profil kesehatan kota singkawang tahun 2013...singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit...

96
PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013

Upload: others

Post on 26-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

PROFIL KESEHATAN

KOTA SINGKAWANG

TAHUN 2013

Page 2: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

BAB I

PENDAHULUAN

Di era desentralisasi saat ini, dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pemerintah pusat memberikan kesempatan dan

keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan

otonomi daerah. Prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah tetap

memper-hatikan aspek demokratisasi, keadilan, pemerataan serta

potensi dan keanekaragaman daerah yang pelaksanaannya didasarkan

pada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Oleh karena itu

kewenangan yang diberikan kepada daerah mencakup kewenangan

yang menyeluruh dalam penyelenggaraan pemerintahan bidang

kesehatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

pengendalian dan evaluasi. Walaupun demikian hubungan yang serasi

antara pusat dan daerah maupun antar daerah tetap harus terjamin.

Dalam upaya melaksanakan dan terus meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat, melalui kewenangan wajib yang diberikan kepada

daerah kabupatan/kota, maka ukuran yang digunakan adalah

tercapainya urusan wajib bidang kesehatan yang tercantum dalam

Standar Pelayanan Minimal yang telah dikeluarkan oleh Departemen

Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor 004 tahun

2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan,

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 tahun 2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota dan

Keputusan Menteri Kesehatan nomor 828 tahun 2008 mengenai

petunjuk teknis Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di

Kabupaten/Kota.

Untuk mengetahui sampai sejauh mana upaya yang telah dilakukan

oleh Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan urusan wajib bidang

kesehatan ini, maka perlu ditunjang oleh sistem informasi kesehatan

yang handal,

1

Page 3: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

seperti yang diisyaratkan dalam Sistem Kesehatan Nasional

(SKN) 2009. Meskipun harus diakui bahwa sistem informasi kesehatan

yang dilaksanakan di Kota Singkawang ini belum memadai dan masih

harus terus dikembangkan, namun upaya untuk memenuhi

ketersedian informasi berbasis data terus dilakukan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah

bertanggungjawab atas ketersediaan akses informasi, edukasi dan dan

fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain itu pada pasal 168

menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya efektif dan

efesien diperlukan informasi kesehatan, yang dilakukan melalui sistem

informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lanjut

akan diatur dengan Peraturan Pemerintah, sedangkan pada pasal 169

disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat

untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Salah satu keluaran dari penyelenggaran sistem informasi

kesehatan di Kota Singkawang yaitu upaya penyampaian informasi

berdasarkan data hasil kegiatan dalam bentuk Profil Kesehatan Kota

Singkawang.

Penyusunan Profil Kesehatan Kota Singkawang tahun 2013

merupakan salah satu mata rantai pelaksanaan Sistem Informasi

Kesehatan di Kota Singkawang dalam rangka menyediakan data dan

informasi di bidang kesehatan. Profil Kesehatan Kota Singkawang

disusun untuk memberikan gambaran status kesehatan masyarakat,

pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan serta sumber daya

pendukung kegiatan pelayanan yang telah dilaksanakan di Kota

Singkawang. Adapun Sistematika penulisan Profil Kesehatan Kota

Singkawang tahun 2013 adalah sebagai berikut:

2

Page 4: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Bab I : Pendahuluan

Merupakan penjelasan tentang maksud dan tujuan

disusunnya Profil Kesehatan Kota Singkawang dan sistematika

penulisannya.

Bab II : Geografi dan demografi

Diuraikan mengenai keadaan geografis dan demografis Kota

Singkawang, terutama hal-hal yang memungkinkan menjadi

determinan yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat

Bab III: Status kesehatan masyarakat

Menguraikan mengenai status derajat kesehatan masyarakat

yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi

masyarakat.

Bab IV : Penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan

Menguraikan tentang situasi upaya kesehatan yang meliputi

palayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan

penunjang, pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi

masya-rakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, serta

pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.

3

Page 5: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

BAB II GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

A. GEOGRAFI

Kota Singkawang merupakan salah satu bentuk pemerintahan

kota di Kalimantan Barat setelah pemerintahan Kota Pontianak terletak

diantara Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang. Letak

geografis Kota Singkawang pada 0° 44' 55,85” - 01° 01' 21,51” Lintang

Utara dan 108° 51' 47,6” - 01° 01' 21,51”. Batas - batas wilayah Kota

Singkawang selengkapnya adalah :

Sebelah Utara : Kab. Sambas Sebelah Selatan : Kab. Bengkayang

Sebelah Timur : Kab. Bengkayang Sebelah Barat : Laut Natuna

Kota Singkawang mempunyai luas wilayah 50.400 ha dan

terbagi menjadi 5 kecamatan, yaitu Singkawang Selatan, Singkawang

Utara, Singkawang Tengah, Singkawang Timur dan Singkawang

Barat. Kelurahan yang ada berjumlah 26. Kecamatan dengan luas

wilayah terbesar adalah kecamatan Singkawang Selatan dengan luas

22.448 ha (44,54%), dan yang terkecil adalah kecamatan Singkawang

Barat yang mempunyai luas 1.806 ha (3,58%).

4

Page 6: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Luas Wilayah Dan Jumlah Kelurahan Menurut Kecamatan

Di Kota Singkawang Tahun 2013

Kecamatan Luas (ha) Kelurahan

Singkawang Selatan 22.448 4

Singkawang Utara 6.665 7

Singkawang Tengah 2.855 5

Singkawang Barat 1.806 5

Singkawang Timur 16.626 5

Kota Singkawang 50.400 26 Sumber: Sensus Penduduk 2010, BPS Kota Singkawang

Kota Singkawang merupakan kota pantai sekaligus perbukitan

dengan kemiringan antara 0 – 8%, dan mempu-nyai banyak aliran

sungai. Curah hujan rata-rata 2.819 mm/tahun atau 235 mm/bulan.

Jumlah rata-rata hari hujan 157 hari/tahun atau rata-rata 13 hari

hujan / bulan. Keadaan iklim mikro Kota Singkawang dapat dikatakan

tidak menentu dengan suhu udara berkisar antara 21,80 sampai 320 C,

dan masih dipengaruhi oleh angin muson dan perubahan iklim laut.

Perubahan cuaca yang tidak menentu ini dapat berpengaruh terhadap

status kesehatan masyarakat, seperti ditunjukkan oleh penyakit infeksi

saluran pernafasan akut yang selalu menjadi penyakit terbanyak bagi

semua golongan umur.

Luas lahan yang memungkinkan menjadi breeding places, seperti

hutan belantara, hutan belukar, hutan bakau, danau, rawa dan semak-

semak mencapai 31% dari keseluruhan luas wilayah Kota Singkawang.

Bila keadaan alam ini tidak ditata dengan baik dan ditambah dengan

perilaku hidup sehat yang kurang menunjang, maka akan besar

kemungkinan timbulnya masalah kesehatan bagi masyarakat kota

Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah.

5

Page 7: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

B. DEMOGRAFI

Penduduk Kota Singkawang tahun 2013 diperkirakan berjumlah

198.921 jiwa, dengan penduduk laki-laki berjumlah 101.740 jiwa

(51,15%) dan penduduk perempuan 97.181 jiwa (48,85%). Penduduk

berusia di bawah 5 tahun (balita) berjumlah 20.863 jiwa, dan 4.098

orang di antaranya adalah bayi. Penduduk berusia lanjut yang terdiri

dari pra-usila (45 – 64 tahun) berjumlah 31.362 jiwa dan usia lanjut (

65 tahun ke atas) berjumlah 9.492 jiwa.

Penduduk usia produktif (15 s/d 64 tahun )berjumlah 125.693

jiwa. Angka beban tanggungan (dependency ratio) penduduk usia

produktif adalah 58, ini berarti tiap 100 orang yang produktif harus

menanggung 58 orang yang tidak produktif. Angka ini sama

dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 58 orang. Hal ini juga

menunjukkan bahwa komposisi penduduk berdasarkan kelompok

umur tidak mengalami perubahan. Makin tinggi angka beban

tanggungan ini, maka makin besar beban ekonomi yang harus

ditanggung oleh penduduk usia produktif dan akan berpengaruh pada

pembiayaan kesehatan keluarga.

6

Page 8: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Distribusi Penduduk, Kepala Keluarga, Kepadatan Penduduk per Km2 dan

Rata – Rata Jiwa Per KK Menurut Kecamatan Di Kota Singkawang Tahun 2013

Kecamatan

Jumlah

penduduk Jumlah

KK

Kepadatan

pddk/km2 Rata-Rata jiwa/KK

Singkawang Selatan 46.148 9.260 2,06 4,98

Singkawang Utara 23.575 5.283 3,54 4,46

Singkawang Tengah 60.551 13.410 21,21 4,52

Singkawang Timur 20.481 4.309 1,23 4,75

Singkawang Barat 48.166 10.888 26,67 4,42

Kota Singkawang 198.921 43.150 3,95 4,61

Sumber : Kantor Statistik Kota Singkawang.

Kota Singkawang menghadapi masalah kesehatan yang cukup

kompleks, yaitu masalah kesehatan perkotaan dan masalah kesehatan

pedesaan. Data penduduk miskin pada tahun 2013 yaitu berjumlah

49,676 jiwa atau 24,97% dari jumlah penduduk , penduduk miskin

pada tahun 2012 yaitu berjumlah 63,899 jiwa atau 32,87% dari jumlah

penduduk yang ada jumlah tersebut juga merupakan kuota peserta

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang diberikan oleh

Kementerian kesehatan.

7

Page 9: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Jumlah Penduduk dan Penduduk Miskin Menurut Kecamatan

(sesuai dengan kuota peserta Jamkesmas) Di Kota Singkawang tahun 2013

Kecamatan

Jumlah Penduduk

Penduduk miskin

Jumlah %

Singkawang Selatan 46.148 13.861 30,03

Singkawang Utara 23.575 8.413 35,68

Singkawang Tengah 60.551 10.907 18,01

Singkawang Timur 20.481 11.220 54,78

Singkawang Barat 48.166 5.275 10,95

Kota Singkawang 198.921 49.676 25,03

( Sumber Seksi Jamkesda Dinas Kesehatan Kota Singkawang)

Data mengenai tingkat pendidikan penduduk tahun 2013 tidak

ada data, tahun 2012 berdasarkan Estimasi BPS penduduk laki-laki

berumur 10 tahun keatas yang melek huruf 40,71% sedangkan

penduduk perempuan berumur 10 tahun keatas yang melek huruf

48,25 %. Tingkat pendidikan akan sangat berpengaruh pada status

kesehatan, karena kedua hal tersebut saling melengkapi. Pendidikan

yang baik akan meningkatkan status kesehatan, dan status kesehatan

yang baik akan meningkatkan tingkat pendidikan.

Data kependudukan yang dibutuhkan oleh sektor kesehatan

masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

strategi pencapaian Visi dan misi, maka pihak Dinas Kesehatan perlu

sering memberikan informasi kepada sektor lain dalam kerangka kerja

sama lintas sektor.

8

Page 10: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

BAB III STATUS KESEHATAN MASYARAKAT

Gambaran status kesehatan masyarakat kota Singkawang dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, seperti pada tabel berikut ini :

Indikator

Target ( 2013 ) 2009 2010 2011 2012 2013 Trend

Umur harapan hidup (tahun)

Rata-rata 67,9

Mortalitas

Angka kematian bayi (per 1.000) 40/1.000

Kasus kematian neonatus turun 29 19 21 15 20 ▲

Angka kematian balita (per 1.000) 58/1.000 t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d. t.a.d. t.a.d.

Angka kematian ibu (per 100.000) 150/100.0

00 t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d. t.a.d. t.a.d.

Kasus kematian ibu turun 3 2 3 7 4 ▼

Angka kematian kasar (per 1.000) 7/1.000 t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d. t.a.d. t.a.d. Morbiditas dan mortalitas

Penyakit menular

1 DBD

Angka kesakitan (per 1.000 pddk) 0,02 5,12 0,5 0,18 0,47 19,6 ▲

CFR (%) 10 1,06 3,19 0 0 9,1 ▲

Angka kesakitan balita(per 1.000 pddk balita) 0,02 13,41 1,7 0,09 1,7 0,91 ▲

CFR balita (%) 10 2,11 5,5 0 0 2,6 ▲

2 TB Paru BTA +

Prevalensi (per 1.000 pddk) 1,3 0,95 0,95 1,06 0,99 1,03 ▲

CFR (%) 0 1,16 8,38 3 2,6 2,7 ▼

3 ISPA

Angka kesakitan non pneumonia (per 1.000 pddk) 1 184,89 188 162 147,19 159,57 ▲

Angka kesakitan pneumonia (per 1.000pddk) 1 1,33 1,77 0,74 0,68 0,73 ▲

Angka kesakitan pneumonia balita (per 1.000 pddk balita) 11,15 15,43 6,89 5,83 6,95 ▲

CFR pneumonia balita (%) 0 0 0 0 0

4 Diare

Angka kesakitan semua umur (per 1.000 pddk) 3 33,33 37,97 37,92 34,68 30,40 ▼

CFR semua umur (%) 1 0 0 0 0 0

Angka kesakitan balita (per 1.000 pddk balita) 126,82 148,27 160,18

129

CFR balita (%)

0 0 0

0

9

Page 11: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Indikator

Target ( 2012 ) 2009 2010 2011 2012

2013 Trend

5 Malaria

Angka kesakitan malaria (per 1.000 pddk) 15 24,09 20.1 1,07 0,63 16,18 ▲

6 Campak

Angka kesakitan balita (per 1.000 pddk balita) 1,13 0,8 0,58 1,36

7 Kusta

Prevalensi (per 1.000 pddk) 0 0 0,11 0

Penyakit non menular (per 1.000 pddk)

Gangguan sistem otot & jaringan 104 89,9 98,6 72,96 74,60 ▲

Gigi dan mulut 68,6 60,4 71,8 75,50 78,62 ▲

Tekanan darah tinggi 66 67,8 83,7 80,34 80,15 ▼

Kulit 107 64,9 81,1 75,27 76,87 ▲

Kecacingan 6,73 9,08 7,72 11,10 11,17 ▲

Gizi

Status gizi balita (%)

* Buruk < 1 4,38 4,37 2,48 3,47 3,16 ▼

* Kurang < 20 14,75 12,07 10,11 12,25 11,74 ▼

* Baik

57,63 76,13 63,41 81,14 82,52 ▲

* Lebih 1 18,68 4,28 24 3,14 2,58 ▼

KEP total (%) <15 19,13 16,45 12,59 15,72 14,90 ▼

KEP nyata (%) <1 4,38 4,37 2,48 3,47 3,16 ▼

BBLR (%) 1,29 4,27 2,39 3,3 3,9 ▲

A. KESAKITAN

Sejak tahun 2010, sistim pencatatan dan pelaporan penyakit di

puskesmas mengalami perubahan dari dari format ICD 9 menjadi ICD

10, sehingga laporan jenis penyakit lebih rinci dibanding dengan

sebelumnya. Dari data yang bersumber dari Laporan Bulanan

Kesakitan (LB1) puskesmas, penyakit terbanyak untuk semua golongan

umur pada tahun 2013 masih didominasi oleh penyakit pada saluran

pernafasan, Influensa, batuk, demam tidak diketahui penyebabnya, dan

diare serta juga oleh penyakit degeneratif seperti penyakit hypertensi

10

Page 12: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

primer, rematisme. Penyakit-penyakit ini lebih banyak diakibatkan oleh

perilaku hidup dan lingkungan hidup yang kurang sehat.

Penyakit Terbanyak Pada Semua Kelompok Umur Di Kota Singkawang pada tahun 2012 dan 2013

Penyakit Proporsi (%)

2012 2013

Infeksi saluran pernafasan atas akut tidak spesifik 13.26 (1) 13.18 (1)

Hipertensi Primer ( esensial ) 6.57 (3) 6.39 (3)

Influensa 5.24 (4) 5.15 (4)

Batuk 4.23 (6) 4.21 (6)

Rematisme 2.77 (11) 2.75 (11)

Gejala dan tanda umum lainnya 7.69 (2) 7.88 (2)

Demam yg tidak diketahui sebabnya 5.08 (5) 5.03 (5)

Gastroduodenitis tidak Spesifik 1.99 (14) 2.00 (14)

Sakit kepala 3.10 (9) 3.18 (9)

Infeksi saluran pernafasan atas lainnya 1.22 (25)

1.21 (25)

Diare dan gastro enteritis tidak dpt dikelompok ke dlm

A00-A08 3.25 (8) 3.20 (8)

Sumber : LB1 SP2TP, Angka dalam kurung = peringkat

Penyakit Terbanyak Pada Semua Kelompok Umur Di Kota Singkawang pada tahun 2005 s/d 2009

Penyakit Proporsi (%)

2005 2006

2007 2008 2009

ISPA 17,11 (1) 19,11 (1) 20,20 (1) 20,69 (1) 16,74 (1)

Peny. sistim otot & 11,02 (2) 10,24 (2) 9,52 (2) 10,64 (2) 10,09 (2)

jaringan

Peny.lain sal.pernf.bag atas 4,24 (6) 6,43 (4) 5,33 (4) 3,52 (7) 4,58 (5)

Peny.tek.darah tinggi 8,53 (3) 7,85 (3) 7,74 (3) 6,77 (3) 6,73 (3)

Peny.mata lain-lain 2,65 (10) 2,05 (9) 2,15 (9) 2,07 (10) 2,34 (9)

Peny. kulit infeksi 4,73 (5) 5,22 (5) 4,51 (5) 5,69 (4) 3,38 (7)

Peny.kulit alergi 4,76 (4) 4,34 (6) 3,74 (6) 5,24 (5) 4,99 (4)

Peny.lain dr 3,74 (7) 1,75 (11) 1,60 (12) 3,08 (9) 2,21 (10)

sal.pernf.bawah

Diare 3,54 (8) 3,83 (7) 3,45 (7) 3,20 (8) 3,27 (8)

Peny. pulpa & jar. 2,79 (9) 3,26 (8) 3,44 (8) 4,49 (6) 3,47 (6)

periapikal

Sumber : LB1 Angka dalam kurung = peringkat pada tahun yang bersangkutan

11

Page 13: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

6.76.89

6.576.39

2010 2011 2012 2013

Dari tahun 2005 sampai dengan 2009 Penyakit tekanan darah

tinggi kasusnya masih tetap di urutan ketiga terbanyak bahkan setelah mengalami perubahan sistem pencatatan dan pelaporan dari format

ICD 9 menjadi ICD 10, penyakit darah tinggi secara spesifik yaitu

penyakit Hypertensi primer (essensial) pada tahun 2013 masih berkisar

urutan ketiga yaitu 6,39% menurun sedikit dibandingkan pada tahun

2012 yang menduduki urutan ketiga yaitu 6,57 % sedangkan pada

tahun 2011 yaitu 6,91%.

Secara umum ada beberapa hal yang menyebabkan penyakit

darah tinggi ini masih tetap tinggi. Pertama, ada kesadaran dari

penderita untuk segera memeriksakan penyakit begitu terasa mulai

mengganggu. Kedua, ada keinginan masyarakat untuk lebih

menggunakan puskesmas sebagai sarana pertama yang didatangi

untuk mengobati penyakitnya. Ketiga, ada kecendrungan makin

bertambahnya penderita penyakit ini. Untuk hal yang ketiga, maka

yang diperlukan adalah pola hidup sehat yang lebih baik, termasuk

lebih sering melakukan olahraga dan mengkonsumsi makanan dengan

gizi berimbang.

Program Upaya Kesehatan Usia Lanjut Puskesmas (Upaya Kesehatan

Pengembangan) berupa Posyandu untuk usia lanjut merupakan salah

satu wadah yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat dalam upaya mencegah dan mengontrol

penyakit ini. Perkembangan jumlah kasus yang diperiksa di puskesmas

dari tahun 2010 sampai dengan 2013, tampak pada grafik di bawah ini.

