profil pembangunan provinsi jawa tengahsimreg.bappenas.go.id/document/profil/profil pembangunan...
TRANSCRIPT
1
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Gambar 1 Peta Administrasi
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH
Provinsi Jawa Tengah terletak 5o40' dan 8o30'
Lintang Selatan dan antara 108o30' dan 111o30' Bujur
Timur. Provinsi Jawa Tengah letaknya diapit oleh dua
Propinsi besar, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur
Berdasarkan administrasi wilayah, Propinsi Jawa
Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota. Luas
Wilayah Jawa Tengah sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar
25,04 persen dari luas pulau Jawa (1,70 persen luas
Indonesia). Luas yang ada terdiri dari 1,00 juta hektar
(30,80 persen) lahan sawah dan 2,25 juta hektar (69,20
persen) bukan lahan sawah . Propinsi Jawa Tengah dibagi
kedalam beberapa Wilayah Administrasi diantaranya 29
Kabupaten dan 6 Kota.
B. SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN
B1. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebanyak 32.643.612 jiwa dengan
tingkat kepadatan penduduk 1.003 jiwa per km2. Penyebaran penduduk di Provinsi Jawa Tengah masih
bertumpu di Kabupaten Brebes yakni sebesar 5,35 persen dan Kabupaten Cilacap sebesar 5,1 persen
sedangkan yang terendah Kota Magelang sebesar 0,4 persen . Sementara dilihat dari kepadatan penduduk
Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Surakarta yakni sebanyak
11.393 jiwa per Km2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten Blora dengan tingkat kepadatan penduduk
sebanyak 465 jiwa per Km2. Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010)
Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,37 persen lebih rendah dari pertumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%).
Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kota Semarang1,41 persen
sedangkan yang terendah di Kabupaten Wonogiri sebesar minus 0,43 persen.
Tabel 1:
Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
Kabupaten/Kota Luas Daerah (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan
Penduduk per km2
1 Kab. Cilacap 2.138,51 1.651.940 772
2 Kab. Banyumas 1.327,59 1.570.598 1.183
3 Kab. Purbalingga 777,65 858.798 1.104
4 Kab. Banjamegara 1.069,74 875.214 818
5 Kab. Kebumen 1.282,74 1.162.294 906
6 Kab. Purworejo 1.034,82 696.141 673
7 Kab. Wonosobo 984,68 758.993 771
2
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Kabupaten/Kota Luas Daerah (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan
Penduduk per km2
8 Kab. Magelang 1.085,73 1.194.353 1.100
9 Kab. Boyolali 1.015,07 936.822 923
10 Kab. Klaten 655,56 1.135.201 1.732
11 Kab. Sukoharjo 466,66 832.094 1.783
12 Kab. Wonogiri 1.822,37 929.870 510
13 Kab. Karanganyar 772,20 821.694 1.064
14 Kab. Sragen 946,49 861.939 911
15 Kab. Grobogan 1.975,85 1.316.693 666
16 Kab. Blora 1.794,40 833.786 465
17 Kab. Rembang 1.014,10 596.801 589
18 Kab. Pati 1.491,20 1.198.935 804
19 Kab. Kudus 425,17 788.264 1.854
20 Kab. Jepara 1.004,16 1.115.688 1.111
21 Kab. Demak 897,43 1.067.993 1.190
22 Kab. Semarang 946,86 944.877 998
23 Kab. Temanggung 870,23 715.907 823
24 Kab. Kendal 1.002,27 908.533 906
25 Kab. Batang 788,95 713.942 905
26 Kab. Pekalongan 836,13 845.471 1.011
27 Kab. Pemalang 1.011,90 1.264.535 1.250
28 Kab. Tegal 879,70 1.399.789 1.591
29 Kab. Brebes 1.657,73 1.742.528 1.051
30 Kota Magelang 18,12 118.606 6.546
31 Kota Surakarta 44,03 501.650 11.393
32 Kota Salatiga 52,96 173.056 3.268
33 Kota Semarang 373,67 1.585.417 4.243
34 Kota Pekalongan 44,96 284.413 6.326
35 Kota Tegal 34,49 240.777 6.981
Jumlah 32.544,12 32.643.612 1.003
Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2012
B2. Ketenagakerjaan
Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Tengah dalam 5 tahun terakhir menurut jumlah
penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka. Perkembangan
penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun jumlah
pengangguran terbuka cenderung meningkat.
Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir
meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 23.933.408 jiwa lebih besar dari tahun 2008,
dengan jumlah angkatan kerja mencapai 17.095.031 jiwa dan bukan angkatan kerja 6.838.377 jiwa.
Penyebaran penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kabupaten Brebes yaitu sebanyak 1.246.165 jiwa.
