prevalensi ketiadaan otot palmaris longus pada …

53
PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2010 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Felais Hedianto Pradana NIM: 107103000210 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431 H

Upload: others

Post on 25-Mar-2022

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS

PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Felais Hedianto Pradana

NIM: 107103000210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010/1431 H

Page 2: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS

LONGUS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN DOKTER FKIK UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Felais Hedianto Pradana

NIM: 107103000210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010/1431 H

Page 3: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 8 Oktober 2010

Felais Hedianto Pradana

Materai

Rp 6000

Page 4: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

iii

ABSTRAK

Felais Hedianto Pradana. Program Studi Pendidikan Dokter. Prevalensi Ketiadaan

Otot Palmaris Longus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010.

Ketiadaan Palmaris longus (PL) pertama kali dilaporkan oleh Colombos pada De

Re Anatomica Libri pada tahun 1559. Tidak banyak praktisi kesehatan yang

mengetahui bahwa tendo Palmaris longus merupakan pilihan utama dalam

pencakokan tendo pada operasi rekonstruktif. Indonesia belum memiliki angka

prevalensi yang jelas mengenai ketiadaan tendo Palmaris longus.

Penelitian ini dilakukan terhadap 125 subyek dengan usia berkisar antara 18-23

tahun untuk menentukan prevalensi ketiadaan PL pada mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN SH. Untuk menentukan ketiadaan tendo Palmaris

longus digunakan uji Standard, uji Thompson, Uji Mishra I, uji Mishra II dan uji

Pushpakumar. Sebelumnya dilakukan studi pendahuluan dengan lima kadaver dari

laboratorium anatomi FKIK UIN SH.

Studi pendahuluan menunjukkan seluruh kadaver memiliki PL di kedua

lengannya. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi ketiadaan otot Palmaris

longus pada mahasiswa PSPD FKIK UIN SH adalah 5,6%. Prevalensi ketiadaan

unilateral kiri adalah 3,2%, ketiadaan unilateral kanan adalah 1,6%, dan ketiadaan

bilateral adalah 0,8%

Kata Kunci: Prevalensi, Tendo, Palmaris Longus, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,

Page 5: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

iv

ABSTRACT

Felais Hedianto Pradana. Faculty of Medicine. Prevalence of Palmaris Longus

Absence among medical students at in Faculty of Medicine, Islamic State

University.

The prevalence of absence of the Palmaris Longus (PL) has been extensively

studied following the first report of its absence in 1559 by Colombos in De Re

Anatomica Libri. Only small groups of physician knew that PL tendon was tendon

of choice for reconstructive surgery. Currently, the prevalence rate of PL muscle

absence among Indonesian people are not available.

The absence of the PL was clinically determined among 125 medical students at

Faculty of Medicine, Syarif Hidayatullah Islamic State University, aged 18-23

years. The absence of PL was assessed respectively by Schaeffer (Standard) test,

Thompson’s test, Mishra I test, Mishra II test and Pushpakumar “the two finger

sign” method. Previously, preliminary study using five cadavers was performed at

laboratory of anatomy Faculty of Medicine, Syarif Hidayatullah Islamic State

University.

Preeliminary study showed that PL absence were not found among cadavers. The

overall prevalence of PL absence was 5,6%. The distribution on the right and left

were 1,6% and 3,2% respectively. The bilateral absence was 0,8%.

Keywords: Prevalence, Tendon, Palmaris Longus, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,

Page 6: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

v

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS

PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2010

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked)

OLEH:

FELAIS HEDIANTO PRADANA

NIM: 107103000210

Pembimbing

dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT dr. Witri Ardini, M Gizi, SpGK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/ 2010 M

Page 7: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

vi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS

LONGUS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2010 yang diajukan oleh Felais Hedianto Pradana (NIM:107103000210), telah diujikan

dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 8 Oktober 2010.

Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 8 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

Pembimbing

dr. Bisatyo Mardjikoen, SpOT

Penguji 1 Penguji 2

dr. Alyya Siddiqa, SpFK dr. Witri Ardini, M Gizi, SpGK

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd DR.Dr.Syarief Hasan L, SpRM.

Page 8: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Felais Hedianto Pradana

Tempat, Tgl Lahir : Garut, 18 Februari 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Perumahan Bumi Sentosa Blok C6 no. 20, Nanggewer

Mekar, Cibinong, Bogor

Email : [email protected], [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK (1994-1996)

2. SDN 03 Pejaten timur (1996-2002)

3. SLTPI Al-Azhar 9 Kemang Pratama (2002-2005)

4. SMAI As-Syafi’iyah Pulo Air (2005-2007)

Page 9: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memperindah kehidupan dengan

melimpahkan kasih sayang, kenikmatan, dan kemudahan tiada bertepi. Shalawat

dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan

kasih sayangnya terhadap hamba Allah juga makhluk lainnya memancar bagai

pancaran sinar matahari yang tiada terputus menerangi bumi. Atas nikmat-Nya

dan karunia-Nya Yang Maha Besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul Prevalensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus Pada Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2010.

Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari budi baik dan bimbingan orang

lain. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya pada pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan,

dukungan moriil dan bantuan penyusunan skripsi ini. Hingga akhirnya penulisan

laporan penelitian ini telah selesai tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih dan

penghargaan, peneliti sampaikan kepada :

1. Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA,

selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. DR. dr. Syarif Hasan Luthfi, Sp.RM, selaku ketua Program Studi Pendidikan

Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah membantu dan

segenap dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna

bagi peneliti.

3. dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp. OT dan dr. Witri Ardini, M Gizi, SpGK, selaku

Pembimbing Fakultas, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

masukan dan membimbing peneliti dalam penyusunan laporan penelitian ini.

Semoga Allah membalas semua budi baik bapak dan ibu.

Page 10: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

ix

4. dr. Alyya Shiddiqa, selaku penguji sidang proposal skripsi. Terima kasih atas

kesediaannya menjadi penguji, dan terima kasih pula atas masukan, saran dan

bimbingan yang telah diberikan.

5. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Wahyu Eko Widiharso dan Ibunda

Herumulyati, yang selalu memberikan dukungan baik moriil maupun materiil,

serta doa yang selalau kalian panjatkan untuk penulis, terima kasih atas

semuanya. Kalian lah yang selalu memotivasiku untuk selalu berusaha

menjadi anak yang berguna dan bisa mambahagiakan keluarga.

6. Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007 yang telah meluangkan

waktunya untuk bersedia diwawancarai dan dilakukan uji-uji untuk

menentukan adanya tendon Palmaris Longus.

7. Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 yang telah meluangkan

waktunya untuk bersedia diwawancarai dan dilakukan uji-uji untuk

menentukan adanya tendon Palmaris Longus.

8. Ricky Fathoni, Wahid Hilmy Sulaeman, Dina Nurul Istiqomah dan Neng Ayu

Ratih Purwani Pratiwi, selaku teman-teman satu kelompok riset yang selalu

saling mengingatkan dan diingatkan, dalam menyelesaikankan laporan

penelitian masing-masing.

9. Febria Suryani, Azhara, Maya Riance, Vita dan Dan Istanto, selaku teman dari

Program Studi Kesehatan Masyarakat yang ikut membantu dalam

menyelesaikan laporan penelitian.

10. Teman-teman seperjuangan satu angkatan yang tidak dapat peneliti sebutkan

satu persatu. Terima Kasih atas dukungan, semangat, kenangan dan

kebersamaan yang sangat kental selama kita bersama di PSPD UIN Syarif

Hidayatullah.

Page 11: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

x

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun

sehingga peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses

kemajuan pendidikan selanjutnya.

Jakarta, 8 Oktober 2010

Felais Hedianto Pradana

Page 12: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

ABSTRACT ....................................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. v

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................... vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2

1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................. 2

1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................................ 2

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 2

1.4.1. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .............................. 2

1.4.2. Bagi Peneliti ................................................................................ 2

1.4.3. Bagi Responden .......................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Otot Palmaris Longus ................................................................................... 3

2.1.1. Anatomi ....................................................................................... 3

2.2. Metode Penemuan Tendon Palmaris longus ................................................ 5

2.2.1. Standard test (Schaeffer’s test).................................................... 5

2.2.2. Thompson’s test .......................................................................... 5

2.2.3. Mishra’s test I .............................................................................. 6

2.2.4. Mishra’s test II ............................................................................ 6

2.2.5. Pushpakumar’s “two-finger sign” method .................................. 7

2.3. Variasi Palmaris longus di Dunia ................................................................. 7

2.4. Pencangkokan Tendo Palmaris Longus ...................................................... 11

2.5. Faktor yang mempengaruhi Ketiadaan tendon Palmaris longus .................. 12

2.6. Kerangka Teori............................................................................................. 12

2.7. Kerangka Konsep ......................................................................................... 12

2.8. Definisi Operasional..................................................................................... 13

Page 13: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian .......................................................................................... 14

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 14

3.3. Populasi dan Sampel .................................................................................... 14

3.3.1. Populasi ....................................................................................... 14

3.3.2. Populasi Terjangkau .................................................................... 14

3.3.3. Sampel .......................................................................................... 14

3.3.3.1. Kriteria Inklusi ................................................................. 15

3.3.3.2. Kriteria eksklusi ............................................................... 15

3.4. Cara Kerja Penelitian ................................................................................... 15

3.4.1. Studi Pendahuluan ........................................................................ 15

3.4.2. Pengumpulan Data ....................................................................... 15

3.4.3. Pengolahan dan Penyajian Data ................................................... 16

3.4.4. Interpretasi Data ........................................................................... 16

3.4.5. Pelaporan Hasil ............................................................................ 16

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

4.1. Studi Pendahuluan ......................................................................................... 17

4.2. Karakteristik responden ................................................................................ 17

4.2.1.Usia Responden ............................................................................... 17

4.2.2. Jenis Kelamin Responden .............................................................. 18

4.2.3. Sebaran Suku Responden ............................................................... 18

4.3 Frekuensi Ketiadaan Palmaris Longus ......................................................... 19

4.4. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 22

5.2. Saran ........................................................................................................... 22

Page 14: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi India .................. 8

Tabel 2.2. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Cina ................... 8

Tabel 2.3. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Yoruba .............. 9

Tabel 2.4. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Nigeria .............. 9

Tabel 2.5. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Malaysia

dengan sebaran kelompok etnik yang berbeda ............................................... 10

Tabel 2.6. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Malaysia

pada jenis kelamin yang berbeda ................................................................... 10

Tabel 2.7. Definisi Operasional ...................................................................................... 13

Tabel 4.1. Distribusi Usia pada responden ..................................................................... 17

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Otot Palmaris Longus ................................................... 19

Tabel 4.3. Perbedaan Distribusi Otot Palmaris Longus .................................................. 20

Page 15: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Lengan Bawah Tampak Anterior ............................................................... 3

Gambar 2.2. Fungsi Palmaris Longus ............................................................................. 4

Gambar 2.3. Uji Schaeffer ............................................................................................. 5

Gambar 2.4. Uji Thompson ............................................................................................. 5

Gambar 2.5. Uji MishraI ................................................................................................. 6

Gambar 2.6. Uji Mishra II ............................................................................................... 6

Gambar 2.7. Uji Pushpakumar “two finger sign” .......................................................... 7

Gambar 2.8. Kerangka Teori ........................................................................................... 12

Gambar 2.9. Kerangka Konsep ....................................................................................... 12

Gambar 4.1. Distribusi Jenis Kelamin pada Responden ................................................. 18

Gambar 4.2. Distribusi Suku pada Responden ............................................................... 18

Gambar 4.3. Distribusi Suku pada responden yang tidak memiliki otot Palmaris

Longus pada salah satu atau kedua lengannya ........................................... 20

Page 16: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Informed Consent dan Hasil Metode Penemuan Tendo Palmaris

Longus ......................................................................................................... 24

Lampiran 2. Surat Izin Peminjaman Laboratorium Anatomi ......................................... 26

Lampiran 3. Output SPSS ............................................................................................... 27

Page 17: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Penelitian

Otot Palmaris Longus merupakan salah satu otot yang memiliki banyak

variasi pada tubuh manusia. Otot ini terletak antara m. flexor carpi radialis dan m.

flexor carpi ulnaris, serta berguna untuk memfleksikan pergelangan dan

menegangkan aponeurosis palmar. Namun, karena hanya sedikit berperan sebagai

fleksor dan penegang aponeurosis, otot ini dapat dibilang tidak terlalu signifikan

dalam mempengaruhi fungsi pergelangan. Oleh karena itu, jika tendo otot ini

dicangkok, maka fungsi dan kekuatan lengan tidak akan terganggu. Pencangkokan

otot ini dapat digunakan dalam operasi rekonstruktif pada bagian bedah ortopedi

dan bedah plastik. (Mbaka, 2009)

Prevalensi ketiadaan otot Palmaris Longus telah dilakukan sejak pertama

kalinya ditemukan oleh Colombos pada De Re Anatomica Libri pada tahun 1559.

