profil strategi belajar dan dampaknya terhadap …

13
101 PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR Dyah Werdiningsih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang email: [email protected] Abstract This study aims to investigate the profile of the Indonesian language learning strategies that elementary school students use in terms of types, intercorrelations, and effects on learning outcomes. This was a correlational study. The data were analyzed using the descriptive statistics to obtain the means representing the learning strategies and the inferential statistics consisting of the correlation to find out the intercorrelations of learning strategy categories and the linear regression to find out contributions of learning strategies to learning outcomes. The results show that: (1) the six learning strategies are frequently used with a mean of 3.69, (2) they are significantly interrelated, and (3) they give significant contributions to the language mastery aainment with F 4.552 (p < .000). Keywords: learning strategies, types of learning strategies, intercorrelations PENDAHULUAN Kajian strategi belajar bahasa merupakan salah satu kajian proses pe- merolehan bahasa. Kajian ini menarik dilakukan seiring dengan bergesernya orientasi pengkajian pemerolehan baha- sa. Pada mulanya pengkajian pemerole- han bahasa terfokus pada apa yang telah dikuasai pembelajar bahasa yang meru- pakan kajian hasil pemerolehan bahasa. Selanjutnya, kajian ini diperluas pada kajian bagaimana pembelajar menda- patkan bahasa yang merupakan kajian tentang proses pemerolehan bahasa. Strategi belajar digunakan pem- belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan terwujud dalam berbagai jenis. Penggunaan strategi belajar ini tampak pada tindakan-tindakan atau perilaku- perilaku khusus yang dilakukan pem- belajar untuk meningkatkan kemam- puan bahasanya, misalnya dengan cara meniru, mengulang-ulang, mentransfer ke dalam bahasa lain, memperbaiki tu- turan, meminta klarifikasi, dan lain-lain. Sebagai contoh, pembelajar melakukan pengulangan-pengulangan karena ada sesuatu yang harus diingat bagaimana penggunaannya. Tindakan-tindakan ini dapat diamati dalam perilaku berbahasa anak pada saat berinteraksi dengan mi- tra tuturnya. Menurut Oxford (1990) pe- rilaku tersebut dipengaruhi oleh bebera- pa karakteristik umum, seperti perkem- bangan usia, kemampuan bahasa, kon- disi psikologis pembelajar bahasa. Banyak faktor dipandang ber- pengaruh terhadap keberhasilan belajar bahasa baik bersifat situasional (seperti konteks belajar, sarana belajar, keterse- diaan guru yang profesional, dan lain- lain) maupun yang bersifat individual (seperti intelegensi, bakat bahasa, usia, motivasi belajar, kepribadian, dan lain- lain). Namun demikian, Thomson dan Rubin (1982) menegaskan, “You, the la- nguage learners, are the most important fac- tor in the language learning process. Many learners tend to blame teachers, circum- stances, and teaching materials for their lack

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

101

PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR

Dyah WerdiningsihFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasIslamMalang

email:[email protected]

AbstractThisstudyaimstoinvestigatetheprofileoftheIndonesianlanguagelearning

strategiesthatelementaryschoolstudentsuseintermsoftypes, intercorrelations,and effects on learning outcomes. Thiswas a correlational study. The datawereanalyzed using the descriptive statistics to obtain the means representing thelearningstrategiesandtheinferentialstatisticsconsistingofthecorrelationtofindout the intercorrelations of learning strategy categories and the linear regressionto find out contributions of learning strategies to learning outcomes. The resultsshowthat:(1)thesixlearningstrategiesarefrequentlyusedwithameanof3.69,(2)theyaresignificantlyinterrelated,and(3)theygivesignificantcontributionstothelanguagemasteryattainmentwithF4.552(p<.000).

Keywords:learningstrategies,typesoflearningstrategies,intercorrelations

PENDAHULUANKajian strategi belajar bahasa

merupakan salah satu kajian proses pe-merolehan bahasa. Kajian ini menarik dilakukan seiring dengan bergesernya orientasi pengkajian pemerolehan baha-sa. Pada mulanya pengkajian pemerole-han bahasa terfokus pada apa yang telah dikuasai pembelajar bahasa yang meru-pakan kajian hasil pemerolehan bahasa. Selanjutnya, kajian ini diperluas pada kajian bagaimana pembelajar menda-patkan bahasa yang merupakan kajian tentang proses pemerolehan bahasa.

Strategi belajar digunakan pem-belajaruntukmencapai tujuan tertentudan terwujud dalam berbagai jenis. Penggunaan strategi belajar ini tampak pada tindakan-tindakan atau perilaku-perilaku khusus yang dilakukan pem-belajar untuk meningkatkan kemam-puanbahasanya,misalnyadengancarameniru,mengulang-ulang,mentransferke dalam bahasa lain, memperbaiki tu-turan,memintaklarifikasi,danlain-lain.

Sebagai contoh, pembelajarmelakukanpengulangan-pengulangan karena adasesuatu yang harus diingat bagaimana penggunaannya.Tindakan-tindakaninidapat diamati dalam perilaku berbahasa anak pada saat berinteraksi dengan mi-tra tuturnya. Menurut Oxford (1990) pe-rilaku tersebut dipengaruhi oleh bebera-pa karakteristik umum, seperti perkem-bangan usia, kemampuan bahasa, kon-disi psikologis pembelajar bahasa.

Banyak faktor dipandang ber-pengaruh terhadap keberhasilan belajar bahasa baik bersifat situasional (seperti konteks belajar, sarana belajar, keterse-diaan guru yangprofesional, dan lain-lain) maupun yang bersifat individual (seperti intelegensi, bakat bahasa, usia, motivasibelajar,kepribadian,dan lain-lain). Namun demikian, Thomson dan Rubin (1982) menegaskan, “You, the la-nguage learners, are the most important fac-tor in the language learning process. Many learners tend to blame teachers, circum-stances, and teaching materials for their lack

Page 2: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

102

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

of success, when the most important reasons for their success or failure can ultimately be found in themselves”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pembelajar sendi-rilah yang sangat menentukan keber-hasilan belajarnya.

