profil pendataan keluarga 2012
TRANSCRIPT
-
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan karunia Nya penyusunan Buku Profil Pendataan Keluarga Tahun 2012 telah dapat diselesaikan. Pendataan Keluarga Tahun 2012 merupakan kegiatan pendataan yang ke-20 (dua puluh) kali. Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2012 didasarkan pada Instruksi Kepala BKKBN nomor, 82/INS/G4/2012 tanggal 26 Maret 2012, tentang Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2012 disertai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri nomor 470/2476/SJ tanggal 29 Juni 2012 yang ditujukan kepada Gubernur dan Bupati/ Walikota di seluruh Indonesia untuk memperkuat dukungan di daerah. Proses pelaksanaan pengumpulan kegiatan Pendataan Keluarga tahun 2012 dilakukan melalui kunjungan rumah ke rumah oleh PLKB/PKB, para kader pendata dan tokoh masyarakat selama 3 bulan, dari 1 Juli sampai dengan 30 September 2012, sebagai bagian kegiatan dari Sistem Pencatatan Pelaporan Program KKB Nasional yang telah dibakukan.
Buku Profil Keluarga Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012 merupakan pemutakhiran data keluarga hasil Pendataan Keluarga Tahun 2011, berisi gambaran tentang ciri maupun keadaan umum keluarga, yang berkaitan dengan kondisi dan potensi keluarga, dalam himpunan data demografi, data keluarga berencana dan data keluarga sejahtera per wilayah yang sangat strategis bagi pengelolaan Program KKB Nasional khususnya dan umumnya diminati oleh pemerhati dan pengguna data hasil Pendataan Keluarga.
Kami menyadari masih adanya keterbatasan dalam penyusunan Buku Profil ini. Untuk itu kami mengharapkan saran perbaikan dan masukan untuk penyempurnaan yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak yang telah mengumpulkan data keluarga serta memberikan masukan dan saran perbaikan, kami sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga karya ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pengelolaan Program KKB Nasional dan program pembangunan keluarga dan masyarakat di Indonesia.
Jakarta, April 2013
Plt. Direktur Pelaporan dan Statistik,
Darlis Darwis, SE,MM
-
ii
-
iii
KATA SAMBUTAN
Dalam rangka menunjang tersedianya data dan informasi Program KKB Nasional, sejak awal program telah dilakukan melalui pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Progam KB Nasional, khususnya Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Program KKB Nasional, guna memonitor keseluruhan rangkaian kegiatan dan hasil kegiatan program secara berkelanjutan. Pendataan Keluarga yang merupakan bagian dari Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Program KKB Nasional, merupakan langkah pengumpulan data keluarga yang dilakukan setiap tahun untuk mendapatkan data dan informasi yang mutakhir tentang data demografi, keluarga berencana dan keluarga sejahtera. Dalam pelaksanaan pendataan keluarga ini sesungguhnya bukan hanya berfungsi untuk mengumpulkan data keluarga, tetapi sekaligus berfungsi pula sebagai alat advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dan keluarga dalam Program KKB Nasional.
Pendataan Keluarga yang dilakukan pada tahun 2012 ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Kepala BKKBN Nomor 82/INS/G4/2012 tanggal 26 Maret 2012, tentang pelaksanaan Pendataan Keluarga, serta diperkuat dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 470/2476/SJ tertanggal 29 Juni 2012 kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia. Berbagai data dan informasi hasil pendataan keluarga ini merupakan sebagian tugas Bidang Informasi Keluarga (Service Center), guna memberikan dukungan dalam penyediaan data yang sangat diperlukan oleh bidang-bidang operasional, baik Bidang KB-KR, Bidang KS-PK maupun Bidang Kependudukan (Mission center), terutama dalam mengidentifikasi target sasaran dan pencapaian Program KKB Nasional di lini lapangan. Ditingkat lapangan hasil pendataan keluarga ini menjadi bahan utama untuk disosialisasikan dalam forum Sarasehan Pendataan Keluarga sebagai wahana mencari solusi dalam mengatasi berbagai masalah keluarga, baik untuk kepentingan internal Program KKB maupun untuk mengkoordinasikan dengan sektor-sektor lain terkait dalam program pembangunan keluarga di daerah. Buku Profil Pendataan keluarga Tahun 2012 ini adalah hasil kerja yang dilakukan bersama antara Pemerintah dan masyarakat dalam upaya penyediaan data informasi yang mutakhir dari seluruh keluarga yang didata, serta merupakan himpunan kegiatan Pendataan Keluarga Tahun 2012 yang dilakukan di seluruh Indonesia. Diharapkan buku ini dapat menjadi sumber data utama, yang dapat menunjang kebutuhan penyediaan data dan informasi keluarga bagi pengelolaan Program KKB Nasional.
Akhirnya dalam kesempatan ini pula, kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada semua pihak, terutama para penyusun buku, dan para Petugas Lapangan/Penyuluh KB, para Kader pendata, dan tokoh masyarakat di lini lapangan, yang telah bersusah payah mengumpulkan dan melaporkannya, sehingga menjadi data dan informasi yang sangat bermanfaat bagi pengelolaan Program KKB Nasional.
Jakarta, April 2013
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi,
Drs. Hardiyanto
-
iv
-
v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Kata Sambutan iii
Daftar Isi v
Bab I. Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Ruang Lingkup 3 D. Manfaat 5
Bab II. Pelaksanaan Pendataan Keluarga 7
A. Batasan Pengertian 7 B. Persiapan Pendataan Keluarga 10 C. Pelaksanaan Pendataan Keluarga 11 D. Pengelohan dan Penyajian Hasil Pendataan 12
Bab III. Cakupan Dan Hasil Pendataan Keluarga 15
A. Cakupan Pendataan Keluarga 15 1. Wilayah 15 2. Sasaran 16
B. Hasil Pendataan Keluarga 16 1. Demografi 16 2. Keluarga Berencana 25 3. Keluarga Sejahtera 34
Bab IV. Penutup 37
-
vi
-
1 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Pendataan Keluarga yang dilaksanakan sejak tahun 1994 yang didasarkan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera merupakan bagian dari Sistem Informasi dan Manajemen Program KB Nasional, berkaitan dengan penyediaan informasi dan data keluarga untuk mendukung pelaksanaan operasional dan manajemen Program KKB Nasional. Data hasil Pendataan Keluarga sebagai sumber data dan informasi pelaksanaannya diharapkan benar-benar dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas, akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya serta memberikan gambaran yang tepat dan menyeluruh tentang keadaan dilapangan. Dengan diterbitkannya UU No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mekanisme pendataan keluarga/pemutakhiran data keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang berkaitan dengan parameter kependudukan dalam berbagai program pembangunan berwawasan kependudukan di semua tingkatan wilayah. Kegiatan Pendataan Keluarga tahun 2012 ini merupakan kegiatan pengumpulan data Sistem Pencatatan dan Pelaporan yang sudah dilaksanakan selama 20 (dua puluh) kali sejak tahun 1994 untuk menyediakan data sasaran Program KKB Nasional. Oleh karena itu, Pendataan Keluarga menjadi sarana operasional untuk para petugas dan pengelola untuk mengetahui sasaran secara seksama guna mempertajam segmentasi sasaran program. Pendataan Keluarga ini akan menghasilkan data dan informasi secara mikro yang meliputi aspek demografi, keluarga berencana, keluarga sejahtera dan individu anggota keluarga sejak tahun 2001. Pendataan Keluarga dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dengan cara langsung mendatangi keluarga-keluarga melalui kunjungan dari rumah ke rumah, bertujuan untuk mendapatkan data primer tentang keluarga oleh para kader atau petugas pendata setempat. Untuk aspek keluarga sejahtera dikumpulkan dengan menggunakan 13 variabel yang meliputi 21 indikator sesuai dengan pemikiran para pakar sosiologi dalam membangun keluarga sejahtera, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menjadi kebutuhan setiap keluarga, yang terdiri dari kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psychologis, kebutuhan pengembangan, serta kebutuhan aktuallisasi diri dalam berkontribusi bagi masyarakat di lingkungannya. Dengan demikian hasil Pendataan Keluarga akan berguna pula bagi keluarga dan masyarakat untuk membantu dirinya dalam menuntaskan keluarga dari ketertinggalan dan meningkatkan kualitas keluarga, berdasarkan tingkat kesejahteraannya, yaitu tahap Keluarga Prasejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus. Penentuan indikator-indikator dalam tahapan keluarga sejahtera yang telah disepakati mempunyai sifat sebagai berikut :
Strategis, karena sangat esensial dan mempunyai daya ungkit tinggi; Sensitif, berarti sangat mudah serta cepat untuk menerima pengaruh dan upaya
kearah perubahan;
-
2 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
Applicable, berarti dapat diterapkan dengan mudah, cocok dan tepat serta mudah dilaksanakan;
Observable, berarti dapat diamati dan dilihat, sehingga tidak sulit mengenalinya di lapangan;
Measurable, berarti dapat diukur dengan menggunakan ukuran volume, besar, tingkat, luas frekuensi dan sebagainya;
Mutable, berarti dapat diubah dan diadakan intervensi untuk memperbaiki keadaan tersebut.
Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2012, merupakan kegiatan pengumpulan data keluarga dengan menggunakan formulir Pendataan Keluarga (R/I/KS). Dalam melakukan pemutakhiran data keluarga ini pendata mengumpulkan data berdasarkan R/I/KS sebelumnya atau Daftar Keluarga dan Anggota Keluarga (DKAK), untuk mendata kembali perubahan data keluarga dengan Catatan Kader Pemutakhiran Data Keluarga (C/I/PDK-Kader) yang dihimpun dan dipindahkan kedalam di Buku Catatan PLKB Pemutakhiran Data Keluarga (C/I/PDK-PLKB) dan formulir Mutasi Data Keluarga (F/I/MDK). Secara berjenjang dari tingkat Dusun/RW atau Desa/Kelurahan hasil pendataan atau pemutakhiran data ini dibuat laporan rekapitulasi hasil pendataan keluarga sampai ke tingkat Pusat. Oleh karena itu, hasil pendataan keluarga tahun 2012 yang diulas dalam laporan ini berdasarkan pada laporan rekapitulasi dari tingkat provinsi. Pada tahun 2012 ini, beberapa daerah telah melakukan pendataan keluarga dengan menggunakan formulir F/I/MDK/08. Instrumen fomulir Pemutakhiran Data Keluarga (MDK) atau F/I/MDK/08, memuat variabel data keluarga yang lengkap dalam satu lembar untuk setiap keluarga. Dengan formulir MDK ini data keluarga dikumpulkan oleh para kader pendata bersama PLKB/PKB, lalu dihimpun di tingkat Kabupaten/Kota untuk selanjutnya dilakukan perekaman dan pengolahan. Untuk memudahkan perekaman dan pengolahan data ini, dikembangkan pula program aplikasi pendataan keluarga yang praktis dan mudah dilakukan oleh para petugas pengelola data di tingkat Kabupaten/Kota. Pada buku Profil Keluarga Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012 ini disajikan hasil pelaksanaan Pendataan Keluarga secara garis besar yang meliputi cakupan laporan pendataan baik wilayah maupun sasaran, serta hasil pendataan yang meliputi data demografi, data keluarga berencana dan data keluarga sejahtera. Dan pada pendataan tahun 2012, ada 1 kab/kota yang tidak melakukan Pendataan Keluarga yaitu Kabupaten Maluku Barat Daya di Provinsi Maluku.
B. T u j u a n
1. Umum
Diperolehnya data basis keluarga dan individu anggota keluarga yang memberikan gambaran secara tepat dan menyeluruh keadaan di lapangan sampai ke tingkat keluarga tentang hasil-hasil pelaksanaan Program KKB Nasional untuk kepentingan operasional langsung di lapangan serta kepentingan penetapan kebijakan, perencanaan, pengendalian dan penilaian oleh pengelola dan pelaksana di semua tingkatan.
