produk unggulan agrokompleks kediri
DESCRIPTION
Berisi tentang informasi mengenai produk unggulan agrokompleks di kediri , baik itu jenis moaupun komodias yang ada . mencakup tanaman maupun hewan.TRANSCRIPT
ANALISIS POTENSI SUMBERDAYA WILAYAH KABUPATEN KEDIRI
ANALISIS POTENSI PRODUK UNGGULAN BIDANG AGROKOMPLEKS DI WILAYAH KABUPATEN KEDIRI
Oleh:Sri Sulastri1, Hasyim1, Sofwani1, dan Soemarno21) Fakultas Pertanian, IPM, Malang2) Fakultas Pertanian UNiversitas Brawijaya
ABSTRAK
Kajian potensi ekonomi Produk Unggulan di wilayah Dati II Kabupaten Kediri ini dimaksudkan untuk memberikan arah, pedoman, dan landasan dalam rangka pembangunan ekonomi rakyat yang maju, efisien dan tangguh, dengan membentuk sentra-sentra produk unggulan di masing-masing wilayah pada Dati I Kabupaten Kediri. Tujuan kegiatan ini adalah: (1). Identifikasinya potensi, kondisi dan permasalahan produk/ komoditas unggulan yang sudah berkembang, sedang berkembang dan akan dikembangkan pada suatu wilayah; (2). Peningkatkan kualitas dan kuantitas produk unggulan pada sentra produksi daerah setempat, melalui upaya-upaya peningkatkan budidaya /teknologi produksi komoditas unggulan pada masing-masing wilayah; dan (3). Inventarisasi teknologi Produksi / budidaya maupun teknologi produksi komoditas unggulan, serta peningkatkan pengembangan sistem informasi bisnis dan informasi pasar komoditas unggulan. Beberapa hasil kajian diabstraksikan sbb:Produk unggulan wilayah merupakan produk hasil usaha masyarakat desa yang memiliki peluang pemasaran yang tinggi dan menguntungkan bagi masyarakat desa. Berdasarkan pada kriteria ini, beberapa produk unggulan pertanian adalah: Padi sawah; Padi Gogo; Jagung; Kedelai; Kacang Tanah; Kelapa; Kopi; Tebu; Sapi perah; Sapi Potong; Kambing/ Domba; Ayam Buras; Ayam ras; Pisang; Mangga; Rambutan; Jambu air; Semangka/Melon/Ketimun; Melinjo; Pepaya; Durian; Nangka; Cabe; dan Sukun.Pengembangan produk-produk unggulan wilayah dalam rangka untuk memberdayakan ekonomi rakyat setempat dapat dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan Koperasi Pengelola Produk Unggulan sebagai LEMBAGA EKONOMI RAKYAT YANG MENGAKAR & MANDIRI. Koperasi seperti ini dapat dikembangkan dari lembaga-lembaga ekonomi tradisional yang telah ada, atau melalui rekayasa sosial yang sesuai.Beberapa macam kendala dalam pemberdayaan ekonomi rakyat di wilayah pedesaan ialah (1) keterbatasan kapabilitas sumberdaya alam, (2) masih adanya lokasi yang terisolir dan terbatasnya sarana dan prasarana fisik, (3) keterbatasan penguasaan modal dan teknologi, (4) lemahnya kemampuan kelembagaan penunjang pembangunan di tingkat perdesaan, dan (5) masih rendahnya akses masyarakat terhadap peluang-peluang bisnis yang ada. Berdasarkan faktor pembatas dan kendala yang ditemukan disusunlah konsep strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangah usaha produk unggulan wilayah.Kelompok sasaran strategis dalam pengembangan produk unggulan wilayah adalah : (a)Kelembagaan sosial -tradisional yang ada di masyarakat, seperti koperasi, kelompok tani, kelompok peternak, Paguyuban dan lainnya; (b) Lembaga Kelompok tani komoditas yang telah ada; (c). Warung pengecer bahan pokok, baik milik perorangan, kelompok (pra koperasi), maupun waserda milik koperasi untuk diberdayakan / dikembangkan usahanya; (d). Pengusaha dan Pengusaha Kecil, baik perorangan maupun kelompok, terutama jama'ah masjid/Kopontren yang bersangkutan yang bergerak di bidang produksi agribisnis/agroindustri dan sektor lainnya untuk diberdayakan/dikembangkan, sehingga pada gilirannya dapat memperluas kesempatan kerja (menyerap tenaga kerja); dan (e) Tenaga Kerja Terampil untuk dilatih dan ditempatkan sebagai pendamping dan atau tenaga profesional / pengelola unit-unit usaha.Penerapan teknologi tepat guna diharapkan dapat membantu pengembangan usaha produksi produk unggulan di wilayah pedesaan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Keberadaan POSYANTEKDES (PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI PEDESAAN) di bawah kendali Koperasi Produk Unggulan dan bermitra dengan Perguruan Tinggi mampu menjadi wahana yang efektif dalam proses alih teknologi tepat guna di wilayah pedesaan. Kebun Teknologi ini dapat berfungsi ganda sebagai: (1). Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Tepat-guna, yang dapat diakses oleh para santri dan oleh masyarakat; (2) Pusat Penyuluhan, DEMOPLOT Ujicoba Penerapan Teknologi, dan Kaji Tindak ; (3). Pusat Pelayanan dan Informasi IPTEK yang mampu menjalin hubungan dengan jaringan informasi IPTEk yang lebih luas..
---------------Kata kunci: Produk Unggulan Wilayah
109
AGRITEK VOL.7 NO. 4 SEPTEMBER 1999PENDAHULUAN
Pembangunan daerah hingga Pelita VI saat ini telah membuktikan bahwa kebutuhan sumberdaya alam semakin banyak dan senantiasa menghadapi berbagai kendala yang semakin serius, terutama di wilayah perdesaan. Dalam kondisi seperti ini sangat diperlukan penajaman prioritas pemanfaatan sumberdaya alam dan pembinaan sumberdaya wilayah lain-nya dengan melibatkan secara penuh segenap warga setempat, terutama di daerah-daerah yang potensi sumber daya alamnya sangat terbatas dan kondisi pembangunan wilayahnya masih tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya. Dalam kondisi seperti ini diperlukan mekanisme perenca-naan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi proyek-proyek pembangunan ekonomi secara cepat, tepat dan akurat.Wilayah Kabupaten Kediri terbagi menjadi beberapa wilayah kecamatan yang masing-masing mempunyai karakteristik dan potensi wilayah yang berbeda-beda, baik potensi sumber daya manusia, sumberdaya alam, serta infrastruktur penunjang pembangunan. Hal ini mengisyaratkan adanya berbagai produk unggulan wilayah yang secara potensial dapat dikembankan. Potensi sumberdaya ini tampaknya masih belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal, terutama karena terbatasnya modal dan teknologi. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain karena masih terbatasnnya informasi teknologi dan informasi pasar yang diperlukan untuk mengembang kan wilayah tersebut, serta lemahnya akses masyarakat terhadap peluang-peluang bisnis yang ada.Suatu bentuk kelembagaan dengan ikatan-ikatan dan hubungan sosial-ekonomi berdasarkan kebutuhan masyarakat diperlukan dalam memba ngun Sentra Pengembangan Komo ditas Unggulan (SPAKU), sehingga memberikan manfaat dan memung kinkan keterlibatan penuh anggota-anggotanya. Langkah awal dalam upaya rekayasa dan peningkatan fungsi kelembagaan tersebut adalah mene mukan lembaga-lembaga tradisional yang tumbuh dalam komunitas perde saan khususnya dalam pengusahaan komoditas andalan, sejak penanaman, pertanahan, pengerahan tenaga kerja, perkreditan, panen dan pengolahan serta pemasaran hasil. Selanjutnya, keberhasilan sistem produksi menuntut adanya bentuk-bentuk kelembagaan yang lebih besar dan berorientasi ekonomis sehingga mampu mengelola sistem pertanian secara lebih efektif dan mampu meningkatkan kesejateran masyarakat. Dalam rangka pengem bangan komoditas unggulan yang berwawasan agroekosistem, dan mendukung upaya-upaya pemberda yaan ekonomi masyarakat, maka dipandang perlu untuk dilakukan identifikasi potensi komoditas UNGGUL AN wilayah serta strategi pengem bangannya. Salah satu upaya di wilayah Jawa Timur untuk mengentas kemiskinan masyarakat desa dan mencegah terjadinya kesenjangan antara desa-kota yang semakin melebar, ialah Gerakan Kembali ke Desa (GKD). Dengan GKD ini diharapkan