program dan proyek konversi bbm ke bbg

2
Istna Nisa Khasanah 2513100106 Manajemen Proyek A Program : Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil minyak dan gas terbesar di dunia. Cadangan minyak Indonesia diprediksi akan habis beberapa puluh tahun lagi. Saat ini Indonesia telah mengalami krisis minyak dikarenakan permintaan minyak yang melebihi produksi. Hal ini mengakibatkan Indonesia harus mengimpor minyak. Subsidi BBM sendiri memiliki anggaran yang lebh banyak dibandingkan dengan dana kesehatan dan pendidikan di APBN. Permintaan terhadap gas berbanding terbalik dengan minyak. Permintaan terhadap gas hanya setengah dari porsi gas yang diproduksi. Hal ini mengakibatkan Indonesia sebagai eksportir gas. Dilihat dari potensi gas yang besar dikarenakan masih berlimpah, ramah lingkungan, lebih murah, dan semakin besarnya subsidi BBM maka pemerintah mencanangkan program konversi BBM ke BBG. Dalam mewujudkan proyek tersebut, pemerintah membuat beberapa proyek diantaranya sebagai berikut : 1. Pembangunan empat konstruksi Stasiun Bahan Bakar Gas (SPBG), dua bengkel percontohan, dan seribu converter kit. 2. Peningkatan kapasitas penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah timur Indonesia. 3. Pembangunan infrastruktur pipa gas berdiameter 20 inchi yang menghubungkan beberapa kawasan di pulau Jawa atau Trans Jawa (Semarang-Cirebon-Balongan). 4. Pembangunan infrastruktur pipa gas 12 inchi Balikpapan hingga Samarinda sepanjang 130 kilometer. 5. Pembangunan fasilitas penyimpanan terapung gas atau Floating Storage Regasification Unit (FSRU) serta fasilitas regasifikasi BBM ke BBG untuk pembangkit listrik. 6. Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga. 7. Pembangunan tangki gas Elpiji 2 x 1.000 metric ton (MT) di 3 lokasi yakni Jayapura, Wayame, dan Bima.

Upload: istna-nisa-khasanah

Post on 22-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

program dan proyek

TRANSCRIPT

Page 1: Program Dan Proyek Konversi BBM Ke BBG

Istna Nisa Khasanah2513100106

Manajemen Proyek A

Program : Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG)

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil minyak dan gas terbesar di dunia. Cadangan minyak Indonesia diprediksi akan habis beberapa puluh tahun lagi. Saat ini Indonesia telah mengalami krisis minyak dikarenakan permintaan minyak yang melebihi produksi. Hal ini mengakibatkan Indonesia harus mengimpor minyak. Subsidi BBM sendiri memiliki anggaran yang lebh banyak dibandingkan dengan dana kesehatan dan pendidikan di APBN.

Permintaan terhadap gas berbanding terbalik dengan minyak. Permintaan terhadap gas hanya setengah dari porsi gas yang diproduksi. Hal ini mengakibatkan Indonesia sebagai eksportir gas. Dilihat dari potensi gas yang besar dikarenakan masih berlimpah, ramah lingkungan, lebih murah, dan semakin besarnya subsidi BBM maka pemerintah mencanangkan program konversi BBM ke BBG. Dalam mewujudkan proyek tersebut, pemerintah membuat beberapa proyek diantaranya sebagai berikut :

1. Pembangunan empat konstruksi Stasiun Bahan Bakar Gas (SPBG), dua bengkel percontohan, dan seribu converter kit.

2. Peningkatan kapasitas penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah timur Indonesia.

3. Pembangunan infrastruktur pipa gas berdiameter 20 inchi yang menghubungkan beberapa kawasan di pulau Jawa atau Trans Jawa (Semarang-Cirebon-Balongan).

4. Pembangunan infrastruktur pipa gas 12 inchi Balikpapan hingga Samarinda sepanjang 130 kilometer.

5. Pembangunan fasilitas penyimpanan terapung gas atau Floating Storage Regasification Unit (FSRU) serta fasilitas regasifikasi BBM ke BBG untuk pembangkit listrik.

6. Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga.7. Pembangunan tangki gas Elpiji 2 x 1.000 metric ton (MT) di 3 lokasi yakni Jayapura,

Wayame, dan Bima.Pembangunan infrastruktur pipa gas di Pulau Jawa digarap oleh dua perusahaan yaitu

PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT. Pertamina Gas. Pemeritah menyaipkan dana sebesar Rp. 112,5 Miliar untuk pembangunan jaringan pipa gas ini. PGN membangun jaringan pipa dari Cirebon ke Semarang yang diharapkan dapat membuat sektor industri bealih menggunakan gas dalam proses produksinya.

PT Pertamina Gas melakukan pembangunan jaringan pipa gas ruas Gresik-Semarang sepanjang 267 km dan ditargetkan dapat beroperasi pada kuartal I tahun 2016. Pembangunan pipa gas ini memanfaatkan sumber gas dari Blok Cepu dan juga sumber gas lainnya di sepanjang jalur pipa untuk didistribusikan kepada konsumen yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Untuk dapat menyukseskan proyek ini, pemerintah diharapkan melakukan pemetaan pipa gas serta menyusun strategi jangka panjang mengenai pipanisasi gas di tanah air sekaligus untuk menyelesaikan berbagai masalah tumpang tindih yang selama ini terjadi di lapangan. Pemetaan ini perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai kondisi jaringan pipa, kapasitas, pasokan, termasuk pasar konsumen yang akan menggunakannya.