profil kesehatan 2015 provinsi kalimantan tengah kesehatan...hasil pembangunan kesehatan pada tahun...

131
DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Jalan Yos Sudarso No. 09 Palangka Raya Kode Pos 73111 Telp/Fax (0536) 3228825/E-mail : [email protected] Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah

Upload: vonhu

Post on 16-May-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Jalan Yos Sudarso No. 09 Palangka Raya Kode Pos 73111

Telp/Fax (0536) 3228825/E-mail : [email protected]

Profil Kesehatan 2015

Provinsi Kalimantan Tengah

Page 2: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya sehingga buku

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 dapat diselesaikan. Buku Profil

Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 ini dapat diselesaikan berkat bantuan

banyak pihak yang terlibat di dalamnya khususnya dalam pengisian data-data yang

diperlukan dalam profil ini. Sumber data dalam penyusunan buku profil ini dari Badan

Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, Biro

pemerintahan Setda Provinsi Kalimantan Tengah dan Buku Profil Kesehatan

Kabupaten/Kota Tahun 2015 serta data dari bidang-bidang di Lingkungan Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.

Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

menunjukan hasil yang cukup bagus. Namun beberapa indikator MDGs dan Renstra yang

belum mencapai target seperti AKI, AKB dan AKABA, prevalensi masalah gizi serta

penanganan masalah TB, Malaria dan HIV/AIDS. Selain itu masalah penyehatan

lingkungan seperti rumah sehat, MTBS, sumber air minum yang layak perlu mendapatkan

perhatian yang serius dari semua komponen yang terlibat, hal ini mengindikasikan perlu

adanya kerja keras dari semua pemangku kebijakan di bidang kesehatan.

Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 ini bertujuan

memberikan informasi dan gambaran tentang derajat kesehatan dan upaya kesehatan

serta hasil-hasil yang telah dicapai dalam pembangunan kesehatan kabupaten/kota di

Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan gender yang tergambar dalam data tabel, grafik,

peta dan indikator dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Data kesehatan yang terpilah

menurut jenis kelamin dapat dijadikan data pembuka wawasan yang dapat

menggambarkan kondisi, kebutuhan dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan

terkait dengan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pembangunan bidang

kesehatan. Data yang responsif gender ini juga akan membantu dalam proses

penyusunan rencana dan penganggaran program pembangunan kesehatan di pusat dan

daerah.

Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 ini disajikan dalam

bentuk cetakan dan soft copy (CD) serta dapat diunduh di website

www.dinkeskalteng.go.id Semoga publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak, baik

pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sektor swasta dan masyarakat serta

Page 3: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

ii

berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Kritik dan saran

kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan datang.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan buku ini,

oleh karena ini saran, kritik serta masukan pemikiran sangat kami harapkan guna

meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kalimantan Tengah di masa mendatang. Kepada

semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan buku profil ini, diucapkan

terima kasih. Harapan kami, semoga profil ini dapat bermanfaat bagi khalayak yang

memerlukan informasi dan dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan acuan untuk

mendukung perencanaan kesehatan yang berdasarkan fakta (evidance based) serta

bahan masukan dalam penyusunan kebijakan program maupun pengambilan keputusan.

Palangka Raya, September 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah

dr. Suprastija Budi NIP. 19580802 198803 1 010

Page 4: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

iii

DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR i

2. DAFTAR ISI iii

3. DAFTAR GAMBAR Vi

4. DAFTAR TABEL ix

5. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Sistematika Penyajian 3

6. BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 4 A. Visi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015 4 B. Misi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015 (Bidang

Kesehatan) 4

C. Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015

4

D. Keadaan Geografis 5 . E. Kependudukan 7 F. Pendidikan 9 7. BAB III SARANA KESEHATAN DAN JAMINAN KESEHATAN 11 A. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 11 B. Rumah Sakit 16 1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit 16 2. Rasio Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit 17 C. Sarana Kefarmasian Dan Alat Kesehatan 17 1. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat

Kesehatan 17

2. Ketersediaan Obat dan Vaksin 18 D. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat 19 1. Posyandu menurut Strata 19 2. Pos Kesehatan Desa 20 3. Desa Siaga 21 E. Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk 22 F. Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit 23 1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana

Pelayanan Kesehatan 23

2. Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS/Gross Death Rate (GDR)

24

3. Angka Kematian Penderita Yang Dirawat < 48 Jam / Net Death Rate (NDR)

24

4. Pemakaian Tempat Tidur/Bed Occupancy Rate (BOR) 25 5. Rata-rata Lama Rawat Seorang Pasien/Average Length of

Stay (ALOS) 26

6. Rata-rata Hari Tempat Tidur Tidak Ditempati / Turn Of Interval (TOI)

26

8. BAB IV PEMBIAYAAN KESEHATAN 27

Page 5: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

iv

9. BAB V KESEHATAN IBU DAN ANAK 29 A. Kesehatan Ibu 29 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 30 2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 34 3. Cakupan Pelayanan Nifas 37 4. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas 38 5. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe 39 6. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 40 7. Angka Kematian Ibu (AKI) 41 8. Pelayanan Keluarga Berencana 44 B. Kesehatan Anak 47 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 48 2. Penanganan Komplikasi Neonatal 49 3. Kunjungan Neonatus 50 4. Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif 53 5. Pelayanan Kesehatan Bayi 54 6. Imunisasi 56 7. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi 61 8. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita 61 9. Cakupan Penimbangan Baduta di Posyandu (D/S) 63 10. Pelayanan Kesehatan Anak Balita 64 11. Penjaringan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat 66 12. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 68 13. Pelayanan Kesehataan Usia Lanjut 69 14. Angka Kematian Bayi (AKB) 70 C. Status Gizi 73 1. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 73 2. Balita Bawah Garis Merah (BGM) 75 10. BAB VI PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN

LINGKUNGAN 78

A. Pengendalian Penyakit 78 1. Penyakit Menular 78 2. Penyakit Tidak Menular 94 B. Kesehatan Lingkungan 97 1. Persentase Rumah Sehat 98 2. Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak 99 3. Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Layak (jamban

sehat) 102

4. Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

104

5. Persentase Tempat-tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan

106

C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 107 11. BAB VII TENAGA KESEHATAN 108 A. Jumlah Tenaga Kesehatan 109 1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas 109

Page 6: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

v

2. Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit 110 B. Rasio Tenaga Kesehatan

1. Dokter spesialis 2. Dokter Umum 3. Dokter Gigi 4. Bidan 5. Perawat 6. Apoteker 7. Sarjana Kesehatan Masyarakat 8. Tenaga Sanitarian 9. Tenaga Gizi 10. Keterapian Fisik 11. Keterapian Medis

111 111 111 111 112 112 112 112 112 113 113 113

12. BAB VII PENUTUP 114 13. LAMPIRAN

Page 7: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

vi

DAFTAR GAMBAR

1 Gambar 2.1 Peta Provinsi Kalimantan Tengah 7

2 Gambar 2.2 Persentase Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Penduduk Berumur 10 Tahun keatas Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

10

3 Gambar 3.1 Jumlah Puskesmas Tahun 2009 – 2015 13

4 Gambar 3.2 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

14

5 Gambar 3.3 Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap Tahun 2011 – 2015 Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

15

6 Gambar 3.4 Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

21

7 Gambar 3.5 Distribusi Desa/Kelurahan dan Desa Siaga di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

22

8 Gambar 5.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 Dan K4 Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

32

9 Gambar 5.2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Dan K4 Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 – 2015

33

10 Gambar 5.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 – 2015

35

11 Gambar 5.4 Cakupan Linakes tahun 2015 di Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah

36

12 Gambar 5.5 Cakupan Pemberian Vitamin A pada ibu nifas di Provinsi Kalimantan tahun 2010 – 2015

38

13 Gambar 5.6 Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe di Provinsi Kalimantan tahun 2010 – 2015

39

14. Gambar 5.7 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani di Provinsi Kalimantan tahun 2010 – 2015

41

15. Gambar 5.8 Jumlah Kematian Ibu Maternal di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2008 – 2015

42

16. Gambar 5.9 Penyebab Kematian Ibu di Prov. Kalteng Tahun 2015 43

17. Gambar 5.10 Peta Jumlah Kematian ibu bersalin di Bandingkan Jumlah Lahir Hidup di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

44

18. Gambar 5.11 Persentase Pemakaian Kontrasepsi Peserta KB Baru Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

45

19. Gambar 5.12 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

46

20 Gambar 5.13 Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2009 – 2015

47

21 Gambar 5.14 Perkembangan Kasus BBLR Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 s.d 2015

49

Page 8: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

vii

22 Gambar 5.15 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2015

50

23 Gambar 5.16 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (Kn1) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

51

24 Gambar 5.17 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015

52

25 Gambar 5.18 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif Pada Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

53

26 Gambar 5.19 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Pada Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

55

27 Gambar 5.20 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

57

28 Gambar 5.21 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 2010 – 2015

58

29 Gambar 5.22 Persentase Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

59

30 Gambar 5.23 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

60

31 Gambar 5.24 Cakupan Pemberian Kapsul Vit. A pada Balita di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010–2015

62

32 Gambar 5.25 Persentase Baduta di timbang D/S Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

64

33 Gambar 5.26 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tahun 2015

66

34 Gambar 5.27 Cakupan Sekolah Dasar/Setingkat Yang Melaksanakan Penjaringan Siswa SD/Setingkat Kelas 1 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015

67

35 Gambar 5.28 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015

68

36 Gambar 5.29 Tren data angka kematian bayi (AKB) Provinsi Kalimantan Tengah 2003 – 2015 Berdasarkan SDKI dan SUPAS 2015

71

37 Gambar 5.30 Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kalimantan Tengah Tahun 2015

72

38 Gambar 5.31 Cakupan balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan tahun 2010 – 2015

74

39 Gambar 5.32 Peta Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk dibandingkan dengan Jumlah Balita Yang Dilaporkan Tahun 2015

75

40 Gambar 5.33 Balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

76

41 Gambar 6.1 Proporsi Pasien Baru BTA Positif Diantara Semua Kasus TB Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

79

42 Gambar 6.2 Proporsi Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi Laboratorium Diantara Terduga TB Di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

80

43 Gambar 6.3 Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) TB Paru Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

81

44 Gambar 6.4 Peta Persentase Keberhasilan Pengobatan di Bandingkan Jumlah Seluruh Kasus TB dan di Provinsi Kalimantan

82

Page 9: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

viii

Tengah tahun 2015 45 Gambar 6.5 Kasus HIV, AIDS dan Syphilis/Di Provinsi Kalimantan

Tengah Tahun 2015 83

46 Gambar 6.6 Jumlah Penderita Pnemonia Balita Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2015

84

47 Gambar 6.7 Kasus Diare yang Ditangani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

85

48 Gambar 6.8 Kasus DBD di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 90

49 Gambar 6.9 Peta Jumlah Kematian Akibat DBD Dibandingkan Jumlah Kasus DBD di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

90

50 Gambar 6.10 Angka Kesakitan Malaria (Annual Paracite Incidence/API) Per 1.000 Penduduk Berisiko di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 – 2015

92

51 Gambar 6.11 Situasi Rabies di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2015

93

52 Gambar 6.12 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalinatan Tengah Tahun 2015

98

53 Gambar 6.13 Jumlah Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

99

54 Gambar 6.14 Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Per Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

100

55 Gambar 6.15 Persentase Kualitas air minum di Penyelenggaraan air minum Syarat Kesehatan per Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

101

56 Gambar 6.16 Jumlah Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Layak (jamban sehat) Berdasarkan Jenis Sarana Jamban Per Kabupaten/Kota Tahun 2015

103

57 Gambar 6.17 Persentase Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Per Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

104

58 Gambar 6.18 Jumlah Desa Melaksanakan STBM Per Kabupaten Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

105

59 Gambar 6.19 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Provinsi KalimantanTengah Tahun 2009 s/d 2015

107

Page 10: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 2.1 Tabel 1. Wilayah Fisiografi di Provinsi Kalimantan Tengah 6

2 Tabel 2.2 Nama Kabupaten/Kota, Ibukota, dan Luas Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah.

6

3 Tabel 2.3 Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah 2015

8

4 Tabel 6.1 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Dan Puskesmas dengan Pelayanan PTM Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

94

5 Tabel 6.2 Produk Hukum Tentang Kawasan Tanpa Rokok Provinsi Kalimantan Tengah

95

Page 11: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

x

DAFTAR LAMPIRAN

1 Resume Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

2 Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupatenn/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

3 Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan kelompok Umur Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

4 Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

5 Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

6 Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, Dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

7 Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

8 Tabel 7 Kasus TB, Kasus TB Pada Anak, Dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupatebn/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

9 Tabel 8 Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru TBA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

10 Tabel 9 Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

10 Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

11 Tabel 11

Jumlah Kasus HIV, AIDS, Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

12 Tabel 12 Persentase Donor Darah di Skrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Page 12: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

xi

13 Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

14 Tabel 14 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

15 Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

16 Tabel 16 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

17 Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

18 Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Provinsi Kalimantan Tengah 2015

19 Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

20 Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah 2015

21 Tabel 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

22 Tabel 22 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

23 Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

24 Tabel 23 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

25 Tabel 24 Pengukuran Tekanan darah Penduduk ≥ 18 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

26 Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

27 Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini kanker Leher Rahim dengan Metode IVA Dan Kanker payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Page 13: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

xii

28 Tabel 27 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

29 Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Provinsi Kalimantan Tengah 2015

30 Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

31 Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

32 Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

33 Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

34 Tabel 33 Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

35 Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

36 Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

37 Tabel 36 Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

38 Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

39 Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

40 Tabel 39 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

41 Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

42 Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Kalimantan Tengah 2015

Page 14: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

xiii

43 Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

44 Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak Dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

45 Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

46 Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

47 Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

48 Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

49 Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

50 Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Pusksmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

51 Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

52 Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

53 Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

54 Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehtan Penduduk Menurut Jenis Jaminan Dan Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

55 Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

56 Tabel 55 Angka Kematian Pasien Di rumah Sakit Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

57 Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Page 15: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

xiv

58 Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tenngah Tahun 2015

59 Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

60 Tabel 59 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

61 Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

62 Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Terhadapa Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan Dan Puskesmas Kavbupaten/Kota Provinsi KalimantanTengah Tahun 2015

63 Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

64 Tabel 63 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

65 Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higienis sanitasi Kabupaten/Kota Provinsi Kalimanta Tenmgah Tahun 2015

66 Tabel 65 Tempat Penglolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

67 Tabel 66 Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

68 Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

69 Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

70 Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantahn Tengah Tahun 2015

71 Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

72 Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

73 Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

74 Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

75 Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan

Page 16: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

xv

kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

76 Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

77 Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

78 Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

79 Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

80 Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

81 Tabel 80 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

82 Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Page 17: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk pencapaian sasaran

pembangunan kesehatan yang meliputi: meningkatnya umur harapan hidup;

menurunnya Angka Kematian Bayi; menurunnya Angka Kematian Ibu; dan

menurunnya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita, meningkatkan

status gizi, dan menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit baik

penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Prioritas pembangunan kesehatan

ini ditindaklanjuti dengan upaya yang bersifat reformatif dan akseleratif untuk

menjamin terlaksananya pencapaian berbagai upaya kesehatan. Pencapaian sasaran

pembangunan kesehatan ini menjadi perhatian serius dari seluruh jajaran kesehatan

di Provinsi Kalimantan Tengah.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan

untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Selain itu pada pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya

kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan

melalui system informasi dan melalui kerjasama lintas sektor dengan ketentuan lebih

lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169

disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk

memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Sehingga untuk melaksanakan ketentuan pasal 168 ayat 3,

UU no 36 thn 2009 tentang kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah

tentang Sistem Informasi Kesehatan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI

no 46 tahun 2015.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam bidang kesehatan lebih

menitikberatkan kepada aksestabilitas dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan

baik di tingkat Puskesmas dan jaringannya (Pustu, Polindes, Poskesdes) maupun

rumah sakit. Pandangan kedepan Pemerintah Daerah provinsi Kalimantan Tengah di

bidang kesehatan untuk mencapai tujuan menjadikan masyarakat Kalimantan Tengah

Page 18: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 2

yang sehat dimanifestasikan kedalam Program Pembangunan Kesehatan yang oleh

Gubernur Kalimantan Tengah digagas dan dinamai sebagai “KALTENG BARIGAS”

Untuk mendukung keberhasilan pembangunan tersebut dibutuhkan adanya

ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan

perencanaan program. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based

diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat

waktu.

Menyikapi serta merespon tujuan mulia untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat Kalimantan Tengah yang baik melalui Program Kalteng Barigas tersebut,

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah melakukan langkah-langkah nyata

dengan melakukan Koordinasi, Konsolidasi dan Komunikasi intensif dengan seluruh

pemangku kepentingan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu

dan berkeadilan serta berbasis bukti diperlukan data kesehatan yang baik yang

berbasis fasilitas maupun komunitas yang dikumpulkan secara berkesinambungan

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu produk

Sistem Informasi Kesehatan di Provinsi, yang berisikan gambaran situasi kesehatan

di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah yang diterbitkan satu tahun sekali didalamnya

memuat berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung yang lain yang

berhubungan dengan program kesehatan, adapun dasar acuan pembuatan Profil

Kesehatan adalah Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Millenium

Development Goals (MDGs).

Pembuatan Profil Kesehatan Provinsi, dimaksudkan untuk menyediakan data

dan informasi kesehatan dari cakupan pelaksanakan program kesehatan yang

lengkap, akurat dan up to date sebagai dasar perencanaan, pengambilan keputusan,

pelaksanaan kegiatan atau program serta sebagai acuan kegiatan monitoring,

pengendalian dan evaluasi dari berbagai program.

Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya buku Profil Kesehatan Provinsi

adalah sebagai wahana penilaian (evaluasi) dari program maupun permasalahan

kesehatan yang ada juga sarana evaluasi keberhasilan program kesehatan secara

menyeluruh di masyarakat sebagai upaya pengendalian, monitoring dan evaluasi

program kesehatan masyarakat, diharapkan dapat digunakan untuk pengambilan

keputusan bagi stake holder.

Page 19: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 3

Dengan kedudukan yang cukup strategis, maka penyusunan Profil Kesehatan

perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang terlibat didalamnya dan

diharapkan agar data dan informasi yang terkandung didalamnya konsisten, valid,

reliabel dan dapat dipertanggung jawabkan.

B. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan

dan sistematika dari penyajiannya.

BAB II : GAMBARAN UMUM

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Kalimantan

Tengah meliputi keadaan geografis, data kependudukan dan informasi

umum lainnya.

BAB III : SARANA DAN JAMINAN KESEHATAN

BAB IV : PEMBIAYAAN KESEHATAN

BAB V : KESEHATAN IBU DAN ANAK

BAB VI : PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

BAB VII : SUMBER DAYA KESEHATAN

BAB VIII : PENUTUP Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan program/kegiatan

berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat ditelaah

lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan kesehatan serta

pengambilan keputusan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Lampiran : Berisi 81 tabel data/angka pencapaian kabupaten/kota, sebagian

diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Page 20: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 4

BAB II

GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

A. Visi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015

Meneruskan dan Menuntaskan Pembangunan Kalimantan Tengah Agar Rakyat Lebih

Sejahtera dan Bermartabat Demi Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

B. Misi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015 (Bidang Kesehatan)

Menjamin Kesehatan Masyarakat Yang Merata dan Mudah Dijangkau

C. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu dari pelaku

pembangunan kesehatan mempunyai Visi : Terwujudnya Kesehatan Dasar

Masyarakat yang Merata dan Terjangkau di Kalimantan Tengah.

Melalui Misi :

1. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu.

2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengupayakan kesehatan.

3. Menjamin ketersediaan, pemerataan dan kualitas sumber daya kesehatan yang

berkesinambungan.

4. Meningkatkan kualitas manajemen dan pengembangan Sistem Informasi

Kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.

Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional, Sistem Kesehatan Nasional

dapat bersinergis secara dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya, seperti

Sistem Pendidikan Nasional, Sistem Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan

Pengan Nasional, Sistem Pertahanan dan Keamanan Nasional, Sistem Ketanaga-

kerjaan dan Transmigrasi, serta sistem-sistem nasional lainnya. Keberhasilan

pembangunan kesehatan tidak hanya semata-mata hasil kerja keras sektor kesehatan

tetapi sangat dipengaruhi juga oleh hasil kerja serta kontribusi positif berbagai sektor

pembangunan lainnya. Pembangunan kesehatan ini diselenggarakan untuk mencapai

Visi Kalimantan Tengah.

Visi tersebut dimaksudkan agar Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah

mampu mewujudkan kesehatan masyarakat dengan menyediakan pelayanan

kesehatan yang merata, bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di

Kalimantan Tengah serta mendorong masyarakat untuk mandiri dan berperan serta

secara aktif dalam mengupayakan/menyelenggarakan kesehatan guna memperoleh

Page 21: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 5

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai perwujudan hak asasi manusia

dibidang kesehatan.

D. KEADAAN GEOGRAFIS

Secara geografis, Provinsi Kalimantan Tengah terletak di daerah lintasan

katulistiwa yaitu pada posisi 00° 44’ 54” Lintang Utara – 03° 47’ 07” Lintang Selatan

dan 110° 43’ 19” – 115° 47’ 36” Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Kalimantan

Tengah, sebelah Utara berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat,

sebelah Timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, sebelah

Selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi

Kalimantan Barat.

Dengan sebelas sungai besar dan tidak kurang dari 33 sungai kecil/anak

sungai, keberadaannya menjadi salah satu ciri khas Provinsi Kalimantan Teng

ah. Sungai Barito dengan panjang mencapai 900 km dengan rata-rata kedalaman 8 m

merupakan sungai terpanjang dan dapat dilayari hingga 700 km.

Berdasarkan klasifikasi iklim Schmid dan Ferguson, wilayah Provinsi

Kalimantan Tengah termasuk tipe iklim A, hal ini ditandai dengan adanya jumlah

bulan basah lebih banyak dari bulan kering dan pola penyebaran curah hujan hampir

merata pada semua wilayah. Agroklimat Kalimantan Tengah terdiri dari 4 klas, yaitu:

Klas A di bagian Utara, Klas B1 di Bagian Tengah, Klas C1 dan C2 di Bagian Selatan.

Semakin ke bagian Utara curah hujan semakin tinggi. Karakteristik iklim, tropis

lembab dan panas yang tergolong ke dalam tipe iklim A dengan suhu udara relatif

konstan sepanjang tahun, yang dapat mencapai 23°C pada malam hari dan 33°C

pada siang hari, dengan penyinaran matahari mencapai 60% per tahun. Curah hujan

rata-rata 200 mm/bulan dengan kecepatan angin rata-rata 4 knot/Km. Curah hujan

rata-rata sebesar 2.732 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 120 hari. Sebagian

besar daerah pedalaman yang berbukit, bercurah hujan antara 2,000 - 4.000 mm per

tahun. Musim penghujan biasanya dimulai pada bulan September sampai bulan Mei,

dan puncaknya pada bulan November dan April. Iklim yang relatif lebih kering dimulai

dari bulan Juni sampai Agustus.

Kondisi fisik wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, terdiri atas daerah pantai

dan rawa yang terdapat di wilayah Bagian Selatan sepanjang ± 750 km pantai Laut

Jawa, yang membentang dari Timur ke Barat dengan ketinggian antara 0 – 50 m

diatas permukaan laut (dpl) dan tingkat kemiringan 0%-8%. Sementara itu wilayah

daratan dan perbukitan berada bagian tengah, sedangkan pegunungan berada di

Page 22: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 6

bagian Utara dan Barat Daya dengan ketinggian 50 – 100 mdpl dan tingkat

kemiringan rata-rata sebesar 25%. Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas 6 wilayah

fisiografi, tetapi didominasi oleh daratan dan perbukitan pedalaman. Selengkapnya

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.1. Wilayah Fisiografi di Provinsi Kalimantan Tengah

No Wilayah Luas (Km2) 1

2

3

4

5

6

Daratan rendah pesisir

Undak-undak pedalaman

Daratan dan perbukitan pedalaman

Pegunungan Schwaner

Pegunungan Muller

Pegunungan Meratus

36.870

37.310

57.124

9.000

11.000

2.300

Sumber : Bappeda Provinsi Kalteng Tahun 2014

Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2002 luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah

yaitu 153.564 km2 atau 15.356.400 hektar (ha). Dengan jumlah kabupaten/kota

yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah saat ini sebanyak 13 (tiga belas) kabupaten

dan 1 (satu) kota. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.2. Nama Kabupaten/Kota, Ibukota, dan Luas Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah.

No Nama Kabupaten/Kota Ibu Kota Luas Wilayah

(Km2) (%)

1 Kotawaringin Barat Pangkalan Bun 10.759 7,01

2 Lamandau Nanga Bulik 6.414 4,18

3 Sukamara Sukamara 3.827 2,49

4 Kotawaringin Timur Sampit 16.796 10,94

5 Seruyan Kuala Pembuang 16.404 10,68

6 Katingan Kasongan 17.500 11,40

7 Kapuas Kuala Kapuas 14.999 9,77

8 Pulang Pisau Pulang Pisau 8.997 5,86

9 Gunung Mas Kuala Kurun 10.804 7,04

10 Barito Selatan Buntok 8.830 5,75

11 Barito Timur Tamiang Layang 3.834 2,50

12 Barito Utara Muara Teweh 8.300 5,40

13 Murung Raya Pruk Cahu 23.700 15,43

14 Palangka Raya Palangka Raya 2.400 1,56

Page 23: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 7

Gambar 2.1. Peta Provinsi Kalimantan Tengah

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

E. KEPENDUDUKAN

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah tahun

2000-2010 adalah sebesar 1,79 persen per tahun. Sedangkan Laju Pertumbuhan

Penduduk (LPP) 2010-2015 diperkirakan sebesar 2,36 persen.

Hasil estimasi jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun

2015 sebesar 2.495.035 jiwa, yang terdiri atas 1.302.796 jiwa penduduk laki-laki

dan 1.192.239 jiwa penduduk perempuan. Angka tersebut merupakan hasil

perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Kamatan Tengah

dengan menggunakan metode geometrik. Metode ini menggunakan prinsip bahwa

parameter dasar demografi yaitu parameter fertilitas, mortalitas, dan migrasi per

tahun tumbuh konstan. Ada peningkatan jumlah penduduk bila dibandingkan dengan

tahun 2014 sebesar 55.177 jiwa atau laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2015

sebesar 2.26 persen.