Salahsatuaspekdalamdiripem-belajar adalah strategi belajar (learning strategy)yangditerapkan.Sadtono(1995)memprediksi bahwa siswa Indonesia yang gagal dalam belajar bahasa Inggris tidak menerapkan strategi belajar yang efektif. Dia menyatakan mereka itu “do not realise that learning a foreign language requires perseverance, discipline, knowledge of techniques of assimilating new habits, self-evaluation, a great deal of practice and that the whole business takes a long time”.

Penelitian di bidang strategi be-lajar bahasa kedua/asing ini munculpadapertengahan1970-ansetelahStern(1975) yang membuat daftar sepuluhstrategi yang menurutnya dipakai oleh good language learners. Strategi terse-but adalah: (1) planning strategy, yaitu bahwa pembelajar yang baik berusaha mencari gaya belajar yang tepat bagidirinya, (2) active strategy, yaitu bahwa pemblajar yang baik berusaha melibat-kandiri secara aktif pada kegiatan be-lajar bahasa, (3) empathic strategy, yaitu bahwa pembelajar yang baik mengem-bangkan sikap empati terhadap penutur asli bahasa yang dipelajari, (4) formal strategy, yaitu bahwa pembelajar yang baik berusaha menguasai pengetahun tentang aturan kebahasaan bahasa yang dipelajari,(5)experimental strategy, yaitu bahwa pembelajar yang baik senantiasa membuat hipotesis-hipotesis tentangpenggunaan bahasa dan bereksperimen untuk menguji hipotesisnya tersebut, (6) semantic strategy, yaitu bahwa pembela-jar yang baik senantiasa memperhati-kan makna atas ujaran yang dibuatnya sertaujaranoranglain, (7)practice stra-tegy, yaitu bahwa pembelajar yang baik senantiasa mempraktikkan bentuk ba-

hasa yang dipelajari, (8) communication strategy, yaitu bahwa pembelajar yang baik menggunakan bahasa yang dipela-jari dalam berkomunikasi, (9) monitoring strategy, yaitu bahwa pembelajar yang baik memonitor perkembangan bela-jarnya, dan (10) internalization strategy, yaitu bahwa pembelajar yang baik beru-sahaberfikirdalambahasatarget,bukanbahasapertamanya.Daftarinidijadikanacuan oleh Rubin (1975) saat menelitikarakteristik good language learners dan menghasilkan temuan bahwa pembela-jar yang baik itu (1) are accurate guesser (2) have a strong drive to communicate, (3) are often not inhibited, (4) prepared to attend to form, (5) practice, (6) monitor their speech, dan (7) attend to meaning. Penelitian lebih lanjut oleh Willing (1988) juga meng-hasilkandaftarstrategibelajaryangdi-gunakan oleh pembelajar bahasa kedua antara lain valueing, planning, evaluating, monitoring, internalizing, hypothesizing, rehearsing, communicating, persisting, risk-taking, practicing, inferencing, attending to meaning, attending to form, dan absorbing.

Pada tahun 1980-an penelitiantentang strategi belajar tidak hanya me-libatkan pembelajar yang dipandang sebagai good language learners saja, me-lainkansemuapembelajar.ChamotdanKüpper (1989) mendapatkan temuan bahwa strategi belajar yang dipakai pembelajar bahasa bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu (1) strategi kognitif,yaitulangkah-langkahyangdi-ambildalampemecahanmasalahyangmenuntut analisis dan sintesis secaralangsung atas materi belajar, (2) strate-gi metakognitif, yaitu strategi dalam mengelola kegiatan belajar bahasa, dan (3) strategi sosial/afektif, yaitu strategidalam meningkatkan interaksi dengan penutur asli bahasa target. Beberapa strategi yang termasuk dalam strategi kognitif antara lain repetition, translation, deduction, dan note-taking. Sementara itu, yang termasuk strategi metakognitif

Page 3: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

103

antara lain advance organizers, directed attention, selective attention, dan self-monitoring, sedangkan yang termasuk strategi sosial/afektif adalah cooperation dan questions for clarification.

Penelitian tentang strategi bela-jar ini semakin berkembang pada tahun 1990-an. Oxford (1990)mengklasifikasistrategi belajar menjadi dua kategori umum, yaitu direct strategies dan indi-rect strategies. Strategi belajar dikatakan direct jika dalam penerapannya melibat-kan penggunaan bahasa target secaralangsung dan strategi belajar dika-takan indirect jika dalam penerapannya tidak berkenaan secara langsung de-ngan penggunakan bahasa target. Di-rect strategies terdiri dari tiga kategoristrategi, yaitu strategi memory, cognitive, dan compensation. Sedangkan indirectstrategies juga terdiri dari tiga kategori, yaitu strategi metacognitive, affective, dan social. Selanjutnya Oxford mengem-bangkan kuesioner untuk mengukur penggunaan keenam kategori strategi belajar yang bersifat apriori tersebut yangdisebutStrategyInventoryforLa-nguage Learning (selanjutnya disingkat SILL).Ellis(1994:539)menyatakanbah-wa pengorganisasian strategi-strategikhusus ke dalam hirarki tingkatan dan luasnya taxonomi yang dikembangkan oleh Oxford sangat impresif. Oleh ka-rena itu, banyak penelitian di dunia yang menggunakanSILL inisebagaialatpe-ngumpul datanya. Penelitian ini pun juga menggunakan SILL sebagai lan-dasan awal dalam pengembangan in-strumen penelitiannya.

Sebagaimanadijelaskandimuka,walaupun penelitian tentang strategi be-lajarinitelahdimulaipadatahun1970andi negara-negara barat, penelitian de-ngan topik ini baru dimulai akhir ta-hun 1990an di Indonesia. Lengkanawati (1997)menelitipenggunaanstrategibe-lajar oleh 114 mahasiswa jurusan Pen-didikan Bahasa Inggris IKIP Bandung.