3
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Tabel 2:
Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Jawa TengahTahun 2008 dan 2012
Kabupaten/Kota Penduduk Usia Kerja
2008 2012
Angkatan
Kerja
Bukan
Angkatan
Kerja
Jumlah Angkatan
Kerja
Bukan
Angkatan
Kerja
Jumlah
Kabupaten Cilacap 743.290 461.588 1.204.878 773.687 408.586 1.182.273
Kabupaten Banyumas 715.841 420.684 1.136.525 749.349 393.914 1.143.263
Kabupaten Purbalingga 410.516 189.936 600.452 470.965 143.628 614.593
Kabupaten Banjarnegara 457.930 168.230 626.160 505.916 130.673 636.589
Kabupaten Kebumen 576.829 296.261 873.090 631.905 205.196 837.101
Kabupaten Purworejo 355.702 183.661 539.363 356.451 164.021 520.472
Kabupaten Wonosobo 387.335 155.508 542.843 416.421 129.747 546.168
Kabupaten Magelang 624.413 233.235 857.648 654.887 223.976 878.863
Kabupaten Boyolali 536.845 183.434 720.279 521.534 173.166 694.700
Kabupaten Klaten 612.644 285.487 898.131 622.990 239.696 862.686
Kabupaten Sukoharjo 447.875 197.431 645.306 428.077 195.677 623.754
Kabupaten Wonogiri 557.492 230.339 787.831 527.770 194.804 722.574
Kabupaten Karanganyar 451.144 190.020 641.164 442.583 166.870 609.453
Kabupaten Sragen 476.316 204.058 680.374 494.358 154.080 648.438
Kabupaten Grobogan 705.696 292.391 998.087 727.611 240.429 968.040
Kabupaten Blora 458.223 184.925 643.148 464.309 164.493 628.802
Kabupaten Rembang 298.475 139.781 438.256 336.613 112.903 449.516
Kabupaten Pati 630.524 286.019 916.543 640.664 262.503 903.167
Kabupaten Kudus 442.341 154.682 597.023 436.041 144.493 580.534
Kabupaten Jepara 528.555 260.313 788.868 573.854 223.877 797.731
Kabupaten Demak 536.053 213.586 749.639 539.243 226.228 765.471
Kabupaten Semarang 511.770 172.150 683.920 539.950 161.047 700.997
Kabupaten Temanggung 386.504 137.405 523.909 411.144 119.981 531.125
Kabupaten Kendal 515.053 196.658 711.711 486.142 180.942 667.084
Kabupaten Batang 359.965 139.602 499.567 378.893 142.914 521.807
Kabupaten Pekalongan 425.144 178.486 603.630 427.457 169.201 596.658
Kabupaten Pemalang 606.901 378.426 985.327 612.211 283.354 895.565
Kabupaten Tegal 672.460 366.468 1.038.928 638.632 350.071 988.703
Kabupaten Brebes 824.748 434.025 1.258.773 802.643 443.522 1.246.165
Kota Magelang 62.193 41.204 103.397 63.170 27.775 90.945
Kota Surakarta 277.675 140.526 418.201 272.144 113.921 386.065
Kota Salatiga 87.089 46.477 133.566 89.736 40.351 130.087
Kota Semarang 744.439 423.485 1.167.924 803.707 379.720 1.183.427
Kota Pekalongan 141.671 68.055 209.726 142.422 62.525 204.947
Kota Tegal 121.315 66.099 187.414 111.552 64.093 175.645
JAWA TENGAH 16.690.966 7.720.635 24.411.601 17.095.031 6.838.377 23.933.408
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi
penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar
mencapai 54,21 persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 40,50 persen. Sementara untuk
tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) tidak sampai 10 persen dari total penduduk usia kerja.
Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perdesaan, yaitu sekitar
54,26 persen.
4
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Gambar 2:
Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
Angkatan kerja. Perkembangan angkatan kerja Provinsi Jawa Tengah dalam 5 tahun terakhir
meningkat, jumlah angkatan kerja tahun 2013 (Februari) sebanyak 16.909,530 jiwa atau sebanyak 14,32 persen
dari jumlah angkatan kerja nasional, yang terdiri dari 15.968.089 jiwa penduduk bekerja dan 941,400 jiwa
pengangguran terbuka. Jumlah angkatan kerja terbesar terdapat di Kota Semarang mencapai 803.707 orang,
dan paling sedikit di Kota Magelang sebanyak 63.170 jiwa.
Tabel 3:
Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Jawa TengahTahun 2008 dan 2012
Kabupaten/Kota Angkatan Kerja
2008 2012
Penduduk
Bekerja
Pengangguran
Terbuka
Penduduk
Bekerja
Pengangguran
Terbuka
Kabupaten Cilacap 667.795 75.495 716.465 57.222
Kabupaten Banyumas 658.221 57.620 711.421 37.928
Kabupaten Purbalingga 381.458 29.058 446.747 24.218
Kabupaten Banjarnegara 435.466 22.464 486.897 19.019
Kabupaten Kebumen 541.525 35.304 608.771 23.134
Kabupaten Purworejo 340.338 15.364 344.750 11.701
Kabupaten Wonosobo 366.045 21.290 394.042 22.379
Kabupaten Magelang 592.811 31.602 625.635 29.252
Kabupaten Boyolali 505.189 31.656 497.984 23.550
Kabupaten Klaten 568.190 44.454 600.212 22.778
Kabupaten Sukoharjo 411.496 36.379 402.487 25.590
Kabupaten Wonogiri 525.547 31.945 508.790 18.980
Kabupaten Karanganyar 425.444 25.700 416.941 25.642
Kabupaten Sragen 449.446 26.870 464.685 29.673
Kabupaten Grobogan 662.039 43.657 696.085 31.526
Kabupaten Blora 432.057 26.166 441.652 22.657
Kabupaten Rembang 280.904 17.571 317.102 19.511
Kabupaten Pati 571.512 59.012 562.487 78.177
Kabupaten Kudus 415.136 27.205 410.519 25.522
54,21 22,52
10,82
7,16 1,84 3,44
≤ SD
SMTP
SMTA Umum
SMTA Kejuruan
DiplomaI/II/III/Akademi
Universitas
45,74
54,26
Perkotaan Pedesaan
5
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Kabupaten/Kota Angkatan Kerja
2008 2012
Penduduk
Bekerja
Pengangguran
Terbuka
Penduduk
Bekerja
Pengangguran
Terbuka