Otot Palmaris Longus adalah salah satu otot yang paling bervariasi dan paling

superfisial dari otot-otot lengan. Pada sebagian orang otot ini mungkin tidak ada

pada satu atau kedua sisi lengan bawah, sementara pada sebagian lagi

memperlihatkan variasi pada letak gelendongnya, serta variasi pada jumlah

tendonya. Telah banyak dilaporkan bahwa pada etnis dan ras yang berbeda

menyebabkan prevalensi variasi anatomi otot Palmaris Longus yang berbeda

pula. (Roohi, 2007)

Peneliti mengambil tema penelitian mengenai Palmaris Longus karena:

1. Tidak banyak masyarakat yang mengetahui fungsi keberadaan tendo Palmaris

Longus sebagai pilihan utama untuk cangkok tendo pada operasi bedah

ortopedi dan bedah plastik;

2. Belum ada penelitian mengenai ketiadaan tendo Palmaris Longus pada

institusi tempat peneliti meneliti; dan

3. Belum ada data yang jelas mengenai jumlah prevalensi tendo Palmaris

Longus di Indonesia.

Page 18: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

2

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat

dirumuskan masalah penelitian yaitu, berapa prevalensi ketiadaan otot Palmaris

Longus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif

Hidayatullah tahun 2010?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum :

Untuk mengetahui prevalensi ketiadaan otot Palmaris Longus pada

mahasiswa Program Studi Pendidikan dokter FKIK UIN Syarif

Hidayatullah tahun 2010.

1.3.2. Tujuan khusus :

Mengetahui sebaran ketiadaan otot Palmaris Longus pada

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif

Hidayatullah berdasarkan suku dan sisi.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta :

Menambah pustaka ilmiah di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

tentang prevalensi ketiadaan otot Palmaris Longus pada mahasiswa PSPD

angkatan 2007-2009.

1.4.2. Bagi Peneliti :

Sebagai salah satu prasyarat kelulusan dalam menyelesaikan

program sarjana kedokteran.

Menambah pengetahuan tentang variasi anatomi ketiadaan otot

Palmaris Longus dan pencangkokan tendo.

1.4.3. Bagi Responden

Menambah pengetahuan tentang variasi anatomi ketiadaan otot

Palmaris Longus dan pencangkokan tendo.

Jika terjadi hal yang menimbulkan indikasi untuk dilakukan

pencangkokan tendo, responden mengetahui tendo mana yang dapat

dicangkok.

Page 19: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Otot Palmaris Longus

2.1.1. Anatomi

Otot Palmaris Longus (P. Longus) merupakan otot fleksor lengan

bawah, yang terletak superfisial. Otot ini memiliki origo di epicondylus

medialis dan insersio di retinaculum flexorum dan aponeurosis palmar. Otot

P. Longus terletak antara otot flexor carpi radialis dan flexor carpi ulnaris.

Bentuk otot P. Longus adalah ramping dan fusiformis (Roohi, 2007). Otot

dan tendo ini telah terbentuk sempurna sejak lahir, dan ada kemungkinan

diturunkan secara genetik, namun belum jelas gen dan bagaimana transmisi

genetiknya (Agarwal, 2005).

Gambar 2.1. Lengan Bawah tampak anterior.

sumber:

http://www.getbodysmart.com/ap/muscularsystem/wristhanddigits/palmarislongus/tutorial.html

Tendonya rata menjalar dari epicondylus medialis dan menginsersi

aponeurosis palmar. Otot ini dipersarafi oleh nervus medianus yang berasal

dari C7-C8. Tendo ini rata dan dikelilingi oleh paratenon, dan cukup

Page 20: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

4

panjang untuk dilakukan cangkok tendo, panjangnya sekitar 15cm (Canale et

al, 2003). Pada orang yang tidak memiliki otot P. Longus, tendo flexor

digitorum superficialis terkadang disalahartikan sebagai tendo Palmaris

Longus, karena secara anatomis, otot P. Longus menutupi permukaan m.

flexor digitorum superficialis (Oommen, 2002).

Literatur menyebutkan bahwa otot Palmaris Longus ada pada 70-

85% dari populasi (Wehbe, 1992). Variasi otot ini tidak hanya pada ada dan

tidak adanya otot saja, terdapat juga variasi lain berupa letak gelendong otot

dan jumlah tendo. Gelendong otot dapat terletak pada proksimal otot atau

pada medial otot Palmaris Longus, sedangkan jumlah tendo bervariasi,

hingga paling banyak ditemukan pada satu lengan adalah tiga tendo P.

Longus (Kadoye, 2008).

Fungsi otot P. Longus adalah fleksi tangan pada artikulasi

radiokarpalis dan menegangkan aponeurosis palmar dibantu oleh flexor

carpi radialis, flexor carpi ulnaris dan flexor digitorum superficialis

(Roohi, 2007).

Gambar 2.2. Fungsi Palmaris Longus

Keterangan :

1. Posisi anatomis,

2. Palmaris Longus memfleksikan pergelangan,

3. Palmaris Longus menegangkan aponeurosis palmar. Sumber:

http://www.getbodysmart.com/ap/muscularsystem/wristhanddigits/palmarislongus/tutorial.html

1

2 3

Page 21: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

5

2.2. Metode Penemuan Tendo Palmaris Longus

2.2.1. Uji Standard (Uji Schaeffer)

Subyek diminta untuk mempertemukan jari kelingking dan Ibu jari.