Page 24: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 8

Tabel 2.3. Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah 2015

No Kabupaten/Kota Jumlah

Penduduk

Penduduk Rasio Jenis

Kelamin

Kepadatan Penduduk Per km2 Laki-Laki Perempuan

1 Kotawaringin Barat 278,141 147,292 130,849 112.57 25.85

2 Lamandau 73,975 39,480 34,495 114.45 11.53

3 Sukamara 55,321 29,404 25,917 113.45 14.46

4 Kotawaringin Timur 426,176 225,087 201,089 111.93 25.37

5 Seruyan 174,859 94,068 80,791 116.43 10.66

6 Katingan 160,305 83,964 76,341 109.99 9.16

7 Kapuas 348,049 177,648 170,401 104.25 23.20

8 Pulang Pisau 124,845 64,939 59,906 108.4 13.88

9 Gunung Mas 109,947 58,444 51,503 113.48 10.18

10 Barito Selatan 131,987 67,358 64,629 104.22 14.95

11 Barito Timur 113,696 58,539 55,157 106.13 29.65

12 Barito Utara 127,479 66,211 61,268 108.07 15.36

13 Murung Raya 110,390 57,382 53,008 108.25 4.66

14 Palangka Raya 259,865 132,980 126,885 104.8 108.30

Jumlah Provinsi 2,495,035 1,302,796 1,192,239 109.27 16

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Dengan luas wilayah Kalimantan Tengah sekitar 153.564 kilo meter persegi

yang didiami oleh 2,495,035 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk

Kalimantan Tengah adalah sebanyak 16 jiwa per kilo meter persegi. Kota Palangka

Raya sebagai ibukota provinsi memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi,

yakni sebanyak 108.30 jiwa per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah

adalah Kabupaten Murung Raya yakni sebanyak 5 jiwa per kilo meter persegi.

Data Sex ratio berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan

yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan

pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Hasil berdasarkan data

kependudukan dari BPS tahun 2015 menunjukkan bahwa sex ratio penduduk

Kalimantan Tengah adalah sebesar 109,27 yang artinya adalah jumlah penduduk laki-

laki di provinsi ini 9,27 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk

perempuannya.

Bila dilihat menurut kelompok umur, penduduk usia 0-4 tahun paling banyak

jumlahnya di provinsi ini, yaitu sebesar 250.690 jiwa atau lebih dari 10 persen total

penduduk Kalimantan Tengah. Penduduk usia produktif (15-64 tahun) berjumlah

Page 25: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 9

1.706.440, penduduk usia muda (14 tahun ke bawah) berjumlah 713.020 jiwa

sedangkan penduduk usia tua (65 tahun ke atas) sebanyak 75.590 jiwa, sehingga

rasio ketergantungan penduduk sebesar 46 persen lebih rendah bila dibandingkan

dengan tahun 2014 sebesar 49 persen. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 2.

Jumlah rumah tangga di Kalimantan Tengah berdasarkan hasil proyeksi

adalah 646.780 rumah tangga. Ini berarti bahwa banyaknya penduduk yang

menempati satu rumah tangga rata - rata sebanyak 3-4 orang.

F. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam

mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Pendidikan berkontribusi

terhadap perubahan perilaku masyarakat. Pendidikan menjadi pelopor utama dalam

rangka penyiapan sumber daya manusia dan merupakan salah satu aspek

pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan

pembangunan nasional. Untuk peningkatan peran pendidikan dalam pembangunan,

maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan salah satunya dengan meningkatkan

rata-rata lama sekolah.

Kemampuan baca tulis penduduk merupakan ukuran dasar untuk menilai

tingkat keberhasilan pembangunan pendidikan. Semakin tinggi tingkat melek huruf

penduduk,maka semakin berhasil pembangunan pendidikan di suatu wilayah.

Berdasarkan data profil kesehatan tahun 2015 diketahui bahwa angka melek huruf

penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi Kalimantan Tengah hanya mencapai

75.79 persen lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 69.63 persen.

Jika dirinci menurut jenis kelamin terlihat tidak ada perbedaan yang cukup besar

kemampuan baca tulis antara laki-laki dan perempuan. Kemampuan baca tulis jenis

kelamin perempuan usia 10 tahun ke atas di Provinsi Kalimantan Tengah adalah

sama dengan nilai masing-masing 75.97 persen berbanding 76.29 persen untuk laki-

laki. Dengan kata lain akses pendidikan pada laki-laki dan perempuan adalah sama

(Lampiran tabel 3). Namun persentase penduduk usia 10 ke atas yang melek huruf di

Provinsi Kalimantan Tengah belum mencermin angka yang sebenarnya karena ada

beberapa kabupaten yang tidak ada angka melek hurup penduduk usia 10 tahun ke

atas. Selain itu semua kabupaten kota tidak mencantumkan jumlah penduduk yang

telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang S2 dan S3.

Page 26: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 10

Gambar 2.2 Persentase Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Penduduk Berumur 10 Tahun keatas Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Gambar diatas memperlihatkan persentase penduduk 10 tahun keatas terkait

dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, persentase tertinggi pendidikan yang

ditamatkan adalah SD/MI yang mencapai 26.01 persen. sedangkan yang terendah

adalah pendidikan master dan doktoral yang hanya mencapai 0.00 persen. Namun

angka diatas belum mencerminkan angka yang sebenarnya, hal ini disebabkan

karena data profil yang dari kabupaten/kota belum mengacu pada data yang

bersumber dari leading sektor dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Tingkat pendidikan berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima

informasi termasuk informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta

dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih

tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas

sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan

serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.

S2/S3 (MASTER/DOKTOR)

DIPLOMA I/DIPLOMA II

AKADEMI/DIPLOMA III

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

UNIVERSITAS/DIPLOMA IV

TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD

SMA/ MA

SMP/ MTs

SD/MI

0.00

0.57

1.53

2.32

3.00

14.03

14.80

15.27

26.01

Page 27: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 11

BAB III

SARANA KESEHATAN DAN JAMINAN KESEHATAN

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa

fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun

rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Derajat kesehatan masyarakat pada suatu wilayah dipengaruhi oleh keberadaan

sarana kesehatan. Sarana kesehatan yang diulas pada pada bagian ini terdiri dari fasilitas

pelayanan kesehatan1. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dibahas pada bagian ini terdiri

dari: puskesmas, Rumah Sakit, dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM).

Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna walaupun masih dijumpai

berbagai masalah dan hambatan. Pembangunan kesehatan masyarakat sangat

memerlukan sumber daya kesehatan yang merupakan semua perangkat keras dan

perangkat lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

Pada pasal satu ayat 2 Peraturan Menteri Kesehatan 75 tahun 2014 tentang

Puskesmas menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk

mewujudkan masyarakat yang:

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat;

b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan

d. Hemiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat kesehatan masyarakat pada

pasal 6 Permenkes no 75 tahun 2014 puskesmas berwenang untuk:

Page 28: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 12

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat

dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat

dalam bidang kesehatan;

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama

dengan sektor lain terkait;

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat;

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan

cakupan Pelayanan Kesehatan; dan i. memberikan rekomendasi terkait masalah

kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini

dan respon penanggulangan penyakit.

i. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu;

j. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan

preventif;

k. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat;

l. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan

keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

m. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja

sama inter dan antar profesi;

n. Melaksanakan rekam medis;

o. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses

Pelayanan Kesehatan;

p. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;

q. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan

tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

r. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem

Rujukan.

Page 29: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 13

Jumlah puskesmas di Provinsi Kalimantan Tengah sampai dengan Desember

2015 sebanyak 195 unit jumlah tersebut sama dengan jumlah pada tahun

sebelumnya. Jumlah tersebut terdiri dari 77 unit puskesmas rawat inap dan 118 unit

puskesmas non rawat inap. Jumlah puskesmas yang di hitung adalah jumlah

puskesmas yang telah memeliki nomor registrasi yang telah di keluarkan oleh

Pusdatin Kemkes RI. Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, jumlah puskesmas

memang mengalami peningkatan seperti yang terdapat pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Jumlah Puskesmas Tahun 2009 – 2015

Sumber: Data Profil Kabupaten/Kota dan Bidang Jaminan Sarana Kes Tahun 2015

Gambar di atas menunjukkan peningkatan jumlah puskesmas dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2015. Peningkatan jumlah puskesmas tidak mengindikasikan

secara langsung seberapa baik keberadaan puskesmas mampu memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan primer di masyarakat. Indikator yang mampu menggambarkan

secara kasar tercukupinya kebutuhan pelayanan kesehatan primer oleh puskesmas

adalah rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk. Rasio puskesmas terhadap

30.000 penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebesar 2,34

puskesmas per 30.000 penduduk. Rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk per

kabupaten/kota tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut.

174

179

183

193195 195 195

160

165

170

175

180

185

190

195

200

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jml Puskesmas

Page 30: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 14

Gambar 3.2 Jumlah Puskesmas dan Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Data Profil Kabupaten/Kota Tahun 2015

Dari gambar di atas nampak bahwa Kota Palangka Raya adalah wilayah yang

memiliki rasio puskesmas yang paling rendah yaitu 1.15, di ikuti oleh Kabupaten

Kotawaringin Timur yang memiliki rasio 1.41 per 30.000 penduduk. Hal ini

disebabkan karena jumlah dan kepadatan populasi yang tinggi. Sedang kabupaten

yang memiliki rasio puskesmas yang tertinggi adalah Kabupaten Lamandau dan

Gunung Mas masing-masing 4.46 dan 4.09, kemudian Kabupaten Murung Raya

dengan rasio 3,80. Jika dilihat dari rasio terhadap jumlah penduduk, memang seluruh

kabupaten/ kota sudah sesuai dengan target, namun jika dilihat dari kondisi geografis

jumlah puskesmas belum memadai untuk memberikan kemudahan aksetabilitas bagi

penduduk yang berada di daerah terpencil. Kondisi ini harus diperhatikan, karena

kebutuhan pelayanan kesehatan dasar harus dapat dipenuhi oleh pemerintah dan

sektor swasta.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan

dasar, puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan

kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan perorangan yang diberikan terdiri dari

pelayanan rawat jalan dan rawat inap untuk puskesmas tertentu jika dianggap

diperlukan. Meskipun pelayanan kesehatan masyarakat merupakan inti dari

0 10 20 30

Kotawaringin Barat

Lamandau

Sukamara

Kotawaringin Timur

Seruyan

Katingan

Kapuas

Pulang Pisau

Gunung Mas

Barito Selatan

Barito Timur

Barito Utara

Murung Raya

Palangka Raya

16

11

5

20

12

16

26

11

15

12

11

16

14

10

1.73

4.46

2.71

1.41

2.06

2.99

2.24

2.64

4.09

2.73

2.90

3.77

3.80

1.15

Rasio PKM

JML PKM

Page 31: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 15

puskesmas, pelayanan kesehatan perorangan juga menjadi perhatian dari

Pemerintah.

Berikut ini disajikan perkembangan jumlah puskesmas rawat inap dan non

rawat inap dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

Gambar 3.3 Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap Tahun 2011 – 2015 Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Data Profil Kabupaten/Kota Tahun 2015

Pada gambar di atas diketahui bahwa jumlah puskesmas non rawat inap

menurun dari 122 unit pada tahun 2013 menjadi 118 unit pada tahun 2014 dan

2015. Meskipun demikian, terjadinya tersebut disebabkan karena adanya perubahan

status dari puskesmas non rawat inap menjadi puskesmas rawat inap. Peningkatan

jumlah juga terjadi pada puskesmas rawat inap yaitu dari 73 unit pada tahun 2013

menjadi 77 unit pada tahun 2014 dan 2015. Antara tahun 2014 dan 2015 tidak ada

perubahan jumlah puskesmas rawat inap maupun puskesmas non rawat inap.

Seperti yang termaktub pada pasal 5 Permenkes no 75 tahun 2014 tentang

puskesmas disebutkan fungsi puskesmas adalah menyelenggarakan fungsi: a.

penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan b. penyelenggaraan

UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Selain upaya kesehatan wajib yang harus

diberikan, puskesmas juga menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat berupa berupa pelayanan

obstetrik dan neonatal emergensi dasar (PONED), pelayanan kesehatan peduli remaja

(PKPR), upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan olahraga, dan tatalaksana kasus

Kekerasan terhadap Anak (KTA). Upaya kesehatan pengembangan diselenggarakan

2011 2012 2013 2014 2015

68 70 73 77 77

115123 122 118 118

Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap Tahun 2011 - 2015

Rawat Inap Non Rawat Inap

Page 32: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 16

sesuai dengan kebutuhan yang ada di wilayah kerja. Sebagai contoh upaya

kesehatan kerja dibutuhkan pada puskesmas dengan wilayah kerja yang memiliki

banyak pusat industri.

B. RUMAH SAKIT

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga diperlukan

upaya kuratif dan rehabilitatif selain upaya promotif dan preventif. Upaya kesehatan

yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah sakit yang juga

berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan rujukan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 tahun 2014 tentang klasifikasi dan

Perizinan Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu

rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah rumah sakit

yang dikelola Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat

nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan

hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.

1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan Strata dua dan strata 3. Indikator

yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain

dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan

jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk.

Setiap Kabupaten memiliki rumah sakit dan jumlah seluruh Rumah Sakit di Propinsi

Kalimantan Tengah pada tahun 2015 yaitu sebanyak 21 buah dengan rincian

kepemilikan sebagai berikut : Pemerintah Kab/Prov : 16 unit; TNI/Polri : 2 unit;

rumah sakit jiwa 1 unit dan Swasta 1 unit dan rumah sakit ibu dan anak 1 unit.

(Lampiran Tabel 67).

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengelompokkan

rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan menjadi rumah sakit umum

dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Adapun rumah sakit

khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang

atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,

jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Jumlah kumah sakit khusus yang ada di Provinsi kalimantan Tengah pada

tahun 2015 sebanyak 2 unit yang terdiri dari rumah sakit jiwa dan rumah sakit

khusus ibu dan anak.

Page 33: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 17

2. Rasio Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit

Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan rujukan dan perorangan di suatu wilayah dapat dilihat dari rasio tempat

tidur terhadap 1.000 penduduk. Rasio tempat tidur di rumah sakit di Provinsi

Kalimantan Tengah pada tahun 2015 adalah 0.75 per 1.000 penduduk. Rasio ini

lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 sebesar 0.69 per 1.000 penduduk dan 0,66 per

1.000 penduduk pada tahun 2013.

Jumlah tempat tidur rumah sakit se Kalimantan Tengah tahun 2015 adalah

1870 TT lebih banyak bila dibandingka dengan jumlah TT pada tahun 2014 yang

berjumlah 1686 TT jumlah. Jika di lihat dari rasio tempat tidur maka di Provinsi

Kalimantan Tengah perlu di tingkat jumlah tempat tidur agar kebutuhan 1 tempat

tidur bisa melayanan 1000 orang penduduk dapat terpenuhi lebih jelasnya lihat pda

lampiran 55.

C. SARANA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

1. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Ketersediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki peran yang signifikan dalam

pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap obat khususnya obat esensial

merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian penyediaan obat esensial

merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik publik

maupun privat. Sebagai komoditi khusus, semua obat yang beredar harus terjamin

keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.

Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga

diterima konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat

kesehatan yang dapat menjaga keamanan secara fisik serta dapat mempertahankan

kualitas obat di samping tenaga pengelola yang terlatih.

Salah satu kebijakan pelaksanaan dalam Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

adalah pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk menjamin

keamanan, khasiat dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan. Hal ini bertujuan

untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penyalahgunaan

sediaan farmasi dan alat kesehatan atau penggunaan yang salah/tidak tepat serta

tidak memenuhi mutu keamanan dan pemanfaatan yang dilakukan sejak proses

produksi, distribusi hingga penggunaannya dimasyarakat.

Cakupan sarana produksi bidang kefarmasian dan alat kesehatan menggambarkan

tingkat ketersediaan sarana pelayanan kesehatan yang melakukan upaya produksi di

Page 34: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 18

bidang kefarmasian dan alat kesehatan. Yang termasuk sarana produksi di bidang

kefarmasian dan alat kesehatan antara lain Industri Farmasi, Industri Obat

Tradisional (IOT), Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA), Industri Kosmetika, Usaha

Kecil Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Produksi Alat

Kesehatan Produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan Industri

Kosmetika.

Sarana distribusi kefarmasian dan alat kesehatan yang dipantau jumlahnya oleh

Bidang Jamsarkes Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu: Industri

Farmasi , Industri Obat Tradisional, Usaha Kecil Obat Tradisioanal, Produksi Alat

Kesehatan, Pedagang Besar Farmasi (PBF), Apotek, Toko Obat dan Penyalur Alat

Kesehatan (PAK). Berdasarkan ketersediaan sarana distribusi kefarmasian dan alat

kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 adalah sebagai berikut: Usaha

kecil obat tradisional berjumlah 1 unit, Pedagang besar farmasi 2 unit, apotek 279

unit, toko obat 197 unit dan Penyalur Alat Kesehatan berjumlah 1 unit.

2. Ketersediaan Obat dan Vaksin

Dalam upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dalam jenis yang lengkap,

jumlah yang cukup, terjamin khasiatnya, aman, efektif dan bermutu dengan harga

terjangkau serta mudah diakses adalah sasaran yang harus dicapai. Kementerian

Kesehatan telah menetapkan indikator rencana strategis tahun 2010-2015 terkait

program kefarmasian dan alat kesehatan, yaitu meningkatnya sediaan farmasi dan

alat kesehatan yang memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat. Indikator

tercapainya sasaran hasil tersebut pada tahun 2015 yaitu persentase ketersediaan

obat dan vaksin sebesar 100%. Dalam rangka mencapai target tersebut, salah satu

kegiatan yang dilakukan adalah peningkatan ketersediaan obat esensial generik di

sarana pelayanan kesehatan dasar.

Pemantauan ketersediaan obat digunakan untuk mengetahui kondisi tingkat

ketersediaan obat di berbagai unit sarana kesehatan seperti Instalasi Farmasi

Kabupaten/Kota (IFK) dan puskesmas. Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung

pemerintah pusat dan daerah dalam rangka menentukan langkah-langkah kebijakan

yang akan diambil di masa yang akan datang. Di era otonomi daerah, pengelolaan

obat merupakan salah satu kewenangan yang diserahkan ke kabupaten/kota,

akibatnya sulit bagi pemerintah pusat untuk mengetahui kondisi ketersediaan obat di

seluruh Indonesia. Dengan tidak adanya laporan secara periodik yang dikirim oleh

provinsi, maka relatif sulit bagi pemerintah pusat untuk menentukan langkah-langkah

Page 35: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 19

yang harus dilakukan. Adanya data ketersediaan obat di provinsi atau kabupaten/kota

akan mempermudah penyusunan prioritas bantuan maupun intervensi program di

masa yang akan datang.

Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat dan vaksin di Provinsi

Kalimantan Tengah, dilakukan pemantauan ketersediaan obat dan vaksin. Obat yang

dipantau ketersediaannya merupakan obat indikator yang digunakan untuk pelayanan

kesehatan dasar dan obat yang mendukung pelaksanaan program kesehatan. Jumlah

item obat yang dipantau adalah 20 item obat dan vaksin yang digunakan untuk

imunisasi dasar.

Indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin tahun 2015 memiliki target

sebesar 95%, dari data dan perhitungan yang dilakukan oleh Bina Jaminan dan

Sarana Kesehatan Provinsi Kalimanrtan Tengah tahun 2015 didapatkan persentase

ketersediaan rata-rata provinsi sebesar 118.59%. Dengan demikian apabila

dibandingkan dengan target tahun 2015, maka capaian kinerja indikator persentase

ketersediaan obat dan vaksin telah melebihi target yang telah ditetapkan. Data dan

informasi lebih rinci mengenai ketersediaan obat dan vaksin terdapat pada Tabel

lampiran 66.

D. SARANA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT

Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya juga memerlukan peran masyarakat. Melalui konsep Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), masyarakat berperan serta aktif

dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Bentuk UKBM antara lain Pos Pelayanan

Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan desa/kelurahan siaga

aktif.

1. Posyandu menurut Strata

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh

masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu

kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan

penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokan

menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan

posyandu mandiri.

Jumlah posyandu di Kalimantan Tengah tahun 2015 adalah 2340 unit lebih banyak

bila dibandingkan dengan dengan tahun 2014 sebanyak 1965 unit. Rincian posyandu

berdasarkan stratanya pada tahun 2015 adalah sebagai berikut; Posyandu Pratama

Page 36: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 20

808 unit (34.53%), Posyandu Madya 1115 unit (47.65%), Posyandu Purnama 340 unit

(14.53%) dan Posyandu Mandiri 77 unit (3.29%). Sedangkan Posyandu yang masuk

kategori aktif sebanyak 417 unit (17,82) (43.46%). Ada peningkatan yang cukup

signifikan jumlah posyandu yang aktif bila dibandingkan dengan jumlah posyandu

aktif pada tahun 2014 yang berjumlah 279 unit (12.62%). Kedepannya

pengembangan Posyandu adalah dengan revitalisasi posyandu dan diharapkan jumlah

posyandu aktif terus meningkat. (Lampiran Tabel 69).

2. Pos Kesehatan Desa

Di samping Posyandu keberadaan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) juga

sangat penting dalam rangka mendukung program desa siaga, yaitu suatu bentuk

pemberdayaan masyarakat di tingkat desa yang disertai dengan pengembangan

kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya secara mandiri

khususnya kesehatan ibu dan anak.

Fungsi poskesdes adalah Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang

kesehatan, meliputi : sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko

dan masalah kesehatan, sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih

mendekatkan pelayanan kepada masyarakat serta untuk meningkatkan jangkauan

dan cakupan pelayanan kesehatan, sebagai wahana pembentukan jejaring berbagai

UKBM yang ada di desa. Adapun manfaatnya antara lain : Permasalahan kesehatan di

desa dapat dideteksi secara dini, sehingga bisa ditangani dengan cepat dan

diselesaikan, sesuai kondisi , potensi dan kemampuan yang ada.; Masyarakat desa

dapat memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dapat dijangkau ( secara

geografis ); Bagi Kader Kesehatan mendapatkan informasi awal di bidang kesehatan;

Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan mengoptimalkan segala

sumberdaya secara efektif dan efesien; mengoptimalkan fungsi Puskesmas sebagai

pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Jumlah poskesdes pada tahun 2015 sebanyak 469 buah. Ada peningkatan

jumlah poskesdes yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan jumlah poskesdes

pada tahun 2014 yang berjumlah 381 buah poskesdes. Jumlah poskesdes di setiap

kabupaten/kota tahun 2015 terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.4 Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Page 37: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 21

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015 3. Desa Siaga

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya

dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah

kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa

dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-

kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).

Pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 945 desa siaga dari

1.569 desa/kelurahan yang ada (60,2%). Desa Siaga aktif adalah desa yang

mempunyai Poskesdes atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi

sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan

kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi gizi, penyakit,

lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS). Distribusi Desa Siaga dan Desa Siaga Aktif di Provinsi Kalimantan

Tengah tahun 2015 terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.5 Distribusi Desa/Kelurahan dan Desa Siaga di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sukamara

Seruyan

Pulang Pisau

Palangka Raya

Murung Raya

Lamandau

Kotawaringin Timur

Kotawaringin Barat

Katingan

Kapuas

Gunung Mas

Barito Utara

Barito Timur

Barito Selatan

32

100

99

30

125

83

185

95

161

233

127

103

105

93

28

41

37

5

1

51

50

53

18

60

29

19

8

69

Poskesdes Desa/Kel

Page 38: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 22

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Dari digambar diatas diketahui bahwa semua kabupaten telah memiliki data

desa siaga, yang paling banyak memiliki desa siaga adalah Kabupaten Kotawaringin

Timur yaitu 185 desa kemudian Kabupaten Kapuas 151 desa siaga dan Kabupaten

Murung Raya dengan 98 desa. Sedangkan Kabupaten yang palin sedikit desa

siaganya adalah Kabupaten Gunung Mas dengan jumlah desa siaga sebanyak 17

desa, kemudian kabupaten Seruyan dengan 12 desa siaga dan Kota Palangka Raya

dengan 5 Kelurahan siaga. Sedangkan jumlah total desa/kelurahan siaga se Provinsi

Kalimantan Tengah pada tahun 2015 adalah 893 desa/kelurahan siaga dari total 1571

desa/kelurahan.

Keberadaan Desa/Kelurahan siaga menunjukkan peran pemerintah daerah

dalam hal ini dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai leading sektor bidang

kesehatan sebagai upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menangani

masalah kesehatan yang terjadi di daerah atau wilayah masing-masing.

E. Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah telah

berupaya mengembangkan berbagai upaya kesehatan, salah satunya adalah dengan

mengembangkan suatu upaya kesehatan melalui program jaminan kesehatan.

Program ini dikembangkan dengan tujuan merubah pola pembayaran langsung (out

of pocket) yang biasanya dibayar setelah pelayanan diberikan menjadi

0 50 100 150 200 250

Barito Selatan

Barito Timur

Barito Utara

Gunung Mas

Kapuas

Katingan

Kotawaringin Barat

Kotawaringin Timur

Lamandau

Murung Raya

Palangka Raya

Pulang Pisau

Seruyan

Sukamara

93

105

103

127

233

161

95185

83

125

30

99

100

32

28

35

81

17

151

82

65

18566

98

5

46

12

22

Desa/Kel Siaga

Desa/Kel

Page 39: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 23

penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha

bersama dan kekeluargaan, yang berkesinambungan dan dengan mutu terjamin serta

pembiayaan yang dilaksanakan pra upaya.

Jaminan Kesehatan Nasional yang di selenggarakan oleh BPJS bertujuan

untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh

masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat

yang optimal secara efektif dan efisien. Jamkesmas diharapkan dapat menurunkan

angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menurunkan

angka kelahiran di samping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi

masyarakat miskin. Program ini telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan

akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin di puskesmas dan

jaringannya, pelayanan kesehatan di rumah sakit serta memberikan perlindungan

finansial dari pengeluaran kesehatan akibat sakit.

Perkembangan peserta jaminan kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah

cukup positif. Kepesertaan jaminan kesehatan tahun 2015 sebanyak 52.97 persen

lebih sedikit bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 55,7 dari total

penduduk. Bila dirinci adalah sebagai berikut: 52,97 persen Jaminan Kesehatan

Nasional, 18,01 persen Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN, 5,41 persen PBI APBD,

18,04 persen Pekerja Penerima Upah (PPU), 4,64 persen Pekerja Bukan Penerima

Upah (PBPU)/Mandiri, 1,53 persen Bukan Pekerja (BP) dan 5,32 persen Jamkesda.

Data terinci di setiap kabupaten/kota dapat dilihat di lampiran (tabel 53).

F. Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit

1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan

Kesehatan

Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit oleh masyarakat dapat

dilihat dari cakupan kunjungan rawat jalan dan rawat inap di masing-masing sarana

kesehatan. Pemanfaatan ini mencakup kunjungan rawat jalan dan rawat inap serta

kunjungan gangguan jiwa.

Cakupan kunjungan Rawat Jalan di puskesmas dan rumah sakit pada tahun

2015 adalah 55,76% lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 45,7%.

Sedangkan cakupan kunjungan rawat inap pada tahun 2015 sebesar 14.66% ada

peningkatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan cakupan pada tahun 2014

sebesar 4%. Sedangkan bila dilihat dari jenis kelaminnya persentase terbanyak

adalah perempuan yaitu 54.43% dan laki-laki sebanyak 43.42%, ini berarti

Page 40: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 24

pemanfaatan sarana kesehatan sudah lebih banyak oleh perempuan bila

dibandingkan laki-laki. Kunjungan Rawat Jalan terbanyak ke Puksesmas dibandingkan

ke rumah sakit sedangkan Kunjungan Rawat Inap terbanyak di Rumah Sakit dari

pada di Puskesmas. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan gangguan jiwa sebanyak

8.128 orang, meningkat tajam bila dibandingkan dengan jumlah penderita gangguan

jiwa pada tahun 2014 sebanyak 4820 orang, distribusi paling banyak di rumah sakit

bila dibandingkan dengan kunjungan pada puskesams. (Lampiran Tabel 54).

2. Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS / Gross Death Rate

(GDR)

Angka kematian umum penderita yang dirawat di RS/GDR (Gross Death Rate)

berguna untuk mengetahui mutu pelayanan/perawatan di Rumah Sakit. Semakin

rendah GDR, berarti mutu pelayanan rumah sakit semakin baik. Angka yang dapat

ditolerir untuk GDR ini maksimum 45.

GDR rata-rata di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 adalah 24.3

lebih kecil bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 25,8, berarti kurang dari

angka yang dapat ditolerir, ini menunjukan bahwa sistem pelayanan di rumah sakit

sudah semakin lama semakin membaik. Dari 21 rumah sakit yang ada di Provinsi

Kalimantan Tengah rumah sakit yang memiliki angka GDR paling tinggi adalah

Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangka Raya 44.4, diikuti oleh Rumah Sakit Dr

Murdjani Sampit sebesar 37,7 dan Rumah Sakit Dr. St. Imanuddin sebesar 34,8.

Sedangkan rumah sakit dengan angka GDR yang paling rendah adalah Rumah Sakit

Kasongan sebesar dengan GDR sebesar 1.1, diikuti oleh Rumah Sakit Puruk Cahu

sebesar 2,7 dan Rumah Sakit Kuala Kurun sebesar 3,7. Sedangkan rumah sakit tidak

memiliki data GDR yaitu RSUD Lamandau, Rumah Sakit Hanau dan Rumah Sakit

Yasmin dan Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei. Rendahnya angka GDR di provinsi

Kalimantan Tengah menunjukan mutu pelayanan/perawatan di RS sudah cukup baik.

3. Angka Kematian Penderita Yang Dirawat < 48 Jam / Net Death Rate (NDR)

Angka Net Death Rate (NDR) adalah untuk mengetahui mutu pelayanan atau

perawatan rumah sakit. Semakin rendah NDR suatu rumah sakit, berarti bahwa mutu

pelayanan/perawatan rumah sakit tersebut makin baik. Nilai NDR yang dapat ditolerir

adalah 25 per 1.000 penderita keluar. Rata-rata NDR di Provinsi Kalimantan Tengah

tahun 2015 adalah 10,9, ada peningkatan yang cukup besar bila dibandingkann

dengan NDR pada tahun 2014 adalah sebesar 1,0. Data ini mengindikasikan adanya

Page 41: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 25

sedikit penurunan kualitas pelayanan di rumah sakit rumah sakit di Provinsi

Kalimantan Tengah.

Data NDR yang ada menunjukan ada 1 rumah sakit yang memiliki NDR yang

melebihi angka yang dapat ditoleransi yaitu Rumah Sakit Buntok Kabupaten Barito

Selatan sebesar 27,5 ini menunjukan tingkat pelayanan atau mutu pelayanan

dirumah sakit masih rendah. Ada 5 rumah sakit yang tidak memiliki data angka NDR

yaitu Rumah Sakit Lamandau, Rumah sakit Hanau, RSJ Kalawa Atei, RS TNI

Denkesyah, dan RSIA Yasmin Palangka Raya, ke 5 rumah sakit tersebut perlu

memperhatikan sistem pencatat dan pelaporanya sehingga akan dapat memberikan

data yang lebih baik lagi.

Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit dapat dilihat dari BOR (Bed

Occupancy Rate), ALOS (Average Length of Stay) rata-rata lama dirawat (dalam

satuan hari) seorang pasien dan TOI (Turn Over Interval). BOR adalah persentase

pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu; LOS adalah rata-rata lama

perawatan (dalam satuan hari) seorang pasien; dan TOI adalah lamanya pemakaian

tempat tidur oleh pasien (dalam satuan hari).

4. Pemakaian Tempat Tidur/Bed Occupancy Rate (BOR)

BOR merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu

tertentu. Indikator ini dipergunakan untuk menilai kinerja rumah sakit dengan melihat

persentase pemanfaatan tempat tidur rumah sakit atau Bed Occupation Rate (BOR).

Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan

rumah sakit oleh masyarakat. Angka BOR yang tinggi (>85%) menunjukan tingkat

pemanfaatan tempat tidur yang tinggi, sehingga perlu pengembangan rumah sakit

atau penambahan tempat tidur. BOR yang ideal untuk suatu rumah sakit adalah

antara 60% sampai dengan 80%.

BOR untuk seluruh rumah sakit yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah pada

tahun 2015 sebesar 47,2% lebih rendah bila dibandingkan dengan BOR tahun 2014

sebesar 65,3%. Data BOR ini minus dua rumah sakit yaitu Rumah Sakit Hanau dan

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei. Angka BOR ini tidak berada pada range ideal terkait

dengan pemakaian tempat tidur. Dari 21 rumah sakit ada 4 rumah sakit mempunyai

tingkat pemanfaatan bed occupancy rate yang dianggap cukup ideal yaitu Rumah

Sakit Buntok sebesar 65,4%, Rumah Sakit Pulang Pisau sebesar 69,6%, , Rumah

Sakit Dr Murdjani Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 72,3%%, dan Rumah Sakit

Dr. St. Imanuddin Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 77,0%. Ada 14 RS dengan

Page 42: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 26

tingkat pemanfaatannya masih kurang, dan 2 RS tidak mengirimkan data laporan

terkait BOR. Data lengkap dapat dilihat pada tabel lampirang no 56

5. Rata-rata Lama Rawat Seorang Pasien/Average Length of Stay (ALOS)

Rata-rata lama rawat seorang pasien yang secara umum/Average Length of

Stay (ALOS) yang ideal adalah antara 6 – 9 hari. Rata-rata lama rawat seorang

pasien di RS di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 adalah sebesar 2,9 hari lebih

besar bila dibandingkan dengan ALOS pada tahun 2014 sebesar 2.8 hari. Jumlah

ALOS ini lebih rendah dari ALOS ideal. Dari 21 RS yang ada terdapat 19 RS

mempunyai angka ALOS sedang dua RS tidak ada melapor yaitu RSJ Kalawa Atei dan

RSUD Lamandau. Semua RS mempunyai nilai ALOS dibawah angka ideal. Data

lengkap dapat dilihat pada tabel lampirang no 56

6. Rata-rata Hari Tempat Tidur Tidak Ditempati / Turn Of Interval (TOI)

TOI dan ALOS merupakan indikator tentang efisiensi penggunaan tempat

tidur. Semakin besar TOI maka efisiensi penggunaan tempat tidur semakin jelek.

Angka ideal untuk TOI adalah 1 – 3 hari. Rata-rata TOI di Provinsi Kalimantan

Tengah tahun 2015 adalah sebesar 3.3 hari, lebih besar bila dibandingkan dengan

TOI 2014 adalah sebesar 2.53 hari. Data ini lebih tinggi dari kisaran TOI ideal dan

mengalami penurunan efisiensi penggunaan tempat tidur dari tahun 2014. Ini

menunjukkan penggunaan jumlah tempat tidur sedikit berkurang efisien dan efektif

nya.

Dari 21 RS yang ada, 6 RS mempunyai nilai TOI yang masuk kategori ideal

yaitu Rumah Sakit Dr. St. Imanuddin Kabupaten Kotawaringin Barat, Rumah Sakit Dr

Murdjani Kabupaten Kotawaringin Timur, Rumah Sakit Kuala Kurun Gunung Mas,

Rumah Sakit Buntok Barito Selatan, Rumah Sakit Muara Teweh Kabupaten Barito

Utara dan Rumah Sakit Bhayangkara Palangka Raya. Sedangkan ada 2 rumah sakit

yang tidak memiliki data TOI yaitu Rumah Sakit Hanau dan Rumah Sakit Jiwa Kalawa

Atei.

Page 43: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 27

BAB IV

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan kesehatan sendiri merupakan besarnya dana yang harus disediakan

untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang

diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakarat. Undang-Undang

Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa pembiayaan kesehatan bertujuan

untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang

mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan. Secara umum, sumber biaya

kesehatan dapat dibedakan menjadi pembiayaan yang bersumber dari anggaran

pemerintah dan pembiayaan yang bersumber dari anggaran masyarakat.

Dewasa ini beban pembiayaan kesehatan semakin berat karena berkaitan dengan

pertambahan penduduk, transisi pola penyakit yang menimbulkan beban ganda, inflasi

biaya kesehatan serta inflasi ekonomi secara keseluruhan. Pembiayaan kesehatan selain

relatif kecil juga efektivitas dan efisiensi penggunaannya belum optimal. Efektivitas dan

efisiensi yang rendah tersebut disinyalir berkaitan dengan jumlahnya yang kurang,

alokasinya yang tidak sesuai dengan prioritas kesehatan dan pola belanja yang cenderung

pada investasi barang dan kegiatan tidak langsung. Sehingg biaya operasional dan biaya

untuk kegiatan langsung menjadi kurang. Dalam teori dan pengalaman empiris kinerja

suatu program kesehatan sangat ditentukan oleh kecukupan anggaran operasional dan

anggaran kegiatan langsung.

Komitmen nasional maupun daerah kota dan Provinsi harus mengalokasikan 10%

anggaran untuk kesehatan dari Total APBD, untuk pembiayaan kesehatan bagi keluarga

miskin perlu diprioritaskan dan pada tahun 2009 alokasi dari pusat relatif meningkat

dibanding tahun sebelumnya. Kebijakan nasional membebaskan biaya pengobatan di

rawat jalan dan perawatan di kelas III rumah sakit serta di puskesmas. Pembiayaan untuk

Dinas Kesehatan maupun UPT diperoleh dari APBD maupun APBN, PLN/BLN dan lainnya

yang sah.

Pembiayaan kesehatan harus mampu menjamin kesinambungan jumlah yang

mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya

guna sehingga pembangunan kesehatan demi meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat setinggitingginya dapat terlaksana. Sumber pembiayaan kesehatan berasal

dari pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan sumber lain. Sesuai

Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, anggaran kesehatan

Page 44: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 28

pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota memiliki alokasi minimal sepuluh persen dari

total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di luar gaji (belanja pegawai).

Pembiayaan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 bersumber dari

dana APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN (DAK, Dekon, TP) dan Pinjaman/Hibah

Luar Negeri (GF). Total pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah baik pemerintah

daerah maupun pusat untuk tahun 2015 adalah 1.924.854.465.989, lebih tinggi daripada

alokasi anggaran pada tahun 2014 yang berjumlah Rp. 881,239,728,709,- (Catatan:

Tahun 2014 alokasi anggaran minus dari RSUD).

Rincian alokasi anggaran kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

adalah sebagai berikut:

a. APBD kabupaten/kota dan RSUD Kabupaten/Kota baik belanja langsung maupun

belanja tidak langsung sebesar Rp. 1.388.130.248.886,-.

b. APBD Provinsi (Belanja langsung, Belanja Tidak langsung, RSUD Doris Sylvanus, RSJ

Kalawa Atei dan DAK Kalteng Barigas) sebesar Rp. 338.542.389.088,-.

c. APBN (Tugas Pembantuan Provinsi, Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota, Dana

Dekonsentrasi, DAK Provinsi dan DAK Kabupaten/Kota) sebesar Rp.

194.252.817.000,-.

d. Pinjaman/Hibah luar negeri (PHLN) sebesar Rp. 3.929.011.015,-.

Secara keseluruhan persen APBD kesehatan terhadap APBD kabupaten/kota dan

dan APBD Provinsi sebesar 9.78% sedikit lebih rendah dari seharusnya yaitu 10% per

tahun dari Total APBD diluar biaya gaji (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan),

sedangkan anggaran kesehatan perkapita pada tahun 2015 sebesar Rp. 771.473,93,-

lebih besar bila dibandingkan dengan anggaran kesehatan perkapita pada tahun 2014

sebesar Rp. 361.184,84. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada lampiran Tabel 81.

Page 45: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 29

BAB V

KESEHATAN IBU DAN ANAK

Keluarga memilikifungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status

kesehatan diantara anggotanya.Diantara fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat yaitu

memenuhi kebutuhan gizi danmerawat serta melindungi kesehatan para anggotanya.

Anak dan ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritasdalam

penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja

upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal tersebut disebabkan Angka

Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas

fasilitaspelayanan kesehatan. Kualitas fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud

termasukaksesibilitas terhadap fasilitas pelayanan kesehatan itu sendiri.

Keadaan kesehatan sangat penting dalam menggambarkan profil kesehatan

masyarakat di suatu daerah. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, digunakan

indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Faktor-faktor yang

memengaruhi derajat kesehatan masyarakat tidak hanya berasal dari sektor kesehatan

melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial,

keturunan, dan faktor lainnya.

Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat antara lain dari angka kematian,

angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan di Provinsi Kalimantan

Tengah digambarkan melalui Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Bayi (AKB),

Angka kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi.

Upaya kesehatan di Propinsi Kalimantan Tengah telah diarahkan untuk dapat

meningkatkan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan yang makin terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat. Disamping itu dalam penanganan masalah kesehatan harus

dilakukan secara terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan

budaya.

A. KESEHATAN IBU

Pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan antenatal, pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan, pelayanan terhadap ibu hamil

risiko tinggi dirujuk, kunjungan neonatus dan kunjungan bayi. Berikut sasaran program

Ibu dan Anak yang dijalankan yaitu Meningkatnya pelayanan antenatal terpadu

berkualitas; Meningkatnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas

kesehatan tingkatpertama; Penanganan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas di

Page 46: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 30

tingkat pertama dalam mendukung rujukan ke tingkat lanjutan; Meningkatnya Pelayanan

KB berkualitas, terutama KB pasca persalinan; Meningkatnya pelayanan kesehatan

reproduksi terpadu yang responsif gender; Penguatan manajemen program kesehatan ibu

dan reproduksi. Dengan sasaran pelayanan adalah sebagai berikut : Ibu Hamil, bersalin

dan nifas; Wanita Usia Subur; Pasangan Usia Subur; Pengelola program kesehatan ibu

dan reproduksi; lintas program dan lintas sektor terkait serta Unsur organisasi profesi.

Sejak tahun 1990 upaya strategis yang dilakukan dalam upaya menekan

AngkaKematian Ibu (AKI) adalah dengan pendekatan safe motherhood, dengan

menganggap bahwa setiap kehamilan mengandung risiko, walaupun kondisi kesehatan

ibu sebelum dan selama kehamilan dalam keadaan baik. Di Indonesia Safe Motherhood

initiative ditindaklanjuti dengan peluncuran Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh

Presiden yang melibatkan berbagi sektor pemerintahan di samping sektor kesehatan.

Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu adalah

penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk

mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahirke masyarakat. Di tahun

2000, Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi intervensi sektor kesehatan untuk

mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer. Pada

tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and

Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu danneonatal

sebesar 25%.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359

per100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika dibandingkan

dengan negara–negara tetangga.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan

antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu

minimal 1 kalipada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ketiga

(usia kehamilan 24 minggu - lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk

menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor

risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan

indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah

Page 47: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 31

memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan

jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan

Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan jumlah

sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja padakurun waktu satu tahun. Indikator tersebut

memperlihatkan akses pelayanan kesehatanterhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu

hamil dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.

Pelayanan antenatal care ini untuk memantau kemajuan kehamilan untuk

memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan fisik mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali secara dini

adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan

cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif dan mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal

Pada tahun 2015 cakupan pelayanan K4 sebesar 82,8% ada penurunan bila

dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 86.5%. Secara umum hampir

semua kabupaten kota belum mencapai target sebesar 95%. Dari semua kabupaten

capaian K4 yang paling tinggi adalah Kabupaten Barito Selatan sebesar 92,4%,

selanjutnya adalah Kabupaten Barito Utara sebesar 92,2% dan Kabupaten Pulang Pisau

sebesar 89,7%. Sedangkan Kabupaten yang paling rendah cakupan K4 nya adalah

Kabupaten Barito Timur sebesar 48,2%, diikuti oleh Kabupaten Kapuas 74,9% dan

Kabupaten Katingan 82,4%. Sedangkan untuk K1 ada beberapa kabupaten/kota yang

telah mencapai cakupan lebih dari 95% seperti Kabupaten Barito Selatan, Barito Utara,

Pulang Pisau, Gunung Mas, dan Kotawaringin Barat. Sedangkan kabupaten yang belum

mencapai target 95%, yaitu Kabupaten Murung Raya 91,5%, Kota Palangka Raya 94,8%,

Barito Timur 51,8%, Kapuas 91.8%, Seruyan 91,8%, Katingan 82,4%, Kotawaringin

Timur 94,3% Lamandau 94,0% dan Sukamara 93.6%. Distribusi cakupan kunjungan ibu

hamil K1 dan K4 tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat pada gambar 5.1

dibawah ini.

Gambar 5.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 Dan K4 Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

Page 48: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 32

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 tidak terlalu besar yang berarti banyak ibu

hamil yang telah melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal meneruskan hingga

kunjungan ke-4 pada triwulan 3 kehamilannya. Kondisi tersebut menutup peluang

terjadinya kematian pada ibu melahirkan dan bayi yang dikandungnya. Kondisi tersebut

harus ditingkatkan dengan penyuluhan ke masyarakat serta melakukan komunikasi dan

edukasi yang intensif kepada ibu hamil dan keluarganya agar memeriksakan

kehamilannya sesuai standar.

Upaya meningkatkan cakupan K4 juga makin diperkuat dengan telah

dikembangkannya Kelas Ibu Hamil. Sampai saat ini telah terdapat beberapa Puskesmas

maupun klinik dan rumah sakit yang melaksanakan dan mengembangkan Kelas Ibu Hamil

di wilayah kerjanya. Kelas Ibu Hamil akan meningkatkan demand creation di kalangan ibu

hamil dan keluarganya, dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil

dan keluarganya dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu secara paripurna.

Gambaran kecenderungan cakupan K1 dan K4 sejak tahun 2008 hingga tahun 2015

dapat dilihat pada gambar 5.2 dibawah ini

Gambar 5.2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Dan K4 Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 – 2015

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

Kotawaringin Barat

Lamandau

Sukamara

Kotawaringin Timur

Seruyan

Katingan

Kapuas

Pulang Pisau

Gunung Mas

Barito Selatan

Barito Timur

Barito Utara

Murung Raya

Palangka Raya

Kalteng

95.5

94.0

93.6

94.2

91.8

82.4

91.8

95.4

95.5

98.4

51.8

97.8

91.5

94.8

90.6

87.4

86.1

88.2

86.8

83.1

82.4

79.4

89.7

89.1

92.4

48.2

92.2

82.3

82.3

82.8

K4

K1

Page 49: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 33

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Pada gambar 5.2 di atas terlihat bahwa secara umum cakupan pelayanan

kesehatan ibu hamil K1 dan K4 mengalami trend sedikit penurunan. Cakupan K1 dan K4

yang secara umum mengalami penurunan tersebut menunjukkan semakin berkurangnya

akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan oleh tenaga

kesehatan. Dari gambar tersebut juga dapat dilihat bahwa kenaikan cakupan K1 dan K4

dalam dua tahun terakhir sedikit mengalami penurunan. Hal ini menjadi tugas semua

element kesehatan bagaimana meningkatkan akses ibu hamil kesarana kesehatan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan yang di harapkan dapat menurunkan angka kematian

ibu dan bayi yang merupakan masalah utama yang belum terselesaikan.

Secara nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada

tahun 2015 belum dapat mencapai target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Kesehatan tahun yang sama, yakni sebesar 93%. Hasil Riskesdas untuk Provinsi

Kalimantan Tengah memperlihatkan perbedaan antara hasil pencatatan rutin dan hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan. Untuk cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 ideal, data

menurut pencatatan rutin adalah 90,5%, sedangkan menurut Riskesdas 69.7%. Untuk

cakupan K4 idealnya, menurut pencatatan rutin adalah sebesar 71.6%, sedangkan

menurut Riskesdas adalah 54%. Perbedaan ini dikarenakan pada Riskesdas 2013, sampel

penelitian adalah ibu yang pernah hamil anak terakhir sejak 1 Januari 2010 hingga pada

saat wawancara dilakukan. Selain itu, masih terdapat perbedaan persepsi di daerah

mengenai definisi operasional dari cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4.

92 91.8

9493

96.1 9694.3

90.6

81.680.7

85.6 85.887.4

89.6

86.5

82.8

70

75

80

85

90

95

100

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

K1

K4

Page 50: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 34

2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Upaya kesehatan ibu bersalin diwujudkandalam upaya mendorong agar setiap

persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan

kesehatan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase

persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan Pn).

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap

persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan

kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta diupayakan dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang

dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Indikator ini memperlihatkan

diantaranya tingkat kemampuan pemerintah dalam menyediakan pelayanan persalinan

berkualitas yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi

pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Pesan kunci MPS

yaitu persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih (APN, Afiksia dan

sejenisnya), keadaan ini belum sepenuhnya dapat dilakukan di Kalimantan Tengah,

karena itu dilakukan kemitraan antara bidan dan dukun di mana dukun tidak lagi

melayani persalinan tetapi sebagai pendamping bidan dalam melayani persalinan,

sehingga dengan kondisi tersebut diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu

dan bayi.

Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan yang memeliki komptensi

kebidanan di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 sebesar 79,05%, ada penurunan

yang cukup besar bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 86.7%, dan tahun 2013

sebesar 89,6%. Data cakupan mulai tahun 2010 sampai dengan 2015 secara keseluruhan

di Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut ini:

Page 51: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 35

Gambar 5.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 – 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa secara umum cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami kenaikan

setiap tahunnya namun pada dua tahun terakhir yaitu 2014 dan tahun 2015 sedikit

mengalami penurunan. Cakupan secara provinsi pada tahun 2015 adalah sebesar

79.05%, dimana angka ini belum dapat memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan

tahun 2015 yakni sebesar 89%. Penurunan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

bisa di sebabkan oleh berbagai hal salah satunya adalah pelayanan tenaga kesehatan

yang masih kurang, kelengkapan sarana dan prasarana kesehatan di daerah yang kurang

memadai, pengetahuan ibu hamil yang masih kurang dan kenyamanan ibu hamil untuk

melahirkan disarana kesehatan yang masih kurang sehingga ibu hamil lebih nyaman

untuk melahirkan di rumah dan di tolong oleh dukun beranak.

Penurunan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi

kebidanan yang terjadi dalam kurun waktu dua tahun berturut-turut perlu mendapatkan

perhatian yang serius oleh pemerintah daerah baik di Kabupaten maupun di provinsi, hal

ini mengindikasikan adanya permasalahan di level puskesmas dan jaringannya maupun di

rumah sakit dan klinik swasta. Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan merupakan salah satu program yang di harapkan bisa mengurangi

AKI dan AKB yang masih menjadi masalah utama kesehatan di Indonesia.

Sedangkan cakupan Linakes tahun 2015 di kabupaten kota di Provinsi Kalimantan

Tengah dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

8482.49

87.4

89.8

86.7

79.05

72

74

76

78

80

82

84

86

88

90

92

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 2010 - 2015

Page 52: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 36

Gambar 5.4. Cakupan Linakes tahun 2015 di Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Sebagian besar kabupaten (10 kabupaten) belum dapat mencapai target yang

telah ditetapkan sebesar 89% untuk linakes, dan selebihnya yakni sebanyak 4 kabupaten

kota telah dapat mencapai target. Empat Kabupaten kota tersebut adalah adalah Kota

Palangka Raya (100%), Barito Selatan (90,48%), Barito Utara (89,59%), Dan Kabupaten

Sukamara (93,64%). Sedangkan tiga kabupaten dengan cakupan terendah adalah

Kabupaten Barito Timur (33.37%), selanjutnya Kabupaten Katingan (72,29%), dan

Kabupaten Seruyan (75,09%).

Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada tahun

2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong persalinan dan

tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terbukti

berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu. Demikian pula dengan

tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, juga akan

semakin menekan risiko kematian ibu.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan tetap konsisten dalam menerapkan

kebijakan bahwa seluruh persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan dan didorong

untuk dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan. Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK)

Bidang Kesehatan menggariskan bahwa pembangunan Puskesmas harus satu paket

dengan rumah dinas tenaga kesehatan. Demikian pula dengan pembangunan Poskesdes

yang harus bisa sekaligus menjadi rumah tinggal bagi bidan di desa. Dengan disediakan

87.2080.86

93.64

83.6375.09 72.29

80.97 79.6486.86 90.48

33.37

89.59

75.26

100.00

79.05

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00Cakupan Linakes Per Kabupaten/Kota Tahun

2015

Page 53: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 37

rumah tinggal, maka tenaga kesehatan termasuk bidan akan siaga di tempat tugasnya

dan dapat memberikan pertolongan persalinan setiap saat.

Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya tidak ada bidan atau jauh dari

fasilitas pelayanan kesehatan, maka menjelang hari taksiran persalinan diupayakan sudah

berada didekat fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu di Rumah Tunggu Kelahiran. Rumah

Tunggu Kelahiran tersebut dapat berupa rumah tunggu khusus maupun di rumah sanak

saudara yang dekat dengan fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Cakupan Pelayanan Nifas

Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar,

yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu

pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke-4 sampai dengan hari

ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan.

Pasca persalinan (masa nifas) berpeluang untuk terjadinya kematian ibu maternal,

sehingga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas dengan dikunjungi oleh

tenaga kesehatan minimal 3 (tiga) kali sejak persalinan. Pelayanan Ibu Nifas meliputi

pemberian Vitamin A dosis tinggi ibu nifas yang kedua dan pemeriksaan kesehatan paska

persalinan untuk mengetahui apakan terjadi perdarahan paska persalinan, keluar cairan

berbau dari jalan lahir, demam lebih dari 2 (dua) hari, payudara bengkak kemerahan

disertai rasa sakit dan lain-lain. Kunjungan terhadap ibu nifas yang dilakukan petugas

kesehatan biasanya bersamaan dengan kunjungan neonatus.

Cakupan pelayanan pada ibu nifas pada tahun 2015 adalah 79.5% ada penurunan

yang cukup signifikan dalam dua periode tahunan dimana pada tahun 2014 capaiannya

sebesar 84.5% sedangkan pada tahun 2013 capaiannya sebesar 90%. dan sudah

mencapai target SPM sebesar 90%. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian serius dari

dinas kesehatan provinsi maupun dinas kesehatan kabupaten/kota karena masa ibu nifas

masih tergolong masa kritis yang bisa menyebabkan kematian bayi dan ibu. Pada tahun

2015 ini hampir semua kabupaten kota belum mencapai target SPM sebesar 90%.

Adapun Kabupaten yang telah mencapai target 90% adalah Kota Palangka Raya sebesar

99,6% dan Kabupaten Sukamara sebesar 94.4%. Sedangkan Kabupaten yang terendah

capaiannya adalah Kabupaten Katingan (76.9%), Pulang Pisau (79.5%) dan Kabupaten

Lamandau (80.6%) lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran lampiran 29.

