang dilumasi oleh
vet. Sambungan bola dilindungi oleh karet sebagai penutup agar debu
dan kotoran tidak masuk.
Gambar 2.9.Tie Rod End
( Sumber : Team Izusu, 1995 )
6) Lengan Knukel (Knuckle Arm)
Berfungsi sebagai penerus gerakan tie rod end ke roda depan melalui
steering knuckle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
Gambar 2.10. Lengan Knucle
( Sumber : Team Izusu, 1995 )
2.1.2. Sistem Kemudi Power Steering
Power steering adalah sistem peralatan tambahan pada sistem kemudi
yang berfungsi meringankan kerja pengemudi. Gaya yang diperlukan
untuk memutar roda depan tidak sepenuhnya dari tenaga si pengemudi,
akan tetapi pengemudi mendapatkan tenaga tambahan dari kerja pompa
yang ikut juga dalam proses pengemudian suatu kendaraan.
Gambar 2.11. Sistem kemudi power steering
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 11
Prinsip kerja power steering :
1. Power steering bekerja atas dasar tekanan fluida ( fluida yang
digunakan biasanya ATF / Automatic Transmission Fluid ).
2. Tekanan fluida didapatkan dari pompa yang digerakkan mesin.
3. Tekanan fluida diatur oleh katup untuk diarahkan ke silinder ( pada
saat belok ) atau dikembalikan ke reservoir ( pada saat jalan lurus ).
Tekanan hidrolis bekerja pada piston yang terdapat didalam silinder.
Dengan menutup katup, fluida akan keluar dari saluran dibawah silinder,
sehingga tekanan fluida bertambah dan mendorong piston keatas. Apabila
katup dibuka tekanan fluida berkurang dan piston bergerak ke bawah.
Jumlah fluida yang mengalir diatur oleh menutup dan membukanya katup-
katup.
Komponen-komponen Sistem Kemudi Power Steering :
1. Reservoir dan Vane pump.
Reservoir berfungsi untuk menampung persediaan minyak power
steering. Vane pump merupakan pompa hidrolis yang menghasilkan
tekanan dengan menggunakan rotor dan slipper. Vane pump dibedakan
menjadi dua macam terpisah dan menyatu dengan reservoir. Pada
modifikasi mobil Chevrolet Luv menggunakan vane pump yang
terpisah dengan reservoir. Pada vane pump terdapat 10 buah vane
plate dan bagian belakangnya terdapat katup pengontrol ( flow control
valve ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 12
Gambar 2.12. Vane pump dan reservoir yang menyatu
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
Rotor berputar didalam cincin kam (cam ring yang dipasangkan ke
rumah pompa ( pump housing ), pada rotor terdapat alur-alur untuk
pemasangan vane plate. Permukaan luar rotor berbentuk bulat tetapi
permukaan dalam cincin kam berbentuk oval, sehingga ada celah
antara rotor dan cincin kam. Vane pump bersentuhan pada permukaan
dalam cincin kam. Dengan ada nya gaya sentrifugal dan tekanan fluida
pada bagian belakang vane plate yang membentuk seal, apabila pompa
menghasilkan tekanan fluida kebocoran tekanan diantara vane plate
dan cincin kam dapat dicegah.
- Vane pump ini terdiri dari :
a. Rotor digerakkan oleh sabuk (belt) dengan perantaraan puli.
b. Fixed ring dengan 6 buah slot.
c. Enam buah slipper dengan pegas-pegas didalamnya dan
bersentuhan langsung dengan rotor.
d. Katup pengontrol yang mengatur tekanan maximum fluida dan
volume aliran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 13
- Cara kerja vane pump :
a. Penghisapan ( inlet ).
Ruangan yang dibentuk oleh fixed ring dan rotor terbagi oleh
enam buah slipper. Ruangan tersebut akan membesar
sehubungan dengan putaran rotor. Pada waktu kapasitas
ruangan membesar, fluida mengalir masuk dari alur pemasukan
yang terdapat pada belakang poros rotor ( rotor shaft ) dan
berkumpul didalam ruangan antara fixed ring dan rotor. Proses
ini disebut pemasukan.
