profesi & etika

Upload: bernadinadwi

Post on 02-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

profesi dan etika

TRANSCRIPT

Nama : Arvin GozaliNIM : 515120003Tugas Profesi dan Etika

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,[[teknik desainer, tenaga pendidik.Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi:1 Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.2 Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.3 Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.4 Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.5 Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.6 Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.7 Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.8 Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.9 Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.10 . Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika). Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat. Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat. Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur etika maka kita harus bertanya juga mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat etika:1. Non-empiris Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang konkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang konkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala konkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang konkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.2. Praktis Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu yang ada. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang apa yang harus dilakukan. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri argumentasi yang tahan uji.Etika TeologisAda dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti setelah memahami etika secara umum.Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis. Di dalam etika Kristen, misalnya, etika teologis adalah etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta memandang kesusilaan bersumber dari dalam kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi. Karena itu, etika teologis disebut juga oleh Jongeneel sebagai etika transenden dan etika teosentris. Etika teologis Kristen memiliki objek yang sama dengan etika secara umum, yaitu tingkah laku manusia. Akan tetapi, tujuan yang hendak dicapainya sedikit berbeda, yaitu mencari apa yang seharusnya dilakukan manusia, dalam hal baik atau buruk, sesuai dengan kehendak Allah.Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan apa yang diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, antara agama yang satu dengan yang lain dapat memiliki perbedaan di dalam merumuskan etika teologisnya. Nama saya Arvin Gozali, saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Saya lahir pada tanggal 24 juni 1993 di Jakarta. Saya berjenis kelamin laki-laki dan saya merupakan keturunan dari berbagai suku. Dimulai dari kakek saya yang asli penduduk Hongkong dan nenek saya berasal dari Tiongkok atau Cina daratan. Mereka adalah orang tua dari papa saya yang lahir dijakarta. Lalu dari Mama saya yang memiliki orang tua yaitu kakek saya yang kelahiran Kebumen dan juga nenek saya kelahiran Bukit Tinggi. Saya merupakan keturunan chinese. Saya beragama katolik dan saya dibaptis secara keagamaan dengan nama vinsensius sehingga nama saya bertambah panjang yaitu Vinsensius Arvin Gozali. Dan Gozali adalah nama marga dari kakek saya yang lahir diHongkong. Setelah saya dibaptis saat bayi berikutnya saya sekolah play goup,dan Tk di Jakarta daerah kemakmuran namanya tarsisius. Saat itu saya tinggal di Jakarta daerah Roxy bareng bersama nenek saya dan kedua orang tua saya serta adik-adik saya. Saya memiliki adik laki-laki dan adik perempuan. Adik pertama saya adalah laki-laki dan adik kedua saya adalah perempuan. Jarak antara saya dan adik saya satu tahun lebih hamper dua tahun begitu juga dari adik saya yang pertama dengan adik saya yang kedua memiliki jarak umur yang sama. Pada Tahun 1998 saya dan keluarga pindah ke perumahan Alam Sutera, Serpong. Tetapi nenek saya tetap dirumahnya yang di Jakarta. Saya pun pindah sekolah didaerah dekat rumah yang bernama Santa Laurensia. Sekolah baru saya ini besar sekali berbeda jauh dari sekolah saya yang lama serta memiliki fasilitas yang lengkap. Saya masuk sekolah baru ini dari kelas 1 SD sedangkan kedua adik saya masuk disekolah ini dari play group dan Tk. Saya dan adik saya sekolah disana sampai saya dan adik saya lulus SMA. Pada saat sekolah saya