Page 54: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 38

4. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas

Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan bayi baik di rumah dan atau rumah

bersalin dengan pertolongan dukun bayi dan atau tenaga kesehatan. Suplementasi

vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program penanggulangan

kekurangan vitamin A. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah

cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) pada

periode sebelum 40 hari setelah melahirkan. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul

vitamin A tahun 2015 sebesar 79.3% mengalami penurunan bila dibandingkan

dengan cakupan ibu nifas yang mendapatkan kapsul vitamin A tahun 2014

sebesar 85.4% dan lebih rendah lagi bila dibandingkan dengan cakupan pada

tahun 2013 sebesar 88,32%. Cakupan tertinggi dicapai oleh Kabupaten Sukamara

(98.8%), Kota Palangka Raya sebesar (97,3%), dan Kabupaten Barito Selatan

sebesar (90,1%). Sementara cakupan terendah adalah Kabupaten Barito Timur

sebesar (33.1%), Kabupaten Seruyan (69.8%) dan Kabupaten Katingan sebesar

(75.4%). Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Provinsi Kalimantan

tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 5.5. Cakupan Pemberian Vitamin A pada ibu nifas di Provinsi Kalimantan

tahun 2010 – 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Program pemberian vitamin A pada ibu nifas dalam kurun waktu dua tahun terakhir

terus mengalami penurunan pada tahun 2013 cakupan pemberian vitamin A pada ibu

nifas mencapai 88,32% kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 dengan

85.27

71.7 71.2

88.32 85.479.3

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Cakupan Vit A 2010 - 2015

Page 55: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 39

cakupan sebesar 85.4%, terakhir tahun 2015 kembali mengalami penurunan dengan

cakupan sebesar 79,3%. Ini menjadi pekerjaan rumah semua jajaran di dinas kesehatan

provinsi dan dinas kesehatan kabupaten kota dalam meningkatkan cakupan pemberian

vitamin A pada ibu nifas.

5. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe

Penanggulangan anemi pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet

Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan

minimal 90 tablet Fe (Fe3) di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebesar

80,33% lebih rendah bila dibandingkan dengan cakupan Fe 90 tablet pada tahun 2014

sebesar 87%. Cakupan tertinggi dicapai Kabupaten Pulang Pisau sebesar 89,74%, diikuti

oleh Kabupaten Barito Utara sebesar 89.30% dan Kabupaten Gunung Mas sebesar

88.94%. Sedangkan Cakupan Fe3 yang terendah adalah Kabupaten Barito Timur sebesar

49,11%, diikuti oleh Kabupaten Barito Selatan sebesar 69,03% dan Kabupaten Katingan

sebesar 75,45%. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran 32). Trend

Cakupan Ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe di Provinsi Kalimantan Tengah dari

Tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 5.6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010 – 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Dari gambar diatas terlihat bahwa trend cakupan pemberian tablet tambah darah

pada ibu hamil mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir yaitu tahun 2014 dan

tahun 2015. Ini akan memberikan implikasi pada peningkatan resiko kematian pada ibu

dan anak serta terjadinya komplikasi kehamilan pada ibu hamil dan ibu nifas.

2010 2011 2012 2013 2014 2015

FE 1 90.3 91.7 91.3 94.0 93.3 87.0

FE 3 84.3 84.6 83.0 88.0 87.0 80.3

90.391.7 91.3

94.0 93.3

87.084.3 84.6

83.0

88.0 87.0

80.3

70.0

75.0

80.0

85.0

90.0

95.0

100.0

Per

sen

tase

Cakupan pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 pada Bumil Tahun 2010 - 2015

Page 56: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 40

6. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Dalam masa kehamilan sering ditemui komplikasi kebidanan yaitu kesakitan pada ibu

hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Berdasarkan

perhitungan bahwa jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada

kurun waktu yang sama: dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari total ibu hamil

disuatu wilayah pada kurun waktu yang sama.

Komplikasi kebidanan merupakan kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas

yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya

(a) Abortus, (b) Hiperemesis Gravidarum, (c) Perdarahan per vaginam, (d) Hipertensi

dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), (e) Kehamilan lewat waktu, (f) ketuban

pecah dini.

Komplikasi dalam persalinan diantaranya (a) Kelainan letak/presentasi janin, (b)

Partus macet/distosia, (c) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia) (d)

Perdarahan pasca persalinan, (e) Infeksi berat/sepsis, (f) Kontraksi dini/persalinan

premature, (g) Kehamilan ganda.

Cakupan penanganan ibu hamil dengan komplikasi pada tahun 2015 hanya mencapai

31.99%, capaian ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan cakupan pada tahun

2014 sebesar 45.1%. Kemudian lebih rendah lagi bila dibandingkan dengan capaian

penanganan ibu hamil dengan komplikasi pada tahun 2013 sebanyak 53,2%. Penurunan

capaian penanganan ibu hamil dengan komplikasi dalam dua tahun terakhir menunjukkan

adanya permasalahan yang mendasar pada pelayanan ibu hamil di bidan-bidan dan

sarana pelayanan primer. Selain itu ada kemungkinan karena pencatatan dan pelaporan

yang kurang baik pada sarana kesehatan baik di tingkat primer maupun sekunder.

Kemudian adanya pemahaman yang berbeda terkait dengan definisi operasional

mengenai komplikasi kebidanan sehingga dalam pencatatan dan pelaporan sering kali

tidak tercover. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 33.

Page 57: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 41

Gambar 5.7. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani di Provinsi Kalimantan tahun 2010 – 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

7. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

derajat kesehatan perempuan. Penurunan AKI juga merupakan salah satu target

MDGs yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan mengurangi

sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu.

Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan

gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus

insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah

melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan 100.000 kelahiran hidup.

Setiap periode kehamilan hingga masa nifas berisiko mengalami kematian

maternal apabila mengalami komplikasi. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu

yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Angka Kematian Ibu

Maternal (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan pada

sektor kesehatan.

Untuk mengurangi AKI telah dilakukan berbagai upaya diantaranya

meningkatkan kesehatan ibu dimasyarakat dengan : (1) Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi; (2) Kelas ibu hamil; (3) Program kemitraan

bidan dan dukun serta (4) Rumah tunggu kelahiran. Disamping itu juga dengan

meningkatkan kesehatan ibu di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

dengan : (1) Pelayanan Antenatal terpadu ( HIV-AIDS, TB dan Malaria, Gizi dan

13.3

42.2 42

53.2

45.1

31.99

0

10

20

30

40

50

60

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 2010 -2015

Page 58: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 42

Penyakit tidak menular ); (2) Pelayanan KB berkualitas dan berkesinambungan; (3)

Pertolongan persalinan, nifas dan KB oleh tenaga kesehatan.

AKI Kalimantan Tengah masih mengikuti angka nasional yaitu hasil Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007 sebesar 228 per 100.000

kelahiran hidup kemudian meningkat lagi angkakematian ibu (yang berkaitan dengan

kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per100.000 kelahiran hidup

berdaarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Jumlah

kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan Tengah pada Tahun 2015

sebanyak 80 kasus. Jumlahnya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah

kasus kematian ibu pada tahun 2014 sebanyak 101 kasus. Trend kasus kematian ibu

dalam beberapa tahun terakhir sedikit mengalami sedikit fluktuasi, ini menjadi

tantangan bagi seluruh stakeholder yang berkecimpung di bidang kesehatan. Jumlah

kematian terbanyak pada masa ibu bersalin dan penyebab terbanyak akibat

komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit. Jumlah

kematian ibu maternal tertinggi di Kabupaten Katingan sebanyak 14 kasus, diikuti

oleh Kapuas sebanyak 13 kasus dan Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 11

kasus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada (Lampiran, Tabel: 6). Trend jumlah kematian

ibu maternal dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 5.8. Jumlah Kematian Ibu Maternal di ProvinsiKalimantan Tengah tahun 2010 – 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Dari gambar diatas jumlah kasus kematian ibu maternal secara umum

mengalami sedikit penurunan jumlah kasus kematian. Perlu adanya upaya-upaya

8073

62

73

101

80

0

20

40

60

80

100

120

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Kematian Ibu

Page 59: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 43

yang inovatif untuk menurunkan AKI tersebut, salah satunya adalah Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program ini

menitikberatkan pada upaya perencanaan persalinan untuk mencegah terjadinya

komplikasi di tingkat masyarakat.

Penguatan primary health care (UKP dan UKM); beberapa aspek yang saling

berinteraksi dalam kematian ibu perlu mendapat perhatian, antara lain aspek klinis,

aspek pelayanan kesehatan dan faktor non kesehatan. Diperlukan kesamaan persepsi

dan pengertian semua pihak mengenai pentingnya peran aspek klinik, aspek

pelayanan kesehatan dan faktor non kesehatan dalam penangananan masalah

kematian ibu sehingga strategi untuk mengatasinya harus merupakan integrasi yang

menyeluruh dari berbagai aspek tersebut.

Adapun rincian penyebab langsung kematian ibu di Provinsi Kalimantan

Tengah tahun 2015 sebagai berikut : 44 kasus (55%) Perdarahan, Lain-lain, 12 kasus

(15%), Gangguan Sistem Peredaran Darah (Jantung,Stroke) 10 kasus (13%),

Hipertensi Dalam Kehamilan, 9 kasus (13 %), Infeksi 4 kasus (5 %) dan Gangguan

Metabolik 1 kasus (1%). Proporsi dari penyebab Kematian dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 5.9. Penyebab Kematian Ibu di Prov. KaltengTahun 2015

Sumber : PWS – KIA Kab/ Kota Tahun 2015

Penyebaran kasus kematian ibu melahirkan di Provinsi Kalimantan Tengah

tahun 2015 terjadi pada hampir semua kabupaten kota yang ada, kecuali Kabupaten

Sukamara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta berikut ini.

Ggn Metabolik

1% Lain-lain

15%Ggn Sistem

Peredaran Darah

(Jantung, Stroke)

13%

Infeksi

5%Hipertensi dlm

Kehamilan

11%

Perdarahan

55%

Penyebab Kematian Ibu Maternal Tahun 2015

Page 60: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 44

Gambar 5.10 Peta Jumlah Kematian ibu bersalin di Bandingkan Jumlah Lahir Hidup di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang Yandas tahun 2015

Dari gambar diatas terlihat bahwa penyebaran kasus kematian ibu bersalin

paling banyak terjadi di Kabupaten Katingan sebanyak 14 kasus, diikuti oleh

Kabupaten Kapuas sebesar 13 kasus, dan Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak

11 kasus. Sedangkan kabupaten dengan jumlah kasus kematian ibu bersalin yang

paling sedikit terjadi di Kabupaten Sukamara 0 kasus, Barito Utara 1 kasus dan Barito

Selatan 2 kasus.

8. Pelayanan Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk

mengurangikematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan

(di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan,

dan terlalu tua melahirkan (diatas usia 35 tahun). Keluarga berencana (KB)

merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan

keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB

menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan

untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak,

berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak.

Baik suami maupun istri memiliki hak yang sama untuk menetapkan berapa

jumlahanak yang akan dimiliki dan kapan akan memiliki anak. Melalui tahapan

konseling pelayanan KB, pasangan usia subur (PUS) dapat menentukan pilihan

kontrasepsi sesuai dengan kondisidan kebutuhannya berdasarkan informasi yang

Page 61: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 45

telah mereka pahami, termasuk keuntungan dan kerugian, risiko metode kontrasepsi

dari petugas kesehatan.

a. Peserta Keluarga Berencana Baru

Peserta Keluarga Berencana (KB) baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS)

yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/atau PUS yang

menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa

kehamilannya.

Jumlah PUS Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 sebanyak 483.661 lebih

sedikit bila dibandingkan dengan jumlah PUS pada tahun 2014 sebanyak 525.164.

Peserta KB baru pada tahun 2015 sebesar 12.9% lebih sedikit bila dibandingkan

dengan peserta KB baru pada tahun 2014 sebesar 17,3. Peserta KB baru tersebut

menggunakan kontrasepsi sebagai berikut: 1) MKJP: Tahun 2015 IUD (1,5%), MOP

(0,04%), MOW (1.1%) dan Implant (6.2%) 2) NON MKJP: Tahun 2015 Suntik

(55,5%), PIL (33,2%) dan Kondom (2.4%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 5.11 Persentase Pemakaian Kontrasepsi Peserta KB Baru Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber : BKKBN Provinsi kalimantan Tengah Tahun 2015

Sebagian besar peserta KB baru mempergunakan kontrasepsi non MKJP

yang membutuhkan pembinaan secara rutin dan berkelanjutan untuk menjaga

kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Proporsi pemakai kontrasepsi suntikan cukup

besar yaitu 56,0% dan terendah adalah MOP yang hanya 0.04%, hal tersebut dapat

difahami karena akses untuk memperoleh pelayanan suntikan relatif lebih mudah,

IUD2%

MOP0%

MOW1% IMPLAN

6%

SUNTIK56%

PIL33%

KONDOM2%

Alat Kontrasepsi

Page 62: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 46

sebagai akibat tersedianya jaringan pelayanan sampai di tingkat desa/kelurahan

sehingga dekat dengan tempat tinggal peserta KB.

Partisipasi pria (bapak) untuk menjadi peserta KB baru dengan

mempergunakan kontrasepsi MOP (hanya 0,04%) dan kondom (hanya 2%),

karena terbatasnya pilihan kontrasepsi yang disediakan bagi pria, dan sebagian pria

masih beranggapan bahwa KB merupakan urusan ibu (istri), sehingga ibu (istri) yang

menjadi sasaran.

b. Peserta KB Aktif

Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai kontrasepsi

untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Cakupan peserta KB aktif

adalah perbandingan antara jumlah peserta KB aktif dengan PUS di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat

pemanfaatan kontrasepsi di antara PUS.

Cakupan peserta KB aktif Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 sebesar

2014 sebesar 77.9% lebih banyak bila dibandingkan dengan persentase KB aktif pada

tahun 2014 sebesar 54,5%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 5.12 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber : BKKBN Provinsi kalimantan Tengah Tahun 2015

Gambar di atas menunjukkan bahwa Kabupaten dengan persentase peserta

KB aktif tertinggi ialah Kabupaten Barito Timur sebesar 84,4%, kemudian Kota

Palangka Raya 84,1%, dan Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Pulang Pisau

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

Sukamara

Kotawaringin Barat

Seruyan

Kapuas

Barito Utara

Lamandau

Kalteng

Kotawaringin Timur

Katingan

Murung Raya

Gunung Mas

Barito Selatan

Pulang Pisau

Palangka Raya

Barito Timur

68.7

69.9

76.3

76.4

76.7

77.3

77.9

78.2

78.3

78.5

80.5

82.1

82.1

84.1

84.4

Page 63: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 47

dengan nilai masing-masing sebesar 82,1%. Sedangkan Kabupaten dengan

persentase peserta KB aktif terendah ialah Kabupaten Sukamara sebesar 68.7%,

kemudian Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 69,9% dan Kabupaten Seruyan

sebesar 76,3%.

Perkembangan peserta KB aktif di Provinsi Kalimantan Tengah dalam

beberapa tahun terakhir memperlihat angka yang berfluktuasi, namun dalam dua

tahun terakhir sedikit mengalami penurunan yaitu tahun 2013 dan tahun 2014.

Tingkat prevalensi Peserta KB Aktif adalah perbandingan antara jumlah Pasangan

Usia Subur (PUS) Peserta KB Aktif, dibandingkan dengan jumlah seluruh Pasangan

Usia Subur (PUS) yang terdapat di suatu daerah/wilayah dalam suatu periode yang

sama. Trend peserta KB aktif dari tahun 2009 s.d 2015 dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar 5.13 Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2009 – 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Kota tahun 2009 – 2015

B. KESEHATAN ANAK

Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk

mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta

untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak

dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai

berusia 18 (delapan belas) tahun.

74%78.20% 79.30%

85%

77%

54.50%

77.90%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Persentase KB Tahun 2009 - 2015

Page 64: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 48

Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angka

kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan anak adalah Angka

Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita

(AKABA). Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran

hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 dan 23 per 1000 kelahiran

hidup berdasarkan hasil SDKI 2002. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian

neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi

terhadap 56% kematian bayi.

Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDG 2015 yaitu sebesar 23 per 1000

kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir

(neonatal) menjadi prioritas utama. Komitmen global dalam MDGs menetapkan target

terkait kematian anak yaitu menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam

kurun waktu 1990-2015.

Data dan informasi yang akan disajikan berikut ini menerangkan berbagai indikator

kesehatan anak yang meliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR), penanganan

komplikasi neonatal, kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, inisiasi menyusu

dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian vitamin A, penimbangan balita di Posyandu,

imunisasi dasar, pelayanan kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada siswa

SD/setingkat, pelayanan kesehatan peduli remaja, pelayanan kesehatan pada kasus

kekerasan anak, dan pelayanan kesehatan anak terlantar dan anak jalanan di panti.

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

BBLR terjadi karena ibu berstatus gizi tidak baik seperti KEK, anemia, malaria

dan menderita penyakit menular sexual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat

kehamilan. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam

pertama setelah lahir. Bayi yang lahir BBLR merupakan manifestasi dari keadaan

kurang gizi pada janin saat dalam kandungan. Bayi yang lahir BBLR kemungkinan

meninggal dunia sebelum berumur satu tahun 10-17 kali lebih besar dari bayi yang

dilahirkan dengan berat badan normal. Jadi, untuk menuju kualitas sumber daya

manusia dalam arti kemampuan intelektual yang tinggi, maka BBLR harus dicegah.

Jumlah kasus BBLR Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebanyak 556 kasus

atau 1.2% dari jumlah kelahiran hidup, jumlah ini ada peningkatan sedikit bila

dibandingkan dengan jumlah kasus BBLR pada tahun 2014 sebanyak 535 kasus atau

Page 65: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 49

1,6% dari jumlah kelahiran hidup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada (Lampiran

Tabel 37). Kabupaten yang paling banyak kasus BBLR adalah Kabupaten Kapuas

dengan 95 kasus, diikuti oleh Kabupaten Katingan dengan 69 kasus dan Kabupaten

Sukamara dengan 59 kasus. Sedangkan Kabupaten yang paling sedikit jumlah kasus

BBLR nya adalah Kabupaten Murung Raya dengan jumlah kasus 0, diikuti oleh

Kabupaten Seruyan dengan jumlah 6 kasus dan Kabupaten Gunung Mas dengan 9

kasus. Perkembangan kasus BBLR dari tahun 2008 s/d tahun 2015 dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 5.14 Perkembangan Kasus BBLR Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 s.d 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

2. Penanganan Komplikasi Neonatal

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau

kelainan yangdapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia,

ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat

lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital

maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).

Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap

neonatal sakitdan atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan

yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau

perawat) terlatih baik dirumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana

pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan

369

710747

674

746

484535 556

0

100

200

300

400

500

600

700

800

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Kasus BBLR

Page 66: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 50

standar MTBM, manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, manajemen Bayi Berat Lahir

Rendah, pedoman pelayanan neonatal essensial ditingkat pelayanan kesehatan dasar,

PONED, PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya.

Pada gambar berikut ini disajikan gambaran cakupan penanganan neonatal

dengan komplikasi menurut Kabupaten/Kota tahun 2015.

Gambar 5.15 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Capaian penanganan neonatal dengan komplikasi pada tahun 2015 di Provinsi

Kalimantan Tengah hanya sebesar 28.8% lebih kecil bila dibandingkan capaian

penanganan komplikasi neonatus pada tahun 33%. Capaian ini masih jauh dari target

yang telah ditetapkan. Namun masih terdapat disparitas yang cukup besar antar

kabupaten/kota. Capaian tertinggi diperoleh Kabupaten Pulang Pisau dengan angka

sebesar 75.4% diikuti oleh Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 57.2% dan

Kabupaten Barito Utara sebesar 42.8%. Capaian terendah terdapat di Kabupaten

Seruyan sebesar 0,0%, diikuti oleh Kota Palangka Raya sebesar 1.4%, dan

Kabupaten Barito Timur sebesar 3.5%.

3. Kunjungan Neonatus

Kunjungan Neonatus (KN) adalah kunjungan yang dilakukan oleh petugas

kesehatan ke rumah ibu bersalin, untuk memantau dan memberi pelayanan

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0

Pulang Pisau

Kotawaringin Barat

Barito Utara

Murung Raya

Kapuas

Gunung Mas

KALTENG

Kotawaringin Timur

Sukamara

Lamandau

Barito Selatan

Katingan

Barito Timur

Palangka Raya

Seruyan

75.457.2

42.840.0

37.728.828.628.5

21.119.5

17.015.7

3.51.4

0.0

Penanganan Komplikasi Neonatus 2015

Page 67: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 51

kesehatan untuk ibu dan bayinya. Pada Permenkes 741/Th. 2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM-BK), KN dibagi menjadi 3, yaitu: KN1

adalah kunjungan pada 0-2 hari KN2 adalah kunjungan 2-7 hari dan KN3 adalah

kunjungan setelah 7-28 hari.

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standart

yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3

kali,selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun

melalui kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan

sesuai standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali,

selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah bayi lahir.

Kunjungan Neonatus merupakan kunjungan bayi hingga usia kurang dari satu

bulan. Perlunya bayi usia kurang dari 1 bulan untuk melakukan pemeriksaan karena

bayi usia <1 bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki

resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus,

petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga

melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

Gambar 5.16 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (Kn1) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Dari gambar diatas diketahui capaian KN1 untuk Provinsi Kalimantan Tengah

pada tahun 2015 sebesar 95.7% lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian pada

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

Lamandau

Sukamara

Kapuas

Pulang Pisau

Kotawaringin Barat

Katingan

Murung Raya

Seruyan

Gunung Mas

Palangka Raya

Kalteng

Barito Utara

Barito Timur

Kotawaringin Timur

Barito Selatan

100.0

100.0

100.0

100.0

99.5

99.1

98.7

98.6

98.4

95.7

95.7

92.7

91.3

90.2

75.9

Page 68: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 52

tahun 2014 sebesar 90.6%. Capaian tertinggi adalah Kabupaten Sukamara,

Kabupaten Lamandau, Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau dengan capaian masing-

masing 100%. Sedangkan Kabupaten yang capaian yang paling rendah adalah

Kabupaten Barito Selatan sebesar 75.9%, diikuti oleh Kabupaten Kotawaringin Timur

sebesar 90.2% dan Kabupaten Barito Timur sebesar 91.3%. Secara umum capaian

semua kabuapaten kota telah mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan

dengan tahun sebelumnya. Perlu ada upaya yang lebih baik lagi agar semua

kabupaten bisa mencapai 100%.

Cakupan kunjungan KN lengkap merupakan gambaran pelayanan kesehatan

pada neonatal bulan pertama setelah kelahiran. Pelayanan kesehatan neonatal

dilaksanakan oleh dokter spesialis anak/dokter//bidan/perawat terlatih, baik difasilitas

kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Setiap neonatal harus diberikan

pelayanan kesehatan sedikitnya dua kali pada minggu pertama, dan satu kali pada

minggu kedua setelah lahir. Gambaran cakupan kunjungan KN lengkap menurut

Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

Gambar 5.17 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Pada gambar di atas terlihat bahwa pencapaian indikator KN lengkap cukup

baik di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebesar 92.3% lebih tinggi bila

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

Lamandau

Pulang Pisau

Kotawaringin Barat

Gunung Mas

Katingan

Kapuas

Sukamara

Palangka Raya

Murung Raya

Barito Utara

Kalteng

Barito Timur

Seruyan

Kotawaringin Timur

Barito Selatan

100.0

100.0

99.4

97.9

97.4

96.2

95.5

94.6

93.3

93.2

92.3

90.5

87.3

81.9

70.6

Page 69: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 53

dibandingkan dengan capaian KN lengkap pada tahun 2014 sebesar 86%. Capai ini

harus ditingkat pada kabuten yang capaian masing dibawah target. Bila dilihat secara

keseluruhan hanya ada dua kabupaten yang masih belum mencapai target sebesar

85% yaitu Kabupaten Barito Selatan 70.6% dan Kabupaten Kotawaringin Timur

sebesar 81.9. Informasi lebih lanjut mengenai kunjungan neonatal dapat dilihat pada

lampiran 38.

4. Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif

ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada bayi,

dalam keadaan miskin mungkin merupakan hadiah satu-satunya, dalam keadaan

sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan jiwanya (UNICEF). Oleh

sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 (enam)

bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan bersama makanan

pendamping sampai usia 2 (dua) tahun.

Peningkatan pengetahuan tentang pemberian ASI ekslusif kepada masyarakat

terutama kepada ibu mulai sejak hamil sampai melahirkan. Konseling ASI ekslusif

dilakukan bertujuan peningkatan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Cakupan

pemberian ASI ekslusif di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 terlihat pada

gambar di bawah ini.

Gambar 5.18 Persentase Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif Pada Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

Kapuas

Pulang Pisau

Palangka Raya

Kotawaringin Timur

Gunung Mas

Murung Raya

KALTENG

Barito Utara

Kotawaringin Barat

Barito Timur

Lamandau

Katingan

Barito Selatan

Sukamara

Seruyan

60.07

44.68

41.94

40.42

35.19

33.54

27.58

24.12

22.67

22.13

18.97

15.84

13.25

10.17

2.58

Page 70: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 54

Gambar diatas memperlihatkan bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif pada

bayi rata-rata di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 mencapai 27.58%

lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian ASI ekslusif pada tahun 2014 yang

hanya mencapai 15.7%. Cakupan pemberian ASI ekslusif di Kalimantan Tengah

paling tinggi di Kabupaten Kapuas yang mencapai 60.07% diikuti oleh Kabupaten

Pulang Pisau 44.68% dan Kota Palangka Raya yang mencapai 41.94%. Sedangkan

yang paling rendah adalah Kabupaten Seruyan sebesar 2.58% persen diikuti oleh

Kabupaten Sukamara 10,17% dan Kabupaten Barito Selatan sebesar 13.25%.

Beberapa hal yang menghambat pemberian ASI eksklusif diantaranya adalah:

1). Rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat ASI dan

cara menyusui yang benar.

2). Kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan.

3). Faktor sosial budaya.

4). Kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja.

5). Gencarnya pemasaran susu formula.

5. Pelayanan Kesehatan Bayi

Bayi juga merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan

kesehatan maupun serangan penyakit. Kesehatan bayi dan balita harus dipantau

untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal. Pelayanan

kesehatan bayi termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa menjadi

ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan

kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan11 bulan dengan

memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal

4kali, yaitu pada 29 hari – 2 bulan, 3 – 5 bulan, 6 – 8 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai

standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian imunisasi

dasar (BCG,DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini

Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, dan penyuluhan

perawatan kesehatan bayiserta penyuluhan ASI Eksklusif, pemberian makanan

pendamping ASI (MP ASI) dan lain-lain.

Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat menggambarkan upaya pemerintah

dalam meningkatan akses bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar,

Page 71: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 55

mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan

dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bayi diperlukan peran serta

masyarakat dan kader sehingga bagi ibu-ibu yang memiliki bayi secara rutin

melakukan pemeriksaan kesehatan ke sarana kesehatan baik sarana kesehatan

pemerintah maupun swasta. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat diperlukan

kerjasama lintas sektoral seperti BPM Des, PKK dan lintas sektor terkait. Selain itu

untuk meningkatkan kunjungan bayi perlu mengaktifkan kembali pokjanal posyandu,

desa siaga, penyuluhan serta inovasi kegiatan di posyandu

Gambaran capaian pelayanan kesehatan bayi menurut kabupaten Kota di

Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 5.19 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Pada Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015

Dari gambar diatas diketahui bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi pada

tahun 2015 untuk Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 81.9% lebih tinggi bila

dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 79.9%. Kabupaten dengan

capaian tertinggi adalah Kabupaten Barito Timur sebesar 100%, diikuti oleh

Kabupaten Barito Utara sebesar 94% dan Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar

92.7%. Sedangkan capaian terendah adalah Kabupaten Katingan sebesar 54.6%,

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

Barito Timur

Barito Utara

Kotawaringin Barat

Palangka Raya

Murung Raya

Kapuas

Gunung Mas

Pulang Pisau

Sukamara

Barito Selatan

Kotawaringin Timur

KALTENG

Seruyan

Lamandau

Katingan

100.0

94.0

92.7

91.4

89.9

88.2

87.0

86.3

83.8

82.2

81.9

81.9

70.8

64.8

54.6

Page 72: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 56

kemudian Kabupaten Lamandau sebesar 64.8% dan Kabupaten Seruyan sebesar

70.8%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 40.

6. Imunisasi

Berbagai penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi.

Beberapa penyakit menular yang termasuk kedalam Penyakit yang Dapat Dicegah

dengan Imunisasi (PD3I) antara lain : Difteri, Tetanus,Hepatitis B, radang selaput

otak, radang paru-paru, pertusis, dan polio. Anak yang telah diberiimunisasi akan

terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapatmenimbulkan

kecacatan atau kematian.

Secara alamiah sistem kekebalan tubuhakan membentuk zat anti yang disebut

antibodi untuk melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali antibodi “berinteraksi”

dengan antigen, respon yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan antibodi

belum “mengenali” antigen. Pada interaksi antibodi-antigen yangke-2 dan seterusnya,

sistem kekebalan tubuh sudah memiliki “memori” untuk mengenaliantigen yang

masuk ke dalam tubuh, sehingga antibodi yang terbentuk lebih banyak dan dalam

waktu yang lebih cepat.

Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut

imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah

upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi dalam

upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan “antigen” yang telah dilemahkan

yang berasal dari vaksin. Imunisasi adalah suatu cara untuk

menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit

atau hanya sakit ringan.

Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk

terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang

dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita

usia subur, dan ibu hamil.

a. Cakupan Desa/Kelurahan UCI

Pemerintah telah menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata untuk mencapai

Millennium Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka

kematian anak. Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia 0 – 11

bulan) untuk memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi anak-anak mudah terserang berbagai

Page 73: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 57

penyakit, kecacatan dan kematian. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi

diukur dengan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) desa/ kelurahan,

yaitu minimal 80% bayi didesa/ kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar

lengkap.

Sebagai salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi

adalah Universal Child Immunization atau yang biasa disingkat UCI. UCI adalah

gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang

ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target UCI

pada Renstra adalah sebesar 95%. Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada

RPJMN Tahun 2010-2014 dengan target tahun 2012 mencapai UCI 90% dan 85%

bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan

campak. Pencapaian UCI desa/kelurahan di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

terlihat pada gambar berikut.

Gambar 5.20 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Gambar diatas menunjukan bahwa capaian UCI untuk Provinsi Kalimantan

Tengah Tahun 2015 adalah 68.75% lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian

UCI pada tahun 2014 sebesar 70.1%. Ada 5 kabupaten dengan cakupan UCI

Desa/Kelurahan diatas 80% yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Barito Selatan,

Barito Utara, Gunung Mas, dan Barito Timur. Sedangkan capaian UCI terendah

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Kotawaringin Barat

Barito Selatan

Barito Utara

Gunung Mas

Barito Timur

Kotawaringin Timur

Lamandau

Katingan

Pulang Pisau

KALTENG

Sukamara

Seruyan

Palangka Raya

Kapuas

Murung Raya

92.63

91.40

91.26

81.89

80.00

76.76

73.49

70.19

69.70

68.75

65.63

48.00

46.67

45.06

41.60

Page 74: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 58

adalah Kabupaten Murung Raya sebesar 41.60%, diikuti oleh Kabupaten Kapuas

45,06% dan Kota Palangka Raya 46.67%.

Masih banyak kabupaten kota yang belum mencapai target yang telah

ditetapkan. Kurangnya dana operasional untuk imunisasi baik rutin maupun

tambahan, dan tidak tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Selain itu

juga kurangnya koordinasi lintas sektor termasuk pelayanan kesehatan swasta,

kurang sumber daya yang memadai serta kurangnya pengetahuan masyarakat

tentang program dan manfaat imunisasi.

Indikator UCI akan memberikan gambar sejauh mana keterlibatan semua

pemangku kepentingan di daerah. Perkembangan UCI di Provinsi Kalimantan Tengah

dari tahun 2010 s.d 2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 5.21 Perkembangan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 2010 – 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Gambar diatas memperlihatkan bahwa pencapaian UCI desa/kelurahan rata-

rata di Provinsi Kalimantan Tengah tahun dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi.

Pada tahun 2013 capaian UCI-nya mencapai 73.9% kemudian mengalami penurunan

menjadi 70.1% pada tahun 2014 dan kembali mengalami penurunan pada tahun

2015 menjadi 68.75%. Ini memberikan gambaran bahwa kinerja kita dalam

penanganan masalah imunisasi memerlukan inovasi yang lebih efektif agar capaian

UCI akan menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

76.577.3

72.873.9

70.168.75

64

66

68

70

72

74

76

78

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 2010 – 2015

Page 75: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 59

b. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi

Sasaran imunisasi yang dilaksanakan melalui program pemerintah adalah:

imunisasi rutin (bayi, WUS, Catin dan anak usia SD) dan imunisasi tambahan (bayi

dan anak). Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi,

setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) yang terdiri dari : 1

dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. Dari

kelima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan

imunisasi yang mendapat perhatian lebih yang dibuktikan dengan komitmen

Indonesia pada lingkup ASEAN dan SEARO untuk mempertahankan cakupan

imunisasi campak sebesar 90%. Hal ini terkait bahwa campak adalah salah satu

penyebab utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak

memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita.

Cakupan imunisasi campak Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 sebesar

74.94% jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014

sebesar 85,66%. Pada tingkat kabupaten/kota cakupan imunisasi campak yang

mencapai > 90% adalah 3 kabupaten, sedangkan 4 kabupaten masih < 79%.

Gambar 5.22 Persentase Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Kotawaringin Barat

Barito Utara

Barito Selatan

Kotawaringin Timur

Seruyan

Barito Timur

Gunung Mas

Murung Raya

Pulang Pisau

Palangka Raya

KALTENG

Sukamara

Kapuas

Lamandau

Katingan

98.32

94.03

90.99

89.82

84.02

81.26

81.20

80.95

80.42

79.70

74.94

71.37

66.34

53.62

35.43

Page 76: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 60

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa Kabupaten yang paling tinggi

capaiannya adalah Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 98.32% diikuti oleh

Kabupaten Barito Utara sebesar 94.03% dan Kabupaten Barito Selatan sebesar

90.99%. Sedangkan Kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kabupaten

Katingan sebesar 35,43%, diikuti oleh Lamandau sebesar 53,62% dan Kabupaten

Kapuas sebesar 66,34%.

Program imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan

kelima jenis imunisasi dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan

5 jenis imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap.

Capaian indikator ini di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebesar

64.76%. Lebih kecil bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar

68.6%. Angka ini belum memenuhi target SPM yang telah ditetapkan sebesar 90%.

Sebanyak satu kabupaten dengan cakupan imunisasi dasar lengkap > 90%, yaitu

Barito Utara.

Gambar 5.23 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015

Gambar diatas ada tiga kabupaten/kota dengan capaian imunisasi dasar

lengkap pada bayi yang tertinggi pada tahun 2015 adalah di Kabupaten Barito Utara

sebesar 99,6% diikuti oleh Kotawaringin Barat sebesar 89.65%, dan Kabupaten

Gunung Mas 86.56%. Sedangkan tiga kabupaten dengan capaian terendah adalah

Kabupaten Katingan sebesar 23.04%, diikuti oleh Kabupaten Lamandau sebesar

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Barito Utara

Kotawaringin Barat

Gunung Mas

Barito Selatan

Barito Timur

Murung Raya

Pulang Pisau

Sukamara

Kotawaringin Timur

Seruyan

KALTENG

Palangka Raya

Kapuas

Lamandau

Katingan

91.47

89.65

86.56

84.97

82.12

77.65

76.07

71.37

68.35

67.27

64.76

61.04

56.60

49.50

23.04

Imunisasi Lengkap 2015

Page 77: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 61

49.50%, dan Kabupaten Kapuas sebesar 56.60%. Untuk lebih lengkap mengenai data

dan informasi terkait imunisasi dasar pada bayi yang menurut kabupaten/kota tahun

2015 terdapat pada lampiran 43.

7. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi

Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar diseluruh

dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama

pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai jenis

penyakit yang merupakan “Nutrition Related Diseases” yang dapat mengenai

berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti menurunkan sistem

kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang

Vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan

– 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang.

Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan) dengan

dosis 100.000 SI, anak balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI, dan ibu nifas

diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A

yang cukup melalui ASI. Pemberian Kapsul Vitamin A diberikan secara serentak setiap

bulan Februari dan Agustus padabalita usia 6-59 bulan.

Cakupan Pemberian vitamin A pada bayi di Provinsi Kalimantan Tengah pada

tahun 2015 sebesar 48.74% jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan capaian

pada tahun 2014 sebesar 87,09%. Data cakupan pemberian vitamin A pada bayi

menunjukan bahwa ada 3 kabupaten/kota yang capaiannya sudah diatas 80% atau

lebih yaitu Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Sukamara dan Kabupaten

Kotawaringin Timur.

8. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita dan Balita

Salah satu program penanggulangan KVA yang telah dijalankan adalah

dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi 2 kali pertahun pada Balita dan

ibu nifas untuk mempertahankan bebas buta karena KVA dan mencegah

berkembangnya kembali masalah Xerofthalmia dengan segala manifestasinya

(gangguan penglihatan, buta senja dan bahkan kebutaan sampai kematian).

Disamping itu pemantapan program distribusi kapsul Vitamin A dosis tinggi juga

dapat mendorong tumbuh kembang anak serta meningkatkan daya tahan anak

terhadap penyakit infeksi, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan

kematian pada bayi dan anak.

Page 78: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 62

Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul Vitamin A adalah anak

umur 12–59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul Vitamin A

dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 SI

yang diberikan pada anak umur 12-59 bulan dan diberikan pada bulan Februari dan

Agustus setiap tahunnya.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita tahun 2015 adalah

sebesar 78.62% lebih sedikit bila dibandingkan dengan cakupan pemberian vitamin A

pada anak balita pada tahun 2014 sebesar 81,32%. Ada lima kabupaten kota yang

memiliki cakupan tertinggi yang lebih dari 90% yaitu Kabupaten Gunung Mas sebesar

98.65%, kemudian Kabupaten Lamandau sebesar 95.06%, Kota Palangka Raya

sebesar 93.62%, Kabupaten Pulang Pisau sebesar 93.58% dan terakhir adalah

Kabupaten Barito Timur sebesar 90,73%. Sedangkan yang cakupannya terendah

adalah Kabupaten Sukamara sebesar 54,52% diikuti oleh Kabupaten Katingan

sebesar 59.24% dan Kabupaten Barito Utara sebesar 63.31%. Lebih lengkapnya

dapat dilihat pada lampiran tabel 44.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita tahun 2015 adalah sebesar

76.24%. Capaian tertinggi pemberian vitamin A pada balita adalah Kabupaten Pulang

Pisau sebesar 93.95%, diikuti oleh Kabupaten Barito Selatan sebesar 90.16% dan

Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 89.68%. Sedangkan yang cakupannya

terendah adalah Kabupaten Katingan sebesar 41,65% diikuti oleh Kabupaten Seruyan

sebesar 66.59% dan Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 67%. Lebih lengkapnya

dapat dilihat pada lampiran tabel 44.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita selama 6 tahun terakhir

(2010-2015) dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Gambar 5.24 Cakupan Pemberian Kapsul Vit. A pada Balita di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010–2015

Page 79: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 63

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Dari grafik diatas secara umum terlihat perkembangan cakupan pemberian

kapsul vitamin A pada balita dari tahun ke tahun terus mengalami fluktuasi dan

cenderung naik turun. Masih diperlukan upaya lebih untuk meningkatkan cakupan

pemberian kapsul vitamin A pada Balita. Upaya tersebut antara lain melalui

peningkatan integrasi pelayanan kesehatan anak, sweeping pada daerah yang

cakupannya masih rendah dan memaksimalkan kampanye pemberian kapsul vitamin

A. Lebih jelasnya mengenai data pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan anak

balita dapat dilihat pada lampiran tabel 44.

9. Cakupan Penimbangan Baduta di Posyandu (D/S)

Penimbangan terhadap bayi dan balita yang dilakukan di posyandu

merupakan upaya masyarakat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan

balita yang dintegrasikan dengan pelayanan kesehatan dasar lain (KIA, Imunisasi,

Pemberantasan Penyakit). Partisipasi masyarakat dalam penimbangan di posyandu

tersebut digambarkan dalam perbandingan jumlah baduta yang ditimbang (D)

dengan jumlah balita seluruhnya (S). Semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam

penimbangan di posyandu maka semakin baik pula data yang dapat menggambarkan

status gizi balita.

Hasil penimbangan, dapat mengetahui apakah seorang anak terlalu cepat

bertambahberat badannya dibandingkan usianya atau tidak bertambah berat

badannya. Untuk itumemerlukan pemeriksaan berat badan anak lebih lanjut terkait

dengan tinggi badannya, yangdapat menentukan apakah seorang anak mempunyai

berat badan berlebih/kurang.

75.16

73.75

78.89

71.32

81.32

76.24

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Page 80: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 64

Kegiatan penimbangan anak baduta di Posyandu (D/S) menjadi salah satu

indikator yang ditetapkan pada Renstra Kementerian Kesehatan. Indikator ini

berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan

dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita.

Dengan cakupan D/S yang tinggi, diharapkan semakin tinggi pula cakupan vitamin A,

cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi masalah gizi. Cakupan

penimbangan Baduta di posyandu (D/S) di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun

2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 5.25. Persentase Baduta di timbang D/S Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Pada gambar diatas diketahui bahwa cakupan penimbangan pada tingkat

provinsi pada tahun 2015 sebesar 59.69% lebih tinggi bila dibandingkan dengan

capaian pada tahun 2014 yang hanya mencapai 57.6%. Capaian ini masih jauh dari

target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%. Kabupaten yang memiliki capaian

tertinggi adalah Kabupaten Lamandau sebesar 88.65%, diikuti oleh Kabupaten

Pulang Pisau sebesar 87,04%, dan Kabupaten Gunung Mas sebesar 76,17%.

Sedangkan capaian terendah adalah Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 36.63%

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Lamandau

Pulang Pisau

Gunung Mas

Barito Timur

Murung Raya

Seruyan

Palangka Raya

Sukamara

Kotawaringin Barat

Barito Utara

KALTENG

Kapuas

Katingan

Barito Selatan

Kotawaringin Timur

88.65

87.04

76.17

74.41

70.93

68.04

67.05

66.40

64.53

62.47

59.69

57.11

54.83

50.04

36.63

Page 81: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 65

diikuti oleh Kabupaten Barito Selatan sebesar 50.05% dan Kabupaten Katingan

54.83%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel no 45.

Banyak hal dapat mampengaruhi tingkat pencapaian partisipasi masyarakat

dalam penimbangan di posyandu antara lain tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan

masyarakat tentang kesehatan dan gizi, faktor ekonomi dan sosial budaya. Dari data

yang ada menggambarkan bahwa pedesaan dan perkotaan tidak memperlihatkan

perbedaan yang menyolok dalam partisipasi masyarakat tetapi yang sangat

berpengaruh adalah faktor ekonomi dan sosial budaya.

10. Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk memastikan kesehatan

mereka selalu dalam kondisi optimal. Untuk itu dipakai indikator-indikator yang bisa

menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita, salah

satu diantaranya adalahpelayanan kesehatan anak balita. Adapun batasan anak balita

adalah setiap anak yang beradapada kisaran umur 12 sampai dengan 59 bulan.

Setiap tahapan perkembangan anak adalah masa penting dan setiap anak

memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Pemantauan pertumbuhan dan

mengalami tumbuh kembang yang cepat. Pemantauain pertumbuhan balita meliputi

perkembangan anak bawah lima tahun (balita) perlu dilakukan karena sedang

pengukuran berat badan pertinggi/panjang badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat

pemanatauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur (BB/U) setiap

bulan di Posyandu, Taman Bermain, Pos PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Taman

Penitipan Anak dan Taman Kanak-Kanak serta raudhatul athfal dll.

Pelayanan kesehatan pada anak balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dan

memperoleh:

a. Pelayanan Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun (Penimbangan berat

badan dan pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun).

b. Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari

danAgustus

c. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita minimal 2 kali dalam

setahun.

c. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS).

Cakupan pelayanan anak balita (12-59 Bulan) yang mendapat pelayanan

kesehatan (minimal 8 kali) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 sebesar 68.26%

Page 82: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 66

lebih tinggi bila dibandingkan dengan capai pada tahun 2014 sebesar 59,3%.

Peningkatan ini merupakan hasil telah dicapai oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota

dan puskesmas beserta jaringannya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada

balita, walaupun belum mencapai target yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5.26 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Dari gambar diatas terlihat Kabupaten yang memiliki capai capaiannya

melebihi 80% yaitu Kabupaten Lamandau yang memiliki capaian tertinggi yaitu

sebesar 103,01%, diikuti oleh Kotawaringin Barat sebesar 92,34%, dan Kabupaten

Kapuas sebesar 86.90%. Sedangkan Kabupaten dengan capaian terendah adalah

Kabupaten Sukamara sebesar 23.23%, diikuti oleh Kabupaten Barito Timur sebesar

42.74% dan abupaten Seruyan sebesar 52.95%. Data lengkap terkait pelayanan

kesehatan anak balita disajikan pada lampiran 46.

11. Penjaringan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat

Mulai masuk sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan anak.

Banyakmasalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti misalnya

pelaksanaan Perilaku HidupBersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan

baik dan benar, mencuci tanganmenggunakan sabun, karies gigi, kecacingan,

kelainan refraksi/ketajaman penglihatan danmasalah gizi. Pelayanan kesehatan pada

anak termasuk pula intervensi pada anak usia sekolah.

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

Lamandau

Kotawaringin Barat

Kapuas

Gunung Mas

Barito Selatan

Palangka Raya

Kotawaringin Timur

KALTENG

Barito Utara

Katingan

Pulang Pisau

Murung Raya

Seruyan

Barito Timur

Sukamara

103.01

92.34

86.90

79.67

74.66

70.91

68.86

68.26

68.21

63.53

58.37

56.38

52.95

42.74

23.23

Page 83: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 67

Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan

programkesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan

sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sasaran dari

pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas 1. Pemeriksaan

kesehatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih

(guru UKS/UKSG dan dokter kecil). Tenaga kesehatan disini adalah tenaga medis,

tenaga keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai

tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru

yangditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang

UKS/UKGS. Dokterkecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari

murid kelas 4 dan 5 SD dansetingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.

Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan

gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan

pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada

khususnya dan kesehatan tubuh serta lingkungan pada umumnya.

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat yang mendapat

pelayanan kesehatan pada tahun 2015 sebesar 67.7%, lebih rendah bila

dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 68,2%. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran pada tabel 49.

Gambar 5.27 Cakupan Sekolah Dasar/Setingkat Yang Melaksanakan Penjaringan Siswa SD/Setingkat Kelas 1 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Seruyan

Barito Selatan

Barito Timur

Katingan

Kotawaringin Barat

Palangka Raya

Murung Raya

Gunung Mas

Barito Utara

Sukamara

Lamandau

Pulang Pisau

KALTENG

Kotawaringin Timur

Kapuas

0.00

100.00

100.00

99.97

96.34

92.76

89.40

78.85

76.51

74.87

72.80

69.90

67.73

50.29

37.91

Page 84: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 68

Dari gambar diatas diketahui bahwa sebagian besar kabupaten kota belum

memenuhi target 94%, hanya 6 kabupaten yang telah mencapai target yaitu

Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Kotawaringin Barat, Kota Palangka Raya dan Kabupaten Murung Raya. Sedangkan

capaian terendah terdapat di Kabupaten Seruyan 0%, selanjutnya adalah Kabupaten

Kapuas sebesar 37.91% dan Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 50.29%.

12. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

a. Rasio Tambal Cabut Gigi Tetap

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi kegiatan

pelayanan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah. Kegiatan pelayanan dasar

gigi adalah tumpatan (penambalan) gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Indikasi

dari perhatian masyarakat adalah bila tumpatan gigi tetap semakin bertambah

banyak berarti masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi yang merupakan

tindakan preventif, sebelum gigi tetap betul betul rusak dan harus dicabut.

Pencabutan gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitatif yang merupakan

tindakan terakhir yang harus diambil oleh seorang pasien.

Jumlah tumpatan gigi tetap tahun 2015 sebanyak 10.839 lebih banyak bila

dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 5933, sementara jumlah pencabutan gigi

tetap pada tahun 2015 sebanyak 11.927 jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan

tahun 2014 sebanyak 6326. Data tersebut menandakan bahwa motivasi masyarakat

dalam mempertahankan gigi geliginya belum maksimal, selain itu sudah semakin

banyak masyarakat yang sadar dan melakukan pemeriksaan gigi geligi. Walaupun

sudah ada peningkatan namun harus tetap diperlukan penyuluhan yang terus

menerus agar masyarakat memeriksakan giginya secara teratur.

Sementara itu rasio tumpatan dan pencabutan gigi tetap tahun 2015 adalah

0.9 sama dengan rasio tumpatan pada tahun 2014 sebesar 0,9. Hal tersebut

menunjukan bahwa masih banyak masyarakat yang melakukan pencabutan gigi

dibandingkan melakukan tumpatan gigi tetap.

Gambar 5.28 Trend Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015

Page 85: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 69

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Gambar diatas menunjukan bahwa trend jumlah pencabutan giginya jauh

lebih banyak dibandingkan tumpatan gigi tetapnya (rasio rendah), menandakan

bahwa masyarakat di kabupaten yang bersangkutan masih kurang memperhatikan

kesehatan gigi dan mulut dan kemungkinan frekuensi penyuluhan kesehatan gigi dan

mulut yang dilakukan oleh petugas kesehatan di setiap lini, baik yang dilakukan

didalam maupun diluar gedung masih sangat minim.

b. Murid SD/MI Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif, preventif,

dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan, dan penambalan

sementara gigi sulung dan gigi tetap, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk

ke puskesmas minimal 2 kali dalam setahun. Mulut merupakan suatu tempat yang

amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa

makanan yang terselip bersama bakteri akan tetap melekat pada gigi kita.

Murid SD/MI diperiksa kesehatan giginya pada 2015 sebanyak 43.6% jauh

lebih banyak bila dibandingkan dengan persentase pada tahun 2014 sebanyak

25.2%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran Tabel 51. Beberapa

kabupaten mempunyai cakupan yang cukup tinggi seperti Kabupaten Barito Selatan

sebesar 100%, diikuti oleh Kabupaten Gunung Mas sebesar 91,8% dan Kabupaten

Lamandau sebesar 98.8%. Sedangkan kabupaten yang tidak memiliki data adalah

Kabupaten Barito Timur, Kotawaringin Barat dan Kabupaten Murung Raya.

Jumlah Murid SD/MI diperiksa dan memerlukan perawatan pada tahun 2015

sebanyak 13.574 lebih sedikit bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 14.280

anak. Cakupan perawatan gigi dan mulut murid SD/MI di Provinsi Kalimantan Tengah

4521 46845943 6372 5933

108397802

8729 84746372 6326

11927

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut

Tumpatan Gigi Tetap Pencabutan Gigi Tetap

Page 86: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 70

tahun 2015 sebanyak 31.1% lebih sedikit bila dibandingkan dengan tahun 2014

sebesar 50%.

Masih rendahnya cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut disebabkan

masih kurangnya tenaga kesehatan gigi baik itu dokter gigi maupun perawat gigi.

Sehingga perlu ada upaya peningkatan tenaga kesehatan gigi di Kalimantan Tengah

baik yang bersumber dari pusat maupun dari daerah, sehingga Upaya Kesehatan Gigi

Sekolah (UKGS) dapat dioptimalkan.

13. Pelayanan Kesehataan Usia Lanjut

Usia Lanjut adalah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas. Penduduk usia

lanjut perlu diberi perhatian karena biasanya pada usia lanjut akan timbul banyak

keluhan/masalah kesehatan karena turunnya fungsi organ tubuh, oleh karena itu baik

pelayanan maupun fasilitas kesehatan juga harus memperhatikan kebutuhan usia

lanjut. Pada tahun 2015 jumlah penduduk usila sebanyak 103.905 orang, jumlah

tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah usila pada tahun 2014 sebanyak

122.845 orang. Dari jumlah tersebut yang mendapat pelayanan kesehatan pada

tahun 2015 sebanyak 53.82%, lebih besar bila dibandingkan dengan tahun 2014

sebesar 37%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 52.

14. Angka Kematian Bayi (AKB)

Keberhasilan program pembangunan kesehatan dan perkembangan derajat

kesehatan masyarakat dapat dilihat dari angka kematian pada suatu wilayah yang

dipantau dari waktu ke waktu. Angka kematian di komunitas pada umumnya

diperoleh melalui data survey sedangkan data kematian yang ada di fasilitas

kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality rate adalah banyaknya bayi

yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH).

Sedangkan Angka Kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia

5 tahun. AKB dan AKABA dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat

permasalahan kesehatan anak termasuk status gizi, sanitasi dan angka kesakitan

lainnya. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat,

karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan

lingkungan maupun sosial ekonomi. Indikator AKB terkait langsung dengan target

kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial-ekonomi, lingkungan

tempat tinggal dan kesehatannya. Pneumonia dan diare merupakan penyakit infeksi

Page 87: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 71

yang menjadi penyebab utama kematian bayi di Indonesia dengan lebih dari 50 ribu

balita meninggal per tahun akibat penyakit tersebut.

Bayi dan Balita merupakan golongan masyarakat yang dianggap paling rawan

dari aspek kesehatan. Indikator yang berkaitan dengan kesakitan dan kematian bayi

merupakan indikator penting dan sering dipakai untuk mengukur kemajuan suatu

daerah, khususnya kemajuan dibidang kesehatan. Hal ini dimaksudkan bahwa

kesejahteraan bayi/balita sangat berkaitan dengan kondisi lingkungan dimana orang

tuanya bertempat tingga serta tingkat sosial ekonomi orang tua tersebut.

AKB Provinsi Kalimantan Tengah mengalami fluktuasi dari dalam kurun waktu

2003-2013. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

yang dikeluarkan oleh BPS menunjukkan bahwa di Provinsi Kalimantan Tengah pada

tahun 2003 terdapat AKB sebesar 40/1000 kelahiran hidup kemudian mengalami

penurunan pada tahun 2007 sebesar 30/1000 kelahiran hidup dan kembali

mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2010 sebesar 23/1000 kelahiran

hidup. Namun berdasarkan hasil SDKI tahun 2012 angka kematian bayi mengalami

peningkatan cukup besar menjadi 49/1000 kelahiran hidup, dan terakhir berdasarkan

hasil SUPAS tahun 2015 menunjukan angka kematian bayi mengalami penurunan

menjadi 24.6 (25)/1000 kelahiran hidup. Tren data angka kematian bayi (AKB)

Provinsi Kalimantan Tengah 2003 – 2015 terlihat pada grafik berikut.

Gambar 5.29 Tren data angka kematian bayi (AKB) ProvinsiKalimantan Tengah 2003 – 2015 Berdasarkan SDKI dan SUPAS 2015

Sumber: SDKI Tahun 2012 dan SUPAS 2015

Penurunan angka kematian bayi menunjukan sudah semakin baiknya status

kesehatan ibu dan bayi baru lahir; Semakin mudahnya akses dan kualitas pelayanan

40

30

49

25

0

10

20

30

40

50

60

2003 2007 2012 2015

Trend Angka Kematian Bayi

Page 88: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 72

kesehatan ibu dan anak; Peningkatan pengetahuan serta perilaku ibu hamil, keluarga,

serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.

Gambar diatas memperlihatkan bahwa Angka Kematian Bayi Provinsi

Kalimantan Tengah menunjukan penurunan yang cukup tinggi, namun diperlukan

upaya yang sangat keras lagi untuk menurunkan AKB sehingga mencapai target.

Berdasarkan perhitungan target yang ingin dicapai maka Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah telah menetapkan target AKB yang tertuang dalam RPJMD

Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010-2014 turun menjadi 30/1000 kelahiran hidup.

Disamping itu pemerintah pusat juga telah menetapkan target yang ingin dicapai

sesuai MDGs ke-4 pada tahun 2015 yaitu AKB turun menjadi 23/1000 kelahiran

hidup.

Gambar 5.30 Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Gambar diatas memperlihatkan gambaran kasus kematian bayi di Provinsi

Kalimantan Tengah. Pada tahun 2015 total kematian bayi berjumlah 407 kasus

kematian, jumlah tersebut lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah kasus

kematian pad tahun 2014 yang berjumlah 477 kasus.

Kabupaten dengan jumlah kematian bayi paling sedikit adalah Kabupaten

Katingan sebanyak 6 kasus, diikuti oleh Kabupaten Pulang Pisau sebanyak 7 kasus

dan Kabupayten Barito Selatan sebanyak 14 kasus. Sedangkan Kabupaten dengan

73

5855

49

34

21 20 19 19 1814 14

7 6

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Jumlah Kematian bayi Per Kabupaten/Kota Di Prov. KaltengTahun 2015

Page 89: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 73

jumlah kasus kematian paling banyak adalah Kabupaten Kotawaringin Timur

sebanyak 73 kasus, diikuti oleh Kabupaten Kapuas sebanyak 58 kasus, dan

Kabupaten Murung Raya sebanyak 55 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

(lampiran 5). Jumlah kasus kematian bayi pada tahun 2014 berbanding lurus dengan

hasil laporan SDKI tahun 2012 Yang mengalami peningkatan angka kematian dari

30/1000 kelahiran menjadi 49/1000 kelahiran. Oleh karena itu perlu dilakukan

evaluasi data terkait jumlah kasus kematian bayi yang berasal dari kabupaten/kota.

C. STATUS GIZI

Isu status gizi masyarakat masih menjadiperhatian serius pemerintah. Dampak gizi

padaibu hamil, bayi, balita, dan anak merupakan investasi besar bagi pembangunan

nasional.Peningkatan status gizi masyarakat dilakukandengan meningkatkan akses

masyarakatpada pelayanan gizi.

Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi

perorangan dan masyarakat, antara lain yaitu melalui perbaikan pola konsumsi makanan,

perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan

kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya perbaikan gizi

dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan pentahapan prioritas

pembangunan nasional.

Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan

sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas. Jika ditelusuri, masalah gizi terjadi

disetiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa,

dan usia lanjut.

Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan

kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat

memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya

gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin/bayi sangat ditentukan oleh status

gizi ibu hamil atau ibu menyusui.

1. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Gerakan

Nasional ini adalah upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku

kepentingan secara terencana dan terkoordinir. Tujuan utamanya adalah untuk

mempercepat perbaikan gizi, khususnya pada periode usia 1000 hari pertama

kehidupan atau sejak masa janin sampai usia 2 tahun.

Page 90: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 74

Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita dapat menyebabkan

meningkatnya risiko kematian, terganggunya pertumbuhan fisik dan perkembangan

mental serta kecerdasan bila tidak ditangani dengan segera.

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan pada tahun 2010 (100%),

tahun 2011 (100%), tahun 2012 (100%), tahun 2013 (100 %), tahun 2014 (100%)

dan tahun 2015 adalah 100 %. Jumlah kasus gizi buruk pada tahun 2015 berjumlah

88 kasus jumlah tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah kasus pada

2014 berjumlah 83 kasus. Semua kasus gizi buruk yang terlacak, maupun yang

datang sendiri ke petugas kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan mendapat

perawatan dengan pemberian bantuan MP-ASI selama perawatan/penanganan.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 5.31 Cakupan balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan tahun 2010 - 2015

Sumber: Bidang Yankesdas Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Dalam upaya untuk terus menekan terjadinya gizi buruk dan gizi kurang pada

balita perlu dilakukan kegiatan yang efektif dalam rangka penanggulangan gizi buruk

dan gizi kurang berupa menyediakan materi-materi penunjang berupa buku-buku

pedoman, brosur-brosur maupun leaflet-leaflet, melakukan pelacakan balita gizi

buruk, memperbaiki sistem rujukan dan pasca rujukan sehingga mengurangi risiko

jatuh kembali balita ke dalam status gizi buruk, peningkatan kegiatan pemantauan

pertumbuhan diPosyandu, menyediakan buffer stock PMT untuk balita, serta PMT

pemulihan melalui dana BOK maupun dana lain.

100 100 100 100 100 100

0

20

40

60

80

100

120

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Cakupan Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan tahun 2010 s.d 2015

Page 91: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 75

Selain pelatihan tata laksana gizi buruk, dilakukan juga pengembangan Pusat

Pemulihan Gizi Therapeutic Feeding Centre (TFC) dan Community Feeding Centre/

Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (CFC/PGBM) yang merupakan bentuk upaya

untuk memulihkan gizi buruk di masyarakat. Fasilitas ini berfungsi sebagai tempat

perawatan dan pengobatan anak gizi buruk (tanpa penyakit penyerta) secara intensif,

dan melibatkan keluarga dalam perawatan anak tersebut.

Penyebaran kasus gizi buruk pada balita menyebar ke hampir di semua

kabupaten Kota yang ada di Kalimantan Tengah kecuali Kabupaten Lamandau yang

tidak memiliki kasus gizi buruk. Peta penyebaran kasus gizi buruk pada balita di

Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 5.32Peta Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk dibandingkan dengan Jumlah Balita Yang Dilaporkan Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2015

Dari gambar di atas menggambark jumlah kasus gizi buruk di Provinsi

Kalimantan Tengah tahun 2015 dengan jumlah kasus sebanyak 88 kasus. Jumlah

kasus gizi buruk paling banyak terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 30

kasus diikuti oleh Kabupaten Kapuas sebanyak 13 kasus dan Kabupaten Murung Raya

sebanyak 10 kasus. Sedangkan jumlah kasus paling sedikit terdapat di Kabupaten

Lamandau sebanyak 0 kasus, dan Kabupaten Katingan, Barito Selatan dan Kota

Palangka Raya dengan jumlah kasus masing-masing 2 kasus.

2. Balita Bawah Garis Merah (BGM)

Aspek tumbuh kembang pada masa balita juga merupakan suatu hal yang

sangat penting, yang sering diabaikan oleh tenaga kesehatan khususnya di lapangan.

Page 92: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 76

Biasanya penanganan yang dilakukan lebih banyak difokuskan pada mengatasi

penyakitnya, sementara tumbuh kembangnya diabaikan.

Adapun salah satu masalah pada pertumbuhan balita yakni balita dengan

Berat Badan (BB) di Bawah Garis Merah (BGM). Balita BGM adalah balita yang saat

ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada

Kartu Menuju Sehat (KMS).KMS adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan

normal anak berdasarkan indeks antropometri berat atau tinggi badan menurut umur,

mencatat pemberian kapsul vitamin A serta vaksinasi.Balita dengan BGM (Bawah

Garis Merah) adalah balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada

dibawah garis merah pada KMS. Jika anak berada pada BGM maka diperlukan

tindakan kewaspadaan “warning” agar anak tidak mengalami menderita gangguan

pertumbuhan dan penyakit infeksi serta perhatian pada pola asuh agar lebih

ditingkatkan. Berat Badan BGMbukan menunjukkan keadaan gizi buruk tetapi

sebagaiperingatan untuk konfirmasi dan tindak lanjut. Persentase kasus BGM di

Kabupaten/Kota pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini. (Lampiran

47).

Gambar 5.33 Balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) Tahun 2015 di

Provinsi Kalimantan Tengah

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2015

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00

Katingan

Sukamara

Barito Selatan

Kapuas

Kotawaringin Timur

Palangka Raya

Murung Raya

KALTENG

Lamandau

Seruyan

Barito Timur

Pulang Pisau

Barito Utara

Kotawaringin Barat

Gunung Mas

4.61

2.44

1.89

1.73

1.62

1.47

1.47

1.46

1.36

1.20

1.05

0.98

0.82

0.76

0.72

Page 93: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 77

Dari gambar diatas diketahui bahwa persentase balita yang mengalami BGM di

Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 adalah sebesar 1.46% lebih tinggi bila

dibandingkan dengan persentase Balita yang BGM pada tahun 2014 sebesar 0,9%

dari total balita yang ada. Kabupaten dengan persentase terendah adalah Kabupaten

Gunung Mas sebesar 0.72% diikuti oleh Kotawaringin Barat sebesar 0.76% dan

Kabupaten Barito Utara sebesar 0,82%. Sedangkan Kabupaten dengan persetase

BGM pada balita tertinggi adalah Kabupaten Katingan sebesar 4.61%, diikuti oleh

Sukamara sebesar 2.44% dan Kabupaten Barito Selatan sebesar 1.89%.

Seorang balita BGM dapat disebabkan oleh karena pola asuh anak yang tidak

baik dan sosial ekonomi keluarga yang rendah. Apabila balita BGM diberikan

perhatian yang lebih dan diberikan asupan gizi yang baik, balita tersebut tidak akan

mengalami gizi kurang maupun gizi buruk. Namun, apabila pola asuh pada balita

BGM tidak baik, akan menyebabkan anak menderita gizi kurang atau bahkan gizi

buruk. Pola asuh anak sangat berperan penting dalam menentukan status gizi balita.

Page 94: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 78

BAB VI

PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

A. Pengendalian Penyakit

1. Penyakit Menular

a. Tuberkolusis (TB)

Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Dengan

berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insidens dan kematian akibat

tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis diperkirakan masih menyerang 9,6

juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India, Indonesia

dan China merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak yaitu

berturut-turut 23%, 10% dan 10% dari seluruh penderita di dunia (WHO, Global

Tuberculosis Report, 2015).

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan yaitu pasien TB BTA (bakteri

tahan asam) positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. TB dengan BTA

negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB meskipun dengan

tingkat penularan yang kecil. Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis

dapat diukur dengan Case Notification Rate (CNR), prevalensi, dan

mortalitas/kematian.

1). Kasus baru BTA (+)

Pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus baru tuberkulosis sebanyak 1.423

kasus, menurun bila dibandingkan semua kasus tuberkulosis yang ditemukan pada

tahun 2014 yang sebesar 1.691 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan

terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 324 kasus, diikuti oleh

Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 200 kasus dan Kabupaten Kapuas dengan

jumlah kasus sebanyak 196 kasus.

Menurut jenis kelamin, jumlah kasus pada laki-laki lebih tinggi daripada

perempuan yaitu 1,85 kali dibandingkan pada perempuan. Pada masing-masing

Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi Kalimantan Tengah kasus lebih banyak terjadi

pada laki-laki dibandingkan perempuan.

2). Proporsi Pasien Baru BTA Positif diantara semua kasus TB

Persentase pasien tuberkulosis paru terkonfirmasi bakteriologis di antara

semua pasien tuberkulosis paru tercatat (bakteriologis dan klinis), merupakan

indikator yang menggambarkan prioritas penemuan pasien tuberkulosis yang menular

Page 95: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 79

di antara seluruh pasien tuberkulosis yang diobati. Angka ini minimal 70%, bila jauh

lebih rendah, berarti diagnosis kurang memberikan prioritas untuk menemukan

pasien yang menular.

Di Provinsi Kalimantan Tengah proporsi pasien baru BTA (+) diantara semua

kasus adalah 72,1%. Hal ini menunjukan bahwa secara nasional target telah

terpenuhi. Beberapa kabupaten yang telah mencapai target adalah Kotawaringin

Timur (74,90%), Katingan (75,54%), Kotawaringin Barat (77,12%), Sukamara

(79,17%), Barito Selatan ( 89,90 %), dan Murung Raya (120,9%), sebagaimana

terlihat pada gambar berikut :

Gambar 6.1 memperlihatkan bahwa tahun 2015, proporsi pasien tuberkulosis

paru terkonfirmasi bakteriologis di antara semua pasien tuberkulosis paru

tercatat/diobati belum mencapai target yang diharapkan karena hanya mencapai

50%. Hal itu mengindikasikan diagnosis kurang memberikan prioritas untuk

menemukan pasien yang menular di Provinsi Kalimantan Tengah. Namun ada 4

Kabupaten telah mencapai target tersebut yaitu Kabupaten Gunung Mas 89%,

Kabupaten Barito Selatan 83%, Kabupaten Sukamara 81% dan Kabupaten Katingan

70%. Sedangkan Kabupaten dengan proporsi pasien tuberkulosis paru terkonfirmasi

bakteriologis di antara semua pasien tuberkulosis paru tercatat/diobati yang terendah

adalah Kabupaten Kotawaringin Barat 25%, Kabupaten Barito Utara 35% dan

Kabupaten Seruyan 44%.

Gambar 6.1 Proporsi Pasien Baru BTA Positif Diantara Semua Kasus TB Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber Data : Profil Kesehatan Kabupaten Kota dan Bidang PMK Tahun 2015

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Gunung Mas

Barito Selatan

Sukamara

Katingan

Kotawaringin Timur

Kapuas

Barito Timur

Murung Raya

Lamandau

KALTENG

Palangka Raya

Pulang Pisau

Seruyan

Barito Utara

Kotawaringin Barat

89

83

81

70

69

62

59

52

51

50

48

48

44

35

25

Page 96: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 80

3). Proporsi Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi Laboratorium diantara

terduga TB

Proporsi pasien baru TB Paru Terkonfirmasi Laboratorium diantara

terduga TB menggambarkan mutu dari proses penemuan, diagnosis serta

kepekaan menetapkan kriteria terduga. Angka ini sekitar 5 – 15%. Jika angka <

5% menunjukan bahwa penjaringan terlalu longgar dan adanya masalah dalam

pemeriksaan laboratorium (negatif palsu). Jika angka >15% kemungkinan

disebabkan penjaringan terlalu ketat atau masalah dalam pemeriksaan

laboratorium (positif palsu).

Di Provinsi Kalimantan Tengah, proporsi pasien baru TB Paru

Terkonfirmasi Laboratorium diantara terduga TB pada tahun 2015 adalah 13.1%

lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 12,1%.

Kabupaten dengan proporsi antara 5-15% sebanyak enam kabupaten, yaitu

Kabupaten Sukamara (6,7%), Pulang Pisau (9,2%), Barito Utara (11,5%), Barito

Timur (13.4%), Barito Selatan (13.4%), dan Kabupaten Kapuas (13,5%). Untuk

Lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.2 Proporsi Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi Laboratorium Diantara

Terduga TB Di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

Sumber Data : Program P2 TB Bidang PMK Tahun 2015

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0

Seruyan

Palangka Raya

Kotawaringin Barat

Katingan

Gunung Mas

Murung Raya

Kotawaringin Timur

Kapuas

Barito Selatan

Barito Timur

KALTENG

Barito Utara

Pulang Pisau

Sukamara

Lamandau

32.7

24.7

20.9

20.1

18.0

16.7

16.7

13.5

13.4

13.4

13.1

11.5

9.2

6.7

2.9

Target 5 - 15%

Page 97: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 81

4). Angka Notifikasi Kasus atau Case Notification Rate (CNR)

Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien

baru yang ditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah

tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan

kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka

ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (tren) meningkat atau

menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut.

Setiap tahun diharapkan terjadi peningkatan penemuan kasus sebesar

5%. Angka CNR kasus baru TB BTA+ per 100.000 penduduk adalah 57.03%

sedangkan CNR seluruh kasus pada tahun 2015 sebesar 114.51% sedangkan

CNR seluruh kasus pada 2014 sebesar 96,97%.

5). Angka Keberhasilan Pengobatan

Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan pengobatan.

Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan

pengobatan (success rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari

angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Pada tahun 2015 angka

keberhasilan pengobatan adalah sebesar 57.41% jauh lebih kecil bila

dibandingkan dengan angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2014 sebesar

76,24%. Angka ini masih dibawah target nasional sebesar 85%.

Gambar 6.3 Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) TB Paru Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber Data : Program P2 TB Bidang PMK Tahun 2015

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0 160.0

Kotawaringin Barat

Barito Selatan

Barito Timur

Murung Raya

Pulang Pisau

Kapuas

Barito Utara

Gunung Mas

Seruyan

KALTENG

Lamandau

Palangka Raya

Katingan

Kotawaringin Timur

Sukamara

143.9

100.0

91.9

81.7

76.9

71.1

69.1

65.3

59.0

57.4

23.3

19.3

18.3

13.0

0.0

Page 98: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 82

Dari gambar di atas diketahui bahwa terdapat 3 kabupaten yang telah

mencapai target nasional (≥ 85%) yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar

143.9%, Kabupaten Barito Selatan sebesar 100% dan Kabupaten Barito Timur

sebesar 91.9%. Keberhasilan pengobatan kasus TB yang belum dicapai oleh semua

kabupaten/kota, merupakan masalah yang perlu kita pecahkan bersama baik Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah

dan juga peran serta seluruh masyarakat serta para stakeholder yang berkepentingan

terkait penanggulangan masalah TB paru.

Pemetaan keberhasilan pengobatan kasus TB di Provinsi Kalimantan Tengah

pada tahun 2015 dapat dilihat pada peta dibawah ini:

Gambar 6.4 Peta Persentase Keberhasilan Pengobatan di Bandingkan Jumlah Seluruh Kasus TB dan di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

Sumber Data : Program P2 TB Bidang PMK Tahun 2015

b. HIV, AIDS DAN SYPHILIS

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut

menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat

mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.

Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV

positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode,

yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing(VCT), sero survey, dan Survei

Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).

Jumlah kasus HIV positif yang dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 167

kasus ada peningkatan jumlah kasus bila dibandingkan dengan jumlah kasus tahun

Page 99: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 83

2014 yang berjumlah 121 orang dengan proporsi kelompok umur yang paling banyak

adalah 25 – 49 tahun sebesar 66.47%, diikuti oleh kelompok umur 20 – 24 tahun

sebesar 28.14% dan kelompok umur ≥ 50 tahun serta ≤ 4 tahun dengan proporsi

masing-masing 2.40%. Sedangkan penderita AIDS pada tahun 2015 berjumlah 47

orang jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah kasus pada pada tahun

2014 yang hanya berjumlah 15 orang, proporsi kelompok umur yang paling banyak

adalah 25 – 49 tahun sebesar 61.70%, diikuti oleh kelompok umur 20 – 24 tahun

sebesar 25.53% dan kelompok umur ≥ 50 tahun sebesar 8.51% serta ≤ 4 tahun

dengan proporsi sebesar 4.26%. Jumlah kematian akibat Kematian akibat AIDS pada

tahun 2015 berjumlah 18 orang jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah

kematian pada tahun 2014 yang berjumlah 5 orang. Sedangkan proporsi berdasarkan

jenis kelamin 66.67% kematian pada kelompok laki-laki sedangkan pada kelompok

perempuan sebesar 33.33%. Penderita syphilis yang dilaporkan berjumlah 25 orang,

dengan penderita perempuan sebanyak 14 orang (56%) dan penderita laki-laki

sebanyak 11 orang (44%).

Gambar 6.5 Kasus HIV, AIDS dan Syphilis/Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber data : Profil Kabupenten/Kota dan Bidang PMK, Tahun 2015 c. Pnemonia

Pneumonia merupakan infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli)

yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau terhirup udara yang tercemar.

Kelompok rentan terserang pneumonia adalah balita, usia lanjut dan yang memiliki

masalah kesehatan seperti gangguan malnutrisi dan gangguan imunologi.

Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian

bayi dan balita. Namun perhatian dunia selama ini terhadap pneumonia sangat sedikit

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

HIV AIDS SYPHILIS

167

4725

18

MATI

KASUS

Page 100: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 84

sehingga ISPA dikenal sebagai the forgotten pandemic. Oleh karena itu dunia

memasukan pneumonia kedalam komitmen global MDGs untuk ditanggulangi

bersama. Diperkirakan 10% dari seluruh balita pernah menderita pneumonia.

Secara nasional penderita pnemonia balita yang ditemukan dan diobati

ditargetkan sebesar 80%. Cakupan penemuan pneumonia balita yang ditemukan dan

diobati sesuai dengan standar di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015

sebanyak 455 balita (1.93%) lebih sedikit bila dibandingkan dengan jum;ah

pneumonia pada balita tahun 2014 sebesar 462 balita (1,9%). Berbagai kendala yang

ditemui dalam penanggulangan ISPA pneumonia adalah cara penularannya yang

lintas udara (air borne desease), sulitnya mengidentifikasi gejala pneumonia oleh

masyarakat serta masih minimnya pelatihan tenaga kesehatan dalam tatalaksana

penderita pneumonia balita (MTBS).

Gambar 6.6 Jumlah Penderita Pnemonia BalitaProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2015

Sumber Data : Bidang PMK Tahun 2015

Dari gambar diatas diketahui perkembangan jumlah kasus penderita

pnemonia pada balita Provinsi Kalimantan Tengah terus mengalami penurunan

mulai dari tahun 2012 sebanyak 771 kasus kemudian turun lagi menjadi 681 kasus

kemudian turun lagi pada tahun 2014 menjadi 462 kasus dan terakhir pada tahun

2015 menjadi 455 kasus. Perkembangan posistif ini agar terus ditingkatkan hingga

jumlah kasus menjadi nol. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 10.

d. Diare

Diare merupakan penyakit ketika terjadi perubahan konsistensi feses dan

peningkatan frekuensi buang air besar. Diare merupakan penyakit yang potensial

735 771681

460 455

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Kasus Pneumonia pada Balita

Page 101: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 85

menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Kejadian diare dipengaruhi oleh berbagai

faktor, antara lain : faktor lingkungan, gizi, kependudukan, pendidikan, keadaan

sosial ekonomi dan perilaku masyarakat.

Tahun 2015, KLB Diare dilaporkan terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur

dan Kota Palangka Raya dengan 3 jumlah kematian. Penderita Diare yang berobat

dan ditangani di faslitas pelayanan kesehatan dasar pada tahun 2015 sebanyak

53.662 penderita (100.5%), lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah penderita

pada tahun 2014 sebanyak 46.751 penderita (89,5%) dari target penemuan

penderita. Sebaran persentase diare yang ditangani di Kabupaten Kota pada tahun

2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.7. Persentase Kasus Diare yang Ditangani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Dasar Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber data : Profil Kabupenten/Kota dan Bidang PMK, Tahun 2015 e. Kusta

Penyebab kusta adalah Mycobacterium leprae, yang ditemukan oleh

warganegara Norwegia, G.A Armauer Hansen pada tahun 1873 dan sampai sekarang

belum dapat dibiakkan dalam media buatan. Keberadaan Kusta terdapat dimana-

mana, terutama di Asia, Afrika, Amerika Latin, daerah tropis dan subtropis, serta

masyarakat sosial ekonomi rendah, selain penyakit menyeramkan dan ditakuti oleh

karena dapat terjadi ulserasi, mutilasi dan deformitas. Penderita kusta bukan

menderita penyakitnya saja, tetapi juga karena dikucilkan masyarakat sekitarnya, hal

ini diakibatkan kerusakan saraf besar yang irreversible diwajah dan ekstremitas,

0.0 50.0 100.0 150.0 200.0

Katingan

Barito Selatan

Seruyan

Barito Timur

Murung Raya

Kotawaringin Barat

Sukamara

Barito Utara

Pulang Pisau

KALTENG

Lamandau

Kapuas

Gunung Mas

Palangka Raya

Kotawaringin Timur

191.8

159.1

131.1

127.5

127.3

124.0

120.9

113.9

104.5

100.5

81.6

74.8

64.3

58.9

57.2

Page 102: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 86

motorik dan sensoris, serta dengan adanya kerusakan yang berulang-ulang pada

daerah yang anastetik disertai paralisis dan atropi otot.

1). Prevalensi dan Angka Penemuan Kasus Baru (NCDR/New Case

Detection Rate)

Pada ta hun 2015 jumlah kasus baru kusta baik yang bertipe Pausi Basiler

(PB) maupun Multi Basiler (MB) berjumlah 76 kasus lebih tinggi bila dibandingkan

dengan jumlah kasus baru pada tahun 2014 kasus baru tipe Pausi Basiler dan Multi

Basiler sebanyak 61 kasus. Sedangkan New Case Detection Rate (NDCR) pada tahun

2015 sebesar 3,05/100.000 penduduk. Sedangkan angka prevalensi kusta adalah

0,39 per 10.000 penduduk dan telah memenuhi target < 1 per 10.000 penduduk (<

10 per 100.000 penduduk).

Berdasarkan status eliminasi, kusta dibagi menjadi 2 kelompok yaitu provinsi

yang belum eliminasi dan provinsi yang sudah mencapai eliminasi. Provinsi yang

belum mencapai eliminasi jika angka prevalensi > 1 per 10.000 penduduk, sedangkan

provinsi yang sudah mencapai eliminasi jika angka prevalensi < 1 per 10.000

penduduk. Provinsi Kalimantan Tengah sudah termasuk ke dalam Provinsi yang telah

mencapai eliminasi.

2). Penderita Kusta Pada Anak dan Cacat Tingkat 2

Tingkat penularan di masyarakat menggunakan indikator proporsi anak (0-14

tahun) diantara pederita baru. Dilaporkan bahwa proporsi anak yang menderita kusta

pada tahun 2015 adalah 3.95% lebih tinggi bila dibandingkan dengan proporsi kasus

pada tahun 2014 yang berjumlah 3,28%.

Pengendalian kasus kusta antara lain dengan meningkatkan deteksi kasus

sejak dini. Indikator yang digunakan untuk menunjukkan keberhasilan dalam

mendeteksi kasus baru kusta yaitu angka cacat tingkat 2. Proporsi cacat tingkat 2

yang tercatat pada tahun 2015 sebesar 2.63%, sedangkan Angka cacat tingkat 2

pada tahun 2015 sebesar 0.1 per 100.000 penduduk. Jumlah Release From

Treatment / RFT PB 40%, sedangkan RFT MB adalah 51%.

f. PD3I

Penyakit menular yang diupayakan pencegahannya melalui program

imunisasi di Indonesia ada 7 (tujuh) jenis penyakit, yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus,

Hepatitis, TBC, Polio dan Campak. Di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2014

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang dilaporkan adalah :

Page 103: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 87

1) Tetanus Neonatorum

Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani, masuk ke tubuh

melalui luka. Penyakit ini umumnya menginfeksi bayi baru lahir pemotongan tali

pusat dengan alat yang tidak steril atau perawatan tali pusat dengan ramuan

tradisional yang terkontaminasi. Dapat menyebabkan kematian jika penderita

terlambat mendapat pertolongan. Kasus Tetanus Neonatorum dilaporkan pada

tahun 2015 sebanyak 1 kasus dari Kabupaten Kotawaringin Timur dengan Case

Fatality Rate sebesar 100%.

2) Pertusis

Pertusis adalah infeksi saluran pernapasan akut berupa batuk yang sangat

berat atau batuk intensif. Tersebar ditempat tempat yang padat penduduknya dan

dapat berupa endemic pada anak. Merupakan penyakit paling menular dengan

attack rate 80-100 % pada penduduk yang rentan. Bersifat endemic dengan siklus

3-4 tahun antara juli sampai oktober sesudah akumulasi kelompok rentan,

Menyerang semua golongan umur yang terbanyak anak umur < 1 tahun,

perempuan lebih sering dari laki laki, makin muda yang terkena pertusis makin

berbahaya.

Kabupaten yang melaporkan kasus pertusis pada tahun 2015 adalah

Kabupaten Kotawaringin Timur dengan jumlah kasus 10 orang, Kemudian

kabupaten Pulang Pisau 1 kasus dan Kabupaten Kapuas serta Kabupaten Murung

Raya dengan masing-masing 1 kasus.

3) Difteri

Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang

menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri pada umumnya

menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.

Jumlah kasus difteri pada tahun 2015 sebanyak 1 kasus dengan jumlah

kasus meninggal sebanyak 1 kasus sehingga CFR difteri sebesar 100%. Seluruh

kasus dengan jenis kelamin laki-laki (100%). Kasus berasal dari Kota Palangka

Raya Dari seluruh kasus tersebut, penderita mendapatkan vaksin DPT pada saat

masih bayi.

4) Campak

Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak atau biasa disebut virus

measles. Virus campak termasuk genus Morbilivirus familia Paramyxoviridae.

Penyakit ini sangat menular dan akut. Sebagian besar menyerang anak-anak. Bila

Page 104: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 88

mengenai balita terutama dengan gizi buruk maka dapat terjadi komplikasi.

Komplikasi yang sering adalah bronchopneumonia, gastroenteritis, dan otitis

media; ensefalitis jarang terjadi tetapi dapat berakibat fatal, yaitu kematian.

Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang

yang telah terinfeksi. Penegakan kasus campak melalui pemeriksaan darah

penderita.

Pada tahun 2015 jumlah kasus campak yang dilaporkan berjumlah 474

kasus, lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah kasus pada tahun 2014 yang

berjumlah sebanyak 283 kasus. Kasus campak berasal dari 7 kabuapeten yaitu

Kabupaten Murung Raya sebanyak 197 kasus, Kabupaten Kotawaringin Timur

sebanyak 109 kasus, Kotawaringin Barat sebanyak 44 kasus, Kabupaten Seruyan

sebanyak 85 kasus, Kabupaten Katingan sebanyak 20 kasus, Kabupaten Barito

Utara sebanyak 15 kasus dan Kabupaten Sukamara sebanyak 4 kasus.

5) Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)

Dalam rangka eradikasi polio, seluruh negara (global) melaksanakan

surveilans AFP. AFP berbeda dengan polio, Polio disebabkan oleh infeksi virus yang

menyerang system syaraf sehingga penderita mengalami kelumpuhan. Umumnya

menyerang anak-anak yang ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit

kepala, mual, kaku leher dan saki ditungkai dan lengan. Sedangkan AFP (Acute

Flaccid Paralysis)merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami

penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas dan berakibat pada

kelumpuhan. AFP merupakan sekumpulan penyakit yang ditandai dengan lumpuh

layuh akut. Survailans AFP difokuskan pada penyakit-penyakit yang sifatnya akut -

dan layuh (flaccid) seperti pada kasus polio. Sebagian besar kasus polio non

paralitik tidak disertai manifestasi klinis yang jelas. Ditemukannya kasus polio

paralitik menunjukan adanya penyebaran virus polio liar di wilayah tersebut.

Surveilans AFP merupakan salah satu upaya pencegahan dan

pemberantasan penyakit polio. Kelompok rentan terhadap kasus polio adalah

anak-anak sehingga pelaksanaan program Surveilans AFP difokuskan pada anak

usia < 15 tahun yang menderita kelumpuhan mirip polio (lumpuh layuh akut).

Indicator surveilans AFP yaitu ditemukannya Non Polio AFP minimal sebesar

2/100.000 anak usia < 15 tahun. Target ini telah terpenuhi oleh Provinsi

Kalimantan Tengah dengan jumlah penemuan 11 orang dengan Non Polio AFP

Rate sebesar 1.54/100.000 penduduk usia < 15 tahun.

Page 105: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 89

6) Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yang

disebabkan oleh infeksi VHB dan reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-

bahan kimia yang memberikan gejala yang khas yaitu badan lemah, kencing

berwarna seperti air the pekat, mata dan seluruh tubuh menjadi kuning.

Virus hepatitis B umumnya tinggal dalam tubuh selama kira-kira 30-90 hari.

Inilah yang dikenal sebagai hepatitis B akut. Infeksi akut ini umumnya dialami

orang dewasa. Jika mengalami hepatitis B akut, sistem kekebalan tubuh Anda

biasanya dapat melenyapkan virus dari tubuh dan Anda akan sembuh dalam

beberapa bulan.

Sedangkan hepatitis B kronis terjadi saat virus tinggal dalam tubuh selama

lebih dari enam bulan. Jenis hepatitis B ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak-

anak. Anak-anak yang terinfeksi virus pada saat lahir berisiko empat sampai lima

kali lebih besar untuk menderita hepatitis B kronis dibanding anak-anak yang

terinfeksi pada masa balita. Sementara untuk orang dewasa, 20% dari mereka

yang terpapar virus ini akan berujung pada diagnosis hepatitis B kronis.

Kasus Hepatitis B yang dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 13 kasus.

Kasus tersebut berasal dari Kabupaten Murung Raya sebanyak 7 kasus dan

Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 6 kasus.

g. DBD

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue

dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Aepyty. Penyakit DBD cenderung

meningkat dan menyebar luas dan seringkali disertai kejadian luar biasa (KLB),

sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat karena menyebar dengan cepat dan

dapat menyebabkan kematian. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan

dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi

lingkungan dan perilaku masyarakat.

Pada tahun 2015, di Provinsi Kalimantan Tengah dilaporkan terdapat 1658

kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang. Insidens Rate/Angka Kesakitan

sebesar 66,5 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian sebesar 1.4%. 32,7

per 100.000 penduduk) dengan 11 kematian (CFR : 1,4%). Target Renstra

Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2015 sebesar < 49 per

100.000 penduduk, dengan demikian Provinsi Kalimantan Tengah belum mencapai

Page 106: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 90

target yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan. Berikut ini gambaran Incidence

Rate masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015.

Informasi rinci masing-masing Kabupaten/Kota terkait dengan penyakit DBD

dapat dilihat pada lampiran tabel 21.

Gambar 6.8 Incidence Rate Kasus DBD di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber : Program P2 DBD Bidang PMK Tahun 2016

Penyebaran kasus DBD di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014 dibagi

dalam lima kategori yaitu : 0 – 10 kasus, 10 – 18 kasus, 18 – 50 kasus, 50 – 99 kasus

dan 99 – 268 kasus, dan juga penyebaran kasus kematian akibat DBD. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar. 6.9 Peta Jumlah Kematian Akibat DBD Dibandingkan Jumlah Kasus DBD di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

0.0 50.0 100.0 150.0 200.0

Barito Utara

Murung Raya

Kotawaringin Barat

Palangka Raya

Kapuas

Sukamara

KALTENG

Kotawaringin Timur

Lamandau

Barito Timur

Katingan

Pulang Pisau

Seruyan

Gunung Mas

Barito Selatan

185.1

155.8

113.3

103.5

72.1

68.7

66.5

41.5

32.4

31.7

28.7

27.2

22.3

14.6

3.8

Page 107: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 91

Dari gambar diatas diketahui bahwa ada 4 Kabupaten yang ada kasus

kematian akibat penyakit DBD yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 14

kasus, Kota Palangka Raya sebanyak 3 kasus, Kabupaten Kapuas sebanyak 4 kasus

dan Kabupaten Barito Utara sebanyak 3 kasus.

h. Chikungunya

Demam chikungunya (demam chik) adalah suatu penyakit menular dengan

gejala utama demam mendadak, nyeri pada persendian, terutama pada sendi lutut,

pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang, serta ruam pada kulit.

Demam chik ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypty yang juga

merupakan nyamuk penular penyakit demam berdarah Dengue (DBD). Beberapa

faktor yang mempengaruhi munculnya demam chik yaitu rendahnya status kekebalan

kelompok masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya

tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan.

Pada tahun 2015 terdapat dua kabupaten yang melaporkan terjadinya KLB

Chikungunya yaitu Kabupaten Lamandau yaitu dimana bulan Januari 2015 dengan

jumlah penderita 16 orang dan Bulan November 2015 dengan jumlah kasus sebanyak

31 orang dan jumlah kematian 2 orang dengan CFR 4.25%. Kabupaten Kotawaringin

Timur terjadi pada bulan Januari 2015 dengan jumlah penderita 24 orang.

i. Malaria

Millennium Development Goals (MDGs) menetapkan Malaria sebagai salah

satu komitmen global untuk diperangi. Hingga saat ini Malaria masih menjadi

permasalahan kesehatan masyarakat karena mempengaruhi angka kesakitan dan

kematian pada bayi dan ibu hamil serta dapat menurunkan produktifitas kerja dan

biaya untuk pengobatan. Malaria disebabkan parasit Plasmodium yang hidup dan

berkembang biak dalam sel darah merah manusia yang ditularkan oleh nyamuk

malaria (Anopheles) betina. Menyerang semua golongan umur (bayi hingga dewasa)

dan semua jenis kelamin.

Angka kesakitan malaria selama tahun 2008 - 2014 cenderung menurun dari

3,53 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2008 menjadi 0.55 per 1.000 pada

tahun 2014, kemudian pada tahun 2015 nilai API sama dengan API tahun

sebelumnya yaitu 0.55. Perkembangan nilai API dari tahun 2008 – 2015 dapat dilihat

pada gambar berikut ini.

Page 108: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 92

Gambar 6.10. Angka Kesakitan Malaria (Annual Paracite Incidence/API) Per 1.000 Penduduk Berisiko di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 – 2015

Sumber data : Profil Kabupaten Kota dan Bidang PMK, Tahun 2015

j. Filariasis

Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang

disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dari tiga

spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori.. Dalam tubuh

manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan

limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan

organ genital. Penyakit ini tersebar luas di pedesaan dan perkotaan. Dapat dan

menyerang semua golongan tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Jumlah kasus

filariasis pada tahun 2015 sebanyak 25 kasus sedikit meningkat bila dibandingkan

dengan jumlah kasus pada tahun 2014 dengan jumlah kasus filariasis sebanyak 16

kasus dengan angka kesakitan per 100.000 penduduk sebesar 1. Penyebaran kasus

filariasis terjadi di Kabupaten Kapuas sebanyak 15 kasus, kemudian Kabupaten

Lamandau dan Kotawaringin Timur dengan jumlah kasus masing-masing 4 kasus,

dan Kabupaten Barito Selatan dengan jumlah kasus sebanyak 2 kasus. Informasi rinci

terkait kasus filariasis dapat dilihat pada lampiran 23.

k. Rabies

Rabies merupakan penyakit mematikan baik pada manusia maupun hewan

yang disebabkan oleh infeksi virus (golongan Rhabdovirus) yang ditularkan melalui

gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di

dalam tubuhnya mengandung virus.

3.53

2.88

4.474.08 3.95

2.38

0.55 0.55

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

AP

I Per

1.0

00 P

end

ud

uk

API TAHUN 2015

Page 109: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 93

Rabies merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan oleh hewan

berdarah panas penular rabies seperti anjing, kucing dan monyet. Penyakit ini

merupakan penyakit zoonosa yang terpenting di Indonesia karena bila sudah

menunjukan gejala klinis pada manusia ataupun hewan selalu berakhir dengan

kematian, sehingga menimbulkan rasa cemas dan ketakutan bagi orang-orang yang

terkena gigitan dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat pada umumnya.

Suatu daerah dapat bebas rabies melalui surveilans penyakit yang efektif, tidak

adanya kasus Rabies pada hewan dan manusia (indigenous), serta tidak ada kasus

rabies pada hewan karnivora diluar karantina dalam 6 bulan terakhir.

Pada tahun 2015 semua kabupaten kota terdapat kasus GHPR dengan total

kasus sebanyak 1907 kasus yang PET 1386 kasus dan lyssa sebanyak 8 kasus. Kasus

Lyssa terjadi di Kabupaten Seruyan sebanyak 3 kasus, Kabupaten Kotawaringin Barat

dan Sukamara masing-masing 2 kasus dan Kabupaten Gunung Mas sebanyak 1

kasus. Perkembangan situasi rabies di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2011 –

2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6.11. Situasi Rabies di Provinsi Kalimantan TengahTahun 2011 – 2015

Sumber data : Bidang PMK, Tahun 2015

Gambar 6.11 diatas menunjukan bahwa tahun 2012 terjadi peningkatan

gigitan serta kematian akibat GHPR. Pada tahun 2013 kasus gigitan menurun yang

disertai penurunan kematian. Tahun 2014 GHPR kembali meningkat dengan kematian

2 orang kemudian pada tahun 2015 meningkat kembali jumlah GHPR 1907 kasus dan

jumlah kematiannya menjadi 8 orang.

2011 2012 2013 2014 2015

15351940

1307 15391907

1098

1429

1016

1292

13862

5

0

2

8

GHPR PET Lyssa

Page 110: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 94

2. Penyakit Tidak Menular

Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan

lingkungan yang selaras dengan perubahan perilaku masyarakat, transisi demografi,

sosial ekonomi dan sosial budaya. Berbagai faktor risiko PTM antara lain ialah:

merokok dan keterpaparan terhadap asap rokok, minum minuman beralkohol,

diet/pola makan, gaya hidup, kegemukan, obat-obatan, dan riwayat keluarga

(keturunan).

Prinsip upaya pencegahan tetap lebih baik dari pengobatan. Upaya

pencegahan penyakit tidak menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah

diidentifikasi. Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil tanpa dukungan seluruh

jajaran lintas sektor, baik pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi

kemasyarakatan, bahkan seluruh lapisan masyarakat.

Beberapa kegiatan dalam upaya untuk mengendalikan penyakit tidak menular

pada tahun 2015 adalah sebagai berikut.

a. Posbindu PTM dan Upaya Pengendalian PTM di Puskesmas

Pos Pembinaan terpadu (Posbindu) merupakan salah satu wujud peran serta

masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini terhadap

faktor risiko PTM secara terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan rutin di

masyarakat. Setiap kabupaten / kota diharapkan memiliki satu Puskesmas dengan

program pelayanan PTM. Tahun 2015 jumlah posbindu sebanyak 115 posbindu dan

27 puskesmas yang memberikan pelayanan PTM , sebagaimana tabel 6.1 berikut

Tabel 6. 1 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Dan Puskesmas dengan Pelayanan PTM Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

No Kabupaten / Kota Posbindu Pusk Pelayanan PTM 1. Sukamara 2 1 2 Lamandau 3 1 3 Kotawaringin Barat 17 2 4 Kotawaringin Timur 15 2 5 Seruyan 12 2 6 Katingan 5 2 7 Gunung Mas 4 2 8 Pulang Pisau 6 1 9 Kapuas 19 3

10 Barito Timur 2 2 11 Barito Selatan 5 2 12 Barito Utara 4 3 13 Murung Raya 5 3 14 Palangka Raya 16 1

JUMLAH 115 27

Sumber : Bidang PMK, Tahun 2016

Page 111: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 95

b. Pengendalian Tembakau

Pengendalian tembakau merupakan salah satu upaya pengendalian faktor

risiko PTM, guna menurunkan prevalensi penyakit tidak menular. Beberapa upaya

yang telah dikembangkan adalah Pengembangan kawasan tanpa rokok melalui

peraturan daerah ataupun peraturan Bupati. Kabupaten / kota yang telah memiliki

peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebanyak 9 kabupaten/kota (64,3%),

sebagaimana tabel 6.2 berikut:

Tabel 6.2 Produk Hukum Tentang Kawasan Tanpa Rokok Provinsi Kalimantan Tengah

No Kab/Kota Nomor Tentang Ket

1 Palangka Raya Perda no 3 Tahun 2014 KTR

2 Lamandau Perda no 22 Tahun 2015

KTR

3 Barito selatan Perda no 12 Tahun 2015

KTR

4 Seruyan Perbup Tahun 2014 KTR

5 Kotawaringin Barat Perbup Tahun KTR

6 Kapuas Instruksi Bupati No. 24 Th 2013

KTR di Tempat Kerja di Lingk. Kabupaten Kapuas

7 Barito Utara Peraturan Bupati No. 64/2014

KTR

8 Sukamara Peraturan Bupati No. 19/2014

KTR

9 Gunung Mas Instruksi Bupati No. 3 Tahun 2015

KTR di Tempat Kerja di Lingk. kab. Gunung Mas

10 Katingan -

11 Kotawaringin Timur -

12 Murung Raya -

13 Barito Timur -

14 Pulang Pisau -

Sumber : Bidang PMK, Tahun 2016

c. Pelayanan PTM :

1). Pengukuran Tekanan Darah pada penduduk ≥ 18 tahun

Prioritas pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah adalah:

hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke. Risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah meningkat sejalan peningkatan tekanan darah. Hipertensi

merupakan penyebab tersering penyakit jantung koroner dan stroke, serta faktor

utama gagal jantung kongestif.

Data Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 terdapat 10

Kabupaten/Kota yang melaporkan hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok

Page 112: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 96

Umur ≥ 18 tahun yaitu Kabupaten Sukamara, Kotawaringin Timur, Katingan,

Kapuas, Pulang Pisau Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Utara, Murung Raya dan

Kota Palangka Raya. Total jumlah yang diukur adalah 293.752 orang (41.51%).

Dari hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk yang berusia ≥ 18 tahun

terdapat 68.922 orang (23,20%) yang menderita hipertensi

2). Deteksi Dini Penyakit Kanker

Saat ini program pengedalian penyakit kanker diprioritaskan pada dua

kanker tertinggi di Indonesia yaitu kanker leher rahim dan kanker payudara.

Kegiatan yang dilakukan meliputi pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

Pencegahan primer dilakukan melalui pengendalian faktor risiko dan

peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi. Pencegahan sekunder dilakukan

melalui deteksi dini dan tatalaksana yang dilakukan di Puskesmas dan rujukan ke

rumah sakit. Deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode Inspeksi Visual

dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA (lesi pra kanker leher rahim)

positif, sedangkan deteksi dini kanker payudara menggunakan metode Clinical

Breast Examiniation (CBE). Pencegahan tersier dilakukan melalui perawatan

paliatif dan rehabilitatif di unit-unit pelayanan kesehatan yang menangani kanker

dan pembentukan kelompok survivor kanker di masyarakat.

Kegiatan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara dilaporkan dari 7

kabupaten/kota yaitu Kotawaringin Timur, Seruyan, Katingan, Pulang Pisau,

Kapuas, Murung Raya dan Kota Palangka Raya. Pemeriksaan payudara dilakukan

pada tahun 2015 sebanyak 1679 (1%) WUS yang lebih banyak bila dibandingkan

dengan jumlah WUS pada tahun 2014 yang berjumlah 847 (0,3%). Dari WUS yang

diperiksa pada tahun 2015 diketahui IVA positif berjumlah 71 orang (4.23%) lebih

banyak bila dibandingkan dengan jumlah IVA positif pada tahun 2014 yang

berjumlah 42 orang (4,96%), sedangkan tumor/benjolan pada payudara sebesar

26 orang (1.55%) jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah

tumor/benjolan yang ditemukan pada tahun 2014 yang hanya berjumlah 1 orang

(0,17%).

Data yang disampaikan pada profil kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah

tahun 2015 tentang cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA

dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE) belum menggambarkan

secara keseluruhan perkembangan dan epidemiologi penyakit kanker pada

Page 113: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 97

masyarakat, hal ini karena pemeriksaan pada masyarakat belum bisa dilakukan

secara keseluruhan.

B. KESEHATAN LINGKUNGAN

Kegiatan penyehatan lingkungan sangatpenting dan tidak terpisahkan

untukmendukung upaya pengendalian penyakitMenurut WHO (World Health

Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada

antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari

manusia.Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap derajat

kesehatan, disamping perilaku dan pelayanan kesehatan. Program Lingkungan Sehat

bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui

pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas

sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut

meliputi: (1) Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar, (2) Pemeliharaan dan

Pengawasan Kualitas Lingkungan, (3) Pengendalian Dampak Risiko Lingkungan, (4)

Pengembangan Wilayah Sehat.

Berdasarkan hal tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

Kementerian Kesehatan mengadakan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 (Riskesdas

2013). Tujuan dari Riskesdas 2013 topik kesehatan lingkungan adalah mengevaluasi

program yang sudah ada, menindaklanjuti upaya perbaikan yang akan dijalankan, dan

mengidentifikasi faktor risiko lingkungan berbagai jenis penyakit dan gangguan

kesehatan.

1. Persentase Rumah Sehat

Rumah Tangga yang sehat adalah rumah tangga yang telah menjalankan 10

indikator PHBS yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI

eksklusif, menimbang bayi dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di

rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan

tidak merokok di dalam rumah. Selain itu jenis bahan bangunan, lokasi rumah, dan

kondisi ruang rumah berkaitan dengan rumah sehat dideskripsikan sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan

Kesehatan Perumahan.

Pencapaian persentase rumah tangga sehat yaitu yang diwakili oleh rumah

tangga yang mencapai strata sehat utama dan sehat paripurna pad tahun 2015

mencapai 42.03%, lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014

Page 114: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 98

yang telah mencapai 40,38%. Kabupaten dengan capai paling tinggi adalah Kota

Palangka Raya sebesar 86.99%, diikuti oleh Kabupaten Pulang Pisau sebesar 84,08%

dan Kabupaten Gunung Mas sebesar 57.48%. Sedangkan Kabupaten kota dengan

capaian terendah adalah Kabupaten Kapuas sebesar 13,97% diikuti oleh Kabupaten

Seruyan sebesar 19,54% dan Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 21.34%. Untuk

lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.12 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimatan Tengah Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2015

2. Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010

tentangPersyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atautanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan

dapat langsung diminum.Penyelenggara air minum dapat berasal dari badan usaha

milik negara/badan usaha milikdaerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha

perorangan, kelompok masyarakat, dan/atauindividual yang melakukan

penyelenggaraan penyediaan air minum. Tidak semua air dapatdiminum, syarat-

syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatandimaksud,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna;

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

Palangka Raya

Pulang Pisau

Gunung Mas

Barito Utara

Barito Timur

Kotawaringin Barat

Barito Selatan

Lamandau

KALTENG

Katingan

Murung Raya

Sukamara

Kotawaringin Timur

Seruyan

Kapuas

87.0

84.1

57.5

51.5

50.4

46.1

45.6

44.9

42.1

35.9

34.4

27.8

21.3

19.5

14.0

Page 115: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 99

b. Parameter Mikrobiologi E Coli dan total Bakteri Kolifrom, kadar maksimum yang

di perbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel;

c. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan

(maks 500 mg/l), pH 6,5-8,5;

d. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air);

e. Dan parameter tambahan lainnya.

Jumlahpenduduk berdasarkan jenis sumber air minumyang berkualitas yang

memenuhi syarat baik secara kimiawi, fisik maupun biologis yang memiliki akses

berkelanjutan terhadap sumber air minum berdasarkan kriteria JMP WHO-INICEF

2006 di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut

ini.

Gambar 6.13 Jumlah Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2015

Gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang dapat mengakses

air minum yang layak di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 adalah sebagai

berikut terbesar pada perpipaan (PDAM, BPSPAM) sebanyak 207.879 orang,

kemudian sumur gali terlindung sebanyak 140.725 orang, Sumur bor dengan pompa

sebanyak 104.997 orang, Penampung Air hujan sebanyak 49.344 orang, kemudian

sumur galian dengan pompa sebanyak 48.145 orang, Mata air terlindung 7309 dan

Terminal air sebanyak 866 orang. Data yang ditampilkan diprofil kesehatan belum

mencermin jumlah penduduk dengan akses air minum yang layak, hal ini disebabkan

karena belum semua penduduk tercover dalam pemetaan akses berkelanjutan

207879

140725

104997

49344

48145

7309

866

Perpipaan (PDAM, BPSPAM)

Sumur Galian Terlindung

Sumur Bor Dengan Pompa

Penampung Air Hujan

Sumur Galian dengan Pompa

Mata Air Terlindung

Terminal Air

Page 116: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 100

terhadap air minum berkualitas (layak). Rincian lengkap penduduk dengan akses air

minum berkualitas (layak) berdasarkan jenis sumber air minum perkabupaten kota

dapat dilihat pada Lampiran 59.

