profesionalisme web programmer

8
PROFESIONALISME WEB PROGRAMMER Menjalani profesi dibidang IT, banyak orang yang melakukannya. Tapi bagaimana menjadi seorang profesional IT sendiri, masih banyak yang belum menjalaninya. IT adalah ladang kerja yang saat ini mulai dilirik oleh pencari kerja. Maraknya lembaga pelatihan dan pendidikan formal maupun non-formal yang mendidik dan menghasilkan lulusan di bidang IT, adalah salah satu contoh makin digemarinya lahan kerja yang satu ini. Meski boleh dibilang tidak murah namun banyak lulusan SMU/sederajat yang akhirnya memilih pendidikan lanjutan di bidang IT. Puncak karir seorang profesional IT di perusahaan adalah menjadi CIO (Chief Information Officer), yaitu pimpinan tertinggi di dalam organisasi (fungsi) teknologi informasi. Salah satu hasil penelitian menyatakan bahwa top 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang CIO antara lain adalah: 1. Kemampuan mendelegasikan tugas-tugas operasional 2. Kemampuan menjalankan otoritas pengeluaran / finansiil 3. Kemampuan menghindari posisi-posisi yang menimbulkan pertantangan 4. Kemampuan menginisiasi atau menjalin hubungan dengan unit-unit diluar IT 5. Kemampuan menggunakan bahasa dengan hati-hati (komunikasi verbal) Kemampuan / Kompetensi Web Programmer : Membuat desain grafis, baik itu web maupun animasi Perlu menguasai web design dan aplikasi berbasis web Menguasai pengembangan aplikasi web berbasis HTML dan ASP.Net ATAU aplikasi web berbasis HTML dan J2EE serta Struts Framework ATAU aplikasi web berbasis MySQL dan PHP. Web programmer bertugas untuk menghadirkan system dan layanan dari sebuah website. Berseberangan dengan web designer, hasil kerja dari seorang web programmer tidak secara mudah terlihat oleh user. System yang dibangun tidak dapat terlihat FAHMI ISTANTO TI. 12080570 TUGAS ETIKA PROFESI

Upload: fahmi-istanto

Post on 10-Jun-2015

1.312 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas etika profesi stmik el rahma

TRANSCRIPT

Page 1: Profesionalisme Web Programmer

PROFESIONALISME WEB PROGRAMMER

Menjalani profesi dibidang IT, banyak orang yang melakukannya. Tapi bagaimana menjadi seorang profesional IT sendiri, masih banyak yang belum menjalaninya.

IT adalah ladang kerja yang saat ini mulai dilirik oleh pencari kerja. Maraknya lembaga pelatihan dan pendidikan formal maupun non-formal yang mendidik dan menghasilkan lulusan di bidang IT, adalah salah satu contoh makin digemarinya lahan kerja yang satu ini. Meski boleh dibilang tidak murah namun banyak lulusan SMU/sederajat yang akhirnya memilih pendidikan lanjutan di bidang IT.

Puncak karir seorang profesional IT di perusahaan adalah menjadi CIO (Chief Information Officer), yaitu pimpinan tertinggi di dalam organisasi (fungsi) teknologi informasi. Salah satu hasil penelitian menyatakan bahwa top 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang CIO antara lain adalah:

1. Kemampuan mendelegasikan tugas-tugas operasional2. Kemampuan menjalankan otoritas pengeluaran / finansiil3. Kemampuan menghindari posisi-posisi yang menimbulkan pertantangan4. Kemampuan menginisiasi atau menjalin hubungan dengan unit-unit diluar IT5. Kemampuan menggunakan bahasa dengan hati-hati (komunikasi verbal)

Kemampuan / Kompetensi Web Programmer :

Membuat desain grafis, baik itu web maupun animasi Perlu menguasai web design dan aplikasi berbasis web Menguasai pengembangan aplikasi web berbasis HTML dan ASP.Net ATAU

aplikasi web berbasis HTML dan J2EE serta Struts Framework ATAU aplikasi web berbasis MySQL dan PHP.

