profil sbb dan.docx

10
Profil SBB dan Permasalahannya Sebagai kabupaten yang tergolong muda, Kabupaten Seram Bagian Barat menyimpan beraneka potensi yang apabila dikelola secara optimal dapat mendatangkan keuntungan bagi daerah. Akan tetapi, di samping simpanan potensi yang ada, masih banyak permasalahan daerah yang harus diselesaikan agar optimalisasi pengembangan potensi tersebut dapat terealisasi sesegera mungkin. A. KONDISI GEOGRAFIS, DEMOGRAFIS, DAN ADMINISTRATIF 1. Kabupaten Seram Bagian Barat dengan luas wilayah yaitu 84.181 km2 terdiri atas: Daratan seluas 5.176 km2 (6.15%) dan lautan (perairan) seluas 79.005 km2 (93.85 %) dengan panjang garis pantainya adalah 719,20 km2 (Bakorsutanal, 16 Juli 2007) terletak antara: 020 55’ LS – 030 30’ LS dan 1270 30’ BT – 1280 55’ BT, dengan batas-batas sebagai berikut: – Sebelah utara berbatasan dengan Laut Seram – Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah di Wai Makina dan Wai Mala dan selat Seram – Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda – Sebelah barat berbatasan dengan Laut Buru 2. Kabupaten Seram Bagian Barat terdiri atas 11 (sebelas) kecamatan, antara lain: (1) Kecamatan Taniwel Timur (Pemekaran) (2) Kecamatan Taniwel (3) Kecamatan Elpaputih (Pembentukan) (4) Kecamatan Kairatu (5) Kecamatan Amalatu (Pemerakan) (6) Kecamatan Ina mosol (Pemekaran) (7) Kecamatan Kairatu Barat (Pemekaran) (8) Kecamatan Seram Barat (Piru) (9) Kecamatan Huamual (Pemekaran) (10) Kecamatan Huamual Belakang (Waesala) (11) Kecamatan P. Manipa (Pemekaran) 3. Kondisi Fisik Kabupaten Seram Bagian Barat adalah sebagai berikut: (a) Jumlah penduduk : 189.558 jiwa (b) Jumlah pulau : 66 buah – Pulau berpenghuni : 10 buah – Pulau tak berpenghuni : 56 buah (c) Negeri dan desa : 92 buah

Upload: babang-sunethz

Post on 03-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Profil SBB danPermasalahannyaSebagai kabupaten yang tergolong muda, Kabupaten Seram Bagian Barat menyimpan beraneka potensi yang apabila dikelola secara optimal dapat mendatangkan keuntungan bagi daerah. Akan tetapi, di samping simpanan potensi yang ada, masih banyak permasalahan daerah yang harus diselesaikan agar optimalisasi pengembangan potensi tersebut dapat terealisasi sesegera mungkin.A. KONDISI GEOGRAFIS, DEMOGRAFIS, DAN ADMINISTRATIF1. Kabupaten Seram Bagian Barat dengan luas wilayah yaitu 84.181 km2 terdiri atas: Daratan seluas 5.176 km2 (6.15%) dan lautan (perairan) seluas 79.005 km2 (93.85 %) dengan panjang garis pantainya adalah 719,20 km2 (Bakorsutanal, 16 Juli 2007) terletak antara:020 55 LS 030 30 LS dan 1270 30 BT 1280 55 BT, dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Laut Seram Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah di Wai Makina dan Wai Mala dan selat Seram Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda Sebelah barat berbatasan dengan Laut Buru2. Kabupaten Seram Bagian Barat terdiri atas 11 (sebelas) kecamatan, antara lain:(1) Kecamatan Taniwel Timur (Pemekaran)(2) Kecamatan Taniwel(3) Kecamatan Elpaputih (Pembentukan)(4) Kecamatan Kairatu(5) Kecamatan Amalatu (Pemerakan)(6) Kecamatan Ina mosol (Pemekaran)(7) Kecamatan Kairatu Barat (Pemekaran)(8) Kecamatan Seram Barat (Piru)(9) Kecamatan Huamual (Pemekaran)(10) Kecamatan Huamual Belakang (Waesala)(11) Kecamatan P. Manipa (Pemekaran)3. Kondisi Fisik Kabupaten Seram Bagian Barat adalah sebagai berikut:(a) Jumlah penduduk : 189.558 jiwa(b) Jumlah pulau : 66 buah Pulau berpenghuni : 10 buah Pulau tak berpenghuni : 56 buah(c) Negeri dan desa : 92 buah Kampung/dusun : 106 buah(d) Pemeluk agama : (beragama)

