profil kesehatan kota serang tahun 2015 - depkes.go.id · masyarakat untuk hidup sehat masyarakat...
TRANSCRIPT
PROFIL KESEHATAN
KOTA SERANG
TAHUN 2015
Terwujudnya MasyarakatKota Serang Sehat Mandiri
1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangjau
2. Meningkatkan serta mendorong kesadaran individu, keluarga serta masyarakat untuk hidup sehat masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri
3. Mewujudkan Pembiayaan Kesehatan bagi Masyarakat yang tidak mampu
4. Memberikan Pelayanan dan Penanganan masalah kesehatan secara terpadu dan berkesinambungan
5. Mengutamakan profesionalisme dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
DINAS KESEHATAN KOTA SERANGJL. Ahmad Yani No. 159 Ciwaktu – Serang
No. Telp./Fax. (0254) 221061E-mail : [email protected]
Website : dinkes.serangkota.go.id
i Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015 dapat
diterbitkan sebagai wujud partisipasi seluruh jajaran kesehatan lingkup Dinas
Kesehatan Kota Serang di Provinsi Banten.
Profil Kesehatan Kota Serang tahun 2015 hingga saat ini semakin dirasakan
bahwa data dan informasi kesehatan sangat dibutuhkan, baik untuk manajemen
kesehatan, pelaksanaan pelayanan kesehatan, pengambilan keputusan serta
digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi. Selain itu juga, Profil
Kesehatan Kota Serang dapat digunakan sebagai satu alat dalam memantau kinerja
pelayanan kesehatan melalui Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan
pencapaian Visi Kota Serang.
Disadari bahwa buku Profil Kesehatan Kota Serang ini masih banyak
kekurangannya dan masih perlu terus ditingkatkan mutunya. Yang sudah jelas,
terbitnya pun masih terlambat cukup lama. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun serta partisipasi dari
semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan dan menyajikan data dan
informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan.
Dengan mengingat bahwa suatu pekerjaan atau tugas yang bagaimanapun
berat dan sulitnya, dapat dilaksanakan dan mencapai hasil yang memuaskan bila
dilandasi oleh niat baik, tekad untuk maju dan selalu berbuat lebih baik dari
sebelumnya secara ikhlas, maka kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
sehingga terbitnya buku profil ini diucapkan terima kasih.
Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA SERANG
H. TOYALIS.S.Kep.M.Kes
NIP : 19650413 198603 1 017
ii Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 2
C. SISTEMATIKA PENULISAN 3
BAB II GAMBARAN UMUM dan LINGKUNGAN
A. LETAK GEOGRAFIS DAN LUAS WILAYAH 5
B. JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK 6
C. KEADAAN LINGKUNGAN 9
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT 17
I. MORTALITAS (ANGKA KEMATIAN) 20
II. MORBIDITAS (ANGKA KESAKITAN) 29
III. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD31) 44
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 56
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG 72
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN 78
B. TENAGA KESEHATAN 82
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN 83
BAB VI PENUTUP 85 LAMPIRAN
iii Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 2.0 JUMLAH PENDUDUK KOTA SERANG 6 GAMBAR 2.1 JUMLAH SEBARAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN 6 GAMBAR 2.2 PERSENTASE RT YANG MEMILIKI SYARAT KESEHATAN DI KOTA SERANG TAHUN 2010-2015 12 GAMBAR 2.4 PERSENTASE KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN YANG MENGAKSES JAMBAN DI KOTA SERANG 14 GAMBAR 3.0 KONSEP DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT 19 GAMBAR 3.1 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL BAYI DAN BALITA BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 22 GAMBAR 3.2 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PUSKESMAS DI KOTA SERANG 29 GAMBAR 3.3 JUMLAH KASUS TB PARU MENURUT PUSKESMAS DI KOTA SERANG 33 GAMBAR 3.4 JUMLAH PENDERITA KUSTA TIPE PB+MB BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 34 GAMBAR 3.5 PENEMUAN KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR LAINNYA BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI KOTA SERANG 37 GAMBAR 3.6 JUMLAH KASUS DIARE DI KOTA SERANG 39 GAMBAR 3.7 JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA DAN JUMLAH PENDERITA YANG DITEMUKAN DAN DITANGANI DI KOTA SERANG 41
iv Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
GAMBAR 3.8 PENEMUAN KASUS DBD BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 42 GAMBAR 3.9 PENEMUAN KASUS CAMPAK BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 45 GAMBAR 3.10 PENEMUAN KASUS DIFTERI BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 46 GAMBAR 3.11 PENEMUAN KASUS TETANUS NEONATURUM BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 47 GAMBAR 3.12 JUMLAH KASUS AFP<15 TAHUN DI KOTA SERANG 48 GAMBAR 3.13 JUMLAH KASUS BARU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KOTA SERANG 49 GAMBAR 3.14 JUMLAH BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KOTA SERANG 51 GAMBAR 3.15 JUMLAH BALITA GIZI BURUK DI KOTA SERANG TAHUN 2011-2015 53 GAMBAR 3.16 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN FE 1 DAN FE 3 DI KOTA SERANG 55 GAMBAR 4.0 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL DI KOTA SERANG TAHUN 2010-2015 58 GAMABAR 4.1 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 dan K4 IBU HAMIL BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 59 GAMBAR 4.2 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATA DI KOTA SERANG TAHUN 2010-2015 61 GAMBAR 4.3 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 61
v Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
GAMBAR 4.4 PERSENTASE CAKUPAN IBU HAMIL RISTI/ KOMPLIKASI DITANGANI BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 63 GAMBAR 4.5 JUMLAH NEONATAL RISTI/ KOMPLIKASI DITANGANI BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 64 GAMBAR 4.6 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 65 GAMBAR 4.7 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 66 GAMBAR 4.8 PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN KB BARU DI KOTA SERANG 68 GAMBAR 4.9 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI DI KOTA SERANG 70 GAMBAR 4.10 CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DAN CAMPAK PADA BAYI BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 71 GAMBAR 4.11 CAKUPAN POLIO 4a DAN DPT-HB3/DPT-HB-Bib3 PADA BAYI BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG 71 GAMBAR 4.12 JUMLAH KUNJUNGAN DAN RAWAT JALAN DI KOTA SERANG 74
vi Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
1 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan Kota Serang secara umum bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan indikator meningkatnya
sumber daya manusia, meningkatnya kualitas hidup masyarakat,
memperpanjang umur harapan hidup, meningkatnya kesejahteraan keluarga
dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat selain itu
pembangunan kesehatan juga diarahkan untuk mencapai Millenium
Developmen Goals (MDGs) yang langsung terkait dengan bidang Kesehatan
yaitu menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu,
mengurangi HIV-AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya dan yang tidak
terkait langsung yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan serta
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Indikator-indikator kesehatan bersifat dinamis mengikuti situasi dan kondisi
yang ada baik itu indiktornya maupun definisinya, sosialisasi dan advokasi
yang mendorong pelaksanaan pengaruutamaan gender dalam pembangunan
yang diterjemahkan dalam kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
sangat dinamis mulai dari upaya pengintegrasian pengarusutamaan gender
dalam dokumen perencanaan sampai gender budget statement (Pernyataan
Anggaran Responsif Gender). Upaya-upaya tersebut utamanya dalam rangka
keadilan dan kesetaraan gender. Pengarusutamaan gender (PUG) adalah salah
satu strategi pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender
melalui pengintegrasian permasalahan, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan
perempuan dan laki-laki harus dimasukan ke dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan
kegiatan diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan.
Data terpilah menurut jenis kelamin atau yang sering disebut data gender
sangat penting artinya dalam setiap penyusunan perencanaan
kebijakan/program/kegiatan pembangunan karena data ini dapat disebut
2 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
sebagai dasar utama dalam mengidentifikasi isu-isu gender yang masih terjadi
di masyarakat.
Profil Kesehatan Kota Serang merupakan salah satu media informasi
Pembangunan Kesehatan di Kota Serang yang relatif lengkap, meliputi data
tentang derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumberdaya kesehatan, data
umum dan data lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan di wilayah
Kota Serang. Di samping itu profil ini merupakan salah satu sarana yang
digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian
hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan
pelayanan minimal di bidang kesehatan di Kota Serang
Profil kesehatan ini merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan yang
masih jauh dari kondisi ideal. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, seperti data yang belum sesuai
antara data Puskesmas dengan data yang ada di Pemegang program Dinas
Kesehatan, kegiatan pengelolaan data dan informasi yang belum terintegrasi
dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015 adalah
tersedianya data/ informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai
kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan
secara berhasil guna dan berdaya guna sebagai upaya menuju Kota Serang yang
sehat.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan Penyusunan Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
adalah:
a. Diperolehnya data/ informasi umum dan lingkungan yang meliputi
lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan social
ekonomi;
3 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
b. Diperolehnya data/ informasi tentang status kesehatan masyarakat
yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi
masyarakat;
c. Diperolehnya data/ informasi tentang upaya kesehatan yang
meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan;
d. Diperolehnya data/ informasi tentang untuk bahan penyusunan
perencanaan kegiatan program kesehatan;
e. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program-
program kesehatan;
f. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan
oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di
Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-Unit Kesehatan lainnya;
g. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan system pencatatan
dan pelaporan kesehatan.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan
upaya kesehatan dan bersumber daya kesehatan di Kota Serang pada tahun
2015, maka diterbitkanlah Buku Profil Kesehatan Kota Serang yang disusun
dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan Pembuatan Profil
Kesehatan Kota Serang Tahun 2015 dan sistematika penulisan.
Bab II : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Serang,
uraian tentang letak geografi, administratif, kependudukan,
ekonomi dan pendidikan serta informasi umum lainnya. Pada
Bab ini juga diulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor berhubungan dengan kesehatan secara
umum di Kota Serang.
4 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka
kematian, angka kesakitan, umur harapan hidup dan status gizi
masyarakat.
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan
penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan.
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga
kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan
lainnya.
Bab VI : Penutup
Lampiran Tabel Profil
5 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
BAB II
GAMBARAN UMUM dan LINGKUNGAN
A. Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kota Serang merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/ Kota di
Provinsi Banten, dan merupakan hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten
Serang. Kota Serang sebagai daerah otonom baru terbentuk sejalan dengan
ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 Tentang pembentukan
Kota Serang pada tanggal 10 Agustus 2007. Kota Serang mempunyai
kedudukan yang sangat strategis karena berada di jalur utama penghubung
lintas Jawa-Sumatera. Kota Serang juga dilintasi jalan Negara lintas Jakarta
serta dilintasi jalur kereta api lintas Jakarta Merak. Selain itu Kota Serang juga
merupakan pintu gerbang atau transit perhubungan darat antara Pulau Jawa
dan Pulau Sumatera.
Secara geografis wilayah Kota Serang terletak pada koordinat 105° 7’ -
106º 22´ BT dan 5 º 50´ – 6 º 21 ´ LS. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari
utara ke selatan adalah sekitar 21,7 km dan jarak terpanjang dari barat ke timur
adalah sekitar 20 km, sedangkan kedudukan secara administratif berbatasan
dengan :
- Sebelah utara berbatasan dengan :Teluk Banten
- Sebelah timur berbatasan dengan :Kabupaten Serang, meliputi
Kec. Pontang, Ciruas dan Kragilan
- Sebelah barat berbatasan dengan :Kab. Serang meliputi
Kecamatan Pabuaran , Waringin Kurung, dan Kramatwatu
- Sebelah Selatan berbatasan dengan :Kab. Serang meliputi
Kec.Cikeusal, Petir dan Baros
Secara administrasi luas wilayah Kota Serang tercatat sebesar 266,74 km²
dan terdiri dari 6 kecamatan (Kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Taktakan,
Kasemen, Curug dan Walantaka), yang terdiri dari 66 kelurahan.
.
6 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
B. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Serang tahun 2015
berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Serang sebesar
618.802 jiwa, dengan penduduk laki-laki sebanyak 317.501 jiwa dan lebih
banyak dibanding penduduk perempuan yang sebesar 301.301 jiwa. Adapun
perkembangan jumlah penduduk di Kota Serang setiap tahun mengalami
peningkatan hal ini bisa di lihat dalam gambar berikut:
Gambar 2.0
JUMLAH PENDUDUK KOTA SERANG TAHUN 2015
Gambar 2.1
JUMLAH SEBARAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
TAHUN 2015
7 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Persebaran penduduk di Kota Serang tidak merata, hal tersebut
disebabkan konsentrasi penduduk di tiap kecamatan berbeda, serta kebijakan
pemerintah tentang penatapan lokasi pembangunan kawasan perdagangan.
1. Keadaan Pendidikan
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia
yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan karakter manusia yang memiliki
potensi kreatif dan inovatif dalam segala hal bidang kehidupan. Kondisi
pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam
mengukur tingkat pembangunan manusia suatu Negara. Melalui pengetahuan,
pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi keputusan
seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini diuraikan mengenai
kemampuan membaca-menulis, status pendidikan, dan tingkat kepersertaan
sekolah.
Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan. Laju
perubahan sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
harus disejajarkan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan kemudian menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan sumber
daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang
merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Dalam upaya peningkatan peran pendidikan dalam pembangunan, maka
kualitas pendidikan harus ditingkatkan. Beberapa program pendidikan telah
diupayakan sebagai sebuah alternatif dalam rangka menyiapkan dan
meningkatkan mutu pendidikan, sebagai contoh adalah program wajib belajar 9
tahun.
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan manusia. Peningkatan mutu pendidikan harus
terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya
kepada penduduk untuk mengeyam pendidikan, hingga pada peningkatan
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Ijazah tertinggi yang
dimiliki seseorang merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formal.
8 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Semakin tinggi ijazah yang dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu Negara
semakin tinggi taraf intelektual negara tersebut.
Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan
menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam
pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih
tinggi pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut
berperan aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.
Salah satu capain dalam bidang pendidikan yaitu kepemilikan Ijazah
atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), yang pada akhirnya akan menjadi jalan
untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi atau menjadi dasar
untuk mencari pekerjaan yang sesuai. Selain itu Ijazah/STTB biasanya menjadi
tolak ukur dalam pergaulan atau hubungan sosial secara nasional.
Data dari Badan Statistik Pusat (BPS) Provinsi Banten persentase
penduduk Kota Serang yang melek huruf pada tahun 2013 sebesar 97,35%.
Sedangkan mereka yang buta huruf sebesar 1,9%. Persentase melek huruf pada
laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, yaitu 95,66% berbanding 89,88%.
Daerah perkotaan memiliki persentase melek huruf sebesar 96,11%. Angka ini
lebih besar dibandingkan daerah perdesaan yang hanya sebesar 90,07%.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Serang
dikategorikan menjadi 3 kelompok umur, yaitu 7-12 tahun mewakili umur
setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, dan 16-18 tahun
mewakili umur setingkat SLTA. Menurut data dari Badan Pusat Statistik
Provinsi Banten Tahun 2014 secara umum, APS kelompok 7-12 tahun sebesar
99,16%, kelompok umur 13-15 tahun sebesar 93,22% dan kelompok umur 16-18
tahun sebesar 67,09%. Semakin tinggi kelompok umur, semakin rendah APS,
baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Berbeda dengan APS, Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukan
banyaknya penduduk usia sekolah yang masih bersekolah pada jenjang
pendidikan yang sesuai dengan usianya.
9 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
C. KEADAAN LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat selain faktor perilaku dan pelayanan kesehatan.
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator-indikator
penentu antara lain: persentase rumah sehat menurut kecamatan, persentase
keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar menurut kecamatan. Kepala
keluarga yang memiliki jamban, tempat sampah dan pengolahan air limbah,
tempat umum dan pengolahan makanan, persentase rumah yang diperiksa
jentik
1. Akses Terhadap Air Bersih
Air merupakan ikatan kimia yang terdiri dari h20. Namun air yang kita
temui di alam saat ini sangat jarang dalam keadaan air murni, bahkan air hujan
sekalipun. Manusia membutuhkan air kurang lebih 50 hingga 70 persen dari
total berat badan. Namun ternyata ada perbedaan penyerapan atau konsumsi
air bersih diperkotaan dan pedesaan. Kementerian Kesehatan mencatat bahwa
kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kota kurang lebih 159 liter per orang
seharinya, sedangkan untuk daerah pedesaan sekitar 80 liter per orang
perharinya. Kebutuhan ini sudah termasuk untuk kebutuhan sekunder lainnya
seperti mandi dan mencuci.
Air juga merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting
bagi kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
maupun untuk kepentingan lainnya seperti pertanian dan industri. Oleh karena
itu keberadaan air dalam masyarakat perlu dipelihara dan dilestarikan bagi
kelangsungan kehidupan.
Air tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan, tanpa air tidaklah
mungkin ada kehidupan. Semua orang tahu betul akan pentingnya air sebagai
sumber kehidupan. Namun, tidak semua orang berpikir dan bertindak secara
bijak dalam menggunakan air dengan segala permasalahan yang mengitarinya.
Malah ironisnya, suatu kelompok masyarakat begitu sulit mendapatkan air
bersih, sedangkan segelintir kelompok masyarakat lainnya dengan mudahnya
menghambur-hamburkan air.
Air bersih adalah air yang biasa dipergunakan untuk keperluan rumah
tangga yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan apabila diminum
10 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
harus dimasak terlebih dahulu. Air yang diolah untuk menjadi air bersih
berasal dari dari air permukaan, mata air, dan air tanah.
Dalam rangka meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat khususnya
mengenai kebutuhan akan air bersih, perlu disesuaikan dengan sumber air
baku serta teknologi yang sesuai dengan tingkat penguaan teknologi dalam
masyarakat itu sendiri.
Pengolahan air bersih adalah suatu usaha teknis yang dilakukan untuk
memberikan perlindungan pada sumber air dengan perbaikan mutu asal air
sampai menjadi mutu yang diinginkan dengan tujuan agar aman dipergunakan
oleh masyarakat pengkonsumsi air bersih. Pengolahan air bersih mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan No. 497 Tahun 2010 (PERMENKES 492/2010),
yang didalamnya terdapat syarat-syarat air hasil pengolahan penjernihan agar
dapat dikonsumsi layaknya air minum. Dalam PERMENKES tersebut
dinyatakan bahwa air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi
persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam
parameter wajib dan parameter tambahan.
Syarat-syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010, diantaranya adalah sebagai
berikut :
Parameter mikrobiologi E Coli dan Total Bakteri Koliform, kadar
maksimum yang di perbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/1,
kesadahan (maks 500 mg/1), pH 6,5-8,5
Secara Nasional berdasarkan data Tahun 2012, 95,93% kualitas fisik air minum
di Indonesia termasuk dalam katagori fisik baik (tidak berwarna, tidak berasa,
dan tidak berbau).
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi rumah
tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup
terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari
penyediaan air bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah. Oleh karena
itu, salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan adalah
ketersediaan sumber air bersih rumah tangga.
11 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Di Indonesia sendiri sebagian masyarakat masih mengandalkan air tanah
sebagai penyuplai kebutuhan air minum. Warga dari pedesaan umumnya
menggali tanah untuk mengambil air tanah. Pada umumnya sumur gali yang
dijadikan media untuk mengambil air tanah. Sumur gali merupakan media
yang paling konvensional dalam menyediakan sumber air bersih untuk air
minum dipedesaan. Sumur gali dibuat dengan cara menggali tanah hingga
mencapai lapisan tanah yang memiliki kedapan air yang pertama. Umumnya
keadaan air sumur juga tergantung kebersihan lingkungan. Namun umumnya
air minum yang berasal dari air sumur di pedesaan cukup bersih karena telah
melewati proses penyaringan dari beberapa lapisan tanah.
Akses air minum yang berkualitas adalah akses terhadap sumber air
minum yang terlindung meliputi, air ledeng, kran umum, sumur pompa atau
bor, sumur terlindung mata air, dan air hujan dengan tingkat konsumsi
minimal 2 liter per orang per hari yang dapat dijangkau dalam jarak minimal 1
km atau dalam 30 menit perjalanan. Untuk sumur pompa atau bor, sumur
terlindung, mata air terlindung minimal harus berjarak 10 m dari septic tank.
2. Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping
kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya.
Rumah juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk
menghabiskan sebagian besar waktunya. Bahkan bayi, anak-anak, orang tua,
dan bahkan orang sakit menghabiskan hamper seluruh waktunya dirumah.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009,
tentang kesehatan pasal 162 dan 163 mengamatkan bahwa upaya kesehatan
lingkungan, ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
fisik, kimia, biologi maupun sosial budaya yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada pasal 163 ayat 2
mengamanatkan bahwa lingkungan sehat antara lain mencakup lingkungan
pemukiman. Untuk menjalankan amanat dari pasal tersebut, maka untuk
penyelenggara penyehatan pemukiman difokuskan pada peningkatan rumah
sehat.
12 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal: akses air
minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan (Kepmenkes
Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan,
dan Permenkes Nomor 1077/PER/V/MENKES/2011 tentang Pedoman
Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah).
Laporan Bidang P3KL Dinas Kesehatan Kota Serang untuk tahun 2010 -
2015 persentase Rumah Sehat sebagai berikut:
Gambar 2.2
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI SYARAT KESEHATAN TAHUN 2010 – 2015
Persentase rumah sehat Kota Serang tahun 2015 mengalami penurunan
menjadi 55,29% bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 57,7%. Namun
penurunan persentase tersbut dirasa tidak signifikan. Penurunan persentase
rumah sehat dapat disebabkan karena beberapa indikator rumah sehat seperti
ketersediaan sanitasi jamban sehat, sarana air bersih, pengelolaan limbah,
keberadaan vector, kondisi fisik rumah seperti ventilasi, dll belum sepenuhnya
baik. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan peningkatan
pembinaan sehingga diharapkan di tahun mendatang hasil inspeksi sanitasi
rumah menjadi lebih baik.
13 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
3. Sarana Jamban Sehat
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi, salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare di Indonesia adalah rendahnya
cakupan penduduk yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta
PHBS yang belum memadai. Menurut data dari 200.000 anak balita yang
meninggal karena diare setiap tahun di Asia, separuh di antaranya adalah di
Indonesia.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2014 Tentang sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Permenkes ini sebagai
pengganti Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008
tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Berikut ini berbagai hal dan prinsip penyelenggaraan lima pilar STBM
yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2014 :
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan
2. Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga; dan
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
Adapun kriteria jamban sehat adalah tidak mencemari air (badan air, air
tanah), tidak mencemari tanah permukaan (air resapan), bebas dari serangga,
tidak menimbulkan baud an nyaman digunakan, aman digunakan oleh
pemakainya, mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan bagi
pemakainya serta tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan.
Kesadaran masyarakat Kota Serang terhadap sanitasi lingkungan
tersebut terlihat semakin meningkat jumlah rumah tangga yang menggunakan
tangki septik sebagai penampungan akhir walaupun. Menurut hasil pendataan
Seksi Kesehatan Lingkungan Bidang P3KL Tahun 2010-2015, persentase
keluarga di Kota Serang yang memiliki jamban adalah sebagai berikut :
14 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Gambar 2.3 PERSENTASE KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN
YANG MENGAKSES JAMBAN TAHUN 2010 - 2015
4. Sarana Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Rumah Tangga
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industry maupun domestic (rumah tangga). Sementara didalam Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atatu proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organic atau anorganik bersifat
dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi
dan dibuang kelingkungan.
Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :
1. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya
sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan
atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cenderung organic,
seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu
plastic dan lainnya.
2. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat-tempat
umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul
dan melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi
yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat
perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan
15 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
umumnya berupa sisa-sisa makanan, sayuran busuk, sampah kering, abu
plastic, kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organism dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang
dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan adalah sebagai berikut :
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di daerah
perkotaan karena kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan
penduduk yang terus meningkat. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya
laju timbulan sampah sebagai akibat dari meningkatnya jumlah penduduk,
sehingga pengelolaan persampahan sering diprioritaskan penanganannya di
daerah perkotaan.
Kota Serang telah melakukan kerjasama dalam usaha pengelolaan
sampah secara terpadu yang berorientasi pada teknologi. Pengelolaan sampah
dengan pendekatan teknologi diharapkan penanganan sampah lebih cepat,
efektif dan efisien serta dapat memberikan manfaat lain. Sistem pengelolaan
sampah yang dilakukan saat ini belum memadai untuk mengantisipasi
perkembangan di masa mendatang, sehingga sistem tersebut perlu
ditingkatkan lagi kinerja dan kelengkapannya. Rencana sistem pengolahan
sampah secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan menyediakan lebih
banyak tempat sampah (tong sampah) dimasing-masing sumber, kemudian
diangkut dan dikumpulkan oleh petugas kebersihan menuju TPSS, dari TPSS
16 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
diangkut menggunakan kendaraan (truk) ke TPSA. Pola pelayanan sampah
yang diterapkan dilokasi penempatan TPSS berupa Container Arm Roll Truck
dengan kapasitas 6m3.
Adapun usulan Program Pengelolaan Sampah di Kota Serang, adalah sebagai
berikut:
Meningkatkan pelayanan sampah melalui program perbaikan lingkungan
dan mengupayakan koordinasi antara instansi yang berwenang dan peran
serta masyarakat.
Perintisan kawasan industri sampah, yang mengelola sampah menjadi
kompos, pada tingkat pertama pengumpulan sampah di satu lingkungan
perumahan. Hal ini untuk mengurangi akumulasi sampah yang harus
diangkut ke TPA.
Pembangunan kawasan perumahan baru, baik yang dikelola oleh
pemerintah maupun swasta harus disertai dengan kawasan industri
sampah.
Rehabilitasi dan penambahan sarana pengangkutan sampah dalam upaya
peningkatan pelayanan.
Penerapan secara tepat dan benar teknik pemusnahan sampah pada TPA
agar dicapai efisiensi dan efektifitas.
Menambah lokasi TPA yang harus memenuhi persyaratan dari segi sosial,
estetika, hidrologi, kesehatan lingkungan dan efisiensi jarak transportasi.
17 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
Menurut WHO tahun 2013, sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik,
mental dan sosial yang merupakan satu kesatuan, bukan hanya terbebsa dari
penyakit atau cacat. Sejalan dengan definisi sehat menurut WHO, menurut
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga memungkinkan setiap orang
dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan
seseorang berperan penting untuk menunjang produktifitas orang tersebut
dalam hidupnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
menyatakan bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia yang merupakan hak
fundamental setiap warga negara dan mutlak untuk dipenuhi. Oleh karena itu,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berupaya untuk mewujudkan
masyarakat sehat yang mendiri dan berkeadilan melalui peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
Derajat kesehatan merupakan gambaran profil kesehatan individu atau
kelompok individu (masyarakat) di suatu daerah. Derajat kesehatan
masyarakat dapat diukur dengan menggunakan indicator seperti Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu
(AKI), dan Angka Morbiditas beberapa penyakit (Kementerian Kesehatan RI).
Derajat kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan dan menjadi isu global yang terungkap secara tegas dalam
sasaran-sasaran pembangunan Milenium Indonesia (Millenium Development
Goals/MDGs). Berdasarkan laporan pencapaian tujuan pembangunan
Milenium Indonesia tahun 2011 (Bappenas, 2012), meyatakan bahwa masalah-
masalah yang masih memerlukan kerja keras untuk dapat diselesaikan adalah
penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita
dan Morbiditas beberapa penyakit. Angka Kematian Ibu yaitu 228 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan target MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka Kematian Bayi yaitu 34 per 1.000 kelahiran sedangkan target
18 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
MDGs adalah 23 per 1.000 kelahiran. Angka Kematian Balita yaitu 44 per 1.000
kelahiran hidup sedangkan target MDGs adalah 32 per 1.000 kelahiran hidup.
Nilai-nilai tersebut belum mencapai target MDGs.
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014), derajat kesehatan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari sektor
kesehatan maupun sektor dari luar kesehatan. Sektor kesehatan seperti
pelayanan kesehatan serta ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan,
sedangkan sektor dari laur kesehatan seperti faktor ekonomi, pendidikan,
lingkungan sosial, keturunan dan perilaku. Selain itu menurut Hendrik L. Blum
tahun 2013, derajat kesehatan merupakan sebuah konsep yang dipengaruhi
oleh empat faktor, yaitu:
Faktor lingkungan, lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik
natural atau buatan manusia) dan sosiokultur (ekonomi, pendidikan,
pekerjaan, dll)
Faktor gaya hidup, faktor ini dari individu/masyarakat sangat
mempengaruhi derajat kesehatan, contohnya : masyarakat yang
mengalami transisi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
modern
Faktor genetik, faktor ini sangat berpengaruh pada derajat kesehatan.
Hal ini karena ada beberapa penyakit yang diturunkan lewat genetic,
seperti leukemia. Faktor hereditas sulit untuk diintervensi karena hal ini
merupakan bawaan dari lahir dan jika dapat diintervensi maka harga
yang dibayar sangat mahal.
Faktor pelayanan kesehatan, faktor ini juga mempengaruhi derajat
kesehatan. Pelayanan kesehatan disini adalah pelayanan kesehatan yang
paripurna dan intregatif anatara promotif, preventif, kuratif dsan
rehabilitative.
Tujuan analisis situasi adalah mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya tentang kondisi kesehatan di suatu daerah yang akan berguna
untuk menetapkan permasalahan (identifikasi masalah). Analisis situasi juga
dapat digunakan dalam rangka perencanaan program dan analisis hambatan.
Dengan dilakukan analisis situasi kita dapat memotret kondisi kesehatan
masyarakat yang sedang dihadapi suatu daerah serta determinan-
19 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
determinannya atau faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Sehingga dapat diperkirakan secara tidak langsung derajat
kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan yang dialami masyarakat.
Konsep derajat kesehatan masyarakat dapat digambarkan dibawah ini :
Gambar 3.0
KONSEP DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
Untuk morbiditas ada beberapa indikator, yaitu: Angka Kesakitan
Demam Berdarah Dengue (DBD), Angka kesakitan Malaria, Persentase
Kesembuhan TB Paru, Persentase Penderita HIV/AIDS dan Angka “Acute
Flaccid Paralysis”(AFP) Pada Anak Usia <15 Tahun. Pada status gizi dapat
digambarkan dari kunjungan neonatus dan bayi, Persentase Bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR), Persentase Anak Balita dengan Gizi Baik dan
Persentase Gizi buruk.
Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan dapat
dikatakan cukup berhasil sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih di jumpai beberapa
masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan pembangunan
kesehatan
Berikut ini merupakan Gambaran derajat kesehatan masyarakat Kota
Serang pada tahun 2015.
20 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
I. Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen
demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan
komponen umur penduduk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-
tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup. Definisi kematian tersebut harus diketahui, untuk
mendapatkan data kematian yang benar. Kematian hanya bisa terjadi kalau
sudah terjadi kelahiran hidup atau keadaan mati selalu didahului dengan
keadaan hidup dan lahir mati.
Masalah mortalitas ini telah menjadi dasar dalam Millenium
Development Goals (MDGs). MDGs merupakan komitmen negara-negara di
dunia termasuk Indonesia yang berkeinginan memperbaiki sumber daya
manusia. Target dari MDGs adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan
pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Berdasarkan Deklarasi Milenium
terdapat 8 agenda pencapaian MDGs. 5 diantaranya merupakan bidang
kesehatan, yakni menurunkan Angka Kematian Anak (tujuan 4), dan
meningkatkan kesehatan ibu (tujuan 5).
Target MDGs adalah menurunkan angka kematian anak hingga 2/3
dalam kurun waktu 1990-2015. Angka kematian anak teridiri dari 3 indikator
yaitu; Angka Kematian Balita (AKBa), Angka Kemtain Bayi (AKB), Angka
Kematian Neonatal (AKN). Angka kematian bayi dan anak di Indoensia
mengalami penurunan secara berturut-turut sebesar 32 per 1.000 kelahiran
hidup dan 40 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Penurunan ini belum
menunjukkan dampak yang berarti jika dibandingkan negara-negara lainnya,
khususnya di kawasan ASEAN berdasarkan Human Development Report
tahun 2010.
Kematian bayi. Walaupun turun, tetapi relative tidak berubah banyak.