DenganmenggunakanmodifikasiSILLdan TOEFL sebagai pengumpul data,peneliti menemukan bahwa mahasiswa menggunakan strategi memori dan strategi sosial pada tingkat yang rendah sedangkan strategi kognitif, kompensa-si, metakognitif, dan afektif digunakan dengan intensitas yang tinggi. Dalam hal ini strategi yang intensitas penggu-naannya paling rendah adalah strategi memori dan yang paling tinggi adalah strategikompensasi.Temuaninicukupmengejutkan karena selama ini dicuri-gai bahwa penggunaan strategi memori oleh pembelajar di Asia sangat tinggi (LoCastro, 1995; Politzer&McGroarty,1985).Kejutanlaindalampenelitianiniadalah bahwa analisis korelasi ganda atas keenam kategori strategi belajar denganskorTOEFLmenghasilkannilaiF 0,911 yang mengindikasikan tidakadanyakorelasiyangsignifikan.

Penelitian lain tentang strategi belajar dilakukan oleh Djiwandono (1998) memfokuskan prediktabilitas kemampuan komunikasi dari strategi belajar pada mahasiswa di Universitas Widya Karya Malang. Penelitian ini me-nyimpulkan bahwa dari ketiga aspek penggunaan strategi belajar keragaman (diversity), keajegan (consistency), dan kejelasan tujuan (purposefulness), han-ya diversity yang berkorelasi terhadap kemahiran komunikasi. Lebih men-cengangkan lagi, Huda (1998) mene-liti padamahasiswa jurusan Pendidik-an Bahasa Inggris di IKIP Malang dan menemukan bahwa pembelajar yang mempunyai prestasi belajar yang bagus justru mempunyai strategi belajar yang lebih sedikit dari pada pembelajar de-ngan prestasi yang biasa saja. Dalam hal initujuhpuluhjenisstrategibelajardi-identifikasidarikelompokpertamadanhanya lima puluh jenis strategi yang ter-indentifikasidari kelompokkedua.Pe-nelitian tersebut dilanjutkan oleh Mistar (2001a, 2001b, 2006) dan Setyadi (1999

ProfilStrategiBelajardanDampaknyaterhadapPencapaianHasilBelajar....

Page 4: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

104

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

dan2004).Penelitian-penelitianyangdi-lakukan di Indonesia ini menempatkan variabel strategi belajar sebagai predik-tor atas keberhasilan belajar dan hampir semuanya menggunakan subjek pem-belajar bahasa Inggris di tingkat pergu-ruan tinggi.

Selama beberapa tahun terkahir, penelitian tentang strategi belajar telah menjadi payung penelitian di FakultasKeguruandan IlmuPendidikan (FKIP)UniversitasNegeriMalang.Secaraope-rasional penelitian tentang strategi bela-jartersebutmencakuppenelitiandosenmaupun penelitian skripsi, tesis, mau-pundisertasi.Penelitian-penelitianpro-fessional dosen terdiri atas beberapa pe-nelitian program ARU (Anggaran Rutin Universitas),PTK,RUKK,Fundamental,dan lain-lain. Beberapa penelitian ten-tang strategi belajar tersebut, diantara-nya dipaparkan sebagai berikut.

Penelitian oleh Mistar (2001a) pada mahasiswa jurusan bahasa Inggris kependidikan di Universitas Islam Ma-lang, bahasa Inggris nonkependidikan di Universitas Gajayana Malang danmahasiswa yang belajar bahasa Inggris sebagai mata kuliah minor di Politeknik Malang menunjukkan bahwa faktor-faktor individual yang berupa anxious-ness about language learning dan attitude and learning orientation merupakan dua faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan strategi belajar, sementara language aptitude dan personality traits tidak berpengaruh terhadap penggu-naan strategi belajar. Peneliti ini juga melaporkan bahwa pada mahasiswa di ketiga lembaga pendidikan tinggi terse-but, strategi metakognitif digunakan dengan intensitas yang paling tinggi dan strategi kompensasi digunakan dengan intensitas paling rendah (2001b). Selan-jutnya Mistar (2006) melaporkan bahwa dari dua belas kategori strategi hasil analisis faktor delapan di antaranya berpengaruh terhadap kemahiran ber-

bahasa yang diukur dengan melakukan self-rating. Kedua belas kategori strategi tersebut adalah (1) strategies for active use of English, (2) metacognitive, analytic strategies, (3) affective and social strate-gies, (4) memory strategies, (5) compensa-tion and anxiety management in speaking, (6) memory and formal practice strategies, (7) cognitive and compensation strategies in reading, dan (8) visual memory and anxiety management strategies.

Dari paparan tersebut, dapat di-simpulkan bahwa pengetahuan men-genaiprofilpenggunaanstrategibelajaroleh pembelajar dari berbagai tingkatan belajar masih sangat diperlukan untuk mengidentifikasi strategi belajar apasaja yang dipandang efektif dan ba-nyak digunakan oleh pembelajar yang selanjutnya bisa dikembangkan model pengembangan strategi belajar yang da-pat bermanfaat untuk membekali pem-belajar bahasa agar dapat menguasai bahasa target yang ingin dikuasainya secara efektif. Pengembangan modelpengembangan strategi belajar ini se-jalandenganpernyataanNunan (1995)dan Oxford (1990) bahwa pembelajar bahasa tidak hanya diberi pembelajaran untuk menguasai bahasa tetapi perlu diberi pembelajaran bagaimana strategi untuk menguasai bahasa dengan baik. Untuk mengetahui efektivitas model pengembangan strategi belajar yang telah dikembangkan, diperlukan pene-litian lebih lanjut dalam bentuk peneli-tian tindakan kelas atau penelitian eks-perimental.

Penelitian yang diusulkan ini jugamerupakankelanjutandarikegiat-anyangmasihtercakupdalampayungpenelitian yang telah disebutkan. Mela-lui berbagai kajian bidang ini, diharap-kan dapat dihasilkan temuan-temuantentang karakteristik tipe-tipe strategibelajar yang digunakan siswa, perkem-bangan strategi belajar yang digunakan siswa, yang pada akhirnya dapat digu-

Page 5: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

105

nakanuntukmengembanganteori-teoribelajar bahasa yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa di berbagai jenjang pendidikan.

Tim peneliti juga berencana da-pat mengembangkan model-modelpengembangan strategi belajar yang dapatmendukungefektivitaspencapai-an kompetensi komunikasi berbahasa Indonesia siswa sesuai dengan dengan wilayah sekolah (desa maupun kota), dan status sekolah (bermutu rendah, sedang, dan tinggi. Di samping itu, diupayakan dapat menerbitkan buku-buku penunjang pembelajaran bahasa Indonesia yang berkarakteristik mem-berdayakan strategi belajar siswa dalam berbagai jenjangpendidikansesuaide-ngan perkembangan emosi, kognisi, dan sosial mereka.