Kabupaten Jepara 498.129 30.426 549.769 24.085
Kabupaten Demak 500.484 35.569 493.747 45.496
Kabupaten Semarang 473.928 37.842 513.606 26.344
Kabupaten Temanggung 367.563 18.941 397.169 13.975
Kabupaten Kendal 482.124 32.929 455.323 30.819
Kabupaten Batang 328.391 31.574 356.535 22.358
Kabupaten Pekalongan 393.764 31.380 405.773 21.684
Kabupaten Pemalang 546.418 60.483 582.672 29.539
Kabupaten Tegal 608.179 64.281 599.987 38.645
Kabupaten Brebes 759.391 65.357 736.795 65.848
Kota Magelang 54.554 7.639 57.669 5.501
Kota Surakarta 251.101 26.574 255.621 16.523
Kota Salatiga 77.273 9.816 83.736 6.000
Kota Semarang 658.729 85.710 756.906 46.801
Kota Pekalongan 127.853 13.818 131.826 10.596
Kota Tegal 105.158 16.157 102.084 9.468
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 (Februari)
mencapai 15.968.089 orang meningkat dibandingkan tahun 2008 (15.463.658 orang) atau bertambah sekitar
504.431 jiwa. Pola persebaran penduduk bekerja mirip dengan pola persebaran angkatan kerja. Penduduk
yang bekerja di Provinsi Jawa Tengah sebagian besar terdapat di perdesaan dibandingkan di perkotaan, dan
bekerja dominan di sektor pertanian (31,39%) dan sektor perdagangan (21,37%). Sementara dilihat dari
pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah dasar dan
menengah. Jumlah penduduk bekerja antar kabupaten/kota terbesar terdapat di Kota Semarang mencapai
756.906 jiwa
Gambar 3:
Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2012
Pendidikan Lapangan Usaha
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
55,87 18,98
10,77
7,72 2,14 4,52
≤ SD
SMTP
SMTA Umum
SMTA Kejuruan
DiplomaI/II/III/Akademi
Universitas
31,39
0,57
20,44
0,16
7,48
21,37
3,40
1,75
13,44
Pertanian
Pertambangan
Industri
Listik-gas-Air
Bangunan
Perdaggngan
Angkutan
Keuangan
Jasa
6
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Pengangguran Terbuka. Jumlah Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013
(Februari) mencapai 941.400 jiwa menurun dibanding tahun 2008 (1.227.308 orang) atau berkurang sebanyak
285.900 jiwa. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 sebesar 5,57 persen lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (5,63%), tingkat
pengangguran Jawa Tengah lebih rendah dibandingkan terhadap TPT nasional. Penyebaran TPT tahun 2012
terbesar di Kabupaten Pati, yaitu sebesar 12,20 persen dan TPT terendah di Kabupaten Purworejo (3,28 %).
Gambar 4:
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka
Provinsi Jawa Tengah terhadap Nasional Tahun 2008-
2013.
Gambar 5:
Perbandingan Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota
terhadap Provinsi dan Nasional Tahun 2012.
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
B3. Kondisi Pendidikan
Perkembangan kondisi pendidikan menurut indikator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama
Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Jawa Tengah
menunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). Pada tahun 2011 Angka Melek Huruf mencapai
90,34% berada di bawah rata-rata nasional. Sementara untuk AMH mencapai 90,34 persen lebih rendah dari
AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kota Magelang (97,29%) dan terendah di Kabupaten Wonogiri
(83,50%).
Gambar 6:
Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2005-2011
Gambar 7:
Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
Sumber: BPS 2010
7,35 7,33
6,21 5,93
5,63 5,57
8,39
7,87
7,14
6,56 6,14
5,92
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
7,50
8,00
8,50
9,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013(Feb)
Per
sen
Jawa Tegah
Indonesia
12,20
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
CIL
AC
AP
PU
RB
ALI
NG
GA
KEB
UM
EN
WO
NO
SOB
O
BO
YOLA
LI
SUK
OH
AR
JO
KA
RA
NG
AN
YAR
GR
OB
OG
AN
REM
BA
NG
KU
DU
S
DEM
AK
TEM
AN
GG
UN
G
BA
TAN
G
PEM
ALA
NG
BR
EBES
KO
TA S
UR
AK
AR
TA
KO
TA S
EMA
RA
NG
KO
TA T
EGA
L
TPT_Kab/Kota TPT_Jawa Tengah
87,35
88,24 88,62
89,24 89,46 89,95
90,34 90,90
91,45 91,87
92,19 92,58
92,91 92,99
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
%
AMH_JAWA TENGAH
AMH_NASIONAL
90,34 92,99
75
80
85
90
95
100
Cilacap
Purbalingga
Kebum
en
Wonosobo
Boyolali
Sukoharjo
Karanganyar
Grobogan
Rem
bang
Kudus
Dem
ak
Tem
anggung
Batang
Pem
alang
Brebes
Kota S
urakarta
Kota S
emarang
Kota T
egal
AMH_Kab/Kota AMH_Jawa Tengah AMH_Nasional
7
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Indikator pendidikan menurut RLS, RLS Jawa Tengah tahun 2011 mencapai 7,29 tahun lebih rendah
dibandingkan RLS rata-rata nasional. Sementara untuk perbandingan RLS antar kabupaten/kota, RLS tertinggi
di Kota Surakarta (10,34 tahun) dan terendah Kabupaten Brebes (5,72 tahun).
Gambar 8:
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa
TengahTahun 2005-2011
Gambar 9:
Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa TengahTahun 2011
Sumber: BPS, Tahun 2011
B4. Kesehatan
Perkembangan derajat kesehatan penduduk antarprovinsi di wilayah Jawa Tengah selama periode
terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), dan
meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan kondisi
kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik.