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menunjukkan adanya penurunan AKB dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu
sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka tersebut masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs)
pada tahun 2015 yaitu sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Indonesia
21 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi
17 bayi per 1.000 kelahiran dan menurunkan kematian ibu sebesar perempatnya
menjadi 124 per 100.000 kelahiran. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan usaha
yang sungguh-sungguh dari berbagai instansi terkait, mulai dari pemerintah
baik pusat maupun daerah, LSM dan masyarakat pada umumnya.
Tingginya angka kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh berbagai
faktor, diantaranya adalah faktor penyakit infeksi dan kekurangan gizi.
Beberapa penyakit yang saat ini masih menjadi penyebab kematian terbesar
dari bayi, diantaranya penyakit diare, tetanus, gangguan perinatal dan radang
saluran napas bagian bawah. Kematian pada bayi juga dapat disebabkan oleh
adanya trauma persalinan dan kelainan bawaanyang kemungkinan besar dapat
disebabkan oleh rendahnya status gizi ibu pada saat kehamilan serta kurangnya
jangkuan pelayanan kesehatan dan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan.
Ada beberapa indikator mortalitas atau angka kematian yang umum sering
dipakai, yaitu:
Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR)
Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Balita (AKABA 0-5 tahun)
Angka Kematian Anak (AKA 1-5 tahun)
Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Harapan Hidup (UHH) atau Lite Expectancy
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan gambaran keadaan sosial
ekonomi masyarakat yang merupakan indikator penting yang sangat sensitive
untuk mengetahui permasalahan kesehatan masyarakat berkaitan dengan
penyebab kematian dan tingkat keberhasilan program kesehatan yang
menentukan derajat kesehatan suatu daerah.
Laporan jumlah kematian bayi yang disampaikan, bersumber dari
fasilitas pelayanan kesehatan (facility based) dan dari laporan masyarakat atau
kader (community based). Gambar berikut memperlihatkan laporan jumlah
kematian bayi menurut Puskesmas di Kota Serang tahun 2015.
22 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Gambar 3.1 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL BAYI DAN BALITA
BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Menurut gambar 3.1 dapat dilihat Angka Kematian Neonatal (AKN)
tertinggi pada Puskesmas Pancur dengan jumlah kasus kematian neonatal
sebanyak 4 kasus, dan ada 6 Puskesmas yang tidak ada kasus kematian
neonatal, Puskesmas tersebut adalah Puskesmas Banjar Agung, Puskesmas
Cipocok Jaya, Puskesmas Rau, Puskesmas Serang Kota, Puskesmas Walantaka
dan Puskesmas Kalodran. Bila dibandingkan jumlah kematian neonatal di Kota
Serang pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah kematian neonatal. Untuk
tahun 2014 jumlah kematian neonatal tahun 2014 sebanyak 29 kasus dan untuk
tahun 2015 menurun menjadi 21 kasus kematian neonatal. Jumlah kematian
yang dilaporkan berasal dari puskesmas dan jaringannya, termasuk dari
masyarakat (kader atau dukun bayi) tetapi tidak termasuk dari Rumah Sakit
dan sarana kesehatan swasta lainnya.
Kematian bayi baru lahir disebabkan karena berbagai hal yang saling
berkaitan antara sebab medis, faktor sosial, dan kegagalan berbagai sistem yang
banyak dipengaruhi oleh budaya. Dalam banyak hal, kesehatan bayi baru lahir
berkaitan erat dengan kesehatan ibu. Pada dasarnya, kematian ibu, janin, dan
neonatal di negara bertkembang biasanya sering terjadi di rumah saat
persalinan, atau pada awal masa neonatal, tanpa pertolongan dari tenaga
23 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
kesehatan/terlatih, keterlambatan akses untuk menerima perawatan yang
berkualitas, dan sebagainya.
Walaupun diagnosis penyebab kematian ibu dan neonatal berbeda,
namun penyebab yang mendasari kematian keduanya hampir sama, yaitu
ketidakmampuan memperoleh akses perawatan ibu dan bayi baru lahir, serta
status sosial ibu yang rendah. Kehadiran tenaga kesehatan (sebagai penolong
atau pendamping) pada waktu persalinan, berkaitan dengan kejadian kematian
ibu dan bayi baru lahir yang rendah.
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator status
kesehatan masyarakat yang terkait dengan berbagai indicator kesehatan dan
indicator pembangunan lainnya. Misalnya AKB sangat sensitive terhadap
ketersediaan pemanfaatan dan kualitas pelayanan perawatan antenatal dan
post-natal. AKB dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan)
dan status gizi anak dan ibu. Disamping itu AKB juga berhubungan dengan
angka pendapatan daerah per-kapita, pendapatan keluarga, jumlah keluarga,
pendidikan ibu dan keadaan gizi keluarga. Jadi, AKB memiliki keterkaitan
dengan faktor-faktor pembangunan umum.
Upaya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk menurunkan
Angka Kematian Anak, dikenal dengan istilah GOBI FFF, yaitu ;
1. Growth Monitoring, adalah upaya melihat perkembangan berat bayi dan
balita. Berat balita memang dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi
kesehatan
2. Oral Rehidration, adalah pemberian cairan, baik buatan sendiri maupun
yang sudah tersedia berupa oralit, hal ini untuk mengatasi penyakit
diare yang merupakan salah satu penyakit penyebab kematian bayi,
balita dan anak
3. Breast Feeding, adalah kegiatan yang dilakukan seorang ibu dalam
member makanan kepada bayinya dalam bentuk ASI yang dilakukan
secara langsung.
4. Imuzation, adalah peningkatan sisitem kekebalan tubuh pada bayi
dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah
dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut
setelah modifikasi.
24 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
5. Family Planning, adalah mengatur jumlah anak dengan KB. Jarak
melahirkan akan berpengaruh terhadap perawatan anak.
6. Food Suplement, adalah pemebrian makanan tambahan penting untuk
meningkatkan gizi balita dan ibu hamil. Pemerintah Kota Serang telah
melakukan pengadaan PMT untuk anak balita dan ibu hamil.
7. Female Education, adalah pendidikan/konseling/penyuluhan untuk ibu
bagaimana merawat anak maupun merawat diri. Berbagai penelitian
menunjukkan tingginya peran pengetahun/pendidikan ibu dalam
kelangsungan hidup anak.
Untuk menurunkan AKB ini bukan saja dari Pemerintah tetapi perlu juga
dukungan dan peran serta Swasta, LSM dan Organisasi Kemasyarakatan dalam
menurunkan AKB harus digalang, diorganisir dengan baik, dan dilakukan
secara efektif. Tidak lupa juga untuk pengetahuan masyarakat tentang
pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan, terutama Jamksemas dan
Jampersal perlu ditingkatkan dengan memperbanyak intensitas sosialisasi
sampai kelevel rumah tangga. Dan selain itu peningkatan kompetensi tenaga
kesehatan dan juga ketersediaan peralatan medic dan sarana penunjang
lainnya. Pemerintah Kota Serang semakin membenahi diri dengan
memperbaiki dan menambah fasilitas-faslitas kesehatan yang telah ada seperti
Puskesmas, Pustu, dan Polindes dan juga melakukan pelatihan-
pelatihan/pendidikan untuk tenaga medis, seperti pelatihan ANC, pelatihan
AMP, pembinaan Bidan Desa, pelatihan BBLR, pelatihan MTBS dan lain
sebagainya.
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per
1.000 kelahiran hidup. AKABA mempressentasikan peluang terjadinya
kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Millenium
Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat
tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai 71-140, sedang dengan nilai 20-70
dan rendah dengan nilai <20. Sesuai dengan profil kesehatan kabupaten/kota
tahun 2014, capaian nilai AKABA sebesar 6,67 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
ini jika dibandingkan dengan nilai normatif AKABA pada target MDGs
25 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
termasuk kategori rendah karena <20. AKABA di Provinsi Bali dari tahun 2006-
2014 menunjukkan trend yang fluktuatif, bahkan tiga tahun terakhir cenderung
meningkat. Kematian Balita disebabkan oleh antara lain BBLR dan asfiksia yang
masih cenderung tinggi, penyakit infeksi lainnya, trauma/kecelakaan yang
menyebabkan meninggalnya balita.
Jumlah Kematian Balita di Kota Serang pada tahun 2015 sebesar 8 kasus
dari 13.353 kelahiran hidup. Bila di hitung dengan formula Angka Kematian
Balita per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita di Kota Serang adalah
sebesar 0.7/1000 kelahiran hidup.
2. Jumlah Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan resiko yang dihadapi ibu
hamil selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi
oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang
baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan
kelahiran, tersedianya fasilitas pelayanan termasuk pelayanan prenatal dan
obstetrik. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) menunjukkan keadaan sosial
ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
prenatal dan obstetric yang rendah pula. Angka Kematian Ibu menggambarkan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atatu penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau
kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari
setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
kelahiran hidup.
Kondisi Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kenyataan masih tinggi
dibanding negara tetangga, seperti Malaysia dan singapura serta menunjukkan
peningkatan. Berdasarkan SDKI tahun 1992 mencapai 390/100.000 kelahiran
hidup, selanjutnya angka tersebut dapat ditekan terus samp;ai dengan 228 pada
tahun 2007, sedangkan pada tahun 2012 mulai naik sampai dengan angka 359
per 100.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai angka yang ditargetkan oleh
Millenium Development Goal (MDGs) menjadi 102/100.000 pada tahun 2015.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa angka
kematian ibu melahirkan mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Untuk
Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
26 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran dari status awal 346 (SDKI
2012) target menjadi 306 pada tahun 2019.
Penyebab kematian ibu yang terbanyak (90%) disebabkan oleh
komplikasi obstetrik yaitu pendarahan, infeksi dan eklamsia. Komplikasi ini
tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan dapat terjadi pada ibu hamil
yang telah diidentifikasi normal. Salah satunya upaya Kementerian Kesehatan
dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi adalah
mendekatkan pelayanan obstetric dan neonatal (Kebidanan dan Bayi Baru
Lahir) kepada setiap ibu yang membutuhkannya sesuai dengan pendekatan
Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunya tiga pesan kunci, yaitu :
1. Semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
2. Semua komplikasi obstetrik harus mendapatkan pelayanan yang
adekuat
3. Semua perempuan dalam usia reproduksi mendapatkan akses
pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan
aborsi yang tidsak aman.
Untuk itu sejak tahun 1990 Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian
Kesehatan RI telah menempatkan bidan-bidan di desa/kelurahan, agar setiap
desa/kelurahan di Wilayah Indonesia mempunyai akses untuk pelayanan
kebidanan.
Faktor-faktor penyebab Kematian Ibu terbagi 2, yaitu ;
A. Penyebab Langsung
Faktor reproduksi
a) Usia
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada
kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal
meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun.
b) Paritas
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut pandang
kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka
kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian
27 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
maternal. Resiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih
baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah
dengan Keluarga Berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah
tidak direncanakan.
c) Komplikasi Obstetri
Penyebab kematian ibu. adalah perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat
tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan
infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak biasa diperkirakan dan terjadi secara
mendadak, bertanggung jawab atas 28 persen kematian ibu. Sebagian besar
kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karena perdarahan post partum,
retensio plasenta dan atonia uteri.
B. Penyebab Tidak Langsung
Risiko kematian ibu dapat diperparah oleh adanya anemia dan penyakit
menular seperti malaria, tuberkulosis (TB), hepatitis, dan HIV/AIDS, anemia
pada ibu hamil dan kekurangan energy kronik (KEK).
Untuk menekan angka kematian ibu yang disebabkan secara langsung
(medis), Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Khususnya Pemerintah
Kota Serang berupaya untuk mendekatkan pelayanan ibu yang berkualitas
kepada masyarakat. Adapun upaya yang telah dan sedang ditempuh adalah:
1. Penerapan kebijakan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
antara lain berupa penyediaan fasilitas pertolongan persalinan pada
Puskesmas Perawatan, Poskeskel, Puskesmas Pembantu serta
meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi.
2. Pelatihan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan
ketrampilan dan kualitas pelayanan kesehatan bekerjasama dengan LSM
antara lain Organisasi Profesi IBI, PKBI, IDI P2KS, seperti pelatihan
AMP. Pembinaan Bidan Desa, Pemantapan Program Kesehatan Ibu dan
Anak, Pertemuan Orientasi Pencatatan dan Pelaporan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Program KIA, dan lain sebaginya.
3. Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik yang berkualitas,
sesuai standart dan kompetensinya, antara lain di Puskesmas Pembantu,
Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar) dan
28 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
rumah sakit PONEK (Pelayanan Obstertrik Neonatal Emergency
Kualitas) 24 jam
Kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP) adalah serangkaian kegiatan
penelusuran sebab kematian atau kesakitan ibu, perinatal, dan neonatal guna
mencegah kesakitan atau kematian serupa di masa yang akan datang. Tujuan
dalam kegiatan ini adalah :
1) Menerapkan pembahasan analitik kasus kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal/neonatal dalam;
2) Mengembangkan mekanisme pembelajaran, pembinaan, pelaporan dan
perencanaan yang terpadu antara Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, RS
Pemerintah dan Swasta, Puskesmas, Rumah Bersalin, Bidan Praktek Swasta,
Organisasi Profesi, dan Lintas Sektoral lainnya.
3) Menentukan rekomendasi, intervensi, strategi pembelajaran, dan pembinaan
bagi masing-masing pihak terkait dalam upaya mengatasi masalah-masalah
yang ditemukan dalam pembahasan kasus.
4) Mengembangkan mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengembangan
terhadap rekomendasi yang disepakati
5) Memperoleh kesepakatan pemecahan masalah yang paling sesuai
diterapkan di masing-masing wilayah Kota/Kabupaten atas penyebab
timbulnya morbiditas atau mortalitas ibu perinatal, maupun neonatal
6) Mengembangkan mekanisme koordinasi antara Dinas Kesehatan dan
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan dasar terdepan di masyarakat.
Perhitungan AKI disetiap Kabupaten/kota sulit dilakukan karena jumlah
kelahiran hidup tidak mencapai 100.000 kelahiran dan masih ada kemungkinan
underreported. Grafik berikut memperlihatkan laporan jumlah kematian ibu
menurut Puskesmas di Kota Serang tahun 2015.
29 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Gambar 3.2 JUMLAH KEMATIAN IBU
MENURUT PUSKESMAS DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Pada Gambar diatas dapat dilihat, Jumlah Kematian Ibu di Kota Serang
pada tahun 2015 terjadi peningkatan kasus kematian ibu bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Untuk tahun 2015 jumlah kasus Kematian Ibu
sebanyak 9 kasus dan untuk tahun 2014 hanya 6 kasus kematian ibu.
II. Morbiditas ( Angka Kesakitan )
Morbiditas atau Angka Kesakitan merupakan merupakan derajat sakit
yang biasanya dinyatakan dalam angka prevalensi atau insidensi yang umum.
Angka kesakitan merupakan indikator penting dalam rangka penilaian dan
perencanaan program untuk menurunkan kesakitan dan kematian di suatu
wilayah. Angka kesakitan merupakan masalah kesehatan penting terutama bagi
anak-anak dibawah umur 5 tahun (balita) karena kesakitan paling sering
ditemukan pada golongan anak usia dini dimana pada usia tersebut balita
sangatlah rentan terserang penyakit.
Morbiditas/Angka Kesakitan adalah jumlah suatu penyakit yang
dirumuskan sebagai jumlah anak yang sakit per 1000 anak yang bias terkena
penyakit. Angka tingkat sakit mempunyai peran penting yang lebih penting
dibandingkan dengan angka kematian. Karena apabila angka kesakitan tinggi
maka akan memicu kematian sehingga menyebabkan angka kematian tinggi.
30 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Angka Kesakitan lebih mencerminkan keadaan kesehatan yang
sesungguhnya sebab mempunyai hubungan yang erat dengan faktor
lingkungan seperti, kemiskinan, kurang gizi, penyakit infeksi, perumahan, air
minum yang sehat, kebersihan lingkungan dan pelayanan kesehatan. Bagi
kelompok usia produktif kesakitan sangat berpengaruh dalam produktivitas
dan pendapatan keluarga.
Indikator untuk menentukan ukuran morbiditas yang dipakai adalah :
1. Penyakit Menular
Penyakit Menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui
berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di
hamper semua negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya
yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relative singkat. Penyakit menular
umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang semua lapisan masyarakat.
Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang bias
menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular
merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling mempengaruhi.
Penyebab (agent) penyakit menular adalah unsur biologis yang
bervariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai organism
yang paling kompleks yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia,
dimana proses (agent) penyakit dalam menyebabkan penyakit pada manusia
memerlukan berbagai cara penularan khusus (mode of transmission) serta
adanya sumber penularan (reservoir) penyakit seperti manusia, binatang dan
lain sebagainya.
Penyebab penyakit menular tersebut dalam ilmu kesehatan disebut
sebagai agen infeksi. Berikut ini gambaran penyakit menular di Kota Serang
pada tahun 2015.
a. Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh
infeksi parasit yaitu Plasmodium yang menyerang erotrosit. Malaria dapat
berlangsung akut maupun kronik. Malaria merupakan salah satu penyakit
infeksi di daerah tropis yang disebabkan nyamuk anopheles pembawa
plasmodium yang menyerang erotrosit dan ditandai dengan ditemukannya
31 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
bentuk aseksual di dalam darah. Malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi
maupun dengan komplikasi yang biasa disebut dengan malaria berat.
WHO pada tahun 2011 mencatat setiap tahunnya tidak kurang dari 1
hingga 2 juta penduduk meninggal karena penyakit yang disebarluaskan
nyamuk Anopheles, berdasarkan The World Malaria Report 2012 tercatat 219
juta kasus malaria dengan 660.000 kematian di dunia yang terjadi pada tahun
2010 dan Indonesia merupakan salah satu dari 104 negara yang termasuk
negara endemis malaria.
Upaya penanggulangan malaria di Indonesia sejak tahun 2007 dapat
dipantau dengan menggunakan Indikator Annual Parasite Incidence (API),
menurut Riskesdas (2013), prevalensi penyakit malaria di Indonesia sebesar 1,4
per seribu penduduk, sedangkan inisdennya sebesar 0,3 per seribu penduduk.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kementerian Kesehatan, pada tahun 2013 kasusu positif malaria di Indonesia
sebesar 343.527 kasus, kasus malaria tertinggi adalah di Indonesia bagian timur,
seperti Papua, Papua Barat, Maluku dan Nusa Tenggara Timur dengan API
sebesar lebih dari 20 per seribu penduduk. Pemerintah Pusat melalui
Kementerian Kesehatan RI telah berupaya mengatasi malaria baik secara
preventive (pencegahan) maupun kuratif (pengobatan) untuk menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh malaria.
Indikator keberhasilan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2010-2014 adalah menurunkan angka kesakitan malaria dan kematian yang
disebabkan penyakit malaria, pada tahun 2015 menjadi1 per 1.000 penduduk
dari baseline tahun 1990 sebesar 4,7 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2015 tidak
ditemukan kasus malaria di Kota Serang.
b. Tuberculosis Paru (TB Paru)
Tuberculosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tubekulosis yang sampai saat ini menjadi
masalah kesehatan di dunia. TB paru dapat menyebar dari satu orang ke orang
lain melalui transmisi udara (droplet dahak pasien TB paru).
India, Cina, dan Indonesia berkontribusi terhadap lebih dari lima puluh persen
kasus Tuberkulosis di seluruh dunia. Laporan TB paru dunia oleh World Health
Organization (WHO) pada tahun 2009, masih menempatkan Indonesia sebagai
32 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
penyumbang TB paru terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan Cina
dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 100.000
per tahun. Terdapat 244 penderita kasus Tb paru aktif per 100.000 penduduk.
Jumlah penderita TB paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus
meningkat. Menurut laporan WHO, penderita TB paru di Indonesia pada tahun
2009 sebanyak 294.731 orang. Pada tahun 2010 jumlah penderita TB paru naik
menjadi 330.000 orang, kemudian pada tahun 2012 jumlah penderita TB paru
cukup tajam yaitu 583.000 orang. Prevalensi TB Paru di Indonesia pada tahun
2013 adalah 297 per 100.000 penduduk dengan kasus baru setiap tahun
mencapai 480.000 kasus. Dengan demikian, total kasus hingga 2013 mencapai
sekitar 800.000-900.00 kasus.
Arah pembangunan nasional periode 2010-2014 tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Dalam RPJMN
2010-2014 jumlah kasus TB per 100.000 penduduk target 2014 sebanyak 224
kasus, persentase kasus baru TB paru (BTA positif) yang ditemukan sebanyak
90 kasus dan persentase kasus baru TB paru (BTA positif) yang disembuhkan
sebanyak 88 kasus.
Dalam kebijakan global dan regional telah ditetapkan Rencana Strategis
Global Pengendalian TB Paru 2006-2015 dan Rencana Strategis Global
Pengendalian TB 2011-2015. Rencana strategis tersebut ditingkat global, Stop TB
Partnership sebagai bentuk kemitraan global mendukung negara-negara untuk
meningkatkan upaya pemberantasan TB paru, mempercepat penurunan angka
kematian dan kesakitan akibat TB paru serta penyebaran TB paru diseluruh
dunia. Tahun 2011-2015 menetapkan target dalam tujuan pembangunan
Millenium Development Goals untuk TB, target yang telah ditetapkan unjtuk
Stop TB Partnership, yaitu :
I. Pada tahun 2015, beban global penyakit TB (prevalensi dan mortalitas)
akan relative berkurang sebesar 50% dibandingkan tahun 1990, dan
setidaknya 70% orang yang terinfeksi TB dapat dideteksi strategi DOTS
dan 85% diantaranya dinyatakan sembuh.
II. Pada tahun 2050 TB bukan lagi merupakan masalah kesehatan
masyarakat global.
33 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Pada tahun 2015 jumlah seluruh kasus TB sebanyak 658 kasus yang
ditangani atas kasus baru sebesar 658 dan kasus lama sebesar 23 kasus. Dapat
terlihat lebih rinci berdasarkan Puskesmas sebagai berikut :
Gambar: 3.3 JUMLAH KASUS TB PARU MENURUT PUSKESMAS
DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Dari gambar diatas dapat terlihat TB paru untuk tahun 2014 terbanyak
ada di Puskesmas Kota sebesar 72 kasus dan kasus TB paru terendah pada
tahun 2015 di Puskesmas Kalodran sebesar 8 kasus. Untuk secara keseluruhan
jumlah kasus TB paru di Kota Serang pada tahun 2015 terjadi penurunan bila
dibandiungkan tahun 2014, untuk tahun 2015 kasus TB paru sebanyak 599
kasus dan untuk tahun 2014 sebanyak 638 kasus.
c. Kusta
Istilah kusta berasal dari bahsa Sansekerta, yakni kustha berarti
kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta atau lepra disebut
juga Morbus Hansen, sesuai dengan nama yang menemukan kuman. Kusta
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium Leprae. Kusta
menyerang berbagai bagian tubuh diantaranya saraf dan kulit.
Selama periode 2008-2013, angka penemuan kasus baru kusta pada tahun 2013
merupakan yang terendah yaitu sebesar 6.79 per 100.000 penduduk. Sedangkan
angka prevalensi kusta berkisar antara 0,79 hingga 0,96 per 10.000 (7.9 hingga
9.6 per 100.000 penduduk) dan telah mencapai target < 1 per 10.000 penduduk
atau < 10 per 100.000 penduduk (Profil Kesehatan 2013, Pusdatin). Dan
34 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
mengalami penurunan dari tahun 2011 sebanyak 3.167 jiwa. Sedangkan pada
anak, selama periode 2008-2013, angka penemuan kasus baru pada tahun 2012
merupakan tertinggi yaitu sebesar 11,40 per 100.000 penduduk.
Gambar 3.4 JUMLAH PENDERITA KUSTA TIPE PB+MB
BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa penemuan kasus kusta pada
tahun 2015 masih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2014, terjadi
peningkatan sebanyak 23 kasus kusta. Puskesmas dengan penemuan penderita
kusta tipe PB+MB yang terbanyak adalah Puskesmas Taktakan dan Puskesmas
Kilasah sebanyak 16 kasus.
d. HIV/AIDS
HIV yang merupakan singkatan HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
adalah Virus penyebab AIDS, virus ini menyerang dan merusak sistem
kekebalan tubuh sehingga kita tidak bias bertahan terhadap penyakit - penyakit
merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita. Sistem
kekebalan tubuh rusak atau lemah mudah terserang penyakit yang ada di
sekitar kita, seperti TBC, Diare, Sakit Kulit, dll.
HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi,
seperti didalam darah, air mani (cairan sperma) atau cairan vagina dan
Air Susu Ibu (ASI)
Sebelum HIV berubah menjadi AIDS, pendeitanya akan tampak sehat
dalam kurun waktu kira-kira 5 sampai 10 tahun
35 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Walaupun tampak sehat, mereka dapat menularkan HIV pada orang lain
melalui hubungan seks yang tidak aman, transfuse darah atau
pemakaian jarum suntik secara bergantain.
AIDS (ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME) adalah
sindroma menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.
Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam
penyakit, karena sistem kekebalan di dalam tubuhnya telah menurun.
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat menyembuhkan AIDS
Agar dapat terhindar dari HIV/AIDS, anda harus tahu bagaimana cara
penularan dan pencegahannya.
Hingga saat ini HIV/AIDS masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat utama di Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987
sampai dengan tahun 2011, kasus HIV/AIDS teridentifikasi tersebar di 368
(73,9%) dari 498 Kabupaten/Kota di seluruh 33 Provinsi di Indonesia, Provinsi
Bali pertama kali ditemukannya adanya kasus HIV/AIDS.
Perkembangan pengidap HIV dan pemderita AIDS terus meningkat di
Indonesia. Untuk penderita HIV pada tahun 2012 ditemukan 21.511 jiwa dan
pada tahun 2013 sebanyak 29.037 jiwa, untuk tahun 2014 penderita HIV
mencapai 32.711 jiwa dan KEMENKES mencatat hingga juni 2015 penderita
HIV berjumlah 17.325 jiwa, dan angka ini di mungkinkan masih meningkat
hingga akhir tahun.
Untuk penderita AIDS pada tahun 2012 sebanyak 8.610 jiwa, tahun 2013
menurun menjadi 5.608 jiwa kemudian pada tahun 2014 sebanyak 5.494 Jiwa
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan RI telah melakukan
upaya-upaya untuk menekan kasus HIV/AIDS di seluruh Indonesia, salah
satunya dengan di keluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2013.
Dalam PERMENKES ini terdapat strategi yang dipergunakan dalam melakukan
kegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS, yang meliputi :
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV
dan AIDS melalui kerjasama nasional, regional, dan global dalam aspek
legal, organisasi, pembiayaan, fasilitas pelayanan kesehatan dan sumber
daya manusia;
36 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
2. Memprioritaskan komitmen nasional dan internasional; 3. Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan mengembangkan kapasitas; 4. Meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang merata,
terjangkau, bermutu, danberkeadilan serta berbasis bukti dengan
mengutamakan pada upaya preventif dan promotif; 5. Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat berisiko
tinggi, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan serta
bermasalah kesehatan; 6. Meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan AIDS; 7. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
yang merata dan bermutu dalam penanggulangan HIV dan AIDS;
8. Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan pengobatan,
pemeriksaan penunjang HIV dan AIDS serta menjamin keamanan,
kemanfaatan, dan mutu sediaan obat dan bahan/alat yang diperlukan
dalam penanggulangan HIV dan AIDS; dan
9. Meningkatkan manajemen penanggulangan HIV dan AIDS yang
akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna.
Tujuan keenam adalah MDGs menangani berbagai penyakit menular
paling berbahaya. Pada urutan teratas adalah HIV dan AIDS, terutama karena
penyakit ini dapat membawa dampak yang menghancurkan, bukan hanya
terhadap kesehatan masyarakat namun juga terhadap negara secara
keseluruhan.
Pada target 6A MDGs adalah menghentikan dan mulai membalikkan tren
penyebaran HIV dan AIDS pada tahun 2015 dengan prevalensi saat ini adalah
5,6 per 100.000 orang di tingkat nasional.
Di Kota Serang pada tahun 2015 jumlah penderita HIV ditemukan
sebanyak 9 jiwa, untuk penderita AIDS ditemukan sebanyak 22 jiwa dan jumlah
kematian akibat AIDS sebanyak 7 jiwa. Secara rinci dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
37 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Gambar 3.5 PENEMUAN KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR LAINNYA
BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Dari data tersebut terlihat bahwa kasus HIV dan AIDS terbesar pada
kelompok umur 25-49 Tahun dengan jumlah kasus HIV 8 Jiwa dan AIDS 18
Jiwa. Untuk Tingkat Kota Serang jumlah penderita HIV pada tahun 2015
sebanyak 9 Jiwa lebih rendah dibandingkan tahun 2014 sebanyak Jiwa,
kemudian untuk kasus AIDS tahun 2015 sebanyak 22 Jiwa lebih banyak
dibandingkan dengan tahun 2014 yang berjumlah Jiwa. Kasus kematian akibat
AIDS tahun 2015 sebanyak 7 Jiwa lebih banyak dibandingkan dengan tahun
2014 sebanyak 4 Jiwa. Dan untuk penyakit Infeksi Menular yang diakibatkan
dari HIV dan AIDS untuk tahun 2015 sebanyak 4 Jiwa sama dengan tahun 2014
sebanyak 4 Jiwa.
Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan oleh Pemerintah
Kota Serang, yaitu melalui penyuluhan masyarakat, pendampingan kelompok
resiko tinggi dan intervensi perubahan perilaku, layanan konseling dan testing
HIV, layanan Harm Reduction, pengobatan dan pemeriksaan berkala penyakit
menular seksual (IMS), pengamanan donor darah dan kegiatan lain yang
menunjang pemberantasan HIV dan AIDS.
38 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
e. Diare
Penyakit diare merupakan salah satu masalah di negara berkembang,
terutama di Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare
bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
diikuti korban yang tidak sedikit. Untuk mengatasi penyakit diare dalam
masyarakat baik tata laksana kasus maupun untuk pencegahannya sudah
cukup dikuasai. Akan tetapi permasalahan entang penyakit diare masih
merupakan masalah yang relative besar.
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
negara berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya
masih tinggi. Survey morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit
Diare Departemen Kesehatan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2013
terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 (Insidensi Ratio) IR
penyakit diare 301/1.000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1.000
penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1.000 penduduk, tahun 2010 menjadi
411/1.000 penduduk dan dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 14 persen dari yagn disurvei mengalami diare, sedangkan
jumlah balita umur 11-23 bulan yang mengalami diare sebanyak 713 balita, lalu
dari hasil RISKESDAS tahun 2013 yang mengalami diare meningkat menjadi
11,76%.
Berdasarkan Suvei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas
dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama
kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah
maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu
tata laksana yang cepat dan tepat.
Angka kesakitan diare sekitar 200-400 kejadian di antara 1.000 penduduk
setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta
kejadian setiap tahunnya, sebagianbesar (70-80%) dari penderita ini adalah
Anak di bawah Lima Tahun (BALITA). Sebagian dari penderita (1-2%) akan
jatuh ke dalam dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong 50-60% di antaranya
dapat meninggal. Kelompok ini setiap tahunnya mengalami kejadian lebih dari
satu kejadian.
39 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Pada tahun 2015, jumlah penderita Diare di Kota Serang berjumlah 13.765 orang
dan kasus yang ditangani berjumlah 13.004 orang (94,5%). Jumlah penderita
terbanyak yaitu Puskesmas Taktakan sebesar 2.350 orang dan terendah yaitu
Puskesmas Taktakan sebesar 1.298 orang. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.6 JUMLAH KASUS DIARE
DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dilakukan melalui
pemberian oralit, penggunaan infus, penyuluhan ke masyarakat dengan
maksud terjadinya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam
kehidupan sehari-hari, karena secara umum penyakit diare sangat berkaitan
dengan hygiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga adanya
peningkatan kasus diare merupakan cerminan dari perbaikan kedua faktor
tersebut. Kegiatan ini melibatkan peran serta kader dalam tatalaksana diare
karena dengan penanganan yang cepat dan tepat di tingkat rumah tangga,
diharapkan dapat mencegah terjadinya dehidrasi berat yang bisa berakibat
kematian.