Sejalan dengan uraian tersebut, penelitian ini difokuskan pada tiga hal, yaknipenyusunanprofilstrategibelajaryang digunakan pembelajar di seko-lah dasar (SD), pengembangan model pengembangan strategi belajar untuk mendukung efektivitas proses pengua-saan kompetensi komunikatif siswa, dan uji efektivitas model pengembangan strategi belajar tersebut. Penyusunan profil strategi belajar yang digunakanoleh pembelajar dari berbagai tingkatan jenjang pendidikan itu akan sangat ber-manfaatuntukmengidentifikasistrategibelajar apa saja yang dipandang efektif dan banyak digunakan oleh pembelajar. Selanjutnya,temuaninidapatdijadikansebagai dasar untuk mengembangkan model pengembangan strategi belajar untuk mendukung pencapaian kom-petensi dasar yang ditargetkan. Model yang telah tersusun, lebih lanjut akan diuji efektivitasnya dengan penelitian tindakan kelas atau penelitian eksperi-mental

Secara umum penelitian ini ber-tujuan untuk mengkaji profil penggu-naan strategi belajar bahasa Indonesia

siswa SD yakni (1) mengkaji tipe-tipestrategi belajar bahasa Indonesia oleh pembelajar di SD, (2) mengkaji interko-relasi antarstrategi belajar yang digu-nakanolehsiswaSD,dan (3)mengkajipengaruh penggunaan strategi belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SD kelas 1 s/d 6.

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan senantiasa akan berupa angka atau dinyatakan dalam bentuk angka dan analisis data akan dilakukan dengan menggunakan prosedur analisis statistik.

Dalam penelitian ini digunakan kombinasi desain deskriptif, korela-sional, dan ex-post facto. Desain deskrip-tifakandipakaiuntukmencapaitujuanpenelitian yang berkaitan dengan pe-nyusunan profil penggunaan strategibelajar bahasa Indonesia. Korelasional digunakan untuk mengkaji hubungan antara penggunaan strategi belajar yang satu dengan strategi yang lain. Adapun desain ex-post facto digunakan untuk mencapaitujuan-tujuanyangberkenaandengan pengaruh penggunaan strategi belajar terhadap hasil belajar siswa.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SD di kota dan Ka-bupaten Malang. Agar penelitian ini menjadi lebih manageable, peneliti akan melakukan penyampelan dengan me-nerapkan teknik cluster sampling yang berjenjang. Dalam hal ini wilayah kota dan kabupaten Malang akan dibagi masing-masing menjadi lima klusterwilayah. Dari masing-masing klusterakan dipilih 1 SD sebagai wakil dari masing-masingkluster.

Instrumen utama yang akan di-pakai dalam penelitian ini berupa kue-sioner yang mengukur penggunaan strategi belajar. Kuesioner akan disu-sun akan menggunakan bentuk skala

ProfilStrategiBelajardanDampaknyaterhadapPencapaianHasilBelajar....

Page 6: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

106

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

Likert (Likert-scale) dengan mengacupadateoriyangtelahadadenganrujuk-an utama pada klasifikasi apriori yang dikembangkan oleh Oxford (1990) dan O’Malley dan Chamot (1990). Dengandemikian, pada tahap awal kuesioner akan disusun berdasarkan klasifikasistrategi memori, kognitif, kompensasi, metakognitif, afektif, dan sosial. Ben-tuk kuesioner ini adalah yang terstruk-tur (structured questionnaire) yang berisi ternyataan tentang butir-butir strategibelajar. Subjek akan diminta menilai dirinya tentang tingkat penggunaan strategi tersebut dalam belajar bahasa Indonesia dengan memilih salah satu dari beberapa alternatif yang disedia-kan, seperti tidak pernah, jarang, ka-dang-kadang,sering,danselalu.

Sebelum dipergunakan untuk pengumpulan data penelitian, kuesio-ner yang tersusun akan dianalisis kuali-tasnya, terutama dari aspek validitas dan reliabilitasnya. Di antara berbagai macam validitas, validitas konstrukmerupakan hal yang harus terpenuhi dalam instrumen ini. Oleh karena itu, instrumen yang dikembangkan akan diujicobakan terlebih dahulu kepadasubjek populasi yang tidak terpilih se-bagai sampel dan analisis akan dilaku-kan dengan mengkorelasikan data pada masing-masingbutirkuesionerdengandatapadakeseluruhankuesioner.Butir-butir kuesioner yang mempunyai ko-relasipositifyangtidaksignifikanataumempunyai korelasi yang negatif akan dibuangkarenabutir-butir tersebutdi-pandang tidak memberi kontribusi yang berarti pada pengukuran trait yang akan diukur. Selanjutnya, reliabilitas internal dari kuesioner ini akan diukur melalui Cronbach Alpha dan syarat minimal 0,80 harus dipenuhi sebagai syarat reliabili-tas.

Setelah sampel penelitian ditetap-kan dan instrumen pengumpul data te-lah dibuktikan memenuhi syarat validi-

tas dan reliabilitas, peneliti melakukan pengambilan data. Dalam hal ini pe-neliti akanmengurusperijinanmelaluiKantor Dinas Pendidikan kota Malang. Dengan berbekal ijin tersebut penelitiakan datang ke sekolah-sekolah yangmenjadi sampel penelitian. Siswa yang ada dalam kelas sampel akan diminta mengisi surat kesediaan menjadi subjek penelitian.Hal ini perlu dilakukan ka-rena keterlibatan siswa dalam penelitian ini harus bersifat suka rela. Siswa yang telah menandatangani surat kesedian menjadi subjek penelitian itu akan di-minta untuk mengisi kuesioner tentang strategi belajar bahasa Indonesia. Pengi-sian kuesioner ini akan memerlukan waktusekitar30menit.