Panorama Kab. SBBB. KARAKTERISTIK WILAYAHBerdasarkan hasil penelitian terhadap letak geografis Kabupaten Seram Bagian Barat, ditemukan karakteristik wilayah yang berbeda-beda sehinga perlu dilakukan pengelompokan agar dalam pemanfaatannya dapat mendatangkan keuntungan bagi kesejahteraan masyarakat.Dari karakteristik wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat dikelompokkan menjadi 5 (lima) kawasan, antara lain:1. Kawasan pertanian lahan basah meliputi Kecamatan Kairatu (Desa Waimital dan Waihatu) dan Kecamatan Seram Barat (Desa Kawa). Kawasan lahan kering meliputi hampir seluruh wilayah Kecamatan Seram Barat, Taniwel dan Kecamatan Kairatu.2. Kawasan Perikanan yaitu seluruh kecamatan Waesala, Kecamatan Seram Barat (Eti, Kaibobo, Ariate) dan kecamatan Huamual.3. Kawasan Pemukiman meliputi hamparan dari Piru-Eti dataran Huamual di Kecamatan Seram Barat dan dataran Waeruapa di Kecamatan Kairatu yang menghubungkan Pulau Seram dan Kota Provinsi serta pulau-pulau sekitarnya.4. Kawasan Pegunungan meliputi Kecamatan Kairatu dan Hunitetu (Desa Hunitetu, Rambatu, Rumberu, Manusa, Hukuanakota, Huku kecil, Watui, Abio Buria, Riring dan Ahiolo, Lohiasapalewa, Neniari, Rumahsoal, Latureke) yang sangat berpotensi untuk pengembangan komoditi dataran tinggi (Sayuran, buah-buahan)5. Kawasan Pantai yaitu meliputi hamper seluruh kecamatan dengan potensi budidaya Perikanan dan Pariwisata.C. POTENSI DAERAH1. Sosial dan Tenaga KerjaKrisis ekonomi global yang terjadi belakangan ternyata berakibat pula pada stabilitas ekonomi di level nasional maupun regional. Efek negatif yang paling dirasakan adalah menurunnya gairah investasi di level daerah termasuk di Kabupaten Seram Bagian Barat.Hal ini tentu sangat berpengaruh pada penyerapan angkatan kerja akibat terbatasnya lapangan pekerjaan. Oleh karena itulah, dengan dibukanya peluang investasi sebesar-besarnya di Kabupaten Seram Bagian Barat diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan di berbagai sektor yang tentu akan mempengaruhi peningkatan daya serap angkatan kerja di Kabupaten Seram bagian Barat.2. PendidikanBerdasarkan Indeks Kesejahteraan Masyarakat (INKESRA) tahun 2009, Angka Melek Huruf Kabupaten Seram Bagian Barat adalah 98,0 %, dimana hanya terdapat 2 % saja masyarakat yang buta aksara.Rata-rata lama usia bersekolah di Kabupaten Seram Bagian Barat adalah 8,2 (delapan koma dua) tahun dari jumlah penduduk.a. Angka Partisipasi SekolahAngka Partisipasi Sekolah (APS) dapat menunjukkan tingkat keberhasilan sektor pendidikan terkait upaya perluasan jangkauan pelayanan pendidikan. APS Kabupaten Seram Bagian Barat di tahun 2008 berbanding terbalik dengan usia penduduk dimana semakin tinggi umur penduduk, semakin rendah tingkat partisipasi sekolah.Secara umum, prosentase APS penduduk usia 7-14 tahun (SD) mengalami peningkatan disbanding kelompok usia lainnya. APS penduduk usia 7-12 tahun (SD) meningkat dari 98,05 persen di tahun 2007 menjadi 98,69 persen di tahun 2008. Sedangkan untuk APS penduduk usia lainnya mengalami stagnasi, bahkan untuk APS penduduk usia 19-24 tahun (PT) menurun 1 persen dari 7.3 persen di tahun 2007. Artinya, pelayanan pendidikan telah cukup baik menjangkau usia 7-14 tahun (SD), sedangkan untuk penduduk kelompok usia lainnya masih memerlukan perbaikan di berbagai sisi.b. Angka Partisipasi Kasar SekolahImplikasi dari kebijakan Pendidikan