40 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
f. Pneumonia/ Inpeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ
paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana
pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari
atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga
disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari
penyakit lainnya seperti, kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alcohol.
Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteri streptococcus
pneumoniae, atau pneumokokus.
Proporsi kejadian pneumonia (seluruh kelompok umur) terhadap ISPA
pada tahun 2006-2008 menunjukkan penurunan.Dari seluruh kasus ISPA
terdapat kasus pneumonia sebesar 10,2% pada tahun 2006, menjadi sebesar
9,3% pada tahun 2007, sebesar 7,9% pada tahun 2008 dan sebesar 7,4% pada
tahun 2009, sedangkan pada Tahun 2014 jumlah kasus pneumonia pada balita
yang ditemukan dan ditangani sebanyak 6385 kasus (100% dari Perkiraan
Jumlah Kasus).
Pneumonia belum pernah mencapai target yang ditetapkan, meskipun
target sudah beberapa kali disesuaikan, dan terakhir pada Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2010-2014 target cakupan penemuan kasus pneumonia
balita pada tahun 2010 ditetapkan menjadi 60%. Cakupan pneumonia balita
selama 10 tahun berkisar antara 22.1835,9 %. Hal ini perlu menjadi perhatian
bersama baik pemerintah daerah kabupaten/kota/provinsi dan pusat serta
para stake holder program pengendalian pneumonia. Dan perlu dilakukan upaya
pengendalian yang lebih terarah, terintegrasi dan bersinergi sehingga target
pencapaian MDGs4 dapat tercapai.
Di Kota Serang pada tahun 2015 jumlah perkiraan penderita pneumonia
6.432 balita dan jumlah penderita yang ditemukan dan ditangani sebesar 1.966
balita. Gambaran penemuan jumlah perkiraan penderita pneumonia dan
jumlah penderita yang ditemukan dan ditangani di Kota Serang tahun 2015
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
41 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Gambar 3.7 JUMLAH PERKIRAAN PENEDERITA PNEUMONIA PADA BALITA DAN
JUMLAH PENDERITA YANG DITEMUKAN DAN DITANGANI DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Dari gambar diatas, memperlihatkan bahwa kasus Pneumonia terbanyak
terjadi pada tahun 2012 sebanyak 5778 kasus, dan kasus pneumonia terendah
terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 1548 kasus.
Upaya pemberantasan penyakit Pneumonia difokuskan pada upaya
penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita.
Kecepatan keluarga dalam membawa penderita ke pelayanan kesehatan serta
keterampilan petugas dalam menegakkan diagnosa merupakan kunci
keberhasilan penanganan penyakit Pneumonia.
g. Demam berdarah dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever
(DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat. Sering muncul sebagai Kejadian Luar
Biasa (KLB) karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan
kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang penularannya
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang hidup di
genangan air bersih di sekitar rumah. Nyamuk ini mempunyai kebiasaan
menggigit pada saat pagi dan sore hari, umumnya kasus mulai meningkat saat
musim hujan.
Jumlah pasien DBD di Kota Serang mencapai 308 kasus dengan angka
kesakitan (IR) sebesar 66,5/100.000 penduduk.
42 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Gambar 3.8 PENEMUAN KASUS DBD BERDASARKAN PUSKESMAS
DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Dari gambar diatas, memperlihatkan bahwa kasus demam berdarah
dengue terbanyak terjadi di Puskesmas Rau sebanyak 50 kasus, dengan total
kasus di Kota Serang adalah sebanyak 308 Kasus, dengan perincian 306 kasus
tertangani dan meninggal 2 kasus di Puskesmas Cipocok Jaya dan Puskesmas
Banjar Agung.
Laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat di tahun 2015
pada bulan Oktober ada 3.219 kasus DBD dengan kematian mencapai 32 jiwa,
sementara November ada 2.921 kasus dengan 37 angka kematian, dan
Desember 1.104 kasus dengan 31 kematian. Dibandingkan dengan tahun 2014
pada Oktober tercatat 8.149 kasus dengan 81 kematian, November 7.877 kasus
dengan 66 kematian, dan Desember 7.856 kasus dengan 50 kematian.
Upaya pencegahan dan penanggulangan antara lain melalui fogging dan
pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan “3M PLUS” (Menguras –
Mengubur – Menutup Tempat Penampungan Air), pelatihan jumantik dan
lainnya. Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan penyakit DBD masih
rendah, terlihat dari cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 7,2%.
Diharapkan pada tahun mendatang capaian angka Bebas Jentik Nyamuk (ABJ)
tersebut dapat ditingkatkan menjadi 100%, sehingga tidak memberi kesempatan
nyamuk untuk berkembang biak.
43 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
h. Filariasis
Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit
yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk .
Penyakit ini tersebar luas di pedesaan dan perkotaan. Dapatdan menyerang
semua golongan tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Di dunia terdapat 1,3
miliar penduduk yang berisiko tertular penyakit kaki gajah di lebih dari 83
negara dan60% kasus berada di Asia Tenggara.
Hampir seluruh wilayah Indonesia adalah daerah endemis filariasis,
terutama wilayah Indonesia Timur yang memiliki prevalensi lebih tinggi. Sejak
tahun 2000 hingga 2009 di laporkan kasus kronis filariasis sebanyak 11.914
kasus yang tersebar di 401 Kabupaten/Kota. Hasil laporan kasus klinis kronis
filariasis dari Kabupaten/Kota yang ditindaklanjuti dengan survey endemisitas
filariasis, sampai dengan tahun 2009 terdapat 337 kabupaten/kota endemis dan
135 kabupaten/kota non endemis.
Program Eliminasi Filariasis merupakan salah satu program prioritas
nasional pemberantasan penyakit menular sesuai dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional tahun 2004 - 2009.
Tujuan umum dari program eliminasi filariasis adalah filariasis tidak
menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia pada tahun 2020.
Sedangkan tujuan khusus program adalah (a) menurunnya angka mikrofilaria
(microfilaria rate) menjadi kurang dari 1% di setiap Kabupaten/Kota, (b)
mencegah dan membatasi kecacatan karena filariasis. Program akselerasi
eliminasi filariasis diupayakan sampai dengan tahun 2020, dilakukan dengan
bertahap lima tahunan yang dimulai tahun 2010 - 2014. Kasus Filariasis di Kota
Serang selama tahun 2015 tidak ditemukan kasus baru.
Program eliminasi filariasis direncanakan sampai dengan 2014 atas dasar
justifikasi:
1. Di daerah endemis dengan angka lebih besar dari 1%, dapat dicegah
penularannya dengan program Pemberian Obat Massal Pencegahan
filariasis (POMP filariasis) setahun sekali, selama minimal lima tahun
berturut-turut.
44 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
2. Penyebaran kasus dengan manifestasi kronis filariasis di 401
Kabupaten/Kota dapat dicegah dan dibatasi dampak kecacatannnya
dengan penatalaksanaan kasus klinis;
3. Minimal 85% dari penduduk berisiko tertular filariasis di daerah yang
teridentifikasi endemis filariasis harus mendapat POMP filariasis.
III. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas atau
ditekan dengan imunisasi. PD3I yang akan dibahas mencakup penyakit
Campak, Difteri, Tetanus Neonatorum, dan Polio.
a) Campak
Penyakit campak adalah salah satu penyakit menular yang masih
menjadi masalah kesehatan pada bayi dan anak di Indonesia dan merupakan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit ini tetap
menjadi salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak-anak di dunia,
meskipun tersedia vaksin yang aman dan efektif. Penyakit ini umumnya
menyerang anak umur di bawah 5 tahun (balita) akan tetapi campak bisa
menyerang semua umur. Pada tahun 2013, sekitar 145.700 orang meninggal
akibat campak, sekitar 400 kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam
dan sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Sampai saat
ini cara yang efektif untuk mencegah penyakit campak yaitu dengan imunisasi.
Selama tahun 2000 sampai 2013, imunisasi campak berhasil menurunkan 15,6
juta (75%) kematian akibat campak di seluruh dunia (WHO, 2015).
Sangat pentingnya peranan imunisasi campak dalam menurunkan angka
kematian anak, sehingga imunisasi campak menjadi salah satu indikator dalam
mencapai tujuan MDGs yang keempat yaitu menurunkan angka kematian anak.
Dalam hal ini, yang dilihat yaitu proporsi anak usia satu tahun yang mendapat
imunisasi campak (WHO, 2014).
Sidang World Health Assembly (WHA) pada bulan Mei 2010
menyepakati target pencapaian pengendalian penyakit campak pada tahun
2015 yaitu :
Mencapai cakupan imunisasi campak sebelum usia 1 tahun > 90% secara
Nasional dan minimal 80% di seluruh Kabupaten/Kota. Menurunkan angka
45 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
insiden campak menjadi <5/1.000.000 setiap tahun dan mempertahankannya.
Menurunkan angka kematian campak minimal 95% dari angka kematian tahun
2000 (WHO, 2014).
Pada tahun 2015 di Kota Serang terdapat 209 kasus, sementara cakupan
imunisasi campak di Kota Serang pada tahun 2015 sebesar 99.4%.
Gambar 3.9 PENEMUAN KASUS CAMPAK BERDASARKAN PUSKESMAS
DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Dari gambar diatas, dapat terlihat bahwa kasus campak terbanyak ada di
Puskesmas Kilasah dengan jumlah sebesar 39 kasus dan Puskesmas Curug,
Puskesmas Kasemen, Puskesmas Unyur, Puskesmas Taktakan dan Puskesmas
Pancur dan yang meninggal 1 Balita ada di Puskesmas Kalodran.
b. Difetri
Difteri adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri
Corynbacterium diptheriae denga gejala awal adalah demam 38 C,
pseudomembrane (selaput tipis) putih keabuan pada tenggorokan (laring,
faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Dapat disertai nyeri
menelan, leher bengkak seperti leher sapi (bullneck) dan sesak nafas disertai
bunyi (stridor).
Kejadian difteri pada negara berkembang menurut laporan World Health
Organization (WHO) tahun 2013, difteri masih endemik. South-East Asia
Region (SEARO) selalu menempati urutan pertama kasus difteri terbanyak di
dunia. India merupakan negara tertinggi di SEARO dengan kasus difteri
46 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
sebanyak 2.525 kasus (tahun 2012). Jumlah ini menurun dibandingkan tahun
2011 yaitu sebanyak 4.233 kasus. Sedangkan Indonesia merupakan negara
tertinggi kedua setelah India dan selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Jumlah kasus difteri di Indonesia pada tahun 2009 sebanyak 189
kasus, tahun 2010 sebanyak 432, tahun 2011 sebanyak 806 kasus, dan pada
tahun 2012 sebanyak 1.194 dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 76 kasus.
Dari 19 propinsi yang melaporkan adanya kasus difteri, kasus tertinggi terjadi
di Propinsi Jawa Timur sebanyak 955 kasus (79,5%), diikuti oleh Propinsi
Kalimantan Selatan dan Propinsi Sulawesi Selatan masing-masing sebanyak 61
kasus (5,6%) dan 49 kasus (4,5%) (Kementrian Kesehatan, 2013)
Jumlah kasus Difteri pada tahun 2015 di Kota Serang sebanyak 3 orang
dan meninggal 1 orang. Kasus Difteri terdapat di Puskesmas Banten Girang 1
kasus dan Puskesmas Serang Kota 2 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.10 PENEMUAN KASUS DIFTERI BERDASARKAN PUSKESMAS
DI KOTA SERANG TAHUN 2015
c. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum (TN) adalah penyakit yang disebabkan cloristidium
tetani pada bayi (umur kurang dari 28 hari) yang dapat menyebabkan
kematian. Penanganan kasus tetanus neonatorum tidak mudah, sehingga yang
terpenting adalah upaya pencegahan melalui pertolongan persalinan yang
higienis dan imunisasi tetanus toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan tali pusat.
47 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Surveilans yang efektif sangat penting untuk mengidentifikasi daerah
dan populasi yang berisiko tinggi tetanus neonatorum (TN) dan untuk
memantau dampak dari intervensi.
Berdasarkan laporan pada tahun 2015 di Kota Serang terdapat penemuan kasus
Tetanus Neonatorum. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 3.11 PENEMUAN KASUS TETANUS NEONATURUM
BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG TAHUN 2015
d. Polio
Polio (Poliomyelitis) merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang
disebabkan virus polio.Cara penularan Polio terbanyak melalui mulut ketika
seseorang mengkonsumsi makanan – minuman yang terkontamisasi lendir,
dahat atau faeses penderita polio.Virus masuk aliran darah ke sistem saraf
pusat menyebabkan otot melamah dan kelumpuhan, menyebabkan tungkai
menjadi lemas secara akut.Kondisi inilah disebut acute flaccid paralysis (AFP)
atau lumpuh layuh akut. Polio menyerang semua usia, namun sebagian besar
terjadi anak usia 3 – 5 tahun.
Pada bulan Mei 2012, World Health Assembly (WHA) mendeklarasikan
bahwa eradikasi polio adalah salah satu isu kedaruratan kesehatan masyarakat
dan perlu disusun suatu strategi menuju eradikasi polio (Polio Endgame
Strategy). Indonesia telah berhasil menerima sertifikasi bebas polio bersama
48 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
dengan negara anggota WHO di South East Asia Region (SEAR) pada bulan
Maret 2014.
Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut dan untuk melaksanakan
strategi menuju eradikasi polio di dunia, Indonesia melakukan beberapa
rangkaian kegiatan yaitu Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, penggantian
vaksin trivalent Oral Polio Vaccine (tOPV) ke bivalent Oral Polio Vaccine
(bOPV) dan introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV). Pada akhir tahun 2020
diharapkan penyakit polio telah berhasil dihapus dari seluruh dunia.
Gambar 3.12 JUMLAH KASUS AFP < 15 TAHUN
DI KOTA SERANG TAHUN 2010 - 2015
Berdasarkan gambar diatas, dapat terlihat jumlah kasus AFP < 15 Tahun
terbanyak yaitu pada tahun 2013 sebanyak 8 kasus Sedangkan penemuan kasus
AFP < 15 tahun terendah adalah pada tahun 2015 sebanyak 0 kasus.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio dilakukan
melalui imunisasi polio dan ditindaklanjuti dengan surveilans epidemiologi
secara aktif terhadap kasus AFP pada kelompok umur < 15 tahun. Kegiatan ini
dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang
berkembang di masyarakat melalui pemeriksaan spesimen tinja penderita AFP
yang ditemukan.
d. Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit
kronik lainnya merupakan 63% penyebab kematian diseluruh dunia dengan
49 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO, 2010). Di Indonesia sendiri, penyakit
menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu
bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat. Hal tersebut
menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan, sekaligus tantangan yang
harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas
bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan
biaya besar. Beberapa jenis PTM merupakan penyakit kronik dan/atau
katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya.
Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk
kecacatan permanen. Secara global, regional, dan nasional pada tahun 2030
diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular.
Gambar 3.13 JUMLAH KASUS BARU PENYAKIT TIDAK MENULAR
DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Pada gambar diatas, memperlihatkan bahwa penemuan kasus baru di
Kota Serang pada tahun 2015 yang paling banyak ditemukan adalah Hipertensi
sebanyak 25.1% atau 6810 kasus dan kasus Obesitas sebanyak 618 kasus atau
20.13%. Sedangkan pada kasus Ca.Cervik ditemukan 4 kasus atau 0.86% pada
tahun 2015.
50 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
B. STATUS GIZI MASYARAKAT
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
secara tegas telah memberikan arah Pembangunan Pangan dan Gizi dengan
sasaran meningkatnya ketahanan pangan dan meningkatnya status kesehatan
dan gizi masyarakat. Program Pembangunan yang Berkeadilan yang terkait
dengan Rencana Tindak Upaya Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium
(MDGs) telah dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010.
Salah satu dokumen yang harus disusun adalah Rencana Aksi Nasional Pangan
dan Gizi (RAN-PG) 2011-2015 dan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi
(RAD-PG) 2011-2015 di 33 Provinsi.
Penyusunan RAN-PG 2011-2015 diawali dengan evaluasi aksi nasional
yang tercantum dalam RAN-PG 2006-2010. Banyak kemajuan telah dicapai
dalam pembangunan pangan dan gizi yang meliputi perbaikan gizi masyarakat,
aksesibilitas pangan, mutu dan keamanan pangan, perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), dan koordinasi dalam kelembagaan pangan dan gizi.
Keberhasilan tersebut antara lain ditandai dengan status gizi masyarakat yang
semakin membaik, ketersediaan pangan yang meningkat dan mencukupi
kebutuhan penduduk, dikeluarkannya berbagai peraturan perundangan terkait
dengan mutu dan keamanan pangan, meningkatnya perilaku individu dan
keluarga untuk hidup bersih dan sehat termasuk sadar gizi, serta sudah
semakin banyak terbentuk lembaga yang menangani pangan dan gizi di
berbagai tingkat administrasi pemerintahan.
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara
lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, anemia
gizi besi pada ibu dan pekerja wanita dan Kurang Vitamin A (KVA). Adapun
indikator-indikator yang sangat berperan menentukan status gizi masyarakat
antara lain sebagai berikut:
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan pada bayi yang
baru lahir. Rerata berat badan bayi yang normal adalah sekitar 3.200 gram (7
lbs). Secara dasar, bayi dengan berat lahir yang rendah dan bayi dengan berat
badan yang berlebihan yaitu lebih dari 3.800 gram mempunyai risiko yang lebih
besar untuk mengalami masalah kesehatan. Konsep bayi dengan berat lahir
51 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
rendah tidak sinonim dengan prematuritas telah diterima secara meluas pada
akhir tahun 1960-an. Tidak semua bayi yang memiliki berat lahir kurang dari
2.500 gram lahir prematur. Demikian pula tidak semua bayi dengan berat lahir
lebih dari 2.500 gram lahir secara aterm. Dokumentasi fenomena penelitian oleh
Gruenwald pada tahun 1960 menunjukkan bahwa sepertiga bayi yang lahir
dengan berat lahir rendah sebenarnya adalah bayi cukup bulan.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, sekitar 15 juta
bayi dilahirkan di dunis setiap tahun. Lebih satu juta dari bayi tersebut
meninggal segera setelah dilahirkan dan banyak yang tidak terhitung
jumlahnya menderita kecacatan sepanjang hayat secara fisik atau neurologis.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan
SDKI 2007, pada tahun 1990 angka kematian bayi adalah sebesar 68 per 1.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 34 per
1.000 kelahiran hidup. Walaupun angka ini lebih rendah dari tahun 1990,
penurunan ini masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDG)
tahun 2015 dimana AKB diharapkan turun menjadi 23 per 1.000 kelahiran
hidup (Depkes RI, 2012).
Gambar 3.14
JUMLAH BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Dari gambar diatas, di Kota Serang tahun 2015 terjadi peningkatan
jumlah BBLR bila dibandingkan dengan tahun 2014. Untuk tahun 2015 jumlah
BBLR sebanyak 146 bayi dengan BBLR dari 13.353 jumlah kelahiran (1.1%). Dan
untuk tahun 2014 jumlah BBLR sebanyak 67 bayi dengan BBLR dari 12.575
52 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
jumlah kelahiran (0.5%). Puskesmas dengan kejadian BBLR terbanyak terdapat
di Puskesmas Unyur dengan jumlah BBLR sebanyak 107 bayi dengan BBLR dari
1.210 jumlah kelahiran hidup (8.8%).
2. Pemantauan Status Gizi Balita
Upaya perbaikan gizi masyarakat disebutkan dalam Undang-Undang
No. 36 Tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan
perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan
kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Menurut Kementerian
Kesehatan RI dalam Laporan target Millenium Development Goals (MDGs)
dibidang kesehatan yang berhubungan dengan kemiskinan dan kelaparan
menyatakan salah satu tujuan paling penting adalah penurunan prevalensi gizi
kurang dan gizi buruk. Berdasarkan tujuan tersebut, maka salah satu target
dalam MDGs ke empat yaitu berhubungan dengan penurunan kematian nbalita
dan merupakan target paling menentukan adalah penurunan prevalensi kasus
gizi kurang dan gizi buruk (Bappenas RI, 2010). Terkait dengan hal tersebut
bahwa pencapaian penurunan prevalensi gizi kurangdan gizi buruk dalam
MDGs pada tahun 2015 adalah sebesar 15,0% dan 3,5%.
Ada berbagai cara melakukan penilaian status gizi. Salah satunya adalah
dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan antropometri.
Pengukuran antropometri yang dapat digunakan antara lain: berat badan (BB),
panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), lingkar
kepala (LK), lingkar dada (LD), dan lapisan lemak bawah kulit (LLBK). Namun
disini pengukuran antropometri hanya menggunakan berat badan dan
panjang/tinggi badan.Dalam penilaian status gizi, antropometri disajikan
dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabellain, seperti: berat badan
menurut umur (BB/U), panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U
atau TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan lain-lain. Masing-
masing indeks antropometri tersebut memiliki baku rujukan atau nilai patokan
untuk memperkirakan status gizi seseorang atau masyarakat. Baku rujukan
tersebut dapat menggunakan nilai mean dan standar deviasi, persentil,
persentase, maupun perhitungan z-score. Namun, untuk mempermudah
penilaian status gizi terdapat grafik pertumbuhan standar yang dikeluarkan
53 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2000 dengan
menggunakan kurva persentil dan World Health Organization (WHO) tahun
2005 dengan menggunakan kurva z-score.
Status gizi yang digambarkan oleh masing-masing indeks mempunyai
arti yang berbeda. Jika antropometri ditujukan untuk mengukur seseorang yang
kurus (wasting), pendek (stunting), atau keterhambatan pertumbuhan, maka
indeks BB/TB dan TB/U adalah yang cocok digunakan. Kurus kering dan kecil
pendek ini pada umumnya menggambarkan keadaan lingkungan yang tidak
baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun. Alternatif pengukuran
lain yang paling banyak digunakan adalah indeks BB/U, atau melakukan
penilaian dengan melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran
dilakukan. Penggunaan indeks BB/U ini sangat mudah dilakukan, akan tetapi
kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari
waktu ke waktu.
Pada tahun 2015, balita yang ditimbang sebanyak 47.680 balita. Dari
balita yang ditimbang tersebut, jumlah balita gizi lebih sebanyak 56 balita gizi
buruk.
Gambar 3.15
JUMLAH BALITA GIZI BURUK DI KOTA SERANG TAHUN 2011-2015
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa gizi buruk terbanyak terjadi
pada tahun 2011 sebanyak 88 kasus dan gizi buruk terendah terjadi pada tahun
201 sebanyak 56 kasus, dan kasus Gizi buruk mendapat perawatan sebanyak 56
balita ( 100 %).
54 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
3. Anemia Gizi Besi
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia
terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia
menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada
remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putrid sampai saat ini masih cukup
tinggi, menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013 prevalensi
anemia dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di
Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan
(Kemenkes RI, 2013).
Anemia merupakan salah satu faktor penyebab tidak langsung kematian
ibu hamil. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah tertinggi bila
dibandingkan denga Negara ASEAN lainnya. Perempuan yang meninggal
karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan mengalami penurunan
pada tahun 2013 sebesar 289.000 orang. Target penurunan angka kematian ibu
sebesar 73% antara tahun 1990 dan 2013 (WHO,2013). Jika perempuan
mengalami anemia akan sangat berbahaya pada waktu hamil dan melahirkan.
Perempuan yang menderita anemia akan berpotensi melahirkan bayi dengan
berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg). selain itu, anemia dapat
mengakibatkan kematian baik pada ibu maupun bayi pada waktu proses
persalinan.
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anmia di Indonesia
yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumuir 5-14 tahun sebesar 26,4% dan
18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Data Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi
anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,%%, ibu nifas sebesar
45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar
39,5%. Wanita mempunyai resiko terkena anemia paling tinggi terutama padea
remaja putri (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) terdapat 37,1% ibu
hamil anemia yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gr/dl dengan
proporsi yang hamper sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan pedesaan
(37,8%). Tingginya kejadian anemia ini erat kaitannya dengan factor kurang
asupan makanan bergizi saat ibu hamil dan kurangnya kesadaran dalam
mengkonsumsi tablet zat besi.
55 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Gambar 3.16 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN FE 1 DAN FE 3
KOTA SERANG TAHUN 2015
Pada gambar di atas dapat dilihat cakupan ibu hamil yang mendapat
tablet besi (Fe) di Kota Serang tahun 2015 adalah jumlah keseluruhan ibu hamil
sebesar 15.379 Orang yang mendapatkan tablet Fe1 sebanyak 13.818 orang
(89.85 %) dan yang mendapatkan tablet Fe3 sebanyak 10.708 orang (69.63%).
56 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Secara umum upaya kesehatan terdiri dari atas dua unsur utama, yaitu
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
dan atau Masyarakat serta Swasta untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di
masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular,
pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan
farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat adiktif dalam
makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan
bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah dan atau Masyarakat serta Swasta untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup
upaya-upaya pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat
inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap
perorangan.
Berikut ini diuraikan upaya kesehatan yang dilakukan selama beberpa tahun
terakhir, pada tahun 2015 ;
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Indikator derajat kesehatan dapat dinilai dari Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Umur Harapan Hidup dan Angka Kematian
Balita (Depkes RI, 1991). Oleh karena itu Kementerian Kesehatan RI telah
57 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
menetapkan berbagai Peraturan Menteri Kesehatan menetapkanumur harapan
hidup dan angka kematian balita (Depkes Rl, 1991). OIeh karena itu, persalinan ibu
hams mendapatkan fasilitas dan partisifasi seperti tenaga profesional, pelayanan
kesehatan, partisipasi masyarakat setempat dan lainnya.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan berbagai Peraturan Menteri
Kesehatan dan menyusun Pedoman Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan Bayi
Baru Lahir di Puskesmas dan jaringannya. Di antara Peraturan MENKES
tersenut. yaitu ; Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual. Dan juga Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun
2014 Tentang Upaya Kesehatan Anak.
Selain Peraturan-Peraturan MENKES tersebut ada juga Pedoman yang
dipergunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan, diantaranya Pedoman Asuhan Persalinan Normal (APN), Pedoman
Asuhan Bayi Baru Lahir, Pedoman Asuhan Keperawatan bagi Ibu dan Bayi, dan
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA).
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Tujuan
ANC yaitu memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehtan Ibu
dan Tumbuh Kembang Janin. Antenal Care sebagai salah satu upaya penapisan
awal dari faktor resiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) antenatal care selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya
resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka
kematian ibu dan memantau keadaan janin.
Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh seoranjg ibu hamil dapat
dilihat dari cakupan pelayanan antenatal, salah satunya yaitu cakupan
kunjungan antenatal yang kurang dari standar minimal. Cakupan pelayanan
antenatal dapat dipantau melalui cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal
sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan dan tidak tergantung
usia kehamilan (K1), sedangkan cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah
58 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Ibu hamil
dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal setidaknya sebanyak 4 kali.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, memperlihatkan bahwa data cakupan
antenatal care di Indonesia selama periode 3 tahun terakhir pada tahun 2010-
2013 yaitu tahun 2010 sebesar 92,7% dan tahun 2013 sebesar 95,2%. Cakupan
ANC pertama pada trimester 1 selama periode 3 tahun terakhir pada tahun
2010-2013 yaitu tahun 2010 sebesar 72,3% dan tahun 2013 81,3%. Cakupan K4
selama periode 3 tahun terakhir pada tahun 2010-2013 yaitu tahun 2010 sebesr
61,4% dan tahun 2013 sebesar 70,0%.
Untuk Kota Serang gambaran persentase cakupan pelayanan K1 dan K4
pada tahun 2010 - 2015 sebagaimana gambar berikut :
Gambar 4.0
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL DI KOTA SERANG TAHUN 2010 - 2015
Dari gambar diatas terlihat bahwa cakupan pelayanan K1 dan K4 ibu
hamil di Kota Serang bersifat fluktuatif, cakupan K1 dan K4 terbanyak yaitu
pada tahun 2012 sebesar 105% untuk cakupan K1 dan 75% untuk cakupan K4,
dan cakupan K1 terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 94% untuk cakupan
K1 dan 72% untuk cakupan K4. Bila dibandingkan dengan target nasional 90%,
Kota Serang belum mencapai target tersebut. Untuk itu diperlukan upaya-
upaya yang lebih komprehensif serta berhasil guna untuk meningkatkan
59 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
cakupan K4 tersebut pada masa-masa mendatang. Data cakupan kunjungan ibu
hamil K1 dan K4 menurut Puskesmas tahun 2015 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 4.1
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 dan K4 IBU HAMIL DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Dari gambar diatas, cakupan pelayanan K1 tahun 2015 di Kota Serang
sebesar 93% dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas Banjar Agung sebesar
104,2% dan cakupan terendah adalah Puskesmas Pancur sebesar 80,1%.
Sedangkan cakupan pelayanan K4 tahun 2015 di Kota Serang sebesar 71,3%
dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas Unyur sebesar 90,3% dan cakupan
terendah adalah Puskesmas Curug sebesar 50,9%.
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi
Kebidanan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi
kebidanan di fasilitas kesehatan telah dikaitan dengan kebijakan program
pelayanan kesehatan dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).
Bahkan menjadi salah satu pesan kunci Making Pregnancy Safer dalam upaya
mempercepat penurunannya. Para ahli kesehatan ibu telah sepakat bahwa
kehadiran tenaga kesehatan selama persalinan dan periode awal postpartum,
merupakan kunci yang penting untuk mengurangi kematian ibu. Menurut
60 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
WHO tahun 2008 persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang terlatih
terbukti dapat mengurangi resiko kematian ibu.
Persalinan di fasilitas-fasilitas kesehatan dengan perlengkapan dan
tenaga yang siap menolong sewaktu-waktu terjadi komplikasi persalinan.
Minimal di fasilitas kesehatan kesehatan seperti Puskesmas yang mampu
memberikan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED),
dipahami belum seluruh Puskesmas mampu untuk memberikan pelayanan
dasar tersebut, minimal pada saat ibu melahirkan di Puskesmas terdapat tenaga
yang dapat segera merujuk jika terjadi komplikasi.
Pertolongan persalinan memenuhi 4 kaidah pilar Safe Motherhood, yang
salah satunya adalah persalinan bersih dan aman serta ditolong oleh tenaga
kesehatan yang terampil. Perlu diwaspadai adanya resiko infeksi dikarenakan
paparan lingkungan yang tidak bersih, alas persalinan yang tidak bersih, serta
alat dan tangan penolong yang tidak bersih karena morbilisasi dari pusat
pelayanan kesehatan ke rumah ibu. Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun
2009, tujuan persiapan persalinan aman adalah agar ibu hamil dan keluarga
tergerak merencanakan tempat dan penolong persalinan yang aman. Dan tahun
2011 Kemenkes mengatakan bahwa persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan
dan di tolong oleh tenaga kesehatan.
Perkembangan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
dapat Berdasarkan data Profil kesehatan Indonesia tahun 2011; cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan
sejak tahun 2008 sampai tahun 2011 cenderung mengalami peningkatan.
Bahkan pada tahun 2011 cakupan pertolongan persalinan oleh petugas
kesehatan di Indonesia telah mencapai 88,38 %. Akan tetapi, meningkatnya
cakupan penolong kelahiran oleh tenaga kesehatan di Indonesia belum
diimbangi dengan peningkatan jumlah persalinan di sarana pelayanan
kesehatan.
Perkembangan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
untuk Kota Serang pada tahun 2015 dapat terlihat pada gambar dibawah ini:
61 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Gambar 4.2 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH TENAGA KESEHATAN DI KOTA SERANG TAHUN 2010-2015
Dilihat dari gambar diatas, cakupan pelayanan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan dari tahun 2010 s/d 2012 mengalami peningkatan, dari
jumlah 80.79% tahun 2010 dan naik 97.5% pada tahun 2012. Tetapi terjadi
penurunan di tahun 2013 menjadi 86% dan naik sedikit pada tahun 2014
menjadi 91% dan turun kembali pada tahun 2015 menjadi 86.1%.