Sebelum menghasilkan sebuah perangkat data yang siap dianalisis se-cara statistik, kertas kerja subjek yangberupa kuesioner akan dikuantifikasidengan menggunakan skala skor 1—5atas intensitas penggunaan strategi be-lajar yang dipajankan. Dalam hal ini skor1,2,3,4,dan5 digunakanuntukrentangan intensitas tidak pernah, ja-rang,kadang-kadang,sering,danseringsekali. Data kuantitatif yang terkumpul iniakandipakaiuntukmelakukankla-sifikasiatasstrategibelajarsecaraposte-riori melalui analisis faktor.

Oleh karena itu, sebelum analisis faktor dilakukan, terlebih dahulu akan dilihat apakah data memenuhi tiga syarat penggunaan analisis faktor (Pal-lant,2001).Syarat-syarattersebutadalah(1) matriks korelasi antar strategi belajar tersebut harus mengandung koefisienkorelasi yang lebih dari 0,3, (2) hasiltest of sphericity dengan menggunakan Bartlett’s test harus signifikan, dan (3)ukuran kecukupan sampling yang di-lakukan dengan Keise-Meyer-Oklin harus mencapaiminimal0,6.

Jika ketiga syarat di atas ter-penuhi, maka analisis faktor akan di-lakukan dengan menggunakan Principal

Page 7: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

107

ProfilStrategiBelajardanDampaknyaterhadapPencapaianHasilBelajar....

Component Analysis (PCA). Jumlah fak-tor yang dihasilkan akan dijadikan se-bagai dasar dalam menentukan jumlah kategori strategibelajar.Untuk ituma-sing-masing faktor akan diberi namakategori strategi belajar yang berbeda-beda tergantung pada butir strategi mana saja yang mempunyai loading yangtinggidenganbatasan±0,3.Untukitu, maka component matrix yang dihasil-kan dari analisis faktor akan dirotasikan dengan menggunakan teknik Varimax with Keiser Normalization Method untuk mengidentifikasi butir strategi manayang mempunyai loading yang tinggi pada faktor tertentu.

Setelah kategori strategi belajar terbentuk, disusunlah profil penggu-naan masing-masing strategi dengantingkat pemakaian sebagai berikut: (1) rendahbilarata-ratapenggunaanantara1 hingga 2,44; (2) sedang bila rata-ratapenggunaanantara2,45–3,44;(3)tinggibila rata-rata penggunaan antara 3,45– 5,00 (Oxford, 1990). Selanjutnya pe-nggunaanmasing-masingstrategibela-jar itu dkorelasikan satu sama lain un-tuk mengukur interkorelasinaya. Hanya koefisienkorelasiyang signifikanpadatarafsignifikasikurangdari5%sajayang

dianggapsignifikan.Untukmengetahuipengaruh penggunaan strategi belajar terhadap hasil belajar bahasa Indone-sia siswa SD digunakan analisis regresi linier.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-HASAN

Berdasarkan hasil penelitian, pada bagian ini dipaparkan tentang be-berapahal sebagai berikut (1) tipe-tipestrategi belajar siswa SD, (2) interkore-lasi antarstrategi belajar siswa SD, dan (3)efekpenggunaanstrategibelajarter-hadap hasil belajar siswa SD.

Tipe-tipe Strategi Belajar Siswa SDUntuk menjawab pertanyaan ten-

tangbagaimanakantipe-tipestrategibe-lajar yang digunakan siswa SD, peneliti mengumpulkan data dengan teknik pe-nyebaran angket kepada sejumlah siswa yang menjadi sampel penelitian ini. Dari keenam kategori strategi belajar, dilaku-kan analisis tentang tingkat intensitas penggunaan strategi belajar tersebut dengan melihat tingkat penggunaannya pada masing-masing kategori strategibelajar. Temuan tentang tingkat intensi-tas pemakaian ini disajikan pada tabel 1.

Tabel 1: Intensitas Penggunaan Strategi Belajar

Tabel 1 menunjukkan bahwa se-caraumumpembelajarbahasa Indone-sia di tingkat SD menggunakan strategi

belajarpadatingkattinggidenganrata-ratapenggunaansebesar3,69.

Page 8: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

108

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

Analisis terhadap penggunaan strategi belajar pada masing-masingkategori didapatkan temuan bahwa satu kategori strategi belajar dipergunakan dengan tingkat intensitas yang sedang, selebihnya lima kategori strategi belajar dipergunakan pada tingkat yang tinggi. Kategori strategi belajar yang dipergu-nakan dengan intensitas yang sedang adalah strategi kompensasi. Hal ini me-nandakan bahwa dalam aktivitas belajar bahasa Indonesia pembelajar Indonesia di tingkat SD kurang terfokus pada as-pekterjaganyakelancarankomunikasi.

Dari keenam kategori strategi be-lajar yang ditemukan, jenis strategi be-lajar yang paling intensif penggunaan-nyaadalahstrategisosial3.99danyangpaling rendah intensitas penggunaan-nya adalah strategi kompensasi dengan intensitas penggunaan yang 3,43. Inimenunjukkan bahwa pembelajar bahasa Indonesia di SD masih kurang mem-perhatikan upaya-upaya untuk men-jaga kelancaran komunikasi. Pembela-jar siswa SD cenderungmenggunakanstrategi sosial. Strategi ini terdiri atas tiga tipe, yaitu (a) pertanyaan, yang me-liputi pertanyaan untuk verifikasi danpertanyaan untuk koreksi; (b) kerjasa-ma, yang meliputi kerjasama dengan teman sebaya dan kerjasama dengan ahli;dan(c)empatiterhadaporanglain,yang meliputi pemahaman budaya dan pemahaman terhadap perasaan orang lain. Hal ini sejalan dengan prinsip bah-wa tujuan akhir dalam setiap pembelajar bahasaseharusnyalebihpadapencapai-an kemampuan menggunakan bahasa tersebut dalam berkomunikasi baik tulis maupun lisan, dan bukanpadapenca-paian nilai semata. Nyikos and Oxford (1993) menyatakan bahwa, “learners in communicative competence oriented context prefer strategies that involve active use of the target language, while learners in grade oriented context exhibit more strategies that deal with formal, rule-related processing