masuk keanggotaan dari agama saya yaitu dalam hal pelayanan. Saya menjadi Putera Altar dari angkatan pertama digereja saya. Sejak itu setiap minggu saya membantu pelayanan digereja. Saya pun mengikuti aturan keagamaan saya dengan menerima sakramen krisma sehingga nama saya menambah panjang lagi menjadi Ignasius Vinsensius Arvin Gozali. Saya dengan adik saya yang bertugas membantu pelayanan digereja. Saya saat sekolah kelas satu SMA berharap masuk ke jurusan IPA karena saya hobi dengan ilmu teknik tetapi saat itu nilai kimia saya kurang bagus sehingga saya masuk jurusan IPS. Setelah itu saya tetap berusaha saat pelajaran yang tidak saya minati tapi harus dijalani. Dan hasilnya pun saya menjadi sepuluh terbaik dari angkatan saya. Saya pun bersyukur karena sesuatu yang tidak saya sukai menjadi suatu hasil yang terbaik. Saya saat SMA berfikir untuk masuk teknik mesin tapi banyak universitas yang tidak terima jurusan teknik mesin dari jurusan IPS. Oleh karena itu saya mulai mencari universitas yang dapat menerima saya. Saya pun menemukan universitas yang dapat menerima saya yaitu universitas Tarumanagara. Saya pun mendaftar disana dengan jalur prestasi sehingga tidak perlu melakukan tes masuk cukup menyerahkan fotocopy rapor dari sekolah. Dan saya pun diterima di universitas tersebut. Saya pun senang diterima disana karena saya diterima oleh jurusan teknik mesin. Saya pun menjadi bersyukur karena diterima saat sekolah di jurusan IPS karena saya dapat belajar cara perekonomian dari suatu usaha dan saat kuliah saya menjadi bias menggabungkan ilmu usaha saya dan ilmu teknik saya sehingga saya bias menjadi lebih ahli dalam bidang saya. Saat ini saya mahasiswa semester enam dengan nilai yang cukup baik dan lancer sehingga saya optimis untuk lulus tiga setengah tahun agar saya dapat bekerja dengan cepat. Saat lulus nanti saya berfikir untuk bekerja mengembangkan usaha papa saya yang bergelut dibidang usaha besi baja dan barang-barang alat berat serta permesinan dari suatu industri. Saya ingin mengembangkan usaha papa saya dengan membuat pabrik dari pembuatan mesin pabrik serta pembuatan barang dari plastic. Saya memilih bidang ini karena saya melihat rekan-rekan papa saya yang sukses dalam bidang tersebut dan bidang ini diperlukan oleh banyak pihak sehingga jika saya ahli dalam bidang permesinan saya ingin membuat cita-cita saya menjadi kenyataan. Tetapi saya dalam setiap memikirkan hal tersebut memiliki rasa takut karena saya memikirkan kegagalan dan kerugian dalam usaha saya. Sebab saya bias dibilang orang awam yang ingin terjun dibidang baru yang belum pernah saya coba sebelumnya. Dari hal ini saya menjadi antusias untuk belajar dari orang tua saya. Diluar cita-cita saya tadi, saya pun berfikir untuk memiliki sebuah bengkel mobil dan motor karena kendaraan sangat sering digunakan oleh orang-orang. Maka saya berfikir bahwa usaha tersebut juga menguntungkan tetapi kembali kebidang saya tadi. Saya cuma bias belajar dari orang tua saya karena bengkel belum pernah saya pelajari sehingga sangat berbahaya bila dilaksanakan. Sebab saya memikirkan ibaratnya guru yang mengajarkan saya tidak ada dalam hal membuat bengkel tersebut. Dari hal ini saya pun memiliki batasan-batasan dari profesi saya yaitu membuat mesin press yang menggunakan hidrolik sebab saat ini industri memiliki mesin untuk melakukan proses produksi dari suatu perusahaannya. Dan saya pun berfikir modal yang saya keluarkan relatif terjangkau tetapi bila dijual menjadi suatu mesin memiliki harga jual yang tinggi. Oleh karena itu saya menjadi yakin untuk membuat usaha itu.Saya memiliki cita-cita menikah pada umur 27 tahun. Karena saya memiliki tujuan sebelum menikah harus memiliki rumah dan kendaraan terutama pekerjaan atau dibilang mapan karena saya berfikir untuk menikah harus sudah layaknya orang berkeluarga. Dan saya pun saat ini memiliki pacar yang baik. Kami berpacaran sejak tahun 2010 dan setelah lima tahun pacaran kami pun berkomitmen untuk menikah setelah mapan. Pacar saya jurusan kedokteran trisakti sehingga dia juga ingin bekerja agar sama-sama sukses. Sejak itu saya memiliki target menikah umur 27. Setelah menikah saya berfikir untuk memiliki anak dua kalau bias laki-laki dan perempuan karena jika ada anak laki-laki dapat membantu saudaranya yang perempuan. Dan anak laki-laki juga dapat melindungi keluarganya. Tetapi itu semua bila diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Saya juga berfikir untuk hidup sederhana agar semua kebutuhan saya sekeluarga terpenuhi.