Sedangkan gambaran cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
berdasarkan Puskesmas tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH TENAGA KESEHATAN BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG TAHUN 2015
62 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Berdasarkan gambar diatas, dapat terlihat bahwa cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan berdasarkan Puskesmas cakupan
tertinggi adalah Puskesmas Rau sebesar 100.2% dan cakupan terendah adalah
Puskesmas Curug 66.3 %.
c. Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi
Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi mendorong
Pemerintah dengan instansi terkait untuk melakukan program-program yang
terkait dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pemerintah menetapkan
kebijakan penempatan bidan di desa dengan tujuan utama untuk meningkatkan
kualitas dan pemerataan pelayanan antenatal. Puskesmas merupakan
penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama, meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan
pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Peran Pusat Kesehatan
Masyarakat, bukan saja penanganan persalinan normal saja tetapi juga
diupayakan pemberdayaan pelayanan gawat darurat tingkat primer yaitu
penyediaan Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
(PONED), Pelayanan Kegawatdaruratan Dasar merupakan keharusan bagi
keperluan pelayanan rujukan primer, alasannya adalah pada wilayah yang sulit
terhadap akses ke pusat pelayanan rujukan, geografi dan transportasi
yangterbatas yang sulit dijangkau maka Puskesmas PONED merupakan
fasilitas satu-satunya yang paling mungkin dijangkau. Selain pelayanan tingkat
primer juga tersedia pelayanan di jenjang rujukan Rumah Sakit PONEK
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komperhensif).
Indikasi untuk melakukan tindakan dan rujukan Risti segera pada
persalinan, diantaranya adalah Perdarahan pervaginam selain lendir bercampur
darah (show), kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan), ketuban pecah
(lebih dari 24 jam). Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi temperature >38ºC,
nyeri abdomen, cairan ketuban berbau, tekanan darah lebih dari 160/110
dan/atau protein dalam urin (pre-eklampsia berat) dan Hb kurang dari 8 gr%.
Ibu hamil risti yang dirujuk dan ditangani tahun 2015 di Kota Serang sebesar
1.705 orang (55.4%) dari jumlah keseluruhan bumil risti/ komplikasi sebesar
3.076 orang.
63 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Gambar 4.4 PERSENTASE CAKUPAN IBU HAMIL RISTI/ KOMPLIKASI DITANGANI
BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Dari gambar diatas, cakupan tertinggi ibu hamil risti/ komplikasi yang
ditangani adalah Puskesmas Serang Kota 85% ditangani, sedangakan cakupan
terendah adalah Puskesmas Walantaka 8% ditangani.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik
terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi
juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu,
perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak
tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu
meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup
yang kecil.
Yang termasuk neonatus tinggi yaitu diantaranya sebagai berikut :
BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan
teratur pada saat lahir
Sindrom, gangguan pernafasan
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan
mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme hem yaitu
bilirubin.
64 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Neonatal risti/ komplikasi yang ditangani adalah neonatal risti/ komplikasi
yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan terlatih, dokter dan bidan di
Polindes, Puskesmas, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit. Jumlah kasus neonatal
risti yang telah dirujuk dan ditangani tahun 2015 adalah sebesar 408 orang.
Berikut gambaran kasus neonatal risti/ komplikasi yang ditangani.
Gambar 4.5 JUMLAH NEONATAL RISTI/ KOMPLIKASI DITANGANI BERDASARKAN PUSKESMAS
DI KOTA SERANG TAHUN 2015
d. Pelayanan Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga
kesehatan. Menurut Kemenkes tahun 2010 untuk deteksi dini komplikasi pada
ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dan
meningkatkan cakupan Keluarga Berencana pasca persalinan dengan
melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu
yaitu ;
1. Kunjungan nifas pertama (KF1) 6 jam sampai 3 hari setelah persalinan;
2. Kunjungan nifas ke dua (KF2) pada minggu ke dua setelah persalinan;
dan
3. Kunjungan nifas ke tiga (KF3) dilakukan minggu ke enam setelah
persalinan
65 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Menurut Kemenkes tahun 2012 keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas
diukur melalui indikator cakupan pelaynan kesehatan ibu nifas (cakupan kf-3).
Pada ibu nifas diperlukan adanya deteksi dini yaitu kunjungan ibu nifas
minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu:
Di Indonesia cakupan kunjungan kesehatan ibu nifas pada tahun 2009 adalah
71,54% dan pada tahun 2011 adalah sebesar 76,96%. Sementara target cakupan
kunjungan ibu nifas pada tahun 2015 adalah 90%.
Tujuan asuhan pelayanan nifas adalah memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin selama
kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal serta optimalisasi kembalinya
kesehatan reproduksi ibu secara wajar. Gambar berikut menunjukan cakupan
pelayanan kesehatan ubu Nifas tahun 2015 berdasarkan Puskesmas di Kota
Serang.
Gambar 4.6
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS BERDASARKAN PUSKESMAS
DI KOTA SERANG TAHUN 2015
66 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
e. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai
standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada
neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir, baik di
fasilitas maupun melalui kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan bayi adalah
pelayanan kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan
kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan
setelah bayi lahir.
Tujuannya resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam
pertama kehidupannya, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat di
anjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan tersebut selama 24 jam
setelah kelahirannya.
Berikut gambaran lengkap cakupan kunjungan neonatus pada tahun 2015
berdasarkan Puskesmas :
Gambar 4.7 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS
BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG TAHUN 2015
f. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Program Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia mengalami
suatu keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa
indikator pelayanan KB yaitu angka kesertaan ber-KB (Contraceptive
Prevalence Rate =CPR) dan unmet need. Kedua indikator merupakan indikator
tambahan pada tujuan kelima Millenium Development Goals (MDGs) 2015
67 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
yaitu peningkatan kesejahteraan ibu dimana indikator utamanya adalah
persalinan oleh tenaga kesehatan yang dihubungkan dengan Angka Kematian
Ibu (AKI). Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, maka
akan semakin rendah angka kematian ibu. Oleh karena itu, peningkatan
pelayanan KB tidak semata-mata untuk pengendalian penduduk namun akan
berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi (Kemenkes RI,
2014).
Upaya peningkatan pelayanan KB khususnya pasca persalinan dinilai
merupakan strategi yang tepat karena beberapa hal. Pertama, cakupan
pelayanan Antenatal Care (ANC) dan cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan sudah cukup tinggi (K1 : 92,7%; K4 : 61,4%; dan Pn : 82,2%,
berdasarkan data Riskesdas 2013). Kedua, dalam Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan RI 2010-2014, salah satu substansi intinya adalah
“Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik
pemerintah dan swasta selama 2010-2014”.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
bahwa kontrasepsi yang banyak digunakan adalah suntik (31,9%), pil (13,6%),
AKDR (3,9%), MOW (3,2%), kondom (1,8%) dan MOP (0,2%).
Cakupan pelayanan KB pasca persalinan masih belum menggembirakan.
Cakupan KB pasca persalinan dan pasca keguguran dibandingkan dengan
cakupan peserta KB Baru masih sebesar 13,27%. Capaian tersebut masih
didominasi oleh non MKJP yaitu suntikan (52,49%) dan pil (18,95%), sementara
capaian MKJP implan (8,08%), IUD (14,06%), MOW (3,27%) dan MOP (0,02%).
Pelayanan KB pasca persalinan belum tersosialisasi dengan baik disebabkan
persepsi tentang metode KB pasca persalinan belum sama dan belum masuknya
cakupan KB pasca persalinan dalam laporan rutin KIA (Kemenkes RI, 2014).
Dalam hubungannya dengan alat kontrasepsi tersebut terdapat seorang
akseptor yang menggunakan KB. Dimana Akseptor KB itu sendiri adalah
peserta program keluarga berencana Pasangan Usia Subur (PUS) dimana salah
seorang dari keduanya menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk
tujuan pencegahan kehamilan baik melalui program keluarga berencana
ataupun Nonprogram
68 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Sedangkan Pasangan Usia Subur PUS) yang menjadi Akseptor KB adalah
pasangan suami istri yang saat ini hidup bersama baik bertempat tinggal resmi
dalam satu rumah ataupun tidak, dimana usia istri antara 15-49 tahun. WUS
(Wanita Usia Subur) adalah wanita yang berusia antara <20 - >30/35 tahun baik
yang sudah berkeluarga ataupun tidak dan masih produktif.
Jumlah PUS di Kota Serang tahun 2015 tercatat 109.346 orang. Dari
jumlah PUS tersebut, yang menjadi peserta KB baru sebanyak 3.650 (3.3%) dan
peserta KB aktif sebanyak 74.476 orang (68.1%). Cakupan KB aktif sudah
mencapai target nasional, yaitu 20,5% untuk Target nasional peserta KB aktif
MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang).
Berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan peserta KB aktif 15.328
akseptor memilih metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implan,
sedangkan 59.148 akseptor memilih metode kontrasepsi jangka pendek seperti
suntik, pil, dan kondom. Data lengkap tentang metode kontrasepsi dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.8 PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN KB BARU
DI KOTA SERANG TAHUN 2015
g. Pelayanan Imunisasi
Imunisasi bertujuan untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan
seseorang terhadap penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang dahulu masih
menjadi masalah besar bagi. Negara maju saat ini telah dapat ditekan serendah-
rendahnya. Namun bagi Negara berkembang penyakit infeksi masih menjadi
69 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
masalah utama. Indonesia saat ini dalam masa transisi, di satu pihak penyakit
infeksi masih menjadi masalah utama dan merupakan penyebab kematian yang
tinggi sedangkan di lain pihak penyakit non infeksi sudah menunjukkan
peningkatan dan mulai menjadi masalah yang sulit untuk dipecahkan.
Pemberian imunisasi pada bayi dan anak tidak hanya memberikan
pencegahan tetapi juga memberikan dampak yang jauh lebih luas karena akan
mencegah terjadinya penularan yang lebih banyak. Dengan peningkatan
imunisasi dijadikan sebagai salah satu program pemerintah dalam pencegahan
penyakit. Program imunisasi dikatakan efektif atau bisa memberikan dampak
penurunan penyakit apabila cakupan tinggi dan mutu pelayanannya terjaga
sesuai standar termasuk penanganan rantai dingin.
Strategi operasional pencapaian cakupan tinggi dan merata itu berupa
pencapaian UCI (Universal Child Imunization). Bayi dengan status imunisasi
tidak lengkap di desa yang tidak mencapai UCI dapat menimbulkan peluang
meningkatnya kejadian luar biasa suatu penyakit yang dapat dicegah dengan
imuniasi.
Kegiatan Imunasasi merupakan salah satu kegiatan prioritas
Kementerian Kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen Pemerintah
untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs) khususnya untuk
menurunkan angka kematian pada anak.
Sesuai dengan Keputusan Menkes RI dan Riskesdas (2010) menyatakan
UCI adalah suatu keadaaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada
semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun). Pertumbuhan pencapaian
Desa/Kelurahan UCI selama ini belum secara merata mencapai 100% bahkan
masih banyak yang belum mencapai target. Karena itu pemeritah melakukan
Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization 2010-
2014 (GAIN UCI 2010-2014) yang merupakan upaya percepatan pencapaian
UCI di seluruh desa/kelurahan pada tahun 2014 melalui suatu gerakan yang
dilaksanakan oleh pemerintah bersama seluruh masyarakat dan berbagai pihak
terkait secara terpadu di semua tingkat administrasi.
Pencapaian UCI pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap
cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap
dengan ditunjukkan pada cakupan imunisasi campak. Bila cakupan UCI
70 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu (desa), hal ini berarti dalam wilayah
tersebut dapat diprediksi tingkat kekebalan masyarakat terhadap penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
Cakupan UCI di Kota Serang tahun 2015 sebesar 63.64% dan belum
mencapai target nasional 80%. Berikut gambaran UCI di Kota Serang tahun
2010 – 2015.
Gambar 4.9 CAKUPAN DESA/ KELURAHAN UCI DI KOTA SERANG TAHUN 2010 – 2015
Dari gambar diatas, dapat terlihat bahwa cakupan UCI tahun 2015
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 tetapi secara keseluruhan
dari tahun 2010 – 2015 mengalami penurunan. Penyebab utama rendahnya
pencapaian UCI tersebut menurut Kementerian Kesehatan adalah rendahnya
akses pelayanan dan tingginya angka drop out. Hal ini antara lain terjadi karena
tempat pelayanan imunisasi yang jauh dan sulit terjangkau, jadwal pelayanan
tidak teratur dan tidak sesuai dengan kegiatan masyarakat, kurangnya tenaga,
tidak tersedianya kartu imunisasi (Buku KIA), rendahnya kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang manfaat, serta waktu pemberian imunisasi.
Selain faktor budaya dan pendidikan serta kondisi social ekonomi ikut
mempengaruhi pencapaian UCI Desa/Kelurahan.
Upaya peningkatan kualitas imunisasi dilaksanakan melalui kampanye,
peningkatan kemampuan petugas imunisasi, kualitas penyimpanan vaksin dan
sweeping sasaran. Berdasarkan laporan pada tahun 2015, cakupan pelayanan
71 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
imunisasi DPT, HB, dan Campak pada bayi dapat terlihat pada gambar
dibawah ini :
Gambar 4.10 CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DAN CAMPAK PADA BAYI
BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Gambar 4.11 CAKUPAN POLIO 4a DAN DPT-HB3/DPT-HB-Bib3
PADA BAYI BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA SERANG TAHUN 2015
h. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
72 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa
yang bias dilakukan secara perseorangan maupun secara kelompok dengan
meminta pertolongan.
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di
Rumah Sakit, Klnik, Puskesmas, Posyandu, Keluarga Binaan dan Masyarakat
Binaan. Penyuluhan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi,
seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan social
ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan
sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya. Penyuluhan kesehatan pada
sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu hamil, kelompok ibu
yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang rawan terhadap
masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada di berbagai
instansi pelayanan kesehatan seperti anak, sekolah, pekerja dalam perusahaan
dan lain-lain.
Kegiatan penyuluhan kesehatan di Kota Serang tahun 2015 sebanyak 619
kegiatan penyuluhan kelompok dan 252 kegiatan penyuluhan massa. Pelaksana
kegiatan penyuluhan adalah Puskesmas, Rumah Sakit maupun Dinas
Kesehatan.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG
1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan tempat penyediaan layanan kesehatan untuk
masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor
983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan
bahwa : ”Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan”. Menurut WHO rumah sakit adalah keseluruhan dari organisasi dan
medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat
baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau
pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat
pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.
73 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan produk jasa yang
diberikan pihak Rumah Sakit kepada kliennya. Pelayanan kesehatan yang
diberikan Rumah Sakit merupakan salah satu tolak ukur dari kualitas Rumah
Sakit tersebut. Dengan hasil akhir (out come) dapat memberi kepuasan
terhadap kliennya. Manajemen Out Come adalah proses mengumpulkan,
menganalisis, mengevaluasi dan menyebarluaskan hasil proses pengobatan
atau prosedur untuk memperbaiki dampak akhir layanan kesehatan melalui
upaya kerjasama.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan
kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
2. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Kementerian
Kesehatan RI bahwa Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja.
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas merupakan pelayanan
yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan
tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan
dalam kandungan sampai tutup usia.
Tujuan Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
74 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi Pelayanan
Kesehatan Perorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Pada tahun 2015 jumlah masyarakat yang telah memanfaatkan
pelayanan rawat jalan di Puskesmas sebanyak 15.0562 orang dari jumlah
penduduk 618.802 dengan cakupan kunjungan rawat jalannya 24,3%. Jika
dibandingkan dengan pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.12
JUMLAH KUNJUNGAN DAN RAWAT JALAN DI KOTA SERANG TAHUN 2015
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa masyarakat Kota Serang
sebagian besar lebih memilih memanfaatkan Puskesmas untuk mendapatkan
pelayanan rawat jalan.
3. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau factor yang dapat
75 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan
kesahatan, khususnya bagi kepentingan preventif dan kuratif, bahkan promotif
dan rehabilitatif. Laboratorium klinik terdiri dari laboratorium klinik umum
dan khusus. Laboratorium klinik umum melaksanakan pelayanan pemeriksaan
di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik &
imunologi klinik serta bidang lainnya, sedangkan laboratorium klinik khusus
hanya melaksanakan pelayanan satu bidang pemeriksaan khusus (misalnya;
khusus mikrobiologi, parasitologi, patologi anatomi dll) dengan kemampuan
pemeriksaan tertentu.
Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, dan pengobatan, serta pemulihan kesehatan. Penyelenggara sarana
laboratorium kesehatan bisa dilakukan oleh Pemerintah (pusat/daerah) atau
swasta, baik secara perseorangan atau berbadan hukum sesuai dengan
persyaratan jenis dan fungsi laboratorium yang diatur berdasarkan Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah. Dalam penyelenggaraan pelayanan
laboratorium kesehatan ini Pemerintah telah mengeluarkan peraturan
Kementerian Kesehatan RI No.411/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Laboratorium Klinik dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 Tentang Laboratorium Kesehatan.
4. Klasifikasi Rumah Sakit dalam Pelayanan Kesehatan Spesialistik
Dasar
Berdasarkan bentuk pelayanan, rumah sakit dibedakan jenisnya, yaitu
rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah tempat
pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan spesialistik,
pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi, dan pelayanan perawatan
secara rawat jalan dan rawat inap. Rumah sakit khusus adalah tempat
pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik tertentu,
pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi, dan pelayanan perawatan
secara rawat jalan dan rawat inap.
76 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Rumah Sakit Umum Pemerintah diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan :
a) Rumah Sakit kelas A
Rumah Sakit tipe ini memiliki pelayanan medik spesialis luas dan sub
spesialis luas.
b) Rumah Sakit kelas BII
Rumah Sakit tipe ini memiliki pelayanan medik spesialis luas dan sub
spesialis terbatas.
c) Rumah Sakit kelas BI
Rumah Sakit tipe ini minimal memiliki 11 (sebelas) macam pelayanan
medik spesialistik.
d) Rumah Sakit kelas C
Rumah Sakit tipe ini minimal memiliki 4 (empat) macam pelayanan
medic spesialistik dasar.
e) Rumah Sakit kelas D
Rumah Sakit tipe ini minimal memiliki pelayanan medik dasar
Sedangkan untuk Rumah Sakit umum swasta, Klasifikasi Rumah Sakit umum
swasta, yaitu :
a) Rumah Sakit umum tingkat utama
Rumah Sakit tipe ini memiliki pelayanan medik umum, spesialistik, dan
subspesialistik.
b) Rumah Sakit umum tingkat madya
Rumah Sakit tipe ini minimal memiliki 4 (empat) pelayanan medik
spesialistik.
c) Rumah Sakit umum tingkat pratama
Rumah sakit tipe ini memiliki pelayanan medik umum.
77 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
5. Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan
Pencapaian ketersediaan obat esensial, obat generik dan penulisan obat
generik di Kota Serang pada tahun 2015 terangkum pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.13
CAPAIAN KETERSEDIAAN OBAT SESUAI KEBUTUHAN DI KOTA SERANG TAHUN 2015
NO INDIKATOR PROGRAM TARGET CAPAIAN
1 Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan 100% 100%
2 Pengadaan Obat Essensial 100% 100%
3 Pengadaan Obat Generik 100% 100%
4 Persentase Penulisan Obat Generik 100% 100%
78 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang mendukung
berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan. Puskesmas sebagai penyedia
pelayanan kesehatan kepada masyarakat ditutut untuk bertanggung jawab
terhadap keandalan, keakurasian, dan keamanan sarana dan prasarana yang
digunakan. Sesuai perkembangannya maka pengelolaan mutu fasilitas sarana
dan prasarana menjadi sangat penting.
Adapun kondisi sarana kesehatan di Kota Serang pada tahun 2015
seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.0 SARANA KESEHATAN DI KOTA SERANG TAHUN 2015
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH
1 Rumah Sakit
a. Rumah Sakit Umum 5
b. Rumah Sakit Khusus 2
2 Puskesmas
a. Puskesmas Perawatan 6
b. Puskesmas Non Perawatan 10
3 Puskesmas Pembantu 14
4 Puskesmas Keliling 6
5 Poskesdes 19
6 Desa Siaga 19
7 Posyandu 605
8 Polindes 3
9 Posbindu 0
10 Balai Pengobatan/ Klinik 67
79 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
1. Puskesmas
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Sampai dengan tahun 2015, jumlah Puskesmas di Kota Serang sebanyak 16
Puskesmas yang terdiri dari 6 Puskesmas Perawatan dan 10 Puskesmas Non
Perawatan yang tersebar di 6 Kecamatan.
2. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2012, khususnya
sub-sistem pemberdayaan masyarakat. Salah satu tujuan SKN adalah
terwujudnya upaya pemberdayaan perorangan, keluarga, masyarakat, dan
pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan pada hakekatnya merupakan
fokus dari pembangunan kesehatan.
Prinsip pemberdayaan masyarakat berbasis masyarakat terdapat unsur edukatif
dan kemandirian, memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat
dan memilih pelayanan kesehatan dan prinsip kemitraan dan gotong royong.
Oleh karena itu terbentuklah berbagai Upaya Kesehatan yang Berbasis
Masyarakat (UKBM).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006, bahwa
Pembentukan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) bertujuan
untuk membantu masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.
UKBM dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh dari, untuk
dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas
sektor dan lembaga terkait lainnya. Posyandu merupakan salah satu bentuk
UKBM yang memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu
dan bayi.
80 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), antara lain
Posyandu, Polindes, Desa Siaga, dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
a. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
Istilah Posyandu yang dikenal sebagai Pos Pelayanan Terpadu
adalah suatu tempat yang kegiatannya tidak dilakukan setiap hari
melainkan satu bulan sekali diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan
dan terdiri dari beberapa pelayanan kesehatan yaitu:
1) Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita
2) Pelayanan Imunisasi
3) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Pelayanan Ibu berupa
pelayanan ANC (Antenatal Care), kunjungan pasca persalianan
(Nifas) sementara Pelayanan Anak berupa Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita dengan maksud
menemukan secara dini kelainan-kelainan pada balita dan
melakuk an intervensi segera.
4) Pecegahahan dan Penanggulangan diare Dan Pelayanan
Kesehatan lainnya.
Untuk memantau perkembangan Posyandu maka Posyandu
dikelompokkan dalam 4 strata yaitu Pratama, Madya, Purnama dan
Mandiri. Disebut Posyandu Mandiri adalah apabila jumlah kadernya 5
orang dan aktif, frekuensi kegiatan 12 kali/ tahun (ada kegiatan setiap
bulannya), cakupan 5 program dasar > 50%, ada program tambahan dan
ada dana sehat/ dana bersumber dari swadaya masyarakat.
Jumlah Posyandu di Kota Serang sebanyak 605 unit yang terdiri dari
Posyandu Pratama 275 unit (45.45%), Posyandu Madya 189 unit (31.24%),
Posyandu Purnama 95 unit (15.70%), dan Posyandu Mandiri 46 unit
(7.60%). Sedangkan Posyandu aktif sebanyak 141 unit (23.31%) dari
81 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
jumlah Posyandu yang ada di Kota Serang, dan rasio Posyandu per 0,95
balita sebesar 0,9.
b. Polindes (Pondok Bersalin Desa)
Polindes (Pondok Bersalin Desa) adalah Suatu tempat atau lembaga
dalam Upaya Kesehatan bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang
didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah sebagai kelengkapan
dari pembangunan kesehatan masyarakat untuk memberikan pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana yang dikelola
oleh Bidan Desa (Bides) bekerjasama dengan dukun bayi dibawah
pengawasan Dokter Puskesmas setempat.
Pada tahun 2015 di Kota Serang terdapat 3 unit Polindes disetiap
desa dengan harapan akses pelayanan kesehatan masyarakat akan
meningkat dan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat akan
lebih optimal.
c. Desa Siaga dan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)
Dalam perkembangan pemberdayaan masyarakat sampai dewasa
ini, telah tumbuh dan berkembang berbagai Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Salah satu UKBM yang
berkembang diantaranya Poskesdes. Untuk lebih memantapkan
penyelenggaraan berbagai UKBM yang ada di desa, perlu dikembangkan
suatu bentuk UKBM yang dapat berfungsi mengkoordinasi UKBM yang
ada. Fungsi koordinasi diperlukan, agar penyelenggaraan UKBM
tersebut dapat sinergis dalam upaya mewujudkan Desa Siaga.
Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, terutama bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara
mandiri. Dalam Kepmenkes No.564 tahun 2006 tentang pedoman
pelaksanaan pengembangan Desa Siaga disebutkan bahwa kriteria Desa
Siaga adalah memiliki minimal satu Poskesdes.
Poskesdes merupakan sarana pelayanan kesehatan yang berada di
Desa/ Kelurahan, merupakan pengembangan/ perluasan fungsi dari
Polindes dan jaringan Puskesmas dalam rangka mendekatkan akses
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Tujuan dari
82 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Poskesdes adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada
masyarakat dengan menempatkan tenaga bidan, pemberian pelayanan
kesehatan sesuai dengan kompetensi bidan untuk peningkatan
pelayanan kesehatan dasar. Ruang lingkup kegiatanPoskesdes yaitu
Promotif, Preventif, Kuratif.
Sampai dengan tahun 2015 terdapat 66 desa siaga di Kota Serang,
namun jumlah desa siaga yang aktif berjumlah 19 desa (28.788%)
sehingga jumlah Poskesdes di Kota Serang berjumlah 19 unit.
d. Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan
sarana pelayanan kesehatan adalah tersedianya sarana farmasi dan
perbekalan kesehatan.
B. TENAGA KESEHATAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar
masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara social dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum.
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
dalam melakukan upaya kesehatan. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN),
tenaga kesehatan merupakan pokok dari subsistem SDM kesehatan, yaitu
tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan
pelatihan, serta pendayagunaan kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Unsur utama dari subsistem ini adalah perencanaan,
pendidikan dan pelatihan, dan pendayagunaan tenaga kesehatan.
83 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas
harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas disamping
ketersediaan sumber daya yang lain. Hal yang penting diperhatikan dalam
pengadaan sumber daya manusia adalah jumlah, jenis, persebaran/ distribusi
tenaga kesehatan dan rasionya terhadap jumlah penduduk.
Sumberdaya manusia khususnya tenaga kesehatan merupakan faktor
penggerak utama dalam mencapai tujuan dan keberhasilan program
pembangunan kesehatan. Peningkatan kualitas SDM kesehatan dilaksanakan
melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
Jumlah tenaga kesehatan di Kota Serang pada tahun 2015 sebanyak 448
orang dengan proporsi terbesar adalah tenaga bidan 180 orang kemudian
tenaga perawat 88 orang dan tenaga medis 32 orang. Untuk Rincian Jumlah dan
Distribusi Tenaga Kesehatan Di Kota Serang dapat di buka pada Lampiran
Tabel 72 sampai tabel 80 profil kesehatan 2015
C. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan program dan kegiatan dibidang kesehatan di Kota Serang
diperoleh dari berbagai sumber diantaranya dana APBD II dan APBN yang
meliputi dana JKN, Dana Alokasi Khusus (DAK), , Tugas Pembantuan (TP)
serta Dana Bagi Hasil Pajak Rokok.
Sesuai dengan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun Anggaran 2015,
Dinas Kesehatan Kota Serang menetapkan 6 tujuan yang dibagi menjadi 9
sasaran stratejik. Selanjutnya sasaran stratejik tersebut diwujudkan dalam 18
Program dan 81 kegiatan dengan alokasi anggaran biaya sebesar
Rp. 73.507.914.273.- dengan realisasi sebesar Rp. 59.722.315.659,- atau sekitar
81,25 % tabel dibawah ini adalah gambaran anggaran yang diterima Dinas
Kesehatan Kota Serang pada tahun 2015:
84 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
Tabel 5.1 ANGGARAN KESEHATAN KOTA SERANG TAHUN 2015
NO SUMBER BIAYA
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 80.593.808.333 90.04
a. Belanja Langsung 49.872.693.729
b. Belanja Tidak Langsung 30.721.114.604
2 APBD PROVINSI 4.000.000.000 4.47
-APBD Provinsi 4.000.000.000
3 APBN : 4.913.448.068 5.49
- Dana Alokasi Umum (DAU)
0.00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 3,447.331.068 3.85
- Dana Dekonsentrasi
0.00
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota (BOK)
1,466.117.000 1.81
- Lain-lain (sebutkan)
0.00
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
0.00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 89.507.258.401
TOTAL APBD KAB/KOTA 1,113.721.551.297
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
7.24
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 144.646.04
85 Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015
BAB VI PENUTUP
Profil Kesehatan Kota Serang disusun berdasarkan hasil-hasil kegiatan
yang telah dilaksanakan selama tahun 2015 oleh Unit-Unit Kesehatan yang
dilaporkan secara berkala kepada Dinas Kesehatan Kota Serang serta instansi
terkait yang berada dalam wilayah Kota Serang. Berbagai peningkatan yang
telah dicapai sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, sejalan dengan
perbaikan kondisi umum serta keadaan sosial ekonomi masyarakat Kota
Serang.
Gambaran tersebut merupakan fakta yang layak dikomunikasikan, baik
kepada para pemimpin dan pengelola program kesehatan maupun kepada
instansi lintas sektor, serta kepada masyarakat umum di Kota Serang yang
disajikan dalam bentuk data dan informasi.
Oleh karena data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis
dalam pelaksanaan manajemen program kesehatan dan lintas sektor maka
penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai
bahan masukan dalam proses pengambilan keputusan dan penyusunan
rencana program.
Dibidang kesehatan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan
mempunyai saluran utama yaitu penyajian data dan informasi dalam buku
profil kesehatan.
Namun disadari bahwa dalam penyajian sampai saat ini belum dapat
memenuhi segala kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal. Hal
ini berimplikasi pada kualitas data yang disajikan dalam profil kesehatan ini
belum dapat memenuhi harapan semua pihak namun tetap dapat memberikan
gambaran umum dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan
perbaikan keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Oleh karena itu
dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kota Serang, perlu dicari
suatu terobosan dalam hal mekanisme pengumpulan data dan informasi secara
cepat dan akurat untuk mengisi ketidaktersediaan data khususnya yang
bersumber dari masing-masing pengelola program serta sektor terkait lainnya.