strategies”. Dalam penelitian ini diperoleh

temuan bahwa pembelajar bahasa In-donesia tingkat SD di Indonesia meru-pakan pengguna strategi belajar pada tingkat moderat dengan nilai rata-ratapenggunaan 3,69. Temuan ini sejalandengantemuan-temuanyanglainyangdilakukandinegara-negaralain.LoCas-tro (1994) melaporkan bahwa pembelajar bahasaIndonesiadiJepangjugameng-gunakan strategi belajar dengan tingkat intensitas yang sedang saja dengan nilai rata-rataintensitaspenggunaanstrategibelajar yang sama pada mahasiswa Ko-rea yang sedang belajar bahasa Indo-nesia, dengan nilai rata-rata pemakai-an antara 2,91 dan 3.5. Keadaan yangsama juga didapatkan pada mahasiswa di India (Shorey, 1999). Penggunaan strategi belajar dengan intensitas yang tinggi didapatkan di Australia, yaitu pada siswa di Adult Migrant Education Service (AMES) Australia, yang belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Temuan ini menunjukkan bahwa sosial strategies merupakan strategi yang in-tensitas penggunaannya sangat tinggi (mean=3.12)Lunt,2000).Dalamkontekspembelajaran bahasa selain bahasa Ing-gris,Oxford, Park-Oh, Ito and Sumrall(1993) menemukan bahwa pembelajarAmerika yang belajar bahasa Jepangmelalui program satelit juga menerap-kan strategi belajar pada tingkat yang medium. Pada penelitian nilai intensitas penggunaan strategi belajar merentang antara 2,54 untuk strategi strategi dan3,02 untuk strategi kognitif. Pembela-jar bahasa Jepang dan bahasa Peran-cis di perguruan tinggi Singapura punjuga ditemukan merupakan pengguna strategi belajar bahasa dengan intensitas yang sedang dengan nilai rata-rata in-tensitaspenggunaansebesar2,93(War-ton, 2000).

Dilihat dari aspek intensitas penggunaan masing-masing strategi,

Page 9: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

109

ProfilStrategiBelajardanDampaknyaterhadapPencapaianHasilBelajar....

penelitian ini menemukan bahwa strate-gi sosial digunakan dengan intensitas yang paling tinggi, sementara strategi kompensasi dipergunakan dengan in-tensitas yang paling rendah. Ini me-nandakan bahwa dalam upaya belajar dan menggunakan bahasa Indonesia, pembelajar Indonesia lebih mementing-kan kesiapan mental psikologis dalam belajardaripadaaspek-aspeklainseper-ti ketepatan gramatika, ketetapan pela-falan, dan sebagainya. Temuan ini juga menunjukkandiperlukannyapelatihan-pelatihan dalam mengatasi kendala-kendala komunikasi yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan berba-hasamereka.Halinisejalandenganpa-ling rendahnya intensitas penggunaan

strategi kompensasi oleh pembelajar In-donesia tingkat SD.

Interkorelasi Antarstrategi Belajar Siswa SD

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa tingkat intensitas penggunaan strategi belajar siswa SD antarstrategibelajarrata-ratapadating-kat penggunaan yang tinggi. Selanjut-nya, hasil analisis interkorelasi di antara keenam jenis strategi belajar tersebut menunjukkan bahwa intensitas peng-gunaannya saling berkorelasi satu sama lain. Interkorelasi keenam strategi bela-jar yang digunakan oleh siswa SD kelas 1 s/d 6 dipaparkan pada tabel 2.

Tabel 2: Interkorelasi Diantara 6 Strategi Belajar

Berdasarkan paparan terse-but, korelasi tinggi diperoleh antara strategi (1) afektif dan kognitif (r=.653,p<.01), (2) kompensasi dan kognitif(r=.459,p<.01), (3) afektifdankompen-sasi(r=.421,p<.01),(4)metakognitifdanafektif (r=.450, p<.01), (5) metakognitifdan kompensasi (r=.410, p<.01), (6) so-sialdankognitif(r=.411,p<.01),(7)sosialdanafektif(r=.487,p<.01),(8)sosialdanmetakognitif (r=.555, p<.01), (9) meta-kognitifdankognitif(r=.384,p<.01),(10)sosialdankompensasi(r=.370,p<.01).Se-mentara korelasi yang sedang diperoleh antara strategi kompensasi dan memori (r=.344, p<.01). Adapun korelasi yang

rendah diperoleh antara (1) kognitif dan memori (r=.290, p<.01), (2) afektif danmemori(r=.288,p<.01),(3)metakognitifdanmemori (r=.133,p<.01),dan (4) so-sialdanmemori(r=.260,p<.01).

Berdasarkan uraian tersebut dike-tahuibahwawalaupunkoefisienkorela-si itu berada pada makna kekuatan yang berbeda,semuakoefisienkorelasiyangadamenunjukkan tingkat yang signifi-kanpadatingkat0,01(2-tailedtest).Inimengandung arti bahwa peningkatan pada intensitas penggunaan salah satu kategori strategi belajar bahwa Indone-sia akan selalu diikuti oleh peningkat-an serupa pada intensitas penggunaan

Page 10: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

110

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

strategi yang lain.Penelitian inimendapatkan bah-

wa intensitas penggunaan keenam strategi belajar itu saling berkorelasi secarasignifikan.Haliniberartibahwasetiap perubahan dalam penggunaan suatu jenis strategi belajar akan di-ikuti pula oleh perubahan penggunaan strategi yang lain. Oxford dan Erhman (1995),Park(1997)danMistar(2001dan2009) juga melaporkan hal yang sama. Temuan ini mempunyai implikasi yang kuat terhadap pelatihan penggunaan strategi belajar. Penyelenggara pelatih-an bisa berharap bahwa pelatihan yang berfokus pada salah satu jenis strategi belajar akan mempunyai efek samping pada peningkatan intensitas penggu-naan strategi yang lain. Selanjutnya, jika pembelajar telahmencapai tingkatpenggunaanstrategibelajarsecaraefek-tif, mereka akan menjadi pembelajar yang otonom, yaitu mereka akan ber-tanggung jawab atas kegiatan belajarnya sendiri(Holec,1981).