Gratis yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah sejak tahun 2009, Angka Partisipasi Kasar (APK) mulai tingkat SD hingga SMA mengalami peningkatan yang cukup signifikan.3. KesehatanHarus diakui bahwa upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan kesehatan telah mengalami progresifitas pelan namun pasti terhadap peningkatan indikator derajat kesehatan masyarakat. Namun demikian, harus diakui pula bahwa progress yang dialami belum sepenuhnya bermakna secara kualitatif terkait peningkatan status kesehatan masyarakat. Demikian pula dengan tingkat kepuasan masyarakat lapisan bawah terkait pelayanan kesehatan yang masih cenderung stagnan. Untuk itu, perlu dilakukan upaya pemeliharaan mutu pelayanan yang sudah berjalan disamping tetap memprioritaskan upaya peningkatan kualitas serta kuantitas sarana/prasarana kesehatan di Kabupaten Seram Bagian Barat seperti pembangunan Puskesmas, posyandu, dan Rumah Sakit, penyediaan obat-obatan yang bermutu dan terjangkau, serta pendistribusian tenaga kesehatan hingga ke pelosok daerah khususnya daerah-daerah yang terisolasi.a. Derajat dan Status Kesehatan PendudukMenurut data BPS Kabupaten Seram Bagian Barat, terjadi peningkatan angka kesakitan dari 59,58 persen menjadi 71,26 persen. Dibandingkan tahun 2007, penduduk kabupaten Seram Bagian Barat cenderung lebih banyak mengalami gangguan kesehatan di tahun 2008. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh factor alami seperti perubahan iklim yang tak menentu ataupun karena faktor lain seperti minimnya sarana/prasarana kesehatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu, tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan diri dan lingkungannya yang masih rendah pun dapat menjadi faktor pendorong meningkatnya angka kesakitan ini. Kenyataan semacam ini patut menjadi bahan evaluasi dan rekomendasi untuk mengupayakan perbaikan pelayanan kesehatan di Kabupaten Seram Bagian Barat.b. Balita dan ImunisasiImunisasi merupakan variabel yang sangat penting dalam mengukur tingkat pelayanan kesehatan untuk balita. Secara teknis, imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin yang diberikan pada bayi/balita berfungsi untuk merangsang produksi antibody sehingga bayi/balita yang diimunisasi terlindungi dari penyebaran penyakit tertentu. Departemen Kesehatan menetapkan bahwa imunisasi yang wajib diberikan adalah BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B.Presentase balita penerima imunisasi di kabupaten Seram Bagian Barat adalah; 68,62% untuk BCG, 59,31% untuk DPT, 73,86% untuk Polio, 54,9% untuk Campak, dan 58,75% untuk Hepatitis B (INKESRA Kab. Seram Bagian Barat tahun 2009).c. Resiko Kematian Ibu dan Penolong Kelahiran BayiSalah satu target yang ingin dicapai dalam program kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya cakupan pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan dari 60 persen di tahun 1998 menjadi 90 persen di tahun 2010. Pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan terlatih merupakan hal yang sangat penting mengingat angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003)Tingginya angka kematian ibu tersebut terutama disebabkan oleh factor kesehatan perempuan. Menurut SKRT 1995, penyebab kematian ibu tertinggi adalah karena pendarahan (42%), eklamsia (13%), infeksi (10%), partus lama (11%), komplikasi abortus (11%) dan sisanya karena penyebab tidak langsung. Selain faktor kesehatan perempuan, factor lainyang mempengaruhi