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 267 Km2
Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 66 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 317,501 301,301 618,802 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3.9 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2
2319.9 Jiwa/Km2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 50.6 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 105.4 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 6,565 6,604 13,353 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 1 0 1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 15 6 21 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 2 1 2 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 6 - 6 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 1 0 0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 7 1 8 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 1 0 1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 9 Ibu Tabel 6
B.2 Angka Kesakitan
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 363 256 619 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 58.64 41.36 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 109.96 81.77 96.24 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 556 428 984 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 168.42 136.70 152.98 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 4.57 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 17.73 10.82 14.17 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 89.20 90.46 89.70 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 5.54 4.15 4.98 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 94.74 94.61 94.68 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 0.61 1.60 1.09 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 32.69 28.33 30.56 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 7 2 9 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 9 13 22 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 2 5 7 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 1 3 4 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 64 39 103 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 20.16 12.94 16.65 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 7.77 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.97 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.16 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 2.30 1.59 1.96 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 166.67 64.29 95.00 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 26.87 26.47 26.73 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th - per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 2 1 3 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri 33 % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 3 3 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 33 % Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 92 117 209 Kasus Tabel 20
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 55.43 43.81 49.77 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 0.57 0.76 0.65 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.00 0.00 0.00 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 0.00 0.00 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 19.49 29.31 25.10 % Tabel 24
35 Persentase obesitas 18.70 20.86 20.13 % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0.86 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0.22 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 93 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 71.27 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 86.15 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 81.43 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 88.86 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 178.51 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 69.63 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 55.43 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 22.37 17.23 19.69 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 3.34 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 68.11 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1.05 1.14 1.09 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100.09 92.14 95.95 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 94.88 83.77 89.09 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif - - 18.55 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 29.76 23.00 26.24 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 81.82 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 82.78 75.89 79.19 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 68.64 61.01 64.66 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A - - 44.83 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A - - - % Tabel 44
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
61 Baduta ditimbang 30.47 33.97 32.18 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 1.73 1.59 1.65 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 31.90 36.91 34.34 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 56.20 58.12 57.14 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.90 0.90 0.90 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.00 100.00 100.00 %
Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0.49 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal - sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 100.00 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 100.00 100.00 100.00 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) - - - % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut - - - % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 34.52 51.71 44.08 % Tabel 52
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase
75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 54.63 % Tabel 53
76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan - - 21.65 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap - - - % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS - - - per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS - - - per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS - % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS - Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS - Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 56
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
87 Rumah Tangga ber-PHBS 51.99 % Tabel 57
C.4 Keadaan Lingkungan
88 Persentase rumah sehat 13.99 % Tabel 58
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 4.39 % Tabel 59
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 59.38 % Tabel 60
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 65.03 % Tabel 61
92 Desa STBM - % Tabel 62
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 98.30 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 48.13 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 101.95 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik 80.99 % Tabel 65
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 5.00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 2.00 RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67
98 Jumlah Apotek - Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 57.14 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 605.00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 23.31 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 0.88 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 19.00 Poskesdes Tabel 70
Polindes 3.00 Polindes Tabel 70
Posbindu - Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 19.00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 28.79 % Tabel 71
D.2 Tenaga Kesehatan
106 Jumlah Dokter Spesialis - - - Orang Tabel 72
107 Jumlah Dokter Umum 6.00 17.00 23.00 Orang Tabel 72
108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 3.72 per 100.000 penduduk Tabel 72
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 1.00 8.00 9.00 Orang Tabel 72
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 1.45 per 100.000 penduduk
111 Jumlah Bidan 180.00 Orang Tabel 73
112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 59.74 per 100.000 penduduk Tabel 73
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
113 Jumlah Perawat 22.00 66.00 88.00 Orang Tabel 73
114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 14.22 per 100.000 penduduk Tabel 73
115 Jumlah Perawat Gigi 1.00 8.00 9.00 Orang Tabel 73
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 1.00 13.00 14.00 Orang Tabel 74
117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 2.00 6.00 8.00 Orang Tabel 75
118 Jumlah Tenaga Sanitasi 4.00 5.00 9.00 Orang Tabel 76
119 Jumlah Tenaga Gizi 2.00 6.00 8.00 Orang Tabel 77
D.3 Pembiayaan Kesehatan
120 Total Anggaran Kesehatan 89,507,256,401.00 Rp Tabel 81
121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 7.24 % Tabel 81
122 Anggaran Kesehatan Perkapita 144,646.04 Rp Tabel 81
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KOTA SERANG
TAHUN 2015
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 CIPOCOK JAYA 31.54 0 8 8 93,081 19,976 4.66 2951.20
2 CURUG 49.60 0 10 10 49,181 50,464 0.97 991.55
3 KASEMEN 63.36 0 10 10 91,852 10,311 8.91 1449.68
4 SERANG 25.88 0 12 12 217,504 17,176 12.66 8404.33
5 TAKTAKAN 47.88 0 12 12 84,106 19,270 4.36 1756.60
6 WALANTAKA 48.48 0 14 14 83,078 39,997 2.08 1713.66
JUMLAH (KAB/KOTA) 266.7 0 66 66 618,802 157,194 3.94 2,320
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KECAMATANDESA KELURAHAN
DESA +
KELURAHAN
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0 - 4 34,941 33,513 68,454 104.26
2 5 - 9 32,470 30,613 63,083 106.07
3 10 - 14 31,702 29,951 61,653 105.85
4 15 - 19 31,372 30,372 61,744 103.29
5 20 - 24 30,671 28,744 59,415 106.70
6 25 - 29 28,195 26,701 54,896 105.60
7 30 - 34 27,338 26,773 54,111 102.11
8 35 - 39 25,547 24,802 50,349 103.00
9 40 - 44 22,725 20,438 43,163 111.19
10 45 - 49 17,753 16,060 33,813 110.54
11 50 - 54 13,417 11,696 25,113 114.71
12 55 - 59 9,288 8,298 17,586 111.93
13 60 - 64 5,476 5,181 10,657 105.69
14 65+ 6,606 8,159 14,765 80.97
JUMLAH 317,501 301,301 618,802 105.38
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 51
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KOTA SERANG
TAHUN 2015
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 250,090 237,175 487,265
2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF0 0.00
3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 0.00
b. SD/MI 0 0.00
c. SMP/ MTs 0 0.00
d. SMA/ MA 0 0.00
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0.00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0.00
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0.00
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 0.00
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0.00
Sumber: Kota Serang Dalam Angka 2013
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL
TABEL 4
KOTA SERANG
TAHUN 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 526 0 526 554 0 554 1,080 0 1,080
2 Banten Girang 350 0 350 271 0 271 621 0 621
3 Cipocok Jaya 177 0 177 124 0 124 301 0 301
4 Curug Curug 498 1 499 486 0 486 984 1 985
5 Kasemen Kasemen 487 0 487 433 0 433 920 0 920
6 Kilasah 431 1 432 440 2 442 871 3 874
7 Sawah Luhur 103 0 103 101 0 101 204 0 204
8 Serang Ciracas 331 0 331 311 1 312 642 1 643
9 Rau 592 0 592 672 0 672 1,264 0 1,264
10 Serang Kota 550 0 550 660 0 660 1,210 0 1,210
11 Singandaru 333 0 333 273 0 273 597 0 597
12 Unyur 625 1 626 585 0 585 1,210 1 1,211
13 Taktakan Taktakan 675 1 676 648 0 648 1,323 1 1,324
14 Pancur 259 0 259 204 0 204 456 0 456
15 Walantaka Walantaka 291 0 291 512 0 512 1,003 0 1,003
16 Kalodran 337 0 337 330 0 330 667 0 667
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,565 4 6,569 6,604 3 6,607 13,353 7 13,360
0.6 0.5 0.5
Sumber: Bidang Binkesmas
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMASHIDUP
PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MATI HIDUP + MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
JUMLAH KELAHIRAN
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Banten Girang 2 2 0 2 1 0 0 0 3 2 0 2
3 Cipocok Jaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Curug Curug 2 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0
5 Kasemen Kasemen 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
6 Kilasah 1 0 0 0 2 0 1 1 3 0 1 1
7 Sawah Luhur 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
8 Serang Ciracas 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
9 Rau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Serang Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Singandaru 1 2 1 3 0 0 0 0 1 2 1 3
12 Unyur 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
13 Taktakan Taktakan 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
14 Pancur 3 2 0 2 1 0 0 0 4 2 0 2
15 Walantaka Walantaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Kalodran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 15 6 1 7 6 0 1 1 21 6 2 8
2 1 0 1 1 0 0 0 2 0 0 1
Sumber: Bidang Binkesmas
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH KEMATIAN
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BAYIa BALITA BAYI
a ANAK
BALITABALITA NEONATAL
NO KECAMATAN PUSKESMAS
BALITA ANAK
BALITABAYI
a ANAK
BALITANEONATAL NEONATAL
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 1,080 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Banten Girang 621 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
3 Cipocok Jaya 301 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Curug Curug 984 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Kasemen Kasemen 920 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
6 Kilasah 871 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
7 Sawah Luhur 204 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
8 Serang Ciracas 642 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Rau 1,264 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
10 Serang Kota 1,210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Singandaru 597 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
12 Unyur 1,210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
13 Taktakan Taktakan 1,323 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
14 Pancur 456 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
15 Walantaka Walantaka 1,003 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Kalodran 667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13,353 0 2 1 3 0 0 0 0 0 4 2 6 0 6 3 9
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
Sumber: Bidang Binkesmas
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
KEMATIAN IBU
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH LAHIR
HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL
TABEL 7
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 16,539 15,284 31,823 7 50.00 7 50.00 14 14 58.33 10 41.67 24 0 0.00
2 Banten Girang 24,729 23,867 48,596 17 65 9 34.62 26 26 62 16 38.10 42 1 2.38
3 Cipocok Jaya 7,230 6,904 14,134 6 40 9 60.00 15 7 41 10 58.82 17 0 0.00
4 Curug Curug 26,758 24,864 51,622 39 66 20 33.90 59 56 60 38 40.43 94 5 5.32
5 Kasemen Kasemen 23,863 22,113 45,976 21 57 16 43.24 37 56 55 45 44.55 101 2 1.98
6 Kilasah Kilasah 21,262 19,631 40,893 31 66 16 34.04 47 37 64 21 36.21 58 0 0.00
7 Sawah Luhur 4,857 4,445 9,302 9 75 3 25.00 12 11 69 5 31.25 16 0 0.00
8 Serang Ciracas 14,798 14,850 29,648 4 36 7 63.64 11 5 36 9 64.29 14 0 0.00
9 Rau 28,211 27,072 55,283 35 56 28 44.44 63 45 54 38 45.78 83 5 6.02
10 Serang Kota 28,504 27,344 55,848 44 61 28 38.89 72 67 59 46 40.71 113 9 7.96
11 Singandaru 16,221 15,107 31,328 23 56 18 43.90 41 26 49 27 50.94 53 5 9.43
12 Unyur 28,454 27,315 55,769 32 56 25 43.86 57 35 53 31 46.97 66 2 3.03
13 Taktakan Taktakan 31,347 29,288 60,635 31 49 32 50.79 63 33 45 40 54.79 73 3 4.11
14 Pancur 13,715 12,960 26,675 20 61 13 39.39 33 23 59 16 41.03 39 1 2.56
15 Walantaka Walantaka 25,713 24,885 50,598 36 64 20 35.71 56 96 62 60 38.46 156 12 7.69
16 Kalodran 17,917 17,158 35,075 8 62 5 38.46 13 19 54 16 45.71 35 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 330,118 313,087 643,205 363 59 256 41 619 556 57 428 43 984 45 5
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 109.96 81.77 96.24
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 168.42 136.70 152.98
Sumber: Bidang P2PL
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 618802
JUMLAH SELURUH
KASUS TB
L PL+P
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS TB ANAK
0-14 TAHUNNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+
L PL+P
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 63 68 131 7 7 14 11.11 10.29 10.69
2 0 Banten Girang 118 109 227 17 9 26 14.41 8.26 11.45
3 0 Cipocok Jaya 18 13 31 6 9 15 33.33 69.23 48.39
4 Curug Curug 276 273 549 39 20 59 14.13 7.33 10.75
5 Kasemen Kasemen 161 158 319 21 16 37 13.04 10.13 11.60
6 Kilasah Kilasah 92 92 184 31 16 47 33.70 17.39 25.54
7 0 Sawah Luhur 14 13 27 9 3 12 64.29 23.08 44.44
8 Serang Ciracas 12 18 30 4 7 11 33.33 38.89 36.67
9 0 Rau 198 200 398 35 28 63 17.68 14.00 15.83
10 0 Serang Kota 159 163 322 44 28 72 27.67 17.18 22.36
11 0 Singandaru 150 146 296 23 18 41 15.33 12.33 13.85
12 0 Unyur 213 292 505 32 25 57 15.02 8.56 11.29
13 Taktakan Taktakan 210 194 404 31 32 63 14.76 16.49 15.59
14 0 Pancur 39 49 88 20 13 33 51.28 26.53 37.50
15 Walantaka Walantaka 289 365 654 36 5 41 12.46 1.37 6.27
16 0 Kalodran 35 28 63 8 8 22.86 0.00 12.70
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,047 2,181 4,228 363 236 599 17.73 10.82 14.17
Sumber: Bidang P2PL
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
% BTA (+)
TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS
SUSPEK
TABEL 9
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 7 3 10 7 100.00 3 100.00 10 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
2 0 Banten Girang 9 6 15 8 88.89 5 83.33 13 86.67 0 0.00 0 0.00 0 0.00 88.89 83.33 86.67 1 1 2
3 0 Cipocok Jaya 10 7 17 8 80.00 7 100.00 15 88.24 2 20.00 0 0.00 2 11.76 100.00 100.00 100.00 0 0 0
4 Curug Curug 28 26 54 25 89.29 26 100.00 51 94.44 0 0.00 0 0.00 0 0.00 89.29 100.00 94.44 1 0 1
5 Kasemen Kasemen 46 21 67 46 100.00 21 100.00 67 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
6 Kilasah Kilasah 19 16 35 8 42.11 10 62.50 18 51.43 4 21.05 3 18.75 7 20.00 63.16 81.25 71.43 0 0 0
7 0 Sawah Luhur 11 1 12 8 72.73 1 100.00 9 75.00 1 9.09 0 0.00 1 8.33 81.82 100.00 83.33 0 0 0
8 Serang Ciracas 6 7 13 5 83.33 4 57.14 9 69.23 1 16.67 1 14.29 2 15.38 100.00 71.43 84.62 0 1 1
9 0 Rau 26 14 40 19 73.08 12 85.71 31 77.50 5 19.23 2 14.29 7 17.50 92.31 100.00 95.00 0 0 0
10 0 Serang Kota 45 21 66 41 91.11 15 71.43 56 84.85 0 0.00 1 4.76 1 1.52 91.11 76.19 86.36 0 1 1
11 0 Singandaru 25 17 42 25 100.00 17 100.00 42 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
12 0 Unyur 32 29 61 32 100.00 29 100.00 61 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
13 Taktakan Taktakan 39 31 70 39 100.00 31 100.00 70 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
14 0 Pancur 10 13 23 10 100.00 13 100.00 23 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
15 Walantaka Walantaka 36 24 60 36 100.00 22 91.67 58 96.67 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 91.67 96.67 0 2 2
16 0 Kalodran 12 5 17 5 41.67 2 40.00 7 41.18 7 58.33 3 60.00 10 58.82 100.00 100.00 100.00 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 361 241 602 322 89.20 218 90.46 540 89.70 20 5.54 10 4.15 30 4.98 94.74 94.61 94.68 2 5 7
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 1 2 1
Sumber: Bidang P2PL
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
JUMLAH KEMATIAN
SELAMA PENGOBATAN
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L L + P
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
(COMPLETE RATE)
L P
BTA (+) DIOBATI
ANGKA KEBERHASILAN
PENGOBATAN
(SUCCESS RATE/SR)P L + P
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 2,473 2,387 4,860 247 239 486 38 15.36595 14 5.865103 52 10.69959
2 0 Banten Girang 1,654 1,528 3,182 165 153 318 243 146.9166 186 121.7277 429 134.8
3 0 Cipocok Jaya 723 690 1,413 72 69 141 27 37.3 16 23.2 43 30.4
4 Curug Curug 2,676 2,486 5,162 268 249 516 62 23.2 65 26.1 127 24.6
5 Kasemen Kasemen 2,386 2,211 4,597 239 221 460 32 13.4 28 12.7 60 13.1
6 0 Kilasah 2,126 1,963 4,089 213 196 409 30 14.1 24 12.2 54 13.20616
7 0 Sawah Luhur 486 445 931 49 45 93 8 16.5 7 15.7 15 16.1
8 Serang Ciracas 1,480 1,485 2,965 148 149 297 61 41.2 56 37.7 117 39.5
9 0 Rau 2,821 2,707 5,528 282 271 553 175 62.0 144 53.2 319 57.7
10 0 Serang Kota 2,850 2,737 5,587 285 274 559 114 40.0 65 23.7 179 32.0
11 0 Singandaru 1,622 1,511 3,133 162 151 313 67 41.3 56 37.1 123 39.3
12 0 Unyur 2,845 2,732 5,577 285 273 558 56 19.7 60 22.0 116 20.8
13 Taktakan Taktakan 3,135 2,929 6,064 314 293 606 89 28.4 89 30.4 178 29.4
14 0 Pancur 1,372 1,296 2,668 137 130 267 12 8.7 19 14.7 31 11.6
15 Walantaka Walantaka 2,571 2,489 5,060 257 249 506 37 14.4 30 12.1 67 13.2
16 0 Kalodran 1,792 1,716 3,508 179 172 351 28 15.6 28 16.3 56 16.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 33,012 31,312 64,324 3,301 3,131 6,432 1,079 32.68508 887 28.3278 1,966 30.56402
JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS
PNEUMONIA PADA BALITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P L + P
TABEL 11
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P
PROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+P
PROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+P L P L+P
PROPORSI
KELOMPOK
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 4 TAHUN 0 0 0 0.00 1 0 1 4.55 0 0 0 0 0 0 0.00
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.00 1 0 1 4.55 0 0 0 0 0 0 0.00
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0.00
4 20 - 24 TAHUN 1 0 1 11.11 0 1 1 4.55 0 0 0 0 1 1 25.00
5 25 - 49 TAHUN 6 2 8 88.89 7 11 18 81.82 2 4 6 1 2 3 75.00
6 50 TAHUN 0 0 0 0.00 0 1 1 4.55 0 1 1 0 0 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 7 2 9 9 13 22 2 5 7 1 3 4
PROPORSI JENIS KELAMIN 77.78 22.22 40.91 59.09 28.57 71.43 25.00 75.00
Sumber: Bidang P2PL
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
NO KELOMPOK UMUR
H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
TABEL 12
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Sumber: …………….. (sebutkan)
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
TERHADAP HIV
L P
POSITIF HIV
L + P L P L + P
JUMLAH PENDONOR
TABEL 13
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 16,539 15,284 31,823 354 327 681 299 84 266 81 565 83
2 Banten Girang 24,729 23,867 48,596 529 511 1,040 444 84 505 99 949 91
3 Cipocok Jaya 7,230 6,904 14,134 155 148 302 165 107 204 138 369 122
4 Curug Curug 26,758 24,864 51,622 573 532 1,105 420 73 452 85 872 79
5 Kasemen Kasemen 23,863 22,113 45,976 511 473 984 418 82 430 91 848 86
6 Kilasah Kilasah 21,262 19,631 40,893 455 420 875 855 188 813 194 1,668 191
7 Sawah Luhur 4,857 4,445 9,302 104 95 199 232 223 220 231 452 227
8 Serang Ciracas 14,798 14,850 29,648 317 318 634 181 57 183 58 364 57
9 Rau 28,211 27,072 55,283 604 579 1,183 423 70 411 71 834 70
10 Serang Kota 28,504 27,344 55,848 610 585 1,195 805 132 791 135 1,596 134
11 Singandaru 16,221 15,107 31,328 347 323 670 375 108 314 97 689 103
12 Unyur 28,454 27,315 55,769 609 585 1,193 672 110 712 122 1,384 116
13 Taktakan Taktakan 31,347 29,288 60,635 671 627 1,298 417 62 440 70 857 66
14 Pancur 13,715 12,960 26,675 294 277 571 223 76 228 82 451 79
15 Walantaka Walantaka 25,713 24,885 50,598 550 533 1,083 434 79 382 72 816 75
16 Kalodran 17,917 17,158 35,075 383 367 751 152 40 138 38 290 39
JUMLAH (KAB/KOTA) 330,118 313,087 643,205 7,065 6,700 13,765 6,515 92.2 6,489 96.8 13,004 94.5
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214
Sumber: Bidang P2PL
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
DIARE
JUMLAH TARGET PENEMUANDIARE DITANGANI
TABEL 14
KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 1 1 4 0 4 4 1 5
2 Banten Girang 0 0 0 1 1 2 1 1 2
3 Cipocok Jaya 0 0 0 1 1 2 1 1 2
4 Curug Curug 1 0 1 2 2 4 3 2 5
5 Kasemen Kasemen 0 0 0 4 0 4 4 0 4
6 Kilasah Kilasah 1 0 1 11 4 15 12 4 16
7 Sawah Luhur 0 0 0 1 1 2 1 1 2
8 Serang Ciracas 1 0 1 2 1 3 3 1 4
9 Rau 2 3 5 5 2 7 7 5 12
10 Serang Kota 1 1 2 9 3 12 10 4 14
11 Singandaru 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Unyur 0 2 2 5 1 6 5 3 8
13 Taktakan Taktakan 1 3 4 6 6 12 7 9 16
14 Pancur 0 0 0 3 1 4 3 1 4
15 Walantaka Walantaka 0 0 0 2 3 5 2 3 5
16 Kalodran 0 1 1 1 2 3 1 3 4
JUMLAH (KAB/KOTA) 7 11 18 57 28 85 64 39 103
PROPORSI JENIS KELAMIN 38.89 61.11 67.06 32.94 62.14 37.86
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 20.16 12.94 16.65
Sumber: Bidang P2PL
PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS BARU
TABEL 15
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 5 1 20.00 0 0
2 Banten Girang 2 - 0.00 0 0
3 Cipocok Jaya 2 - 0.00 0 0
4 Curug Curug 5 - 0.00 0 0
5 Kasemen Kasemen 4 - 0.00 0 0
6 Kilasah Kilasah 16 1 6.25 0 0
7 Sawah Luhur 2 1 50.00 0 0
8 Serang Ciracas 4 - 0.00 0 0
9 Rau 12 1 8.33 0 0
10 Serang Kota 14 - 0.00 1 7.14
11 Singandaru - - 0.00 0 0
12 Unyur 8 - 0.00 0 0
13 Taktakan Taktakan 16 4 25.00 0 0
14 Pancur 4 - 0.00 0 0
15 Walantaka Walantaka 5 - 0.00 0 0
16 Kalodran 4 - 0.00 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 103 8 7.77 1 0.970873786
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0
Sumber: Bidang P2PL
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA
0-14 TAHUN
KASUS BARU
CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA
KUSTA
TABEL 16
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 1 1 7 4 11 7 5 12
2 Banten Girang 1 0 1 2 2 4 3 2 5
3 Cipocok Jaya 0 0 0 1 1 2 1 1 2
4 Curug Curug 0 0 0 2 2 4 2 2 4
5 Kasemen Kasemen 0 0 0 4 0 4 4 0 4
6 Kilasah 0 0 0 8 1 9 8 1 9
7 Sawah Luhur 0 1 1 1 1 2 1 2 3
8 Serang Ciracas 1 0 1 2 1 3 3 1 4
9 Rau 2 4 6 8 3 11 10 7 17
10 Serang Kota 1 1 2 9 3 12 10 4 14
11 Singandaru 0 0 0 2 0 2 2 0 2
12 Unyur 0 2 2 5 1 6 5 3 8
13 Taktakan Taktakan 1 3 4 6 6 12 7 9 16
14 Pancur 0 0 0 4 4 8 4 4 8
15 Walantaka Walantaka 0 0 0 2 3 5 2 3 5
16 Kalodran 0 2 2 4 2 6 4 4 8
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 14 20 67 34 101 73 48 121
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 2.30 1.59 1.96
Sumber: Bidang P2PL
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 1 1 1 0 0 0 1 100 7 4 11 3 43 4 100 7 64
2 Banten Girang 1 0 1 1 100 0 0 1 100 2 2 4 1 50 1 50 2 50
3 Cipocok Jaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0
4 Curug Curug 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4 0 0 0 0 0 0
5 Kasemen Kasemen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 0 0 0 0
6 Kilasah Kilasah 0 0 0 0 0 1 0 1 0 8 1 9 0 0 0 0 0 0
7 Sawah Luhur 0 1 1 1 0 0 0 1 100 1 1 2 0 0 0 0 0 0
8 Serang Ciracas 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 3 1 50 0 0 1 33
9 Rau 2 4 6 2 100 4 100 6 100 8 3 11 3 38 0 0 3 27
10 Serang Kota 1 1 2 1 100 0 0 1 50 9 3 12 0 0 0 0 0 0
11 Singandaru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 100 0 0 2 100
12 Unyur 0 2 2 0 0 0 0 0 0 5 1 6 0 0 0 0 0 0
13 Taktakan Taktakan 1 3 4 4 400 0 0 4 100 6 6 12 1 17 1 17 2 17
14 Pancur 0 0 0 0 0 1 0 1 0 4 4 8 3 75 1 25 4 50
15 Walantaka Walantaka 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 3 5 1 50 1 33 2 40
16 Kalodran 0 2 2 0 0 2 100 2 100 4 2 6 3 75 1 50 4 67
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 14 20 10 166.7 9 64.3 19 95.0 67 34 101 18 27 9 26 27 27
Sumber: Bidang P2PL
Keterangan : a = Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama
NO KECAMATAN PUSKESMASRFT PB
L + PPENDERITA PB
aPENDERITA MB
a
L + P
RFT MB
L PL P
TABEL 18
KOTA SERANG
TAHUN 2015
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP
(NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 0
2 Banten Girang 0 0
3 Cipocok Jaya 0 0
4 Curug Curug 0 0
5 Kasemen Kasemen 0 0
6 Kilasah 0 0
7 Sawah Luhur 0 0
8 Serang Ciracas 0 1
9 Rau 0 0
10 Serang Kota 0 0
11 Singandaru 0 0
12 Unyur 0 0
13 Taktakan Taktakan 0 0
14 Pancur 0 0
15 Walantaka Walantaka 0 0
16 Kalodran 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 2
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 0.00
Sumber: Bidang P2PL
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebes193,190
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Banten Girang 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Cipocok Jaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Curug Curug 0 0 0 0
5 Kasemen Kasemen 0 0 0 0
6 Kilasah Kilasah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1