Jumlah Kasus Penyakit Hypertensi primer (essensial) Di Puskesmas Di Kota Singkawang Tahun 2010 – 2013

Sumber: LB1 tahun 2010, 2011,2012, 2013

12

Page 14: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Jumlah Kasus Penyakit Tekanan darah Tinggi Di Puskesmas

Di Kota Singkawang Tahun 2005 – 2009

Sumber: LB1 tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009.

Penyakit kulit infeksi merupakan salah satu akibat dari perilaku

hidup yang kurang menunjang kesehatan. Penyakit ini juga selalu

masuk dalam 10 penyakit terbanyak. Pada tahun 2009 terjadi

penurunan proporsi pada kelompok umur di bawah 5 tahun dibanding

tahun 2008, demikian juga pada kelompok usia sekolah. Sementara

pada kelompok usia produktif terjadi peningkatan pada kelompok umur

15 – 19 tahun dan sedikit menurun pada kelompok usia 20 – 54 tahun.

Kelompok usila, sejak pada tahun 2006 – 2008 terus terjadi

peningkatan.

Proporsi yang fluktuatif pada kelompok usia muda ini perlu

mendapat perhatian, karena menggambarkan bahwa belum tercapainya

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak usia muda, sehingga di

kemudian hari dapat menjadi manusia yang mempunyai perilaku hidup

sehat yang baik. Oleh karena itu pendidikan kesehatan sejak usia dini

perlu dilakukan secara intensif untuk mengurangi permasalahan di

kemudian hari, terutama dalam upaya pembangunan manusia yang

berkualitas.

Pada tahun 2010, 2011 dan 2013 pencatatan pelaporan format

ICD 10 untuk penyakit kulit infeksi sudah terbagi lebih rinci sehingga

tidak biasa dikelompokkan dalam pelaporan seperti pelaporan tahun

sebelumnya.

13

Page 15: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

< 5 th 5 - 14 th 15 - 44 th 45 - 54 th 55 - 64 th > 65 th

2011 19.93 24.52 29.95 11.67 8.01 5.92

2012 23.6 24 32.06 10.82 5.76 3.76

2013 23.6 24 32.06 10.82 5.76 3.76

Proporsi kasus penyakit kulit infeksi berdasarkan kelompok umur

di Kota Singkawang tahun 2005 - 2009

Sumber: LB1 tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009

Proporsi kasus penyakit kulit infeksi berdasarkan kelompok umur di Kota Singkawang tahun 2011 - 2013

Sumber: LB1 tahun 2011, 2012, 2013.

Pada tahun 2013 penyakit diare mengalami penurunan yaitu

3,20% dibandingkan dengan tahun 2012 penyakit diare yaitu 3,25%

tahun 2011 yaitu 3.84%. Tetapi penyakit diare masih masuk dalam

katagori dalam 10 besar penyakit terbanyak dengan posisi diperingkat

delapan. Bila diperhatikan lebih lanjut, ternyata kelompok umur yang

menjadi penderita terbanyak adalah kelompok umur balita. Ini berarti

peran orang tua terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan

kebersihan anaknya, harus sangat ditingkatkan. Salah satu wadah

untuk meningkatkan perhatian orang

14

Page 16: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

11.23

32.29

56.48

14.89

30.85

54.26

11.64

32.87

55.48

< 1 tahun 1 - 4 tahun > 5 tahun

2011 2012 2013

tua mengenai masalah ini adalah posyandu. Perlu ada kegiatan

penyuluhan tentang penyakit diare kepada orang tua di Posyandu

Proporsi Kasus Penyakit Diare Menurut Kelompok Umur di Kota Singkawang Tahun 2006 – 2009

Sumber: LB1 tahun 2006, 2007, 2008, 2009.

Proporsi Kasus Penyakit Diare Menurut Kelompok Umur di Kota Singkawang Tahun 2011 – 2013

Sumber: LB1 tahun 2011, 2012, 2013

Sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 trend penyakit malaria

terus mengalami penurunan hal ini tergambar pada indikator Annual

Paralysis Incidence (API). Gambaran API per wilayah kerja puskesmas

seperti pada tabel di bawah ini :

15

Page 17: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Annual Paralysis Incidence (API) di Kota

Singkawang tahun 2009 – 2013

No Puskesmas 2009 2010 2011 2012 2013

API API API API API

(‰) (‰) (‰) (‰) (‰)

1 Skw Selatan 4,31 1,19 1,69 1,15 1,32

2 Skw Utara 5,51 5,84 1,33 0,74 0,17

3 Skw Tengah 3,88 1,81 0,48 0,10 0,07

4 Skw Timur 6,79 3,34 1,89 0,90 0,63

5 Skw Barat 3,92 0,96 0,28 0,04 0,00

Kota 4,47 2,07 0,07 0,63 0,48

Singkawang

Sumber : Laporan malaria Puskesmas

Penurunan API pada tahun 2013 terjadi pada Puskesmas

Singkawang Timur (0,63‰), Puskesmas Singkawang Utara (0,17‰),

Tengah (0,07‰) dan Barat (0,00‰).sedangkan pada Puskesmas

Singkawang Selatan terjadi sedikit kenaikan (1,32‰) API tertinggi

terjadi di Puskesmas Selatan (1,32‰) kemudian diikuti Puskesmas

Singkawang Timur (0,63‰), Puskesmas Singkawang Utara (0,17‰),

Tengah (0,07‰) dan Barat (0,00‰). Terjadinya penurunan API di

wilayah Kecamatan di Kota Singkawang mungkin disebabkan adanya

meningkatan kesadaran masyarakat tentang kepedulian terhadap

kebersihan lingkungan, namun hal ini masih juga perlu pengakajian

lebih mendalam.

Penyakit menular lain yang menjadi masalah besar di Kota

Singkawang adalah penyakit demam berdarah dengue. Jumlah sejak

tahun 2007 sampai dengan 2011 penderitanya terus mengalami

penurunan secara drastis namun di tahun 2012 terjadi sedikit

peningkatan dibanding tahun 2011, adapun tahun 2009 terjadi

lonjakan jumlah penderita sehingga menjadi KLB. Gambaran Penderita

DBD pada tahun 2007 sampai dengan 2013 per kecamatan tergambar

seperti pada tabel di bawah ini:

16

Page 18: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Jumlah Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kota Singkawang Tahun 2008 s/d 2013

Kecamatan Jumlah Penderita DBD

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Singkawang Selatan 18 208 15 9 25 11

Singkawang Utara 13 90 14 3 15 3

Singkawang Tengah 79 295 33 11 18 16

Singkawang Timur 5 57 4 2 3 1

Singkawang Barat 35 292 28 11 31 3

Kota Singkawang 150 942 94 36 92 39

Sumber: Bidang P2PL

Penurunan penderita DBD pada tahun 2013 tersebut juga terjadi

pada hampir semua kecamatan di Kota Singkawang, jumlah penderita

DBD yang paing sedikit kasusnya terjadi pada Kecamatan Singkawang

Timur 1 (satu) kasus, dan terbanyak pada Kecamatan Singkawang

Tengah 16 (enam belas) kasus, Singkawang Selatan 11 (sebelas)

kasus, Singkawang Barat 3 (tiga) kasus dan Utara 3 (tiga) kasus.

Dilihat dari pola penyebaran penyakit hampir merata diseluruh

kelurahan maka upaya pencegahan seharusnya dilakukan

penanggulangan secara menyeluruh di seluruh kecamatan sehingga

diharapkan dapat terjadi penurunan penderita. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada peta distribusi kasus DBD berdasarkan kelurahan

dibawah ini :

17

Page 19: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

54

231

536

121

7 29 41 176 12 14 411 24 48911 24 48

9

0 - 1 th > 1 - 5 th > 5 - 15 th > 15 th

2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah penderita demam berdarah dengue menurut kelompok

umur di Kota Singkawang tahun 2008 – 2013

Sumber: Bidang P2PL

Jumlah penderita terbanyak adalah pada kelompok usia sekolah

(5 – 15 tahun) yaitu 17 penderita (43,58%) dan kemudian pada

kelompok balita sebanyak 14 penderita (35,89%). Mengingat kejadian

penyakit ini juga pada waktu mereka berada di sekolah, maka

lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian dalam upaya PSN

(Pembersihan Sarang Nyamuk) selain rumah tangga dan tempat –

tempat umum agar tidak menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk

Aedes Aegypti.

Pada tahun 2013 terjadi penurunan dibanding tahun 2012

terdapat 1 (satu) orang meninggal, tahun 2011 tidak ada penderita

DBD yang meninggal, seperti tahun 2010, terdapat 3 kematian

penderita DBD yang terjadi pada kelompok umur balita (>1-5 th) 2

orang dan kelompok anak sekolah (>5-15 th) 1 orang. Angka kesakitan (IR) dan angka kematian (CFR) dari tahun 2008

sampai dengan tahun 2012 tampak pada tabel di bawah ini:

18

Page 20: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Jumlah penderita dan kematian penyakit DBD di Kota Singkawang tahun 2008 – 2013

Jumlah IR CFR

Tahun Penderita Mati ( 0/00 ) (0/0)

2008 150 2 0,83 1,33

2009 942 10 515,5 1,06

2010 94 3 50,5 3,19

2011 36 0 18,9 0

2012 92 0 47,3 0

2013 39 1 19.6 9,1

Sumber: Laporan DBD puskesmas dan RS

Penyakit TBC Paru merupakan salah satu penyakit yang upaya

penanggulangannya dilakukan secara lebih intensif dan mendapatkan

dana khusus dari Global Fund for AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF ATM). Untuk menanggulangi penyakit ini, maka diperlukan upaya

pencarian penderita secara aktif selektif (selective active case finding).

Dengan metode ini, diharapkan makin banyak penderita yang

ditemukan dan kemudian diobati. Secara statistik, diperkirakan

penderita TB paru di suatu daerah ada 2,1 di antara 1.000 penduduk

sementara target penemuan penderita baru seiap tahunnya adalah

sebanyak 75% dari perkiraan tersebut.

Pada tahun 2013 di Kota Singkawang ditemukan 203 penderita

baru TB tahun 2012 ditemukan 190 penderita baru TB sedangkan

pada tahun 2011 jumlah penderita TB baru sebanyak 202. Angka

penemuan penderita baru TBC Paru BTA Positif (Case Detection

Rate=CDR) pada tahun 2013 mengalami kenaikan dibanding tahun

2012 yaitu 48,56% pada tahun 2012 mengalami penurunan dibanding

tahun 2011 yaitu 46,57% pada tahun 2012 dan 47,57% pada tahun

2011. CDR penyakit ini dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013

adalah sebagai berikut:

19

Page 21: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

45.3544.47

50.63

46.57

48.56

2009 2010 2011 2012 2013

92.4 92.44

93.1

91.58

91.05

2009 2010 2011 2012 2013

Penemuan Penderita Baru TBC Paru BTA (+) = Case Detection Rate (CDR)

di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

Sumber: Laporan TB Puskesmas (diolah)

Hasil pengobatan penderita baru TBC Paru BTA Postif (Cure Rate

= CR) tahun 2013 angka kesembuhannya adalah 89,5% terjadi

penurunan dibandingkan capaian pada tahun 2012 angka

kesembuhannya adalah 90,1% terjadi penurunan dibandingkan capaian

pada tahun 2011 yaitu 93,1% namun angka ini masih melebihi target

angka kesembuhan minimal adalah 85%. Angka kesembuhan penyakit

ini dari tahun 2008 sampai dengan 2013 adalah sebagai berikut :

Proporsi Hasil Pengobatan Penderita Baru TBC Paru BTA (+) = Cure Rate (CR)

di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

Sumber: Laporan TB Puskesmas (diolah)

20

Page 22: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

2009 2010 2011 2012 2013

66

5788

85 86

Penderita HIV/AIDS di Kota Singkawang menunjukkan

kecenderungan masih tinggi. Seperti juga TB Paru, meningkatnya

jumlah penderita ini terutama karena dilakukannya upaya pencarian

yang intensif. Jumlah penderita yang sebenarnya, mungkin jauh lebih

besar, seperti yang dikenal dengan istilah fenomena gunung es, namun

penderita HIV tersebut belum mengetahui bahwa dirinya mengidap

penyakit. Oleh sebab itu, upaya pencarian penderita melalui prosedur

yang benar seperti yang dilakukan oleh Klinik Mawar dari RSUD

Dr.Abdul Aziz Singkawang, perlu mendapat dukungan baik moril

maupun materil.

Pada tahun 2008, penderita HIV/AIDS berjumlah 82 orang sedikit

menurun menjadi 66 orang pada tahun 2009 kemudian menurun

kembali menjadi 66 orang pada tahun 2010 menjadi 57 orang.

Penderita pada tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu berjumlah 88

orang, pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu berjumlah 85

orang. Penderita pada tahun 2013 mengalami penurunan yaitu

berjumlah 86 orang.Jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun 2008

sampai dengan 2013 adalah sebagai berikut :

Penderita HIV/AIDS di Kota Singkawang

Tahun 2009 – 2013

Sumber: Surveilens HIV/AIDS Bidang P2PL Dinkes Kota Singkawang

21

Page 23: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

10 0 0 0

20

29

16

0 0 0 01

2322

11

0

2 2

01

29

32

22

2

4

1 10

39

26

12

01 1

0

3

27

38

16

< 1 th 1 - 4 th 5 - 9 th 10 - 14 th 15 - 19 th 20 - 29 th 30 - 39 th > 40 th

2009

2010

2011

2012

2013

Proporsi Penderita laki-laki lebih banyak dari pada penderita

perempuan. Penduduk usia produktif antara 20 – 29 tahun dan 30 – 40

tahun adalah penderita terbanyak. Jumlah penderita HIV/AIDS

menurut jenis kelamin dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013

adalah sebagai berikut :

Penderita HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin di Kota Singkawang tahun 2009– 2013

Sumber: Surveilens HIV/AIDS Bidang P2PL Dinkes Kota Singkawang

Penderita HIV/AIDS Menurut Kelompok Umur Di Kota Singkawang Tahun 2008 – 2013

Sumber: Surveilens HIV/AIDS Bidang P2PL Dinkes Kota Singkawang

22

5751

41

6153

45

25

15 16

2732

41

2008 2009 2010 2011 2012 2013

laki-laki

perempuan

Page 24: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Homo1%

Hetero91%

IDU6%

PMTCT2%

Transf0%

Penyebab diperolehnya penyakit ini terutama karena hubungan

hetero-seksual yang tidak aman, Tranfusi, ). Preventing Mother To

Child Transmision (PMTCT) Homo dan penggunaan narkoba secara

suntikan/ Injection Drug Users (IDU) Khusus mengenai hal ini,

kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu

diperlukan upaya penanggulangan yang lebih holistik, dan upaya

tersebut menjadi tanggung jawab semua sektor. Proporsi penderita

HIV/AIDS menurut faktor resiko sebagai berikut :

Proporsi Penderita HIV/AIDS Menurut Faktor Resiko di Kota Singkawang Tahun 2013

Sumber: Surveilens HIV/AIDS Bidang P2PL Dinkes Kota Singkawang

Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) selalu merupakan

penyakit terbanyak selama bertahun-tahun. Tahun 2003 kasus ISPA

non pneumonia pada balita mencapai 19,24% dari kasus ISPA pada

semua golongan umur, 2004 mencapai 16,89%, 2005 mencapai 17,11%,

2006 mencapai 19,11% dan pada tahun 2007 mencapai 20,20% dan

pada tahun 2008 mencapai 20,69% dan tahun 2009 mencapai 16,74%,

tahun 2010 mencapai 12,83%, tahun 2011 mencapai 13,03%, tahun

2012 mencapai 13,26% , tahun 2013 mencapai 13,18%

23

Page 25: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Kasus ISPA non pneumonia pada balita tahun 2013 paling

banyak terjadi di wilayah kecamatan Singkawang Timur (33,27%) dan

yang paling sedikit di kecamatan Singkawang Barat (8,55%).

Penderita pneumonia di puskesmas dari tahun 2007 sampai

dengan tahun 2013, sebagian besar adalah penderita dari golongan

umur di bawah 5 tahun (balita). Pada tahun 2012 dari penderita

sebanyak 133 kasus, 120 penderita (90,23%) di antaranya terjadi pada

balita dan penderita balita terbanyak berasal dari kecamatan

Singkawang Selatan 52 penderita (39,10%) Selanjutnya Singkawang

Tengah 49 penderita (36,84%). Angka kesakitan pneumonia pada balita

pada tahun 2012 mencapai 5,8 per 1000 balita terjadi penurunan

dibandingkan dengan tahun 2011 mencapai 6,9 per 1.000 balita, tahun

2010 yang mencapai 16,77 per 1.000 balita, tahun 2009 yang mencapai

11,15 per 1.000 balita, dan tahun 2008 yang mencapai 11,73 per 1.000

balita.

Penderita Penumonia Pada Balita Dan Semua Penderita Menurut Kecamatan

Di Kota Singkawang Tahun 2009 – 2013

Jumlah Penderita Pneumonia

No Puskesmas 2009 2010 2011 2012 2013 < 5

Semua < 5 Semua < 5

Semua < 5 Semua < 5

Semua

th

th

th

th

th

1 Skw Selatan 7 9 4 4 47 48 52 65 58 58

2 Skw Utara 9 12 122 122 12 12 1 1 45 45

3 Skw Tengah 181 181 203 203 80 80 49 49 30 30

4 Skw Timur 30 30 7 14 0 0 18 18 12 12

5 Skw Barat 10 13 0 0 0 0 0 0 0 0

Kota Singkawang 237 245 336 343 139 140 120 133 145 145

Sumber: Laporan penemuan dan pengobatan penderita ISPA Puskesmas

24

Page 26: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Upaya pencegahan penyakit campak melalui imunisasi pada bayi

untuk selalu dilakukan setiap tahun, namun masih terjadi kasus

penyakit ini, baik pada balita maupun pada kelompok umur lain. tahun

2013 belum ada feed back hasil sample yang di kirim ke provinsi Pada

tahun 2012, ada 28 kasus campak pada balita atau 0,01 % dari seluruh

kasus yang terjadi pada semua kelompok umur. Terjadi penurunan

kasus dibanding dengan tahun 2011 ada 32 kasus atau 0,02%, tahun

2010, ada 51 kasus campak pada balita atau 0,02% dari seluruh kasus

pada semua kelompok umur. Pada tahun 2009 ada 71 kasus campak

pada balita atau 0,04% dari seluruh kasus yang terjadi pada semua

kelompok umur dan tahun 2008 dengan 27 kasus mencapai 0,01%.

Angka kesakitan campak pada balita tahun 2012 sebanyak 1,36 per

1.000 balita terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2011

sebanyak 1,59 per 1.000 balita dan tahun 2010 sebanyak 2,39 per

1.000 balita. Pada tahun 2009 Angka kesakita campak pada balita

sebanyak 1,25 per 1.000 balita

Kasus campak pada balita pada tahun 2012 yang tidak ada kasus

di Kecamatan Singkawang Utara, kasus tertinggi di Kecamatan

Singkawang Tengah 13 kasus. Di Kecamatan Singkawang Selatan 10

kasus, Barat 3 kasus dan Timur 1 kasus, Secara kumulatif terjadi

penurunan kasus campak pada balita di Kota Singkawang pada tahun

2011 bila dibandingkan dengan tahun 2010. Kasus campak pada balita

yang terendah pada tahun 2011 terjadi di Kecamatan Singkawang

Timur (1 kasus) dan tertinggi di Kecamatan Singkawang Tengah (11

kasus). Di Kecamatan Singkawang Selatan 9 kasus, Barat 7 kasus dan

Utara 4 kasus. Secara kumulatif terjadi penurunan kasus campak pada

balita di Kota Singkawang pada tahun 2011 bila dibandingkan dengan

tahun 2010. Tahun 2010 terjadi di Kecamatan Singkawang Utara (2

kasus) dan tertinggi di Kecamatan singkawang Tengah (18 kasus). Di

Kec Singkawang Selatan 13 kasus, Timur 12 kasus dan Barat 6 kasus.