tingkat kematian ibu adalah karena kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan, letak geografis yang sulit dicapai, serta rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pelayanan kesehatan termasuk program KB dan kesehatan reproduksi.Gambaran di atas secara umum, juga dialami oleh Kabupaten Seram Bagian Barat, sehingga salah satu program yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi angka kematian bayi dan menurunkan resiko kematian ibu adalah dengan mengupayakan agar setiap kelahiran ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Untuk merealisasikan hal tersebut maka harus ada pengoptimalan distribusi tenaga kesehatan terlatih khususnya di daerah yang terisolasi secara geografis.d. Akses Fasilitas PengobatanTempat rujukan penduduk untuk berobat jalan dapat menggambarkan sejauh mana akses penduduk terhadap fasilitas pengobatan. Pilihan fasilitas pengobatan ini dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu: ketersediaan fasilitas pengobatan, jarak untuk mencapai fasilitas pengobatan, serta perilaku penduduk itu sendiri.Presentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas di kabupaten Seram Bagian Barat adalah sebesar 54,95 persen, artinya jumlahnya hampir setengah dari total penduduk di kabupaten Seram Bagian Barat. Kemudian, untuk presentase pemanfaatan fasilitas pengobatan lainnya masing-masing adalah; 17,46 persen (praktek dokter/poliklinik), 9,55 persen (Rumah Sakit Pemerintah), 8,32 persen (Praktek Tenaga Kesehatan), 2,82 persen (Rumah Sakit Swasta), dan 6,89 persen (fasilitas pengobatan lain)e. Perkembangan Angka Harapan Hidup (AHH)Angka Harapan Hidup di Kabupaten Seram Bagian Barat terus mengalami peningkatan dari periode 2006-2008, dari rata-rata 66,1 tahun (2006) menjadi 66,21 tahun (2007) kemudian meningkat menjadi 66,33 tahun (2008). Peningkatan terbesar pada periode 2007-2008 sebesar 0,12 persen. Dari angka di atas, jelas terlihat bahwa telah terjadi peningkatan rata-rata anak lahir hidup dan anak anak yang masih hidup. Artinya terdapat peningkatan kemampuan masyarakat Kabupaten Seram Bagian Barat untuk bertahan hidup dan mencapai umur yang lebih panjang pada 2007-2008 sebesar 0,12 persen.4. PariwisataKabupaten Seram Bagian Barat merupakan kabupaten yang memiliki potensi pariwisata yang cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari jumlah obyek wisata yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Seram Bagian Barat. Apabila dikelola dengan mekanisme manajerial yang efektif dan efisien, tentu akan mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi masyarakat Kabupaten Seram Bagian Barat.Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Seram Bagian Barat, terdapat 19 (Sembilan belas) obyek wisata alam, 7 (tujuh) obyek wisata pantai, 8 (delapan) obyek wisata bahari, 21 (dua puluh satu) obyek wisata sejarah, serta 2 (dua) obyek wisata agro. Kesemua obyek wisata tersebut tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Seram Bagian Barat. Namun begitu, potensi pariwisata yang cukup besar tersebut masih belum dikelola secara professional. Kondisi infrastruktur yang belum memadai serta lemahnya manajemen serta promosi yang belum maksimal menyebabkan Kabupaten Seram Bagian Barat tidak terlalu menjadi tujuan wisata favorit bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Untuk itulah, demi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dibutuhkan pembangunan infrastruktur serta penerapan tata kelola yang