-
3 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
2. Khusus
a. Tersedianya data demografi meliputi : 1) Jumlah kepala rumah tangga; 2) Jumlah kepala keluarga menurut status perkawinan, tingkat pendidikan, dan
status pekerjaan; 3) Jumlah keluarga yang mendapatkan kredit mikro/bantuan modal; 4) Jumlah jiwa dalam keluarga, menurut jenis kelamin; 5) Jumlah wanita usia subur (umur 15 49 tahun) dalam keluarga; 6) Jumlah jiwa menurut jenis kelamin serta menurut kelompok umur tertentu
(bayi 0-
-
4 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
a. Aspek Demografi b. Aspek Keluarga Berencana c. Aspek Tahapan Keluarga Sejahtera d. Aspek Individu Anggota Keluarga
Di dalam Aspek Keluarga Sejahtera ini diklasifikasikan keluarga dalam tahapan dengan indikator-indikator tertentu, yaitu: 1) Tahapan Pra Sejahtera;
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu indikator tahapan Keluarga Sejahtera I.
2) Tahapan Keluarga Sejahtera I;
Adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator-indikator berikut: (1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih; (2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah dan bepergian; (3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dinding yang baik; (4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan; (5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi; (6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
3) Tahapan Keluarga Sejahtera II
Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I (indikator 1 s/d 6) dan indikator berikut;
(7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing; (8) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/ telur; (9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian
baru dalam setahun; (10) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah; (11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masing-masing; (12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan; (13) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin; (14) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat
kontrasepsi.
-
5 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
4) Tahapan Keluarga Sejahtera III ;
Adalah keluarga yang sudah memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I dan Indikator Keluarga Sejahtera II (Indikator 1 s/d 14) dan indikator berikut;
(15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama; (16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang; (17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi; (18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal; (19) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/tv.
5) Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus;
Adalah keluarga yang memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I, Indikator Keluarga Sejahtera II dan Indikator Keluarga Sewjahtera III (Indikator 1 s/d 19) dan indikator berikut;
(20) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil
untuk kegiatan sosial; (21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan
sosial/yayasan/ institusi masyarakat.
2. Jangkauan Jangkauan Pendataan Keluarga meliputi wilayah Rukun Tetangga (RT), Dusun/RW, Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi sampai ke tingkat Nasional.
D. Manfaat
Data yang dikumpulkan melalui Pendataan Keluarga terutama bermanfaat untuk :
1. Penentuan sasaranProgram KB dan Keluarga Sejahtera yang lebih tajam berdasarkan
kondisi, potensi dan kebutuhan aktual dari masing-masing keluarga yang ada di setiap tingkatan wilayah.
2. Pembuatan peta keluarga berdasarkan tingkat kesertaan KB, dan tingkat pencapaian
tahapan Keluarga Sejahtera tiap keluarga di suatu wilayah tertentu.
3. Penentuan program dukungan yang sesuai untuk setiap keluarga dan setiap wilayah tertentu di dalam Pembangunan Keluarga Sejahtera.
4. Sarana motivasi untuk mendorong setiap keluarga meningkatkan tahap
kesejahteraannya, serta sekaligus untuk merangsang kepedulian keluarga-keluarga yang sudah lebih mampu untuk bersama-sama mengangkat tingkat kesejahteraan keluarga-keluarga yang kurang mampu yang ada di lingkungannya.
-
6 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
5. Kepentingan program pembangunan sektor-sektor lain, terutama yang berkaitan dengan pembangunan dan pemberdayaan keluarga, seperti program-program pengentasan kemiskinan atau ketertinggalannya dalam berbagai aspek kehidupan.
6. Merencanakan, memantau maupun menilai program-program dukungan yang
dilakukan terhadap suatu wilayah atau suatu kelompok masyarakat di suatu tingkat wilayah tertentu.
-
7 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
BAB II PELAKSANAAN PENDATAAN KELUARGA
A. Batasan dan Pengertian
Di dalam pelaksanaan kegiatan Pendataan Keluarga ini dipergunakan batasan/pengertian terhadap beberapa istilah sebagai berikut :
1. Pendataan Keluarga
Adalah kegiatanpengumpulan data primer tentang data Demografi, data Keluarga Berencana, data tahapan Keluarga Sejahtera dan data Individu yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah (Pemda dan BKKBN) secara serentak pada waktu yang telah ditentukan (bulan Juli sampai September setiap tahun) melalui kunjungan ke keluarga dari rumah ke rumah.
2. Rumah Tangga
Adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur, atau seorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus keperluan sendiri.
3. Kepala Rumah Tangga
Adalah : a. Orang Laki-laki atau orang perempuan dengan tanpa memandang status
perkawinan, bertempat tinggal seorang diri; b. Orang laki-laki tanpa memandang status perkawinan, juga bertempat tinggal
dengan orang perempuan dan atau dengan anak-anak; c. Orang perempuan dengan tidak memandang kedudukannya dalam keluarga,
bertempat tinggal dengan anak di bawah umur atau dengan anak-anaknya sendiri;
d. Orang hidup yang bertempat tinggal seorang diri; e. Kepala kesatrian, asrama, dan lain-lain perumahan, dimana beberapa orang
bertempat tinggal bersama-sama; f. Orang yang menjadi atau dianggap menjadi kuasa wakil orang yang terganggu
ingatannya; g. Kuasa dari orang yang kehilangan hak menguasai atau mengurus harta bendanya,
menurut Keputusan Pengadilan.
4. Keluarga
Adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (pasal 1 ayat 10 UU No. 52 tahun 2011). Secara implisit dalam batasan ini yang dimaksud dengan anak adalah anak yang belum menikah. Apabila ada anak yang sudah menikah dan tinggal bersama suami/istri atau anak-anaknya, maka yang bersangkutan menjadi keluarga tersendiri (keluarga lain atau keluarga baru).
-
8 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
5. Kepala Keluarga
Adalah laki-laki atau perempuan yang berstatus kawin, atau janda/duda yang mengepalai suatu keluarga yang anggotanya terdiri dari istri/ suaminya dan atau anak-anaknya.
6. Keluarga Mendapatkan Kredit Mikro/Bantuan Modal
Adalah keluarga yang pada saat pendataan sedang mendapatkan/ menggunakan
kredit mikro dari berbagai sumber, dengan batas maksimal Rp. 5.000.000,-.
7. Jumlah Jiwa dalam Keluarga
Adalah jumlah semua anggota keluarga yang terdiri dari kepala keluarga sendiri, istri/suaminya dan atau dengan anak (anak-anak) nya serta anak angkat yang ikut dalam keluarga tersebut yang belum berkeluarga, baik yang tinggal serumah maupun yang tidak tinggal serumah.
8. Wanita Usia Subur
Adalah wanita yang berumur 15-49 tahun baik yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau janda.
9. Bayi (umur < 1 th) yang mengikuti posyandu.
Adalah bayi yang berumur kurang dari 1 tahun pada saat Pendataan Keluarga dilaksanakan mengikuti kegiatan posyandu.
10. Balita (umur 1 - < 5 th) mengikuti posyandu.
Adalah bayi yang berumur 1-< 5 tahun pada saat Pendataan Keluarga dilaksanakan mengikuti kegiatan posyandu.
11. Pasangan Usia Subur
Adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami-istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan).
12. Peserta Keluarga Berencana
Adalah pasangan usia subur yang pada saat pendataan sedang memakai atau menggunakan salah satu alat/cara kontrasepsi modern. Dalam pengertian ini tidak termasuk cara-cara kontrasepsi tradisional, seperti pijat urut, jamu dan juga tidak termasuk cara-cara KB alamiah seperti pantang berkala, senggama terputus dan sebagainya.
13. Peserta KB Pemerintah
Adalah peserta KB yang memperoleh pelayanan KB melalui tempat-tempat pelayanan pemerintah. Misalnya: Puskesmas, Klinik KB/ Rumah Sakit Pemerintah.
-
9 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
14. Peserta KB Swasta
Adalah peserta KB yang memperoleh pelayanan KB melalui tempat-tempat pelayanan Swasta. Misalnya: Rumah Sakit Swasta, Dokter/Bidan Praktek Swasta, Apotek, Toko Obat dan lain-lainnya.
15. Peserta KB Implant yang Implantnya perlu dicabut tahun depan.
Adalah peserta KB Implant pada saat dilaksanakan pendataan keluarga Implantnya perlu atau sudah saatnya untuk dicabut tahun depan.
16. Pasangan Usia Subur "Hamil"
Adalah Pasangan Usia Subur yang istrinya sedang hamil.
17. Pasangan Usia Subur Bukan Peserta KB "Ingin Anak Segera"
Adalah pasangan usia subur yang sedang tidak menggunakan salah satu alat/cara kontrasepsi dan masih menginginkan anak dengan batas waktu kurang dari dua tahun.
18. Pasangan Usia Subur Bukan Peserta KB "Ingin Anak Ditunda" Adalah pasangan usia subur yang sedang tidak menggunakan salah satu alat/cara kontrasepsi dan menginginkan kelahiran anak ditunda dengan batas waktu dua tahun lebih.
19. Pasangan Usia Subur Bukan Peserta KB "Tidak Ingin Anak Lagi" Adalah pasangan usia subur yang sedang tidak menggunakan salah satu alat/cara kontrasepsi dan tidak ingin anak lagi.
20. Keluarga Pra Sejahtera
Yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan dasar bagi anak usia sekolah.
21. Keluarga Sejahtera Tahap I
Yaitu keluarga-keluarga yang baru dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan akan agama/ibadah, kualitas makanan, pakaian, papan, penghasilan, pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana.
22. Keluarga Sejahtera Tahap II
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya (developmental needs), seperti kebutuhan untuk
-
10 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
peningkatan pengetahuan agama, interaksi dengan anggota keluarga dan lingkungannya, serta akses kebutuhan memperoleh informasi.
23. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, seperti memberikan sumbangan (kontribusi) secara teratur kepada masyarakat, dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan, serta berperanserta secara aktif, seperti menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan sebagainya.
24. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, yaitu kebutuhan dasar, sosial psikologis, pengembangan serta aktualisasi diri, terutama dalam memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat. Untuk kepentingan pemetaan Keluarga Sejahtera, maka bagi setiap tahapan keluarga sejahtera diberikan tanda dengan warna-warna khusus yaitu : a. Keluarga Pra Sejahtera dengan warna Merah. b. Keluarga Sejahtera Tahap I dengan warna Kuning. c. Keluarga Sejahtera Tahap II dengan warna Coklat. d. Keluarga Sejahtera Tahap III dengan warna Hijau. e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus dengan warna Biru.
B. Persiapan Pendataan Keluarga
Waktu yang digunakan untuk persiapan melaksanakan Pendataan Keluarga selama 2 (dua) minggu mulai tanggal 15 sampai dengan 30 Juni 2012, yang meliputi persiapan sarana, tenaga, dana dan metode Pendataan Keluarga. Termasuk kegiatan yang dilakukan dalam persiapan Pendataan Keluarga adalah :
1. Memperhitungkan secara cermat kesesuaian antara cakupan wilayah, kondisi
geografis, jumlah penduduk dan tenaga pendata yang akan terlibat dalam pendataan dengan waktu yang disediakan untuk pelaksanaan di lapangan selama 3 bulan.
2. Melatih atau memberikan orientasi bagi petugas pelaksana pendataan, membuat
peta kerja, menyusun jadwal waktu pelaksanaan pendataan, melakukan pematangan kondisi disemua tingkat wilayah (provinsi, Kabupaten/ Kota, kecamatan dan Desa/Kelurahan, serta penyediaan dan pendistribusian formulir pendataan.
