prodi asuransi syariah jurusan muamalat...
TRANSCRIPT
STRATEGI FUND MANAGER
PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE
DALAM MENGELOLA PRODUK UNIT LINK SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh :
FAIZI EL ABBASY
101046222421
PRODI ASURANSI SYARIAH JURUSAN MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
STRATEGI FUND MANAGER
PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE
DALAM MENGELOLA PRODUK UNIT LINK SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh :
FAIZI EL ABBASY
101046222421
Di Bawah Bimibingan
Pembimbing I, Pembimbing II AM Hasan Ali, M.A Amalia, SE., MSM NIP.150371226
PRODI ASURANSI SYARIAH JURUSAN MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Sikripsi berjudul Strategi Fund Manager PT. Prudential Life Assurance dalam
Mengelola Produk Unit Link Syariah telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 10 Maret 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelas Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam).
Jakarta, 11 Maret 2009 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
PANITIAN UJIAN
1. Ketua : DR. Euis Amalia, M.Ag (…………………….. )
NIP. 150 289 264
2. Sekretaris : H.Ah Azharuddin Lathif, M.Ag (…………………….. )
NIP. 150 318 308
3. Pembimbing I : A. M. Hasan Ali MA (…………………….. )
NIP. 150371226
4. Pembimbing II : Amalia, SE, MSM (…………………….. )
5. Penguji I : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM (…………………….. )
NIP 150 050 917
6. Penguji II : DR. Abdurahman Dahlan, MA (…………………….. )
NIP.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Rabbi Izzah penulis panjatkan kehadirat-Nya,
atas limpahan rahmat, hidayah, pertolongan serta kemudahan-kemudahan yang
penulis dapatkan dari-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu tercurah pada pahlawan revolusi Islam Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa dan mencerahkan alam semesta ini dengan bergelimang
ilmu pengetahuan.
Penulis merasa bahagia dan bersyukur serta bangga dengan selesainya studi
dan skripsi ini tetapi kebahagian dan kebanggaan itu tidak akan tercapai tanpa doa,
dukungan dan ketulusan yang penuh dari semua pihak, oleh karena itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta, papa dan mama yang dengan tulus ikhlas
mendoakan dan memberikan kasih sayang serta dorangan baik moril
maupun materil guna keberhasilan dan kebahagiaan anak-anaknya, tanpa
papa dan mama penulis tidak berarti apa-apa.
2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, MA, SH, MM, Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
para pembantu dekannya.
3. Ibu Euis Amalia, M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak Ah.
Adzarudin Lathif, M.Ag, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak AM Hasan Ali, M.A, Dosen Pembimbing I, serta Ibu Amalia SE.,
MSM, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan
waktu, pikiran dan tenaga di tengah kesibukan beliau berdua serta sabar
dalam memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat, dan motifasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Lilly Herliana Nasution, Agency Manager PRU Ant Jakarta Yang
terlah meluangkan waktunya selama peoses penelitian yang peneliti
lakukan
6. Para dosen yang telah mendidik penulis hingga dapat menyelesaikan
studi di Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada kakaku tersayang Da Fajri, Da Faisal, Uni Faiziah dan Adikku
tercinta Fadhila terimakasih atas dorongan dan bantuannya selama ini.
Berkat cinta dan kasih sayang kalian, penulis akhirnya dapat juga
menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas doanya.
8. Spesial untuk orang yang saya cintai Rahmi Jumaera, S.Psi, terima kasih
sayang, yang telah setia menemani penulis selama ini. Terimakasih
sayang, telah mengorbankan waktu dan pikiran dalam membantu penulis
untuk menyelesaikan tulisan ini. Kehadiranmu begitu berarti bagiku.
9. Susi imut terima kasih telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk
membantu penulis dalam menyelasaikan tulisan ini. Yulia terimakasih,
dengan laptopnya penulis dimudahkan untuk menyelesaikan tulisan ini.
10. Pak Ongah, yang telah mendidik dan mencurahkan tenaganya.
Terimakasih tak terhingga.
11. Seluruh rekan-rekan seperjuangan dan teman-teman Keluarga
Mahasiswa Minangkabau yang tidak dapat disebut namanya satu
persatu, trimakasih.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Ciputat, 25 Februari 2009
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................... iv
Daftar gambar............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7
D. Metode Penelitian........................................................................ 7
E. Review Kajian Terdahulu ............................................................ 9
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Investasi Syariah.......................................................................... 13
B. Instrumen Investasi Syariah ......................................................... 29
C. Asuransi Jiwa .............................................................................. 36
D. Manajemen Investasi Syariah ...................................................... 40
E. Dasar Hukum Asuransi Syariah ................................................... 43
BAB III GAMBARAN UMUM PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE
A. Sejarah dan Kekuatan Global Prudential plc ................................ 46
B. Prudential Corporation Asia......................................................... 47
C. PT Prudential Life Assurance ...................................................... 49
D. Fund Manager PT. Prudential Life Assurance.............................. 51
E. Produk-prodeuk Unit Link PT. Prudential Life Assurance ........... 53
BAB IV MANAJEMEN INVESTASI UNIT LINK SYARIAH
PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE
A. Premi atau Kontribusi .................................................................. 54
B. Strategi Fund Manager PT. Prudential Life Assurance dalam
Mengelola Kontribusi Peserta ...................................................... 55
C. Strategi Pemilihan Saham yang akan Dibeli................................. 62
D. Analisis Hukum Islam terhadap Aplikasi Manajemen Investasi
Unit Link PT. Prudential Life Assurance ..................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 66
B. Saran ........................................................................................... 69
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Gambar
Gambar 3.1 Group Prudential ...................................................................... 47 Gambar 3.2 Total Pendapatan Premi PT. Prudential Life Assurance Dalam Lima Tahun Terakhir.................................................... 50 Gambar 3.3 Total Aset PT. Prudential Life Assurance Dalam Lima Tahun Terakhir ........................................................................ 48 Gambar 4.1 Syariah Equity Fund (SEF) Berdasarkan Jenis Aset.................. 56 Gambar 4.2 Syariah Equity Fund (SEF) Berdasarkan Alokasi Industri......... 57 Gambar 4.3 Syariah Cash and Bond Fund (SCBF) Berdasarkan Jenis Aset.. 59 Gambar 4.4 Syariah Cash and Bond Fund (SCBF) Berdasarkan Alokasi Industri ....................................................................... 60 Gambar 4.5 Syariah Managed Fund (SMF) Berdasarkan Jenis Aset............. 61 Gambar 4.6 Syariah Equty Fund (SEF) Berdasarkan Jenis Aset ................... 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak tahun 1997 hingga kini tahun 2008, negara kita Indonesia telah
mengalami krisis selama 10 tahun lebih. Krisis multidimensi dan termasuk di
dalamnya krisis moneter yang menjadi pelajaran amat berharga untuk kita petik.
Krisis panjang ini menjadi pukulan telak bagi masyarakat Indonesia untuk
menjalani perekonomiannya agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-
hari.
Kondisi ekonomi Indonesia memang telah terpuruk dan sulit untuk
bangkit kembali. Kondisi ini diperparah saat puncak krisis moneter pertengahan
tahun 1997 dengan terganggunya semua sektor perekonomian, mulai dari sektor
riil, industri, perdagangan, usaha kecil dan menengah sampai kalangan atas pun
terkena imbasnya, bahkan perbankan pun ikut mengalami guncangan dengan
banyaknya bank yang dilikuidasi.
Dampak krisis berkepanjangan ini yang tidak boleh dipandang sebelah
mata adalah kemiskinan. Ditambah lagi tingkat laju inflasi yang sangat tinggi
dibandingan dengan tingkat suku bunga pada bank. Berdasarkan perhitungan
inflasi tahunan yang dilakukan oleh BI sampai akhir April 2008 ini inflasi
sampai pada tingkat 8.96 % sementara tingkat suku bunga bank masih
berkisaran 7 %. Dengan ini lengkap sudah penderitaan rakyat Indonesia, mereka
makin pusing memikirkan untuk menghasilkan uang supaya dapat memenuhi
kebutuhan mereka sehari-hari.
Namun pusing memikirkan uang tidak hanya didominasi oleh mereka
yang tidak mempunyai uang, tetapi mereka yang mempunyai uang juga tak
kalah pusing. Mereka tidak tahu ke mana akan mengembangkan uang mereka
mengingat tingkat inflasi di Indonesia yang sangat tinggi. Bila mereka
menanamkan uang dalam bentuk aset seperti rumah apa daya ternyata untuk
kondisi ekonomi yang tidak stabil seperti sekarang tidak akan cukup, hendak
disimpan di bank dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat
tetapi ternyata tingkat suku bunga yang dijanjikan lebih rendah dibandingkan
dengan laju inflasi. Akhirnya mereka malah jadi serba salah.
Untuk itu diperlukan sarana untuk pengelolaan uang, di mana tingkat
keuntungannya lebih tinggi atau sama dengan laju inflasi. Dalam
pengembangan atau pengelolaan uang ini biasa juga disebut berinvestasi.
Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset baik berupa harta atau
dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau
akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Sedangkan investasi keuangan
adalah menanamkan dana dalam suatu surat berharga yang diharapkan akan
meningkatkan nilainya di masa mendatang.1 Investasi bisa berupa barang seperti
1 Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), 2003, Modal
Publication, Jakarta, h. 45
dalam bentuk pembelian kepemilikan atas tanah, emas, rumah dan lain-lain.
Atau investasi juga bisa dilakukan dengan cara lain yaitu melalui lembaga
keuangan non bank seperti reksadana.
Reksadana atau istilah asingnya mutual fund sebenarnya bukanlah produk
baru dalam investasi. Di Amerika jenis investasi ini sudah berusia seabad. Tidak
heran kalau di sana investasi reksadana menjadi primadona tak ubah seperti
tabungan saja. Prinsipnya reksadana adalah wadah yang mengumpulkan dana
dari masyarakat untuk dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan
kembali ke pasar modal, seperti efek ekuitas (saham), efek pendapatan tetap
(obligasi) dengan tujuan memperoleh keuntungan lebih baik. Dana yang
terkumpul tidak dipegang oleh manajer investasi, tetapi disimpan dan
diasuransikan oleh bank yang memperoleh izin dari Bapepam sebagai bank
penjamin (custodian).
Namun dewasa ini perusahaan asuransi tak mau ketinggalan mereka mulai
mengembangkan diri. Beberapa perusahaan asuransi jiwa tidak hanya sekedar
memberikan pertanggungan kepada nasabahnya tetapi juga mengelola premi
nasabah layaknya seperti perusahaan-perusahaan investasi lainnya dengan
meluncurkan produk unit link. Produk asuransi yang ditawarkan bisa berbentuk
asuransi kesehatan atau asuransi jiwa, tetapi biasanya dipasarkan dalam
kemasan yang lebih menarik bagi masyarakat: misalnya tabungan masa depan
atau asuransi pendidikan.
Menjadi nasabah investasi unit link dan reksadana sebenarnya tidak jauh
berbeda. Dalam keduanya, nasabah diminta untuk memilih ke mana dana yang
disetorkan akan diinvestasikan. Pilihan yang disediakan adalah ekuitas, fixed
income, pasar uang atau kombinasi diantaranya. Keduanya sama-sama memiliki
resiko yang kurang lebih sama, tergantung dari jenis investasi yang dipilih.
Pada produk unit link ini biasa juga disebut two in one. Nasabah diberi dua
keuntungan sekaligus, selain mendapat pertanggungan nasabah juga sekaligus
dapat berinvestasi. Salah satu perusahaan asuransi yang mengeluarkan produk
unit link adalah PT. Prudential Life Assurance.
Seperti halnya asuransi biasa, nasabah asuransi unit link membayar premi
setiap jangka waktu tertentu, biasanya bulanan. Perbedaannya, nasabah unit link
membayar premi dalam dua porsi, porsi premi perlindungan dan porsi investasi.
Premi perlindungan berfungsi sama dengan premi pada asuransi biasa.
Sedangkan porsi investasi akan disetorkan oleh perusahaan asuransi kepada
manajer investasi untuk dikelola. Pada produk-produk tertentu, jika nantinya
return dari investasi bisa menutupi biaya premi, maka nasabah memiliki pilihan
untuk tidak membayar premi. Selain itu unit link dinilai lebih praktis bagi yang
tidak ingin berhubungan dengan pihak yang berbeda untuk mengurusi investasi
dan asuransi.