25

Page 27: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Angka Kesakitan Campak Pada Balita Menurut Kecamatan

di kota Singkawang tahun 2009 – 2013

Angka kesakitan per 1.000 pddk

No Puskesmas balita

2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 0.98 5.82 1.96 0.48

2 Skw Utara 1.04 1.68 1.67 0

3 Skw Tengah 0.77 5.86 1.79 0.63

4 Skw Timur 0.98 11.55 0.48 0.09

5 Skw Barat 0.11 2.37 1.4 0.14

Kota 1,25 3.88 1.58 1.36

Singkawang

Sumber: LB1 Puskesmas

Penyakit kecacingan berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan

sehat masyarakat. Bila penyakit ini terjadi pada masa pertumbuhan,

maka akan berakibat tumbuhnya manusia yang kurang berkualitas

karena asupan gizi yang diperlukan terganggu oleh adanya cacing.

Di Kota Singkawang penyakit ini memang tidak termasuk dalam 10

penyakit terbanyak, karena poroporsinya dibandingkan dengan semua

penyakit hanya mencapai 0,89% saja dan menduduki peringkat 29 dari

217 penyakit yang tercatat.

Namun bila dilihat kejadiannya pada tahun 2013 maka tampak bahwa

penderita yang terbanyak adalah pada kelompok umur 5 – 14 tahun

dengan 38,84% , selanjutnya diikuti balita (di bawah 5 tahun) yaitu

31,50%, kelompok usia produktif (15-44 tahun) dengan 22,23% .

Keadaan ini selalu sama sejak tahun 2007 sehingga tampak bahwa

penderita berada pada masa awal pertumbuhan yang memerlukan

asupan gizi yang baik. Selain itu kelompok usia produktif (15-44 tahun)

yang proporsinya selalu pada urutan ketiga menimbulkan pertanyaan,

apakah kebersihan diri sudah kurang mendapat perhatian?

26

Page 28: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

A. KEMATIAN

Kejadian kematian umumnya diukur dengan angka kematian.

Ada beberapa angka kematian yang biasa dipergunakan, yaitu Angka

Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup (AKB), Angka Kematian Ibu

per 100.000 kelahiran hidup (AKI) dan Angka Kematian Balita per 1.000

kelahiran hidup (AKABA). Secara statistik kesehatan, masih banyak lagi

indikator kematian yang digunakan, namun ketiga indikator di atas

merupakan yang paling umum digunakan sebagai indikator mortalitas

dalam menilai derajat kesehatan. Indikator-indikator ini merupakan

indikator hasil akhir (impact).

Perhitungan angka kematian bukan sekedar hitungan matematik

biasa, artinya ada pembilang, penyebut dan konstanta, kemudian

dimasukkan kedalam rumus, lalu diperolehlah angka kematian. Cara

seperti itu tidak menggambarkan keadaan sebenarnya karena antara

lain data yang ada dari kegiatan rutin (facility-based) tidak dapat

mewakili gambaran keadaan di masyarakat. Konstanta yang digunakan

pun, bila dilihat dengan seksama, berbeda dengan konstanta pada

umumnya. Angka 1.000 atau 100.000 yang digunakan mempunyai

maksud tertentu, apalagi dibelakangnya masih terdapat kata-kata

kelahiran hidup. Oleh karena itu, maka angka kematian ibu, bayi

maupun balita sebaiknya diperoleh dari masyarakat langsung dengan

melalui survey (community-based). Bila tidak ada data yang berasal dari

survei, maka lebih baik digambarkan keadaan absolut saja. Yang jauh

lebih penting dari sekedar mengetahui angka kematian, adalah

mengetahui jawaban dari mengapa yang bersangkutan meninggal

dunia, sebab bila diketahui penyebab kematian secara lebih pasti. maka

dapat dilakukan upaya pencegahan sejauh yang dapat dilakukan oleh

manusia sehingga kejadian kematian dapat dikurangi.

27

Page 29: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

2009 2010 2011 2012 2013

eklamsia 2 0 1 0 1

pendarahan 1 1 1 0 2

lain - lain 2 3 5 7 1

Kematian yang seperti itu disebut preventable death. Dari sudut

pandang program pembangunan kesehatan, hal ini akan sangat berarti

dalam upaya penurunan angka kematian.

Pada tahun 2013, belum ada data angka kematian berdasarkan

hasil survei seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Jumlah ibu yang

meninggal ada 4 orang . Jumlah ibu yang meninggal tahun ini

menurun bila dibandingkan dengan tahun 2012 Jumlah ibu yang

meninggal ada 7 orang . Laporan Indikator Database 2004 (kerjasama

BPS dengan UNFPA, Jakarta, April 2005), menyebutkan bahwa AKI Kota

Singkawang untuk tahun 2004 sudah menurun menjadi 306 per

100.000 kelahiran hidup dari 332 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2003

Jumlah dan penyebab kematian ibu melahirkan di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

Sumber: Laporan AMP

Bayi baru lahir (neonatal) yang meninggal pada tahun 2013

berdasarkan laporan kegiatan rutin adalah 20 orang dan penyebab

terbanyak adalah karena Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 6

orang, asfiksia 6 orang dan lain-lain 8 orang adapun jumlah kematian

neonatal pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan

dengan tahun 2012 adalah 15 orang dan penyebab terbanyak adalah

karena Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 2 orang, asfiksia 9

orang, sepsis 1 orang, kelainan congenital 1 orang dan lain-lain 2 orang

adapun jumlah kematian neonatal pada tahun 2012 mengalami

penurunan dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 21 orang dan

28

Page 30: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

2009 2010 2011 2012 2013

BBLR 14 12 10 2 6

Asfiksia 4 2 5 9 6

Sepsis 0 0 1 1 0

lain-lain 11 10 5 3 8

penyebab terbanyak adalah karena Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

sebanyak 10 orang, Asfiksia 5 orang dan penyebab lainnya adalah 6

orang, Belum ada data mengenai angka kematian bayi untuk tahun

2013. Untuk tahun 2004, angka kematian bayi adalah 42,58 untuk laki-

laki dan 31,72 untuk perempuan per 1.000 kelahiran hidup (Laporan

Indikator Database 2004, kerjasama BPS dengan UNFPA, Jakarta, April

2005). Untuk kematian balita tahun 2013 ada 1 orang.

Jumlah dan penyebab kematian Neonatal di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

Sumber: Laporan AMP

Kematian neonatal secara umum berhubungan erat dengan cakupan

deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, semakin rendah cakupan deteksi

dini resiko tinggi ibu hamil, maka diperkirakan kematian neonatal akan

semakin meningkat, demikian juga sebaliknya. Perbandingan kedua hal

tersebut adalah sebagai berikut

29

Page 31: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

29

2421

15

24

46.26

65.76

26.5

50.3

54.3

2009 2010 2011 2012 2013

Kematian Neonatal

Bumil Risti

Perbandingan antara cakupan bumil resti dan kematian neonatal

di Kota Singkawang tahun 2008 – 2013 Sumber: Laporan AMP

C. Status Gizi

Pemantauan Status Gizi (PSG) balita yang dilakukan setiap

tahun, dapat menggambarkan status gizi balita karena data yang

dikumpulkan bersifat community-based. Pemantauan Status Gizi balita

merupakan sebuah upaya pemantauan yang dilakukan dengan cara

survei dengan sampel yang proporsional untuk tiap kelurahan. Upaya

ini harus dilakukan setiap tahun untuk memperoleh data status gizi

balita, sebagai bahan penilaian dari kegiatan yang telah dilaksanakan

dan untuk perencanaan kegiatan tahun berikutnya. Status gizi balita

digambarkan dalam indikator Kurang Energi Protein (KEP) Total, yaitu

gabungan antara gizi buruk dan gizi kurang. Gambaran ini

dipergunakan untuk mengetahui besarnya permasalahan gizi balita

yang terjadi. Dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, KEP Total

cenderung meningkat, walaupun masih dibawah 20%. Pada tahun 2008 KEP total adalah 17,48%, meningkat menjadi 19,13% pada tahun 2009,

menurun lagi menjadi pada Tahun 2010 menjadi 16,45%, menurun

menjadi 12,59% pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 15,72% pada

tahun 2012. Serta menurun kembali menjadi 14,90% pada tahun 2013

30

Page 32: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Hasil Pemantauan Status Gizi Balita di Kota Singkawang Tahun 2008

Kecamatan

Status gizi (%) KEP total

(%)

buruk kurang baik lebih

Singkawang Selatan 2,16 10,61 46,10 41,13 12,77

Singkawang Utara 0,80 17,16 80,97 1,07 17,96

ingkawang Tengah 1,74 17,57 68,55 12,15 19,31

Singkawang Barat 2,62 11,55 70,08 15,75 14,17

Singkawang Timur 3,93 19,90 71,73 4,45 23,82

Kota Singkawang 2,23 15,25 66,63 15,88 17,48

Sumber: PSG 2008

Hasil Pemantauan Status Gizi Balita di Kota Singkawang Tahun 2009

Kecamatan

Status gizi (%) KEP total (%)

buruk kurang baik lebih

Singkawang Selatan 7,71 20,81 55,11 16,38 28,52

Singkawang Utara 1,82 10,93 48,09 20,95 12,75

Singkawang Tengah 4,08 15,31 67,35 13,27 19,39

Singkawang Barat 3,97 9,83 63,18 23,01 13,81

Singkawang Timur 4,37 19,05 57,94 18,65 23,41

Kota Singkawang 4,38 14,75 57,63 18,68 19,13

Sumber: PSG 2009

Hasil Pemantauan Status Gizi Balita di Kota Singkawang Tahun 2010

Kecamatan

Status gizi (%) KEP total

(%)

buruk kurang baik lebih

Singkawang Selatan 3.25 9.02 83.88 14.32 12.28

Singkawang Utara 7.06 22.32 64.41 3.85 29.38

Singkawang Tengah 2.93 7.58 80.44 9.05 10.51

Singkawang Barat 4.84 10.32 70.53 3.56 15.16

Singkawang Timur 4.98 16.01 75.44 6.21 21

Kota Singkawang 4.37 12.07 76.13 7.42 16.45

Sumber: PSG 2010

31

Page 33: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Hasil Pemantauan Status Gizi Balita di Kota Singkawang Tahun 2011

Kecamatan

Status gizi (%) KEP total (%)

buruk kurang baik lebih Singkawang Selatan 0.2 10.62 77.56 8.3 14.03

Singkawang Utara 2.11 12.47 65.96 18.9 14.58

Singkawang Tengah 0.41 4.07 33.4 66.01 4.88

Singkawang Barat 0.33 14.33 73.29 9.03 14.58

Singkawang Timur 3.24 11.34 77.33 7.87 17.91

Kota Singkawang 1.09 10.11 63.41 25.12 12.59

Sumber: PSG 2011

Hasil Pemantauan Status Gizi Balita di Kota Singkawang Tahun 2012

Kecamatan

Status gizi (%) KEP total

(%)

buruk kurang baik lebih

Singkawang Selatan 3.26 11.63 82.56 2.56 14.89

Singkawang Utara 3.66 11.18 83.23 1.94 14.84

Singkawang Tengah 2.12 8.70 83.44 5.73 10.82

Singkawang Barat 2.14 9.83 85.90 2.14 11.97

Singkawang Timur 5.27 17.89 74.01 2.82 23.16

Kota Singkawang 3.47 12.25 81.14 3.14 15.72

Sumber: PSG 2012

Hasil Pemantauan Status Gizi Balita di Kota Singkawang Tahun 2013

Kecamatan

Status gizi (%) KEP total

(%)

buruk kurang baik lebih

Singkawang Selatan 3.96 13.44 80.40 2.20 17,40

Singkawang Utara 2.78 14.68 82.03 0.51 17,46

Singkawang Tengah 1.44 8.05 89.08 1.44 9,49

Singkawang Barat 2.24 11.21 80.49 6.05 13,45

Singkawang Timur 6.25 10.16 81.64 1.95 16,41

Kota Singkawang 3.16 11.74 82.52 2.58 14,90

Sumber: PSG 2013

32

Page 34: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

KEP Total Balita per kecamatan di Kota Singkawang

Tahun 2008 s/d 2013

Kecamatan

KEP Total (%) Trend

2009 2010 2011 2012 2013

(%)

Singkawang Selatan 28,52 15,16 14,03 14,89 17,40 ▲

Singkawang Utara 12,75 12,28 14,58 14,84 17,46 ▲

Singkawang Tengah 19,39 10,51 4,88 10,82 9,49 ▼

Singkawang Barat 13,81 21,00 14,58 11,97 13,45 ▲

Singkawang Timur 23,41 29,38 17,91 23,16 16,41 ▼

Kota Singkawang 19,13 16,45 12,58 15,72 14,90 ▼

Sumber: PSG 2009, 2010, 2011, 2012, 2013

Salah satu indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

(SPM-BK) yang digunakan untuk menilai status gizi pada balita adalah

Kecamatan Bebas Rawan Gizi, yaitu bila di kecamatan tersebut KEP

total balita berada di bawah 15%.

Dari tabel di atas, tampak bahwa Kota Singkawang pada tahun

2013 masih ada kecamatan dengan masalah rawan gizi yaitu

kecamatan Singkawang Utara dengan KEP Total (17,46%). kecamatan

Singkawang Selatan dengan KEP Total (17,40%). Serta kecamatan

Singkawang Timur dengan KEP Total (16,41%). Melihat tabel tersebut,

dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi ini lebih baik dari pada tahun

sebelumnya, namun selalu ada kemungkinan timbulnya rawan gizi, bila

tidak dilakukan intervensi program secara cermat. Dari tabel hasil PSG

2007 sampai dengan 2013, di setiap kecamatan balita dengan gizi

buruk masih mempunyai kecenderungan menurun dan kembali naik

pada tahun 2009 dan turun kembali pada tahun 2010. Belum jelas apa

yang menyebabkan turun dan demikian juga sebaliknya.

Kabupaten/Kota dikatakan bebas dari masalah gizi bila KEP nyata ini

berada di bawah 1% (Buku Panduan Pengelolaan Program Perbaikan

Gizi Kabupaten/Kota, DepKes RI, 2000)

33

Page 35: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Bayi lahir dangan berat badan kurang dari 2500 gram atau bayi

berat lahir rendah (BBLR) pada tahun 2013 berjumlah 151 Bayi atau

3,90 % pada pada tahun 2012 berjumlah 131 bayi atau 3.30 % tahun

2011 berjumlah 90 bayi atau, 2,39% tahun 2010 berjumlah 164 bayi

atau 3,8% dari seluruh bayi lahir hidup. BBLR terbanyak adalah di

wilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah yaitu 77 bayi (5,93%) dari

seluruh BBLR yang ada, sementara kunjungan K4 ibu hamilnya 95,83

%. Jadi pemeriksaan kehamilan yang dilakukan sudah berdampak

dapat memperbaiki kondisi ibu hamil menjadi lebih baik. Jumlah BBLR di Kota Singkawang dapat dilihat pada tabel berikut :

Persentase BBLR per puskesmas

di Kota Singkawang tahun 2008 – 2013

Puskesmas

Persentase BBLR Trend

2009 2010 2011 2012 2013

Skw Selatan 0.86 0.77 1.52 2.38 1.26 ▼

Skw Utara 2.49 2.91 4.17 4.18 2.80 ▼

Skw Tengah 1.03 4.08 2.99 3.50 5.93 ▲

Skw Timur 3.41 2.13 1.1 1.90 4.33 ▲

Skw Barat 0.58 5.65 2.11 4.11 3.91 ▼

Kota Singkawang 1.29 3.85 2.39 3.30 3.90 ▲

Sumber: Laporan AMP Puskesmas 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 (diolah)

D.UMUR HARAPAN HIDUP

Berdasarkan Laporan Indikator Database 2005 sebagai hasil

kerjasama BPS dengan UNFPA, yang dikeluarkan pada bulan

Januari 2006, umur harapan hidup penduduk kota Singkawang

mencapai 69,94 tahun untuk perempuan dan 65,94 tahun untuk

laki-laki. Untuk penduduk provinsi Kalimantan Barat rata-rata umur

harapan hidup perempuan adalah 68,35 tahun dan untuk laki-laki

64,12 tahun. Untuk tahun 2013, belum ada data mengenai hal ini.

34

Page 36: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu
Page 37: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

94.67 93.2 94.1 92.9

105.2

91.06 87.382.1 86.7

95.8

2009 2010 2011 2012 2013

K 1 K 4

2012

BAB IV

PENYELENGGARAAN UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

A. PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi

Pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu jenis

pelayanan kesehatan yang harus dilakukan setiap fasilitas

kesehatan, karena merupakan bagian dari urusan wajib

penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.

a) Pelayanan kesehatan ibu

Pelayanan kesehatan ibu merupakan upaya meningkatkan

kesehatan ibu dan menurunkan kematian. Cakupan K1 pada

tahun 2013 mencapai 105,2% dan Cakupan K4 mencapai 95,8%.

Hasil Cakupan K1 mengalami peningkatan sedangkan K4 tahun

2013 mengalami peningkatan juga jika dibandingkan dengan

tahun 2012 yaitu Cakupan K1 mencapai 92,9% dan cakupan K4

mencapai 86,7%. tahun 2011 yaitu Cakupan K1 mencapai 94,1%

dan cakupan K4 mencapai 82,1%. dan hasil Cakupan K1 pada

tahun 2010 mencapai 93,20% dan cakupan K4 mencapai 87,30%

Cakupan persentase K1 dan K4 tahun

2009 s/d 2013 di Kota Singkawang

Sumber: PWS KIA

35

Page 38: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

93.9 97.2

125.1

106

94.585.8

92.7

115.5

85.1 86.6

Skw Selatan Skw Utara Skw Tengah Skw Timur Skw Barat

K i K 4

Capaian K1 di puskesmas Singkawang Selatan yaitu (93,9%)

puskesmas Singkawang Utara (97,2%). Puskesmas Singkawang

Tengah yaitu (125,1%) puskesmas Singkawang Timur (106%) dan

puskesmas Singkawang Barat (94,5%) Sedangkan cakupan K4

puskesmas Singkawang Selatan yaitu (85,8%) puskesmas

Singkawang Utara (92,7%) puskesmas Singkawang Tengah (115,5%)

puskesmas Singkawang Timur (85,1%). puskesmas Singkawang

Barat (86,6%).

Hasil cakupan per puskesmas pada tahun 2013, tampak seperti

pada grafik di bawah ini.

Cakupan persentase K1 dan K4 ibu hamil per puskesmas

di Kota Singkawang tahun 2013

Sumber: PWS KIA

Cakupan K1 dan K4 ibu hamil di puskesmas di

Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

Cakupan (%)

No Puskesmas

K1 K4

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 95.51 82.2 78.9 87.1 93.9 97.87 75.9 68.1 73.8 85.8

2 Skw Utara 91.79 78.6 90.9 89.4 97.2 85.26 74.5 83 87.0 92.7

3 Skw Tengah 99.92 99.1 101.8 101.0 125.1 89.2 89.3 90.2 95.1 115.5

4 Skw Timur 81.74 92.6 80,8 91,3 106 84.79 88.5 80.4 86.4 85.1

5 Skw Barat 95.23 100.0 105.5 90.5 94.5 93.09 97.4 85.2 88.6 86.6

Kota Singkawang 95,81 78,53 94.67 94.1 105.2 94.1 79,49 91.06 82.1 95.8

Sumber: Laporan PWSKIA Puskesmas tahun 2009,2010,2011,2012, 2013

36

Page 39: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA seharusnya dapat

digunakan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

kegiatan ini, namun tampak-nya belum dimanfaatkan sebaik-

baiknya, sehingga permasalahan yang ada dan dimana

permasalahan tersebut terjadi, belum dapat ditanggulangi

sebagaimana mestinya. Ini juga menunjukkan bahwa manajemen

pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak

masih harus terus diperbaiki.