Angka Kematian Jawa Tengah (AKB), Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI), kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar
19,3 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi AKB Provinsi Jawa Tengah masih tergolong rendah
dan berada di bawah rata-rata AKB nasional.
Status Gizi Jawa Tengah, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi Jawa
Tengah, merupakan gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan
rendahnya berat badan dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia Jawa Tengah. Hal tersebut terutama
disebabkan rendahnya status gizi ibu hamil. Perkembangan status gizi Jawa Tengah untuk persentase Jawa
Tengah gizi buruk/kurang menurun pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2007, dan lebih rendah dibandingkan
nasional
6,64 6,80 6,80 6,86
7,07 7,24 7,29 7,30 7,40 7,47 7,52
7,72 7,92 7,94
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tah
un
RLS_JAWA TENGAH
RLS_Nasional
0
2
4
6
8
10
12
Cilacap
Pu
rbalin
gga
Keb
um
en
Wo
no
sob
o
Bo
yolali
Suko
harjo
Karan
ganyar
Gro
bo
gan
Rem
ban
g
Ku
du
s
Dem
ak
Teman
ggun
g
Batan
g
Pem
alang
Breb
es
Ko
ta Surakarta
Ko
ta Semaran
g
Ko
ta Tegal
Tah
un
RLS_Kab/Kota RLS_Jawa Tengah RLS_Nasional
8
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Gambar 10:
Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi Jawa
Tengah terhadap Nasional 2005-2010
Gambar 11:
Perkembangan Status Gizi Jawa Tengahta Provinsi Jawa
Tengah terhadap Nasional 2007 dan 2010
Sumber: BPS, Tahun 2011
Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Jawa Tengah dan kabupeten/kota dalam lima
tahun terakhir meningkat, sejalan dengan perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi Jawa Tengah
tahun 2011 mencapai 71,55 tahun lebih tinggi dibandingkan terhadap AHH nasional. Sementara untuk
perbandingan AHH antar kabupaten/kota taun 2011 di Provinsi Jawa Tengah, AHH tertinggi berada di
Kabupaten Pati sebesar 72,89 tahun lebih tinggi dari AHH provinsi dan nasional, dan terendah di Kabupaten
Pemalang (67,90 tahun).
Gambar 12:
Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi Jawa
TengahTahun 2005-2011
Gambar 13:
Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
Sumber: BPS, Tahun 2011
22
,9
22
,2
21
,4
20
,7
19
,9
19
,3
28,9 28,2 27,5 26,8 26,2 25,5
5
10
15
20
25
30
35
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Jawa Tengah AKB_INDONESIA
4 12 16
3,3 12,4 15,7
4,9
13
17,9
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) Gizi Buruk/ Kurang
2007
2010
Nasional 2010
70,57 70,80 70,90
71,10 71,25 71,40 71,55
68,08 68,47
68,70 69,00
69,21 69,43
69,65
66
67
68
69
70
71
72
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
tah
un
AHH_JAWA TENGAH
AHH_NASIONAL
71,55
69,65
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
Cilacap
Pu
rbalin
gga
Keb
um
en
Wo
no
sob
o
Bo
yolali
Suko
harjo
Karan
ganyar
Gro
bo
gan
Rem
ban
g
Ku
du
s
Dem
ak
Teman
ggun
g
Batan
g
Pem
alang
Breb
es
Ko
ta Surakarta
Ko
ta Semaran
g
Ko
ta Tegal
AHH_Kab/Kota AHH_Jawa Tengah AHH_Nasional
9
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Indikator kesehatan lainnya yang menggambarkan kinerja dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat
adalah kondisi kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan proses melahirkan. Kondisi ini dapat ditunjukkan
melalui data persentase kelahiran Jawa Tengah menurut penolong kelahiran terakhir. Perkembangan dari
persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dalam lima tahun terakhir di Provinsi Jawa Tengah terus
meningkat dan lebih tinggi dari angka nasional.
Gambar 14:
Perkembangan Persentase Balita yang Proses Kelahirannya Ditolong Tenaga Medis di Jawa Tengah terhadap
Nasional Tahun 2004-2011
Sumber: BPS, Tahun 2011
B5. Kondisi Kemiskinan
Perkembangan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut
terjadi penurunan sekitar 1.456,65 ribu jiwa. Jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) 4.733 ribu jiwa.
Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir
tahun 2013 persentase kemiskinan di Jawa Tengah mencapai 14,56 persen, kondisi kemiskinan Provinsi Jawa
Tengah masih tergolong tinggi dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).
Gambar 15:
Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013
Sumber: BPS, Tahun 2012
78,70
75,20
79,31 79,89
84,88 84,30
88,39 89,76
71,53 70,47 72,41 72,53
74,87 77,34
79,82 81,25
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
%
Jawa Tengah Indonesia
6.1
89
,60
5.7
26
5.3
69
5.1
07
4.9
77
4.7
33
19,23 17,72
16,56 15,76 14,98 14,56
15,42 14,15 13,33
12,49 11,67 11,37
-
1.000,00
2.000,00
3.000,00
4.000,00
5.000,00
6.000,00
7.000,00
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
%
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) Jawa Tengah NASIONAL
10
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Penyebaran penduduk miskin tahun 2011 di Provinsi Jawa Tengah terbesar di Kabupaten Brebes yaitu
sebanyak 394,40 ribu jiwa dan Banyumas sebanyak 328,50 ribu jiwa, dan terendah di Kota Magelang sebesar
13,10 ribu jiwa. Sementara penyebaran persentase kemiskinan tertinggi terdapat di Kabupaten Wonosobo
sebesar 24,21% dan tingkat kemiskinan terendah di Kota Semarang sebesar 5,68%.