3. Melakukan koordinasi dan kerjasama yang erat dengan seluruh instansi/ organisasi yang terkait, untuk menggalang potensi wilayah dalam mempersiapkan tenaga, sarana, dana dan yang terutama kesepakatan dalam pola dan metoda operasional Pendataan Keluarga.
4. Melaksanakan KIE dan penyebarluasan informasi tentang pelaksanaan Pendataan
Keluarga melalui media massa dengan memanfaatkan media cetak dan elektronik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
-
11 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
5. Membentuk Pos Koordinasi (POSKO) pendataan disemua tingkat wilayah untuk mempermudah pengendalian dalam pelaksanaan pendataan dengan menetapkan tim pelaksana pendataan yang berfungsi sebagai fasilitator, komunikator dan supervisor pelaksanaan Pendataan Keluarga, yang bekerja dibawah koordinasi POSKO.
6. Menyusun dan menetapkan pola operasional Pendataan Keluarga dengan metoda
yang sesuai dengan jumlah dan kemampuan tenaga yang tersedia serta kondisi wilayah dengan tetap mengikuti prinsip dan mekanisme pelaksanaan pendataan yang telah ditentukan, antara lain:
a. Pendataan harus mencakup secara lengkap seluruh keluarga yang ada disuatu
wilayah kerja. b. Pengisian formulir pendataan dilakukan melalui kunjungan dari rumah ke rumah. c. Data yang diisikan kedalam formulir Pendataan Keluarga dimutakhirkan
berdasarkan data dari hasil pencatatan perubahan yang ada.
C. Pelaksanaan Pendataan Keluarga
Pendataan Keluarga dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari tanggal 1 Juli sampai dengan 30 September tahun 2012. 1. Tata Cara Pelaksanaan Pendataan Keluarga
a. Melakukan pencanangan dan pendataan perdana di masing-masing tingkatan
wilayah yang dilakukan oleh pimpinan wilayah, sebagai awal dimulainya Pendataan Keluarga di setiap RT.
b. Di tingkat RT dimulai dengan inventarisasi jumlah rumah tangga dan kepala
keluarga yang di data berdasarkan data di pengurus RT setempat.
c. Berdasarkan data hasil inventarisasi petugas pendata membuat rencana pelaksanaan kunjungan rumah dengan menggunakan sket peta.
d. Pelaksanaan pengisian R/I/KS dilakukan berdasarkan nomor urut pada sket peta
yang telah dibuat melalui kunjungan dari rumah ke rumah oleh petugas pendata.
2. Pelaksana Pengumpulan Data melalui wawancara dan observasi
a. Terdiri dari para kader masyarakat, seperti: kader KB, kader Posyandu, kader Dasa Wisma/PKK, Karang Taruna, Saka Kencana/Pramuka dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Pendataan Keluarga dilakukan dengan menggunakan Register Pendataan Keluarga (R/I/KS), serta Buku Catatan Kader Pemutakhiran Data Keluarga (C/I/PDK-Kader).
b. Pemindahan data dari C/I/PDK-Kader dalam Buku Catatan PLKB Pemutakhiran Data Keluarga (C/I/PDK-PLKB) menurut wilayah pendataan.
-
12 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
3. Penanggungjawab Pengumpulan Data
Tanggungjawab pelaksanaan pengumpulan data berada di PLKB/Penyuluh KB beserta pada para Ketua RT, Kepala Dusun/RW dan para Kepala Desa/Kelurahan setempat.
4. Pengawas Pengumpulan Data
Pengawas pelaksanaan Pendataan Keluarga berada pada para Pengawas PLKB di masing-masing kecamatan.
5. Bimbingan dan Pengamatan Pendataan Keluarga
a. Pelaksanaan bimbingan dan pengamatan Pendataan Keluarga dilaksanakan oleh
Tim POSKO secara berjenjang menurut tingkatan wilayah kerja. b. Materi bimbingan dan pengamatan terdiri dari unsur-unsur :
Kelengkapan sarana formulir yang digunakan dalam Pendataan Keluarga. Cara pengisian formulir baik dari segi materi maupun teknis pengisiannya. Perkembangan cakupan hasil pelaksanaan pendataan secara berkala
(mingguan) melalui penyajian laporan POSKO Pendataan Keluarga. Permasalahan yang ditemui baik sasaran maupun petugas pendata.
6. Petugas Pembuat Peta Keluarga
Pembuatan Peta Keluarga atas dasar hasil pendataan dilakukan oleh PPKBD/Sub PPKBD dengan bantuan para Kader dengan bimbingan Penyuluh KB/PLKB setempat.
D. Pengolahan dan Penyajian Hasil Pendataan
Setelah selesai pelaksanaan pengumpulan data oleh kader pendata, maka dilanjutkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Hasil Pendataan Keluarga di tingkat RT dengan mengisi Register Pendataan Keluarga
(R/I/KS/08) ditindaklanjuti dengan pembuatan peta keluarga sebagai peta kerja dan bahan informasi dalam sarasehan di tingkat RT.
2. Setelah selesai dilakukan pendataan oleh Sub PPKBD dibuat Rekapitulasi Pendataan
Keluarga tingkat Dusun/RW dengan menggunakan formulir Rek.Dus/R/I/KS/08 dan dikirimkan ke PPKBD.
3. Setelah Rek.Dus/R/I/KS/08 diterima seluruhnya oleh PPKBD lalu dibuat Rekapitulasi Pendataan Keluarga tingkat Desa/Kelurahan menggunakan Rek.Des/R/I/KS/08 dan dikirim ke PLKB/Penyuluh KB.
4. Setelah Rek.Des/R/I/KS/08 diterima seluruhnya oleh PLKB/Penyuluh KB lalu dibuat Rekapitulasi Pendataan Keluarga oleh PLKB/Penyuluh KB dan dikirimkan kepada Pengendali PLKB atau Petugas KB tingkat Kecamatan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.
-
13 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
5. Setelah Rek.Des/R/I/KS/08 diterima oleh Pengendali PLKB/Petugas KB di tingkat Kecamatan, lalu dibuat Rekapitulasi Pendataan Keluarga tingkat Kecamatan menggunakan Rek.Kec/R/I/KS/08 dan dikirimkan ke SKPD-KB Kabupaten/Kota dan kepada Camat setempat.
6. Setelah Rek.Kec/R/I/KS/08 diterima oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota lalu dibuat laporan Rekapitulasi Pendataan Keluarga tingkat Kabupaten/Kota dengan menggunakan Rek.Kab/R/I/KS/08 dan mengirimkan ke BKKBN Provinsi. Disamping itu juga dilakukan pengolahan data, analisis dan penyajian oleh Petugas Pengelola Data pada SKPD-KB Kab/Kota untuk disampaikan kepada Bupati/Walikota dan sektor terkait di tingkat kabupaten/kota.
7. BKKBN Provinsi setelah menerima Rek.Kab/R/I/KS/08, oleh Bidang Informasi Keluarga dan Analisis Program (IKAP) dibuat laporan Rek.Prop/R/I/KS/08 dan mengirimkan ke BKKBN Pusat cq. Direktorat Pelaporan dan Statistik. Disamping itu, laporan tersebut dilakukan pengolahan data, analisis dan penyajian oleh Bidang Informasi Keluarga dan Analisis Program BKKBN Provinsi, kemudian di dibuat laporan ke tingkat Kabupaten/Kota dan sektor terkait di tingkat provinsi.
8. Direktorat Pelaporan dan Statistik melakukan pengolahan data Rek.Prop/R/I/KS/08 serta membuat ulasan dan diumpan balikkan ke BKKBN Provinsi dan keseluruh mitra kerja di tingkat Pusat.
-
14 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
-
15 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
BAB III CAKUPAN DAN HASIL PENDATAAN
A. Cakupan Pendataan
Cakupan Pendataan ini adalah kemampuan kader KB dan PLKB/PKB mendata jumlah keluarga dan individu yang ada pada saat pendataan Keluarga. Cakupan pendataan terdiri dari cakupan laporan dari berbagai tingkatan wilayah yaitu tingkat Rukun Tetangga (RT), Dusun/Rukun Warga (RW), Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi serta cakupan sasaran Rumah Tangga, dan Keluarga pada Pendataan Keluarga Tahun 2012. 1. Wilayah
a. Rukun Tetangga
Cakupan laporan dari tingkat Rukun Tetangga (RT) pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 secara nasional sebanyak 1.263.123 RT dari 1.271.219 RT yang ada atau sebesar 99,36 %.
b. Dusun/Rukun Warga
Cakupan laporan dari tingkat Dusun/Rukun Warga (RW) pada Pendataan Keluarga Tahun 2012secara nasional sebanyak 345.174 Dusun/RW dari 346.102 Dusun/RW yang ada atau sebesar 99,73%.
c. Desa/Kelurahan
Cakupan laporan dari tingkat Desa/Kelurahan pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 secara nasional sebanyak 77.493 Desa/ Kelurahan dari 79.805 Desa/Kelurahan yang ada atau sebesar 97,10 %.
d. Kecamatan
Cakupan laporan dari tingkat Kecamatan pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 secara nasional sebanyak 6.630 kecamatan dari 6.820 kecamatan yang ada atau sebesar 97,21 %. Provinsi yang cakupan laporan Kecamatan mencapai 100% adalahDKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Banten, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Kepulauan Riau.
e. Kabupaten/Kota
Cakupan laporan dari tingkat Kabupaten/Kota pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 secara nasional tercatat sebanyak 496 kabupaten/kota atau 99,80 % dari 497 kabupaten/kota yang ada. Ada 1 kabupaten/kota yang yang tidak melaporkan hasil Pendataan Keluarga yaitu Kabupaten Maluku Barat Daya di Provinsi Maluku.
-
16 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
f. Provinsi
Di tingkat Provinsi pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 cakupan laporannya mencapai 100%, berarti tidak ada satupun provinsi yang tidak melapor. Informasi secara rinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.
2. Sasaran
a. Rumah Tangga Jumlah rumah tangga yang berhasil didata pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 secara nasional sebanyak 58.492.782 rumah tangga (99,31 %) dari 58.900.015 rumah tangga yang ada.
b. Keluarga
Jumlah keluarga yang berhasil didata pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 secara nasional sebanyak 64.693.806 keluarga (99,13 %) dari 65.262.232 keluarga yang ada. Persentase cakupan keluarga yang didata pada tahun 2012 turun 0,65 point persen bila dibandingkan tahun 2011 sebesar 99,78%. Secara absolut jumlah keluarga didata meningkat dari 63.410.649 keluarga pada tahun 2012 menjadi 64.693.806 keluarga pada tahun 2012. Data yang lebih lengkap dan rinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2. Perkembangan cakupan wilayah dan keluarga yang didata selama dua tahun terakhir (2011 dan 2012) dapat dilihat pada Table 1 berikut ini.
Tabel 1. CAKUPAN WILAYAH DAN KELUARGA HASIL PENDATAAN KELUARGA 2011 DAN 2012
Rumah
TanggaKeluarga RT RW
Desa /
Kel.Kec.
Kab. /
KotaProv.
2011 99,68 99,78 99,44 99,60 99,74 99,85 99,60 100,00
2012 99,31 99,13 99,36 99,73 97,10 97,21 99,80 100,00
PERSENTASE CAKUPAN WILAYAH
Tahun
B. Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
1. Demografi
Data demografi yang disajikan dalam laporan ini mencakup keterangan yang berkaitan dengan keluarga, mencakup jumlah keluarga, kepala keluarga, jumlah jiwa dalam keluarga baik dalam bentuk agregat maupun kelompok umur, dan jumlah pasangan usia subur (PUS).