Gambar 2.13. Penghisapan (inlet)
( Sumber : Team Izusu, 1995 )
b. Pembuangan ( outlet ).
Pada waktu rotor terus berputar, kapasitas ruangan antara fixed
ring dan ritir mengecil. Fluida yang terdapat didalamnya
ditekan keluar menuju gigi kemudi melalui alur pengeluaran
dari poros rotor, sementara volumenya diatur oleh katup
pengontrol. Proses ini disebut buang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 14
Gambar 2.14. Pembuangan (outlet)
( Sumber : Team Izusu, 1995 )
- Komponen-komponen vane pump :
a. Katup pengontrol.
Volume pengeluran dari pompa bertambah sebanding dengan
putaran mesin (rpm). Karena tidak ada katup pengontrol,
sehingga semakin tinggi putaran motor, fluida yang dialirkan
semakin banyak.
Gambar 2.15. Grafik hubungan volume dan rpm tanpa katup pengontrol
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 15
Hal itu menyebabkan tenaga untuk membantu pengemudian
semakin besar. Bila bantuan tenaga terlalu besar, akan
mengganggu stabilitas pengemudian karena pengemudi tidak
bisa merasakan kontak roda dengan permukaan jalan. Oleh
karena itu pada vane pump dilengkapi dengan katup pengontrol
untuk mengatur volume aliran minyak dari pompa ke gigi
kemudi.
Gambar 2.16. Katup pengontrol
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
Lubang menuju silinder gigi kemudi diasumsikan hanya
mampu mengalirkan minyak maksimum 6 liter / menit. Setelah
volume aliran melebihi 6 liter / menit, tekanan sebelum saluran
masuk membesar, akibatnya saluran ke reservoir terbuka dan
fluida dialirkan kembali ke reservoir.
Gambar 2.17. Katup pengontrol saat volume aliran > 6 liter/menit
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 16
Gambar 2.18. Grafik hubungan volume dan rpm dengan katup pengontrol
( Sumber : Team Toyota, 1995)
Disamping terdapat katup pengontrol, di dalam vane pump juga
dilengkapi dengan katup pengontrol volume ( control spool )
yang berfungsi untuk menurunkan volume aliran minyak pada
saat pompa mencapai kecepatan tertentu, sehingga diperoleh
gaya kemudi yang sesuai meskipun mobil sedang berjalan
dengan kecepatan tinggi.
Gambar 2.19. Penampang katup pengatur volume
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 17
b. Relief valve
Gambar 2.20. Relief valve
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
Relief valve terdapat di dalam katup control. Apabila roda
kemudi diputar, katup flapper akan tertutup dan tekanan
hidrolis didalam saluran akan bertambah. Pada saat ini relief
valve membuka dan membentuk sirkuit seperti pada gambar
dibawah ini. Jadi relief valve berguna untuk mengontrol
tekanan hidrolis maksimum.
c. Slipper
Slipper selalu berhubungan langsung dengan poros rotor
karena ditekan oleh tegangan pegas, ini dimaksudkan untuk
mencegah kebocoran fluida dari alur pengeluaran ( outlet port )
ke alur pemasukkan ( inlet port ). Bagian yang dipotong dari
slipper disediakan untuk mengalirkan fluida kedalam ruangan
antara fixedring dan slipper. Tekanan hidrolis yang bekerja
pada punggung slipper akan menutup dengan rapat antara
slipper dan fixed ring, untuk mencegah keocoran fluida
keruangan sebelahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 18
2. Pendingin oli ( oil cooler ).
Pipa-pipa tembaga selain berfungsi untuk menyalurkan fluida power
steering juga berfungsi sebagai pendingin. Akibat vane pump yang
bekerja pada tekanan tinggi, dapat menyebabkan fluida menjadi panas.