Salah satu indikator untuk melihat apakah pelayanan tersebut

sudah cukup berkualitas atau belum adalah dengan melihat

kesenjangan antara K1 dan K4. Kesenjangan antara K1 dan K4 pada

tahun 2013 sebesar 9,4% sedangkan pada tahun 2012 sebesar 6,2%

tahun 2011 sebesar 12%. Batas toleransi kesenjangan K1 dan K4

adalah 10%. Secara keseluruhan Kota Singkawang kesenjangan

masih dibawah 10%.

Pada tahun 2013 terjadi kenaikan cakupan K1 serta K4 di

Kota Singkawang dibanding tahun 2012 terjadi penurunan cakupan

K1 sedangkan K4 di Kota Singkawang dibanding tahun 2011,

namun hasil ini masih memenuhi target, upaya untuk

mempertahankan maupun meningkatkan cakupan ini terus

didorong guna mencapai tujuan pemeriksaan ibu hamil, yaitu

Persalinan Yang Aman (MPS = Making Pregnancy Safer).

Kesenjangan K1 dan K4 per puskesmas di Kota Singkawang tahun 2008 – 2013

No Kecamatan Kesenjangan K1 - K4 (%)

2009

2010 2011 2012

2013

1 Skw Selatan -2.36 6.3 10.81 14.3 8.

2 Skw Utara 6.53 4.1 7.91 2.4 4.5

3 Skw Tengah 10.72 9.8 11.59 5.6 9.4

4 Skw Timur -3.05 4.1 0.4 4.9 20.9

5 Skw Barat 2.14 2.6 20.29 1. 9 7.8

Kota Singkawang 3.61 5.9 12 6,2 9.3

Sumber: Laporan PWSKIA Puskesmas , 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 (diolah)

37

Page 40: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Untuk mencegah terjadinya kematian bayi karena tetanus

pada waktu melahirkan, ibu mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid

(TT) dalam masa kehamilan. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil

ini merupakan bagian dari program pemberian imunisasi TT pada

Wanita Usia Subur (WUS), yaitu wanita berumur 15 – 39 tahun

termasuk ibu hamil dan calon pengantin (catin).

Pemberian imunisasi TT pada WUS merupakan program

jangka panjang yaitu pemberian imunisasi TT 5 dosis untuk

memberikan kekebalan seumur hidup kepada WUS terhadap

penyakit tetanus. Imunisasi TT akan memberikan perlindungan

optimal bila jarak pemberian dosis tidak terlalu dekat, dengan

memperhatikan jarak minimal yang dipantau dengan menggunakan

kartu TT seumur hidup (Long Life Card / LLC).

Jarak pemberian imunisasi TT1 dengan TT2 adalah 1 bulan (4

minggu), dari TT2 ke TT3 adalah 6 bulan, dari TT3 ke TT4 adalah 1

tahun atau lebih dan dari TT4 ke TT5 adalah 1 tahun atau lebih.

Adapun cakupan pemberian imunisasi TT 5 dosis pada WUS ibu

hamil dan WUS tidak hamil tahun 2013 seperti pada tabel-tabel

dibawah ini.

38

Page 41: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Cakupan imunisasi TT1 – TT5 pada ibu hamil per puskesmas

di Kota Singkawang tahun 2013

Cakupan imunisasi TT1 – TT5 ibu hamil (%)

No Puskesmas Ibu TT1 TT2 TT3 TT4 TT5

Hamil Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Skw Selatan 1,045 66 63 79 7.6 53 5.1 27 2.6 11 1.1

2 Skw Utara 535 4 0.7 29 5.4 56 10.5 27 5.0 17 3.2

3 Skw Tengah 1,373 305 22.2 478 34.8 0 0 0 0 443 32.3

4 Skw Timur 464 77 16.6 75 16.2 35 7.5 17 3.7 29 6.3

5 Skw Barat 1,091 985 90.3 885 81.1 0 0 0 0 384 35.2

Kota 4,508 1,437 31.9 1.546 34.3 144 3.2 71 1.6 884 19.6

Singkawang

Sumber : Laporan Immunisasi Puskesmas 2013

Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil merupakan salah satu

bagian dari pelayanan 7T (ibu hamil di Timbang berat badannya,

diperiksa Tekanan darahnya, diperiksa Tinggi fundusnya, diberi

Tablet penambah darah, diberi imunisasi TT, diperiksa Tes terhadap

penyakit menular seksual, dan dilakukan Temuwicara dalam rangka

persiapan rujukan).

Mengingat pelayanan ante natal bertujuan agar ibu dapat

melahirkan dengan aman dan bayinya juga lahir dengan selamat,

maka manajemen ante natal care ini perlu mendapat perhatian

seksama dan dilakukan dengan sebaik-baiknya serta bukan hanya

sekedar pemeriksaan rutin semata

Cakupan imunisasi TT1 – TT5 pada WUS Tidak Hamil Menurut

Puskesmas di Kota Singkawang Tahun 2013

Cakupan imunisasi TT1 – TT5 WUS tidak hamil (%)

No Puskesmas WUS TT1 TT2 TT3 TT4 TT5

(Tdk

Hamil) Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Skw Selatan 8,272 0 0 0 0. 0 0 0 0 0 0

2 Skw Utara 509 3 0.6 31 6.1 8 1.6 11 2.2 2 0.4

3 Skw Tengah 10.852 0 0 0 0. 0 0 0 0 0 0

4 Skw Timur 3.671 10 0.3 3 0.1 3 0.1 0 0 3 0.1

5 Skw Barat 8.633 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kota Singkawang 31,937 13 0.0 34 0.1 11 0.0 11 0.0 5 0.0

Sumber: Laporan imunisasi Puskesmas 2013

39

Page 42: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT 5 dosis secara lengkap

sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan. Selain itu sistem

pencatatan yang baik melalui kartu TT seumur hidup (Long Life Card

/ LLC) pada setiap WUS sangat diperlukan agar pemberiannya tepat.

Tablet Fe (zat besi) diberikan kepada ibu hamil sebanyak 90

tablet selama masa kehamilannya. Upaya ini dimaksudkan untuk

menanggulangi masalah anemia pada ibu hamil. Cakupan

pemberian tablet Fe3 pada tahun 2013 mencapai 95,85% sementara

target yang ditetapkan Departemen Kesehatan adalah 90%.

Pencapaian tahun 2013 mengalami kenaikanan bila

dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 86,72%. Cakupan ini

hampir seimbang dengan cakupan K4 yaitu 95,83% atau hanya

selisih – 0.02% saja.

Cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil per puskesmas

di Kota Singkawang tahun 2009– 2013

CAKUPAN ( % )

No Kecamatan Fe 1 Fe 3

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 112.4 67.78 177.9 87.14 93.88 95.61 63.77 121.2 73.75 85.84

2 Skw Utara 92.84 79.32 151.5 89.38 97.20 87.79 75.9 130.8 86.99 92.90

3 Skw Tengah 116.5 110.4 35.24 101 125 101.3 99.44 32.17 95.12 115.5

4 Skw Timur 72.21 92.59 80.85 91.32 106 59.43 88.48 80.44 86.39 85.13

5 Skw Barat 108.8 128.1 105.5 90.48 94.5 123.4 124.7 85.19 88.63 86.62

Kota Singkawang 105.6 99.87 103.4 92.86 105.1 92.86 93.98 82.09 86.72 95.85

Sumber: LB3 puskesmas Keterengan: Fe1 = pemberian 30 tablet Fe; Fe3 = pemberian 90 tablet Fe

40

Page 43: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Kesenjangan antara K4 dan Fe3 ibu hamil per puskesmas di

Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

No Kecamatan Kesenjangan K4 - Fe 3 (%)

2009 2010 2011 2012

2013

1 Skw Selatan 2.81 12.2 53.02 0.05 0.04

2 Skw Utara -2.53 -0,4 -47.80 0.01 0.20

3 Skw Tengah -12.11 -10,1 58.01 -0.02 0.00

4 Skw Timur 25.36 0.00 0.00 0.01 0.03

5 Skw Barat -30.28 -27,3 0.00 -0.03 0.02

Kota Singkawang -7.82 -6,7 -0.01 -0.02 0.05

Sumber: PWSKIA dan LB3 (diolah)

,Dari tabel kesenjangan antara K4 dan Fe3 di atas,

memperlihatkan bahwa angka kesenjangan makin kecil sejak tahun

2009 sampai dengan tahun 2012. Pada tahun 2013 angka

kesenjangan tinggal 0,05%, angka ini masih dibawah batas toleransi

yaitu 10%. Ini memperlihatkan bahwa sudah mulai ada keterkaitan

antara kedua bentuk pelayanan yang ada.

Pembinaan dari Dinas Kesehatan terhadap puskesmas yang

selama ini dilakukan, harus lebih lebih dipertajam dengan

menggunakan data yang ada (evidence-based).

b) Pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi kebidanan merupakan salah satu indikator

yang digunakan dalam Standar Pelayanan Minimal untuk pelayanan

kesehatan ibu dan anak. Sebagai salah satu urusan wajib, maka

pelaksanaan pelayanan ini harus menjadi prioritas dan harus selalu

ditingkatkan, baik akses maupun mutunya.

41

Page 44: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Cakupan persentase Persalinan ditolong oleh tenaga Kesehatan di

Kota Singkawang tahun 2009 s/d 2013

Sumber: PWSKIA puskesmas

Pada tahun 2013, pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan di puskesmas mencapai 87,5%. Cakupan yang diperoleh

puskesmas, sudah termasuk hasil kegiatan yang dilakukan oleh

bidan berpraktik swasta. Terjadi kenaikan capaian dibandikan

dengan tahun 2012 mencapai 82,9%. Perkiraan target untuk tahun

2013 target yang ditetapkan Departemen Kesehatan adalah 90%.

Tidak tercapainya target disebabkan antara lain karena

terlalu tingginya angka target yang ditetapkan dibandingkan dengan

kondisi riil jumlah Bumil yang ada.

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

di puskesmas dan rumah sakit Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

No Kecamatan Cakupan (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 81,76 92.6 77.6 81.7 84.6

2 Skw Utara 79,04 99.8 82.5 84.1 90.6

3 Skw Tengah 91,35 96.4 81.7 80.2 93.1

4 Skw Timur 99,27 99.5 77 75.2 88.9

5 Skw Barat 95,08 99.9 83.7 90.1 81.0

Kota Singkawang 89,72 97.6 80.9 82.9 87.5

Sumber: PWSKIA puskesmas, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 (diolah)

42

89.7297.6

80.9 82.8787.47

2009 2010 2011 2012 2013

Page 45: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

90.13

87.4

76.1

89.2290.5

2009 2010 2011 2012 2013

c) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir (0 – 28 hari)

Cakupan kunjungan neonatus adalah cakupan neonatus yang

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh

Dokter, Bidan, Perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan

neonatal, paling sedikit 2 kali, yaitu 1 kali pada umur 0-7 hari dan 1

kali pada umur 8-28 hari, di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu.

Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal

dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI

dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali

pusat, kulit, dan pemberian imunisasi), pemberian vitamin K,

manajemen terpadu bayi muda (MTBM), dan penyuluhan perawatan

neonatus di rumah menggunakan Buku KIA.

Untuk mendapatkan data yang benar maka pencatatannya

harus dalam bentuk kohort, agar hasil cakupan dapat dihitung

berdasarkan bayi baru lahir yang datang dan bukan berasal dari

banyaknya kunjungan (frekuensi kunjungan), karena pelayanan ini

ditujukan untuk meningkatkan kesehatan bayi baru lahir, bukan

sekedar men-dapatkan angka cakupan saja

Cakupan persentase Kunjungan Neonatus

di Kota Singkawang tahun 2009 s/d 2013

Sumber: Laporan PWSKIA

43

Page 46: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir (neonatus) pada tahun 2013

mencapai 90,5% terjadi kenaikan dibandingkan pada tahun 2012

mencapai 89,2%. tahun 2011 mencapai 76,10%. Departemen

Kesehatan telah menetapkan target sebesar 90%. Cakupan ini belum

mencapai target yang ditentukan.

Cakupan puskesmas yang masih dibawah target yang

ditentukan, yaitu Puskesmas Singkawang Selatan mencapai 81,8%,

Puskesmas Singkawang Tengah mencapai 87,1%.

Yang perlu menjadi perhatian adalah apakah data yang

dilaporkan sudah sesuai dengan definisi operasional yang telah

ditentukan oleh Departemen Kesehatan, seperti yang tercantum

dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor

828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Cakupan kunjungan neonatus per puskesmas

di Kota Singkawang tahun 2009– 2013

No Kecamatan Cakupan (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 81,49 70,00 52,98 82,9 81,8

2 Skw Utara 93,13 98,80 99,78 99,6 98,9

3 Skw Tengah 90,57 85,10 73,79 85,1 87,1

4 Skw Timur 90,78 100 100 86 90,6

5 Skw Barat 94,19 90,60 79,22 95,9 100

Kota Singkawang 90,13 87,40 76,10 89,2 90,5

Sumber: Laporan PWSKIA Puskesmas,2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013.

d) Pelayanan kesehatan bayi

Pelayanan kesehatan bayi diukur dengan cakupan kunjungan

bayi yang definisi operasionalnya adalah cakupan bayi yang

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh

Dokter, Bidan, Perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan

bayi, paling sedikit 4 kali, yaitu 1 kali pada umur 1-3 bulan, 1 kali

pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada

umur 9-12 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

44

Page 47: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Cakupan persentase Kunjungan Bayi di Kota Singkawang

tahun 2009 s/d 2013

Sumber : LB3 Puskesmas

Hasil cakupan kunjungan bayi di Kota Singkawang pada

tahun 2013 mencapai 59,2% terjadi penurunan dibandingkan

pada tahun 2012 yang mencapai 80,7% pada tahun 2011

mencapai 86,8% terjadi peningkatan dibandingkan pada tahun

2010 yang mencapai 36,8% dan masih belum memenuhi target

yang ditentukan yaitu sebanyak 90%. Tidak terpemenuhinya

target yang ditentukan ini perlu kajian khusus penyebabnya.

Cakupan kunjungan bayi per

puskesmas di Kota Singkawang

tahun 2009 – 2013

No Kecamatan Cakupan (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 63.09 81.7 90 76 48

2 Skw Utara 69.95 45.4 100 96,4 72,2

3 Skw Tengah 78,51 11,8 99,5 84,2 54,0

4 Skw Timur 85.75 44.9 82 102,8 117,3

5 Skw Barat 85.2 32.5 63,7 63,5 45,2

Kota Singkawang 76.79 36.8 86,8 80,7 59,2

Sumber : LB3 Puskesmas 2009, 2009, 2011, 2012, 2013

45

76.7

36.8

86.880.7

59.2

2009 2010 2011 2012 2013

Page 48: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah Dan

Remaja

Pelayanan kesehatan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja lebih

banyak dilaksanakan melalui posyandu dan program Upaya

Kesehatan Sekolah (UKS). Pelayanan kesehatan minimal yang harus

dilakukan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan adalah deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan

pra sekolah, penjaringan Pelayanan kesehatan pada UKS adalah

pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD

dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap siswa kelas 1

Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh

tenaga kesehatan bersama dengan guru UKS terlatih dan dokter kecil

secara berjenjang (penjaringan awal oleh guru dan dokter kecil,

penjaringan lanjutan oleh tenaga kesehatan). Cakupan pemeriksaan

kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa kelas 1 SD

dan setingkat yang diperiksa kesehatan-nya oleh tenaga kesehatan

atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan

kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Pada tahun 2013, cakupan pemeriksaan kesehatan siswa Sekolah

Dasar dan yang setingkat sudah mencapai 92,6% terjadi peningkatan

sedikit dibandingkan tahun 2012, cakupan pemeriksaan kesehatan

siswa Sekolah Dasar dan yang setingkat sudah mencapai 92,4%

terjadi penurunan dibandingkan tahun 2011 yaitu 93,3%. Bila di

lihat dari persebaran per-kecamatan kegiatan ini terjadi pada semua

kecamatan yang capaiannya belum memenuhi target yang ditetapkan

Departemen Kesehatan melalui SPM yaitu sebesar 100%. Capaian

kecamatan Singkawang Selatan 92% Capaian kecamatan Singkawang

Utara 100%, kecamatan tengah 98% Singkawang Timur 87% dan

kecamatan Singkawang barat 89%.

Cakupan pemeriksaan siswa kelas 1 SD dan setingkat ini masih

belum memenuhi dari target yang ditetapkan.

46

Page 49: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

87.28

16.33

93.3 92.4 92.6

2009 2010 2011 2012 2013

Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD di Kota Singkawang tahun 2009 s/d 2013

Sumber : LB3 Puskesmas 2013

Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD Per Puskesmas

di Kota Singkawang tahun 2009 s/d 2013

No Kecamatan Cakupan (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 100 20.71 100 92 92

2 Skw Utara 100 16.57 97 76 100

3 Skw Tengah 100 13.3 99 99 98

4 Skw Timur 100 16.65 100 91 87

5 Skw Barat 58.53 15.1 80 95 89

Kota Singkawang 87.28 16.33 93.3 92.4 92.6

Sumber : LB3 Puskesmas 2012

47

Page 50: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

3. Pelayanan kesehatan usia subur dan keluarga berencana

Cakupan peserta aktif keluarga berencana merupakan salah satu

indikator dalam Standar Pelayanan Minimal. Pelayanan KB antara

lain bertujuan untuk mengurangi masalah 4T (terlalu muda, terlalu

tua, terlalu banyak dan terlalu sering) pada pasangan usia subur

terutama pada keluarga miskin, yang besar kemungkinannya me-

nyebabkan kematian pada ibu. Berdasarkan data dari Bidang

Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Singkawang, cakupan

peserta KB aktif pada tahun 2013 mencapai 52,3% dan peserta KB

baru mencapai 9,8%. Pada tahun 2012 cakupan peserta KB aktif

mencapai 71,1% dan peserta KB baru mencapai 20,1%.

Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru Menuru Kecamatan

di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

CAKUPAN ( % )

No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013 Aktif Baru Baru Aktif Baru Aktif Baru Aktif Baru Aktif

1 Skw Selatan 15,86 79,03 14.4 67.1 18 81.3 18.7 71.1 7.9 49.9 2 Skw Utara 22,84 91,51 14.8 64 18.1 76.8 16.4 70.5 19.4 59.9 3 Skw Tengah 15,19 71,43 24.6 80.5 28.7 70 22.0 71.4 7.7 3.1 4 Skw Timur 22,96 97,13 15.5 77.4 13.1 84.2 18.5 70.4 9.2 41.1 5 Skw Barat 14,95 73,07 14.9 77.7 22.9 75.1 21.4 71.3 9.7 92.3

Kota Singkawang 17,22 79,24 17 73.3 19.8 77.8 20.1 71.1 9.8 52.3

Sumber: BPMPKB Kota Singkawang

Jenis kontrasepsi yang digunakan oleh para peserta KB aktif

maupun baru adalah sebagai berikut:

48

Page 51: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

IUD, 1.80%MOP/MOW, 0.30%

IMPLAN, 1.80%

Suntik, 58.50%

PIL, 35.80%

Kondom, 1.80%

Aktif

IUD, 5.80%MOP/MOW, 0.60%

IMPLAN, 4.80%

Suntik, 54.30%

PIL, 33.30%

Kondom, 1.20%

Baru

Proporsi Peserta KB Menurut Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan

di Kota Singkawang tahun 2013

Sumber : BPMPKB Kota Singkawang

4. Pelayanan imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah

penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh dan harus dilaksanakan

secara terus menerus, menyeluruh, dan sesuai standar sehingga mampu

memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai

penularan. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi

Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan

terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu,

tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B.

Cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata. Kegagalan

untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat

menimbulkan letusan (KLB) PD3I. Imunisasi yang harus diberikan pada

bayi adalah imunisasi dasar lengkap.

49

Page 52: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT,

4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak. Cakupan imunisasi

dasar lengkap pada bayi pada tahun 2013 mencapai 75,8%. Cakupan ini

menurun dibandingkan dengan tahun 2012 mencapai 80,7%. dan tahun

2011 mencapai 90, 7% dan tahun 2010 mencapai 82,57%.