Dengan banyak inovasi produk-produk investasi di pasaran, tentunya
perusahaan asuransi dituntut untuk mengelola premi nasabah agar para nasabah
mendapatkan keuntungan yang sama bahkan lebih tinggi dari laju inflasi. Oleh
karena itu sudah menjadi tugasnya fund manager dalam perusahaan asuransi
untuk senantiasa memantau fluktuasi perekonomian global agar perusahaan
dapat memperoleh keuntungan sesuai dengan target dan memperkecil resiko
kerugian yang mungkin akan timbul. Karena nasabah lebih cenderung kepada
investasi yang menjanjikan tingkat bunga tinggi.
Aktivitas investasi unit link yang berkiblat ke dunia barat ini tidak pernah
lepas dari keterlibatan variabel spekulasi dan bunga. Hal ini jelas sulit diterima
oleh masyarakat di Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama
Islam. Pengembangan model investasi unit link ini di kalangan umat Islam
sendiri tentu memiliki kendala dengan penerapan spekulasi dan instrumen
bunga tersebut. Karena dalam pelaksanaan ekonomi Islam sendiri telah secara
jelas menyatakan bahwa instrumen bunga (riba) dan segala aktivitas spekulasi
diharamkan. Dengan adanya ketentuan tersebut tidak lantas menutup atau
membatasi sepak terjang aktivitas perekonomian Islam. Islam lebih
mengetengahkan sistem bagi hasil (profit - loss sharing system) sebagai
alternatif yang lebih baik dalam aktivitas perekonomian.
Sistem bagi hasil dengan instrumen mudharabah dan musyarakah dalam
perekonomian, mendukung nilai-nilai keadilan yang menjadi prinsip dalam
perekonomian Islam. Hal ini sesuai dengan fitrah usaha yaitu kondisi untung
dan kondisi rugi. Sehingga apapun hasil dalam usaha baik untung maupun rugi
sistem bagi hasil memastikan tidak ada kedua belah pihak yang terlibat di
dalamnya yang merasa dirugikan. Mereka yang berusaha di dalamnya
mendapatkan hasil yang sesuai dengan porsinya masing-masing.2
Melihat kecenderungan tersebut maka PT. Prudential Life Assurance
membuat terobosan dengan menghadirkan model investasi berupa unit link
syariah yang sesuai dengan aturan syariah yang berlaku. Sehingga masyarakat
dapat leluasa dan merasa tenang karena dana investasi mereka dikelola murni
sesuai syariah.
PT. Prudential Life Assurance di Indonesia berdiri sejak tahun 1995. Dan
pertama kali launching produk syariah pada tanggal 5 September 2007, dengan
nama produk Prulink Syariah. Meskipun produk ini baru, namun akhir
Desember 2007 Fund Manager PT. Prudential Life Assurance berhasil
mengelola kontribusi peserta dengan tingkat pertumbuhan sampai dengan 25%.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam lagi
mengenai “Strategi Fund Manager PT. Prudential Life Assurance Dalam
Mengelola Produk Unit Link Syariah”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, agar pembahasan masalah
tidak meluas maka peneliti hanya akan membahas mengenai investasi,
instrumen investasi dan manajemen investasi produk unit link pada PT.
Prudential Life Assurance.
2 Ali Sakti, Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Moderen, 2007, Paradigma
dan Aqsha Publising, Jakarta, h.94
Sedangkan perumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apa perbedaan asuransi unit link syariah dengan asuransi unit link
konvensional pada PT. Prudential Life Assurance?
2. Bagaimana dan strategi apa yang digunakan oleh Fund Manager PT.
Prudential Life Assurance dalam mengelola investasi produk unit link
syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui perbedaan unit link syariah dengan unit link
konvensional pada PT. Prudential Life Assurance.
b. Untuk mengetahui Strategi apa yang diterapkan oleh Fund Manager
PT. Prudential Life Assurance
2. Manfaat penelitian
a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat bagi khazanah pengetahuan dalam
pengembangan dunia asuransi syariah.
b. Melengkapi literatur tentang manajemen investasi produk unit link
pada PT. Prudential Life Assurance.
D. Metode Penelitian
Metode pada penelitian ini adalah deskriptif analisis dimana penelitian ini
didasarkan pada informasi-informasi dan data-data yang akurat. Data-data
tersebut di peroleh peneliti dengan melakukan penelitian kepustakaan (library
research) dan penelitian lapangan (field research).
1. Penelitian Kepustakaan (library research)
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan metode penelitian
kepustakaan. Yaitu suatu teknik penelitian untuk memperoleh data dari
buku, jurnal, artikel, atau majalah dan internet yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer yang
dilakukan dengan cara:
a. Wawancara (interview) adalah suatu bentuk komunikasi verbal untuk
memperoleh informasi, baik dilakukan secara struktural maupun non
struktural.
b. Dokumentasi, teknik ini peneliti gunakan untuk melengkapi data yang
peneliti perlukan, yaitu dengan cara melihat dokumen dan arsip-arsip
yang ada kaitannya dengan objek penelitian pada PT. Prudential Life
Assurance.
Selanjutnya dalam pengolahan data peneliti mengklasifikasikan data yang
telah diperoleh untuk kemudian diolah dan dilengkapi dengan interpretasi data-
data yang telah diperoleh tersebut berdasarkan metode berikut.
1. Metode induktif, yaitu suatu cara dalam menganalisa data yang bertitik
tolak dari data yang bersifat khusus, kemudian ditarik atau diambil
kesimpulan yang bersifat umum.
2. Metode deduktif, penarikan suatu logika yang bertitik tolak dari
pengetahuan yang bersifat umum, kemudian dijadikan titik tolak
dalam menilai suatu fakta yang bersifat konkrit.
Adapun pedoman penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman
penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang disusun oleh tim UNI Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2007, dengan menggunakan EYD (Ejaan yang
Disempurnakan).
E. Review Kajian Terdahulu
Diantara karya-karya yang terdahulu yang sudah ada dalam bentuk skripsi
adalah:
1. Strategi pembiayaan Bank Syariah dalam membantu peningkatan UKM
skripsi Rahmat Sunandar Soleh. Skripsi ini membahas tentang strategi
pembiayaan UKM dan retail yang di landasi sikap proaktif perbankan
syariah kepada wirausahawan yang juga adalah nasabah pembiayaan.
Disamping strategi pemberdayaan UKM bank syariah juga melaksanakan
strategi peningkatan efektivitas dan efesiensi jariangan distribusi dengan
penambahan jaringan ATM dan sentra pembiayaan.
Sedangkan skripsi ini membahas tentang strategi apa yang diterapkan
oleh Fund Manager PT. Prudential Life Assurance serta bagai pelaksanaan
unit links syariah dan system manajemen infestasi di perusahaan ini. Jadi
berbeda sekali dengan skripsi yang ditulis oleh Rahmat Sunandar Soleh.
2. Skripsi yang berjudul Analisa Strategi Koperasi Pondok pesantren Al Ikhlas
Subang Jabar (2006), membahas upaya yang telah dilakukan Kopantren Al
Ikhlas dalam pemberdayaan ekonomi umat. Kesimpulannya adalah
Kopantren telah mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam bidang
ekonomi yang sesuai dengan syariat dengan jalan melakukan penyuluhan
bagai mana cara berusaha yang benar, membantu permodalan masyarakat di
sekitar Kopantren al ikhlas. Jadi berbeda sekali dengan apa yang penulis
lakukan.
3. Sikripsi yang berjudul Strategi Lembaga nir laba dalam upaya
pemberdayaan UKM (Cecep Suyudi M-2008). Sikripsi ini
mempermasalahkan strategi yang diterapkan masyarakat mandiri dalam
pemberdayaan UKM terutama terhadap nasabah binaan lembaga nir laba
masyarakat mandiri Parung. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
strategi yang diterapkan pada program masyarakat mandiri dalam
melakukan pemberdayaan khususnya pada economic development meliputi:
strategi utama yang terdiri dari pembentukan kelompok secara partisipatif,
penguatan kapasitas SDM secara Komunal, menciptakan dan
mengembangkan usaha produktif serta mengembangkan kelembagaannya.
Sedangkan strategi pendukung berupa pembinaan keagamaan,
pendampingan dan perluasan wawasan kelompok masyarakat binaan.
Jadi berbeda sekali dengan apa yang penulis lakukan, memang sama-
sama meneliti tentang strategi, yang pertama meneliti Strategi pembiayaan
Bank Syariah dalam membantu peningkatan UKM, yang kedua Strategi
Koperasi Pondok pesantren Al Ikhlas dalam pemberdayaan ekonomi umat,
yang ketiga strategi nir laba dalam pemberdayaan UKM sedangkan penulis
berbicara tentang strategi Fund Manager dalam mengelola Produk Unit link
syariah.
F. Sistematika Penulisan
Dalam memudahkan penulisan, maka penulis menyusun penulisan skripsi
ini menjadi lima bab, yang terangkum sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian dan teknik penulisan serta
sistematika penulisan.
BAB II Kajian teori, meliputi teori-teori yang berhubungan dengan
unit link syariah, investasi syariah, instrumen investasi dan
manajemen investasi.
BAB III Pada bab ini menggambarkan tentang sejarah berdiri, visi dan
misi struktur organisasi dan produk-produk PT. Prudential
Life Assurance.
BAB IV Analisis Data, meliputi hasil wawancara dan data-data yang
di peroleh dari lapangan atau narasumber kemudian data-data
mentah yang telah diperoleh tersebut di analisa.
BAB V Kesimpulan dan Saran, meliputi kesimpulan dari hasil
penelitian dan saran-saran atas penelitian yang telah di
lakukan dan untuk penelitian lanjutan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Investasi Syariah
Banyak bisnis yang dapat dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangak
panjang, tentu semuanya bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan
di kemudian hari. Orang membeli sebidang tanah dengan harapan nantinya harga
tanah tersebut menjadi lebih mahal. Orang menyimpan uangnya di bank dengan
harapan mendapatkan bunga dari simpanannya itu.
Secara umum, semua tindakan di atas dapat dikategorikan sebagai tindakann
investasi. Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang
mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk
beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu
mengkompensasi pengorbanan investor berupa:
(1) keterikatan aset pada waktu tertentu,
(2) tingkat inflasi, dan
(3) ketidaktentuan penghasilan pada masa men datang
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Keempat, investasi diberi arti
’penanaman uang atau modal untuk tujuan memperoleh keuntungan.3 Jika investasi
diambil dari investment dalam bahasa Inggris, definisinya di dalam KBBI itu
3 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1966, PN Balai Pustaka, hal. 369
sudahlah tepat sebab menurut The New Oxford Dictionary of English (1999),
investment berarti ’the action or process of investing money for profit or material
result’, tindakan atau proses menginvestasikan uang demi keuntungan atau hasil
material.4
Investasi berperan penting dalam pembiayaan pertumbuhan dan pengembangan
ekonomi di suatu negara. Produk asuransi merupakan salah satu perangkat investasi
yang unik dibanding bentuk investasi lainnya. Dalam hal ini investasi dapat diartikan
sebagai sebuah cara atau alat untuk meningkatkan nilai atas dana yang kita simpan di
sebuah instrumen investasi tertentu untuk mendapatkan pengembalian dana yang
positif (positif return)5.
Menurut paham ekonomi, asuransi, merupakan suatu lembaga keuangan karena
melalui asuransi dapat dihimpun dana dalam jumlah besar, yang dapat digunakan
untuk membiayai pembangunan selain bermanfaat bagi masyarakat yang
berpartisipasi dalam bisnis asuransi karena sesungguhnya asuransi bertujuan
memberikan perlindungan atas keuangan, yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak
diduga sebelumnya.
Dari sisi bahasa, asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie yang artinya
pertanggungan dan dari istilah tersebut lalu timbul istilah assuradeur yang ditujukan
4 Oxford University Press, The New Oxford Dictionary of English, 1999, Oxford University
Press, hal. 179 5 Ketut Sendra, Konsep Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link Proteksi Sekaligus Investasi, 2004,
Penerbit PPM, hal. 131-132
bagi penanggung, sedangkan geassureerde yang ditujukan untuk tertanggung.6
Menurut Mehr asuransi adalah “suatu alat untuk mengurangi resiko dengan
menggabungkan jumlah unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara
kolektif dapat di prediksi. Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi
dan didistribusikan secara proporsional di antara semua unit dalam gabungan
tersebut.7 Sementara itu, menurut Mark R. Greene, asuransi adalah institusi ekonomi
yang mengurangi resiko dengan menggabungkan di bawah satu manajemen dan
kelompok objek dalam suatu kondisi sehingga kerugian besar yang di derita oleh
suatu kelompok yang tadi dapat di prediksi dalam lingkup yang lebih kecil.8 Belum
atau tidak adanya batasan mengenai pengertian tentang asuransi yang dapat diterima
secara umum. Oleh karena itu, pengertiannya tergantung pada latar belakang yang
memandangnya.