Dan fluida dapat didinginkan dengan cara dialirkan pada pipa
pendingin yang mempunyai alur yang diperpanjang agar pendinginan
maksimal.
3. Rumah gigi kemudi ( gear box housing ).
Pada kemudi power steering porosnya d buat dua bagian yaitu baut
kemudi dan batang torsi (torsion shaft). Jadi putaran roda kemudi
dipindahkan dari batang torsi ke baut kemudi.
Gambar 2.21. Rumah gigi kemudi
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
Cara kerja :
Jika batang kemudi diputar searah jarum jam (kekanan) baut kemudi
juga ikut berputar dengan arah yang sama, maka mur kemudi bergerak
lurus (memanjang) keatas mengikuti alur baut kemudi. Gerakan mur
kemudi menyebabkan gigi sektor berputar berlawanan arah jarum jam,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
sehingga lengan pitman melakukan gerakan ayunan dengan arah yang
sama.
Pada gigi kemudi model bola sirkulasi menggunakan perbandingan
gigi tipe konstan. Bentuk dari gigi sektor dan gigi mur kemudi tipe
konstan seperti pada gambar 2.19. Pada bentuk ini jarak radius gigi
sektor (C1,C2 dan C3) dibuat sama panjangnya yaitu 40 mm. Jarak
garis sumbu dan batas singgungan dengan gigi sektor (D1,D2 dan D3)
juga dibuat sama yaitu 27 mm.
Gambar 2.22. Gigi kemudi tipe konstan
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
2.2 Trouble Shooting Sistem Kemudi
a. Kemudi keras, roda kemudi susah kembali
Tempat yang diperiksa Penyebab gangguan Perbaikan
Tekanan ban Tekanan ban rendah Tambah tekanan ban
Ketinggian oli didalam tangki (Hanya Poewr Steering)
Oli kurang Tambah oli
Berlanjut ke halaman berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 20
b. Kemudi goyang dan bergetar
Tempat yang diperiksa Penyebab gangguan Perbaikan
Gerak bebas roda kemudi Gerak bebas tidak cukup Setel gerak bebas
Kelurusan roda depan Roda depan tidak lurus Perbaiki kelurusan roda depan
Steering linkage Joint ball macet atau berkarat Perbaiki atau ganti joint ball dan/atau dudukan bola (ball seat)
Bearing poros kemudi Bearing macet atau berkarat Ganti bearing
Mur-mur roda Momen mur-mur roda tidak rata
Kencangkan kembali mur-mur roda sampai momen yang ditentukan
Pena (pin) roda Pin roda patah atau longgar Kencangkan kembali atau ganti
pena (pin) roda
Ban dan roda cakram Ban tidak seimbang Roda cakram berubah bentuk
Perbaiki keseimbangan ban
atau ganti roda cakram
Gerak bebas roda kemudi Gerak bebas berlebihan Setel gerak bebas
Kelurusan roda depan Roda depan tidak lurus Perbaiki kelurusan roda depan
Berlanjut ke halaman berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 21
c. Kemudi tertarik ke satu sisi atau ke sisi lainnya
Tempat yang diperiksa Penyebab gangguan Perbaikan
Peredam kejut Peredam kejut rusak Ganti peredam kejut
Gerak bebas pada bearing berlebihan atau bearing pecah
Sekrup penytel dan celah
(clearance) poros sektor
Celah (clearance) berlebihan Setel celah (clearance)
Gerak bebas steering link joint
ball
Joint ball terlalu aus Ganti joint ball dan dudukan
bola (ball seal)
Gerak bebas steering link joint
ball
Joint ball terlalu aus Ganti joint ball dan dudukan
bola (ball seal)
Bantalan jarum poros sektor Bantalan jarum terlalu aus Ganti bantalan jarum
Bagian-bagian internal unit
kemudi
Kerusakan piranti Ganti piranti yang rusak
Ban dan roda cakram Ban tidak seimbang Roda cakaram berubah bentuk
Perbaiki keseimbangan ban Ganti roda cakram
Tekanan ban Tekanan ban tidak rata Tambahkan tekanan ban sampai tekanan yang ditentukan
Bearing poros kemudi Ganti bearing
Berlanjut ke halaman berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
d. Kemudi goyang (gerak bebas atau kekendoran yangh berlebihan)
Tempat yang diperiksa Penyebab gangguan Perbaikan
Unit kemudi manual atau
power steering
Dudukan unit kemudi longgar Kencangkan baut-baut unit kemudi sampai momen yang ditentukan
Ketinggian oli di dalam tangki
(hanya power steering)
Oli kurang Tambah oli