-
17 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
a. Kepala Keluarga (KK)
Informasi tentang Kepala Keluarga (KK) yang dikumpulkan dalam Pendataan Keluarga Tahun 2012 tercatat sebanyak 64.693.806 KK atau 99,13 % dari jumlah keluarga yang ada sebanyak 65.262.232 KK. Dari seluruh Kepala Keluarga yang didata itu dapat dirinci menurut karakteristiknya, seperti status jenis kelamin, status pekerjaan (bekerja dan tidak bekerja), status perkawinan (kawin dan janda/duda/belum kawin), dan tingkat pendidikan (tidak tamat SD, tamat SD-SLTP, tamat SLTA, dan tamat AK/PT). Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012 yang secara nasional, Kepala Keluarga menurut status jenis kelamin tercatat sebanyak 57.147.185 KK (88,33%) adalah KK laki-laki dan sebanyak 7.546.621 (11,67 %) adalah KK perempuan. Daerah Provinsi yang prosentase KK dengan jenis kelamin perempuan yang tinggi adalah di Kepulauan Riau(31,32%), Aceh, (17,47%), Nusa Tenggara Barat (14,87%), Sulawesi Selatan (14,33%) dan Sumatera Barat (14,25%). Menurut status kawin para Kepala Keluarga yang didata itu sebanyak 55.966.040 KK (86,51 %) berstatus kawin, dan sisanya sebanyak 8.727.766 KK (13,49 %) berstatus janda/duda/belumkawin. Angka persentase tertinggi KK berstatus janda/duda/belum kawin adalah di Provinsi Aceh (19,04%), Nusa Tenggara Barat (17,24%), DI Yogyakarta (17,02%), Sulawesi Selatan (16,98%) dan Sumatera Barat (16,10%). Sedangkan angka persentase status kawin tertinggi ada di Provinsi Bali (92,34%), Papua Barat (91,16%), Riau (91,11%), Lampung (90,77%), Sumatera Selatan (90,66%), Kepulauan Riau (90,51%) dan Bengkulu (90,35%). Menurut status pendidikan dari Kepala Keluarga pada umumnya masih berpendidikan rendah yaitu sebanyak 67,91% dari seluruh Kepala Keluarga itu berpendidikan Tamatan SLTP kebawah bahkan 17,35% diantaranya tidak tamat SD. Provinsi dengan angka persentase tertinggi untuk KK berpendidikan Tidak Tamat SD adalah Provinsi Papua (43,27%), Nusa Tenggara Barat (31,71%), Nusa Tenggara Timur (29,44%)dan Gorontalo (29,36%). Sebaliknya angka persentase tertinggi untuk KK berpendidikan Tamat Akademi/Universitas adalah Provinsi DKI Jakarta (17,26%), Bengkulu (11,55%), Maluku (10,94%), Kepulauan Riau (10,90%) dan Kalimantan Timur (10,45%). Menurut status pekerjaan dapat diungkapkan bahwa sebanyak 57.903.517 KK (89,50 %) berstatus bekerja, dan sebanyak 6.790.289 KK (10,50 %) berstatus tidak bekerja. Provinsi dengan persentase KK tidak bekerja tertinggi adalah Provinsi Papua (21,21%), Maluku (16,28%), DKI Jakarta (15,62%), Banten (15,48%) dan Jawa Barat (15,12%). Sebaliknya angka persentase KK dengan status bekerja tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (96,35%), Bali (95,72%) dan Kalimantan Tengah (95,08%).
-
18 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
PERSENTASE KEPALA KELUARGA TIDAK BEKERJA
Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012 menunjukkan bahwa secara nasional sebanyak 5.269.864 KK atau 8,15% dari 64.693.806 keluarga yang didata berstatus mendapat bantuan modal. Angka persentase KK yang mendapat bantuan modal terendah ada di Provinsi Sumatera Utara (2,13%), Kalimantan Tengah (2,49%), dan Lampung (2,50%). Sementara itu angka persentase tertinggi terdapat di Provinsi Gorontalo (26,03%) dan Nusa Tenggara Timur (20%).
Secara rinci karakteristik Kepala Keluarga menurut status jenis kelamin, status pekerjaan, status kawin dan status pendidikan serta status bantuan modal masing-masing Provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3, 4 dan 5. Perkembangan karakteristik kepala keluarga selama dua tahun terakhir tidak banyak perubahan besar seperti terlihat pada tabel 2. Angka persentase kepala keluarga yang berstatus kawin relatif stabil (86%) pada tahun 2011 dan tahun 2012. Sedangkan untuk tingkat pendidikan meningkat lebih baik, yaitu angka persentase kepala keluarga yang Tidak tamat SD sedikit turun, dan yang berpendidikan Tamatan SLTA dan Tamat AK/PT sedikit meningkat di tahun 2012. Sementara itu angka persentase Kepala keluarga yang bekerja juga mengalami kenaikan.
10,50
3,65 4,28
4,92 5,78 6,06 6,37 6,56 6,75 6,79 6,92 6,95 7,01 7,05 7,29 7,36
7,92 8,22 8,48
9,24 9,24 9,33
9,70 9,71
10,15 12,04
12,78 13,54
13,99 15,12
15,48 15,62
16,28 21,21
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00
NASIONAL
Nusa Tenggara TimurB a l i
Kalimantan TengahSumatera Selatan
B e n g k u l uR i a u
Sulawesi TenggaraMaluku Utara
GorontaloJ a m b i
Kalimantan SelatanKalimantan BaratSulawesi Tengah
LampungDI Yogyakarta
Sumatera UtaraSulawesi UtaraSulawesi Barat
Jawa TengahJawa Timur
Sumatera BaratKalimantan Timur
Bangka BelitungPapua Barat
AcehSulawesi SelatanKepulauan Riau
Nusa Tenggara BaratJawa Barat
BantenDKI Jakarta
MalukuPapua
-
19 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
Tabel 2. PERSENTASE KK MENURUT
STATUS KAWIN PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN BANTUAN MODAL HASIL PENDATAAN KELUARGA 2011 DAN 2012
Tidak
Tamat SD
Tamat
SD-SLTP
Tamat
SLTA
Tamat
AK / PT
2011 63.410.649 86,44 18,15 50,72 24,29 6,84 89,03 8,47
2012 64.693.806 86,51 17,35 50,56 24,99 7,10 89,50 8,15
Tahun
PERSENTASE CAKUPAN WILAYAHJumlah
Kepala
Keluarga
% KK
Kawin
% KK
Berstatus
Bekerja
% KK
Dapat Bantuan
Modal
PERSENTASE KEPALA KELUARGA TIDAK TAMAT SD
17,35
5,58 11,93 12,39 12,47 12,75
13,82 14,16 14,65 14,83 15,42 15,69
16,79 16,92 17,35 17,42 17,44
18,21 18,27 18,92 18,96 19,27
20,04 20,07 20,44 20,50 20,87
24,05 24,33 25,01
29,36 29,44
31,71 43,27
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00
NASIONAL
DKI JakartaJawa Barat
Kalimantan TimurMaluku
Sumatera UtaraB a l i
R i a uKalimantan Tengah
Sulawesi TengahSulawesi Utara
Sumatera SelatanMaluku Utara
Kalimantan SelatanBanten
AcehDI YogyakartaJawa Tengah
Bangka BelitungSumatera Barat
J a m b iJawa Timur
Papua BaratB e n g k u l u
Kepulauan RiauSulawesi Tenggara
LampungSulawesi Selatan
Kalimantan BaratSulawesi Barat
GorontaloNusa Tenggara TimurNusa Tenggara Barat
Papua
-
20 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
b. Jumlah dan Rata-rata Jiwa per Keluarga
Jumlah jiwa dalam keluarga yang terekam dalam pendataan keluarga tahun 2012 tercatat sebanyak 237.896.180 jiwa. Terdiri dari jumlah jiwa dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 119.376.274 jiwa dan sebanyak 118.519.906 jiwa perempuan atau sex ratio 101 .
JUMLAH JIWA DALAM KELUARGA
Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 64.693.806 KK, dapat diperoleh rata-rata jumlah jiwa per keluarga sebesar 3,68 jiwa, artinya setiap keluarga mempunyai anggota keluarga sekitar 3-4 jiwa. Rata-rata jumlah jiwa dalam keluarga lebih cenderung menggambarkan beban yang harus ditanggung oleh keluarga, dari pada menggambarkan kondisi tingkat fertilitas. Hal ini dikarenakan anak yang sudah berkeluarga (berstatus kawin) tidak lagi dihitung sebagai anggota keluarga. Semakin besar rata-rata jumlah jiwa dalam keluarga berarti semakin berat beban yang harus ditanggung keluarga.
844.329 1.061.672 1.110.707 1.165.627 1.235.929 1.489.220 1.580.967 1.783.788 2.120.761 2.306.360 2.336.178 2.575.072 2.827.203 2.838.241 3.077.641 3.226.752 3.597.603 3.668.151
4.612.443 4.612.763 4.767.751 4.776.243 4.793.227 4.912.789
7.004.186 7.861.947 7.965.720 8.127.000
10.208.848 13.502.046
34.567.837 38.253.021
43.084.158
- 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000
Papua BaratGorontalo
Maluku UtaraSulawesi Barat
Bangka BelitungKepulauan Riau
MalukuB e n g k u l u
Kalimantan TengahSulawesi Tenggara
Sulawesi UtaraKalimantan Timur
Sulawesi TengahPapua
J a m b iDI Yogyakarta
B a l iKalimantan Selatan
AcehR i a u
Nusa Tenggara TimurKalimantan Barat
Sumatera BaratNusa Tenggara Barat
DKI JakartaSulawesi Selatan
Sumatera SelatanLampung
BantenSumatera Utara
Jawa TengahJawa TimurJawa Barat
-
21 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
JUMLAH JIWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PER PROVINSI
Di wilayah Jawa Bali angka rata-rata jumlah jiwa per keluarga sebesar 3,52 jiwa atau lebih rendah dibanding wilayah Luar Jawa Bali I (3,88 ) dan Luar Jawa Bali II (4,01 ). Tiga provinsi di wilayah Jawa Bali yang angka rata-rata jiwa per keluarga masih tinggi antara lain Banten (4,00), DKI Jakarta (3,89) dan Bali (3,79). Di wilayah Luar Jawa Bali I, provinsi-provinsi yang rata-rata jumlah jiwa per keluarga tinggi antara lain Sumatera Utara (4,24), Sulawesi Barat (4,11) dan Kalimantan Barat (3,99). Sedangkan untuk wilayah Luar Jawa Bali II rata-rata jumlah jiwa per keluarga yang tinggi antara lain Provinsi Papua (5,00), Papua Barat (4,34), Nusa Tenggara Timur (4,32) dan Maluku (4,32). Gambaran angka rata-rata jumlah jiwa per keluarga di setiap provinsi dalam tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel Lampiran 6.
21829975 18933224
17232920 6692422
5180147 4129899 3989424 3850541 3545478
2430717 2402870 2382565 2359390 2327556 2296396 1857172 1803249 1629027 1554978 1503984 1465498 1348544 1189357 1159985 1079351
911140 794166 761247 632395 574879 563973 536503 427302
21254183 19319797
17334917 6809624
5028701 3997101 3976296 4011406
3458708 2345526 2509919 2410662 2408361 2285207 2316047
1810979 1794354 1597725 1522663 1334257 1361705 1226528 1146821 1146375 1041410 872648 786801 727973 603534 590748 546734 525169 417027
35000000,0 25000000,0 15000000,0 5000000,0 5000000,0 15000000,0 25000000,0
Jawa BaratJawa Timur
Jawa TengahSumatera Utara
BantenLampung
Sumatera SelatanSulawesi Selatan
DKI JakartaKalimantan Barat
Nusa Tenggara BaratSumatera Barat
Nusa Tenggara TimurR i a uAceh
Kalimantan SelatanB a l i
DI YogyakartaJ a m b i
PapuaSulawesi Tengah
Kalimantan TimurSulawesi Utara
Sulawesi TenggaraKalimantan Tengah
B e n g k u l uMaluku
Kepulauan RiauBangka Belitung
Sulawesi BaratMaluku Utara
GorontaloPapua Barat
PEREMPUAN LAKI-LAKI
-
22 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
Perkembangan rata-rata jumlah jiwa per keluarga secara nasional selama 2 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3. Angka rata-rata jumlah jiwa per keluarga secara nasional pada tahun 2011 dan 2012 menunjukkan sedikitpenurunan menjadi 3,68 jiwa per keluarga.