Cakupan imunisasi dasar pada bayi

di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

Jenis Target Cakupan (%)

Imunisasi 2013 (%)

2009 2010 2011 2012 2013

BCG 95 122,34 92.7 5.1 97.1 89.1

DPT 1 – HB 1 95 109,61 87.7 85.7 85 78.7

DPT 2 – HB 2 90 102,38 82.0 82.2 81.6 72.6

DPT 3 – HB 3 90 103,20 81.3 81.8 80 71.4

Polio 1 90 150,71 119.7 115.7 116.1 98.1

Polio 2 90 108,86 87.7 87.2 89 78.6

Polio 3 90 105,53 86.9 85.1 83.5 74.9

Polio 4 90 10,71 81.7 84.8 80.2 70.4

Campak 90 105,06 82.6 86.3 83.5 75.8

HB 0 80 109,61 84.8 89.3 91 97,4

Sumber: Laporan Imunisasi Puskesmas 2009, 2010, 2011, 2012, 2013

Berdasarkan tabel di atas cakupan imunisasi dasar pada bayi pada tahun

2013 secara keseluruhan trendnya menurun. Namun indikator imunisasi

dasar lengkap pada bayi saja tidak cukup, karena dari sudut pandang

kesehatan masyarakat, maka setiap desa harus mencapai Universal Child

Immunization (UCI) untuk mencegah terjadinya penularan penyakit. Target

desa/kelurahan UCI yang ditetapkan

50

Page 53: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Departemen Kesehatan tahun 2013 harus mencapai 100%. Kelurahan

yang telah mencapai UCI di Kota Singkawang pada tahun 2013

mencapai 15 kelurahan (57,7%) dari 26 kelurahan yang ada. Capaian

kelurahan UCI menurun dibanding dengan tahun 2012 yaitu 18

kelurahan. Target yang akan dicapai pada tahun 2013 sebesar 100%

kelurahan harus sudah mencapai UCI. Secara keseluruhan kelurahan

yang mencapai UCI masih perlu ditingkatkan.

Kelurahan yang telah mencapai UCI di Kota Singkawang

tahun 2009– 2013

Puskesmas Jlh Kelurahan UCI % kelurahan UCI

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

Skw Selatan 4 3 3 2 2 100 75 75 50 50

Skw Utara 4 7 7 6 5 57.14 100 100 86 71

Skw Tengah 6 5 6 5 3 100 38 100 83 50

Skw Timur 4 5 4 3 4 80 10 80 60 80

Skw Barat 0 0 0 2 1 0 0 0 50 25

Kota 18 20 20 18 18 69.23 77 76,9 69,2 57,7

Singkawang

Sumber: Laporan imunisasi puskesmas tahun 2009, 2010, 2011,2012, 2013

Di samping imunisasi rutin dan kegiatan-kegiatan di atas, biasanya

juga telah dilakukan imunisasi pada anak sekolah khususnya anak

sekolah tingkat dasar (SD/MI) setingkat baik sekolah negeri

maupun swasta kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 yang disebut Bulan

Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Pada kegiatan ini diberikan

imunisasi DT dan campak pada seluruh siswa kelas 1 dan imunisasi

TT pada seluruh siswa kelas 2 dan kelas 3 dengan target minimal

95%. Tujuan pelaksanaan BIAS DT, TT dan campak adalah untuk

memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit

Tetanus, termasuk Tetanus Neonatorum, Difteri danCampak.

Kegiatan BIAS DT, TT dan Campak tahun 2013 tidak dilakukan

sehingga hasil cakupan kegiatan BIAS tidak ada.

51

Page 54: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

5. Pelayanan pengobatan/perawatan

a) Pelayanan pengobatan/perawatan umum

Pelayanan pengobatan rawat jalan merupakan salah satu

indikator dalam pelaksanaan kewenangan wajib bidang kesehatan.

Sesuai dengan petunjuk teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di Kabupaten/Kota dari Departemen Kesehatan RI, yang

dimaksud dalam indikator ini adalah kunjungan penderita rawat jalan

baru dibagi dengan jumlah penduduk pada kurun waktu yang sama.

Target yang ingin dicapai pada tahun 2013 adalah 15%, artinya

tidak lebih dari 15% penduduk yang sakit yang harus mendapatkan

pelayanan rawat jalan. Tidak lebih dari 15% berarti jumlah penduduk

yang sakit diharapkan setiap tahun akan makin berkurang dan untuk

itu perlu digalakkan upaya promotif dan preventif, sehingga masyarakat

dapat melakukan pencegahan terjadinya penyakit dengan mening-

katnya perilaku dan lingkungan yang sehat.

Hasil yang lebih rendah dapat juga berarti bahwa penduduk tidak mau

memanfaatkan fasilitas kesehatan pemerintah (pusksesmas dan rumah

sakit) maupun swasta (rumah sakit) yang ada di Kota Singkawang,

tetapi lebih suka menggunakan pelayanan swasta lain berupa praktek

dokter, yang datanya sementara ini belum dapat terjangkau oleh sistem

informasi kesehatan yang berlaku. Bila ini yang terjadi, maka

pertanyaannya adalah apakah kualitas pelayanan fasilitas kesehatan

tersebut tidak seperti apa yang diharapkan oleh masyarakat.

Belum ada survei yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan

tersebut, karena tidak ada dana yang tersedia untuk itu, sementara

dana yang tersedia untuk pelaksanaan program rutin lainnya saja,

masih di bawah dari yang diperlukan, ini berarti pemanfaatan dana

yang terbatas tersebut harus benar-benar efisien.

52

Page 55: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Pelayanan kesehatan gratis sekalipun belum tentu dapat

menjawab persoalan apakah tidak atau kurang dimanfaatkannya

fasilitas kesehatan pemerintah yang ada karena terbentur tidak ada

dana dari masyarakat. Sebenarnya masih banyak jenis survei yang

harus dilakukan untuk mengetahui permasalahan kesehatan lain, yang

datanya tidak dapat diperoleh dari sistem informasi kesehatan yang

berlaku sekarang.

Pelayanan pengobatan rawat jalan pada tahun 2013 mencapai

201,5% dari penduduk kota Singkawang terjadi peningkatan dibanding

tahun 2012 mencapai 162,3% pada tahun 2011 mencapai 156,6% dari

penduduk kota Singkawang.

Dibandingkan dengan tahun 2012 cakupan rawat jalan di

puskesmas Meningkat sedikit tapi masih diatas target yang ditoleransi

yaitu tidak lebih dari 15% penduduk yang sakit yang harus

mendapatkan pelayanan rawat jalan. Sedangkan cakupan rawat jalan di

rumah sakit mengalami peningkatan.

Hal ini mungkin disebabkan karena sejak akhir tahun 2006

pelayanan kesehatan di puskesmas tidak mengambil biaya dari

masyarakat tapi disubsidi oleh pemerintah Kota Singkawang sedangkan

di Rumah Sakit mungkin disebabkan karena meningkatnya penduduk

miskin yang berakibat meningkatnya pasien Jamkesmas serta adanya

program Jamkesda yang mensubsidi penduduk miskin yang diluar

kuaota Jamkesmas tidak dipungut biaya bila berobat di RS Pemerintah

di kelas III.

53

Page 56: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Cakupan Rawat Jalan Menurut Fasilitas Pelayanan di

Kota Singkawang tahun 2008 – 2012

Fasilitas kesehatan Cakupan (% terhadap penduduk Kota)

2009 2010 2011 2012 2013

Puskesmas

Skw Selatan 12,13 12.89 26.5 35,29 36,67

Skw utara 10,87 8.59 7.38 4,43 21,91

Skw Tengah 55,32 49.43 58.02 34,51 36,46

Skw Timur 17,82 3.70 13.18 21,46 32,04

Skw Barat 11,44 7.71 7.46 8,58 16,71

Rumah sakit

Dr.Abdul Aziz 16.23 14.81 18.96 22,57 23,66

Harapan Bersama 6.28 4.02 15.77 20,58 20,22

Vincentius 5.95 8.55 2.54 7,15 4,27

Kusta Alverno 0.51 0.36 0.43 0.49 0.49

Jiwa 2.41 2.37 2.85 3,09 4,27

Rumkit Tk.IV 4.47 3.6 3.53 3,58 4,88

Kota Singkawang 143.5 116 156.63 162,3 201,5

Sumber: Laporan RL1 – SPRS, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013

Indikator lain yang diperlukan dalam penilaian pelaksanaan

urusan wajib bidang kesehatan, untuk menilai kinerja pelayanan

pengobatan adalah pelayanan pengobatan rawat inap. Pada tahun 2013,

untuk rawat inap yang dilakukan di semua rumah sakit di Kota

Singkawang, mendapat kunjungan sebanyak 28.934 pasien atau 14,55%

dari seluruh penduduk kota Singkawang.

Cakupan ini meningkat sedikit dibandingkan pada tahun 2012,

sebanyak 26.164 pasien atau 13,45% dari seluruh penduduk kota

Singkawang, tahun 2011 dengan kunjungan sebanayak 30.008 pasien

atau 15,77%. Target tahun 2013, diharapkan tidak lebih dari 15%

penduduk saja yang harus dirawat di rumah sakit. Pelayanan rumah

sakit umum yang ada di Kota Singkawang pada tahun 2013 dapat

dilihat dari indikator-indikator di bawah ini :

54

Page 57: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit

Di Kota Singkawang Tahun 2013

RSUD RSU RSU

RS

Indikator Abdul Harapan Tingkat Standard

Vincentius

Aziz Bersama IV

Tempat tidur 205 132 105 44 tad

Kunj. pasien 5.235 2.454 tad

Rawat Inap 9.255 9.167

BOR (%) 48,4 75,9 35,9 43,2 tad

ALOS (hari) 3.9 4,0 3,1 0,6 tad

TOI (hari ) 4,1 1,3 5,5 0,8 tad

GDR (%) 4,3 2,1 4,3 0,3 tad

NDR (%) 1,7 0.6 1,3 0,3 tad

Sumber: Laporan RL2A dan RL2B Rumah Sakit

b) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terutama adalah

berupa pelayanan dasar kesehatan gigi, yang terdiri dari pencabutan

dan penambalan, serta upaya preventif dan promotif pada murid

sekolah dasar. Indikator yang digunakan untuk menilai pelayanan ini

adalah rasio penambalan dan pencabutan gigi (rasio T/C), yang pada

tahun 2013 ditargetkan mencapai 1, artinya 1 gigi dicabut diimbangi

oleh 1 gigi yang ditambal

Rasio penambalan dan pencabutan gigi per puskesmas

di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

No Kecamatan Rasio Tambal/Cabut (TC)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 0.07 0.1 0.05 2,6 0,2

2 Skw Utara 0,00 0,00 0,00 0,1 0,0

3 Skw Tengah 0.06 0.1 0.08 0.1 0.1

4 Skw Timur 0.01 0.2 0.51 0.7 0.5

5 Skw Barat 0.1 0.2 0.28 22.9 0,3

Kota Singkawang 0.04 0.1 0.11 0.9 0.1

Sumber: LB4 Puskesmas 2009, 2010, 2011, 2012, 2013

55

Page 58: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Dari tabel di atas tampak bahwa pelayanan kesehatan gigi yang

dilakukan di puskesmas masih lebih banyak berupa pencabutan gigi.

Sementara penyakit gigi yang diderita oleh masyarakat cukup banyak

dengan masuknya penyakit ini dalam kelompok 10 besar penyakit

seperti yang telah diuraikan pada bab III.

Bila pelayanan yang diberikan lebih banyak berupa pencabutan

gigi, maka penduduk kota Singkawang akan banyak yang mengalami

kesulitan pengunyahan. Meskipun pencabutan gigi untuk suatu saat

dapat menghilangkan gejala rasa sakit, namun akan menimbulkan

permasalahan kesehatan lain, karena fungsi pengunyahan sudah

sangat berkurang. Keadaan ini menunjukkan masih sangat

diperlukan pemberian informasi kepada pasien/masyarakat tentang

manfaat penambalan gigi dan kerugian hilangnya gigi terhadap

kesehatan pada umum-nya.

Di samping itu, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk

menunjang terlaksananya pelayanan penambalan dan upaya

pencegahan di puskesmas serta biaya operasional untuk pelayanan di

tingkat sarana pelayanan harus selalu tersedia. Penghambat

pelayanan penambalan gigi di puskesmas selama ini adalah karena

kurang lengkapnya bahan dan peralatan dasar yang sangat

dibutuhkan untuk hal tersebut.

Penambalan gigi tidak akan mungkin dilaksanakan hanya

dengan menyediakan satu atau dua bahan saja, karena pelayanan ter-

sebut merupakan sebuah rangkaian pekerjaan berdasarkan standar

yang berlaku.

Upaya promotif dan preventif yang dilakukan oleh puskesmas

adalah pada murid sekolah dasar melalui kegiatan Usaha Kesehatan

Gigi Sekolah (UKGS). Hasil cakupan UKGS tahun 2009 - 2013 adalah

sebagai berikut

56

Page 59: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Cakupan UKGS (promotif dan preventif) pada murid SD Per Puskesmas di Kota Singkawang th 2009 – 2013

Cakupan (%)

No Kecamatan

2009 2010 2011 2012 2013

Diperiksa Dirawat Diperiksa Dirawat Diperiksa Dirawat Diperiksa Dirawat Diperiksa Dirawat

1 Skw Selatan 100 100 100 100 100 100 tad tad 35.5

2 Skw Utara 100 100 100 100 97 100 72.6 100 100

3 Skw Tengah 100 97.06 100 100 99.1 100 20.74 100 98.0

4 Skw Timur 100 100 0 0 100 100 tad tad 38.0

5 Skw Barat 58.53 58.53 0 0 80.4 100 tad tad 90.7

Kota Singkawang 87.28 97.94 100 100 98.9 100 tad tad 57.6

Sumber: LB4 Puskesmas 2009, 2010, 2011. 2012, 2013

Cakupan UKGS (promotif dan preventif) pada murid SD dilakukan oleh

semua Puskesmas di Kota Singkawang Kemampuan puskesmas untuk

memeriksa kesehatan gigi siswa sekolah dasar cukup tinggi yaitu 100%,

namun semua siswa yang diperiksa dan memerlukan perawatan sudah

dirawat semua. Hal ini antara lain karena semua puskesmas telah

mempunyai tenaga kesehatan gigi, tetapi pengaturan jadwal kegiatan

dan dana operasional untuk UKGS dapat menjadi hambatan

menurunnya pemeriksaan siswa sekolah dasar

6. Pelayanan kesehatan jiwa

Pelayanan kesehatan jiwa terutama dilaksanakan di rumah sakit jiwa

Singkawang, tetapi untuk pelayanan kesehatan tingkat dasar dimulai

dari tingkat puskesmas. Dari 429.990 kunjungan ke fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada di Kota Singkawang, 2,48% di antaranya mendapat

pelayanan kesehatan jiwa. Pada tahun 2011, pelayanan kesehatan jiwa

mencapai 2,35% sedangkan pada tahun 2010 mencapai 2,62%, dan

tahun 2009, mencapai 1,92% dari seluruh jumlah kunjungan baru ke

fasilitas kesehatan di kota Singkawang. Kunjungan pelayanan kesehatan

jiwa trendnya dari tahun ke-tahun semakin meningkat, hal ini

memerlukan kajian secara khusus untuk mengetahui penyebabnya.

Target yang ingin dicapai pada tahun 2013 adalah sebanyak 15%.

57

Page 60: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

1.92

2.62

2.35

2.77

2.45

2009 2010 2011 2012 2013

Cakupan kunjungan pelaykesehatan jiwa di Kota

Singkawang tahun 2009 – 2013

Sumber: LB4 Puskesmas

B. PENYELENGGARAAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

1. Pemantauan pertumbuhan balita

Pemantauan pertumbuhan balita terutama dilakukan dengan

penimbangan rutin minimal 4 kali dalam setahun di posyandu.

Indikator yang digunakan adalah D/S, yaitu jumlah balita yang

ditimbang dibagi dengan jumlah seluruh balita yang ada dalam

suatu kurun waktu tertentu. . Cakupan balita yang ditimbang

pada tahun 2013 mencapai 31,5%. Angka ini meningkat

dibandingkan dengan tahun 2012 mencapai 26,7%. Angka ini

menurun dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 31,68%.

Cakupan Balita Ditimbang (D/S) Per Puskesmas

Di Kota Singkawang Tahun 2009 – 2013

No Puskesmas Cakupan Balita di timbang D/S ( %)

2009 2010 2011 2012 2012

1 Skw Selatan 45.04 27.65 23.96 24,1 28,9

2 Skw Utara 45.03 62.61 61.39 55,7 54,5

3 Skw Tengah 56.51 20.26 23.64 21,3 30,0

4 Skw Timur 45.12 31.66 31.81 28,4 40,1

5 Skw Barat 50.15 23.36 34.42 21,2 21,0

Kota Singkawang 49.96 28.36 31.68 26,7 31,5

Sumber: Laporan SKD puskesms

58

Page 61: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Indikator lain yang digunakan adalah jumlah balita yang berat

badannya naik dibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang

(N/D). Persentase balita yang naik berat badannya pada tahun 2013

mencapai 59,8%. Angka menurun dibandingkan dengan cakupan pada

tahun 2012 mencapai 66,9 tahun 2011 mencapai 59,65%. Gambaran

cakupan balita yang naik berat badannya per-puskesmas sebagai

berikut :

Cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) Menurut Kecamatan

dan Puskesmas di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

No Puskesmas Cakupan Balita di timbang N/D ( %)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 77.17 74.00 51.23 70,4 65,6

2 Skw Utara 71.83 75.45 67.26 73,6 74,4

3 Skw Tengah 74.7 77.26 54.55 54,5 56,9

4 Skw Timur 75.21 69.76 59.46 55,3 47,4

5 Skw Barat 90.68 90.52 62.95 76,5 48,6

Kota Singkawang 78.11 78.30 59.65 66,9 59,8

Sumber: Laporan SKDN puskesmas

Data balita dengan BGM masih sangat tidak stabil karena terjadi

peningkatan dan penurunan yang kisarannya sangat besar. Oleh karena

itu masih sukar untuk ditarik kesimpulan mengenai permasa-lahan

yang berkaitan dengan keadaan gizi balita ini. dalam pelaporan

puskesmas ke Dinas Kesehatan berkaitan dengan kegiatan ini,

mengakibatkan munculnya angka-angka yang berkaitan dengan berapa

seringnya (frekuensi) balita ditimbang dan keadaan yang ditemukan

pada saat ditimbang, tetapi tidak dapat menggambarkan berapa banyak

balita (jumlah orangnya) yang ditimbang dengan gambaran keadaannya

(berat badan naik atau turun, BGM atau tidak dll). Laporan bulanan

hanya dapat menggam-barkan keadaan dan jumlah balita pada bulan

itu saja, tetapi bila direkapitulasikan menjadi hasil tahunan, maka

orang yang sama akan terhitung berulang-ulang. Untuk mengatasi hal

tersebut, maka puskesmas harus memiliki database kondisi setiap balita

yang ditimbang sehingga yang dilaporkan

59

Page 62: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

adalah jumlah balita (orangnya) yang memenuhi syarat variabel

pembilang dari indikator yang digunakan dan bukan hasil rekapi-tulasi

kunjungan setiap bulan. Selain itu, puskesmas harus memiliki data

dasar kondisi orang tua balita BGM, hal ini berguna untuk mengetahui

penyebab terjadinya BGM pada balita sebab pola asupan gizi pada balita

ditentukan oleh kondisi orang tua balita tersebut. Apakah orang tua

balita BGM tersebut tergolong keluarga miskin, atau mungkin orang tua

tidak miskin tetapi pola pemberian makanan yang tidak tepat, dan lain

sebagainya perlu untuk diketahui. Bila data tersebut tidak didapat

melalui pelaporan rutin data tersebut bisa didapat dengan melakukan

survei. Berikut ini gambaran presentase balita dengan BGM per

puskesmas di kota Singkawang dari tahun 2009 s/d 2013, sebagai

berikut :

Persentase balita dengan BGM per puskesmas di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

No Puskesmas Cakupan Balita dengan BGM ( %)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 7.99 12.47 6.3 2.95 5.0

2 Skw Utara 11.96 8.77 5.19 11.98 13.4

3 Skw Tengah 9.63 14.66 8.75 5.68 7.4

4 Skw Timur 33.03 21.69 3.78 2.33 8.4

5 Skw Barat 2.6 3.56 1.81 1.04 2.4

Kota Singkawang 10.72 11.43 5.14 5.41 7.4

Sumber: Laporan SKDN Puskesmas

Pada tahun 2013, ada 7,4% dari yang ditimbang mempunyai berat

badan di bawah garis merah (BGM), sedang pada tahun tahun 2012,

5,41% dari yang ditimbang mempunyai berat badan di bawah garis

merah (BGM), sedang pada tahun 2011, ada 5,14% pada tahun 2010

ada 11,43% pada tahun 2009 ada 10,72% Balita dengan BGM

terbanyak ada di wilayah kerja puskesmas Singkawang Utara yaitu

sebanyak 181 balita atau 13,4% dari jumlah balita yang ditimbang (D),

kemudian Puskesmas Singkawang Tengah dengan 141 balita atau 7,4%,

dan Puskesmas Timur yaitu 72 balita atau 8,4%. Secara persentase

jumlah balita BGM terendah adalah Puskesmas Singkawang Barat 2, 4%

atau 25 balita BGM dari balita yang ditimbang. 60

Page 63: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

83 84

58.48

77.06 75.66

2009 2010 2011 2012 2013

2. Pelayanan Gizi

Pelayanan gizi yang wajib dilak-sanakan sesuai dengan urusan wajib

dalam bidang kesehatan (SPM) adalah pemberian kapsul vitamin A

kepada balita sebanyak 2 kali dalam setahun, pemberian tablet zat besi

(Fe) pada ibu hamil sebanyak 90 tablet selama masa kehamilannya,

pemberian makanan pendamping ASI kepada bayi BGM terutama dari

keluarga miskin, dan perawatan balita yang menderita gizi buruk.

Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan bayi 6 – 11

bulan mendapat kapsul vitamin A 1 kali dan anak umur 12 – 59 bulan

mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali per tahun di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu. Target yang ditetapkan Departemen

Kesehatan untuk tahun 2013 harus mencapai 90%.

Cakupan pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita pada tahun 2013

di Kota Singkawang mencapai 75,66% terjadi penurunan dibandingkan

dengan tahun 2012 mencapai 76,06%. tahun 2011 mencapai 58,48%.

Cakupan ini masih belum mencapai target yang ditentukan untuk Kota

Singkawang yaitu 85%. Wilayah kecamatan pada tahun 2013 yang

cakupan pemberian vitamin A yang sudah melebihi target 85% hanya

Kecamatan Singkawang Utara yaitu 85,36%, sedangkan empat

kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Singkawang Selatan, Kecamatan

Singkawang Tengah, Kecamatan Singkawang Timur dan Kecamatan

Singkawang Barat capainnya masih dibawah 85%.

Cakupan pemberian vitamin A balita di

Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

Sumber: Laporan distribusi vitamin A puskesmas

61

Page 64: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Pemberian tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil sebanyak 90 tablet selama

masa kehamilannya, telah diuraikan pada bagian A nomor 1 mengenai

pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

Pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) pada bayi yang berada di

Bawah Garis Merah (BGM) dari keluarga miskin, merupakan urusan

wajib yang harus dilakukan sebagai salah satu pelayanan kesehatan

terhadap keluarga miskin. Cakupan pemberian makanan pendamping

ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin adalah pemberian MP ASI

dengan porsi 100 gram per hari selama 90 hari. Pada tahun 2010 bayi

BGM dari keluarga miskin yang mendapat MP ASI sebanyak 13 orang.

Di samping itu, urusan wajib lainnya adalah cakupan perawatan

terhadap balita dengan gizi buruk. Balita gizi buruk mendapat

perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana kesehatan

sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Pada tahun 2013 terdapat 6 balita dengan gizi buruk, semua

balita tersebut telah mendapatkan perawatan sesuai standar

C. PENYELENGGARAAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG

Penyelenggaraan kesehatan rujukan dan penunjang dalam petunjuk

teknis SPM dari Departemen Kesehatan, meliputi akses terhadap

ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani

rujukan bumil dan neonatus, bumil resiko tinggi/komplikasi yang

tertangani dan neonatus risti/komplikasi yang tertangani.

Pada tahun 2013, ibu hamil dengan resiko tinggi ini yang ditemukan

sejumlah 490 orang (54,3%) dari perkiraan/estimasi ibu hamil resiko

tinggi. Perkiraan ini berdasarkan perhitungan 20% dari jumlah 4.508

orang ibu hamil yaitu 902 orang (Depkes), sedang tahun 2012

ditemukan 495 orang (50,3%), sedang tahun 2011 ditemukan 255 orang

(32,51%), tahun 2010 ditemukan sejumlah 368 orang

(59%), tahun 2009 ditemukan sejumlah 380 orang (46,26%), dan tahun

2008 ditemukan sebanyak 257 orang (25,89%). Angka tahun 2013

menurun dibandingkan dengan tahun 2012. Target 2013 adalah 80%

62

Page 65: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

ibu hamil resiko tinggi terdeteksi dan ditangani agar upaya pencegahan

resiko yang lebih besar dapat segera diatasi.

Cakupan deteksi dini ibu hamil resiko tinggi per puskesmas

di Kota Singkawang tahun 2013

Jumlah

Bumil Bumil

Bumil Risti

Risti/Komplikasi Risti/Komplikasi

Jumlah Ibu (Perkiraan =

No Kecamatan Yang Ditemukan Yang Ditangani

Hamil 20% dari

Jumlah Ibu

Jumlah % Jumlah %

Hamil)

1 Skw Selatan 1.045 209 167 79,9 41 28,7

2 Skw Utara 535 107 75 70,1 21 28,8

3 Skw Tengah 1.373 275 153 55,7 78 41,7

4 Skw Timur 464 93 52 56,0 23 36.5

5 Skw Barat 1.091 218 43 19,7 24 16,1

Kota Singkawang 4.508 902 490 54,3 187 30,4

Laporan PWSKIA Puskesmas

Semua ibu hamil dengan resiko tinggi/komplikasi yang ditemukan telah

ditangani oleh tenaga kesehatan pada tahun 2013. Target yang ingin

dicapai adalah 80% ibu hamil resiko tinggi terdeteksi dan ditangani agar

upaya pencegahan resiko yang lebih besar dapat segera diatasi. Jumlah

neonatal resiko tinggi yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak

187orang. tahun 2012 sebanyak 149 orang Sedangkan pada tahun 2011

tidak ada data. D. PENYELENGGARAAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

1. Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar

Biasa (KLB) dan gizi buruk

Pada tahun 2013 tidak terjadi KLB seperti hal nya pada tahun 2009

yaitu terjadi KLB penyakit Demam Berdarah Dengue. Peningkatan

jumlah penderita DBD sebanyak 6 kali lipat dibanding pada kasus

tahun 2008. Penanganan balita dengan gizi buruk pada tahun 2013

sebanyak 6 orang seperti telah diuraikan pada bagian B 2

63

Page 66: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

mengenai pelayanan gizi di atas. Di empat wilayah puskesmas masih

ditemukan penderita gizi buruk. Jumlah penderita gizi buruk

tertinggi di Puskesmas Singkawang Selatan 2 orang dan Timur

sebanyak 2 orang, Puskesmas Singkawang Utara 1 orang dan Barat

sebanyak 1 orang, disamping hal-hal di atas, survei-lans juga

dilakukan terus menerus secara aktif, baik di rumah sakit maupun

di puskesmas, yang hasil-nya dilaporkan melalui formulir W2.

2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio

Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus Acute Flacid Paralysis

(AFP) hal ini lebih menurun bilan dibandingkan dengan tahun 2012

ada 3 (tiga) kasus penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP)

tahun 2011 ditemukan 1 (satu) penderita penyakit Acute Flacid

Paralysis (AFP) di kecamatan Singkawang Timur, dan pada tahun

2010 ditemukan 5 (lima) penderita, yaitu 2 (dua) di Singkawang

Selatan dan 3 (tiga ) di Singkawang Utara, Kejadian ini merupakan

hasil upaya pencarian penderita AFP secara rutin yangdilaksanakan

melalui surveilans aktif baik di wilayah kerja puskesmas maupun di

rumah sakit selama 52 minggu. Namun hasil konfirmasi

laboratorium menyatakan bahwa kasus tersebut bukan disebabkan

oleh virus polio.

3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit TBC

Dalam upaya menurunkan prevalensi penyakit TBC, telah

dilaksanakan berbagai kegiatan untuk menjaring (menemukan dan

mengobati) penderita baru TB Paru BTA positif. Selain dilakukan

penyuluhan bagi masyarakat, juga dilakukan on the job training bagi

petugas puskesmas kelurahan sehingga lebih diharapkan akan

mampu melakukan penjaringan suspect dalam bentuk promosi dan

pemeriksaan sputum (fiksasi saja) dan lebih aktif mencari penderita.

Di samping itu dilakukan juga sosia-lisasi kepada pihak pelayanan

swasta yang selama ini belum tersentuh dengan program penang-

gulangan TBC dengan strategi DOTS. Hasil penemuan penderita

64

Page 67: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

baru TB Paru BTA+ pada tahun 2013 sebanyak 203 orang. Angka

penemuan penderita baru TB Paru BTA+ atau Case Detection Rate

pada tahun 2013 sebanyak 48,56% sementara CDR yang ditargetkan

adalah 75% dari perkiraan penderita yang ada (2,1 per 1000

penduduk). Angka ini sedikit menurun bila dibandingkan dengan

tahun 2012 yaitu 46,57%. Hasil pengobatan terhadap penderita yang

ditemukan pada tahun 2012 (190) orang, dan dinyatakan sembuh

adalah sebanyak 170 penderita (89,47%), angka kesembuhan ini

menurun dibanding dengan th 2012 yaitu 182 penderita (90,1%).

Penderita TB Paru BTA + yang ditemukan dan diobati

di kota Singkawang tahun 2009 – 2013

Penderita TB Paru BTA + yang ditemukan dan diobati

No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013

Jml CDR

Jml CDR

Jml CDR

Jml CDR

Jml CDR

% % % % %

1 Skw Selatan 16 19,3 18 4.6 8 8.79 12 12,63 13 13,40

2 Skw Utara 37 80,7 25 6.4 12 25.5 25 52,08 25 50.0

3 Skw Tengah 46 52.4 64 16.4 71 58.7 45 36,29 83 65,35

4 Skw Timur 27 67 19 4.9 15 36.6 21 50,00 14 32,56

5 Skw Barat 48 45 48 12.3 96 97 87 87,88 68 67,33

Kota Singkawang 2183 45 2184 45 202 50.6 190 46,57 203 48,56

Sumber: Laporan TB puskesmas

Hasil pengobatan Penderita Baru TB Paru BTA +

di kota Singkawang tahun 2009 – 2012

Penderita Baru TB Paru BTA Positif yang sembuh

No Sarana Pelayanan 2009 2010 2011 2012

Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Pusk. Skw Selatan 10 62.5 14 77,78 7 87,50 8 66,67

2 Pusk.Skw Utara 34 94.4 24 96 12 100 22 88

3 Pusk.Skw Tengah 44 95.7 61 95,31 65 91,55 42 93,33

4 Pusk.Skw Timur 25 92.6 17 89,47 13 86,67 20 95,24

5 Pusk.Skw Barat

6 RSU

46 97.9 46 95,83 85 88,54 78 89,66

St.Vincentius

Kota Singkawang 159 92.4 162 93,10 182 90,10 182 89,47

Sumber: Laporan TB puskesmas

65

Page 68: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit diare dilakukan

pengobatan kepada seluruh penderita datang untuk mencari

pengobatan dan juga dengan melakukan pelacakan kasus

(surveillance), dengan tujuan untuk mengantisipasi kemungkinan

akan terjadinya KLB (outbreak) diare.

5. Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah

Dengue

Dalam upaya mencegah penyebaran penyakit demam berdarah

dengue (DBD), telah dilakukan kegiatan PE (penyelidikan

epidemiologis) dan fogging focus di lokasi kejadian. Di samping itu

juga dilakukan penyuluhan mengenai upaya-upaya pencegahan

penyakit ini pada seluruh kelurahan / desa yang ada serta abatisasi

selektif pada lokasi-lokasi yang terdapat jentik nyamuk Aedes

Aegypti.

6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Kusta

Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta, upaya

yang dilakukan yaitu melakukan kegiatan chase survey dan school

survey. Pada tahun 2013 kegiatan ini secara khusus tidak dilakukan

berhubung keterbatasan anggaran dinas kesehatan.

7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV/AIDS

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penanggulangan IMS dan

HIV/AIDS adalah: Sero survey dengan sasaran kelompok resiko

tinggi dan yang dijangkau adalah kelompok PSK dan pramuria

karaoke.

66

Page 69: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Pengobatanselektif diberikan kepada para penderita penyakit

kelamin (sifilis danGO) dari hasil sero survey dan dilakukan

penyuluhan kepada semua PSK dan pramuria karaoke. Kegiatan lain

berupa penyuluhan dan promosi kondom kepada kelompok resiko

tinggi, serta sosialisasi kepada stakeholder (dinas/instansi terkait,

tokoh masyarakat dan tokoh agama).

8. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Kecacingan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan siswa

sehingga dapat mengikuti proses belajar dengan lebih baik. Upaya

seperti ini harus dilakukan setiap tahun agar siswa selalu berada

dalam tingkat kesehatan yang baik. Agar terbebas dari cacingan,

perlu pemeriksaan tinja berkala di laboratorium. Bila ada telur

cacing, baru minum obat cacing. Kebersihan diri juga perlu

ditingkatkan oleh masing-masing siswa, orang masih bisa cacingan

lagi bila tidak menjaga kebersihan diri, makanan, maupun

lingkungan-nya, atau tanpa sengaja makan makanan atau minuman

yang tercemar telur cacing. Meski cacingan tidak mematikan, dalam

jangka panjang dapat menurunkan derajat kesehatan.

E. PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI

DASAR 1. Pelayanan kesehatan lingkungan

Pelayanan kesehatan lingkungan merupakan sebuah upaya

pencegahan terjadinya penyakit yang dapat ditularkan melalui air,

keadaan rawan air bersih, keadaan lingkungan hidup serta keadaan

sosial ekonomi. Pelayanan kesehatan lingkungan yang telah

dilaksanakan adalah pembinaan terhadap institusi sarana

kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah, sarana perkantoran

67

Page 70: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

dan sarana umum lainnya. Di samping itu juga dilakukan

pemeriksaan kualitas air bersih dalam bentuk pemeriksaan

bakteriologis dan kualitas kimia air bersih. Untuk pembinaan

kesehatan lingkungan institusi, telah dilakukan terhadap sarana

kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah, sedang untuk sarana

perkantoran dan sarana umum lainnya belum dapat dilakukan

pembinaan karena tidak adanya dana operasional.

Institusi yang ada dan dibina kesehatan lingkungannya di kota Singkawang tahun 2013

Jumlah Institusi yang

dibina

No Kecamatan Institusi

yang ada Jumlah %

1 Skw Selatan 149 50 33,6

2 Skw Utara 74 12 16,2

3 Skw Tengah 140 34 24,3

4 Skw Timur 95 28 29,5

5 Skw Barat 213 69 32,4

Kota Singkawang 671 193 28,8

Sumber : Seksi PL

Institusi : Sarana Kesehatan, Sarana Pendidikan, Sarana Ibadah, Perkantoran.

Persentase institusi dibina sarana kesehatan lingkungannya per wilayah kerja puskesmas

di kota Singkawang tahun 2009 – 2013

No Kecamatan Cakupan (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Skw Selatan 64.9 49.30 74.50 62,43 33,56

2 Skw Utara 66.67 85.51 100. 52,17 16,22

3 Skw Tengah 39.85 39.67 39.10 28,57 24,29

4 Skw Timur 57.27 67.29 36.36 37,37 29,47

5 Skw Barat 49.74 49.07 69.59 66,51 32,39

Kota Singkawang 56.01 54.21 62.82 52,71 28,76

Sumber: Seksi PL

68

Page 71: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Upaya pembinaan kesehatan lingkungan lain, adalah pembinaan

kesehatan lingkungan perumahan. Data yang dikumpulkan

berkaitan dengan hal ini adalah mengenai adanya jamban ,

pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah. Pada

tahun 2013, diharapkan 80% rumah sudah memenuhi syarat

kesehatan

Rumah yang ada, diperiksa dan Kategori Rumah Sehat

di kota Singkawang tahun 2013

Rumah

No Kecamatan Jumlah Diperiksa

% Sehat

%

diperiksa Sehat

1 Skw Selatan 9.793 331 3,4 154 46,5

2 Skw Utara 5.099 145 2,8 127 87,6

3 Skw Tengah 12441 105 0,8 97 92,4

4 Skw Timur 4990 296 5,9 183 61,8

5 Skw Barat 9270 286 3,1 274 95,8

Kota Singkawang 41593 1163 2,8 835 71,8

Sumber: Seksi PL

Persentase Rumah Sehat Per Wilayah Kerja Puskesmas Di Kota Singkawang Tahun 2009 – 2013

Cakupan (%)

No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013 Diperi Diperi Diperi Diperi Diperi

ksa Sehat ksa Sehat ksa Sehat ksa Sehat ksa Sehat

Skw

1 Selatan 3.59 24.33 4.79 3.25 0 0 2,53 61,74 3,38 46,53

2 Skw Utara 12.09 37.7 3.12 44.23 6.51 55.38 3,08 64,38 2,84 87,59

Skw

3 Tengah 0.88 76 0.40 87.23 0.23 85.19 0,61 93,75 0,84 92,38

4 Skw Timur 5.51 44.98 3.25 38.56 2.81 48.87 6,14 58,85 5,93 61,82

5 Skw Barat 11.99 99.34 6.69 98.32 6.13 99.82 0,47 68,00 3,09 95,80

Kota Singkawang 6.39 70.83 3.49 56.77 2.64 78.83 1,84 65,00 2,80 71,80

Sumber: Laporan kesling puskesmas

Pada tahun 2013 persentase rumah sehat di Kota Singkawang adalah

71,80% dan meningkat bila dibandingkan dengan tahun

2012 yaitu 65,00%. Tahun 2011 yaitu 78,83%. Pada th 2013 ditargetkan

80% rumah yang diperiksa sudah memenuhi syarat kesehatan

69

Page 72: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

2. Pelayanan Pengendalian Vektor

Pelayanan pengendalian vektor dilaksanakan dengan melakukan

pemantauan angka bebas jentik di rumah-rumah penduduk,

sekolah dan tempat-tempat umum. Kegiatan ini tidak dapat

dilaksanakan pada seluruh rumah penduduk, sekolah dan tempat-

tempat umum karena memerlukan dana yang cukup besar. Sesuai

dengan standar, pemeriksaan jentik nyamuk harus dilakukan

sebanyak 4 cycle pada tempat/rumah yang menjadi sampel. Jadi

tidak hanya 1 kali saja, karena tidak akan menghasilkan gambaran

keadaan yang sebenarnya. Target yang ditetapkan Departemen

Kesehatan untuk tahun 2013 adalah 95% rumah bebas jentik

nyamuk. Dari data tahun-tahun sebelumnya, tampak masih

rendahnya angka bebas jentik di Kota Singkawang, sehingga

tidaklah mengherankan bila penyakit demam berdarah dengue

masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat. Oleh sebab

itu, seharusnya dana operasional untuk melakukan pembinaan dan

pemeriksaan selalu tersedia. Tersedianya dana bukan berarti bahwa

penyakit DBD akan langsung hilang, karena menjaga kebersihan

rumah merupakan tanggung jawab masyarakat sendiri, dan pihak

kesehatan menolong memperlihatkan keadaan yang mungkin

menjadi masalah dengan melakukan pemeriksaan jentik nyamuk,

serta menyediakan abate yang manfaat penggunaannya sangat

tergantung dari disiplin dan cara pemakaian yang tepat oleh

masyarakat. Pada tahun 2013, kegiatan pemantauan jentik

dilakukan pada sebagian rumah penduduk, untuk sekolah dan

tempat-tempat umum tidak ada laporan dari Puskesmas. Angka

bebas jentik (ABJ) ) pada tahun 2013 untuk rumah adalah 53,8%

sekolah dan tempat-tempat umum tidak ada data. Angka ini

menurun bila dibandingkan dengan tahun 2012 dimana ABJ rumah

adalah 75,2%. Akan tetapi bila kita bandingkan cakupan ABJ

dengan kasus DBD, maka agak sedikit menurun dimana tahun

2013 kasus DBD sebanyak 39 kasus dan tahun 2012 sebanyak 92

kasus dan tahun 2011 sebanyak 36 kasus.