Ban Ban sudah jelek sekali Ban sudah gundul
Ganti ban dan periksa kelurusan roda
Kelurusan roda depan (toe-in) Roda depan tidak lurus (toe-in perlu disetel)
Perbaiki kelurusan roda depan
(setel toe-in)
Roda kemudi dan poros Lock nut nroda kemudi longgar Kencangkan lock nut sampai
momen yang ditentukan
Bearing roda Beban awal tidak tepat atau kerusakan
Perbaiki atau ganti
Peredam kejut Peredam kejut rusak Ganti peredam kejut
Kelurusan roda depan Rodsa depan tidak lurus Perbaiki kelurusan roda depan
Rem Satu roda tertarik Perbaiki system rem
Berlanjut ke halaman berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 23
e. Perlu tenaga ekstra pada waktu memutar roda kemudi dengan cepat ke satu
sisi atau sisi lainnya ( hanya power steering )
Tempat yang diperiksa Penyebab gangguan Perbaikan
Universal joint poros kemudi Baut-baut universal joint longgar
Kencangkan baut-baut sampai
momen yang ditentukan
Steering linkage joint ball-nut Joint ball-nut longgar Kencangkan mur sampai
momen yang ditentukan
Lengan pitman dan poros
sektor
Mur lengan pitman longgar Kencangkan mur sampai
momen yang ditentukan
Bearing roda depan Bearing terlalu aus atau beban awal salah setel
Ganti bearing atau setel beban
awal
Sistem hidrolik ( hanya power
steering )
Udara di dalam sistem hidrolik Membuang udara
Beban awal bearing poros
cacing
Beban awal salah setel Setel beban awal
Ketinggian oli di dalam tangki
( hanya power steering )
Oli kurang Tambah oli
Pompa oli ( hanya power
steering )
Kebocoran internal pompa oli Perbaiki atau ganti pompa oli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
f. Roda kemudi menyentak atau meloncat pada waktu memarkir kendaraan
(hanya power steering)
Tempat yang diperiksa Penyebab gangguan Perbaikan
g. Goncangan jalan berlebihan
Tempat yang diperiksa Penyebab gangguan Perbaikan
h.
Ketinggian oli di dalam tangki
( hanya power steering )
Oli kurang Tambah oli
Tekanan pompa oli Tekanan terlalu rendah Setel tekanan dan/atau ganti katup pembebas
Tekanan ban Ban terlalu keras Tambahkan tekanan ban sampai tekanan yang ditentukan
Suspensi Suspensi longgar Perbaiki atau ganti piranti-piranti
Peredam kejut Peredam kejut rusak Ganti peredam kejut
Sudut camber Sudut camber salah setel Setel sudut camber
Beban awal bearing Beban awal perlu disetel Setel beban awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
h. Bunyi tidak normal
Tempat yang diperiksa Penyebab gangguan Perbaikan
i. Pompa oli berisik
Tempat yang diperiksa Penyebab gangguan Perbaikan
Unit kemudi manual atau
power steering
Baut-baut dudukan unit kemudi longgar
Kencangkan baut-baut unit kemudi sampai momen yang ditentukan
Selang tekanan hidrolik (hanya
power steering)
Selang menyentuh bagian lain dari kendaraan
Atur posisi selang
Lengan pitman Lengan pitman longgar Kencangkan mur lengan pitman sampai momen yang ditentukan
Steering linkage Steering linkage longgar atau aus
Perbaiki atau ganti piranti-piranti steering linkage
Ketinggian oli Tidak cukup Tambahkan
Tekanan udara di dalam sirkuit
hidrolik
Udara di dalam sirkuit Buang udara dari sirkuit
Pipa hisap dan filter ada
penyempitan
Penyempitan pada pipa atau filter
Bersihkan atau ganti
Pompa oli Rusak Overhaul atau ganti
Kotak gigi kemudi Rusak Overhaul atau ganti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
PERENCANAAN DAN GAMBAR
3.1 Uji Performance Keadaan Steering
Sebelum merencanakan penggantian komponen steering menjadi power
steering dilakukan dahulu pengecekan awal seluruh komponen yang lama apakah
semua nya bekerja dengan normal. Setelah melakukan pengujian unjuk kerja steering
dengan system yang lama lalu dilakukan pemilihan komponen power steering apakah
yang cocok digunakan untuk mobil Chevrolet luv ini. Setelah melakukan
pertimbangan banyak nya suku cadang untuk steering tersebut maka akhirnya
diputuskan untuk menggunakan sistem steering power steering pada mobil Isuzu
Panther.