Tabel 3. JUMLAH DAN RATA-RATA JIWA PER KELUARGA HASIL PENDATAAN KELUARGA 2011 DAN 2012
TAHUN PENDATAAN
JUMLAH RATA-RATA JIWA PER KELUARGA
KELUARGA JIWA
2011 63.410.649 234.292.695 3,69
2012 64.693.806 237.896.180 3,68
c. Komposisi Jiwa dalam Keluarga menurut Kelompok Umur
Jumlah jiwa dalam keluarga menurut komposisi kelompok umur adalah sebagai berikut: 1). Jumlah jiwa anggota keluarga yang berusia 0 - < 1 tahun (bayi) tercatat
sebanyak 3.938.393 jiwa atau 1,66 % dari seluruh jiwa dalam keluarga. Dilihat per provinsi angka persentase jumlah bayi dibawah satu tahun ini yang tertinggi ada di Provinsi Papua (3,32%), sedangkan yang terendah ada di Provinsi DI Yogyakarta (0,41%).
2). Jumlah jiwa anggota yang berusia 1 - < 5 tahun tercatat sebanyak
13.772.389 jiwa atau 5,79 % dari seluruh jiwa dalam keluarga. Dilihat per provinsi angka persentase ini bervariasi dari terendah di ProvinsiJawa Timur (5,00%), dan tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau (8,12%).
3). Jumlah jiwa anggota keluarga umur 5 - 6 tahun tercatat sebanyak 8.800.303
jiwa atau 3,70 % dari seluruh jiwa dalam keluarga. Dilihat per provinsi angka persentase ini bervariasi dari terendah di Provinsi DI Yogyakarta (2,81%) dan teringgi di Provinsi Papua Barat (5,94%).
4). Jumlah jiwa anggota keluarga yang berusia 7 - 15 tahun (usia wajib belajar)
secara nasional tercatat sebanyak 41.815.397 jiwa atau 17,58 % dari seluruh jiwa dalam keluarga. Angka persentase anak usia sekolah (7-15 th) tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat (22,92%), dan terendah di Provinsi DI Yogyakarta (13,25%).
5). Jumlah jiwa anggota keluarga kelompok umur 16 - 21 tahun secara nasional
tercatat sebanyak 29.855.479 jiwa atau sebesar 12,55 % dari seluruh anggota keluarga yang didata. Dilihat per provinsi angka persentase ini tertinggi di Provinsi Papua (23,87%), dan terendah di Provinsi D.I.Yogyakarta (8,89%).
-
23 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
6). Jumlah jiwa anggota keluarga kelompok umur 22 - 59 tahun secara nasional tercatat sebanyak 122.642.463 jiwa atau sebesar 51,55 % dari seluruh anggota keluarga yang didata. Dilihat per provinsi angka persentase ini tertinggi di Provinsi DKI Jakarta (58,05%), dan terendah di Provinsi Papua Barat (40,83%).
7). Jumlah jiwa anggota keluarga umur 60 tahun ke atas, secara nasional
tercatat sebanyak 17.071.756 jiwa atau 7,18 % dari seluruh jiwa dalam keluarga. Dilihat per provinsi angka persentase ini tertinggi di Provinsi D.I. Yogyakarta (14,50%), dan terendah di Provinsi Papua (1,96%).
Jumlah jiwa menurut komposisi umur per Provinsi hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012 dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Sedangkan perkembangan komposisi jiwa dalam keluarga menurut kelompok umur hasil pendataan keluarga tahun 2011 dan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. KOMPOSISI JIWA DALAM KELUARGA MENURUT UMUR
HASIL PENDATAAN KELUARGA 2011 DAN 2012
Tahun JUMLAH
JIWA DALAM KELUARGA
KELOMPOK UMUR
0 -
-
24 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
PERSENTASE ANAK USIASEKOLAH YANG TIDAK BERSEKOLAH MENURUT JENIS KELAMIN PER PROVINSI
e. Rata-rata Anak Balita Hasil pendataan tahun 2012 menunjukkan bahwa di seluruh Indonesia tercatat jumlah kepala keluarga sebanyak 64.693.806 KK dan jumlah anak balita sebanyak 17.710.782 anak, sehingga rata-rata anak balita per keluarga terdapat 0,3 balita, atau dengan kata lain setiap 100 keluarga terdapat 30 balita. Pada pendataan tahun 2012 ini terdapat 3 provinsi mempunyai rata-rata balita per keluarga terendah yaitu Provinsi Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara dan Kalimantan Tengah masing-masing 0,2 balita per keluarga. Sementara itu Pendataan Keluarga Tahun 2012 ini juga tercatat jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 45.504.450 PUS. Jika dibandingkan dengan jumlah anak balita, maka dapat dikatakan bahwa rata-rata setiap PUS terdapat 0,4 balita, atau dengan kata lain setiap 100 PUS terdapat 40 balita. Dilihat per provinsi rata-rata terendah di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Tengah (0,3 balita per PUS) dan tertinggi diProvinsi Nusa Tenggara Timur (0,7 balita per PUS) dan Maluku, Papua Barat dan Kepualauan Riau (0,6 balita per PUS).
6,9 6,6
6,3 6,0
5,0 4,9 4,8 4,6 4,6
4,3 4,1 4,1 3,9 3,9 3,9 3,7 3,7 3,6
3,4 3,3
2,9 2,9 2,9 2,8 2,8 2,8 2,8
2,4 2,4 2,2 2,1
1,1 0,6
5,56 6,31
6,85 5,08
4,76 4,31
4,09 4,47
2,70 4,61
2,96 3,68
3,45 3,38 3,41
3,07 3,09 3,24
2,84 2,79
2,54 2,65
2,12 2,70
2,53 1,56 1,70
1,93 2,15
1,82 1,69
1,03 0,52
8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0
B e n g k u l uPapua Barat
PapuaSulawesi Barat
Kalimantan BaratKalimantan Tengah
Kalimantan TimurMaluku
GorontaloSulawesi TengahBangka Belitung
BantenSumatera Selatan
LampungR i a u
DI YogyakartaSulawesi Selatan
Nusa Tenggara TimurSulawesi Tenggara
Kepulauan RiauJawa Barat
Nusa Tenggara BaratJ a m b i
Sumatera UtaraMaluku Utara
Sulawesi UtaraSumatera Barat
Jawa TengahJawa Timur
AcehKalimantan Selatan
B a l iDKI Jakarta
PEREMPUAN LAKI-LAKI
-
25 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
Pada pendataan keluarga tahun 2012 ini juga dicatat jumlah Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 67.551.924 wanita. Kalau angka ini dibandingkan dengan jumlah anak balita, maka rata-rata jumlah balita per wanita usia subur tercatat sebesar 0,3 balita per WUS. Dengan kata lain setiap 100 WUS terdapat 30 anak balita. Menurut provinsi angka rata-rata balita per WUS ini terendah di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Bengkulu, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur (0,2) dan tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat dan Kepulauan Riau (0,4). Angka rata-rata jumlah balita per Kepala Keluarga, PUS dan WUS ini menurut Provinsi dapat dilihat seperti pada Tabel Lampiran 11. Sedangkan perkembangan angka rata-rata balita per keluarga dan rata-rata balita per PUS selama dua tahun terakhir tidak ada perubahan seperti terlihat pada tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5. RATA-RATA BALITA PER KELUARGA DAN PER PUS HASIL PENDATAAN KELUARGA 2011 DAN 2012
TAHUN
JUMLAH RATA-RATA BALITA PER KELUARGA
RATA-RATA BALITA
PER PUS
RATA-RATA BALITA
PER WUS KK PUS WUS BALITA
2011 63.410.649 45.189.997 66.744.358 18.071.729 0,3 0,4 0,3
2012 64.693.806 45.504.450 67.551.924 17.710.782 0,3 0,4 0,3
2. Keluarga Berencana
a. Pasangan Usia Subur (PUS) menurut Kelompok Umur
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di seluruh Indonesia yang tercatat pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 sebanyak 45.504.450 pasangan. Dari jumlah tersebut dilihat dari kelompok umur istri tercatat sebanyak 1.765.071 istri atau 3,88% berusia di bawah 20 tahun, 15.401.459 istri atau 33,85% berusia 20-29 tahun, dan 28.337.920 istri atau 62,28 % berusia 30 tahun ke atas. Di tingkat provinsi, angka persentase PUS berusia di bawah 20 tahun berkisar antara 1,07% di DKI Jakarta hingga 12,59% di Papua Barat. Jarak sebar untuk PUS berusia 20-29 tahun antara 19,22% di DI Yogyakartahingga 40,21% di Papua, sedangkan PUS berusia 30 tahun ke atas antara 49,45% hingga 79,68%, masing-masing di Kalimantan Baratdan DI Yogyakarta. Angka ini per provinsi dapat dilihat pada Tabel Lampiran 13. Perkembangan angka persentase PUS menurut kelompok umur selama dua tahun terakhir dapat diungkapkan sebagai berikut: 1. Angka persentase jumlah PUS umur dibawah 20 tahun terhadap seluruh PUS,
antara tahun 2011 dan tahun 2012, secara nasional sedikit menurun dari 3,91% menjadi 3,88%;
2. Angka persentase jumlah PUS usia 20-29 tahun terhadap seluruh PUS, terjadi sedikit penurunan dari 34,58% menjadi 33,85%;
3. Angka persentase jumlah PUS usia 30 tahun keatas terhadap seluruh PUSterjadi peningkatan dari 61,10% menjadi 62,28%.
-
26 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
Tabel 6. PERSENTASE PUS MENURUT KELOMPOK UMUR ISTRI HASIL PENDATAAN KELUARGA 2011 DAN 2012
JUMLAH PASANGAN USIA SUBUR PER PROVINSI
b. Tingkat Kesertaan ber-KB
Tingkat kesertaan ber-KB diukur dari angka persentase PUS yang menjadi peserta KB. Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012 menunjukkan bahwa secara nasional jumlah peserta KB tercatat sebanyak 32.773.343 peserta, dan jumlah PUS sebanyak 45.504.450 pasangan, sehingga tingkat kesertaan ber-KB dari seluruh pasangan usia subur (PUS) sebesar 72,02 %, atau 7 dari 10 PUS pada tahun 2012 menjadi peserta KB. Tingkat kesertaan ber-KB ini dilihat menurut provinsi hasil pendataan keluarga tahun 2012 menunjukkan jarak sebar yang tinggi pula, yaitu terendah di Provinsi Papua Barat sebesar 32,80%, dan tertinggi di Bali sebesar 85,05%.
