prinsip pencegahan infeksi bag.6
TRANSCRIPT
PRINSIP PENCEGAHAN
INFEKSI
OLEH :NUGROHO TRISTYANTO.S.Si., MM
INFEKSI :
• Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik
• Manusia host / penjamu
• Penyakit agent• Transmisi kuman adalah :
Proses masuknya kuman ke dalam penjamu sehingga timbul radang / penyakit
Cara penularan infeksi :
1. KontakLangsung, tidak langsung, droplet
2. UdaraDebu, kulit lepas
3. AlatDarah, makanan, cairan intra vena
4. Vektor / seranggaNyamuk, lalat
Pengertian prinsip pencegahan infeksi :
• Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikro organisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan ( Nakes )
Tujuan :• Mengurangi terjadinya
infeksi• Memberikan perlindungan
terhadap klien, nakes
6 komponen proses terjadinya penyakit :
1. Reservoir2. Penyebab penyakit3. Jalan masuk4. Cara keluarnya penyebab
penyakit dari host5. Kepekaan penjamu
Tindakan pencegahan penyakit :1. Cuci tangan2. Memakai sarung tangan3. Memakai perlengkapan
pelindung4. Menggunakan tehnik aseptik5. Memproses alat bekas pakai6. Menangani peralatan tajam
dengan aman7. Menjaga kebersihan dan
kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar
CUCI TANGAN : aspek yang paling
pentingAda 2 kategori organisme
yang ada di 1. Organisme residen ( flora
normal )S. aureus, diphteroids ( tidak hilang secara permanen )
2. Organisme transienKarena kontak, contoh : E. Colli (mudah dihilangkan dengan cuci tangan efektif)
Mengapa kita perlu mencuci tangan :
• Penanganan pasien dengan kontak tangan
• Kontaminasi flora normal pasien kontak perubahan flora normal patogen
Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :
• Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir
• Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )
Kapan kita harus mencuci tangan :
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Setelah kontak dengan cairan tubuh
Setelah memegang alat yang terkontaminasi ( jarum, cucian )
Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di ruang isolasi
Setelah menggunakan kamar mandi
Sebelum melayani makan dan minum
Pada saat akan tugas dan akhir tugas
PELINDUNG DIRI
1. Cuci tangan2. Pemakaian sarung tangan Sarung tangan steril Sarung tangan DTT Sarung tangan bersih Sarung tangan rumah tangga
3. Pemakaian masker4. Pemakaian gaun Steril kamar bedah Non Steril ICU, kamr bayi, KB Skort Celemek plastik
5. Pemakaian kacamata pelindung6. Pemakaian sepatu boot /
sepatu tertutup7. Kap8. Duk
ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK
Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi
Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan barang-barang yang lain)
ANTISEPSIS
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIK :
1. Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas gram positif. Negatif, Tb, fungi, endospora)
2. Efektivitas3. Kecepatan aktivitas awal4. Efek residu
Aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan
5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit
6. Tidak menyebabkan alergi7. Efektif sekali pakai, tidak perlu
diulang.
Contoh larutan antiseptik :
• Alkohol (60%- 90%)• Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane • Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon• Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir seperti mukosa vagina
• Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
• Iodofor (7,5-10%)Contoh : Betadine
• Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin Contoh : Yodium tinktur
• Triklosan (0,2-2%)
Mikroorganisme :• Agen penyebab infeksi• Termasuk didalamnya :bakteri,
virus, fungi, parasit• Untuk tujuan pencegahan
infeksi bakteri dibagi menjadi 3 kategori :
1. Vegetatif contoh : stafilokokus2. Mikobakteria, contoh :
tuberkolosis3. Endospora, contoh : tetanus• Endospora paling sulit dibunuh
disebabkan oleh lapisan pelindungnya
SterilisasiTindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan kimiawi
DESINFEKTAN :Adalah bahan kimia yang
membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme
Contoh larutan desinfektan :Klorin pemutih 0,5%
untuk dekontaminasi permukaan yang lebar Klorin 0,1%
Untuk DTT kimiaGlutaraldehida 2%
mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia atau sterilisasi kimia
Fenol, klorin tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan dipakaikan pada bayi baru lahir
DEKONTAMINASI : Proses yang membuat objek
mati lebih aman ditangani staf sebelum dibersihkan (menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)
Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera setelah terpapar darah atau cairan tubuh
PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan, tubuh, benda asing dari kulit atau instrumen.
DEKONTAMINASIRendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
CUCI DAN BILASGunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam
Metode yang dipilih Metode alternatif
Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
OTOKLAF PANAS KERING KIMIAWI REBUS / KUKUS KIMIAWI
106 kPa 170 ˚C Rendam Panci tertutup Rendam
121 ˚C 60 menit 10-24 jam 20 menit 20 menit
30 menit jikaTerbungkus20 menit jika Tidak terbungkus
DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKANPeralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup
yang didisinfeksi tingkat tinggiSampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
STERILISASI :
1. STERILISASI UAP 121 ˚C , tekanan pada 106 kPa 20 ' untuk alat tidak terbungkus 30 ' untuk alat yang dibungkus2. STERILISASI PANAS KERING (OVEN) 170 ˚C selama 1 jam. Waktu
penghitungan dimulai setelah suhu yang diinginkan tercapai
160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2 jam
3. STERILISASI KIMIA Glutaraldehid 2-4 %(cydex),
Direndam sekurang-kurangnya 10 jam
Formaldehid 8 %, direndam 24 jam Bilas dengan air steril sebelum
digunakan kembali atau sebelum disimpan
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
1. DTT dengan merebus Mulai menghitung waktu saat air
mulai mendidih Merebus 20‘ dalam panci tertutup Seluruh alat harus terendam Jangan menambah alat apapun ke
air mendidih Pakai alat sesegera mungkin atau
simpan wadah tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1 minggu
2. DTT dengan mengukus Selalu kukus 20‘ dalam kukusan Kecilkan api sehingga air tetap
mendidih Waktu dihitung mulai saat
keluarnya uap Jangan pakai lebih dari 3 panci uap Keringkan dalam kontainer DTT
3. DTT dengan kimia :Desinfektan kimia untuk DTT klorin 0,1%, Formaldehid 8%,
Glutaraldehid 2%Langkah-langkah DTT Kimia :DEkontaminasi Cuci+bilas
keringkanRendam semua alat dalam
larutan desinfektan selama 20‘Bilas dengan air yang telah
direbus dan dikeringkan di udara Segera dipakai atau disimpan
dalam kontainer yang kering dan telah di DTT
CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN :
• Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat – 1
% larutan yang diinginkan
• JB air = 5,0% - 1 = 10 – 1 = 9 0,5%
• Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak) kedalam 1 bagian larutan klorin konsentrat
• Terdapat rumus 9 : 1 Air : Klorin
Contoh soal :1. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak
500 cc2. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1
liter
Jawab :1. Air = 9 x 500 cc = 450 cc
10Klorin = 1 x 500 cc = 50 cc
10 500 cc
2. 1 liter = 1000 ccAir = 9 x 1000 cc = 900 cc
10Klorin= 1 x 1000 cc = 100 cc
10 1000 cc
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH
Tujuan :Melindungi petugas
pembuangan sampah dari perlukaan
Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
Mencegah penularan infeksi terhadap para petugas kesehatan
Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
Membuang bahanbahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan aman
Sampah medis terbagi 2 :1. Tidak terkontaminasi Tidak memberikan resiko
infeksi Contoh : kertas, kardus, botol,
wadah plastik yang digunakan didalam klinik
Dapat dibuang ditempat sampah umum
2. Terkontaminasi Membawa mikroorganisme
yang mempunyai potensi menularkan infeksi kepada orang yang kontak baik nakes maupun masyarakat
Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari kamar operasi (jaringan, darah, nanah,kasa, kapas,dll), dari laboratorium (darah, tinja, nanah, dahak, dll), alat-alat yang dapat melukai (jarum suntik, pisau)
3. Sampah lain yang tidak mengandung bahan infeksius tetapi digolongkan berbahaya karena mempunyai potensi berbahaya pada lingkungan
Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau botol yang mengandung obat kadaluwarsa, vaksin, reagen desinfektan)
Sampah sitotoksik (misal obat-obat untuk kemoterapi)
Sampah yang mengandung logam berat (misal air raksa dari termometer yang pecah, bahan bekas gigi,dll)
Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur ulang (misal kaleng penyembur) yang dapat meledak bila dibakar.
PENGGUNAAN PERAALATAN TAJAM SECARA AMAN
Hati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk jarum secara tidak sengaja
Jangan menutup kembali, memelengkungkan, mematahkan atau melepaskan jarum yang akan dibuang
Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan segel dengan perekat jika sudah dua pertiga penuh wadah benda tajam tadi harus dibakar dalam insinerator
Jika tidak dapat dibakar dalam insinerator maka jarum harus dibilas 3x dengan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Tutup lagi ujung jarum dengan penutupnya menggunakan tehnik satu tangan (one hand tehnik) lalu ditanam dalam tanah.
Tempat sampah hitam sampah tidak kontaminasi
Tempat sampah kuning sampah terkontaminasi