Setelah rencana modifikasi dan disetujui maka langkah selanjutnya adalah
melakukan observasi harga onderdil di beberapa toko dan tempat-tempat penjualan
onderdil di kota Solo. Lalu setelah didapatkan harga komponen-komponen yang akan
dipasang maka dipertimbangkan kembali apakah harga onderdil sudah paling
ekonomis atau belum.
Membeli komponen-komponen Power steering Isuzu Panther lalu
mengecek dan mendesain dudukan-dudukan komponen nanti nya agar bisa terpasang
dan bekerja dengan baik.
Melakukan pembongkaran seluruh komponen steering Chevrolet Luv lalu
memulai mendesain dudukan dan mengubah fleksibel joint pada steering coloum agar
bisa dipasangkan pada steering box Isuzu Panther.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3.2. Bentuk Awal Sistem Steering Chevrolet Luv
Chevrolet Luv menggunakan sistem steering manual tipe recirculating
ball seperti gambar berikut :
Gambar 3.1 Steering manual tipe recirculating ball
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
Pada model bola sirkulasi, bola diisikan dalam lubang mur kemudi (nut)
untuk membentuk hubungan yang menggelinding antara mur kemudi dan baut
kemudi (worm shaft), sehingga mempunyai sifat tahan aus. Tipe ini banyak
digunakan pada mobil yang berukuran besar. Pada tipe gigi kemudi ini gerak putar
roda kemudi diubah menjadi gerak ayun lengan pitman melalui roda gigi cacing dan
rol.
3.3. Rencana Modifikasi Sistem Steering Chevrolet Luv
Steering Chevrolet luv yang bertipe recirculating ball akan diganti
menggunakan steering milik Isuzu Panther karena mobil Isuzu Panther tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
memiliki tipe steering yang sama dengan Chevrolet luv tetapi sudah bersistem power
steering. Berikut ini gambar sistem power steering Isuzu Panther :
Gambar 3.2. Sistem power steeing Isuzu Panther
( Sumber : Team Toyota, 1995 )
Pada system steering ini power steering fluid dialirkan dari pompa yang
digerakkan oleh putaran mesin menuju steering box agar system steering bisa menjadi
ringan lalu dari steering box aliran power steering fluid mengalir menuju reservoir
untuk ditampung sementara lalu bersirkulasi kembali.
Dalam modifikasi ini diperlukan dudukan-dudukan tambahan agar semua
komponen bisa terpasang dan bekerja dengan baik. Berikut adalah Dudukan-dudukan
tambahan tersebut :
1. Membuat plat dudukan tambahan pada steering box agar posisi tepat sehingga
kerja steering tetap normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2. Pembuatan dudukan pompa power steering seperti gambar berikut
Gambar 3.3. Contoh dudukan pompa power steering
3. Memindah posisi filter solar karena pompa power steering akan dipasang pada
posisi filter solar. Rencana posisi filter solar nanti nya sebagai berikut :
Gambar 3.4. Rencana posisi filter solar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4. Membuat plat dudukan sebagai posisi reservoir nanti nya. Berikut gambar
rencana posisi reservoir.