Hubungan yang dekat antara strategi belajar dan kemandirian (oto-nomi) pembelajar ini juga ditekankan oleh Wenden and Rubin (1987), yang

menyatakan bahwa, one of the goals of the research on foreign language learning strategies is to promote learner autonomy. Sementara itu, Little (1997) sebagaima-na dikutip olehHarris (1997, p.9) jugamenekankan hubungan antara strategi belajar dan kemandirian pembelajar dalam pernyataannya sebagai berikut: If the pursuit of learner autonomy requires that we focus explicitly on the strategic com-ponent of language learning and language use, the reverse should also be the case: focus on strategies should lead us to learner au-tonomy.

Efek Penggunaan Strategi Belajar ter-hadap Hasil Belajar Siswa SD

Untuk mengukur pengaruh peng-gunaanstrategibelajarterhadappenca-paian kemahiran berbahasa Indonesia pada pembelajar tingkat SD dilakukan analisis regresi standar. Hasil analisis inidiringkaspadatabel3denganmeng-gunakan kombinasi keenam kategori strategi belajar sebagai variabel bebas dan nilai perolehan tes ujian tengah se-mester genap 2009/2010 sebagai variabel terikatnya.

Tabel3:HasilAnalisisRegresi

Hasil analisis regresi menunjuk-kan bahwa kombinasi keenam strategi pembelajaran merupakan prediktor

yang signifikan terhadap hasil bela-jardengannilai Fhitung sebesar 4.552(p<.000). Nilai total variansi ukuran

Page 11: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

111

ProfilStrategiBelajardanDampaknyaterhadapPencapaianHasilBelajar....

nilaiyangdijelaskanolehstrategibela-jarinimasing-masingadalahsebesar(1)43.8%untukstrategimemori,(2)26,4%untukstrategikognitif,(3)74,8%untukstrategi kompensasi, (4) 54,8% untukstrategiafektif,(5)50,4%untukstrategimetakognitif,dan(6)30%untukuntuksosial.

Terkait dengan pengaruh strategi belajarterhadapcapaiankemahiranber-bahasa Indonesia yang diukur dengan tes hasil belajar akhir semester genap 2009/2010, secara umum penelitian inimendukung proposisi yang menyatakan bahwa the learners choice off learning stra-tegies both in type and quantity determines learning outcomes, which may be measured in terms of learning rate, levels of achieve-ment or proficiency (Ellis, 1994).

Temuan penelitian ini berimplika-si pada beberapa hal. Pertama adalah guru-guruSDperlumemahamibahwapenggunaan bahasa adalah suatu ben-tuk perilaku sosial, dan bahasa adalah komunikasi. Oleh karena itu mempela-jari bahasa secara otomatis akan me-libatkan orang lain. Dengan demikian strategi sosial menjadi sangat penting dalam proses ini. Tiga tipe strategi so-sial yang perlu dilatihkan kepada siswa adalah bertanya, bekerjasama dengan orang lain, dan berempati dengan orang lain. Dengan bertanya siswa dapat ter-bantu pemahaman mereka, mendorong rekan mereka untuk menanggapi per-cakapannya, dan menunjukkan minatdan keterlibatan mereka dalam belajar. Penggunaan strategi bekerjasama dapat menghindarkan kompetisi dan menum-buhkan semangat kelompok. Penggu-naan strategi ini dapat mendorong saling ketergantungan positif dan dukungan timbal balik antarpembelajar bahasa In-donesia. Dengan demikian penggunaan strategikooperatif secarakonsistenda-patmemberikandampakyangsifnifikanuntuk (1) menumbuhkan harga diri dan

kepercayaandiri,(2)meningkatkanrasasenang dalam belajar, (3)menghindar-kan rasa egoisme, dan (4) meningkatkan saling perhatian satu sama lain. Adapun penggunaan empati dapat meningkat-kan kemampuan mereka untuk mele-takkan diri siswa pada orang lain agar lebih memahami perspektif orang terse-but. Dengan berempati siswa dapat mengembangkan pemahaman kultural dan berhati-hati terhadap pemikirandan perasaan orang lain.

Sejalan dengan hal tersebut, siswa perlu diberi banyak waktu untuk mem-praktikkan penggunaan bahasa Indo-nesia di sekolah dalam bentuk interaksi komunikatif yang sesungguhnya. Pem-bentukankelompok-kelompokdiskusi/percakapan, kelompokmembaca (read-ing group),dan lain-lainadalahbebera-pacontohforum-forumyangmemung-kinkan siswa terlibat dalam kegiatan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dengan meli-batkan pembelajar lain. Meminta siswa untuk senantiasa menggunakan bahasa Indonesia saat berkomunikasi dengan guru di luar kelas juga merupakan salah satucarauntukmeningkatkanpeluangsiswa menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi (Oxford, 1990).

Implikasiyangkeduaadalahbah-wa siswa harus dibuat sadar atas pen-tingnya menggunakan berbagai ragam strategi belajar secara intensif karenastrategi belajar tersebut berpengaruh se-carasignifikanterhadapcapaiankema-hiran berbahasa Indonesianya. Semakin banyak dan semakin intensif mereka menggunakan strategi belajar, semakin bagus pula capaian kemahiran berba-hasanya. Pelatihan strategi belajar yang terintegrasi dengan kegiatan pembelaja-ran merupakan pendekatan yang terbaik dalam melakukan pelatihan strategi be-lajar (strategy training).

Page 12: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

112

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

SIMPULANBerdasarkan hasil analisis data

disimpulkan beberapa hal sebagai beri-kut. Pertama, dari enam kategori strate-gibelajarsiswaSDrata-ratadigunakandengan tingkat intensitas yang tinggi, yakni 3.69. Jenis strategi belajar yangpaling intensif penggunaannya adalah strategisosial3.99danyangpalingren-dah intensitas penggunaannya adalah strategi kompensasi dengan intensitas penggunaanyang3,43.Inimenunjukkanbahwa pembelajar bahasa Indonesia di SDmasihkurangmemperhatikanupa-ya-upayauntukmelibatkanpembelajarlainuntukmencapaikemahiranberba-hasa mereka. Dengan demikian siswa SD cenderung menggunakan strategisosial. Strategi ini terdiri atas tiga tipe, yaitu (a) pertanyaan, yang meliputi per-tanyaanuntukverifikasidanpertanyaanuntukkoreksi; (b)kerjasama,yangme-liputi kerjasama dengan teman sebaya dankerjasamadenganahli;dan(c)em-pati terhadap orang lain, yang meliputi pemahaman budaya dan pemahaman terhadap perasaan orang lain.