147.843 195.749 204.573 207.957 240.933 256.116 271.268 374.098 418.387 428.319 435.227 479.646 485.851 486.137 498.328 628.384 669.542 693.616 778.650 782.463 806.173 849.560 860.532
1.022.025 1.241.204 1.350.238
1.579.986 1.637.660
1.991.354 2.156.758
6.582.336 7.845.282
8.898.255
- 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000
Papua BaratSulawesi Barat
GorontaloMaluku Utara
MalukuBangka BelitungKepulauan Riau
B e n g k u l uSulawesi Tenggara
Kalimantan TengahSulawesi Utara
Kalimantan TimurPapua
Sulawesi TengahDI Yogyakarta
J a m b iB a l i
Nusa Tenggara TimurKalimantan Selatan
AcehSumatera Barat
Kalimantan BaratR i a u
Nusa Tenggara BaratDKI Jakarta
Sulawesi SelatanSumatera Selatan
LampungBanten
Sumatera UtaraJawa Tengah
Jawa TimurJawa Barat
TAHUN JUMLAH
PUS
PERSENTASE PUS MENURUT
KELOMPOK UMUR ISTRI
< 20 TH
20 29 TH
30+ TH
2011 45.189.997 1.768.557
(3,91%) 15.628.354
(34,58%) 27.793.086
(61,50%)
2012 45.504.450 1.765.071
(3,88%) 15.401.459
(33,85%) 28.337.920
(62,28%)
-
27 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
TINGKAT PREVALENSI PUS PESERTA KB
Angka perkembangan tingkat kesertaan ber-KB ini selama 2 (dua) tahun terakhir, yaitu pada tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat perkembangannya pada Tabel 7. Dari Tabel 7 tersebut dapat diungkapkan bawa tingkat kesertaan ber-KB yang dicerminkan oleh angka persentase peserta KB terhadap PUS secara nasional menunjukkan adanya sedikit kenaikan (0,63%) yaitu dari 71,39% pada Pendataan Keluarga Tahun 2011 menjadi 72,02% pada Pendataan Keluarga Tahun 2012. Sedangkan disparitas tingkat prevalensi KB per kabupaten dapat dilihat pada Tabel 7a.
Tabel 7. PERKEMBANGAN TINGKAT KESERTAAN BER KB HASIL PENDATAAN KELUARGA 2011 DAN 2012
Peserta KB PUS
2011 32.260.513 45.189.997 71,39
2012 32.773.343 45.504.450 72,02
TAHUNJUMLAH
PERSENTASE
PESERTA KB
THD PUS
72,02
38,80 39,93
59,13 60,17
62,84 64,15 64,85 64,89 66,15 66,24 67,30 67,36 68,59 68,95 69,55 69,98 70,55 70,59 70,71
73,01 73,34 73,44 73,57 73,71 74,89 75,94 76,22 76,67 77,31 78,36 79,27 80,07
85,05
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
NASIONAL
Papua BaratPapau
Maluku UtaraMaluku
Sumatera UtaraR i a u
Nusa Tenggara TimurSulawesi Tenggara
AcehSulawesi Selatan
Kalimantan TimurBanten
Sulawesi BaratSumatera Barat
LampungSulawesi Tengah
Nusa Tenggara BaratKalimantan Barat
DI YogyakartaSumatera Selatan
Kepulauan RiauJawa Timur
Kalimantan TengahJawa Barat
Kalimantan SelatanGorontalo
J a m b iDKI Jakarta
Jawa TengahB e n g k u l u
Bangka BelitungSulawesi Utara
B a l i
-
28 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
Tingkat prevalensi KB di masing-masing provinsi dan disparitas per kab/kota di provinsi masing-masing dapat dilihat seperti Tabel 7.a berikut :
Tabel 7a. DISPARITAS TINGKAT PREVALENSI KB PER KABUPATEN DI MASING-MASING PROVINSI TAHUN 2012
Yang Terendah % Yang Tertinggi %
1 DKI Jakarta 76,67 6 Jakarta Utara 75,00 Kepulauan Seribu 77,96
2 Jawa Barat 73,71 26 Tasikmalaya 65,16 Kota Bandung 82,03
3 Jawa Tengah 77,31 35 Cilacap 71,40 Wonogiri 83,07
4 DI Yogyakarta 70,71 5 Kota Yogyakarta 66,06 Gunung Kidul 76,49
5 Jawa Timur 73,44 38 Bangkalan 65,06 Mojokerto 80,13
6 B a l i 85,05 9 Karangasem 80,60 Jembrana 88,68
7 Banten 67,36 8 Tangerang 64,51 Kota Cilegon 75,67
8 Aceh 68,60 23 Aceh Singkil 42,03 Bener Meriah 83,81
9 Sumatera Utara 62,84 33 Nias Selatan 40,50 Padang Lawas Utara 84,99
10 Sumatera Barat 68,95 19 Kepulauan Mentawai 40,65 Tanah Datar 74,69
11 Sumatera Selatan 73,01 15 Ogan Ilir 64,01 Kota Pagar Alam 79,97
12 Lampung 69,55 14 Kota Bandar Lampung 66,80 Kota Metro 73,26
13 Nusa Tenggara Barat 70,55 10 Lombok Utara 64,92 Bima 81,47
14 Kalimantan Barat 70,59 14 Kubu Raya 61,86 Kota Singkawang 88,19
15 Kalimantan Selatan 74,89 13 Banjar 71,43 Tapin 81,47
16 Sulawesi Utara 80,07 15 Bolaang Mongondow Selatan 75,11 Kepulauan Talaud 85,63
17 Sulawesi Selatan 66,24 24 Luwu 55,64 Bantaeng 76,35
18 Bangka Belitung 79,27 7 Kota Pangkal Pinang 75,97 Belitung 84,32
19 Gorontalo 75,94 6 Pohuwato 71,04 Kota Gorontalo 78,44
20 Sulawesi Barat 68,59 5 Majene 58,23 Mamasa 78,95
21 R i a u 64,15 12 Rokan Hilir 22,76 Siak 73,30
22 J a m b i 76,22 11 Kota Jambi 71,74 Sungai Penuh 79,83
23 B e n g k u l u 78,36 10 Seluma 66,79 Bengkulu Selatan 86,34
24 Nusa Tenggara Timur 64,85 21 Sabu Raijua 35,09 Timor Tengah Selatan 77,55
25 Kalimantan Tengah 73,57 14 Seruyan 60,18 Sukamara 81,85
26 Kalimantan Timur 67,96 14 Malinau 23,01 Kota Tarakan 75,24
27 Sulawesi Tengah 69,98 11 Donggala 63,03 Poso 78,49
28 Sulawesi Tenggara 64,89 12 Buton Utara 54,04 Wakatobi 72,26
29 Maluku 63,00 11 Seram Bagian Timur 45,08 Buru 81,52
30 Papau 39,93 29 Yahukimo 0,36 Pegunungan Bintang 82,72
31 Maluku Utara 59,13 9 Kepulauan Sula 43,38 Kota Ternate 66,61
32 Papua Barat 50,98 11 Tambrauw 7,37 Kota Sorong 75,88
33 Kepulauan Riau 73,34 7 Karimun 63,45 Natuna 80,80
Disparitas Tingkat Prevalensi KB per Kab/KotaNo Prov
Prevalensi
KB
Jumlah
Kab/Kota
-
29 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
c. Peserta KB Menurut Tempat Pelayanan Dalam memperoleh pelayanan KB para peserta KB dapat diklasifikasikan dalam 2 jalur, yaitu tempat pelayanan KB Pemerintah dan Swasta. Pada Pendataan Keluarga Tahun 2012, dari 32.773.343 jumlah seluruh peserta KB, sebanyak 17.416.659 peserta atau 53,14 % mendapatkan pelayanan KB dari jalur Pemerintah. Sedangkan peserta KB yang dilayani melalui jalur Swasta sedikit lebih rendah dari peserta KB yang dilayani jalur Pemerintah, yaitu sebanyak 15.356.684 peserta, atau 46,86 % dari seluruh peserta KB. Dilihat per provinsi peserta KB yang dilayani melalui jalur Swasta ini tertinggi di Provinsi Bali (66,43%) dan terendah di provinsi Nusa Tenggara Timur (3,54%). Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 14.
PERSENTASE PUS PESERTA KB SWASTA
46,86
3,54 7,48
9,43 11,11
15,51 17,50 17,92
20,89 22,16
24,03 26,82
29,26 30,92 30,93
35,46 35,87 36,33 36,54
41,02 43,90
49,04 49,73 50,18
51,42 51,61
53,76 56,53 56,56 57,01
59,30 60,57 61,03
66,43
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00
NASIONAL
Nusa Tenggara TimurSulawesi Tenggara
Papua BaratSulawesi Tengah
MalukuMaluku Utara
PapauNusa Tenggara Barat
Sulawesi BaratGorontalo
Sulawesi SelatanKalimantan Tengah
Kalimantan BaratB e n g k u l u
AcehSumatera Selatan
LampungSumatera UtaraBangka Belitung
Sulawesi UtaraJ a m b iBanten
Kalimantan SelatanJawa Barat
R i a uJawa Timur
Kepulauan RiauJawa Tengah
Sumatera BaratKalimantan Timur
DKI JakartaDI Yogyakarta
B a l i
-
30 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
d. Peserta KB Implant yang Implantnya perlu dicabut tahun depan.
Pada Pendataan Keluarga tahun 2012 secara nasional mendata pula untuk peserta KB Implant yang Implantnya perlu atau sudah waktunya untuk dicabut tahun depan, yaitu sebanyak 548.341 peserta. Provinsi dengan jumlah peserta KB Implant yang perlu dicabut Implantnya tahun depan terbanyak adalah Jawa Tengah(54.112 peserta), Jawa Barat (71.134 peserta), Jawa Timur (58.309peserta).
e. PUS Bukan Peserta KB Pada Pendataan Keluarga Tahun 2012, mendata pula jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bukan peserta KB. Secara nasional tercatat PUS yang bukan peserta KB sebanyak 12.731.107pasangan atau 27,98 % dari jumlah PUS keseluruhan. Dari PUS yang bukan peserta KB ini dilihat menurut statusnya adalah : 1) PUS Bukan Peserta KB Sedang Hamil
Secara nasional PUS sedang hamil sebanyak 1.670.278 pasangan atau sebesar 3,67 % terhadap PUS keseluruhan. Dilihat menurut provinsi angka persentase PUS yang sedang berstatus hamil terhadap jumlah PUS secara keseluruhan yang tinggi, diwilayah Jawa Bali adalah DI Yogyakarta (6,23%), di wilayah Luar Jawa Bali I di Sumatera Utara (4,85%), dan di wilayah Luar Jawa Bali II diPapua Barat (5,77%).
2) PUS Bukan Peserta KB Ingin Anak Segera (IAS)
Secara nasional PUS bukan Peserta KB dengan status Ingin Anak Segera (IAS) tercatat sebanyak 4.037.386 atau sebesar 8,87 % dari seluruh PUS. Dilihat menurut provinsi angka persentase PUS Ingin Anak Segera tertinggi untuk wilayah Jawa Bali adalah provinsi Jawa Timur (10,82%). Untuk wilayah Luar Jawa Bali I angka persentase PUS Ingin Anak Segera tertinggi adalah di Provinsi Sumatera Utara (12,36%). Sedangkan wilayah Luar Jawa Bali II angka persentase PUS Ingin Anak Segera tertinggi adalah di provinsiPapua (17,81%).
3) PUS Bukan Peserta KB Ingin Anak Ditunda (IAT)
Secara nasional PUS bukan peserta KB dengan status Ingin Anak Ditunda (IAT) tercatat sebanyak 3.404.311 atau sebesar 7,48 % dari seluruh PUS. Dilihat menurut provinsi angka persentase PUS ingin anak ditunda tertinggi di wilayah Jawa Bali adalah di Provinsi Banten (10,04%). Untuk wilayah Luar Jawa Bali I adalah di Provinsi Aceh (10,08%). Sedangkan di wilayah Luar Jawa Bali II adalah di Papua (28,27%).