pembangunan wilayah perdesaan dapat diselaraskan dengan wilayah lainnya yang lebih maju. Hal seperti ini dapat dicapai kalau pertumbuhan desa dapat dipacu sedemikian rupa sehinggga lebih cepat. GKD pada hakekatnya merupakan upaya teren-cana yang melibatkan kerjasama pemerintah , suasta dan segenap masyarakat untuk memberdayakan ekonomi masyarkat di wilayah perde-saan. Tujuan GKD secara lebih rinci adalah: (1). meningkatkan kesejah teraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja di perdesaan, (2) menciptakan pemerataan, mempersempit kesen-jangan, dan memperbaiki hubungan desa-kota, (3) meng gali potensi unggulan ekonomi lokal dan merang sang tumbuhnya peluang kerja dan kesempatan kerja dan berusaha, (4) mengeliminasi urbanisasi desa ke kota, (5) mendorong hubungan kerja yang harmonis antara pemerintah, suasta dan masya rakat, (6) menumbuhkan suasana kondusif bagi segenar masya rakat desa.Salah satu upaya di Jawa Timur untuk mengentas kemiskinan masyarakat desa dan mencegah terjadinya kesenjangan antara desa-kota yang semakin melebar, ialah Gerakan Kembali ke Desa (GKD). Dengan GKD ini diharapkan pembangunan wilayah perdesaan dapat diselaraskan dengan wilayah lainnya yang lebih maju. Hal seperti ini dapat dicapai kalau pertumbuhan desa dapat dipacu sedemikian rupa sehinggga lebih cepat. GKD pada hakekatnya meru pakan upaya terencana yang meli batkan kerjasama pemerintah , suasta dan segenap masyarakat untuk memba ngun wilayah perdesaan. Tujuan GKD secara lebih rinci adalah: (1). meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja di perdesaan, (2) menciptakan pemerataan, memper sempit kesenjangan, dan memperbaiki hubungan desa-kota, (3) menggali potensi unggulan ekonomi lokal dan merangsang tumbuhnya peluang kerja dan kesempatan kerja dan berusaha, (4) mengeliminasi urbanisasi desa ke kota, (5) mendorong hubungan kerja yang harmonis antara pemerintah, suasta dan masyarakat, (6) menum buhkan suasana kondusif bagi segenar masyarakat desa.Beberapa program prioritas yang harus dikembangkan dalam GKD ialah:
(1). Satu wilayah perdesaan satu produk unggulanProduk unggulan merupakan produk hasil usaha masyarakat desa yang memiliki peluang pemasaran yang tinggi dan menguntungkan bagi masyarakat desa. Beberapa kriteria dari produk unggulan adalah (a) mempunyai daya saing yang tinggi di pasaran (keunikan /ciri spesifik, kuali tas bagus, harga murah); (b) memanfaatkan potensi sumberdaya lokal yang potensial dapat dikembangkan; (c) mempunyai nilai tambah tinggi bagi masyarakat perdesaan; (d) secara eko nomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan kemampuan sumberdaya manusia; (e) secara administrasi layak didukung oleh modal bantuan atau kredit.
(2).Teknologi Masuk DesaTeknologi masuk desa meliputi upaya pengenalan, proses transformasi dan pelatihan masyarakat desa dengan tujuan meningkatkan ketrampilan dan nilai produk masyarakat desa. Beberapa kriteria teknologi ini ialah: (a) mendu kung upaya peningkatan nilai tambah produk lokal; (b) mampu meningkatkan jumlah produksi dan efisiensi; (c) tidak merugikan eksistensi tenagakerja lokal; (d) murah; mudah dipelajari; mudah perawatannya dan menjanjikan keuntungan; (e) dapat berupa teknologi material ataupun teknologi sosial.(3). Pengusaha masuk desaBeberapa hal yang harus diperhatikan adalah (a) menjalin hubungan kemitraan yang saling menguntungkan dan adil; (b) pembatasan pengaruh negatif penetrasi modal dari luar; (c) produsen lokal harus didukung fasilitas kredit murah dan berkelanjutan; (d) diciptakan iklim kondusif bagi tumbuh-kembangnya pengusaha lokal yang mandiri (individu atau kelompok); (e) mengoptimalkan peranserta lembaga-lembaga yang ada.
(4). Pasar DesaPasar desa yang dimaksud ialah kegiatan untuk mendorong tumbuhnya media yang mendukung kelancaran proses pemasaran produk dan transaksi usaha di antara masyarakat desa itu sendiri atau dengan pihak luar desa. Beberapa macam kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan wilayah perdesaan di Jawa Timur ialah (1) keterbatasan kapabilitas sumber daya alam, (2) masih adanya lokasi yang terisolir dan terbatasnya sarana dan prasarana fisik, (3) keterbatasan penguasaan modal dan teknologi, (4) lemahnya kemampuan kelembagaan (formal dan non-formal) penunjang pembangunan di tingkat perdesaan, dan (5) masih rendahnya akses masyarakat terhadap peluang-peluang bisnis yang ada. Tujuan kegiatan Kajian potensi ekonomi Produk Unggulan wilayah ini adalah identifikasinya potensi, kondisi dan permasalahan produk/ komoditas unggulan yang sudah berkembang, sedang berkembang dan akan dikembangkan pada suatu wilayah.
METODE PENELITIAN
1. Ruang LingkupRuang lingkup pekerjaan identifilkasi/ Pewilayahan komoditas /produk unggulan pada DATI I Kabupaten Kediri adalah sbb:1.Pengumpulan data sekunder dan primer atas sektor-sektor ekonomi2.Identifikasi potensi dan kondisi sumberdaya (alam dan manusia), agroekosistem, agroklimat, agro-sosio-teknologi, sosial ekonomi dan budaya masing-masing DATI II pada DATI II Kediri, pada subsektor industri, pertanian tanaman pangan, kehutanan dan perkebunan, perikanan dan peternakan.3.Analisis /observasi Lapangan seperlunya4.Analisis data sekunder dan primer5.Penyusunan peta pewilayahan komoditas /produk unggulan subsektor pertanian mencakup lokasi, komoditas dan kegiatan6.Penyusunan kesesuaian lokasi epengembangan sentra komoditas /produk unggulan7.Penyusunan prioritas komoditas unggulan pada daerah setempat8.Pembentukan sentra-sentra pengembangan produksi subsektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan darat dan peternakan.
2. Batasan Konsep
2.1. Sistem Usaha ProduktifMenurut Mosher (l968) usahatani adalah suatu organisasi produksi, petani sebagai pelaksana untuk mengorganisasi tanah (alam), tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian baik yang didasarkan atas pencaharian laba atau tidak. Usahatani dikatakan berhasil apabila usahatani tersebut dapat menghasilkan pendapatan untuk membayar semua biaya dan alat yang diperlukan, dengan kata lain keberhasilan suatu usahatani berkaitan erat dengan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan (Hadi Saputro, 1979). Kemampuan menghasilkan produk pertanian pangan ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk biofisik, sosial, ekonomi dan politik. Beberapa faktor bio-fisik penting yang berpengaruh terhadp keberhasilan usahatani adalah sumberdaya lahan dan air, kondisi agroklimat, teknologi pengelolaan tanaman, varietas tanaman yang memberikan respon tinggi terhadap pengelolaan, dan penyediaan sarana produksi.Di dalam sistem pertanian, lahan merupakan alat produksi yang mempunyai peran ganda, yaitu sebagai temapat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur hara, sumber air, tempat peredaran udara, dan tampat berlangsungnya berbagai macam kegiatan pengelolaan. Oleh karena itu pengetahuan tentang sifat-sifat dan karakteristik lahan merupakan dasar dari usaha pengembangan komoditi secara intensif. Di samping faktor lahan, pengetahuan tentang kondisi agroklimat juga memegang peranan penting. Beberapa unsur agroklimat seperti suhu, curah hujan , kelembaban, radiasi matahari dan angin, merupakan dasar pertimbangan penting untuk menentukan jenis tanaman yang akan dibudidayakan dan periode pengusahaannya. Kesalahan dalam menentukan syarat iklim bagi tanaman akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak normal, sehingga produktivitasnya akan jauh menyim pang dari potensi sebenarnya.