Tabel 4:
Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006-2011
kabupaten/kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%)
2006 2011 Δ 2006-2011 2006 2011 Δ 2006-2011
Cilacap 402,1 282,00 120,10 24,93 17,15 7,78
Banyumas 362,2 328,50 33,70 24,44 21,11 3,33
Purbalingga 262,9 196,00 66,90 32,38 23,06 9,32
Banjarnegara 251,3 177,30 74,00 29,40 20,38 9,02
Kebumen 388,7 279,40 109,30 32,49 24,06 8,43
Purworejo 162,3 121,90 40,40 22,75 17,51 5,24
Wonosobo 257,5 183,00 74,50 34,43 24,21 10,22
Magelang 199,1 179,60 19,50 17,36 15,18 2,18
Boyolali 184,6 139,50 45,10 20,00 14,97 5,03
Klaten 257,4 203,10 54,30 22,99 17,95 5,04
Sukoharjo 126,5 92,00 34,50 15,63 11,13 4,50
Wonogiri 262,9 146,40 116,50 27,01 15,74 11,27
Karanganyar 148,6 124,50 24,10 18,69 15,29 3,40
Sragen 201,9 154,30 47,60 23,72 17,95 5,77
Grobogan 361,9 227,80 134,10 27,60 17,38 10,22
Blora 197,6 134,90 62,70 23,95 16,24 7,71
Rembang 188,5 140,40 48,10 33,2 23,71 9,49
Pati 256,5 175,10 81,40 22,14 14,69 7,45
Kudus 91,6 73,60 18,00 12,05 9,45 2,60
Jepara 123,6 113,30 10,30 11,75 10,32 1,43
Demak 263,5 192,50 71,00 26,03 18,21 7,82
Semarang 120,7 96,00 24,70 13,62 10,30 3,32
Temanggung 114,9 94,90 20,00 16,62 13,38 3,24
Kendal 198,7 128,60 70,10 21,59 14,26 7,33
Batang 134,4 95,30 39,10 19,99 13,47 6,52
Pekalongan 190,0 125,90 64,10 22,80 15,00 7,80
Pemalang 338,2 261,20 77,00 25,30 20,68 4,62
Tegal 289,7 161,10 128,60 20,71 11,54 9,17
Brebes 533,1 394,40 138,70 30,36 22,72 7,64
Kota Magelang 14,5 13,10 1,40 11,19 11,06 0,13
Kota Surakarta 77,6 64,50 13,10 15,21 12,90 2,31
Kota Salatiga 15,2 13,30 1,90 8,90 7,80 1,10
Kota Semarang 77,8 88,50 -10,70 5,33 5,68 -0,35
Kota Pekalongan 19,9 28,30 -8,40 7,38 10,04 -2,66
Kota Tegal 24,7 25,90 -1,20 10,40 10,81 -0,41
JAWA TENGAH 7100,6 5256,00 1844,60 22,19 16,21 5,98
Keterangan: *) data kemiskinan Kabupaten/Kota 2011 belum tersedia
Sumber : BPS, Tahun 2011
11
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
B6. Perkembangan IPM
Perkembangan IPM Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu 2004-2011 semakin membaik, IPM
Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 mencapai 72,94 lebih tinggi dibandingkan rata-rata IPM nasional (72,77),
dengan ranking IPM Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 menduduki peringkat ke 14 secara nasional setelah
Jambi dan peringkat ke 3 di Pulau Jawa+Bali setelah D.I. Yogyakarta. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota
tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Surakarta (78,18) dan menduduki peringkat ke-18 secara nasional, dan
IPM terrendah adalah Kabupaten Brebes yaitu 68,61 dan berada diperingkat ke-399 secara nasional.
Gambar 17:
Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun 2004-
2011
Gambar 18:
Perbandingan IPM Kabupaten/Kota terhadap dan Nasional, Tahun
2011
Sumber: BPS Tahun 2011
C. PEREKONOMIAN DAERAH
C1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan
migas tahun tahun 2012 mencapai 556.480 miliar rupiah lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB
ADHB dengan migas Provinsi Jawa Tengah menyumbang sebesar 0,85 persen terhadap PDB nasional (33
provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 210.848 miliar rupiah, sementara
tanpa migas sebesar 199.839 miliar rupiah
Tabel :
Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2008-2012. Miliara Rupiah
Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK
Demgan Migas Tanpa Migas Demgan Migas Tanpa Migas
2008 367.136 315.546 168.034 157.268
2009 397.904 347.231 176.673 166.176
2010 444.666 390.880 186.993 176.187
2011 498.764 441.216 198.270 187.245
2012 556.480 497.778 210.848 199.839
Sumber: BPS Tahun 2012
68,88
69,78 70,25
70,92
71,60 72,10
72,49 72,94
68,69
69,57 70,08
70,59 71,17
71,76 72,27
72,77
66,00
67,00
68,00
69,00
70,00
71,00
72,00
73,00
74,00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
JAWA TENGAH
Indonesia
78,18257037
72,94
72,77
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
Cilacap
Ban
yum
as
Pu
rbalin
gga
Ban
jarnegara
Keb
um
en
Pu
rwo
rejo
Won
oso
bo
Magelan
g
Bo
yolali
Klaten
Sukoh
arjo
Won
ogiri
Karangan
yar
Sragen
Gro
bo
gan
Blo
ra
Rem
ban
g
Pati
Ku
du
s
Jepara
Dem
ak
Semaran
g
Teman
ggun
g
Ken
dal
Batan
g
Pekalo
ngan
Pem
alang
Tegal
Breb
es
Ko
ta Magelan
g
Ko
ta Surakarta
Ko
ta Salatiga
Ko
ta Semaran
g
Ko
ta Pekalo
ngan
Ko
ta Tegal
IPM_Kab/Kota IPM_Jateng IPM_Nasional
12
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Struktur perekonomian Provinsi Jawa Tengah tahun 2011, didominasi bersarnya kontribusi dari sektor
industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 33,31 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran (19,71%),
dan sektor pertanian (19,07%). Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar
adalah sektor bangunan (5,97%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (5,85%)
Gambar 20:
Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
Sumber: BPS tahun 2011
Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi,
dimana PDRB tertinggi mencapai 102.483 miliar rupiah (Kabupaten Cilacap) dan PDRB terendah sebesar 1.091
miliar rupiah (Kota Tegal).