Kedua, hasil analisis interkorelasi keenam jenis strategi belajar yang digu-nakan siswa SD menunjukkan bahwa penggunaan keenam strategi belajar tersebut saling berkorelasi satu sama lainsecarasignifikan.Halinimenunjuk-kan peningkatan dalam intensitas peng-gunaansuatustrategibelajarcenderungakan diikuti peningkatan juga pada in-tensitas penggunaan strategi yang lain.

Ketiga, penggunaan strategi be-lajar ini diketahui berpengaruh secarasignifikan terhadap capaiankemahiranberbahasa yang diukur dengan tes Ujian TenganSemesterGenap2009/2010.Ha-sil analisis regresi menunjukkan bahwa kombinasi keenam strategi pembelaja-ranmerupakan prediktor yang signifi-kan terhadap hasil belajar dengan nilai Fhitungsebesar4.552(p<.000).

DAFTAR PUSTAKADjiwandono, P. I. 1998. The Relationship

between EFL Learning Strategies, Degree of Extroversion, and Oral Communication Proficiency: a study of second year secretarial students at Widya Karya University.Unpu-blishedDoctoralthesis,IKIPMA-LANGIndonesia.

Ehrman, M. & Oxford, R. 1990. AdultLanguage Learning Styles and Strategies an an Intensive Train-ingSetting.The Modern Language Journal74(iii),311-327.

Harris,V.1997.Teaching Learners How to Learn: strategy training in the ML classroom.London:Centre for In-formationonLanguageTeachingandReserch.

Holec, H. 1981. Autonomy and Foreign Language Learning. Strasbourg: CouncilofEurope.

Huda, N. 1998. Speaking Proficiency,Reflectivity-Impulsivity, andL2 Learning Strategies. In W. A. Renandya &G. M. Jacobs (Eds),Learners and Language Learning: RELC Anthology Series39(pp.40-55).Singapore:SEAMEORegion-alLanguageCentre.

Lengkanawati, N. S. 1997. Kontribusi Strategi Belajar Bahasa terhadap Ke-mahiran Berbahasa. Tesis. Tidak diterbitkanIKIPBANDUNG.

LoCastro, v. 1994. Learning Strategiesand Learning Environments. TESOL Quarterly28(2),409-414.

Lunt, E. H. 2000. The Learning Strategies of Adult Immigrant Learners of Eng-lish: Quantitative and Qualitative Perspectives. Unpublished PhD thesis, The University of Mel-bourne.

Mistar, J. 2001. English Learning Strat-egies of Indonesian University Students Across Individual Dif-ferences.Asian journal of English Language Teaching.11,19-44.

Page 13: PROFIL STRATEGI BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP …

113

ProfilStrategiBelajardanDampaknyaterhadapPencapaianHasilBelajar....

Mistar, J. 2000. The Effect of LearningStrategies on Perceived EnglishProficiency. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung4(1),25-36.

Nyikos, M. & Oxford, R. 1993. A Fac-torAnalyticStudyOfLanguage-Learning Strategy Use: Interpreta-tions From Information-Process-ing Theory And Social Psychol-ogy. The Modern Language Journal 77(i),11-22.

O’Malley, J. M. & Chamot,A. U. 1990Learning Strategies in Second Lan-guage Acquisition. Cambridge:CambridgeUniversityPress.

Oxford, R. L. 1990. Language Learn-ing Strategies: What Every Teacher Should Know. New York: New-bury House Publishers.

Oxford,R.L.1993.ResearchonSecondLanguage Learning Strategies. Annual Review of Applied Linguis-tics13,175-187.

Oxford,R.&Nyikos,M.(1989).VariablesAffecting Choice of LanguageLearning Strategies by University Students. The Modern Language Journal73(iii),291-300.

Oxford,R.Park-Oh,Y.Ito,S.&Sumrall,M. 1993. Japanese by Satellite:Effects of Motivation, LanguageLearning Styles and Strategies, Gender, Course Level, and Pre-vious Language Learning Ex-perience on Japanese LanguageAchievement. Foreign Language Annals26(3),359-371.

Oxford, R. L. & Ehman, M. E. 1995.Adults’ Language Learning Strat-egies in an Intensive ForeignLanguage Program in the United States, System23(3),359-386.

Pallant, J. F. 2001. SPSSSurvival Manu-al: a Sstep-by-Step Guide to Data Analysis Using SPSS.CrowsNest,NSW:Allen&Unwin.

Park,G.1997.LanguageLearningStrat-egies and English Proficiency inKorean University Students. Fo-reign Language Annals 30(2), 211-221.

Politzer,R.L.&McGroarty,M.1985.AnExploratory Study of Learning Behaviors and Their Relationship toGains in Linguistic andCom-municative Competence, TESOL Quarterly19(1),103-124.

Rubin, J. 1975. What the “Good Lan-guage Learner” Can Teach Us.TESOL Quarterly9(1),41-51.

Rubin,J.&Thomson,I.1982.How to Be a More Successful Language Learner. Bostom:Heinle&HeinlePublish-ers,Inc.

Sadtono, E. 1995. Perspektif Pengajaran Bahasa Indonesia di Indonesia. Ma-lang:FPBSIKIPMALANG.

Sheorey, R. 1999. An Examination of Language Learning Strategy Use in the Setting of an IndigenizedVariety of English. System 27(2),173-190.

Stern,H.H.1975.WhatCanWeLearnfrom theGoodLanguageLearn-er? Canadian Modern Language Re-view31(3),304-318.

Thompson,I.&Rubin,J.1996.CanStrat-egyInstructionImproveListeningComprehension.Foreign Language Annals29(3),331-342.

Wenden, A. 1991. Learner Strategies for Learner Autonomy. London: Pren-tice-HallInternationalLtd.

Wenden, A. & Rubin, J. (Eds). 1987. Learner Strategies in Language Learning. London: Prentice-HallInternational Ltd.

Wharton, G. 2000. Language LearningStrategyUseofBilingualForeignLanguage Learners In Singapore. Language Learning50(2),203-243.