Gambar 3.5. Rencana posisi reservoir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
PROSES PENGERJAAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pembongkaran sistem kemudi yang lama.
4.1.1 Pelepasan roda kemudi dan steering coloum.
1. Pelepasan roda kemudi dengan dilepasnya baut dudukan batang kemudi
yang berada di tengah roda kemudi.
2. Pelepasan knuckle joint yang menghubungkan antara steering coloum
dengan steering box.
3. Pelepasan baut tempat dudukan steering coloum.
Gambar 4.1. Baut dudukan steering coloum
4. Menarik keluar steering coloum beserta dudukan steering coloum dari
dalam mobil.
Gambar 4.2. Steering coloum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
4.1.2 Pelepasan steering linkage, pitman dan juga tie rod.
1. Pelepasan pitman
Gambar 4.3. Pitman
Pelepasan pitman dilakukan dengan melepaskan baut pemegang
pitman yang berada di bagian bawah steering box, idle arm, dan juga steering
linkage. Tarik turun pitman tapi jika sulit pukul pitman dengan palu atau lepas
dengan treaker.
2. Pelepasan tie rod dan steering linkage.
Gambar 4.4. Steering linkage
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pelepasan tie rot dilakukan dengan melepas baut yang
menghubungkan tie rod dengan lengan roda lalu lepas tei rod dari dari lengan
roda dengan memukul batang roda dengan palu. Jika sudah dipukul dengan
palu masih tidak bisa lepas maka lepas dengan menggunakan treaker. Setelah
tei rod bagian kanan dan kiri lepas ambil tie rod beserta steering linkage dari
bawah mobil.
4.1.3 Pelepasan steering box.
1. Pelepasan baut dudukan steering box.
Pelepasan baut ini dilakukan dari bawah mobil dikarenakan posisi
pelepasan lebih mudah dan tempat pergerakan kunci pun lebih luas. Pelepasan
dilakukan dengan menggunakan kunci ring dan kunci sok
2. Pengambilan steering box
Gambar 4.5. Steering box Chevrolet luv
Pengambilan ini dilakukan dengan menurunkan steering box secara
perlahan-lahan kebawah mobil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
4.2. Pemasangan steering box
Dalam pemasangan steering box ini dibuat dudukan tambahan agar
posisi steering yang terpasang nanti posisi nya bisa tepat sehingga bisa
berfungsi dengan baik.
Gambar 4.6. Proses pengeboran dudukan steering box
Gambar 4.7. Steering box Panther
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4.3. Pemasangan steering coloum pada steering box yang baru.
Sebelum dipasang steering box dibersihkan dari karat lalu dicat agar
permukaan steering coloum terhindar dari karat. Pada pemasangan steering
coloum ini ada modifikasi agar steering coloum yang lama bisa terpasang di
steering box baru (stering box Panther). Hal yang dimodifikasi adalah :
1. Steering coloum yang lama dipotong agar panjang steering coloum
menjadi pas.
Gambar 4.8. Proses pemotongan steering coloum dengan gerinda
2. Steering coloum yang lama disambungkan dengan knucle joint milik
Panther agar cocok dengan steering boxnya. Penyambungan ini dilakukan
dengan memotong knucle joint Panther lalu bagian ujung knucle joint di
buat lubang. Lalu membubut ujung steering coloum sesuai dengan lubang
yang di buat di knucle joint. Selanjutnya ujung steering coloum
dimasukan ke ujung knucle joint dan di las memutar. Hal ini dilakukan
agar penyambungan ini lebih kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
4.4. Pemasangan tie rod, pitman dan steering linkage.
Sebelum dipasang tie rod dan joint-joint yang ada di steering linkage
di beri grease dengan menggunakan grease pump. Permukaan steering linkage
dan tie rod end dibersihkan dari karat.