Web programmer bertugas untuk menghadirkan system dan layanan dari sebuah website. Berseberangan dengan web designer, hasil kerja dari seorang web programmer tidak secara mudah terlihat oleh user. System yang dibangun tidak dapat terlihat ‘kecantikannya’ secara langsung oleh rata-rata user. Kecantikan sebuah system yang dapat dilihat dari segi struktur program, mungkin hanya dapat dinikmati oleh sesama web programmer yang mengerti benar tentang teknis – teknis pembangunan sebuah program. Karena kebanyakan user tidak benar – benar peduli tentang teknis pemograman, kecuali mereka yang memang bersinggungan dengan dunia pemrograman, maka fokus yang harus diperhatikan oleh seorang web programmer adalah efektifitas dan effisiensi dari program yang dibangunnya, termasuk kecepatan, keamanan dan kerapian system.

Mungkin seorang user tidak akan tahu atau tidak ingin tahu dan bahkan tidak harus tahu tentang teknologi mana yang dipakai oleh seorang web programmer. Oleh karenanya, membicarakan semua ‘geek talk’ tentang kehebatan sebuah system yang dipilih ditinjau dari segi teknisnya tidak akan membawa manfaat bagi user yang ada. Beberapa perusahaan di dunia internet sering membagi tugas web programmer dengan database administrator. Database administrator adalah sebuah profesi lain yang bertugas untuk membangun dan menjaga sebuah database agar tetap efektif dan efisien baik dari segi keamanan, kecepatan maupun kerapiannya.

FAHMI ISTANTOTI. 12080570

TUGAS ETIKA PROFESI

Page 2: Profesionalisme Web Programmer

Pada system yang relatif kecil, pekerjaan database administrator ini sering dirangkap oleh seorang web programmer. Tetapi bila sebuah system menjadi besar, maka pemecahan tanggung jawab menjadi hal yang krusial.

Dan Etika Seorang Programmer secara umum antara lain :

1. Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.

2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.

3. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk membingungkan atau tidak akurat.

4. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali telah membeli atau telah meminta izin.

5. Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua tanpa izin.

6. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.7. Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal

dalam suatu proyek secara bersamaan kecuali mendapatkan izin.8. Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode

programmer lain untuk mengambil keuntungan dalam menaikkan status.

9. Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.

10. Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja dalam11. pengembangan suatu proyek.12. Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.13. Tidak boleh mempermalukan profesinya.14. Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.15. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang

nantinya16. programmer akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.17. Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.18.

SERTIFIKASI

Profesionalisme itu bisa ditunjukkan dengan adanya sertifikasi atau penghargaan atas kemampuan yang dimiliknya. Jika ingin dianggap jago di bidang Internet, Anda bisa mengambil sertifikasi yang dikeluarkan oleh Certified Internet Web Master(CIW). Jalur sertifikasi CIW ini sangat beragam mulai sertifikasi untuk pemula sampai master.

Sertifikasi paling dasar yang sekaligus disyaratkan untuk mengambil sertifikasi untuk tingkat lebih lanjut adalah CIW Associates. CIW Associates adalah sertifikasi yang menguji penguasaan dasar teknologi Internet, seperti Web browser, FTP dan e-mail, Web page authoring menggunakan XHTML, dasar-dasar infrastuktur jaringan, dan manajemen proyek. Sertifikasi ini ditujukan bagi mereka yang bekerja sebagai business development, advertising, dan sales.

FAHMI ISTANTOTI. 12080570

TUGAS ETIKA PROFESI

Page 3: Profesionalisme Web Programmer

Jenjang berikutnya adalah CIW Profesional dan CIW Master. Untuk menjadi mendapat gelar master terdapat empat pilihan jalur spesialisasi, yaitu Master CIW Designer, Master CIW Administrator, Master CIW Web Site Manager, dan Master CIW Enterprise Develper. Masing-masing jalur memiliki pilihan spesialisasi yang harus ditempuh. Sebelum mencapai tingkat master, Anda dapat meraih gelar CIW Profesional jika bisa melewati ujian CIW Associate dan salah satu spesialisasi yang dari empat jalur yang tersedia tersebut.