70

Page 73: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Hasil kegiatan pemantauan jentik nyamuk Aedes Aegypti

per wilayah kerja puskesmas di Kota Singkawang tahun 2013

Rumah Sekolah TTU

No Kecamatan Jumlah Diperiksa %

Bebas ABJ ABJ (%)

ABJ

Jentik (%) (%)

1 Skw Selatan 9.793 400 4,1 298 74,5 tad tad

2 Skw Utara 5.099 700 13,7 212 30,3 tad tad

3 Skw Tengah 12.411 600 4,8 600 100 tad tad

4 Skw Timur 4.990 500 10 248 49,6 tad tad

5 Skw Barat 9.270 400 4,3 40 10 tad tad

Kota Singkawang 41.593 2.600 6,3 1.398 53,8 tad tad

Sumber: Seksi PL

Hasil kegiatan pemantauan jentik nyamuk Aedes Aegypti di lingkungan rumah per wilayah kerja puskesmas di Kota

Singkawang tahun 2009 – 2013

Cakupan (%)

No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013

Diperi Bebas Diperi Bebas Diperi Bebas Diperi

Bebas Diperi Bebas

ksa Jentik ksa Jentik ksa Jentik ksa Jentik ksa Jentik

1 Skw Selatan 41.57 62.04 4.79 62.75 41.33 62.04 4,0 79,1 4,1 74,5

2 Skw Utara 22.34 23.75 8.71 66.44 6.71 13.73 5,6 76,1 13,7 30,3

3 Skw Tengah 45.98 35.08 8.18 22.04 19.33 72.65 17,7 69,5 4,8 100

4 Skw Timur 20.6 81.72 4.24 88.50 21.14 79.40 21,1 79. 0 10,0 49,6

5 Skw Barat 38.43 65.07 6.35 52.57 6.35 52.57 4,5 91,8 4,3 10

Kota Singkawang 37.33 52.11 6.62 47.85 19.71 64.69 10,6 75,2 6,3 53,8

Sumber: Seksi PL

3. Pelayanan higiene sanitasi tempat-tempat umum

Tempat-tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat yang

dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar,

pertokoan, depot air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata,

kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain lain. Pelayanan

higiene sanitasi dilakukan dalam bentuk pembinaan dan

71

Page 74: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

pemeriksaan oleh petugas puskesmas untuk mengetahui dan

menginformasikan apakah higiene sanitasinya memenuhi syarat

kesehatan. Tempat umum yang memenuhi syarat adalah

terpenuhinya akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah),

terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan

minuman, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria,

persyaratan dan atau standar kesehatan. Kemampuan puskesmas

dalam melakukan pemeriksaan tempat-tempat umum (TTU) dan

tempat pengolahan makanan (TPM), serta kondisi kesehatan

tempat-tempat tersebut pada tahun 2009 sampai dengan 2012,

tergambar pada tabel berikut ini :

Cakupan pemeriksaan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan

(TUPM) danproporsi yang memenuhi syarat kesehatan per wilayah kerja puskesmas di Kota Singkawang tahun 2010 – 2013

Cakupan (%)

No Kecamatan 2010 2011 2012 2013

Diperiksa Sehat Diperiksa Sehat Diperiksa Sehat Diperiksa Sehat

1 Skw Selatan 4.83 70 17.74 42.05 tad tad 47,26 81,05

2 Skw Utara 25.00 100 43.03 79.41 tad tad 54,48 85,88

3 Skw Tengah 2.07 100 25.56 97.6 tad tad 54,80 73,2

4 Skw Timur 66.66 36 31.17 37.73 tad tad 22,00 50

5 Skw Barat 25.24 75 35.76 97.08 tad tad 24,80 70,97

Kota Singkawang 16.21 67.3 28.34 81.3 tad tad 43,54 76,97

Sumber: Laporan kesling puskesmas

F. PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN

Upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dapat dilihat dari

bermacam indikator. Salah satunya adalah indikator perilaku dan

peran serta masyarakat. Indikator ini dapat diukur melalui antara lain

dari persentase posyandu purnama dan mandiri. Posyandu purnama

th 2013 ada 8,70 %, tahun 2012 ada 11,59 % tahun 2011 ada 8,2 %

72

Page 75: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Target yang ditetapkan Departemen Kesehatan untuk tahun 2013 adalah

25% posyandu purnama dari seluruh posyandu yang ada. Pada tahun 2013

posyandu mandiri 2,90%, pada tahun2012, ada 0,72 % serta tahun 2011

yaitu 1,49%.

Keadaan ini perlu mejadi perhatian khusus, karena kegiatan Posyandu

merupakan representasi dari peran serta masyarakat di bidang kesehatan.

Oleh karena itu, harus tetap dipacu dan dimotivasi dengan melibatkan

kerjasama lintas program dan lintas sektoral untuk mengembalikan peran

serta masyarakat tersebut melalui kegiatan Posyandu. Hal ini selaras

dengan program pemerintah pusat melalui Kementrian Kesehatan yang

sejak tahun 2009 telah mencanangkan gerakan “Ayo Kembali ke

Posyandu”.

Tingkat perkembangan posyandu

di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

73

Pratama3%

Madya77%

Purnama20%

Mandiri0%

2009

Pratama9%

Madya77%

Purnama13%

Mandiri1%

2010

Page 76: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Sumber : Laporan PSM Puskesmas

74

Pratama8%

Madya82%

Purnama8%

Mandiri2%

2011

Pratama7%

Madya80%

Purnama12%

Mandiri1%

2012

Pratama3%

Madya85%

Purnama9%

Mandiri3%

2013

Page 77: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Persentase posyandu purnama dan mandiri per wilayah kerja puskesmas di Kota Singkawang th 2010 – 2013

2010 2011 2012 2013

No Puskesmas Purna

ma Mandiri Purnama Mandiri

Purnama Mandiri

Purnama Mandiri

1 Skw Selatan 21 0 0.00 3.45 16,67 3.33 13.33 3.33

2 Skw Utara 32 0 30.43 0.00 30.43 0.00 30.43 0.00

3 Skw Tengah 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

4 Skw Timur 10 0 10.53 0.00 10.00 0.00 0.00 15.00

5 Skw Barat 14 4.5 9.39 4.55 9.09 0,00 4.55 0,00

Kota Singkawang 13 0.7 8.21 1.49 11,59 0,72 8.70 2.90

Sumber: Laporan PSM puskesmas

Indikator perilaku hidup sehat lain yang digunakan dalam Standard

Pelayanan Minimal adalah desa/kelurahan yang mengkonsumsi garam

beryodium. Pada tahun 2009, telah dilakukan survey pada

desa/keluarahan yang mengkonsumsi garam beryodium di 25

desa/kelurahan, dengan hasil 10 desa/kelurahan telah mengkonsumsi

garam beryodium baik (40%) sejak tahun 2010 s/d 2013 tidak pernah

dilakukan survey sehingga tidak ada data tentang cakupan masyarakat

yang mengkonsumsi garam beryodium. Tidak dilakukan survey ini

disebabkan keterbatasan anggaran yang ada. Indikator perilaku sehat lain yang digunakan dalam Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan adalah indikator rumah tangga berperilaku

hidup bersih dan sehat. Untuk mendapatkan gambaran mengenai rumah

tangga sehat ini dilakukan survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Survei ini di Kota Singkawang dilaksanakan pada tahun 2005, tahun

2006 survei tidak dilakukan, tahun 2007, 2008 dan 2009 selalu

dilaksanakan. Tahun 2009 berdasarkan hasil survei terhadap 1.050 rumah

tangga, 103 rumah tangga (9,81%) berada pada klasifikasi IV atau telah

menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator

yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif,

ikut serta dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat atau

asuransi kesehatan, tidak ada anggota keluarga yang merokok, melakukan

aktifitas fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari,

75

Page 78: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan, mempu-nyai

sumber air bersih, ada kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan

lantai rumah bukan dari tanah. Pada tahun 2011 berdasarkan hasil survei

terhadap 1.050 rumah tangga, 255 rumah tangga (24,3%) berada pada

klasifikasi IV atau telah menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat yang

meliputi 10 indikator. Untuk tahun 2010 tidak dilakukan survey. Target

Departemen Kese-hatan tahun 2011 adalah 65%, jadi Kota Singkawang

masih belum mendekati target yang ditentukan.

Perilaku hidup sehat juga dapat dilihat dari pemberian ASI eksklusif pada

bayi. ASI eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi sampai

bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain. Target

pemberian ASI eksklusif dari Departemen Kesehatan untuk tahun 2013 adalah 80% artinya 80% dari bayi yang

berumur sampai dengan 6 bulan menerima ASI saja. Dengan demikian bayi

yang umurnya masih di bawah 6 bulan, meskipun hanya memperoleh ASI

saja, belum dapat dimasukkan dalam perhitungan indikator ini. Pada

tahun 2013 pemberian ASI eksklusif mencapai 23,4%. Capaian ini

meningkat dibandingkan pada tahun 2012 yaitu 6,4%, Capaian tahun 2013

masih jauh dari target yang ditetapkan. Upaya pemberian ASI eksklusif ini masih harus terus digalakkan agar bayi

mempunyai kekebalan tubuh yang baik terhadap berbagai penyakit dan

dapat tumbuh kembang dengan baik

G. PENYELENGGARAAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF

(P3NAPZA).

Indikator untuk penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan NAPZA

dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan adalah dengan

melakukan penyuluhan pencegahan dan penanggulangan NAPZA dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan. Sejak tahun 2006 - 2013, tidak ada data tentang kegiatan penyuluhan pencegahan dan

penanggungan NAPZA.

76

Page 79: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

H. PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT

KESEHATAN

Ada 3 (tiga) indikator minimal yang digunakan untuk melihat penyeleng-

garaan pelayanan penyediaan obat yaitu ketersediaan obat sesuai

kebutuhan, ketersediaan obat esensial dan ketersediaan obat generik

Ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan obat pelayanan

kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat dan Perbekalan Kesehatan

Kabupaten /Kota di satu wilayah pada kurun waktu tertentu.

Ketersediaan obat pada tahun 2013 mencapai 84,15% terjadi penurunan

dibandingkan dengan tahun 2012 mencapai 88,31% tahun 2011

mencapai 90,34% dari kebutuhan. Pengadaan obat esensial adalah

pengadaan obat yang paling banyak diperlukan oleh suatu populasi,

untuk pelayanan kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan. Pengadaan obat generik adalah pengadaan item

obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia

untuk zat berkhasiat yang dikandungnya, untuk pelayanan kesehatan

dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Kabupaten/Kota. Ketersediaan obat generik pada tahun 2013 mencapai

89%, terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 mencapai

91,25%Ketersediaan tahun 2011 mencapai 92,59%. Penurunan capaian

tersebut juga berkaitan dengan masalah anggaran.

Ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar

di Kota Singkawang tahun 2009 – 2013

Indikator 2009 2010 2011 2012 2013

Ketersediaan obat sesuai kebutuhan 99,24 101,82 90.34 88.31 84.15

Pengadaan obat esensial 100 100 99 90.72 91

Pengadaan obat generik 98,57 98,91 92.59 91.25 89

Sumber: LPLPO puskesmas (diolah)

77

Page 80: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

I. PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI

BENCANA

Tahun 2013, tidak ada bencana yang melanda Kota Singkawang baik

dalam bentuk banjir, tanah longsor, gempa bumi maupun bencana

alam lainnya.

J. PELAYANAN BAGI MASYARAKAT MISKIN

Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat miskin meliputi

pelayanan kesehatan dasar seperti pelayanan kesehatan ibu dan anak,

pelayanan pengobatan yang dilakukan di rumah sakit, puskesmas,

maupun di posyandu, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjut di

rumah sakit. Pada tahun 2013 terdapat 49.676 jiwa orang yang

mendapat kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), dan

telah memanfaatkan pelayanan kesehatan rawat jalan di Puskesmas

dan rawat inap di puskesmas perawatan.

Sedangkan bayi BGM dari keluarga miskin yang telah mendapatkan

MP-ASI ada 204 orang. Data terperinci mengenai jenis pelayanan yang

diberikan, seperti antara lain jenis penyakit yang diderita oleh keluarga

miskin, keadaan kesehatan lingkungan dimana mereka tinggal dan

sebagainya, belum tersedia. Oleh sebab itu perlu dibuat register

khusus di puskesmas yang mencatat semua keadaan morbiditas dan

mortalitas keluarga miskin, sehingga dapat dilakukan intervensi yang

tepat.

K. PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Pelayanan kesehatan kerja adalah suatu upaya pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada masyarakat pekerja, baik berupa kegiatan

peningkatan/ promotif kesehatan kerja, pencegahan/ preventif dan

penyembuhan/kuratif penyakit akibat kerja (PAK) dan atau penyakit

akibat hubungan kerja (PAHK), serta pemulihan/rehabilitatif penyakit

PAK dan PAHK yang dilakukan oleh institusi pelayan kesehatan di satu

wilayah kerja tertentu. Pekerja formal adalah tenaga kerja yang

melakukan pekerjaannya pada suatu instansi/unit usaha yang

78

Page 81: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

mempunyai izin dan terstruktur seperti karyawan, pemerintah / BUMN / TNI / Kepolisian, karyawan perusahaan baik berskala besar,

menengah, dan kecil yang mempunyai izin usaha.

Cakupan pelayanan kesehatan kerja adalah pekerja formal yang

memperoleh pelayanan kesehatan kerja baik kegiatan promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai standar di satu wiayah kerja

pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2013 tidak ada data

pelayanan kesehatan pada pekerja formal. Tidak adanya data

pencapaian ini perlu dipengkajian lebih dalam dikarena format SP2TP

sudah mengakomudir untuk mencatat hasil kegiatan pelayanan

kesehatan pada pekaerja, walaupun masih terbatas pada pelayanan

yang bersifat umum. Pada tahun 2009 untuk program kesehatan kerja

dikembangkan pelayanan kesehatan pada pekerja informal. Pekerja

informal adalah mereka yang bekerja di sektor informal, yang menurut

penafsiran terhadap UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah mereka yang bekerja di luar hubungan kerja,

yang berarti tidak ada perjanjian kerja yang mengatur unsur

pekerjaan, upah, dan perintah. Pekerja sektor ini seperti, buruh,

pekerja di industri rumah tangga, pedagang kecil, dll. Pengembangan

kesehatan kerja pada pekerja informal bertujuan untuk memberikan

pelayanan kesehatan pada pekerja yang biasanya tidak mendapat

jaminan pelayanan kesehatan apabila menderita sakit.

Pada tahun 2013, sudah dibentuk 19 Pos Usaha Kesehatan Kerja (Pos UKK) di lokasi industri kecil di Kota Singkawang. Berlokasi Puskesmas Puskesmas Singkawang Tengah sebanyak 6 Pos UKK, Puskesmas Singkawang Barat 3 pos UKK, Puskesmas Singkawang Selatan 4 Pos

UKK, Puskesmas Singkawang Timur 4 Pos UKK dan Puskesmas

Singkawang Utara 5 Pos UKK. Kesemua Pos UKK ini langsung dibina

oleh petugas Puskesmas masing-masing yang telah dilatih program Upaya Kesehatan Kerja (UKK). Agar pelayanan kesehatan kerja dapat dilakukan sesuai standar dan

meliputi semua baik pekerja formal maupun informal, maka harus

dilakukan pengembangan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) terhadap

79

Page 82: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

puskesmas, lintas sektor terkait (Perindustrian, Tenaga Kerja,

Pertanian, Kelautan dll) dan terhadap pengusaha/pemilik usaha dan

wakil pekerja formal dan informal

L. PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT

Pra usia lanjut adalah seseorang yang berusia antara 45 – 59 tahun

dan usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan penduduk usia lanjut

(usila), telah dilakukan melalui 17 buah posyandu usila. Kegiatan

tersebut selain dilaksanakan oleh puskesmas, juga dibantu oleh

mahasiswa Akademi Perawat Singkawang. Cakupan pelayanan

kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut adalah pra usia lanjut dan

usia lanjut yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar yang

ada pada pedoman, di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Pra usila dan usila yang dapat dilayani pada tahun 2012 mencapai

10,63% untuk pra usila dan 28,43% untuk usila Secara keseluruhan

mencapai 32,80%. Dibandingkan dengan tahun 2011 mencapai

10,63% untuk pra usila dan 28,43% untuk usila Secara keseluruhan

mencapai 32,80%. Target yang ditentukan Departemen Kesehatan

untuk tahun 2013 adalah 80%.

80

Page 83: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

BAB V

SUMBER DAYA KESEHATAN

Pemanfaatan sumber daya kesehatan secara efektif dan efisien

merupakan keharusan dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang

optimal. Adanya keterbatasan sumber daya, sedang tuntutan untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat - secara kuantitatif maupun

kualitatif membuat perencanaan sumber daya menjadi sangat penting.

Oleh sebab itu, sangat diperlukan informasi yang akurat untuk dapat

melakukan perencanaan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan

pengembangan sumber daya secara optimal.

Sumber daya merupakan input bagi terselenggaranya proses

pelayanan kesehatan menuju tercapainya output dan outcome yang

diharapkan. Gambaran sumber daya kesehatan yang ada di Kota

Singkawang pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :

A. TENAGA KESEHATAN

Keberhasilan pembangunan di daerah khususnya di Kabupaten

dan Kota sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan

peran aktif masyarakat sebagai pelaku pembangunan tersebut.

Pengelolaan SDM Kesehatan khususnya perencanaan kebutuhan SDM

Kesehatan harus sesuai kebutuhan organisasi dan kebutuhan nyata di

lapangan, serta berorientasi pada jangka panjang.

Yang dimaksud dengan SDM Kesehatan (Sumber Daya Manusia

Kesehatan) adalah seseorang yang bekerja secara aktif di bidang

kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun

tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam

melakukan upaya kesehatan. Sedangkan Tenaga Kesehatan adalah

setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan

formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.

81

Page 84: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Pengembangan tenaga kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah serta

mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang mampu

melaksanakan pembangunan kesehatan.

Pemantauan mengenai tenaga kesehatan yang ada merupakan

hal yang mutlak untukdilaksanakan, sehingga dapat diketahui jenis

tenaga yang jumlahnya cukup tapi penyebarannya tidak merata, atau

jenis tenaga yang jumlahnya tidak mencukupi. Kegiatan seperti ini

sesuai dengan jiwa desentralisasi, dimana daerah diharapkan mampu

untuk melakukan analisis masalah tenaga kesehatan dan mengambil

tindakan sesegera mungkin untuk mengatasinya. Salah satu yang

menentukan kualitas rencana kebutuhan SDM adalah dukungan

informasi tenaga yang akurat.

Indikator di bawah ini dapat memberikan gambaran makro untuk

mengetahui cukup atau tidaknya tenaga kesehatan yang tersedia dalam

menunjang pelaksanaan pelayanan kesehatan. Metoda yang digunakan

adalah “ratio method”, yaitu dengan membandingkan jenis tenaga

tertentu terhadap penduduk.