-
31 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
4) PUS Bukan Peserta KB Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL) PUS Bukan Peserta KB dengan status Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL) adalah PUS
yang sebenarnya memerlukan pelayanan kontrasepsi tetapi belum terlayani sehingga belum ber-KB, dan merupakan salah satu sasaran utama dalam pelayanan kontrasepsi. Dari hasil Pendataan Keluarga tahun 2012 secara nasional jumlah PUS belum ber-KB tidak ingin anak lagi tercatat sebanyak 3.619.132 orang atau 7,95 % dari seluruh PUS. Dilihat menurut provinsi angka persentase PUS tidak ingin anak lagi tertinggi di wilayah Jawa Bali adalah di Provinsi Banten (11,37%). Untuk wilayah Luar Jawa Bali I adalah di Provinsi Sumatera Utara (10,09%). Sedangkan di wilayah Luar Jawa Bali II adalah di Papua Barat (13,93%).
PUS bukan peserta KB yang Ingin Anak Ditunda (IAT) dan Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL) merupakan sasaran pelayanan KB yang belum terlayani atau disebut Unmet Need KB. Perkembangan Unmet Need KB berdasarkan Pendataan Keluarga pada tahun 2011 dan tahun 2012 jumlahnya secara keseluruhan menurun yaitu dari 7.268.546pasangan menjadi 7.023.443 pasangan,dan secara persentase menurun yaitu dari 16,08% pada tahun 2011 menurun menjadi 15,43 % pada tahun 2012.
Tabel 8. PUS BUKAN PESERTA KB MENURUT LATAR BELAKANGNYA
HASIL PENDATAAN KELUARGA 2011 DAN 2012
TAHUN
JUMLAH PUS TIDAK
BER KB
LATAR BELAKANG
Hamil Ingin Anak
Segera Ingin Anak
Ditunda Tidak Ingin Anak Lagi
A B S O L U T
2011 12.929.484 1.662.576 3.998.362 3.606.151 3.662.395
2012 12.731.107 1.670.278 4.037.386 3.404.311 3.619.132
PERSENTASE TERHADAP JUMLAH PUS SELURUHNYA
2011 28,61 3,68 8,85 7,98 8,10
2012 27,98 3,67 8,87 7,48 7,95
Tabel 9. PERKEMBANGAN JUMLAH PUS BUKAN PESERTA KB STATUS INGIN ANAK DITUNDA (IAT) DAN TIDAK INGIN ANAK LAGI (TIAL)HASIL PENDATAAN KELUARGA TAHUN
2011 DAN 2012
TAHUN JUMLAH
PUS
JUMLAH IAT DAN TIAL
IAT TIAL JUMLAH Persentase
2011 45.189.997 3.606.151 3.662.395 7.268.546 16,08
2012 45.504.450 3.404.311 3.619.132 7.023.443 15,43
-
32 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
PERSENTASE PERKIRAAN UNMET NEED KB
Jika jumlah PUS tidak ber-KB untuk alasan Ingin Anak Ditunda dan Tidak Ingin Anak Lagi diperkirakan sama dengan Unmet Need, maka kondisi perkiraan Unmet Need di masing-masing provinsi dan disparitas per kab/kota di provinsi masing-masing dapat dilihat pada table 9.a berikut :
15,43
3,88 10,04
10,94 11,90 12,25 12,31 12,41 12,47 12,86 12,91
13,60 13,64
14,55 14,77 14,97 15,17 15,34
16,83 17,11 17,44
18,58 18,72 19,15 19,16
19,95 20,48
21,41 21,72 21,84
25,74 26,75
30,45 38,28
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00
NASIONAL
B a l iSulawesi Utara
Bangka BelitungB e n g k u l uJawa Tengah
Kepulauan RiauDI Yogyakarta
GorontaloJ a m b i
Jawa TimurKalimantan TengahKalimantan Selatan
DKI JakartaSumatera Selatan
Jawa BaratSumatera Barat
Nusa Tenggara BaratSulawesi Barat
Sulawesi TengahKalimantan Barat
AcehLampung
Kalimantan TimurSulawesi SelatanSumatera Utara
Nusa Tenggara TimurBanten
R i a uSulawesi Tenggara
MalukuMaluku Utara
Papua BaratPapua
-
33 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
Tabel 9a. DISPARITAS TINGKAT PERKIRAAN UNMET NEED KB PER KABUPATEN DI MASING-MASING PROVINSI TAHUN 2012
Yang Terendah % Yang Tertinggi %
1 DKI Jakarta 14,55 6 Kepulauan Seribu 9,74 Jakarta Utara 16,83
2 Jawa Barat 14,97 26 Kota Bandung 4,50 Tasikmalaya 23,70
3 Jawa Tengah 12,25 35 Rembang 7,59 Cilacap 18,74
4 DI Yogyakarta 12,41 5 Gunung Kidul 9,96 Kota Yogyakarta 15,09
5 Jawa Timur 12,91 38 Bojonegoro 7,27 Bangkalan 19,99
6 B a l i 3,88 9 Badung 1,92 Karangasem 7,94
7 Banten 21,41 8 Kota Cilegon 12,75 Tangerang 23,55
8 Aceh 17,08 23 Kota Lhokseumawe 7,68 Simeulue 34,61
9 Sumatera Utara 19,95 33 Padang Lawas Utara 9,37 Nias Selatan 35,91
10 Sumatera Barat 15,17 19 Kota Sawah Lunto 11,31 Kepulauan Mentawai 42,69
11 Sumatera Selatan 14,77 15 Ogan Komering Ulu Timur 7,02 Kota Prabumulih 21,21
12 Lampung 18,72 14 Kota Metro 11,80 Kota Bandar Lampung 23,17
13 Nusa Tenggara Barat 15,34 10 Bima 9,88 Lombok Utara 19,56
14 Kalimantan Barat 17,44 14 Kota Singkawang 6,03 Kubu Raya 27,47
15 Kalimantan Selatan 13,64 13 Tapin 8,67 Banjar 18,20
16 Sulawesi Utara 10,04 15 Kepulauan Talaud 4,74 Bolaang Mongondow Timur 17,34
17 Sulawesi Selatan 19,16 24 Selayar 7,89 Toraja Utara 29,54
18 Bangka Belitung 10,94 7 Belitung Timur 7,12 Kota Pangkal Pinang 14,36
19 Gorontalo 12,47 6 Kota Gorontalo 10,50 Pohuwato 16,17
20 Sulawesi Barat 16,83 5 Mamuju 12,25 Mamuju Utara 20,48
21 R i a u 21,72 12 Siak 13,69 Rokan Hilir 42,61
22 J a m b i 12,86 11 Sarolangun 9,59 Tanjung Jabung Barat 17,38
23 B e n g k u l u 11,90 10 Bengkulu Selatan 6,11 Seluma 21,68
24 Nusa Tenggara Timur 20,48 21 Timor Tengah Selatan 11,86 Sabu Raijua 45,07
25 Kalimantan Tengah 13,60 14 Sukamara 6,18 Seruyan 26,04
26 Kalimantan Timur 18,23 14 Kota Tarakan 11,20 Malinau 52,05
27 Sulawesi Tengah 17,11 11 Toli-Toli 11,86 Sigi 19,27
28 Sulawesi Tenggara 21,84 12 Kolaka 26,86 Buton Utara 28,16
29 Maluku 23,25 11 Buru 11,26 Seram Bagian Timur 39,29
30 Papau 38,28 29 Pegunungan Bintang 5,77 Yalimo 91,57
31 Maluku Utara 26,75 9 Halmahera Barat 26,36 Pulau Morotai 26,82
32 Papua Barat 30,45 11 Kaimana 14,35 Sorong 48,04
33 Kepulauan Riau 12,31 7 Kota Batam 6,84 Kota Tanjung Pinang 23,80
Disparitas Tingkat Perkiraan Unmet Need Per Kabupaten/KotaNo Provinsi
Unmet
Need
Jumlah
Kab/Kota
-
34 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
3. Keluarga Sejahtera
Secara nasional jumlah keluarga yang didata pada tahun 2012 sebanyak 64.693.806 keluarga. Dengan menggunakan 21 indikator, maka dapat diklasifikasikan jumlah keluarga sejahtera dalam 5 tahapan yaitu:
a. Keluarga Para Sejahtera sebanyak b. Keluarga Sejahtera I sebanyak c. Keluarga Sejahtera II sebanyak d. Keluarga Sejahtera III sebanyak e. Keluarga Sejahtera III Plus sebanyak
13.106.115 14.934.983 18.567.901 14.940.673
3.144.134
(20,26 %) (23,09 %) (28,70 %) (23,09 %)
(4,86 %)
PERSENTASE KELUARGA PRA SEJAHTERA PER PROVINSI
Perkembangan jumlah dan persentase dari seluruh kepala keluarga menurut tahapan keluarga sejahtera selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa jumlah keluarga menurut klasifikasi tahapan KS I sampai KS III+ meningkat, tetapi untuk Keluarga Prasejahtera menurun dari 13.226.040 keluarga pada tahun 2011 menjadi 13.106.115 keluarga pada tahun 2012.
20,26
0,75 2,97
5,02 5,77 6,36 6,58
7,57 7,74 7,97 8,19
9,60 11,20
12,43 14,45
15,40 16,08 16,43
17,50 20,58
21,98 22,23 22,44 22,58 23,18 23,63
28,39 28,84
29,91 29,99
33,16 36,54
47,37 56,09
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00
NASIONAL
DKI JakartaBangka BelitungKepulauan Riau
Kalimantan BaratKalimantan Selatan
B a l iSumatera Barat
J a m b iKalimantan Timur
R i a uKalimantan Tengah
Sumatera UtaraSumatera SelatanSulawesi Selatan
DI YogyakartaSulawesi Utara
B e n g k u l uBanten
Jawa BaratSulawesi BaratMaluku Utara
Jawa TimurGorontalo
Sulawesi TengahAceh
Jawa TengahNusa Tenggara Barat
MalukuSulawesi Tenggara
LampungPapua Barat
PapuaNusa Tenggara Timur
-
35 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
Tabel 10. PERKEMBANGAN KELUARGA MENURUT TAHAPAN KS HASIL PENDATAAN KELUARGA 2011 DAN 2012
TAHUN
JUMLAH KEPALA
KELUARGA
PRA-S KS I KS II KS III KS III +
2011
63.410.649
(100,0%)
13.226.040
(20,86%)
14.588.317
(23,01%)
18.173.442
(28,66%)
14.554.350
(22,95%)
2.868.500
(4,52%)
2012
64.693.806(100,0%)
13.106.115 (20,26%)
14.934.983(23,09%)
18.567.901(28,70%)
14.940.673(23,09%)
3.144.134(4,86%)
Untuk Keluarga Sejahtera I, II, III dan III+ baik secara absolut maupun angka persentase terhadap seluruh keluarga mengalami peningkatan. Angka persentase Keluarga Pra Sejahtera mengalami penurunan sebesar 0,60 point dari 20,86% di tahun 2011 menjadi 20,26% di tahun 2012. Sedangkan angka persentase Keluarga Sejahtera I pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 secara nasional mengalami kenaikan sebesar 0,08 point yaitu dari 23,01% pada Pendataan Keluarga Tahun 2011 menjadi 23,09% pada Pendataan Keluarga Tahun 2012. Pada Keluarga Sejahtera II pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 secara nasional mengalami kenaikan sebesar 0,12 point yaitu dari 28,66% pada Pendataan Keluarga Tahun 2011 menjadi 28,70% pada Pendataan Keluarga Tahun 2012. Begitu pula dengan Persentase untuk Keluarga Sejahtera III juga mengalami kenaikan sebesar 0,14 point dari 22,95% di tahun 2011 menjadi 23,09% di tahun 2012.Persentase untuk Keluarga Sejahtera III+ juga mengalami kenaikan sebesar 0,34 point dari 4,52% di tahun 2011 dan menjadi 4,86% di tahun 2012. Persentase Keluarga Pra Sejahtera menurut provinsi dan disparitas per kab/kota di provinsi masing-masing dapat dilihat pada Tabel 10.a.