2.2.Wilayah Pengembangan Produk Unggulan Agro kompleksDinamika pembangunan pertanian hingga saat ini telah membuktikan bahwa kebutuhan sumberdaya eko nomi semakin banyak dan senantiasa menghadapi berbagai kendala yang semakin serius, terutama ketersediaan sumberdaya lahan yang layak. Dalam kondisi seperti ini mutlak diperlukan pentajaman prioritas pemanfaatan sum berdaya lahan dan sekaligus penge tatan pengawasan konversi lahan. Salah satu kebijakan pemerintah dalam hal ini adalah Tata Guna Lahan. Kebijakan umum ini telah berupaya membatasi penggunaan lahan sesuai dengan kapabilitasnya. Namun demikian kebijakan umum ini masih harus didukung dengan kebijakan-kebijakan yang lebih rinci di setiap kawasan penggunaan lahan pertanian.Akhir-akhir ini telah diperkenalkan konsepsi Pewilayahan Produk Unggul an untuk mendukung kebijakan pemba ngunan pertanian yang berkelanjutan dan secara lebih luas lagi untuk lebih memantapkan pendekatan pewila yahan pembangungan pada umumnya. Pada hakekatnya konsepsi pewila yahan komoditi ini ingin membatasi upaya pengembangan suatu komoditi pertanian pada lokasi yang memenuhi persyaratan agroekologis, memenuhi kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan diseconomic-externality yang ditimbulkannya dapat dikenda likan. Persesuaian syarat agroekologis menjadi landasan pokok dalam pengembangan komoditi. Penyimpang an dari persyaratan ini bukan hanya akan menimbulkan kerugian finansial dan ekonomi, tetapi juga akan mengakibatkan biaya-sosial yang berupa degradasi dan kemerosotan kualitas sumberdaya lahan. Di lokasi-lokasi tertentu, seperti lahan kering di bagian hulu DAS, biaya sosial tersebut bisa bersifat internal seperti kemunculan tanah-tanah kritis dan bersifat eksternal seperti sedimentasi di berbagai fasilitas perairan, serta merosotnya kualitas perairan di daerah bawahnya. Atas dasar inilah maka evaluasi kesesuaian agroekologis merupakan bottle neck dalam kerangka metodologi pewilayahan komoditi. Beberapa metode dan prosedur dapat digunakan untuk kepentingan ini. Evaluasi kesesuaian komoditi secara agroekologis dilakukan pada satuan analisis sistem-lahan dengan melibatkan berbagai jenis komoditi. Dengan demikian suatu wilayah akan terbagi ke dalam sejumlah sistem-lahan dan setiap sistem-lahan dimungkinkan adanya beberapa komoditi yang sesuai. Penyusunan skala prioritas bagi pengembangan sistem-lahan dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan location-value yang merupakan fungsi dari tingkat aksesibilitasnya. Sedangkan prioritas komoditi dapat disusun berdasarkan keunggulan komparatif dan daya dukung agro-sosio-teknologinya. Dalam kebijakan pembangunan pertanian secara nasional dan regional, pendekatan pengembangan wilahay tersebut dijabarkan dalam bentuk Kebijakan Pewilayahan Komoditas. Pewilayahan komoditas ini dianggap menjadi suatu sarana yang sangat penting dalam mengamankan produktivitas komoditi strategis, mengingat semakin besarnya intensitas persaingan antar komoditas dan persaingan antar sektor pembangunan. Persaingan-persaingan ini pada akhirnya akan terjelma kepada tingginya tekanan atas lahan dan tingginya laju konversi penggunaan lahan. Hal ini selanjutnya akan berdampak sangat luas, baik terhadap pengembangan komoditas itu sendiri maupun terhadap kelestarian sumberdaya lahan dan kualitas lingkungan hidup secara luas. 2.3. Pendekatan Agribisnis / Agro-industriSistem usaha pertanian yang mengintegrasikan faktor produksi lahan, tenagakerja, modal dan teknologi/manajemen sangat dipengaruhi oleh kondisi spesifik wilayah, yang mencakup bio-fisik, ekonomi, dan sosial. Sektor pertanian hingga saat ini masih diartikan sebagai "sistem usaha pertanian" yang sangat berkaitan erat dengan sistem lainnya seperti industri hulu, industri hilir, pemasraan/perdagangan dan permintaan datri konsumen. Keseluruhan aspek-aspek ini terintegrasi dalam pengertian makna yang luas lazim disebut "Sistem Agribisnis" . Keseluruhan sistem yang berkaitan dengan sektor pertanian tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya, kelembagaan, dan kebijaksanaan pembangunan pertanian. Dari keseluruhan sistem agribisnis seperti yang di-abstraksikan di atas, dapat diambil beberapa aspek atau bidang kajian epenting, yaitu:(a).Sistem Agribisnis dan Perda-gangan / pemasaran(b).Sumberdaya manusia dan kelem bagaan(c). Pengelolaan sumberdaya alam(d).Sistem usaha pertanian (atau usa-hatani)(e). Pengembangan agroindustri(f).Rintisan dan pengembangan produk.Dengan demikian "agribisnis" meli puti seluruh sektor yang terlibat dalam pengadaan bahan masukan /input usahatani; terlibat dalam proses produk si bio-ekonomik; menangani pemro sesan hasil-hasil usahatani; penye baran, dan penjualan produk-produk pemrosesan tersebut kepada konsu-men. Dalam kaitannya dengan komo ditas di suatu wilayah , sebagian be-sar aktivitas ekonomi dapat dilakukan oleh petani dan penduduk pedesaan dengan skala ekonomi yang berbeda-beda. 3. Jenis dan Sumber DataData dan informasi yang dikum pulkan diarahkan untuk dapat membe rikan gambaran tentang tata ruang dan potensi sumberdaya wilayah DATI II Kabupaten Kediri serta peruntukannya untuk pengembangan pertanian. Iden tifikasi komoditas yang dapat diusaha kan pada kawasan pertanian tersebut juga penting sebagai bahan pertim bangan untuk penyusunan rencana pengembangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.DESKRIPSI KONDISI DAN PO-TENSI WILAYAH
1.1. Letak dan LuasKabupaten Kediri yang, terletak di bagian tengah Jawa Timur, yang secara geografis terletak antara 111o.47'- 112.o.18.'BT dan 7.o.36.'- 8.o.0' LS.. Wilayah Kabupaten Kediri terbagi ke dalam 21 wilayah kecamatan. Luas wilayahnya secara keseluruhan adalah sekitar 138.605 ha dengan luas lahan sawah 48.631ha dan sekitar 89.974 ha merupakan lahan tegalan dan kebun campuran .
1.2. Sumberdaya LahanSistem pertanian lahan kering merupakan penggunaan terluas dan dikelola oleh penduduk setempat untuk menanam tanaman pangan dengan pola tanam yang melibatkan padi gogo, jagung, ubikayu, kacang tanah dan kedelai. Sebagian lahan merupakan lahan sawah setengah teknis dan sawah irigasi sederhana dengan pola tanam padi-padi-palawija dan sawah tadah hujan dengan pola tanam padi-palawija.
Tabel 1. Sebaran luas lahan kering menurut wilayah Kecamatan
KecamatanPekara-nganTegalanPerkebunanHutan negaraLainnyaJumlah
Mojo1784447238210939998730
Semen627161640171316391
Ngadiluwih154511852993029
Keras1826822962744
Kandat312926721525818
Wates197124035763245274
Ngancar11721879304422092798583
Plosoklaten1736110331476996685
Gurah15457612222528
Puncu11761727182916806412
Kepoung1450231736836387538526
Kandangan69777180472279
Pare33619474328
Kunjang538103641
Palemahan1026106861220
Purwoasri7752281571160
Papar992102601154
Pagu1336522861944
Gampengrejo11881932381619
Grogol1739230827599857791
Tarokan99313135152093030
Jumlah30.60827447946416.715548989.886
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kediri.