professional dan proporsional di sektor pariwisata Kabupaten Seram Bagian barat. Secara teknis, harus ada strategi yang jitu demi menumbuhkan gairah investasi di Kabupaten Seram Bagian Barat khususnya di sector pariwisata ini.5. PerindustrianSalah satu sektor yang cukup potensial di Kabupaten Seram Bagian barat adalah sektor industri rumah tangga (home industry). Tercatat, ada 580 unit industri dari jenis industri berbeda yang tersebar di 4 (empat) kecamatan (Kec. Kairatu, Kec. Seram Barat, Kec. Taniwel, Kec Huamual Belakang). Potensi industri semcam ini perlu dikelola dan dikembangkan lagi. Untuk itu, program pengembangan usaha kecil menengah melalui strategi pemodalan yang efektif dan efisien perlu dilakukan. Dengan demikian, akselerasi pengembangan sektor ini bisa segera terwujud. Disamping itu, upaya pemberdayaan masyarakat dengan memberikan ketrampilan mengelola industri rumah tangganya sendiri juga harus tetap dilakukan. Hal ini akan menguatkan serta memberdayakan masyarakat sehingga cita-cita ekonomi berbasis rakyat dapat segera terwujud.6. Pertanian dan PeternakanSecara umum, wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat terbagi atas 3 (tiga) kelas ketinggian yaitu; Daerah Rendah (0 100 m dpl), Daerah Tengah (100 500 m dpl), dan Daerah Tinggi (>500 m dpl), sehingga hampir semua komoditi pertanian dapat diusahakan. Adapun jenis komoditi pertanian yang telah dikembangkan di Kabupaten Seram Bagian Barat adalah sebagai berikut:1. Padi gogo/ladang (413 Ha)2. Padi sawah (1.067 Ha)3. Jagung (275 Ha)4. Kedelai (244 Ha)5. Talas (375 Ha) Ketela pohon (6.670 Ha)6. Kacang tanah (187 Ha)7. Kacang hijau (44 Ha)8. Kacang merah (63 Ha)9. Palawija lainnya (678 Ha)10. Ubi jalar (94 Ha)Sedangkan untuk populasi ternak di Kabupaten Seram Bagian Barat di Kabupaten Seram Bagian Barat, terbagi dalam 3 (tiga) kategori yaitu; ruminansia berupa sapi (6.445 ekor), ruminansia kecil terdiri dari kambing (1.245 ekor) dan babi (2.573 ekor), serta ternak unggas (65.872 ekor).7. Kehutanan dan PerkebunanCengkeh merupakan komoditas yang terluas pengusahaannya di Kecamatan Seram Barat, Kairatu, dan Huamual Belakang dengan luas berturut-turut adalah 955, 2.535, dan 795 Ha, sedangkan di Kabupaten Taniwel, kelapa menjadi komoditas yang terluas pengusahaannya yakni 1.100 Ha.Berdasarkan produksinya, tercatat bahwa produksi tertinggi kelapa terdapat di Kecamatan Taniwel (1.290 ton/tahun), cengkeh terbesar di Kecamatan Kairatu (667 ton/tahun), pala di Kecamatan Seram Barat (10,0 ton/tahun), kakao di Kecamatan Kairatu (724 ton/tahun), kopi di Kecamatan Seram Barat (4,0 ton/tahun) dan jambu mete di Kecamatan Kairatu (866 ton/tahun).8. PerikananLuas wilayah laut yang cukup besar (93,85%) dibanding wilayah darat (6,15%) sangat memungkinkan pengembangan di sektor perikanan di Kabupaten Seram Bagian Barat. Perikanan budidaya merupakan potensi perikanan yang dapat terus dibina dan dikembangkan dalam upaya meminimalisir kegiatan perikanan tangkap. Hal ini disebabkan karena pengelolaan perikanan budidaya merupakan model eksploitasi laut yang dapat dikontrol dan dikelola secara berkelanjutan sesuai kebutuhan pasar dengan tetap mengedepankan aspek ekologi dalam proses eksploitasinya.Mengingat fokus sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat yang lebih ditujukan pada model perikanan budidaya, maka komoditi unggulan Kabupaten Seram Bagian Barat yang dikembangkan adalah Rumput Laut. Komoditas ini dipilih karena pengolahannya yang sangat