prinsip komunikasi

3
Prinsip-Prinsip Komunikasi dan Studi Kasusnya Oleh: Muhammad Taufik Isnaini Prinsip 1: komunikasi adalah proses simbolik Komunikasi adalah proses simbolik, maksudnya komunikasi menjadi sebuah simbol. Simbol atau lambang tersebut adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu, berdasarkan kesepakatan. misal ketika saya memasang bendera di depan rumah untuk memperingati hari kemerdekaan, lalu Ketika saya menguap di kelas. Menguap tersebut adalah simbol bahwa saya sedang mengantuk atau bosan Prinsip 2: setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi kita tidak dapat tidak berkomunikasi Karena dengan tersenyum pun kita berkomunikasi, dan tersenyum pun di tafsirkan atau disimbolkan bahwa ia bahagia, kalau ia cemberut ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika dia diam sekalipun, sebenernya kita mengkomunikasikan banyak pesan. Orang lain mungkin menfasirkan kita sebagai malu, segan, ragu-ragu, tidak setuju, tidak peduli, marah, atau bahkan sebagai malas atau bodoh. Prinsip 3: komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan maksudnya adalah bahwa suatu komunikasi berupa pesan yang sama dapat menimbulkan pengeruh berbeda bila disampaikan oleh orang yang berbeda. Misalnya sebagian anak-anak dan remaja dibandung kurang terdidik dibandung sering memanggil satu sama lain dengan sebutan ‘njing (kependekan dari anjing), seperti dalam kalimat “njing maneh geus dahar, acan?” (“anjing, kamu sudah makan belum?”) atau “’njing, baju maneh alus, euy” (anjing, baju kamu bagus”) sebutan anjing itu, meskipun mengesankan kurang berakhlak bagi kaum terdidik atau orang tua, malah ditafsirkan oleh penggunanya sebagai panggilan akrab. Contoh tersebut menggambarkan bahwa komunikasi mempunyai dimensi nya masing- masing. Prinsip 4: komunikasi berlangusung dalam berbagai tingkat kesengajaan Komunikasi bisa terjadi dengan sengaja atau tidak sengaja walaupun secara tidak sadar sekalipun. Karena kesengajaan bukan satu-satunya syarat dalam komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain. Contoh komunikasi tidak sengaja, yaitu ketika kita tanpa sengaja bertolak pinggang saat presentasi dihadapan dosen, lalu yang boleh jadi ditafsirkan dosen tersebut sebagai wujud kegugupan atau kekurangsopanan atau bahkan keangkuhan. Contoh komunikasi yang sengaja, ketika kita berpidato, atau ketika kita sengaja ramah dengan orang lain agar mendapat perilaku yang ramah juga. Namun, kadang-kadang komunikasi yang disengaja dibuat tampak tidak disengaja, seperti hal nya stand up comedy, sebenernya mereka sudah mempersiapkan apa saja yang nanti mereka bicarakan, tapi dibuat seperti tampak tidak melakukan mempersiapan.

Upload: muhammad-taufik-isnaini

Post on 19-Jul-2015

21 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prinsip komunikasi

Prinsip-Prinsip Komunikasi dan Studi Kasusnya

Oleh: Muhammad Taufik Isnaini

Prinsip 1: komunikasi adalah proses simbolik

Komunikasi adalah proses simbolik, maksudnya komunikasi menjadi sebuah simbol. Simbol atau

lambang tersebut adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu, berdasarkan

kesepakatan. misal ketika saya memasang bendera di depan rumah untuk memperingati hari

kemerdekaan, lalu Ketika saya menguap di kelas. Menguap tersebut adalah simbol bahwa saya

sedang mengantuk atau bosan

Prinsip 2: setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

kita tidak dapat tidak berkomunikasi Karena dengan tersenyum pun kita berkomunikasi, dan

tersenyum pun di tafsirkan atau disimbolkan bahwa ia bahagia, kalau ia cemberut ia ditafsirkan

ngambek. Bahkan ketika dia diam sekalipun, sebenernya kita mengkomunikasikan banyak pesan.

Orang lain mungkin menfasirkan kita sebagai malu, segan, ragu-ragu, tidak setuju, tidak peduli,

marah, atau bahkan sebagai malas atau bodoh.

Prinsip 3: komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan

Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan maksudnya adalah bahwa suatu

komunikasi berupa pesan yang sama dapat menimbulkan pengeruh berbeda bila disampaikan oleh

orang yang berbeda. Misalnya sebagian anak-anak dan remaja dibandung kurang terdidik dibandung

sering memanggil satu sama lain dengan sebutan ‘njing (kependekan dari anjing), seperti dalam

kalimat “njing maneh geus dahar, acan?” (“anjing, kamu sudah makan belum?”) atau “’njing, baju

maneh alus, euy” (anjing, baju kamu bagus”) sebutan anjing itu, meskipun mengesankan kurang

berakhlak bagi kaum terdidik atau orang tua, malah ditafsirkan oleh penggunanya sebagai panggilan

akrab. Contoh tersebut menggambarkan bahwa komunikasi mempunyai dimensi nya masing-

masing.

Prinsip 4: komunikasi berlangusung dalam berbagai tingkat kesengajaan

Komunikasi bisa terjadi dengan sengaja atau tidak sengaja walaupun secara tidak sadar sekalipun.

Karena kesengajaan bukan satu-satunya syarat dalam komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak

bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain. Contoh komunikasi tidak sengaja, yaitu ketika

kita tanpa sengaja bertolak pinggang saat presentasi dihadapan dosen, lalu yang boleh jadi

ditafsirkan dosen tersebut sebagai wujud kegugupan atau kekurangsopanan atau bahkan

keangkuhan. Contoh komunikasi yang sengaja, ketika kita berpidato, atau ketika kita sengaja ramah

dengan orang lain agar mendapat perilaku yang ramah juga. Namun, kadang-kadang komunikasi

yang disengaja dibuat tampak tidak disengaja, seperti hal nya stand up comedy, sebenernya mereka

sudah mempersiapkan apa saja yang nanti mereka bicarakan, tapi dibuat seperti tampak t idak

melakukan mempersiapan.

Page 2: Prinsip komunikasi

Prinsip 5: komunikasi terjiadi dalam konteks ruang dan waktu

Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (iklim,suhu,intensitas cahaya, dan

sebagainya) waktu, sosial, dan psikologis. Jadi, maksudnya komunikasi dilakukan harus sesuai pada

tempatnya dan juga harus sesuai dengan waktunya. Misalnya, ketika ada suatu topik-topik yang

wajar dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan, seperti lelucon candaan bila

dikemukakan di masjid atau acara formal terasa kurang sopan. Jadi, komunikasi harus sesuai dengan

tempat dan waktu.

Prinsip 6: komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Ketika orang berkomunikasi mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain

komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi

orang lain. Contoh ketika kita mendapat hadiah otomatis kita akan mengucapkan “terima kasih” lalu,

ketika kita menyenggol seseorang otomatis kita akan bilang “maaf”.

Prinsip 7: komunikasi bersifat sistemik

ada dua sistem dasar dalam transaksi komunikasi, yaitu: sistem internal dan sistem eksternal. Sistem

internal yaitu mengandung semua unsur-unsur yang membentuk individu yang unik, termasuk

kepribadiannya, intelegensi, pengetahuan, keinginan. Sistem eksternal terdiri dari unsur-unsur

dalam lingkungan di luar individu, termasuk untuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat

fisik, peserta komunikasi, kegaduhan sekitar, dll. Setiap orang mempunyai sistem internal yang

berbeda, maka setiap orang tidak akan memiliki perseptual yang sama. Misalnya meskipun mereka

duduk diruang yang sama, duduk dikursi yang sama dan menghadapi situasi yang sama. ketika orang

baru patah hati, nyanyian sentimental yang ia dengarkan diruangan itu sangat mengharu-birunya

dan membuat nya menitikkan air mata, sementara bagi orang disampingnya lagu itu bahkan

menyebalkan karena bersifat cengeng. Mak dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah produk dari

perpaduan antara sistem internal dan sistem eksternal. Lingkungan dan objek mempengaruhi

komunikasi kita, namun persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi cara kita berperilaku.

Prinsip 8: semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah

komunikasi

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para peserta

komunikasi. Karena tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, namun kesamaan dalam hal

tertentu misal agama, suku, ras, bahasa, tingkat pendidikan, atau tingkat ekonomi akan mendorong

orang-orang untuk saling tertarik karena adanya kesamaan tersebut sehingga menjadi komunikasi

yahng efektif. Misal ketika saya dari bekasi maka teman saya dari bekasi saat berkomunikasi saya

akrab karena adanya kesamaan dari asal tempat tinggal, lalu berbeda halnya ketika saya berbincang

dengan teman saya dari papua, maka komunikasi tidak akan berjalan efektif. Namun, bukan berarti

kita tidak bisa berkomunikasi dengan efektif dengan perbedaan tersebut, tapi kita harus berupaya

lebih keras untuk menyesuaikan diri satu sama lain agar komunikasi berjalan dengan efektif.

Page 3: Prinsip komunikasi

Prinsip 9: komunikasi bersifat nonsekuensial

komunikasi bersifat nonsekuensial maksudnya adalah bahwa komunikasi dalam bentuk dasarnya

bersifat dua arah, yaitu antara komunikator dan komunikan. Misalkan, ketika saya berbicara kepada

teman saya dalam diskusi itu berjalan komunikasi dua arah, karena orang-orang yang kita anggap

sebagai pendengar atau penerima pesan sebenarnya juga menjadi pembicara atau pemberi pesan

juga pada saat yang sama, yaitu bisa melalui perilaku nonverbal.

Prinsip 10: komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional

komunikasi harus melalui proses yang berkesinambungan, komunikasi bersifat dinamis, dan juga

komunikasi bersifat transaksional. Contoh komunikasi bersifat prosesual, ketika kita meminta

mengambilkan buku pada teman, itu terjadi suatu proses pada saat kita memintanya sampai dia

memberikan buku itu, namun bukan berarti komunikasi itu berhenti pada saat setelah memberikan

buku saja. Lalu komunikasi bersifat dinamis contohnya misalkan ketika kita pada saat SD berbincang

pada teman, maka komunikasi tersebut sudah berbeda dengan saat kita bertemu dia lagi pada saat

kuliah. Itu karena komunikasi bersifat dinamis, “rasa dulu beda sekarang”. Komunikasi bersifat

transaksional, komunikasi bisa menjadi sebuah proses transaksional, misalnya ketika saya membujuk

orang lain atau membujuk orang tua saya untuk membelikan sesuatu, itu juga yang disebut

komunikasi sebagai transaksional.

Prinsip 11: komunikasi bersifat irreversible

Suatu peristiwa atau perilaku tidak dapat bisa diulang kembali, itulah yang menggambarkan prinsip

ini. Begitu halnya juga komunikasi, yang tidak bisa diulang kembali, sebagai contohnya ketika kita

memberi pesan menyakiti orang lain. Kita tidak bisa mengendalikan pesan tersebut, apalagi

menghilangkan efek pesan tersebut, karena komunikasi bisa menjadi suatu proses labeling terhadap

diri kita maupun orang lain. Artinya komunikasi dapat membekas pada waktu yang lama.

Prinsip 12: Komunikasi Buka Panasea Untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah

Komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik yang

disebabkan oleh masalah komunikasi. Misalkan, meskipun pemerintah berupaya menjalin

komunikasi yang efektif dengan warga aceh dan papua, tidak mungkin usaha itu akan berhasil jika

tidak dibarengi dengan memperlakukan masyarakat di wilayah itu secara tidak adil, dengan

merampas mengeksploitasi tanpa ada timbal balik yang mereka dapatkan. Jadi, tidak semua masalah

bisa dihadapi atau disalahkan dengan komunikasi semata.