1.2. Sumberdaya Manusia
Pertumbuhan dan Kepadatan PendudukLaju pertumbuhan penduduk dengan rataan sebesar 0.10 - 1.84 %/tahun, nilai tertinggi terjadi pada tahun 1980/1981. Jumlah penduduk pada tahun 1992 sebanyak 1.305.675 jiwa yang teridri dari 640.124 jiwa laki-laki dan 665.441 jiwa perempuan, dalam 292.658 rumah tangga. Kepadatan penduduk secara geografis sebesar 500 - 1800 jiwa/Km2, wilayah yang padat penduduknya ialah Gampengrejo, Ngadiluwih, Pare, Papar, Purwoasri dan Gurah.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin.
Jumlah penduduk (jiwa)
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
Anak-anak266.172273.720 539.892
Dewasa373.952 391.721 765.673
Jumlah 640.124665.441
Sumber : Kabupaten Kediri dalam Angka 1995/96
Penduduk Menurut Tingkat PendidikanSistem pendidikan masyarakat secara fungsional dilayani oleh berbagai kelembagaan pendidikan formal baik negeri maupun swasta umum, maupun yang berkaitan dengan keagamaan khususnya yang ada di Kabupaten Kediri adalah kelembagaan pendidikan formal keislaman, dan pendidikan non-formal. Peranan lembaga non-formal belum banyak berkembang walaupun mempunyai peluang untuk dikembangkan lebih jauh, untuk dapat lebih mendukung program-program pembangunan pede- saan. Tingkat pendidikan penduduk di masa-masa yang akan datang diantaranya masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan pendidikan orang tuanya, motivasi bersekolah dari anak-anak, serta adanya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya yang berada didaerah ini.Disamping pendidikan formal, pendidikan non-formal khususnya dalam bentuk Pondok Pesantren, belum banyak berkembang di wilayah ini. Walaupun demikian pendidikan keagamaan Islam di langgar/masjid atau pengajian- pengajian cukup berkembang, sesuai dengan besarnya pemeluk agama Islam di wilayah ini ( >90% jumlah penduduk beragama Islam). Bahkan berbagai penyampaian informasi tentang pembangunan banyak memanfaatkan forum-forum pengajian ini.
Tabel 3. Jumlah penduduk, dan kepadatannya
KecamatanJumlah Penduduk (jiwa)Jumlah rumah tanggaKepadatan (jiwa/km2)Luas wilayah (ha)
Mojo57.43113.28755910273
Semen42.4779.4795288042
Ngadiluwih60.09615.38314364185
Keras60.58114.06011555243
Kandat87.85720.15110138672
Wates76.06818.0109937658
Ngancar36.6178.6883899405
Plosoklaten60.91614.2066888859
Gurah67.67515.59613315083
Puncu48.17111.1697066825
Kepoung70.13415.55666410565
Kandangan44.33710.26910644167
Pare133.97825.91715508642
Kunjang33.1487.40711062998
Palemahan48.62811.63310164788
Purwoasri54.83311.92512904250
Papar46.2259.59212763622
Pagu73.60515.82312186044
Gampengrejo69.13014.41517913859
Grogol84.04019.26578510705
Tarokan49.72810.82710544720
Jumlah1.305.675292.658138605
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 1997.
Matapencaharian Penduduk dan KetenagakerjaanSebagian besar penduduk Kabupaten arjosari mempunyai matapencaharian dalam bidang pertanian, sedangkan lainnya dalam bidang-bidang peternakan, industri/ pengrajin, buruh-buruh, perdagangan dan berbagai bidang jasa lainnya seperti kesehatan, angkutan.Dari total penduduk usia produktif yang ada , ternyata belum seluruhnya bekerja. Hal ini khususnya sebagai akibat sebagian besar ibu rumah tangga yang tidak bekerja mencari penghasilan, termasuk umur produktif yang masih sekolah, umur dibawah 64 tahun yang sudah tidak mampu bekerja lagi, serta tenaga kerja yang sedang mencari pekerjaan. Banyak terdapat angkatan muda putus sekolah yang enggan bekerja disektor pertanian, dan tidak mendapatkan pekerjaan diluar sektor pertanian, sehingga masih menganggur.
Tingkat Gizi dan Kesehatan MasyarakatGambaran tentang gizi masyarakat dikaji dari informasi kesehatan yang tersedia di Puskemas,dari pola konsumsi harian oleh masyarakat dan persepsi masyarakat tentang makan dan bahan pangan, serta keadaan sanitasi lingkungan pemukiman. Bahan makanan pokok di wilayah Kabupaten Kediri adalah beras. walaupun demikian dari segi lauk-pauknya masih sangat terbatas, apalagi kebutuhan buah-buahan/sayuran yang dikonsumsi, hanya mengandalkan dari tanaman yang dimiliki. Rataan penduduk di wilayah Kabupaten Kediri menggunakan 70-80% total pendapatan digunakan untuk makan dan minum, dan hanya 20-30% untuk keperluan non makanan dan minum. Oleh sebab itu persepsi tentang makan lebih mengutamakan kenyang dahulu baru kemudian gizi adalah wajar mengingat kondisi perekonomian yang masih terbatas.Tempat pembuangan khususnya sampah padat dilakukan di belakang rumah atau di pekarangan, begitu juga sampah cair juga dibuang begitu saja di belakang rumah dengan jarak rataan 5 M atau dibuang disaluran air limbah yang dibuat secara sederhana yang kondisinya menunjukkan tidak difungsikan. Pemilikan sumur untuk mandi,cuci dan memasak juga masih terbatas, setiap sumur digunakan sekitar 5-10 RT.
1.3. Sistem Produksi Pertanian di Wilayah Pedesaan
(1). Potensi Produksi Komoditi PerkebunanPotensi produksi komoditi perkebunan di wilayah Kabupaten Kediri ini disajikan berikut ini.
Tabel 4. Luas Areal dan Produksi Komoditi Perkebunan
NoKomoditasLuas Areal (ha)Total Produksi (ton)
1Tebu Rakyat Intensifikasi18.785,601.672.963,60
2Kopi 1.375,95492,839
3Cengkeh671,70117,175
4Kapok Randu2.003,17272,75
5Kelapa8.042,867.037,22
6Jambu Mete444,26282,830
7Melinjo18,71211,224
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995.
A. Tanaman TebuSentra produksi tebu pada saat sekarang ialah Kecamatan Kandat, Ngadiluwih, dan Wates. Budidaya tanaman ini telah dikenal dengan baik hampir oleh seluruh masyarakat, terutama petani lahan kering. Namun demikian masih tampak bahwa keragaman sistem produksinya masih sangat tinggi, dan produktivitasnya masih relatif rendah.
Tabel 5. Potensi Produksi Tebu Menurut Kecamatan
KecamatanLuas areal (ha)Total Produksi
(ton)
Kandat2.581,30215.097,50
Ngadiluwih1.984,30179.212,30
Wates1.600,20147.238,60
Gurah1.330,50130.272,90
Purwoasri1.239,00121.278,20
Pagu922.00106.207,10
Ploso Klaten1.047,5094.763,00
Pare986,5084.585,70
Ngancar1.006,2079.673,00
Papar732,8077.032,70
Gampengrejo766,2072.055,50
Pelemahan791,1062.598,90
Kunjang632,5054.842,50
Puncu664,0048.970,20
Kandangan485,7044.692,30
Kepung515,7042.165,40
Grogol422,0036.812,90
Keras585,0035.031,20
Tarokan299,8024.853,70
Semen123,1010.870,50
Mojo61,204.609,50
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995.
B. Tanaman Kapok RanduTanaman kapok randu biasanya ditanam di batas lahan tegalan / pekarangan sebagai tanaman pagar atau tanaman pembatas. Sumbangan penghasilan petani dari tanaman kapok randu ini cukup memadai mengingat biaya produksinya hampir tidak ada. Tanaman ini dapat berfungsi sebagai pohon rambatan bagi aneka tanaman menjalar.
C. Tanaman Jambu Mete Tanaman jambu mete banyak dijumpai di wilayah Kecamatan Ploso-klaten dan mampu memberikan tambahan penghasilan pada petani. Tanaman ini merupakan salah satu dari beberapa jenis tanaman yang mempu bertahan terhadap gejolak kondisi agroekologi setempat. Pohonnya dapat berfungsi sebagai rambatan bagi tanaman merambat lainnya..
Tabel 6. Produksi Kapok Randu Menurut Kecamatan
KecamatanLuas areal (ha)Total Produksi
(ton)
Pare390,5160,80
Kandangan179,9324,10
Tarokan168,9522,70
Pelemahan159,3722,20
Semen114,9017,90
Ploso Klaten109,7716,80
Kepung98,1216,60
Keras84,4012,70
Mojo91,5012,30
Gurah90,3610,60
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995.
Tabel 7. Sentra Produksi Jambu Mete di Kabupaten Kediri
KecamatanLuas areal (ha)Total Produksi
(ton)
Ploso Klaten306,67228,300
Tarokan56,5627,900
Kepung16,585,600
Mojo15,515,200
Pare13,294,700
Grogol8,333,600
Kunjang5,593,400
Semen9,323,250
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995
D. Tanaman Kelapa
Tanaman kelapa dapat digunakan sebagai tanaman naungan bagi tanaman pekarangan.
E. Tanaman Kopi RakyatSentra produkci kopi rakyat pada saat sekarang ialah Kecamatan Kepung. Budidaya tanaman ini telah dikenal dengan baik hampir oleh seluruh masyarakat, terutama petani lahan kering. Namun demikian masih tampak bahwa keragaman sistem produksinya masih sangat tinggi, dan produktivitasnya masih relatif rendah. Diperkirakan upaya intensifikasi masih mampu meningkatkan produksi. Kendala yang dihadapi oleh petani untuk menambah populasi tanamannya ialah bibit /tanaman muda yang mati akibat kemarau panjang.
Tabel 8. Sentra Produksi Kelapa Menurut Kecamatan
KecamatanLuas areal (ha)Total Produksi
(ton)
Ngadiluwih790,90793,79
Grogol716,95657,80
Keras614,90609,59
Ngancar373,01577,24
Kandat642,39490,35
Wates517,88483,75
Ploso Klaten456.92424.85
Papar437,43396,14
Pagu388,40309,69
Tarokan282,46273,59
Gurah391,20254,55
Gampengrejo290,78249,11
Mojo467,45247,89
Semen267,40247,89
Pare340,55242,40
Kepung286,80207,42
Pelemahan229,02204,96
Purwoasri181,59131,90
Puncu160,88125,03
Kunjang121,1588,60
Kandangan85,7031,64
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995
Tabel 9. Potensi Produksi Kopi Rakyat Menurut Kecamatan
KecamatanLuas areal (ha)Total Produksi
(ton)
Kepung688,52291,110
Kandangan188,7361,570
Ngancar195,6253,043
Puncu143,4350,119
Ploso Klaten55,9813,627
Mojo21,295,616
Kandat20,214,396
Wates17,913,998
Semen10,362,295
Pare9,872,448
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 1995
F. Tanaman MelinjoSentra produkci melinjo pada saat sekarang ialah Kecamatan Pare dan Puncu. Budidaya tanaman ini telah dikenal dengan baik hampir oleh seluruh masyarakat, terutama petani lahan kering. Namun demikian masih tampak bahwa keragaman sistem produksinya masih sangat tinggi, dan produktivitasnya masih relatif rendah. Diperkirakan upaya intensifikasi masih mampu meningkatkan produksi. Kendala yang dihadapi oleh petani untuk menambah populasi tanamannya ialah bibit /tanaman muda yang mati akibat kemarau panjang.
Tabel 10. Potensi Produksi Melinjo Menurut Kecamatan
KecamatanLuas areal (ha)Total Produksi
(kw)
Pare80004800
Puncu58383501
Ngadiluwih31881912
Grogol1010606
Kunjang676405
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1994
(2). Potensi Produksi Tanaman Pangan
A. Komoditas PadiTanaman padi sawah dan padi ladang (gogo) mempunyai prospek yang snagat baik untuk dikembangkan di beberapa wilayah kecamatan. Jenis-jenis tanaman padi ladang sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen disajikan dalam Tabel 11.
B. Komoditi PalawijaTanaman pangan di lahan kering yang menonjol produksinya di wilayah ini ialah jagung, ubikayu, kacangtanah, kacang hijau dan kedelai. Jenis-jenis tanaman palawija ini sangat sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen tanaman palawija ini disajikan dalam Tabel 12.
C. Hortikultura SayuranTanaman hortikultura sayuran ini yang menonjol produksinya di wilayah ini meliputi sayuran dataran tinggi dan dataran rendah. Jenis-jenis tanaman palawija ini sangat sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen tanaman ini disajikan dalam Tabel 13.
Tabel 11. Produksi Tanaman Padi sawah dan Padi Ladang
Kecamatan Padi sawahPadi ladang
Luas (ha)Produksi (kwt)Luas (ha)Produksi (ton)
Mojo2038118068161873693
Semen1772957961184889
Ngadiluwih62136372
Keras86554638
Kandat88953442
Wates3161187550
Ngancar113666526
Plosoklaten3802220712
Gurah3398218772
Puncu68338625
Kepoung3794207655
Kandangan3021193678
Pare6813447465
Kunjang2442142711
Palemahan4747290956
Purwoasri2838169269
Pagu4155260078
Gampngrejo2177125321
Grogol3902233263723239
Tarokan2118133601652932
Jumlah560843402456187384753
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995
Tabel 12. Total Produksi Tanaman Pangan Palawija
KecamatanTotal Produksi (kwt)
JagungUbikayuKedelaiKacang-tanahKacang-hijau
Mojo46679653576620109922
Semen274504025811678725497
Gurah8440420580797
Puncu1958449965672246725
Kunjang10166910386502130
Palemahan23810842855146071528485
Purwoasri73576104371856963
Papar14659194733009542927
Pagu3008791462517956668
Gampengrejo966217071741 1187
Grogol24425976227944388478
Tarokan762105255744237128572
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995Tabel 13. Total Produksi Tanaman Sayuran Menurut Kecamatan
KecamatanTotal Produksi (kwt)
CabaiK.panjangB.merahTerongTomat
Mojo71247100
Semen7692482
Wates34829613102
Plosoklaten344600390920
Gurah6342277594288
Puncu144816442
Kandangan3651910
Pare595614879790748476
Kunjang887722
Palemahan408051154167925471
Pagu108084593188869792
Gampengrejo28820213
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995
D. Buah-buahanTanaman hortikultura buah-buahan ini yang menonjol produksinya di wilayah ini meliputi buah dataran tinggi dan buah dataran rendah. Jenis-jenis tanaman ini sangat sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen tanaman ini disajikan dalam Tabel 14.
Tabel 14. Total Produksi Tanaman Buah-buahan Menurut Kecamatan
KecamatanTotal Produksi (kw)
ManggaNanasPisangPepayaRambutan
Mojo13640107714682315
Semen145088144213
Ngadiluwih6456159225261449
Kandat2653455321691178413776
Ngancar269411191364049462573
Plosoklaten655680050000212622701
Gurah29222231355245151503
Puncu1710177822558490264
Kandangan300062304024009000
Pare711540120121920
Kunjang135044651870
Purwoasri908743114
Papar5283111088811577
Pagu59030835269599
Grogol101739607339
Tarokan6860100753
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995(3). Potensi Produksi Peternakan
A. Ternak Besar
Tabel 15. Populasi Ternak Ruminansia Menurut Kecamatan
KecamatanTotal Populasi (ekor):
Sapi PotongSapi PerahKambingKerbauKelinci
Mojo533064583254425
Semen3995106398217410
Ngadiluwih69982513883243225
Keras599510903524995
Kandat6145548161232650
Wates5185559750361625
Ngancar30955924496175250
Plosoklaten47254107114226970
Gurah613019482093251250
Puncu37258054455329790
Kepoung47902974391569425
Kandangan25409664263295
Pare4175374626709180
Kunjang58455045594
Palemahan35105386222615
Purwoasri39953244385195
Papar56965096060375980
Pagu64904896771292950
Gampengrejo28901965985425245
Grogol57355706289273
Tarokan4875707430215
Jumlah101863515913539164969740
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995.
B. Unggas
Penyebaran populasi unggas disajikan dalam Tabel 16 berikut. Konsentrasi populasi terdapat di wilayah Kecamatan Kandat, Ngadi-luwih, Keras, Puncu dan Kepung untuk ayam buras; sedangkan ayam ras terpusat di Kecamatan Keras, Wates, dan Pare.
Tabel 16. Populasi Ternak Unggas menurut Kecamatan
KecamatanTotal Populasi (ekor):
Ayam KampungAyam RasItik
Mojo49850155007150
Semen695002260010850
Ngadiluwih89328485009725
Keras891251257507740
Kandat1125507250011705
Wates612951319008160
Ngancar51950217508790
Plosoklaten498005120010420
Gurah545255075014800
Puncu806256457610370
Kepoung84150157307150
Kandangan66750229008449
Pare597501555005075
Kunjang65789269259375
Palemahan779701175012825
Purwoasri71650165007270
Papar607001955017545
Pagu899504050016350
Gampengrejo70870509608190
Grogol857601175010375
Tarokan4175072506405
Jumlah1483637984341205719
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1995.
1.4. Pendapatan Wilayah
PDRB Kabupaten Kediri tahun 1995 sekitar Rp 996 079,84 juta; dua sektor yang dominan ialah Sektor Pertanian (43%) dan Sektor Perdagangan (26%)
Tabel 17. PDRB Kabupaten Kediri Tahun 1992 atas Dasar Harga Konstan (Juta rupiah)
Lapangan Usaha%Rp
01. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN54.19202.220,66
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan
02. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN0.934.459,91
2.1. Pertambangan tanpa Migas
2.2. Penggalian
03. INDUSTRI8.3840.679,70
04. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH0.271.445,55
4.1. Listrik
4.1. Air Bersih
05. BANGUNAN1.075.340,06
06. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN15.1371.025,67
6.1. Perdagangan, Besar/Eceran
6.2. Restoran
07. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI2.3012.247,00
7.1. PENGANGKUTAN
7.1.1. Angkutan Rel
7.1.2. Angkutan Jalan Raya
7.1.3. Jasa Penunjang Angkutan
7.2. Komunikasi
7.2.1. Pos dan Telekomunikasi
7.2.2. Jasa Penunjang Komunikasi
08. KEUANGAN PERSEWAAN DAN JASA PERU- SAHAAN2.5612.033,07
09. Sewa Bangunan4.8128.357,76
10. JASA-JASA2.5112.383,11
11. Adm. Pemerintahan & Pertahanan7.8540.630,57
PDRB100.00430.823,06
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 1994/95.
2.Analisis Kendala Pengem-bangan Pertanian Lahan kering
2.1. Sumberdaya Alam
2.1.1. Lahan dan Penggunaan Lahan(1). Analisis Bentang LahanTabel 18 berikut ini mengikh tisarkan kondisi bentang lahan secara garis besar di wilayah Kabupaten Kediri. Pengamatan lapangan dilaku kan di beberapa lokasi yang mewakili tipe bentuk lahan.
Tabel 18. Ikhtisar Kondisi Bentang Lahan di Wilayah Kediri
No. U r a i a n Datar
1. Slope%5 - > 40 %
2. Teras Bangku dan Gulud
3. Jenis Tanah Aluvial, Regosol , Mediteran
Solum Sebagian besar < 30 cm
4. Textur Lempung liat berdebu
5. Warna Coklat Kekuningan
Merah Kekuningan
6. Erosi Aktual Berat
Sesuai dengan kemiringan lahan dan tebalnya solum tanah, sebagian besar lahan mempunyai masalah serius untuk budidaya tanaman pertani an secara intensif. Kendala kimia yang dijumpai adalah rendahnya kandungan bahan organik tanah dan nitrogen, sehingga seringkali merupakan faktor penyebab rendahnya produksi akibat tanaman kekurangan unsur. Untuk mengatasi diperlukan tindakan pemu-pukan atau penambahan unsur organik.
(2). Pola Penggunaan Lahan SekarangIkhtisar umum tentang pola penggunaan lahan sekarang di wilayah Kabupaten Kediri disajikan dalam Tabel 19. Lahan kering merupakan tipe yang dominan, dan lahan ini dikelola sebagai tegalan, kebun campuran, dan pekarangan. Kecuali lahan kering terdapat pula sawah setengah teknis/sederhana dan sawah tadah hujan.Pengelolaan lahan tegalan dengan pola tumpanggilir dan tumpangsari, secara keseluruhan produktivitas yang dihasilkan masih rendah, khususnya jagung hanya berkisar 10-15 Ku/Ha, dan ubikayu 5-10 ton/Ha. Pada lahan kebun dan pekarangan dengan pola tanam campuran, secara umum intensitas perawatannya masih rendah, sehingga produktivitasnya juga rendah. Produktivitas pada sawah juga masih rendah khususnya akibat dosis pemupukan yang masih di bawah anjuran dan terjadinya stress air.
Tabel 19. Ikhtisar Pola Penggunaan Lahan di Wilayah Kabupaten Kediri Land POLA JENISPENGOLAHANHAMAKETER- HASIL
UseTANAM TANAMAN Penyasediaan
SEMUSIM Tahunan Gulud TERAS kit air
Tegal- TmpangUbi kayu - Gulud - - Cukup Uk=124
an Gilir Jagung Tikus Cukup J =22
Padi Gogo Tikus Sedang Pg=38.5
Kactanah Cukup Kc= 9.5
TmpangJagung - Gulud - Tikus I.Cukup J =23.5
sari Kac.tanah II.KrangKd=10
Kebun CampurUbi kayu Cengkeh Gulud Teras - Cukup Ck= 0.45
campur an Kopi Seder- Cukup Kp= 6.80
an Kelapa hana Cukup K = 9.90
Hibrida Cukup Kh=12
Mlinjo Cukup Mlj:
Pekara CampurUbi kayu Cengkeh Gulud - Cukup Ck= 0.45
ngan an Lengkuas Kopi Cukup Kp= 6.8
Jahe Mlinjo Cukup Mlj:
Kunyit Kp randu Cukup Kpr:
TemuKelapa Cukup K = 9.9
lawak Pisang Cukup Ps=
Jati Cukup Lg=37.4
Sengon Cukup Jh=50
Mangga Cukup Mg=
Sawah Padi-Pa Padi - Gulud - Tikus Cukup P =43.6
di-Pala Jagung Tikus Cukup J =23.9
wija Kac.tanah Cukup Kc=
Kacang hi- Cukup Kj= 7.3
jau
Keterangan: P = Padi Uk = Ubi kayu Kc = Kac.tanah Ck = Cengkeh Mlj= Mlinjo K = Kelapa Dalam; Pg = Padi Gogo J = Jagung Kj = Kacang hijau Kp = Kopi Ps = Pisang Kh = Kelapa Hibrida; Lg = Lengkuas Jh = Jahe Ky = Kunyit Tl = Temu lawak
Intensitas polatanam tumpangsari di lahan tegalan yang hanya dua kali/tahun, masih dapat ditingkatkan menjadi tiga kali/tahun dengan penga turan pola tanam secara tumpanggilir dan varietas genjah. Dengan cara tumpanggilir dengan ubikayu, maka luas tanaman ubikayu dapat bertambah dan produksi totalnya juga bertambah.Produktivitas pada lahan kering maupun sawah masih dapat ditingkatkan dengan peningkatan jumlah pemupukan sampai seperti anjuran, serta peningkatan pemanfaatan air sungai dan air hujan melalui pembuatan chek- dam dengan saluran irigasi atau bak penampung air hujan untuk mengisi kekurangan pada waktu terjadi defisit, khususnya sekitar bulan Mei- Juli.
(3). Neraca lengas lahan dan kalender pertanamanGambaran umum tentang kondisi lengas lahan dan pola tanam dominan tampak bahwa defisit air terjadi selama empat-lima bulan dalam musim pertumbuhan tanaman yang berlang sung selama 12 bulan, yaitu dari bulan Januari hingga bulan Desember.Adanya defisit lengas tanah selama lima bulan (Juni - Oktober) di musim kemarau, untuk lahan kering nampaknya sudah diantisipasi oleh petani dengan pola tanam khusus, yaitu pada bulan Oktober secara tumpang sari Jagung+ Ubi kayu, dan pertengahan Februari panen jagung, kemudian awal Mei tanam lagi kacangtanah dan pertengahan Juni dipanen. Selanjutnya di lapangan tinggal ada ubikayu yang dipanen pada akhir september atau awal Oktober. Kendala yang dihadapi adalah pada waktu tanaman baru berumur satu-dua bulan ternyata mengalami defisit air, sehingga produktivitas pada musim tanam ke dua umumnya lebih rendah dibandingkan pada musim tanam I. Sedangkan untuk padi gogo (MT I) pada waktu tanaman menginjak umur tiga bulan ternyata mengalami defisit air sehinnga mengganggu pertumbuh an dan produksi.
2.1.2. Sumberdaya Air dan Ekosistem PerairanPengadaan air bersih bagi kepentingan penduduk sehari-hari dilakukan melalui sumur galian, pompa air dalam maupun yang dangkal, selama ini belum merupakan kendala penting di wilayah kecamatan ini. Sumur-sumur galian penduduk umumnya kekurangan air di musim kemarau, debitnya mengalami penurunan yang tajam. Walaupun demikian keberadaan sumur dalam maupun dangkal ini sangat diperlukan, khususnya untuk menanggulangi kemungkinan penurunan yang tajam di musim kemarau serta mengantisipasi meningkatnya kebutuhan air rumah tangga. Kebutuhan air untuk keperluan pertanian, peternakan dan lainnya mengandalkan air hujan. Air sungai yang karena letaknya cukup curam sehingga belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Dari gambaran neraca lengas lahan diketahui bahwa di Kabupaten Kediri terjadi surplus air hujan pada bulan-bulan Januari, Februari, Maret, April, Nopember dan Desember, dan defisit air hanya terjadi pada bulan Mei dan Juli. Perkiraan surplus air hujan sepanjang tahun disajikan dalam Tabel 20. Kondisi yang ada sekarang ialah bahwa seba gian surplus air hujan tersebut mengalir di permukaan tanah menuju ke sungai-sungai dan hanya sebagian dapat dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Oleh sebab itu jika pembuatan chek-dam dapat terlaksana, dan air sungai yang ada dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin melalui pembuatan jaringan irigasi sederhana karena memang debit sungai juga tidak besar, maka defisit air akan dapat teratasi.
Tabel.20. Hasil Perkiraan Neraca Lengas Lahan
No. Bulan Curah hujan Surplus Defisit
.................. mm ....................
1. Januari 336 +
2. Februari 574 +
3. Maret 316 +
4. April 250 +
5. M e i 87 0
6. J u n i 18 -
7. J u l i 21 -
8. Agustus 54 -
9. September 52 -
10.Oktober 53 -
11.Nopember 199 0
12.Desember 292 +
Total 2252
Sumber: Kabupaten Kediri Dalam Angka, 1997.
2.2. Komoditas Unggulan Wilayah
(1). Komoditas Unggulan Wilayah kecamatan adalah sbb:
NoKecamatanKomoditas AndalanKomoditas Unggulan
1GampengrejoPadi, Jagung, Melinjo, Sapi perah
2GrogolPadi,Gogo, Jagung, Kc.tanah, kedelai, Mangga, kelapa, Sapi potong, Kambing/ domba, Ayam burasUbikayu
3GurahPadi, Jagung, Kc.tanah, Cabai, Melinjo Rambutan, Jambu air, Pisang, Salak, Kelapa, Sukun, Nangka, Tebu, Sapi potong, KambingItik
4KandanganPadi, Rambutan, Durian, Kopi, ayam, burasSapi perah
5KandatUbikayu, Ubijalar, Cabai, Mangga, Pepaya, Pisang, Melinjo, Kelapa , Sukun, Nangka, Tebu, Sapi potongRambutanDurian, SalakKambing
6KepungPadi, Bw.merah, Durian, melinjo, Sukun, Ayam burasKopi
7Keraskc.tanah, Kelapa, Tebu, Sapi potong, Ayam burasKetimunPisang
8KunjangPadi, Jagung, kedelai. kc.hijau, Cabai, Melinjo, Nangka
9MojoPadi, Ubikayu, Kc.tanah, Kedelai, Mangga, Pepaya, Kelapa, Kambing, Ayam burasGogo
10NgadiluwihUbijalar, Mangga, Rambutan, Durian, Melinjo, Tebu, Sapi potong, Kambing /domba, Ayam burasSukunNangkaKelapa
11NgancarCabai, Pepaya, Pisang, Salak, melinjo, Kopi, Sukun, Nanas, Sapi perah
12PaguPadi, Gogo, Bw.merah, Rambutan, pepaya, Kac.panjang, Pepaya, Kelapa, Nangka, Tebu, Sapi perah, Kambing /domba, ayam burasKc.tanahCabaiSapi potong
13PaparPadi, Jagung, Kedelai,Kc.hijau, Salak, kelapaUbijalar
14PareJagung, Kc.hijau, Cabai, Jambu air, Pisang, Melinjo, kelapa, ayam burasPadi, ayam rasBw.merah
15PelemahanPadi, Jagung, Kc.tanah, Kedelai,B.merah, Cabai, Melinjo, Sapi potong, Ayam buras
16PlosoklatenPadi, Jagung, Ubijalar, Cabai, Pepaya, Pisang, Kopi, Kelapa, Nanas, Tebu, Sapi potong, Kambing/dombaMelinjoJamb. mete
17PuncuJagung,Kc.tanah, Bw.merah, Cabai, Durian, Melinjo, Kopi, Nanas, Nangka, Sapi perah, Ayam burasPepaya
18PurwoasriPadi, Kc.tanah, Jambu air, Tebu, Sapi potong
KedelaiKc.hijau
19SemenPadi, Ubikayu, Kc.tanah, Bw.merahMangga
20TarokanGogo, Ubikayu, Kc.tanah, kedelai, mangga, Jambu air, Kelapa, Nangka
21WatesPadi, Cabai, Wates, Pisang, Durian, Salak, Kelapa, nanas, Sapi perahTebu
(2). Lokasi SPAKU Komoditas Unggulan
No.Komoditas UnggulanLokasi SPAKUDaerah Pengembangan
1.Padi sawahParePlemahan, Plosoklaten, Gurah, Mojo, Semen, Wates, Kepung, Kandangan, Kunjang, Purwoasri, Papar, Pagu, grogol, Gampengrejo
2.Padi GogoMojoPagu, Tarokan, Grogol
3. JagungPaguParem Pelemahan, Plosoklaten, grogol, papar, Puncu, Gampengrejo, Kunjang, Gurah
4.KedelaiPurwoasriTarokan, Grogol, kunjang, Pelemahan, Papar, Mojo
5.Kacang TanahPaguGrogol, Semen, pelemahan, Purwoasri, Tarokan, Gurah, Mojo, Keras, Puncu
6.Kacang HijauPurwoasriPelemahan, Papar, Pare, Kunjang
7.UbikayuGrogolMojo, Semen, Tarokan, kandat
8.KelapaNgadiluwihgrogol, Kandat, keras, Mojo, Wates, Plosoklaten, Papar, Tarokan, Pagu, pare, Gurah
10.KopiKepungKandangan, Ngancar, Puncu, Plosoklaten
11.Kapok RanduKandanganPare, Tarokan, Semen, Plemahan, Keras, Plosoklaten, Puncu
12.Jambu metePlosoklatenTarokan, Pare, Kepung
13.TebuWatesPagu, Gurah, Kandat, Plosoklaten, Purwoasri, keras, Ngadiluwih
RosellaPareKandangan, Kunjang, Papar
Sapi perahKandanganPuncu, Ngancar, Gpengrejo, Wates
14Sapi PotongPaguKeras, Kandat, Wates, Gurah, Grogol, Purwoasri, Plemahan, Plosoklaten
KerbauPareKandangan, kunjang, Gurah, Gampengrejo, Plosoklaten
15.Kambing/ DombaKandatMojo, Ngadiluwih, Grogol, Plosoklaten, Keras, Gurah, Pagu
16.Ayam BurasKandatNgadiluwih, Puncu, Pare, Pagu, grogol, Plemahan, Kandangan, Mojo
Ayam rasParepuncu, Gurah, Wates, kandat, Keras
ItikGurahPlosoklaten, Kandangna, Pare, Pagu
KelinciPaguGurah, Plosoklaten, grogol, Kandat
17.Ikan Kolam DaratParePurwoasri, Plosoklaten, Ngadiluwih, Mojo, Pagu, Grogol, Gampengrejo
(3). Komoditas Buah-buahan
Buah-buahanLokasi SPAKUDaerah Pengembangan
PisangKerasPare, Kandat, Plosoklaten, Ngancar, Wates, Gurah, Pagu
ManggaSemenTarokan, Grogol, Mojo, Ngadiluwih, Kandat
RambutanKandatNgadiluwih, Wates, Gurah, Pagu, Kandangan
Jambu: airPaguPurwoasri, Pare, Tarokan, Gurah
SalakKandatWates, Gurah, Ngancar, Papar
Semangka/Melon/KetimunKerasPlosoklaten, Kandat, Gurah
MelinjoPlosoklatenKandat, Gurah, Ngadiluwih, kunjang, Pare, Puncu, Gampengrejo, Kepung, Ngancar, Plemahan
PepayaPuncuNgancar, Plosoklaten, Kandat, Mojo, Pagu
DurianKandatKandangan, Kepung, Ngadiluwih, puncu, Wates
NangkaNgadiluwihKandat, Gurah, Puncu, Pagu, Tarokan, Kunjang
CabePaguPuncu, Ngancar, Kunjang, Gurah, Kandat, Wates, Plosoklaten, Pare, Pelemahan
SukunNgadiluwihKandat, Ngancar, Kepung, Gurah
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Produk Unggulan Wilayah KecamatanProduk unggulan wilayah merupa kan produk hasil usaha masyarakat desa yang memiliki peluang pemasaran yang tinggi dan menguntungkan bagi masyarakat desa. Berdasarkan pada kriteria ini, beberapa produk unggulan pertanian adalah: Padi sawah; Padi Gogo; Jagung; Kedelai; Kacang Tanah; Kelapa; Kopi; Tebu; Sapi perah; Sapi Potong; Kambing/ Domba; Ayam Buras; Ayam ras; Pisang; Mangga; Rambutan; Jambu air; Semangka/Melon/Ketimun; Melinjo; Pepaya; Durian; Nangka; Cabe; dan Sukun.
2. Koperasi Pengelola Produk UnggulanPengembangan produk-produk unggulan wilayah dalam rangka untuk memberdayakan ekonomi rakyat setempat dapat dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan Koperasi Pengelola Produk Unggulan sebagai LEMBAGA EKONOMI RAKYAT YANG MENGAKAR & MANDIRI. Koperasi seperti ini dapat dikembangkan dari lembaga-lembaga ekonomi tradisional yang telah ada, atau melalui rekayasa sosial yang sesuai.
3. Strategi Pengembangan Sentra Produk UnggulanBeberapa macam kendala dalam pemberdayaan ekonomi rakyat di wilayah pedesaan ialah (1) keterba tasan kapabilitas sumberdaya alam, (2) masih adanya lokasi yang terisolir dan terbatasnya sarana dan prasarana fisik, (3) keterbatasan penguasaan modal dan teknologi, (4) lemahnya kemam puan kelembagaan penunjang pemba ngunan di tingkat perdesaan, dan (5) masih rendahnya akses masyarakat terhadap peluang-peluang bisnis yang ada. Berdasarkan faktor pembatas dan kendala yang ditemukan disusunlah konsep strategi pemberdayaan eko nomi masyarakat melalui pengem bangan usaha produk unggulan wilayah.
4. Kelompok sasaran dan Lingkup Kegiatan
Kelompok sasaran strategis dalam pengembangan produk unggulan wilayah adalah :a. Kelembagaan sosial -tradisional yang ada di masyarakat, seperti koperasi, kelompok tani, kelompok peternak, Paguyuban dan lainnyab. Lembaga Kelompok tani komo ditas yang telah ada. c. Warung pengecer bahan pokok, baik milik perorangan, kelompok (pra koperasi), maupun waserda milik koperasi untuk diberdayakan / dikembangkan usahanya.d.Pengusaha dan Pengusaha Kecil, baik perorangan maupun kelom pok, terutama jama'ah masjid / Kopontren yang bersangkutan yang bergerak di bidang produksi agribisnis/agroindustri dan sektor lainnya untuk diberdayakan / dikembangkan, sehingga pada gilirannya dapat memperluas kesempatan kerja (menyerap tenaga kerja). e.Tenaga Kerja Terampil untuk dilatih dan ditempatkan sebagai pendamping dan atau tenaga profesional / pengelola unit-unit usaha.
5.RANCANGAN KEBUN TEKNO LOGI: PUSAT INFORMASI DAN PELAYANAN TEKNOLO GI DESA (POSYANTEKDES)
Penerapan teknologi tepat guna diharapkan dapat membantu pengem bangan usaha produksi produk unggul an di wilayah pedesaan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyara kat desa. Proses alih teknologi yang efektif mensyaratkan beberapa hal penting, a.l.:1.Peran-serta secara aktif semua instansi terkait dan masyarakat penerima/pengguna untuk mengha-dapi dan mengatasi kendala yang ada2. Kerjasama dan komunikasi yang terprogram dalam suatu forum dialogis yang melibatkan semua komponen yang terkait3.Tersedianya wadah bagi forum dialogis antara masyarakat, pemba-wa, dan sumber teknologi yang berada dekat dengan masyarakat dan mudah diakses oleh segenap masyarakat (POSYANTEKDES).4.Adanya kelembagaan yang akomo datif dan partisipatif, didukung oleh adanya iklim inovatif dan tenaga yang terlatih, serta dilengkapi dengan fasilitas penunjang dan sistem informasi yang memadai.5.Adanya tokoh panutan masyarakat yang mampu menggalang segenap potensi masyarakat untuk diarahkan dan disiapkan untuk mengadopsi teknologi.Keberadaan POSYANTEKDES di bawah kendali Koperasi Produk Unggul an dan bermitra dengan Perguruan Tinggi mampu menjadi wahana yang efektif dalam proses alih teknologi tepat guna di wilayah pedesaan. Kebun Teknologi ini dapat berfungsi ganda sebagai:(1). Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Tepat-guna, yang dapat diakses oleh para santri dan oleh masyarakat sekitar PONPES(2).Pusat Penyuluhan, DEMOPLOT Ujicoba Penerapan Teknologi, dan Kaji Tindak (3). Pusat Pelayanan dan Informasi IPTEK yang mampu menjalin hubungan dengan jaringan informasi IPTEk yang lebih luas..
DAFTAR PUSTAKA
BPS 1995. Kabupaten Kediri Dalam Angka 1995. Kantor Statistik Kabupaten Dati II Kediri.
BPS 1996. Kabupaten Kediri Dalam Angka 1996. Kantor Statistik Kabupaten Dati II Kediri.
BPS 1997. Kabupaten Kediri Dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Dati II Kediri.
BPS. 1998. Potensi Desa Kabupaten Kediri Tahun 1996. Kantor Statistik Kabupaten Dati II Kediri.
DIPERTA 1995. Laporan Tahunan 1995. Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Dati II Kediri
DIPERTA 1996. Laporan Tahunan 1996. Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Dati II Kediri
DIPERTA 1997. Laporan Tahunan 1997. Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Dati II Kediri
DISBUN 1996. Laporan Tahunan 1996. Cabang Dinas Perkebunan Daerah Kabupaten Dati II Kediri
DISBUN 1997. Laporan Tahunan 1997. Cabang Dinas Perkebunan Daerah Kabupaten Dati II Kediri
DISNAK 1996. Laporan Tahunan 1996. Cabang Dinas Peternakan Daerah Kabupaten Dati II Kediri