Tabel 5:
Perbandingan Nilai PDRB ADHB Kabupaten/Kota di Jawa TengahTahun 2011. (miliar rupiah)
KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 2010* 2011**
Kab. Cilacap 65.137 81.778 85.147 93.076 102.483
Kab. Banyumas 7.268 8.348 9.190 10.336 11.495
Kab. Purbalingga 3.887 4.444 5.162 5.770 6.522
Kab. Banjarnegara 4.706 5.527 6.024 6.701 7.446
Kab. Kebumen 4.569 5.306 5.855 6.484 7.208
Kab. Purworejo 4.661 5.328 5.850 6.467 7.143
Kab. Wonosobo 2.963 3.332 3.584 3.927 4.323
Kab. Magelang 5.859 6.588 7.151 8.022 8.771
Kab. Boyolali 5.708 6.447 7.143 8.102 9.028
Kab. Klaten 8.349 9.492 10.369 11.272 12.187
Kab. Sukoharjo 7.054 8.041 8.921 9.912 11.005
Kab. Wonogiri 4.552 5.269 5.734 6.734 7.174
Kab. Karanganyar 6.905 7.680 8.378 9.224 10.288
Kab. Sragen 4.512 5.171 5.871 6.695 7.580
Kab. Grobogan 4.558 5.185 5.765 6.500 7.141
Kab. Blora 3.415 3.637 3.994 4.472 4.869
Kab. Rembang 3.606 4.064 4.454 4.970 5.440
Kab. Pati 6.718 7.705 8.387 9.386 10.456
Kab. Kudus 24.013 27.245 28.947 31.463 33.830
19,07
0,95
33,31
1,00 5,97
19,71
5,85
3,55
10,60
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
9. JASA-JASA
13
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 2010* 2011**
Kab. Jepara 6.469 7.456 8.206 9.118 10.120
Kab. Demak 4.337 4.931 5.334 5.933 6.517
Kab. Semarang 8.176 9.285 10.069 11.072 12.335
Kab. Temanggung 3.645 4.126 4.503 5.069 5.604
Kab. Kendal 7.698 8.675 9.556 10.779 12.123
Kab. Batang 3.879 4.357 4.685 5.269 5.865
Kab. Pekalongan 5.094 5.864 6.436 7.231 8.033
Kab. Pemalang 5.777 8.576 7.171 7.961 8.860
Kab. Tegal 5.536 6.407 7.129 7.936 8.798
Kab. Brebes 9.551 11.134 12.533 14.630 16.427
Kota Magelang 1.492 1.679 1.863 2.105 2.323
Kota Surakarta 6.909 7.902 8.881 9.941 10.993
Kota Salatiga 1.370 1.542 1.661 1.849 2.032
Kota Semarang 30.516 34.541 38.465 43.398 48.461
Kota Pekalongan 2.994 3.225 3.477 3.804 1.091
Kota Tegal 1.870 2.139 2.388 2.635 2.847
Sumber: BPS tahun 2011
Perkembangan ekonomi Jawa Tengah dalam tiga tahun terakhir mengalami percepatan, laju
pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 6,30% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara
untuk pertumbuhan sektor, seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011 dan sektor dengan laju pertumbuhan
ekonomi tertinggi serta sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah adalah: sektor pengangkutan
dan komunikasi (8,56%), jasa (7,54%), dan sektor perdagangan (7,53%).
Gambar 21:
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah terhadap Nasional Tahun 2004-2012, (%)
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif,
dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kota Semarang dengan laju pertumbuhan sebesar 6,41%,
dan pertumbuhan terendah di Kabupaten Klaten dengan laju pertumbuhan sebesar 1,96% dan Kabupaten
Wonogiri dengan laju pertumbuhan ekonomi 2,03%.