7 Sawah Luhur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Serang Ciracas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Rau 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Serang Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Singandaru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Unyur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Taktakan Taktakan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Pancur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Walantaka Walantaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 Kalodran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1
CASE FATALITY RATE (%) 33.33 0.00 33.33
Sumber: Bidang P2PL
PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI
JUMLAH KASUSMENINGGAL
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TABEL 20
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0
2 Banten Girang 3 2 5 0 0 0 0 0 0 0
3 Cipocok Jaya 7 12 19 0 0 0 0 0 0 0
4 Curug Curug 0 0 0
5 Kasemen Kasemen 0 0 0
6 Kilasah Kilasah 16 23 39 0 0 0 0 0 0 0
7 Sawah Luhur 10 15 25 0 0 0 0 0 0 0
8 Serang Ciracas 15 17 32 0 0 0 0 0 0 0
9 Rau 13 12 25 0 0 0 0 0 0 0
10 Serang Kota 16 19 35 0 0 0 0 0 0 0
11 Singandaru 7 12 19 0 0 0 0 0 0 0
12 Unyur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Taktakan Taktakan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Pancur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Walantaka Walantaka 3 3 6 0 0 0 0 0 0 0
16 Kalodran 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 92 117 209 1 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0.5
Sumber: Bidang P2PL
JUMLAH KASUS PD3I
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAMPAK
JUMLAH KASUS MENINGGA
L
POLIO HEPATITIS BNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 16 9 25 1 0 1 6.3 0.0 4.0
2 Banten Girang 4 2 6 0 0 0 0.0 0.0 0.0
3 Cipocok Jaya 9 6 15 0 1 1 0.0 16.7 6.7
4 Curug Curug 5 5 10 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 Kasemen Kasemen 4 6 10 0 0 0 0.0 0.0 0.0
6 Kilasah Kilasah 2 0 2 0 0 0 0.0 0.0 0.0
7 Sawah Luhur 3 3 6 0 0 0 0.0 0.0 0.0
8 Serang Ciracas 16 10 26 0 0 0 0.0 0.0 0.0
9 Rau 28 22 50 0 0 0 0.0 0.0 0.0
10 Serang Kota 25 20 45 0 0 0 0.0 0.0 0.0
11 Singandaru 5 4 9 0 0 0 0.0 0.0 0.0
12 Unyur 23 19 42 0 0 0 0.0 0.0 0.0
13 Taktakan Taktakan 12 8 20 0 0 0 0.0 0.0 0.0
14 Pancur 3 3 6 0 0 0 0.0 0.0 0.0
15 Walantaka Walantaka 15 12 27 0 0 0 0.0 0.0 0.0
16 Kalodran 6 3 9 0 0 0 0.0 0.0 0.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 176 132 308 1 1 2 0.6 0.8 0.6
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 55.4 43.8 49.8
Sumber: Bidang P2PL
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
TABEL 22
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 0 0 - 0.00 - - 0 0 0 0
2 Banten Girang - - 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0.00 0.00 0.00
3 Cipocok Jaya 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0.00
4 Curug Curug 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0 0.00
5 Kasemen Kasemen 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0.00
6 Kilasah Kilasah 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0 0.00
7 0 Sawah Luhur 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0.00
8 Serang Ciracas 0 0 0 - 1 1 - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0
9 0 Rau 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0.00
10 0 Serang Kota 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0
11 0 Singandaru 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0.00
12 0 Unyur 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0.00
13 Taktakan Taktakan 0 0 0 1 - 1 1 100.00 - - 1.00 100.00 0 0 0 0.00 0.00 0.00
14 0 Pancur 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0.00
15 Walantaka Walantaka 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0.00
16 0 Kalodran 0 0 0 - - - - 0.00 - - - - 0 0 0 0.00 0.00 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 1 1 2 1 100.00 - - - - 0 0 0 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0.00 0.00 0.00
Sumber: Bidang P2PL
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
P L+P
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CFRMENINGGAL SUSPEK
MALARIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS POSITIFL
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 0 0 0
2 Banten Girang 0 0 0 0 0
3 Cipocok Jaya 0 0 0 0 0 0
4 Curug Curug 0 0 0 0 0 0
5 Kasemen Kasemen 0 0 0 0 0 0
6 Kilasah Kilasah 0 0 0 0 0 0
7 Sawah Luhur 0 0 0 0 0 0
8 Serang Ciracas 0 0 0 0 0 0
9 Rau 0 0 0 0 0 0
10 Serang Kota 0 0 0 0 0 0
11 Singandaru 0 0 0 0 0 0
12 Unyur 0 0 0 0 0 0
13 Taktakan Taktakan 0 0 0 0 0 0
14 Pancur 0 0 0 0 0 0
15 Walantaka Walantaka 0 0 0 0 0 0
16 Kalodran 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0
Sumber: Bidang P2PL
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
TABEL 24
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKOTA SERANG
TAHUN 2015
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 23,600 23,640 47,240 137 0.58 573 2.42 710 1.50 42 30.66 100 17.45 142 20.00
2 Banten Girang 522 1,198 1,720 258 49.43 354 29.55 612 35.58 188 72.87 354 100.00 542 88.56
3 Cipocok Jaya 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
4 Curug Curug 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00
5 Kasemen Kasemen 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00
6 Kilasah Kilasah 171 255 426 35 20.47 52 20.39 87 20.42 35 100.00 52 100.00 87 100.00
7 Sawah Luhur 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
8 Serang Ciracas 0 0 0 89 0.00 318 0.00 407 0.00 89 100.00 318 100.00 407 100.00
9 Rau 17,575 16,566 34,141 7,029 39.99 6,909 41.71 13,938 40.82 1053 14.98 1382 20.00 2435 17.47
10 Serang Kota 18,730 17,980 36,710 317 1.69 386 2.15 703 1.92 215 67.82 333 86.27 548 77.95
11 Singandaru 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
12 Unyur 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
13 Taktakan Taktakan 7,875 8,167 16,042 1,120 14.22 1,543 18.89 2,663 16.60 180 16.07 435 28.19 615 23.09
14 Pancur 3,500 5,842 9,342 1,150 32.86 2,850 48.78 4,000 42.82 114 9.91 415 14.56 529 13.23
15 Walantaka Walantaka 12,340 13,317 25,657 1,403 11.37 1,991 14.95 3,394 13.23 246 17.53 638 32.04 884 26.05
16 Kalodran 108 513 621 108 100.00 513 100.00 621 100.00 108 100.00 513 100.00 621 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 84,421 87,478 171,899 11,646 13.80 15,489 17.71 27,135 15.79 2,270 19.49 4,540 29.31 6,810 25.10
Sumber: Bidang P2PL
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUNLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUAN
TABEL 25
PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 605 586 1,191 201 33.22 130 22.18 331 27.79 85 42.29 60 46.15 145 43.81
2 0 Banten Girang 0 0 0 0 - 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
3 0 Cipocok Jaya 0 0 0 0 - 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
4 Curug Curug 140 186 326 6 4.29 18 9.68 24 7.36 6 100.00 12 66.67 18 75.00
5 Kasemen Kasemen 0 - 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00
6 Kilasah Kilasah 2 4 6 2 100.00 4 100.00 6 100.00 2 100.00 4 100.00 6 100.00
7 0 Sawah Luhur 0 0 0 0 - 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
8 Serang Ciracas 0 0 0 14 - 100 0.00 114 0.00 14 100.00 100 100.00 114 100.00
9 0 Rau 7,029 6,909 13,938 351 4.99 553 8.00 904 6.49 53 15.10 95 17.18 148 16.37
10 0 Serang Kota 20,821 20,202 41,023 121 0.58 210 1.04 331 0.81 19 15.70 88 41.90 107 32.33
11 0 Singandaru 0 0 0 0 - 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
12 0 Unyur 0 0 0 0 - 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
13 Taktakan Taktakan 0 0 0 0 - 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
14 0 Pancur 3,100 5,442 8,542 275 8.87 500 9.19 775 9.07 5 1.82 35 7.00 40 5.16
15 Walantaka Walantaka 0 0 0 12 - 463 0.00 475 0.00 1 8.33 17 3.67 18 3.79
16 0 Kalodran 5 3 8 50 1,000.00 50 1,667 100 1,250.00 8 16.00 12 24.00 20 20.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 31,702 33,332 65,034 1,032 3.26 2,028 6.08 3,060 4.71 193 18.70 423 20.86 616 20.13
Sumber: Bidang P2PL
OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS
DAN JARINGANNYA BERUSIA 15
TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TABEL 26
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 102 0.00 0.00 0.00 0 0.00
2 Banten Girang 0 0 0 0 0.00 0 0.00
3 Cipocok Jaya 0 0 0 0 0.00 0 0.00
4 Curug Curug 0 0 0 0 0.00 0 0.00
5 Kasemen Kasemen 0 0.00 0.00
6 Kilasah Kilasah 0 0 0 0 0.00 0 0.00
7 Sawah Luhur 0 0 0 0 0.00 0 0.00
8 Serang Ciracas 0 0 0 0 0.00 0 0.00
9 Rau 5928 0 0 0 0.00 0 0.00
10 Serang Kota 305 0 2 0.66 1 0.33
11 Singandaru 5326 15 0 1 6.67 0 0.00
12 Unyur 0 0 0 0 0.00 0 0.00
13 Taktakan Taktakan 0 0 0 0 0.00 0 0.00
14 Pancur 5297 0 0 0 0.00 0 0.00
15 Walantaka Walantaka 0 0 0 1 0.00 0 0.00
16 Kalodran 8933 43 0 0 0.00 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 25,484 465 2 4 0.86 1 0.22
Sumber: Bidang P2PL
Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM
DAN PAYUDARATUMOR/BENJOLAN
NO KECAMATAN PUSKESMASPEREMPUAN
USIA 30-50 TAHUN
IVA POSITIF
TABEL 27
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KOTA SERANG
TAHUN
DIKETAHUIDITANGGU-
LANGIAKHIR L P L+P
0-7
HARI
8-28
HARI
1-11
BLN
1-4
THN
5-9
THN
10-14
THN
15-19
THN
20-44
THN
45-54
THN
55-59
THN
60-69
THN
70+
THNL P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Campak 5 9 33 44 77 0 0 7 40 21 7 1 0 0 0 0 0 1 0 1 171 182 353 19.30 24.18 21.81
2 Difteri 1 1 1 1 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 109 152 261 0.92 0.66 0.77
3 Diare 1 1 7 8 15 0 0 4 6 2 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 8 15 100.00 100.00 100.00
4 AFP 1 1 19 19 38 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 - - -
5 DBD 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 100.00 - 100.00
Sumber: Bidang P2PL
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAH
DESA/KEL
NOJENIS KEJADIAN
LUAR BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK
TERANCAMJUMLAH
KEC
YANG TERSERANG
TABEL 28
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 0 -
2 Banten Girang 0 0 -
3 Cipocok Jaya 0 0 -
4 Curug Curug -
5 Kasemen Kasemen -
6 Kilasah Kilasah 4 4 100.00
7 Sawah Luhur 1 1 100.00
8 Serang Ciracas 4 4 100.00
9 Rau 2 2 100.00
10 Serang Kota 0 0 -
11 Singandaru 0 0 -
12 Unyur 0 0 -
13 Taktakan Taktakan 0 0 -
14 Pancur 0 0 -
15 Walantaka Walantaka 1 1 100.00
16 Kalodran 27 27 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 39 39 100.00
Sumber: Bidang P2PL
KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
TABEL 29
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 1162 1211 104.2 1047 90.1 1110 1032 93.0 949 85.5 1,038 93.51
2 0 Banten Girang 760 672 88.4 446 58.7 726 605 83.3 589 81.1 572 78.79
3 0 Cipocok Jaya 338 331 97.9 228 67.5 323 299 92.6 299 92.6 322 99.69
4 Curug Curug 1234 1095 88.7 628 50.9 1179 782 66.3 912 77.4 981 83.21
5 Kasemen Kasemen 1099 1007 91.6 798 72.6 1050 862 82.1 810 77.1 921 87.71
6 Kilasah Kilasah 978 932 95.3 664 67.9 934 767 82.1 675 72.3 876 93.79
7 0 Sawah Luhur 223 212 95.1 190 85.2 212 151 71.2 205 96.7 209 98.58
8 Serang Ciracas 709 675 95.2 524 73.9 677 641 94.7 574 84.8 630 93.06
9 0 Rau 1,323 1,306 98.7 970 73.3 1,262 1,265 100.2 1,079 85.5 1,101 87.24
10 0 Serang Kota 1,335 1,299 97.3 1,145 85.8 1,275 1,212 95.1 1,181 92.6 1,156 90.67
11 0 Singandaru 749 664 88.7 473 63.2 715 618 86.4 566 79.2 605 84.62
12 0 Unyur 1,333 1,295 97.1 1,204 90.3 1,273 1,183 92.9 1,002 78.7 1,183 92.93
13 Taktakan Taktakan 1,449 1,363 94.1 1,079 74.5 1,384 1,203 86.9 1,167 84.3 1,323 95.59
14 0 Pancur 638 511 80.1 384 60.2 609 414 68.0 343 56.3 461 75.70
15 Walantaka Walantaka 1,210 995 82.2 674 55.7 1,154 983 85.2 961 83.3 1,003 86.92
16 0 Kalodran 839 745 88.8 506 60.3 800 632 79.0 645 80.6 667 83.38
JUMLAH (KAB/KOTA) 15,379 14,313 93.1 10,960 71.3 14,683 12,649 86.1 11,957 81.4 13,048 88.86
Sumber: Bidang Binkesmas
KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL
PERSALINAN
DITOLONG NAKES
MENDAPAT
YANKES NIFAS
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A JUMLAHK1 K4NO
TABEL 30
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 1,162 140 12.0 240 20.7 409 35.2 323 27.8 227 19.5 1,199 103.2
2 Banten Girang 760 378 49.7 329 43.3 140 18.4 48 6.3 29 3.8 546 71.8
3 Cipocok Jaya 338 65 19.2 104 30.8 120 35.5 60 17.8 38 11.2 322 95.3
4 Curug Curug 1,234 - - - - - 0 -
5 Kasemen Kasemen 1,099 - - - - - 0 -
6 Kilasah Kilasah 978 494 50.5 515 52.7 474 48.5 279 28.5 248 25.4 1,516 155.0
7 Sawah Luhur 223 92 41.3 98 43.9 35 15.7 16 7.2 22 9.9 171 76.7
8 Serang Ciracas 709 125 17.6 95 13.4 82 11.6 30 4.2 14 2.0 221 31.2
9 Rau 1,323 237 17.9 227 17.2 243 18.4 197 14.9 188 14.2 855 64.6
10 Serang Kota 1,335 302 22.6 309 23.1 315 23.6 264 19.8 219 16.4 1,107 82.9
11 Singandaru 749 7 0.9 24 3.2 126 16.8 120 16.0 148 19.8 418 55.8
12 Unyur 1,333 85 6.4 153 11.5 310 23.3 183 13.7 173 13.0 819 61.4
13 Taktakan Taktakan 1,449 1,449 100.0 674 46.5 309 21.3 183 12.6 173 11.9 1,339 92.4
14 Pancur 638 294 46.1 300 47.0 115 18.0 44 6.9 22 3.4 481 75.4
15 Walantaka Walantaka 1,210 239 19.8 203 16.8 89 7.4 61 5.0 35 2.9 388 32.1
16 Kalodran 839 364 43.4 358 42.7 87 10.4 47 5.6 71 8.5 563 67.1
JUMLAH (KAB/KOTA) 5,571 4,271 76.7 3,629 65.1 2,854 51.2 1,855 33.3 1,607 28.8 9,945 178.5
Sumber: Bidang P2PL
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 31
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 17,615 1,214 6.9 1,631 9.3 991 5.6 692 3.9 1,206 6.8
2 Banten Girang 6,046 293 4.8 184 3.0 117 1.9 76 1.3 52 0.9
3 Cipocok Jaya 338 65 19.2 104 30.8 120 35.5 60 17.8 38 11.2
4 Curug Curug - - - - -
5 Kasemen Kasemen - - - - -
6 Kilasah Kilasah 8,956 144 1.6 181 2.0 253 2.8 190 2.1 208 2.3
7 Sawah Luhur 2,037 9 0.4 12 0.6 2 0.1 0 - 1 0.0
8 Serang Ciracas 6,493 135 2.1 115 1.8 80 1.2 61 0.9 44 0.7
9 Rau 1,323 237 17.9 227 17.2 243 18.4 197 14.9 188 14.2
10 Serang Kota 12,231 288 2.4 484 4.0 464 3.8 431 3.5 294 2.4
11 Singandaru 20,647 2 0.0 15 0.1 130 0.6 125 0.6 147 0.7
12 Unyur - - - - -
13 Taktakan Taktakan 1,292 81 6.3 32 2.5 308 23.8 248 19.2 130 10.1
14 Pancur 0 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
15 Walantaka Walantaka 11,081 269 2.4 283 2.6 200 1.8 250 2.3 171 1.5
16 Kalodran 8,225 364 4.4 356 4.3 87 1.1 47 0.6 71 0.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 96,284 3,101 3.2 3,624 3.8 2,995 3.1 2,377 2.5 2,550 2.6
Sumber: Bidang P2PL
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS
(15-39 TAHUN)
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
TABEL 32
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 1162 1,113 95.78 993 85.46
2 0 Banten Girang 760 676 88.95 480 63.16
3 0 Cipocok Jaya 338 289 85.50 212 62.72
4 Curug Curug 1234 915 74.15 525 42.54
5 Kasemen Kasemen 1099 1,007 91.63 798 72.61
6 Kilasah Kilasah 978 812 83.03 531 54.29
7 0 Sawah Luhur 223 212 95.07 210 94.17
8 Serang Ciracas 709 666 93.94 527 74.33
9 0 Rau 1323 1,193 90.17 976 73.77
10 0 Serang Kota 1335 1,299 97.30 1,150 86.14
11 0 Singandaru 749 663 88.52 481 64.22
12 0 Unyur 1333 1,324 99.32 1,117 83.80
13 Taktakan Taktakan 1449 1,366 94.27 1,071 73.91
14 0 Pancur 638 539 84.48 397 62.23
15 Walantaka Walantaka 1210 995 82.23 734 60.66
16 0 Kalodran 839 749 89.27 506 60.31
JUMLAH (KAB/KOTA) 15379 13,818 89.85 10,708 69.63
Sumber: Bidang Binkesmas
KECAMATANJUMLAH
IBU HAMILNO PUSKESMAS
TABEL 33
KOTA SERANG
TAHUN 2015
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 1,162 232 39 16.7814 498 436 934 75 65 140 1 1.3 - 0.0 1 0.7
2 0 Banten Girang 760 152 93 61.2 352 298 650 53 45 98 13 24.6 7 15.7 20 20.5
3 0 Cipocok Jaya 338 68 16 23.7 172 179 351 26 27 53 1 3.9 - 0.0 1 1.9
4 Curug Curug 1,234 247 165 66.9 585 546 1,131 88 82 170 15 17.1 10 12.2 25 14.7
5 Kasemen Kasemen 1,099 220 155 70.5 400 597 997 60 90 150 24 40.0 26 29.0 50 33.4
6 Kilasah Kilasah 978 196 145 74.1 412 482 894 62 72 134 36 58.3 40 55.3 76 56.7
7 0 Sawah Luhur 223 45 26 58.3 81 124 205 12 19 31 10 82.3 4 21.5 14 45.5
8 Serang Ciracas 709 142 115 81.1001 315 315 630 47 47 95 3 6.3 3 6.3 6 6.3
9 0 Rau 1,323 265 163 61.6024 489 732 1,221 73 110 183 - 0.0 - 0.0 - 0.0
10 0 Serang Kota 1,335 267 227 85.0 620 613 1,233 93 92 185 19 20.4 14 15.2 33 17.8
11 0 Singandaru 749 150 114 76.1 349 343 692 52 51 104 12 22.9 10 19.4 22 21.2
12 0 Unyur 1,333 267 135 50.6 587 610 1,197 88 92 180 65 73.8 58 63.4 123 68.5
13 Taktakan Taktakan 1,449 290 203 70.0 643 653 1,296 96 98 194 16 16.6 10 10.2 26 13.4
14 0 Pancur 638 128 14 11.0 228 345 573 34 52 86 2 5.8 1 1.9 3 3.5
15 Walantaka Walantaka 1,210 242 20 8.3 527 537 1,064 79 81 160 - 0.0 - 0.0 - 0.0
16 0 Kalodran 839 168 75 44.7 358 387 745 54 58 112 5 9.3 3 5.2 8 7.2
JUMLAH (KAB/KOTA) 15,379 3,076 1705 55.4327 6,616 7,197 13,813 992 1,080 2,072 222 22.4 186 17.2 408 19.7
Sumber: Bidang Binkesmas
L + PL P
PENANGANAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH BAYI
PERKIRAAN
BUMIL
DENGAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PERKIRAAN NEONATAL
KOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
TABEL 34
KOTA SERANG
TAHUN 2015
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW %IM
PLAN% JUMLAH %
KON
DOM % SUNTIK % PIL %
OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 477 13.8 0 0.0 0 0.0 305 8.8 782 22.6 0 0.0 2,336 67.5 344 9.9 0 0.0 0 0.0 2,680 77.4 3,462 100.0
2 0 Banten Girang 336 6.5 0 0.0 140 2.7 408 7.8 884 17.0 0 0.0 2,773 53.3 1,546 29.7 0 0.0 0 0.0 4,319 83.0 5,203 100.0
3 0 Cipocok Jaya 50 3.7 6 0.4 7 0.5 300 21.9 363 26.5 0 0.0 536 39.2 470 34.3 0 0.0 0 0.0 1,006 73.5 1,369 100.0
4 Curug Curug 120 2.6 29 0.6 101 2.2 498 10.8 748 16.2 0 0.0 2,891 62.6 977 21.2 0 0.0 0 0.0 3,868 83.8 4,616 100.0
5 Kasemen Kasemen 56 8.5 0 0.0 0 0.0 136 20.7 192 29.3 0 0.0 240 36.6 224 34.1 0 0.0 0 0.0 464 70.7 656 100.0
6 Kilasah Kilasah 48 1.7 0 0.0 1 0.0 203 7.2 252 8.9 0 0.0 1,969 69.9 595 21.1 0 0.0 0 0.0 2,564 91.1 2,816 100.0
7 0 Sawah Luhur 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 110 75.9 35 24.1 0 0.0 0 0.0 145 100.0 145 100.0
8 Serang Ciracas 545 17.5 8 0.3 126 4.0 105 3.4 784 25.2 0 0.0 1,619 52.0 713 22.9 0 0.0 0 0.0 2,332 74.8 3,116 100.0
9 0 Rau 1,014 13.7 26 0.4 325 4.4 223 3.0 1,588 21.4 0 0.0 3,679 49.6 2,152 29.0 0 0.0 0 0.0 5,831 78.6 7,419 100.0
10 0 Serang Kota 946 18.7 11 0.2 270 5.3 89 1.8 1,316 26.0 0 0.0 2,323 45.9 1,419 28.1 0 0.0 0 0.0 3,742 74.0 5,058 100.0
11 0 Singandaru 475 11.8 16 0.4 123 3.0 96 2.4 710 17.6 0 0.0 2,135 52.9 1,188 29.5 0 0.0 0 0.0 3,323 82.4 4,033 100.0
12 0 Unyur 264 4.2 2 0.0 8 0.1 155 2.5 429 6.8 0 0.0 3,842 61.3 1,999 31.9 0 0.0 0 0.0 5,841 93.2 6,270 100.0
13 Taktakan Taktakan 980 9.7 52 0.5 88 0.9 3,486 34.5 4,606 45.6 0 0.0 4,214 41.7 1,288 12.7 0 0.0 0 0.0 5,502 54.4 10,108 100.0
14 0 Pancur 41 4.1 0 0.0 11 1.1 46 4.7 98 9.9 0 0.0 544 55.1 346 35.0 0 0.0 0 0.0 890 90.1 988 100.0
15 Walantaka Walantaka 579 4.2 93 0.7 224 1.6 1,178 8.5 2,074 14.9 0 0.0 6,919 49.8 4,906 35.3 0 0.0 0 0.0 11,825 85.1 13,899 100.0
16 0 Kalodran 154 2.9 50 0.9 133 2.5 165 3.1 502 9.4 0 0.0 2,718 51.1 2,098 39.5 0 0.0 0 0.0 4,816 90.6 5,318 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,085 8.2 293 0.4 1,557 2.1 7,393 9.9 15,328 20.6 0 0.0 38,848 52.2 20,300 27.3 0 0.0 0 0.0 59,148 79.4 74,476 100.0
Sumber: Bidang Binkesmas
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MKJP +
NON
MKJP
% MKJP +
NON MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP
TABEL 35
KOTA SERANG
TAHUN 2015
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 4 2.1 0 0.0 0 0.0 0 0.0 4 2.1 10 5.2 125 64.4 55 28.4 0 0.0 0 0.0 190 97.9 194 100.0
2 Banten Girang 0 0.0 0 0.0 0 0.0 20 6.5 20 6.5 202 65.8 60 19.5 25 8.1 0 0.0 0 0.0 287 93.5 307 100.0
3 Cipocok Jaya 0 0.0 0 0.0 0 0.0 4 21.1 4 21.1 10 52.6 4 21.1 1 5.3 0 0.0 0 0.0 15 78.9 19 100.0
4 Curug Curug 0 0.0 0 0.0 2 0.7 14 4.8 16 5.5 255 88.2 10 3.5 8 2.8 0 0.0 0 0.0 273 94.5 289 100.0
5 Kasemen Kasemen 0 0.0 0 0.0 0 0.0 65 31.7 65 31.7 100 48.8 0 0.0 40 19.5 0 0.0 0 0.0 140 68.3 205 100.0
6 Kilasah Kilasah 0 0.0 0 0.0 2 5.3 0 0.0 2 5.3 18 47.4 16 42.1 2 5.3 0 0.0 0 0.0 36 94.7 38 100.0
7 Sawah Luhur 0 0.0 0 0.0 0 0.0 4 2.2 4 2.2 151 82.5 16 8.7 12 6.6 0 0.0 0 0.0 179 97.8 183 100.0
8 Serang Ciracas 1 1.4 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 1.4 49 68.1 22 30.6 1 1.4 0 0.0 0 0.0 72 100.0 72 101.4
9 Rau 6 1.9 0 0.0 0 0.0 2 0.6 8 2.5 267 82.4 32 9.9 17 5.2 0 0.0 0 0.0 316 97.5 324 100.0
10 Serang Kota 4 6.0 0 0.0 2 3.0 1 1.5 7 10.4 0 0.0 39 58.2 21 31.3 0 0.0 0 0.0 60 89.6 67 100.0
11 Singandaru 3 2.0 0 0.0 5 3.3 1 0.7 9 6.0 77 51.0 57 37.7 8 5.3 0 0.0 0 0.0 142 94.0 151 100.0
12 Unyur 12 2.7 0 0.0 1 0.2 2 0.4 15 3.4 286 64.0 92 20.6 54 12.1 0 0.0 0 0.0 432 96.6 447 100.0
13 Taktakan Taktakan 5 17.9 0 0.0 0 0.0 11 39.3 16 57.1 5 17.9 5 17.9 2 7.1 0 0.0 0 0.0 12 42.9 28 100.0
14 Pancur 9 1.0 0 0.0 0 0.0 71 8.3 80 9.3 572 66.7 95 11.1 111 12.9 0 0.0 0 0.0 778 90.7 858 100.0
15 Walantaka Walantaka 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 129 98.5 0 0.0 2 1.5 0 0.0 0 0.0 131 100.0 131 100.0
16 Kalodran 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 260 77.2 55 16.3 22 6.5 0 0.0 0 0.0 337 100.0 337 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 44 1.2 0 0.0 12 0.3 195 5.3 251 6.9 2,391 65.5 628 17.2 381 10.4 0 0.0 0 0.0 3,400 93.1 3,651 100.0
Sumber: Bidang Binkesmas
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NON MKJP MKJP +
NON
MKJP
% MKJP
+ NON
MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 8,261 194 2.3 3,462 41.9
2 Banten Girang 5,410 307 5.7 5,203 96.2
3 Cipocok Jaya 2,403 19 0.8 1,369 57.0
4 Curug Curug 8,776 289 3.3 4,616 52.6
5 Kasemen Kasemen 7,816 205 2.6 656 8.4
6 Kilasah Kilasah 6,952 38 0.5 2,816 40.5
7 Sawah Luhur 1,581 183 11.6 145 9.2
8 Serang Ciracas 5,040 72 1.4 3,116 61.8
9 Rau 9,398 324 3.4 7,419 78.9
10 Serang Kota 9,494 67 0.7 5,058 53.3
11 Singandaru 5,326 151 2.8 4,033 75.7
12 Unyur 9,481 447 4.7 6,270 66.1
13 Taktakan Taktakan 10,308 28 0.3 10,108 98.1
14 Pancur 4,535 858 18.9 988 21.8
15 Walantaka Walantaka 8,602 131 1.5 13,899 161.6
16 Kalodran 5,963 337 5.7 5,318 89.2
JUMLAH (KAB/KOTA) 109,346 3,650 3.3 74,476 68.1
Sumber: Bidang Binkesmas
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 37
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 526 554 1,080 526 100 554 100.0 1,080 100.0 0 0 4 0.7 4 0.4
2 Banten Girang 350 271 621 350 100.0 271 100.0 621 100.0 1 0.3 3 1.1 4 0.6
3 Cipocok Jaya 177 124 301 177 100.0 124 100.0 301 100.0 2 1.1 2 1.6 4 1.3
4 Curug Curug 498 486 984 498 100.0 486 100.0 984 100.0 2 0.4 2 0.4 4 0.4
5 Kasemen Kasemen 487 433 920 487 100.0 433 100.0 920 100.0 1 0.2 0 0.0 1 0.1
6 Kilasah Kilasah 431 440 871 431 100.0 440 100.0 871 100.0 3 0.7 0 0.0 3 0.3
7 Sawah Luhur 103 101 204 103 100.0 101 100.0 204 100.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
8 Serang Ciracas 331 311 642 331 100.0 311 100.0 642 100.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
9 Rau 592 672 1,264 592 100.0 672 100.0 1,264 100.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
10 Serang Kota 550 660 1,210 550 100.0 660 100.0 1,210 100.0 3 0.5 1 0.2 4 0.3
11 Singandaru 333 264 597 333 100.0 273 103.4 606 101.5 2 0.6 3 1.1 5 0.8
12 Unyur 625 585 1,210 625 100.0 585 100.0 1,210 100.0 51 8.2 56 9.6 107 8.8
13 Taktakan Taktakan 675 648 1,323 675 100.0 648 100.0 1,323 100.0 3 0.4 3 0.5 6 0.5
14 Pancur 252 204 456 259 102.8 204 100.0 463 101.5 0 0.0 0 0.0 0 0.0
15 Walantaka Walantaka 491 512 1,003 491 100.0 512 100.0 1,003 100.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
16 Kalodran 337 330 667 337 100.0 330 100.0 667 100.0 3 0.9 1 0.3 4 0.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,758 6,595 13,353 6,765 100.1 6,604 100.1 13,369 100.1 71 1.0 75 1.1 146 1.1
Sumber: Bidang Binkesmas
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
PNO KECAMATAN PUSKESMAS
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
TABEL 38
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 498 436 934 527 105.8 510 117.0 1,037 111.0 487 97.8 486 111.5 973 104.2
2 Banten Girang 352 298 650 350 99.4 271 90.9 621 95.5 355 100.9 265 88.9 620 95.4
3 Cipocok Jaya 172 179 351 177 102.9 124 69.3 301 85.8 177 102.9 122 68.2 299 85.2
4 Curug Curug 585 546 1,131 490 83.8 491 89.9 981 86.7 466 79.7 446 81.7 912 80.6
5 Kasemen Kasemen 400 597 997 485 121.3 433 72.5 918 92.1 424 106.0 399 66.8 823 82.5
6 Kilasah Kilasah 412 482 894 432 104.9 435 90.2 867 97.0 378 91.7 376 78.0 754 84.3
7 Sawah Luhur 81 124 205 103 127.2 100 80.6 203 99.0 102 125.9 98 79.0 200 97.6
8 Serang Ciracas 315 315 630 331 105.1 311 98.7 642 101.9 311 98.7 297 94.3 608 96.5
9 Rau 489 732 1,221 622 127.2 642 87.7 1,264 103.5 582 119.0 583 79.6 1,165 95.4
10 Serang Kota 620 613 1,233 554 89.4 654 106.7 1,208 98.0 593 95.6 580 94.6 1,173 95.1
11 Singandaru 349 343 692 320 91.7 267 77.8 587 84.8 292 83.7 271 79.0 563 81.4
12 Unyur 587 610 1,197 617 105.1 597 97.9 1,214 101.4 524 89.3 524 85.9 1,048 87.6
13 Taktakan Taktakan 643 653 1,296 675 105.0 636 97.4 1,311 101.2 607 94.4 580 88.8 1,187 91.6
14 Pancur 228 345 573 215 94.3 214 62.0 429 74.9 169 74.1 169 49.0 338 59.0
15 Walantaka Walantaka 527 537 1,064 491 93.2 512 95.3 1,003 94.3 477 90.5 501 93.3 978 91.9
16 Kalodran 358 387 745 233 65.1 434 112.1 667 89.5 333 93.0 332 85.8 665 89.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,616 7,197 13,813 6,622 100.1 6,631 92.1 13,253 95.9 6,277 94.9 6,029 83.8 12,306 89.1
Sumber: Bidang Binkesmas
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
P L + PL
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)
LJUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS P L + P
TABEL 39
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 498 436 934 0.0 0.0 198 21.2
2 Banten Girang 352 298 650 0.0 0.0 229 35.2
3 Cipocok Jaya 172 179 351 0.0 0.0 130 37.0
4 Curug Curug 585 546 1,131 0.0 0.0 44 3.9
5 Kasemen Kasemen 400 597 997 0.0 0.0 199 20.0
6 Kilasah Kilasah 412 482 894 0.0 0.0 143 16.0
7 Sawah Luhur 81 124 205 0.0 0.0 31 15.1
8 Serang Ciracas 315 315 630 0.0 0.0 23 3.7
9 Rau 489 732 1,221 0.0 0.0 123 10.1
10 Serang Kota 620 613 1,233 0.0 0.0 133 10.8
11 Singandaru 349 343 692 0.0 0.0 72 10.4
12 Unyur 587 611 1,198 0.0 0.0 280 23.4
13 Taktakan Taktakan 643 653 1,296 0.0 0.0 539 41.6
14 Pancur 228 345 573 0.0 0.0 47 8.2
15 Walantaka Walantaka 527 537 1,064 0.0 0.0 236 22.2
16 Kalodran 358 387 745 0.0 0.0 135 18.1
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,616 7,198 13,814 - 0.0 - 0.0 2,562 18.55
Sumber: Bidang Binkesmas
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
USIA 0-6 BULAN
L + P
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATANJUMLAH BAYI
PUSKESMASL P
TABEL 40
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 498 436 934 144 28.9 144 33.0 288 30.8
2 Banten Girang 352 298 650 44 12.5 73 24.5 117 18.0
3 Cipocok Jaya 172 179 351 42 24.4 42 23.5 84 23.9
4 Curug Curug 585 546 1,131 188 32.1 109 20.0 297 26.3
5 Kasemen Kasemen 400 597 997 142 35.5 124 20.8 266 26.7
6 Kilasah Kilasah 412 482 894 133 32.3 134 27.8 267 29.9
7 Sawah Luhur 81 124 205 34 42.0 33 26.6 67 32.7
8 Serang Ciracas 315 315 630 98 31.1 98 31.1 196 31.1
9 Rau 489 732 1,221 195 39.9 196 26.8 391 32.0
10 Serang Kota 620 613 1,233 231 37.3 231 37.7 462 37.5
11 Singandaru 349 343 692 111 31.8 107 31.2 218 31.5
12 Unyur 587 610 1,197 120 20.4 80 13.1 200 16.7
13 Taktakan Taktakan 643 653 1,296 55 8.6 55 8.4 110 8.5
14 Pancur 228 345 573 72 31.6 73 21.2 145 25.3
15 Walantaka Walantaka 527 537 1,064 244 46.3 39 7.3 283 26.6
16 Kalodran 358 387 745 116 32.4 117 30.2 233 31.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,616 7,197 13,813 1,969 29.8 1,655 23 3,624 26.2
Sumber: Bidang Binkesmas
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
TABEL 41
KOTA SERANG
TAHUN 2015
1 2 3 4 5 6
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 3 3 100.0
2 Banten Girang 4 2 50.0
3 Cipocok Jaya 1 1 100.0
4 Curug Curug 10 8 80.0
5 Kasemen Kasemen 4 2 50.0
6 Kilasah Kilasah 5 1 20.0
7 Sawah Luhur 1 1 100.0
8 Serang Ciracas 1 - -
9 Rau 3 3 100.0
10 Serang Kota 3 3 100.0
11 Singandaru 3 3 100.0
12 Unyur 2 2 100.0
13 Taktakan Taktakan 7 7 100.0
14 Pancur 5 4 80.0
15 Walantaka Walantaka 9 9 100.0
16 Kalodran 5 5 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 66 54 81.8
Sumber: Bidang P2PL
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KELURAHAN
UCINO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN
UCI
TABEL 42
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
BAYI DIIMUNISASI
Hb < 7 hari BCG
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 752 770 1522 725 96.41 725 94.16 1450 95.27 731 97.21 743 96.49 1474 96.85
2 Banten Girang 356 302 658 325 91.29 264 87.42 589 89.51 330 92.70 277 91.72 607 92.25
3 Cipocok Jaya 174 181 355 96 55.17 77 42.54 173 48.73 142 81.61 318 175.69 460 129.58