1. Tenaga medis

Tenaga medis meliputi dokter ahli, dokter umum dan dokter gigi.

Rasio seluruh tenaga medis per 100.000 penduduk pada tahun

2013 adalah 45,7. Keadaan ini menurun dibandingkan dengan

tahun 2012 adalah 46,30. Keadaan tahun 2011 adalah 49,94 dan

tahun 2010 dimana rasionya mencapai 45,09. Untuk dokter ahli

rasio per 100.000 penduduk adalah 11,6, keadaan ini meningkat

dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 11,3. Target tahun 2013

adalah 6 per 100,000 penduduk berarti rasio dokter ahli di Kota

Singkawang sudah melampaui target, Namun yang perlu

diperhatikan adalah ketersediaan jenis spesilalisasi yang ada

karena RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang

82

Page 85: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

merupakan rumah sakit tipe B yang melayani rujukan dari

Kabupaten Sambas dan Bengkayang. Untuk dokter umum rasionya

mencapai 34,2 sedangkan tahun 2012 mencapai 35,0 sedangkan

tahun 2011 mencapai 35,75, Target tahun 2013 adalah 40 per

100,000 penduduk, berarti rasio dokter umum di Kota Singkawang

masih belum mencapai target. Rasio dokter gigi terhadap 100.000

penduduk adalah 2,5 terjadi penurunan dibandingkan pada tahun 2012 Berarti pada tahun 2013 ada penurunan ketersediaan dokter

gigi, sementara prevalensi penyakit gigi dan mulut menunjukkan

adanya peningkatan (lihat bab II mengenai penyakit gigi dan mulut).

Target tahun 2013 adalah 11 per 100,000 penduduk, berarti rasio

dokter gigi di Kota Singkawang masih jauh dari target. Oleh karena

itu pemikiran yang serius untuk benar-benar menambah dokter gigi

dari jalur penerimaan CPNS maupun penerimaan tenaga PTT

ataupun sejenisnya seperti tenaga dokter gigi kontrak dengan honor

yang tinggi harus menjadi pertimbangan guna memenuhi tenaga di

fasilitas pelayanan kesehatan seperti di puskesmas untuk

mengantisipasi masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi.

2. Tenaga farmasi

Tenaga farmasi yang ada di Kota Singkawang terdiri dari

apoteker dan sarjana farmasi (19 orang), dan tenaga berpendidikan

D III farmasi dan asisten apoteker (49) orang.

Rasio keseluruhan tenaga farmasi terhadap 100.000 penduduk

adalah 34,18 terjadi kenaikan bila dibandingkan dengan tahun

2012 yang mencapai 30 hal ini sebenarnya terjadi karena

penambahan jumlah penduduk sedangkan jumlah tenaga farmasi

juga berkurang.

83

Page 86: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

3. Tenaga perawat

Pada tabel 75 bagian lampiran dinyatakan bahwa tenaga perawat

hanya diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu sarjana

keperawatan, dan perawat yang meliputi (DI & DIII keperawatan

dan lulusan SPK, dengan kata lain perawat gigi diklasifikasikan

pada kategori perawat baik dengan jenjang setingkat DIII

maupun setingkat SPK/SMA. Perawat yang ada di Kota

Singkawang tahun 2013 berjumlah 575 orang. tahun 2012

berjumlah 595 orang. Pada tahun 2011 jumlah perawat adalah

583 orang, tahun 2010 jumlah perawat adalah 439 orang dan

pada tahun 2009 adalah 378 orang. Rasio perawat per 100.000

penduduk adalah 305 terjadi penurunan dibandingkan dengan

tahun 2011 yaitu 306,48. Namun target tahun 2013 adalah

117,5 per 100,000 penduduk, berarti rasio tenaga perawat di

Kota Singkawang sudah melewati target. Tenaga perawat terdiri

dari sarjana keperawatan (43 orang atau 7,22%), perawat D I, D

III dan perawat lulusan SPK (552 orang atau 92,77%,. Dengan

jumlah perawat yang ada, maka setiap perawat harus melayani

sekitar 328 orang, terjadi peningkatan beban kerja dibandingkan

tahun 2011 yang harus melayani 326 orang. Peningkatan ini

seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Kota Singkawang.

4. Tenaga bidan

Tenaga bidan yang ada pada tahun 2013 berjumlah 162 sama

dengan tahun sebelumnya pada tahun 2012 berjumlah 162

orang, rasionya terhadap 100.000 penduduk adalah 84 tahun

2011 berjumlah 155 orang, dengan rasio 81,48, tahun 2010

berjumlah 137 orang, dengan rasio 73,53 dan tahun 2009

rasionya mencapai 65,14. Rasio bidan terhadap penduduk tahun

2013 ditargetkan adalah 100, berarti masih belum mencapai

target yang ditetapkan. Bidan yang berpendidikan D III berjumlah

94 orang (57,66%) dari seluruh bidan yang ada, sedang sisanya

adalah lulusan sekolah bidan atau perawat bidan.

84

Page 87: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Rasio bidan terhadap jumlah ibu hamil yang harus dilayani pada

tahun 2013 adalah 3,59 per 100 ibu hamil. Rasio bidan terhadap

jumlah ibu hamil yang harus dilayani pada tahun 2012 adalah

3,31 per 100 ibu hamil, tahun 2010 yaitu 2,91 dan tahun 2009

yaitu 2,26 Beban ini menurun, namun beban kerja tersebut

masih ditambah dengan pekerjaan rutin lain seperti pemeriksaan

bayi sehat maupun sakit

5. Tenaga gizi

Tenaga gizi yang bekerja di Kota Singkawang pada tahun 2013

berjumlah 45 orang, pada tahun 2012 berjumlah 43 orang, tahun

2011 berjumlah 44 orang, tahun 2010 yang berjumlah 46 orang

dan tahun 2009 yang berjumlah 40 orang. Tenaga gizi tersebut

terdiri dari tenaga berpendidikan S1 gizi sebanyak 1 orang, D I

dan D III sebanyak 44 orang. Tenaga gizi yang bekerja di

puskesmas berjumlah 20 orang yang menyebar di semua

puskesmas dengan minimal 3 orang tenaga gizi, bahkan

puskesmas Singkawang Selatan dan puskesmas singkawang

Utara berjumlah 5 orang tenaga gizi. Rasio tenaga gizi terhadap

100.000 penduduk adalah 22,62 dan keadaan ini lebih tinggi

dibandingkan dengan tahun 2012 Rasio tenaga gizi terhadap

100.000 penduduk adalah 22 dan keadaan ini lebih rendah

dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 23,13. Target

tahun 2013 adalah 20 per 100,000 penduduk, berarti rasio

tenaga gizi di Kota Singkawang sudah memenuhi target yang

diharapkan

85

Page 88: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

6. Tenaga sanitasi

Tenaga sanitasi yang bertugas di Kota Singkawang pada tahun

2013 berjumlah 8 orang terjadi penurunan dibandingkan dengan

tahun 2012 berjumlah 10 orang, tahun 2011 berjumlah 11

orang, tahun 2010 berjumlah 34 orang. Penurunan tenaga ini

diakibatkan ada tenaga yang pindah ke kabupaten/kota lain.

Rasio tenaga sanitasi per 100.000 penduduk adalah 4,02 tahun

2012 adalah 5,1 ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun

2011 yaitu 5,78. Sedangkan target tahun 2013 adalah 40, berarti

masih belum mencapai target yang diharapkan.

Rasio tenaga sanitasi yang bekerja di puskesmas (5 orang)

terhadap jumlah rumah yang harus dilayani adalah 1,16 per

10.000 rumah. Tahun 2012 rasio tenaga sanitasi yang bekerja di

puskesmas (7 orang) terhadap jumlah rumah yang harus dilayani

adalah 1,65 per 10.000 rumah, Dari perbandingan keadaan

tahun 2012, tampak bahwa sebenarnya beban tenaga masih

tinggi. Belum lagi faktor kurangnya biaya operasional untuk

kesehatan lingkungan atau pemanfaatan tenaga sanitasi yang

tidak sesuai dengan keahliannya. Di lain pihak, keadaan

kesehatan lingkungan di Kota Singkawang masih berada dalam

taraf yang belum memadai.

7. Tenaga kesehatan masyarakat

Kota Singkawang memiliki 50 orang tenaga kesehatan

masyarakat, Rasio tenaga kesehatan masyarakat per 100.000

penduduk adalah 19,1. Dibandingkan dengan tahun 2012 Kota

Singkawang memiliki 46 orang tenaga kesehatan masyarakat,

Rasio tenaga kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk

adalah 19,0. tahun 2011 adalah 16,8 . Target tahun 2013 adalah

40 per 100,000 penduduk, berarti rasio tenaga kesehatan

masyarakat di Kota Singkawang masih belum mencapai target

yang diharapkan.

86

Page 89: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

8. Tenaga teknisi medis

Tenaga teknisi medis berjumlah 65 orang yang terdiri dari tenaga

analisis laboratorium (49 orang), TEM dan penata rontgen (14

orang), penata anestesi (2 orang) dan fisioterapis (6 orang). Rasio

tenaga teknisi medis per 100.000 penduduk adalah 32, 7. Dari 65

orang tersebut, 51 0rang (78,46%) di antaranya bekerja pada

institusi kesehatan pemerintah dan sebanyak 14 orang (21,54%)

bekerja di rumah sakit swasta.

Semua puskesmas telah mempunyai analis laboratorium, namun

kinerjanya masih harus terus ditingkatkan dengan dengan

didukung oleh sarana dan manajemen yang memadai. Secara

keseluruhan, dibandingkan dengan tahun 2012, tenaga teknisi

medis meningkat jumlahnya. Pada tahun 2012, tenaga teknisi

medis berjumlah berjumlah 61 orang yang terdiri dari tenaga

analisis laboratorium (41 orang), TEM dan penata rontgen (13

orang), penata anestesi (1 orang) dan fisioterapis (6orang) dan

rasionya 28,3 per 100.000 penduduk

9. Proporsi tenaga menurut katagori

Proporsi tiap jenis tenaga dibandingkan dengan seluruh tenaga

yang bekerja di Puskesmas dan rasionya terhadap 100.000

penduduk di Kota Singkawang pada tahun 2010 sampai dengan

2013 adalah sebagai berikut :

87

Page 90: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Proporsi dan rasio terhadap 100.000 penduduk

dari tiap jenis tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas

di Kota Singkawang tahun 2010 – 2013

Jenis tenaga Proporsi Rasio per 100.000 pddk

2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013

Dokter umum 7,21 6.53 6.10 6.50 32.74 35.7 35. 34.2

Dokter gigi 1,06 0.86 0.79 0.48 4.83 3.7 2.6 2.5

Perawat 51,89 55.95 27.58 54.97 235.6 305 305. 312

Bidan 16,19 14.88 23.07 15.49 73.53 80. 84. 81

Sanitasi 4,02 1.06 6.10 0.76 18.25 5.3 5.1 4.0

Gizi 5,44 4.22 5.57 4.30 24.69 22. 22. 22

Kefarmasian 7,09 6.33 7.15 6.50 32.21 33. 30. 33

Teknisi Medis 4,61 6.33 3.71 6.21 19.32 31. 28.3 32.7

Kesehatan masyarakat 1,30 3.84 1.85 4.78 9.66 16.8 19. 19.1

Sumber: Bagian Umum Dinas Kesehatan Kota Singkawang (diolah)

B. SARANA KESEHATAN

Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan merupakan salah satu

syarat untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat Sarana yang telah ada harus tetap dipelihara sehingga

dapat beroperasi dengan baik, agar program pembangunan

kesehatan masyarakat dapat terus dilaksanakan. Apabila aset ini

hilang, maka mungkin sulit untuk membangunnya kembali dalam

waktu singkat, dan sebagai akibatnya pelayanan kesehatan pada

masyarakat dapat terganggu. Dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi, maka Daerah harus benar-benar dapat mengatasi

permasalahan yang berkaitan dengan sarana pelayanan kesehatan

ini dan untuk ini diperlukan adanya informasi yang rinci dan

akurat untuk setiap sarana kesehatan yang ada.

88

Page 91: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

1. Puskesmas, puskesmas kelurahan dan puskesmas keliling

Puskesmas yang ada di Kota Singkawang berjumlah 5 buah,

puskesmas kelurahan berjumlah 21 buah, puskesmas keliling

roda empat berjumlah 7 buah. Untuk menilai kuantitas dan

pemerataan fasilitas-fasilitas tersebut di atas bagi kepentingan

masyarakat secara keseluruhan dapat dilihat dari indikator di

bawah ini:

Proporsi puskesmas, puskesmas pembantu dan puskesmas

keliling terhadap penduduk di Kota Singkawang tahun 2010 s/d 2013

Indikator Rasio Rasio Rasio Rasio

2010 2011 2012 2013

Puskesmas/Kecamatan 1 1 1 1

Puskesmas Kelurahan/Puskesmas 4,20 4,21 4,20 4,20

Puskesmas keliling/Puskesmas 1 1.4 1.4 1.4

Puskesmas/100.000 penduduk 2.68 2.62 2.57 2.51

Puskesmas Kelurahan/100.000 11.27 11.03 10.80 10.55

penduduk

Sumber: Subbagian umum Dinkes Singkawang (diolah)

Dari tabel di atas, tampak bahwa pada tahun 2013 rata-rata

kecamatan telah mem-punyai 1 buah puskesmas dan setiap

puskesmas dibantu oleh lebih dari 4 puskesmas kelurahan.

Setiap puskesmas harus memberikan pelayanan pada rata-rata

39,784 penduduk, sedang 1 puskesmas kelurahan harus

melayani rata-rata 9,472 penduduk.

2. Rumah sakit

Kuantitas dan pemerataan fasilitas rumah sakit umum dan

rumah sakit khusus yang ada di Kota Singkawang pada tahun

2013 adalah sebagai berikut: 89

Page 92: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Kuantitas dan pemerataan fasilitas rumah sakit umum dan rumah sakit khusus di Kota Singkawang tahun 2009 s/d 2013

Indikator

Nilai

2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah rumah sakit umum 4 4 4 4 4

Jumlah tempat tidur RSU 407 417 449 401 486

Rasio tempat tidur RSU/100.000

penduduk 223 223 236

206

244

Jumlah rumah sakit khusus (RSK) 2 2 2 2 2

Jumlah tempat tidur RSK 505 472 505 505 700

Rasio tempat tidur RSK/100.000

penduduk 276 253 265

259

352

Sumber: Subbagian umum Dinas Kesehatan Kota Singkawang (diolah)

Dari tabel di atas, Pada tahun 2013, terdapat 4 buah rumah sakit

umum dengan jumlah tempat tidur sebanyak 486. Jumlah

rumah sakit khusus terdapat 2 buah dengan jumlah tempat tidur

700.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan pembangunan kesehatan Kota Singkawang tahun

2013 berasal dari dana pemerintah dan bantuan luar negeri.

Anggaran yang bersumber dari pemerintah berasal dari APBN

dan APBD Kota Singkawang, sedang, bantuan luar negeri

diperoleh melalui dana GFATM (Global Fund for AIDS,

Tuberculosis and Malaria), dari United Nation Population Fund

(UNFPA) untuk kesehatan reproduksi. Jumlah keseluruhan

anggaran ini adalah Rp 63.805.635.141,- Terjadi penurunan

anggaran bila dibangdingkan dengan tahun 2012 sejumlah Rp

89.214.809.422,-

Bila dibandingkan dengan total APBD Kota Singkawang,

dengan anggaran kesehatan dari berbagai sumber ini mempunyai

proporsi sebesar 8,75%. Terjadi penurunanan bila dibandingkan

dengan tahun 2012 mempunyai proporsi sebesar 13,6 %.

90

Page 93: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

APBD95%

APBD Prov0%

APBN4%

PHLN1%

Proporsi anggaran kesehatan Kota Singkawang tahun 2013 berdasarkan sumber anggaran

Sumber: Subbagian keuangan DinKes Singkawang (diolah)

Sumber anggaran kesehatan di Kota Singkawang tahun 2013

Sumber Jumlah (Rp) Proporsi

(%)

APBD Kota 60.673.000.641 95,09

APBD Provinsi 0 0,00

APBN

2.692.450.000 4,22

- Jamkesmas ( Bansos ) 1.254.250.000 1,97

- Jampersal ( Bansos ) 830.000.000 1,30

- BOK ( Bantuan

0,95

Operasional Kesehatan ) 608.200.000

APBNP 0

0,00

PINJAMAN/HIBAH LUAR

NEGERI (PHLN)

HIV-AIDS/UNFPA/GAVI/TB 440.184.500 0,69

PARU

Jumlah 63.805.635.141 100

TOTAL APBD KAB/KOTA 729.176.683.168

% APBD kes thd total APBD 8.32

% total anggaran kesehatan 8,75

terhadap APBD

Sumber: Subbagian keuangan DinKes Singkawang (diolah)

91

Page 94: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

BAB VI

PENUTUP

Kesehatan bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segala hal

menjadi tidak ada artinya. Pada saat kita sakit, rasanya kita tidak

menginginkan apa pun, kecuali kesembuhan atau kesehatan.

Pengalaman menderita sakit adalah pengalaman yang tidak

menyenangkan karena itu untuk menjadi sehat diperlukan banyak

upaya, bukan hanya sekedar sembuh dari sakit.

Paradigma lama dalam pembangunan kesehatan yang

berorientasi kepada sakit dan upaya-upaya untuk menyembuhkan

orang sakit tidak dapat lagi dipertahankan karena mahal. Paradigma

pembangunan kesehatan harus diubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu

paradigma yang berorientasi kepada sehat dan upaya-upaya untuk

menjaga agar orang tetap sehat.

Pada bab-bab terdahulu, telah diuraikan keadaan kesehatan

masyarakat Kota Singkawang dan berbagai upaya yang telah dilakukan

untuk memperbaiki dan meningkatkannya. Banyak keadaan telah

menjadi lebih baik dan banyak hasil yang telah dicapai, tetapi juga

masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Kekurangan-

kekurangan yang ada dan upaya meningkatkannya merupakan

tanggungjawab bersama. Bukankah kesehatan itu urusan bersama

pemerintah dan masyarakat.

Kendala yang ada tidak perlu membuat ragu atau bahkan untuk

takut melangkah maju. Mengenali kendala yang menghadang berarti

sudah menyelesaikan separuh perjalanan dan berupaya untuk

memperbaiki keadaan yang belum memadai akan membuat kita

bergerak terus menuju tujuan yang ingin dicapai.

92

Page 95: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

Semoga gambaran mengenai situasi kesehatan masyarakat di

Kota Singkawang pada tahun 2013 yang telah diuraikan pada bab –

bab sebelumnya, dapat menjadi inspirasi dalam upaya meningkatkan

status kesehatan masyarakat secara lebih lebih terarah dan

berkesinambungan, sehingga pada gilirannya dapat lebih

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Singkawang.

93

Page 96: PROFIL KESEHATAN KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013...Singkawang, seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah. 5. ... masih belum memadai, oleh sebab itu dalam pelaksanaan salah satu

TABEL 24

KOTA SINGKAWANG

TAHUN 2013

MALARIA

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 SINGKAWANG SELATAN SINGKAWANG SELATAN 0 0 0 61 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0

2 SINGKAWANG UTARA SINGKAWANG UTARA 0 0 0 4 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0

3 SINGKAWANG TENGAH SINGKAWANG TENGAH 0 0 0 17 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0

4 SINGKAWANG TIMUR SINGKAWANG TIMUR 5 0 5 13 0 0 0 0.0 #DIV/0! 0.0

5 SINGKAWANG BARAT SINGKAWANG BARAT 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 0 5 0 0 95 0 0 0 0.0 #DIV/0! 0.0

ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK 0.0 0.0 0.48

Sumber: P2 PL

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

PENDERITA

DENGAN PEMERIKSAAN

SEDIAAN DARAH

TANPA PEMERIKSAAN

SEDIAAN DARAH

NO KECAMATAN PUSKESMAS CFRMENINGGAL