Setelah itu subjek diminta untuk memfleksikan pergelangan. Inspeksi

apakah ada tendo P. Longus yang terlihat.

Gambar 2.3. Uji Schaeffer

Sumber: Sebastin et al, 2006

2.2.2. Uji Thompson

Subyek diminta mengepalkan jari tangannya. Setelah itu subjek

diminta untuk memfleksikan pergelangan. Inspeksi apakah ada tendo P.

Longus yang terlihat.

Gambar 2.4. Uji Thompson

Sumber: Sebastin et al, 2006

Page 22: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

6

2.2.3. Uji Mishra I

Hiperekstensikan sendi metakarpofalangeal secara pasif oleh

pemeriksa Setelah itu Subyek diminta untuk memfleksikan pergelangan.

Inspeksi apakah ada tendo P. Longus yang terlihat.

Gambar 2.5. Uji Mishra I

Sumber: Sebastin et al, 2006

2.2.4. Uji Mishra II

Subyek diminta untuk mengabduksikan Ibu jari. Setelah itu Subjek

diminta untuk memfleksikan pergelangan. Inspeksi apakah ada tendo P.

Longus yang terlihat.

Gambar 2.6. Uji Mishra II

Sumber: Sebastin et al, 2006

Page 23: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

7

2.2.5. Uji Pushpakumar’s “two-finger sign”

Subyek diminta untuk mengekstensikan jari tengah dan jari

telunjuk. Setelah itu Subjek diminta untuk memfleksikan pergelangan.

Inspeksi apakah ada tendo P. Longus yang terlihat.

Gambar 2.7. Uji Pushpakumar “two finger sign”

Sumber: Sebastin et al, 2006

2.3. Variasi Palmaris Longus di Dunia

Menurut literatur prevalensi ketiadaan otot P. Longus adalah sekitar 15%.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang diteliti pada beberapa ras dan

etnis yang berbeda, ternyata menunjukkan angka yang bervariasi. Angka yang

lebih tinggi dilaporkan pada ras kaukasia Amerika Utara, yaitu 24%. Survey di

Pennsylvania, Amerika Serikat menunjukkan prevalensi 23%. Ceyhan dan Mav,

melaporkan angka yang jauh lebih tinggi pada populasi Gaziantep di Turki, yaitu

63,9%. Studi yang dilakukan pada populasi Jepang menunjukkan bahwa

prevalensi ketiadaan otot P. Longus adalah 3,4%. Pada Populasi Uganda

disebutkan bahwa prevalensi ketiadaannya adalah 1,02% (Mbaka, 2009).

Berikut adalah hasil penelitian yang dilakukan pada beberapa Negara yang

belum disebutkan di atas, antara lain pada Negara India, Cina, Yoruba, Nigeria

dan Malaysia:

Penelitian terhadap 385 orang berusia sekitar 20-24 tahun di India

mendapatkan hasil sebagai berikut:

Page 24: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

8

Tabel 2.1. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi India

Palmaris

Longus

Unilateral Bilateral (-) Bilateral (+) Total

Kiri (-) Kanan (-)

Perempuan 19 (10%) 8 (4,21%) 3 (1,6%) 160 (84,19%) 190

Laki-laki 24 (12,30%) 14 (7,17%) 10 (5,12%) 147 (75,41%) 195

Keseluruhan

Populasi 65 (16,9%) 13 (3,13%) 307 (79,74%) 385

Sumber: Agarwal, 2005

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, ketiadaan P. Longus di India

pada laki-laki angka kejadiannya lebih banyak dibandingkan perempuan,

ketiadaan unilateral kiri lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiadaan

unilateral kanan, ataupun bilateral. Namun, setelah dilakukan perhitungan

statistik, tidak ada perbedaan yang signifikan baik dilihat dari jenis kelamin,

maupun sisi tubuh. Pada penelitian ini tendo P. Longus ditemukan dengan

melakukan uji Standard (Uji Schaeffer), Mishra I, Mishra II, dan Pushpakumar

“the two finger sign” (Agarwal, 2005).

Penelitian terhadap 120 orang laki-laki, dan 209 orang perempuan berusia

sekitar 7-85 tahun di Cina mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.2. Frekuensi ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Cina

Palmaris

Longus

Unilateral Bilateral (-) Bilateral (+) Total

Kiri (-) Kanan (-)

Perempuan 1(0,5%) 2 (1%) 2 (1%) 204 (97,5%) 209

Laki-laki 7 (5,8%) 1 (0,8%) 2 (1,6%) 110 (91,6%) 120

Keseluruhan

Populasi 11 (3,3%) 4 (1,2%) 314 (95,44%) 329

Sumber: Sebastin, et al 2006

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, ketiadaan P. Longus di Cina

pada laki-laki angka kejadiannya lebih banyak dibandingkan perempuan,

ketiadaan unilateral kiri lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiadaan

unilateral kanan, ataupun bilateral. Namun, setelah dilakukan perhitungan

statistik, tidak ada perbedaan yang signifikan baik dilihat dari jenis kelamin,

maupun sisi tubuh. Pada penelitian ini tendo P. Longus ditemukan dengan

Page 25: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

9

melakukan uji Standard (Uji Schaeffer), Thompson, Mishra I, Mishra II, dan

Pushpakumar “the two finger sign” (Sebastin et al, 2006).

Penelitian terhadap 335 orang laki-laki dan 265 orang perempuan berusia

antara 8-65 tahun di Yoruba mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.3. Frekuensi ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Yoruba

Palmaris

longus

Unilateral Bilateral (-) Bilateral (+) Total

Kiri (-) Kanan (-)

Perempuan 9 (3,4%) 7 (2,6%) 1 (0,4%) 248 (93,6%) 265

Laki-laki 10 (3%) 8 (2,4%) 5 (1,5%) 312 (93,13%) 335

Keseluruhan

Populasi 34 (5,7%) 6 (1%) 560 (93,3%) 600

Sumber: Mbaka et al, 2009

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, ketiadaan P. Longus di

Yoruba pada laki-laki angka kejadiannya lebih banyak dibandingkan perempuan,

ketiadaan unilateral kiri lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiadaan

unilateral kanan, ataupun bilateral. Namun, setelah dilakukan perhitungan

statistik, tidak ada perbedaan yang signifikan baik dilihat dari jenis kelamin,

maupun sisi tubuh. Pada penelitian ini tendo P. Longus ditemukan dengan

melakukan uji Standard (Uji Schaeffer), Thompson, Mishra I, dan Pushpakumar

“the two finger sign” (Mbaka et al, 2009).