4.5. Pemasangan pompa power steering.
Gambar4.9. Pompa power steering
1. Melakukan pembuat dudukan tambahan yang akan dipasangkan pada head
silinder. Agar posisi bisa lurus dan center dengan posisi pully crank shaft
maka dalam pembuatan dudukan ini menggunakan alat water pass.
Gambar 4.10. Dudukan power steering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Posisi pompa power steering ini menempati tempat posisi filter solar maka
posisi pompa solar pun dipindahkan dan dibuat dudukan tambahan. Karena
posisi filter solar yang dipindahkan maka pipa saluran solar pun menjadi
kurang panjang oleh karena itu pipa solar pun dipotong dan disambungkan
dengan selang solar.
Gambar 4.11. Dudukan filter solar
4.6. Pemasangan Reservoir
Gambar 4.12. Reservoir
1. Sebelum dilakukan pemasangan ditentukan terlebih dahulu tempat atau
posisi reservoir tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Setelah ditemukan posisi yang tepat maka dilanjutkan dengan membuat
dudukan untuk memegang reservoir.
4.7. Pemasangan Selang-selang power steering
Untuk pemasangan selang hanya dengan mengencangkan napel dan
juga klem pada tiap sambungan saja tetapi ada hal penting yang harus
diperhatikan yaitu pemasangan posisi lubang selang tidak boleh tertukar jadi
selang yang mengalirkan fluida tekanan tinggi yang berasal dari pompa power
steering harus masuk ke lubang saluran inlet steering box jangan sampai salah
pasang ke lubang saluran outlet.
4.8. Masalah serta penyelesaian selama pengerjaan tugas akhir.
Dalam kegiatan tugas akhir ini ada beberapa masalah yang tidak
diduga dan hal ini pun memberi banyak pembelajaran.Hal-hal tersebut adalah:
1. Bocornya saluran power steering fluid dibagian saluran masuk steering
box. Hal ini terjadi karena pemasangan napel saluran yang kurang
kencang sehingga power steering fluid keluar dari sirkulasi.nya.
2. Ketika power steering di coba terdengar suara kasar dari pompa dan power
steering fluid yang berada di reservoir berbuih. Hal ini terjadi karena
posisi reservoir yang dipasang kurang tinggi dan berada di bawah pompa
jadi suara keras terjadi karena power steering fluid terlambat masuk
pompa jadi proses suction pada pompa menjadi berat.
3. Terjadi kebocoran dari bagian tutup pompa power steering. Hal ini terjadi
karena seal yang sudah sobek dan ditambah posisi tempat seal terkikis dan
rusak. Untuk mengatasi masalah tersebut posisi tempat seal dilas kembali
dengan menggunakan las asetilen dengan logam pengisinya kuningan lalu
dibubut untuk membuat alur posisi tempat seal berada dan mengganti seal
yang sudah robek tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4. Setelah digunakan beberapa kali tes drive muncul kembali kebocoran di
steering box. Tetapi hal ini terjadi bukan karena napel yang kurang
kencang tetapi setelah steering box dibongkar ada seal yang sudah rusak.
Setelah seal yang robek diganti tidak ada lagi kebocoran pada sistem
power steering.