Dengan demikian, pengertian asuransi sesungguhnya dapat di lihat dari berbagai
sudut pandang, yaitu dari sudut pandang seorang ekonom, hukum, bisnis, maupun
sosial. Artinya tidak ada definisi yang dapat memenuhi berbagai pihak secara
sempurna, dan untuk keseragaman pengertian di Indonesia, dituangkan dalam UU
No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian: asuransi adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
6 KH. Ali Yafie, Sauransi dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial,1994,
Penerbit Mizan, hal. 205-206 7 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General), Konsep dan Sistem
Operasional, 2004, Gema Insani Press, hal. 26 8 Ibid, hal. 26-27
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di
harapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.9
Sementara itu, menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal
246 dijelaskan bahwa pengertian asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan suatu premi untuk
memberi pengertian kepadanya untuk suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tidak
tertentu.10
Dari beberapa pengertian asuransi konvensional di atas dapat kita lihat manfaat
yang ditawarkan oleh suatu produk asuransi. Di sisi lain asuransi syariah hadir
dengan menawarkan nuansa yang berbeda dari asuransi konvensional. Bila dilihat
dari pengertiannya asuransi syariah adalah saling menanggung resiko di antara
sesama manusia sehingga di antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung
atas resiko masing-masing.11 Dengan kata lain tanggung-menanggung resiko tersebut
9 Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 dan
Pertauran Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, 2003, DAI, hal. 2-3 10 AM, Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjanuan Analisis Historis,
Teoritis dan Praktis, 2004, Percetakan Fajar Interpratama Offset, hal. 59 11 Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukumdalan Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia,2004, Prenada Media, hal. 122
dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-
masing mengeluarkan dana yang ditujukan untuk menanggung resiko tersebut.
Hal inilah salah satu yang membedakan antara asuransi syariah dan asuransi
konvensional. Selain itu dalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of
risk yaitu pemindahan risiko dari peserta atau tertanggung ke perusahaan atau
penanggung sehingga terjadi pula transfer of fund yaitu pemindahan dana dari
tertanggung kepada penanggung. Sebagai konsekwensi maka kepemilikan dana pun
berpindah, dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi.
Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Akad (Perjanjian)
Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang
melakukannya harus jelas secara hukum ataupun non-hukum untuk
mempermudah jalannya kegiatan bisnis tersebut saat ini dan masa mendatang.
Akad dalam praktek muamalah menjadi dasar yang menentukan sah atau
tidaknya suatu kegiatan transaksi secara syariah. Hal tersebut menjadi sangat
menentukan di dalam praktek asuransi syariah. Akad antara perusahaan
dengan peserta harus jelas, menggunakan akad jual beli (tadabuli) atau tolong
menolong (takaful).
Akad pada asuransi konvensional didasarkan pada akad tadabuli atau
perjanjian jual beli. Syarat sahnya suatu perjanjian jual beli didasarkan atas
adanya penjual, pembeli, harga, dan barang yang diperjual-belikan. Sementara
itu di dalam perjanjian yang diterapkan dalam asuransi konvensional hanya
memenuhi persyaratan adanya penjual, pembeli dan barang yang diperjual-
belikan. Sedangkan untuk harga tidak dapat dijelaskan secara kuantitas,
berapa besar premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi untuk
mendapatkan sejumlah uang pertanggungan. Karena hanya Allah yang tahu
kapan kita meninggal. Perusahaan akan membayarkan uang pertanggungan
sesuai dengan perjanjian, akan tetapi jumlah premi yang akan disetorkan oleh
peserta tidak jelas tergantung usia. Jika peserta dipanjangkan usia maka
perusahaan akan untung namun apabila peserta baru sekali membayar
ditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengan demikian menurut
pandangan syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar) dalam hal
berapa besar yang akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada produk saving)
atau berapa besar yang akan diterima pemegang polis (pada produk non-
saving).
Akad dalam Islam dibangun atas dasar mewujudkan keadilan dan
menjauhkan penganiayaan. Harta seorang muslim yang lain tidak halal,
kecuali dipindahkan haknya kepada yang disukainya. Keadilan dapat
diketahui dengan akalnya, seperti pembeli wajib menyatakan harganya dan
penjual menyerahkan barang jualannya kepada pembeli. Dilarang menipu,
berkhianat, dan jika berhutang harus dilunasi. Jika kita mengadakan suatu
perjanjian dalam suatu transaksi bisnis secara tidak tunai maka kita wajib
melakukan hal-hal berikut: Menuliskan bentuk perjanjian (seperti adanya SP
dan polis). Bentuk perjanjian harus jelas dimengerti oleh pihak-pihak yang
bertransaksi. Adanya saksi dari kedua belah pihak. Para saksi harus cakap dan
bersedia secara hukum jika suatu saat diminta kewajibannya.
2. Gharar (Ketidakjelasan)
Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang
akibatnya tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita
takuti.
Gharar atau ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional,
dikarenakan tidak adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan
atas usia tertanggung, sementara kita sepakat bahwa usia seseorang berada di
tangan Yang Maha Kuasa. Jika baru sekali seorang tertanggung membayar
premi ditakdirkan meninggal, perusahaan akan rugi sementara pihak
tertanggung merasa untung secara materi. Jika tertanggung dipanjangkan
usianya, perusahaan akan untung dan tertanggung merasa rugi secara
financial. Dengan kata lain kedua belah pihak tidak mengetahui seberapa lama
masing-masing pihak menjalankan transaksi tersebut. Ketidakjelasan jangka
waktu pembayaran dan jumlah pembayaran mengakibatkan ketidaklengkapan
suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai gharar. Para ulama berpendapat
bahwa perjanjian jual beli atau akad tadabuli tersebut cacat secara hukum.
Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli,
yaitu suatu niat tolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan
mendapat musibah. Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat,
karena kita menghindari larangan Allah dalam praktik muamalah yang
gharar.
Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik
perusahaan asuransi (transfer of fund). Sedangkan dalam asuransi syariah,
dana yang terkumpul adalah milik peserta (shahibul mal) dan perusahaan
asuransi syariah (mudharib) tidak bisa mengklaim menjadi milik perusahaan.
3. Tabarru dan Tabungan
Tabarru berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan, yang
artinya sumbangan atau derma. Orang yang menyumbang disebut mutabarri
(dermawan). Niat bertabbaru bermaksud memberikan dana kebajikan secara
ikhlas untuk tujuan saling membantu satu sama lain sesama peserta asuransi
syariah, ketika di antaranya ada yang mendapat musibah. Oleh karena itu dana
tabarru disimpan dalam rekening khusus. Apabila ada yang tertimpa musibah,
dana klaim yang diberikan adalah dari rekening tabarru yang sudah diniatkan
oleh sesama peserta untuk saling menolong.
Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena
musibah sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan akan mendapat balasan
yang sangat besar di hadapan Allah, sebagaimana digambarkan dalam hadist
Nabi SAW,"Barang siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan
memenuhi hajatnya."(HR Bukhari Muslim dan Abu Daud).
Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur saving
maka dana yang dititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana
tabarru terdapat pula unsur dana tabungan yang digunakan sebagai dana
investasi oleh perusahaan. Sementara investasi pada asuransi kerugian syariah
menggunakan dana tabarru karena tidak ada unsur saving. Hasil dari investasi
akan dibagikan kepada peserta sesuai dengan akad awal. Jika peserta
mengundurkan diri maka dana tabungan beserta hasilnya akan dikembalikan
kepada peserta secara penuh.
4. Maisir (Judi)
Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi
konvensional terdapat unsur gharar yang pada gilirannya menimbulkan
qimar. Sedangkan al qimar sama dengan al maisir. Muhammad Fadli Yusuf
menjelaskan unsur maisir dalam asuransi konvensional karena adanya unsur
gharar, terutama dalam kasus asuransi jiwa. Apabila pemegang polis asuransi
jiwa meninggal dunia sebelum periode akhir polis asuransinya dan telah
membayar preminya sebagian, maka ahli waris akan menerima sejumlah uang
tertentu. Pemegang polis tidak mengetahui dari mana dan bagaimana cara
perusahaan asuransi konvensional membayarkan uang pertanggungannya. Hal
ini dipandang karena keuntungan yang diperoleh berasal dari keberanian
mengambil resiko oleh perusahaan yang bersangkutan. Muhammad Fadli
Yusuf mengatakan, tetapi apabila pemegang polis mengambil asuransi itu
tidak dapat disebut judi. Yang boleh disebut judi jika perusahaan asuransi
mengandalkan banyak atau sedikitnya klaim yang dibayar. Sebab keuntungan
perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya klaim
yang dibayarkannya. 12
5. Riba
Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan
dananya dengan bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal
demikian juga dilakukan saat perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan
menghitung keuntungan di depan. Investasi asuransi konvensional mengacu
pada peraturan pemerintah yaitu investasi wajib dilakukan pada jenis investasi
yang aman dan menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan
kewajiban yang harus dipenuhi. Begitu pula dengan Keputusan Menteri
Keuangan No. 424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Semua jenis investasi yang diatur dalam
peraturan pemerintah dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.
Asuransi syariah menyimpan dananya di bank yang berdasarkan
syariat Islam dengan sistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi
lainnya didasarkan atas petunjuk Dewan Pengawas Syariah.
6. Dana Hangus
Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorang
peserta karena suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masa
12 Hendry Risjawan, Bedanya Asuransi Syariah dengan Konvensional, Selasa, 06-03-2007
18:10:30, http://www.wikimu.com/News/DisplayNews
reversing period. Sementara ia telah beberapa kali membayar premi atau telah
membayar sejumlah uang premi. Karena kondisi tersebut maka dana yang
telah dibayarkan tersebut menjadi hangus. Demikian juga pada asuransi non-
saving atau asuransi kerugian jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim,
maka premi yang dibayarkan akan hangus dan menjadi milik perusahaan.
Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional
akan menimbulkan ketidakadilan dan merugikan peserta asuransi terutama
bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi
peserta tidak punya dana untuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak
melanjutkan dana yang sudah masuk akan hangus. Kondisi ini mengakibatkan
posisi yang dizalimi. Prinsip muamalah melarang kita saling menzalimi, laa
dharaa wala dhirara (tidak ada yang merugikan dan dirugikan).
Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus,
karena nilai tunai telah diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagi
peserta yang baru masuk karena satu dan lain hal mengundurkan diri maka
dana/premi yang sebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali
sebagian kecil dana yang diniatkan sebagai dana tabarru (dana kebajikan).
Hal yang sama berlaku pula pada asuransi kerugian. Jika selama dan selesai
masa kontrak tidak terjadi klaim, maka asuransi syariah akan membagikan
sebagian dana/premi tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30 sesuai
kesepakatan si awal perjanjian (akad). Jadi premi yang dibayarkan pada awal
tahun masih dapat dikembalikan sebagian ke peserta (tidak hangus).
Jumlahnya sangat tergantung dari hasil investasinya.
Itulah beberapa hal yang membedakan asuransi syariah dengan asuransi
konvensional
Dari sudut pandang ekonomi, asuransi adalah mengurangi ketidakpastian
dengan pengalihan dan penggabungan (penghimpunan dana dari pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan yang sama. Tujuan dari sudut pandang ekonomi, adalah
mengurangi ketidakpastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh seorang atau
perusahaan asuransi dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan. Dari
sudut pandang hukum, asuransi adalah usaha pengalihan resiko melalui pembayaran
premi oleh tertanggung kepada penanggung melalui suatu kontrak ganti rugi. Tujuan
dari sudut pandang hukum adalah memindahkan resiko yang dihadapi oleh suatu
objek atau suatu kegiatan bisnis kepada pihak lain.
Dari sisi perusahaan, asuransi adalah upaya membagi resiko dengan pengalihan
perorangan atau perusahaan kepada lembaga jasa keuangan yang mengkhususkan diri
dalam pengelolaan resiko. Tujuan dari sisi perusahaan adalah membagi resiko yang
dihadapi kepada semua peserta program asuransi. Dari sisi sosial asuransi adalah
upaya menanggung suatu resiko secara bersama oleh anggota suatu kelompok
anggota masyarakat melalui iuran guna membayar kerugian yang diterima oleh salah
seorang anggotanya yang mengalami musibah. Tujuan dari sudut pandang sosial
adalah menanggung kerugian secara bersama-sama semua peserta program asuransi.