variatif, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku juga dapat sebagai bahan jadi.Potensi lahan bagi pengembangan komoditi ini di Kabupaten Seram Bagian Barat adalah seluas 7.690 Ha dan yang termanfaatkan baru seluas 929,9 Ha. Sedangkan yang tersebar di sepanjang teluk kotania seluas 2.500 Ha. Sejauh ini, lahan potensial yang sudah dimanfaatkan adalah seluas 221 Ha yang dikelola oleh 1.125 pembudidaya (dari 125 kelompok) dari dusun Wael, Dusun Luppesy, Dusun P. Osi, Dusun Masika Jaya, Dusun Taman Jaya, dan Dusun Kotania.Dalam 1 (satu) tahun, produksi rumput laut kering Kabupaten Seram Bagian Barat mencapai 12-36 ton/Ha.Komoditas unggulan lainnya selain rumput laut adalah Kepiting Bakau. Potensi kepiting bakau sangat berkaitan erat dengan besar kecilnya potensi vegetasi hutan mangrove yang merupakan habitatnya. Sebagian besar kepiting bakau berada pada daerah eustaria dan dalam kawasan hutan mangrove . habitat kepiting bakau di wilayah ekologi Pelita Jaya, Kotania, Wael, dan Piru (Eti) diperkirakan + 14,5 Ha (dihitung berdasarkan perkiraan batasan luas areal penangkapan yang sering dilakukan oleh nelayan setempat).D. INFRASTRUKTUR DAERAH1. Infrastruktur PendidikanJumlah bangunan sekolah per jenjang pendidikan di Kabupaten Seram Bagian Barat adalah sebagai berikut:a. Taman Kanak-kanak (TK) : 30 unitb. SD/Madrasah Ibtidaiyah : 205 unitc. SLTP/Madrasah Tsanawiyah : 69 unitd. SMU/Madrasah Aliyah : 39 unit2. Infrastruktur Kesehatana. Rumah Sakit Umum : 1 unitb. Puskesmas : 15 unitc. Puskesmas Pembantu : 55 unitd. Poliklinik Desa : 73 unite. Posyandu : 199 unit3. Infrastruktur PerhubunganLuas jalan di Kabupaten Seram Bagian Barat sepanjang 698,21 km terdiri dari:a. Jalan Kabupaten : 244 kmb. Jalan kabupaten yang direncanakan : 210 kmc. Jalan Provinsi : 160,91 kmd. Jalan Nasional : 83,30 kmSarana penyeberangan fery tersedia 3 (tiga) lintasan yang dilayani oleh Perum ASDP dan swasta yang menghubungkan Hunimua-Waipirit, Wailey-Tulehu, Wailey-Kulur-Pelauw.E. PERMASALAHANSebagai kabupaten yang tergolong muda, Kabupaten Seram Bagian Barat menyimpan beraneka potensi yang apabila dikelola secara optimal dapat mendatangkan keuntungan bagi daerah. Akan tetapi, di samping simpanan potensi yang ada, masih banyak permasalahan daerah yang harus diselesaikan agar optimalisasi pengembangan potensi tersebut dapat terealisasi sesegera mungkin. Harus diakui bahwa keterbatasan sarana/prasarana di bidang pemerintahan, pendidikan, kesehatan, maupun pariwisata, pada akhirnya menyulitkan Pemerintah Daerah untuk mengupayakan akselerasi pemajuan daerah di berbagai sektor. Hal ini diperparah dengan minimnya kesadaran masyarakat untuk mengembangkan daerah melalui penguatan masing-masing sektor khususnya di sektor pendidikan dan kesehatan. Disamping itu, masih banyaknya daerah yang terisolasi turut menjadi penyebab tersendatnya pembangunan di Kabupaten Seram Bagian Barat. Distribusi sarana dan tenaga medis menjadi terganggu akibat kondisi geografis yang kurang bersahabat ini.Di sisi lain, angka pengangguran yang tinggi masih menjadi problem nyata yang harus segera ditangani, sehingga perlu diupayakan pelebaran lapangan kerja baik di sektor formil maupun informil. Untuk itu, perbaikan infrastruktur daerah sangat diperlukan demi menumbuhkan gairah investasi di Kabupaten Seram Bagian Barat. Dengan demikian, angka pengangguran dapat ditekan dan sektor-sektor unggulan daerah juga dapat diekploitasi, tentunya secara terukur dan terencana.