4.9. Perhitungan beban kemudi sebelum dan setelah power steering
Melalui percobaan mengukur beban kemudi sebelum dan sesudah power
steering dengan menggunakan neraca pegas didapatkan :
1. Jari-jari roda kemudi : 17,5 cm = 0,175 m
2. Beban kemudi sebelum power steering : 4 kg = 39,6 N
3. Beban kemudi setelah power steering : 2.5 kg = 24.8 N
Maka didapatkan :
1. Momen sebelum power steering :
Momen Kemudi = Gaya/beban kemudi x Jari-jari roda kemudi
= 39,6 x 0,175
= 6,93 Nm
2. Momen setelah power steering :
Momen Kemudi = Gaya/beban setelah power steering x Jari-jari roda kemudi
= 24,8 x 0,175
= 4,34 Nm
Kesimpulan :
Kemudi menjadi lebih ringan setelah menggunakan sistem power
steering karena nilai beban atau gaya kemudi sebelum power steering > beban atau
gaya setelah power steering = 39,6 N > 24,8 N
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
4.10. Biaya produksi tugas akhir No Uraian Jumlah Harga
1 Selang radiator 1 Rp. 55.000 2 Mur kembang M22 1 Rp. 7.500 3 Mur baut 8x10 5 Rp. 2.250 4 Ring plat 8 5 Rp 500 5 Oli power steering STP 2 Rp. 100.000 6 Plat dan potong plat 2x 2 Rp 40.000 7 Perbaikan poros sektor steering box - Rp. 200.000 8 Cat spray 1 Rp. 18.500 9 Joint kf 70 1 Rp.125.000
10 Karet ball joint 1 Rp. 2.500 11 Kabel tis 1 Rp. 1.000 12 Ring pir 2 Rp. 500 13 Mur M12 1 Rp. 500 14 Mur gelang mil 1 Rp. 2.500 15 Boot tie rod 2 Rp. 8.000 16 Klem ties 2 Rp. 2.000 17 Selang bensin 1/2 meter Rp. 9.000 18 Klem 1/2 2 Rp 4.000 19 Selang p's kf 1 Rp. 175.000 20 Reservoir oli power steering panther 1 Rp.175.000 21 Selang kembali power steering 1 Rp. 30.000 22 Potong pipa - Rp. 10.000 23 Selang power steering 1 meter Rp. 70.000 24 Selang 1/2 1 meter Rp. 20.000 25 Klem S64 8 Rp. 16.000 26 Boss rack end 2 Rp. 10.000 27 Bubut pompa power steering - Rp. 50.000 28 Seal karet DRJ x70JP 1 Rp. 4.500 29 Las kuningan - Rp. 50.000 30 Seal pompa power steering 1 Rp. 26.000 31 Pompa power steering 1 Rp. 300.000 32 Worm steer panther 235 1 Rp. 2.350.000 33 Transportasi - Rp. 50.000 34 Jasa bubut steering shaft - Rp. 50.000 35 Jasa Overhoul pompa power steering - Rp. 150.000 36 Jasa overhoul steering box - Rp. 150.000 37 Jasa Modifikasi steering shaft - Rp. 50.000
Total Rp. 4.315.250
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Sistem kemudi manual pada Chevolet Luv dapat diubah menjadi sistem
kemudi power steering dengan power steering tipe recirculating ball
milik Panther.
2. Didalam pemasangan power steering milik Panther ini perlu dilakukan
beberapa proses pengerjaan yaitu Pemindahan filter solar untuk dudukan
pompa power steering, pembuatan dudukan pompa power steering,
pembuatan dudukan untuk steering gear Panther dan modifikasi pada
steering shaft.
3. Gangguan yang sering terjadi pada power steering type recirculating ball
adalah kerusakan pada oil seal dan O-ring pada power cylinder dan
control valve assembly dikarenakan rusak atau sobek.
4. Biaya untuk memodifikasi sistem steering ini menghabiskan biaya sebesar
Rp.4.315.250,-
5.2 Saran
1. Sistem steering masih mengalami kekurangan yaitu tidak ada komponen
power steering fluid cooled yang berguna untuk mengurangi panas dari
power steering fluid.
2. Perlu adanya pengembangan terhadap pembuatan dudukan-dudukan
komponen agar dudukan komponen bisa lebih ringkas tempat dan lebih
kuat.
3. Pompa power steering posisi nya kurang strategis dan perlu memodifikasi
beberapa komponen lain seperti pemindahan posisi Aki tetapi karena
waktu yang sangat mepet maka posisinya hanya diatur sedemikian
sederhana agar posisi selang dan pompa power steering menjadi aman dan
tidak bersentuhan dengan komponen lain.