prof dr ir diana arfiati ms kualitas sumberdaya ekosistem perairan tawar perlu dijaga 3089 id

2
Prof Dr Ir Diana Arfiati MS: Kualitas Sumberdaya Ekosistem Perairan Tawar Perlu Dijaga Dikirim oleh prasetya1 pada 25 Maret 2009 | Komentar : 0 | Dilihat : 3814 Masa depan kita dipengaruhi oleh kualitas air saat ini, karenanya kita harus bijaksana dalam memanfaatkan air sebaik dan seefisien mungkin agar tidak rusak serta dapat digunakan terus menerus. Demikian ungkap Prof Dr Diana Arfiati MS dalam orasi ilmiahnya sebagai guru besar yang berjudul "Strategi Peningkatan Kualitas Sumberdaya pada Ekosistem Perairan Tawar", Rabu (25/3) di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya. Diana dikukuhkan sebagai guru besar bidang Limnologi dan menjadi guru besar ke 6 untuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB, serta guru besar ke 168 untuk Universitas Brawijaya. Kebutuhan Air Tawar Lebih lanjut diungkapkan Diana, terjadinya sungai berawal dari sumber air di bagian hulu, lalu mengalir menuju laut karena pengaruh topografi. Secara alami dan selama perjalanannya ke muara, kondisi ekologis air sungai akan mengalami perubahan fisika, kimia dan biologi. Sungai sebagai salah satu sumber air tawar, memiliki karakteristik diantaranya memiliki cukup energi dan nutrient untuk kelestarian siklus rantai makanan, sebagai tempat menampung air larian untuk mengurangi banjir dan dapat memberikan kontribusi ekonomi melalui industri air mineral, jasa transportasi, budidaya ikan dan sebagainya. Dari jumlah air tawar yang ada, ungkap Diana, hanya 0,5 persen atau 0,2 juta mil kubik saja yang langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Di Indonesia, kebutuhan air tawar per kapita lebih kurang 60 liter yang digunakan untuk mandi, mencuci, memasak, minum dan sebagainya. Jumlah ini relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan air yang dibutuhkan penduduk Amerika sebanyak 450 s/d 650 liter per kapita. Ekosistem air Air tawar di bumi melalui proses penguapan, pembentukan awan, hujan, lalu menjadi air larian, air infiltrasi, dan muncul kembali ke permukaan bumi sebagai sumber air. Ekosistem perairan tawar dibedakan menjadi ekosistem perairan tawar tertutup yang dapat dilindungi dari pengaruh luar (kolam) serta perairan tawar terbuka seperti sungai, danau, waduk dan rawa yang selalu mendapat pengaruh dari luar dan tidak mudah untuk mencegah pengaruh luar itu. Perubahan ekosistem air secara ekologi akan mengakibatkan terganggunya migrasi ikan ke sungai, penurunan jumlah spesies serta perubahan fisika kimia air yang akan berdampak pada kemanfaatannya. Penanganan air limbah Hasil penelitian yang dilakukan Diana menunjukkan kondisi rendahnya keragaman organisme penghuni perairan terbuka seperti makrozoobenthos dan perifiton akibat limbah. Beberapa sungai yang telah tercemar diantaranya Sungai Leces Probolinggo, Sungai Rejoso Pasuruan dan Sungai Amprong Malang. Meskipun sungai memiliki kemampuan untuk membersihkan diri sendiri (self purification), Diana merekomendasikan untuk membangun sebuah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu di setiap RT atau RW, sebelum air limbah rumah tangga masuk ke perairan umum. Masyarakat di sekitar sungai pun tetap berkewajiban menjaga kebersihan sungai dan telah dipertegas pemerintah dengan pembentukan Undang-undang Sumberdaya Air nomor 7 tahun 2004. Curriculum Vitae Prof Dr Ir Diana Arfiati MS lahir di Malang 49 tahun silam. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di

Upload: rudi-tabuti-bahar-alexa

Post on 17-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ddd

TRANSCRIPT

  • Prof Dr Ir Diana Arfiati MS: Kualitas Sumberdaya Ekosistem Perairan Tawar Perlu Dijaga

    Dikirim oleh prasetya1 pada 25 Maret 2009 | Komentar : 0 | Dilihat : 3814

    Masa depan kita dipengaruhi oleh kualitas air saat ini, karenanya kita harus bijaksana dalam memanfaatkan air sebaik dan seefisien mungkin agar tidak rusak serta dapat digunakan terus menerus. Demikian ungkap Prof Dr Diana Arfiati MS dalam orasi ilmiahnya sebagai guru besar yang berjudul "Strategi Peningkatan Kualitas Sumberdaya pada Ekosistem Perairan Tawar", Rabu (25/3) di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya. Diana dikukuhkan sebagai guru besar bidang Limnologi dan menjadi guru besar ke 6 untuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB, serta guru besar ke 168 untuk Universitas Brawijaya.