4 Curug Curug 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00
5 Kasemen Kasemen 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00
6 Kilasah Kilasah 417 488 905 420 100.72 439 89.96 859 94.92 428 102.64 446 91.39 874 96.57
7 Sawah Luhur 108 101 209 100 92.59 103 101.98 203 97.13 110 101.85 107 105.94 217 103.83
8 Serang Ciracas 319 319 638 333 104.39 302 94.67 635 99.53 270 84.64 245 76.80 515 80.72
9 Rau 489 732 1221 572 116.97 606 82.79 1178 96.48 554 113.29 606 82.79 1160 95.00
10 Serang Kota 620 613 1233 550 88.71 659 107.50 1209 98.05 544 87.74 638 104.08 1182 95.86
11 Singandaru 310 307 617 317 102.26 263 85.67 580 94.00 339 109.35 298 97.07 637 103.24
12 Unyur 629 583 1212 625 99.36 585 100.34 1210 99.83 608 96.66 557 95.54 1165 96.12
13 Taktakan Taktakan 651 661 1312 670 102.92 629 95.16 1299 99.01 662 101.69 644 97.43 1306 99.54
14 Pancur 244 226 470 244 100.00 226 100.00 470 100.00 241 98.77 247 109.29 488 103.83
15 Walantaka Walantaka 533 544 1077 503 94.37 504 92.65 1007 93.50 499 93.62 520 95.59 1019 94.61
16 Kalodran 362 392 754 360 99.45 257 65.56 617 81.83 350 96.69 711 181.38 1061 140.72
JUMLAH (KAB/KOTA) 5964 6219 12183 5840 97.92 5639 90.67 11479 94.22 5808 97.38 6357 102.22 12165 99.85
Sumber: Bidang P2PL
L + P L P L + PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH LAHIR HIDUP
L P
TABEL 43
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
BAYI DIIMUNISASI
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 498 436 934 502 101 501 115 1,003 107 565 113.454 514 117.89 1,079 115.525 545 109.438 510 116.972 1,055 112.955 0 0 0 0
2 Banten Girang 352 298 650 299 85 279 94 578 89 295 83.8068 248 83.2215 543 83.5385 298 84.6591 240 80.5369 538 82.7692 298 84.6591 240 80.5369 538 82.7692
3 Cipocok Jaya 172 179 351 155 90 144 80 299 85 160 93.0233 154 86.0335 314 89.4587 145 84.3023 145 81.0056 290 82.6211 98 56.9767 78 43.5754 176 50.1425
4 Curug Curug 585 546 1,131 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Kasemen Kasemen 400 597 997 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Kilasah Kilasah 412 482 894 412 100 482 100 894 100 389 94.4175 381 79.0456 770 86.1298 391 94.9029 388 80.4979 779 87.1365 384 93.2039 368 76.3485 752 84.1163
7 Sawah Luhur 81 124 205 91 112 105 85 196 96 93 114.815 109 87.9032 202 98.5366 89 109.877 100 80.6452 189 92.1951 89 109.877 100 80.6452 189 92.1951
8 Serang Ciracas 315 315 630 254 81 223 71 477 76 223 70.7937 202 64.127 425 67.4603 208 66.0317 220 69.8413 428 67.9365 137 43.4921 132 41.9048 269 42.6984
9 Rau 489 732 1,221 554 113 607 83 1,161 95 554 113.292 607 82.9235 1,161 95.086 597 122.086 591 80.7377 1,188 97.2973 543 111.043 540 73.7705 1,083 88.6978
10 Serang Kota 620 613 1,233 543 88 628 102 1,171 95 545 87.9032 628 102.447 1,173 95.1338 539 86.9355 579 94.4535 1,118 90.6732 540 87.0968 589 96.0848 1,129 91.5653
11 Singandaru 349 343 692 374 107 321 94 695 100 369 105.731 311 90.6706 680 98.2659 360 103.152 311 90.6706 671 96.9653 360 103.152 311 90.6706 671 96.9653
12 Unyur 587 610 1,197 584 99 515 84 1,099 92 584 99.4889 515 84.4262 1,099 91.8129 608 103.578 571 93.6066 1,179 98.4962 573 97.615 537 88.0328 1,110 92.7318
13 Taktakan Taktakan 643 653 1,296 611 95 627 96 1,238 96 631 98.1337 632 96.7841 1,263 97.4537 631 98.1337 668 102.297 1,299 100.231 631 98.1337 668 102.297 1,299 100.231
14 Pancur 228 345 573 236 104 215 62 451 79 234 102.632 221 64.058 455 79.4066 285 125 301 87.2464 586 102.269 366 160.526 301 87.2464 667 116.405
15 Walantaka Walantaka 527 537 1,064 499 95 555 103 1,054 99 493 93.5484 563 104.842 1,056 99.2481 497 94.3074 535 99.6276 1,032 96.9925 483 91.6509 502 93.4823 985 92.5752
16 Kalodran 358 387 745 360 101 257 66 617 83 292 81.5642 292 75.4522 584 78.3893 284 79.3296 303 78.2946 587 78.7919 39 10.8939 25 6.45995 64 8.5906
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,616 7,197 13,813 5,474 83 5,459 76 10,933 79 5,427 82.0284 5,377 74.7117 10,804 78.2162 5,477 82.7842 5,462 75.8927 10,939 79.1935 4,541 68.6366 4,391 61.0115 8,932 64.6637
Sumber: Bidang P2PL
Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
L + PL P L + PL + P L P L + P L PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)L P
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P S Ʒ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 498 436 934 472.39 0.00 483 51.71 2,353 2,271 4,623 0.00 0.00 - 0.00 2,851 2,707 5,557 - 0.00 - 0.00 - 0.00
2 Banten Girang 352 298 650 446.99 0.00 312 48.00 1,573 1,454 3,027 0.00 0.00 - 0.00 1,925 1,752 3,677 - 0.00 - 0.00 - 0.00
3 Cipocok Jaya 172 179 351 399.88 0.00 140 39.89 688 657 1,345 0.00 0.00 - 0.00 860 836 1,696 - 0.00 - 0.00 - 0.00
4 Curug Curug 585 546 1,131 435.15 0.00 452 39.96 2,546 2,365 4,911 0.00 0.00 - 0.00 3,131 2,911 6,042 - 0.00 - 0.00 - 0.00
5 Kasemen Kasemen 400 597 997 567.53 0.00 464 46.54 2,270 2,104 4,374 0.00 0.00 - 0.00 2,670 2,701 5,371 - 0.00 - 0.00 - 0.00
6 Kilasah Kilasah 412 482 894 490.95 0.00 520 58.17 2,023 1,868 3,890 0.00 0.00 - 0.00 2,435 2,350 4,784 - 0.00 - 0.00 - 0.00
7 Sawah Luhur 81 124 205 570.49 0.00 91 44.39 462 423 885 0.00 0.00 - 0.00 543 547 1,090 - 0.00 - 0.00 - 0.00
8 Serang Ciracas 315 315 630 446.92 0.00 239 37.94 1,408 1,413 2,821 0.00 0.00 - 0.00 1,723 1,728 3,451 - 0.00 - 0.00 - 0.00
9 Rau 489 732 1,221 548.83 0.00 611 50.04 2,684 2,576 5,259 0.00 0.00 - 0.00 3,173 3,308 6,480 - 0.00 - 0.00 - 0.00
10 Serang Kota 620 613 1,233 437.37 0.00 513 41.61 2,712 2,601 5,313 0.00 0.00 - 0.00 3,332 3,214 6,546 - 0.00 - 0.00 - 0.00
11 Singandaru 349 343 692 442.15 0.00 244 35.26 1,543 1,437 2,980 0.00 0.00 - 0.00 1,892 1,780 3,672 - 0.00 - 0.00 - 0.00
12 Unyur 587 610 1,197 461.14 0.00 441 36.84 2,707 2,599 5,305 0.00 0.00 - 0.00 3,294 3,209 6,502 - 0.00 - 0.00 - 0.00
13 Taktakan Taktakan 643 653 1,296 463.78 0.00 600 46.30 2,982 2,786 5,768 0.00 0.00 - 0.00 3,625 3,439 7,064 - 0.00 - 0.00 - 0.00
14 Pancur 228 345 573 572.24 0.00 247 43.11 1,305 1,233 2,538 0.00 0.00 - 0.00 1,533 1,578 3,111 - 0.00 - 0.00 - 0.00
15 Walantaka Walantaka 527 537 1,064 464.16 0.00 511 48.03 2,446 2,367 4,814 0.00 0.00 - 0.00 2,973 2,904 5,878 - 0.00 - 0.00 - 0.00
16 Kalodran 358 387 745 476.12 0.00 324 43.49 1,705 1,632 3,337 0.00 0.00 - 0.00 2,063 2,019 4,082 - 0.00 - 0.00 - 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,616 7,197 13,813 - 0.00 - 0.00 6,192 44.83 31,405 29,785 61,190 - 0.00 - 0.00 - 0.00 38,021 36,982 75,003 - 0.00 - 0.00 - 0.00
Sumber: Bidang Binkesmas
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
MENDAPAT VIT AJUMLAH
MENDAPAT VIT ANO KECAMATAN PUSKESMAS
L + PJUMLAH BAYI JUMLAH
L + PP
MENDAPAT VIT A
LL PL + P PL
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+PJUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 1,175 1,074 2,249 371 415 786 31.6 38.6 34.9 0 0.0 2 0.5 2 0.3
2 Banten Girang 795 716 1,511 238 247 485 29.9 34 32.1 0 0.0 0 0.0 0 0.0
3 Cipocok Jaya 369 364 733 114 107 221 30.9 29 30.2 4 3.5 3 2.8 7 3.2
4 Curug Curug 1,304 1,224 2,528 284 293 577 21.8 24 22.8 7 2.5 6 2.0 13 2.3
5 Kasemen Kasemen 1,041 1,200 2,241 408 428 836 39.2 36 37.3 4 1.0 4 0.9 8 1.0
6 Kilasah Kilasah 982 1,019 2,001 409 430 839 41.6 42 41.9 9 2.2 13 3.0 22 2.6
7 Sawah Luhur 211 246 457 54 139 193 25.6 57 42.2 3 5.6 2 1.4 5 2.6
8 Serang Ciracas 729 704 1,433 142 130 272 19.5 18 19.0 10 7.0 4 3.1 14 5.1
9 Rau 1,260 1,458 2,718 338 411 749 26.8 28 27.6 6 1.8 4 1.0 10 1.3
10 Serang Kota 1,399 1,346 2,745 466 489 955 33.3 36 34.8 10 2.1 12 2.5 22 2.3
11 Singandaru 785 754 1,539 125 111 236 15.9 15 15.3 0 0.0 1 0.9 1 0.4
12 Unyur 1,364 1,343 2,707 347 323 670 25.4 24 24.8 4 1.2 4 1.2 8 1.2
13 Taktakan Taktakan 1,488 1,449 2,937 611 622 1,233 41.1 43 42.0 6 1.0 4 0.6 10 0.8
14 Pancur 600 695 1,295 242 286 528 40.3 41 40.8 4 1.7 6 2.1 10 1.9
15 Walantaka Walantaka 1,232 1,202 2,434 333 355 688 27.0 30 28.3 2 0.6 1 0.3 3 0.4
16 Kalodran 847 48 895 265 256 521 31.3 533 58.2 13 4.9 14 5.5 27 5.2
JUMLAH (KAB/KOTA) 15,581 14,842 30,423 4,747 5,042 9,789 30.5 34 32.2 82 1.7 80 1.6 162 1.7
Sumber: Bidang Binkesmas
% (D/S) L P L+PNO KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)
JUMLAH BADUTA
DILAPORKAN (S)
DITIMBANG BGM
JUMLAH (D)
TABEL 46
KOTA SERANG
TAHUN 2015
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 2,353 2,271 4,623 413 17.6 413 18.2 826 17.9
2 Banten Girang 1,573 1,454 3,027 406 25.8 1,247 85.8 1,653 54.6
3 Cipocok Jaya 688 657 1,345 558 81.1 588 89.5 1,146 85.2
4 Curug Curug 2,546 2,365 4,911 1,340 52.6 1,341 56.7 2,681 54.6
5 Kasemen Kasemen 2,270 2,104 4,374 1,002 44.1 989 47.0 1,991 45.5
6 Kilasah Kilasah 2,023 1,868 3,890 453 22.4 463 24.8 916 23.5
7 Sawah Luhur 462 423 885 106 22.9 122 28.8 228 25.8
8 Serang Ciracas 1,408 1,413 2,821 295 21.0 276 19.5 571 20.2
9 Rau 2,684 2,576 5,259 657 24.5 656 25.5 1,313 25.0
10 Serang Kota 2,712 2,601 5,313 704 26.0 662 25.4 1,366 25.7
11 Singandaru 1,543 1,437 2,980 926 60.0 1,079 75.1 2,005 67.3
12 Unyur 2,707 2,599 5,305 1,576 58.2 1,575 60.6 3,151 59.4
13 Taktakan Taktakan 2,982 2,786 5,768 412 13.8 413 14.8 825 14.3
14 Pancur 1,305 1,233 2,538 324 24.8 324 26.3 648 25.5
15 Walantaka Walantaka 2,446 2,367 4,814 591 24.2 592 25.0 1,183 24.6
16 Kalodran 1,705 1,632 3,337 254 14.9 253 15.5 507 15.2
JUMLAH (KAB/KOTA) 31,405 29,785 61,190 10,017 31.9 10,993 36.9 21,010 34.3
Sumber: Bidang Binkesmas
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + P
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
TABEL 47
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 3,208 2,988 6,196 1,836 1,847 3,683 57.2 61.8 59.4 1 0.1 3 0.2 4 0.1
2 Banten Girang 2,125 1,969 4,094 1,129 986 2,115 53.1 50 51.7 0 0.0 0 0.0 0 0.0
3 Cipocok Jaya 960 921 1,881 609 571 1,180 63.4 62 62.7 5 0.8 4 0.7 9 0.8
4 Curug Curug 3,462 3,256 6,718 1,489 1,355 2,844 43.0 42 42.3 16 1.1 23 1.7 39 1.4
5 Kasemen Kasemen 2,963 3,010 5,973 1,969 2,054 4,023 66.5 68 67.4 6 0.3 6 0.3 12 0.3
6 Kilasah Kilasah 2,692 2,629 5,321 1,979 2,034 4,013 73.5 77 75.4 25 1.3 35 1.7 60 1.5
7 Sawah Luhur 600 612 1,212 184 253 437 30.7 41 36.1 4 2.2 3 1.2 7 1.6
8 Serang Ciracas 1,969 1,872 3,841 655 600 1,255 33.3 32 32.7 24 3.7 11 1.8 35 2.8
9 Rau 3,571 3,635 7,206 2,163 2,917 5,080 60.6 80 70.5 28 1.3 15 0.5 43 0.8
10 Serang Kota 3,734 3,545 7,279 1,871 1,874 3,745 50.1 53 51.4 25 1.3 24 1.3 49 1.3
11 Singandaru 2,095 1,987 4,082 552 580 1,132 26.3 29 27.7 6 1.1 7 1.2 13 1.1
12 Unyur 3,696 3,539 7,235 1,919 1,668 3,587 51.9 47 49.6 11 0.6 13 0.8 24 0.7
13 Taktakan Taktakan 4,023 3,836 7,859 3,163 3,167 6,330 78.6 83 80.5 13 0.4 16 0.5 29 0.5
14 Pancur 1,715 1,745 3,460 1,528 1,139 2,667 89.1 65 77.1 9 0.6 18 1.6 27 1.0
15 Walantaka Walantaka 3,347 3,194 6,541 1,549 1,587 3,136 46.3 50 47.9 20 1.3 15 0.9 35 1.1
16 Kalodran 2,313 2,229 4,542 1,275 1,178 2,453 55.1 53 54.0 23 1.8 22 1.9 45 1.8
JUMLAH (KAB/KOTA) 42,473 40,967 83,440 23,870 23,810 47,680 56.2 58 57.1 216 0.9 215 0.9 431 0.9
Sumber: Bidang Binkesmas
P
DITIMBANG
JUMLAH (D) % (D/S)NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BALITA
DILAPORKAN (S)
BALITA
L+P
BGM
L
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
KASUS BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 3 1 4 3 100.0 1 100.0 4 100.0
2 Banten Girang 3 1 4 3 100.0 1 100.0 4 100.0
3 Cipocok Jaya - 1 1 - 0.0 1 100.0 1 100.0
4 Curug Curug 4 1 5 4 100.0 1 100.0 5 100.0
5 Kasemen Kasemen 5 1 6 5 100.0 1 100.0 6 100.0
6 Kilasah Kilasah 5 2 7 5 100.0 2 100.0 7 100.0
7 Sawah Luhur - - - - 0.0 - 0.0 - 0.0
8 Serang Ciracas 1 - 1 1 100.0 - 0.0 1 100.0
9 Rau 2 - 2 2 100.0 - 0.0 2 100.0
10 Serang Kota 2 4 6 2 100.0 4 100.0 6 100.0
11 Singandaru - - - - 0.0 - 0.0 - 0.0
12 Unyur 4 3 7 4 100.0 3 100.0 7 100.0
13 Taktakan Taktakan 1 1 2 1 100.0 1 100.0 2 100.0
14 Pancur 1 - 1 1 100.0 - 0.0 1 100.0
15 Walantaka Walantaka 2 1 3 2 100.0 1 100.0 3 100.0
16 Kalodran 3 4 7 3 100.0 4 100.0 7 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 36 20 56 36 100.0 20 100.0 56 100.0
Sumber: Bidang Binkesmas
P L + P
MENDAPAT PERAWATANNO KECAMATAN PUSKESMAS
LJUMLAH DITEMUKAN
TABEL 49
KOTA SERANG
TAHUN 2015
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 472 432 904 472 100.0 432 100.0 904 100.0 904 904 100.00
2 Banten Girang 193 261 454 193 100.0 261 100.0 454 100.0 454 454 100.00
3 Cipocok Jaya 475 535 1,010 475 100.0 535 100.0 1,010 100.0 1,010 1,010 100.00
4 Curug Curug 482 649 1,131 482 100.0 649 100.0 1,131 100.0 1,131 1,131 100.00
5 Kasemen Kasemen 499 616 1,115 499 100.0 616 100.0 1,115 100.0 1,115 1,115 100.00
6 Kilasah Kilasah 408 869 1,277 408 100.0 869 100.0 1,277 100.0 1,277 1,277 100.00
7 Sawah Luhur 319 620 939 319 100.0 620 100.0 939 100.0 939 939 100.00
8 Serang Ciracas 372 457 829 372 100.0 457 100.0 829 100.0 829 829 100.00
9 Rau 414 492 906 414 100.0 492 100.0 906 100.0 906 906 100.00
10 Serang Kota 352 378 730 352 100.0 378 100.0 730 100.0 730 730 100.00
11 Singandaru 297 341 638 297 100.0 341 100.0 638 100.0 638 638 100.00
12 Unyur 442 545 987 442 100.0 545 100.0 987 100.0 987 987 100.00
13 Taktakan Taktakan 173 73 246 173 100.0 73 100.0 246 100.0 246 246 100.00
14 Pancur 209 271 480 209 100.0 271 100.0 480 100.0 480 480 100.00
15 Walantaka Walantaka 513 820 1,333 513 100.0 820 100.0 1,333 100.0 1,333 1,333 100.00
16 Kalodran 109 132 241 109 100.0 132 100.0 241 100.0 241 241 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 5,729 7,491 13,220 5,729 100.0 7,491 100.0 13,220 100.0 13,220 13,220 100.00
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 100.0 100.0 100.0
Sumber: Bidang Yankes
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
L P L + P
SD DAN SETINGKAT
JUMLAH
MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
(PENJARINGAN)
%
TABEL 50
KOTA SERANG
TAHUN 2015
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TUMPATAN GIGI TETAPPENCABUTAN GIGI
TETAP
RASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN1 2 3 4 5 6
1 Cipocok Jaya Banjar Agung - - 0.0
Banten Girang 75 149 0.5
Cipocok Jaya 75 55 1.4
2 Curug Curug - - 0.0
3 Kasemen Kasemen - - 0.0
Kilasah 91 129 0.7
Sawah Luhur - - 0.0
4 Serang Ciracas 58 60 1.0
Rau - - 0.0
Serang Kota - 345 0.0
Singandaru - - 0.0
Unyur 136 339 0.4
5 Taktakan Taktakan 34 31 1.1
Pancur - - 0.0
6 Walantaka Walantaka 83 14 5.9
Kalodran - - 0.0
JUMLAH (KAB/ KOTA) 552 1,122 0.5
Sumber: Bidang Yankes
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 51
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 18 0.0 18 100.0 472 432 904 472 100.0 432 100.0 904 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
2 Banten Girang 11 0.0 11 100.0 193 261 454 193 100.0 261 100.0 454 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
3 Cipocok Jaya 26 0.0 26 100.0 475 535 1,010 475 100.0 535 100.0 1,010 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
4 Curug Curug 23 0.0 23 100.0 482 649 1,131 482 100.0 649 100.0 1,131 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
5 Kasemen Kasemen 25 0.0 25 100.0 499 616 1,115 499 100.0 616 100.0 1,115 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
6 Kilasah Kilasah 24 0.0 24 100.0 408 869 1,277 408 100.0 869 100.0 1,277 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
7 Sawah Luhur 19 0.0 19 100.0 319 620 939 319 100.0 620 100.0 939 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
8 Serang Ciracas 11 0.0 11 100.0 372 457 829 372 100.0 457 100.0 829 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
9 Rau 18 0.0 18 100.0 414 492 906 414 100.0 492 100.0 906 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
10 Serang Kota 15 0.0 15 100.0 352 378 730 352 100.0 378 100.0 730 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
11 Singandaru 16 0.0 16 100.0 297 341 638 297 100.0 341 100.0 638 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
12 Unyur 17 0.0 17 100.0 442 545 987 442 100.0 545 100.0 987 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
13 Taktakan Taktakan 5 0.0 5 100.0 173 73 246 173 100.0 73 100.0 246 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
14 Pancur 15 0.0 15 100.0 209 271 480 209 100.0 271 100.0 480 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
15 Walantaka Walantaka 17 0.0 17 100.0 513 820 1,333 513 100.0 820 100.0 1,333 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
16 Kalodran 5 0.0 5 100.0 109 132 241 109 100.0 132 100.0 241 100.0 - 0.0 0.0 - 0.0
JUMLAH (KAB/ KOTA) 265 - 0.0 265 100.0 5,729 7,491 13,220 5,729 100.0 7,491 100.0 13,220 100.0 - - - - 0.0 - 0.0 - 0.0
Sumber: Bidang Yankes
%
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN
JUMLAH MURID SD/MI
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
JUMLAH
SD/MI
JUMLAH
SD/MI DGN
SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
%
TABEL 52
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 348 356 704 233 66.95 349 98.03 582 82.67
2 Banten Girang 466 451 917 171 36.70 189 41.91 360 39.26
3 Cipocok Jaya 44 84 128 44 100.00 128 152.38 172 134.38
4 Curug Curug 0 0 0 0 - 0 - 0 -
5 Kasemen Kasemen 291 348 639 291 100.00 348 100.00 639 100.00
6 Kilasah Kilasah 35 52 87 87 248.57 52 100.00 139 159.77
7 Sawah Luhur 26 28 54 10 38.46 22 78.57 32 59.26
8 Serang Ciracas 746 1,071 1,817 58 7.77 149 13.91 207 11.39
9 Rau 723 1,104 1,827 342 47.30 524 47.46 866 47.40
10 Serang Kota 1,532 1,569 3,101 660 43.08 695 44.30 1,355 43.70
11 Singandaru 71 733 804 71 100.00 733 100.00 804 100.00
12 Unyur 565 692 1,257 60 10.62 232 33.53 292 23.23
13 Taktakan Taktakan 1,112 1,176 2,288 17 1.53 54 4.59 71 3.10
14 Pancur 537 775 1,312 77 14.34 407 52.52 484 36.89
15 Walantaka Walantaka 216 194 410 216 100.00 194 100.00 410 100.00
16 Kalodran 426 323 749 127 29.81 555 171.83 682 91.05
JUMLAH (KAB/KOTA) 7,138 8,956 16,094 2,464 34.52 4,631 51.71 7,095 44.08
Sumber: Bidang Binkesmas
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 53
KOTA SERANG
TAHUN 2015
%
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jaminan Kesehatan Nasional 0 0 0 0.00 0.00 0.00
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 118,262.00 0.00 0.00 0.00
1.2 PBI APBD 36,675.00 0.00 0.00 0.00
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 141,904.00 0.00 0.00 0.00
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 28,341.00 0.00 0.00 0.00
1.5 Bukan pekerja (BP) 12,881.00 0.00 0.00 0.00
2 Jamkesda 0 0.00 0.00 0.00
3 Asuransi Swasta 0 0.00 0.00 0.00
4 Asuransi Perusahaan 0 0.00 0.00 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 338,063 0.00 0.00 54.63
Sumber: Seksi Pembiayaan
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN
PESERTA JAMINAN KESEHATAN
JUMLAH
TABEL 54
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Banjar Agung 3,079 0 0
2 Puskesmas Banten Girang 11,720 0 0
3 Puskesmas Cipocok Jaya 2,616 0 0
4 Puskesmas Curug 13,696 0 0
5 Puskesmas Kasemen 7,559 0 0
6 Puskesmas Kilasah 15,611 0 0
7 Puskesmas Sawah Luhur 2,623 0 0
8 Puskesmas Ciracas 2,900 0 0
9 Puskesmas Rau 9,873 0 0
10 Puskesmas Serang Kota 23,557 0 0
11 Puskesmas Singandaru 7,849 0 0
12 Puskesmas Unyur 10,939 0 0
13 Puskesmas Taktakan 15,368 0 0
14 Puskesmas Pancur 6,580 0 0
15 Puskesmas Walantaka 8,296 0 0
16 Puskesmas Kalodran 8,296 0 0
SUB JUMLPuskesmas Walantaka 0 0 133,970 0 0 0 0 0 0
1 Puskesmas Kalodran 0 0 0
2 RS …. 0 0 0
3 RS …. 0 0 0
4 RS …. 0 0 0
0 0 0
SUB JUMLAH II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
0 0 0
SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 133,970 0 0 0 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 317,501 301,301 618,802 317,501 301,301 618,802
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 0.0 0.0 21.6 0.0 0.0 0.0
Sumber: Seksi Pembiayaan
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
TABEL 55
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - -
5 - - - - - - - - -
6 - - - - - - - - -
7 - - - - - - - - -
8 - - - - - - - - -
9 - - - - - - - - -
10 - - - - - - - - -
11 - - - - - - - - -
12 - - - - - - - - -
13 - - - - - - - - -
14 - - - - - - - - -
15 - - - - - - - - -
16 - - - - - - - - -
17 - - - - - - - - -
18 - - - - - - - - -
19 - - - - - - - - -
20 - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - -
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan:
a termasuk rumah sakit swasta
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA
GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
48 JAM DIRAWATNONAMA RUMAH
SAKITa
TABEL 56
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
KOTA SERANG
TAHUN 2015
NONAMA RUMAH
SAKITa
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI
PERAWATAN
JUMLAH LAMA
DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
2 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
3 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
4 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
5 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
6 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
7 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
8 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
9 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
10 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
11 0 0 0.0 0.0 0.0 0.0
12 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
13 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
14 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
15 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
16 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
17 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
18 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
19 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
20 0 0 - 0.0 0.0 0.0 0.0
0 0 - 0.0 0 0.0 0
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan:
a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAHJUMLAH
DIPANTAU% DIPANTAU
JUMLAH
BER- PHBS % BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 8,321 1,291 15.5 502 38.9
2 Banten Girang 6,061 3,840 63.4 1,680 43.8
3 Cipocok Jaya 2,673 2,186 81.8 882 40.3
4 Curug Curug 7,194 1,369 19.0 985 72.0
5 Kasemen Kasemen 10,148 2,357 23.2 1,136 48.2
6 Kilasah Kilasah 8,247 1,800 21.8 825 45.8
7 0 Sawah Luhur 10,889 1,200 11.0 589 49.1
8 Ciracas 8,135 2,610 32.1 1,245 47.7
9 Rau 4,630 827 17.9 520 62.9
10 Serang Kota 9,978 2,345 23.5 1,134 48.4
11 Singandaru 2,115 1,064 50.3 453 42.6
12 Unyur 12,127 1,686 13.9 1,245 73.8
13 Taktakan Taktakan 6,727 2,320 34.5 1,443 62.2
14 Pancur 8,640 1,670 19.3 820 49.1
15 Walantaka Walantaka 12,788 2,030 15.9 1,444 71.1
16 Kalodran 11,757 1,560 13.3 774 49.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 130,430 30,155 23.1 15,677 52.0
Sumber Bidang Binkesmas
RUMAH TANGGA
TABEL 57
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 8,321 191 2.30 8,130 882 0.11 191 22 691 78
2 Banten Girang 5,887 1,162 19.74 4,725 1,823 0.31 1,162 64 661 36
3 Cipocok Jaya 2,673 36 1.35 2,637 2,673 1.00 36 1 2,637 99
4 Curug Curug 6,118 2,631 43.00 3,487 2,631 0.43 2,631 100 2,631 100
5 Kasemen Kasemen 9,518 874 9.18 8,644 1,086 0.11 874 80 212 20
6 Kilasah Kilasah 10,549 1,252 11.87 9,297 1,818 0.17 1,252 69 566 31
7 Sawah Luhur 5,935 3,492 58.84 2,443 2,325 0.39 1,486 64 839 36
8 Serang Ciracas 11,635 2,992 25.72 8,643 3,563 0.31 1,190 33 2,373 67
9 Rau 10,148 1,928 19.00 8,220 2713 0.27 1,928 71 785 29
10 Serang Kota 5,356 552 10.31 4,804 1,186 0.22 552 47 634 53
11 Singandaru 6,135 1,449 23.62 4,686 2,645 0.43 1,449 55 1,196 45
12 Unyur 2,137 330 15.44 1,807 444 0.21 444 100 444 100
13 Taktakan Taktakan 13,639 2,122 15.56 11,517 3,437 0.25 2,122 62 1,315 38
14 Pancur 4,597 520 11.31 4,077 827 0.18 520 63 307 37
15 Walantaka Walantaka 9,696 6,588 67.95 3,108 1,557 0.16 607 39 950 61
16 Kalodran 7,312 465 6.36 6,847 966 0.13 465 48 501 52
JUMLAH (KAB/KOTA) 119,656 26,584 22.22 30,584 0.26 16909 55.29 16,742 13.99
PUSKESMAS
JUMLAH
SELURUH
RUMAH
Sumber: Bidang P2PL
TABEL 58
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
2014JUMLAH
RUMAH YANG
BELUM
MEMENUHI
SYARAT
RUMAH DIBINARUMAH DIBINA MEMENUHI
SYARAT
2015
NO KECAMATAN
TABEL 59
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 31,823 956 4,780 107 535 7,652 38,260 52 260 52 260 - - - - 0 0
2 Banten Girang 48,596 2,518 12,590 171 855 1,714 8,570 - - - - - - - - 0 0.00
3 Cipocok Jaya 14,134 140 700 25 125 2,245 11,225 - - - - - - - - 0 0.00
4 Curug Curug 51,622 392 1,960 - - 3,798 18,990 - - 7 - - - - - - - 722 3,610 - - 0 0.00
5 Kasemen Kasemen 45,976 289 1,445 120 600 7,361 36,805 - - - - - - 575 2,875 0 0.00
6 Kilasah Kilasah 40,893 524 2,620 224 1,120 7,940 39,700 29 145 29 145 - - 1,573 7,865 0 0.00
7 Sawah Luhur 9,302 475 2,375 42 210 4,224 21,120 2,200 11,000 - - - - - - 390 1,950 11000 118.25
8 Serang Ciracas 29,648 164 820 164 820 - - 2,200 11,000 - - - - - - 820 2.77
9 Rau 55,283 8,133 40,665 - - 70 350 - - - - - - - - 0 0.00
10 Serang Kota 55,848 2,256 11,280 - - 1,365 6,825 - - - - 3 15 1,368 6,840 0 0.00
11 Singandaru 31,328 802 4,010 69 345 1,898 9,490 154 785 802 4,010 178 890 - - - - 88 440 - - 2020 6.45
12 Unyur 55,769 613 3,065 - - 652 3,260 - - - - - - 1 5 0 0.00
13 Taktakan Taktakan 60,635 816 4,080 - - 9,933 49,665 - - - - 1 5 - - 0 0.00
14 Pancur 26,675 1,784 8,920 520 2,600 - 1,748 8,740 1,398 6,990 37 185 - - - - - - - - - - - - - - 9590 35.95
15 Walantaka Walantaka 50,598 985 3,873 36 142 2,427 9,989 587 2,333 2,773 11,364 568 2,301 - - - - - - - - - - - - - - - - 4776 9.44
16 Kalodran 35,075 233 1,165 473 2,365 6,158 30,790 - - - - - - - - 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 643,205 21,080 104348 789 3907 5487 25289 741 3118 60635 300674 4344 21181 118 590 0 0 88 405 0 0 92 460 0 0 4629 23145 0 0 28206 4.3852271
PENDUDUK
DENGAN AKSES
BERKELANJUTAN
TERHADAP AIR
MINUM LAYAK
JUM
LAH
%
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
MEMENUHI SYARAT
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
MEMENUHI SYARAT
NO
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
MEMENUHI SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
Sumber: Bidang P2PL
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MEMENUHI SYARAT
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JUM
LAH
SA
RA
NA
MEMENUHI SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
TABEL 60
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 0 0 0.0
2 0 Banten Girang 0 0 0 0.0
3 0 Cipocok Jaya 0 0 0 0.0
4 Curug Curug 6 6 3 50.0
5 Kasemen Kasemen 0 0 0 0.0
6 0 Kilasah 0 0 0 0.0
7 0 Sawah Luhur 13 7 3 42.9
8 Serang Ciracas 34 7 2 28.6
9 0 Rau 0 0 0 0.0
10 0 Serang Kota 0 0 0 0.0
11 0 Singandaru 23 1 1 100.0
12 0 Unyur 14 11 10 90.9
13 Taktakan Taktakan 0 0 0 0.0
14 0 Pancur 0 0 0 0.0
15 Walantaka Walantaka 0 0 0 0.0
16 0 Kalodran
JUMLAH (KAB/KOTA) 90 32 19 59.375
Sumber: Bidang P2PL
MEMENUHI SYARAT
(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN
JUMLAH
PENYELENGGARA
AIR MINUM
PUSKESMAS
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH SAMPEL
DIPERIKSA
TABEL 61
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 31823 0 0 0 0 9 0.0
2 Banten Girang 48596 0 0 0 0 28,805 59.3
3 Cipocok Jaya 14134 0 0 0 0 1,444 10.2
4 Curug Curug 51622 - - - - 0 5,420 27,100 5,420 27,100 100 - - - - 0 - - - - 0 27,100 52.5
5 Kasemen Kasemen 45976 0 0 0 0 27,100 58.9
6 Kilasah Kilasah 40893 0 0 0 0 37,785 92.4
7 Sawah Luhur 9302 - - - - 0 4,637 23,185 4,637 23,185 100 - - - - 0 - - - - 0 50,220 539.9
8 Serang Ciracas 29648 - - - - 0 10,453 53,460 5,005 25,025 46.8107 - - - - 0 - - - - 0 23,175 78.2
9 Rau 55283 0 0 0 0 52,265 94.5
10 Serang Kota 55848 0 0 0 0 29,555 52.9
11 Singandaru 31328 - - - - 0 2,040 10,200 156 780 7.64706 - - - - 0 - - - - 0 16,160 51.6
12 Unyur 55769 - - - - 0 1,710 8,550 1,710 8,550 100 - - - - 0 - - - - 0 12,905 23.1
13 Taktakan Taktakan 60635 0 0 0 0 8,550 14.1
14 Pancur 26675 40 4,000 40 3,820 95.5 4,145 16,979 867 4,135 24.3536 - - - - 0 - - - - 0 49,035 183.8
15 Walantaka Walantaka 50598 - - - - 0 6,600 32,931 6,600 32,931 100 - - - - 0 - - - - 0 20,410 40.3
16 Kalodran 35075 0 0 0 0 33,770 96.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 643,205 40 4,000 40 3,820 95.5 35,005 172,405 24,395 121,706 70.5931 - - - - 0 - - - - 0 418,288 65.0
Sumber: Bidang P2PL
MEMENUHI SYARAT
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
MEMENUHI SYARAT
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
KECAMATAN PUSKESMAS
JENIS SARANA JAMBAN
LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK MEMENUHI SYARAT
JU
MLA
H S
AR
AN
A
KOMUNAL
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI SYARAT
PENDUDUK
DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK
(JAMBAN SEHAT)
NO
TABEL 62
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 3 0 1 33.33 0
2 Banten Girang 4 0.0 1 25 0
3 Cipocok Jaya 1 - 0.0 1 100 - 0
4 Curug Curug 10 1 10.0 1 10 - 0
5 Kasemen Kasemen 4 0.0 0 0
6 Kilasah Kilasah 5 0.0 0 0
7 Sawah Luhur 1 1 100.0 1.0 100 - 0