Penelitian terhadap 300 orang laki-laki dan 300 orang perempuan berusia

antara 8-65 tahun di Nigeria mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.4. Frekuensi ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Nigeria

Palmaris

longus Unilateral (-) Bilateral (-) Bilateral (+) Total

Keseluruhan

populasi 75 (12,5%) 112 (18,75%) 112 (93,6%) 300

Sumber: Kadoye et al, 2008

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, ketiadaan P. Longus di

Nigeria, ketiadaan bilateral lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiadaan

Page 26: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

10

unilateral. Pada penelitian ini tendo P. Longus ditemukan dengan melakukan uji

Standard (Uji Schaeffer), Thompson, Mishra I, Mishra II dan Pushpakumar “the

two finger sign” (Kadoye et al, 2008).

Penelitian lainnya terhadap 450 orang yang terdiri dari tiga jenis ras yang

berbeda di Malaysia mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.5. Frekuensi ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Malaysia

dengan sebaran kelompok etnik yang berbeda

Palmaris

Longus Unilateral (-) Bilateral (-) Bilateral (+) Total

Melayu 12 (8,0%) 5 (3,3%) 133 (88,7%) 150

Cina 7 (4,7%) 2 (1,3%) 141 (94.0%) 150

India 10 (9,3%) 6 (4,0%) 143 (89,3%) 150

Sumber: Roohi et al, 2007

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, dari ketiga etnis, etnis India

memiliki prevalensi ketiadaan otot P. Longus paling tinggi, diikuti dengan etnis

Melayu, dan prevalensi terkecil adalah etnis Cina. Pada ketiga etnis, ketiadaan

otot P. Longus lebih banyak pada unilateral dibandingkan dengan ketiadaan

bilateral.

Tabel 2.6. Frekuensi ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Malaysia

pada jenis kelamin yang berbeda

Palmaris

Longus Unilateral (-) Bilateral (-) Bilateral (+) Total

Laki-laki 13 (5,8%) 3 (1,3%) 209 (92,9%) 225

Perempuan 16 (7,1%) 10 (4,4%) 199 (88,5%) 225

Sumber: Roohi et al, 2007

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, ketiadaan P. Longus pada

populasi Malaysia pada perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki,

ketiadaan unilateral lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiadaan bilateral.

Pada penelitian ini tendo P. Longus ditemukan dengan melakukan uji Standard

(Uji Schaeffer) saja (Roohi et al, 2007).

Page 27: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

11

2.4. Pencangkokan Tendo P almaris Longus

Urutan pilihan utama pada donor tendo untuk operasi cangkok tendo

adalah otot P. Longus, plantaris, dan flexoris digitorum longi, dapat juga

digunakan tendo extensoris indicis, extensor digitorum II dan flexor digitorum

superficialis walau sangat jarang dilakukan. Tendo otot P. Longus menjadi

pilihan utama karena tendo ini memenuhi syarat dari segi panjang dan

availabilitasnya untuk tidak menimbulkan deformitas (Canale et al, 2003).

Otot P. Longus hanya sedikit membantu fleksi pergelangan dan

menegangkan aponeurosis palmar. Menurut literatur ketiadaan otot P. Longus

tidak mengganggu kekuatan genggaman dan fungsi sebagai fleksor. Jika tendo

otot ini diambil, maka tidak akan mempengaruhi fungsi pergelangan pasien

(Carroll et al, 2000). Letaknya yang superfisialis, akan mempermudah

pencangkokan dan hanya membutuhkan dua sayatan kecil pada bagian proksimal

dan distal lengan bawah untuk mengambil tendo dari otot P. Longus. Otot dapat

disambung kembali pada gelendong otot Flexor carpi radialis, sehingga tidak

akan menimbulkan deformitas pada lengan. Jika tidak memerlukan satu tendo

utuh, tendo dapat diambil dengan membelah tendo secara longitudinal menjadi

dua bagian yang sama panjang, lalu memotong salah satu dari dua bagian tersebut

sebagai cangkok tendo. Panjang tendo P. Longus sekitar 15 cm. Semakin panjang

tendo, akan semakin terpilih pada pencangkokan tendo (Canale et al, 2003).

Pencangkokkan tendo P. Longus dapat digunakan pada operasi

rekonstruksi pada bagian bedah ortopedi dan bedah plastik. Operasi yang

membutuhkan cangkok tendo, antara lain operasi plastik pada defek bibir dan

dagu (Roohi et al, 2007), operasi perbaikan Ptosis kongenital (Carroll, 2000),

operasi rekonstruksi cedera tendo dan ligament, serta operasi meningkatkan

kekuatan oposisi Ibu jari pada komplikasi Carpall Tunnel Syndrome (Canale et

al, 2003).

Page 28: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

12

2.4. Faktor yang mempengaruhi Ketiadaan tendo Palmaris Longus

Hingga saat ini belum ada literatur memberikan jawaban pasti tentang

faktor apa saja yang mempengaruhi ketiadaan otot P. Longus. Beberapa literatur

mengatakan gender, ras, keturunan, serta sisi merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi ketiadaan P. Longus. Namun, pada penelitian-penelitian lain yang

dilakukan, ternyata hasilnya tidak signifikan mendukung hipotesis di atas

(Thompson et al, 2001).

2.5. Kerangka Teori

Gambar 2.8. Kerangka Teori

2.6. Kerangka Konsep

Gambar 2.9. Kerangka Konsep

Page 29: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

13

2.7. Definisi Operasional

Tabel 2.7. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur

1. Otot Palmaris

Longus

Otot fleksor

lengan bawah,

yang terletak

superfisial.

uji standard

(Schaeffer’s

test), uji

Thompson,

uji Mishra I,

uji Mishra II,

dan uji

Pushpakumar

“the two

finger sign”

observasi

langsung

Nominal 0. Tidak ada

1. Ada

2. Jenis Kelamin Konstruksi

sosial atau

atribut yang

dikenakan pada

manusia yang

dibangun oleh

kebudayaan

manusia. (Ann

oakley 1972).

Wawancara wawancara Nominal 1. laki-laki

2. perempuan

3. Ras dan suku Ras: Pengertian

biologis yang

menjelaskan

sekumpulan

orang yang

dapat dibedakan

menurut

karakteristik

fisik yang

dihasilkan

melalui proses

reproduksi (Gill

dan Gilbert

(1988)

Wawancara Wawancara Nominal 1) Indonesia

Barat

2) Indonesia

Tengah

3) Indonesia

Timur

4. Sisi Lokasi

permukaan

suatu objek,

terdiri dari

kanan dan kiri.

Inspeksi Observasi

langsung

Nominal 1. kanan

2. kiri

Page 30: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross

sectional.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan September 2010.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.3.2. Populasi Terjangkau

Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2007-2008.

3.3.3. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah angkatan 2007-2008.

Sedangkan sampel yang diambil adalah 125 siswa berdasarkan

rumus di bawah ini:

n = P(1-P)(Z2/d

2)

d= 0,1

Z= 1,96

Jawab

n = P(1-P)(Z2/d

2)

= 0,5(1-0,5).(1,962/0,1

2)

= 96,04 responden

Page 31: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

15

Akan tetapi peneliti mengambil sampel sebanyak 125 responden

karena peneliti mengambil sampel dengan metode pengambilan total

sampling. Jumlah perhitungan di atas diambil sebagai nilai minimal untuk

dilakukan penelitian. Peneliti tidak menyamaratakan jumlah perempuan

dan jumlah laki-laki, karena pada penelitian sebelumnya tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan ketiadaan otot P.

Longus (Roohi et al, 2007).

3.3.3.1. Kriteria Inklusi

1. Terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Program Studi Pendidikan

Dokter angkatan 2007 dan 2008.

2. Tidak terdapat kecacatan fisik pada kedua lengan bawah.

3.3.3.2. Kriteria Eksklusi

1. Memiliki suku selain suku di Indonesia.

3.4. Cara Kerja Penelitian

3.4.1. Studi Pendahuluan

Studi Pendahuluan dilakukan di Laboratorium Anatomi FKIK UIN

Syarif Hidayatullah terhadap lima kadaver. Identifikasi otot P. Longus

dilakukan dengan observasi berdasarkan letak anatomisnya. Studi

pendahuluan dilakukan oleh peneliti dengan tujuan membuktikan apakah

terdapat ketiadaan otot Palmaris Longus pada subjek kadaver.

3.4.2. Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan melakukan pemeriksaan Uji Scheuffer, jika

ketiadaan Tendo P. Longus diragukan, maka akan digunakan keempat uji

lainnya; uji Mishra I dan Mishra II, Thompson, dan Uji Pushpakumar.

Namun peneliti belum mendapatkan mengenai validitas uji-uji tersebut.

Peneliti hanya mendapatkan bahwa dari kelima uji di atas, uji yang paling

akurat adalah uji Mishra I (Sebastin et al, 2006).

Page 32: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

16

3.4.3. Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS

for Windows versi 17. Data disajikan dalam bentuk tekstular, grafikal, dan

tabular.

3.4.4. Interpretasi Data

Interpretasi data dilakukan secara deskriptif. Hasil yang didapatkan

dari responden adalah sebagai berikut:

1. Bilateral (+) : bila terdapat tendo P. Longus pada kedua lengan

2. Unilateral kanan (-) : bila tidak terdapat tendo P. Longus pada lengan kanan

3. Unilateral kiri (-) : bila tidak terdapat tendo P. Longus pada lengan kiri

4. Bilateral (-) : bila tidak terdapat tendo P. Longus pada kedua lengan

3.4.5. Pelaporan Hasil

Pelaporan hasil penelitian disusun dalam bentuk laporan hasil

penelitian untuk selanjutnya dipresentasikan di hadapan pembimbing dan

penguji.

Page 33: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

17

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

Setelah dilakukan analisa univariat dari hasil penelitian Prevalensi

Ketiadaan Otot P. Longus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010 diperoleh gambaran sebagai

berikut:

4.1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan telah dilakukan oleh peneliti di Laboratorium Anatomi

FKIK UIN Syarif Hidayatullah dengan sampel lima kadaver. Telah teridentifikasi

tiga dari lima kadaver berjenis kelamin laki-laki dan sisanya berjenis kelamin

perempuan. Hasil studi pendahuluan menunjukkan seluruh kadaver memiliki otot

P. Longus pada kedua lengannya.

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1. Usia Responden

Tabel 4.1. Distribusi usia pada responden

usia Frekuensi Persentase

18 tahun 5 4.0%

19 tahun 16 12.8%

20 tahun 55 44.0%

21 tahun 46 36.8%

22 tahun 2 1.6%

23 tahun 1 0.8%

Total 125 100.0

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa rata-rata dari usia

seluruh responden adalah 20,2 tahun. Usia tidak akan mempengaruhi data,

karena terbentuknya otot P. Longus telah sempurna sejak lahir. Hanya

saja, diameter dan ketebalan pada tiap orang mungkin dapat berbeda,

tergantung seberapa sering otot ini digunakan. Jika semakin sering

digunakan, maka ukuran otot ini akan bertambah.

Page 34: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

18

4.2.2 Jenis Kelamin Responden

Gambar 4.1. Distribusi Jenis Kelamin pada responden

Berdasarkan gambar di atas didapatkan hasil bahwa responden

terbanyak adalah responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak

81 responden (62,8%). Pada penelitian ini jumlah antara laki-laki dan

perempuan tidak disamaratakan seperti halnya pada penelitian-penelitian

sebelumnya. Peneliti tidak menyamaratakan jumlah laki-laki dan

perempuan karena pada penelitian sebelumnya, jenis kelamin tidak terlalu

mempengaruhi hasil secara signifikan (*).

4.2.3 Sebaran Suku Responden

Gambar 4.2. Distribusi Suku pada responden

Page 35: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

19

Sebelumnya suku responden yang peneliti dapatkan adalah 18 suku

yang berbeda. Suku Aceh, Batak, Betawi, Bugis, Jambi, Jawa, Lampung,

Madura, Medan, Melayu, Padang dan Sunda, yang kemudian peneliti

gabungkan menjadi Indonesia Barat untuk mempermudah pengolahan dan

penulisan data. Suku Bali, Bugis, Makassar, Lombok, yang kemudian

peneliti gabungkan menjadi Indonesia Tengah untuk mempermudah

pengolahan dan penulisan data. Suku Papua dan Gorontalo, yang

kemudian peneliti menggabungkannya menjadi Indonesia Timur untuk

mempermudah pengolahan dan penulisan data.

Berdasarkan gambar di atas didapatkan hasil bahwa responden

terbanyak adalah responden yang bersuku di Indonesia Bagian Barat yaitu

118 responden (94,4%). Peneliti tidak menyamaratakan antara ketiga suku

karena jumlah responden dari suku Indonesia Timur dan Indonesia Tengah

berjumlah sangat sedikit bila dibandingkan dengan Indonesia Barat

4.3. Frekuensi Ketiadaan Palmaris Longus

Ketiadaan P. Longus dinilai dengan menggunakan 5 jenis uji, antara lain uji

standard (uji schaeffer), dan jika tidak tampak maka dilakukan keempat uji

lainnya. Hasil yang didapatkan adalah, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi otot Palmaris Longus

Palmaris

Longus

Unilateral Bilateral (-) Bilateral (+) Total

Kiri (-) Kanan (-)

Perempuan 4 (4,9%) 2 (2,4%) 1 (1,2%) 74 (91,3%) 81

Laki-laki 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 44 (100%) 44

Keseluruhan

Populasi 4(3,2%) 2(1,6%) 1(0,8%) 118(94,4%) 125

Total

Ketiadaan

Palmaris

Longus

6 (4,8%) 1 (0,8%) - 7 (5,6%)

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki

ketiadaan otot P. Longus hanya responden yang berjenis kelamin perempuan

Page 36: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

20

sebanyak 7 responden (5,6%). Hal ini bukan membuktikan bahwa jenis kelamin

perempuan merupakan salah satu faktor resiko ketiadaan otot P. Longus.

Kemungkinan karena jumlah laki-laki yang lebih sedikit dari perempuan, belum

ditemukan ketiadaan P. Longus pada responden laki-laki.

Gambar 4.3. Distribusi Suku pada responden yang tidak memiliki otot Palmaris

Longus pada salah satu atau kedua lengannya

Berdasarkan gambar di atas ketiadaan otot P. Longus lebih banyak terjadi

pada suku Indonesia Barat, sedangkan pada suku Indonesia Timur tidak terdapat

ketiadaan otot P. Longus. Hasil ini bukan membuktikan bahwa suku Indonesia

Barat merupakan salah satu faktor resiko ketiadaan otot P. Longus. Hal ini

mungkin terjadi karena peneliti tidak menyamaratakan jumlah suku responden,

dengan jumlah responden dari suku Indonesia Barat lebih banyak dibandingkan

Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.

Tabel 4.3. Perbandingan Distribusi frekuensi otot Palmaris Longus

Populasi

Kategori

Sisi Tubuh Jumlah Sisi

India Kiri > kanan Unilateral > Bilateral

Yoruba Kiri > kanan Unilateral > Bilateral

Cina Kiri > kanan Unilateral > Bilateral

Malaysia - Unilateral > Bilateral

Nigeria - Bilateral > Unilateral

PSPD FKIK UIN Kiri > kanan Unilateral > Bilateral

Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya di Negara India, dan

Yoruba dan Cina penelitian ini menunjukkan hasil yang mirip, yaitu ketiadaan

Page 37: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

21

otot P. Longus pada sisi tubuh kiri lebih banyak dibandingkan dengan sisi kanan,

dan ketiadaan unilateral lebih banyak bila dibandingkan dengan bilateral.

4.4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu:

1. Ras tidak bisa peneliti teliti karena Indonesia merupakan campuran dari

beberapa Ras, oleh karena itu peneliti menggunakan Suku untuk diteliti.

2. Cara pengambilan sampel menyebabkan penelitian ini tidak bisa

menggambarkan prevalensi di Indonesia, juga belum dapat mencari

hubungan antara ketiadaan otot P. Longus dengan jenis kelamin dan suku.

Page 38: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

22

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan bahwa:

Prevalensi ketiadaan Palmaris Longus adalah sebesar 5,6% pada

Mahasiswa UIN syarif hidayatullah jakarta.

Keseluruhan dari populasi yang memiliki ketiadaan otot Palmaris Longus

adalah perempuan.

Suku terbanyak yang memiliki ketiadaan otot Palmaris Longus adalah

suku Indonesia Barat.

Ketiadaan otot Palmaris Longus unilateral lebih banyak daripada ketiadaan

otot Palmaris Longus bilateral.

Ketiadaan otot Palmaris Longus unilateral kiri lebih banyak daripada

unilateral kanan

6.2. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk dilakukan dengan sampel

yang lebih luas. Saran ini dicetuskan agar populasi sampel dapat lebih

menggambarkan prevalensi ketiadaan tendo Palmaris Longus di Indonesia.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan

menghubungkan dengan beberapa faktor-faktor yang masih belum dapat

dibuktikan dengan penelitian sekarang. Faktor-faktor tersebut antara lain,

suku, jenis kelamin dan keturunan.

Page 39: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

23

DAFTAR PUSTAKA

Carroll CM, Pathak I, Irish J, Neligan PC. 2000. Reconstruction of total lower lip

and chin defects using the composite radial forearm–palmaris longus

tendon free flap. Arch Facial Plast Surg 2(1): 53-6. Tersedia:

http:/www.ncbi.nih.gov/pubmed/10925425?dopt=Citation (15 September

2010)

Kayode AO, Olamide AA, Blessing OI, et al. 2008. Incidence of Palmaris Longus

Muscle Absence in Nigerian Population: 1-4. Tersedia:

www.scielo.cl/pdf/ijmorphol/v26n2/art09.pdf (16 September 2010)

GO Mbaka, AB Ejiwunmi. 2007. Prevalence of palmaris longus absence – a

study in the Yoruba Population: 1-4. Tersedia:

www.ums.ac.uk/umj078/078(2)090.pdf (15 September 2010)

Nigro RO. 2001. Anatomy of the Flexor Retinaculumof The Wrist and The Flexor

Carpiradialis: 1-5. Tersedia: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11280159

(17 September 2010)

Oomman RA, Rajarajeshwari. 2002. Palmaris Longus-Upside Down: 1-3.

Tersedia:

medind.nic.in/jae/t02/i2/jaet02i2p232.pdf (14 September 2010)

P Agarwal. 2005. Absence of the Palmaris Longus in Indian Population:1-4.

Tersedia: www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2856399/ (15

September 2010)

SA Roohi, L Choon-Sian, A Shalimar, et al. 2007. A Study on the Absence of

Palmaris Longus in a Multiracial Population: 1-3. Tersedia:

www.morthoj.org/2007v1n1/absence_Palmaris_Longus.pdf (19

September 2010)

SJ Sebastin, Aymeric YTL, HB Wong. 2006. Clinical Assessment of Absence of

the Palmaris Longus and its Association With Other Anatomical

Anomalies – A Chinese Population: 1-5. Tersedia:

www.annals.edu.sg/pdf/35VolNo4200605/V35N4p249.pdf (15 September

2010)

Snell RR. 2000. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. edisi ke-6.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. halaman 470-1, 480-2, 519

ST Canale , K Daugherty, L Jones. 2003. Campbell’s Operative Orthopaedics.

10th

ed. Philadelphia: Elsevier Mosby. P 3454-5, 3472, 3497-9, 3632

Thompson NW, BJ Mockford, GW Cran. 2001. Absence of the Palmaris Longus

Muscle: a population study : 1-3. Tersedia:

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/.../pdf/ulstermedj00053-0025.pdf (15

September 2010)

Wehbe MA. 1995. Tendon Graft Donor Site: 1-4. Tersedia:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1430954 (15 September 2010)

Page 40: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

24

Lampiran 1. Informed Consent dan Hasil Metode Penemuan Tendo Palmaris

Longus

No. Kuesioner :

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan mengerti mengenai Riset

Prevalensi Ketiadaan otot Palmaris Longus yang dilakukan oleh Felais Hedianto

Pradana, Mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan 2007 FKIK UIN

Syarif Hidayatullah. Saya mengerti bahwa partisipasi saya dilakukan secara

sukarela.

Pernyataan bersedia diwawancara dan diperiksa.

Tangerang, __ September 2010

( _______________________ )

Page 41: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

25

I. IDENTITAS RESPONDEN

Umur _____ tahun _____ bulan

Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan

Suku

Ayah Ibu

1. Indonesia Barat

2. Indonesia Tengah

3. Indonesia Timur

1. Indonesia Barat

2. Indonesia Tengah

3. Indonesia Timut

II. HASIL METODE

Uji Schaeffer

Uji Thompson

Uji Mishra I

Uji Mishra II

Uji Pushpakumar

Page 42: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

26

Lampiran 2. Surat Izin Peminjaman Laboratorium Anatomi

Page 43: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

27

Lampiran 3. Output SPSS

-Pada keseluruhan populasi Mahasiswa PSPD FKIK UINSH : 125

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

umur .234 125 .000 .861 125 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 44: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

28

Statistics

seks suku tendon umur

N Valid 125 125 125 125

Missing 0 0 0 0

Mean 1.65 1.07 1.09 20.22

Median 2.00 1.00 1.00 20.00

Mode 2 1 1 20

Std. Deviation .480 .316 .402 .867

Seks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 44 35.2 35.2 35.2

perempuan 81 64.8 64.8 100.0

Total 125 100.0 100.0

Page 45: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

29

suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Indonesia Barat 118 94.4 94.4 94.4

Indonesia Tengah 5 4.0 4.0 98.4

Indonesia Timur 2 1.6 1.6 100.0

Total 125 100.0 100.0

tendon

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ada bilateral 118 94.4 94.4 94.4

tidak ada pada sisi

unilateral kiri

4 3.2 3.2 97.6

tidak ada pada sisi

unilateral kanan

2 1.6 1.6 99.2

tidak ada bilateral 1 .8 .8 100.0

Total 125 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18 5 4.0 4.0 4.0

19 16 12.8 12.8 16.8

20 55 44.0 44.0 60.8

21 46 36.8 36.8 97.6

22 2 1.6 1.6 99.2

23 1 .8 .8 100.0

Total 125 100.0 100.0

Page 46: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

30

Page 47: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

31

Page 48: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

32

-Pada keseluruhan populasi Mahasiswa PSPD FKIK UINSH yang memiliki

ketiadaan otot Palmaris Longus: 7 orang

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

umur .185 7 .200* .967 7 .877

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 49: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

33

Page 50: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

34

Statistics

seks suku tendon umur

N Valid 7 7 7 7

Missing 0 0 0 0

Mean 2.00 1.14 2.57 20.29

Median 2.00 1.00 2.00 20.00

Mode 2 1 2 20a

Std. Deviation .000 .378 .787 1.604

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

seks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid perempuan 7 100.0 100.0 100.0

Page 51: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

35

suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Indonesia Barat 6 85.7 85.7 85.7

Indonesia Tengah 1 14.3 14.3 100.0

Total 7 100.0 100.0

tendon

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak ada pada sisi

unilateral kiri

4 57.1 57.1 57.1

tidak ada pada sisi

unilateral kanan

2 28.6 28.6 85.7

tidak ada bilateral 1 14.3 14.3 100.0

Total 7 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18 1 14.3 14.3 14.3

19 1 14.3 14.3 28.6

20 2 28.6 28.6 57.1

21 2 28.6 28.6 85.7

23 1 14.3 14.3 100.0

Total 7 100.0 100.0

Page 52: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

36

Page 53: PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA …

37