1

PROFIL KEPALA BAKAMLA NAMA DR. DESI ALBERT MAMAHIT, M.Sc.

NRP 8312/P

KODE KORPS P

JABATAN KEPALA BAKAMLA & REKTOR UNHAN

PANGKAT LAKSAMANA MADYA TNI

ANGKATAN TNI AL

TEMPAT/TGL. LAHIR BANDUNG, 22-DESEMBER-1959

JENIS KELAMIN LAKI-LAKI

AGAMA KRISTEN PROTESTAN

SUKU BANGSA MANADO

STATUS KAWIN KAWIN

LULUSAN AKABRI LAUT (AKADEMI ANGKATAN LAUT, ANGKATAN -29),

SURABAYA, TH. 1984

ALAMAT JL. CILANDAK IX NO. 5 JAKARTA SELATAN

RIWAYAT JABATAN

14-01-1985 ARMATIM / SATKOR / SEBAGAI KEPALA DIVISI NAVIGASI KRI MARTADINATA-342

26-09-1986 ARMATIM / SATKOR / SEBAGAI KEPALA DIVISI PUSAT INFORMASI TEMPUR KRI SAMADIKUN-341

20-01-1987 ARMATIM / SATKOR / SEBAGAI KEPALA DIVISI NAVIGASI KRI SAMADIKUN-341

21-07-1987 ARMABAR / SATROL / SEBAGAI KOMANDAN KRI SAWANGI-854

29-04-1988 OJT/ PENUGASAN DI KAPAL PERANG PERANCIS (PH JEANNE D’ARC)

22-12-1989 ARMATIM / SATKAT / SEBAGAI PS KEPALA DEPARTEMEN OPERASI KRI MANDAU-621

01-10-1990 ARMATIM / MAKOARMA / DPB DENMAKO / MELAKSANAKAN DIKPESPA

03-09-1991 ARMATIM / SATKOR / SEBAGAI KEPALA DIVISI KOMUNIKASI KRI OSWALD SIAHAAN-345

23-09-1991 ARMATIM / SATKOR / SEBAGAI WS KEPALA DIVISI NAVIGAS KRI OSWALD SIAHAAN-345

04-06-1992 ARMATIM / SATKOR / SEBAGAI WS KEPALA DEPARTEMEN OPERASI KRI OSWALD SIAHAAN-345

15-01-1994 ARMATIM / SATKOR /SEBAGAI WS PERWIRA STAF OPERASI

01-08-1994 ARMATIM / MAKOAMAR / DPB DENMAKO / MELAKSANAKAN DIKLAPA II

23-02-1995 MABESAL / DEPOPS / DITOPSLATAL / SUBDIT LAT / SEBAGAI KEPALA SUBSI LATIHAN UTAMA & LATIHAN KHUSUS

01-07-1995 SEBAGAI UNITED NATIONS MILITARY OBSERVER IN FORMER YUGOSLAVIA (BOSNIA, KROASIA & SERBIA)

2

TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN

KEGIATAN BAKAMLA TAHUN 2015

PERMASALAHAN UTAMA SEKTOR KELAUTAN

HARAPAN DAN LANGKAH KEDEPAN 4

2

OUT LINE

3

3

1

PERMASALAHAN UTAMA SEKTOR KELAUTAN

Badan Keamanan Laut RI 4

8 PERMASALAHAN UTAMA SEKTOR KELAUTAN

Badan Keamanan Laut RI 5

1. TATA BATAS WILAYAH LAUT INDONESIA YG BELUM JELAS;

2. PENATAAN RUANG LAUT YG BLM LENGKAP DAN PARSIAL;

3. PER-UU YG BELUM LENGKAP DAN MSIH TUMPANG TINDIH;

4. PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DI LAUT;

5. LEMAHNYA PENGAWASAN DAN GAKKUM DI LAUT;

6. SISTEM DATA DAN INFORMASI TERKAIT WILAYAH LAUT

PENGGUNAAN RUANG LAUT, DAN PEMANFAATANNYA BELUM

LENGKAP DAN TIDAK TERINTEGRASI;

7. BELUM OPTIMALNYA PENERIMAAN NEGARA;

8. BELUM OPTIMALNYA PROGRAM PEMERINTAH UTK

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG

MENGGANTUNGKAN HIDUPNYA PADA LAUT.

KONDISI PENEGAKAN HUKUM DI LAUT

12

NM

24

NM

20

0 N

M

35

0 N

M

KN HUBLA

KRI

DJBC

KKP

POLRI

DJBC

KKP

KRI

KKP

KRI KRI

PERIKANAN

PABEAN

PERIKANAN & ZEE

PERIKANAN

PA

BE

AN

, FISKA

L, IM

IGR

ASI &

SAN

ITA

SI

KE

DA

ULA

TA

N P

EN

UH

WILAYAH PERAIRAN INDONESIA WILAYAH YURISDIKSI INDONESIA

GA

RIS P

AN

GK

AL

DLK

R - D

LKP Z

EE

LAU

T B

EB

AS/LE

PA

S (LA

ND

AS K

ON

TIN

EN

)

PELABUHAN

KET:· TNI AL : TZMKO, UU 17/1985 (UNCLOS), UU

5/1985 (ZEEI), UU 5/1990 (SD HAYATI), UU 32/2009 (LH), UU 31/2004 (PERIKANAN), UU 17/2008 (PELAYARAN), UU 43/2008 (WILNEG)

· POLRI : TZMKO, STBLD 1918 N0 126, UU 17/1985 (UNCLOS), UU 5/1990 (SD HAYATI), UU 32/2009 (LH), UU 31/2004 (PERIKANAN), UU 17/2008 (PELAYARAN), UU 43/2008 (WILNEG), UU 05/1997 (PSIKOTROPIKA), UU 41/1999 (KEHUTANAN), UU 22/2001 (MINERBA), UU 35/2009 (NARKOBA)

· HUBLA : TZMKO, UU 17/1985 (UNCLOS), UU 17/2008 (PELAYARAN)

· BC : UU 17/1985 (UNCLOS), UU 10/1995 (KEPABEANAN)

· KKP : UU 17/1985 (UNCLOS), 31/2004 (PERIKANAN), UU 27/2009 (WILAYAH PESISIR)

LANDAS KONTINEN

KN HUBLA

Laut Teritorial Zona

Tambahan ZEE Laut Lepas

6

KONDISI PENANGANAN TINDAK PIDANA DI LAUT

7

..LANJUTAN KONDISI PENANGANAN TINDAK PIDANA DI LAUT

JUMLAH UNDANG-UNDANG : 26, INSTANSI BERWENANG : 10 8

9

MULTY AGENCY SINGLE TASK

TNI AL

UU 34 TH. 2004

POLRI

UU 2 TH. 2004

KEMENHUB

UU NO 6 TH. 1996

KKP

UU 31 TH. “04, UU 45 TH “09

BEA CUKAI

UU 10TH, 1995

469 480 138 37 120

TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN

Badan Keamanan Laut RI 10

PEMBANGUNAN KELAUTAN

UU No.32/2014 tentang KELAUTAN

11

WILAYAH LAUT 1. Wilayah

Perairan (Pedalaman, Kepulauan & Laut Teritorial

2. Wilayah Yurisdiksi (Zona Tambahan, ZEE, Landas Kontinen

Pengelolaan Kelautan: 1. Industri

Kelautan 2. Wisata

Bahari 3. Perhubung

an Laut 4. Bangunan

Laut

Pengembangan Kelautan: 1. Pengembang

an SDM 2. Riset IPTEK 3. Sistem

Informasi & Data Kelautan

4. Kerjasama Kelautan

Pengelolaan Ruang Laut & Perlindungan Lingkungan Laut: 1. Perencanaan 2. Pemanfaatan 3. Pengawasan 4. Pengendalian

Pertahanan, Keamanan, Penegakkan Hukum & Keselamatan Laut: 1. Pertahanan 2. Keamanan, Penegakkan

Hukum & Keselamatan Laut

Tata Kelola & Kelembagaan Laut: 1. Sistem hukum dan Tata

Pemerintahan 2. Sistem Perencanaan,

Koordinasi, Pemonitoran, Evaluasi

PERPRES NO. 178/2014 tentang BADAN KEAMANAN LAUT

12

Pasal 2

TUGAS: Melakukan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia.

Pasal 3 FUNGSI: 1. Menyusun kebijakan nasional di bidang

keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

2. Menyelenggarakan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

3. Melaksanakan penjagaan, pengawasan, pencegahan, dan penindakan pelanggaran hukum di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

4. Menyinergikan dan memonitor pelaksanaan patroli perairan oleh instansi terkait;

5. Memberikan dukungan teknis dan operasional kepada instansi terkait;

6. Memberikan bantuan pencarian dan pertolongan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia; dan

7. Melaksanakan tugas lain dalam sistem pertahanan nasional.

Pasal 4 KEWENANGAN : 1. Melakukan pengejaran

seketika; 2. Memberhentikan,

memeriksa, menangkap, membawa, dan menyerahkan kapal ke instansi terkait yang berwenang untuk pelaksanaan proses hukum lebih lanjut; dan

3. Mengintegrasikan sistem informasi keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia.

KEGIATAN BAKAMLA TAHUN 2015

Badan Keamanan Laut RI 13

SUB-ISU STRATEGIS 5 BIDANG HANKAM: SASARAN & ARAH KEBIJAKAN (Sumber BAPPENAS)

14

SASARAN:

Menguatnya keamanan laut dan daerah perbatasan

ARAH KEBIJAKAN:

1. Meningkatkan pengawasan dan penjagaan, serta penegakan hukum di laut dan daerah perbatasan;

2. Meningkatkan sarana dan prasarana pengamanan laut dan daerah perbatasan;

3. Meningkatkan sinergitas pengamanan laut dan daerah perbatasan.

SUB-ISU STRATEGIS 5 BIDANG HANKAM : STRATEGI & KELUARAN (Sumber BAPPENAS)

15

STRATEGI

1. Meningkatkan sarana prasarana dan kegiatan operasi pengamanan dan keselamatan di laut dan wilayah perbatasan, termasuk peningkatan kapasitas peralatan surveillance keamanan laut;

2. Menambah pos pengamanan perbatasan darat;

3. Memperkuat kelembagaan Keamanan Laut, termasuk peningkatan koordinasi dan pemantapan Komando Keamanan Laut;

4. Intensifikasi dan ekstensifikasi operasi keamanan dan keselamatan di wilayah laut yurisdiksi nasional, termasuk di area poros maritim dan tol laut;

5. Pengembangan kemampuan Polri di bidang kemaritiman.

KELUARAN

1. Terlaksananya 12 operasi keamanan laut secara bersama di wilayah perairan yurisdiksi Indonesia/tahun

2. Terbangunnya sarana dan prasarana pendukungnya keamanan laut

3. Pembangunan pos perbatasan darat (150 pos) dan laut (30 pos)

4. Pengembangan kemampuan Polri untuk mendukung bidang kemaritiman

SUB-ISU STRATEGIS 5 BIDANG HANKAM : KERANGKA REGULASI & KELEMBAGAAN (Sumber BAPPENAS)

16

KERANGKA REGULASI KERANGKA KELEMBAGAAN

NO Sasaran

Strategis

Regulasi Terkait

Yang Sudah Ada

Kebutuhan

Regulasi

5 Penguatan

Keamanan Laut

dan Daerah

Perbatasan

a. UU No. 32/2014

Tentang

Kelautan

b. Perpres

178/2014

Tentang Badan

Keamanan Laut

PP Tentang Tata

Kelola dan

Kelembagaan

Keamanan Laut

NO Sasaran

Strategis

Kelembagaan

Terkait Yang

Sudah Ada Kerangka Kelembagaan

5 Penguatan

Keamanan Laut

dan Daerah

Perbatasan

Badan

Keamanan Laut

a. Penguatan Koordinasi

Keamanan Laut

b. Penguatan Kelembagaan

Bakamla Regional/Daerah

Kegiatan Bakamla Jan - Juli 2015

Badan Keamanan Laut RI 17

1. OPERASI NUSANTARA I S/D VIII DAN OPERASI PALAPA I S/D III

SELAMA JANUARI – JULI 2015, DENGAN PERIODE WAKTU TERTENTU

(30 HARI PER OPERASI);

2. DAERAH OPERASI PERAIRAN WILAYAH INDONESIA;

3. SASARAN OPERASI :

IUU FISHING, PENYELUNDUPAN/PEREDARAN NARKOBA,

PEROMPAKAN, ILEGAL BBM, PENGANGKUTAN ILEGAL MELALUI LAUT,

PELANGGARAN KEIMIGRASIAN, PELANGGARAN DOK.PELAYARAN,

PERLINDUNGAN MARITIM, PENGAWASAN BMKT, DAN

PERLINDUNGAN AKTIFITAS NELAYAN.

Kegiatan Kamla di BALI,NTB & NTT

Badan Keamanan Laut RI 18

1. BALI : SEMILOKA DAN PELATIHAN DENGAN TEMA “MEMBANGUN VISI KEMARITIMAN BALI GUNA MENUNJANG

PARIWISATA BAHARI SECARA BERKELANJUTAN” ;

PELATIHAN PENGAMANAN PANTAI (LIFEGUARD) DAN BANTUAN PERALATAN KESELAMATAN (LIFE

JACKET)KEPADA KELOMPOK NELAYAN;

PEMBINAAN KEPADA PERSONIL PENGAMANAN PANTAI (LIFEGUARD) DAPAT MENJADI BRENCHMARKING

MODEL BAGI PROPINSI LAIN DI INDONESIA DALAM MENINGKATKAN POTENSI MARITIM WILAYAH;

ADA BEBERAPA ISU KEAMANAN LAUT (PENGEMBOMAN IKAN DAN KERUSAKAN EKOSISTEM

LAUT/TERUMBU KARANG DLL) DI WILAYAH BALI;

PEMANFAATAN RCC BAKAMLA DI KARANGASEM - BALI UNTUK PEMANTAUAN KEAMANAN LAUT DI

WILAYAH BALI.

2. NTB : RAPAT KOORDINASI ADVOKASI HUKUM DAN PELATIHAN HUKUM LAUT DI MATARAM PADA BULAN APRIL

2015;

PENYIDIK DAN PENUNTUT UMUM YANG BERTUGAS DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT, BALI DAN JAWA

TIMUR SERTA PERSONEL BAKAMLA DARI RCC KARANG ASEM DAN KANTOR ZONA MARITIM WILAYAH

TENGAH BAKAMLA.

3. NTT : OPERASI SHEAR WATER BILATERAL II/ 2015 (BAKAMLA- ACPBS) TGL 22 – 27 FEBRUARI 2015.

KANTOR RCC DI KUPANG UNTUK PEMANTAUAN KEAMANAN LAUT DI WILAYAH NTT DAN

SEKITARNYA

PERAN & UPAYA BAKAMLA (Single Agency Multi Task)

Badan Keamanan Laut RI 19

DISPERSI UNSUR/ASSETS BAKAMLA

Sibolga

RIB R-01

KSOP SIBOLGA

CAT KAMLA 1201

LANAL LAMPUNG

1. KN. BGL-4801

2. CAT. KAMLA 1203

3. RIB R-10

SATGAS I BATAM

RIB R-07

LANAL BANTEN

CAT KAMLA 1208

SYABANDAR BLW

CAT KAMLA 1204

KPLP JAKARTA

1. RIB R-05

2. RIB R-08

LANAL TAREMPA

CAT. KAMLA 1205

PEMKAB SAMBAS

RIB R-04

LANAL CILACAP

RIB R-06

LANAL

YOGYAKARTA

RIB R-02

SATPOLAIR

PLORES PANGKEP

KN. SGL-4802

SATGAS II MANADO

CAT. KAMLA 1206

LANTAMAL VIII MND 1. CAT KAMLA 1202

2. RIB R-09

LANTAMAL VII KPG

RIB R-03

LANAl ROTEE

KN. KDL-4803

SATGAS III AMBON

CAT. KAMLA 1207

LANAl TUAL

Sambas

Tarempa Belawan

Jakarta Banten

Bitung

Pangkep

Kupang

Rotee

Ambon

Tual

KETERANGAN : 1. Jumlah Kapal Tipe 48 = 3 unit 2. Jumlah Catamaran = 8 unit 3. Jumlah RIB = 10 unit 4. MRCC = 3 kantor 5.GS = 2 kantor 6.RCC = 11 kantor

KANTOR KAMLA ZONA MARITIM

BARAT

KANTOR KAMLA ZONA MARITIM

TENGAH

KANTOR KAMLA ZONA MARITIM

TIMUR

Batam

KN 48 MTR RIB CATAMARAN

20

BADAN KEAMANAN LAUT

SISTEM PERINGATAN DINI BAKAMLA DAN INTEGRASI

SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN LAUT

21

22

ILUSTRASI DETEKSI KAPAL VIA AISAT BAKAMLA

ILUSTRASI KONSEP DISPERSI KANTOR KAMLA ZONA MARITIM

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

III/ PADANG

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

II/ BATAM

2A

2B

2C

2E

2D

2H

2G

2F

2L

2N

2M

1C

2P

1D

1B

1L

1M

1J

1N

1A

3D

3C

3A

1F

1G 1E

2K

2J

3J 3H 3B

3E 3F 3G

1H

1K

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

I/ MEDAN

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

V/CILACAP

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

VI/MAKASSAR

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

VII/BALIKPAPAN

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

XI/JAYAPURA

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

X/AMBON

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

VIII/MANADO

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

IV/NATUNA

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

IX/KUPANG

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

XII/MERAUKE

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

III/ PADANG

KANTOR KAMLA

ZONA MARITIM

II/ BATAM

23

LEGENDA :

1. RENCANA

2. SUDAH ADA

SATU KOMANDO

PENGENDALIAN

DIPERKUAT

DENGAN

TEKNOLOGI

INFORMASI

(EWS, INTELIJEN)

POLA OPERASI :

TERPADU DAN

TERINTEGRASI

OPERASI MANDIRI

PATROLI DENGAN

MENGEDEPANKAN

EWS/SPD

SEMUA GIAT

KAMLA

DILAPORKAN KE

BAKAMLA

SISTEM OPERASI

EFISIEN & EFEKTIF

SINGLE AGENCY MULTY TASK

MEKANISME OPERASI :

PENGINTEGRASIAN POLA

& SISTEM OPERASI

KEAMANAN DAN

KESELAMATAN DI

PERAIRAN INDONESIA

PENGINTEGRASIAN/

TEKNOLOGI KEMARITIMAN

(DETEKSI, AISAT, LRIT,

EWS) DAN INTELIJEN

MARITIM

LOGISTIK TERPADU

ADVOKASI HUKUM

PENANGANAN PERKARA

(PERCEPATAN

PENYELESAIAN PERKARA

& KEPASTIAN HUKUM

PROSES HUKUM OLEH

UNIT PENINDAKAN HUKUM

BAKAMLA 24

KETERPADUAN DALAM OPS BAKAMLA

PERPRES RI

NO. 178/2015

TUGAS POKOK MELAKUKAN PATROLI

KEAMANAN DAN KESELAMATAN DI WIL PER

INDONESIA DAN WIL YURIDIKSI INDONESIA

MENYUSUN KEBIJAKAN NAS DIBIDABD KAMLA DAN KESLA

SINERGIKAN DAN MONITOR PELAKS PATROLI PERAIRAN

OLEH INSTAMSI TERKAIT

25

HARAPAN BAKAMLA

DUKUNGAN INFORMASI DARI STAKEHOLDER

DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA

MASING-MASING INSTANSI BEKERJA SECARA PROFESIONAL DEMI KEPENTINGAN NASIONAL

MEMBANGUN DAN MEMELIHARA SOLIDITAS APARAT

MENGHORMATI TUGAS DAN WEWENANG INSTANSI LAIN

MEMBANGUN MEKANISME/FORUM KOORDINASI UNTUK SINERGI DAN MENCARI SOLUSI DARI PERBEDAAN YANG TIMBUL DI LAPANGAN

OPERASI KEAMANAN DAN KESELAMATAN LAUT BERADA DIBAWAH KENDALI OPERASI BAKAMLA

LOGISTIK TERPADU

SEMUA GIAT KAMLA DILAPORKAN KEPADA BAKAMLA

26

BADAN KEAMANAN LAUT

Langkah Kedepan

1. Bakamla telah menyusun RPP tentang Patroli Keamanan dan Keselamatan, yang merupakan dasar hukum pelaksanaan operasi terintegrasi. Kedepannya sinergitas operasi akan dimulai dari tahap perencanaan sehingga dalam pelaksanaannya patroli keamanan laut dapat dilakukan secara terpadu dan terintegrasi;

2. Operasi keamanan dan keselamatan terpadu dan terintegrasi dalam RPP tentang Patroli Keamanan dan Keselamatan berada dibawah Komando dan Kendali Bakamla, sehingga dislokasi unsur patroli kedepannya tidak overlapping wilayah operasi dan seluruh wilayah Indonesia terdapat unsur patroli nasional;

3. Bakamla akan membentuk UPH yang merupakan representasi penyidik-penyidik dari Instansi Terkait guna melakukan penyelidikan, pendindakan, dan pemeriksaan pendahuluan guna memastikan tangkapan operasi dapat dilanjutkan oleh penyidik lanjutan/penyidik di darat agar penanganan perkara dapat dilaksanakan secara cepat, tepat dan tuntas;

4. Dalam rangka mengintegrasikan sistem informasi keamanan dan keselamatan laut, Bakamla akan mengintegrasikan sistem-sistem pemantauan laut yang dimiliki oleh instansi terkait di Puskodal Bakamla;

27

BADAN KEAMANAN LAUT

Lanjutan

5. Dalam pelaksanaan tugasnya Bakamla memberikan

dukungan teknis dan operasional dalam bentuk :

dukungan BBM untuk pelaksanaan patroli, dukungan data

dan informasi, telaah dan pendapat hukum, dukungan

anggaran untuk penanganan perkara, dll;

6. Bakamla akan mendirikan Akademi Kamla guna mencetak

personel Kamla yang memiliki kemampuan multi-sector

dalam hal keamanan dan keselamatan laut;

7. Dalam meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas

Bakamla, kerjasama dengan instansi coast guard negara

lain akan terus ditingkatkan;

8. Menyusun Kebijakan Nasional Keamanan dan

Keselamatan Laut sesuai dengan amanat Pasal 62 huruf (a)

UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan.

28

HASIL PANTAUAN KAPAL MELALUI AISSAT BAKAMLA DI PERAIRAN INDONESIA

TANGGAL 3 AGUSTUS 2015

HASIL PANTAUAN KAPAL MELALUI AISSAT BAKAMLA DI PERAIRAN BALI, NTB DAN NTT

TANGGAL 3 AGUSTUS 2015

31

TERIMA KASIH

Badan Keamanan Laut RI

Raksamahiva Camudresu Nusantarasya

32