8 Serang Ciracas 1 1 100.0 1.0 100 - 0
9 Rau 3 0.0 0 0
10 Serang Kota 3 0.0 0 0
11 Singandaru 3 0.0 0.0 0 - 0
12 Unyur 2 1 50.0 0.0 0 - 0
13 Taktakan Taktakan 7 0.0 0 0
14 Pancur 5 2 40.0 0.0 0 - 0
15 Walantaka Walantaka 9 - 0.0 0.0 0 - 0
16 Kalodran 5 0.0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 66 6 9.1 0 0 0
Sumber: Bidang P2PL
PUSKESMASJUMLAH DESA/
KELURAHAN
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN
STBM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA STOP BABS
(SBS)
TABEL 63
KOTA SERANG
TAHUN 2015
SD
SL
TP
SL
TA
PU
SK
ES
MA
S
RU
MA
H
SA
KIT
UM
UM
BIN
TA
NG
NO
N
BIN
TA
NG
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 0 - - - - - - - - -
2 Banten Girang 0 - - - - - - - - -
3 Cipocok Jaya 4 4 - - - - - - - - -
4 Curug Curug 13 6 6 1 - - - 26 13 100.0 6 100.0 6 100.0 1 100.0 - - 0 - - - 26 100.0
5 Kasemen Kasemen 0 - - - - - 0 - - -
6 Kilasah Kilasah 0 - - - - - - - - -
7 Sawah Luhur 3 11 9 1 2 2 3 31 3 100.0 11 100.0 9 100.0 1 100.0 2 100.0 2 100.0 3 100.0 31 100.0
8 Serang Ciracas 17 7 2 1 - - - 27 17 100.0 7 100.0 2 100.0 1 100.0 - 0 - - - 27 100.0
9 Rau 0 - - - - - - - - 0
10 Serang Kota 0 - - - - - - - - -
11 Singandaru 18 1 1 1 - - - 21 18 100.0 1 100.0 1 100.0 1 100.0 - - 0 - - - 21 100.0
12 Unyur 5 2 1 1 - - - 9 5 100.0 2 100.0 1 100.0 1 100.0 - - 0 - - - 9 100.0
13 Taktakan Taktakan 0 - - - - - - - - -
14 Pancur 14 5 2 1 - - - 22 14 100.0 5 100.0 2 100.0 1 100.0 - - 0 - - - 22 100.0
15 Walantaka Walantaka 19 11 6 0 - - - 36 19 100.0 11 100.0 6 100.0 1 - - - 0 - - - 37 102.8
16 Kalodran 0 - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 93 43 27 6 2 2 3 176 89 95.7 43 100.0 27 100.0 7 116.7 2 100.0 2 100.0 3 100.0 173 98.29545
Sumber: Bidang P2PL
RUMAH SAKIT
UMUM
HOTELSARANA PENDIDIKAN
SD BINTANG NON BINTANG
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TEMPAT-TEMPAT UMUM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
SARANA
PENDIDIKAN
TEMPAT-TEMPAT
UMUM
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
SARANA KESEHATAN
PUSKESMAS
YANG ADA
JU
ML
AH
TT
U
SARANA
KESEHATANHOTEL
SLTP SLTA
TABEL 64
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL % JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 45 0 0 15 1 16 35.56 0 2 3 5 11.11
2 0 Banten Girang 61 7 0 5 39 51 83.61 2 2 0 4 6.56
3 0 Cipocok Jaya 47 9 10 7 8 34 72.34 4 2 4 10 21.28
4 Curug Curug 50 6 18 12 4 40 80.00 1 9 15 3 28 56.00
5 Kasemen Kasemen 58 11 0 24 19 54 93.10 0 0 0 0 0.00
6 0 Kilasah 48 1 0 15 1 17 35.42 1 5 5 11 22.92
7 0 Sawah Luhur 51 0 4 16 0 20 39.22 0 6 0 35 41 80.39
8 Serang Ciracas 67 12 0 0 2 14 20.90 10 7 12 27 56 83.58
9 0 Rau 110 6 0 27 19 52 47.27 0 29 0 29 26.36
10 0 Serang Kota 100 0 0 34 0 34 34.00 22 17 11 50 50.00
11 0 Singandaru 50 1 2 1 0 4 8.00 8 4 16 20 48 96.00
12 0 Unyur 75 1 1 3 3 8 10.67 4 2 37 20 63 84.00
13 Taktakan Taktakan 58 0 8 14 11 33 56.90 3 3 20 26 44.83
14 0 Pancur 54 2 2 14 8 26 48.15 0 0 0 12 12 22.22
15 Walantaka Walantaka 51 4 0 10 18 32 62.75 5 7 5 2 19 37.25
16 0 Kalodran 37 4 0 20 4 28 75.68 4 0 4 8 21.62
JUMLAH (KAB/KOTA) 962 64 45 217 137 463 48.13 64 35 145 166 410 42.62
Sumber: Bidang PKP
KECAMATAN
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI
NO PUSKESMASJUMLAH
TPM
TABEL 65
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JA
JA
NA
N
TO
TA
L
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JA
JA
NA
N
TO
TA
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 5 15 1 16 320.00 16 0 2 3 5 31.25
2 Banten Girang 4 7 5 39 51 1275.00 51 2 2 0 4 7.84
3 Cipocok Jaya 10 9 7 8 24 240.00 34 4 2 4 10 29.41
4 Curug Curug 28 6 12 4 22 78.57 40 1 15 3 19 47.50
5 Kasemen Kasemen 0 11 24 19 54 0.00 54 0 0 0 0 0.00
6 Kilasah 11 1 15 1 17 154.55 17 1 5 5 11 64.71
7 Sawah Luhur 41 0 16 0 16 39.02 20 0 0 35 35 175.00
8 Serang Ciracas 56 12 0 2 14 25.00 14 10 12 27 49 350.00
9 Rau 29 6 27 19 52 179.31 52 0 29 0 29 55.77
10 Serang Kota 50 0 34 0 34 68.00 34 22 17 11 50 147.06
11 Singandaru 48 1 1 0 2 4.17 4 8 16 20 44 1100.00
12 Unyur 63 1 3 3 7 11.11 8 4 37 20 61 762.50
13 Taktakan Taktakan 26 0 14 11 25 96.15 33 3 3 20 26 78.79
14 Pancur 12 2 14 8 24 200.00 26 0 0 12 12 46.15
15 Walantaka Walantaka 19 4 10 18 32 168.42 32 5 5 2 12 37.50
16 Kalodran 8 4 20 4 28 350.00 28 4 0 4 8 28.57
JUMLAH (KAB/KOTA) 410 64 0 217 137 418 101.95 463 64 0 145 166 375 80.99
Sumber: Bidang PKP
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M
DIB
INA
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
JU
MLA
H T
PM
ME
ME
NU
HI
SY
AR
AT
HIG
IEN
E S
AN
ITA
SI
NO KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK
JU
MLA
H T
PM
TID
AK
ME
ME
NU
HI
SY
AR
AT
PUSKESMAS
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M
DIU
JI
PE
TIK
TABEL 66
KOTA SERANG
TAHUN 2015
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 100,000 74,250 62,000 136250 136.25
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 2,900 2900.00 #DIV/0!
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet #DIV/0!
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 175,721 28,700 204421.00 #DIV/0!
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 300,000 802,880 900,500 1703380.00 567.79
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 5,000 9,245 2,650 11895.00 237.90
8 Metampiron tablet 500 mg tablet #DIV/0!
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul #DIV/0!
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
tablet 800,000 275,080 1,090,800 1365880.00 170.74
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +
polimiksin 10.000 IU/g
tube 10,498 1,000 11498.00 #DIV/0!
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Heksaklorofen 250 mg
supp 500,000 514 1,410 1924.00 0.38
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam
Salisilat 3%
pot 1,451 1451.00 #DIV/0!
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 2,000 4,140 4140.00 207.00
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +
Levodopa 250 mg
tablet #DIV/0!
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial #DIV/0!
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 1,000,000 160,170 823,800 983970.00 98.40
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 1,000 500 1500.00 #DIV/0!
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 20 2,940 2960.00 #DIV/0!
23 Betametason krim 0,1 % krim 2,000 11,627 1,325 12952.00 647.60
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 103 370 473.00 #DIV/0!
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 300,000 427,030 189,200 616230.00 205.41
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol #DIV/0!
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet #DIV/0!
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 50
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 22,440 83,400 105840.00 #DIV/0!
31 Diazepam tablet 5 mg tablet #DIV/0!
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 200
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 9,480 29,300 38780.00 #DIV/0!
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 30,000 7,010 7010.00 23.37
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet #DIV/0!
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 1,000 138 1,180 1318.00 131.80
37 Etakridin larutan 0,1% botol 177 177.00 #DIV/0!
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul #DIV/0!
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 3,000 10,450 10450.00 348.33
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 2,000
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 20 1,080 1080.00 5400.00
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 20,000 16,100 16100.00 80.50
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 14,880 124,800 139680.00 #DIV/0!
47 Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
sach 58,077 58077.00 #DIV/0!
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 200 930 930.00 465.00
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 80,270 139,200 219470.00 #DIV/0!
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 47,500 187,000 234500.00 #DIV/0!
52 Gliserin botol 1 1.00 #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol #DIV/0!
54 Glukosa larutan infus 10% botol 360 360.00 #DIV/0!
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 7 380 387.00 #DIV/0!
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet #DIV/0!
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 7,620 198,000 205620.00 #DIV/0!
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 700 700.00 #DIV/0!
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 100 100.00 #DIV/0!
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 600 600.00 #DIV/0!
61 Hidrkortison krim 2,5% tube #DIV/0!
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 5,000 4,544 4544.00 90.88
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 21,108 171,400 192508.00 #DIV/0!
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 5,000 5,340 1,600 6940.00 138.80
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 242,790 226,000 468790.00 #DIV/0!
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 115,065 115065.00 #DIV/0!
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 147,000 147000.00 #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KOTA SERANG
TAHUN 2015
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 500 48,200 48700 #DIV/0!
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 60,000 73,125 73125.00 121.88
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 2,000 675 675.00 33.75
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 1,000,000 205,420 205420.00 20.54
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 114,400 114400.00 #DIV/0!
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +
Sulfadoxin 500 mg
tablet #DIV/0!
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg +
Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
botol 10,000 7,057 38,000 45057.00 450.57
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol
400 mg, Trimetoprim 80 mg
tablet 68,550 68550.00 #DIV/0!
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol
100 mg, Trimetoprim 20 mg
tablet #DIV/0!
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 3,000 920 920.00 30.67
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 100 227 227.00 227.00
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 400 229 229.00 57.25
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 8,680 8680.00 #DIV/0!
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 1,000 1,088 1088.00 108.80
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 20,800 107,700 128500.00 #DIV/0!
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 41,400 181,000 222400.00 #DIV/0!
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol #DIV/0!
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 850 850.00 #DIV/0!
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 3,000 210 210.00 7.00
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 10,000 7,568 7568.00 75.68
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 6,140 6140.00 #DIV/0!
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 53 53.00 #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 5,000 1,395 1395.00 27.90
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 5,000 28,841 28841.00 576.82
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 500,000 1,287,800 614,000 1901800.00 380.36
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet #DIV/0!
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 300,000 81,520 558,000 639520.00 213.17
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 55 55.00 #DIV/0!
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 236 236.00 #DIV/0!
111 Prednison tablet 5 mg tablet 500,000 129,260 428,200 557460.00 111.49
112 Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0!
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet #DIV/0!
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 1,900 18,800 20700.00 #DIV/0!
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol 10,000 10,254 16,750 27004.00 270.04
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap
4%
tube 2,271 4,332 6603.00 #DIV/0!
119 Salisil bedak 2% kotak 1,000 4,586 4586.00 458.60
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 36 36.00 #DIV/0!
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 13 13.00 #DIV/0!
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 1,056 7,800 8856.00 #DIV/0!
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 400 2,132 2132.00 533.00
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 40 40.00 #DIV/0!
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 4,240 4240.00 #DIV/0!
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 8,280 8280.00 #DIV/0!
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 5,710 5710.00 #DIV/0!
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 200,000 338,400 126,000 464400.00 232.20
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 3,080 3080.00 #DIV/0!
134 Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 1,000,000 288,430 288430.00 28.84
VAKSIN
136 BCG vial #DIV/0!
137 T T vial #DIV/0!
138 D T vial #DIV/0!
139 CAMPAK 10 Dosis vial #DIV/0!
140 POLIO 10 Dosis vial #DIV/0!
141 DPT-HB vial #DIV/0!
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial #DIV/0!
143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial #DIV/0!
KOTA SERANG
TAHUN 2015
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
Sumber: Bidang PKP
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KOTA SERANG
TAHUN 2015
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 3 5
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 2 2
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 6
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 43
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 10
3 PUSKESMAS KELILING 16
4 PUSKESMAS PEMBANTU 13
1 RUMAH BERSALIN -
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 67 67
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN -
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH -
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 APOTEK -
7 TOKO OBAT -
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -
Sumber: Bidang Yankes
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
TABEL 68
KOTA SERANG
TAHUN 2015
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 5 4 80.00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 2 0 -
JUMLAH (KAB/KOTA) 7 4 57.14
Sumber: Bidang Yankes
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
TABEL 69
KOTA SERANG
TAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 33 82.50 1 2.50 3 7.50 3 7.50 40 6 15.00
2 Banten Girang 0 0.00 11 30.56 14 38.89 11 30.56 36 25 69.44
3 Cipocok Jaya 13 92.86 1 7.14 0 0.00 0 0.00 14 0 0.00
4 Curug Curug 11 35.48 7 22.58 11 35.48 2 6.45 31 13 41.94
5 Kasemen Kasemen 29 65.91 14 31.82 0 0.00 1 2.27 44 1 2.27
6 Kilasah Kilasah 0 0.00 42 100.00 0 0.00 0 0.00 42 0 0.00
7 Sawah Luhur 0 0.00 23 60.53 14 36.84 1 2.63 38 15 39.47
8 Serang Ciracas 28 62.22 17 37.78 0 0.00 0 0.00 45 0 0.00
9 Rau 4 13.33 11 36.67 3 10.00 12 40.00 30 15 50.00
10 Serang Kota 0 0.00 17 56.67 23 76.67 2 6.67 42 25 59.52
11 Singandaru 10 33.33 0 0.00 0 0.00 0 0.00 10 0 0.00
12 Unyur 9 30.00 16 53.33 16 53.33 10 33.33 51 26 50.98
13 Taktakan Taktakan 9 30.00 11 36.67 7 23.33 3 10.00 30 10 33.33
14 Pancur 41 136.67 9 30.00 2 6.67 1 3.33 53 3 5.66
15 Walantaka Walantaka 26 86.67 9 30.00 2 6.67 0 0.00 37 2 5.41
16 Kalodran 62 206.67 0 0.00 0 0.00 0 0.00 62 0 0.00
275 45.45 189 31.24 95 15.70 46 7.60 605 141 23.31
1
Sumber: Bidang Binkesmas
NO KECAMATAN PUSKESMAS
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH
JUMLAH (KAB/KOTA)
STRATA POSYANDU
PRATAMA
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF
TABEL 70
KOTA SERANG
TAHUN 2015
POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 2 3 4 5 6 7
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 3 1
2 Banten Girang 4 -
3 Cipocok Jaya 1 -
4 Curug Curug 1 -
5 Kasemen Kasemen 10 3 1.00
6 Kilasah 5 1
7 Sawah Luhur 4 2
8 Serang Ciracas 5 2
9 Rau 5 3
10 Serang Kota 3 -
11 Singandaru 1 1
12 Unyur 3 1
13 Taktakan Taktakan 3 - 2.00
14 Pancur 7 2
15 Walantaka Walantaka 2 2
16 Kalodran 9 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 66 19 3 0
Sumber: Bidang Binkesmas
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/
KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
TABEL 71
KOTA SERANG
TAHUN 2015
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Cipocok Jaya Banjar Agung 3 - 1.00 - 0.00 1 33.333
2 0 Banten Girang 4 - 0.00 - 0.00 - 0
3 0 Cipocok Jaya 1 - 0.00 - 0.00 - 0
4 Curug Curug 10 - 0.00 - 0.00 - 0
5 Kasemen Kasemen 4 - 3.00 - 0.00 3 75
6 0 Kilasah 5 - 1.00 - 0.00 1 20
7 0 Sawah Luhur 1 - 2.00 - 0.00 2 200
8 Serang Ciracas 1 - 2.00 - 0.00 2 200
9 0 Rau 3 - 3.00 - 0.00 3 100
10 0 Serang Kota 3 - 0.00 - 0.00 - 0
11 0 Singandaru 3 - 1.00 - 0.00 1 33.333
12 0 Unyur 2 - 1.00 - 0.00 1 50
13 Taktakan Taktakan 7 - 0.00 - 0.00 - 0
14 0 Pancur 5 - 2.00 - 0.00 2 40
15 Walantaka Walantaka 9 - 2.00 - 0.00 2 22.222
16 0 Kalodran 5 - 1.00 - 0.00 1 20
JUMLAH (KAB/KOTA) 66 0 19 0 0 19 28.788
Sumber: Bidang Binkesmas
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/
KELURAHAN
TABEL 72
KOTA SERANG
TAHUN 2015
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Banjar Agung - - - 1 1 2 1 1 2 - 1 1 - - - - 1 1
2 Puskesmas Banten Girang - - - - 1 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 1
3 Puskesmas Cipocok Jaya - - - - 1 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 1
4 Puskesmas Curug - - - 1 1 2 1 1 2 - - - - - - - - -
5 Puskesmas Kasemen - - - 1 2 3 1 2 3 - - - - - - - - -
6 Puskesmas Kilasah - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - - - -
7 Puskesmas Sawah Luhur - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - - -
8 Puskesmas Ciracas - - - - 2 2 - 2 2 - - - - - - - - -
9 Puskesmas Rau - - - 1 1 1 - 1 - - - - - - - - -
10 Puskesmas Serang Kota - - - - 2 2 - 2 2 - 1 1 - - - - 1 1
11 Puskesmas Singandaru - - - 1 1 2 1 1 2 - 1 1 - - - - 1 1
12 Puskesmas Unyur - - - - 1 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 1
13 Puskesmas Taktakan - - - - 1 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 1
14 Puskesmas Pancur - - - - 1 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 1
15 Puskesmas Walantaka - - - 1 1 1 - 1 1 - 1 - - - 1 - 1
16 Puskesmas Kalodran - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 6 17 23 6 17 23 1 8 9 - - - 1 8 9
1 RS ………… - - - - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - 6 17 23 6 17 23 1 8 9 - - - 1 8 9
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0 3.7169 3.7169 1.4544 0 1.4544
Keterangan : a termasuk S3
Sumber: Sub.Bag. Umpeg
DOKTER
GIGI SPESIALIS TOTAL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TOTAL DOKTER GIGI NO UNIT KERJA
TABEL 73
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Puskesmas Banjar Agung 18 2 2 0 0 0
2 Puskesmas Banten Girang 9 3 3 0 0 0
3 Puskesmas Cipocok Jaya 6 1 2 3 0 0 0
4 Puskesmas Curug 18 5 5 1 1 2
5 Puskesmas Kasemen 9 5 4 9 0 0 0
6 Puskesmas Kilasah 11 1 10 11 0 1 1
7 Puskesmas Sawah Luhur 7 3 4 7 0 0 0
8 Puskesmas Ciracas 6 4 4 0 1 1
9 Puskesmas Rau 8 4 4 0 0 0
10 Puskesmas Serang Kota 9 2 7 9 0 1 1
11 Puskesmas Singandaru 10 4 4 0 1 1
12 Puskesmas Unyur 9 1 3 4 0 0 0
13 Puskesmas Taktakan 17 5 5 0 1 1
14 Puskesmas Pancur 11 3 3 0 0 0
15 Puskesmas Walantaka 17 3 9 12 0 1 1
16 Puskesmas Kalodran 15 1 2 3 0 1 1
0 0
0 0
0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 180 22 66 88 1 8 9
1 RS ………… 0 0
dst. (mencakup RS Pemerintah 0 0
dan swasta dan termasuk 0 0
pula Rumah Bersalin) 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 0 0 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 180 22 66 88 1 8 9
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 59.74 14.22 1.45
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
Sumber: Sub.Bag. Umpeg
BIDANPERAWAT
a
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI
TABEL 74
KOTA SERANG
TAHUN 2015
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Banjar Agung 1 - 1 - - - 1 - 1
2 Puskesmas Banten Girang - 1 1 - - - - 1 1
3 Puskesmas Cipocok Jaya - - - - - - - - -
4 Puskesmas Curug - 1 1 - - - - 1 1
5 Puskesmas Kasemen - - - - - - - - -
6 Puskesmas Kilasah - 1 1 - - - - 1 1
7 Puskesmas Sawah Luhur - 1 1 - - - - 1 1
8 Puskesmas Ciracas - 1 1 - - - - 1 1
9 Puskesmas Rau - 1 1 - - - - 1 1
10 Puskesmas Serang Kota - - - - 1 1 - 1 1
11 Puskesmas Singandaru - 1 1 - - - - 1 1
12 Puskesmas Unyur - 1 1 - - - - 1 1
13 Puskesmas Taktakan - 1 1 - - - - 1 1
14 Puskesmas Pancur - 1 1 - - - - 1 1
15 Puskesmas Walantaka - 1 1 - - - - 1 1
16 Puskesmas Kalodran - - - - 1 1 - 1 1
- - - - - -
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 11 12 - 2 2 1 13 14
1 RS ………… - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 11 12 - 2 2 1 13 14
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1.939231 0.323205 2.262436
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
Sumber: Sub.Bag. Umpeg
TABEL 75
KOTA SERANG
TAHUN 2015
KESEHATAN MASYARAKATa
KESEHATAN LINGKUNGANb
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas Banjar Agung 1 - 1 - - -
2 Puskesmas Banten Girang - - - - - -
3 Puskesmas Cipocok Jaya - - - 1 - 1
4 Puskesmas Curug - 1 1 - - -
5 Puskesmas Kasemen - 1 1 - 1 1
6 Puskesmas Kilasah - - - - 1 1
7 Puskesmas Sawah Luhur 1 - 1 - - -
8 Puskesmas Ciracas - 2 2 - - -
9 Puskesmas Rau - - - - - -
10 Puskesmas Serang Kota - 1 1 - 1 1
11 Puskesmas Singandaru - 1 1 - - -
12 Puskesmas Unyur - - - 1 - 1
13 Puskesmas Taktakan - - - - 1 1
14 Puskesmas Pancur - - - 1 1 2
15 Puskesmas Walantaka - - - - - -
16 Puskesmas Kalodran - - - 1 - 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 6 8 4 5 9
1 RS ………… - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - -
dan swasta dan termasuk - -
pula Rumah Bersalin) - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 6 8 4 5 9
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1.292820644 1.454423224
Keterangan : a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
Sumber: Sub.Bag. Umpeg
TABEL 76
KOTA SERANG
TAHUN 2015
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Banjar Agung - - - - - - - - -
Puskesmas Banten Girang - 1 1 - - - - 1 1
Puskesmas Cipocok Jaya - - - - - - - - -
Puskesmas Curug - - - - - - - - -
Puskesmas Kasemen - - - - - - - - -
Puskesmas Kilasah - - - - - - - - -
Puskesmas Sawah Luhur - - - - - - - - -
Puskesmas Ciracas - 1 1 - - - - 1 1
Puskesmas Rau 1 - 1 - - - 1 - 1
Puskesmas Serang Kota - 1 1 - - - - 1 1
Puskesmas Singandaru - 1 1 - - - - 1 1
Puskesmas Unyur - - - - - - - - -
Puskesmas Taktakan - - - - - - - - -
Puskesmas Pancur - 1 1 - - - - 1 1
Puskesmas Walantaka - 1 1 - - - - 1 1
Puskesmas Kalodran 1 - 1 - - - 1 - 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 6 8 - - - 2 6 8
1 RS ………… - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 6 8 - - - 2 6 8
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1.292820644
TOTAL
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
Sumber: Sub.Bag. Umpeg
TABEL 77
KOTA SERANG
TAHUN 2015
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Puskesmas Banjar Agung - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Banten Girang - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Cipocok Jaya - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Curug - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
Puskesmas Kasemen - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Kilasah - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Sawah Luhur - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Ciracas - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Rau - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Serang Kota - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Singandaru - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
Puskesmas Unyur - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
Puskesmas Taktakan - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Pancur - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Walantaka - - - - - - - - - - - - - - -
Puskesmas Kalodran - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 3 3 - - - - - - - - - - 3 3
1 RS ………… - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - 3 3 - - - - - - - - - - 3 3
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0.4848
JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL
NO UNIT KERJA
Sumber: Sub.Bag. Umpeg
TABEL 78
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Puskesmas Banjar Agung - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Puskesmas Banten Girang - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
3 Puskesmas Cipocok Jaya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Puskesmas Curug - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1
5 Puskesmas Kasemen - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
6 Puskesmas Kilasah - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1
7 Puskesmas Sawah Luhur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Puskesmas Ciracas - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Puskesmas Rau - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Puskesmas Serang Kota - - - - - - - - - - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2
11 Puskesmas Singandaru - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
12 Puskesmas Unyur - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1
13 Puskesmas Taktakan - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
14 Puskesmas Pancur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
15 Puskesmas Walantaka - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
16 Puskesmas Kalodran - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - 3 8 11 - - - - - - - - - - - - - - - 3 8 11
1 RS ………… - - - - - - - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - 3 8 11 - - - - - - - - - - - - - - - 3 8 11
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
Sumber: Sub.Bag. Umpeg
REKAM MEDIS DAN
INFORMASI
KESEHATAN
TEKNISI TRANSFUSI
DARAH
TEKNISI
KARDIOVASKULERJUMLAH
JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI
ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI
ANALISIS
KESEHATAN
REFRAKSIONIS
OPTISIENORTETIK PROSTETIK
TABEL 79
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas ……… - - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - -
1 RS ………… - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - -
Sumber: Sub.Bag. Umpeg
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAIN
TOTALPENGELOLA PROGRAM
KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA
TABEL 80
KOTA SERANG
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Puskesmas Banjar Agung 2 - 2 - - - - - - - 2 - 2
2 Puskesmas Banten Girang - 2 2 - - - - - - - - 2 2
3 Puskesmas Cipocok Jaya - 2 2 - - - - - - - - 2 2
4 Puskesmas Curug - 2 2 - - - - - - - - 2 2
5 Puskesmas Kasemen - 2 2 - - - - - - - - 2 2
6 Puskesmas Kilasah - 2 2 - - - - - - - - 2 2
7 Puskesmas Sawah Luhur - 2 2 - - - - - - - - 2 2
8 Puskesmas Ciracas - 2 2 - - - - - - - - 2 2
9 Puskesmas Rau 1 1 2 - - - - - - - 1 1 2
10 Puskesmas Serang Kota - 2 2 - - - - - - - - 2 2
11 Puskesmas Singandaru - 2 2 - - - - - - - - 2 2
12 Puskesmas Unyur - 2 2 - - - - - - - - 2 2
13 Puskesmas Taktakan 1 1 2 - - - - - - - 1 1 2
14 Puskesmas Pancur 1 1 2 - - - - - - - 1 1 2
15 Puskesmas Walantaka 2 - 2 - - - - - - - 2 - 2
16 Puskesmas Kalodran 1 1 2 - - - - - - - 1 1 2
- - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 8 24 32 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 24 32
1 RS ………… - - - - - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 8 24 32 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 24 32
STAF PENUNJANG
PERENCANAANTENAGA PENDIDIK JURU
TENAGA
KEPENDIDIKAN
Sumber: Sub.Bag. Umpeg
TENAGA
PENUNJANG
KESEHATAN
LAINNYA
JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TOTALPEJABAT
STRUKTURAL
STAF PENUNJANG
ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG
TEKNOLOGI
TABEL 81
KOTA SERANG
TAHUN 2015
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 80,593,808,333 90.04
a. Belanja Langsung 49,872,693,729
b. Belanja Tidak Langsung 30,721,114,604
2 APBD PROVINSI 4,000,000,000 4.47
- Dana Bantuan Keuangan Provinsi 4,000,000,000
3 APBN : 4,913,448,068 5.49
- Dana Alokasi Umum (DAU) 0.00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 3,447,331,068 3.85
- Dana Dekonsentrasi 0.00
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 1,466,117,000 1.64
- Lain-lain (sebutkan) 0.00
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0.00
89,507,256,401
1,113,721,551,297
7.24
144,646.04
Sumber: LKPJ 2015
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
NO SUMBER BIAYA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN