preview iii tugas akhir -...

31
Judul : OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN PERKOTAAN DI KAWASAN PERKOTAAN MEJAYAN KABUPATEN MADIUN OLEH : AINUN DITA FEBRIYANTI 3609 100 019 DOSEN PEMBIMBING : Putu Gde Ariastita, ST, MT PREVIEW III TUGAS AKHIR

Upload: vunhi

Post on 14-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Judul : OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN

PERKOTAAN DI KAWASAN

PERKOTAAN MEJAYAN KABUPATEN

MADIUN

OLEH :

AINUN DITA FEBRIYANTI

3609 100 019

DOSEN PEMBIMBING :

Putu Gde Ariastita, ST, MT

PREVIEW III TUGAS AKHIR

LATAR BELAKANG

Perkem-bangan Wilayah

Penduduk meningkat

Keterbatasan lahan

untuk memenuhi kebutuhan

Tuntutan space untuk menunjang aktivitas

Perkembangan Kota

Ditetapkan menjadi Ibukota Kabupaten Madiun (PP No.52

Th.2010)

1.Pusat penyelenggaraan pemerintahan

2.Kawasan pusat pelayanan perkotaan

3. Perkembangan permukiman di Mejayan

Penggunaan Lahan

1. Didominasi lahan pertanian (3.510,99 Ha) (Kab. Madiun dalam Angka)

2. Penggunaan lahan baru di sepanjang jalan arteri (Survey Primer, 2013)

Perkotaan

Mejayan Optimasi Penggunaan

Lahan Perkotaan 1

2

• Pemindahan Ibukota Kabupaten Madiun ke Perkotaan Mejayan

• Penyediaan lahan yang lebih untuk kegiatan perkotaan

• Kriteria apa yang menentukan pemanfaatan lahan perkotaan di Kawasan Perkotaan Mejayan?

Rumusan Masalah

• Menentukan optimasi penggunaan lahan perkotaan di Kawasan

Perkotaan Mejayan Tujuan

• Mengidentifikasi ketersediaan penggunaan lahan perkotaan

• Merumuskan kriteria penentu pemanfaatan lahan perkotaan

• Merumuskan model optimasi penggunaan lahan perkotaan

Sasaran

3

No Sasaran Sintesa Teori Indikator Variabel

1

Identifikasi

ketersediaan lahan

perkotaan di Kawasan

Perkotaan Mejayan

Ketersediaan lahan Fisik

Topografi

Kelerengan lahan

Kerentanan tanah

2

Perumusan kriteria

penentu pemanfaatan

lahan di Perkotaan

Mejayan

Kriteria penentu

pemanfaatan lahan

Sosial demografi

Jumlah penduduk

Jumlah tenaga

kerja

Ekonomi Kontribusi PDRB

Institusi/kelembagaan Regulasi

SINTESA TINJAUAN PUSTAKA

Sumber : Hasil Sintesa, 2013

No Sasaran Tahapan Analisis Input Data Alat Analisis Output

1

Mengidentifikasi

ketersediaan

penggunaan lahan

perkotaan di

Kawasan Perkotaan

Mejayan

Identifikasi

ketersediaan lahan

perkotaan

1) Peta topografi

2) Peta kelerengan

3) Peta kerentanan

tanah

Analisis

Overlay

Luasan optimal

penggunaan lahan

perkotaan

2

Merumuskan kriteria

penentu

pemanfaatan lahan

di Perkotaan

Mejayan

Identifikasi kriteria

yang menentukan

pemanfaatan lahan di

Perkotaan Mejayan

1) Jumlah penduduk

di wilayah

penelitian

2) Jumlah tenaga

kerja yang

tersedia

3) Kontribusi PDRB

pada masing-

masing sektor

kegiatan

4) Regulasi terkait

penataan ruang

Analisis Delphi

Kriteria yang

menentukan

pemanfaatan

lahan di Perkotaan

Mejayan

Penentuan kriteria

yang menentukan

pemanfaatan lahan di

Perkotaan Mejayan

TAHAPAN PENELITIAN (1)

4

3

Merumuskan model

optimasi penggunaan

lahan di Perkotaan

Mejayan

Menentukan fungsi

tujuan, variabel

putusan dan fungsi

pembatas yang

kemudian dijadikan

suatu persamaan

linear

1) Luas lahan

perkotaan

(eksisting)

sebagai

variabel

putusan

2) Hasil dari

sasaran 2

yang

dijadikan

sebagai

faktor

pembatas

Linear

programming

Permodelan

berupa

persamaan linear

yang nantinya

dijadikan acuan

dalam

mengoptimalkan

lahan perkotaan.

Menguji model

persamaan linear

melalui uji sensitivitas.

Hasil dari output

3.A

Sumber : Penulis, 2013

No Sasaran Tahapan Analisis Input Data Alat Analisis Output

TAHAPAN PENELITIAN (2)

5

50-100 mdpl

TOPOGRAFI

100-500 mdpl

6

KEMIRINGAN LAHAN

7

KERENTANAN TANAH

Kerentanan gerakan

tanah rendah

Kerentanan gerakan

tanah menengah

Kerentanan gerakan

tanah sangat rendah

8

PENGGUNAAN LAHAN

Lahan Perkotaan

Permukiman (1140, 16 Ha)

Perjas (16,76 Ha)

Industri (5,74 Ha)

Fasum (2,97 Ha)

9

93.68 93.17 92.78

44.34

6.32 6.38 7.22

55.66

0

20

40

60

80

100

2006 2008 2010 2011

Pro

sen

tase

(%

)

Tahun

Non TerbangunTerbangun

Grafik Prosentase Penggunaan Lahan Perkotaan Mejayan Tahun 2006-2011 Sumber: Kecamatan dalam Angka 2007, 2009, 2011, dan 2012, diolah

-12-10

-8-6-4-202468

10

Pertumbuhan Ekonomi

Pertanian

Pertambangan danPenggalianIndustri Pengolahan

Listrik, Gas, dan Air

Bangunan Konstruksi

Perdagangan, Hotel, danRestauranPengangkutan danKomunikasiKeuangan, Persewaan,dan Jasa PerusahaanJasa-jasa

Pertumbuhan Ekonomi Perkotaan Mejayan Dilihat dari PRDB Atas Dasar Harga Konstan Sumber: Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Madiun 2010, diolah

10

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Identifikasi Ketersediaan Penggunaan Lahan Perkotaan

Variabel Besaran

Deskripsi Klasifikasi Skor Keterangan

Topografi 50-100 mdpl Sangat

sesuai

25 Dinilai berdasarkan

tinggi rendahnya

suatu wilayah dari

permukaan air laut.

Semakin rendah

topografi wilayah

tersebut, maka

semakin sesuai untuk

peruntukan kawasan

perkotaan.

100-500 mdpl Sesuai 20

500-1000

mdpl

Agak

sesuai

15

1000-1500

mdpl

Kurang

sesuai

10

>1500 mdpl Tidak

sesuai

5

Variabel Besaran

Deskripsi Klasifikasi Skor Keterangan

Kelerengan

Lahan

0 – 8 % Sangat

sesuai

25 Dinilai

berdasarka

n tingkat

kecuraman

suatu

wilayah.

Semakin

kecil sudut

kelerangann

ya, maka

semakin

semakin

cocok

peruntukann

ya untuk

kawasan

perkotaan.

8 – 15 % Sesuai 20

15 – 25 % Agak sesuai 15

25 – 40 % Kurang

sesuai

10

> 40 % Tidak

sesuai

5

Variabel Besaran

Deskripsi Klasifikasi Skor Keterangan

Kerentanan

Tanah

Kerentanan

gerakan tanah

sangat rendah

Sangat

sesuai

25 Dinilai

berdasarkan

tinggi rendahnya

gerakan tanah,

semakin rendah

kerentanan

gerakan

tananhnya,maka

semakin sesuai

wilayah tersebut

untuk peruntukan

kawasan

perkotaan.

Kerentanan

gerakan tanah

rendah

Sesuai

20

Kerentanan

gerakan tanah

menengah

Agak sesuai

15

Kerentanan

gerakan tanah

tinggi

Kurang

sesuai

10

Kerentanan

gerakan tanah

sangat tinggi

Tidak sesuai 5

Klasifikasi Variabel Berdasarkan Tingkat

Kesesuaiannya

Sumber: SK. Menteri Pertanian

No.837/KPTS/UM/11/1980

11

{1 * (topografi _raster) + 1 * (kerentanan

tanah_raster) + 1 * (kelerengan lahan_raster)}

PROSES OVERLAY

Mengalikan bobot dengan skor pada masing-masing

variabel, kemudian hasil dari perkalian tersebut

dijumlahkan untuk memperoleh nilai total yang

digunakan sebagai dasar pengklasifikasian kesesuaian

lahan perkotaan.

Bobot untuk masing-masing variabel adalah sama, yakni 1.

Proses Overlay Kesesuaian Lahan

Sumber: Hasil Analisa ArcGis, 2013 12

KESESUAIAN LAHAN PERKOTAAN

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN

PERKOTAAN DI KAWASAN PERKOTAAN

MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

0 – 15 (Tidak Sesuai)

16 – 30 ( Kurang Sesuai)

31 – 45 (Agak Sesuai)

46 – 60 ( Sesuai)

61 – 75 (Sangat Sesuai) No Tingkat Kesesuaian Luas (Ha)

Prosentase

(%)

1 Sangat sesuai 4.097,063 52,29

2 Sesuai 3.354,432 42,81

3 Agak sesuai 384,1353 4,9

Total 7.835,63 100

Luas Wilayah Berdasarkan Tingkat Kesesuaian Lahan Perkotaan

Sumber: Hasil Analisis, 2013

Cocok untuk pengembangan

lahan perkotaan

13

2. Merumuskan Kriteria Penentu Pemanfaatan Lahan Perkotaan

No Kriteria Variabel Responden

R1 R2 R3 R4 R5

1 Ekonomi Kontribusi

PDRB

S S S S S

2 Sosial

demografi

Jumlah

penduduk

S S S S S

Tenaga

kerja

S S S S S

3 Kelembagaan

Regulasi

terkait

tata ruang

S S S S S

No Kriteria Variabel Responden

R1 R2 R3 R4 R5

1 Ekonomi Kontribusi

PDRB

S S S S S

2 Sosial

demografi

Jumlah

penduduk

S S S S S

Tenaga

kerja

S S S S S

3 Kelembagaan

Regulasi

terkait

tata

ruang

S S S S S

4 Kriteria Lain Investasi S S S S S

Hasil Wawancara Delphi Tahap II Hasil Wawancara Delphi Tahap I

S : Setuju

TS : Tidak setuju

R1 : Kasubid SDA dan Keciptakaryaan Bappeda

Kabupaten Madiun

R2 : Kasi Irigasi TUT dan Rehab Lahan Dinas Pertanian,

Tanaman Pangan, dan Holtikultura Kabupaten Madiun

R3 : Kabid Tata Ruang dan Bangunan Dinas PU Bina Marga

dan Cipta Karya Kabupaten Madiun

R4 : Kasi Operasi dan Pemeliharaaan Dinas PU Pengairan

Kabupaten Madiun

R5 : Praktisi CV. Bintari Jaya

Sumber: Hasil Wawancara, 2013

Sumber: Hasil Wawancara, 2013

14

Simpulan Kriteria Penentu Pemanfaatan Lahan Perkotaan

Analisis Putaran II :

Tidak terjadi perbedaan

pendapat/sudah mencapai

konsesus dalam merumuskan

kriteria penentu pemanfaatan

lahan perkotaan

Kriteria Penentu Pemanfaatan Lahan

Perkotaan

Ekonomi Kontribusi PDRB

Sosial Demografi

Jumlah Penduduk

Jumlah Tenaga Kerja

Kelembagaan Regulasi tata ruang

Kriteria Tambahan

Investasi

Analisis Putaran I :

• Tidak terdapat perbedaan

pendapat/ sudah terjadi

konsensus dalam merumuskan

kriteria penentu pemanfaatan

lahan perkotaan

• Terdapat kriteria tambahan

dalam menentukan kriteria

penentu pemanfaat lahan

yakni kriteria investasi

15

3. Merumuskan Model Optimasi Penggunaan Lahan Perkotaan

a. Perumusan Fungsi Tujuan

Persamaan fungsi tujuan dibentuk melalui pendekatan dengan asumsi

bahwa kebutuhan lahan perkotaan tetap terpenuhi melalui

pengoptimalan lahan yang ada. Demand dalam penelitian ini

merupakan luasan penggunaan lahan yang disesuaikan dengan

rencana tata ruang dan dibedakan menjadi permukiman (X1),

perdagangan dan jasa (X2), perindustrian (X3), dan fasilitas umum

dan sosial (X4). Tujuan dari permodelan ini yakni agar

pengembangan lahan perkotaan dalam masa mendatang dapat

terpenuhi, sehingga fungsi tujuan dalan penelitian ini adalah:

Min D = aX1 + bX2 + cX3 + dX4

Min D = 1140,16X1 + 16,76X2 + 5,74X3 + 2,97X4

16

b. Perumusan Fungsi Pembatas (Constraint)

Constraint Ekonomi Direpresentasikan melalui variabel nilai kontribusi PDRB

untuk mendapat gambaran mengenai sektor strategis.

Sektor potensial strategis yakni sektor perdagangan,

lebih diutamakan pada sektor yang membantu dalam

peningkatan kebutuhan pelayanan perkotaan (optimasi

lahan perkotaan).

Penggunaan lahan pada masa mendatang harus dapat

menjamin tersedianya lahan perdagangan jasa minimal

memiliki luas sama seperti kondisi eksisting.

Constraint Sosial

Demografi

Jumlah Penduduk

Berkaitan dengan penyediaan lahan sebagai

permukiman

Peningkatan jumlah penduduk diiringi akan kebutuhan

lahan permukiman.

Pemenuhan kebutuhan akan lahan permukiman

diasumsikan bahwa satu KK setidaknya membutuhkan

luasan lahan sebesar 300 m2 17

Constraint Sosial

Demografi

Jumlah Tenaga Kerja

Penduduk usia kerja (usia produktif) antara usia 15-56

tahun sebagai batasan minimal tenaga kerja yang

terserap dalam setiap pengembangan lahan.

Tenaga kerja pada tahun 2010 sebesar 26.139 jiwa

(Monografi kelurahan se-Perkotaan Mejayan, 2010) atau

sebesar 31,99% dari total jumlah penduduk Perkotaan

Mejayan. Untuk mendapatkan hasil proyeksi jumlah

penduduk usia produktif pada tahun 2031 sebesar

31,99% dari total jumlah penduduk tahun proyeksi 2031

atau sebesar 47.852 jiwa.

Standar kebutuhan tenaga kerja pada tiap jenis

penggunaan lahan.

Penggunaan lahan harus dapat memberikan dampak

terhadap kesejahteraan penduduk Perkotaan Mejayan

melalui penyediaan lapangan kerja sekurang-kurangnya

atau minimal sama dengan jumlah usia produktif pada

tahun 2031.

18

Constraint

Kelembagaan Yang pertama, penggunaan lahan yang ada harus

memperhatikan regulasi yang telah ditetapkan. Penggunaan

lahan perkotaan sudah semestinya tidak mengubah kawasan

konservasi yang ada. Berdasarkan hasil dari overlay

kesesuaian lahan diperoleh luasan lahan yang cocok untuk

dikembangkan menjadi kawasan perkotaan yakni seluas

4.097,063 Ha. Sehingga pada batasan ini diasumsikan

bahwa batas maksimal lahan yang digunakan sebesar

luasan yang telah ditetapkan dari hasil analisis overlay.

Yang kedua, luasan lahan fasilitas umum dan industri dibatasi

sebesar alokasi pada tahun proyeksi 2031, yakni sebesar

241 Ha untuk industri dan 154,69 Ha untuk fasilitas umum.

Constraint

Investasi Menentukan nilai ekonomi yang ditimbulkan oleh tiap hektar

penggunaan lahan. Untuk mengetahui nilai ekonomi yang

ditimbulkan pada setiap penggunaan lahan, menggunakan

rasio land rent, yakni nilai perbandingan sewa lahan dengan

mengusahakan lahan untuk sawah dengan penggunaan

lainnya

Penggunaan lahan yang ada harus dapat menjamin

peningkatan perekonomian wilayah penelitian akibat

dari adanya land rent melalui peningkatan nilai PDRB

pada tiap sektornya.

19

No Constraint Asumsi

Ekonomi

1 Perdagangan dan jasa

X2 ≥ 16,76

Sektor perdagangan dan jasa berpotensi untuk dikembangkan

menjadi sektor strategis setelah sektor pertanian di Perkotaan

Mejayan, oleh karena itu luasan minimal sektor ini tetap

dipertahankan, paling tidak sesuai dengan luas eksisting.

2 Investasi

5.454.038X1+5.454.038X2+4.384.275

.000X3+5.454.038X4 ≥

557.658.060.000

Penggunaan lahan yang akan dikembangkan harus dapat

menjamin peningkatan perekonomian wilayah dengan adanya land

rent melalui peningkatan nilai PDRB pada tiap sektornya.

Sosial Demografi

3 Kependudukan

X1 ≥ 1.157,73

Penggunaan lahan yang ada setidaknya dapat menjamin

tersedianya kebutuhan perumahan

penduduk hingga tahun proyeksi 2031 dengan rata-rata luas

rumah untuk setiap KK 300 m².

4 Ketenagakerjaan

74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ 47.852

Penggunaan lahan yang dikembangkan harus bisa memberikan

dampak terhadap kesejahteraan penduduk Perkotaan Mejayan

melalui penyediaan lapangan kerja.

SINTESA CONSTRAINT (1)

20

Kelembagaan

5 Luas Lahan Optimal

X1+X2+X3+X4 =4.097,063

Penggunaan lahan yang akan dikembangkan harus tetap menjamin

tersedianya luas lahan yang optimal untuk kawasan perkotaan.

6 X3 ≤ 241 Konversi lahan untuk industri dibatasi sebesar alokasi pada tahun

proyeksi.

7 X4 ≤ 154,69 Jaminan terhadap keberadaan fasilitas pendukung adanya

kegiatan permukiman dalam skala besar.

Faktor Teknis

8 X1, X2, X3, X4 ≥ 0 Hasil optimasi yang diperoleh berupa luas lahan nilainya harus di

atas atau sama dengan nol (boleh negatif).

No Constraint Asumsi

Sumber: Hasil Analisa, 2013

SINTESA CONSTRAINT (2)

21

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN SKENARIO I X1 1.157,73 Ha

X2 2.543,643 Ha

X3 241Ha

X4 154,69 Ha

Constraint yang telah diperoleh

dipergunakan sebagai input dari linear

progamming tanpa mengubah nilai

konstanta.

Objective Coefficient Ranges

Variabel Koefisien Allowable

Increase

Allowable Decrease

X1 1140.160 INFINITY 1123.400

X2 16.76000 1123.400 11.02000

X3 5.740000 11.02000 INFINITY

X4 2.970000 13.79000 INFINITY

Righthand Side Ranges

Baris Current RHS Allowable

Increase

Allowable Decrease

2 4097.063 INFINITY 2460.762

3 47852.00 182096.4 INFINITY

4 1157.730 2460.762 1157.730

5 16.76000 2526.883 INFINITY

6 241.0000 2526.883 118.7496

7 154.6900 2526.883 154.6900

8 0.9921991E+12 0.1046491E+12 INFINITY

Range Report Optimasi Penggunaan Lahan Skenario I

Untuk mengetahui seberapa besar

perubahan yang dapat ditolerir

sebelum solusi optimal mulai kehilangan

optimalitasnya (infeasibility) pada nilai

batasan untuk masing-masing fungsi

pembatas sehingga nilai atau hasil

optimal yang telah diperoleh tidak

mengalami perubahan.

22

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN SKENARIO II

Dengan asumsi nilai ruas kanan pada lahan

permukiman, perdagangan jasa dan fasilitas

umum mengalami kenaikan sebesar 50%.

X1 1.736.595 Ha

X2 1.887,433 Ha

X3 241Ha

X4 232,035 Ha

• X1 + X2 + X3 + X4 = 4.097,063

• 74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ 47.852

• X1 ≥ 1736,595

• X2 ≥ 25,14

• X3 ≤ 241

• X4 ≤ 232,05

• 5.454.038X1+5.454.038X2+4.384.275.00

0X3+5.454.038X4 ≥ 557.658.060.000

23

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN SKENARIO III

Dengan asumsi nilai ruas kanan pada semua

jenis penggunaan lahan mengalami kenaikan

sebesar 100%.

X1 2.315,46 Ha

X2 990,223 Ha

X3 482 Ha

X4 309,38 Ha

• X1 + X2 + X3 + X4 = 4.097,063

• 74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ 47.852

• X1 ≥ 2.315,46

• X2 ≥ 33,42

• X3 ≤ 482

• X4 ≤ 309,38

• 5.454.038X1+5.454.038X2+4.384.275.00

0X3+5.454.038X4 ≥ 557.658.060.000

Sesuai dengan perkembangan

permukiman Perkotaan Mejayan

yang diprediksikan akan terus

meningkat dari tahun ke tahun.

24

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN SKENARIO IV

Dengan asumsi nilai ruas kanan pada constraint

tenaga kerja mengalami kenaikan sebesar 50%

dan nilai ruas kanan dari lahan permukiman

mengalami kenaikan sebesar 100%.

X1 2.315,46 Ha

X2 1.385,913 Ha

X3 241 Ha

X4 154,69 Ha

• X1 + X2 + X3 + X4 = 4.097,063

• 74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ 71.778

• X1 ≥ 2.315,46

• X2 ≥ 16,76

• X3 ≤ 241

• X4 ≤ 154,69

• 5.454.038X1+5.454.038X2+4.384.275.00

0X3+5.454.038X4 ≥ 557.658.060.000

25

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN SKENARIO V

Dengan asumsi nilai ruas kanan pada lahan

permukiman dinaikkan berdasarkan batas atas

righthand side ranges pada analisis sensitivitas

constraint skenario pertama menjadi 2.460,72

X1 2.460,762 Ha

X2 1.240,611 Ha

X3 241 Ha

X4 154,69 Ha

• X1 + X2 + X3 + X4 = 4.097,063

• 74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ 47.852

• X1 ≥ 2.460,762

• X2 ≥ 16,76

• X3 ≤ 241

• X4 ≤ 154,69

• 5.454.038X1+5.454.038X2+4.384.275.00

0X3+5.454.038X4 ≥ 557.658.060.000

26

Tujuan/Batasan Skenario I Skenario II Skenario III Skenario IV Skenario V

Luas Lahan (Ha) Permukiman 1.157,73 1.736,595 2.315,46 2.315,46 2460,762 Perdagangan dan jasa

2.543,643 1.887,433 990,223 1.385,913 1.240,611

Industri 241 241 482 241 241

Fasilitas umum 154,69 232,035 309,38 154.69 154.69 Jumlah Tenaga Kerja (jiwa)

229.948

184.173 156.714 144.276

133.523

Nilai investasi (Rp) 1.077.641.389.132 1.077.641.389.132

2.132.937.240.974

1.077.641.389.132

1.077.641.280.052

KOMPARASI HASIL OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN

• Dari batasan sosial demografi dilihat dari tenaga kerja

yang terserap, serta pemenuhan akan lahan permukiman

sebagai akibat dari pengembangan wilayah Perkotaan

Mejayan, skenario ketiga merupakan skenario yang layak

untuk digunakan.

• Dari constraint ekonomi, yakni terkait pengembangan

penggunaan lahan yang harus dapat menjamin

peningkatan perekonomian wilayah dengan adanya land

rent melalui peningkatan nilai PDRB pada tiap sektornya,

terlihat pada skenario ketiga memiliki nilai investasi

paling tinggi.

27

KESIMPULAN

Dari hasil overlay kesesuaian lahan perkotaan, maka wilayah di Perkotaan Mejayan yang sesuai untuk dikembangkan penggunaan lahannya menjadi lahan perkotaan seluas 4.097,063 Ha.

Tiga kriteria penentu pemanfaatan lahan yang digunakan dalam penelitian:

a. Kriteria sosial demografi

b. Kriteria ekonomi

c. Kriteria institusi/kelembagaan

Hasil optimasi yang paling optimal untuk dikembangkan, yakni pada skenario ketiga. Hasil skenario ini diperoleh luasan lahan permukiman sebesar 2.315,46 Ha, perdagangan jasa seluas 990,223Ha, industri seluas 482 Ha, dan fasilitas umum seluas 309,38Ha.

28

REKOMENDASI

Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam melakukan pengambilan keputusan dalam mengalokasikan kebutuhan penggunaan lahan di masa mendatang pada penyusunan rencana detail tata ruang.

Diperlukan studi lebih lanjut untuk menentukan zonasi atau plotting dari hasil alokasi luas lahan pada setiap jenis penggunaan lahan, sehingga akan terlihat lebih jelas mengenai persebaran tata guna lahannya, dikarenakan metode optimasi ini hanya mampu memberikan gambaran terhadap luasan penggunaan lahan saja.

Perlu penelitian lebih lanjut terkait kriteria lain yang menentukan penggunaan lahan di Perkotaan Mejayan untuk melengkapi dalam penyelesaian masalah optimasi lahan.

29

Terima Kasih

30