Selain jalur tersebut, CIW juga memiliki beberapa pilihan sertifikasi khusus, seperti CIW Security Analist dan CIW Web Developer.

World Organization of Webmasters

Di bidang Internet, selain sertifikasi dari CIW juga ada sertifikasi yang dikeluarkan oleh World Organization of Webmasters (WOW). Sertifikasi yang dikeluarkan oleh WOW ini juga terdiri dari beberapa jenjang.

Jenjang dasar terdiri dari WOW Certified Apprentice Webmaster (CAW), WOW Certified Web Designer Apprentice (CWDSA), WOW Certified Web Developer Apprentice (CWDVA), dan WOW Certified Web Administrator Apprentice (CWAA). Sedangkan untuk jenjang yang lebih tinggi adalah WOW Certified Professional Webmaster (CPW).

Dengan sertifikasi CAW, seseorang dianggap memiliki pengetahuan dasar mengenai Internet dapat membuat layout halaman Web, membuat content yang kaya dan nyaman, membuat dan memanipulasi image. CWDSA lebih ditujukan bagi para calon Web Designer. Pada pilihan ini kandidat diharapkan menguasai seni mendesain Web agar lebih artistik dan menarik. CWDVA ditujukan bagi para pengembang Web yang lebih banyak berurusan dengan struktur dan interaksi dalam menciptakan situs Web. Sedangkan bagi para Web administrator jalur sertifikasi yang bisa diambil adalah CWAA yang lebih banyak berkecimpung dengan infrastruktur software dan hardware yang mendukung komunikasi Internet.

Jenjang yang lebih profesional atau CPW bisa langsung diraih secara otomatis jika kandidat berhasil memperoleh empat sertifikasi pada tingkat Apprentice.

Berbeda dengan sertifikasi CIW dimana ujian dapat Anda ikuti melalui testing center yang menjadi partner Promatic, sertifikasi dari WOW ini dapat Anda peroleh dengan mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh WOW.

WARTAWAN

FAHMI ISTANTOTI. 12080570

TUGAS ETIKA PROFESI

Page 4: Profesionalisme Web Programmer

adalah sebuah profesi. Dengan kata lain, wartawan adalah seorang profesional, seperti halnya dokter, bidan, guru, atau pengacara. Sebuah pekerjaan bisa disebut sebagai profesi jika memiliki empat hal berikut, sebagaimana dikemukakan seorang sarjana India, Dr. Lakshamana Rao:1. Harus terdapat kebebasan dalam pekerjaan tadi.2. Harus ada panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan itu.3. Harus ada keahlian (expertise).4. Harus ada tanggung jawab yang terikat pada kode etik pekerjaan. (Assegaf, 1987). Menurut saya, wartawan (Indonesia) sudah memenuhi keempat kriteria profesioal tersebut.

1. Wartawan memiliki kebebasan yang disebut kebebasan pers, yakni kebebasan mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. UU No. 40/1999 tentang Pers menyebutkan, kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara, bahkan pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, atau pelarangan penyiaran (Pasal 4 ayat 1 dan 2). Pihak yang mencoba menghalangi kemerdekaan pers dapat dipidana penjara maksimal dua tahun atau dena maksimal Rp 500 juta (Pasal 18 ayat 1).

1. Meskipun demikian, kebebasan di sini dibatasi dengan kewajiban menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah (Pasal 5 ayat 1).

2. Memang, sebagai tambahan, pada prakteknya, kebebasan pers sebagaimana dipelopori para penggagas Libertarian Press pada akhirnya lebih banyak dinikmati oleh pemilik modal atau owner media massa. Akibatnya, para jurnalis dan penulisnya harus tunduk pada kepentingan pemilik atau setidaknya pada visi, misi, dan rubrikasi media tersebut. Sebuah koran di Bandung bahkan sering “mengebiri” kreativitas wartawannya sendiri selain mem-black list sejumlah penulis yang tidak disukainya.