Dari pengertian di atas terlihat dengan jelas bahwa terdapat empat pihak yang
terlibat dalam asuransi, yaitu:
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji akan membayar uang premi kepada
pihak penanggung, sekaligus atau mengangsur;
2. Pihak penanggung (insurer) yang berjanji akan memberikan proteksi
tertanggung (insured) yang menerima proteksi;
3. Peristiwa (accident) yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya,
peristiwa yang memungkinkan terjadinya kerugian;
4. Kepentingan (interest), yang mungkin dapat mengalami kerugian yang di
sebabkan oleh peristiwa yang terjadi.
Keempat pihak di atas merupakan unsur pokok dalam asuransi. Asuransi
kerugian meliputi asuransi pengangkutan laut, asuransi pengangkutan darat, asuransi
kendaraan bermotor, asuransi kebakaran dan sebagainya. Disebut sebagai asuransi
kerugian karena dalam batas pengertian kerugian, penanggung hanya membayar ganti
rugi kepada tertanggung sesuai dengan kerugian yang diderita kepada tertanggung.
Dengan kata lain investasi dapat disebut sebagai salah satu upaya untuk
menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu
yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya
di masa yang akan datang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana
pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa yang
akan datang13. Berdasarkan hal di atas maka bentuk investasi dapat dibagi menjadi:
1. Investasi langsung (direct investment), yaitu investasi di mana investor bisa
mendapatkan haknya secara langsung dalam sebuah sekuritas atau property.
Contoh investasi langsung adalah ketika investor membeli saham, obligasi,
logam murni, atau real estate dalam rangka menjaga nilai investasi atau untuk
mendapatkan keuntungan.
2. Investasi tidak langsung (indirect investment), yaitu sebuah investasi yang
disimpan dalam bentuk sebuah portfolio investasi dan kelompok sekuritas yang
dikeluarkan oleh beberapa perusahaan. Contoh investasi tidak langsung adalah
reksadana (mutual fund) yang merupakan bentuk investasi yang portfolionya
terdiversifikasi ke berbagai instrument investasi yang ada.
Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan
perdagangan atau kegiatan usaha, di mana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang
berkaitan dengan suatu produk atau aset maupun usaha jasa. Namun, investasi
keuangan menurut syariah harus terkait secara langsung dengan suatu aset atau
kegiatan usaha yang spesifik dan menghasilkan manfaat, karena hanya atas manfaat
tersebut dapat dilakukan suatu bagi hasil.
Dilihat dari sisi manfaatnya maka investasi yang ada di pasaran saat ini pada
umumnya menawarkan berbagai bentuk perlindungan antara lain:
13 Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syari’ah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), 2003, Modal
Publications, Jakarta, hlm.45.
1. Memberikan rasa aman dan perlindungan.
Artinya, bila memiliki polis asuransi, tertanggung akan terhindar dari
kemungkinan timbul resiko kerugian di kemudian hari dan menjadi tenang
jiwanya karena objek yang diasuransikan ini diberikan jaminan oleh
penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil (the equitable assetment
of cost). Artinya, semakin besar kemungkinan terjadinya resiko kerugian
timbul, semakin besar pula premi pertanggungannya.
3. Memberi kepastian.
Artinya, merupakan manfaat utama asuransi karena pada dasarnya
asuransi berusaha untuk mengurangi konsekuensi yang tidak pasti dari
suatu keadaan yang merugikan (peril), yang sudah diperkirakan
sebelumnya sehingga biaya atau akibat financial dari kerugian tersebut
menjadi pasti atau relatif pasti.
4. Sarana menabung.
Artinya, selama masa asuransi tidak terjadi klaim, uang yang
diasuransikan dikembalikan, yang biasanya untuk jenis asuransi tertentu.
Contoh: asuransi jiwa, saat ini kita mengeluarkan uang sedangkan
penggunaannya di kemudian hari.
5. Instrumen pengalihan dan penyebaran resiko.
Artinya, melalui asuransi, kemungkinan timbul resiko dapat dialihkan dan
disebarkan kepada pihak penanggung.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha tertanggung.
Artinya, tertanggung yang akan berinvestasi pada suatu bidang usaha bila
investasi (usaha pertanggungan) tersebut dapat ditutup oleh asuransi untuk
mengurangi resiko.
7. Menjadikan hidup lebih tenang, terhindar dari stress
Artinya, karena merasa bahwa segala resiko yang dapat diasuransikan
telah ada yang meng-cover, akan memberikan ketenangan dalam hidup
dan hidup penuh semangat
8. Jaminan kredit
Artinya polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan kredit (insurance
server as a basis of credit) (biasanya hanya untuk asuransi jiwa dan sangat
selektif pada jenis kredit dan bank tertentu)
9. Sebagai media perencanaan keuangan
a. Keunggulan pribadi
Perencanaan keuangan pribadi di sini dimaksudkan adalah lebih
ditekankan pada pendekatan individual sesuai dengan siklus kehidupan
manusia sejak dilahirkan hingga meninggal kelak. Dalam kehidupan
tidak semuanya dapat berjalan secara normal sehingga pada suatu
ketika akan menghadapi adanya ketidakpastian, seperti: berapa lama
masa lajang, kapan akan menikah, bagaimana mempersiapkan masa
tua, bagaimana mempersiapkan masa pensiun dan jika meninggal
kelak bagaimana dengan pembagian harta warisan, dan sebagainya.
b. Keuangan perusahaan.
Perencanaan keuangan perusahaan di sini dimaksudkan adalah lebih
ditekankan pada antisipasi agar kelak aktivitas perusahaan tidak
terganggu bila menghadapi kemungkinan resiko yang berakibat rugi
atau jatuhnya perusahaan serta memberikan kepastian dalam berusaha
dan mempermudah dalam perencanaan keuangan perusahaan.
B. Instrumen Investasi Syariah
Unsur penerimaan yang penting dalam asuransi jiwa adalah penerimaan dari
premi dan dari investasi atau pengembalian lainnya yang maksimal. Investasi dalam
asuransi jiwa dapat dilakukan pada instrument investasi. Tujuan investasi dari
perusahaan asuransi ini adalah untuk memanfaatkan dan mengembangkan dana yang
diterima perusahaan (uang premi) secara optimal. Alasan perlunya investasi oleh
perusahaan asuransi adalah semata-mata untuk pemenuhan kewajiban kepada
pemegang polis dan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pendapatan
perusahaan asuransi itu sendiri.
Tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan asuransi sangat
bergantung pada karakteristik internal perusahaan, yaitu jenis investasi yang dipilih,
cara investasi yang dilakukan dan manajemen perusahaan, serta kekuatan dan
pengaruh dari luar perusahaan seperti situasi politik, regulasi dan juga inflasi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam berinvestasi oleh perusahaan
asuransi diantaranya adalah: penempatan investasi dengan tepat (menetapkan tujuan
portofolio sebelum berinvestasi) agar memperoleh hasil optimal, dana yang
ditempatkan harus sesuai dengan batasan-batasan yang ditetapkan pemerintah dalam
hal jumlah nominalnya dan faktor resiko yang ada dari setiap instrumen.
Beberapa instrument investasi syariah atau Islami yang sudah ada saat ini dan
menjadi outlet investasi bagi asuransi syariah adalah sebagai berikut:
- Investasi ke bank-bank umum syariah, seperti BMI (Bank Muamalat
Indonesia) dan BSM (Bank Syariah Mandiri).
- Investasi ke bank umum yang memiliki cabang syariah, seperti BNI syariah,
BRI syariah, BII syariah, Danamon syariah, Bank IFI syariah, Bukopin
syariah dan sebagainya.
- Investasi ke Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Mal wat
Tamwil (BMT).
- Investasi langsung ke perusahaan-perusahaan yang tidak menjual barang-
barang haram atau maksiat dengan sistem mudharabah, wakalah, wadiah, dan
sebagainya.
- Investasi ke lembaga keuangan syariah lainnya, seperti reksadana syariah,
modal ventura syariah, leasing syariah, pegadaian syariah, obligasi syariah di
BEJ, koperasi syariah, dan sebagainya.
Beberapa jenis Investasi Syariah yang saat ini diimplementasikan di perusahaan
asuransi syariah di Indonesia di antaranya sebagai berikut14:
14 Nurmansyah Lubis, Akuntansi dan Investasi Dalam Asuransi Syariah Suatu Pengantar, Materi
training Certified Islamic Insurance Specialist (CIIS), BPPK-AASI, 2004
1. Deposito Mudharabah
a. Investasi yang dilakukan pada bank syariah dengan menanamkan
dalam bentuk dana tunai untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan,
12 bulan dengan nisbah tertentu.
b. Investasi Deposito Mudharabah dapat dilakukan pada BMI, BSM, IFI
Syariah, Jabar Syariah, BRIS, Bukopin Syariah, BIIS.
Tabel 2.1
Perbandingan bagi hasil antara bank syariah (Agustus 2003)
Deposito bank syariah
jangka waktu 1 tahun
Nisbah Equivalent Rate
BMI 75 11,05%
BSM 65 10,18%
IFI 57 13,22%
JABAR SYARIAH 55 7,08%
BRIS 62 8,94%
BUKOPIN SYARIAH 68 9%
BIIS 61 10,11%
Sumber: Muhamad Syakir Sula, Asuransi Syariah 2004
2. Obligasi Syariah
a. Investasi yang dilakukan dengan membeli obligasi syariah yang
diterbitkan oleh bank syariah dengan nisbah tertentu, misalnya
membeli obligasi syariah subordinasi.
b. Obligasi Syariah Subordinasi merupakan kontrak obligasi di tuangkan
dalam perjanjian perwaliamanatan dengan rasio bagi hasil dengan
nisbah tetap.
c. Investasi Obligasi Syariah dapat dilakukan atas obligasi syariah yang
di keluarkan oleh:
i. Obligasi Bank Muamalat Syariah Subordinasi tahun 2003 (BBB
Minus).
ii. Obligasi Bank Mandiri Syariah Mudharabah tahun 2003 (BBB).
iii. Berlian Laju Tanker Syariah Mudharabah tahun 2003 (A Minus).
iv. Indosat Syariah Mudharabah tahun 2002 (AA Plus).
3. Reksadana Syariah
a. Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara
pemodal sebagai shohibul mal dengan manejer investasi sebagai wakil
shohibul mal, maupun antara manajer investasi sebagai shohibul mal
dengan pengguna investasi.
b. Reksadana campuran dengan NAB memperoleh pertumbuhan nilai
investasi optimal dalam jangka panjang dengan melakukan investasi
pada efek ekuitas, efek utang, dan instrument pasar uang dari
perusahaan perusahaan yang kegiatan usaha dan hasil usahanya sesuai
dengan syariah Islam.
i. Reksadana PNM syariah Rp.1.218,65 (hasil investasi 1 tahun
12,42%).
ii. Danareksa syariah berimbang Rp.1.396,88 (hasil investasi 1
tahun 44,64%).
iii. Batas syariah Rp. 1.062,54 (data belum tersedia karena baru
launching).
4. Saham
Investasi yang dilakukan dengan membeli saham-saham blue chip di bursa
efek Jakarta. Sementara untuk saham-saham syariah terdapat pada Jakarta Islamic
Index (JII)
5. Penyertaan Langsung
Investasi yang dilakukan dengan melakukan penyertaan langsung pada
perusahaan yang secara analisis studi kelayakan menguntungkan.
6. Bangunan
Investasi yang dilakukan dengan cara membeli aktiva tetap berupa gedung
kemudian menyewakan dengan maksud akan mendapatkan yield yang
menguntungkan.
7. Pembiayaan Mudharabah
Investasi yang dilakukan dengan akad kerja sama usaha antara shohibul
mal dan mudharib dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka.
8. Pembiayaan Bai Bithaman Ajil
Investasi yang dilakukan akad jual-beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
9. Hipotik
Investasi yang dilakukan dengan memberikan pinjaman dalam bentuk
hipotik untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan rumah.
Dalam kaitan dengan instrument investasi untuk asuransi syariah,
departemen keuangan sebagai pihak regulator telah mengeluarkan peraturan
untuk mengatur tempat-tempat investasi bagi asuransi syariah sebagai berikut15.
- Deportasi dan sertifikat deposito syariah.
- Deposito dan sertifikat deposito pada BPRS (10%).
- Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (20%).
- Saham syariah yang tercatat di BEJ (20%).
- Obligasi syariah yang tercatat di BEJ (20%).
- Saham syariah yang tercatat di Bursa Efek luar negeri (10%).
- Obligasi syariah yang tercatat di Bursa Efek luar negeri (10%).
- Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin pemerintah (20%).
- Reksadana Syariah (20%).
- Investasi langsung (10%).
- Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (10%).
- Pembangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi (20%).
15 SK Dirjen no Kep. 4499/LK/200 Tanggal 11 September 2000.
- Hipotik atau mudharabah (30%).
- Pinjaman polis.
Dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) terbaru, investasi yang di
perkenankan untuk asuransi syariah adalah sebagai berikut16.
1. Deposito berjangka.
2. Saham pada BEJ.
3. Obligasi dengan rating terendah A.
4. Surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah atau BI.
5. Unit penyertaan reksadana.
6. Penyertaan langsung.
7. Bangunan dengan strata title.
8. Pinjaman polis.
9. Pembiayaan tanah dan atau bangunan, kendaraan dan barang modal dengan
skema murabahah.
10. Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah.
C. Asuransi Jiwa
16 Keputusan menteri keuangan (KMK) No.424 Tahun 2003.
Dari hal di atas dapat diketahui bahwa bentuk atau instrument investasi sangat
banyak, di mana masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Bila
diperhatikan bahwa kebanyakan orang membeli produk asuransi jiwa adalah
untuk memenuhi kebutuhan masa depan keluarganya, misalnya istri atau suami,
anak dan orang tuanya. Secara berangsur-angsur asuransi jiwa sudah mulai dibeli
orang sebagai bagian dari perencanaan keuangan keluarga yang efektif.
Dari pertimbangan ini maka muncullah berbagai produk asuransi jiwa dengan
berbagai variasinya, secara umum produk asuransi jiwa tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu permanent (whole life) dan jangka
warsa (term life), akan tetapi secara secara umum dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Asuransi jiwa permanent atau seumur hidup (whole life).
Sesuai dengan namanya, dalam asuransi seumur hidup tertanggung akan
membayar premi asuransi seumur hidupnya tanpa mengharapkan suatu kelak
akan manfaat atau santunan asuransi. Santunan asuransi hanya akan di terima
atau dibayarkan kepada termaslahat atau penerima manfaat atau seseorang
yang ditunjuk jika tertanggung meninggal dunia. Artinya dalam polis asuransi
jiwa seumur hidup, uang pertanggungan baru akan dibayarkan jika tertanggung
meninggal dunia. Pemegang polis membayar premi asuransi dalam jumlah yang
tetap secara bulanan ataupun tahunan, sedangkan penerima manfaat atau
termaslahat akan menerima santunan meninggal dunia dengan jumlah tetap atau
sebesar uang pertanggungan.
Premi yang dibayarkan pada polis asuransi jiwa seumur hidup
dipergunakan untuk membiayai proteksi atas jiwa tertanggung dan juga untuk
investasi, sehingga dalam polis ini dapat membentuk atau memiliki nilai tebus
atau nilai tunai. Jika polis ini menghasilkan investasi berupa bunga, maka akan
membentuk nilai tunai yang dapat di ambil atau di pinjam. Nilai tunai polis
asuransi jiwa seumur hidup dapat di tarik kapan saja oleh pemegang polis
apabila dilakukan pembatalan atau pentunaian. Sebaliknya jika pemegang polis
tidak membatalkan polisnya, maka masih memiliki akses terhadap akumulasi
tabungan polis tersebut. Umumnya pemegang polis dapat meminjam sejumlah
tertentu dari perusahaan asuransi atas nilai tunai yang dibentuk. Jenis asuransi
ini kurang begitu banyak peminatnya di Indonesia dan umumnya produk ini
laris terjual di negara Jepang.
2. Asuransi jangka warsa (term life insurance).
Suatu jenis asuransi jiwa di mana jumlah uang pertanggungan (JUP)
hanya akan dibayarkan jika tertanggung meninggal pada masa pertanggungan
(kontrak), sebaliknya jika hidup sampai akhir masa pertanggungan tidak ada
suatu pembayaran apapun dari penanggung atau perusahaan asuransi.
Uang pertanggungan dari polis ini tidak bervariasi selama jangka waktu
tersebut dan jika polis kadaluarsa, polis tidak memiliki nilai apapun. Oleh
karena itu tidak ada penebusan polis atau nilai tunai jika berhenti sebelum
waktunya. Premi yang dibayarkan di polis asuransi jiwa berjangka semata-mata
dipergunakan sebagai biaya untuk membayar proteksi jiwa tertanggung.
3. Asuransi jiwa dwi guna (endowment).
Jenis asuransi jiwa yang memberikan jaminan ganda yaitu: membayar
santunan sebesar Nilai pertanggungan kepada tertanggung, jika tertanggung
masih hidup sampai akhir masa kontrak asuransinya. Dan membayar santunan
kepada penerima manfaat yang ditunjuk sebesar nilai pertanggungan, jika
tertanggung meninggal sebelum berakhir masa kontrak asuransinya.
Polis asuransi whole life dan endowment merupakan suatu alat investasi efektif
yang dapat dibayarkan di kemudian hari, apakah bagi penerima manfaat jika
tertanggung meninggal dunia atau dinikmati jika tertanggung masih hidup. Kedua
jenis polis ini dapat mengandung unsur investasi yang dijamin. Maka dengan
demikian polis ini lebih di kenal dengan sebutan polis tanpa partisipasi bonus (non-
profit policy, atau non-participating policy).
Sebagai alternatif lain, polis ini juga dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan
kinerja investasi perusahaan asuransi jiwa, baik berupa polis dengan bonus (with
profit policy) artinya secara tidak langsung berkaitan dengan kinerja investasi
perusahaan maupun melalui polis unit-link yang secara langsung di kaitkan dengan
kinerja investasi perusahaan. Dengan demikian polis asuransi whole life dan
endowment dapat berbentuk polis dengan bonus ataupun dalam bentuk polis unit-link.
1. Polis dengan bonus (with profit policy).setiap tahun, perusahaan asuransi jiwa
pada umumnya melakukan perhitungan asset dan hutang atau piutang life fund
perusahaannya. Umumnya untuk mengetahui surplus di mana sebagian surplus
akan dialokasikan kepada pemegang polis dengan bonus dalam bentuk
penambahan uang pertanggungan. Penambahan ini disebut bonus atau keuntungan
yang biasanya berbentuk reversionary. Maksudnya, bahwa bonus ini hanya akan
dibayarkan bersamaan dengan pembayaran uang pertanggungan, baik pada saat
tertanggung meninggal dunia ataupun pada saat polis jatuh tempo.
Dalam polis dengan bonus, hubungan antara manfaat polis dengan kinerja
investasi perusahaan asuransi jiwa adalah tidak langsung dan sangat tergantung
pada perhitungan asset serta hutang atau piutang dana perusahaan, di mana
banyak factor yang perlu dipertimbangkan dan juga sangat tergantung kepada
keputusan direktur perusahaan untuk menetapkan bagaimana kinerja prestasi yang
dimiliki dapat dialokasikannya. Oleh karena itu, bonus yang ditambahkan ke polis
dengan mengikuti kinerja investasi hanya merupakan salah satu fasilitas saja.
Sejumlah uang harus disisihkan untuk menjamin uang pertanggungan dasar.
Sistem bonus tidak dapat secara langsung mewakili nilai aset dana asuransi jiwa
yang terkait. Selain itu, bonus hanya diumumkan setahun sekali dan kemungkinan
tidak dapat menyamai fluktuasi harian nilai aset investasi bersangkutan.
2. Polis unit-link. Polis asuransi jiwa unit-link menawarkan kepada investor suatu
nilai langsung yang di kaitkan dengan kinerja investasi perusahaan asuransi jiwa.
Biasanya, hal ini dilakukan dengan cara mengkonversikan nilai polis menjadi unit
dari suatu dana yang dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa. Dan biasanya dana
tersebut terdiri dari saham (equity fund), dana campuran (managed fund),
pendapatan tetap (fixed income), obligasi (bond) serta berbagai jenis dana lainnya.
Elemen investasi dari polis unit-link bervariasi sesuai dengan portofolio aset yang
bersangkutan dan berfluktuasi setiap hari ataupun setiap bulan sesuai dengan
kinerja investasi aset yang bersangkutan.
D. Manajemen Investasi syariah
Sudah menjadi suatu kewajaran jika setiap orang yang dihadapkan pada pilihan
untuk berinvestasi mengalami mental block di awal perkenalannya dengan dunia
investasi. Padahal seperti yang telah diketahui bahwa investasi merupakan cara dalam
mengatur sumber-sumber yang dimiliki seseorang untuk disimpan dan dikembangkan
agar bisa menghasilkan pendapatan kembali. Hal ini berarti bahwa pada saat
seseorang memutuskan untuk berinvestasi maka orang tersebut telah berhadapan
dengan begitu banyak pilihan. Dan agar investasi dapat menjadi lebih optimal
dibutuhkan sebuah prosedur atau suatu cara pengelolaan yang tepat dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Dalam memanajemen investasi diperlukan beberapa langkah atau strategi.
Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus17. Jadi strategi investasi adalah
rencana yang cermat untuk mendapat keuntungan yang maksimal dan meminimalisasi
kerugian atau resiko yang ditanggung investor.
Strategi investasi umumnya ada dua macam, yaitu strategi aktif (active strategy)
dan strategi pasif (passive strategy), yaitu sebagai berikut.
17 Diknas, www.pusatpbahasa.go.id/kbbi
1. Strategi Aktif
Sebelum membeli suatu saham sebaiknya dilakukan seleksi terhadap
saham-saham yang ada di bursa pasar modal. Anda dapat mencari berbagai
informasi langsung yang ada dan cukup dari sumber-sumber yang dapat
dipercaya atau dapat menyerahkan sepenuhnya pada perusahaan sekuritas.
Cara lainnya adalah dengan meramalkan atau memprediksi kondisi suatu
saham perusahaan di masa depan, melakukan evaluasi suatu kondisi saham
yang telah lalu serta menghitung keuntungan yang kira-kira akan didapat dari
saham yang akan kita miliki.
Dalam memilih saham yang akan dipilih, dapat melakukan cara atau
teknik analisis dan analisis fundamental :
a. Teknik Analisis
Teknik analisis adalah teknik yang memperhatikan dan menganalisa
fluktuasi harga saham yang membentuk trend dengan melihatnya secara
individu dan keseluruhan saham pada pasar modal. Cara ini memang
tidak dapat menebak pergerakan harga dengan tepat, namun cukup
membantu dalam mengambil keputusan.
b. Analisis Fundamental
Analisa fundamental adalah menganalisis berbagai faktor yang
berhubungan dengan saham yang akan kita pilih melalui analisis
perusahaan, analisis industri dan analisis ekonomi dan pasar makro
mikro serta metode-metode analisis lain untuk mendukung analisa saham
yang akan dipilih. Info analisis fundamental bisa didapat melalui media
massa, media cetak, media elektronik, perusahaan sekuritas, pakar pasar
modal, dan lain sebagainya.
2. Strategi Pasif
a. Strategi Beli Dan Tahan
Jika anda yakin suatu saat suatu saham akan memiliki peningkatan
nilai makan anda bisa membeli saham tersebut dan menyimpannya
hingga saat yang tepat sehingga anda dapat melepasnya / menjualnya.
Terkadang ada saham dari perusahaan yang saat ini kondisinya biasa-
biasa saja, namun anda yakin suatu saat perusahaan tersebut akan maju
pesat. Jika anda sangat yakin anda bisa menginestasikan uang anda pada
saham perusahaan tersebut lalu menyimpannya hingga saat yang tepat
untuk melakukan aksi jual.
b. Index Funds / Dana Indeks
- Indeks merupakan gabungan dari beberapa dana segar dan dana
pensiun yang merupakan duplikasi dari indeks pada pasar modal.
Dari indeks yang ada, anda bisa memilih portfolio investasi mana
yang di masa mendatang dapat memberikan gain / keuntungan
pada anda serta menghindari loss / kerugian yang mungkin dapat
terjadi pada investasi anda.
E. Dasar Hukum Asuransi Syariah
Dalam lima tahun terakhir, produk unit-link atau yang juga dikenal sebagai
investment- linked mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan di
Indonesia. Sukses pasar yang dituai oleh asuransi unit-link tak bisa dilepaskan dari
dukungan agama. Sebagai salah satu negara dengan jumlah pemeluk agama Islam
terbesar di dunia agama memegang andil besar dalam proses yang mendasari
pendirian, praktek serta sosialisasi asuransi syariah. Salah satu dalil syar’i yang
mendasari pendirian dan praktek asuransi syariah terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-
Hasyr ayat 18 yang berisi perintah Allah untuk mempersiapkan hari depan.