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jawa Tengah 5,1 5,35 5,33 5,59 5,61 5,14 5,84 6,01 6,30
Jawa & Bali 5,4 5,75 5,77 6,18 6,02 4,82 6,32 6,64 6,34
Nasional 5,03 5,38 5,19 5,67 5,74 4,77 6,13 6,32 6,23
0
1
2
3
4
5
6
7
Pe
rse
n/t
ahu
n
14
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Tabel 6:
Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2007-2011 (persen)
KABUPATEN/KOTA Tahun
2007 2008 2009 2010* 2011**
Kab. Cilacap 2,64 6,07 1,53 4,43 4,44
Kab. Banyumas 5,30 5,38 5,49 5,77 5,86
Kab. Purbalingga 6,19 5,30 5,89 5,67 6,07
Kab. Banjarnegara 5,01 4,98 5,11 4,89 4,92
Kab. Kebumen 4,32 5,80 3,94 4,15 4,88
Kab. Purworejo 6,08 5,62 4,96 5,01 5,02
Kab. Wonosobo 3,58 3,69 4,02 4,29 4,52
Kab. Magelang 5,21 4,99 4,72 4,51 4,27
Kab. Boyolali 4,08 4,04 5,16 3,60 5,28
Kab. Klaten 3,31 3,93 4,24 1,73 1,96
Kab. Sukoharjo 5,11 4,84 4,76 4,65 4,59
Kab. Wonogiri 5,07 4,27 4,73 5,87 2,03
Kab. Karanganyar 5,74 5,30 5,54 5,42 5,50
Kab. Sragen 5,73 5,69 6,01 6,09 6,53
Kab. Grobogan 4,37 5,33 5,03 5,05 3,59
Kab. Blora 3,77 5,80 4,97 5,04 2,70
Kab. Rembang 3,81 4,67 4,46 4,45 4,40
Kab. Pati 5,19 4,94 4,69 5,11 5,43
Kab. Kudus 3,33 3,92 3,95 4,17 4,21
Kab. Jepara 4,74 4,49 5,02 4,52 5,49
Kab. Demak 4,13 4,11 4,08 4,12 4,48
Kab. Semarang 4,72 4,26 4,37 4,90 5,69
Kab. Temanggung 4,03 3,54 4,09 4,31 4,65
Kab. Kendal 4,31 4,26 5,55 5,97 5,99
Kab. Batang 3,49 3,67 3,72 4,97 5,26
Kab. Pekalongan 4,59 4,78 4,30 4,27 4,77
Kab. Pemalang 4,47 4,99 4,78 4,94 4,83
Kab. Tegal 5,39 5,32 5,29 4,83 4,81
Kab. Brebes 4,79 4,81 4,99 4,94 4,97
Kota Magelang 5,17 5,05 5,11 6,12 5,45
Kota Surakarta 5,82 5,69 5,90 5,94 6,04
Kota Salatiga 5,39 4,98 4,48 5,01 5,52
Kota Semarang 5,98 5,59 5,34 5,87 6,41
Kota Pekalongan 3,80 3,73 4,78 5,51 5,45
Kota Tegal 5,21 5,15 5,02 4,61 4,58
JAWA TENGAH 5,59 5,61 5,14 5,84 6,01
Sumber: BPS, 2011
15
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
PDRB perkapita dengan migas ADHB Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten/kota dari tahun 2005-2012
meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012 Jawa Tengah mencapai sebesar 17.140 ribu/jiwa lebih
rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan PDRB perkapita
kabupaten/kota di Jawa Tengah kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup tinggi, dimana sebagian besar
kabupaten/kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita provinsi, dengan PDRB perkapita
tertinggi mencapai 62.322 ribu/jiwa terdapat di Cilacap dan terendah sebesar 5.449 ribu/jiwa di Kabupaten
Grobogan.
Gambar 22:
PDRB Perkapita ADHB Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2005-2012, (Ribu Rupiah)
Gambar 23:
PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Jawa Tengah,Tahun
2011
D2. Investasi PMA dan PMDN
Perkembangan realisasi investasi PMA Provinsi Jawa Tengah dalam tiga tahun terakhir (2010-2012)
meningkat, nilai realisasi investasi PMA tahun 2012 tercatat sekitar 241,51 juta US$ meningkat dibandingkan
tahun 2011 (174,96 juta US$) atau sekitar 0,90 persen dari total PMA nasional dengan jumlah proyek sebanyak
141 proyek. Untuk perkembangan nilai realisasi investasi PMDN juga mengalami peningkatan dalam tiga tahun
terakhir, nilai realisasi investasi PMDN tahun 2012 mencapai 5.797,11 miliar rupiah lebih tinggi dibandingakn
realisasi PMDN 2011 (2.737,83 miliar rupiah) dengan jumlah proyek sebanyak 78 proyek.
Tabel 7:
Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2012
Tahun PMA PMDN
Juta US$ Proyek Rp. Miliar Proyek
2010 59,13 83 795,37 40
2011 174,96 122 2.737,83 100
2012 241,51 141 5.797,11 78
7.358 8.820
9.739 11.367 12.302
13.730 15.381
17.140
12.558 14.892
17.361
21.365
23.881
27.029
30.795
33.748
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PDRB Perkapita_JawaTengahIndonesia (PDB)
62.322
5.449 15.376
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
PDRB Perkapita_Kab/Kota
16
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
D. PRASARANA WILAYAH
E1. Jaringan Irigasi
Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi
pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.Luas Potensial jaringan irigasi diJawa
Tengah meliputi 149.998 hektar atau 2,03 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia., Sementara untuk
jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 113.345 hektar dan luas jaringan irigasi utama sekitar 149.998
hektar.Sementara menurut kewenangan, sekitar 40.064 hektar atau sekitar 41 persen kewenangan pusat,
48.777 hektar (31%) kewenangan provinsi, dan 61.157 hektar (27%) kewenangan kabupaten/kota.
E2. Infrastruktur Jalan
Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi Jawa Tengah
mencapai 26.415,14 km, yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 1.390,57 km, jalan Provinsi sepanjang
2.565,62 km, dan Jalan Kabupaten/kota sepanjang 22.458,95 km. Untuk kondisi kualitas jalan menurut kriteria
IRI (International Roughness Index), Departemen PU), kualitas jalan nasional tidak mantap di Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2011 mencapai 97,63 km yang terdiri dari 5,59 persen kondisi jalan rusak ringan dan 1,43
persen dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap sepanjang 1.292,94 km atau sekitar
97,63 persen kondisi jalan mantap di Jawa Tengah.
Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road
Density), kerapatan jalan di Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,25. Km/Km² lebih tinggi dari kerapatan jalan
tingkat nasional (0,23 Km/Km²). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di
Provinsi Jawa Tengah meliputi 76 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 15 persen jalan kerikil, 9 persen
jalan tanah dan lainnya.