    Kebutuhan Air TawarLebih lanjut diungkapkan Diana, terjadinya sungai berawal dari sumber air di bagian hulu, lalu mengalir menuju laut karena pengaruh topografi. Secara alami dan selama perjalanannya ke muara, kondisi ekologis air sungai akan mengalami perubahan fisika, kimia dan biologi. Sungai sebagai salah satu sumber air tawar, memiliki karakteristik diantaranya memiliki cukup energi dan nutrient untuk kelestarian siklus rantai makanan, sebagai tempat menampung air larian untuk mengurangi banjir dan dapat memberikan kontribusi ekonomi melalui industri air mineral, jasa transportasi, budidaya ikan dan sebagainya. Dari jumlah air tawar yang ada, ungkap Diana, hanya 0,5 persen atau 0,2 juta mil kubik saja yang langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Di Indonesia, kebutuhan air tawar per kapita lebih kurang 60 liter yang digunakan untuk mandi, mencuci, memasak, minum dan sebagainya. Jumlah ini relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan air yang dibutuhkan penduduk Amerika sebanyak 450 s/d 650 liter per kapita.

    Ekosistem airAir tawar di bumi melalui proses penguapan, pembentukan awan, hujan, lalu menjadi air larian, air infiltrasi, dan muncul kembali ke permukaan bumi sebagai sumber air. Ekosistem perairan tawar dibedakan menjadi ekosistem perairan tawar tertutup yang dapat dilindungi dari pengaruh luar (kolam) serta perairan tawar terbuka seperti sungai, danau, waduk dan rawa yang selalu mendapat pengaruh dari luar dan tidak mudah untuk mencegah pengaruh luar itu. Perubahan ekosistem air secara ekologi akan mengakibatkan terganggunya migrasi ikan ke sungai, penurunan jumlah spesies serta perubahan fisika kimia air yang akan berdampak pada kemanfaatannya.

    Penanganan air limbahHasil penelitian yang dilakukan Diana menunjukkan kondisi rendahnya keragaman organisme penghuni perairan terbuka seperti makrozoobenthos dan perifiton akibat limbah. Beberapa sungai yang telah tercemar diantaranya Sungai Leces Probolinggo, Sungai Rejoso Pasuruan dan Sungai Amprong Malang.Meskipun sungai memiliki kemampuan untuk membersihkan diri sendiri (self purification), Diana merekomendasikan untuk membangun sebuah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu di setiap RT atau RW, sebelum air limbah rumah tangga masuk ke perairan umum. Masyarakat di sekitar sungai pun tetap berkewajiban menjaga kebersihan sungai dan telah dipertegas pemerintah dengan pembentukan Undang-undang Sumberdaya Air nomor 7 tahun 2004.

    Curriculum VitaeProf Dr Ir Diana Arfiati MS lahir di Malang 49 tahun silam. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di

    http://prasetya.ub.ac.id/berita/Prof-Dr-Ir-Diana-Arfiati-MS-Kualitas-Sumberdaya-Ekosistem-Perairan-Tawar-Perlu-Dijaga-3089-id.htmlhttp://prasetya.ub.ac.id/berita/Prof-Dr-Ir-Diana-Arfiati-MS-Kualitas-Sumberdaya-Ekosistem-Perairan-Tawar-Perlu-Dijaga-3089-id.html

  • kota kelahirannya. Ibu tiga orang anak ini meraih gelar sarjana muda (1982) dan sarjana perikanan (1984) dari Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Brawijaya, serta magister Biologi Lingkungan ITB (1989) dan Doktor Ilmu Pertanian dengan minat lingkungan pesisir dari Universitas Brawijaya (2007). Diana bergabung dengan Universitas Brawijaya (UB) sebagai dosen pengajar sejak 1985. Pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan (1990-1993), Sekretaris Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan (1993-1996), Ketua Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan (1996-1999) serta Pembantu Dekan bidang Akademik Fakultas Perikanan UB (2000-2003). Penghargaan yang pernah diraih Diana diantaranya dosen teladan tingkat fakultas (1989) dan Satya Lencana Karya Satya 10 tahun (2004) dan 20 tahun (2008). Tercatat sedikitnya21 aktivitas penelitian serta 18 karya ilmiah telah dihasilkan oleh dosen mengajar mata kuliah Icthyologi, aveterbrata air, Limnologi, sumberdaya perikanan dan manajemen sumberdaya perikanan itu.[nun]