�ا ا���� و����� ��� �� ���� �� وا����ا ا���� إن� �أ #"� ا��! � ءا���ا ا��� )18 : 59/ا�0/�(. ا���� ,+*� ('� �)'��ن
Artinya:
”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan
bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang kamu
kerjakan.” (Al-Hasyr/59:18)
Setiap umat diperintahkan untuk senantiasa melakukan persiapan untuk
menghadapi hari esok. Hal ini berarti bahwa setiap umat Islam dianjurkan untuk
senantiasa berusaha untuk menabung atau berasuransi. Menabung merupakan salah
satu bentuk upaya mengumpulkan dana untuk mengantisipasi kepentingan yang
mendesak atau keperluan yang lebih besar di masa yang akan datang. Sedangkan
berasuransi juga merupakan salah satu upaya antisipasi atas datangnya musibah atau
masa inproduktif yang tidak dapat diprediksi kedatangannya. Hal ini merupakan
bentuk perencanaan dan kecermatan dalam menghadapi hari esok.
Sebagaimana semua kegiatan manusia, landasan seseorang menginvestasikan
dananya haruslah sebagai ibadah untuk mencari keridhaan Allah. Kesadaran seorang
muslim bahwa kehidupan di dunia ini merupakan bekal bagi kehidupan selanjutnya,
akan memagarinya dari tindakan-tindakan yang akan merugikan tujuan jangka
panjangnya. Etika bisnis bagi yang bersangkutan bukan sekedar norma sosial belaka,
melainkan suatu standar perilaku yang akan dipertanggungjawabkannya di akhirat
kelak18.
Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada
dalil yang mengharamkannya. Investasi sendiri bagi umat Islam berarti menanamkan
sejumlah dana pada sektor tertentu (sektor keuangan maupun sektor ril) pada periode
waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan (expected return).
Keuntungan dalam pandangan Islam mencakup beberapa aspek yakni:
1. Aspek material atau finansial; artinya suatu bentuk investasi hendaknya
menghasilkan manfaat finansial yang kompetitif dibandingkan dengan
bentuk investasi lainnya.
2. Aspek kehalalan; artinya suatu bentuk investasi harus terhindar dari bidang
manapun maupun prosedur yang syubhat dan haram. Suatu bentuk investasi
18 Endy Muhammad Astiwara, Investasi Islami Di Pasar Modal, 1999, (Tesis) Program Pasca
Sarjana Program Magister Studi Islam Uhamka, hal.103.
yang tidak halal hanya akan membawa pelakunya kepada kesesatan serta
sikap dan perilaku yang destruktif secara individu maupun sosial.
3. Aspek sosial dan lingkungan; artinya suatu bentuk investasi hendaknya
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat banyak dan lingkungan
sekitar, baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang.
4. Aspek pengharapan kepada ridha Allah; artinya suatu bentuk investasi
tertentu itu dipilih adalah dalam rangka mencapai ridha Allah. Kesadaran
adanya kehidupan yang abadi, menjadi panduan bagi ketiga aspek di atas.
Dengan demikian, portabilitas usaha harus dipandang sebagai sesuatu yang
berkesinambungan sampai dengan kehidupan di alam baqa.
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE
A. Sejarah dan Kekuatan Global Prudential plc
Prudential pertama kali didirikan di kota London, Inggris, pada tahun
1848 dengan nama Prudential plc. Prudential plc adalah grup perusahaan jasa
keuangan terkemuka yang menyediakan jasa keuangan dan pengelolaan dana
pasar-pasar terpilih, seperti Inggris Raya, Amerika Serikat, Asia dan Eropa. Di
Inggris telah menyediakan perlindungan asuransi jiwa selama 10 tahun dan
memiliki dana jangka panjang terbesar di Inggris selama lebih dari satu abad.
Per 31 Desember 2007 Prudential mengelola dana lebih dari US$ 530 milyar
(Rp 4.870 triliun). Pengelola dana (manajer investasi) Prudential di Inggris dan
di Eropah adalah M&G, yang saat ini mengelola dana lebih dari US$ 330
milyar.
Jackson National Life, yang di akuisisi prudential pada tahun 1986, adalah
salah satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di Amerika Serikat dengan lebih
dari tiga juta polis yang berlaku.
Di Asia, Prudential adalah grup perusahaan asuransi jiwa yang berbasis di
Eropa, yang terdepan dengan jangkauan bisnis di 12 negara. Yaitu, Cina, Hong
Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan,
Thailand dan Vietnam, dengan kantor pusat regional Prudential Corporation
Asia (PCA), yang berbasis di Hong Kong.
Gambar 3.1
Group Prudential
Sumber: Laporan Tahunan Prulink 2007 Prudential
Akhir Desember 2007 penjualan Prudential plc berdasarkan Annualized
Premium Equivalent (APE) grup prudential adalah lebih dari US$ 5,7 milyar.
Mempekerjakan lebih dari 26.000 karyawan yang melayani lebih dari 20 juta
nasabah di seluruh dunia.
B. Prudential Corporation Asia
Prudential Corporation Asia (PCA) yang menjalankan bisnis asuransi jiwa
dan mengelola dana, merupakan bagian dari Prudential plc. Prudential adalah
Inggris & Eropa Amerika Serikat Asia
INVESTMENTS
PRUDENTIAL
grup asuransi jiwa berbasis di Eropa yang terdepan di wilayah Asia baik dari
segi cakupan pasar (market coverage) maupun jumlah pasar/negara di mana
Prudential merupakan perusahaan asuransi jiwa yang masuk peringkat lima
besar.
Bisnis pengelolaan dana Prudential di Asia telah menjadi salah satu yang
terbesar dan paling sukses di wilayah ini, dengan dana yang dikelola lebih dari
US$ 86 milyar per 31 Desember 2007. Bisnis tersebut saat ini mengelola aset
dari para investor perorangan maupun kelembagaan secara independen, dan
juga merupakan pengelola dana produk-produk asuransi jiwa dan dana pensiun
yang dijual oleh Prudential plc dan Prudential Corporation Asia. Bisnis
pengelolaan dana Prudential Asia mencakup di 10 pasar; Cina, Hong Kong,
India, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Taiwan, Vietnam dan Uni Emirat
Arab.
Dalam mengelola dananya di Asia, Grup Prudential didukung oleh tim
pengelola investasi yang profesional yang tergabung dalam Prudential Asset
Management (PAM) Asia, yang menawarkan keahlian dalam mengelola saham,
obligasi, properti dan penyertaan langsung (direct investment). PAM Asia
sendiri hingga 31 Desember 2007 mengelola dana sebesar US$ 47,8 milyar atau
sekitar Rp 440 triliun.
Saat ini berdasarkan data per 31 Desember 2007, total penjualan
berdasarkan APE adalah sebesar US$ 2,6 milyar. Melayani lebih dari 9,9 juta
nasabah dan mempekerjakan lebih dari 430.000 tenaga pemasaran dan staf di
Asia.
C. PT. Prudential Life Assurance
PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) didirikan pada tahun
1995 dengan berkantor pusat di Jakarta. Prudential Indonesia merupakan bagian
dari Prudential plc London, Inggris, dan merupakan bagian dari grup Prudential
Corporation Asia (PCA). Dengan menggabungkan pengalaman internasional
Prudential di bidang asuransi jiwa dan dengan tata cara bisnis lokal, Prudential
Indonesia memiliki komitmen untuk terus mengembangkan bisnisnya di
Indonesia.
Prudential telah menjadi pemimpin dalam penjualan produk asuransi jiwa
yang dikaitkan dengan investasi (unit link) sejak pertama kali meluncurkan
produk ini di tahun 1999. Sebagai pemimpin pasar, Prudential Indonesia selalu
berusaha untuk menyediakan produk unit link yang dirancang untuk memenuhi
dan melengkapi kebutuhan nasabahnya.
Sampai dengan 31 Desember 2007, Prudential Indonesia memiliki 6
kantor pemasaran yaitu di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar
dan Medan, Serta 120 kantor keagenan (termasuk di Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, Bali, Batam dan Medan). Prudential Indonesia didukung
lebih dari 49.000 tenaga pemasaran dan melayani lebih dari 470.000 nasabah. 19
Gambar 3.2
Total Pendapatan Premi PT. Prudential Life Assurance
Dalam Lima Tahun Terakhir
5.507
2.679
2.146
1.561
1.019
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
2003 2004 2005 2006 2007
Sumber: Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia
Di tahun 2007 Prudential juga berhasil mengukir prestasi gemilang dengan
total pendapatan premi Rp 5,5 triliun (new bisnis Rp 3,5 triliun) naik 112% dari
19 Prudential, Laporan tahunan Prulink 2007, 2008, Prudential MKTX, h. 5
Dalam Milyar Rupiah
total pendapat premi 2006 Rp 2,6 triliun. Untuk new bisnis naik 138% dari total
pendapatan new bisnis 2006 Rp 1,5 triliun. Dengan pencapaian ini Prudential
merupakan perusahaan asuransi jiwa terbaik di Indonesia.
Tidak hanya itu prudential peningkatan juga terjadi pada total kekayaan
atau aset, di mana kenaikan terjadi sekitar 70 % dari total kekayaan 2006 Rp
6,25 triliun menjadi Rp 10,62 triliun pada tahun 2007. Jumlah klaim yang
terjadi pada tahun 2007 adalah Rp 253,4 milyar rupiah dengan jumlah polis
klaim 21.540 polis. Untuk komisi pada tahun 2007 prudential membayarkan
kepada tenaga pemasarannya sebesar Rp 1,07 triliun.
Gambar 3.3
Total Aset PT. Prudential Life Assurance
Dalam Lima Tahun Terakhir
Dalam Milyar Rupiah
10.621
6.250
4.100
2.804
1.576
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
2003 2004 2005 2006 2007
Sumber: Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia
D. Fund Manager PT. Prudential Life Assurance
Dalam mengelola dananya sebuah perusahaan asuransi harus mempunyai
pengelola investasi, biasanya disebut dengan Fund manager. Untuk di Asia,
Prudential didukung oleh tim pengelola investasi yang profesional yang
tergabung dalam Prudential Asset Management (PAM) Asia, yang menawarkan
keahlian dalam mengelola saham, obligasi, properti, dan penyertaan langsung
(direct investment). Tim pengelola investasi ini terdiri atas 160 orang tenaga
ahli dari negara-negara di Asia dan dari berbagai disiplin ilmu yang nantinya
akan menentukan keputusan kelayakan suatu saham untuk dijual atau dibeli
oleh Prudential. PAM Asia sendiri hingga 31 Desember 2007 mengelola dana
sebesar US$ 47,8 milyar atau Rp 440 triliun.
PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) fund managernya
bekerja sama dengan PAM Asia yang berkedudukan di Hong Kong dan
Singapura dalam mengelola dana-dana prulink. Hubungan kerja sama ini telah
memungkinkan Prudential Indondesia untuk memanfaatkan pengalaman,
sumberdaya dan pendekatan manajemen PAM di Asia dan grup Prudential di
seluruh dunia. Dengan Menggabungkan keahlian investasi PAM Asia dan
pengetahuan akan pasar Indonesia.
Untuk pengelolaan dana investasi syariah Prudential Indonesia dikelola
oleh Prudential Fund Management Berhad (PFMB). PFMB merupakan bagian
dari Prudential plc dan didirikan di Malaysia pada tahun 2000. Selama 7 tahun
usianya, PFMB telah memiliki track record pengelolaan dana keuangan yang
sangat baik. Dan saat ini mengelola reksadana dengan nilai RM 3,7 milyar (US$
1,1 milyar).
E. Produk-Produk Unit Link PT Prudential Life Assurance
Prudential Pertama kali mengeluarkan produk unit link pada tahun 1999.
produk yang pertama kali keluar adalah Prulink Investor Account (PIA) dan
Prulink Assurance Account (PAA). PIA adalah salah satu produk unit link
dimana produk ini lebih mengutamakan investasi dari pada asuransinya.
Sedangkan PAA suatu produk unit link dimana asuransi dan investasi sama-
sama di utamakan, produk ini juga biasa disebut two in one. Karena kebutuhan
pasar pada September 2007 Prudential Life Assurance mengembangkan Produk
ke Produk syariah Prulink Syariah Investor Account (PSIA) dan Prulink Syariah
Assurance Account (PSAA).
Selain Produk unit link Prudential juga mempunyai produk-produk
tradisional seperti Pru Accident Death, Pru Hospital Care, dan Pru Protector
Plan. Pru Accident Death adalah produk non unit link asuransi untuk
kecelakaan perorangan, Pru Hospital Care adalah produk non unit link untuk
rawat inap di rumah sakit perorangan, dan Pru Protector Plan adalah produk
non unit link namun mengandung unsur tabungan, produk ini selain untuk
perorangan juga bisa satu polis untuk satu keluarga.
BAB IV
MANAJEMEN INVESTASI UNIT LINK SYARIAH
PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE
A. Premi atau Kontribusi
Dalam asuransi konvensional terdapat dua pihak saling terkait, yaitu
penanggung dan tertanggung. Masing-masing di antaranya mempunyai kewajiban,
penanggung mempunyai kewajiban membayarkan sejumlah uang pertanggungan
kepada tertanggung atau ahli waris jikalau ada sesuatu resiko menimpa tertanggung.
Sedangkan tertanggung mempunyai kewajiban membayarkan sejumlah uang secara
berkala sampai akhir kontrak yang telah disepakati sebelumnya. Sejumlah uang yang
dibayarkan oleh tertanggung disebut juga dengan premi.
Dalam Asuransi syariah kewajiban peserta disebut dengan kontribusi. Premi
dalam asuransi konvensional dan kontribusi dalam asuransi syariah hampir memiliki
kesamaan, yaitu sama-sama merupakan kewajiban dari tertanggung atau peserta.
Namun di sini jugalah letak perbedaan konsep asuransi konvensional dan asuransi
syariah. Premi adalah sebuah kewajiban tertanggung untuk mendapatkan
pertanggungan. Dengan kata lain tertanggung membeli pertanggung kepada
penanggung atau perusahaan asuransi. Sedangkan kontribusi adalah kewajiban
peserta sesama peserta untuk saling memberikan pertanggungan, dan perusahaan
asuransi di sini hanya berfungsi sebagai pengelola.
PT. Prudential Life Assurance sebagai pengelola kontribusi peserta membagi
kontribusi menjadi 2 bagian. Pertama Kontribusi berkala dan yang kedua Kontribusi
Top Up berkala. Besar kecilnya pertanggungan yang diinginkan oleh peserta
tergantung kepada kontribusi berkala. Semakin besar pertanggungan semakin besar
pula kontribusi berkalanya. Dan besar kecilnya nilai investasi yang di peroleh
nasabah peserta tergantung kepada kontribusi Top Up berkala.
B. Strategi Fund Manager PT. Prudential Life Assurance dalam Mengelola
Kontribusi Peserta
PT. Prudential Life Assurance saat ini mempunyai 3 jenis alokasi investasi
unit link syariah. Jenis-jenis ini di tawarkan untuk para peserta dengan tujuan peserta
bisa memilih tingkat keuntungan yang diperoleh dan memilih tingkat resiko investasi
yang akan di tanggung. Diantaranya adalah Prulink Syariah Equity Fund (SEF),
Prulink Syariah Cash and Bond Fund (SCBF) dan Prulink Syariah Managed Fund
(SMF).
1. Prulink Syariah Equity Fund (SEF)
SEF diluncurkan pada 5 September 2007, meskipun masih baru SEF
memberikan hasil hasil investasi sebesar 25,7% sampai akhir Desember 2007,
dalam waktu kurang dari empat bulan. Strategi alokasi aset yang diputuskan
untuk aset yang di putuskan untuk SEF adalah mengalokasikan 91% dari total
dana kelolaanya di saham-saham syariah. Sisanya 9% dari total dana kelolaan
diinvestasikan di produk-produk pasar uang syariah. SEF juga mencatat
pertumbuhan dana kelolaan yang cukup signifikan. Pada peluncurannya, total
dana tercatat sebesar Rp 9,4 miliar dan pada per Juni 2008 total dana kelolaan
tercatat sebesar Rp 650.74 miliar.
Gambar 4.1
Syariah Equity Fund (SEF)
Berdasarkan Jenis Aset
Saham
91%
Pasar Uang
9%
sumber: Buletin Prulink Quarter II 2008
SEF menggunakan Jakarta Islamic Index sebagai patokan
investasinya. Pada tahun 2007 yang lalu, Jakarta Islamic Index berhasil
mencatat kenaikan sebesar 60% atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan yang mencatat kenaikan sebesar
52% di tahun 2007.
Tujuan dana investasi ini adalah untuk mendapatkan hasil investasi
yang optimal jangka menengah dan panjang melalui penempatan dana pada
saham-saham berkualitas yang sesuai dengan prinsip syariah, yang
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta.
Gambar 4.2
Syariah Equity Fund (SEF)
Berdasarkan Alokasi Industri
Pertambangan
29%
Lainnya
29%
Industri Barang
Konsumsi
17%
Perdagangan/ Jasa/
Investasi
1%Infrastruktu/
Utilities/ Transport
15%
Aneka Industri
9%
sumber: Buletin Prulink Quarter II 2008
Berdasarkan jenis asetnya SEF dibagi ke dalam dua alokasi, 9% dari
total dana kelolaan diinvestasikan ke pasar uang dan 91% dari total dana
kelolaan diinvestasikan ke saham. Sedangkan Berdasarkan alokasi
industrinya, dari total dana kelolaan 1% di alokasikan pada
Perdagangan/jasa/investasi, 25% pada infrastruktur/Transport, 9% pada aneka
industri, 17% industri barang konsumsi, 29% pertambangan dan 29% lainnya.
SEF menfokuskan investasinya di sektor perminyakan/gas,
pertambangan batu bara, sector konsumen serta sektor infrastruktur. Kenaikan
harga minyak dunia tentu saja membawa berkah bagi saham-saham di sector
pertambangan minyak dan gas. Tingkat bunga yang relative rendah di tahun
2007 sangat membantu pulihnya daya beli masyarakat. Di samping itu,
peningkatan aktivitas investasi dan kegiatan pembangunan infrastruktur oleh
pemerintah berdampak positif bagi penciptaan lapangan kerja baru yang pada
akhirnya mendukung peningkatan daya beli masyarakat. Secara langsung,
kondisi ini akan berdampak positif bagi saham-saham di sector infrastruktur.
Menurut data terbaru kuartal II 2008 tepatnya Juni 2008, Jakarta
Islamic Index (JII) melemah sebesar 3,77%. Ini tak terlapas dari krisis Global
yang terjadi sekarang ini, di mana perekonomian Indonesia sebagai negara
berkembang juga masih dipengaruhi oleh ekonomi dunia.
Menanggapi hal di atas, manajer investasi PT. Prudential Life
Assurance akan terus mengamati perkembangan di sektor energi dan
perkebunan (resources and plantation) yang sangat membantu kinerja SEF
pada Kuartal II 2008, di tengah melemahnya harga minyak dunia. Selain itu
Manajer investasi memperkirakan bahwa pergerakan bursa saham Indonesia
masih akan sangat bergantung dari pergerakan ekonomi dan bursa dunia.
2. Prulink Syariah Cash and Bond Fund (SCBF)
SCBF diluncurkan pada tanggal 5 September 2007. SCBF
memberikan hasil investasi sebesar 1,25% sejak tanggal peluncurannya.
Strategi alokasi asset untuk SCBF adalah untuk menginvestasikan 72% dari
total dana kelolaannya di obligasi-obligasi syariah. Sisanya, sebesar 28% dari
total dana kelolaan akan diinvestasikan pada produk-produk pasar uang
syariah.
Gambar 4.3
Syariah Cash and Bond Fund (SCBF)
Berdasarkan Jenis Aset
Pasar Uang
Syariah
72%
Obligasi Syariah
28%
sumber: Buletin Prulink Quarter II 2008
Tujuan dana investasi ini adalah dana investasi jangka menengah dan
panjang bertujuan untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal melalui
penempatan dana dalam mata uang Rupiah melalui instrument pendapatan
tetap seperti obligasi syariah dan instrument pendapatan tetap syariah lainya
seperti pasar modal serta produk-produk pasar uang syariah.
Berdasarkan jenis asetnya SCBF dibagi ke dalam dua alokasi, 28%
dari total dana kelolaan diinvestasikan ke obligasi syariah dan 72% dari total
dana kelolaan diinvestasikan ke pasar uang. Sedangkan Berdasarkan alokasi
industrinya, dari total dana kelolaan 1% di alokasikan pada perbankan syariah,
1% pada infrastruktur/Transport, 9% pada aneka industri, 17% industri barang
konsumsi, 29% pertambangan dan 29% lainnya.
Gambar 4.4
Syariah Cash and Bond Fund (SCBF)
Berdasarkan Alokasi Industri
sumber: Buletin Prulink Quarter II 2008
Sejauh ini baru ada 20 obligasi syariah yang tersedia di pasar. Secara
umum, manager investasi masih memiliki keyakinan positif terhadap pasar
Sektor Lain
0%
Perbankan Syariah
100%
obligasi syariah di Indonesia dengan mempertimbangkan kondisi makro
ekonomi yang solid, terutama terkendalinya tingkat inflasi.
3. Prulink Syariah Managed Fund (SMF)
Sama dengan jenis-jenis sebelumnya SMF diluncurkan pada tanggal 5
September 2007. SMF berhasil mencatat hasil investasi sebesar 13,76%
sampai dengan akhir Desember 2007 atau kurang dari empat bulan. Strategi
alokasi aset yang di tetapkan untuk SMF adalah 50% dari total dana kelolaan
dialokasikan ke Syariah Equty Fund (SEF) dan 50% sisanya diinvestasikan di
Syariah Cash and Bond Fund (SCBF).
SMF bertujuan untuk mendapatkan hasil investasi yang menengah dan
tingkat resiko menengah pula. Karena SMF merupakan kombinasi dari SEF
dan SCBF.
Gambar 4.5
Syariah Managed Fund (SMF)
Berdasarkan Jenis Aset
SCBF
58%
Kas
6%
SEF
36%
sumber: Buletin Prulink Quarter II 2008
Manajer investasi PT. Prudential Life Assurance masih memiliki
proyeksi positif atas pasar saham dan obligasi di Indonesia. Proyeksi kondisi
ekonomi dan kegiatan ekonomi domestik yang semakin kuat, peningkatan
kegiatan investasi dan konstruksi menjadi dasar kuat untuk terjadinya
penguatan di pasar modal.
Gambar 4.6
Syariah Equty Fund (SEF)
Berdasarkan Jenis Aset
sumber: Buletin Prulink Quarter II 2008
Pada Kuartal II 2008 total dana Kelolaan SMF adalah Rp 32,09 miliar.
Namun demikian, salah satu kendala bagi SCBF untuk bisa memberikan hasil
yang optimal adalah terbatasnya jumlah pasokan obligasi syariah.
C. Strategi Pemilihan Saham yang akan Dibeli
Lainnya
11%
Pertambangan
16%
Infrastruktur/
Transport
48%
Industri Barang
Konsumsi
14%
Aneka Industri
8%
Perbankan
syariah
1%
Perdagangan/
Jasa/ Investasi
2%
Selain strategi pengalokasian dana investasi, Fund Manager Prudential juga
mempunyai Strategi lain. Untuk menjalankan strateginya, Prudential di bantu oleh
160 orang tenaga ahli. Terdiri dari ahli ekonomi, ahli hukum, ahli lingkungan, ahli
keuangan dan ahli marketing. Dalam pengambilan keputusan Prudential tidak akan
terpengaruh oleh trend yang berlangsung di pasar uang. Prudenttial melakukan
analisis sendiri terhadap berbagai peluang yang mungkin dapat diambil dengan
mempertimbangkan sekecil mungkin resiko yang diapat. Ini dilakukan atas dasar
masukan dan pertimbangan yang diberikan oleh tim ahli PT. Prudential.
Dalam mengambil keputusan untuk pembelian atau penjualan kembali suatu
saham Prudential butuh pertimbangan atau masukan dari para tenaga ahli berdasarkan
analisis terhadap kondisi ril tentang pasar saham yang sedang berkembang. Setiap
saham yang akan dibeli dan dijual harus melewati seleksi yang tepat dari para tenaga
ahli. Saham-saham tersebut akan dinilai kelayakannya berdasarkan berbagai disiplin
ilmu dan hasil pemantauan lapangan langsung. Hal tersebut merupkan salah satu
bentuk strategi aktif dengan analisis fundamental yang lazim diterapkan oleh
perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan keuangan.
Dalam kondisi apapun prudential tetap kosisiten menjalankan strategi aktif
dengan analisis fundamental namun saat kondisi sulit seperti krisis keuangan global
prudential akan bersikap lebih hati-hati dan selektif dalam menerapkan strategi aktif
dengan analisis fundamentalnya. Maksudnya dalam menentukan saham-saham
unggulan yang akan dibeli atau dijual kembali dilakukan dengan lebih selektif.
Prudential juga melakukan pembelian saham-saham blue chip. Namun saham-
saham yang dibeli tidak terpatok pada satu saham blue chip saja melainkan dibagi ke
saham-saham blue chip lainnya. Hal ini memaksimalkan keuntungan dan
meminimalisasi kerugian yang mungkin terjadi bila suatu saat terjadi penurunan
harga saham pada salah satu di antara beberapa saham blue chip yang dimiliki oleh
prudential.
D. Analisis Hukum Islam terhadap Aplikasi Manajemen Investasi Unit Link
PT. Prudential Life Assurance
Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa sebagai pemegang amanah
PT. Prudential Life Assurance telah menjalankan tugasnya dengan benar. Sebagai
Perusahaan pengelola dana kontribusi peserta PT. Prudential Life Assurance tidak
mau menumpuk dana begitu saja, hal ini dimaksudkan agar kekayaan tidak beredar
hanya di antara orang-orang kaya. Ini sejalan dengan maksud Firman Allah SWT
dalam surat At-Taubah ayat 34 dan surat Al-Hasyr ayat 7.
ا����س أ��ال �*=آ��ن وا��#ه+�ن ا�=ح+�ر �� آ9*�ا إن� ءا���ا ا��! � �أ #"�
AB�+��) ون#�C و �D A*+E ����ا �! ��ون واF�G H!�ه�ا I�J��وا ��و � �"����
KL A*+E ����ا M�هN/+L اب!() M*�أ.) I)� )34 : 9/ا�� Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari
orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta
orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari
jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (At-Taubah/9:34)
...Kآ R ن�G I�دو �ء (*�*�T=�ا MG��….) �/0�7 : 59/ا(
Artinya:
“…supaya harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu….” (Al-Hasyr/59:7)
Sedangkan pengambilan keputusan sangat tergantung kepada pertimbangan
tim ahli juga sejalan dengan arahan dan peringatan rasulullah:
�ل اV ص : D� ا(W ه� �ة رضW ا��D V ��لEذا : م .��ل ر�LI���Rا اذا و�E ا��R ا������L : W ا�_�ID، ��ل آ*[ اض��D"� ��ل ض)*
ID�_�ا �����L اه�� �*T . رى�a+�ا b20روا Artinya:
“Diriwayatkan dari Abi Hurairah bahwa Rasul bersabda : Jika amanah telah
diabaukan maka tunggulah sa'at kehancuran. Seperti apa yang mengabaikan
amanah itu ya Rasulullah? Jawab rasul : Apabila suatu urusan diserahkan
kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancuran” (HR. Bukhary) PT. Prudential Life Assurance juga tidak mau melepaskan diri dari prinsip-
prinsip dasar investasi dalam Islam. Adapun prinsip-prinsip dasar investasi dalam
Islam adalah sebagai berikut:
1. Dalam proses transaksi investasi tidak boleh terdapat riba
Dari segi sosial praktek riba membawa bencana yang besar sebab
menambah beban bagi orang yang tidak berkecukupan. Adanya riba
20 Imam Bukhary, Al-Jami' al-Shahih al-Mukhtashar, (Beirut, Dar Ibn Katsir, 1987), juz I, h.33
menyebabkan munculnya sekelompok manusia yang mengeksploitasi hajat
manusia21. Ini tidak terjadi pada Prudential, karena PT. Prudential Life
Assurance tidak memakai sistem bunga untuk perhitungan investasi
melainkan bagi keuntungan (mudharabah).
2. Dalam Transaksi investasi tidak boleh ada keraguan (gharar) dan
Perjudian (maisir)
Dalam Transaksi tidak ada unsur gharar dan maisir. Karena tidak
sama dengan asuransi konvensional, kalau tidak terjadi apa-apa maka premi
tidak kembali kepada tertanggung, dan tertanggung hanya memperoleh
manfaat kalau terjadi suatu resiko terhadapnya. Sedangkan di PT. Prudential
Life Assurance kontribusi akan kembali kepada peserta meskipun peserta
tidak mengalami resiko kerugian tertentu.
3. Tidak diperoleh hasil tanpa mengandung resiko
Setiap kesempatan untuk memperoleh keuntungan dalam suatu usaha
sekaligus juga sejalan dengan sikap menerima resiko atau kerugian. Di sini
PT. Prudential Life Assurance sebagai pengelola investasi menyampaikan
analasis berbagai investasi berikut resiko yang mungkin terjadi. Perserta
diberi kebebasan untuk memilih investasi yang berbanding searah tingkat
keuntungan dan resikonya. Jika hal ini dicermati dalam pemaknaan
pertanggungjawaban terhadap pilihan-pilihan hidup (dalam hal ini
21 Imam Syaefuddin, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
1999), h. 89
keikutsertaan dalam investasi) Allah SWT akan memberikan ganjaran kepada
seseorang adalah sesuai dengan pilihan-pilihan yang ia buat. Ini sesuai
dengan firman Allah SWT dalam Surat An-Najm (53) ayat 39.
)39:53/ا��W(E) Md �� إ��� �c��_�ن �*� وأنArtinya:
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya. (An-Najm/53:39) 4. Tidak boleh berinvestasi pada usaha-usaha dan jasa yang diharamkan
Islam selalu mengajarkan kepada kita tentang hal-hal yang benar dan baik
untuk mendapatkan pendapatan dan mengatur pengeluaran agar selalu
terwujudnya dan keadilan di muka bumi ini. PT. Prudential Life Assurance
selalu menginvestasikan dana kontribusi para peserta pada perusahaan-
perusahaan yang sudah mendapatkan pengakuan dan sertifikasi syariah dari
Dewan Syariah Nasional dan sudah terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII).
Di samping melakukan investasi dana yang menganggur dimasukan ke
bank syariah dalam bentuk deposito syariah.
Ini menunjukan bahwa semua usaha yang dilakukan dan investasi yang
dipilih oleh Fund Manager PT. Prudential Life Assurance dalam mengelola
produk unit link syariah selalu dilakukan dengan sikap kehati-hatian yang di
kawal oleh nilai-nilai syar’i.
BAB IV
PENUTUP
E. Kesimpulan
Setelah meneliti, membahas dan menguraikan tentang strategi fund manager
PT. Prudential Life Assurance dalam mengelola produk unit link syariah, maka pada
bab ini penulis menyimpulkan:
1. Pengertian unit link adalah suatu bentuk asuransi individu yang
memberikan proteksi jiwa dimana setiap saat nilainya bervariasi sesuai
dengan nilai aset investasinya. Produk unit link memberikan dua fasilitas
sekaligus yaitu proteksi dan investasi.
2. Perbedaan asuransi unit link syariah dengan unit link konvensional pada
PT. Prudential Life Assurance yang paling mendasar adalah tidak
adanya unsur riba dan maisir pada unit link syariah sementara unit link
konvensional terdapat unsur riba dan maisir.
3. Strategi yang dipakai oleh Fund Manager PT. Prudential Life Assurance
adalah strategi aktif dengan analisis fundamental. Strategi ini konsisten
diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam kondisi ekonomi
seperti apapun.
4. Untuk pengambilan keputusan pembelian atau penjualan kembali suatu
saham, Prudential tidak terpengaruh oleh trend yang terjadi di pasar
uang, tetapi membutuhkan pertimbangan dari berbagai ahli dari berbagai
disiplin ilmu.
5. Untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalisasi kerugian,
Prudential mempunyai strategi pembelian banyak atau berbagai saham-
saham blue chip Besar kecilnya manfaat dan hasil investasi yang
diinginkan peserta bergantung kepada besar kecilnya kontribusi yang di
setorkan. Semakin besar kontribusi yang disetorkan maka semakin besar
manfaat dan hasil yang akan diperoleh.
6. Besar kecilnya keuntungan yang di peroleh dalam berinvestasi sesuai
dengan jangka waktu dan resiko yang akan di tanggung. Semakin lama
kita berinvestasi dan semakin tinggi resikonya maka semakin besar
keuntungan yang kita peroleh. Sebaliknya semakin singkat jangka waktu
kita berinvestasi dan semakin kecil resikonya maka semakin kecil
keuntungan yang kita peroleh.
F. Saran
Setelah Menyimpulkan hasil dari pembahasan skripsi ini, maka penulis
memberi saran atau masukan-masukan sebagai berikut:
1. Mengingat prestasi PT. Prudential Life Assurance konvensional selama
ini, disarankan untuk diikuti oleh kesuksesan produk syariahnya.
2. PT. Prudential Life Assurance untuk lebih meningkatkan SDM tenaga
pemasarannya, agar ketika menawarkan produk syariah tidak terjadi
kesalahan dalam menjelaskan kepada calon peserta.
3. PT. Prudential Life Assurance agar tetap konsisten dalam pengelolaan
investasi dan selalu mengikuti fatwa Dewan Syariah Nasional (DNS)
4. PT. Prudential Life Assurance agar melakukan promosi yang lebih agar
masyarakat luas mengenal dan mengetahui asuransi syariah.
5. Khusus mengenai asuransi syariah maka sebaiknya PT. Prudential Life
Assurance memberikan kesempatan kepada mahasiswa khususnya
asuransi syariah untuk magang bahkan bekerja di perusahaan tersebut.
6. Kepada Pemerintah untuk lebih memperbanyak instrumen investasi
yang berbasis syariah
Demikian Kesimpulan dan saran yang dapat penulis utarakan, semoga dapat
bermanfaat dan dapat dijadikan bahan renungan bagi kalangan apapun.
Daftar Pustaka
Ali, Hasan, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam (Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis & Praktis), Jakarta: Prenada Media, 2004 Bukhary, Imam, Al-Jami' al-Shahih al-Mukhtashar, Beirut, Dar Ibn Katsir, 1987 C. Van Horne, James & M. Machowicz JR., John, Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan (Edisi Indonesia), Indonesia: Salemba Empat, 1997 Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahanya, Tanpa Tahun, Cetakan Saudi
Arabia Dewi, Gemala, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2004 Djojosoedarso, Sutisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Jakarta:
Salemba Empat, 1999 Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1992 dan Pertauran Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, DAI, 2003 Fardiansyah, Tedy, Refleksi dan Strategi Penerapan Manajemen Risiko Perbankan
Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2006 Kertonegoro, Santanoe, Analisa dan Manajemen Investasi, Jakarta: Widya Press,
1992 Lubis, Nurmansyah, Akuntansi dan Investasi Dalam Asuransi Syariah Suatu
Pengantar, Materi training Certified Islamic Insurance Specialist (CIIS), BPPK-AASI, 2004
Margaretha, Farah, Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa, Jakarta: PT. Gramedia,
2007 Oxford University Press, The New Oxford Dictionary of English, Oxford University
Press, 1999 Poerwadarminta, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, 1966 Prudential, Laporan Tahunan Prulink 2007, Prudential MKTX 2008
Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001
Rivai, Veithzal, dkk., Bank and Financial Institution Management, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007 Risjawan, Hendry, Bedanya Asuransi Syariah dengan Konvensional, Selasa, 06-03-
2007 18:10:30, http://www.wikimu.com/News/DisplayNews
Sendara, Ketut, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit-Link, Jakarta: Penerbit
PPM, 2004. Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operational, Jakarta: Gema Insani Press, 2004 Yafie, KH. Ali, Sauransi dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial,
Penerbit Mizan, 1994
Lampiran
PEDOMAN WAWANCARA
E. Produk unit link syariah
a. Apa yang mendasari diluncurkannya produk unit link syariah?
b. Produk apa saja yang ditawarkan oleh unit link syariah?
c. Bagaimana respon pasar?
d. Apa tantangan atau kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk?
F. Mekanisme dan Prosedur Pegumpulan Iuran atau kontribusi Peserta
a. Bagaimana status dana iuran atau kontribusi dari tiap peserta?
b. Apakah Prudential memberikan batasan pemisah antara iuran peserta
yang konvensional dengan syariah?
c. Bagaimana makanisme pengelolaan dan prosedur pengumpulan dari
dana iuran peserta?
G. Strategi Fund Manager PT. Prudential Life Assurance dalam Mengelola
Kontribusi Peserta
a. Apa saja jenis alokasi investasi unit link syariah yang saat ini
ditawarkan oleh PT. Prudential Life Assurance?
b. Apa saja keunggulan dari masing-masing jenis investasi tersebut?
c. Dalam bidang apa masing-masing saham tersebut difokuskan?
d. Kenapa investasi tersebut difokuskan pada hal yang berbeda-beda?
e. Kendala yang dihadapi?
H. Strategi Pemilihan Saham Perusahaan
a. Saham apa saja yang sekarang ini PT. Prudential pegang?
b. Bagai mana cara menentukan saham-saham yang debeli
c. Faktor apa saja yang
d. Masalah yang dihadapi