Tabel 8
Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km)
Provinsi Negara Provinsi Kab / Kota Jumlah
Jawa Tengah 1390,57 2565,62 22458,95 26415,14
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota
Tabel 9
Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan
Permukaan Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011
Panjang
Kepmen
PU (km)
Kondisi Permukaan Jalan (km) Kondisi
Kemantapan (km)
Kondisi Permukaan Jalan (%) Kondisi
Kemantapan (%)
Baik Sedang Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Mantap Tidak
Mantap
Baik Sedang Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Mantap Tidak
Mantap
1.390,57 529,87 763,07 77,78 19,84 1.292,94 97,63 38,10 54,87 5,59 1,43 92,98 7,02
Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU
17
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
E3. Jaringan Listrik
Perkembangan jumlah produksi listrik yang dibangkitkan di Provinsi Jawa Tengah dalam lima tahun
terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah produksi energi listrik tahun 2011 mencapai 23.300,94
Gwh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 10.117,78 Gwh.
Gambar 25.
Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
F. POTENSI SUMBERDAYA ALAM
F1. Sumber Daya Lahan
Luas kawasan hutan dan perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan
Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2009 di Wilayah Jawa Tengah tercatat sekitar
757.250 hektar atau 0,56 persen dari total nasional. Proporsi penggunaan kawasan hutan dan perairan terluas
adalah hutan produksi 362360 hektar atau sekitar 47,85 persen dari total kawasan hutan di Jawa Tengah,
disusul jenis penggunaan Hutan Produksi Terbatas sekitar 183930 hektar (24,29 %), dan kawasan suaka alam
dan pelestarian alam (perairan) seluas 110117 hektar (14,54%),
Gambar 26:
Proporsi Luas Kawasan Hutan di Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan
Konservasi Perairan 2009
8,14 -3,76
13,67
130,30
-20,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
0,00
5000,00
10000,00
15000,00
20000,00
25000,00
2008 2009 2010 2011
Gwh %
Produksi (Gwh) Perkembangan (%)
14,54 2,17
11,15
24,29
47,85
Perairan
Kws. Hutan
Hutan Lindung (ha)
Hutan Produksi Terbatas (ha)
Hutan Produksi (ha)
18
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota. Luas wilayah
Jawa Tengah pada tahun 2010 tercatatsebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas Pulau Jawa
(1,70 persen dari luas Indonesia). Luas yang ada, terdiri dari 992ribu hektar (30,47 persen) lahan sawah dan
2,26 juta hektar (69,53 persen) bukan lahan sawah. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, luas lahan sawah
tahun 2010 turun sebesar 0,013 persen, sebaliknya luas bukan lahan sawah naik sebesar 0,006 persen.
F2. Potensi Pertanian Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi penyangga pangan nasional. Produktivitas padi
diutamakan untuk terus dipacu. Tahun 2010, produktivitas padi sekitar 56,13 kuintal per hektar, meningakat 0,85
persen dibandingkan tahun sebelumnya.luas panen padi dan jumlah produksi padi mengalami peningkatan
masing-masing sebesar 4,43 persen dan 5,32 persen. Produksi padi merupakan padi sawah, yaitu sekitar 96,29
persen kuintal per hektar.produktivitas padi di kabupaten temanggung adalah tertinggi diantara produktivitas padi
di kabupaten/kota lainnya sebesar 62,45 kuintal perhektar. Produktivitas terendah tercatat di kota semarang
yaitu sebesar 44,94 kuintal per hektar.
Tanaman palawija di Jawa Tengah tahun 2010 hampir semua mengalami kenaikan disbanding tahun
sebelumnya.luas panen ubi kayu, ubi jalar, jagung, kacang tanah, dan kacang hijau mengalami penurunan
sebesar 1,45 persen, 9,15 persen, 4,52 persen, 3,71 persen dan 29,51 persen, untuk padi dan kedelai
mengalami peningkatan 4,43 dan 3,64 persen.
F3. Potensi Perikanan dan Kelautan Sub sektor perikanan, meliputi kegiatan usaha perikanan laut dan darat. Perikanan darat terdiri dari
usaha budidaya (tambak, sawah, kolam, karamba) dan perairan umum (waduk sungai dan telaga).
Tahun 2010 di Jawa Tengah mencapai 421 ribu ton dengan nilai 3.566,9 milyar rupiah.Dibanding
dengan tahun sebelumnya. Produksi ikan meningkat 17,51 persen dan nilai produksinya meningkat 23,13
persen. Produksi perikanan didominasi oleh perikanan laut sebesar 212,64 ribu ton (sekitar 50% dari total
produksi perikanan) dengan nilai sebesar 1.204,14 milyar rupiah. Produksi usaha budidaya perikanan dan
perikanan diperairan umum meningkat masing-masing sebesar 189,95 ribu ton dan 18,48 ribu ton dengan nilai
produksi mencapai 2.188,5 milyar dan 174,22 milyar rupiah.
F4. Potensi Sumberdaya Mineral
Sektor pertambangan dengan kandungan sumber tambang yang cukup melimpah belum seluruhnya
dapat digali maupun ditambangkan.Barang tambang seperti emas, tembaga, andesit, pasir besi dan barang
tambang lainnya baru sedikit yang diusahakan. Dinas Energi dan sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah,
terus berupaya mengadakan ekspolrasi dan eksploitas. Produksi bahan penggalian logam dan batuan tahun
2010 sementara mencapai 9.157.,98 ribu meter kubik dengan tenaga kerja 708 orang.