3. Jam kerja wartawan adalah 24 jam sehari karena peristiwa yang harus diliputnya sering tidak terduga dan bisa terjadi kapan saja. Sebagai seorang profesional, wartawan harus terjun ke lapangan meliputnya. Itulah panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan sebagai wartawan. Bahkan, wartawan kadang-kadang harus bekerja dalam keadaan bahaya. Mereka ingin –dan harus begitu– menjadi orang pertama dalam mendapatkan berita dan mengenali para pemimpin dan orang-orang ternama.

4. Wartawan memiliki keahlian tertentu, yakni keahlian mencari, meliput, dan menulis berita, termasuk keahlian dalam berbahasa tulisan dan Bahasa Jurnalistik.

5. Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik (Pasal 7 ayat (2) UU No. 40/1999 tentang Pers). Dalam penjelasan disebutkan, yang dimaksud dengan Kode Etik Jurnalistik adalah Kode Etik yang disepakati organisasi wartawan dan ditetapkan oleh Dewan Pers.

6. Kode Etik Jurnalistik (KEJ) pertama kali dikeluarkan dikeluarkan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia). KEJ itu antara lain menetapkan.

Berita diperoleh dengan cara yang jujur. Meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum menyiarkan

(check and recheck). Sebisanya membedakan antara kejadian (fact) dan pendapat

(opinion).

FAHMI ISTANTOTI. 12080570

TUGAS ETIKA PROFESI

Page 5: Profesionalisme Web Programmer

Menghargai dan melindungi kedudukan sumber berita yang tidak mau disebut namanya. Dalam hal ini, seorang wartawan tidak boleh memberi tahu di mana ia mendapat beritanya jika orang yang memberikannya memintanya untuk merahasiakannya.

Tidak memberitakan keterangan yang diberikan secara off the record (for your eyes only).

Dengan jujur menyebut sumbernya dalam mengutip berita atau tulisan dari suatu suratkabar atau penerbitan, untuk kesetiakawanan profesi.

Ketika Indonesia memasuki era reformasi dengan berakhirnya rezim Orde Baru, organisasi wartawan yang tadinya “tunggal”, yakni hanya PWI, menjadi banyak. Maka, KEJ pun hanya “berlaku” bagi wartawan yang menjadi anggota PWI. Namun demikian, organisasi wartawan yang muncul selain PWI pun memandang penting adanya Kode Etik Wartawan. Pada 6 Agustus 1999, sebanyak 24 dari 26 organisasi wartawan berkumpul di Bandung dan menandatangani Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI). Sebagian besar isinya mirip dengan KEJ PWI. KEWI berintikan tujuh hal sebagai berikut:

Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.

Wartawan Indonesia menempuh tatacara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.

Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang, dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat.

Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis, cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.

Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi.

Wartawan Indonesia memiliki Hak Tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai kesepakatan.

Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani Hak Jawab.

KEWI kemudian ditetapkan sebagai Kode Etik yang berlaku bagi seluruh wartawan Indonesia. Penetapan dilakukan Dewan Pers sebagaimana diamanatkan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers melalui SK Dewan Pers No. 1/SK-DP/2000 tanggal 20 Juni 2000.Penetapan Kode Etik itu guna menjamin tegaknya kebebasan pers serta terpenuhinya hak-hak masyarakat. Kode Etik harus menjadi landasan moral atau etika profesi yang bisa menjadi pedoman operasional dalam menegakkan integritas dan profesionalitas wartawan. Pengawasan dan penetapan sanksi atas pelanggaran kode etik tersebut sepenuhnya diserahkan kepada jajaran pers dan dilaksanakan oleh organisasi yang dibentuk untuk itu. KEWI harus mendapat perhatian penuh dari semua wartawan. Hal itu jika memang benar-benar ingin menegakkan citra dan posisi wartawan sebagai “kaum profesional”. Paling tidak, KEWI itu diawasi secara internal oleh pemilik atau manajemen redaksi masing-masing media massa.

Referensi : www.romeltea.com

FAHMI ISTANTOTI. 12080570

TUGAS ETIKA PROFESI

Page 6: Profesionalisme Web Programmer

FAHMI ISTANTOTI. 12080570

TUGAS ETIKA PROFESI