-
36 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
Tabel 10a. DISPARITAS PERSENTASE JUMLAH KELUARGA PRA-SEJAHTERA PER KABUPATEN DI MASING-MASING PROVINSI TAHUN 2012
Yang Terendah % Yang Tertinggi %
1 DKI Jakarta 0,75 6 Jakarta Pusat 0,00 Kepulauan Seribu 9,35
2 Jawa Barat 20,58 26 Kota Depok 2,03 Subang 34,72
3 Jawa Tengah 28,39 35 Kota Surakarta 9,33 Grobogan 62,95
4 DI Yogyakarta 15,40 5 Kota Yogyakarta 8,96 Gunung Kidul 18,05
5 Jawa Timur 22,44 38 Kota Madiun 0,99 Ngawi 54,65
6 B a l i 6,58 9 Gianyar 0,02 Karangasem 17,85
7 Banten 17,50 8 Kota Tangerang Selatan 3,61 Pandeglang 28,56
8 Aceh 22,06 23 Kota Banda Aceh 1,09 Aceh Utara 34,99
9 Sumatera Utara 11,20 33 Kota Pematang Siantar 0,93 Nias Utara 61,26
10 Sumatera Barat 7,57 19 Kota Payakumbuh 1,99 Kepulauan Mentawai 64,40
11 Sumatera Selatan 12,43 15 Kota Lubuk Linggau 5,44 Banyuasin 25,73
12 Lampung 33,16 14 Kota Metro 15,32 Pesawaran 41,46
13 Nusa Tenggara Barat 28,84 10 Kota Mataram 10,46 Lombok Utara 46,29
14 Kalimantan Barat 5,77 14 Sambas; Kota Singkawang 0,00 Bengkayang 16,95
15 Kalimantan Selatan 6,36 13 Kota Banjarbaru 2,86 Kotabaru 10,27
16 Sulawesi Utara 16,08 15 Kota Kotamobagu 4,39 Bolaang Mongondow Selatan 35,43
17 Sulawesi Selatan 14,45 24 Soppeng 0,81 Jeneponto 31,63
18 Bangka Belitung 2,97 7 Kota Pangkal Pinang 0,07 Belitung 5,36
19 Gorontalo 22,58 6 Kota Gorontalo 5,22 Boalemo 33,80
20 Sulawesi Barat 21,98 5 Mamuju Utara 13,88 Majene 35,35
21 R i a u 8,19 12 Kota Pekan Baru 0,55 Kepulauan Meranti 22,31
22 J a m b i 7,74 11 Kerinci 3,76 Tanjung Jabung Timur 13,39
23 B e n g k u l u 16,43 10 Kota Bengkulu 1,56 Rejang Lebong 28,81
24 Nusa Tenggara Timur 56,09 21 Kota Kupang 20,09 Sumba Barat Daya 88,76
25 Kalimantan Tengah 9,60 14 Kota Palangkaraya 0,18 Murung Raya 26,56
26 Kalimantan Timur 8,78 14 Kota Balikpapan 0,10 Kota Tarakan 37,63
27 Sulawesi Tengah 23,18 11 Kota Palu 12,98 Banggai Kepulauan 40,54
28 Sulawesi Tenggara 29,99 12 Kolaka Utara 8,56 Buton 48,66
29 Maluku 25,76 11 Kota Ambon 7,43 Kepulauan Aru 63,97
30 Papau 47,37 29 Mimika 3,57 Jayapura 89,34
31 Maluku Utara 22,23 9 Kota Ternate 1,60 Pulau Morotai 50,15
32 Papua Barat 36,54 11 Kota Sorong 9,09 Teluk Bintuni 69,52
33 Kepulauan Riau 5,02 7 Kota Batam 2,00 Kepulauan Anambas 18,77
Disparitas Persentase Jumlah Keluarga Pra-Sejahtera per Kab/KotaNo Provinsi
% Jmlh
Kel. Pra
Sejahtera
Jumlah
Kab/Kota
-
37 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
BAB IV P E N U T U P
Pendataan Keluarga yang dilakukan bersama masyarakat ini merupakan data mikro keluarga di daerah yang sesungguhnya dapat menyediakan data dan informasi yang sangat penting untuk Program Pembangunan di Daerah, khususnya Program KKB Nasional. Akan tetapi upaya untuk meningkatkan makna dan pemanfaatannya masih terkendala untuk dapat merekam data pendataan keluarga menjadi Database Keluarga di daerah, karena keterbatasan dari sisi kompetensi tenaga, penyediaan sarana serta program aplikasi yang mudah untuk dapat dimplementasikan di daerah. Oleh karena itu, pemanfaatan data yang dilakukan dewasa ini masih dilakukan dalam bentuk tabulasi pengolahan sederhana, terutama untuk manajemen operasional, pembuatan segmentasi potensi sasaran per wilayah dan pembuatan peta kerja operasional di lapangan. Hasil pendataan Keluarga tahun 2012 ini diberbagai daerah telah dilakukan pemanfaatannya melalui kegiatan sarasehan dan seminar di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi untuk lebih mensosialisasikan makna dan pemanfaatannya didaerah kepada mitrakerja dan pihak-pihak terkait dengan program kependudukan dan KB. Upaya sosialisasi hasil Pendataan Keluarga beserta makna dan implikasinya di setiap tingkatan wilayah, masih perlu terus ditingkatkan sehingga semua pihak dapat memahami kekuatan dan sekaligus keterbatasannya. Dengan demikian pemanfaatan dan penggunaan data dapat lebih proporsional sesuai dengan maksud dan tujuannya. Mengingat semakin meningkatnya pemanfaatan hasil Pendataan Keluarga ini ke depan, maka perlu terus menerus dilakukan pembinaan pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan Pelaporan Pendataan Keluarga di setiap tingkatan wilayah, agar data dan informasi yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas data yang diharapkan oleh semua pihak. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, agar hasil pendataan keluarga ini dapat menjadi Database Keluarga sebagai asset data mikro keluarga yang dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut untuk berbagai kebutuhan program-program pembangunan kependudukan dan keluarga di daerah. Akhirnya kepada seluruh keluarga, kader-kader dan tokoh masyarakat serta para Petugas Lapangan KB atau Penyuluh KB yang telah berperan aktif dalam pelaksanaan Pendataan Keluarga, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga.
-
38 Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
-
Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012
LAMPIRAN
PENDATAAN KELUARGA 2012
PER PROVINSI
-
KA
BU
PA
TEN
/KO
TAK
ECA
MA
TAN
DES
A/K
ELU
RA
HA
ND
USU
N/R
WR
UK
UN
TET
AN
GG
A
AD
ALA
PO
R%
AD
ALA
PO
R%
AD
ALA
PO
R%
AD
ALA
PO
R%
AD
ALA
PO
R%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5=4
/3)
(6)
(7)
(8=7
/6)
(9)
(10
)(1
1=1
0/9
)(1
2)
(13
)(1
4=1
3/1
2)
(15
)(1
6)
(17
=16
/15
)
31
DK
I Jak
arta
66
10
0,0
04
44
41
00
,00
26
72
67
10
0,0
02
.69
2
2.6
90
9
9,9
33
2.3
80
32
.35
59
9,9
2
32
Jaw
a B
arat
26
26
10
0,0
06
26
62
61
00
,00
5.9
18
5.9
16
99
,97
49
.83
4
4
9.8
34
10
0,0
01
93
.53
41
93
.53
31
00
,00
33
Jaw
a Te
nga
h3
53
51
00
,00
57
35
73
10
0,0
08
.57
88
.56
29
9,8
14
8.9
41
48
.82
1
9
9,7
52
05
.23
92
04
.70
49
9,7
4
34
DI Y
ogy
akar
ta5
51
00
,00
78
78
10
0,0
04
38
43
81
00
,00
5.1
56
5
.15
6
10
0,0
03
8.2
34
38
.23
41
00
,00
35
Jaw
a Ti
mu
r3
83
81
00
,00
66
36
62
99
,85
8.5
08
8.5
03
99
,94
48
.63
5
4
8.6
35
10
0,0
02
17
.36
62
17
.35
39
9,9
9
51
B a
l i
99
10
0,0
05
75
71
00
,00
70
67
06
10
0,0
05
.29
0
5.2
90
1
00
,00
00
0,0
0
36
Ban
ten
88
10
0,0
01
54
15
41
00
,00
1.5
41
1.5
38
99
,81
9.5
92
9
.59
2
10
0,0
03
7.4
46
37
.44
61
00
,00
12
71
27
10
0,0
02
.19
52
.19
49
9,9
52
5.9
56
25
.93
09
9,9
01
70
.14
01
70
.01
89
9,9
37
24
.19
97
23
.62
59
9,9
2
11
Ace
h2
32
31
00
,00
28
72
84
98
,95
6.6
63
6.4
87
97
,36
16
.74
2
1
6.7
36
99
,96
79
37
93
10
0,0
0
12
Sum
ater
a U
tara
33
33
10
0,0
04
23
41
79
8,5
85
.90
15
.75
09
7,4
42
3.7
50
23
.55
0
9
9,1
64
0.4
19
37
.08
29
1,7
4
13
Sum
ater
a B
arat
19
19
10
0,0
01
80
17
69
7,7
81
.15
91
.14
09
8,3
65
.22
9
5.2
07
9
9,5
81
7.1
38
17
.06
99
9,6
0
16
Sum
ater
a Se
lata
n1
51
51
00
,00
23
02
24
97
,39
3.1
75
3.1
76
10
0,0
31
1.7
72
11
.77
2
1
00
,00
99
.98
79
9.9
87
10
0,0
0
18
Lam
pu
ng
14
14
10
0,0
02
23
21
59
6,4
12
.53
92
.53
59
9,8
41
3.5
61
13
.55
6
9
9,9
64
1.2
82
40
.64
99
8,4
7
52
Nu
sa T
engg
ara
Bar
at1
01
01
00
,00
11
61
16
10
0,0
01
.03
31
.13
91
10
,26
6.6
26
6
.62
6
10
0,0
02
4.6
19
24
.61
91
00
,00
61
Kal
iman
tan
Bar
at1
41
41
00
,00
17
51
74
99
,43
1.8
41
1.8
41
10
0,0
07
.26
4
7.2
64
1
00
,00
25
.02
52
5.0
25
10
0,0
0
63
Kal
iman
tan
Sel
atan
13
13
10
0,0
01
51
15
11
00
,00
2.0
40
2.0
07
98
,38
4.3
63
4
.30
3
98
,62
15
.27
91
5.1
55
99
,19
71
Sula
wes
i Uta
ra1
51
51
00
,00
17
11
41
82
,46
1.5
07
1.4
54
96
,48
7.5
98
7
.59
8
10
0,0
03
.99
93
.99
91
00
,00
73
Sula
wes
i Sel
atan
24
24
10
0,0
03
05
30
49
9,6
72
.99
62
.98
99
9,7
71
2.6
62
12
.66
2
1
00
,00
37
.95
53
7.9
43
99
,97
19
Ban
gka
Bel
itu
ng
77
10
0,0
04
84
69
5,8
34
05
37
99
3,5
81
.33
3
1.3
33
1
00
,00
4.7
28
4.7
28
10
0,0
0
75
Go
ron
talo
66
10
0,0
07
77
69
8,7
07
03
70
51
00
,28
2.7
42
2
.74
2
10
0,0
01
.66
91
.66
91
00
,00
76
Sula
wes
i Bar
at5
51
00
,00
69
69
10
0,0
06
47
64
71
00
,00
3.4
14
3
.41
4
10
0,0
06
.82
16
.82
11
00
,00
19
81
98
10
0,0
02
.45
52
.39
39
7,4
73
0.6
09
30
.24
99
8,8
21
17
.05
61
16
.76
39
9,7
53
19
.71
43
15
.53
99
8,6
9
14
R i
a u
12
12
10
0,0
01
63
14
99
1,4
11
.73
71
.49
78
6,1