Persentase penduduk terhadap akses berkelanjutan terhadap air minum layak

per kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

Gambar 6.14 Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Per Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengahtahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2015

Gambar diatas menunjukkan hasil Persentase Penduduk dengan Akses

Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Per Kabupaten/Kota di Provinsi

Kalimantan Tengah tahun 2015 sebesar 22.41% lebih tinggi bila dibandingkan

dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 15,4%. Persentase terbesar penduduk

Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas terdapat di

Kabupaten Pulang Pisau sebesar 52.28%, diikuti oleh Kabupaten Barito Timur

sebesar 46.31% dan Kabupaten Seruyan sebesar 42.18%. Sedangkan Persentase

terendah Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas

terdapat di Kabupaten Kapuas sebesar 6.31%, diikuti oleh Kabupaten Kotawaringn

Timur besar 6,39% dan Kabupaten Lamandau sebesar 6.73%. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 59.

Pulang Pisau

Barito Timur

Seruyan

Katingan

Barito Selatan

Kotawaringin Barat

Palangka Raya

KALTENG

Sukamara

Gunung Mas

Barito Utara

Murung Raya

Lamandau

Kotawaringin Timur

Kapuas

52.28

46.31

42.18

37.82

35.09

32.09

28.13

22.41

14.87

13.06

10.77

7.49

6.73

6.39

6.31

Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum LayakTahun 2015

Page 117: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 101

Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi

syarat kesehatan (fisik, bakteriologi dan kimia) per kabupaten/kota di Provinsi

Kalimantan Tengah pada tahun 2015 adalah 80,90% dari 801 sampel yang diperiksa.

Capaian paling tinggi adalah Kabupaten Lamandau sebesar 100%, diikuti oleh

Kabupaten Gunung Mkas sebesar 97.5% dan Kotawaringin Barat sebesar 96.8%.

Sedangkan kabupaten dengan capaian paling sedikit adalah Kabupaten Murung Raya

sebesar 0.0%, diiukuti oleh Kabupaten Barito Timur 46.2% dan Kabupaten Barito

Selatan sebesar 57.8%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.15 Persentase Kualitas air minum di Penyelenggaraan air minum Syarat Kesehatan per Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2015

Upaya untuk dapat meningkatkan akses air minum dan kualitas air minum

yang layaksecara nasional terus menerus dilakukan, akan tetapi masih banyak

kendala dalampencapaiannya. Kendala tersebut antara lain :

a. Adanya kecenderungan meningkatnya penggunaan air kemasan dan isi ulang

sebagaisumber air minum, sementara itu air kemasan dan isi ulang tidak termasuk

sebagai sumber air minum layak. Hal ini terjadi disebabkan oleh pendataan yang

dilakukan saat ini hanya memotret akses terhadap sumber air yang digunakan

untuk minum, belum memperhitungkan kondisi rumah tangga yang memiliki lebih

dari satu sumber air yang layak untuk diminum.

b. Penyediaan infrastruktur air minum yang ada belum dapat mengimbangi laju

pertumbuhan penduduk, maupun faktor urbanisasi dan peningkatan konsumsi.

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

Lamandau

Gunung Mas

Kotawaringin Barat

Barito Utara

Palangka Raya

Sukamara

Seruyan

KALTENG

Kapuas

Katingan

Kotawaringin Timur

Pulang Pisau

Barito Selatan

Barito Timur

Murung Raya

100.0

97.5

96.8

96.8

92.7

82.8

82.8

80.9

69.6

67.4

63.3

57.9

57.8

46.2

0.0

Page 118: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 102

c. Untuk penyediaan air minum perpipaan, beberapa permasalahan pada tingkat

operator air minum yaitu minimnya biaya operasional dan pemeliharaan,

rendahnya tarif, terbatasnyaSDM yang kompeten dan pengelolaan yang kurang

efisien.

d. Terdapat kerusakan di berbagai sarana air minum yang dipakai di masyarakat,

termasuk sumber air minum bukan jaringan perpipaan (BJP) yang tidak

terlindungi.

3. Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Layak (jamban sehat)

Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan disamping faktor

perilaku dan pelayanan kesehatan. Upaya penyehatan lingkungan dilakukan untuk

mewujudkan mutu lingkungan yang lebih sehat, antara lain melalui pemberdayaan

masyarakat dalam penyediaan air bersih dan sanitasi di sarana pemeliharaan dan

pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian dampak resiko pencemaran

lingkungan dan pengembangan wilayah sehat.

Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu fondasi inti dari

masyarakat yangsehat. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang

menunjang kesehatan manusia.Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan

yang mempengaruhi derajat kesehatanmasyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan

berdampak negatif di banyak aspek kehidupan,mulai dari turunnya kualitas

lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minumbagi masyarakat,

meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit.

Jumlah penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) menurut

jenis tempat buang air besar yang digunakan per kabupaten/kota pada tahun 2015

sebagian besar penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah menggunakan kloset

berjenis leher angsa sebanyak 369,009 orang, komunal sebanyak 57,359 orang,

cemplung/cubluk sebanyak 70.028 orang, dan plengsengan sebanyak 29.641 orang.

Rincian lengkap penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak

(jamban sehat) 2015 menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada Lampiran 61.

Page 119: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 103

Gambar 6.16 Jumlah Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Layak (jamban sehat) Berdasarkan Jenis Sarana Jamban Per Kabupaten/Kota Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2015

Berdasarkan konsep dan definisi MDGs, akses sanitasi layak apabila

penggunaan fasilitas tempat buang air besar milik sendiri atau bersama, jenis kloset

yang digunakan jenis leher angsa dan tempat pembuangan akhir tinjanya

menggunakan tangki septik atau Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL). Metode

pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut:

a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.

b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air

atau sumur.

c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.

d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.

e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang benar-benar

diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.

f. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.

g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

Komunal; 57359

Leher Angsa; 369009

Plengseng; 29641

Cemplung; 70028

Page 120: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 104

Gambar 6.17 Persentase Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Per Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bidang PMK tahun 2015

Pada Gambar diatas terlihat bahwa Persentase Penduduk dengan Akses

Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Per Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah

tahun 2015 sebesar 32.33% lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian pada

tahun 2014 sebesar 24,6%. Persentase tertinggi terdapat di Kota Palangka Raya

sebesar 76.44% diikuti oleh Kabupaten Barito Selatan sebesar 55.09% dan

Kabupaten Pulang Pisau sebesar 52.23%. Persentase terendah terdapat di Kabupaten

Murung Raya sebesar 6.85%, diikuti oleh Kabupaten Barito Utara sebesar 13.12%

dan Kabupaten Seruyan sebesar 14.16%.

Upaya untuk dapat meningkatkan sanitasi yang layak dilakukan penguatan

Kemitraan Pemerintah–Swasta (KPS) yakni melibatkan LSM Lokal / Nasional /

Internasional, CSR (Corporate Social Responsibility), donor agency internasional,

seperti World Bank, ADB yang diimplementasikan melalui kegiatan Pamsimas dan

ICWRMIP, serta kegiatan lain yang berorientasi pada pembinaan, penyediaan sarana

air minum dan sanitasi dasar yang layak serta terbangunnya perilaku hidup bersih

dan sehat bagi masyarakat dengan menggunakan pendekatan STBM.

4. Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah desa yang sudah stop

BABSminimal 1 dusun, mempunyai tim kerja STBM atau natural leader, dan telah

mempunyairencana kerja STBM atau rencana tindak lanjut. STBM menjadi ujung

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00

Palangka Raya

Barito Selatan

Pulang Pisau

Barito Timur

KALTENG

Kotawaringin Barat

Kapuas

Lamandau

Katingan

Sukamara

Gunung Mas

Kotawaringin Timur

Seruyan

Barito Utara

Murung Raya

76.44

55.09

52.23

47.36

32.33

30.64

27.20

26.48

25.39

24.43

23.38

20.88

14.16

13.12

6.85

Persentase Akses Jamban Sehat 2015

Page 121: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 105

tombak keberhasilan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan secara

keseluruhan. Sanitasi total berbasis masyarakat sebagai pilihan pendekatan, strategi

dan program untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan

masyarakat dengan menggunakan metode pemicuan dalam rangka mencapai target

MDGs. Dalam pelaksanaan STBM mencakup 5 (lima)pilar yaitu:

a. Stop buang air besar sembarangan,

b. Cuci tangan pakai sabun,

c. Pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga,

d. Pengelolaan sampah dengan benar, dan

e. Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.

Pada tahun 2015 tidak ada desa STBM di Provinsi Kalimantan Tengah, persis

seperti yang terjadi pada tahun 2014. Sedangkan jumlah desa yang melaksanakan

STBM pada tahun 2015 adalah 662 (42.1%) desa/kelurahan, lebih banyak bila

dibandingkan dengan desa yang melaksanakan STBM pada tahun 2014 sebanyak 611

desa/kelurahan. Jika dilihat jumlah desanya, maka yang terbanyak adalah di

Kabupaten Kapuas yaitu 100 (42.9%) desa, diikuti oleh Barito Timur sebesar 96

(91.4%) desa dan Kabupaten Katingan 77 (47.8%) sebanyak 73 desa. Kegiatan

untuk mempercepat pelaksanaan STBM dilakukan bersama penyediaan air minum

dalam satu kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(PAM STBM).

Gambar 6.18 Persentase dan Jumlah Desa Melaksanakan STBM Per Kabupaten Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten dan Bidang PMK Tahun 2015.

49

29

13

64

8

77

100

63

35

48

96

67

13

0

51.6

34.940.6

34.6

8.0

47.842.9

63.6

27.6

51.6

91.4

65.0

10.40.0

Desa Melaksanakan STBM Persentase

Page 122: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 106

5. Persentase Tempat-tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan

Tempat-tempat umum dan Pengelolaan Makanan adalah kegiatan bagi umum

yang dilakukan oleh badan pemerintah, swasta atau perorangan yang langsung

digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta

memiliki fasilitas. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan

kondisi yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari

kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menyebabkan gangguan

terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya. Risiko dari pengelolaan makanan

mempunyai peluang yang besar dalam penularan penyakit karena jumlah konsumen

relatif banyak dalam waktu yang bersamaan.

Tempat-tempat umum meliputi sarana pendidikan, Sarana kesehatan dan

hotel. Cakupan pengawasan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan

tahun 2015 meliputi sarana pendidikan SD sebesar 76.8% lebih besar bila

dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 61.3%. Pada SMP sebesar

82.3% lebih kecil bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 84.5%

dan SMA sebesar 70.8% jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan capaian pada

tahun 2014 sebesar 87,4%. Kemudian untuk sarana kesehatan yang meliputi

puskesmas dan jaringannya pada tahun 2015 sebesar 79.3% jauh lebih kecil bila

dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 87,6% dan rumah sakit

sebesar 100 lebih besar capaiannya bila dibandingkan dengan capaian pada tahun

2014 sebesar 94,7%. Dan terakhir capaian hotel berbintang pada tahun 2015 sebesar

75% lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 70,6%

dan non bintang sebesar 52.8% jauh lebih kecil bila dibandin glkan dengan capaian

pada tahun 2014 sebesar 77,9%. Secara keseluruhan cakupan tempat-tempat umum

yang memenuhi persyaratan kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun

2015 sebesar 76.16% lebih besar bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014

sebesar 69,9%. Lebih rincinya dapat dilihat pada lampiran tabel 63.

Sedangkan untuk TPM (tempat pengelolaan makanan) yang meliputi jasa

boga, rumah makan/restoran, depot air minum (DAM) dan makanan jajanan yang

memenuhi syarat pada tahun 2015 adalah 3663 buah (57.5%) dari 6367 TPM yang

diperiksa lebih tinggi daripada capaian tahun 2014 sebesar 48,61%.Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran tabel (64).

Page 123: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 107

C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga merupakan upaya

untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu

melakukan PHBS dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah

risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan

aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Jumlah rumah tangga yang ada pada tahun 2015 adalah 646.780 rumah

tangga dengan jumlah rumah tangga yang dipantau sebanyak 113.220 buah. Hasil

pemantauan rumah tangga pada tahun 2015 menunjukan bahwa 44.6% rumah

tangga telah ber PHBS lebih sedikit bila dibandingkan dengan Rumah Tangga yang

Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tahun 2014 sebanyak 51,1%. Cakupan

Rumah Tangga Ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Provinsi Kalimantan Tengah

dari tahun 2010 - 2015 terlihat pada gambar berikut.

Gambar 6.19 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Provinsi KalimantanTengah Tahun 2010 s/d 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015

Gambar diatas memperlihatkan bahwa cakupan rumah tangga yang ber-PHBS

di Privinsi Kalimantan Tengah mengalami fluktuasi, dari tahun 2010 sampai dengan

tahun 2011 mengalami penurunan cakupan ber-PHBS namun ada peningkatan dari

tahun 2012 sampai dengan 2014 kemudian mengalami penurunan lagi pada tahun

2015. Sedang gambaran cakupan PHBS per Kabupaten Kota pada tahun 2015 dapat

dilihat pada gambar dibawah ini.

41.7

30.4

37

45.7

51.1

44.6

0

10

20

30

40

50

60

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Page 124: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 108

BAB VII

TENAGA KESEHATAN

Sumber daya manusia kesehatan (SDMK) merupakan salah satu sub sistem dalam

sistem kesehatan nasional yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya dan pelayanan kesehatan. Upaya dan

pelayanan kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab,

memiliki etik dan moral tinggi, keahlian, dan berwenang.

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan,

tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan

serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya

kesehatan.

Tenaga di bidang kesehatan terdiri dari tenaga kesehatan dan asisten tenaga

kesehatan. Tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa rumpun dan sub

rumpun. Rumpun tenaga kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014

tentang Tenaga Kesehatan Pasal 11 adalah tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga

keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat,

tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian

medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lain.

Gambaran mengenai jumlah, jenis, dan kualitas, serta penyebaran tenaga

kesehatan di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dilakukan dengan cara

pengumpulan data pada sarana pelayanan kesehatan baik di wilayah dinas kesehatan

kabupaten/kota maupun dinas kesehatan provinsi. Pengumpulan data tenaga kesehatan

meliputi tenaga kesehatan yang berstatus PNS pusat, PNS daerah, Pegawai Tidak Tetap

(PTT), TNI/POLRI, dan swasta. Metode pengumpulan data yang digunakan melalui

mekanisme pemutakhiran data secara berjenjang mulai dari dinas kesehatan

kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi dan dikelola oleh Bidang Sumber Daya Manusia

Kesehatan (SDMK) Dinas Kesehatan Privinsi Kalimantan Tengah melalui Sistem Informasi

SDMK.

Peningkatan jumlah tenaga kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan mutu

pelayanan kesehatan yang semakin tinggi. Kebutuhan tenaga kesehatan belum dapat

terpenuhi secara memadai, khususnya di tingkat kabupaten/kota dikarenakan beban

terhadap penganggaran pegawai serta belum berjalannya kegiatan mobilisasi tenaga

Page 125: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 109

kesehatan yang sesuai dengan penempatan tugas tenaga tersebut. Sehingga

menyebabkan sulitnya dalam menentukan kebutuhan tenaga kesehatan di tingkat

kabupaten/kota.

Untuk mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan tersebut, pemerintah membuka

penerimaan CPNS baru baik secara swakelola maupun tenaga pusat yang ditempatkan di

daerah. Untuk mencukupi kekurangan tenaga tersebut dilakukan pengangkatan Dokter

Tidak Tetap, Bidan Tidak Tetap dan diupayakan dapat mengangkat tenaga kesehatan lain

sebagai pegawai tidak tetap.

A. JUMLAH TENAGA KESEHATAN

Tenaga di bidang kesehatan terdiri dari tenaga kesehatan dan asisten tenaga

kesehatan. Tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa rumpun dan sub

rumpun. Rumpun tenaga kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014

tentang Tenaga Kesehatan Pasal 11 adalah tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga

keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat,

tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian

medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lain.

Pada tahun 2015, jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah

sebanyak 10.077 orang (86.17%) dan tenaga penunjang kesehatan sebanyak 1617 orang

(13.82%). Tenaga kesehatan dengan jumlah terbanyak pada tahun 2015 yaitu perawat

sebanyak 4652 orang atau 46.16% dari total tenaga kesehatan, sedangkan tenaga

kesehatan dengan jumlah paling sedikit yaitu tenaga kesehatan keterapian fisik sebanyak

50 orang atau 0,49% dari total tenaga kesehatan. Rincian lengkap mengenai rekapitulasi

tenaga kesehatan dan tenaga penunjang kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah dapat

dilihat pada lampiran 72 – 80.

1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Untuk mendukung

fungsi dan tujuan Puskesmas diperlukan sumber daya manusia kesehatan baik tenaga

kesehatan maupun tenaga penunjang kesehatan.

Pada peraturan yang sama di Pasal 16 Ayat 3 disebutkan bahwa minimal tenaga

kesehatan di Puskesmas terdiri dari dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi,

Page 126: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 110

perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli

teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga kefarmasian. Sedangkan tenaga

penunjang kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi

keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lainnya.

Total SDMK di Puskesmas di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 sebanyak

7119 orang yang terdiri dari 6180 orang tenaga kesehatan (86,81%) dan 939 orang

tenaga penunjang kesehatan (13,19%). Proporsi tenaga kesehatan di Puskesmas

terbanyak yaitu bidan sebanyak 2562 orang (35.98%) sedangkan proporsi tenaga

kesehatan di Puskesmas yang paling sedikit yaitu dokter spesialis gigi sebanyak 1 orang

(0.016%).

Jumlah dan jenis tenaga kesehatan Puskesmas dihitung berdasarkan analisis

beban kerja dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu jumlah pelayanan yang

diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas

wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di

wilayah kerjanya, dan pembagian waktu kerja.

2. Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi

dan Perizinan Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit dapat didirikan dan

diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan swasta. Sedangkan

menurut pelayanan yang diberikan, rumah sakit terdiri dari rumah sakit umum dan rumah

sakit khusus.

Total SDMK di rumah sakit di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015

sebanyak 4.575 orang yang terdiri dari 3.897 orang tenaga kesehatan (65,32%) dan 678

orang tenaga penunjang kesehatan (34,68%). Jumlah tenaga kesehatan terbanyak yaitu

perawat sebanyak 2.090 orang (53,63%) sedangkan jumlah tenaga kesehatan paling

sedikit yaitu dokter spesialis gigi sebanyak 5 orang (0,12%).

Pelayanan spesialis yang ada di rumah sakit di antaranya pelayanan spesialis

dasar, spesialis penunjang, spesialis lain, subspesialis, dan spesialis gigi dan mulut.

Pelayanan spesialis dasar meliputi pelayanan panyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan

obstetri dan ginekologi. Pelayanan spesialis penunjang meliputi pelayanan anestesiologi,

radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, dan rehabilitasi medik. Pelayanan spesialis lain

meliputi pelayanan mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh

Page 127: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 111

darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah

plastik, dan kedokteran forensik.

B. RASIO TENAGA KESEHATAN

Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk merupakan indikator untuk

mengukur ketersediaan tenaga kesehatan untuk mencapai target pembangunan

kesehatan tertentu. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan

Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun

2011 – 2025, terget rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk pada tahun 2019

di antaranya rasio dokter umum 45 per 100.000 penduduk, rasio dokter gigi 13 per

100.000 penduduk, rasio perawat 180 per 100.000 penduduk, rasio bidan 120 per

100.000 penduduk, rasio perawat gigi 18 per 100.000 penduduk, rasio Apoteker 12 per

100.000 penduduk, rasio Ass Apotekes 24 per 100.000 penduduk, rasio SKM 16 per

100.000 penduduk, rasio Sanitarian 18 per 100.000 penduduk, rasio Nutrisionis/Ahli Gizi

14 per 100.000 penduduk, rasio keterapian fisik 5 per 100.000 penduduk dan rasio

Keterapian Medis 16 per 100.000 penduduk.

1. Dokter Spesialis

Jumlah tenaga dokter spesialis yang bekerja di sarana kesehatan tahun 2015

sebanyak 182 orang lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah dokter spesialis

pada tahun 2014 sebanyak 171. Sedangkan rasio dokter spesialis pada tahun 2015

per 100.000 penduduk Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 7,3 meningkat bila

dibandingkan dengan rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk di Provinsi

Kalimantan Tengah tahun 2014 sebesar 7.0. Rasio tersebut masih dibawah target

yang ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu 11 dokter spesialis per 100.000 penduduk.

2. Dokter Umum

Pada tahun 2015 jumlah tenaga dokter umum yang bekerja di sarana

pelayanan kesehatan sebanyak 483 orang, lebih banyak bila dibandingkan dengan

tahun 2014 yang berjumlah 479 orang. Berdasarkan jumlah dokter umum dan jumlah

penduduk disusun rasio dokter umum per 100.000 penduduk. Rasio dokter umum di

Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebesar 19,358 dokter umum per

100.000 penduduk. Rasio tersebut masih dibawah target yang ditetapkan untuk

tahun 2019 yaitu 45 dokter umum per 100.000 penduduk.

3. Dokter Gigi

Jumlah dokter gigi yang bekerja di sarana kesehatan di Provinsi Kalimantan

Tengah tahun 2015 sebanyak 118 orang. Berdasarkan jumlah dokter gigi dan jumlah

Page 128: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 112

penduduk disusun rasio dokter gigi per 100.000 penduduk. Rasio dokter gigi di

Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebesar 5 dokter gigi per 100.000

penduduk. Rasio tersebut masih dibawah target yang ditetapkan untuk tahun 2019

yaitu 13 dokter gigi per 100.000 penduduk.

4. Bidan

Jumlah Tenaga Bidan di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 sebanyak

2505 orang lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah bidan pada tahun 2014

sebanyak 2.478 orang. Rasio Tenaga Bidan per 100.000 penduduk tahun 2015 adalah

100.40 per 100.000 penduduk. Rasio tersebut masih dibawah target yang ditetapkan

untuk tahun 2019 yaitu 120 bidan per 100.000 penduduk.

5. Perawat

Tenaga perawat di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 sebanyak 4652

orang lebih banyak bila di bandingkan dengan jumlah perawat pada 2014 sebanyak

4608 orang, sedangkan rasio tenaga perawat per 100.000 penduduk pada tahun

2015 adalah 186,45 per 100.000 penduduk. Rasio tersebut sudah diatas target yang

ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu 180 bidan per 100.000 penduduk. Namun perlu

diperhatikan penyebaran tenaga perawat di Provinsi Kalimantan Tengah masih belum

merata, tenaga perawat banyak terkonsentrasi di daerah perkotaan saja.

6. Apoteker

Jumlah tenaga Apoteker di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015

adalah 128 orang. Berdasarkan jumlah apoteker dan jumlah penduduk disusun rasio

apoteker per 100.000 penduduk. Rasio apoteker di Provinsi Kalimantan Tengah pada

tahun 2015 sebesar 5 apoteker per 100.000 penduduk. Rasio tersebut masih dibawah

target yang ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu 12 apoteker per 100.000 penduduk.

7. Sarjana Kesehatan Masyarakat

Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah tahun

2015 berjumlah 248 kurang lebih sama dengan jumlah tenaga kesehatan mayarakat

pada tahun 2014 yang berjumlah 248 orang. Rasio tenaga kesehatan masyarakat per

100.000 penduduk pada tahun 2015 sebesar 9.9 per 100.000 penduduk. Rasio

tersebut masih dibawah target yang ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu 16 Sarjana

Kesehatan Masyarakat per 100.000 penduduk.

8. Tenaga Sanitasi

Tenaga sanitasi terdiri dari Sarjana kesehatan lingkungan, D-III sanitasi dan

D-I sanitasi. Jumlah Tenaga Sanitasi di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015

Page 129: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 113

sebanyak 191 orang, lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah sanitarian yang

bekerja pada sarana kesehatan pada tahun lebih 2014 sebanyak 202 orang. Rasio

tenaga sanitarian per 100.000 penduduk tahun 2015 adalah 8,0 lebih sedikit bila

dibandingkan dengan rasio sanitarian pada tahun 2014 sebesar 8.27. Rasio tersebut

masih dibawah target yang ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu 18 Sanitarian per

100.000 penduduk.

9. Tenaga Gizi

Tenaga gizi terdiri dari nutrisionis dan dietisen. Jumlah Tenaga gizi di Provinsi

Kalimantan Tengah tahun 2015 sebanyak 340 orang lebih sedikit bila dibandingkan

dengan jumlah tenaga gizi pada tahun 2014 sebanyak 347 orang. Rasio tenaga gizi

per 100.000 penduduk tahun 2015 adalah 13.6 per 100.000 penduduk. Rasio

tersebut masih dibawah target yang ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu 14 tenaga gizi

per 100.000 penduduk.

10. Keterapian Fisik

Pada tahun 2015 jumlah tenaga keterapian fisik yang bekerja di sarana

pelayanan kesehatan sebanyak 50 orang. Berdasarkan jumlah tenaga keterapian fisik

dan jumlah penduduk disusun rasio tenaga keterapian fisik per 100.000 penduduk.

Rasio tenaga keterapian fisik di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebesar

2 tenaga keterapian fisik per 100.000 penduduk. Rasio tersebut masih dibawah target

yang ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu 5 tenaga keterapian fisik per 100.000

penduduk.

11. Keterapian Medis

Pada tahun 2015 jumlah tenaga keterapian medis yang bekerja di sarana

pelayanan kesehatan sebanyak 446 orang. Berdasarkan jumlah tenaga keterapian

medis dan jumlah penduduk disusun rasio tenaga keterapian medis per 100.000

penduduk. Rasio tenaga keterapian medis di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun

2015 sebesar 18 tenaga keterapian medis per 100.000 penduduk. Rasio tersebut

sudah diatas target yang ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu 16 tenaga keterapian

medis per 100.000 penduduk.

Page 130: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,

Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 2015 114

BAB VIII P E N U T U P

Keberadaan data dan informasi tentang situasi pembangunan kesehatan di suatu

daerah sangat penting bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen.

Penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan

dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.

Di bidang kesehatan, data dan informasi diperoleh melalui penyelenggaraan sistem

informasi kesehatan baik yang dikembangkan oleh pusat maupun yang dikembangkan

oleh masing-masing daerah. Salah satu luaran utama dari penyelenggaraan dari sistem

informasi kesehatan sejak tahun 1998, telah dikembangkan paket sajian data dan

informasi oleh Pusat Data Kesehatan RI yaitu berupa buku profil kesehatan yang

merupakan kumpulan informasi yang sangat penting tentang gambaran kesehatan di

suatu daerah. Untuk itu buku profil ini sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan,

lintas sektor maupun masyarakat.

Profil Kesehatan Provinsi diharapkan dapat memberikan gambaran secara garis

besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah

dicapai oleh Provinsi Kalimantan Tengah baik secara umum maupun berdasarkan gender

sepanjang tahun 2015. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kualitas Profil

Kesehatan Provinsi, perlu terobosan dalam mekanisme pengumpulan data dan informasi

secara cepat, tepat dan akurat khususnya yang bersumber dari Kabupaten/Kota dan

pusat-pusat pelayanan kesehatan lainnya.

Palangka Raya, September 2016

Page 131: Profil Kesehatan 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Kesehatan...Hasil Pembangunan kesehatan pada tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah ... belum mencapai target seperti AKI, ... partisipasi,